Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MEDIA BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


TAKSONOMI BLOOM

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Perbaikan Mata Kuliah Magang II


Dengan Dosen Pengampu Amalia Nurul A, M.Pd

Disusun Oleh:

HANAFI ARYONO (10119017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP DARUSSALAM CILACAP
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang selalu menganugrahkan
nikmat-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang membawa rahmat bagi seluruh alam,kepada keluarganaya, para
sahabatnya dan semoga sampai kepada kita sebagai umatnya,amin. Berdasarkan informasi yang
kita peroleh dari berbagai sumber,syukur Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan tugas
makalah tentang “ TAKSONOMI BLOOM” Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari
kesempurnaan, karna itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Cilacap, 25 Februari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….............…… i

DAFTAR ISI………………………………………………………………..............……. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………..................…… 4
B. Rumusan Masalah………………………………….................…………………… 5
C. Tujuan……………………………………………….................………………….. 5

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakikat Taksonomi………………………………………............……………….. 6

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Taksonomi…………………………………………..............………… 6
B. Pengertian Pendidikan………………………………………..............…………... 6
C. Taksonomi Tujuan Pendidikan…………………………………..............……….. 6
D. Manfaat Penggunaan Taksonomi Bloom………………………….............……… 7
E. 3 Domain Dalam Taksonomi Pendidikan…………………………............……… 8

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………..............……. 12

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan dan
memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien.Pendidikan lebih dari pengajaran,
karena pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu,sedangkan pendidikan merupakan
transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya.
Prbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap
pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan ke ahlian.
Secara bahasa taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu tassein dan nomos. Tassein yang
berarti untuk mengelompokan dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat pula di
artikan secara istilah yaitu, sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki ( tingkatan)
tertentu.Dimana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum atau masih luas dan
taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik atau lebih teperinci. Taksonomi dalam
pendidikan dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Taksonomi bloom merupakan
cara memungkinkan mengubah proses pembelajaran. Dengan menggunakan taksonomi ini,
guru memberi kesempatan n kepada siswa untuk memperluas proses-proses pemikiran
mereka. Pada Taksonomi Bloom, tujuan pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu :

1) Ranah Kognitif (Cognitive Domain), yaitu meliputi aspek – aspek kognitif pada diri
seseorang seperti cara berfikir, pengetahuan, dan pemahaman.
2) Ranah Afektif (Cognitive Affective), yaitu berisi perilaku – perilaku yang menekankan
aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, dan bakat.
3) Ranah Psikomotorik ( Psychomotor Domain), berisi perilaku – perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan atau olah raga
menggambar. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan

4
subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang
sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat
diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah. Taksonomi
ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan – kawan pada tahun 1956.
Sehingga sering pula disebut sebagai ”Taksonomi Bloom”.Guru sebagai seorang
pendidik perlu memahami berbagai taksonomi tujuan untuk memperoleh wawasan yang
lebih luas tentang tujuan pembelajaran, dan dapat memilih mana yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diasuh dan kegiatan pembelajaran yang dirancangnya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan makalah yang kami bahas dalam makalah ini adalah :

1. Apa pengertian taksonomi?


2. Apa pengertian pendidikan?
3. Apakah yang dimaksud Taksonomi Tujuan Pendidikan?
4. Jelaskan manfaat Taksonomi Bloom?
5. Jelaskan mengenai ketiga domain dalam Taksonomi Bloom?

C. Tujuan

Adapun tujuan makalah ini adalah :

1. Mengetahuinpengertian Taksonomi
2. Memahami pengertian Pendidikan
3. Untuk mengetahui Taksonomi Tujuan Pendidikan.
4. Menjelaskan manfaat pengunaan Taksonomi Bloom
5. Memaparkan ketiga domain dalam Taksonomi Pendidikan.

5
6
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Taksonomi
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan
nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau
prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan
kejadian sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa
skema taksonomi.
Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin Bloom,
seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan tujuan pendidikan
dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi,pengetahuan dan keahlian
mentalitas.
Ranah afektif meliputi fungsi yang berkaitan dengan sikap dan perasaan.
Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan fungsi manipulatif dan kemampuan
fisik.
Ranah kognitif menggolongkandan mengurutkan keahlian berpikiryang menggambarkan
tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap kemampuan yang
harus siswa kuasai sehingga dapat menunjukan kemampuan mengolah pikirannya
sehungga mampu mengaplikasikan teori kedalam perbuatan. Mengubah teori kedalam
keterampilan sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk inovasi
pikirannya.Memahami sebuah konsep berarti dapat mengingat informasi atau ilmu
mengenai konsep itu. Seseorang tidak akan mampu mengaplikasikan ilmu dan konsep
jika tanpa terlebih dahulu memahami isinya.
Taksonomi dapat digambarkan seperti sebuah hubungan antara ayah dan anak
yang berada dalam satu struktur hirarki yang terhubung antara satu dengan yang lain.
Taksonomi adalah sebuah kerangka untuk mengklasifikasikan pernyataan-pernyataan
yang digunakan untuk memprediksi kemampuan peserta didik dalam belajar sebagai hasil
dari kegiatan pembelajaran. Taksonomi Bloom telah mempengaruhi pendidikan baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam pengembangan kurikulum, desain

7
pembelajaran dan pendidikan guru. Hal ini terbukti,Handbook atau Taksonomi Bloom
beserta dengan contoh-contoh yang dike- tengahkan di dalamnya, kerap kali dikutip
dalam banyak sekali buku teks tentang pengukuran (measurement), kurikulum, dan
pendidikan guru (Anderson & Krathwohl,2010).

8
BAB III

PEMBAHASAAN

A. Pengertian Taksonomi
Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu”Tassein” yang berarti untuk
mengklasifikasi dan “nomos” yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai
klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal
yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian sampai pada kemampuan berfikir
dapat di klasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.
B. Pengertian Pendidikan
Definisi menurut para ahli dan kamus besar bahasa indonesia,diantarannya adalah :
1) Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991 ).
2) Dalam pengertian yang sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses
perbuatan untuk memperoleh pengetahuan (Mcleod, 1989 ).
3) Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala
lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai
pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal (Mudyahardjo,2001:6 ).
4) Dalam pengertian yang agak luas pendidikan diartikan sebagai sebuah proses
dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan
( Muhibinsyah, 2003:10 ).
5) Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan ( seperti
sekolah dan madrasah ) yang dipergunakan untuk menyempurnakan
perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan
sebagainya ( Dictionary of Psychology, 1972 ).
6) Dalam arti luas pendidikan meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi
tua untuk mengalihkan pengetahuan, pengalamannya, kecakapannya, dan
keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar

9
dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Artinya
pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan
pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan
mampu menimbukan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya
( Poerbakawatja dan Harahap, 1981 ).
7) Menurut John Dewey pendidikan merupakan proses pembentukan
kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya
tabiat manusia dan kepada sesamanya.
C. Taksonomi Tujuan Pendidikan.
Proses pembelajaan di kelas merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah
sebelum pelaksanaan pembelajaran guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai. Tujuan pembelajaran tersebut perlu lebih awal diinformasikan kepada
siswa. Apabila dalam pengajaran tidak disebutkan tujuannya, siswa tidak tahu mana
pelajaran yang penting manapun yang tidak.Taksonomi tujuan pendidikan merupaka
suatu kategori tujuan pendidikan yang umumnya digunakan sebagai dasar untuk
merumuskn tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran. Taksonomi tujuan terdiri
domain – domain kognitif, afektif dan psikomotor. Berbicara tentang taksonomi
perilaku siswa siswa sebagai tujuan belajar. Saat ini para ahli pada umumnya sepakat
untuk menggunakan pemikiran dari Bloom (Gulo, 2005)sebagai tujuan pembelajaran
yang dikenal dengan dengan taksonomi Bloom ( Bloom’s Taxson omy). Menurut
Bloom perilaku individu dapat diklasifikasikan ke dalam 3 ranah, yaitu :
a) Ranah kognitif; ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual atau
berfikir/nalar, di dalamnya mencakup: pengetahuan (knowledge), pemahaman
( comprehension ), penerapan (application),penguraian (analysis), memadukan
(  synthesis ), dan penilaian (evaluation);
b) Ranah afektif; ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional, seperti
perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di dalamnya
mencakup: penerimaan ( receiving/attending ), sambutan ( responding ),
penilaian ( valuing  ), pengorganisasian (organization), dan karakterisasi
(characterization); dan

10
c) .Ranah psikomotor; ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang
melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi
psikis. Ranah ini terdiri dari : kesiapan (  set  ), peniruan (imitation).
membiasakan ( habitual  ), menyesuaikan (adaptation) dan menciptakan
(origination). Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru
untuk mengevaluasi mutu dan efektivitas pembelajarannya.

D. Manfaat Penggunaan Taksonomi Bloom


Kecuali sebagai sistem klasifikasi sasaran belajar, Taksonomi Bloom digunakan
sebagai cara untuk mengembangkan dan mengevaluasi petanyaan yang diajukan guru
kepada siswa. Biasanya kebanyakan pertanyaan ada pada tingkat pengetahuan dan
pemahaman, sehingga kurang memberikan tantangan bagi siswa yang berbakat.
Dengan mengembangkan keterampilan untuk mengajukan pertanyaan pada setiap
tingkat dari taksonomi, guru merangsang siswa untuk lebih menggunkan kemampuan
kognitif mereka dan mengembangkan keterampilan berfikir tinggi. Siswa
memerlukan latihan dan kesempatan untuk belajar berpikir dengan cara yang
efektif.Jika guru belajar untuk nengajukan pertanyaan yang lebih baik, siswa juga
akan mengembangkan kemampuan mereka dibidang ini.Mula – mula guru dapat
menggunakan catatan dengan pertanyaan pada setiap tingkat Taksonomi Bloom untuk
bahan yang di ajarkan.Setelah memperaktekan hal ini untuk waktu tertentu, akhirnya
menjadi kebiasaan dan tingkat sulit lagi bagi guru. Tetapi jika mau yakin bahwa
pertanyaan yang diajukan mencakup keenam tingkat pemikiran,guru dapat
menggunakan tape recorder selama mengajar untuk kemudian dapat mengklasifikasi
pertanyaan sesuai dengan keenam tingkat taksonomi.
Kecuali untuk mengajukan pertanyaan yang baik, Taksonomi Bloom dapat
digunakan untuk mengembangkan kegiatan dan untuk menulis soal – soal ujian.
Kegiatan ini dapat dikembangkan dengan mengunakan tingkat –tingkatan yang
berbeda dari Taksonomi yang digunakan dalam pelajaran, atau sebagai tugas khsus
dilaur kelas. Kunci untuk menyusun kegiatan ini adalah memasukan beberapa tingkat
dalam setiap kegiatan atau mengusahakan keseimbangn darisemua tingkat untuk
sekelompok kegiatan. Kemudian, jika menilai kemahiran siswa, mereka harus diberi

11
kesempatan untuk menunjukan kemampuan mereka untuk berpikir diluar tingkat
pengetahuan dan pemahaman. Keterampilan yang baru dikembangkan itu harus
diukur melalui pertanyaan esai,demonstrasi,dan proyek.
Taksonomi Bloom mengensi sasaran pendidikan ranah kognitif merupakn model
yang relatif sederhana untuk diterapkan dan amat bermanfaat bagi yang
menggunakannya. Siswa dapat mengembangkan dan menggunakan keterampialn
berpikir mereka dan guru dapat mendiferensiasi pembelajaran tanpa perlu
memisahkan siswa yang berbakat dengan siswa yang lain. Gur hanya perlu
menyesuaikan jumlah waktu untuk setiap tingkat taksonomi dengan tingkat
kemampuan siswa. Mereka yang mampu menguasai tingkat – tingkat yang rendah
dari taksonomi dengan cepat, dapat menggunakan lebih banyak waktu untuk tingkat –
tingkat pemikiran yang tinggi. Dengan demikain, semua siswa memperoleh
pembelajaran yang sesuai dalam kerangka kerja yang sama.

E. 3 Domain Dalam Taksonomi Pendidikan

Taksonomi pendidikan lebih dikenal dengan sebutan “Taksonomi Bloom”Taksonomi


pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan – kawan pada tahun 1956.
Sejarahnya bermula ketika pada awal tahun 1950-an, dalam Konferensi Asosiasi
Psikolog Amerika,sebagai kelanjutan kegiatan serupa tahun 1948, Bloom dan kawan
– kawan mengemukakan bahwa presentase terbanyak butir soal evaluasi hasil belajar
yang banyak disusun di sekolah hanya meminta siswa untuk mengutarakan hapalan
mereka. Hapalan tersebut sebenarnya merupakan taraf terendah kemampuan berfikir (
menalar, “thinking behaviors”). Artinya, masih ada taraf lain yang lebih tinggi.
Bloom,Englehart,Furst,Hill,dan Krathwohl kemudian pada tahun 1956 merumuskan
ada tiga golongan domain kemampuan (intelektual,”intellectual behaviors”) yaitu
ranah kognitif,afektif,dan psikomotor.Beberapa istilah lain juga menggambarkan hal
yang sama dengan ketiga domain tersebut diantaranya seperti yang di ungkapkan oleh
Ki Hajar Dewantoro, yaitu : cipta, rasa, dan karsa. Selain itu juga dikenal istiah :
penalaran,penghayatan,dan pengamalan. Dalam pendidikan, Taksonomi dibuat untuk
mengklasifikasikan tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa kategori dan

12
subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat),mulai dari tingkah laku dalam
setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah dari tingkat yang lebih rendah.
Adapun penjelasan ketiga domain tersebut adalah :
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif)
Cognitive Domain adalah yang berisi perilaku – perilaku yang menekankan
aspek intelektual, Seperti pengetahuan,pengertian, dan keterampilan berpikir.
Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi,pengetahuan, dan
keahlian mentalis. Ranah kognitif menggolangkan dan mengurutkan keahlian
berpikir yang menggambarkan tujuan yang di harapkan. Proses berpikir
mengekspresikan tahap – tahap kemampuan yang harus siswa kuasai sehingga
dapat menunjukan kemampuan mengolah pikirannya sehingga mampu
mengaplikasikan teori kedalam perbuatan. Mengubah teori keterampilan
terbaiknya sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk
inovasi pikirannya.
Bloom membagi Domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari
dua bagian : Bagian pertama beruapa pengetahuan (kategori 1) dan bagian ke
dua berupa kemampuan dan keterampilan intelektual (kategori 2-6).
a) Pengetahuan (Knowledge)
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan,
definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan
sebagainya. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan manajeman
kualitas, orang yang berada di level ini bisa menguraikan dengan baik
definisi dari kualitas,karakteristik produk yang berkualitas, standar
kualitas minimum untuk produk, dan sebagainya.
b) Pemahaman (Comprehension)
Dikenali dari kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran,
laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dan sebagainya. Sebagai
contoh, orang dilevel ini bisa memahami apa yang diuraikan dalam fish
bone diagram, pareto chart, dan sebagainya.
c) Aplikasi (Application)

13
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan
gagasan, prosedur, metode, rumus, teori di dalam kondisi kerja. Sebagai
contoh,ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di
produksi, seseorang yang berada di tingkat aplikasi akan mampu
merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam
bentuk fish bone diagram.
d) Analisis (Analysis)
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang
masuk dan membagi – bagi atau menstukturkan informasi ke dalam
bagian yang lebih kecil untuk mengenalipola atau hubunganny, dan
mampu mengenali serta membedakan factor penyebab dan akibat dari
sebuah scenario yang rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan
mampu memilih – milih penyebab meningkatnya reject, membanding –
bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan
setiap penyebab kedalam tingkat keparahan yang di timbulkan.
e) Sintesis (synthesis)
Satu tingkat di atas analisa, seseorang di tingakat sintesa akan mampu
menjelaskan struktur atau pola dari sebuah scenario yang sebelumnya
tidak terlihat, dan mampu mengenali data informasi yang harus didapat
untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat
ini seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk
menurunkan tinkat reject diproduksi berdasarkan pengamatannya
terhadap semua penyebab turunnya kualitas produk.
f) Evaluasi (Evaluation)
Dikenal dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi,
gagasan, metodologi, deng[an menggunakan kriteria yang cocok atau
standar yang ada untuk memastikan nilai efektifitas atau manfaatnya.
Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manager kualitas harus mampu
menilai alternatif solusi yang sesuai untuk di jalankan berdasarkan
efektifitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis .

14
2. Affective Domain (Ranah Afektif)
Affective Domain berisi perilaku – perilaku yang menekankan aspek perasaan
dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Pembagian
domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol.
a) Penerimaan (Receiving/Attending)
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di
lingkungannya.Dalam pengajaran bentuknya berupa perhatian,
mempertahankannya, dan mengarahkannya.
b) Tanggapan (Responding)
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada dilingkungannya.
Meliputi perswetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam
memberikan tanggapan.
c) Penghargaan (Valuing)
Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu
objek, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasarkan pada
internalisai dari serangkain nilai tertentu yang diekspresikan
kedalam tngkah laku.
d) Pengorganisasian (Organization)
Memadukn nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik
diantaranya,dan membentuk suatu system nilai yang komsisten.
e) Krakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a value or value
Complex)
Memiliki system nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga
menjadi karakteristik gaya hidupnya.
3. Psyicomotor Domain (Ranah Psikomotor)
Psyicomotor Domain berisi perilaku – perilaku yang menekankan aspek
keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan
mengoprasiakanmesin. Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom. tapi
oleh ahli lain berdasarkan domain yang dibuat Bloom.
a) Persepsi (Perception)
Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membatu gerakan.

15
b) Kesiapan (Set)
Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.
c) Respon Terpimpin (Guided Response)
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di
dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.
d) Mekanisme (Mechanism)
Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil
dengan meyakinkan dan cakap.
e) Respon Tampak yang Kompleks (Complex overt Response)
Gerakan motoris yang terampil,yang di dalamnya terdiri dari pola-
pola gerakan yang kompleks.
f) Penyesuaian (Adaptation)
Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan
dalam berbagai situasi.
g) Penciptaan (Origination)
Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau
permasalahan tertentu.

16
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu “tassein” yang berarti untuk
mengklasifikasi dan “nomos” yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai
klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal
yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian, sampai pada kemampuan berfikir dapat
diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi. Pendidikan merupakan suatu proses
generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya
secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena pengajaran
sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi
nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Perbedaan
pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap pembentukan
kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan keahlian.
Taksonomi pendidikan lebih dikenal dengan sebutan “Taksonomi Bloom”. Taksonomi ini
pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan. Dalam pendidikan,
taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan
pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori
yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana
sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat
diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah.
Cognitive Domain adalah yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Affective Domain
berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat,
sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Pembagian domain ini disusun Bloom
bersama dengan David Krathwol. Psychomotor Domain berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan
mengoperasikan mesin,dll.

17
DAFTAR PUSTAKA

A Bridged Edition. Addison Wesley Longman, Inc.2001 Arikunto, Suharsimi. 2012.Dasar-Dasar Evaluasi


Pendidikan, Jakarta : Bumi AksaraPrihantoro, Agung. 2010. Pembelajaran, Pengajaran dan
Asesmen, Revisi Taksonomi. Yogyakarta: Pustaka Pengajar.  Naturesecrets, 2012.
Benjamiin S. Bloom (Ed.), Max D. Englehart, Edward J. Furst, Walker H. Hill, dan David R.
Krathwohl, diterbitakn oleh David McKayCompany, Inc., New York. 1956. Judul asli:
Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: A revision of Bloom’s Taxonomy of 
educational Objectives.
Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat :Rineka Cipta.2009
The Taxonomy of Educational Objectives, The classification of Educational Goals, Handbook I:
Cognitive Domain.

Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran : Alfabeta.2010

http://nadzirfikrialwali.blogspot.com/2019/03/taksonomi-bloom-terevisi-makalah.html diakses
tanggal 16 Februari 2021, 11:33

18

Anda mungkin juga menyukai