KEHAMILAN EKTOPIK
DISUSUN OLEH :
Pembimbing:
MEDAN
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan kasus kami yang
berjudul “Kehamilan Ektopik”. Penulisan laporan ini merupakan salah satu
syarat untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan
Profesi Dokter di Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing, dr. Arvitamuriany Triyanthi Lubis, M.Ked(OG), Sp.OG
yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan kasus ini sehingga
dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan yang telah disusun ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk laporan kasus ini. Akhir kata, semoga laporan kasus ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca dan semua pihak yang terlibat dalam pelayanan
kesehatan di Indonesia.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
Rasio kematian 6,8 kali lebih tinggi untuk orang Afrika-Amerika daripada
kulit putih dan 3,5 kali lebih tinggi untuk wanita yang lebih tua dari 35 tahun
dibandingkan dengan wanita yang lebih muda dari 25 tahun. Dari 76 kematian di
antara wanita yang dirawat di rumah sakit karena kehamilan ektopik antara tahun
1998 dan 2007, 70% dari kehamilan ektopik terletak di saluran tuba. Wanita yang
belum menikah dari semua ras memiliki peluang 1,7 kali lebih besar untuk
meninggal akibat kehamilan ektopik dibandingkan wanita yang sudah menikah.
Secara keseluruhan, risiko kematian akibat kehamilan ektopik sekitar 10 kali lebih
besar daripada risiko melahirkan dan lebih dari 50 kali lebih besar daripada risiko
aborsi legal.6
2.3 Patogenesis
- Di Amerika Serikat, wanita bukan kulit putih memiliki insiden yang lebih
tinggi
3. Faktor / asosiasi risiko lainnya
- Intrauterine device (pelepasan tembaga dan progestogen)
- Kontrasepsi oral khusus progestin
- Pengobatan infertilitas (mis., Induksi ovulasi farmakologis, fertilisasi in
vitro)
Kehamilan tuba yang terjadi secara alami dan setelah IVF-ET memiliki faktor
risiko tuba yang sama, menunjukkan bahwa kerusakan tuba memiliki peran utama
dalam patogenesis keduanya.
Gambar 2.1 Mekanisme patogen. Mekanisme potensial yang terlibat dalam patogenesis
kehamilan tuba setelah pembuahan alami dan IVF, dalam kaitannya dengan faktor risiko
yang telah ditetapkan.
kerusakan tuba dari perubahan dalam mekanisme transportasi tuba dan ekspresi
molekul yang biasanya menghambat implantasi blastokista di tuba Fallopii .
Namun, dalam kasus EP pasca IVF-ET, di mana embrio di sepanjang tuba
fallopi tidak terjadi, faktor tambahan yang mencegah implantasi intrauterin harus
mendahului implantasi ektopik embrio. Sulit membedakan antara mekanisme
yang terlibat dalam kehamilan tuba alami dan pasca IVF-ET. Untuk pengetahuan
kita, hanya satu studi yang membandingkan patologi tuba pada kehamilan ektopik
alami dan IVF, menggunakan E-cadherin sebagai penanda potensi implantasi.
Studi biologi lebih lanjut menggunakan pendekatan komparatif ini diperlukan
untuk menjelaskan mekanisme yang terlibat.
Penjelasan lain untuk EP selama IVF-ET adalah gangguan fungsi tuba dan
penerimaan endometrium dengan implantasi ektopik yang terjadi setelah
kegagalan interaksi biologis normal antara endometrium, tuba falopi dan embrio
akibat stimulasi ovarium terkontrol (COS) dan perubahan selanjutnya dalam
lingkungan hormonal. Oleh karena itu wanita dengan penyakit tuba yang
mendasari yang melakukan IVF mungkin menghadapi "risiko ganda" dalam risiko
EP, karena penyakit tuba dan efek samping superovulasi pada fungsi tuba selama
siklus IVF.9
- Riwayat :
o Kehamilan ektopik
Wanita dengan kehamilan pertama ektopik memiliki peningkatan risiko
hasil kelahiran yang merugikan pada kehamilan intrauterin di masa
mendatang, seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan
persalinan sesar. Resikonya ada tanpa memandang usia. Namun, wanita yang
pernah mengalami kehamilan ektopik yang berusia 30 tahun atau lebih
memiliki risiko gangguan plasenta yang lebih tinggi. Studi lebih lanjut
diperlukan untuk menentukan apakah hubungan ini ada di pengaturan lain.
Temuan ini menunjukkan rute baru untuk menyelidiki penyebab bersama dari
kehamilan ektopik dan hasil kelahiran yang merugikan.10
7
Meskipun lebih jarang ditemui saat ini, kejadian kehamilan ektopik secara
signifikan lebih besar (empat sampai lima kali lipat) pada wanita yang telah
terpapar dietilstilbestrol (DES) dalam rahim dan telah dilaporkan pada tingkat
4% sampai 5%. Hal ini kemungkinan karena morfologi tuba yang abnormal
dan gangguan fungsi fimbriae. Pada wanita yang terpapar DES yang
histerosalpingogramnya menunjukkan kelainan pada kavum uteri, tingkat
kehamilan ektopik setinggi 13%.6
2.5 Diagnosis
Setiap wanita yang sudah aktif secara seksual, berada dalam usia produktif,
dan datang dengan keluhan nyeri abdomen atau perdarahan pervaginam harus
diskrining dengan tes kehamilan meskipun sedang memakai kontrasepsi. Wanita
yang sudah hamil namun memiliki faktor risiko kehamilan ektopik juga harus
diskrining meski tidak memiliki keluhan.11 Kehamilan ektopik dan keguguran
memiliki efek samping pada kualitas hidup wanita dengan bukti peningkatan case
fatality rate (CFR) setiap tahunnya, sehingga diagnosis dan tatalaksana yang lebih
cepat sangat diperlukan.12
Adapun trias klasik untuk kehamilan ektopik yang diusung oleh Giovanni
Domenico Santorini adalah jika ditemui nyeri abdomen, amenorea dan perdarahan
pervaginam.13 Sebanyak 90% kejadian kehamilan ektopik berada di daerah tuba
sedangkan 7-10% berada di daerah non-tuba meliputi daerah serviks, interstitial,
cornual, luka sesar, ovarium, dan abdominal.14 Sebuah meta-analisis menyatakan
bahwa 88% dari kehamilan ektopik di tuba dapat diidentifikasi dengan kombinasi
tidak adanya kantung gestasi pada uterus dan dengan adanya massa adneksa.
Nyeri serviks pars vaginalis saat digerakkan (nyeri goyang portio), dijumpai
adanya massa adneksa dan nyeri panggul unilateral meningkatkan kemungkinan
kehamilan tuba. Kumpulan cairan ekogenik di kantong Douglas kemungkinan
besar disebabkan perdarahan (dijumpai pada sepertiga sampai setengah kasus
kehamilan tuba). Jika dijumpai adanya cairan non-ekogenik menutupi fundus atau
meluas ke kantong Morison (antara hati dan ginjal kanan), maka perdarahan
tersebut membutuhkan intervensi terapeutik segera.15
9
2.6 Penatalaksanaan
2.7 Prognosis
BAB III
STATUS PASIEN
ANAMNESIS PENYAKIT
Keluhan Utama : Nyeri Perut bagian bawah
Telaah :
Hal ini dialami pasien sejak 2 hari lalu dan memburuk 6 jam sebelum masuk
rumah sakit. Riwayat perdarahan pervaginam sebanyak 4 kali sejak 1 bulam yang
lalu. Darah segar, dengan volume ganti pembalut 2 kali per hari. Riwayat
keputihan dijumpai berulang, berwarna putih susu, dan pasien mengonsumsi obat
untuk masalah keputihan tersebut sejak pertengahan tahun ini, namun pasien lupa
nama obatnya. Riwayat infeksi saluran kemih juga dijumpai. Riwayat perut
dikusuk dijumpai. Riwayat program kehamilan/ In Vitro Fertilization (IVF)
dijumpai. Riwayat batuk (-), sesak nafas (-), demam (-). Riwayat berpergian
keluar kota atau negara tidak dijumpai. Berkemih dan buang air besar tanpa
kelainan.
RIWAYAT MENSTRUASI
Menarche : 15 tahun
Lama : 5-6 hari, teratur
Siklus : teratur
Ganti pembalut: 3-4x/hari
Nyeri : tidak ada
HPHT : 05 Agustus 2020
Estimasi Persalinan : 12 Mei 2021
Antenatal Care : Belum ada
RIWAYAT KEHAMILAN
1. Abortus Komplit (2017)
2. Kehamilan saat ini
PEMERIKSAAN FISIK
VITAL SIGN
Status Presens:
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 92x/ menit
Pernapasan : 20x/ menit
Temperatur : 36,8°C
Anemis :+
Ikterik :-
Sianosis :-
Dyspnoe :-
Edema : Ekstremitas atas ( -/-)
Ekstremitas bawah (-/-)
Keadaan umum : Sedang
Keadaan nurtisi : Baik
20
Status Generalisata:
Kepala : Dalam batas normal
Mata : Konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-/-), reflex cahaya (+/+), isokor,
kanan = kiri
Leher : Pembesaran KGB tidak dijumpai, pembesaran tiroid tidak dijumpai
Thorax : Inspeksi. : Simetris fusiformis
Palpasi. : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Jantung: S1(N) S2 (N) S3 (-) S4 (-) regular, murmur -
Paru : Suara pernafasan : vesikuler
Suara tambahan : (-)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT<2 detik, clubbing finger (-), oedem pretibial (-/-)
Genitalia : Edema pada labia (-)
RONTGEN THORAKS
STATUS GINEKOLOGI:
Abdomen : muscular defense (+), peristaltic (+), nyeri abdomen (+)
TFU : tidak teraba
Perdarahan pervaginam : bercak darah (+)
Berkemih : Spontan
Defekasi : Normal
Pemeriksaan Vagina
Inspekulo : Porsio licin, erosi (+), Flor Albus (+), Darah (+), dibersihkan
kesan tidak ada perdarahan aktif, lividae (+), massa (-)
Vaginal Touche: Uterus antefleksi berukuran normal, nyeri goyang serviks (+),
Adneksa kanan teraba massa dan kiri dalam batas normal.
Parametrium kanan dan kiri lemas, cavum douglas menonjol.
USG Transabdominal
22
USG Transvaginal
LABORATORIUM
29 September 2020 pukul 16.30
Jenis Satuan Hasil Rujukan
Pemeriksaan Darah Lengkap
Hemoglobin gr/dl 8,9 12-14
Leukosit /uL 5.190 4.000-11.000
Hematokrit /% 26,3 36,0-42,0
MCV 85,9 81-99
MCH 29,1 27-31
MCHC 33,8 31-37
Platelet /uL 211.000 150.000-400.000
Neutrofil 58,7 50-70
Limfosit 33,1 20-40
Monosit 6,6 2-8
Eosinofil 1,0 1-6
Basofil 0,6 0-1
NLR 1,77
Anti Covid-19 Non reactive Non reactive
Tes kehamilan
IgM Positif
Kesimpulan : Anemia Normokrom normositter
Terapi :
IVFD RL 20 tetes/menit
Injeksi Cefazolin 2gr/IV (skin test)
Rencana :
Laparatomi segera
Konsul ke departemen Anestesiologi
Konsul ke departemen Paru
Persiapan darah berupa 1 bag PRC dan 1 WB
25
Terapi :
IVFD RL 20 tetes/menit
Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV
Ketorolac 30 mg/8 jam/IV
Rencana :
Pemantauan tanda-tanda vital dan perdarahan pervaginam
Cek CBC 6 jam post transfusi
27
BAB IV
DISKUSI KASUS
Teori Kasus
Definisi
Kehamilan ektopik diartikan sebagai Keluhan utama nyeri perut bagian bawah
kehamilan yang terjadi di luar rongga Riwayat perdarahan melalui kemaluan
rahim. Tempat tersering kehamilan sebanyak 4 kali sejak 1 bulan.
ektopik adalah tuba falopi. Tes kehamilan (+), USG: KET
Faktor risiko :
1. Usia Ny. F berusia 38 tahun.(merupakan usia
2. Faktor / asosiasi risiko lainnya reproduksi aktif secara seksual)
o IUD, Kontrasepsi oral khusus
progestin
o Pengobatan infertilitas (mis., Riwayat kontrasepsi tidak diketahui
fertilisasi in vitro) Riwayat program kehamilan/ In Vitro
3. Riwayat : Fertilization (IVF) (+)
o Kehamilan ektopik Riwayat kehamilan pertama : abortus
o Prosedur sterilisasi tuba dan operasi komplit (penyebab tidak diketahui)
tuba sebelumnya Riwayat pengobatan atas indikasi ISK
o Endometriosis Riwayat leukore, suhu tubuh normal,
o Penyakit radang panggul dengan leukosit darah normal
keterlibatan tuba falopi
o Paparan diethylstilbestrol in utero
Diagnosis
Setiap wanita yang aktif secara seksual, Keluhan utama nyeri perut bagian bawah
berusia produktif, dan datang dengan sejak 2 hari lalu dan memburuk 6 jam
keluhan nyeri abdomen atau perdarahan sebelum masuk RS.
pervaginam harus diskrining dengan tes Riwayat perdarahan melalui kemaluan
kehamilan meskipun sedang memakai sebanyak 4 kali sejak 1 bulam
kontrasepsi. HPHT : 05 Agustus 2020
28
Trias klasik untuk kehamilan ektopik Tanggal Masuk RS: 29 September 2020
dalah jika ditemui nyeri abdomen, Tes kehamilan (+)
amenorea dan perdarahan pervaginam Riwayat perut dikusuk (+)
Anemia normokrom normositter
(8,9→8,3)
Nyeri serviks pars vaginalis saat STATUS GINEKOLOGI:
digerakkan (nyeri goyang portio), Abdomen :
dijumpai adanya massa adneksa dan muscular defense (+), peristaltic (+), nyeri
nyeri panggul unilateral meningkatkan abdomen (+)
kemungkinan kehamilan tuba. Kumpulan TFU : tidak teraba
cairan ekogenik di kantong Douglas Perdarahan pervaginam : bercak darah (+)
(cavum douglas menonjol) kemungkinan Pemeriksaan Vagina
besar disebabkan perdarahan (dijumpai Inspekulo : Porsio licin, erosi (+), Flor
pada sepertiga sampai setengah kasus Albus (+), Darah (+), dibersihkan kesan
kehamilan tuba). tidak ada perdarahan aktif, lividae (+),
massa (-)
Vaginal Touche: Uterus antefleksi
berukuran normal, nyeri goyang serviks
(+), Adneksa kanan dan kiri dalam batas
normal. Parametrium kanan dan kiri
lemas, cavum douglas menonjol.
Pada pemeriksaan ultrasonografi USG Transabdominal dan Transvaginal
transabdominal atau transvaginal, jika Kandung kemih terisi
didapatkan adanya cairan bebas Uterus antefleksi dengan ukuran
berukuran sedang hingga banyak pada 88,2 x 58,9 x 48,5 mm
rongga peritoneum atau kavum Douglas Tampak gambaran hipoekoik di
(Hemoperitoneum) maka dapat ekstrauterin dengan ukuran 8,7 x 9
dibandingkan kembali dengan gejala cm mengisi cavum douglas seperti
klinis pasien dan nilai serum hCG berasal dari adneksa kiri
sebelum membuat diagnosis. Ovarium kanan : 3,9 x 2,2 cm
Cairan bebas (+)
29
Intervensi yang sering digunakan untuk Pada pasien dijumpai tanda ruptur pada
tatalaksana medikamentosa kehamilan KET sehingga tidak disarankan
ektopik adalah Methotrexate (MTX). tatalaksana ekspektatif.
Dengan indikasi salah satunya yaitu Pentalaksanaan segera mengingat
tanda vital stabil dan tidak ada tanda perdarahan intraabdomen melalui tanda
gejala ruptur kehamilan ektopik. cavum doughlas yang menonjol bahkan
anemia normokrom normositter yang
Tatalaksana operatif diindikasikan pada diduga akibat perdarahan. Diberikan :
pasien dengan kontraindikasi tatalaksana IVFD RL 20 tetes/menit
medikamentosa, hemodinamik yang Persiapan darah berupa 1 bag PRC
tidak stabil, atau dengan adanya gejala dan 1 WB
klinis ruptur kehamilan ektopik Direncanakan laparatomi segera dan
(Kehamilan Ektopik Terganggu/KET) diberikan antibiotic profilaksis.
seperti nyeri, tanda perdarahan intra- Injeksi Cefazolin 2gr/IV (skin test)
abdomen atau karena preferensi dari
pasien.
Ada dua metode eksisi dari kehamilan Pada saat laparatomi pasien dilakukan
ektopik tuba yaitu salpingo-ooporektomi.
1. Salpingektomi
2. Salpingostomi (Salpingotomi) Mengingat pasien belum memiliki anak
disarankan pada kerusakan tuba yang (kehamilan pertama abortus), sehingga
ekstensif dan/atau ruptur, perdarahan tak fungsi fertilitas perlu dipertimbangkan.
terkontrol, riwayat ligasi untuk sterilisasi Alalangkah lebih baik operasi dengan
tuba, atau kehamilan ektopik tuba yang metode yang dapat mempertahankan tuba
besar (diameter ≥5cm). dan ovariumnya dengan cara
Fimbrae Milking adalah metode operasi salpingostomi atau Fimbrae Milking yang
yang dapat dilakukan ketika produk dikombinasikan dengan MTX.
konsepsi terletak di ujung fimbrae atau
sangat dekat dengan fimbrae.
30
BAB V
KESIMPULAN
Ny. F datang dengan keluhan utama nyeri perut bagian bawah dan
perdarahan pervaginam. Melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksan
penunjang (USG transvaginal dan transabdominal) didiagnosa dengan kehamilan
ektopik terganggu. Riwayat ISK, riwayat leukorea dan riwayat IVF diduga
menjadi faktor risiko KE dan riwayat dikusuk diduga menjadi penyebab ruptur.
Pasien segera ditatalaksana dengan pemberian cairan infus dan disediakan 1 bag
PRC dan 1 WB dan direncanakan laparatomi segera. Pasien belum memiliki anak
sebaiknya fungsi fertilitas dengan mempertahankan tuba falopii dan ovarium
melalui salpingotomi atau fimbrae milking.
31
DAFTAR PUSTAKA