Anda di halaman 1dari 28

ABORSI DALAM PANDANGAN ISLAM

Mata Kuliah : Pendidikan Agama


Kode : Bd.6.101
Jumlah SKS : 2 SKS
Semester : 1 (satu)
Dosen Pembimbing : Ibu Fatroyah Asr Himsyah,M.H.I

Oleh:
RITA RUKMAWATI
PO.71.24.2.17.031

PRODI DIV KEBIDANAN


DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT,karena atas berkat dan rahmat-Nya
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah Agama ini. Dengan ini kami harapkan
kiranya makalah yang telah kami susun dapat bermanfaat bagi para pembaca atau pihak lain
yang membutuhkan informasi dalam makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat banyak sekali informasi mengenai “ABORSI
MENURUT PANDANGAN AGAMA ISLAM”. Kami menyadari bahwa makalah yang kami
susun ini jauh dari kata sempurna,untuk itu kami berbesar hati untuk menerima segala kritik
dan saran dari berbagai pihak.
Kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah bersedia membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata kami mohon maaf atas kekurangan serta kejanggalan baik isi maupun dalam
teknik penyusunannya.

Palembang, 19 November 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
1.1.Latar Belakang ................................................................................................... 4
1.2.Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
1.3.Tujuan ................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 6
2.1. Pengertian Aborsi ............................................................................................. 6
2.2. Sebab-Sebab Aborsi.......................................................................................... 8
2.3. Tujuan Aborsi ................................................................................................... 9
2.4. Cara Aborsi ..................................................................................................... 10
2.5. Dampak Aborsi ............................................................................................... 13
2.6. Aborsi Menurut Pandangan Islam .................................................................. 14
2.6.1. Pandangan Islam Terhadap Nyawa, Janin dan Pembunuham ..............14
2.6.2. Hukum Aborsi Menurut Pandangan Islam ...........................................15
2.6.3. Fatwa MUI Tentang Aborsi ..................................................................19
2.7. Hukum Aborsi Dalam Undang-Undang dan KUHP ...................................... 20
2.8. Legalitas abortus dalam kondisi khusus menurut Undang-Undang ............... 21
2.9. Contoh Kasus……………………………………………………………….. 22
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 26
3.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 26
3.2. Saran ............................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 28

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sejak awal harus dikatakan bahwa meskipun aborsi kini merupakan topik yang sangat
kontrovensional, tetapi aborsi telah lama dikenal dalam sejarah. Sebenarnya, selama berabad-
abad, telah ada kelompok masyarakat cina secara bebas menggunakan obat-obatan untuk
melakukan aborsi, sementara itu, undang-undang Assyria 1500 SM mengutuk aborsi dalam
kalimat berikut :“Setiap wanita yang menyebabkan jatuhnya sesuatu yang ditahan oleh
rahimnya .harus diperiksa,dihukum dan ditembak pada tiang pancang, dan tidak boleh
dikubur.”
Dari hasil penggalian nash dalam Al Quraan dan Hadits, ustadz Abdul Qadim Zallum
menetapkan batas umur kehamilan kurang dari 40 hari untuk kebolehan melakukan aborsi,
tentunya atas indikasi medis yaitu mengancam nyawa ibu. Hasil ijtihad ini dapat menjadi
dasar bolehnya melakukan aborsi bagi korban perkosaan dengan ketentuan batas umur
kehamilan tadi. Adapun upaya legalisasi aborsi dengan alasan menurunkan angka kematian
ibu dan menyelamatkan masa depan remaja yang hamil akibat free sex haruslah ditolak.
Solusi yang tepat pada kasus ini adalah mencegah terjadinya free sex itu sendiri, bukan
melegalisasi aborsi, yang malah ‘menjamin’ menjamurnya free sex.
Angka aborsi di Indonesia saat ini cukup tinggi. Tak kurang dari dua juta kasus per
tahun. Hal ini terjadi karena liberalisme telah melahirkan kehidupan masyarakat serba bebas.
Tidak hanya bebas dalam memiliki sesuatu, bebas berpendapat, bebas memilih agama, juga
kebebasan bertingkah laku (baca: free sex). Tingginya free sex mengakibatkan tingginya
angka kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), yang ujung-ujungnya berakhir pada tingginya
angka aborsi. Liberalisme juga telah membuat masyarakat ini dekat dengan pornografi dan
pornoaksi sehingga tak heran timbul kasus-kasus pelecehan seksual bahkan perkosaan. Kasus
perkosaan pun tak jarang berujung pada aborsi bila terjadi kehamilan. Aborsi juga dapat
terjadi pada kegagalan kontrasepsi. Selama ini aborsi oleh tenaga medis dilakukan bilamana
ada indikasi medis misalnya ibu dengan penyakit berat yang mengancam nyawa. Sebagai
seorang Muslim yang seluruh perbuatannya harus terikat dengan hukum syara, akan timbul
pertanyaan bagaimanakah hukum aborsi dalam pandangan Islam?

4
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Aborsi?
2. Apa sebab-sebab aborsi?
3. Apa tujuan aborsi?
4. Bagaimana cara aborsi?
5. Apa dampak aborsi?
6. Hukumnya aborsi dalam pandangan Islam?

1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca
mengenai:
1. Definisi Aborsi.
2. Sebab-sebab aborsi.
3. Tujuan aborsi.
4. Bagaimana cara aborsi.
5. Apa dampak aborsi.
6. Hukumnya aborsi dalam pandangan Islam.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aborsi dan Pembagiannya


Aborsi (Inggris : abortion, latin : abortus) berarti keguguran atau gugur kandungan.
Dalam bahasa arab, aborsi disebut isqat al-haml atau ijhad, yaitu pengguguran janin dalam
rahim. Sardikin Ginaputra dari Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia memberi engertian
aborts sebagai suatu tindakan pengakhiran kehamilan atau hasil konsepsi sebelum janin hidup
diluar kandungan. Kemudian menurut Maryono Reksodipura dari Fakultas Hukum UI,
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi dari rahim sebelum waktunya (sebelum dapat
lahir secara alamiah).Menurut istilah kedokteran, aborsi berarti pengakhiran kehamilan
sebelum gestasi (28 minggu) atau sebelum bayi mencapai berat 1000 gram.
Menurut Fact About Abortion, Info Kit On Women’s Healt oleh institut for social,
studies and action, maret 1991, dalam istilah kesehatan aborsi di definisikan sebagai
penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim
(ovum), sebelum usia janin mencapai 20 minggu.
Sedangkan Al-Ghazali mengartikan aborsi sebagai penghilang jiwa yang sudah ada di
dalam janin. Ia membagi dua fase keadaan janin, yaitu fase kehidupan yang belum teramati
yang ditandai dengan adanya proses kehidupan secara diam-diam dan fase kehidupan yang
sudah teramati ketika ibu, atau orang lain dapat mendeteksi tanda-tanda kehidupan bayi
dalam kandungan. Menurutnya, kedua fase tersebut harus dihormati dan dihargai sebagai
suatu kehidupan bayi dalam kandungan.
Dari pengertian diatas dapat dikatakan, bahwa Abortus adalah suatu perbuatan untuk
mengakhiri masa kehamilan dengan mengeluarkan janin dari kandungan sebelum janin itu
dapat hidup diluar kandungan.

ِ ‫َّللاُ ِإ ََّل بِ ْال َح‬


‫ق‬ َّ ‫س الَّتِي َح َّر َم‬
َ ‫َو ََل ت َ ْقتُلُوا النَّ ْف‬
“ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya),
melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.” ( Q.S. Al Asraa’: 33 )

6
Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan di luar pernikahan, terutama para
pelajar dan mahasiswa hari ini sudah sampai batas yang sangat mengkhawatirkan.Ini akibat
hilangnya nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat, ditambah dengan gencarnya media
masa yang menawarkan kehidupan glamor, bebas dan serba hedois yng menyababkan
generasi muda terseret dalam jurang kehancuran.
Pacaran sudah enjadi aktivits yang lumrah bahkan sebagian orang tua minder dan
merasa malu jika anaknya tidak memiliki pacar, karena menurut pandangan mereka orang
yang tidak punya acar, adalah orang yang tidak bisa bergaul dan masa depannya suram, serta
susah mncari jodoh.
Data statistic BKKBN ( Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional )
menunjukkan bahwa sekitar 2.000.000 kasus aborsi terjadi setiap tahun di Indonesia. Untuk
kasus di luar negeri – khususnya d Amerika – data-datanya dikumpulkan oleh dua badan
utama, yaitu Federal Centers for Diseases Control (CDC) dan Alan Guttmacher Institute
(AGI) yang menunjukkan hampir 2 juta jiwa telah terbunuh akibat abori. Jumlah ini lebih
banyak dari jumlh nyawa manusia yang terbunuh dalam parang manapun dalam sejarah
Negara itu.Begitu juga lebih banyak dari kematian akibat kecelakaan, maupun akibat
penyakit.Dengan demikian, aborsi secara umum merupakan perbuatan yang keji, tidak
berperikemanusiaan dan bertentangan hukum dan ajaran agama.Walaupun demikian, hukum
Aborsi secara khusus perlu dikaji secara lebih mendalam, karena Aborsi bukanlah dalam satu
bentuk, tetapi memiliki berbagai macam.Sementara itu Islam bukanlah agama yang kaku,
sehingga ditemukan di dalamnya solusi atas probematika yang dihadapi oleh manusia.
Aborsi menurut pengertian medis adalah mengeluarkan hasil konsepsi atau pembuahan,
sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibunya.
Dalam dunia kedokteran Aborsi dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:
1. Abortus spontan / alamiah (spontaneous abortus), ialah aborsi yang tidak sengaja atau
alamiah berlangsung tana tindakan apapun. Abortus spontan bisa terjadi karena
penyakit sifilis, kecelakaan dan sebagainya.
2. Aborsi yang disengaja / buatan (abortus provocatus / induced pro abortion),yaitu
aborsi yang dilakukan dengan tujuan tertentu. Aborsi ini terbagi menjadi dua macam,
yaitu sebagai berikut :
a. Abortus provocatus theraoeuticum, ialah aborsi yang dilakukan oleh dokter atas
dasar indikasi medis dan terapi serta pengobatan. Misalnya jika kehamilan
diteruskan bisa membahayakan jiwa si calon ibu, karena misalnya terkena

7
penyakit-penyakit yang berat, antara lain TBC yang berat atau penyakit ginjal
yang berat.
b. Abortus provocatus criminalis, ialah aborsi yang dilakukan dengan sengaja dan
disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan
atau dukun beranak) tanpa dasar indikasi medis dan melanggar hukum yang
berlaku. Misalnya, aborsi yang dilakukan untuk meniadakan hasil hubungan seks
diluar perkawinan atau untuk mengakhiri kehamilan yang tidak dikehendaki.

2.2 Sebab – Sebab Aborsi


Banyak faktor yang mendorong para remaja melakukan tindakan aborsi terhadap
kandungannya. Namun, hal ini yang paling banyak adalah dikarenakan pergaulan bebas yang
dimulai dengan aktivitas pacaran. Pada awalnya, perilaku pacaran dikalangan remaja masih
dianggap normal dan sudah wajar, apalagi di pandang dari sisi psikologis kebutuhan akan
diperhatikan dan memperhatikan lawan jenis ini mulai nampak sejak menginjak remaja.
Namun dengan melihat fenomena yang terjadi pada saat ini, banyak norma-norma yang telah
dilanggar dan seakan-akan para pasangan muda-mudi tersebut telah menganggap dirinya
sebagai pasangan yang abadi. Mulai dari memberikan perhatian yang berlebihan, seringnya
berduaan, saling berkontak secara fisik (sentuhan, ciuman, maupun berpelukan) hingga
berlanjut kepada tindakan asusila, yakni melakukan hubungan seksual pra-nikah. Hal ini
bukanlah bentuk kekhawatiran saja, melainkan sebuah kenyataan yang terjadi dimasyarakat
kita. Buktinya dapat kita lihat dengan dengan adanya pemaparan hasil survey tersebut di
atas.
Remaja yang hamil di luar nikah melakukan aborsi di karenakan oleh perasaan malu
akibat kehamilan yang terjadi sebelum menikah yang dapat menimbulkan aib bagi keluarga
(Puwadianto 1982). Selain itu remaja yang hamil diluar nikah menghindari kritikan yang
akan diberikan oleh orang lain terhadap dirinya, memiliki rasa kecenderungan merasa tidak
disenangi sehingga tidak bisa menciptakan kehangatan persahabatan, bersikap pesimis
dengan keadaan dirinya jika melanjutkan kehamilan, mengeluh dengan keadaan dirinya, dan
takut jika dirinya tidak menerima pujian dari orang lain. Seperti yang dikatakan
dikemukakan oleh Tirthahusada (1993) penyebab seorang remaja melakukan aborsi karena
alasan non-medis yaitu penyebab sosial, hamil diluar nikah. Subjek melakukan hal tersebut
karena takut akan cemoohan orang sekitar,tidak ingin membuat keluarga malu karena hamil
diluar nikah. Selai itu Purwadianto (1982) mengemukakan bahwa apabiala ditinjau darisegi si
ibu sebagai pelaku langsung aborsi, alasan umum dilakukannya aborsi adalah kondisi

8
kehamilan dirinya yang tidak dikehendaki. Salah satu penyebab dilakukannya aborsi adalah
penyebab social, yaitukarena merasa malu pada perempuan tersebut maupaun keluarganya.Ia
malu akibat hamil tanpa suami yang secara sosial tidak membanggakan. Contohnya
perempuan yang hamil akibat perselingkuhan maupun pergaulan bebas. Keadaan kehamilan
tersebut menimbulkan aib bagi keluarga.
Perilaku penyebab aborsi remaja menurut Sherif dalam Fransisca (2007:37) faktor
yang mempengaruhi sikap aborsi terhadap remaja ada dua yaitu:
1. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu, yang meliputi
usia, jenis kelamin, perilaku religious, dimensi ideologi dari fertilitas, kebebasan seks,
dan kebebasan dalam mengekspresikan diri, keselamatan, status perkawinan, suku, dan
motivasi memeiliki anak, belief tentang kehidupan manusia, dan pengalaman.
2. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu, yang meliputi
pengaruh orang lain, pengaruh media masa, pengaruh kebudayaan, dan pendidikan
seksualitas.
Dari berbagai pendapat dan hasil penelitian para ahli penyebab yang dominan remaja
melakukan tindakan aborsi adalah karena pengaruh internal dan eksternal yang dimana
remaja merasa kurang percaya diri atas perbuatan yang telah ia lakukan, ia merasa malau,
dan takut.
Proses aborsi berawal dari kesalahan dalam cara berpacaran sehingga pasangan lawan
jenis ini mau melakukan seksual. Ketika hubungan seksual tersebut berakibat kehamilan
maka timbul muncul perasaan cemas, takut, belum siap karena masih sekolah atau belum
bekerja sehingga tidak bias merawat anak. Hal ini muncul niat untuk melakukan aborsi.
Apabila niat tersebut mendapat dukungan dari orang tua, pacar dan teman dan serta adanya
kemudahan dalam proses aborsi yang dilakukan sendiri ataupun pihak-pihak tertentu seperti
dukun dan dokter dengan biaya yang terjangkau sehingga semakin memperkuat keputusan
untuk melakukan aborsi.

2.3 Tujuan Aborsi


Tujuan dari aborsi yang sering dilakukan oleh wanita antara lain:
1. Menyelamatkan Sang Ibu
Tentunya menimang buah hati menjadi impian para calon ibu. Namun, apabila kondisi
kesehatan sang ibu tak memungkinkan untuk melanjutkan kehamilan maka terpaksa
sang janin harus digugurkan.

9
2. Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak
Beberapa pasangan tak mampu memenuhi kebutuhan anak. Terutama jika kehamilan
ini merupakan kehamilan yang tidak direncakan. Alasan ini muncul di beberapa negara,
khususnya negara dunia ketiga. Jika tidak ada calon orang tua yang akan menampung
sang anak maka pilihan yang dilakukan adalah menggugurkan

3. Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah


Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama mereka yang
hamil di luar nikah), aib keluarga, atau sudah memiliki banyak anak. Ada orang yang
menggugurkan kandungan karena tidak mengerti apa yang mereka lakukan. Mereka
tidak tahu akan keajaiban-keajaiban yang dirasakan seorang calon ibu, saat merasakan
gerakan dan geliatan anak dalam kandungannya.Alasan-alasan seperti ini juga
diberikan oleh para wanita di Indonesia yang mencoba meyakinkan dirinya bahwa
membunuh janin yang ada di dalam kandungannya adalah boleh dan benar. Semua
alasan-alasan ini tidak berdasar.

4. Tidak ingin memiliki anak karena khawatir menggangu karir, sekolah, atau tanggung
jawab yang lain

2.4 Cara Aborsi


1) Cara Penyedotan (Suction Curettage)
Pada 1-3 bulan pertama dalam kehidupan janin, aborsi dilakukan dengan metode
penyedotan. Teknik inilah yang paling banyak dilakukan untuk kehamilan usia dini. Mesin
penyedot bertenaga kuat dengan ujung tajam dimasukkan ke dalam rahim lewat mulut rahim
yang sengaja dimekarkan. Penyedotan ini mengakibatkan tubuh bayi berantakan dan menarik
ari-ari (plasenta) dari dinding rahim. Hasil penyedotan berupa darah, cairan ketuban, bagian-
bagian plasenta dan tubuh janin terkumpul dalam botol yang dihubungkan dengan alat
penyedot ini. Ketelitian dan kehati-hatian dalam menjalani metode ini sangat perlu dijaga
guna menghindari robeknya rahim akibat salah sedot yang dapat mengakibatkan pendarahan
hebat yang terkadang berakhir pada operasi pengangkatan rahim. Peradangan dapat terjadi
dengan mudahnya jika masih ada sisa-sisa plasenta atau bagian dari janin yang tertinggal di
dalam rahim. Hal inilah yang paling sering terjadi yang dikenal dengan komplikasi paska-
aborsi.

10
2) Cara D&C - Dilatasi dan Kerokan
Dalam teknik ini, mulut rahim dibuka atau dimekarkan dengan paksa untuk
memasukkan pisau baja yang tajam. Bagian tubuh janin dipotong berkeping-keping dan
diangkat, sedangkan plasenta dikerok dari dinding rahim. Darah yang hilang selama
dilakukannya metode ini lebih banyak dibandingkan dengan metode penyedotan. Begitu juga
dengan perobekan rahim dan radang paling sering terjadi. Metode ini tidak sama dengan
metode D&C yang dilakukan pada wanita-wanita dengan keluhan penyakit rahim (seperti
pendarahan rahim, tidak terjadinya menstruasi, dsb). Komplikasi yang sering terjadi antara
lain robeknya dinding rahim yang dapat menjurus hingga ke kandung kencing.

3) Pemakaian PIL RU 486


Masyarakat menamakannya "Pil Aborsi Perancis". Teknik ini menggunakan 2 hormon
sintetik yaitu mifepristone dan misoprostol untuk secara kimiawi menginduksi kehamilan
usia 5-9 minggu. Di Amerika Serikat, prosedur ini dijalani dengan pengawasan ketat dari
klinik aborsi yang mengharuskan kunjungan sedikitnya 3 kali ke klinik tersebut. Pada
kunjungan pertama, wanita hamil tersebut diperiksa dengan seksama. Jika tidak ditemukan

11
kontra-indikasi (seperti perokok berat, penyakit asma, darah tinggi, kegemukan, dll) yang
malah dapat mengakibatkan kematian pada wanita hamil itu, maka ia diberikan pil RU 486.
Kerja RU 486 adalah untuk memblokir hormon progesteron yang berfungsi vital untuk
menjaga jalur nutrisi ke plasenta tetap lancar. Karena pemblokiran ini, maka janin tidak
mendapatkan makanannya lagi dan menjadi kelaparan. Pada kunjungan kedua, yaitu 36-48
jam setelah kunjungan pertama, wanita hamil ini diberikan suntikan hormon prostaglandin,
biasanya misoprostol, yang mengakibatkan terjadinya kontraksi rahim dan membuat janin
terlepas dari rahim. Kebanyakan wanita mengeluarkan isi rahimnya itu dalam 4 jam saat
menunggu di klinik, tetapi 30% dari mereka mengalami hal ini di rumah, di tempat kerja, di
kendaraan umum, atau di tempat-tempat lainnya, ada juga yang perlu menunggu hingga 5
hari kemudian. Kunjungan ketiga dilakukan kira-kira 2 minggu setelah pengguguran
kandungan, untuk mengetahui apakah aborsi telah berlangsung. Jika belum, maka operasi
perlu dilakukan (5-10 persen dari seluruh kasus). Ada beberapa kasus serius dari penggunaan
RU 486, seperti aborsi yang tidak terjadi hingga 44 hari kemudian, pendarahan hebat, pusing-
pusing, muntah-muntah, rasa sakit hingga kematian. Sedikitnya seorang wanita Perancis
meninggal sedangkan beberapa lainnya mengalami serangan jantung.
Di Amerika Serikat, percobaan penggunaan RU 486 diadakan pada tahun 1995.
Seorang wanita diketahui hampir meninggal setelah kehilangan separuh dari volume
darahnya dan akhirnya memerlukan operasi darurat. Efek jangka panjang dari RU 486 belum
diketahui secara pasti, tetapi beberapa alasan yang dapat dipercaya mengatakan bahwa RU
486 tidak saja mempengaruhi kehamilan yang sedang berlangsung, tetapi juga dapat
mempengaruhi kehamilan selanjutnya, yaitu kemungkinan keguguran spontan dan cacat pada
bayi yang dikandung.

4) Suntikan Methotrexate (MTX)


Prosedur dengan MTX sama dengan RU 486, hanya saja obat ini disuntikkan ke dalam
badan. MTX pada mulanya digunakan untuk menekan pertumbuhan pesat sel-sel, seperti
pada kasus kanker, dengan menetralisir asam folat yang berguna untuk pemecahan sel. MTX
ternyata juga menekan pertumbuhan pesat trophoblastoid - selaput yang menyelubungi
embrio yang juga merupakan cikal bakal plasenta. Trophoblastoid tidak saja berfungsi
sebagai 'sistim penyanggah hidup' untuk janin yang sedang berkembang, mengambil oksigen
dan nutrisi dari darah calon ibu serta membuang karbondioksida dan produk-produk buangan
lainnya, tetapi juga memproduksi hormon hCG (human chorionic gonadotropin), yang

12
memberikan tanda pada corpus luteum untuk terus memproduksi hormon progesteron yang
berguna untuk mencegah gagal rahim dan keguguran.
MTX menghancurkan integrasi dari lingkungan yang menopang, melindungi dan
menyuburkan pertumbuhan janin, dan karena kekurangan nutrisi, maka janin menjadi mati. 3-
7 hari kemudian, tablet misoprostol dimasukkan ke dalam kelamin wanita hamil itu untuk
memicu terlepasnya janin dari rahim. Terkadang, hal ini terjadi beberapa jam setelah
masuknya misoprostol, tetapi sering juga terjadi perlunya penambahan dosis misoprostol. Hal
ini membuat cara aborsi dengan menggunakan suntikan MTX dapat berlangsung berminggu-
minggu. Si wanita hamil itu akan mendapatkan pendarahan selama berminggu-minggu (42
hari dalam sebuah studi kasus), bahkan terjadi pendarahan hebat. Sedangkan janin dapat
gugur kapan saja - di rumah, di dalam bis umum, di tempat kerja, di supermarket, dsb.
Wanita yang kedapatan masih mengandung pada kunjungan ke klinik aborsi selanjutnya, mau
tak mau harus menjalani operasi untuk mengeluarkan janin itu. Bahkan dokter-dokter yang
bekerja di klinik aborsi seringkali enggan untuk memberikan suntikan MTX karena MTX
sebenarnya adalah racun dan efek samping yang terjadi terkadang tak dapat diprediksi.
Efek samping yang tercatat dalam studi kasus adalah sakit kepala, rasa sakit, diare,
penglihatan yang menjadi kabur, dan yang lebih serius adalah depresi sumsum tulang
belakang, kekuragan darah, kerusakan fungsi hati, dan sakit paru-paru. Dalam bungkus MTX,
pabrik pembuat menuliskan peringatan keras bahwa MTX memang berguna untuk
pengobatan kanker, beberapa kasus artritis dan psoriasis, "kematian pernah dilaporkan pada
orang yang menggunakan MTX", dan pabrik itu menyarankan agar hanya para dokter yang
berpengalaman dan memiliki pengetahuan tentang terapi antimetabolik saja yang boleh
menggunakan MTX. Meski para dokter aborsi yang menggunakan MTX menepis efek-efek
samping MTX dan mengatakan MTX dosis rendah baik untuk digunakan dalam proses
aborsi, dokter-dokter aborsi lainnya tidak setuju, karena pada paket injeksi yang digunakan
untuk aborsi juga tertera peringatan bahaya racun walau MTX digunakan dalam dosis rendah.

2.5 Dampak Aborsi


Dampak aborsi yang dilakukan antara lain:
1. Timbul luka-luka dan infeksi-infeksi pada dinding alat kelamin dan merusak organ-
organ di dekatnya seperti kandung kencing atau usus.
2. Robek mulut rahim sebelah dalam (satu otot lingkar). Hal ini dapat terjadi karena mulut
rahim sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa sifatnya, tetapi juga kalau tersentuh,

13
maka ia menguncup kuat-kuat. Kalau dicoba untuk memasukinya dengan kekerasan
maka otot tersebut akan menjadi robek.
3. Dinding rahim bisa tembus, karena alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim.
4. Terjadi pendarahan. Biasanya pendarahan itu berhenti sebentar, tetapi beberapa hari
kemudian/ beberapa minggu timbul kembali. Menstruasi tidak normal lagi selama sisa
produk kehamilan belum dikeluarkan dan bahkan sisa itu dapat berubah

2.6 Aborsi Menurut Pandangan Islam


2.6.1. Pandangan Islam Terhadap Nyawa, Janin dan Pembunuhan

Sebelum menjelaskan secara mendetail tentang hukum Aborsi, lebih dahulu perlu
dijelaskan tentang pandangan umum ajaran Islam tentang nyawa, janin dan pembunuhan,
yaitu sebagai berikut :
caraPertama : Manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, tidak boleh dihinakan baik
dengan merubah ciptaan tersebut, maupun menguranginya dengan memotong sebagian
anggota tubuhnya, maupun dengan memperjual beikannya, maupun dengan
menghilangkannya sama sekali yaitu dengan membunuhnya, sebagaimana firman Allah swt :

َ ‫ت َوفَض َّْلنَا ُه ْم‬


ٍ ِ‫علَ ٰى َكث‬
‫ير ِم َّم ْن‬ َّ َ‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِي آدَ َم َو َح َم ْلنَا ُه ْم فِي ْالبَ ِر َو ْالبَحْ ِر َو َرزَ ْقنَا ُه ْم ِمن‬
ِ ‫الطيِبَا‬
ً ‫ض‬
‫يل‬ ِ ‫َخلَ ْقنَا ت َ ْف‬
" Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan." (Q.S. Al-Isra' Ayat 70)

Kedua : Membunuh sau nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang.
Menyelamatkan satu nyawa artinya sama dengan menyelamatkan semua orang.

َ َّ‫ض فَ َكأَنَّ َما قَت َ َل الن‬


‫اس‬ َ َ‫سا ِبغَي ِْر نَ ْف ٍس أ َ ْو ف‬
ِ ‫سا ٍد فِي ْال َ ْر‬ ً ‫علَ ٰى بَنِي إِس َْرائِي َل أَنَّهُ َم ْن قَت َ َل نَ ْف‬ َ ‫ِم ْن أَجْ ِل ٰذَلِكَ َكت َ ْبنَا‬
‫اس َج ِميعًا‬ َ َّ‫َج ِميعًا َو َم ْنأَحْ َياهَا فَ َكأَنَّ َما أَحْ َيا الن‬
" Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa
yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau
bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh

14
manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka
seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya." ( Q.S. Al-maidah ayat 32)

Ketiga : Dilarang membunuh anak (termasuk di dalamnya janin yang masih dalam
kandungan), hanya karena takut miskin. Sebagaimana firman Allah SWT, sebagaimana
firman Allah swt.
ْ ‫ق ۖ نَحْ ُن ن َْر ُزقُ ُه ْم َوإِيَّا ُك ْم ۚ إِ َّن قَتْلَ ُه ْم َكانَ ِخ‬
ً ِ‫طئًا َكب‬
‫يرا‬ ٍ ‫َو ََل ت َ ْقتُلُوا أ َ ْو ََلدَ ُك ْم َخ ْشيَةَ إِ ْم َل‬
" Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang
akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka
adalah suatu dosa yang besar. " (Q.S. Al israa' stay 31)

Keempat :setiap janin yang terbentuk adalah merupakan kehendak Allah swt,
sebagaimana firman Allah swt.

َ ‫َونُ ِق ُّر فِي ْال َ ْر َح ِام َما نَشَا ُء ِإلَ ٰى أ َ َج ٍل ُم‬


‫س ًّمى ث ُ َّم نُ ْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْف ًل‬
" Seanjutnya kami dudukkan janin itu dalam rahimmenurut apa yang Kami kehendaki
sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi." (Q.S.
Al hajj ayat 5)
Kelima :Larangan membunuh jiwa tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt. :

ِ ‫َّللاُ إِ ََّل بِ ْال َح‬


‫ق‬ َّ ‫س الَّتِي َح َّر َم‬
َ ‫َو ََل ت َ ْقتُلُوا النَّ ْف‬
“ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya),
melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.” ( Q.S. Al Asraa’: 33 )

2.6.2. Hukum Aborsi Dalam Islam


Didalam teks-teks al-Qur’an dan Hadist tidak didapati secara khusus hukum aborsi,
tetapi yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang tanpa hak, sebagaimana firman
Allah SWT
Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda:

‫ع ِظي ًما‬ َ َ ‫علَ ْي ِه َولَ َعنَهُ َوأ‬


َ ُ‫عدَّ لَه‬
َ ‫عذَابًا‬ َّ ‫ب‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ ‫َو َم ْن َي ْقت ُ ْل ُمؤْ ِمنًا ُمت َ َع ِمدًا فَ َجزَ اؤُ هُ َج َهنَّ ُم خَا ِلدًا ِفي َها َوغ‬
َ ‫َض‬

15
"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah
Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan
azab yang besar baginya." (Q.S. An nisa ayat 93)

Maka, untuk mempermudah pemahaman, pembahasan ini bisa dibagi menjadi dua bagian
sebagai berikut :
1. Menggugurkan Janin Sebelum Peniupan Roh
Dalam hal ini, para ulama berselisih tentang hukumnya dan terbagi menjadi tiga pendapat :
Pendapat pertama :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya boleh.Bahkan sebagian dari
ulama membolehkna menggugurkan janin tersebut dengan obat. (Hasyiat Al Qalyubi : 3/159)
Pendapat ini dianut oleh para ulama dari madzhab Hanafi, Syafi’I, dan Hambali. Tetapi
kebolehan ini disyaratkan adanya izin dari kedua orang tuannya, (Syareh Fathul Qadir :
2/495)
Mereka berdalil dengan hadist Ibnu Mas’ud diatas yang menunjukkan bahwa sebelum
empat bulan, roh belum ditiup kejanin dan penciptaan belum sempurna, serta dianggap benda
mati, sehingga boleh digugurkan hal ini pun sejalan dengan pendapat Muhammad Ramli (w
1596) dalam kitabnya an-Nihayah[i] dengan alasan karena belum ada makhluk yang
bernyawa.
Dalam kondisi seperti ini dibolehkan melakukan aborsi dan mengupayakan
penyelamatan kehidupan jiwa ibu. Menyelamatkan kehidupan adalah sesuatu yang diserukan
oleh ajaran islam sesuai dengan firman Allah QS. Al-Maidah : 32. Artinya : “Oleh Karena itu
kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang
manusia, bukan Karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan Karena membuat
kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan dia Telah membunuh manusia seluruhnya. dan
barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah dia Telah
memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya Telah datang kepada mereka
rasul-rasul kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, Kemudian banyak
diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan
dimuka bumi. Tetapi apabila pengguguran itu dilakukan karena benar-benar terpaksa demi
melindungi/ menyelamatkan si ibu maka islam membolehkan, bahkan mengharuskan, karena
islam mempunyai prinsip : “menempuh salah satu tindakan yang lebih ringan dari hal yang
berbahaya itu adalah wajib”. Kaidah fiqh dalam masalah ini menyebutkan : ”Jika berkumpul
dua mudharat (bahaya) dalam satu hukum maka dipilih yang lebih ringan mudharatnya”

i An-Nihayah sebuah kitab dari Muhammad Ramli

16
Ada beberapa ulma juga mengatakan bahwa, dibolehkan melakukan aborsi baik pada
tahap penciptaan janin atau pun setelah peniupan ruh kepadanya, jika dokter menetapkan
bahwa keberadaan janin dalam perut ibu akan mengakibatkan kematian ibu dan janinnya
sekaligus.

Pendapat kedua :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya makruh.Dan jika sampai waktu
peniupan roh, maka hukumnya menjadi haram.
Dalilnya bahwa waktu peniupan roh tidak diketahui secara pasti, maka tidak boleh
menggugurkan janin jika telah mendekati waktu peniupan roh, demi untuk kehati-
hatian.Pendapat ini dianut oleh sebagian ulama madzhab Hanafi dan Imam Romli salah
seorang ulama dari madzhab Syafi’I. (hasyiah Ibnu abiding : 6/591, Nihayatul Muhtaj :
7/416)

Pendapat ketiga :
Mengugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya haram. Dalilnya bahwa air mani
sudah tertanam dalam rahim dan telah bercampur dengn ovum wanita sehingga siap
menerima kehidupan, maka merusak wujud ini adalah tindakan kejahatan. Pendapat ini
dianut oleh Ahmad Dardir, Imam Ghozali dan Ibnu Jauzi (Syareh Kabir : 2/267, Ihya
Ulumuddin :2/53, Inshof : 1/386)
Adapun status janin yang gugur sebelum ditiup rohnya (empat bulan) telah dianggap
sebagai benda mati, maka tidak perlu dimandikan, dikafani ataupun disolati.Sehingga bisa
dikatakan bahwa menggugurkan kandungan dalam fase ini tidak dikategorikan pembunuhan,
tapi hanya dapat dianggap merusak sesuatu yang bermanfaat.
Ketiga pendapat ulama diatas tentunya dalam batas-batas tertentu, yaitu jika didalamnya ada
kemaslahatan, atau dalam istilah medis adalah salah satu bentuk abortus provocatus
therapeuticum, yaitu jika bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta pengobatan.
Dan bukan dalam kategori abortus provocatus criminalis, yaitu yang dilakukan karena alas an
yang bukan medis dan melanggar hukum yang berlaku, sebagaimana yang telah dijelaskan
diatas.

2. Menggugurkan Janin Setelah Peniupan Roh


Secara umum, para ulama telah sepakat bahwa pengguguran janin setelah peniuan roh
hukunya haram.Peniupan roh terjadi ketika janin sudah berumur empat bulan dalam perut

17
ibu, Ketentuan ini berdasarkan hadist Ibnu Mas’ud di atas.Janin yang sudah ditiupkan roh
dalam drinya, secara otomatis pada saat itu, dia telah menjadi seorang manusia, sehingga
haram untuk dibunuh.Hukum ini berlaku jika pngguguran tersebut dilakukan tanpa ada sebab
yang darurat.
Namun jika ada sebab-sebab darurat, seperti juka sang janin nantinya akan
membahayakan jika lahir nanti, maka dalam hal ini, para ulama berbeda pendapat :
Pendapat Pertama :
Menyatakan bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh hukumnya tetap haram,
walaupun diperkirakan bahwa janin tersebut akan membahayakan keselamatan ibu yang
mengandungnya, pendapat ini dianut oleh Myaoritas Ulama.
Dalilnya adalah firman Allah swt. :

ِ ‫َّللاُ إِ ََّل بِ ْال َح‬


‫ق‬ َّ ‫س الَّتِي َح َّر َم‬
َ ‫َو ََل ت َ ْقتُلُوا النَّ ْف‬
“ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya),
melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.” ( Q.S. Al Asraa’: 33 )

Kelompo ini juga mengataan bahwa kematian ibu masih diragukan, sedang keberadaan
janin merupakan sesuatu yang pasti dan yakin, maka sesuai dengan kaidah fiqhiyah : “ bahwa
sesuatu yang yakin tidak boleh dihilangkan dengan sesuatu yang masih ragu.”, yaitu tidak
boleh membunuh janin yang sudah ditiup rohnya yang merupakansesuatu yang pasti, hanya
karena khawatir dengan ematian ibunya yang merupakan Sesutu yang masih diragukan.
(Hasyiyah Ibnu Abidin : 1/602 ).
Selain itu, mereka memberikan permisalan bahwa jika sebuah perahu akan tenggelam,
sedang keselamatan semua perahu tersebut isa terjadi jika sebagian pemunpang dilempar ke
laut, maka hal itu juga tidak dibolehkan.
Mahmud Syaltut (eks rektor Universitas al-Azhar Mesir) juga menyatakan bahwa sejak
bertemunya sel sperma (mani laki-laki) dengan ovum (sel telur wanita) maka pengguguran
adalah suatu kejahatan dan haram hukumnya, sekalipun si janin belum bernyawa sebab sudah
ada kehidupan pada kandungan yang sedang mengalami pertumbuhan dan persiapan untuk
menjadi makhluk baru yang bernyawa bernama manusia yang harus dihormati dan dijaga
eksistensinya. Dan makin besar dosanya apabila pengguguran dilakukan setelah janin
bernyawa, apalagi sangat besarnya dosanya kalau sampai dibunuh / dibuang bayi yang baru
lahir dari kandungan.

18
Abdullah ibn Mas’ud berkata bahwa rasulullah bersabda : Sesungguhnya setiap kamu
terkumpul kejadiannya dalam perut ibumu selama 40 hari dalam bentuk ’nuthfah’, kemudian
dalam bentuk ’alaqah’. Selama itu pula, kemudian dalam bentuk ’mudghah’ selama itu pula
kemudian ditiupkan ruh kepadanya (H.R. Bukhari, Muslim,Abu Daud, Ahmad dan Tirmidzi).

Pendapat Kedua :
Dibolehkan menggugurkan janin walaupun sudah ditiupkan roh padanya, jika hal itu
merupakan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan ibu dari kematian.Karena menjaga
kehidupan ibu lebih diutamakan dari pada menjaga khidupan janin, karena kehidupan ibu
lebih dahulu da nada secara yakin, sedangkan kehidupan janin belum yakin dan
keberadaannya terakhir.( Mausu”ah Fiqhiyah : 2/57 )
Prediksi keselamatan ibu dan janin bisa dikembalikan kepada ilmu kedokteran,
walaupun hal itu tidak mutlak benarnya. Wallahu A’lam.
Dari keterangan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa para ulama sepakat bahwa
Abortus provocatus criminalis, yaitu abori criminal yang menggugurkan kandungan setelah
ditiupkan roh k dalam janin tanpa suatu alas an yang syar’I hukumnya adalah haram dan
termasuk kategori membunuh jiwa yang diharamkan Allah swt.
Adapun aborsi yang masih diperselisihkan oleh para ulama adalah Abortus provocatus
Therapeuticum, yaitu abosi yang bertujuan untuk penyelamatan jiwa, khususnya janin yang
belum ditipkan roh di dalamnya.

2.6.3. Fatwa MUI tentang abortus


Majelis ulama Indonesia (MUI) memutuskan Fatwa tentang abortus :
Pertama : Ketentuan Umum
1) Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang
diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati.
2) Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang
diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar.

Kedua : Ketentuan Hukum


1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu
(nidasi).
2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat. Aborsi
haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.

19
Mengenai menstrual regulation, islam juga melarangnya karena pada hakikatnya sama
dengan abortus, merusak, menghancurkan janin calon manusia yang dimuliakan oleh Allah
karena ia berhak tetap dalam keadaan hidup sekalipun hasil dari hubungan yang tidak sah (di
luar perkawinan yang sah) sebab menurut islam bahwa setiap anak lahir dalam keadaan suci
(tidak bernoda) sesuai dengan hadis nabi: “Semua anak dilahirkan atas fitrah, sehingga jelas
omongannya. Kemudian orang tuanya lah yang menyebabkan anak itu menjadi yahudi,
nasrani,/ majusi (H.R Abu ya’la, al-thabrani dan al-baihaqi dari al-aswad bin sari’).
Sedang menutur bahasa Arab disebut dengan al-Ijhadh yang berasal dari kata “ ajhadha
– yajhidu “ yang berarti wanita yang melahirkan anaknya secara paksa dalam keadaan beum
sempurna. Atau juga bisa berarti bayi yang lahir karena dipaksa atau bayi yang lahir dengan
sendirinya. Aborsi di dalam istilah fikih juga sering disebut dengan “ ishqoth “
(menggugurkan) atau atau “ ilqaa “ (melempar) atau “ tharhu ” (membuang) (al Misbah al
Munir, hlm : 72)
Aborsi tidak terbatas sat bentuk, tetapi aborsi memiliki banyak macamnya, sehingga
untuk menghukuminya tidak bisa disamakan dan dipukul rata. Diantaranya pembagian
Aborsi adalah sebagai berikut :
Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa makna aborsi adalah pengguuran.
Aborsi ini dibagi menjadi dua :
Pertama : Aborsi kriminalitas adalah aborsi yang dilakukan dengan sengaja karena
suatu alas an dan bertentangan dengan undang-undang yang berlaku.
Kedua : Aborsi Legal, yaitu yang dilaksanakan dengan sepengetahuan pihak yang
berwenang.
Yang dimaksud dengan Aborsi dalam pembahasan ini adalah : menggugurkan secara
paksa janin yang belum sempurna penciptaannya atas permintaan atau kerelaan ibu yang
mengandungnya.

2.7. Hukum Aborsi Dalam Undang-Undang dan KUHP


Undang-undang yang mengatur mengenai aborsi
Dalam KUHP Bab XIX pasal 346 s/d 350 dinyatakan sbagai berkut :
a. Pasal 346 : “seorang wnaita yang sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan padana penjara
paling lama empat tahun”.
b. Pasl 347 : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita lain tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama

20
dua belas tahun. (2) jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanaita tersebut,
diancam pidana paling lama lima belas tahun.
c. Pasal 348: (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita lain dengan tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun enam bulan. (2) jika perbuatan itu mengakibatkan matinya
wanaita tersebut, diancam pidana paling lama tujuh tahun.
d. Pasal 349 : “jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
berdasarkan pasal 346, ataupun membantu melakukan salah satu kejahatan 347 dan
348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan
dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian sesuai sedalam mana kejahatan
dilakukan”.

2.8. Legalitas abortus dalam kondisi khusus menurut Undang-Undang


Abortus buatan ditinjau dari aspek hukum dapat digolongkan kedalam dua glongan,
yakni :
a. Abortus buatan legal (Abortus provocatus theraoeuticum), ialah aborsi yang dilakukan
menurut syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang, karena alasan yang
sangat mendasar untuk melakukan: menyelamatkan nyawa/mnyembuhkan si ibu.
b. Aborsi buatan Ilegal, yaitu pengguguran kandungan yang tujuannya selain untuk
menyelamatkan/menyembuhkan si ibu, dilakukan oleh tenaga yang tidak kompeten
serta tidak memenuhi syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang.

Dalam kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tindakan pengguguran


kandungan yang disengaja digolongkan ke dalam kejahatan terhadap nyawa (Bab XIX psal
346 s/d 249). Namun dalam undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang kesehatan pada
pasal 15 ayat (1) denyatakan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk
menyelamatkan jiwa ibu hamil dan janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
Kemudian pada ayat (2) menyebutkan tindakan medis tertentu dapat dilakukan :
1) Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut
2) Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kemampuan untuk tu dan
diakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta pertimbangan tim ahli.
3) Dengan persetujuan ibu hamil yng bersnagkutan serta suami dan kemuarga. Lalu dalam
UU No. 1 th 1946 tentang KUHP, UU no. 7 thn. 1984 dan UU No. 3 thn1992 aborsi
tidak boleh dilakukan kecuali dalam kondisi tertentu.

21
2.9. Contoh Kasus

Aborsi Janin di Bukittinggi Berujung Maut, sang


Kekasih Terancam Masuk Bui

Rabu,25 Januari 2017 - 18:00:29 WIB


Reporter : Tim Redaksi Pelaku saat diamankan di Polda Sumbar, Jalan Sudirman,
Padang, Rabu (25/1). RINA SYAFITRI
PADANG, HALUAN- Seorang karyawati PT. HM Sampoerna Bukittinggi, HRM (23)
tewas pada Rabu (4/1), setelah melakukan aborsi janin yang ia kandung dari hasil hubungan
gelapnya dengan sang kekasih.
Dalam kasus tersebut dua orang tersangka diamankan yakni berinisial M (32) dan MS
(35).
Kabid Humas Polda Sumbar AKBP Syamsi menjelaskan, peristiwa itu berawal dari
hubungan sepasang kekasih HRM dan M (32) yang sudah melakukan hubungan layaknya
suami istri.
“Akibat perbuatan tersebut, HRM hamil. Panik, dengan adanya bayi didalam kandungan
tanpa adanya ikatan pernikahan tersebut, mereka memutuskan untuk menggugurkan bayi itu,”
terangnya di Polda Sumbar, Rabu (25/1).
Lebih lanjut dijelaskan, berbagai cara telah dilakukan agar masing-masing pihak
keluarga mereka tidak mengetahui tentang adanya bayi di dalam kandungan HRM. Cara lain
dilakukan oleh M dengan mencoba memesan salah satu obat yang ia dapatkan dari informasi
internet.
Setelah mendapatkan informasi tentang obat yang bisa untuk menggugurkan kandungan
tersebut. M menghubungi temannya MS (35) yang berkerja di salah satu rumah sakit
Bukittinggi supaya memberikan obat yang ia inginkan.
Namun, jalan tuhan ternyata berbeda, dari yang mereka harapkan agar janin bisa gugur
justru kondisi HRM akhir menjadi melemah.
Tetapi, kekasihnya masih bersikeras untuk membunuh bayi itu akhirnya membawa HRM
ke sebuah klinik bidan. Mendengar pernyataan bidan HRM menolak dan tidak mau
melakukan hal tersebut, tapi M tetap saja memaksa.

22
Dengan kondisi HRM Sebelumnya yang sudah melemah, ia kejang-kejang setelah
melakukan aborsi tersebut, dan segera dilarikan ke rumah sakit, namun sesampai rumah sakit
korban sudah menghembuskan nafasnya yang terakhir
Lebih lanjut dikatakan Syamsi, saat ini dua orang tersangka tersebut sudah diamankan
untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut.

Analisis : menururut pandangan Islam kasus aborsi ini jelas haram hukumnya, sebab
tujuannya untuk menggugurkan bayi adalah untuk menutupi perbuatan perselingkuhan yang
telah pelaku lakukan.Aborsi ini termasuk dalam kategori Abortus provocatus criminalis.

Sadis, bayi hasil aborsi ditemukan di dalam freezer


Proses visum kondisi fisik Sally, ibu yang membekukan bayinya di dalam freezer, telah
selesai. Saat ini, polisi menunggu hasil visum Sally dan autopsi jasad bayi untuk memastikan
benar-tidaknya keterangan Sally.
"Kami sedang tunggu hasil visum tersangka dan hasil autopsi bayinya. Kami berharap
akan kelihatan pastinya kapan bayi itu dilahirkan, bagaimana keadaan si bayi saat dilahirkan,
hidup atau tidak, ada unsur kesengajaan tersangka menghilangkan nyawa bayinya atau tidak,"
kata Kasat Reskrim Polres Tarakan AKP Choirul Yusuf kepada detikcom, Jumat (4/8/2017).
Choirul secara pribadi menilai keterangan Sally janggal. Kepada polisi, Sally mengaku
tidak menginginkan bayinya tersebut hanya karena khawatir si anak kelak tak memiliki surat-
surat lantaran berasal dari pernikahan siri.
"Saya tanyakan, kalau tidak mau bayinya, kenapa menunggu hamil besar? Karena biasa
orang tidak mau bayi, di usia hamil muda dikuret. Dia menjawab tidak mau ada satu orang
pun yang tahu," ujar Choirul.
"Jadi dia tidak mau ketahuan hamil atau dia tidak mau melahirkan anak karena susah
dapat surat-surat, itu pun masih jadi pertanyaan penyidik," sambungnya.
Choirul menerangkan Sally dan suaminya telah memiliki seorang anak berusia 2,5 tahun
sejak menikah siri. "Waktu anak pertama, dia terima-terima saja. Kenapa anak kedua, dia
tidak mau terima saat hamil?" ucapnya.
Karena itu, penyidik akan kembali meminta keterangan Sally dalam BAP. Hari ini waktu
pemeriksaan Sally tersita karena dia menjalani visum dan penyidik berdiskusi dengan
psikiater.

23
"Memang kalau hari ini pemeriksaan belum tuntas karena tadi siang juga tersangka
divisum. Lalu kami berbicara dengan psikiater," jelas Choirul.
(aud/idh)

Analisis :aborsi ini termasuk dalam Abortus provocatus criminalis. Menururt pandangan
Islam kasus aborsi ini pun sama seperti kasus diatas jelas haram hukumnya, sebab tujuannya
untuk menggugurkan bayi adalah untuk menutupi perbuatan perselingkuhan yang telah
pelaku lakukan.Hal ini sebenarnya bukanlah menyelesaikan masalah, justru menambah
masalah yang telah ada.

Bocah 9 tahun Terpaksa Menggugurkan Kandungannya

Brasilia, seorang anak perempuan di Brasil yang baru berusia 9 tahun terpaksa
menggugurkan kandungnnya yang ditengarai berisi jnin anak kembar, Kamis (5/3) waktu
setempat. Kehamilan itu terjafi karena sang bocah perempuan itu telah diperkosa ayah tirinya.
Mengutip Kantor Berita Associated Press, aborsi akhirnya tetap dilakukan terhadap
kehmilan tersebut. Meski sebelumnya gereja Katolik di Brasil telah menentang keras
keputusan itu. Kepolisian setempat telah menyatakan ayah tiri sang anak telah ditangkap dan
lagsung dimasukkan kedalam bui sejak pecan lalu.
Aborsi dinyatakan illegal di Brasil. Namun demikian, menurut hukum yang berlaku
disana, hakim bisa membuat pengeualian jika nyawa sang ibu dalam bahaya dan janin tak
punya peluang untuk selamat.
“Aborsi itu harus dilakukan karena kehamilan itu memiliki resiko serius bagi nyawa sang
anak yang mengandung. Karena itu kandungan yang berusia 15 minggu itu harus digugurkan.
Ini dari tinjauan medis,“ ungkap direktur rumah sakit tmpat sang anak dirawat, Fatima Maia.
Maia yang dikutip dikoran local Jornal do Brasil, menambahkan sang anak masih
sangat kecil. Ukuran rahimnya masih belum bisa menampung adanya janin, apalagi
kemungkinan bayinya kembar.
Berat badan bocah perempuan yang tidak disebutkan namanya itu 36
kilogram.Sebelumnya, pihak gereja katolik di Brazil menentang keputusan aborsi.
Menurut mereka, anak perempuan tersebut seharusnya bisa terus memelihara
kehamilannya dan melahirkan melalui operasi Caesar.

24
Analisis :ksus ini termasuk dalam Abortus provocatus theraoeuticum, menururut
pandangan Islam kasus aborsi boleh dilakukankarena ada hal yang darurat dan hajat yang
harus dipertimbangkan. Dari secara medis, direktur rumahsakit sendiri telah mengataka
bahwa anak tersebut harus meakukan aborsi. Tim medis tempat anak tersebut dirawat sendiri
pastinya telah mempertimbangkan banyak hal mulai dari dampak fisik maupun psikologi si
anak jika kehamilan ini tetap dilanjutkan, terlebih kehamilan tersebut merupakan kehamilan
karena pemerkosaan oleh ayah tiri sang anak.

25
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Abortus adalah suatu perbuatan untuk mengakhiri masa kehamilan dengan
mengeluarkan janin dari kandungan sebelum janin itu dapat hidup di luar kandungan.
Sebab – Sebab Aborsi pergaulan bebas yang dimulai dengan aktivitas pacaran hingga
berlanjut kepada tindakan asusila, yakni melakukan hubungan seksual pra nikah. Remaja
yang hamil di luar nikah melakukan aborsi di karenakan oleh perasaan malu akibat kehamilan
yang terjadi sebelum menikah yang dapat menimbulkan aib bagi keluarga.
Tujuan aborsi untuk menyelamatkan sang ibu, tidak memiliki cukup uang untuk
merawat anak, tidak ingin memiliki anak tanpa ayah, tidak ingin memiliki anak karena
khawatir menggangu karir, sekolah, atau tanggung jawab yang lain.
Adapun cara-cara yang dapat dilakukan untuk menggugurkan landings (aborsi): Cara
Penyedotan (Suction Curettage), Cara D&C - Dilatasi dan Kerokan, Pemakaian PIL RU 486,
Suntikan Methotrexate (MTX).
Dampak dari aborsi yang dapati timbul antara lain: luka-luka dan infeksi-infeksi pada
dinding alat kelamin dan merusak organ-organ di dekatnya seperti kandung kencing atau
usus, robek mulut rahim sebelah dalam (satu otot lingkar), dinding rahim bisa tembus, karena
alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim, terjadi pendarahan.
Dalam dunia kedokteran aborsi ada 2 macam yaitu : Aborsi Spontan / Alamiah atau
abortus spontaneus, Aborsi Buatan / Sengaja atau abortus yang terdiri dari abortus prvocatus
criminalis, aborsi Terapeutik / Medis atau abortus provocatus therapeuticum.
Pandangan Islam terhadap aborsi ialah dijelaskan melalui Q.S. Al Asraa’: 33

ِ ‫َّللاُ إِ ََّل بِ ْال َح‬


‫ق‬ َّ ‫س الَّتِي َح َّر َم‬
َ ‫َو ََل ت َ ْقتُلُوا النَّ ْف‬
“ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya),
melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.”

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa haram untuk membunuh jiwa lain meskipun ia
belum terlahir ke dunia ini. Namun Islam bukanlah Agama yang kaku, hukum Islam bisa
berubah sesuai dengan kondisi dan alasan yang jelas. Menurut fatwa MUI sendiri dibolehkan

26
karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat. Aborsi haram hukumnya
dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.
Sedangakn menurut hukum Indonesia, jelas baik pelaku ataupun yang memebantu
dalam melakukan aborsi baik itu melalui persetujuan atau tidak pihak yang terkait akan
ditindak sesuai undang-undang yang berlaku seperti contoh-contoh kasus yang telah
dijelaskan diatas.

3.2. Saran
Seorang tenaga medis harus lebih sering memeberikan pendidikan kesehatan khususnya
tentang aborsi dan dampaknya terhadap kesehatan sehingga masyarakat dapat pengetahuan
dan memiliki persepsi yang benar akan hal tersebut dan diharapkan dapat menurunkan angka
kejadian aborsi baik secara legal maupun illegal.

27
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hamid Hakim 1927, Mabadi’ Awaliyah fi Ushul al-Fiqh wa Al Dawa’id al-Fiqhiyah,
Ma’ruf, Farid. Aborsi dalam Pandangan Hukum Islam.

Abdurrahman, Dinamika Masyarakat Islam Dalam Wawasan Fikih, PT. Remaja


Rosdakarya Offset : Bandung, 2006. Hal.

Ahsin W. Al-Hafidz, Fikih Kesehatan, amzah, Jakarta, 2010, hal. 154.

Balai Penerbit FKUI, Aborsi dalam fiqh Kontemporer, Jakarta, hal. 74

Dr. Abdurrahman al-Baghdadi,Emansipasi Adakah Dalam Islam, Raja Grafindo. Jakarta :


1998.

Hasan, M.Ali. Masail Fiqhiyah al-Haditsah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.1996.

Warnet :2017 http://elangjawa-hidup.blogspot.com/2011/05/makalah-tentang-aborsi.html

Warnet :2017,https://www.aborsi.org/artikel14.htm

https://almanhaj.or.id/2884-proses-penciptaan-manusia-dan-ditetapkannya-amalan-hamba-
1.html
https://almanhaj.or.id/2884-proses-penciptaan-manusia-dan-ditetapkannya-amalan-hamba-
1.html
https://tafsirq.com/4-an-nisa/ayat-93
https://tafsirq.com/17-al-isra/ayat-31
https://tafsirq.com/22-al-hajj/ayat-5
https://tafsirq.com/topik/al+maidah+ayat+32
https://tafsirq.com/17-al-isra/ayat-70
https://tafsirq.com/17-al-isra/ayat-33
Akses pada 18 November 2017

28

Anda mungkin juga menyukai