Disusun oleh :
Preseptor :
dr. Erman Ramli, SpOG(K)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
yang diajukan dengan judul “Kehamilan Ektopik Terganggu“ dalam rangka untuk
Penyusun referat ini tentunya tidak lepas dari berbagai hambatan dan
kesulitan, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Erman Ramli,
referat.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, sehingga dapat
memperbaiki referat yang dibuat oleh penulis. Akhir kata, semoga referat ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak dan bernilai amal kebajikan dihadapan Allah SWT.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.2 Tujuan......................................................................................................... 2
1.3 Manfaat....................................................................................................... 2
2.1 Definisi..................................................................................................... 3
2.2 Epidemiologi............................................................................................. 3
2.3 Etiologi..................................................................................................... 4
2.5 Patofisilogi................................................................................................ 7
2.8 Diagnosis.................................................................................................. 18
2.9 Tatalaksana.............................................................................................. 21
2.10 Prognosis.................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
diluar kavum uteri. Kehamilan ektopik terjadi pada 1 dari 50 kehamilan. Hal yang
ektopik merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu pada triwulan
Kehamilan ektopik pertama kali diungkapkan pada abad ke-11, dan, sampai
pertengahan abad ke-18, biasanya berakibat fatal. John Bard melaporkan satu
ektopik di New York pada tahun 1759. Angka keselamatan pada awal abad ke-19
sangat kecil, satu laporan mengatakan hanya 5 dari 30 yang dapat selamat dari
dari 3.1,2
Pada permulaan abad ke-20, kemajuan pesat dalam ilmu anestesi, antibiotik,
dan transfuse darah berperan dalam menurunkan angka kematian ibu. Pada awal
pertengahan abad ke-20, tercatat 200-400 kematian per 10.000 kasus. Sejak tahun
1970, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mulai mencatat dan
Pada tahun 1992, angka kehamilan ektopik meningkat menjadi 108.000 kasus.
Namun, angka kematian menurun dari 35,5 per 10.000 kasus pada tahun 1970
1
Resiko kehamilan ektopik sangat besar karena kehamilan ini tidak bisa
menjadi normal. Bila telur tersebut tetap tumbuh dan besar di saluran tuba maka
suatu saat tuba tersebut akan pecah dan dapat menyebabkan perdarahan yang
maka kehamilan tersebut harus cepat diakhiri karena besarnya risiko yang
ditanggungnya.3
Prinsip dasarnya jika pada wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan
atau keterlambatan haid yang disertai dengan nyeri perut bagian bawah, perlu
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Definisi
luar kavum uteri, yaitu bila sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di
kehamilan ektopik karena kehamilan pada pars interstitialis tuba dan kanalis
melekatnya buah kehamilan di luar tempat yang normal, yakni di luar rongga
rahim. Sedangkan yang disebut sebagai kehamilan ektopik terganggu adalah suatu
2. 2. Epidemiologi
konsepsi yang spontan terjadi dalam 1 dalam 30.000 atau kurang. Angka
kehamilan ektopik per 1000 diagnosis konsepsi, kehamilan atau kelahiran hidup
3
telah dilaporkan berkisar antara 2,7 hingga 12,9. Angka kejadian kehamilan
radang panggul, usia ibu yang lanjut, pembedahan pada tuba, dan pengobatan
dekade terakhir yaitu dari 4,5 per 1000 kehamilan pada tahun 1970 menjadi 19,7
per 1000 kehamilan pada tahun 1992. Kehamilan ektopik masih menjadi
penyebab kematian utama pada ibu hamil di Kanada yaitu berkisar 4% dari 20
kematian ibu pertahun. Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik
berumur antara 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun. Frekuensi kehamilan
Pada kehamilan ektopik ini merupakan penyebab utama kematian pada trimester
pertama, serta bertanggung jawab atas 9% dari seluruh kematian yang terjadi pada
ibu hamil.6
2. 3. Etiologi
implantasi pada ovarium, rongga perut, kanalis servikalis uteri, tanduk uterus
4
konsepsi pada tuba, terdapat kehamilan pars interstisialis tuba, kehamilan pars
ismika tuba, kehamilan pars ampullaris tuba dan kehamilan infundibulum tuba.7
dan dalam perjalanan ke uterus telur mengalami hambatan sehingga pada saat
b. Pada hipoplasia uteri lumen tuba sempit dan berlekuk-lekuk dan hal ini
c. Operasi plastik tuba dan sterilisasi yang tak sempurna dapat menjadi
perjalanan telur.
5
b. Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba.
4. Faktor lain
a. Migrasi luar ovum, yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri atau
premature.
b. Fertilisasi in vitro.
Namun kehamilan ektopik juga dapat terjadi pada wanita tanpa faktor risiko.7,9
pada wanita tanpa ada faktor resiko. Faktor risiko kehamilan ektopik adalah4:
6
2.5. Patofisiologi
Proses implantasi ovum yang dibuahi yang terjadi di tuba pada dasarnya
sama dengan halnya di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atau
kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur mati secara dini dan kemudian
diresorpsi. Pada nidasi secara interkolumner telur bernidasi antara dua jonjot
endosalping.1 Setelah tempat nidasi tertutup, maka telur dipisahkan dari lumen
mudah vili korialis menembus endosalping dan masuk ke dalam lapisan otot-otot
dinding tuba dan banyaknya perdarahan yang terjadi oleh invasi trofoblas.1,2
graviditas dan trofoblas, uterus menjadi besar dan lembek. Endometrium dapat
pula berubah menjadi desidua. Setelah janin mati, desidua dalam uterus
ektopik terganggu berasal dari uterus dan disebabkan oleh pelepasan desidua yang
degenerative.1,2
mungkin janin tumbuh secara utuh seperti dalam uterus. Sebagian besar
7
kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6 sampai 10 minggu.
vaskularisasi kurang dan dengan mudah terjadi resorpsi total. Dalam keadaan ini
penderita tidak mengeluh apa-apa dan haidnya terlambat untuk beberapa hari.2
oleh villi koriales pada dinding tuba di tempat implantasi dapat melepaskan
Pelepasan ini dapat terjadi sebagian atau seluruhnya. Bila pelepasan menyeluruh,
mudigah dan selaputnya dikeluarkan dalam lumen tuba dan kemudian didorong
oleh darah ke arah ostium tuba abdominale. Perdarahan yang berlangsung terus
darah mengalir ke rongga perut melalui ostium tuba, berkumpul di kavum douglas
biasanya pada kehamilan muda. Sebaliknya ruptur pada pars interstitialis terjadi
pada kehamilan yang lebih lanjut. Faktor utama yang menyebabkan ruptur ialah
Ruptur dapat terjadi secara spontan atau karena trauma ringan. Darah dapat
mengalir ke dalam rongga perut melalui ostium tuba abdominale. Bila ostium tuba
tersumbat, ruptur sekunder dapat terjadi. Dalam hal ini, dinding tuba yang telah
8
menipis oleh invasi trofoblas, pecah karena tekanan darah dalam tuba. Kadang-
intraligamenter antara 2 lapisan ligamentum tersebut. Jika janin hidup terus, dapat
Pada ruptur ke rongga perut, seluruh janin dapat keluar dari tuba, tetapi
bila robekan tuba kecil, perdarahan terjadi tanpa hasil konsepsi dikeluarkan dari
tuba. Nasib janin bergantung pada tuanya kehamilan dan kerusakan yang diderita.
Bila janin mati dan masih kecil, dapat diresorpsi seluruhnya, dan bila besar dapat
Janin yang dikeluarkan dari tuba dengan masih diselubungi oleh kantong
amnion dan dengan plasenta masih utuh kemungkinan tumbuh terus dalam rongga
sekunder. Untuk mencukupi kebutuhan makanan bagi janin, plasenta dari tuba
Kehamilan ektopik ini terjadi bila ovum bernidasi pada pars interstisialis
tuba. Keadaan ini jarang terjadi dan hanya satu persen dari semua kehamilan tuba.
Rupture pada keadaan ini terjadi pada kehamilan lebih tua, dapat mencapai akhir
bulan keempat. Perdarahan yang terjadi sangat banyak dan bila tidak segera
9
Tindakan operasi yang dilakukan adalah laparatomi untuk membersihkan isi
kavum abdomen dari darah dan sisa jaringan konsepsi serta menutup sumber
perdarahan dengan melakukan irisan baji (wegde resection) pada kornu uteri
dibuat pada waktu operasi kehamilan ektopik yang terganggu. Pada laparotomi
ditemukan uterus yang membesar sesuai dengan tuanya kehamilan dan 2 korpora
lutea.6,7
3. Kehamilan Ovarial
proprium
janin
Diagnosis yang pasti diperoleh bila kantong janin kecil dikelilingi oleh
10
ovarial biasanya terjadi rupture pada kehamilan muda dengan akibat perdarahan
dalam perut. Hasil konsepsi dapat pula mengalami kematian sebelumnya sehingga
tidak terjadi rupture, ditemukan benjolan dengan berbagai ukuran yang terdiri atas
ovarium yang mengandung darah, vili korialis dan mungkin juga selaput
mudigah.12
4. Kehamilan servikal
dalam kavum servikalis, maka akan terjadi perdarahan tanpa nyeri pada kehamilan
muda. Jika kehamilan berlangsung terus, serviks membesar dengan ostium uteri
dan biasanya diakhiri secara operatif oleh karena perdarahan. Pengeluaran hasil
e. Serviks lunak, membesar, dapat lebih besar dari fundus uteri, sehingga
mendapat cukup zat-zat makanan dan oksigen dari plasenta yang meluaskan
11
implantasinya ke jaringan sekitar misalnya ligamentum latum, uterus, dasar
panggul, usus dan sebagainya. Dalam keadaan demikian, anatomi sudah kabur.
Kehamilan ektopik lanjut biasanya terjadi sekunder dari kehamilan tuba yang
mengalami abortus atau ruptur dan janin dikeluarkan dari tuba dalam keadaan
masih diselubungi oleh kantung ketuban dengan plasenta yang masih utuh yang
Gambaran klinis secara umum tergantung dari lokasi terjadinya. Tanda dan
a. Keluhan gastrointestinal
gastrointestinal dan vertigo atau rasa pening. Semua keluhan tersebut mempunyai
keragaman dalam hal insiden terjadinya akibat kecepatan dan taraf perdarahannya
khususnya dengan menggerakkan servik, dijumpai pada lebih dari tiga per empat
kasus kehamilan ektopik sudah atau sedang mengalami ruptur, tetapi kadang-
12
c. Amenore
Riwayat amenore tidak ditemukan pada seperempat kasus atau lebih. Salah
lazim pada kehamilan ektopik sebagai periode haid yang normal, dengan
sudah tidak memadai lagi, mukosa uterus akan mengalami perdarahan. Perdarahan
atau terus-menerus.
e. Perubahan Uterus
Uterus pada kehamilan etopik dapat terdorong ke salah satu sisi oleh masa
ektopik tersebut. Pada kehamilan ligamentum latum atau ligamentum latum terisi
darah, uterus dapat mengalami pergeseran hebat. Uterine cast akan dieksresikan
oleh sebagian kecil pasien, mungkin 5% atau 10% pasien. Eksresi uterine cast ini
dapat disertai oleh gejala kram yang serupa dengan peristiwa ekspulsi spontan
denyut nadi dan tekanan darah, atau reaksinya kadang-kadang sama seperti yang
13
terlihat pada tindakan flebotomi untuk menjadi donor darah yaitu kenaikan ringan
g. Hipovolemi
Penurunan nyata tekanan darah dan kenaikan denyut nadi dalam posisi
volume darah yang cukup banyak. Semua perubahan tersebut mungkin baru
h. Suhu tubuh
Setelah terjadi perdarahan akut, suhu tubuh dapat tetap normal atau bahkan
menurun. Suhu yang lebih tinggi jarang dijumpai dalam keadaan tanpa adanya
infeksi. Karena itu panas merupakan gambaran yang penting untuk membedakan
antara kehamilan tuba yang mengalami ruptura dengan salpingitis akut, dimana
i. Masa pelvis
Masa pelvis dapat teraba pada 20% pasien. Masa tersebut mempunyai
ukuran, konsistensi serta posisi yang bervariasi. Biasanya masa ini berukuran 5-15
cm, sering teraba lunak dan elastis. Akan tetapi dengan terjadinya infiltrasi
dinding tuba yang luas oleh darah masa tersebut dapat teraba keras. Hampir selalu
masa pelvis ditemukan di sebelah posterior atau lateral uterus. Keluhan nyeri dan
nyeri tekan kerap kali mendahului terabanya masa pelvis dalam tindakan palpasi.
14
j. Hematokel pelvik
Pada kehamilan tuba, kerusakan dinding tuba yang terjadi bertahap akan
diukuti oleh perembesan darah secara perlahan-lahan ke dalam lumen tuba, kavum
peritonium atau keduanya. Gejala perdarahan aktif tidak terdapat dan bahkan
keluhan yang ringan dapat mereda, namun darah yang terus merembes akan
berkumpul dalam panggul, kurang lebih terbungkus dengan adanya perlekatan dan
kasus-kasus kehamilan ektopik yang belum mengalami atau ruptur pada dinding
Gambaran klinik kehamilan tuba yang belum terganggu tidak khas dan
sulit untuk diketahui, karena penderita tidak menyampaikan keluhan yang khas.
penderita tidak mengalami amenore karena kematian janin terjadi sebelum haid
berikutnya. Tanda-tanda kehamilan muda seperti nausea dilaporkan oleh 10- 25%
kasus.3
15
Di samping gangguan haid, keluhan yang paling sering disampaikan ialah
nyeri di perut bawah yang tidak khas, walaupun kehamilan ektopik belum
yang sukar ditentukan. Keadaan ini juga masih harus dipastikan dengan alat bantu
atau ruptur yang disertai perdarahan dalam rongga perut, maka pada setiap wanita
dengan gangguan haid dan setelah diperiksa dicurigai adanya kehamilan ektopik
perdarahan banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala
yang tidak jelas. Gejala dan tanda bergantung pada lamanya kehamilan ektopik
terganggu, abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang
akut biasanya tidak sulit. Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik
terganggu (KET). Pada ruptur tuba, nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-
pingsan, tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat serta perdarahan yang
lebih banyak dapat menimbulkan syok, ujung ekstremitas pucat, basah dan dingin.
16
Rasa nyeri mula-mula terdapat dalam satu sisi, tetapi setelah darah masuk ke
dalam rongga perut, rasa nyeri menjalar ke bagian tengah atau keseluruh perut
ektopik terganggu. Hal ini menunjukkan kematian janin dan berasal dari kavum
uteri karena pelepasan desidua. Perdarahan dari uterus biasanya tidak banyak dan
kavum Douglas yang menonjol dan nyeri raba. 5 Pada abortus tubabiasanya teraba
dengan jelas suatu tumor di samping uterus dalam berbagai ukuran dengan
kavum Douglas.1,2
jenis atipik atau menahun. Kelambatan haid tidak jelas, tanda dan gejala
kehamilan muda tidak jelas, demikian pula nyeri perut tidak nyata dan sering
penderita tampak tidak terlalu pucat. Hal ini dapat terjadi apabila perdarahan pada
diagnosis.3,9,10
2. 8. Diagnosis
17
Kesukaran membuat diagnosis yang pasti pada kehamilan ektopik belum
abortus tuba atau ruptur ruba sebelum keadaan menjadi jelas. Alat bantu
kuldoskopi.12
jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit menggembung dan
pemeriksaan fisik.4,5
18
didiagnosis antara kehamilan 5 dan 12 minggu. Identifikasi dari tempat
terutama bila ada tanda-tanda perdarahan dalam rongga perut. Pada kasus
dapat diperhaikan jumlah leukosit. Jumlah leukosit yang lebih dari 20.000
chorionic gonadotropin (β-hCG) dalam urin atau serum. Hormon ini dapat
sedangkan pada urin ialah 20–50 IU/L. Tes kehamilan negatif tidak
19
chorionic gonadotropin menurun dan menyebabkan tes negatif.1 Tes
intrauterin.
terdapat darah dalam kavum Douglas.10 Cara ini sangat berguna untuk
yaitu11 :
posterior ditampakkan
darah berwarna coklat sampai hitam yang tdak membeku atau berupa
bekuan-bekuan kecil.
Nanah yang mungkin berasal dari penyakit radang pelvis atau radang
20
Darah segar berwarna merah yang dalam beberapa menit akan
membeku, darah ini berasal dari arteri atau vena yang tertusuk.
kurang spesifik.1,5
tuba, kavum Douglas dan ligamentum latum. Adanya darah dalam rongga
2.9. Tatalaksana
terhadap jiwa penderita, dapat dilakukan terapi konservatif, tetapi sebaiknya tetap
yaitu walaupun darah berkumpul di rongga abdomen lambat laun dapat diresorbsi
vagina dari darah di kavum Douglas), sisa darah dapat menyebabkan perlekatan
21
perlekatan dengan bahaya ileus. Operasi terdiri dari salpingektomi ataupun
Namun jika penderita belum mempunyai anak, maka kelainan tuba dapat
Perdarahan sedini mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksia yang
menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah
darah.1,2
2.10 Prognosis
turun sejalan dengan ditegakkannya diagnosis dini dan persediaan darah yang
bersifat bilateral. Sebagian ibu menjadi steril (tidak dapat mempunyai keturunan)
22
setelah mengalami keadaan tersebut diatas, namun dapat juga mengalami
resiko 10% untuk terjadinya kehamilan ektopik terganggu berulang. Ibu yang
kemungkinan wanita steril. Dari sebanyak itu yang menjadi hamil kurang lebih
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
23
Kehamilan ektopik merupakan suatu keadaan dimana kantung gestasi berada
diluar kavum uteri. Bila telur tersebut tetap tumbuh dan besar di saluran tuba
maka suatu saat tuba tersebut akan pecah dan dapat menyebabkan perdarahan
yang sangat hebat dan mematikan. Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah
yaitu faktor mekanis dan faktor fungsional. Adapun faktor risiko yang dapat
mungkin janin tumbuh secara utuh seperti dalam uterus. Sebagian besar
Terdapat beberapa kemungkinan mengenai nasib kehamilan dalam tuba yaitu hasil
konsepsi mati dini dan direbsorpsi, abortus kedalam lumen tuba, dan rupture
perdarahan vaginal, perubahan uterus, tekanan darah dan denyut nadi, hipovolemi,
dan laparoskopi.
DAFTAR PUSTAKA
24
2. Prawirohardjo S, Hanifa W. 2005. Gangguan Bersangkutan dengan Konsepsi.
Dalam: Ilmu Kandungan, edisi II. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo
3. Rachimhadhi T. 2005. Kehamilan Ektopik. Dalam : Ilmu Bedah Kebidanan.
Edisi I. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,
4. Cunningham FG, Macdonald PC, Gant NF. 2005. Kehamilan Ektopik. Dalam:
Obstetri William (William’s Obstetri). Edisi XVIII. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
5. Schwart SI, Shires TS. 2000. Kehamilan Ektopik. Dalam: Intisari Prinsip-
Prinsip Ilmu Bedah. Edisi VI. Editor: Spencer FC. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
6. Fortner, Kimberly B.; et al.2007.The Johns Hopkins Manual Of Gynecology
And Obstetric_3rd Edision_Lippincott Williams & Wilkins Philadelphia.
7. Wiknjosastro, Hanifa. 2000. Kehamilan Ektopik. Ilmu Bedah Kebidanan edisi
pertama. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta..hal 198-210.
8. Mansjoer, A. 2016. Kehamilan Ektopik Terganggu. Kapita Selekta
Kedokteran, Media Aesculapius FKUI, Jakarta.
9. Robbins S, Cotran R, Kumar V. 2014. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi
kesembilan. Jakarta:Elsevier.
10. Stulberg DB, Cain RL, Dahlquist I, Lauderdale D. 2015. Ectopic pregnancy
rates in the Medicine population. America journal of obstetrics and
gynecology.208-274
11. Wiknjosastro, Hanifa. 1999. Gangguan Bersangkutan Dengan Konsepsi. Ilmu
Kandungan edisi kedua. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Jakarta.
12. Prawirohardjo, S. 2002. Buku panduan praktis oelayanan Kesehatan maternal
dan neonatal. Kehamilan ektopik. Yayasan bina pustaka sarwono
prawiroharjo. Jakarta
25