Anda di halaman 1dari 21

TAKSONOMI BLOOM

OLEH:
KELOMPOK I (SATU)
ADE NOVITA SARI HARAHAP 4193111010
HESTY FAUZIAH 4193111024
DEWI RAMADHANI 4193111027
PUTRI ARDHANITA HARAHAP 4193111041
PSPM D 2019
MATA KULIAH : EVALUASI PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
DOSEN PENGAMPU : Drs. Yasifati Hia, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
penulis masih dapat membuat tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas tentang “TAKSONOMI BLOOM”. Adapun tugas
ini di buat untuk memenuhi tugas rutin mata kuliah Evaluasi Pembelajaran
Matematika, penulis berharap makalah ini menjadi salah satu referensi bagi
pembaca bilamana hendak mengetahui informasi tentang taksonomi bloom.
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat di harapkan
supaya makalah makalah ini menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis mengucapkan
terimakasih kepada pembaca atas perhatiannya.

Medan, 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Lata Belakang

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika, penting bagi


guru untuk menyusun suatu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP
disusun dengan berpedoman pada kompetensi inti dan kompetensi dasar (dalam
kurikulum 2013) ataupun standar kompetensi dan kompetensi dasar (dalam
KTSP). Berpedoman pada standar tersebut, guru menyusun tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai. Untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pembelajan
siswa, guru harus melakukan penilaian. Penilaian merupakan upaya atau tindakan
untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai atau
tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui
keberhasilan proses dan hasil belajar peserta didik. Salah satu teknik penilaian
dapat dilakukan dengan cara memberikan soal-soal tes evaluasi untuk dikerjakan
oleh siswa. Selanjutnya jawaban siswa akan di koreksi sesuai konsep, prinsip dan
prosedur matematika yang telah diajarkan. Jika nilai seorang siswa telah
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka siswa tersebut dinyatakan
telah menguasai materi yang diajarkan.

Tes yang digunakan dalam proses evaluasi untuk mengukur kemampuan


siswa ditetapkan sesuai indikator keberhasilan pembelajaran. Dalam konteks
evaluasi pembelajaran, ada tiga domain atau ranah harus dijadikan sasaran dalam
setiap kegiatan evaluasi  pembelajaran, yaitu segi  pemahamannya
pemahamannya terhadap terhadap materi atau bahan pelajaran pelajaran yang
telah diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif),
dan pengamalannya (aspek psikomotor).. Tingkatan tes evaluasi pembelajaran
yang sering digunakan adalah Taksonomi Bloom. Namun banyak guru yang
terjebak pada kata kerja operasional (KKO) saja, sehingga soal yang dibuat hanya
pada level mengingat atau memahami saja, tidak membuat soal tes sesuai dengan
pengertian taksonomi bloom yang sebenarnya yang juga memiliki level
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Untuk lebih memahami tentang evauasi
pembelajaran menurut Bloom, maka dalam makalah ini penulis akan menjelaskan
materi yang berjudul “Taksonomi Bloom”

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu taksonomi Bloom ?


2. Bagaimana sejarah taksonomi bloom ?
3. Bagaimana ranah pengetahuan menurut bloom ?
4. Bagaimana ranah pengetahuan menurut bloom yang direvisi?
5. Bagaimana penerapan taksonomi bloom dalam soal matematika?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui konsep tentang taksonomi bloom


2. Untuk mengetahui sejarah taksonomi bloom
3. Untuk mengetahui ranah pengetahuan menurut bloom
4. Untuk mengetahui pengetahuan menurut bloom yang direvisi
5. Untuk mengetahui penerapan taksonomi bloom dalam soal matematika.
BAB II

PEMBAHASAAN

2.1 Pengertian Taksonomi Bloom


Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang
berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi, Taksonomi Bloom
adalah struktur hierarki (bertingkat) yang mengidentifikasikan keterampilan
berpikir mulai dari jenjang yang rendah hingga yang tinggi. Berawal dari
pemikiran dan penelitian seorang psikolog pendidikan dari Amerika Serikat
Benjamin S. Bloom pada tahun 1950, bahwa evaluasi hasil belajar disekolah
sebagian besar butir soal yang diajukan hanya berupa soal tentang hapalan,
sedangkan menurutnya hapalan merupakan tingkat terendah dalam kemampuan
berfikir. Agar proses pembelajaran menghasilkan siswa berkompeten, maka
disusunlah suatu Taksonomi Bloom yang dipublikasikannya pada tahun 1956
dengan judul “Taxonomy Of Educational Objectives: The Classification of
Educational Goals”.
Benjamin. S. Bloom membuat suatu klasifikasi berdasarkan urutan
keterampilan berpikir dalam suatu proses yang semakin lama semakin tinggi
tingkatannya. Mulamula taksonomi bloom terdiri atas dua bagian yaitu ranah
kognitif dan ranah afektif (cognitive domain and affective domain). Pada tahun
1966 Simpson menambahkan ranah psikomotor melengkapi apa yang tekah dibuat
oleh bloom. Dengan demikian menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah
afektif dan ranah psikomotor. Selanjutnya dalam Taksonomi Bloom, tujuan
pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
a. Ranah Kognitif (Cognitive Domain), yang berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berpikir.
b. Ranah Afektif (Affective Domain) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan
cara penyesuaian diri.
c. Ranah Psikomotor (Psychomotor Domain) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,
berenang, dan mengoperasikan mesin.

2.2 Sejarah Taksonomi Bloom


Sejarah taksonomi bloom bermula ketika awal tahun 1950-an, dalam
Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika, Bloom dan kawan-kawan mengemukakan
bahwa dari evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di sekolah, ternyata
persentase terbanyak butir soal yang diajukan hanya meminta siswa untuk
mengutarakan hapalan mereka. Konferensi tersebut merupakan lanjutan dari
konferensi yang dilakukan pada tahun 1948. Menurut Bloom, hapalan sebenarnya
merupakan tingkat terendah dalam kemampuan berpikir (thinking behaviors).
Masih banyak level lain yang lebih tinggi yang harus dicapai agar proses
pembelajaran dapat menghasilkan siswa yang kompeten di bidangnya.
Akhirnya pada tahun 1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl
berhasil mengenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan
Taxonomy Bloom. Jadi, Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang
mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi.
Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus
dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh
Bloom dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan intelektual (intellectual
behaviors) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Para trainer biasanya mengkaitkan ketiga ranah ini dengan Knowledge,
Skill and Attitude (KSA). Kognitif menekankan pada Knowledge, Afektif pada
Attitude, dan Psikomotorik pada Skill. Sebenarnya di Indonesia pun, kita
memiliki tokoh pendidikan, Ki Hajar Dewantara yang terkenal dengan doktrinnya
Cipta, Rasa dan Karsa atau Penalaran, Penghayatan, dan Pengamalan. Cipta dapat
diidentikkan dengan ranah kognitif , rasa dengan ranah afektif dan karsa dengan
ranah psikomotorik. Ranah kognitif mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang
harus dikuasai oleh siswa agar mampu mengaplikasikan teori kedalam perbuatan.
2.3 Ranah Pengetahuan Menurut Bloom

2.4 Ranah Pengetahuan Menurut Bloom yang Direvisi


Berdasarkan hal tersebut Taksonomi Bloom menjadi sesuatu yang
penting dan mempunyai pengaruh yang luas dalam waktu yang lama. Pada
tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl dan
para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom
agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan tersebut baru
dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom.
Revisi tersebut hanya dilakukan pada ranah kognitif. Ada beberapa alasan
mengapa Handbook  Taksonomi Bloom perlu direvisi, yakni:

 Alasan  pertama, terdapat kebutuhan untuk mengarahkan kembali


fokus para pendidik pada handbook,  bukan sekedar sebagai
dokumen sejarah.
 Alasan kedua  adalah adanya kebutuhan untuk memadukan
pengetahuan  pengetahuan dan pemikiran pemikiran baru
(kemajuan (kemajuan dalam ilmu pengetahuan) pengetahuan)
dalam sebuah kerangka kategorisasi tujuan pendidikan.
 Alasan yang ketiga adalah taksonomi merupakan sebuah kerangka
berpikir  berpikir khusus yang menjadi menjadi dasar untuk
mengklasifikasikan mengklasifikasikan tujuan  pendidikan.
 Alasan keempat   yaitu proporsi yang tidak sebanding dalam
penggunaan  penggunaan taksonomi taksonomi pendidikan
pendidikan untuk perencanaan kurikulum dan  pembelajaran
dengan penggunaan taksonomi penggunaan taksonomi pendidikan
untuk pendidikan untuk asesmen.
 Alasan yang kelima  adalah pada kerangka pikir taksonomi karya
Benjamin Bloom lebih menekankan enam kategorinya
(pengetahuan,  pemahaman,  pemahaman, penerapan, penerapan,
analisis, analisis, sintesis sintesis dan evaluasi) evaluasi) daripada
daripada subsubkategorinya
 Alasan keenam  adalah ketidakseimbangan proporsi subkategori
dari taksonomi Bloom. Kategori pengetahuan dan komprehensi
memiliki  banyak  banyak subkategori subkategori namun empat
kategori kategori lainnya lainnya hanya memiliki memiliki sedikit
subkategori.
 Alasan ketujuh  adalah taksonomi Bloom versi aslinya lebih
ditujukan untuk dosen-dosen, padahal dalam dunia pendidikan tidak hanya
dosen yang berperan untuk merencanakan kurikulum,  pembelajaran
pembelajaran dan penilaian. penilaian.

Revisi Taksonomi Bloom tersebut meliputi:

1. Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk
setiap level taksonomi.
2. Perubahan hampir terjadi pada semua level hirarki, namun urutan
level masih sama yaitu dari urutan terendah h level masih sama
yaitu dari urutan terendah hingga tertinggi. tertinggi. Perubahan
mendasar terletak pada level 5 dan 6.

Perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pada level 1, knowledge diubah menjadi


remembering  (mengingat).  
b. Pada level 2, comprehension dipertegas menjadi
understanding  (memahami).
c. Pada level 3, application diubah menjadi
applying  (menerapkan).
d. Pada level 4, analysis menjadi analyzing  (menganalisis).
e. Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6
tetapi dengan  perubahan mendasar, yaitu creating  (mencipta).
f. Pada level 6, Evaluation turun posisisinya menjadi level 5, den
turun posisisinya menjadi level 5, dengan sebutan gan sebutan
evaluating (menilai).

Interelasi antara proses kognitif dan  pengetahuan disebut dengan Tabel


Taksonomi.

Dimensi Pengetahuan

Dimensi pengetahuan merupakan dimensi tersendiri dalam


Taksonomi Bloom revisi. Dalam dimensi ini terdiri atas pengetahuan
kongkrit sampai dengan pengetahuan abstrak. Dimensi ini akan
dipaparkan empat jenis kategori pengetahuan. Keempat kategori tersebut
yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan
prosedural  prosedural dan pengetahuan pengetahuan metakognitif.

1. Pengetahuan faktual ( factual knowledge) Pengetahuan faktual yaitu


elemen dasar dimana peserta didik harus tahu akan berkenalan dengan
disiplin atau memecahkan masalah. Termasuk di dalamnya pengetahuan
terminologi dan pengetahuan tentang rincian spesifik dan unsur.
2. Pengetahuan konseptual (conceptual knowledge) Pengetahuan konseptual
yaitu hubungan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar
yang memungkinkan mereka untuk  berfungsi  berfungsi bersama-sama.
bersama-sama. Diantaranya Diantaranya pengetahuan pengetahuan tentang
tentang klasifikasi klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip-
prinsip dan generalisasi,  pengetahuan tentang teori, model dan struktur.
3. Pengetahuan Pengetahuan prosedural prosedural ( procedural knowledge)
Pengetahuan prosedural yaitu bagaimana melakukan sesuatu atau
penyelidikan dan kriteria untuk menggunakan keterampilan, teknik dan
metode. Diantaranya pengetahuan tentang subyek-keterampilan khusus,
pengetahuan subjek-teknik khusus dan metode, pengetahuan kriteria untuk
menentukan ketika untuk menggunakan prosedur yang tepat.
4. Pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge) Pengetahuan
metakognitif yaitu pengetahuan kognisi secara umum serta kesadaran dan
pengetahuan tentang kognisi sendiri. Diantaranya  pengetahuan
pengetahuan strategis, strategis, pengetahuan pengetahuan tentang tentang
tugas-tugas tugas-tugas kognitif, kognitif, termasuk sesuai kontekstual dan
kondisi pengetahuan, serta pengetahuan diri.

Dimensi Proses Kognitif


Taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi membagi enam jenis
kategori dimensi proses kognitif yaitu mengingat (remember ) ,
memahami/mengerti (understand ) ,  menerapkan (apply) ,  menganalisis
(analyze) , mengevaluasi (evaluate) , dan menciptakan (create).

1. Mengingat (remember ) Mengingat merupakan usaha mendapatkan


kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau,
baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama
didapatkan. Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan
berbagai permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat
meliputi mengenali (recognition) dan memanggil kembali
(recalling ).

2. Memahami/mengerti (understand )
Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah
pengertian  pengertian dari berbagai berbagai sumber seperti
seperti pesan, bacaan dan komunikasi. komunikasi.
Memahami/mengerti berkaitan dengan aktivitas
mengklasifikasikan (classification) dan membandingkan
(comparing ). Mengklasifikasikan akan muncul ketika seorang
peserta didik berusaha mengenali  pengetahuan  pengetahuan yang
merupakan merupakan anggota anggota dari kategori kategori
pengetahuan pengetahuan tertentu.

3. Menerapkan (apply)
Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau
mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan
atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan meliputi kegiatan
menjalankan prosedur (executing ) dan mengimplementasikan
(implementing ). Menerapkan merupakan proses yang kontinu,
dimulai dari peserta didik menyelesaikan suatu permasalahan
menggunakan  prosedur baku/standar yang sudah diketahui.

4. Menganalisis (analyze)
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan
memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari
keterkaitan dapat menimbulkan permasalahan. Kemampuan
menganalisis merupakan jenis kemampuan yang banyak dituntut
dari kegiatan pembelajaran di sekolah. Menganalisis berkaitan
dengan proses kognitif memberi atribut (attributeing ) dan
mengorganisasikan (organizing ).

5. Mengevaluasi (evaluate)
Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian
berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang
biasanya biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi
dan konsistensi. Kriteria atau standar ini dapat pula ditentukan
sendiri oleh peserta didik. Evaluasi meliputi mengecek (checking )
dan mengkritisi (critiquing ).

6. Menciptakan (create)
Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan
unsurunsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang
koheren dan mengarahkan peserta didik untuk menghasilkan suatu
produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi
bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya.

2.5 Penggunaan Taksonomi Bloom


Dalam kaitannya dalam menyusun kurikulum pemilihan kata kerja kunci
yang tepat memegang peranan penting dalam menjelaskan tujuan program diklat,
kompetensi dasar dan indikator pencapaian agar konsep materi tersampaikan
secara effektif. Langkah-langkah yang harus digunakan dalam menerapkan
Taksonomi Bloom adalah sebagai berikut:
1). Menentukan tujuan pembelajaran
2). Menentukan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai apakah
peningkatan knowledge, skills atau attitude. Dalam hal ini perlu
dipertimbangkan karakteristik mata diklat, dan peserta didik.
3). Menentukan ranah kemampuan intelektual sesuai dengan kompetensi
pembelajaran.
a. Ranah kognitif : Tentukan tingkatan taksonomi, apakah pada
tingkatan Mengingat, Memahami,Menerapkan, Menganalisis,
Menilai, Membuat.
b. Ranah Psikomotorik : Kategorikan ranah tersebut, apakah
termasuk Persepi, Kesiapan, Reaksi yang diarahkan, Reaksi natural
(mekanisme), Adaptasi, Reaksi yang kompleks Kreativitas.
c. Ranah Afektif : Kategorikan ranah tersebut, apakah termasuk
penerimaan, Responsif, Nilai yang dianut (Nilai diri), Organisasi
dan Karakterisasi.
4). Gunakan kata kerja kunci yang sesuai, untuk menjelaskan instruksi
kedalaman materi, baik pada tujuan program diklat, kompetensi dasar dan
indikator pencapaian.
5). Sebagai tambahan, untuk penerapan taksonomi bloom dalam ranah
kognitif, dapat ditentukan pula media pembelajaran yang sesuai dengan
mengacu pada Bloom’s Cognitive Wheel. Pilihan media pembelajaran ini
dapat dilihat pada lingkaran terluar yang berwarna hijau.

Penerapan Soal Matematika Sesuai Taksonomi Bloom Setelah Revisi


1. Kategori C1- Mengingat (Remembering)
Mengingat adalah mengambil pengetahuan yang relevan dari
memori jangka panjang. Termasuk di dalamnya mengenali
(recognizing) dan recalling (menuliskan/ menyebutkan). Mengingat
merupakan proses kognitif yang paling rendah tingkatannya.
Contoh Soal : Sebutkan rumus luas permukaan bola?
Alasan : Untuk menjawab soal disamping, siswa berpikir
untuk mengingat rumus luas permukaan bola dalam ingatannya, lalu
kemudian menuliskan bahwa rumus luas permukaan bola adalah
L=4 π r 2.

2. Kategori C2- Memahami (understanding)


Memahami yaitu mengkonstruksi makna atau pengertian
berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi
yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau
mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah
ada dalam pemikiran siswa. Siswa dikatakan memahami ketika mereka
mampu untuk membangun makna dari pesan instruksional termasuk
lisan, tertulis, dan grafis komunikasi, dan materi yang disampaikan.
Proses kognitif dalam kategori Memahami termasuk menafsirkan
(interpreting), mencontohkan (examplifying), mengklasifikasi
(classifying), meringkas (summarizing), menyimpulkan (inferring),
membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining).
Contoh Soal : Jelaskan apa perbedaan dari luas permukaan bola
dan volume bola?
Alasan : Untuk menjawab soal diatas, siswa sudah harus
memahami pengertian dan konsep luas permukaan bola dan volume
bola. Siswa akan berpikir tentang informasiinformasi penting
mengenai luas dan volume bola, memilah informasi itu untuk
membedakan luas dan volume bola. Contoh lain: jelaskan apakah
setiap kubus itu balok?

3. Kategori C3-Mengaplikasikan (Applying)


Mengaplikasikan atau menerapkan ataupun menggunakan prosedur
untuk melakukan latihan atau memecahkan masalah yang berhubungan
erat dengan pengetahuan prosedural. Penerapan terdiri dari dua macam
proses kognitif yaitu mengeksekusi (executing) tugas yang familiar dan
mengemplementasi (emplementing) tugas tugas yang tidak familiar.
Contoh Soal. Sebuah aula berbentuk balok dengan ukuran
panjang 9 meter, lebar 7 meter, dan tinggi 4 meter. Dinding
bagian dalamnya dicat dengan biaya Rp.50.000,- per meter
persegi. Seluruh biaya pengecatan aula adalah ...
Alasan : Untuk menyelesaikan soal disamping, siswa perlu
memilih rumus yang akan digunakan sesuai prosedur. Sebab dalam
materi balok ada rumus luas permukaan balok dan rumus volume
balok, dan kemudian menghubungkannya dengan biaya pengecatan.
4. Kategori C4- Menganalisis (Analyzing)
Kategori menganalisa meliputi menguraikan suatu permasalahan
atau obyek ke unsur-unsur penyusunnya dan menentukan bagaimana
saling keterkaitan antar unsur-unsur penyuaun tersebut dengan struktur
besarnya. Kategori ini juga termasuk menganalisis bagian-bagian
terkait satu sama lain. Pengorganisasian meliputi menemukan
koherensi, integrasi, menguraikan atau penataan.
Contoh Soal. Diberikan sebuah persegi ABCD, busur lingkaran
berpusat di A dan C digambarkan dari titik B ke D. Garis
diagonal AC memotong kedua busur di titik X dan Y. Jika XY =
12 - 6√2 cm. Maka luas persegi ABCD adalah….
Alasan : Soal diatas termasuk kategori menganalisis karena menuntut
kemampuan untuk mengorganisir /organizing yaitu menentukan
bagaimana kesesuaian sebuah unsur atau fungsinya dalam struktur.
Menganalisis unsur XY dalam kaitannya dengan konsep lingkaran dan
persegi.

5. Kategori C5-Mengevaluasi (Evaluating)


Mengevaluasi didefinisikan membuat suatu pertimbangan atau
penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Kriteria yang
sering dipakai adalah kualitas, efektifitas, efisiensi dan konsistensi.
Standar mengevaluasi dapat berbentuk kuantitatif. Mengevaluasi
termasuk juga proses kognitif memeriksa dan mengkritisi.
Contoh Soal. Sebuah bola besi dimasukkan ke dalam kotak
berbentuk kubus dengan panjang rusuk 10 cm. Jika volume air
900 cm3 , Serta panjang jari-jari bola 3 cm, apakah air dalam bak
itu akan tumpuh?
Alasan : Untuk menjawab soal di samping, siswa harus menghitung
volume masing masing benda (bak dan bola) untuk kemudian
mengevaluasi, yakni mempertimbangkan, memeriksa kecara kuantitas
volume air dan bola yang dihubungkan dengan volume bak.
6. Kategori C6-Mengkreasi (Creating)
Mengkreasi atau mencipta yaitu menempatkan elemen bersama-
sama untuk membentuk satu kesatuan yang utuh atau fungsional; yaitu,
reorganisasi unsur ke dalam pola atau struktur yang baru. Termasuk
dalam mencipta yaitu generating/menghipotesiskan, planning
/merencanakan, dan producing/menghasilkan. Proses kreatif dapat di
bedakan menjadi 3 fase yaitu representasi masalah, perencanaan solusi,
dan pelaksanaan solusi.
Contoh soal. Perhatikan gambar berikut ini.

Jika t1 = 3, t2, dan r1= 4a. Rumuskan volume kerucut


terpancung seperti gambar diatas!
Alasan : Untuk menjawab soal diatas, siswa harus memikirkan
sesuatu yang baru yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah,
mengorganisasikan unsur dalam pola baru, dan mengaitkannya dengan
konsep yang telah dipelajari sebelumnya (kesebangunan) untuk
menentukan unsur yang belum diketahui (r2), yang akan digunakan
dalam merumuskan volume kerucut terpancung.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang
berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi, Taksonomi Bloom
adalah struktur hierarki (bertingkat) yang mengidentifikasikan keterampilan.
Sejarah taksonomi bloom bermula ketika awal tahun 1950-an, dalam Konferensi
Asosiasi Psikolog Amerika, Bloom dan kawan-kawan mengemukakan bahwa dari
evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di sekolah, ternyata persentase
terbanyak butir soal yang diajukan hanya meminta siswa untuk mengutarakan
hapalan mereka.
Ada 3 ranah atau domain besar yang mengacu kepada tiga jenis domain
(daerah binaan atau ranah pada diri peserta didik, yaitu ranah proses  berpikir
(cognitive domain), ranah nilai atau sikap (affective domain) dan ranah
keterampilan (psychomotor domain). Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup
kegiatan mental (otak). Ada enam kategori dari ranah kognitif sebagai hasil
belajar yaitu  pengetahuan/hafalan/ingatan  pengetahuan/hafalan/ingatan
(knowledge), disebut dengan C1;  pemahaman  pemahaman (comprehension),
disebut dengan C2; penerapan (application), disebut dengan C3; analisis
(analysis), disebut dengan C4; sintesis (synthesis), disebut dengan C5; dan
penilaian (evaluation), disebut dengan C6.
Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b)
keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau
ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan
interpretatif. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b)
keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau
ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan
interpretatif. Dalam kaitannya dalam menyusun kurikulum pemilihan kata kerja
kunci yang tepat memegang peranan penting dalam menjelaskan tujuan program
diklat, kompetensi dasar dan indikator pencapaian agar konsep materi
tersampaikan secara effektif.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono. 2008.  Pengantar  Pengantar Evaluasi Evaluasi Pendidikan


Pendidikan. Ed. 1-8. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Daryanto.
2012. Evaluasi Pendidikan. Jakarta
Asdi Mahasatya Effendi, Ramlan. Konsep Revisi Taksonomi Bloom dan
Implementasinya  Implementasinya pada pembelajaran SMP Negeri 2
Lahat.
Effendi, Ramlan. Konsep Revisi Taksonomi Bloom dan Implementasinya pada
Pelajaran Matematika SMP. Volume 2 Nomor 1. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Matematika. 72-78.
Krathwohl, David R. 2002. A Revision of Bloom's Taxonomy: An Overview.
Volume  41,  Number   4,  Autumn  2002. College of  Education, The
Ohio State University. Loren W. Anderson and David R. Krathwohl,
2001, Taxonomy Learning, Teaching, and Assessing ,
Longman, New York.  Nana Sudjana. Sudjana. 2007.  Penilaian  Penilaian Hasil
Proses Belajar Belajar Mengajar  Mengajar . Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
S. Arikunto. 2005. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Cet. V. Jakarta: Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai