Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MANDIRI FILSAFAT ILMU

(Tetapkan Tema Penelitian, Gambarkan Krangka Pikir, Uraikan Ontologi,


Epistemologi dan Aksiologi dari Tema Penelitian)

Oleh

Faila Sova

NPM 2023021013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
A. Tema Penelitian
PENGEMBANGAN PRANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA
BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI SEGITIGA DAN
SEGIEMPAT PADA KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIS DAN GENERALISASI MATEMATIS.

B. Kerangka Pemikiran Berdasarkan Tema Penelitian


Di Indonesia masalah rendahnya pemahaman konsep matematis masih
perlu mendapat perhatian khusus. Sejumlah penelitian mengungkapkan
bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa masih rendah.
Banyak siswa masih mengalami kesulitan dalam membuat hubungan
antar-konsep dan menggunakannya untuk menyelesaikan permasalahan.
Rendahnya kemampuan pemahaman konsep ini secara tidak langsung
mempengaruhi hasil belajar matematika secara keseluruhan.

Hasil UN jenjang SMP pada lima tahun terakhir, menunjukkan rata-rata


nilai matematika siswa secara nasional masih belum optimal, bahkan
cenderung menurun dari tahun ke tahun. Salah satu materi yang masih
menjadi kendala bagi siswa adalah segitiga dan segiempat. Hal ini dapat
dilihat dari data daya serap UN pada indikator terkait materi ini pada lima
tahun terakhir yang masih belum optimal. Rendahnya hasil UN ini menjadi
salah satu indikator hasil belajar matematika yang belum optimal. Hal ini
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah penggunaan
metode pembelajaran yang tidak sesuai yang menyebabkan pembelajaran
tidak bermakna. Oleh sebab itu, pemilihan metode pembelajaran ini
menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan.

Sejumlah ahli berpendapat bahwa pemahaman konsep matematis siswa


dapat berkembang dengan baik mana kala guru mampu menfasilitasi
siswa dengan belajar aktif dan kreatif. Bruner mengatakan bahwa belajar
matematika akan berjalan secara efektif ketika siswa terlibat aktif dalam
membangun pengetahuannya melalui serangkaian kegiatan eksplorasi dan
penemuan serta melibatkan pengaitan antara pengetahuan yang sudah
dimiliki dengan pengetahuan baru yang dipelajari. Dengan demikian
siswa akan memiliki pengalaman belajar yang bermakna. Mengacu pada
pendapat ini, salah satu metode pembelajaran yang dapat menfasilitasi
siswa dalam membangun kemampuan pemahaman konsepnya adalah
pembelajaran berbasis discovery learning.

Akan tetapi dari hasil observasi yang dilakukan pada saat pra-penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan generalisasi siswa masih belum optimal.
Siswa seringkali mengalami kesulitan dalam menemukan hubungan atau
keteraturan pola dari hasil mengamati contoh-contoh tertentu yang
diberikan di Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam kegiatan pembelajaran
berbasis penemuan. Hal ini didukung oleh sejumlah penelitian yang
menunjukkan bahwa kemampuan generalisasi siswa masih rendah.
Banyak siswa mengalami kesulitan untuk melihat dan menemukan
hubungan dan keteraturan dari suatu pola, sehingga kesulitan untuk
menentukan suatu konsep umum. Salah satu faktor rendahnya
kemampuan siswa dalam melakukan generalisasi adalah ketidakmampuan
siswa menggunakan strategi yang tepat. Hal ini dapat disebabkan
karena kurangnya praktek pembelajaran yang berorientasi pada
kemampuan generalisasi. Selain itu, kemampuan guru dalam
memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran juga perlu diperhatikan,
misalnya kemampuan guru dalam memilih dan memberikan contoh-
contoh yang tepat. Pemilihan contoh memiliki pengaruh penting dalam
membangun kemampuan generalisasi siswa.

Oleh sebab itu guru harus mampu mengembangkan perangkat pebelajaran


yang mampu memfasilitasi siswa untuk meningkatkan kemampuan
generalisasinya secara efektif, sehingga siswa mampu
membangun pemahaman konsep matematisnya secara optimal. Namun
demikian, berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa
sebenarnya guru telah mengembangkan perangkat pembelajaran yang
bersifat student center namun belum cukup variatif dan belum banyak
mengembangkan perangkat pembelajaran yang berorientasi pada
kemampuan generalisasi matematis. Kegiatan pembelajaran juga telah
menggunakan LKS. Akan tetapi LKS yang digunakan adalah LKS yang
dibeli dari percetakan dan umumnya berisi kumpulan soal untuk
memperdalam materi. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu
dikembangkan perangkat pembelajaran matematika berbasis discovery
learning pada materi segitiga dan segiempat berorientasi pada
kemampuan pemahaman konsep matematis dan kemampuan
generalisasi matematis. Secara sistematis skema kerangka pikir pada
penelitian ini disajikan pada Gambar.

Gambar 1. Skema Krangka Berfikir.


C. Uraikan Ontologi, Epistemologi dan Aksiolosi dari Tema Penelitian.
1. Uraikan Ontologi
Landasan ontologi pada penelitian ini berkaitan dengan
menghasilkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP
dan LKS berbasis discovery learning pada materi segitiga dan
segiempat yang berorientasi pada kemampuan pemahaman
konsep dan kemampuan generalisasi matematis.

Fuadi, Johar & Munzir (2016: 47) mengatakan bahwa di era


modern dengan persaingan yang semakin kompetitif, seseorang
harus memiliki kemampuan dan ketrampilan yang baik dalam
mencari, memperoleh dan menyaring informasi agar dapat terus
bergerak mengikuti perubahan yang berjalan cepat. Kemampuan
ini membutuhkan ketrampilan berpikir kritis, logis, sistematis,
dan kreatif yang kesemuanya itu dapat diperoleh dan
dikembangkan melalui pembelajaran matematika.

Materi matematika yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan


tersebut saling terintegrasi. Artinya setiap konsep matematika
saling berkaitan dan berhubungan dengan konsep lainnya
(NCTM, 2000: 64). Oleh sebab itu, belajar matematika harus
dilakukan secara menyeluruh sehingga dibutuhkan pemahaman
konsep matematis yang baik agar siswa dapat menghubungkan
konsep-konsep matematis dan menerapkannya dengan tepat.

Hartati, Abdullah & Haji (2017: 41) dalam penelitiannya


mengungkapkan pemahaman konsep yang baik berdampak
signifikan pada berbagai kemampuan matematis lainnya, seperti
kemampuan pemecahan masalah, koneksi, dan komunikasi
matematis. Oleh sebab itu, secara tidak langsung tingkat
pemahaman konsep matematis siswa berpengaruh terhadap
prestasi hasil belajarnya. Meski banyak ahli sepakat bahwa
kemampuan pemahaman konsep yang baik sangat dibutuhkan
dalam belajar matematika, namun menurut Rose & Arline (2008:
2) untuk mencapainya bukan hal yang mudah. “Developing
understanding in mathematics is an important but difficult goal”.
Brahier (2016: 62) juga mengatakan bahwa “historically, the lack
of conceptual understanding has been a major problem in
mathematics education”.

Menurut Bruner, cara terbaik bagi siswa dalam membangun

pengetahuannya terkait konsep dan prinsip adalah dengan

mengkonstruksinya sendiri melalui serangkaian aktivitas

eksplorasi dan penemuan (Sugihartono, dkk.,2012: 111). Hal ini

sebagaimana semangat Kurikulum 2013 yang menghendaki

kegiatan pembelajaran yang dapat menfasilitasi siswa untuk

dapat belajar secara aktif dengan berbagai kegiatan yang bersifat

student center. Mengacu pada pandangan ini, salah satu metode

pembelajaran matematika yang oleh banyak ahli diyakini mampu

memfasilitasi siswa secara efektif dalam membangun

pemahaman matematisnya adalah pembelajaran berbasis

penemuan (discovery learning). Arends & Kilcher (2010: 382)

mendefinisikan discovery learning adalah suatu pembelajaran

yang menfasilitasi siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran

dan menemukan suatu kesimpulan melalui serangkaian

penyelidikan dan eksplorasi yang dilakukan secara mandiri.

Dengan siswa menemukan sendiri konsep matematikanya dan

ditambah dengan penguatan oleh guru, siswa akan dapat


memiliki pengalaman belajar dan pemahaman konsep matematis

yang lebih bermakna (Svinicki, 1998: 6).

Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Yuliani & Saragih

(2015: 116) bahwa discovery learning dapat membantu siswa

dalam mengembangkan kemampuan pemahaman konsep

matematis secara baik. Selain itu, temuan Balım (2009: 1) dan

Shieh & Yu (2016: 833) dalam penelitiannya, menunjukkan

bahwa discovery learning dapat membantu siswa untuk memiliki

daya ingat (retention) yang lebih baik terhadap materi yang

dipelajari.

Kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran berbasis penemuan

ini mendorong siswa untuk mampu membuat kesimpulan yang

bersifat umum dengan menggeneralisasi contoh-contoh atau

informasi yang diberikan. Oleh sebab itu, salah satu ketrampilan

yang penting untuk dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran

penemuan adalah kemampuan generalisasi. Kemampuan

generalisasi adalah komponen penting dalam belajar matematika

(Strachota; 2016: 42), bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu

‘ruh’ dari matematika itu sendiri (Mason, Burton, & Stacey,

2010: 8; Elis, 2011: 308). Kemampuan generalisasi diartikan

sebagai kemampuan untuk menemukan hubungan dan

keteraturan pola dari kasus-kasus yang spesifik sehingga

didapatkan konsep umum (Brian, Gary, Stacy & Amy, 2010:77).

Menurut Dumitrascu (2017: 46), kemampuan generalisasi ini


sangat penting bagi siswa, sehingga harus diajarkan sejak dini.

“The practice of generalization is a powerful process that

should be present in mathematical learning from

kindergarten to college”.

Guru harus mampu mengembangkan perangkat pebelajaran yang

mampu memfasilitasi siswa untuk meningkatkan kemampuan

generalisasinya. Ormrod (2003: 429) mendefinisikan perangkat

pembelajaran sebagai sekumpulan sumber belajar yang dirancang

dan disusun oleh guru guna menunjang proses pembelajaran agar

dapat berjalan secara optimal. Perangkat pembelajaran yang

harus dikembangkan oleh guru diantaranya adalah Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa

(LKS).

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik perangkat pembelajaran

matematika berbasis discovery learning pada materi segitiga

dan segieempat berorientasi pada kemampuan pemahaman

konsep matematis dan generalisasi matematis yang

dikembangkan?

2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran matematika

berbasis discovery learning pada materi segitiga dan segieempat

berorientasi pada kemampuan pemahaman konsep matematis dan


generalisasi matematis yang dikembangkan berdasarkan aspek

kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan?

2. Uraian Epistemologi

Landasan epistemologi berkaitan dengan prosedur ilmiah yang

digunakan peneliti untuk menjawab permasalahan. Adapun

prosedur ilmiah yang digunakan yaitu :

a. Meninjau jenis penelitian

Jenis penelitian ini merupakan Research & Development

(R&D) yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk

berupa perangkat pembelajaran matematika yang terdiri dari

RPP dan LKS berbasis discovery learning pada materi

segitiga dan segiempat berorientasi pada kemampuan

pemahaman konsep dan generalisasi matematis, serta

mendeskripsikan karakteristik dan kualitas produk yang

dihasilkan dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.

b. Prosedur pengembangan

Pengembangan perangkat pembelajaran dilakukan dengan

mengacu pada lima tahap pengembangan model ADDIE,

sebagai berikut.

1. Tahap Analysis

Tahap ini dilakukan sebagai langkah awal sebelum proses

perancangan dan pengembangan produk berupa perangkat

pembelajaran berbasis discovery learning. Pada tahap ini

dilakukan analisis terhadap sejumlah aspek guna


mengumpulkan informasi yang relevan dengan produk yang

akan dikembangkan.

2. Tahap Design (perancangan)

Tahap ini merupakan tahap perancangan produk berupa

perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP dan LKS. Pada

tahap ini juga dikembangkan instrumen penelitian yang akan

digunakan untuk mengukur kualitas perangkat pembelajaran

yang dihasilkan nantinya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap

ini antara lain, sebagai berikut:

a. Penyusunan RPP
b. Penyusunan LKS
c. Penyusunan instrumen tes kemampuan pemahaman
konsep
d. Penyusunan instrumen tes kemampuan generalisasi
matematis
3. Tahap Development (Pengembangan)

Pada tahap ini dilakukan proses pengembangan produk sesuai


dengan apa yang telah dirancang dan direncanakan. Proses
pengembangan produk dilakukan dengan melakukan beberapa
langkah berikut.
a. Pengembangan RPP dan LKS

b. Validasi RPP dan LKS

c. Revisi RPP dan LKS

4. Tahap Implementation (Implementasi)

Pengimplementasian produk dilakukan dengan


mengujicobakannya dalam pembelajaran di kelas guna
mengetahui kualitasnya dari segi kepraktisan dan
keefektifan. Proses pengimplementasian produk ini
diobservasi dengan berpedoman pada lembar observasi
yang dikembangkan guna mengetahui dan menilai jalannya
proses pembelajaran.

5. Tahap Evaluation (Evaluasi)

Pada tahap ini dilakukan perbaikan akhir untuk mendapatkan


produk yang lebih sempurna dengan mengacu pada data dan
temuan yang diperoleh dari hasil implementasi.

Skema pengembangan produk secara sistematis disajikan pada


Gambar 2.
c. Teknik dan alat Pengumpulan data

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik tes

dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data

keefektifan produk yang dilakukan dengan menggunakan instrumen

tes kemampuan pemahaman konsep dan generalisasi matematis.

Sementara itu, teknik non tes dilakukan untuk menghimpun data

kevalidan dan kepraktisan produk yang dilakukan dengan

menggunakan lembar validasi produk dan instrumen tes, lembar

penilaian kepraktisan oleh guru, angket respon oleh siswa terhadap

penggunaan LKS, dan lembar observasi.

d. Analisis data

1. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini berupa saran dan masukan yang

berikan oleh validator, praktisi, siswa, dan observer. Data ini

selanjutnya dianalisis dan digunakan untuk memperbaiki produk

yang dikembangkan.

2. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini yaitu analisis kevalidan, analisis

kepraktisan, dan analisis keefektifan .


13

3. Uraian Aksiologi

Landasan aksiologi dalam penelitian berkaitan dengan nilai

meliputi etika, estetika atau agama. Etika, estetika atau agama

yang dituju adalah bagaimana peneliti ini memberikan manfaat

baik secara teoritis dan praktis.

Adapun manfaat secara teoritis yaitu, hasil pengembangan

dapat menjadi referensi desain perangkat pembelajaran

matematika untuk diterapkan pada materi lain dan menjadi

referensi untuk melakukan penelitian lanjutan terkait perangkat

pembelajaran berbasis discovery learning.

Sedangkan manfaat secara praktis iyalah:

1. Bagi siswa dapat dijadikan sebagai salah satu sumber

belajar yang dapat membantu meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep dan kemampuan generalisasi matematis

2. Bagi guru dapat dijadikan sebagai referensi

pengembangan perangkat pembelajaran yang lebih

bervariasi.

3. Bagi dunia pendidikan dapat dijadikan sebagai salah satu

alternatif solusi terhadap permasalahan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai