Anda di halaman 1dari 12

PENGGUGURAN KANDUNGAN

(ABORTUS STERILISASI DAN MENSTRUAL REGULATION)

Makalah Ini Di Susun Guna Untuk Memenuhi


Tugas Kelompok Mata Kuliah Masailul Fiqh
Dosen Pengampu:
Hasfiana, S.Pd, M.Pd

Oleh :
Kelompok 5
Hadi Slamet (20310063)
Baso Reza Fahlevi (20310035)
Andi Tenri Ampa

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AS’ADIYAH SENGKANG

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Abortus, Strelisasi dan Menstrual Regulation.”

Shalawat serta salam kita curahkan kepada junjungan kita baginda Nabi
Muhammad SAW. suri teladan, yang membawa risalah bagi kita semua, sehingga
kita terlepas dari jaman kebodohan, kesehatan, dan mengajak serta membimbing kita
menuju alam ilmu pengetahuan tentunya dengan Iman dan Islam.

Tujuan dalam pembuatan makalah ini untuk dapat menambah wawasan dan
pengetahuan ksususnya dalam mata kuliah Masailul Fiqh. Dan kami berharap
kepada kita semua untuk mengambil nilai positif dan membuang nilai negatif yang
tersaji dakam makalah ini, memahami isi makalah serta mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran-saran yang dapat
membangaun demi kesesmpurnaan makalah ini. Akhir kata tak lupa kami ucapkan
terima kasih banyak yang sebesar-besarnya dan semoga makalah bermanfaat bagi
para pembaca dan khususnya bagi para mahasiswa sekalian.

Sengkang, 19 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Pengertian Abortus, Strelisasi dan menstrual regulation...............................3
B. Hukum Abortus, strelisasi dan menstrual regulation.....................................6
BAB III PENUTUP..................................................................................................8
A. Kesimpulan....................................................................................................8
B. Saran...............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini banyak bermunculan kasus aborsi, tidak hanya terjadi di negara
berkembang bahkan di negara maju. Jadi perlu dideklarasikan bahwa aborsi bukanlah
semata masalh medis atau kesehtan masyarakat, melainkan juga problem sosial yang
terkait dengan paham kebebasan (freedom/liberalism) yang dianut suatu masyarakat.
Paham asing ini tak diragukan lagi telah menjadi pintu masuk bagi marajalelanya
kasus-kasus aborsi, dalam masyarakat manapun. Data sekitar 2 juta kasus per tahun.
Sedangkan di luar negeri, khususnya di amerika serikat, dua badan utama, yaitu
federal center of disease control (FCDC) dan Alan Guttmacher Institute (AGI), telah
menyimplkan data aborsi yang menunjukkan bahwa jumlah nyawa yang dibunuh
dalam dalam kasus nyawa manusia yang dibunuh dalam perang manapun sejarah
negara itu. Sebagai gambaran, jumlah kematian orang amerika serikat dari tiap-tiap
perang adalah perang dunia II 407.316 jiwa. Secara total, dalam sejarah dunia, jumlah
kematian aborsi jauh melebihi jumlah orang yang meninggal dalam semua perang
jika digabungkan sekaligus. Berarti ada sekitar 2 juta nyawa yang dibunuh setiap
tahunnya secara keji tanpa banyak.
Sterilisasi dalam Al-quran dan Hadist tidak ditemukan dalil nash yang melarang
ataupun memerintah menggunakan alat kontrasepsi, karena dalil penggunaan alat
kontrasepsi dikembalikan pada kaidah hukum islam yang mengatakan “pada dasarnya
segala sesuatu/perbuatan itu boleh, sehingga ada dalil yang menunjukkan
keharamannya”. Jadi secara umum pencegahan kehamilan itu dibolehkan, jika
memenuhi ketentuan-ketentuan yang dibenarkan syara’ yaitu mencegah kehamilan
bukan karena dilandasi takut tidak akan mendapat rejeki, karena bila alasannya
seperti ini berarti telah kufur terhadap salah satu sifat Allah SWT, yaitu Ar-
razzaq .dan yang kedua adalah metode yang digunakan untuk mencegah kehamilan
haruslah menggunakan metode/ cara yang dibenarkan syara’.

1
Menstrual regulation dan Abortus dalam perspektif Hukum Islam sebagaimana
dijelaskan pada bab tentang hukum bolehnya mengikuti program keluarga berencana
(KB) dengan tujuan mengatur kehamilan dan haramnya melakukan strelisasi kecuali
dalam keadaan darurat, maka pada kajian kali ini dibahas pula tentang abortus dan
menstrualregulation dalam perspektif hukum islam.1
Dalam menyikapi kemajuan –kemajuan yang terjadi di berbagai aspek kehidupan
dalam masyarakat, seperti halnya kemajuan teknologi dan ilmu kedokteran. Sehingga
banyak sekali masyarakat-masyarakat yang mencari solusi tentang persoalannya
dengan menunjuk ilmu kedokteran sebagai penjawabnya, yang dalam hal ini para
ulama fuqaha, tidak melakukannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Abortus, Strelisasi dan menstrual regulation?
2. Apa hukum dalam islam melakukan Abortus, strelisasi dan menstrual
regulation?

1
Sudanto, Masailul Fiqiyah Al-haditsah, (Cet. 1: Yogyakarta: CV. Bui Utama:
2018), ha. 78-79

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Abortus, strelisasi dan menstrual regulation
1. Abortus

Menggugurkan kandungan atau dikenal dengan istilah ”abortus” berarti


penegeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan. 2

Perkataan abortus dalam bahasa inggris disebut abortion berasal dari bahasa latin
yang berarti gugur kandungan. Sardikin Ginaputra dari Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia memberi pengertian abortus, sebagai pengakhiran kehamilan
atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Kemudian menurut
Maryono Reksodipura dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia, abortus adalah
pengeluaran hasil konsepsi dari rahim sebelum waktunya (sebelum dapat lahir secara
alamiah).

Dari pengertian diatas dapat dikatakan, bahwa abortus adalah suatu perbuatan
untuk mengakhiri masa kehamilan dengan mengeluarkan janin dari kandungan
sebelum janin itu dapat hidup diluar kandungan.

Dalam masalah abortus ini, apakah janin itu hidup atau mati, tidak dipersoalkan.
Hal ini verarti, bahwa janin yang belum memiliki tanda-tanda kehidupan seperti yang
terdapat pada manusia, yaitu ada respirasi (pernapasan), sirkulasi (peredaran darah)
dan aktivitas otak, termasuk juga abortus.

Janin yang dikeluarkan sebelum mencapai 16 minggu dan sebelum mencapai berat
1.000 gram dipandang sebagai abortus, baik karena alasan medis maupun dorongan
oleh alasan-alasan lain yang tidak sah menurut hukum. Adapun pengguguran janin

2
Cholil Uman, Agama Menawab Tentang Berbagai Masalah Abad Modern.
(Bandung: sunan Ampel Suci), ha. 54

3
yang sudah berusia 16 minggu ke atas harus dimasukkan ke dalam pengertian
pembunuhan, karena sudah bernyawa.

2. Strilisasi

Strerilisasi yaitu proses membunuh semua mikroorganisme termasuk spora bakteri


pada benda yang telah didekontaminasi dengan tepat. Tujuan sterilisasi yaitu untuk
memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora,
yang mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai.

Sterilisasi ialah memandulkan laki-laki atau wanita dengan jalan sterilsasi


berbeda-beda dengan cara atau alat-alat kontrasepsi lainnya yang pada umumnya
hanya bertujuan menhindari atau menjarangkan kehamilan untuk sementara waktu
saja. Sedangkan sterilisasi ini, sekalipun secara teori orang yang di sterilisasikan
masih bisa dipulihkan lagi, tapi para ahi kedokteran mengakui harapan tipis sekali
untuk bisa berhasil.

Proses sterilisasi yang dilakukan pada wanita antara lain:

a. Cara radiasi: yaitu merusak fungsi ovarium, sehingga tidak dapat lagi
menghasilkan hormon-hormon yang mengakibatkan wanita menjadi monopause.
b. Cara operasi: yaitu ada beberapa teknik antara lain: 1). Ovarektomi
(mengangkat atau memiringkan kedua ovarium yang efeknya sama dengan cara
radiasi), 2), Tubektomi: yaitu megankat seluruh tuba agar wanita tidak bisa hamil
lagi, 3). Ligasi tuba: yaitu mengikat tuba sehingga tidak dapat dilewati ovum (sel
telur).
c. Cara penyumbatan tuba: yaitu menggunakan zat-zat kimia untuk menyumbat
lubang tuba dengan teknik suntikan. Adapun proses sterilisasi biasa dilakukan pada
pria adalah dengan metode vasektomi: yaitu dengan teknik membedah dan membuka
vas (bagian dalam buah pelir), kemudian diikat atau dijepit, agar tidak dilewati
sperma.
3. Menstrual Regulation

4
Menstruasi Regulation secara harfiah artinya pengaturan menstruasi/ datang bulan/
haid, tetapi dalam praktek menstrual regulation ini dilaksanakan terhadap wanita yang
merasa terlambat waktu menstruasi dan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium
ternyata positif dan mulai mengandung. Maka ia minta dibereskan janinnya itu. Maka
jelaslah, bahwa menstrual regulation itu pada hakikatnya adalah abortus provocatus
criminalis, sekalipun dilakukan oleh dokter. Karena itu abortus dan menstrual
regualtio pada hakikatnya dalah pembunuhan janin secara terselubung.

Sebutan menstrual regulation merupakan istilah bahasa inggris, yang telah


diterjemahkan oleh dokter Arab yang artinya pengguguran kandungan yang masih
muda. Mengenai menstrual regulation, islam juga melarang karena pada hakikatnya
sama dengan abortus, merusak, menghancurkan janin calon manusia yang dimuliakan
oleh Allah karena ia berhak tetapdalam keadaan hidup sekalipun hasil dari hubungan
yang tidak sah (di luar pernikahan yang sah) sebab menurut islam bahwa setiap anak
lahir dalam keadaan suci sesuai dengan hadist nabi: “semua anak lahir atas fitrah,
sehingga jelas omongannya, kemudian orang tuanyalah yang menyebabkan anak itu
menjadi, yahudi, nasrani, majusi,” (H.R Abu ya’la Al-tabrani dan Al-baihaqi dari al-
aswad bin sari)

Walaupun ada larangan abortus dan menstrual regulatio yang di ancam pidana,
karena merupakan kejahatan, tetapi hal itu tidak membuat para wanita, merasa gentar
untuk melakukan abortus, apakah yang melakukannya itu para ibu, ataupun para
remaja putri. Faktor-faktor yang mendorong mereka melakukan abortus dan
menstrual regulation diantaranya: 1). Atas dasar indikasi medis seperti:
menyelamatkan ibu, karena apabila kelanjutan kehamilan dipertahankan, dapat
mengancam nyawa dan membahayakan jiwa si ibu, untuk menghindari terjadi cacat
jasmani atau rohani apabila janin dilahirkan, atas dasar indikasi sosial seperti: karena
kegagalan dalam menggunakan alat kontrasepsi atau dalam usaha mencegah
terjadinya kehamilan, karena sudah menemukan dokter yang sudah bersedia
menggugurkan kandungan, karena kehamilan yang terjadi akibat hubungan gelap dan

5
ingin menutupi aib, karena kesulitan ekonomi, karena kehamilan yang terjadi akibat
pemerkosaan.

B. Hukum abortus, strelisasi dan menstrual regulation

Firman Allah dalam surah Al-Isra ayat 31:

‫َو َالَتْقُتُلوا أْو َالَد ُك ْم َخ ْش َيَة ِأْم الضٍق َنْح ُن نضْر زثُقُهْم و ِاَّياُك ْم ِاَّن َقْتَلُهْم َك اَن خَطا~ا َك ِبْيًرا‬

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah


yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya
membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar” (QS AL-Isra’: 31)

Dari ayat diatas jelaslah bahwa abortus maupun menstrual regualtion iu haram.
Karena abortus maupun menstrual regulation pada hakikatnya yaitu membunuh janin.

Karena itu fuqaha telah sepakat akan haramnya menggugurkan kandungan setelah
ditiupkannya ruh. Adapun abortus apabila dilakukan pada janin yaitu sebelum
berumur empat bulan. Ada beberapa pendapat :

1. Muhammad Ramli dalam kitab An-Nihayah, membolehkan abortus dengan


alasan belum bernyawa.
2. Adapula ulama yang memandang makruh, dengan alasan karena janin sedang
mengalami pembuahan.
3. Ibnu Hajar dalam kitabnya At-Tuhfah dan Al-Ghazali dalam kitabnya
Ihya’Ulumuddin mengharamkan abortus pada tahap ini (belum bernyawa).
4. Mahmud Syaltut menyatakan, bahwa sejak bertemu sel sperma dengan ovum
(sel telur), maka pengguguran adalah suatu kejahatan dan haam hukumnya, sekalipun
si janin belum diberi nyawa, sebab sudah ada kehidupan pada kandungan yang
sedang mengalami pertumbuhan dan persiapan, untuk menjadi manusia. Tetapi
apabila abortus dilakukan karena benar-benar terpaksa demi menyelamatkan si ibu,
maka islam membolehkan, karena islam mempunyai prinsip :

6
“ menempuh salah satu tindakan yang lebih ringan dari hal yang berbahaya, itu
wajib (hukumnya).

Sedangkan hukum strelisasi dari berbagai cara yang dilakukan oleh dokter ahli
dalam upaya strelisasi, baik yang dianggap aman, maupun yang penuh resiko,
kesemuanya dilarang menurut ajaran agama islam, karena mengakibatkan seseorang
tidak dapat mempunyai anak lagi.

Pemandulan yang dibolehkan dalam islam adalah pemandulan yang sifatnya


sementara atau sewaktu-waktu usaja bukan untuk selamanya, seperti alat kontrasepsi
yang biasa dipakai oleh pasangan suami istri dala ber-KB, yang sewaktu-waktu dapat
dilepas atau ditinggalkan apabila ada keinginan untuk mempunyai anak lagi. Adapun
alat kontrasepsi berupa strelisasi dilarang digunakan dala islam, karena sifatnya
pemandulan untyk selama-lamanya, kecuali kalau alat tersebut dapat disambung lagi
sehingga dapat disaluri ovum atau sperma, maka hukumnya boleh karena sifatnya
sementara. Tetapi kalau kondisi kesehatan suami atau istri yang terpaksa sehingga
perlu dilakukannya hal tersebut. Sebagaimana keterangan kaidah fiqh yang berbunyi:
“\keadaan daruray membolehkan yang dilarang (dalam agama).3

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

3
Masjfuk Zuhdi, Islam dan keluarga Berencana di Indonesia, (Cet. V, Surabaya,
BIna Ilmu), 1986, ha. 40

7
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa mengenai penghentian konsepsi
kehamilan sebelum ditiupkannya ruh, para fuqaha telah berbeda pendapat ada yang
membolehkan adapula yang mengharamkan. Hal ini pun sebaliknya ketika janin
sudah ditiupkan ruh para fuqaha telah berbeda pendapat. Setelah kami menilai dari
alasan-alasan pendapat para fuqaha, baik yang membolehkan dan mengharamkan
abortus, sterilisasi, dan menstrual regulation.

Maka menurut pendapat kami jika penghentian kehamilan itu dilakukan setelah
empat puluh hari usia kehamilan, maka hukumnya haram tidak terkecuali ada hajat
yang membahayakan nyawa ibu dan bayi mengalami cacat genetic, hal inipun dalam
pelaksanaan abortus harus pelaksanaan abortus harus sesuai dengan syarat dan
ketentuan sesuai dengan syariat. Dan diperbolehkan jika memang hal ini dilakukan
dengan terpaksa dan darurat. Abortus dan menstrual regulation hukumnhya haram
jika janin sudah berumur 40 hari/ 4 bulan masa kehamilan dan jika ada sesuatu yang
berbahaya mengakibatkan sesuatu yang berbahaya bagi si ibu jika janin
dipertahankan maka dibolehkan.
B. Saran

Semoga pembaca mendapatkan manfaat dari makalah ini dan kami berharap kritik
yang positif demi perbaikan makalah kami kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Sudanto, 2018. Masailul Fiqiyah Al-haditsah, (Cet. 1: Yogyakarta: CV. Bui


Utama.

8
Uman, Cholil, 1994. Agama Menjawab Tentang Berbagai Masalah Abad
Modern.Bandung : sunan ampel suci.

Zuhdi, Masjfuk, 1986. Islam dan Keluarga Berencana di Indonesia. Surabaya :


Bina Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai