Disusun Oleh:Kelompok 5
Rifai Munthe
Rana Boangmanalu
Ramadhan Sigalingging
Riska Bancin
Ramadhan Tumanggor
Rathatia Manik
SEMESTER 1A
Puji syukur kami panjatkan kehadirah Allah swt,Karena dengan rahmatnya kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “ SYI’AH dan KHAWARIJ “ makalah ini kami ajukan
sebagai guna memenuhi tugas mata kuliah “ ilmu tauhid”.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Umi Asni Munthe.S.Ag.spdi, yang telah
membimbing kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi yang membaca dan mendengarkannya,
dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua, Aminnn.
DAFTAR ISI:
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I (PENDAHULUAN)………………………………………………………………………2
LATAR BELAKANG…………………………………………………………………….2
RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………….2
TUJUAN PENULISAN…………………………………………………………………..2
BAB II (SYI’AH)…………………………………………………………………………………3
BAB IV (PENUTUP)……………………………………………………………………………..9
KESIMPULAN……………………………………………………………………………9
DAFTAR PUSTAKA…………..………………………………………………………………10
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Ilmu kalam adalah ilmu yang membicarakan tentang wujud Allah ,sifat-sifat yang wajib
ada pada-Nya dan sifat-sifat yang mungkin ada pada-Nya. Menurut Ibnu Khaldun ilmu kalam
ialah ilmu yang memuat yang memeuat beberapa alasan untk mempertahankan keimanan dengan
menggunakan dalil-dalil aqli (pikiran). Sedangkan menurut Ibnu Syekh Muhammad Abduh ilmu
kalam ialah ilmu yang membahas tentang wujud Tuhan,sifat-sifat yanb mesti ada pada-Nya,sifat-
sifat yang boleh ada pada-Nya,dan sifat-sifat yang taidak mungkin ada pada-Nya.Ada beberapa
aliran-aliran ilmu kalam antara lain ialah Syi’ah dan Khawarij.
Syi’ah dan Khawari adalah aliran ilmu kalam yang muncul setelah wafatnya Rasulullah
yaitu ketika akhir-akhir kepemipinan khalifah Ali bin Abi Thalib dan awal berdirinya Dinasti
Umayyah. Pada awalnya Syi’ah dan Khawarij ada dalam satu barisan yakni barisan para
pendukung Sayyidina Ali. Namun setelah Sayyidina Alli bin Abi Thalib mengadakan tahkim
dengan Muawiyyah(pendiri Dinasti Umayyah) saat terjadi perang shiffin sejumlah orang yang
tidak setuju dengan rencana tahkim keluar dari barisan pendukung Ali. Setelah itu muncullah
aliran Khawarij.
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
3) Untuk memberikan infomasi kepada pembaca tentang perkembangan aliran Syi’ah dan
Khawarij.
4) Untuk mengetahui pendapat para tokoh terhadap aliran Syi’ah dan Khawari.
BAB II
SYI’AH
Syi’ah dilihat dari bahasa berarti, pengikut, pendukung, partai, atau kelompok,
sedangkan secara terminologis adalah sebagian kaum muslim yang dalam bidang spiritual dan
keagamaannya selalu merujuk pada keturunan nabi muhammad saw. Atau orang yang disebut
sebagai ahlal-bait. Poin penting dalam doktrin syi’ah adalah peryataan bahwa segala petunjuk
agama itu bersumber dari dari ahlal-bait. Mereka menolak petunjuk-petunjuk keagamaan dari
para sahabat yang bukan ahlal-bait atau para pengikutnya. Dari sini syi’ah di maksudkan sebagai
suatu golongan dalam islam yang beranggapan bahwa Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. Adalah
orang yang berhak sebagai khalifah pengganti Nabi.
Syi’ah sebagai pengikut Ali bin Abi Thalib a.s. (imam pertama kaum Syi’ah) sudah
muncul sejak Rasulullah SAW masih hidup. Hal ini dapat dibuktikan dengan realita-realita
berikut ini. Pertama, ketika Rasulullah SAW mendapat perintah dari Allah SWT untuk mengajak
keluarga terdekatnya masuk Islam, ia berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kalian yang
siap untuk mengikutiku, maka ia akan menjadi pengganti dan washiku setelah aku meninggal
dunia”. Tidak ada seorang pun di antara mereka yang bersedia untuk mengikutinya kecuali Ali
a.s.
Kedua, berdasarkan riwayat-riwayat mutawatir yang dinukil oleh Ahlus sunnah dan
Syi’ah, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Imam Ali a.s. terjaga dari setiap dosa dan
kesalahan, baik dalam ucapan maupun perilaku. Semua tindakan dan perilakunya sesuai dengan
agama Islam dan ia adalah orang yang paling tahu tentang Islam. Ketiga, Imam Ali a.s. adalah
sosok figur yang telah berhasil menghidupkan Islam dengan pengorbanan-pengorbanan yang
telah lakukannya.
Seperti, ia pernah tidur diatas ranjang Rasulullah SAW di malam peristiwa lailatul
mabit ketika RasulullahSAW hendak berhijrah ke Madinah dan kepahlawannya di medan perang
Badar,Uhud, Khandaq dan Khaibar. Seandainya pengorbanan-pengorbanan tersebut tidak
pernah dilakukannya, niscaya Islam akan sirna di telan gelombang kebatilan.Keempat, peristiwa
Ghadir Khum adalah puncak keistimewaan yang dimiliki oleh Imam Ali a.s. Sebuah peristiwa –
yang seandainya dapat direalisasikan sesuai dengan kehendak Rasulullah SAW akan
memberikan warna lain terhadap Islam.
Adapun ajaran yang terpenting dalam Syi’ah sehubungan dengan masalah khalifah itu ada
empat, yaitu:
a).Al-Ishmah
Menurut keyakinan golongan Syi’ah bahwa imam-imam mereka itu sebagaimana para Nabi
yang bersifat al-ishmah atau ma’shum dalam segala tindak lakunya.,tidak pernah berbuat dosa
besar maupun dosa kecil,tidak ada tanda-tanda berlaku maksiat,tidak boleh berbuat salah ataupun
lupa.
b).Imam Al-Mahdi
Muhammad Al-Mahdi adalah salah seorang imam dalam golongan Syi’ah. Menurut
kepercayaan golongan Syi’ah dia menghilang ke dalam suatu gua di Surraman Raa, pada usia
lima tahun. Orang percaya bahwa dia masih hidup dan orang-orang masih mengharapkan
kemunculannya untuk kembali mengadakan lagi khalifah dan mengembalikan lagi kesucian umat
manusia. Dia digelari iman gaib yang berarti tidak kelihatan, Al-Muntadhar yang berarti dinanti-
nantikan kedatangannya dan Al-Qaim atau yang hidup.
c).Ar-Raj’ah
d).At-Taqiyyah
Menurut golongan Syi’ah, taqiyyah itu merupakan progam rahasia. Apabila seseorang
imam akan keluar dari khalifah untuk mengadakan pemberontakan terhadapnya, maka taqiyyah
itu sebagai strategi yang harus dirahasiakan. Mereka berpura-pura taat sehingga sampai pada
saat yang mungkin untuk melaksanakan rencananya. Apabila takut kepada orang-orang kafir atau
penguasa, maka mereka pura-pura menunjukkan persetujuan.
1).Perkembangan Aliran Syi’ah
a).Al-Kaisaniyah
Tokoh Syi’ah Al-Kaisaniyah di antaranya Mukhtar bin Abi Ubaid as-Tsaqafy. Pengikut Al-
Kaisaniyah beanggapan bahwa imam pengganti Sayyidina Ali ialah Muhammad l-Hanafiyah.
Sebab pada saat terjadi perang jamal,Sayyidina Ali menyerahkan bendera pasukan kepadanya.
Pokok-pokok ajaran Al-Kaisaniyah di antaranya :
1)Mereka tidak mempercayai adanya tetesan roh Tuhan pada Sayyidina Ali.
4)Az-Zaidiyah
b).Syi’ah Az-Zaidiyah
adalah pengikut Zaid bin Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib. Syi’ah Az-Zaidiyah adalah
aliran Syi’ah yang paling dekat (tidak banyak menyimpang) dari ajaran Ahlus Sunnah. Adapun
pokok ajarannya ialah :
1)Orang-orang Az-Zaidiyah tidak percaya bahwa imam telah diwasiatkan oleh Nabi SAW,
melaikan hanya diberitahukan sifatnya saja.
2)Orang-orang Az-Zaidiyah berpendapat bahwa orang yang berdosa besar akan kekal di neraka
selama dia tidak bertobat dengan sebenar-benarnya taubat.
Sekte ini juga berpendapat bahwa seseorang dapat diangkat menjadi imam apabila memenuhi
syarat sebagai berikut :
c).Al-Imamiyah
Aliran Al-Imamiyah mempercayai bahwa imam-imam itu ditunjuk oleh Nabi berdasarkan
wasiat yaitu Sayyidina Ali dan keturunannya. Mereka tidak mengakui kepemimpinan sebelum
khalifah Ali bin Abi Thalib.
d).Al-Ghaliyah
KHAWARIJ
Secara etimologis kata khawarij berasal dari bahasa arab, yaitu kharaja yang berarti keluar,
muncul, timbul, atau memberontak. Ini yang menyebut Syahrastani untuk menyebut khawarij
terhadap orang-orang yang memberontak iman yang sah. Berdasarkan pengertian etimologi ini
pula, khawarij berarti setiap muslim yang ingin keluar dari kesatuan umat islam. Khawarij dalam
terminologi ilmu kalam adalah suatu kelompok pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar dari
barisan karena ketidaksepakatan terhadap keputusan ali yang menerima arbitrase (tahkim) dalam
perang siffin pada tahun 37 H/648 H, dengan kelompok bughat (pemberontak) Muawiyah bin
Abi Sufyan perihal persengketaan khilafah. Kelompok khawarij pada mulanya memandang Ali
dan pasukannya berada di pihak yang benar karena Ali merupakan khalifah sah yang telah bai’at
mayoritas umat islam, sementara Muawiyah berada di pihak yang salah memberontak khalifah
yang sah. Lagi pula berdasarkan estimasi Khawarij pihak Ali hamper memperoleh kemenangan
pada peperangan itu, tetapi karenaAli menerima tipu daya licik ajakan damai Muawiyah,
kemenangan yang hampir diraih menjadi sirna.
Ali sebenarnya sudah mencium kelicikan di balik ajakan damai kelompok Muawiyah
sehingga ia bermaksud membatalkan permintaan itu. Namun, karena desakan sebagian
pengikutnya, seperti ahli qurra seperti Al-Asy’ats bin Qais, Mas’ud bin Fudaki At-Tamimi, dan
Zaid bin Husein Ath-Tha’I, dengan sangat terpaksa Ali memerintahkan Al-Asytar (komandan
pasukannya) untuk menghentikan peperangan.
Setelah menerima ajakan damai, Ali bermaksud mengirimkan Abdullah Bin Abbas sebagai
delegasi juru damai(hakam)nya, tetapi orang-orang khawarij menolaknya. Mereka beralasan
bahwa Abdullah bin Abbas berasal dari kelompok Ali sendiri. Kemudian mereka mengusulkan
agar Ali mengirim Abu Musa Al-Asy’ari dengan harapan dapat memutuskan perkara
berdasarkan kitab Allah. Keputusan tahkim, yakni Ali di turunkan dari jabatannya sebagai
khalifah oleh utusannya, dan memgangkat Muawiyah menjadi khalifah pengganti Ali sangat
kecewa dengan orang-orang khawarij. Mereka membelot dengan mengatakan. “mengapa kalian
berhukum kepada manusia. Tidak ada hukum selain hukum yang ada di sisi Allah.” Imam Ali
menjawab, “itu adalah ungkapan yang benar,tapi mereka artikan dengan keliru.” Pada saat itu
juga orang-orang khawarij keluar dari pasukan Ali dan langsung menuju hurura. Kelompok
khawarij melanjutkan perlawanan kepada Muawiyah dan juga Ali. Mereka mengangkat seorang
pemimpin yang bernama Abdullah bin Shahab Ar-Rasyidi.
a)Doktrin-doktrin Pokok Khawarij
1).Khalifah atau imam harus di pilih secara bebas oleh seluruh umat islam.
2).Khalifah tidak harus berasal dari keturunan arab. Dengan demikian setiap orang muslim
berhak menjadi khalifah apabila sudah memenuhi syarat.
3).Khalifah dipilih secara parmanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan
syariat islam. Ia harus di jatuhkan bahkan di bunuh kalau melakukan kezaliman.
4).Khalifah sebulum Ali (Abu Bakar, Umar, dan Utsman) adalah sah tetapi setelah tahun ketujuh
dari masa kekhalifahannya. Utsman r.a, dianggap telah meyeleweng.
5).Khalifah Ali adalah syah tetapi setelah terjadi arbitrasi, ia telah dianggap menyeleweng.
6).Muawiyah dan Amr bin Al-Asy’ari juga dianggap menyeleweng dan telah menjadi kafir.
8).Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus di bunuh. Yang sangat
kacau lagi, mereka menganggap bahwa seorang muslim dapat menjadi kafir apabila ia tidak mau
membunuh muslim lain yang telah dianggap kafir dengan resiko ia menanggung beban harus di
lenyapkan pula,
9).Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka. Bila ia tidak mau
bergabung, ia wajib di perangi karena hidup dalam Negara musuh, sedangkan golongan mereka
sendiri diangggapn berada dalam dalam Negara islam.
11).Adanya wa’ad dan wa’id (orang yang baik harus masuk syurga dan orang yang jahat harus
masuk neraka)
Ada beberapa sekte aliran Khawarij yang berpendapat bahwa orang-orang islam yang
bukan termasuk golongan mereka adalah kafir dan dihalalkan untuk membunuhnya. Ada juga
yang mengatakan bahwa harta benda yang dimliki oleh orang muslim juga merupakan milik
mereka.
Dalam perkembangannya aliran Khawarij terbagi menjadi dua yaitu yang berpandangan
radikal dan yang berpandangan moderat. Contoh sekte aliran Khawarij yang berpandangan
moderat ialah Al-Ibadiyah. Adapun pokok-pokok pikiran aliran Al-Ibadiyah adalah :
1).Orang-orang islam yang bukan dari golongannya bukanlah musyrik tapi bukan pula mukmin.
2).Tidak memperbolehkan mengambil harta rampasan perang orang islam yang ikut berperang
kecuali kuda dan perlengkapan perang.
3).Menerima kesaksian orang yang bukan dari golongannya dan saling waris-mewarisi.
Adapun sekte aliran Khawarij yang berpaham radikal salah satunya ialah al-Ajaridah. Mereka
berpendapat :
2).Aliran Al-Ajaridah tidak menghalalkan harta milik orang lain kecuali pemiiknya terlebih
dahulu dibunuh.
PENUTUP
KESIMPULAN
Factor yang menyebabkan munculnya aliran Syi’ah dan Khawarij adalah politik. Yaitu
karena perbedaan pendapat tentang perjanjian damai yang dilakukan oleh Muawiyah dan
Sayyidina Ali pada saat terjadi perang Shiffin.
Pokok-pokok ajaran aliran Syi’ah hanya mengakui Sayyidina Ali dan keturunannya
sebagai khalifah yang sah dan tidak mengakui kepemimpinan khalifah sebelumnya.
Inti ajaran aliran Khawarij adalah :
1)Khilafah : jabatan khalifah bukanlah jabatan turun-temurun,tetapi harus dipilih secara terbuka
oleh umat islam.
2)Dosa : tidak ada pengelompokan dosa besar dan dosa kecil. Semua dosa adalah besar karena
merupakan wujud pembangkangan atas perintah Allah.
3).Iman : iman adalah keyakinan dalam hati yang diikrarkan dengan lisan dan diamalkan dengan
perbuatan,jika ada salah satu unsur yang dilanggar, maka ia sudah dikattakan kafir.
Abbas, Zainal Abidin, Perkembangan Pikiran Terhadap Agama, (Medan: Firma Islamiyah, 1959
M/1376 H).
Aceh, Abu Bakar, Perbandingan Mazhab Syi’ah Rasionalisme Islam, Semarang: Ramadhani,
1972.
Adam, C. Charlas, Islam dan Modernism in Egypt, London: Oxford University Pres, 1947.
Ahmad, al-Qodhi Abd. Jabbar, Syarh Ushul al-Khamsah, Kairo:Maktabah Wahbiyah, t.t.
Ali, Syed Ameer, Api Islam, Terjemah HB. Yasin, Jakarta: Bulan Bintang, tt.