Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ASSESMEN PEMBELAJARAN IPA

TAKSONOMI BLOOM REVISI

Disusun oleh:
Kelompok 2
Nur Aulia fadhila
St. Asriani
Hasmi
Anisya Rahmaniah Nasrah
Azmiatulhawa

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 13 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................5
C. TUJUAN................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................6
A. PENGERTIAN TAKSONOMI BLOOM...............................................................6
B. TAKSONOMI BLOOM TELAH DIREVISI.........................................................7
BAB III PENUTUP........................................................................................................11
A. KESIMPULAN....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara bahasa taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu tassein dan
nomos. Tassein yang berarti untuk mengelompokkan dan nomos yang berarti
aturan. Taksonomi dapat pula diartikan secara istilah yaitu, sebagai
pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana
taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum atau masih luas dan
taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik atau lebih terperinci.
Taksonomi dalam pendidikan dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan
pendidikan. Pada Taksonomi Bloom, tujuan pendidikan di bagi menjadi tiga
yaitu: 1) Ranah Kognitif, yang meliputi aspek- aspek kognitif pada diri
seseorang seperti cara berfikir, pengetahuan, pemahaman, 2) Ranah Afektif,
yang meliputi aspek- aspek perasaan dan emosi seperti bakat, minat, sikap, 3)
Ranah Psikomotorik, yang meliputi aspek- aspek psikomotor seperti olahraga,
menggambar. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa
kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai
dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks.
Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku
dari tingkat yang lebih rendah. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh
Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan pada tahun 1956, sehingga sering pula
disebut sebagai "Taksonomi Bloom". Guru sebagai seorang pendidik perlu
memahami berbagai taksonomi tujuan untuk memperoleh wawasan yang lebih
luas tentang tujuan pembelajaran, dan dapat memilih mana yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diasuh dan kegiatan pembelajaran yang dirancangnya.
Taksonomi tujuan pembelajaran diperlukan dengan pertimbangan sebagai
berikut:
1. Perlu adanya kejelasan terminologi tujuan yang digunakan dalam tujuan
pembelajaran karena tujuan pembelajaran berfungsi untuk memberikan arah
kepada proses belajar dan menentukan perilaku yang dianggap sebagai bukti
hasil belajar.
2. Sebagai alat yang akan membantu guru dalam mendeskripsikan dan
menyusun tes, teknik penilaian dan evaluasi. Dalam pendidikan, taksonomi
dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan
pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan
psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa
kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai
dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks.
Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku
dari tingkat yang lebih rendah (Irijanti, 2008).
Pendidik atau guru dalam setiap proses pembelajaran, tentunya selalu
melakukan pengukuran terhadap pencapaian peserta didik. Hal tersebut
dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi
yang telah diajarkan. Pengukuran tersebut biasanya dilakukan dengan
menggunakan tes atau pun ujian-ujian lain yang berkaitan dengan materi yang
telah disampaikan oleh guru. Biasanya tes yang digunakan adalah soal buatan
guru itu sendiri. Penulisan butir soal tes tertulis merupakan suatu kegiatan
yang sangat penting dalam penyiapan bahan ulangan/ujian. Setiap butir soal
yang ditulis harus berdasarkan rumusan indikator soal yang sudah disusun
dalam kisi-kisi dan berdasarkan kaidah penulisan soal bentuk obyektif dan
kaidah penulisan soal uraian.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Taksonomi Bloom?
2. Jelaskan mengenai Taksonomi Bloom sesudah revisi!
3. Bagaimanakah perbandingan mengenai Taksonomi Bloom sebelum dan
sesudah revisi?
4. Sebutkan kata kerja operasional edisi revisi teori Bloom?
C. TUJUAN
1. Memahami tentang Taksonomi Bloom.
2. Mengetahui perbandingan mengenai Taksonomi Bloom sebelum dan
sesudah revisi.
3. Mampu menyebutkan kata kerja operasional edisi revisi teori Bloom
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TAKSONOMI BLOOM


Taksonomi berasal dari bahasa Yunani taxis yang berarti pengaturan dan
nomos yang berarti ilmu pengetahuan. Taksonomi adalah sistem klasifikasi.
Taksonomi berarti klasifikasi berhierarki dari sesuatu atau prinsip yang
mendasari klasifikasi atau juga dapat berarti ilmu yang mempelajari tentang
klasifikasi. Taksonomi merupakan suatu tipe sistem klasifikasai yang
berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang digolongkan-
golongkan dalam sistematika itu.

Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin


S. Bloom., seorang psikolog bidang pendidikan beserta dengan kawan-
kawannya. Pada tahun 1956, terbitlah karya “Taxonomy of Educational
Objective Cognitive Domain”, dan pada tahu 1964 terbitlah karya “Taxonomy
of Educataional Objectives, Affective Domain”, dan karyaya yang berjudul
“Handbook on Formative and Summatie Evaluation of Student Learning” pada
tahun 1971 serta karyanya yang lain “Developing Talent in Young People”
(1985). Taksonomi ini mengklasifikasikan sasaran atau tujuan pendidikan
menjadi tiga domain (ranah kawasan): kognitif, afektif, dan psikomotor dan
setiap ranah tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci
berdasarkan hierarkinya. Beberapa istilah lain yang juga meggambarkan hal
yang sama dengan ketiga domain tersebut yang secara konvensional telah lama
dikenal taksonomi tujuan pendidikan yang terdiri atas aspek cipta, rasa, dan
karsa. Selain itu, juga dikenal istilah penalaran, penghayatan dan pengamalan.
Adapun tasonomi atau klasifikasi adalah sebagai berikut:

1) Ranah kognitif, yang mencakup ingatan atau pengenalan terhadap


fakta-fakta tertentu, pola-pola prosedural, dan konsep-konsep yang
memungkinkan berkembangnya kemampuan dan skill intelektual;
2) Ranah afektif, ranah yang berkaitan perkembangan perasaan, sikap,
nilai dan emosi;
3) Ranah psikomotorik, ranah yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
manipulatif atau keterampilan motorik.
B. TAKSONOMI BLOOM TELAH DIREVISI
Sebelum direvisi ranah kogniitif Taksonomi Bloom mencakup tentang
enam hal yaitu:

a). pengetahuan (knowledge) yang menekankan pada mengingat


b). pemahaman (comprehension) yang menekankan pada pengubahan
informasi ke bentuk yang lebih mudah dipahami.
c). aplikasi (application) yang hasil belajarnya menggunakan abstraksi pada
situasi tertentu dan konkret, yang menekankan untuk memecahkan suatu
masalah.
d). analisis (analysis) dimana hasil belajar yang diperoleh pada klasifikasi ini
adalah memilah informasi ke dalam satuan-satuan bagian yang lebih rinci
sehingga dapat dikenali fungsinya.
e). sintesis (synthesis), hasil belajar dari klasifikasi sintesis adalah penyatuan
bagian-bagian untuk membentuk suatu kesatuan yang baru dan unik.
f). evaluasi (evaluation), hasil yang diperoleh adalah pertimbangan-
pertimbangan tentang nilai dari sesuatu untuk tujuan tertentu.

Sedangkan untuk Taksonomi Bloom yang direvesi oleh salah seorang


murid Bloom yang bernama Lorin Anderson 1990. Hasil perbaikannya
dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom.
Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci dari “ kata benda diubah menjadi
kata kerja” ,seperti letak evaluasi dan sintesa serta penggantian nama
komprehensi menjadi memahami dan sintesa menjadi mencipta. Perubahan
urutan kategori-kategori dalam taksonomi Bloom didasari oleh kerangka
berpikir revisi adalah hierarki dalam pengertian bahwa enam kategori pokok
pada dimensi proses kognitif disusun secara berurutan dari tingkat
kompleksitas yang rendah ke tinggi. (Anderson & Krathwohl, 2010:401).
Menurut Anderson dan Krathwohl (2010: 66-88) dimensi proses kognitif
terdiri atas beberapa tingkat yaitu:
1. Remember (Mengingat)
Mengingat adalah kemampuan memperoleh kembali pengetahuan yang
relevan dari memori jangka panjang. Kategori Remember terdiri dari proses
kognitif Recognizing (mengenal kembali) dan Recalling (mengingat). Untuk
menilai Remember, siswa diberi soal yang berkaitan dengan proses kognitif
Recognizing (mengenal kembali) dan Recalling (mengingat).
2. Understand (Memahami)
Memahami adalah kemampuan merumuskan makna dari pesan
pembelajaran dan mampu mengkomunikasikannya dalam bentuk lisan,
tulisan maupun grafik. Siswa mengerti ketika mereka mampu menentukan
hubungan antara pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuan
mereka yang lalu. Kategori Understand terdiri dari proses kognitif
Interpreting (menginterpretasikan atau mengubah informasi yang disajikan
dari satu bentuk ke bentuk yang lain), Exemplifying (memberi contoh),
Classifying (mengklasifikasikan), Summarizing (menyimpulkan), Inferring
(menduga), Comparing (membandingkan), dan Explaining (menjelaskan)
3. Apply (Menerapkan)
Menerapkan adalah kemampuan menggunakan prosedur untuk
menyelesaikan masalah. Siswa memerlukan latihan soal sehingga siswa
terlatih untuk mengetahui prosedur apa yang akan digunakan untuk
menyelesaikan soal. Kategori menerapkan (Apply) terdiri dari proses kognitif
kemampuan melakukan (Executing) dan kemampuan menerapkan
(Implementing)
4. Analyze (Menganalisis)
Menganalisis meliputi kemampuan untuk memecah suatu kesatuan
menjadi bagian-bagian dan menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut
dihubungkan satu dengan yang lain atau bagian tersebut dengan
keseluruhannya. Analisis menekankan pada kemampuan merinci sesuatu
unsur pokok menjadi bagian-bagian dan melihat hubungan antar bagian
tersebut. Kategori Apply terdiri kemampuan membedakan (Differentiating),
mengorganisasi atau mengidentifikasi unsur-unsur secara bersama-sama
menjadi struktur yang saling terkait (Organizing) dan memberi simbol
(Attributing).
5. Evaluate (Menilai)
Evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat
mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban
pendapat itu yang berdasar kriteria tertentu. Adanya kemampuan ini
dinyatakan dengan memberikan penilaian terhadap sesuatu. Kategori menilai
terdiri dari Checking (mengecek) dan Critiquing (mengkritik).
6. Create (Mencipta)
Berkreasi atau mencipta (Create), Create didefinisikan sebagai
menggeneralisasi ide baru, produk atau cara pandang yang baru dari sesuatu
kejadian. Create di sini diartikan sebagai meletakkan beberapa elemen dalam
satu kesatuan yang menyeluruh sehingga terbentuklah dalam satu bentuk
yang koheren atau fungsional. Siswa dikatakan mampu berkreasi jika dapat
membuat produk baru dengan merombak beberapa elemen atau bagian ke
dalam bentuk atau stuktur yang belum pernah diterangkan oleh guru
sebelumnya.
Taksonomi Bloom ranah afektif mencakup tentang 5 hal, yaitu:
a) Penerimaan (Receiving/A1), mengacu kepada kemampuan memperhatikan
dan memberikan respon terhadap stimulasi yang tepat. Contoh: mendengar
pendapat orang lain, mengingat nama seseorang.
b) Responsif (Responding/A2), satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini
siswa menjadi lebih terlibat secara afektif, menjadi peserta dan tertarik.
Contoh: berpartisipasi dalam diskusi kelas.
c) Nilai yang dianut (Value/A3), mengacu kepada nilai atau pentingnya kita
menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi
seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Contoh: Mengusulkan
kegiatan Corporate Social Responsibility sesuai dengan nilai yang berlaku
dan komitmen perusahaan.
d) Organisasi (Organization/A4), mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-
sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten dapat menimbulkan
konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal,
mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup dan
kemampuan membentuk sistem nilai dan budaya organisasi dengan
mengharmonisasikan perbedaan nilai. Contoh: Menyepakati dan mentaati
etika profesi, mengakui perlunya keseimbangan antara kebebasan dan
tanggung jawab.
e) Karakterisasi (characterization/A5), mengacu kepada karakter dan daya
hidup seseorang. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan
keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa dan kemampuan mengendalikan
perilaku berdasarkan nilai yang dianut dan memperbaiki hubungan
intrapersonal, interpersonal dan sosial.
Ranah psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani,
keterampilan motorik dan kemampuan fisik. Keterampilan ini dapat diasah
jika sering melakukannya. Perkembangan tersebut dapat diukur sudut
kecepatan, ketepatan, jarak, cara atau teknik pelaksanaan. Ada lima kategori
dalam ranah psikomotorik mulai dari tingkat yang sederhana hingga tingkat
yang rumit, yaitu:
a) Peniruan (P1), terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai
memberi respon serupa dengan yang diamati
b) Manipulasi (P2), menekankan perkembangan kemampuan
mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang
menetapkan suatu penampilan melalui latihan.
c) Ketetapan (P3), memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian
yang lebih tinggi dalam penampilan..
d) Artikulasi (P4), menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan
dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan
atau konsistensi internal diantara gerakan-gerakan yang berbeda.
e) Pengalamiahan (P5), menurut tingkah laku yang ditampilkan
dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis.
Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan
tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik.

Jadi, perbedaan sebelum dan sesudah revisi taksonomi bloom sebagai


berikut:
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani taxis yang berarti pengaturan dan
nomos yang berarti ilmu pengetahuan. Taksonomi adalah sistem klasifikasi.
Taksonomi berarti klasifikasi berhierarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari
klasifikasi atau juga dapat berarti ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi.
Taksonomi merupakan suatu tipe sistem klasifikasai yang berdasarkan data
penelitian ilmiah.

Taksonomi Bloom dikembangkan untuk tujuan pendidikan, disusun secara


hirarki dengan maksud untuk mengkategorisasi hasil perubahan pada diri siswa
sebagai hasil buah pembelajaran. Secara garis besar terbagi menjadi tiga ranah
atau kawasan “domain”, yaitu ranah kognitif (berkaitan dengan kognisi atau
penalaran/pemikiran dalam bahasa pendidikan Indonesia disebut “cipta”, ranah
afektif (berkaitan dengan afeksi atau “rasa”), dan ranah psikomotor (berkaitan
dengan psikomotor atau gerak jasmani-jiwani, gerak-gerik jasmani yang terkait
dengan jiwa). Dalam revisi ini, Anderson tetap mempertahankan klasifikasi
hirarkis ranah kognitif dalam enam tingkatan yang telah dibuat Bloom
sebelumnya sekalipun dengan nomen yang sedikit berbeda. Misalnya dalam revisi
ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (1990). Evaluasi Instruksional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (1999). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. ed. Rev. IV.

Yogyakarta: Rineka Cipta.

Dahara, Ratna. 2006. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Erlangga.

Dalyono. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Endah, Yessy. 2015. Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta : Deepublish.

Hamzah, B. U. (2010). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi


Aksara.
Bukti Diskusi

Anda mungkin juga menyukai