Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

FIQIH KONTEMPORER

TENTANG

ABORTUS, MESTRUAL REGULATION, STERILISASI

Disusun Oleh

VIONA ROSALINA
NIM :1901108

DOSEN PENGAMPU :
NURASIAH AHMAD, S.Hi, MA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ( STIT )
SYEKH BURNANNUDIN PARIAMAN
1443H/2021M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, Sehingga kami penulis dapat
menyesaikan Makalah Ini yang berjudul Abortus, Mestrual Regulation,
Sterilisasi tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada kekasih
Alah nabi besar Muhammad SAW. Karena berkat beliau yang telah membawa
kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan yang kita
rasakan seperti sekarang ini
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak yang telah
membimbing dan mengajarkan Mata Kuliah Fiqih Kontemporee
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam menyusun  makalah ini. Oleh karena itu,  kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan dari pembaca guna kesempurnaan makalah
ini.

Desember, 2021

Penulis 

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Abortus............................................................................................................3
1. Pengertian Abortus.....................................................................................3
2. Abortus Menurut Hukum Islam..................................................................5
B. Menstrual Regulation………………………………………………………10
1. Pengertian Mestrual Regulation…………………………………………10
2. Mestrual Regulation Menurut Hukum Islam…………………………….12
C. Sterilisasi ( Mandul) ………………………………………………...……..14
1. Pengertian Sterilisasi…………………………………………………….14
2. Sterilisasi Menurut Hukum Islam………………………………………..16
BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................19
B. Saran...............................................................................................................20

DAFTAR PUSAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang suci, yang dibawa oleh nabi Muhammad saw
sebagai rahmat untuk semesta alam.
“Maka demi Tuhanmu, mereka pada hakikatnya tidak beriman hingga
mereka menjadikan kamu (Muhammad) sebagai pemutus perkara yang mereka
perselisihkan di antara mereka.” (TQS An Nisaa` 65)
“Dan tidak patut bagi seorang mu`min laki-laki dan mu`min perempuan,
jika Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka
pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (TQS Al Ahzab 36)
Setiap makhluk hidup mempunyai hak untuk menikmati kehidupan baik
hewan, tumbuhan maupun manusia (terutama) yang menyandang gelar khalifah di
muka bumi ini. Oleh karena itu ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan
terhadap 5 hal yaitu agama, jiwa, akal, keturunan dan harta.
Memelihara jiwa dan melindunginya dari berbagai ancaman berarti
memelihara eksistensi kehidupan umat manusia. Namun, tidak semua orang
merasa senang dan bahagia dengan setiap kelahiran yang tidak direncanakan,
karena faktor kemiskinan, hubungan di luar nikah dan alasan-alasan lainnya. Hal
ini mengakibatkan, ada sebagian wanita yang menggugurkan kandungannya
setelah janin bersemi dalam rahimnya. Penulis akan membahas tentang abortus,
menstrual regulation dan Sterilisasi dalam bab pembahasan.
Dunia tidak hanya telah diporak - porandakan oleh peperangan politis,
keberingasan kriminal ataupun ketergantungan akan obat bius, tetapi juga datang
dari jutaan ibu yang mengakhiri hidup janinnya. Aborsi telah menjadi penghancur
kehidupan umat manusia terbesar sepanjang sejarah dunia.
Hasil riset Allan Guttmacher Institute ( 1989 ) melaporkan bahwa setiap
tahun sekitar 55 juta bayi digugurkan. Angka ini memberikan bukti bahwa setiap

1
hari 150.658 bayi dibunuh, atau setiap menit 105 nyawa bayi direnggut sewaktu
masih dalam kandungan.
Janin : ( Manusia dalam Rahim ) Pengguguran kandungan alias aborsi
( abortus, bahasa Latin ) secara umum dapat dipilah dalam dua kategori, yakni
aborsi alami ( abortus natural ) dan aborsi buatan ( abortus provocatus ), yang
termasuk didalamnya abortus provocatus criminalis, yang merupakan tindak
kejahatan dan dilarang di Indonesia ( diatur dalam pasal 15 ayat 2 Undang -
undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 ).A.Aborsi tidak hanya
dilakukan oleh para wanita berstatus istri yang bermaksud menghentikan
kelangsungan kandungannya, tetapi juga banyak penyandang hamil pra-nikah
melakukannya.
Kecenderungan melakukan aborsi ini tak lepas dari pandangan terhadap
hakikat kapan kehidupan anak manusia dimulai. Aborsi merupakan masalah yang
kompleks, mencakup nilai-nilai religius, etika, moral dan ilmiah serta secara
spesifik sebagai masalah biologi.
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatiakan uraian diatas, maka hal-hal yang akan kami
bahas dalam makalah ini adalah:
1. Apakah aborsi itu dan bagaimana pandangan Islam ?
2. Apakah yang dimaksud dengan sterilisasi dan bagaimana pandangan Islam
tentang sterilisasi ?
3. Apa yang dimaksud dengan Menstrual Regulation dan bagaimana menurut
islam?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui apa itu aborsi dan pandangan islam tentang aborsi
2. Mengetahui maksud dari sterilisasi dan pandangan islam tentang sterilisasi
3. Mengetahui maksud dari menstrual regulation dan pandangan islam tentang
menstrual regulation.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. ABORTUS ( Pengguguran kandungan)


1. Pengertian Abortus
Perkataan abortus dalam bahasa Inggris disebut abortion berasal dari
bahasa latin yang berarti gugur kandungan atau keguguran. Sardikin Ginaputra
dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memberi pengertian abortus
sebagai pengakhiran kehamilan atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
di luar kandungan. Kemudian menurut Maryono Reksodipura dari Fakultas
Hukum UI, abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi dari rahim sebelum
waktunya (sebelum dapat lahir secara alamiah).
Dari pengertian di atas dapat dikatakan, bahwa abortus adalah suatu
perbuatan untuk mengakhiri masa kehamilan dengan mengeluarkan janin dari
kandungan sebelum janin itu dapat hidup di luar kandungan.
Aborsi adalah berakhirnya kehamilan yang dapat terjadi secara spontan
akibat kelainan fisik wanita atau akibat penyakit biomedis internal atau
mungkin disengaja melalui campur tangan manusia. Abortus menurut Sardikin
Ginaputra (Fakultas Kedokteran UI), aborsi ialah pengakhiran kehamilan atau
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan.
Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa pengguguran ada yang
bersifat alamiah atau spontan dan pengguguran yang disengaja. Abortus
alamiah ini benar-benar diluar kehendak dan kemampuan manusia.
Penyebabnya bisa dikarenakan oleh penyakit syphilis, kecelakaan, pendarahan
dan sebagainya. Pengguguran bentuk pertama ini tidak dipermasalahkan
hukumnya karena tidak ada unsur kesengajaan didalamnya, ulama
menamakannya dengan al-isqath al-afwu (abortus yang dimaafkan). Yang perlu
dibahas hukumnya adalah abortus bentuk kedua yaitu pengguguran disengaja

3
karena jelas didalamnya ada unsur kesengajaan. Abortus yang dilakukan secara
terencana tersebut dapat mengambil bentuk:
1. Abortus Artificialis Therapicus, yakni abortus yang dilakukan oleh dokter
atas dasar indikasi medis. Misalnya jika kehamilan diteruskan bias
membahayakan jiwa si calon ibu, karena penyakit yang berat seperti TBC
yang berat dan ginjal
2. Abortus Provocatus Criminalis, ialah abortus yang dilakukan tanpa dasar
indikasi medis. Misalnya abortus yang dilakukan untuk meniadakan hasil
hubungan seks di luar nikah/ untuk mengakhiri kehamilan yang tidak
dikehendaki.
Hal yang perlu kita cari tahu adalah, Kenapa seseorang melakukan
abortus secara sengaja? Paling tidak ada tiga penyebab yang melatar
belakanginya. Pertama, adanya kekhawatiran akan kemiskinan, untuk
memelihara kecantikan dan mempertahankan karir. Kedua, kekhawatiran anak
yang lahir itu akan cacat yang disebabkan oleh radiasi, obat-obatan, keracunan,
dan sebagainya. Ketiga beban moral yang ditanggung nya karena anak yang
dikandungnya hasil dari hubungan diluar nikah. Ketika salah satu atau lebih
penyebab tersebut ada pada seseorang maka abortus dapat dilakukan dengan
sengaja menggunakan berbagai cara yang dapat dikelompokkan menjadi :
Pertama, cara tradisional yaitu pengguguran kandungan melalui bantuan jasa
dukun atau upaya sendiri dengan menggunakan alat-alat kasar.
Kedua, pengguguran kandungan yang dilakukan secara medis di rumah sakit
Biasanya pengukuran semacam ini dilakukan dengan menggunakan cara:
a) Curattage dan Dilatage ( C & D)
b) Dengan alat khusus, mulut rahim dilebarkan, kemudian janin dikirim dengan
alat seperti sendok kecil.
c) Aspirasi, yaitu dengan cara disedot sisi rahim menggunakan pompa kecil.
d) Hysterectomy ( operasi).

4
Selain keempat cara medis di atas pengukuran bisa juga dengan
menggunakan obat-obatan yang ditelan atau diletakkan di dalam vagina wanita.
2. Dampak Abortus
a. Timbul luka-luka dan infeksi-infeksi pada dinding alat kelamin dan merusak
organ-organ di dekatnya seperti kandung kencing atau usus
b. Robek mulut rahim sebelah dalam (satu otot lingkar). Hal ini dapat terjadi
karena mulut rahim sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa sifatnya,
tetapi juga kalau tersentuh, maka ia menguncup kuat-kuat. Kalau dicoba
untuk memasukinya dengan kekerasan maka otot tersebut akan menjadi
robek
c. Dinding rahim bisa tembus, karena alat-alat yang dimasukkan ke dalam
rahim
d. Terjadi pendarahan. Biasanya pendarahan itu berhenti sebentar, tetapi
beberapa hari kemudian/ beberapa minggu timbul kembali. Menstruasi tidak
normal lagi selama sisa produk kehamilan belum dikeluarkan dan bahkan
sisa itu dapat berubah menjadi kanker.1
3. Abortus menurut hukum Islam
Dr. Abdurrahman al-Baghdadi (1998) dalam bukunya Emansipasi
Adakah Dalam Islam hal 127-128 menyebutkan bahwa aborsi dapat dilakukan
sebelum atau sesudah ruh (nyawa) ditiupkan. Jika dilakukan setelah
ditiupkannya ruh yaitu masa 4 bulan masa kehamilan, maka semua ulama fiqh
(fuqaha) sepakat akan keharamannya. Tetapi para ulama fiqh berbeda pendapat
jika aborsi dilakukan sebelum ditiupkannya roh, sebagian membolehkan dan
sebagian lainnya mengharamkan.
a. Ulama yang membolehkan aborsi sebelum peniupan roh
1. Muhammad Ramli (w 1596) dalam kitabnya an-Nihayah dengan alasan
karena belum ada makhluk yang bernyawa

1
Dr. H. Sapiudin Shidiq, M. Ag. Abortus dan pandangan islam (hukum Islam kontemporer).
Hal 47

5
2. Ada pula yang memandangnya makruh dengan alasan karena janin
sedang mengalami pertumbuhan. Namun demikian, dibolehkan
melakukan aborsi baik pada tahap penciptaan janin atau pun setelah
peniupan ruh kepadanya, jika dokter terpercaya menetapkan bahwa
keberadaan janin dalam perut ibu akan mengakibatkan kematian ibu dan
janinnya sekaligus. Dalam kondisi seperti ini dibolehkan melakukan
aborsi dan mengupayakan penyelamatan kehidupan jiwa ibu.
Menyelamatkan kehidupan adalah sesuatu yang diserukan oleh ajaran
islam sesuai dengan firman Allah QS. Al-Maidah ayat 32 :

          
          
        
        
 
Artinya: “Oleh Karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,
bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan
Karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan Karena
membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan dia Telah
membunuh manusia seluruhnya. dan barangsiapa yang
memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah dia
Telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan
Sesungguhnya Telah datang kepada mereka rasul-rasul kami
dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas,
Kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-
sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka
bumi.”
Disamping itu aborsi dalam kondisi seperti ini termasuk pula
upaya pengobatan. Sedangkan rasulullah saw telah memerintahkan
umatnya untuk berobat. Rasulullah bersabda yang artinya ”Sesungguhnya
allah azza wa jalla setiap kali menciptakan penyakit dia ciptakan pula
obatnya. Maka berobatlah kalian! (H.R Ahmad).
Tetapi apabila pengguguran itu dilakukan karena benar-benar
terpaksa demi melindungi/ menyelamatkan si ibu maka islam

6
membolehkan, bahkan mengharuskan, karena islam mempunyai
prinsip :”menempuh salah satu tindakan yang lebih ringan dari 2 hal yang
berbahaya itu adalah wajib”
Kaidah fiqh dalam masalah ini menyebutkan : ”idza ta’aradha
mafsadatani ru’iya a’zhamuha dhararan birtikabin akhaffihima”2
Artinya : ”Jika berkumpul dua mudharat (bahaya) dalam satu hukum
maka dipilih yang lebih ringan mudharatnya” (Abdul Hamid
Hakim 1927, Mabadi’ Awaliyah fi Ushul al-Fiqh wa Al
Dawa’id al-Fiqhiyah, hal 35).

b. Ulama yang mengharamkan abortus dan menstrual regulation


1. Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya ’Ulumuddin. Dan apabila abortus
dilakukan sesudah janin bernyawa/ berumur 4 bulan maka dikalangan
ulama telah ada ijma’ (konsensus) tentang haramnya abortus.
2. Mahmud Syaltut (Mantan Rektor Universitas al-Azhar Mesir) bahwa
sejak bertemunya sel sperma (mani laki-laki) dengan ovum (sel telur
wanita) maka pengguguran adalah suatu kejahatan dan haram hukumnya,
sekalipun si janin belum bernyawa sebab sudah ada kehidupan pada
kandungan yang sedang mengalami pertumbuhan dan persiapan untuk
menjadi makhluk baru yang bernyawa bernama manusia yang harus
dihormati dan dijaga eksistensinya. Dan makin besar dosanya apabila
pengguguran dilakukan setelah janin bernyawa, apalagi sangat besarnya
dosanya kalau sampai dibunuh/ dibuang bayi yang baru lahir dari
kandungan.
3. Pendapat yang disepakati fuqaha, yaitu bahawa haram hukumnya
melakukan aborsi setelah ditiupkannya roh (4 bulan) didasarkan pada
kenyataan bahwa peniupan ruh terjadi setelah 4 bulan masa kehamilan.
Abdullah ibn Mas’ud berkata bahwa rasulullah bersabda : ”Sesungguhnya
2
Agus. Juli, 2014. ABORTUS DAN PERMASALAHANNYA DALAM PANDANGAN
ISLAM. Jurnal ushuluddin, Volume. XXII No. 2.

7
setiap kamu terkumpul kejadiannya dalam perut ibumu selama 40 hari
dalam bentuk ’nuthfah’, kemudian dalam bentuk ’alaqah’. Selama itu
pula, kemudian dalam bentuk ’mudghah’ selama itu pula kemudian
ditiupkan ruh kepadanya (H.R. Bukhari, Muslim,Abu Daud, Ahmad dan
Tirmidzi) Maka dari itu, aborsi setelah kandungan berumur 4 bulan
adalah haram karena berarti membunuh makhluk yang sudah bernyawa
berdasarkan firman Allah surat al-an’am ayat 151,
Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh
Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia,
berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu
membunuh anak-anak kamu Karena takut kemiskinan, kami akan
memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu
mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya
maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab)
yang benar”. demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu
memahami(nya). QS al-Isra’ ayat 31.
”Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu Karena takut kemiskinan.
kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar”. QS al-
Isra’ ayat 33,
”Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. dan
barangsiapa dibunuh secara zalim, Maka Sesungguhnya kami Telah
memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu
melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang
mendapat pertolongan.” QS at-Takwir ayat 8-9
”Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,
Karena dosa apakah dia dibunuh, Berdasarkan dalil-dalil diatas maka

8
aborsi adalah haram pada kandungan yang bernyawa/ telah berumur 4
bulan, sebab dalam keadaan demikian berarti aborsi itu adalah suatu
tindak kejahatan pembunuhan yang diharamkan islam.
Ulama kontemporer Mahmud syaltut dan Yusuf qardhawi adalah
ulama yang mengharamkan abortus, janin sudah berusia 4 bulan, Terlebih
jika sudah lebih dari 4 bulan, namun dalam keadaan darurat abortus boleh
saja untuk dilakukan. Sejak bertemunya sel sperma apa mani laki-laki
dengan ovum sperma perempuan maka pengguguran merupakan suatu
tindakan kejahatan dan haram hukumnya sekalipun si janin belum diberi
nyawa. Sebab sudah ada benih kehidupan pada kandungan yang sedang
mengalami pertumbuhan dan persiapan untuk menjadi makhluk baru
bernama manusia yang jiwanya harus dimuliakan dan dilindungi
eksistensinya. Lebih jahat dan lebih besar dosanya jika pengguguran
dilakukan setelah janin yang bernyawa yang berarti sudah sempurna
menjadi makhluk hidup.
Terkait dengan keadaan darurat yang menyebabkan kebolehan
melakukan abortus digambarkan oleh syaltut, yaitu jika berdasarkan hasil
diagnosa medis profesional diyakini bahwa bertahannya kandungan yang
telah hidup akan mengakibatkan kematian sang Ibu dan tidak ada jalan
lain kecuali tindakan abortus, maka syariat Islam memerintahkan untuk
memilih melakukan yang teringan di antara dua darurat. Dalam hal ini
yang teringan adalah menggugurkan kandungan. Mengapa nyawa ibu
yang harus diselamatkan, Syaltut beralasan karena Ibu adalah pangkal
asal anak telah jelas hidupnya dan telah tetap di pundak Ibu hak
kewajibannya, dan ibu adalah tiang keluarga, maka tidak masuk akal
mengorbankan Ibu hanya untuk menyelamatkan janin yang belum ada
hak dan kewajiban serta belum terang hidupnya. Memang itulah jalan
keluar yang tampak lebih bijak. Membunuh janin hukumnya haram
demikian juga membunuh ibu. Namun dalam keadaan darurat

9
mengorbankan janin harus menjadi pilihan karena resikonya lebih kecil
dari daripada harus mengorbankan sang Ibu.3
B. Menstrual Regulation ( MR)
1. Pengertian Menstrual Regulation ( MR)
Sedang menstrual regulation secara harfiah artinya pengaturan menstruasi
/ haid. Tetapi dalam praktek, menstrual regulation ini dilaksanakan terhadap
wanita yang merasa terlambat waktu menstruasi dan berdasarkan pemeriksaan
laboratories ternyata positif dan mulai mengandung. Dengan demikian, bahwa
menstrual regulation itu pada hakikatnya merupakan abortus Provocatus
Criminalis, yaitu abortus yang dilakukan bukan atas dasar indikasi medis,
sekalipun dilakukan oleh dokter. Hal ini berarti, menstrual regulation pada
hakikatnya adalah pembunuhan janin secara terselubung.
Sebutan Menstrual Regulation merupakan istilah bahasa Inggris, yang
telah diterjemahkan oleh dokter Arab yang artinya pengguguran kandungan
yang masih muda. Menstrual Regulation secara harfiah artiya pengaturan
menstuasi atau datang bulan atau haid. Tetapi dalam praktek menstrual
regulation ini dilaksanakan terhadap wanita yang merasa terlambat waktu
mentruasi dan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium ternyata positif
mengandung. Maka ia meminta janinnya dihilangkan atu dilenyapkan.
Maka jelaslah bahwa menstrual regulation itu pada hakikatnya adalah
abortus Provocatus Criminalis, sekalipun dilakukan oleh dokter. Karena itu
abortus dan menstrual regulation itu pada hakikatnya adalah pembunuhan janin
secara terselubung.
Berkenaan dengan dengan hal ini, Negara Indonesia sendiri melarang
tindakan semacam ini, tertulis dengan jelas pada Kitab Undang – undang
Hukum Pidana ( KUHP ) pasal 299, 346, 348, dan 349. Dalam pasal – pasal
tersebut telah jelas bahwa Negara melarang adanya praktek abortus, menstrual

3
Agus. Juli, 2014. ABORTUS DAN PERMASALAHANNYA DALAM PANDANGAN
ISLAM. Jurnal ushuluddin, Volume. XXII No. 2.

10
regulation juga sanksi bagi yang melakukannya. Hukumannya tidak hanya
ditujukan kepada wanita yang bersangkutan, tetapi semua orang yang terlibat
dalam kejahatan ini dapat dituntut seperti dokter, dukun bayi, tukang obat dan
sebagainya yang mengobati atau menyuruh/ membantu/ melakukannya sendiri.
Pada KUHP Pasal 299 (1) Barangsiapa dengan sengaja mengobati
seorang wanita atau menyuruh supaya diobati, dengan memberitahukan atau
menimbulkan harapan bahwa dengan pengobatan itu kandungannya dapat
digugurkan, diancam pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana
denda paling banyak tiga ribu rupiah. (2) Bila yang bersalah berbuat demikian
untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai
pekerjaan atau kebiasaan, atau bila dia seorang dokter, bidan atau juru-obat,
pidananya dapat ditambah sepertiga. (3) Bila yang bersalah melakukan
kejahatan tersebut dalam menjalankan pekerjaannya, maka haknya untuk
melakukan pekerjaan itu
Kemudian pada pasal 346 dijelaskan bahwa Seorang wanita yang sengaja
menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk
itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun
Pada pasal 347 dijelaskan:
1. Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling
lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut diancam dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun.

Pada pasal 348 dijelaskan bahwa “Barang siapa dengan sengaja


menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam
bulan”.

11
Dan pada pasal 349 dijelasakan bahwa jika seorang dokter, bidan atau
juru obat membantu melakukan kejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun
melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan
dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat
ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian
dalam mana kejahatan dilakukan.4
2. Hukum Islam tentang Menstrual regulation
Mahmud Syaltut menyatakan, bahwa sejak bertemu sel sperma dengan
ovum (sel telur), maka pengguguran adalah suatu kejahatan dan haram
hukumnya, sekalipun si janin belum diberi nyawa, sebab sudah ada kehidupan
pada kandungan yang sedang mengalami pertumbuhan dan persiapan, untuk
menjadi manusia. Tetapi apabila abortus dilakukan karena benar-benar terpaksa
demi menyelamatkan si ibu, maka Islam membolehkan, karena Islam
mempunyai prinsip :
ٌ‫اجب‬
ِ ‫اجب ٌَو‬ َّ ‫اِرْ تِ َكابُ أَ َخفِّ ال‬
ِ ‫ض َر َر ْي ِن َو‬

Dari pernyataan syaltut di atas, dapat diambil pemahaman bahwa


menstrual regulation sebagai suatu tindakan an-nur Andini merupakan
perbuatan terlarang karena merusak benih yang akan berkembang menjadi bayi
melalui proses yang sifatnya bertahap. Pertama adalah tahap aluta, yaitu
bertemunya sperma laki-laki dengan sperma perempuan sehingga terjadi
pembuahan yang kemudian menjadi zat yang melengket pada dinding rahim
yang sudah mendapatkan makanan dari darah sang Ibu tahap ini disebut
al-'Alaqat berkembang lagi menjadi al-Mudghah ( seperti daging yang
dikunyah). Sayyid Qutb menjelaskan perpindahan dari tahap al- 'Alaqat ke al-
Mudghah terjadi saat sesuatu yang melekat berubah menjadi darah beku yang
bercampur. Kemudian tampaklah tulang (al-Izgam) yang dibungkus oleh
daging titik Setelah tiga tahap diatas tersebut dilalui dengan sempurna maka

4
Dr. H. Sapiudin Shidiq Menstrual regulation dan hukum Islam MR ( jakarta:logos) hal 44

12
Tahap terakhir kejadian itu ditiupkan roh oleh Allah sehingga menjadi makhluk
hidup yang bergerak.
Alasan yang sedikit berbeda dengan pendapat di atas tentang keharaman
abortus dikemukakan oleh organisasi Muhammadiyah titik perbedaan ini
berangkat dari pemahaman Hadis Rasulullah SAW :
" bahwa kamu dikandung dalam perut ibu selama 40 hari dalam bentuk air
mani, kemudian 40 hari selanjutnya dalam bentuk segumpal darah, kemudian
40 hari berikutnya dalam bentuk segumpal daging kemudian diutus malaikat
untuk meniupkan ruh ke dalamnya." ( HR. Bukhari Muslim)
Muhammadiyah tidak mengertikan roh dalam hadis di atas sebagai nyawa
untuk hidup titik karena kenyataan menunjukkan bahwa pembuahan itu sendiri
telah dinyatakan hidup yang kemudian berkembang menjadi alaqah kemudian
menjadi mudhgah Sampai usia 120 hari titik roh yang ditiupkan oleh malaikat
ke dalam janin berumur 4 bulan bukan Rohayati, tetapi roh Insani titik
tampaknya alasan yang dikemukakan oleh Muhammadiyah ini dipengaruhi oleh
pemikiran ahli filsafat Islam dan kedokteran yang menyatakan bahwa manusia
terdiri dari tiga unsur,tubuh,hayat, dan jiwa. Jadi, jiwa bukanlah hayat. Hayat
sudah ada sejak terjadinya pembuahan, bukan setelah janin berusia 4 bulan.
Menurut hemat penulis bahwa abortus dini dengan menggunakan
menstrual regulation diharamkan karena Proses penciptaan manusia tidak
mungkin tanpa melalui nutfah yang merupakan proses awal penciptaan manusia
dalam bentuk yang belum sempurna. Menstrual regulation adalah medis.

C. Sterilisasi ( Mandul)
1. Pengertian Sterilisasi

13
Sterilisasi (Man’u’l Haml/pemandulan selamanya) adalah salah satu
program KB yang dikampanyekan pemerintah Indonesia saat ini. Dalam istilah
medis, sterilisasi dikenal dengan nama Tubektomi dan Vasektomi.
Prof.Dr.H. Masjfuk Zuhdi dalam bukunya: Masa’il Fiqhiyyah
menerangkan tentang sterilisasi sebagai berikut:
a) Tubektomi
Tubektomi adalah: Operasi ringan dan cepat yang dilakukan pada
perempuan (tubal ligation) agar steril dan tidak mampu lagi memproduksi
anak dengan arti bahwa kemungkinan kehamilan sudah hampir nol.
Caranya adalah: dibuat dua irisan kecil di bawah bagian perut
perempuan kemudian memotong saluran sel telur (tuba paluppi) dan
menutup kedua-duanya sehingga sel telur tidak dapat keluar dan sel sperma
tidak dapat pula masuk bertemu dengan sel telur, sehingga tidak terjadi
kehamilan. Durasi waktu yang dibutuhkan untuk tubektomi adalah: kira-
kira 30 menit.
b) Vasektomi
Adalah operasi sederhana pada laki-laki untuk mensterilkan
sehinggatidak bisa lagi membuahi untuk menghasilkan anak.
Caranya: memotong saluran mani (vas deverens) kemudian kedua ujungnya
diikat, sehingga sperma tidak dapat mengalir keluar penis (urethra).
Durasi waktu yang dibutuhkan: Hanya beberapa menit saja. Cendrung
lebih cepat dibanding tubektomi. (situs BKKBN online.com, edisi Selasa, 3
oktober 2006).
Sterilisasi baik vasektomi maupun tubektomi sama dengan abortus,
yang mana hal ini berakibat kemandulan. Karena itu, International Planned
Parenthood Federation (IPPF) tidak menganjurkan kepada negara-negara
anggotanya termasuk Indonesia untuk melaksanakan sterilisasi sebagai alat
kontrasepsi.

14
Hasil Ijtihad para ulama Islam tentang hukum vasektomi dan
tubektomi:
1. Keputusan Majma’ Fiqh Islami di Kuwait tanggal 5/9/1988
menyebutkan: diharamkan untuk memutuskan kemampuan mempunyai
anak bagi laki-laki dan perempuan yang dikenal dengan pemandulan
(vasektomi dan tubektomi) tanpa adanya alasan yang dibenarkan
syari’at.
2. Keputusan Majma’ Fiqh Islami di Makkah Mukarramah menyebutkan:
Tidak dibolehkan pemutusan kehamilan selamanya (pemandulan) tanpa
adanya alasan yang darurat secara syar’i. Yaitu apabila membahayakan
hidupnya karena suatu penyakit, maka jika pemandulan adalah cara
untuk menyelamatkan hidup si perempuan dari kematian maka itu
dibolehkan.
Pada dasarnya, hukum sterilisasi vasektomi dan tubektomi dalam
Islam adalah haram dengan beberapa sebab:
1. Sterilisasi (vasektomi/tubektomi) berakibat pemandulan. Hal ini
bertentangan dengan tujuan pokok perkawinan dalam Islam yaitu
perkawinan selain bertujuan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat juga
untuk mendapatkan keturunan yang sah.
2. Mengubah ciptaan Tuhan dengan jalan memotong dan menghilangkan
sebagaian anggota tubuh yang sehat dan berfungsi.
3. Melihar aurat besar orang lain.
Namun apabila suami istri dalam keadaan terpaksa ( darurat /
emergency) seperti terancamnya jiwa si ibu apabila ia mengandung
maka hal itu dibolehkan. Hal ini berdasarkan kaidah hukum Islam:
Keadaan darurat itu membolehkan hal hal yang dilarang.

2. Hukum Islam Sterilisasi

15
Salah satu tujuan utama dari Perkawinan adalah untuk memperoleh
keturunan. Pada dasarnya, Islam melarang segala usaha yang dapat mencegah
kehamilan tanpa ada alasan darurat seperti alasan medis. Sterilisasi menjadi
sebuah perbuatan yang dilarang jika akibat yang akan ditimbulkan akan
mengakibatkan suami-istri tidak bisa lagi memproduksi anak. Keharaman steril
sterilisasi baik bagi laki-laki maupun perempuan menurut hemat penulis
memiliki alasan rasional yang cukup kuat diantaranya:
a. Sterilisasi ( vasektomi/tubektomi) dapat berakibat pemandulan langgeng
( permanen). Hal ini jelas bertentangan dengan tujuan pokok perkawinan
menurut Islam, yaitu suami istri memperoleh kebahagiaan baik didunia dan
diakhirat juga untuk mendapatkan keturunan yang sah yang diharapkan
menjadi anak yang sholeh yang menjadi penerus cita-cita orang tua.
b. Mengubah ciptaan Tuhan dengan jalan memotong dan menghilangkan
sebagian tubuh yang sehat dan berfungsi.
c. Melihat aurat orang lain. Pada dasarnya Islam melarang melihat aurat orang
lain meskipun antara satu jenis kelamin.
Poin ketiga ini sifatnya bersifat teknis bukan prinsip. Atau disebut dengan
medium atau wasilah jika jika dihubungkan dengan sterilisasi. Tetapi dalam
keadaan darurat seperti untuk menghindari menurunnya penyakit dari bapak
atau ibu terhadap anak keturunannya atau terancamnya jiwa si Ibu bila ia
mengandung atau melahirkan bayi maka sterilisasi di dibolehkan oleh Islam Hal
ini didasari oleh kaidah: " keadaan darurat membolehkan sesuatu yang
dilarang".
Jika dalam keadaan darurat sterilisasi dibolehkan, maka secara otomatis
melihat aurat yang dapat disebut mediumnya sudah pasti dibolehkan titik jadi,
melihat aurat dibolehkan jika sudah sampai keadaan darurat, seperti untuk
kepentingan pemeriksaan kesehatan, pengobatan, operasi, dan sterilisasi.
Dari uraian di atas dapat dipahami, dibolehkannya sterilisasi dalam Islam
karena semata-mata alasan medis. Selain medis seperti kekhawatiran banyak

16
anak atau kemiskinan tidaklah dapat dijadikan alasan yang kuat untuk
melakukan sterilisasi namun bisa menggunakan alat kontrasepsi yang lain yang
diizinkan oleh Islam seperti kondom,oral pil, vaginal tablet dan sebagainya.
Hal yang perlu kita cermati bahwa hukum Islam dapat berubah
disebabkan oleh perubahan zaman, tempat, dan kondisi titik ditambah lagi
bahwa hukum Islam tidak lepas dari sebab yang menyertainya. Kalau kita
hubungkan kaidah ini dengan hukum sterilisasi, maka fatwa MUI pusat tahun
1983 tentang larangan haram sterilisasi bagi laki-laki atau wanita dengan alasan
akan mengakibatkan kemandulan permanen, tampaknya tidak relevan lagi,
perlu dikaji ulang.
Adanya tuntutan maslahat menjadi sebab dibolehkannya sterilisasi titik
seperti jika pada seseorang kedapatan penyakit gila atau penyakit keturunan
yang bersifat permanen maka ketika orang itu menikah ia dapat melakukan
sterilisasi pada dirinya. Karena dunia kedokteran modern telah membuktikan
bahwa penyakit yang diderita orang tua akan menular kepada anaknya.
Pendapat ini sejalan dengan Pendapat yang dikemukakan oleh Syekh Abdul
Haq mantan Syeikh al-azhar bahwa tidak diizinkan sterilisasi yang
menyebabkan kemandulan permanen, kecuali telah diketahui secara
meyakinkan bahwa suatu penyakit dapat menurunkan kepada anak titik dalam
kondisi seperti ini secara lisan hukumnya bisa menjadi wajib.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Muhammad syaltut. Pada zaman
klasik Islam, praktek medis sterilisasi dengan menggunakan teknologi seperti
sekarang ini belum ditemukan titik namun kalau kita cermati, pemikiran yang
mengisyaratkan untuk mencegah perolehan anak yang cacat akibat penyakit
menular yang dibawa oleh kedua orang tua seperti alasan yang digunakan untuk
membolehkan realisasi, sejalan dengan pendapat imam Syafi'i yang
menghukumi boleh membatalkan pernikahan disebabkan penyakit kusta dan
belang karena kedua penyakit itu kelak akan menular kepada keturunannya.

17
Pendapat di atas yang membolehkan sterilisasi tidak luput dari kritikan,
diantaranya oleh Dr.Madkur dalam akibatnya Nazharat al-Islam Ila Tanzim al-
Nasl yang mengutip pendapat imam Syafi'i dan Al bijurmi yang mengatakan
dilarang menggunakan cara apapun yang menyebabkan hilangnya kapasitas
alami untuk berkembang biak titik Hal Senada juga larangan yang difatwakan
oleh Dewa fatwa Arab Saudi titik namun pendapat ini menurut hemat penulis
masih bersifat umum artinya keharaman yaitu lagi-lagi jika tidak ditemukan
pintu darurat.
Oleh karena itu, yang lebih mudah untuk diterima adalah alasan kondisi
yang mendesak atau darurat untuk menghindari bahaya yang pasti seperti
penyakit menular yang belum ditemukan obat obatnya, maka boleh untuk
melakukan sterilisasi yang bersifat temporer dan memungkinkan dalam waktu
dekat dapat ditemukan obatnya.
Perlu diketahui, meskipun sterilisasi merupakan cara yang tidak
dianjurkan oleh pemerintah dan dilarang oleh agama jika tidak ada alasan yang
dibenarkan, namun terbukti Masih ditemukan segelintir orang yang melakukan
secara bebas.5

BAB III

5
Dr. H. Sapiudin Shidiq, M. Ag. Sterilisasi (Mandul), Fikih Kontemporer, hal 37.

18
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mengenai penghentian kehamilan sebelum ditiupkannya ruh, para fuqaha
telah berbeda pendapat. Ada yang membolehkan dan ada juga yang
mengharamkan. Menurut kami, jika penghentian kehamilan itu dilakukan setelah
empat puluh hari usia kehamilan, saat telah terbentuknya janin ( ada bentuknya
sebagai manusia ), maka hukumnya haram. Karenanya, berlaku hukum
penghentian kehamilan setelah ruhnya ditiupkan, dan padanya berlaku diyat
ghurrah tersebut.
Abortus dan menstrual regulation hukumnya adalah haram jika janin
sudah berumur 40 hari/ 4 bulan masa kehamilan dan jika ada sesuatu yang
mengakibatkan sesuatu yang berbahaya terhadap si ibu jika janin dipertahankan
maka dibolehkan.
Sterilisasi merupakan suatu tindakan atau metode yang menyebabkan
seorang wanita tidak dapat hamil lagi, dengan jalan operasi secara teori orang yang
di sterilisasikan masih bisa dipulihkan lagi (reversable), tetapi para ahli kedokteran
mengakui harapan tipis sekali untuk bisa berhasil.
Sterilisasi baik untuk lelaki (vasektomi) maupun untuk wanita
(tubektomi) menurut islam pada dasarnya haram (dilarangKarena ada beberapa hal
yang prinsipil yaitu :
1. Sterilisasi (vasektomi/tubektomi) berakibat kemandulan tetap. Hal ini
bertentangan dengan tujuan pokok perkawinan menurut Islam, yakni
perkawinan lelaki dan wanita selain bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan
suami istri dalam hidupnya di dunia dan akhirat, juga untuk mendapatkan
keturunan yang sah yang diharapkan menjadi anak yang saleh sebagai penerus
cita-citanya.
2. Mengubah ciptaan Tuhan dengan jalan memotong dan menghilangkan sebagian
tubuh yang sehat dan berfungsi (saluran mani/telur).

19
3. Melihat aurat orang lain pada prinsipnya Islam melarang orang melihat orang
lain.
B. Saran
Di dalam makalah ini, penulis sadar akan semua kekurangan penulis baik
secara materi maupun non materi sehingga penulis yakin masih banyak
kekurangan dan kesalahan yang perlu untuk diperbaiki. Untuk itu, penulis
berharap kepada semua teman-teman agar berkenan memberikan sumbangsih
pemikiran dan mengkaji lebih dalam lagi terhadap makalah ini demi
kesempurnaannya.

DAFTAR PUSTAKA

20
Al Baghdadi, Abdurrahman, 1998, Emansipasi Adakah Dalam Islam, Gema Insani
Press, Jakarta

Hakim, Abdul Hamid,1927, Mabadi` Awaliyah fi Ushul Al Fiqh wa Al Qawa’id Al


Fiqhiyah, Sa’adiyah Putera, Jakarta

Hasan, M. Ali, 1995, Masail Fiqhiyah Al Haditsah Pada Masalah-Masalah


Kontemporer Hukum Islam, RajaGrafindo Persada, Jakarta

Mahjuddin, 1990, Masailul Fiqhiyah Berbagai Kasus Yang Yang Dihadapi Hukum
Islam Masa Kini, Kalam Mulia, Jakarta

Uman, Cholil, 1994, Agama Menjawab Tentang Berbagai Masalah Abad Modern,
Ampel Suci, Surabaya

Zallum, Abdul Qadim, 1998, Beberapa Problem Kontemporer Dalam Pandangan


Islam : Kloning, Transplantasi Organ, Abortus, Bayi Tabung, Penggunaan
Organ Tubuh Buatan, Definisi Hidup dan Mati, Al-Izzah, Bangil

Dr. H. Sapiudin Shidiq, M. Ag. Sterilisasi (Mandul), Fikih Kontemporer

21

Anda mungkin juga menyukai