TAKSONOMI TUJUAN
PENDIDIKAN
Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Evaluasi Pendidikan Islam
Dosen Pengampu :
Nurul Mawaddah, S. Pd., M. Pd.
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Asrul Arya
Dwi Hastuti Hamka
Fathu Rahman
Risma Syakira
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik,
dan ilhamnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas dari dosen kami
Gurutta Nurul Mawaddah, S. Pd., M. Pd. Selaku Dosen pengampu mata kuliah
Evaluasi Pendidikan Islam. Selain itu tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam
penyusunan makalah.
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Meski penulis telah menyusun
kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
pembaca sekalian. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat menambah referensi
keilmuan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3
A. Sejarah Taksonomi Bloom................................................................................................3
B. Peran Taksonomi Bloom dalam Model Pembelajaran......................................................5
C. Manfaat Memahami Taksonomi Bloom..........................................................................13
BAB III PENUTUP..................................................................................................................21
A. Kesimpulan......................................................................................................................21
B. Saran................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien.
pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan
keahlian.
pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu:
kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi
beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai
dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah
laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat
Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-
kawan pada tahun 1956, sehingga sering pula disebut sebagai “Taksonomi Bloom”.
Taksonomi bloom merujuk pada tujuan pembelajaran yang diharapkan agar dengan
adanya taksonomi ini para pendidik dapat mengetahui secara jelas dan pasti apakah
berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi.
Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian sampai pada kemampuan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Pembelajaran
PEMBAHASAN
Chicago.
sebagai presiden American Educational Research Association dari tahun 1965 sampai
1966. Ia menjadi penasihat pendidikan bagi pemerintahan Israel, India, dan beberapa
bangsa lain.
Kata Taksonomi diambil dari bahasa Yunani Tassein yang berarti untuk
mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai
klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Hampir
semua (benda bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian) dapat diklasifikasikan
pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu:
kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi
beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai
dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah
laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyetarakan juga tingkah laku dari tingkat
yang lebih rendah. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan
kawan-kawan pada tahun 1956, sehingga sering pula disebut sebagai “Taksonomi
Bloom”.
klasifikasi di bidang ini, antara lain E. Simpson pada tahun 1967 dan A. Harrow pada
tahun 1972.
Adapun suatu taksonomi adalah merupakan suatu tipe system klasifikasi yang
khusus, yang berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang digolong-
golongkan dalam sistematika itu. Misalnya klasifikasi atas genus dan species
lingkup Biologi, sesuailah dengan apa yang diketahui tentang tumbuh-tumbuhan dan
abjad nama-nama pengarang, menurut urutan abjad judul-judul buku atau menurut
kognitif, afektif, dan psikomotorik, yang dikembangkan oleh kelompok pelopor ini
dan beberapa orang lain, memang disebut “taxonomy”, tetapi menurut pendapat
beberapa ahli psikologi belajar, mungkin tidak seluruhnya memenuhi tuntutan suatu
demikian, nama taksonomi akan tetap dipertahankan di sini, sesuai dengan sumber-
sumber yang asli, kecuali untuk sistematika yang dikembangkan oleh Simpson dalam
pembelajaran itulah yang akan kita jadikan sebagai tolak ukur dari hasil belajar siswa.
Taksonomi Bloom dapat membantu kita untuk mengetahui sampai dimana tingkat
keberhasilan kita dalam proses belajar mengajar sehingga dapat dievaluasi dan
ditingkatkan menjadi lebih baik lagi dan atau dinaikkan lagi setingkat lebih tinggi
dari semula.
Adapun taksonomi Bloom berdasar area atau rana adalah Rana Kognitif
a. Rana Kognitif
1. Pengetahuan (Knowledge)
Mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam
ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta, kaidah dan prinsip, serta metode yang
diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan
mampu menyebutkan nama semua sekretaris jenderal PBB, sejak saat PBB mulai
berdiri”. Siswa akan mampu menulis semua nama provinsi di Indonesia, pada peta
2. Pemahaman (Comprehension)
Mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang
dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari
suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain,
3. Penerapan (Application)
pada suatu kasus/problem yang kongkret dan baru. Adanya kemampuan dinyatakan
dalam aplikasi suatu rumus pada persoalan yang belum dihadapai atau aplikasi suatu
4. Analisa (Analysis)
itu.
5. Sintesa (Synthesis)
Bagian-bagian dihubungkan satu sama lain, sehingga terciptakan suatu bentuk baru.
6. Evaluasi (Evaluation)
b. Rana Afektif
seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, terdiri dari :
1. Penerimaan (Receiving/Attending)
memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan
oleh guru.
2. Partisipasi (Responding):
hal-hal khusus di dalam bagian yang diperhatikan. Misalnya pada desain atau
warna saja.
adalah bertanya, membuat coretan atau gambar, memotret dari objek yang
membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap : menerima,
menolak atau mengabaikan, sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan
4. Organisasi (Organization)
dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang diakui dan diterima ditempatkan
pada suatu skala nilai mana yang pokok dan selalu harus diperjuangkan, mana yang
kebebasan dan tanggung jawab dalam suatu negara demokrasi atau menyusun
rencana masa depan atas dasar kemampuan belajar, minat dan cita-cita hidup.
rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan
3. Rana Psikomotorik
keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system)
perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada
2. Kesiapan (Set)
memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam
bentuk kesiapan jasmani dan mental, seperti dalam mempersiapkan diri untuk
bunyi suara.
4. Gerakan Yang Terbiasa (Mechanism Response)
lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang
sesuai dengan prosedur yang tepat, seperti dalam menggerakkan kaki, lengan dan
atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien. Adanya kemampuan ini
beberapa sub ketrampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur, seperti
kembali.
gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan persyaratan khusus yang berlaku.
Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menunjukkan suatu taraf ketrampilan yang
telah mencapai kemahiran, misalnya seorang pemain tenis yang menyesuaikan pola
permainannya dengan gaya bermain dari lawannya atau dengan kondisi lapangan.
7. Kreativitas (Creativity)
seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. Hanya orang-orang yang
berketerampilan tinggi dan berani berpikir kreatif, akan mampu mencapai tingkat
Dengan memahami taksonomi Bloom, kita sebagai guru dapat memahami dan
menerapkan jenjang-jenjang itu sesuai dengan kondisi siswa di dalam kelas. Beberapa
beberapa siswa dapat melakukan aktivitas pada jenjang yang lebih tinggi
thinking skills), sementara beberapa siswa lain yang lebih cepat berfikirnya
tingkatannya.
kebutuhan dan karakteristis siswa/peserta didik yang kita ajar, proses pengetahuan
gambaran awal kemampuan siswa tertera dalam Kriteria Ketuntasan minimal (KKM)
1. Keterampilan Intelektual
Dalam hal ini diyakini bahwa penampilan manusia merupakan sebuah konsep
hubungan.
dalam berbagai situasi khusus. Dalam hal ini konsep terdefinisi merupakan
Strategi kognitif merupakan suatu proses kontrol, yaitu proses internal yang
digunakan siswa (orang yang belajar) untuk memilih dan mengubah cara-cara
teks, dan penggunaan metode PQ4R (preview, question, read, reflect, recite,
dan review)
3. Informasi Verbal
Informasi verbal adalah informasi yang diperoleh dari belajar di sekolah, kata-
kata yang diucapkan orang, membaca, radio, televisi, dan media yang lain.
4. Sikap-sikap
misalnya membaca dan menulis. Proses belajar mengajar di suatu kelas dapat
dilakukan melalui beberapa fase yang tujuannya untuk mempermudah siswa dan guru
Siswa (yang belajar) harus diberi motivasi untuk belajar dengan harapan,
bahwa informasi akan memenuhi keingintahuan mereka tentang suatu pokok bahasan,
akan berguna bagi mereka atau dapat menolong mereka untuk memperoleh angka
memperhatikan aspek-aspek yang relevan tentang apa yang ditunjukkan guru, atau
misalnya dengan berkata: “Perhatikan kedua bangun yang Ibu katakan, apakah ada
dengan menggaris-bawahi kata, atau kalimat tertentu, atau dengan memberikan garis
Bila siswa memperhatikan informasi yang relevan, maka ia telah siap untuk
terdahulu, bahwa informasi tidak langsung disimpan dalam memori. Informasi itu
diubah menjadi bentuk yang bermakna yang dihubungkan dengan informasi yang
telah ada dalam memori siswa. Siswa dapat membentuk gambaran-gambaran mental
dari informasi itu, atau membentuk asosiasi-asosiasi antara informasi baru dan
informasi lama.
pengaturan awal (Ausubel. 1963), dengan membiarkan para siswa melihat atau
Informasi yang baru diperoleh harus dipindahkan dari memori jangka pendek
ke memori jangka panjang. Ini dapat terjadi melalui pengulangan kembali (rehearsal),
memori jangka panjang. Jadi bagian penting dalam belajar adalah belajar memperoleh
hubungan dengan apa yang telah kita pelajari, untuk memanggil (recall) informasi
lebih mudah dipanggil daripada materi yang disajikan tidak teratur. Pemanggilan juga
6. Fase Generalisasi
Biasanya informasi itu kurang nilainya jika tidak dapat diterapkan di luar
konteks dimana informasi itu dipelajari. Jadi, generalisasi atau transfer informasi
pada situasi-situasi baru merupakan fase kritis dalam belajar. Transfer dapat ditolong
7. Fase Penampilan
Para siswa harus memperlihatkan, bahwa mereka telah belajar sesuatu melalui
busur derajat dalam pelajaran matematika, para siswa dapat mengukur besar sudut.
menunjukkan apakah mereka telah atau belum mengerti tentang apa yang
diajarkan.Umpan balik ini dapat memberikan masukan pada mereka penampilan yang
berhasil.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu “tassein” yang berarti untuk
mengklasifikasi dan “nomos” yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai
klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal
yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian, sampai pada kemampuan berpikir
pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedang
segala aspek yang dicakupnya. Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada
Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan.
Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif,
afektif, dan psikomotor. Proses penerapan taksonomi Bloom tentu saja harus
dianalisis tingkat kebutuhan dan karakteristis siswa/peserta didik yang kita ajar,
pendidikan yang sukses perlu adanya teknik belajar dan pembelajaran yang baik dan
menarik agar mereka yang belajar memiliki jiwa semangat tinggi untuk terus belajar
dan menjadi generasi bangsa yang cerdas. Kami juga berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan kami berharap kritik dan saran yang bersifat positif
Abidin , M.Z. (2012). Taksonomi Bloom, Konsep dan Implikisinya bagi Pendidikan
Matematika. Online. Tersedia :
http://www.masbied.com/2010/03/20/taksonomi-bloom-konsep-dan-
implikasinya-bagi-pendidikan-matematika/. Diakses 09 Oktober 2015