Anda di halaman 1dari 41

KEPERAWATAN MATERNITAS

LAPORAN PENDAHULUAN
“Konsep dan Askep Abortus Imminens”

Disusun Oleh :
Adisti Dinda Tiara P
183110161

KELAS II.A

Dosen Pembimbing :
Ns. Hj. Elvia Metti,M.Kep,Sp.Kep.Mat

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2019/2020
Kata Pengantar

Dengan kebesaran Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha


penyayang, penulis panjatkan rasa puji syukur atas hidayah-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, nikmat, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah "ASKEP dengan ABORTUS
IMMINENS".
Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan
sebaik-baiknya, penulis tetap menyadari bahwa tentunya selalu ada
kekurangan, baik dari segi penggunaan kosa-kata, tata bahasa maupun
kekurangan dada penulis membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang
bermaksud untuk memberikan kritik dan saran kepada penulis agar penulis
dapat memperbaiki kualitas makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah "ASKEP DENGAN ABORTUS
IMMINENS" ini bermanfaat, dan pelajaran-pelajaran yang tertuang dalam
makalah.

Lubuk Alung ,20 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR....................................................................................... ..2
DAFTAR ISI......................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
A. Definisi .............................................................................................5
B. Etiologi .............................................................................................5
C. Manifestasi Klinis.............................................................................6
D. Patofisiologi .....................................................................................7
E. Woc keperawatan...............................................................................8
F. Penatalaksanaan ................................................................................9
G. Komplikasi.........................................................................................9
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian.......................................................................................10
B. Diagnosa Keperawatan.....................................................................15
C. Intervensi.........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin


dapat hidup diluar kandungan. WHO IMPAC menetapkan batas usia
kehamilan kurang dari 22 minggu, namun beberapa acuan terbaru
menetapkan batas usia kehamilan kurang dari 20 mingguatau berat janin
kurang dari 500 gram (WHO,2013).
Menurut World Health Organization (WHO) bahwa abortus
termasuk dalam masalah kesehatan reproduksi yang perlu mendapatkan
perhatian dan merupakan penyebab penderitaan wanita di seluruh
dunia.”Masalah abortus menjadi suatu pokok perhatian dalam kesehatan
masyarakat karena pengaruhnya terhadap morbiditas dan mortalitas
maternal” (Sarwono, 2014).
Manuaba (2007), mengemukakan diperkirakan terjadi gugur
kandungan secara illegal pada kehamilan yang tidak di inginkan sebanyak
2,5-3 juta orang/tahun dengan kematian sekitar 125.000-130.000
orang/tahun di Indonesia. Hasil survey pendahuluan yang dilakuakan di
RSUD ungaran 2015 didapatkan angka kejadian abortus imminene
sebanyak 155 kasus (63,3%).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Abortus Imminens ?
2. Apa etiologi dari Abortus Imminens ?
3. Apa manifestasi dari Abortus Imminens ?
4. Apa patofisiologi dari Abortus Imminens ?
5. Bagaimana WOC dari Abortus Imminens ?
6. Apa penatalaksanaan dari Partus Prematurus Imminens ?
7. Apa komplikasi dari Abortus Imminens ?

C. Tujuan

Agar ahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang Abortus


Imminens.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan


sel telur dan sel spe rma) pada usia kehamilan kurag dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum
diberi kesempatan untuk tumbuh. (Nugroho Taufan, 2011).”KTI
Poltekkes Kemenkes Kupang ,Elisabet Wilhelmina,2019 “.
Abortus Imminens ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus
pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih
dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. ”Skripsi Unila,Dinah
Zhafira Qubro,2018”.
Abortus Imminens adalah terjadinya perdarahan bercak yang menunjukan
ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi seperti
ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan, ditandai
dengan perdarahan bercak hingga sedang, serviks tertutup (karena pada
saat pemeriksaan dalam belum ada pembukaan), uterus sesuai usia
gestasi, kram perut bawah, nyeri memilin karena kontraksi tidak ada atau
sedikit sekali, tidak ditemukan kelainan pada serviks (Rukiyah, 2010).

B. Etiologi

Menurut Nugroho Taufan (2011) hal yang dapat menyebabkan


abortus dapat dibagi menjadi :
1. Infeksi
a. Infeksi akut virus, misalnya : cacar, rubella, hepatitis.
b. Infeksi bakteri, misalnya : streptokokus.
c. Parasit, misalnya : malaria.
d. Infeksi kronis, sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada
trimester kedua, tuberkulosis paru aktif, pneumonia.
2. Keracunan, misalnya : keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.
3. Penyakit kronis, misalnya : hipertensi nephritis, diabetes, anemia
berat, penyakit jantung, toxemia gravidarum
4. Gangguan fisiologis, misalnya : syok, ketakutan
5. Trauma fisik
6. Penyebab yang bersifat lokal : fibroid, inkompetensia serviks.
Radang pelvis kronis, endometritis. Hubungan seksualyang
berlebihan sewaktu hamil sehingga menyebabkan hiperemia dan
abortus
7. Kelainan alat kandungan
8. Penyebab dari segi janin/plasenta
9. Kematian janin akibat kelainan bawaan
10.Kelainan kromosom
11.Lingkungan yang kurang sempurna(”KTI Poltekkes Kemenkes
Kupang ,Elisabet Wilhelmina,2019)

C. Manifestasi Klinis
Menurut Heide,dkk (2006) tanda dan gejala abortus antara lain :
a. Perdarahan disertai kejang atau nyeri di pusat perut bagian
bawah atau pinggang akibat dari kontraksi uterus.
b. Kadang-kadang terdapat nyeri menetap yang berlangsung
selama 24 jam atau lebihdan tidak disertai pendarahan.
c. Pendarahan yang banyak (seperti menstruasi yang banyak)
tanpa nyeri.
d. Sedikit noda darah yang menetap (yang berlangsung selama 3
hari atau lebih), bisa keluar gumpalan atau materi berwarna
keabuan ketika keguguran yang sesungguhnya dimulai.
e. Pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah, tekanan
darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan
kecil, suhu badan normal atau meningkat.

D. Patofisiologi

Pada awal abortus, terjadi pendarahan dalam desidua basalis,


kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut
menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya
sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan
isinya.Padakehamilan kurang dari 8 minggu, hasil konsepsi itu
biasanya dikeluarkan seluruhnya karena vili korialis belum
menembus desidua secara mendalam.
Pada kehamilan antara 8 dan 14 minggu, vilikorinalis
menembus desidua lebih dalam dan umumnya plasenta
tidakdilepaskan dengan sempurna sehingga dapat menyebabkan
banyak pendarahan. Pada kehamilan 14 minggu ke atas, umumnya
yangdikeluarkan setelah ketuban pecah adalah janin, disusul
setelahbeberapa waktu kemudian adalah plasenta. Pendarahan tidak
banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap. “KTI Poltekkes
Kemenkes Kupang ,Elisabet Wilhelmina,2019 “
E. Woc

Pengaruh luar Lingkungan yg Kelainan Trauma


Infeksi akut Penyakit kronis radiasi,obat tidak sempurna kromosom fisik

(Toksin,virus,b
Masuk keplasenta Gangguan Pemberian zat makanan
akteri)
uterus tergangggu

Gangguan pertumbuhan janin

Perdarahan dalam desidua basalis

Nekrosis jaringan sekitar

Abortus (mati janin


<20 minggu)

Vili korialis menembus Vili korealis belum menembus


lebih (8-14 mgg) desidua

Lepas sebagian Kontraksi Lepas seluruhnya


uterus

Tindakan cutotase
Perdarahan

Kekurangan
Risiko infeksi
kurangan volume cairan
Nyeri abdomen
pengetahuan

Nyeri akut Ansietas Intoleransi aktivitas

“ KTI Poltekkes Kemenkes Kupang ,Elisabet Wilhelmina,2019


F. Penatalaksanaan
Penanganan abortus imminens terdiri atas:
1. Istirahat-baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam
pengobatan, karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke
uterus dan berkurangnya rangsang mekanik.
2. Tentang pemberian hormon progesteron pada abortus imminens belum
ada persesuaian faham. Sebagian besar ahli tidak menyetujuinya, dan
mereka yang menyetujui menyatakan bahwa harus ditentukan dahulu
adanya kekurangan hormon progesteron. Apabila dipikirkan bahwa
sebagian besar abortus didahului oleh kematian sel hasil konsepsi dan
kematian ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, maka pemberian
hormon progesteron memang tidak banyak manfaatnya.
3. Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk menentukan apakah janin
masih hidup.
4. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg. Berikan
preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600 / 1.000 mg
5. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C
6. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk
mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat
7. Bila perdarahan
a. Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila
terjadi perdarahan lagi.
b. Berlangsung lama: nilai kembali kondisi janin. Konfirmasikan
kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik atau mola).

G. Komplikasi
Menurut Nugroho Taufan (2011) komplikasi dari abortus yang terjadi
meliputi :
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa
hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah.Kematian
karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan
pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi pada uterus dalam
posisi hiperretrofleksi. Jika terjadi pristiwa ini penderita perlu
diamati dengan teliti jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan
laparatomi, dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi,
penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomi.Perforasi uterus
pada abortus yang dikerjakan oleh seorang awan menimbulkan
persoalan gawat karena karena perlukaan uterus biasanya luas,
mungkin pula terjadi pada kandung kemih atau usus. Dengan
adanya dugaan atau atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi
harus segera dilakukan utnuk menentukan luasnya cedera, untuk
selanjutnya mengambil tindakan-tindakan seperlunya.
3. Infeksi
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus
tetapi biasanya didapatkan pada abortus inkomplet yang berkaitan
erat dengan sesuatu abortus yang tidak aman (Unsafe abortion).
3. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok
hemoragik) dan karena infeksi berat (syok endoseptik).
Pengobatannya ialah dengan pemberian antibiotika, cairan,
corticosteroid dan heparin.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. Pengkajian
1. Identitas Klien

Nama :
Umur :
Pendidikan :
Suku Bangsa :
Pekerjaan :
Agama :
Alamat Rumah :
2. Suami

Nama :
Umur :
Pendidikan :
Suku Bangsa :
Pekerjaan :
Agama :
Keluarga Terdekat yang mudah di hubungi :
3. Diagnosa Dan Informasi Penting Waktu Masuk

Tanggal Masuk :
No Medical Record :
Ruang Rawat :
Diagnosa Medik :
Yang Mengirim/Merujuk :
Alasan Masuk :
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Keluhan Utama Masuk :
- Keluhan Saat Ini (Saat Pengkajian) :
b. Riwayat Kesehatan Dahulu :
c. Riawayat Kesehatan Keluarga :
d. Riawayat Gynecologi
1. Reproduksi
- Riwayat Menstruasi
 Menarche (umur) :
 Siklus :
 Lamanya :
 Banyaknya :
 Konsistensi :
 Keluhan(dismninorhea,dll) :
- HPHT
- Taksiran Persalinan
2. Perkawinan
 Lamanya :
 Bearpakali :
e. Riwayat Kehamilan, Pesalinan Dan Nifas Yang Lalu: G P AH

NO TGL/THN TEMPAT CARA PENOLONG JK BB NIFA KEADAAN


PERSALINA PERSALINA ANA /PB S ANAK
N N K SEKARANG
f. Data Keluarga Berencana
- Pernah Ikut KB :
- Rencana KB Sekarang :
g. Riwayat Kehamilan Sekarnag
- Hamil Muda :Pusing / Muntah / Perdarahan
- Hamil Tua :Pusing / Mata Kbaur / Perdarahan
5. Data Psikolgis
- Kehamilan Sekarang :
- Anak Yang Akan Lahir Sekarang :
- Dukungan Suami Untuk Menyusui:
- Interaksi Ibu dan Bayi serta Suami:
- Data Psikolog Lainnya:
6. Data Spritual:
7. Data Sosial Ekonomi:
8. Aktivitas ehari-hari : dirumah : di rs:
- Dapat Menolong Diri Sendiri: : :
- Ditolong dengan bantuan minimum : :
- Ditong dengan bantuan maksimum : :
- Nafsu Makan : :
- Makan /Minum : :
- Istirahat dan Pola Tidur : :
- Peronal Hygiene : :
9. Pemeriksaan Fisik
a. Keaadaan Umum :
- Kesadaran :
- Tekanan Darah :
- Suhu :
- Nadi :
- Pernafasan :
b.Kepala dan Rambut :
c. Muka :
d.Telinga :
e. Leher :
f. Dada (paru dan jantung) :
g.Mamae :
- Kesimetrisan :
- Areola mamae :
- Papila mamae :
- KELUHAN :
h. Abdomen :
1. Inspeksi :
2. Palpasi :

Leopold I :
Leopold II :
Leopold III :
Leopold IV :
DJJ :
KELUHAN :
i. Genetalia dan Anus :
j. Ektermitas :
- Atas :
- Bawah :
- KELUHAN :
10. Data Penujang :
a. Data Laboratorium :

Darah -Hb : gr%


-Eritrosit :
-Leukosit :
-Gol. Darah :
Urine :
-Albumin :
-Reduksi :
Lainnya :
b. Pemerikaan Diagnostik :
- Pemeriksaan USG :
- CTG :
- Pemeriksaan Lainnya :
11. Progrm Terapi Dokter :
- Obat Oral :
- Obat Parenteral :
12. Catatan Tambahan :

B. Diagnosa Keperawatan :
- Keurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
- Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
-Ansietas berhubungan denagn krisis situasi
-Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
C.Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA SLKI SIKI


KEPERAWATAN
Hipovolemia Setelah dilakukan asuhan 1. Manajemen
keperawatan 3 x 24 jam, hipovolemia
diharapkan masalah a) Periksa tanda
keperawatan teratasi dengan dan gejala
kriteria hasil : hipovolemia
Status cairan b) Monitor intake
- Turgor kulit meningkat dan output
- Frekuensi nadi cairan
membaik c) Hitung
- Rasa haus menurun kebutuhan
- Membrane mukosa cairan
membaik d) Berikan asupan
- Suhu tubuh membaik cairan oral
- Intake cairan membaik e) Anjurkan
Suhu tubuh membaik memperbanyak
asupan cairan
oral
Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis / produk
darah
Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
keperawatan 3 x 24 jam Observasi :
diharapkan tingkat nyeri - Identifikasi lokasi,
teratasi dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi,
- Keluhan nyeri frekuensi, kualitas,
menurun skala, intensitas
- Meringis menurun nyer
- Sikap protektif - Identifikasi respon
menurun nyeri non verbal,
- Gelisah menurun faktor yang
- Frekuensi nadi memperberat dan
membaik memperingan nyeri,
(SLKI, hal 145) pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
- Monitor
keberhasilan terapi
komplementer
- Monitor efek
samping
penggunaan
analgetik
Terapeutik :
- Berikan terapi
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (mis.
Terapi musik, terapi
bermain, kompres
hangat/dingin)
- Kontrl lingkungan
yang memperberat
nyeri
- Fasilitasi istirahat
dan tidur
Edukasi :
- Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Ansietas Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas(hal 387)
keperawatan 3x24 jam Observasi
ansietas atau kecemasan dapat - Identifikasi saat
hilang dengan Kriteria hasil : ansietas berubah
a. Mengungkapkan - Monitor tanda-tanda
perasaan ansietas ansietas
b. Melaporkan bahwa Terpeutik
ansietas sudah - Ciptkan suasana
menurun teraeutik untuk
menumbhkan
Kelihatan rileks, dapat tidur /
kepercayaan
istirahat dengan benar
- Pahami situasi yang
membuat ansietas
- Dengarkan dengan
penuh perhatian
- Motivasi
mengidetifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
Edukasi
- Jelaskan yang
mungkin
akandialami
- Informasikan secara
faktual
- Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien
- Latih pasien untuk
mengurangi
ketetgangan
- Latih teknik
relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
obat ansietas jika perlu
Daftar Pustaka

Manuaba IAC, Manuaba IBG, Manuaba IBGF, Manuaba IBG. 2007. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk Pendidikan Bidan. 2nd ed.
Jakarta: EGC.
Elisabet, Wilhelmina,2019. Asuhan Keperawatan Pada Ny A.T Dengan Abortus
Di Ruangan Flamboyan Rsud. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang. KTI Poltekkes
Kemenkes Kupang. http://repository.poltekeskupang.ac.id/
Dinah ,Zhafira Qubro.2018. Hubungan Antara Usia Dan Paritas Ibu Dengan
Kejadian Abortus Di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung.
http://digilib.unila.ac.id/
Sarwono. Ilmu Kebidanan.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,
Jakarta,2008.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2017.Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia.Jakarta SelatanDPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia.Jakarta SelatanDPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI.2018.Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Jakarta
Selatan; DPP PPNI
Rukiyah, Yeyeh Ai., Yulianti, Lia. 2010. Asuhan Kebidanan 4 (Patologi
Kebidanan). Jakarta :Trans Info Medika
Format Askep Ibu Hamil_Keperawatan Maternitas.2020.
LAPORAN KASUS
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. L DENGAN ABORTUS


IMMINENS DI RUANG KEBIDANAN
RSUD DR RASIDIN PADANG

ADISTI DINDA TIARA P


183110161
II A

DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Hj. Elvia Metti, M.Kep,Sp.Kep.Mat
D-III KEPERAWATAN PADANG
POLTEKKES KEMENKES PADANG
2020

HASIL PENGUM PULAN DATA


PENGKAJIAN

1. Identitas Klien
Nama : Ny. L
Umur : 41 tahun
Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : Minang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat Rumah : Simpang Ampek Air Pacah

2. Nama
Identitas Suami :-
Umur :-
Suku Bangsa :-
Pekerjaan :-
Agama :-
Alamat Rumah :-

3. Diagnosa dan Informasi Medik yang Penting Waktu Masuk


Tanggal Masuk :23 Maret 2020
No.Medical Record : 10 00 10 23 4
Ruang Rawat : Kebidanan Dr Rasidin Padang
Diagnosa Medik : Abortus Imminens
Yang mengirim/merujuk : Datang dari rumah
Alasan Masuk : Keluar flek-flek hitam dari kemaluan

4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama Masuk
Pasien masuk melalui IGD RSUD Dr. Rasidin Padang atas pada
tanggal 23 Maret 2020 dengan keluhan keluar flek-flek hitam
dari kemaluan .

2) Keluhan Saat Ini (Waktu Pengkajian)


Saat dilakukan pengkajian di ruang rawat kebidanan, pada tanggal 23
Maret 2020 jam 11.30 WIB klien mengatakan masih mengalami
perdarahan, perut masih terasa mules dan sedikit nyeri pada bagian
pinggang dengan skala nyeri 5, terjadi selama ± 10 detik, nyeri
bersifat menetapbadan terasa lemah, klien mengatakan semua aktifitas
sehari- harinya dilakukan diatas tempat tidur dan dibantu oleh petugas
ruangan dan keluarga, klien mengatakan cemas dengan kondisi
kehamilannya. Klien mengatakan takut kehilangan janin untuk kedua
kalinya. Tampak ada darah dipembalut klien, klien tampak lemas, dan
cemas. Klien tampak meringis, klien tampak hanya berbaring
ditempat tidur.

b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu


Klien mengatakan pernah mengalami abortus pada kehamilan anak
pertama tahun 20818 dengan usia kehamilan 12 minggu dan dirawat di
RSUD Dr Rasidin Padang. Saat itu klien mengalami abortus
inkomplit, dilakukan curetase dan dirawat selama 3 hari
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
yang sama seperti klien ataupun penyakit keturunan seperti hipertensi,
diabetes mellitus dan lainnya.
d. Riwayat Gynecology
- HPHT : 29 Januari 2020
-Taksiran Persalinan : 20 Oktober 2020
 Perkawinan
-Lamanya :5 Tahun
- Bearapa Kali Kawin :1 Kali Kawin

e. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu:


G: 2 P: 0 A: 1 H: 0

f. Riwayat Persalinan Sekarang


Klien sedang hamil anak kedua dengan usia kehamilan 8 minggu.
-Hamil Muda : Perdarahan
g. Data Keluarga
Berencana
Klien mengatakan belum pernah menggunakan KB.

5. Data Psikologis
a. Kehamilam Yang Lalu : Diinginkan
b. Kehamilan Yang Lahir Sekarang :
- Diinginkan
- Disusui
- Rencana Lama Menyusui

c. Dukungan Suami Untuk Menyusi: Ada

6. Data Spiritual
Klien belum bisa sholat seperti biasa karena harus istirahat total diatas tempat
tidur.
7. Data Sosial Ekonomi
Klien mengatakan menggunakan BPJS kelas III

8. Aktivitas Srhari- hari dirumah :Sakit Dirumah


a. Dapat Menolong Diri Sendiri : Tidak : iya
b. Ditolong dengan bantuan minimal : Iya : tidak
c. Ditolong dengan bantuan maksimum : Iya : tidak
d. Nafsu makan Kurang baik
e. Makan : 3 x sehari : 3 x sehari
f. Minum : 1000 cc : 8 gelas
sehari
g. Personal Hygiene : dibantu :
sendiri

9. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
2) Tekanan Darah : 130/80 mmHg

3) Suhu : 37 0C

4) Nadi : 95 X/ menit
5) Pernafasan : 21 X/ menit

b. Kepala dan rambut : Bentuk kepala simetris, tampak


bersih, tidak terdapat benjolan,
rambut hitam dan tidak ada
rambut yang rontok.
c. Muka
- Mata : simetris, konjungtiva
subanemis, sklera tidak ikhterik
- Wajah : tidak ada tampak bintik-bintik
hitam pada wajah.
- Hidung :simetris kanan dan kiri, tampak
bersih, tidak ada pernafasan
cuping hidung.
- Telinga : Telingasimetris kiri dan kanan,
tampak bersih tidak ada cairan
di telinga.
- Mulut : tampak bersih, mukosa bibir lembab, tidak
ada karies gigi, gigi tampak putih dan bersih.
d. Leher : tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan kelenjar
getah bening.
e. Thoraks : I= simetris dan tidak ada retraksi dinding dada
P= fremitus kiri sam dengan kanan
P= sonor
A= bronkovesikuler, tidak ronkhi dan
wheezing
f. Jantung : I= iktus kordis tidak terlihat
P= iktus kordis terba di ric4
P= pekak
A= regular

g. Payudara
:
1) Simetris / Tidak : Simetris
2) Areola Mamae : Hitam kecoklatan dan bersih
3) Papilla Mamae : Menonjol
4) Pembengkakan : Tidak ada

h. Perut
I=tampak belum membesar, ada strie

P=teraba ballotement

A=bising usus 13x/i, DJJ 140x/i


i. Ekstremitas :akral teraba dingin CRT< 2detik
- Reflek Patella : positif
j. Genetalia : tampak masi ada keluar darah dari
kemaluan

10. Data Penunjang


a. Data Laboratorium
Pemeriksaan Hematologi tanggal 27 Maret 2020

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


Hb 11,8 g/dl P : 14-18 W : 12-16
3
Leukosit 8.800 /mm 5.000 – 10.000
Trombosit 150.000 /mm3 150.000 – 400.000
Hematokrit 35 % P : 40-48 W:37-43
Pemeriksaan hematologi tanggal 30 maret 2020
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hb 12,4 g/dl P : 14-18 W : 12-16
3
Leukosit 9200 /mm 5.000 – 10.000
Trombosit 250.000 /mm3 150.000 – 400.000
Hematokrit 37 % P : 40-48 W:37-43

b. Pemeriksaan Diagnostik
-pemeriksan USG :janin masih bisa dipertahankan, tampak kantong
kehamilan masi utuh

11. Program Terapi Dokter


a. Obat oral : - Transmisin 3x1 tablet
- Vit C 3x1 tablet
- Vit K 2x1 tablet
- Asam Mefenamat 3x500 mg
- Premaston 2x1 tablet
- Fenobarbital 3x 30 mg
b. Obat Enteral : Ceftriaxon 2x1 gr
c. Obatparenteral :
Infus RL : 8 jam/kolf 20 tetes/i

Padang,23Maret 2016

MAHASISWA YANG MENGKAJI


FORMAT PENGKAJIAN LANJUTAN
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS

DARING DATA FOKUS

NAMA KLIEN : Ny. L


NO. MR : 100010234

NO DATA SUBJEKTIF NO DATA OBJEKTIF


1. Klien mengeluh keluar flek-flek hitam 1. Skal nyeri 5
dari kemaluan 5 jam sebelum masuk 2. Tampak ada darah dipembalut klien,
rumah sakit. 3. klien tampak lemas, dan cemas.
2. Klien mengatakan mengalami 4. Klien tampak meringis.
perdarahan. 5. Klien tampak hanya berbaring ditempat tidur.
TD : 150/90
3. Klien mengeluh perut masih terasa N : 86x/Menit
mules dan sedikit nyeri pada bagian S : 36,2
pinggang, nyeri bersifat menetap. R : 19x/Menit

4. klien mengatakan semua aktifitas 6. Konjuktiva sub anemis


sehari- harinya dilakukan diatas tempat 7. Terpasang infus RL 8jam/Kolf
tidur dan dibantu oleh petugas ruangan 8. Pasien hanya menghabiskan ½ porsi makan dari rs
dan keluarg.
5.
Kklien mengatakan cemas dengan
kondisi kehamilannya
6.
Klien mengatakan takut kehilangan
janin untuk kedua kalinya.

DATA TAMBAHAN YANG PERLU


DIKAJI

1. Menanyakan pada pasien apakah masih ada perdarahan


2. Menanyakan bagaimana
ANALISIS DATA

NAMA KLIEN : Ny. L


NO. MR : 100010234

NO DATA PENYEBAB MASALAH


1 Data Subjektif: Kehilangan cairan aktif Hipovolemia
 Pasien mengeluh keluar flek-
flek hitam dari kemaluan.
 Klien mengatakan masih
mengalami perdarahan

Data Objektif:
 Tampak masi ada keluar
darah dari kemaluan
 Jumlah darah 2x ganti
pembalut lebuh kurang
100cc
 Terpasang infus ditangan
kanan
 Hb= 11,8
 Ht= 35%
 Akral teraba dingin
 Tekanan Darah 130/80
 Nadi 95x/i
 Suhu 370C
 Pernafasan 21x/i

Data Subjektif : Agen pecedera Fisik Nyeri Akut


2.
 Klien mengeluhperut tersa
mules dan nyeri pada
bagian pinggang

Data Objektif:

 Klien tampak meringis

 P : Nyeri pada pinggang

Q: menetap

R: 10 detik

S: Skala 5

T: Hilang timbul

 TD : 130/80
..
2  N: 96x/Menit

 Pernafasan: 19x/Menit

 Suhu : 370C
3.
 Ceftriaxone 2x1 gram

Krisis situasi ansietas


Data Subjektif :
 Klien mengatakan cemas
dengan kondisi
kehamilannya.
 Klien mengatakan takut
kehilangan janin untuk
kedua kalinya.

Data Objektif:

 Klien tampak lemas dan


cemas

 TD : 130/80

N: 95x/Menit

Pernafasan: 21x/Menit
4.
Suhu : 37

kelemahan Intoleransi Aktivitas


Data Subjektif
 Klien mengatakan badan
terasa lemah
 Klien mengatakan semua
aktifitas sehari- harinya
dilakukan diatas tempat
tidur dan dibantu oleh
petugas ruangan dan
keluarga.
Data Objektif
 Klien tampak lemas
 Klien tampak hanya
berbaring diatas tempat
tidur
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN

(Urutkan sesuai prioritas sesuai semua diagnosis yang ada pada pasien)

NAMA KLIEN : Ny.L


NO. MR : 100010234

No Diagnosis Keperawatan Tanggal Tanggal Tanda


Muncul Teratasi Tangan
1. Hipovolemia 23 Maret 2020

2. Nyeri Akut 23 Maret 2020

3. Ansietas 23 Maret 2020

4. Intoleransi Aktivitas 23 Maret 2020


PERENCANAAN KEPERAWATAN

NAMA KLIEN : Ny.L


NO. MR : 100010234

Perencanaan SIKI
Diagnosis
No
Keperawatan SLKI SIKI
1. Setelah dilakukan Manajemen Hipovolemia
intervensi Observasi
keperawatan selama 1. Periksa tanda dan gejala
2x24jam, maka hipovolemia
Status Cairan 2. Monitor intake dan output cairan
membaik dengan Terapeutik
kriteria hasil: 1. Hitung kebutuhan cairan
1. Kekuatan 2. Berikan posisi modified
Nadi trendelenburg
meningkat 3. Berikan asupan cairan oral
2. Output urin Edukasi
meningkat 1. Anjurkan memperbanyak
3. Membran konsumsi cairan oral
mukosa 2. Anjurkan menghindari perubahan
lembab posisi mendadak
meningkat Kolaborasi
4. Frekuensi nadi 1. Kolaborasi pemberian cairan IV
membaik isotonis (Mis. RL, NaCl)
5. Tekanan darah 2. Kolaborasi pemberian cairan IV
membaik hipotonis (Mis. Glukosa 2.5%,
6. Tekanan nadi NaCl 0,4 %)
membaik 3. Kolaborasi pemberian cairan
7. Hemoglobin koloid (Mis. Albumin)
membaik  (SIKI, 184)
8. Hematokrit
membaik
(SLKI, 107)

2.Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri


Observasi :
intervensi
 Identifikasi lokasi, karakteristik,
keperawatan selama 2 frekuensi, durasi nyeri
x 24 JAM, maka  Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon nyeri non
kontrol nyeri verbal
meningkat dengan
Terapeutik
kriteria hasil:  Berikan teknik nonfarmakologis
1. Kemampuan untuk mengurangi rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
menggunakan  Control lingkungan yang
teknik nun- memperberat nyeri
farmakologis Edukasi
meningkat  Jelaskan penyebab pemicu nyeri
2. Keluhan nyeri  Ajarkan teknik nonfarmakologis
Kolaborasi
menurun
 Kolaborasi pemberian analgetik,
(SLKI, 58) jika perlu.
3. Setelah dilakukan Reduksi Ansietas:
intervensi
keperawatan Observasi
selama..., maka 1. Identifikasi saat tingkat ansietas
Tingkat Ansietas berubah
menurun dengan 2. Identifikasi kemampuan
kriteria hasil: pengambilan keputusan
1. Verbalisasi 3. Monitor tanda-tanda ansietas
kebingungan Terapeutik
menurun 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk
2. Verbalisasi menumbuhkan suasana
khawatir menyenangkan
akibat kondisi 2. Pahami situasi yang membuat
yang dihadapi ansietas
menurun 3. Dengarkan dengan penuh
3. Perilaku perhatian
gelisah 4. Gunakan pendekatan yang tenang
menurun dan meyakinkan
4. Perilaku 5. Tempatkan barang pribadi yang
tegang memberikan kenyamanan
menurun 6. Motivasi mengidentifikasi situasi
5. Konsentrasi yang memicu kecemasan
membaik Edukasi
6. Pola tidur 1. Jelaskan prosedur, termasuk
membaik sensasi yang mungkin dialami
(SLKI, 132) 2. Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
4. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
5. Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
6. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
(SIKI, 387)
4.Toleransi Aktivitas Setelah dilakukan Manajemen Energi:
intervensi Observasi
keperawatan selama 1. Identifikasi gangguan fungsi
2x 24 jam, maka tubuh yang mengakibatkan
Toleransi Aktivitas kelelahan
meningkat dengan 2. Monitor kelelahan fisik dan
kriteria hasil: emosional
1. Keluhan lelah 3. Monitor pola dan jam tidur
menurun Terapeutik
2. Dispnea saat 1. Sediakan lingkungan nyaman dan
aktivitas rendah stimulus
menurun 2. Lakukan latihan rentang gerak
3. Dispnea pasif
setelah 3. Berikan aktivitas distraksi yang
beraktivitas menyenangkan
menurun 4. Fasilitasi duduk di sisi tempat
4. Frekuensi nadi tidur, jika tidak dapat berpindah
membaik atau berjalan
(SLKI, 149) Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan
(SIKI, 176)
Format Maternitas_2020
CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA KLIEN : Ny. L


NO. MR : 100010234

Hari /Tgl / Diagnosis Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda


Jam Keperawatan Tangan
24 maret Hipovolemia  Memonitor TTV S: Adisti dinda
2020 Klien mengatakan masih tiara p
Pukul 08.30  Memonitor intake
dan output cairan mengalami perdarahan
 Kolaborasi dengan O:
dokter untuk  Tampak darah
pemberian cairan dipembalut
 akkral teraba dingin
 TD : 128/90
 Nadi : 86x/menit
 Suhu : 36,5
 Pernapasan :
20x/menit
 Hb : 11,8 g/dl
 Ht : 35%
A : hipovolemia belum
teratasi
P:
Monitor Hb dan Ht

S:
24 maret 2020 Nyeri Akut  Mengidentifikasi pasien mengeluh nyeri Adisti dinda
pukul 09.30 skala nyeri dengan skala nyeri 5, nyeri tiara p
wib  Mengidentifikasi hilang timbul lebih 10
respon nyeri kurang detik.
nonverbal O:
 Mengajarkan teknik  pasien tampak
relaksasi seperti meringis
teknik napas dalam  TD : 120/90
untuk mengurangi  Nadi : 86x/menit
rasa nyeri  Suhu : 36,5
 Memberikan obat Pernapasan : 20x/menit
analgetik
A: intervensi dilajutkan
P:
 Identifikasi respon
nyeri
 ajarkan pasien
teknik relaksasi
24 maret 2020 S: Adisti dinda
Pukul 10.30 ansietas  Memonitor TTV Pasien mengatakan cemas tiara p
wib  Memonitor tanda dan takut janinnya tidak bisa
gejala ansietas diprtahankan
O:
 Pasien tampak
cemas
 Pasien lemas
 TD: 128/90
 Nadi: 86x/i
A: ansietas belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
 Cemas hilang
 Perilaku cemas
menurun

S:
24 maret 2020 Intoleransi  Memonitor TTV Pasien mengatakan Adisti dinda
Pukul 11.00 aktivitas  Memonitor badannya masih terasa lemas tiara p
WIB kelelahan fisik O:
 Aktivitas pasien
tampak dibantu
keluarga.
 TD: 128/90Nadi:
86x/i
A: intoleransi belum teratasi

P:Intervensi dilanjutkan
 Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
 Memonitor TTV
25 maret 2020 Hipovolemia  Memonitor intake S: Adisti dinda
Pukul 14.00 dan output cairan tiara p
Klien mengatakan darah
 Menganjurkan masih keluar namun jumlah
mengonsumsi cairan sudah mulai berkurang
oral O:
 Tampak sedikit
darah di pembalut
 Terpasang infus
 TD: 125/ 70 mmHg
 Nadi : 88x/i
 T: 36.5
 RR: 20 x/i
A: Masalah sebagian terasi
P intervensi dilanjutkan
 Monitor tanda gejla
hipovolemia

25 maret 2020 Nyeri Akut  Memonitor TTV Adisti dinda


Pukul 15.00  Mengidentifikasi S tiara p
skala nyeri : pasien mengatakan nyeri
 Mengidentifikasi sudah mulai berkurang
respon nyeri dengan skala nyeri 4, nyeri
nonverbal hilang timbul
 Mengajarkan teknik
relaksasi seperti O:
teknik napas dalam  pasien tampak
untuk mengurangi meringis
rasa nyeri  TD : 125/70
 Memberikan obat  Nadi : 88x/menit
analgetik  Suhu : 36,5
 Pernapasan :
20x/menit

A: nyeri akut belum teratasi

P: ajarkan pasien teknik


relaksasi.

S:
Ansietas  Memonitor TTV Pasien mengatakan cemas
 Mengidentifikasi dengan janinnya
saat ansietas O:
berubah  Pasien tampak
 Memonitor tanda cemas
dan gejala ansietas  TD : 125/70
 Nadi : 88x/menit
 Suhu : 36,5
 Pernapasan :
20x/menit
A: Ansietas berkurang
P: Intervensi dilanjutkan
 Anjurkan keluarga
untuk bersma pasien

25 maret 2020 Intoleransi S:


Pukul 18.00 Aktivitas Pasien mengatakan
badannya maih terasa lemas
 :
 pasien tampak lemah
 TD : 125/70
 Nadi : 88x/menit
 Suhu : 36,5
 Pernapasan : 20 x/i
A: intoleransi sedikit
berkurang
P: Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk meningkatakan
asupan makanan

Anda mungkin juga menyukai