Anda di halaman 1dari 11

Mahasaraswati Seminar Nasional Pendidikan Matematika (MAHASENDIKA) tahun 2020

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar

PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN DAN SOAL MATERI PECAHAN


BERBASIS PADA TINGKAT DIMENSI PENGETAHUAN
DAN DIMENSI PROSES KOGNITIF

I Komang Sesara Ariyana1


1
STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja
E-mail: komangsesara.ariyana@yahoo.com

ABSTRACT
This paper aims to describe the use of the level of knowledge dimension and cognitive processes dimension of Revised
Bloom's Taxonomy in learning Fractions material. The writing method is a literature review of the knowledge
dimension and cognitive process dimension of the Revised Bloom’s Taxonomy. Knowledge dimension is divided into
4 (four) types of knowledge, namely Factual, Conceptual, Procedural and Metacognitive, while the dimensions of
cognitive processes consist of 6 (six) processes namely Remembering (C1), Understanding (C2), Applying (C3),
Analyzing (C4), Evaluating (C5) and Creating (C6). The focus of this paper is to construct mathematical learning
goals and cognitive items in Fraction learning based on the knowledge dimension and cognitive processes dimension
in Revised Bloom's Taxonomy. The Fractions material that is applied is the Fractions material found at the elementary
school and junior high school. Through this paper, mathematics teachers, especially at elementary and junior high
school level, who teach learning Fractions material are expected to be able to get inspiration regarding the use of the
knowledge dimension and cognitive process dimension of Revised Bloom's Taxonomy on math learning objectives and
cognitive math problems.

Keywords: Cognitive Process Dimensions, Fraction, Knowledge Dimension

ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan tingkat dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif dari
Taksonomi Bloom Revisi dalam pembelajaran materi Pecahan. Metode penulisan yaitu kajian literatur terhadap
dimensi pengetahuan dan proses kognitif dari Taksonomi Bloom Revisi. Dimensi pengetahuan dibedakan dalam 4
(empat) jenis pengetahuan yaitu Faktual, Konseptual, Prosedural dan Metakognitif, sedangkan dimensi proses kognitif
terdiri dari 6 (enam) proses yaitu Mengingat (C1), Memahami (C2), Mengaplikasikan (C3), Menganalisis (C4),
Mengevaluasi (C5) dan Mencipta (C6). Fokus dari tulisan ini adalah untuk mengkonstruksi tujuan pembelajaran
matematika dan butir soal kognitif dalam pembelajaran Pecahan yang berbasis pada dimensi pengetahuan dan proses
kognitif dalam Taksonomi Bloom Revisi. Materi Pecahan yang diaplikasikan adalah materi Pecahan yang terdapat
pada jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Melalui tulisan ini, para guru matematika
khususnya pada jenjang SD dan SMP yang mengajarkan pembelajaran materi Pecahan diharapkan dapat memperoleh
inspirasi mengenai penggunaan tingkat dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif dari Taksonomi Bloom
Revisi pada tujuan pembelajaran dan soal kognitif matematika.

Kata Kunci: Dimensi Pengetahuan, Dimensi Proses Kognitif, Pecahan

A. PENDAHULUAN Bloom sangat bermanfaat untuk menyusun


Dalam dunia pendidikan, taksonomi suatu rangka pembelajaran. Guru akan
pendidikan karya Benjamin S. Bloom, et al. memulainya dari tingkat terendah dari ranah
(1956) sangat dikenal banyak praktisi kognitif hingga tertinggi karena otak dari
pendidikan. Taksonomi ini membantu para setiap siswa akan memproses pengetahuan
pendidik menyusun tujuan pembelajaran agar atau materi yang disajikan sesuai dengan
memiliki arah yang jelas. Selain itu, urutan proses kognitif tersebut (Islah, et al.
Taksonomi pendidikan Bloom juga dapat 2019).
membantu pendidik dalam merencanakan Taksonomi pendidikan Bloom
asesmennya. Bagi seorang guru, taksonomi dengan enam kategori pokoknya (yaitu Pe-

26
ISBN: 978-602-5872-46-4
Mahasaraswati Seminar Nasional Pendidikan Matematika (MAHASENDIKA) tahun 2020
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar

ngetahuan, Pemahaman, Penerapan, dibedakan menjadi empat jenis pengetahuan,


Analisis, Sintesis, dan Evaluasi) saat ini yaitu faktual, konseptual, prosedural, dan
sudah direvisi oleh Anderson & Krathwohl metakognitif.
pada tahun 2001. Taksonomi ini lebih dikenal Pemahaman mengenai Taksonomi
dengan Taksonomi Bloom Revisi (Revised Bloom sangatlah penting, mengingat sebagai
Bloom’s Taxonomy). Revisi ini menekankan petunjuk arah dalam merencanakan
penggunaan taksonomi pendidikan dalam kurikulum, pembelajaran, dan asesmen.
merencanakan kurikulum, pembelajaran, Dalam perkembangannya, ada kata kerja
asesmen, dan kesesuaian di antara ketiganya operasional (KKO) yang sering dijadikan
(Anderson & Krathwohl, 2015). acuan guru dalam membuat klaisifikasi soal.
Dalam Taksonomi Bloom Revisi ini, Namun, menurut Effendi (2017), KKO
kategori Pengetahuan pada taksonomi tersebut banyak yang tumpang tindih dan
aslinya dipisahkan menjadi komponen kata beririsan sehingga tidak bisa dijadikan dasar
benda dan kata kerjanya. Komponen kata dalam membuat klasifikasi soal. Sehingga
kerjanya menjadi Mengingat (C1), banyak guru yang terjebak pada KKO saja.
sedangkan komponen kata bendanya tetap Tujuan pendidikan saat ini mengarah
dipertahankan sebagai Pengetahuan. Jadi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau
yang dimaksud pengetahuan dalam higher-order thinking skills (HOTS).
taksonomi Bloom Revisi adalah komponen Menurut Brookhart (2010), HOTS dalam
kata benda. Kedua komponen ini disebut taksonomi Bloom adalah Menganalisis,
sebagai dimensi pengetahuan (kata benda) Mengevaluasi, dan Mencipta. Dari ketiga
dan dimensi proses kognitif (kata kerja). kategori ini juga berarti seseorang dapat
Menurut Anderson & Krathwohl (2015), menyelesaikan masalah, berpikir kritis dan
rumusan tujuan pembelajaran berupa kata berpikir kreatif. Semakin tinggi tingkat
kerja dan kata benda. tujuan pendidikan, semakin baik kualitas
Kata kerja pada subkategori proses hasil belajarnya. Ini juga berarti kualitas hasil
kognitif dipandang lebih memberikan belajar seseorang terlihat dari tingkat proses
manfaat bagi pendidik untuk merumuskan kognitif seseorang apabila ditinjau dari
tujuan dan untuk menstrukturkan dan taksonomi pendidikan Bloom.
mengkategorikan tujuan, aktivitas Salah satu mata pelajaran yang dapat
pembelajaran, dan tugas asesmennya. Hal ini mengembangkan kualitas berpikir siswa
disebabkan karena: (1) kata kerja adalah matematika. Matematika merupakan
merepresentasikan proses-proses kognitif mata pelajaran yang mampu membiasakan
yang dijelaskan dalam teori dan hasil siswa untuk berpikir logis, analitis,
penelitian kognitif, dan (2) kata kerja sistematis, kritis, dan kreatif dalam
merupakan jenis-jenis proses yang lazim menyelesaikan masalah. Ini dapat dilihat dari
dijumpai dalam rumusan tujuan dan rencana banyak sekali soal-soal matematika saat ini
unit pelajaran guru (Anderson & Krathwohl, yang mendorong siswa untuk berpikir tidak
2015). Keenam kategori pokok pada hanya pada tingkat Mengingat sampai
Taksonomi Bloom aslinya ditulis dengan Mengaplikasikan saja, tetapi juga pada
kata kerja untuk mendeskripsikan apa yang tingkat Menganalisis sampai Mencipta.
peserta didik lakukan dengan atau pada Seperti pada tes TIMSS dan PISA yang
Pengetahuan, menjadi proses kognitif, yaitu menyajikan masalah matematika pada
Mengingat, Memahami, Mengaplikasikan, konteks kehidupan sehari-hari (Husna, et al.,
Menganalisis, Mengevaluasi dan Mencipta. 2018).
Sedangkan pada dimensi pengetahuan

27
Mahasaraswati Seminar Nasional Pendidikan Matematika (MAHASENDIKA) tahun 2020
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar

Menurut Hajibaba, et al. (2013), pecahan dengan bilangan rasional. Pecahan


mengenai menilai pemecahan masalah merupakan bagian dari keseluruhan (Baykul,
matematika siswa, Revisi Taksonomi Bloom 2005, dalam Erdem 2016). Pembilang dan
adalah alat yang berguna. Tabel Taksonomi penyebut pada pecahan merupakan bilangan
dengan dua dimensi menekankan perlunya asli, sedangkan pada bilangan rasional adalah
praktik penilaian untuk melampaui bit bilangan bulat (Sonnabend, 2010). Menurut
pengetahuan terpisah dan proses kognitif Brown (2019), diakui bahwa pengembangan
individu untuk fokus pada aspek pemahaman bilangan rasional melibatkan
pembelajaran dan berpikir yang lebih sejumlah perubahan dalam pengalaman anak
kompleks. Oleh karena itu, penting kiranya terkait dengan bilangan.
untuk memberikan contoh yang relevan Ada bukti empiris yang konsisten
mengenai penggunakan taksonomi Bloom yang menunjukkan bahwa pemahaman
Revisi dalam pembelajaran Matematika pecahan merupakan salah satu prediktor
khususnya. Dalam tulisan ini akan paling penting dari pembelajaran konten
menyajikan contoh soal-soal kognitif matematika yang lebih maju, seperti aljabar
matematika pada materi Pecahan. Materi (Stelzer, et al., 2019). Pembelajaran pecahan
Pecahan yang dimaksud berlaku pada jenjang merupakan tantangan bagi siswa, karena
pendidikan SD dan SMP. mereka harus memasukkan serangkaian
konsep yang bertentangan dengan
B. TUJUAN pengetahuan mereka sebelumnya tentang
Tujuan dari tulisan ini adalah untuk bilangan bulat (misalnya, pecahan
menyediakan beberapa contoh soal kognitif memungkinkan untuk mewakili besarnya
matematika materi Pecahan pada jenjang melalui ekspresi yang berbeda, pecahan yang
sekolah dasar dan sekolah menengah pertama disusun dengan jumlah digit lebih besar tidak
berbasis pada Taksonomi Bloom Revisi selalu memiliki nilai yang lebih tinggi, dll.).
sesuai dengan dimensi pengetahuan dan Menurut Van de Walle et al. (2013),
dimensi proses kognitifnya, sehingga para terdapat lima pengertian dari pecahan yang
pembaca dapat merumuskan tujuan dapat dipelajari pada jenjang sekolah dasar
pembelajaran sesuai dengan asesmen yang dan menengah, yaitu bagian dari
akan disusun. keseluruhan, pengukuran, pembagian,
operator, dan rasio. Menurut Hecht & Vagi
C. METODE (2010, dalam Fuchs et al., 2013), pada tahap
Metode yang digunakan oleh penulis awal pengetahuan mengenai pecahan, yaitu
sesungguhnya lebih dekat hanya pada kajian (1) sebagai bagian dari keseluruhan dan (2)
literatur, penulis berusaha untuk sebagai pengukuran. Bagian dari keseluruhan
merumuskan tujuan pembelajaran dan contoh dipelajari melalui daerah arsiran dari suatu
soal-soal kognitif matematika materi daerah keseluruhan. Pengukuran melibatkan
Pecahan berdasarkan Taksonomi Bloom mengidentifikasi panjang dan kemudian
Revisi. menggunakan panjang itu sebagai bagian
pengukuran untuk menentukan panjang suatu
D. PEMBAHASAN objek. Pembagian mirip dengan bagian dari
1. Pemahaman tentang Pecahan keseluruhan, tetapi sebagai hasil dari
𝑎 pembagian dua bilangan. Pecahan sebagai
Pecahan disimbolkan dengan ,
𝑏 operator berarti sebagai pengali dari suatu
dengan a disebut sebagai pembilang dan b bilangan. Dan pecahan sebagai rasio atau
sebagai penyebut (Sonnabend, 2010). Tetapi
ada perbedaan yang cukup mendasar antara

28
Mahasaraswati Seminar Nasional Pendidikan Matematika (MAHASENDIKA) tahun 2020
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar

perbandingan berarti perbandingan antara b. Pengetahuan Konseptual


dua bilangan. Pengetahuan konseptual
merupakan pengetahuan yang lebih
2. Deskripsi Dimensi Pengetahuan kompleks dan tertata. Pengetahuan
dalam Materi Pecahan konseptual terdiri dari tiga subjenis,
Dalam Taksonomi Bloom Revisi, yaitu (K2a) pengetahuan tentang
dimensi pengetahuan dibedakan menjadi klasifikasi dan kategori, (K2b)
empat jenis pengetahuan, yaitu faktual, pengetahuan tentang prinsip dan
konseptual, prosedural, dan metakognitif. generalisasi, dan (K2c) pengetahuan
a. Pengetahuan Faktual tentang teori, model, dan struktur.
Pengetahuan faktual berisikan Klasifikasi dan kategori merupakan
elemen-elemen dasar yang harus landasan bagi prinsip dan generalisasi.
diketahui siswa jika mereka akan Prinsip dan generalisasi, pada gilirannya,
mempelajari suatu disiplin ilmu atau menjadi dasar bagi teori, model, dan
menyelesaikan masalah dalam disiplin struktur.
ilmu tersebut. Pengetahuan faktual Dalam materi Pecahan, beberapa
terdiri dari dua subjenis, yaitu (K1a) pengetahuan konsepual adalah macam-
pengetahuan tentang terminologi dan macam pecahan (pecahan sejati, tak
(K1b) pengetahuan tentang detail-detail sejati, campuran, senilai, dan tidak
dan elemen-elemen yang spesifik. senilai), membandingan dan
Pengetahuan subjenis K1a melingkupi mengurutkan nilai pecahan (dengan
pengetahuan tentang label dan simbol tanda >, <, =), dan sifat-sifat operasi
verbal dan nonverbal (misalnya, kata, dasar pecahan (penjumlahan,
angka, tanda, gambar). Pengetahuan pengurangan, perkalian, pembagian).
subjenis K1b merupakan pengetahuan c. Pengetahuan Prosedural
tentang peristiwa, lokasi, orang, tanggal, Pengetahuan prosedur adalah
sumber informasi, dan semacamnya. “pengetahuan tentang cara” melakukan
Fakta-fakta yang spesifik adalah fakta- sesuatu. “Melakukan sesuatu” ini boleh
fakta yang dapat disendirikan sebagai jadi mengerjakan latihan rutin sampai
elemen-elemen yang terpisah dan berdiri mengerjakan masalah-masalah baru.
sendiri. Fakta-fakta ini dapat dibedakan Jikalau Pengetahuan Faktual dan
dari terminologi. Terminologi jamaknya Pengetahuan Konseptual mewakili
merepresentasikan konvensi atau pertanyaan “apa”, Pengetahuan
kesepakatan dalam suatu bidang (yakni Prosedural bergulat dengan pertanyaan
bahasa bersama), sedangkan fakta “bagaimana”. Dengan kata lain,
merepresentasikan temuan-temuan yang Pengetahuan Prosedural merupakan
diperoleh bukan berdasarkan pengetahuan tentang beragam “proses”,
kesepakatan dan tidak dimaksudkan sedangkan Pengetahuan Faktual dan
sebagai alat untuk berkomunikasi. Pengetahuan Konseptual berurusan
Dalam materi Pecahan, beberapa dengan apa yang dapat dinamakan
pengetahuan faktual adalah unsur-unsur “produk”. Pengetahuan Prosedural
pecahan dan makna pecahan dari terdiri dari tiga subjenis, yaitu (K3a)
representasi tulisan/simbol, gambar, pengetahuan tentang keterampilan dalam
maupun benda konkret. bidang tertentu dan algoritme, (K3b)
pengetahuan tentang teknik dan metode
dalam bidang tertentu, dan (K3c)

29
Mahasaraswati Seminar Nasional Pendidikan Matematika (MAHASENDIKA) tahun 2020
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar

pengetahuan tentang kriteria untuk 3. Dimensi Proses Kognitif pada Tujuan


menentukan kapan harus menggunakan Pembelajaran dan Butir Soal Materi
prosedur yang tepat. Pecahan
Dalam materi Pecahan, beberapa Seperti yang telah disebutkan
pengetahuan prosedural adalah cara sebelumnya bahwa dimensi proses kognitif
mengubah bentuk pecahan, menentukan dibedakan menjadi 6 (enam) kategori, yaitu
hasil operasi pecahan, dan menentukan Mengingat (C1), Memahami (C2),
urutan langkah pada operasi campuran Mengaplikasikan (C3), Menganalisis (C4),
pecahan. Mengevaluasi (C5), dan Mencipta (C6). C4
d. Pengetahuan Metakognitif sampai C6 disebut sebagai keterampilan
Pengetahuan Metakognitif berpikir tingkat tinggi (HOTS), sedangkan
adalah pengetahuan tentang kognisi level di bawahnya disebut sebagai LOTS
secara umum dan kesadaran akan, serta (lower-order thinking skill). Tujuan
pengetahuan tentang, kognisi diri pembelajaran matematika hendaknya
sendiri. Metakognisi mencakup mengarahkan siswa mampu mencapai proses
pengetahuan tentang strategi, tugas, dan berpikir Menganalisis, Mengevaluasi, dan
variabel-variabel person. Dalam Mencipta, agar siswa mampu berpikir lebih
kategori-kategori pada kerangka berpikir analitis, kritis, dan kreatif dalam
ini, yang termasuk pengetahuan menyelesaikan masalah yang berkaitan
metakognitif adalah (K4a) pengetahuan dengan konsep matematika dalam kehidupan
tentang strategi-strategi belajar dan sehari-hari.
berpikir (pengetahuan strategis) dan Dalam merumuskan tujuan
(K4b) pengetahuan siswa tentang tugas- pembelajaran, guru perlu memperhatikan
tugas kognitif, kapan dan mengapa harus persilangan antara kategori-kategori pada
menggunakan beragam strategi ini dimensi proses kognitif dengan dimensi
(pengetahuan tentang tugas-tugas pengetahuan. Itu berarti terdapat 24 jenis
kognitif), serta (K4c) pengetahuan tujuan pembelajaran yang dapat
tentang diri (variabel person) dalam direncanakan. Persilangan ini digambarkan
kaitannya dengan komponen-komponen dalam tabel dua dimensi yang disebut sebagai
kognitif dan motivasional dari performa Tabel Taksonomi (Anderson & Krathwohl,
(pengetahuan diri). Pengetahuan-diri 2015). Menurut Hajibaba, et al. (2013),
mencakup pengetahuan tentang Taksonomi Bloom yang direvisi
kekuatan dan kelemahan diri sendiri menggunakan 24 kata kerja yang
dalam kaitannya dengan kognisi dan menciptakan pemahaman kolegial tentang
belajar. Kesadaran-diri akan keluasan perilaku siswa dan hasil belajar.
dan kedalaman pengetahuan-diri sendiri Tabel 1 di bawah ini menunjukkan
menjadi aspek penting dalam contoh butir soal dari masing-masing
pengetahuan-diri. Apabila siswa tidak persilangan dimensi pengetahuan dan
sadar bahwa dia tidak mengetahui aspek dimensi proses kognitif dalam Tabel
tertentu dalam pengetahuan faktual dan Taksonomi pada pembelajaran materi
pengetahuan konseptual atau bahwa dia Pecahan jenjang sekolah dasar (SD) dan
tidak mengetahui cara melakukan sekolah menengah pertama (SMP).
sesuatu (pengetahuan prosedural), dia
tidak mungkin berusaha mempelajari
sesuatu yang baru.

30
Mahasaraswati Seminar Nasional Pendidikan Matematika (MAHASENDIKA) tahun 2020
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar

Tabel 1. Pemetaan Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Proses Kognitif pada Tujuan Pembelajaran
dan Contoh Soal Materi Pecahan
Pengeta- Proses
Tujuan Pembelajaran Contoh Soal
huan Kognitif

Faktual Mengingat Siswa mampu mengingat Berapakah nilai pecahan pada bagian yang
(K1) nama-nama pecahan diambil?
(C1) sederhana dari suatu benda
konkret.

Memahami Siswa mampu menafsirkan Satu botol air dituangkan ke empat gelas yang
nama pecahan sederhana dari sama dengan isi yang sama. Berarti 1 gelas air
(C2) suatu benda konkret. sama dengan … botol.

Mengapli- Siswa mampu mengubah 3


25= ?
kasikan bentuk pecahan campuran ke
pecahan biasa.
(C3)

Mengana- Siswa mampu Sebuah cokelat batang dapat dibagi menjadi


lisis mengorganisasi pecahan- 1
delapan potongan. Adi mengambil 2 bagian
pecahan dalam 1
(C4) menyelesaikan masalah. cokelat batang. Budi mengambil 4 bagian
cokelat yang sama. Berapakah potongan
cokelat sisa dari cokelat batang tersebut?

Mengeva- Siswa mampu menguji suatu Tentukan nilai A dan B agar perkalian pecahan
luasi bilangan dalam suatu operasi 1 2
campuran 9 𝐴 × B 5 = 40 ini bernilai benar.
hitung pecahan.
(C5)

Mencipta Siswa mampu mendesain 1


Gambarkan pecahan 8 dari bangun datar di
arsiran nilai suatu pecahan
(C6) bawah ini.
pada suatu daerah bangun
datar.

31
Mahasaraswati Seminar Nasional Pendidikan Matematika (MAHASENDIKA) tahun 2020
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar

Pengeta- Proses
Tujuan Pembelajaran Contoh Soal
huan Kognitif

Konsep- Mengingat Siswa mampu mengenali Manakah representasi yang bukan


tual (K2) konsep bagian dari 20
menunjukkan nilai dari 35 ? Jelaskan.
(C1) keseluruhan pada arsiran
gambar yang tidak tentu.

Memahami Siswa mampu Tandai nilai pecahan 3/8 pada garis bilangan di
merepresentasikan nilai suatu bawah ini.
(C2) pecahan pada garis bilangan.

0 1

Mengapli- Siswa mampu menggunakan 2 4


+5= ?
3
kasikan konsep penjumlahan pecahan
dengan beda penyebut.
(C3)

Mengana- Siswa mampu Doni, Edi, dan Fani memiliki sebuah roti
lisis mengorganisasikan berbagai Prancis yang diberikan oleh Ibu mereka seperti
konsep pecahan yang pada gambar di bawah ini.
(C4) diperlukan dalam
menyelesaikan masalah.

1 3
Doni memakan 3 bagian. Edi memakan 8
1
bagian. Sedangkan Fani memakan 4 bagian.
Urutkanlah sisa roti masing-masing dari ketiga
anak tersebut.

Mengeva Siswa mampu mengkritik Ari dan Edi sedang bermain dengan blok
luasi konsep pecahan senilai pada 1
pecahan. Ari tahu kalau pecahan campuran 2 4
suatu masalah. 1
(C5) artinya adalah dua potongan yang utuh dan 4
potongan dari benda yang sama, dan ia

32
Mahasaraswati Seminar Nasional Pendidikan Matematika (MAHASENDIKA) tahun 2020
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar

Pengeta- Proses
Tujuan Pembelajaran Contoh Soal
huan Kognitif

menyusun blok pecahan seperti pada gambar di


bawah ini.

Edi tidak yakin dengan itu. Menurut Anda,


apakah Ari sudah benar?

Mencipta Siswa mampu 5


Sepuluh buah ember dapat mengisi 8 bagian
mengkonstruksi konsep
(C6) drum air. Jika 4 buah ember dan 5 buah
pecahan dalam
baskom dapat mengisi sisa drum, berapa
menyelesaikan masalah.
banyak baskom dapat mengisi drum air itu?

Prose- Mengingat Siswa mampu mengingat 1 2


Langkah pertama untuk menyelesaikan +
2 3
dural langkah demi langkah dalam
(C1) adalah ….
(K3) menjumlahkan pecahan
dengan beda penyebut.

Memahami Siswa mampu memahami 1 2


32 – 13 = …?
cara-cara mengurangi dua
(C2) pecahan campuran.

Mengapli- Siswa mampu menerapkan Tentukan hasil operasi pecahan di bawah ini
kasikan prosedur PEMDAS dalam dalam bentuk pecahan campuran.
menyelesaikan operasi
(C3) 2 2 2 1 2
campuran. + × + ÷
3 3 3 2 3

Mengana- Siswa mampu Hari ini Pak Darma ke toko serba ada untuk
lisis mengorganisasi cara membeli susu cair sebanyak 8 botol berukuran
menyelesaikan masalah yang 1,2 liter untuk persediaan selama beberapa hari
(C4) melibatkan pecahan. ke depan. Keluarga Pak Darma menghabiskan
3
susu cair sebanyak liter setiap hari. Jika hari
5
ini adalah hari Minggu, tanggal 21 Februari
2016, maka hari dan tanggal berapa seluruh
susu yang dibeli Pak Darma akan habis?

Mengeva- Siswa mampu menilai cara Pak Bagas ingin membuat dua jenis tembikar.
luasi menyelesaikan masalah yang 3
Tembikar yang satu membutuhkan 5 kg tanah
melibatkan pecahan. 5
(C5) liat, sedangkan yang satu lagi membutuhkan 8

33
Mahasaraswati Seminar Nasional Pendidikan Matematika (MAHASENDIKA) tahun 2020
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar

Pengeta- Proses
Tujuan Pembelajaran Contoh Soal
huan Kognitif

kg tanah liat. Ia memiliki tiga kantong tanah


4
liat dengan berat masing-masing 5 kg. Jika Pak
Bagas ingin membuat tembikar lainnya yang
1
membutuhkan 1 kg, apakah cukup?
5

Mencipta Siswa mampu merencanakan Pak Dede adalah seorang penjual sayur hijau di
cara untuk menyelesaikan suatu pasar. Pada suatu pagi, ia telah menjual
(C6) masalah yang melibatkan 2
30 ikat sayur hijau. Sore itu terjual dari sisa
5
pecahan.
sayur hijau pagi harinya. Jumlah sayur hijau
3
yang tersisa sekarang 7 dari jumlah sayur hijau
pada saat baru buka. Berapa ikat sayur hijau
yang dimiliki Pak Dede pada saat baru buka?

Meta- Mengingat Siswa mampu mengingat 2 3


Tunjukkan hasil dari 3 × 4 dengan gambar
kognitif bagaimana menunjukkan
(C1) persegi panjang.
(K4) hasil perkalian pecahan
melalui gambar.

Memahami Siswa mampu menjelaskan Apa yang Anda tahu tentang perbedaan operasi
pengertian-pengertian 2 2
10 × dan × 10 ?
(C2) 5 5
pecahan melalui suatu

Mengapli- Siswa mampu menggunakan Bagaimana cara Anda untuk menyelesaikan


kasikan caranya sendiri dalam operasi pecahan berikut ini?
menyelesaikan masalah yang
(C3) 1 1 1 1 1
melibatkan pecahan. 2
+ 6 + 12 + 20 + 30 = …

Mengana- Siswa mampu membedakan Pak Herman memiliki sebidang tanah kebun.
lisis pandangannya mengenai Tanah tersebut akan dibagi menjadi tiga
masalah yang melibatkan 3 1
bagian, yaitu 5 bagian ditanami jagung, 4
(C4) pecahan.
ditanami ketela pohon, dan sisanya ditanami
sayuran seluas 450 m2. Tetapi 5% dari luas
tanah akan dibuat kolam ikan. Apabila bentuk
kebun Pak Herman menyerupai bentuk persegi
atau persegi panjang, buatlah denah kebun Pak
Herman.

Mengeva- Siswa mampu menguji Apakah nilai pecahan dari daerah yang diberi
luasi strateginya sendiri dalam 1
tanda silang pada gambar di bawah ini adalah 3

34
Mahasaraswati Seminar Nasional Pendidikan Matematika (MAHASENDIKA) tahun 2020
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar

Pengeta- Proses
Tujuan Pembelajaran Contoh Soal
huan Kognitif

(C5) menyelesaikan masalah yang ? Bagaimana Anda yakin dengan jawaban


melibatkan pecahan. Anda tersebut?

Mencipta Siswa mampu merencanakan Perhatikan gambar di bawah ini.


suatu strategi yang efisien
(C6) dalam menentukan nilai
pecahan dari daerah arsiran
yang tidak tentu.

Bagaimana strategi Anda untuk menentukan


nilai pecahan yang merupakan bagian yang
diarsir?

PENUTUP asesmennya ke arah pendidikan yang telah


Tujuan pembelajaran pada materi dicita-citakan.
pecahan dapat dirumuskan pada masing-
masing pasangan kategori dari kedua dimensi DAFTAR PUSTAKA
dalam Taksonomi Bloom Revisi. Dengan Anderson, L.W., & Krathwohl, D.R. (2015).
adanya hasil pemikiran ini diharapkan para Kerangka Landasan Untuk
pendidik matematika pada umumnya, dan Pembelajaran, Pengajaran, dan
guru sekolah dasar dan menengah pertama Asesmen Revisi Taksonomi
pada khususnya, dapat memperoleh inspirasi Pendidikan Bloom. Terjemahan:
terkait implementasi Taksonomi Bloom Agung Prihantoro. Yogyakarta:
Revisi ini. Pada peneliti lainnya diharapkan Pustaka Belajar.
dapat merumuskan tujuan pembelajaran dan Brookhart, S.M. (2010). How to Assess
contoh soal seperti ini dan diharapkan juga Higher-Order Thinking Skills in Your
lebih baik dari segi bahasa dan konstruksi Classroom. USA: ASCD Member
soal. Sehingga kita sebagai pendidik mampu Book.
mengarahkan pembelajaran beserta Brown, B. (2015). The Relational Nature of
Rational Numbers. Pythagoras, 36(1).

35
Mahasaraswati Seminar Nasional Pendidikan Matematika (MAHASENDIKA) tahun 2020
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar

http://dx.doi.org/10.4102/ Stelzer, F., Andrés, M.L., Canet-Juric, L.,


pythagoras.v36i1.273. Urquijo, S., & Richards, M.M. (2019).
Effendi, R. (2017). Konsep Revisi Influence of Domain-General Abilities
Taksonomi Bloom dan and Prior Division Competence on
Implementasinya pada Pelajaran Fifth-Graders’ Fraction
Matematika SMP. Jurnal Ilmiah Understanding. International
Pendidikan Matematika, 2 (1), 72–78. Electronic Journal of Mathematics
Erdem, E. (2016). Prospective Middle School Education, 14(3), 489–500.
Mathematics Teachers’ (PMTs) Van de Walle, J. A., Karp, K. S., & Bay-
Content Knowledge about Concepts Williams, J.M. (2013). Elementary
‘Fraction’ and ‘Rational Number’. and Middle School Mathematics:
Journal of Education and Training Teaching Developmentally (8th
Studies, 4(6), 80–92. Edition). USA: Pearson Education,
Fuchs, L.N., Schumacher, R.F., Long, J., Inc.
Namkung, J., Hamlett, C.L., Jordan,
N.C., Gersten, R., Cirino, P.T.,
Siegler, R., & Changas, P. (2013).
Improving At-Risk Learners’
Understanding of Fractions. Journal of
Educational Psychology,105(3), 683–
700.
Hajibaba, M., Radmehr, F., & Alamolhodaei,
H. (2013). A Psychological Model for
Mathematical Problem Solving based
on Revised Bloom Taxonomy for
High School Girl Students. Journal of
the Korean Society of Mathematical
Education Series D: Research in
Mathematical Education, 17 (3), 199–
220.
Islah, Zamsir, Mukhsar, & Rahman, A.
(2019). Klasifikasi Soal Matematika
Berdasarkan Taksonomi Anderson di
SMP Kota Kendari. Jurnal
Pembelajaran Berpikir Matematika,
4(2), 179–180.
Husna, M, Johar R., Hajidin, & Mailizar.
(2018). Development of algebra test
questions based on Bloom’s
taxonomy. IOP Conf. Series: Journal
of Physics: Conf. Series, 1088, 1–7.
Sonnabend, T. (2010). Mathematics for
Teachers: An Interactive Approach for
Grades K–8 (4th Edition). USA:
Brooks/Cole, Cengage Learning.

36

Anda mungkin juga menyukai