Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ALIRAN SYIAH BESERTA DOKTRIN DOKTRINNYA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

MIFTAHUR RAHMAH (200106093)

NANDA JULIA WULANDARI (200106074)

MOCHAMAD IRWAN SYAH(200106069)

JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2020

1
KATA PENGANTAR

Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Alhamdulillaahi Rabbil Alamiin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang
senantiasa mencurahkan dan melimpahkan kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya. Atas
perkenaan-Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
“Allahumma Sholli Ala Muhammad Waala Ali Muhammad” kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, sebagai suri tauladan terbaik sepanjang zaman, yang dengannya manusia
mampu berhijrah dari satu masa yang tidak mengenal peradaban menuju kepada satu masa yang
berperadaban.

Makalah dengan judul “ALIRAN SYIAH,DOKTRIN DAN SEKTE SEKTENYA”


penulis hadirkan sebagai salah satu tugas mata kuliah Tauhid dan ilmu kalam di Jurusan PGMI,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

Akhir kata, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya untuk kita
semua. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan penulis guna
menyempurnakan makalah ini. Besar harapan bagi penulis bahwa makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi berbagai pihak.

Wassalamu‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Bima, 30 Oktober 2020

MIFTAHUR RAHMAH

2
DAFTAR PUSTAKA

MAKALAH ALIRAN SYIAH BESERTA DOKTRIN DOKTRINNYA.....................1

KATA PENGANTAR....................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4

A. LATAR BELAKANG.............................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................5

A. PENGERTIAN ALIRAN SYIAH...........................................................................5

B. SEJARAH ALIRAN SYIAH...................................................................................5

C. DOKTRIN DALAM SYIAH...................................................................................7

D. SEKTE DALAM SYIAH.........................................................................................8

BAB III PENUTUP........................................................................................................13

A. KESIMPULAN........................................................................................................13

B. SARAN.....................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia adalah dengan jumlah penduduk muslim terbanyak didunia. Jumlah penduduk
muslim yang banyak juga mengakibatkan bnyak munculnya aliran aliran yang menjadi bagian
dari negeri seribu pulau ini. Salah satu aliran yang sering diperdebatkan kebenarannya adalah
alian Syi’ah. Aliran Syi’ah mendapat bnyak sorotan kebenarannya dibeberapa kaalangan Ulama
Suni Indonesia. Mereka beranggapan bahwa ajaran Syi’ah bertentangan dengan ajaran yang
Rasulullah ajarkan. Pada perkembangannya, aliran ini semakin disudutkan oleh pertentangan
pertentangan yang datang sisih berganti. Kebencian hingga berujung pembubaran dan
pembakaran rumah ibadah maupun lembaga dalam naungan syiah mengakibatkan pertanyaan
khusus bagi benak masyarakat muslim umum mengenai kebencian tersebut. Pada pembahasan
kali ini saya akan membahas tentang apa itu Syi’ah, asal usulnya, doktrinnya, serta apa itu Syi’ah
Ghaliyah dan Syiah Rafidah. Dan semoga pembahasan ini dapat memberikan ilmu pengetahuan
Syi’ah yang luas.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian dari Syi’ah?

2. apa sejarah dari munculnya aliran Syi’ah?

3. Doktrin atau ajaran seperti apa yang terdapat pada aliran Syi’ah?

4. Apa pengertian dari sekte Syi’ah Ghulat dan Imamah ( dua belas imam )

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SYI’AH

Syi’ah adalah salah satu aliran atau mazhab dalam islam. Istilah syi’ah berasal dari
bahasa arab ‘’syi’ah’’. Bentuk tunggal dari kata syiah adalah syi’i, ‘’syi’ah’’ adalah bentuk
pendek dari kalimat bersejarah syi’ah ‘ali artinya pengikut ali. Syi’ah menurut etimologi
bermakna ‘’pembela atau pengikut seseorang’’. Selain itu juga, bermakna ‘’setiap kaum yang
berkumpul diatas suatu perkara’’1. Didalam Al-Qur’an dijumpai kata kata Syi’ah dengan makna
etimologis diatas, seperti dalam QS asshafat [37]:83. QS al-qassas [28]:15. Adapun menurut
terminologi adalah yang menyatakan bahwa ali bin abi thalib sangat utama diantara para sahabat
dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin, demikian juga
cucunya sepeninggalnya.2 Dan imamah atau Khilafah tidak boleh keluar dari keturunannya,
kecuali lantaran kezaliman atau lantaran perbuatan aniaya dari pihak lain.3

B. SEJARAH MUNCULNYA ALIRAN SYIAH

Terdapat beberapa teori tentang latar belakang munculnya tasyayyu (dukungan) kepada
ali bin abi thalib. Ada pendapat yang menyebutan bahwa tasyayyu’ terhadap ali bin abi thalib
telah ada pada saat Nabi saw masih hidup4. Tasyayu’ kepada Ali bin Abi Thalib ditunjuk dengan
perilaku Tafdhil (melebihkan/mengutamakan) Ali bin Abi Thalib atas sahabat sahabat lainnya,
dan ini terjadi pada masa Nabi muhammad SAW 5. Pendapat lain juga menyebutkan bahwa
tasyayyu muncul setelah Rasulullah saw wafat, juga pendapat kemunculan Syi’ah bersamaan
dengan terjadinya Perang Jamal dan paska terjadinya Tahkim.6

1
Azhari,Tahzibul Lughah,3/61,dan azbadi,Tajul Arus...,5/405
2
Ibn Hazm,al-Fhisal fiil Milali Wal Ahwa Wan Nihal...,2/113.
3
Muhammad Anwar Hamid Isa,buhuts alfiraq al-islamiyah,Kairo; Mathbaah al-Fajr al-Jadid,1995,hlm.7.
4
Hasan al-Nubakhti (w.300 H) seorang ulama syi’ah menyatakan bahwa tasyayyu’ kepada Ali bin Abti Tha lib telah
muncul pada masa Nabi SAW masih hidup. Diantara tokoh yang mengatakan keimamahan Ali bin Abi Thalib adalah
Miqdad bin al-Aswad, Salman al-Farisi, Abu Jaudub bin Janaddah, Ammar bin Yasir, dan lain lain. Mereka adalah
orang orang yang melakukan tasyayyu kepada Ali bin Abi Thalib. Lihat, Hasan al-Nukhbati, Firaq al-Syi’ah, Tahqiq
Abdul Mun’im al-Hanafi, Kairo: Dar al-Rasyad,t.th,hlm.38
5
Muhammad Anwar Hamid Isa, buhuts al-firaq...,hlm.9. lihat juga, A’yan al-syi’ah, jilid 1, hlm. 13.
6
Muhammad Anwar Hamid Isa, buhuts al-firaq...,hlm 8-13.

5
Teori lain menyebutkan bahwa kemunculan Syi’ah terkait dengan persoalan persoalan
politik yang mengiringinya, antara lain pertama, peristiwa Saqifah yang menobatkan Abu Bakar
ash-Shidiq sebagai Khalifah dan keterlambatan Ali bin Abi Thalib dalam membaiat Abu Bakar.
Kedua, fitnah yang terjadi pada masa Khalifah Ustman bin Affan yaang berakhir dengan
terbunuhnya Khalifah ketiga itu. Ketiga, Perang Shiffin dan terjadinya Tahkim. Keempat,
peristiwa terbunuhnya Husain bin Ali bin Abi Thalib di Karbala.7

Dari teori teori diatas agaknya sulit untuk memastikan mana yang lebih kuat lantaran
kesemuanya berkaitan dengan munculnya sikap Tasyayyu’ (keberpihakan) kepada Ali bin Abi
Thalib. Menurut Ibrahim Madkour, dugaan kuat munculnya Tasyayyu’ adalah peristiwa Shiffin
dan terjadinya Tahkim. Ini lantaran pasca peristiwa tersebut muncul dua kelompok yang
bersebrangan, yaitu kelompok yang keluar dari barisan Ali yang disebut Khawarij. Dan
kelompok yang setia kepada Ali dan membentuk front Ali8. Sementara itu, dugaan keterlambatan
Ali dalam membaiat Khalifah Abu Bakar sebagai latar belakang munculnya sikap Tasyayyu’
dapat ditempatkan sebgai bibit yang memicu munculnya front ini. Bagi para pendukung Ali,
peristiwa Saqifah menjadi peristiwa krusial yang menandai perampasan hak kekhalifahan Ali
oleh Abu Bakar yang didukung para elit saat itu. Disisi ini ada dua pemahaman yang berbeda
dimana pihak yang pro Ali mengklaim ada nash ( teks tentang Ghadir khum ) tentang wasiat
kepemimpinan setelah Rasulullah SAW yang dialamatkan kepada Ali bin Abi Thalib 9. Pada sisi
lain, teks tersebut dianggap tidak ada dan hanyalah teks fiktif. Latar belakang ini juga terasa
kuat, karena dalam pemahaman dan keyakinan kaum syi’ah sampai hari ini munculnya pengikut
ahlul bait dan pengikut lainnya.

Perbedaan antara pengikut pengikut ahlul bait dan pengikut lainnya (pengikut abu bakar)
menjadikan perbedaan pandangan yang tajam aantara syi’ah dan sunni dalam penafsiaran Al-
quran, Hadist, mengenai sahabat, dan hal hal lainnya. Sebagai contoh perawi Hadist dari muslim
syi’ah berpusat pada perawi dari ahlul bait, sementara yang lainnya seperti Abu Hurairah tidak
dipergunakan. Tanpa memperhatikan perbedaan tentang khalifah, Syiah mengakui otoritas imam

7
Ahamad Mahmud Subhi, Nazariyyah...,hlm.29.
8
Ibrahim Madkour, Fi Falsafah...,hlm.60.
9
Salah satu rujukan yang memuat Hadis Ghadir Khum ditulis oleh Sayyid Hamid Husein al-Milani dengan judul
Nafahat al-Azhar fi Khulasah Aqaba Al-Anwar li Syaikh hamid Al-Husain al-Kahnawi, khususnya jilid 6, berikut
potongan teksnya:

6
Syi’ah ( juga dikenal dengan Khalifah ilahi ) sebagai pemegang otoritas agama, walaupun sekte
dan kel

Dikalangan penganut Syi’ah, konsep dukungan kepada Ali bin Abi Thalib menjelma
menjadi dukungan terhadap ali sebagai yang paling berhak untuk kekuasaan politik saat itu.
Selain argumen teks tentang Hadist Ghadir Khum, kapasitas imam Ali dipandang memiliki dua
keutamaan berupa ‘ishmah dan ‘ilm. 10Ilmu yang dimiliki imam ali disinyalir tidak hanya ilmu
zahir tetapi juga ilmu batin. Ia dapat mengetahui ilmu batin dan zahirnya Al-Qur’an, rahasia
alam dan alam rahasia, yang semua itu diperolehnya dari Nabi SAW. 11

Dukungan kepada Ali Bin Abi thalib ini kemudian secara baerkelanjutan sampai kepada
anak anak dan keturunannya berdasarkan mekanisme pewarisan (wiratsah) dan penunjuk
(ta’yin). Dengan demikian, ini tentang syiah adalah persoalan dukungan kuat kepada imam Ali
dan keturunannya sebagai orang orang suci yang memiliki ‘ishmah dan keluasan ilmu yang tidak
dimiliki oleh sahabat sahabat lainnya. Dukungan ini pula yang kemudian dikaitkan dengan
konsep Ahlul Bait (keluarga Nabi) yang harus dilindungi dan dijaga harkat, martabat, dan
kehormatannya. Pada titik ini juga terdapat Hadist yang sangat populer dikalangan syi’ah terkait
keutamaan Ahlul Bait.12

Dengan demikian, jelaslah esensi Syi’ah adalah dukungan dan kepercayaan yang begitu
kuat tentang Keluarga Nabi Muhammad saw (yaitu para imam Syi’ah) sebagai sumber
pengetahuan terbaik tentang Al-Qur’an dan islam, guru terbaik tentang islam setelah Nabi
Muhammad, dan pembawa serta penjaga terpercaya dari Tradisi Sunnah. Secara khusus,
muskim Syi’ah berpendapat bahwa Ali Bin Abi Thalib adalah penerus kekhalifahan setelah Nabi
Muhammad, yang berbeda dengan khalifah lainnya yang diakui oleh muslim sunni. Muslim
syi’ah percaya bahwa Ali dipilih melalui perintah Langsung oleh Nabi dan perintah Nabi berarti
wahyu dari Allah SWT13

C. DOKTRIN, USHULUDDIN, DAN FURUDDIN


10
Ahmad Amin, Fajr al-islam, kairo; Maktabah al-Nadha al-Misriyyah,1965,hlm.268.
11
Ahmad Amin,Fajr al-islam...,hlm.271.
12
Ada empat hadist yang dapat dikatakan sebagai jimatnya para pendukung Khalifah Ali bin Abi Thalib, yaitu (i)
Hadist Al-Tsaqlain terkait ahlul bait; (ii) Hadist tentang al-Safinah;(iii) Hadist tentang al-Nur; dan (iv) Hadist tentang
Ghadir Khum. Keempat Hadist ini memiliki riwayat yang beragam dengan berbagai versi yang berbeda. Untuk
keterangan lebih lanjut, lihat bahasannya dalam Sayyid Hamid Husein al-Milani dengan judul Nafahat al-azhar fii
13
Dr. H. Nunu Burhanuddin, ilmu kalam,dari tauhid menuju keadilan, Tasikmalaya.hlm.53

7
Didalam syi’ah terdapat apa yang namanya ushul-al-Din (pokok pokok agama) dan furu’
al-Din (masalah penerapan agama). Syi’ah memiliki lima Ushuluddin, yaitu Tauhid, bahwa
Allah SWT adalah Maha adil An-Nubuwwah, bahwa kepercayaan Syi’ah meyakini keberadaan
para Nabi sebagai pembawa berita dari Tuhan kepada manusia. Al-Imamah, bahwa Syi’ah
meyakini adanya imam imam yang senantiasa memimpin umat sebagai penerus risalah ke
Nabian dan al-Ma’ad, bahwa akan terjadinya Hari Kebangkitan. Keyakinan kaum Syi’ah tentang
Allah SWT yang Maha Esa dan Maha Kuasa didasarkan kepada beberapa ayat Al-quran,
termasuk dalam hal menciptakan Takdir.14

Adapun keyakinan kaum Syi’ah tentang ke Nabian sebagai berikut:

1. jumlah Nabi dan Rasul Allah ada 124.000

2. Nabi dan Rasul terakhir adalah Nabi Muhammad SAW

3. Nabi Muhammad SAW suci dari segala aib dan tiada cacat apapun. Dialah Nabi paling

utama dari seluruh Nabi yang ada.

4. Ahlul Baitnya, yaitu Ali, Fatimah, Hasan, Husain, dan sembilan Imam dari keturunan

Husain adalah Manusia-manusia suci.

5. Al-Qur’an ialah mukjizat kekal Nabi Muhammad SAW15

D. SEKTE DALAM SYIAH

Dalam tulisan ini, akan diurai secara singkat beberapa Varian Syi’ah yang menurut
catatan para ahli terpecah menjadi 22 sekte. Dari 22 sekte iyu, empat kelompok yang masih ada
sampai sekarang, yakni Syi’ah Islamiyah, Syi’ah itsna Asyariyyah, Syi’ah Lima, serta Syi’ah
ghulat atau sesat. Dan dari keempat kelompok itu kita akan membahas tentang Syi’ah Ghulat dan
Syi’ah itsna Asyariah/ Imamiyah (Dua Belas Imam).

a. Syi’ah itsna ‘Asyariyah (konsep dan ajaran)

14
QS. al-Hadid [57]:3
15
QS. al-Furqan [25]:2

8
Syi’ah istna ‘Asyariayah atau disebutjuga Syi’ah Imamiah yang berarti Syi’ah dua
belas imam. Dinamakan demikian sebab mereka percaya bahwa yang berhak memimpin
muslimin hanya imam, dan mereka yakin ada dua belas imam. 16 Aliran ini di sinyalir
merupakan Syi’ah terbesar di antara Syi’ah-Syi’ah lainnya. Urutan imam dalam Syi’ah
Imamiyah, sebagai berikut:
Ali bin Abi Thalib (600-661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin.
Hasan bin Ali (625-669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba.
Husain bin Ali (626-680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
Ali bin Husain (658-713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin.
Muhammad bin Ali ( 703-765), juga dikenal dengsn Ja’far ash-Shadiq.
Musa bin Ja’far (745-799), juga dikenal dengan Musa al-Kadzim.
Ali bin Musa (765-818), juga dikenal dengan Ali ar-Ridha.
Muhammad bin Ali (810-835), juga dikenal dengan Muhammad al-jawad atau
muhammad at- Taqi.
Ali bin Muhammad (827-868), juga dikenal dengan Ali al Hadi
Hasan bin Ali (846-874), juga dikenal dengan Hasan al-Asykari.
Muhammad bin Hasan (868), juga dikenal dengan Muhammad Al-Mahdi17

Syi’ah dua belas adalah Syi’ah yang mengakui imam sah sebanyak dua belas orang
yang semuanya berasal dari keturunan Ali bin Abi Thalib. Pada mulanya, Syi’ah Dua
Belas satu kelompok dengan Syi’ah Tujuh, namun setelah wafatnya imam keenam yang
bernama Ja’far ash-Shadiq, maka kemudian mereka terpecah menjadi dua kelompok.
Seperti telah disebutkan diatas, syiah tujuh meyakini bahwa Ismail bin Ja’far merupakan
pewaris keimamahan, yang sekaligus imam ke tujuh. Sementara itu bagi kalangan syiah
dua belas, imamah berlanjut keanak Ja’far lainnya, yaitu Musa al-Kadzim. Pemilihan
nama Musa Al-Kadzim disebabkan karena Ismail bin Ja’far telah meninggal dunia disaat
ayahnya masih hidup, sehingg pewarisan imamah terhenti dan berpindah keanak
keduanya, Musa al-Kadzim.18

16
Dr.H.Nunu Burhanuddin. Ilmu kalam, dari tauhid menuju keadilan.hlm.59
17
Dr.H.Nunu Burhanuddin.ilmu kalam, dari Tauhid menuju keadilan.hlm.59
18
Dr.H.Nunu Burhanuddin.ilmu Kalam, dari Tauhid menuju Keadilan..., hlm.60

9
Dengan demikian, perbedaan Syi’ah Tujuh dengan Syi’ah Dua Belas terletak pada
posisi akhir dari imam imam yang diyakini. Syi’ah Tujuh mengakhiri Imamahnya dengan
konsep al imam al-maktum (imam yang tersembunyi), sedangkan Syi’ah Dua Belas
mengakhiri keimahannya dengan konsep al-mahdi al-muntadzar (pemberi petunjuk yang
ditunggu tunggu).19 Bagi Syi’ah Dua Belas, Imam kedua belas adalah Muhammad bin
Hasan atau dikenal dengan Muhamad al-Mahdi sebagai imam yang dijanjikan. Pada
tahap inilah, paham tentang Imam al-Mahdi (imam yang memberi petunjuk) diyakini
sebagai doktrin yang bersifat eskatologis, yakni menjelang Hari Kiamat kelak, timbul
kekacauan yang menyeluruh dalam Masyarakat, lalu Tuhan mengutus seorang laki laki
yang diklaim telah menghilang, unutk menegakkan keadilan dan menyelamatkan orang
orang yang sesat. Inilah doktrin ar-Raj’ah (kembali) yang menjadi salah satu ajaran
Syi’ah Dua Belas, suatu doktrin yang mirip dengan doktrin Ratu Adil dikalangan
masyarakat jawa di Tanah Air.

Muhammad al-Mahdi 20(lahir tahun 868 M) adalah anak Hasan bin Ali atau Hasan
al-asykari. Menurut catatan mereka, imam kedua belas ini menghilang pada tahun 878 M,
saat berusia lima tahun, atau dalam pendapat lain saat berusian sepuluh tahun. Ia hilang
disebuah gua di Surra man raa disebabkan adanya ancaman pembunuhan oleh khalifah
Abbasiyyah saat itu.21 Ia akan muncul kembali untuk menegakkan kebenaran dan
membasmi segala kejahatan. Disini konsep hilangnya imam al mahdi (disebabkan adanya
ancaman dari khalifah yang memusuhinya) melahirkan doktrin taqiyah, suatu doktrin
menyembunyikan identitas. Doktrin taqiyah bukanlah lari dari bahaya yang datang
mengancam.22 Penyembunyian identitas tidak saja diizinkan, tetapi juga merupakan
kewajiban yang harus dilaksanakan.

Pada sisi lain, masa menghilangna Imam tersebut dinamakan dengan masa
kegaiban, yang terbagi manjadi dua masa, yaitu kegaiban pendek (al-ghaibah al-sugra),
dan kegaiban panjang (al-ghaibah al-kubra). Pada saat kegaiban pendek, maka
19
Muhammad Husein Th abathabai Islam Syi’ah..., hlm.211
20
Menurut catatan para ahli, ibu dari Muhammad al-Mahdi adalah seorang budak yang bernama Narjis dari
Bizantium. Narjis pada mulanya adalah seorang budak yang dimiliki oleh Hakima, putri Muhammad al-Jawad, imam
ke-9, atau dikenal dengan nama Muhammad al-Taqi. Lihat, A.A. Sachedina, islamic Messianisme:The idea of Mahdi
in Twelver Shi’im, New York Press,1981, hlm.132
21
Lihat Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press,1986,hlm. 100 dan seterusnya
22
Muhammad Husein Th abathabai Islam syi’ah...,hlm.259

10
kedudukannya digantikan oleh para perantara, dan pada saat kegaiban panjang
kedudukannya digantikan oleh para Mujtahid. Maka, bagi mereka masa kegaiban
kegaiban ini merupakan masa tunggu, yang secara teologis menjadi gerakan Mahdistis,
dan secara politis menjadi gerakan pembasmian segala bentuk kezaliman dan kejahatan.
Sembari menunggu munculnya Imam Mahdi yang ditunggu tunggu, maka roda
kekuasaan dikalangan Syi’ah Dua Belas dapat diisi oleh para perantara, atau para
Mujtahid berdasarkan seleksi alamiah melalui mekanisme wilayah al-Faqih, suatu sistem
evaluasi dan penyaringan ketat terhadap pemimpin yang akan menggantikan peran Imam
al-Mahdi al-Muntazar. Gerakan Mahditis ini terbukti ampuh sehingga berhasil
mendirikan pemerintahan Syafawi dan revolusi Iran dibawah Komando Sekh Ayatullah
Khomaini.23

b. Syiah ghulat (sesat)


Istilah “Ghulat” jamak dari kata Ghali, isim fail dari ghala-yaghulu-ghuluwan,
artinya berlebih lebihan. Jika kata ini disandingkan dengan istilah Syi’ah (Syi’ah Ghulat),
maka artinya adalah kelompok orang yang mendukung Ali bin Abi Thalib dan
keturunannya dalam Imamah, disertai sikap berlebih lebihan sehingga melampaui batas
Agama. Nama Syi’ah al-Ghulat diberikan oleh para Ulama lantaran ajaran mereka
dipandang melampaui batas batas kewajaran, menyimpang, dan dianggap telah keluar
dari ajaran islam. Mereka bukanlah pendukung dari Ali bin Abi Thalib, melainkan orang
orang yang hendak memojokkan para pengikut ali yang setia dan tulus. Apa apa yang
mereka lakukan sangat bertolak belakang dengan misi Ali bin Abi Thalib sebagai
Khalifah. Dalam pada ini, banyak musuh islam yang ingin menghanurkan agama dengan
cara masuk kedalam kelompok Syi’ah untuk menghancurkan islam dari dalam24. Di sini
tokoh abdullah bin saba 25atau dikenal dengan ibnu saudai disebut sebut sebagai tokoh
yahudi dari yaman yang masuk islam pada masa Ustman bin Affan. Kesesatan yang
mereka tonjolkan adalah sikap fanatisme hingga kultus kepada tokoh tokoh dan imam

23
Drs.H.Nunu Burhanuddin. Ilmu Kalam, dari Tauhid Menuju Keadilan. Hlm.61
24
Abu Hasan al-Asy’ari, Maqalatul Islamiyah...,1/137.
25
Tentang ketokohan Abdullah bin Saba, terdapat dua pendapat; ada yang menyebut sebagai tokoh fiktif dan ada
yang meyakini benar benar ada. Para penulis Barat umumnya menilai ketokohan Ibn Sauda’i sebagai fiktif. Lihat,
Ahmad Amin, Fajr al-islam...,hlm.276.

11
Syi’ah sehingga posisi dan kedudukan para imam tersebut menjadi eksklusif dan tidak
ada batasnya.26
Komentar tersebut disampaikan oleh Ahmad Amin, bahwa upaya menghancurkan
islam dapat dilakukan dengan masuk kedalam sekte Syi’ah. Syi’ah yang mengadopsi
konsep Mash’um bagi para imam dapat direduksi menjadi kultus berlebihan. Pada titik
inilah orang orang non Muslim dapat memasukkan ajaran nenek moyang mereka, seperti
ajaran Kristen, Yahudi, Hindu, dan ajaran ajaran kuno dari Zoroaster.27
Menurut al-Ghurabi, 28
Syi’ah Ghulat ini terpecah menjadi 15 kelompok, dan
menurut al-syahrastani terbagi menjadi 11 kelompok. Berikut nama nama keompok syiah
ghulat sebagaimana dirilis oleh Syahrastani, yaitu Al-Sabaiyah, pengikut Abdullah bin
Saba, Al-Kamaliyah, pengikut Abu Kamal al-Baiyyah, pengikut Alba’ bin Zira’ al-dusi,
al-Mughiriyah, pengikut Al-Mughirah bin Sa’id al-Ajali, Al-Khattabiyah, pengikut Abu
al-Khattab, al-khayyilyiah, pengikut Ahmad bin Al-Khayyal, Al-Hisyamiyah, pengikut
Hisyam bin Hakam, Al-Nu’maniyah, pengikut Al-Nu’man, orang ini disebut juga Al-
Syaitaniyah (Syaithan yang berpakaian), alyunusiyah, pengikut Yunus bin
Abdurrahman,yang terakhir al-Nusyariyyah.29
Beberapa ajaran Syi’ah Ghulat dipandang sangat bertentangan dengan konsep
tauhid dan karenanya dipandang sesat dan keluar dari agama islam. Pertama, ajaran
bahwa Ali bin Abi Thalib adalah Nabi dan bahkan dianggap sebagai Tuhan. Tatkala Ali
bin Abi Thalib meninggal dunia, Ibn Saudai berpendapat bahwa Ali tidak mati dan Ibn
Muljam (sang pembunuh) dianggap melakukakan kesalahan lantaran yang dibunuh
adalah Setan yang menyerupai wajah Ali bin Abi Thalib30. Kedua, tentang ajaran
Reinkarnasi dimana Roh Allah bersemayam pada Adam kemudian bersemayam di tubuh
Abdullah bin Muawiyyah, salah satu pemimpin kelompok syiah ghulat. Ketiga, para
pemimpin kelompok syiah ghulat seperti al-mughiriyyah dan al-manshuriyyah
menganggap bahwa dirinya sebagai nabi dengan gelar khalil seperti halnya Nabi Ibrahim
as31. Keempat, bahwa Allah azza wa jalla mengutus jibril kepada Ali bin Abi Thalib,

26
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Jaya Murni, 1971,hlm.114
27
Ahmad Amin, Fajr al-Islam, Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, 1969, hlm.276.
28
Mustafa al-Ghurabi, Tariq al-Firaq al-Islamiya, kairo: Muhammad Ali Shubaih,1958,hlm.285.
29
Al-Syahrastani,Al-Milal wa Nihal..., Jilid i,hlm. 173-190.
30
Al-Nubakhti,Firaq al-Syi’ah..., hlm. 20-21
31
Muhammad Anwar Hamid Isa, Buhuts al-Firaq...,hlm.20-21

12
namun terjadi kesalahan hingga Jibril menemui Muhammad. Kesalahan ini lantaran Ali
menyerupai Nabi Muhammad. Kelima, bahwa Allah SWT masuk (hulul) pada lima tubuh
manusia pilihannya, yaitu Muhammad, Ali, Hasan, Husen, dan Fatimah.dan kelima orang
ini memiliki musuh dan lawannya, yaitu Abu Bakar, Umar, Usman, Muawiyyah, dan
Amr bin ‘Ash.32 Keenam, ajaran tentang kafirnya semua sahabat selain Ali Bin Abi
Thalib. Ketujuh, bahwa setelah Rasulullah tidak ada yang mulia selain Ali bin Abi Thalib
dan keturunannya, dan lain-lain33.
Ajaran ajaran ini (walaupun terdapat beberapa perbedaan) jelas jelas bertujuan
untuk melakukan upaya Tasykik (peraguan) dan Tadhlil (penyesatan) yang berimplikasi
langsung kepada kekafiran dan mengingkari akidah agama islam yang benar. Tentu saja,
ajaran yang sangat populer dari mereka sebagai tuduhan kepada Abu Bakar, Umar, dan
Ustman bertujuan memecah belah umat Islam.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Aliran syiah merupakan aliran pertama yang muncul dikalangan umat islam. Aliran ini
dilatar belakangi oleh pendukung ahlul bait yang tetap menginnginkan pengganti nabi adalah
ahlul bait sendiri yaitu ali bin abi thalib. Mereka mempunyai doktrin sendiri dalam alirannya,
32
Muhammad Anwar Hamid Isa, Buhuts al-Firaq...,23.
33
Dr.H. Nunu Burhanuddin. Ilmu Kalam dari Tauhid Menuju Keadilan.hlm.66

13
salah satunya tentang imamah dan ghulat. Mereka berpendapat bahwa pengganti nabiyang pantas
jadi pemimpin adalah seseorang yang mashum (terhindar dari dosa), bahkan dalam sekte yang
ekstrim yaitu syiah ghulat, mereka telah menuhankan ali. Mereka menganggap bahwa ali lebih
tinggi dari pada nabi muhammad saw,

Dalam perkembangannya, syiah dianggap aliran sesat. Banyak yang menganggap bahwa
syiah adalah islam. Hal ini sangat berbeda sekali , karena antara islam da syi’ah sanagat jauh
sekali tentang ajaran aqidahnya.

B. SARAN

Sangatlah diperlukan bagi kita untuk mempelajari aliran syiah ini, karena dengan belajar
aliran ini kita bisa mengetahui seluk beluk dari ajaran syiah. Misalnya tentang doktrinya, dan
agar kita juga bisa mengambil kekurangan dan kelebihan dari aliran tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Daud.1994.sunan abu daud,pentahqiq sidqi muhammad jamil. Beirut:Dar al-fikr


Abu Zahrah, Muhammad. Tarikh al-madhahib al-islamiyah, al-juz’u al-awwal, fi al-siyasah Wa
al-aqaid. Mesir: Dar al- Fikri,t,t,
Abu al-Fath Muhammad Abdul Karim bin Abi Bakr Ahmad al-syahrasytani (479-548 H).2008.
Al-Milal wa al-Nihal, Beirut: Dar al-Fikr.
Dr.H. Nunu Burhanuddin Lc, M.A.2016. Ilmu Kalam dari Tauhid Menuju Keadilan.Kencana

14
Muhammad Anwar Hamid Isa, Buhuts al-Firaq al-islamiyyah: Mathbaah al-Fajr al-Jadid,1995

15

Anda mungkin juga menyukai