Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PEMBELAJARAN IPA

TAKSONOMI BLOOM RANAH AFEKTIF DAN RANAH PSIKOMOTORIK

Dosen Pengampu : Hamzan, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 4:

Miya Amanda Pratiwi 200106063

Baiq Nurul Hidayati 200106071

Lusty Annisa 200106080

Miftahurrahmah 200106093

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillah Puji syukur kehadiraT Allah SWT senantiasa kita ucapkan atas karunia-
Nya berupa nikmat iman dan kesehatan akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
diberikan oleh Bapak Hamzan, M.Pd. yang berjudul “Taksonomi Bloom Ranah Afektif dan
Psikomotorik”. Tidak lupa pula shalawat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung
Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan kelak.

Makalah ini menerapkan tentang Taksonomi Bloom Ranah Afektif dan Psikomotorik
yang mana akan dijelaskan lebih lanjut dalam isi makalah ini. Harapan kami, semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi kami dan para pembaca sekaligus menambah wawasan dan
pengetahuan kita tentang Taksonomi bloom terutama dalam Ranah Afektif dan Psikomotorik.
kami mohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan. Meskipun demikian, kami
terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 14 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

SAMPUL.............................................................................................................................1

KATA PENGANTAR ........................................................................................................2

DAFTAR ISI ......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG ............................................................................................4


B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................................4
C. TUJUAN MAKALAH ...........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................5

A. DEFINISI TAKSONOMI BLOOM .......................................................................5


B. RANAH AFEKTIF DAN RUANG LINGKUPNYA ............................................5
C. RANAH PSIKOMOTORIK DAN RUANG LINGKUPNYA ..............................6

BAB III PENUTUP ............................................................................................................9

A. KESIMPULAN ......................................................................................................9
B. SARAN....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan
pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu:
kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi
beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari
tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku
dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih
rendah.Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan
pada tahun 1956, sehingga sering pula disebut sebagai "Taksonomi Bloom".
Taksonomi bloom merujuk pada tujuan pembelajaran yang diharapkan agar
dengan adanya taksonomi ini para pendidik dapat mengetahui secara jelas dan pasti
apakah tujuan instruksional pelajaran bersifat kognitif, afektif atau psikomotor.
Taksonomi berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari
klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian sampai pada
kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari Taksonomi Bloom ?
2. Apa itu Ranah afektif dan ruang lingkupnya ?
3. Apa itu Ranah psikomotorik dan ruang lingkupnya ?
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui definisi Taksonomi Bloom
2. Untuk mengetahu Ranah afektif dan ruang lingkupnya
3. Untuk mengetahu Raah psikomotorik dan ruang lingkupnya

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI TAKSONOMI BLOOM


Taksonomi berasal dari bahasa Yunani taxis yang berarti pengaturan dan nomos
yang berarti ilmu pengetahuan. 1Taksonomi adalah sistem klasifikasi.2 Taksonomi berarti
klasifikasi berhierarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi atau juga dapat
berarti ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi. Taksonomi merupakan suatu tipe
sistem klasifikasai yang berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang
digolongkan-golongkan dalam sistematika itu.
Sejarah taksonomi bloom bermula ketika awal tahun 1950-an, dalam Konferensi
Asosiasi Psikolog Amerika, Bloom dan kawan-kawan mengemukakan bahwa dari
evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di sekolah, ternyata persentase terbanyak butir
soal yang diajukan hanya meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka. Akhirnya
pada tahun 1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl berhasil mengenalkan
kerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan Taxonomy Bloom.
Jadi, Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills
mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi.
B. RANAH AFEKTIF DAN RUAG LINGKUPNYA
Ranah afektif merupakan kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan
reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran3.Ranah afektif adalah ranah yang
berhubungan dengan sikap, watak, karakter, emosi, dan perilaku. Pada kegiatan
pembelajaran, ranah afektif menjadi hal penting yang harus menjadi perhatian guru
karena tujuan pendidikan tidak hanya mencerdaskan peserta didik, melainkan juga
meningkatkan moralnya. Ranah ini dibagi ke dalam lima aspek afektif, yaitu sebagai
berikut.
1. Menerima atau Memperhatikan (Receiving atau Attending)
Aspek ini merupakan aspek yang menekankan adanya rangsangan atau stimulus
dari luar. Rangsangan itu bisa berupa masalah, situasi, atau gejala lain. Pada aspek

1
Muhammad Yaumi, Prisip-Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 88.
2
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 468.
3
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. hlm. 298

5
ini, peserta didik diarahkan agar bisa menerima nilai-nilai kebaikan yang
diperoleh dari pembelajaran. Misalnya, tidak pernah mencontek saat mengerjakan
tugas, datang ke kelas tepat waktu, rajin mengerjakan PR, dan sebagainya.
2. Menanggapi (Responding)
Tingkatan yang mencakup kerelaan dan kesediaan untuk memperhatikan secara
aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan 4. Pada aspek ini, peserta didik bisa
melibatkan dirinya secara aktif dalam suatu kejadian dan memberikan reaksinya.
Contohnya, muncul keinginan peserta didik untuk mempelajari hal-hal tentang
bela negara
3. Menilai atau menghargai (valuing)
Pada aspek ini, peserta didik sudah mampu memberikan penilaian suatu kejadian
itu baik atau buruk. Tidak sampai situ, setelah mereka bisa menilai sesuatu,
mereka akan berusaha untuk mengimplementasikan sisi baiknya dan menjauhi sisi
buruknya. Misalnya, bermula dari sekolah, seorang peserta didik mampu
menerapkan kedisiplinan di rumah, masyarakat, dan di manapun ia berada.
4. Mengatur (organization)
Pada aspek ini, peserta didik sudah bisa mengombinasikan dua nilai berbeda
sehingga menjadi satu nilai baru yang bersifat universal, sehingga terbentuk
perbaikan nilai secara umum. Contohnya, keikutsertaan peserta didik di ajang
penegakan hukum nasional.
5. Karakteristik dengan suatu nilai (characterization)
Aspek ini merupakan aspek tertinggi di ranah afektif karena peserta didik sudah
mampu memadukan semua nilai, sehingga tercermin dari kepribadian beserta
tingkah lakunya. Artinya, pada aspek ini sudah tertanam nilai-nilai yang secara
konsisten membentuk kepribadian peserta didik.5
C. RANAH PSIKOMOTORIK DAN RUANG LINGKUPNYA
Psikomotorik adalah domain yang meliputi perilaku gerakan dan koordinasi
jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik seseorang. Keterampilan yang akan
berkembang jika sering dipraktekkan ini dapat diukur berdasarkan jarak, kecepatan,

4
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2002 hlm. 28.
5
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/afektif/

6
kecepatan, teknik dan cara pelaksanaan. Kawasan psikomotor yaitu kawasan yang
berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan jasmani. 6Dalam aspek psikomotorik terdapat
tujuh kategori mulai dari yang terendah hingga tertinggi:
1. Peniruan
Kategori ini terjadi ketika anak bisa mengartikan rangsangan atau sensor menjadi
suatu gerakan motorik. Anak dapat mengamati suatu gerakan kemudian mulai
melakukan respons dengan yang diamati berupa gerakan meniru, bentuk peniruan
belum spesifik dan tidak sempurna.
2. Kesiapan
Kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam memulai suatu gerakan7 atau
dapat dikatakan sebagai Kesiapan anak untuk bergerak meliputi aspek mental,
fisik, dan emosional. Pada tingkatan ini, anak menampilkan sesuatu hal menurut
petunjuk yang diberikan, dan tidak hanya meniru. Anak juga menampilkan
gerakan pilihan yang dikuasainya melalui proses latihan dan menentukan
responsnya terhadap situasi tertentu.
3. Respon Terpimpin
Merupakan tahap awal dalam proses pembelajaran gerakan kompleks yang
meliputi imitasi, juga proses gerakan percobaan. Pada tingkatan ini anak memiliki
Kemampuan melakukan suatu gerakan sesuai dengan contoh yang diberikan. 8
Keberhasilan dalam penampilan dicapai melalui latihan yang terus menerus.
4. Mekanisme
Kemampuan melakukan gerakan tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan
karena sudah dilatih secukupnya.9Merupakan tahap menengah dala mempelajari
suatu kemampuan yang kompleks. Pada tahap ini respon yang dipelajari sudah
menjadi suatu kebiasaan dan gerakan bisa dilakukan dengan keyakinan serta
ketepatan tertentu.
5. Respon Tampak Kompleks

6
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2002 hlm. 298
7
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, 1996.. Jakarta : Grasindohlm hlm. 153
8
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, 1996.. Jakarta : Grasindohlm. 153
9
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, 1996.. Jakarta : Grasindohlm. 153

7
Ini tahap gerakan motorik yang terampil yang melibatkan pola gerakan kompleks.
Kecakapan gerakan diindikasikan dari penampilan yang akurat dan terkoordinasi
tinggi, namun dengan tenaga yang minimal. Penilaian termasuk gerakan yang
mantap tanpa keraguan dan otomatis.
6. Adaptasi
Pada tahap ini, penguasaan motorik sudah memasuki bagian dimana anak dapat
memodifikasi dan menyesuaikan keterampilannya hingga dapat berkembang
dalam berbagai situasi berbeda.
7. Penciptaan
Kemampuan untuk melahirkan pola gerakan baru atas dasar prakarsa atau inisiatif
sendiri. 10
Yaitu menciptakan berbagai modifikasi dan pola gerakan baru untuk
menyesuaikan dengan tuntutan suatu situasi. Proses belajar menghasilkan hal atau
gerakan baru dengan menekankan pada kreativitas berdasarkan kemampuan yang
telah berkembang pesat.11

10
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, 1996.. Jakarta : Grasindohlm hlm. 154.
11
https://dosenpsikologi.com/kognitif-afektif-dan-psikomotorik

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Taksonomi Bloom dikembangkan untuk tujuan Pendidika, disusun dengan
maksud untuk mengkategorikan hasil perubahan pada diri siswa sebagai hasil buah
Pembelajaran. Ranah afektif berkaitan dengan afeksi atau rasa dan ranah psikomotorik
berkaitan dengan psikomotor atau gerak jasmani-jiwani.
Taksonomi Bloom merupakan acuan bagi guru dalam menyusun soal-soal untuk
evaluasi. Hendaknya soal tersebut dapat meliputi seluruh tingkat atau ranah kognitif,
disusun dari tingkat terendah dari ranah kognitif dari C1 sampai dengan tingkat tertinggi
yaitu C6
B. SARAN
Pendidikan sangat penting di era modern ini. Maka untuk menempuh pendidikan
yang sukses perlu adanya teknik belajar dan pembelajaran yang baik dan menarik agar
mereka yang belajar memiliki jiwa semangat tinggi untuk terus belajar dan menjadi
generasi bangsa yang cerdas. Kami juga berharap semoga makalah bermanfaat bagi
pembaca dan kami berharap kritik dan saran yang bersifat positif untuk kesempurnaan
makalah ini,

9
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati, dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka;

Cipta, 2002.

https://dosenpsikologi.com/kognitif-afektif-dan-psikomotorik

https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/afektif/

John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo (Jakarta:

Kencana, 2007)

Muhammad Yaumi, Prisip-Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta:

Kencana, 2013),

W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, 1996.. Jakarta : Grasindohlm

10

Anda mungkin juga menyukai