Anda di halaman 1dari 12

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Kalam

SEKTE SYI’AH, SEJARAH DAN PEMIKIRANNYA

Dosen Pengampu:
Bp.Ali Rohmat, M.Hum.

Disusun oleh :

Alif Muhammad Yusuf 23011056407251 Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir


Nur Sadri Wahyuning Rahmat 23021060107401 Ekonomi Syariah
Muhammad Rizkysharfi Aditya 23021060507376 Ekonomi Syariah
Rizal Aji Setiyawan 23021060107401 Ekonomi Syariah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYUBBANUL


WATHON MAGELANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta


ala, atas berbagai nikmat, rahmat, taufiq, dan hidayahnya sehingga
penyusun mampu menyelesaikan makalah yang berjudul Pemikiran Kalam Aliran
Syi’ah. Makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kalam.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu sehingga makalah ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini

Semoga makalah ini memberikan informasi dan manfaat bagi kita semua
untuk pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan.

Bandongan, 19 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Kemunculan pemikiran kalam Syi’ah...........................................................3
B. Sekte dalam Syi’ah........................................................................................8
C. Syi’ah dan Khilafah......................................................................................9
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Islam adalah agama rahmatan lil alamin, rahmat bagi alam semesta, namun
dalam islam kelak akan ada beberapa aliran atau golongan seperti yang pernah di
gambarkan oleh nabi dalam sebuah hadits yang artinya, "Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah
bersabda, 'Kaum Yahudi telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) golongan
atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan kaum Nasrani telah terpecah menjadi
tujuh puluh satu (71) atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan umatku akan
terpecah menjadi tujuh puluh tiga (73) golongan." (HR Tirmidzi). Salah satu
golongan tersebut ialah Syi’ah.
Syi’ah adalah sebutan untuk aliran dalam ilmu kalam yang menjadi
pengikut Ali bin Abi Thalib. Secara etimologis, Syi’ah berasal dari bahasa Arab
yang berarti pembela atau pengikut seseorang.

Dr. H. Jamaluddin, M.Us dan Dr. Shabri Shaleh Anwar, M.Pd.I


menjelaskan dalam bukunya yang berjudul ”ILMU KALAM” (Khazanah
Intelektual Pemikiran dalam Islam). bahwa Kata Syi’ah menurut bahasa adalah
pendukung atau pembela.
Pada zaman Khalifah Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan,
kata “Syi’ah” di artikan umum yakni nama kelompok seperti contoh Syi’ah Ali

adalah pendukung atau pembela Ali. Syiah Mu’awiyah adalah pendukung


Mu’awiyah. Pada waktu pemilihan khalifah ketigapun ada yang mendukung Ali,
tetapi setelah ummat Islam memutuskan memilih Utsman bin Affan, maka orang-
orang yang tadinya mendukung Ali, berbaiat kepada Utsman Bin Affan termasuk
Ali. Jadi pada saat itu belum terbentuk secara faktual kelompok ummat Islam
Syi’ah.

B. Rumusan Masalah

1. Latar Belakang Kemunculan Kalam Syi’ah


2. Sekte dalam Syi’ah
3. Syi’ah dan Khilafah

C. Tujuan Penulisan

1. Agar dapat mengetahui yang melatar belakangi kemuculan faham Syi‟ah


2. Agar dapat mengetahui doktrin yang di ajarkan faham Syi‟ah
3. Agar dapat mengetaui Sekte dalam ajaran Syi‟ah
4. Agar dapat menegetahui Khilfah dalam pandangan Syi‟ah
Agar menambah wawasan dan ilmu pengetauan kita tentang Syi’ah,
sehingga kita semua bisa terhindar dari faham Syi’ah yang menyesatkan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kemunculan pemikiran kalam Syi’ah

Secara umum kemunculan aliran syiah bermula dari pergantian


kepemimpinan sepeninggaln Rasulullah ‫ﷺ‬.

Sedangkan Menurut Abu Zahrah, syi‟ah mulai muncul pasda masa akhir
pemerintahan Usman bin Affaan kemudian tumbuh dan berkembang pada masa
pemerintahan Ali bin Abi Thalib.

Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, Umar Bin Khattab, masa-masa awal
kekhalifahan Utsman Bin Affan yaitu pada masa tahun-tahun awal jabatannya,
Umat islam bersatu, tidak ada perselisihan. Kemudian pada akhir kekhalifahan
Utsman terjadilah berbagai peristiwa yang mengakibatkan timbulnya
perpecahana, munculah kelompok pembuat fitnah dan kezhaliman, mereka
membunuh Utsman, sehingga setelah itu umat islam pun berpecah-belah. Diantara
tokoh-tokoh yang yang sangat berperan penting terhadap perpecahan umat islam
sekaligus di katakan sebagai pendiri Syi‟ah ialah Abdullah bin saba‟.

Abdullah bin saba‟ juga dikenal dengan nama panggilan Ibnu


Saudah merupakan seorang Rabbi Yahudi yang masuk Islam pada masa
Khalifah Utsman bin Affan dan kemudian menyulut pemberontakan terhadap
khalifah.
Awal kemunculannya Abdullah bin saba‟ adalah pada masa kepemimpinan
Khalifah „Utsman bin „Affan. Kemudian berlanjut di masa kepemimpinan
Khalifah Ali bin Abi Thalib. Dengan kedok keislaman, semangat Amar Ma’ruf
Nahi Mungkar, dan bertopengkan tanassuk (giat beribadah), ia kemas berbagai
misi jahatnya. Tak hanya aqidah sesat (bahkan kufur) yang ia tebarkan di tengah-
tengah umat, gerakan provokasi massa pun dilakukannya untuk menggulingkan
Khalifah „Utsman bin „Affan. Akibatnya, sang Khalifah terbunuh dalam keadaan
terzalimi. Akibatnya pula, silang pendapat diantara para sahabat pun terjadi.

Pada masa kekhalifahan Ali juga muncul golongan Syi‟ah akan tetapi
mereka menyembunyikan pemahaman mereka, mereka tidak menampakkannya
kepada Ali dan para pengikutnya.

Saat itu mereka terbagi menjadi tiga golongan.

1. Golongan yang menganggap Ali sebagai Tuhan. Ketika mengetahui sekte


ini Ali membakar mereka dan membuat parit-parit di depan pintu masjid
Bani Kandah untuk membakar mereka. Imam Bukhari meriwayatkan dalam
kitab shahihnya, dari Ibnu Abbas ia mengatakan, “Suatu ketika Ali
memerangi dan membakar orang-orang zindiq (Syiah yang menuhankan
Ali). Andaikan aku yang melakukannya aku tidak akan membakar mereka
karena Nabi pernah melarang penyiksaan sebagaimana siksaan Allah
(dibakar), akan tetapi aku pasti akan memenggal batang leher mereka,
karena Nabi bersabda:

Yang artinya : ”Siapa yang mengganti agamanya, bunuhlah dia.” (HR.


Bukhari 3017, Nasai 4059, dan yang lainnya)

Golongan Sabbah (pencela). Ali mendengar tentang Abu Sauda (Abdullah


bin Saba‟) bahwa ia pernah mencela Abu Bakar dan Umar, maka Ali
mencarinya. Ada yang mengatakan bahwa Ali mencarinya untuk
membunuhnya, akan tetapi ia melarikan diri
2. Golongan Mufadhdhilah, yaitu mereka yang mengutamakan Ali atas Abu
Bakar dan Umar. Padahal telah diriwayatkan secara mutawatir dari Nabi
Muhammad bahwa beliau bersabda,
Yang artinya “Sebaik-baik umat ini setelah nabinya adalah Abu Bakar dan
Umar”.
Riwayat semacam ini dibawakan oleh imam Bukhari dalam kitab shahihnya,
dari Muhammad bin Hanafiyyah bahwa ia bertanya kepada ayahnya,
siapakah manusa terbaik setelah Rasulullah, ia menjawab Abu Bakar,
kemudian siapa? dijawabnya, Umar.

B. Sekte dalam Syi’ah

1. Syia‟h Khaisaniyah
Khaisaniah adalah sekte Syia‟ah yang meyakini bahwa kepemimpinan
setelah Ali Bin Abi Thalib beralih ke anaknya Muhammad Bin Hanafiah. Diantara
ajaran dari Syi‟ah Khaisaniyah adalah mengkafirkan Khalifah yang mendahului
Imam Ali r.a
2. Syia‟h Az-Zaidiyah
Syia‟h Az-Zadiyah adalah sekte dalam Syi‟ah yang mempercayai
kepemimpinan Zaid Bin Ali bin Husain Zainal Abidin setelah kepemimpinan
Husain Bin Ali r.a.
3. Syi‟ah imamiyah
Syia‟h Imamiyah adalah golongan yang meyakini bahwa Nabi Muhammd
‫ﷺ‬. Telah menunjuk Ali Bin Abi Thalib r.a. Sebagai Imam
pengganti dengan penunjukan yang jelas dan tegas. Oleh karena itu, mereka
mereka tidak mengakui keabsahan kepemimpinan Abu Bakar, Umar Bin Khattab
maupun Utsman Bin Affan. Bagi mereka persoalan Imamah adalah salah satu
persoalan pokok dalam Agama atau Ushuluddin

4. Syia‟ah Ghaliyah
Istilah Ghulat berasal dari kata ghala-yaghlu-ghuluw yang artinya
bertambah dan naik. Ghala bi ad-din yang artinya memperkuat dan menjadi
ekstrim sehingga melampaui batas. Syi‟ah ghulat adalah kelompok pendukung
Ali yang memiliki sikap berlebih-lebihan atau ekstrim. Lebih jauh Abu Zahrah
menjelaskan bahwa Syi‟ah ekstrem (ghulat) adalah kelompok yang menempatkan
Ali pada derajat ketuhanan, dan ada yang mengangkat pada derajat kenabian,
bahkan lebih tinggi daripada Nabi Muhammad.
C. Syi’ah dan Khilafah

Arti Khilafah secara bahasa dapat diartikan sebagai penguasa atau


pemimpin, dapat juga diartikan sebagai pengganti. Arti Khilafah didefinisikan
sebagai kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslim untuk menerapkan
hukum-hukum Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.
Orang yang memimpinnya disebut khalifah.

Secara umum, sebuah sistem pemerintahan bisa disebut sebagai Khilafah


apabila menerapkan Islam sebagai Ideologi, syariat sebagai dasar hukum, serta
mengikuti cara kepemimpinan Nabi Muhammad dan Khulafaur Rasyidin dalam
menjalankan pemerintahan. Meskipun dengan penamaan atau struktur yang
berbeda, namun tetap berpegang pada prinsip yang sama, yaitu sebagai otoritas
kepemimpinan umat Islam di seluruh dunia.

Ahlussunnah dan Syiah memiliki pemahaman berbeda dalam mengartikan


"khilafah" atau kepemimpinan Islam.

Syiah memahami "khilafah" sebagai imam yang "ma`shum" dan diputuskan


oleh Allah SWT, sedangkan Sunnah memahami imam sebagai sosok sempurna
yang dipilih manusia.10

K.H. Sirajuddin Abbas menjelasakan dalam bukunya yang bejudul “I‟tiqad


Ahlusunnah Wal-jama‟ah” hal 77. bahwa kaum Syi‟ah adalah kaum ynag
beri‟itiqad bahwa saidina Ali adalah orang yang berhak menjadi kholifah
penggganti Nabi, karena Nabi berwasiat bahwa pengganti beliau sesudah wafat
adalah saidina Ali.11

Kelanjutan dari I‟itiqad itu maka khalifah khalifah yang pertama, kedua dan
ketiga, yaitu Saidina abu bakar saidina umar dan saidina utsman adalah khalifah
yang tidak sah, perampas perampas yang berdosa, karena mengambil pangkat
khalifah tanpa hak dari saidina ali.
Pada kenyataanya pemahaman Syi‟ah tentang yang harusnya menjadi
khalifah setelah Rasulullah ‫ﷺ‬wafat adalah saidina ali karena
mendapat wasiat dari Nabi adalah pemahaman yang keliru, karena saidina Ali
dan Siti Fatimah ikut membai‟ah saidina Abu Bakar menjadi khalifah pertama,
yang kemudian di lanjutkan oleh saidina Umar Bin Kattab r.a. dan saidina Utsman
Bin Affan r.a.

Saidina Ali tidak pernah mencalonkan dirinya ataupun memilih dirinya.


Andaikata ada wasiat Nabi muhammad ‫ﷺ‬. Kepadanya bahwa yang
harus menjadi khalifah sesudah Nabi wafat adalah ia sendiri tentulah beliau
kemukakan kepada sahabat-sahabat yang berkumpul di saqifah bani sa‟ada untuk
memilih kahlifah yang pertama dan tidak mungkin juga membai‟ah Abu Bakar
r.a.

BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas penulis memiliki beberapa kesimpulan antara lain


sebagai berikut.
1. Latar belakang kemunculan Syi‟ah adalah berawal dari seorang yahudi
dari negeri Yaman yang bernama Abdullah Bin Saba atau di kenal dengan sebutan
Abu Sauda yang berpura-pura masuk Islam yang tujuannya tidak lain untuk
memecah belah umat Islam dengan mengenalkan ajarannya yang secara terang-
terangan mengatakan bahwa kepemimpinan (imamah) sesudah Nabi Muhammad
‫ﷺ‬seharusnya jatuh ketangan Ali Bin Abi Thalib karena petunjuk
Nabi ‫( ﷺ‬menurut perasangkaan mereka)
2. Syi‟ah memiliki Sekte-sekte diantaranya.
1) Al-Kaisaniyah adalah sekte dalam Syi'ah yang mempercayai
kepemimpinan Zaid bin Ali bin Husein Zainal Abidin setelah
kepemimpinan Husein bin Ali. Mereka tidak mengakui
kepemimpinan
2) Az-Zaidiyah adalah sekte dalam Syi'ah yang mempercayai
kepemimpinan Zaid bin Ali bin Husein Zainal
3) Al-Imamiyah adalah golongan yang meyakini bahwa nabi Muhammad
SAW telah menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai imam pengganti
dengan penunjukan yang jelas dan tegas.

4) Al-Ghaliyah adalah kelompok pendukung Ali yang memiliki sikap


berlebih-lebihan atau ekstrim.
3. Syi’ah menolak dan tidak mengakui kekhalifahan Sayyidina Abu Bakar r.a,
kekhalifahan Sayyidina Umar Bin Khattab r.a dan kekhalifahan Utsman Bin
Affan r.a. Mereka hanya mengakui kekhalifahan Sayyidina Ali Bin Abi Thalib r.a.

B. Saran

Dengan diselesaikannya makalah ini saya berharap makalah ini dapat


menambah wawasan dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya saya juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar saya dapat meningkatkan
kualitas dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, “Kedudukan Hadits Tujuh Puluh
Tiga Golongan Ummat Islam”, https://almanhaj.or.id/13743-kedudukan-hadits-
tujuh-puluh-tiga-golongan-ummat-islam.html (di akses pada 19 November 2023)

Dr. H. Jamaluddin, M.Us dan Dr. Anwar,Shabri Shaleh. M.Pd.I, “ILMU


KALAM” (Khazanah Intelektual Pemikiran dalam Islam), (Tembilahan, PT.
Indragiri Dot Com, Januari 2020) Cet ke- 1
muslim.or.id, “Sejarah Kemunculan Syi’ah”, https://muslim.or.id/8770-
sejarah-kemunculan-syi.html ( di akses pada 19 November 2023)
Sahijab, “Hukum Orang Murtad dalam Islam”,
https://www.sahijab.com/update/2610-hukum-orang-murtad-dalam-islam (di
akses 7 Oktober 2020 )
Abdi,Husnul. “Arti Khilafah dan Perbedaanya dengan Syistem
Pemerintahan lainnya”, https://hot.liputan6.com/read/3931230/arti-khilafah-
dan- perbedaannya-dengan-sistem-pemerintahan-lainnya (di akses pada 2 April
2019)

Kompas.com, "Sunnah dan Syiah Berbeda Soal "Khilafah"",


https://internasional.kompas.com/read/2010/11/01/08034860/~Oase~Cakrawala.
(di akses pada 1 November 2010)

K.H. Abbas,Sirajuddin.“I’tiqad Ahlusunnah Wal-jama’ah”, (Kelantan


Malaysia, PUSTAKA AMAN PRESS SDN.BHD, 1987) Cet ke- 4

Anda mungkin juga menyukai