Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MANDIRI FILSAFAT ILMU

(Tetapkan Tema Penelitian, Gambarkan Kerangka Pikir, Uraikan Ontologi,


Epistemologi dan Aksiologi dari Tema Penelitian)

Oleh
Dwi Permatasari
(2023023008)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
2

A. Tema Penelitian
PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS RHYTHM READING VOCAL
DIMASA PANDEMI COVID-19 DALAM MENINGKATKANKEMAMPUAN
PROBLEM SOLVING PADA Kelas VII SMP 38 BANDAR LAMPUNG.
B. Kemampuan Pemikiran berdasarkan Tema Penelitian
Pandemi covid-19 menjadi kendala bagi semua kalangan di dunia dan ini
merupakan krisis kesehatan bagi manusia. Dalam dunia pendidikan, pandemi
covid-19 juga memberikan dampak dimana banyak sekolah di dunia ditutup untuk
menghentikan penyebaran covid-19, berdasarkan laporan ABC news tanggal 7
maret 2020, setidaknya 290,5 juta peserta didik di seluruh dunia menjadi
terganggu aktivitas belajarnya karena sekolah ditutup.
Proses pembelajaran di sekolah merupakan alat kebijakan publik sebagai
upaya peningkatan pengetahuan dan skill. Selain itu banyak peserta didik
menganggap bahwa sekolah adalah kegiatan yang sangat menyenangkan, mereka
bisa berinteraksi satu sama lain. Kesamaan situasi Indonesia dengan negara-
negara lain di belahan dunia mesti segera diatasi dengan seksama. Kementerian
pendidikan di bawah kepemimpinan Menteri Nadiem Makarim, mendengungkan
semangat meningkatkan produktivitas bagi peserta didik untuk mengangkat
peluang kerja ketika menjadi lulusan sebuah sekolah. Namun dengan adanya
pandemi covid-19 yang sangat mendadak, maka dunia pendidikan Indonesia perlu
mengikuti alur yang sekiranya dapat menolong kondisi proses pembelajaran di
sekolah dalam keadaan darurat. Sekolah perlu memaksakan diri menggunakan
media daring.
Pembelajaran daring yang berhasil membutuhkan rekonstruksi peran dan
tanggung jawab bukan hanya dari guru namun juga dari peserta didik. Beberapa
penelitian mengungkapkan kelebihan pembelajaran daring antar lain adalah
fleksibilitas waktu dan kemudahan pengumpulan tugas, kemudian peserta didik
mendapat kendali atas pembelajarnnya karena bisa melakukan kontrol langsung
pada sumber informasi dan bisa mengakses apa yang menadi kebutuhannya terkait
pembelajran, serta pembelajarn juga terjadi tanpa batasan ruang dan disinyalir
bahwa pembelajaran secara daring dapat meningkatkan kemandirian peserta didik.
Oleh sebab itu, pembelajaran secara daring menuntut guru untuk tetap
mengoptimalakn proses pembelajaran dengan lebih kreatif lagi.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin canggih untuk membuat
proses pembelajaran yang menyenangkan dan menarik tidaklah sulit. Menciptakan
3

proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dapat dimasukan ilmu


kesenian yang berkaitan dengan matematika, seperti yang dijadikan bahan ajar
untuk menunjang proses pembelajaran berlangsung. Menurut Prastowo, bahan
ajar dikelompokkan berdasarkan bentuknya berupa bahan ajar cetak, bahan ajar
dengar, dan bahan ajar pandang dengar. Bahan ajar menurut cara kerjanya terdiri
dari bahan ajar tidak diproyeksikan, bahan ajar diproyeksikan, bahan ajar audio,
bahan ajar video dan bahan ajar media komputer. Bahan ajar memiliki kedudukan
penting yakni sebagai pusat pembelajaran dan berfungsi sebagai alat pembelajaran
yang strategis bagi guru dan peserta didik. Pengembangan bahan ajar diperlukan
untuk menciptakan kelangsungan kegiatan pembelajaran dengan kegiatan-
kegiatan yang inovatif dan penuh daya tarik.
Modul Elektronik atau disebut dengan E-Modul merupakan media inovatif
yang dapat meningkatkan minat peserta didik dalam belajar. Suatu proses
pembelajaran agar mampu mmeningkatkan ketercapaian hasil belajar perlu
didukung oleh learning guide yang tepat Hal ini sesuai apa yang dihadapi dalam
pendidikan saat ini dimana tatap muka di depan kelas sangat terbatas. Oleh karena
itu, dibutuhkan learning guide yang mampu mengaktifkan peserta didik dalam
belajar. Modul elektronik (e-modul) sendiri hampir sama dengan e-book,
perbedaanya terletak pada isi dari keduanya. Dalam Encyclopedia Britannica
Ultimate Reference Suite menjelaskan bahwa e-book adalah file digital yang
berisi teks dan gambar yang sesuai untuk didistribusikan untuk didistribusikan
secara elektronik dan ditampilkan di layar monitor yang mirip dengan buku cetak.
E-modul atau elektronik modul adalah modul dalam bentuk digital, yang terdiri
dari teks gambar atau keduanya yang berisi materi elektronika digital disertai
dengan simulasi yang dapat dan layak digunakan dalam pembelajaran.
Matematika adalah struktur dalam proses pembelajarannya, terorganisasi,
dan berjenjang, artinya terdapat hubungan antara materi satu dengan yang lainnya
sehingga jika proses pembelajaran matematika yang monoton dan kurang kreatif,
akan membuat peserta didik sangat jenuh, hal ini biasanya menyebabkan peserta
didik belajar dalam keadaan mengantuk, tidak konsentrasi, ramai sendiri, yang
mengakibatkan materi yang diajarkan tidak bisa diserap dengan baik oleh peserta
didik. Matematika tidak ada artinya bila hanya dihafal, namun lebih dari itu
dengan pemahaman peserta didik dapat lebih mengerti akan konsep materi
pelajaran itu sendiri untuk mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di masa
pandemi covid-19 ini.
4

Peneliti melakukan studi pendahuluan berupa wawancara. Berdasarkan


wawancara dengan guru Matematika kelas VII Ibu Ria Anggraeni Syafnuri, S.Pd.
di SMP 38 Bandar Lampung, beliau mengatakan bahwa dimasa pandemi ini nilai
peserta didik sangat menurun dan jauh dari nilai KKM, dikarenakan peserta didik
tidak paham bila pembelajaran matematika yang disampaikan oleh guru tidak
secara tatap muka atau bertemu langsung, beliau juga mengatakan sebagai guru
yang bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran tersebut sulit mengontrol
langsung peserta didik untuk paham dengan materi yang disampaikan atau tidak,
lalu kebanyakan orangtua yang biasanya mengerjakan tugas pada anak-anaknya,
kemudian kendala lainya yang dihadapi ialah guru dominan hanya menggunkan
via whatsapp jadi peserta didik tambah mengalami ketidakpahaman, kejenuhan
didalam pembelajaran matematika. Dengan banyaknya bahan ajar yang tersedia
didalam sekolah, masih belum memenuhi apa yang menjadi tujuan belajar. Peserta
didik masih merasa kesulitan dalam memahami mata pelajaran matematika yang
diberikan sehingga hasil yang diharapkan belum tercapai. Hal ini didukung
dengan data nilai ujian akhir semester ganjil (UAS) pada mata pelajaran
matematika kelas VII di SMP 38 Bandar Lampung tahun 2020 dimana dalam 4
kelas yang terdiri dari 107 peserta didik, hanya terdapat 9 peserta didik yang
melampaui nilai KKM (x ≥ 65). Jadi bisa disimpulkan bahwa peserta didik dikelas
VII di SMP 38 Bandar Lampung belum optimal dalam hasil belajar dan
menyangkut dengan proses pembelajaran yang dimana terdapat bahan ajar yang
digunakan, dan berkaitan dengan suatu kemampuan pada peserta didik yang
dimana salah satunya adalah kemampuan pemecahan masalah problem solving.
Menurut National Council of Teachers Problem Solving merupakan
bagian dalam pembelajaran matematika, sehingga hal tersebut tidak boleh
dilepaskan dari pembelajaran matematika. Walaupun kemampuan problem
solving kemampuan yang tidak mudah dicapai, namun dikarenakan kepentinagn
dan keguanaannya maka kemampuan problem solving ini hendaknya diajarkan
kepada peserta didik pada semua tingkatan. Malone (2000) mengkategorikan
skala skor untuk mengindikasikan berbagai macam tingkat perkembangan
kemampuan (level individual) peserta didik dalam memecahkan permasalahan
matematika. Skala skor kemampuan problem solving (pemecahan masalah)
peserta didik terbagi atas beberapa kategori yaitu, tidak ada respon
(noncommentcement), mendekati permasalahan (approch), mengetahui isi pokok
permasalahan (substance), berhasil (result), penyelesaian (completion).
5

Secara skematis kerangka pemikiran dalam penelitian ini ditunjukkan oleh


diagram berikut:
6

Permasalahan yang ditemukan yakni:


1. Mata pelajaran matematika sering kali dianggap sulit, membosankan dan
cenderung tidak disukai peserta didik.
2. Bahan ajar yang diberikan masih cenderung monoton yaitu berupa media
cetak terpaku dengan angka-angka saja sehinga peserta didik kurang
1. mendapatkan kemampuan dalam pemecahan masalah dikehidupan sehari-
hari, kemudian kurangnya peningkatan aktivitas secara bertahap pada saat
proses pembelajaran berlangsung dirumah.
3. Peserta didik membutuhkan bahan ajar yang menarik agar proses
pembelajarannya tidak monoton dan membutuhkan bahan ajar elektronik
supaya dapat digunakan dengan optimal pada proses pembelajaran daring.
4. Belum digunakannya e-modul berbasis rhythm reading vocal mata
pelajaran matematika pada kelas VII SMP 38 Bandar Lampung.

Pembelajaran matematika kelas


VII SMP

Pengembangan e-modul materi konsep pecahan


berbasis rhythm reading vocal dimasa pandemi
covid-19 dalam meningkatkan kemampuan problem
solving pada jenjang pendidikan menengah kota
Bandar Lampung

1. Mudah digunakan
2. Muudah dipahami
3. Menarik

Uji coba produk


Pembelajaran Matematika konsep bilangan pecahan
dengan e-modul menggunakan rhythm reading
vocal

Pembelajaran matematika yang mudah dipahami dan meningkatkan


kemampuan pemecahan masalah saat proses pembelajaran daring atau
secara online dimasa pandemi covid-19

Gambar 1. Diagram Alur Kerangka Pikir Pengembangan E-Modul Berbasis Rhyth


Reading Vocal Meningkatkan Kemampuan Problem Solving
7

C. Uraian Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi dari Tema Penelitian


1. Uraian Ontologi
Landasan ontologi pada penelitian ini berkaitan dengan pengembangan e-
modul menggunakan rhythm reading vocal pada pembelajaran jarak jauh pada
proses pembelajaran dimasa pandemi covid-19 yang diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan problem solving pada peserta didik.
Pandemi covid-19 menjadi kendala bagi semua kalangan di dunia dan ini
merupakan krisis kesehatan bagi manusia. Dalam dunia pendidikan, pandemi
covid-19 juga memberikan dampak dimana banyak sekolah di dunia ditutup untuk
menghentikan penyebaran covid-19, berdasarkan laporan ABC news tanggal 7
maret 2020, setidaknya 290,5 juta peserta didik di seluruh dunia menjadi
terganggu aktivitas belajarnya karena sekolah ditutup.
Proses pembelajaran di sekolah merupakan alat kebijakan publik sebagai
upaya peningkatan pengetahuan dan skill. Selain itu banyak peserta didik
menganggap bahwa sekolah adalah kegiatan yang sangat menyenangkan, mereka
bisa berinteraksi satu sama lain. Kesamaan situasi Indonesia dengan negara-
negara lain di belahan dunia mesti segera diatasi dengan seksama. Kementerian
pendidikan di bawah kepemimpinan Menteri Nadiem Makarim, mendengungkan
semangat meningkatkan produktivitas bagi peserta didik untuk mengangkat
peluang kerja ketika menjadi lulusan sebuah sekolah. Namun dengan adanya
pandemi covid-19 yang sangat mendadak, maka dunia pendidikan Indonesia perlu
mengikuti alur yang sekiranya dapat menolong kondisi proses pembelajaran di
sekolah dalam keadaan darurat. Sekolah perlu memaksakan diri menggunakan
media daring.
Pembelajaran daring yang berhasil membutuhkan rekonstruksi peran dan
tanggung jawab bukan hanya dari guru namun juga dari peserta didik. Beberapa
penelitian mengungkapkan kelebihan pembelajaran daring antar lain adalah
fleksibilitas waktu dan kemudahan pengumpulan tugas, kemudian peserta didik
mendapat kendali atas pembelajarnnya karena bisa melakukan kontrol langsung
pada sumber informasi dan bisa mengakses apa yang menadi kebutuhannya terkait
pembelajran, serta pembelajarn juga terjadi tanpa batasan ruang dan disinyalir
bahwa pembelajaran secara daring dapat meningkatkan kemandirian peserta didik.
Oleh sebab itu, pembelajaran secara daring menuntut guru untuk tetap
mengoptimalakn proses pembelajaran dengan lebih kreatif lagi.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin canggih untuk membuat
proses pembelajaran yang menyenangkan dan menarik tidaklah sulit. Menciptakan
8

proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dapat dimasukan ilmu


kesenian yang berkaitan dengan matematika, seperti yang dijadikan bahan ajar
untuk menunjang proses pembelajaran berlangsung. Menurut Prastowo, bahan
ajar dikelompokkan berdasarkan bentuknya berupa bahan ajar cetak, bahan ajar
dengar, dan bahan ajar pandang dengar. Bahan ajar menurut cara kerjanya terdiri
dari bahan ajar tidak diproyeksikan, bahan ajar diproyeksikan, bahan ajar audio,
bahan ajar video dan bahan ajar media komputer. Bahan ajar memiliki kedudukan
penting yakni sebagai pusat pembelajaran dan berfungsi sebagai alat pembelajaran
yang strategis bagi guru dan peserta didik. Pengembangan bahan ajar diperlukan
untuk menciptakan kelangsungan kegiatan pembelajaran dengan kegiatan-
kegiatan yang inovatif dan penuh daya tarik.
Modul Elektronik atau disebut dengan E-Modul merupakan media inovatif
yang dapat meningkatkan minat peserta didik dalam belajar. Suatu proses
pembelajaran agar mampu mmeningkatkan ketercapaian hasil belajar perlu
didukung oleh learning guide yang tepat Hal ini sesuai apa yang dihadapi dalam
pendidikan saat ini dimana tatap muka di depan kelas sangat terbatas. Oleh karena
itu, dibutuhkan learning guide yang mampu mengaktifkan peserta didik dalam
belajar. Modul elektronik (e-modul) sendiri hampir sama dengan e-book,
perbedaanya terletak pada isi dari keduanya. Dalam Encyclopedia Britannica
Ultimate Reference Suite menjelaskan bahwa e-book adalah file digital yang
berisi teks dan gambar yang sesuai untuk didistribusikan untuk didistribusikan
secara elektronik dan ditampilkan di layar monitor yang mirip dengan buku cetak.
E-modul atau elektronik modul adalah modul dalam bentuk digital, yang terdiri
dari teks gambar atau keduanya yang berisi materi elektronika digital disertai
dengan simulasi yang dapat dan layak digunakan dalam pembelajaran.
Matematika adalah struktur dalam proses pembelajarannya, terorganisasi,
dan berjenjang, artinya terdapat hubungan antara materi satu dengan yang lainnya
sehingga jika proses pembelajaran matematika yang monoton dan kurang kreatif,
akan membuat peserta didik sangat jenuh, hal ini biasanya menyebabkan peserta
didik belajar dalam keadaan mengantuk, tidak konsentrasi, ramai sendiri, yang
mengakibatkan materi yang diajarkan tidak bisa diserap dengan baik oleh peserta
didik. Matematika tidak ada artinya bila hanya dihafal, namun lebih dari itu
dengan pemahaman peserta didik dapat lebih mengerti akan konsep materi
pelajaran itu sendiri untuk mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di masa
pandemi covid-19 ini.
9

Rhythm reading vocal merupakan cara belajar membaca maupun


menghitung ketukan notasi atau disebut dengan tempo yang disusun dalam satuan
birama. Notasi merupakan lambang yang menggambarkan nada secara visual.
Pendapat lain yang mengemukakan tentang pengertian notasi adalah pendapat
Mudjilah yang menyatakan bahwa notasi musik menggambarkan besarnya waktu
dalam arah horizontal dan tinggi rendahnya nada digambarkan dalam arah
vertikal, menurut Syafiq juga menyatakan bahwa notasi musik adalah cara
menuliskan sebuah nada dan panjang pendek nada, sedangkan pendapat Badudu
notasi itu memiliki beberapa arti yaitu sistem lambang (tanda) yang
menggambarkan bilangan, nada atau ujaran dan proses perlambangan bilangan
nada ujaran dengan lambang. Rhythm reading vocal juga merupakan
pembelajaran seni musik yang mengacu pada penghitungan ketukan dan membaca
notasi tertentu, karena ada penghitungan ketukan disetiap notasi bila
dikolaborasikan pada mata pelajaran matematika materi konsep pecahan akan
berkesinambungan dengan proses pembelajaran yang tidak monoton namun juga
tidak keluar dari materi yang diberikan. Menurut Eko Kurniawan untuk dapat
menguasai teori musik hal yang pertama kali yang harus dikuasai adalah membaca
notasi, karena apabila diibaratkan belajar membaca, maka notasi merupakan
gambaran huruf-huruf tertulis yang digunakan untuk membaca.
Menurut National Council of Teachers Problem Solving merupakan
bagian dalam pembelajaran matematika, sehingga hal tersebut tidak boleh
dilepaskan dari pembelajaran matematika. Walaupun kemampuan problem
solving kemampuan yang tidak mudah dicapai, namun dikarenakan kepentingan
dan kegunaannya maka kemampuan problem solving ini hendaknya diajarkan
kepada peserta didik pada semua tingkatan. Pada masa pandemi saat ini sangat
dibutuhkan kemampuan problem solving untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan peserta didik pada kehidupan sehari hari yang diman mereka dituntut
untuk menerima keadaan seperti sekarang ini dengan tidak banyak berinteraksi
dengan banayak orang secara langsung atapu tatap muka.
Peneliti melakukan studi pendahuluan berupa wawancara. Berdasarkan
wawancara dengan guru Matematika kelas VII Ibu Ria Anggraeni Syafnuri, S.Pd.
di SMP 38 Bandar Lampung, beliau mengatakan bahwa dimasa pandemi ini nilai
peserta didik sangat menurun dan jauh dari nilai KKM, dikarenakan peserta didik
tidak paham bila pembelajaran matematika yang disampaikan oleh guru tidak
secara tatap muka atau bertemu langsung, beliau juga mengatakan sebagai guru
yang bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran tersebut sulit mengontrol
10

langsung peserta didik untuk paham dengan materi yang disampaikan atau tidak,
lalu kebanyakan orangtua yang biasanya mengerjakan tugas pada anak-anaknya,
kemudian kendala lainya yang dihadapi ialah guru dominan hanya menggunkan
via whatsapp jadi peserta didik tambah mengalami ketidakpahaman, kejenuhan
didalam pembelajaran matematika. Dengan banyaknya bahan ajar yang tersedia
didalam sekolah, masih belum memenuhi apa yang menjadi tujuan belajar. Peserta
didik masih merasa kesulitan dalam memahami mata pelajaran matematika yang
diberikan sehingga hasil yang diharapkan belum tercapai. Hal ini didukung
dengan data nilai ujian akhir semester ganjil (UAS) pada mata pelajaran
matematika kelas VII di SMP 38 Bandar Lampung tahun 2020 dimana dalam 4
kelas yang terdiri dari 107 peserta didik, hanya terdapat 9 peserta didik yang
melampaui nilai KKM (x ≥ 65). Jadi bisa disimpulkan bahwa peserta didik dikelas
VII di SMP 38 Bandar Lampung belum optimal dalam hasil belajar dan
menyangkut dengan proses pembelajaran yang dimana terdapat bahan ajar yang
digunakan, dan berkaitan dengan suatu kemampuan pada peserta didik yang
dimana salah satunya adalah kemampuan pemecahan masalah problem solving di
masa pandemi covid-19 ini.
Berdasarkan uraian di atas tentang pengembangan e-modul berbasis
rhythm reading vocal dimasa pandemi covid-19 untuk meningkatkan kemampuan
problem solving peserta didik maka rumusan masalah pada penelitian dan
pengembangan ini akan dijawab melalui pertanyaan:
Bagaimana hasil pengembangan e-modul berbasis rhythm reading vocal
dimasa pandemi covid-19 dalam meningkatkan kemampuan problem solving pada
kelas VII SMP 38 Bandar Lampung?

2. Uraian Epistemologi
Landasan epistemologi berkaitan dengan prosedur ilmiah yang digunakan
peneliti untuk menjawab permasalahan. Prosedur ilmiah yang dilakukan
peneliti untuk menjawab permasalahan adalah dengan meninjau jenis
penelitian, desain penelitian, prosedur pengembangan, teknik dan alat
pengumpulan data serta analisis data. Selain tujuan dan manfaat yang telah
diuraikan di atas. Uraian prosedur ilmiah yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
11

a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yakni penelitian pengembangan atau Research and
Development (R&D) yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk
dan menguji keefektifan produk tersebut. Menurut Borg dan Gall (2003),
penelitian penegmbangan adalah penelitian yang berorientasi untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam
pendidikan. Produk yang akan dikembangkan pada penelitian ini adalah
pengemnbangan e-modul berbasis rhythm reading vocal dimasa pandemi
covid-19 dalam meningkatkan kemampuan problem solving pada kelas
VII SMP 38 Bandar Lampung.
b. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian
1) Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakn di SMP 38 Bandar Lampung.
2) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran
202/2021.
3) Subjek Penelitian
Subjek pada tahap ini yakni sebagai kelas uji coba adalah seluruh
peserta didik kelas VII SMP A dan B yang berjumlah 60 peserta didik
sebagai kelas eksperimen, dan seluruh peserta didik kelas VII C dan D
yang berjumlah 47 sedagai kelas kontrol.
c. Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian pengembangan ini dilakukan dengan mengacu pada
prosedur R&D dari Borg dan Gall (2003), yang memuat 10 langkah
pelaksanaan strategi penelitian dan penegmbangan, yaitu:
• Penelitian dan pengumpulan data (research and
informating collecting).
• Perencanaan (planning).
• Pengembangan desain/draf produk awal (develop preliminary of
product).
• Uji coba lapangan awal (preliminary field
testing).
• Revisi hasil uji coba lapangan awal (main product
revision).
• Uji coba lapangan (main field
testing).
• Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan (operational
product revision).
• Uji pelaksanaan lapangan (operational field
testing).
• Penyempurnaan produk akhir (final product
12

revision).
• Diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation).
Langkah pengembangan desain/draf produk awal

(developpreliminary form of product). Berdasarkan hasil studi

pendahuluan dan perencanaan penelitian di atas, peneliti kemudian

menyusun rancangan e-modul pembelajaran sebagai fasilitas belajar

mandiri. E-modul berupa draft untuk pembelajarn jarak jauh, materi yang

akan dituangkan dalam e-modul adalah konsep bilangan pecahan yang

berbasis rhythm reading vocal serta susunan dan isi yang disesuaikan

dengan tahapan pembelajaran. Model dan perangkat pembelajaran yang

telah disusun oleh peneliti kemudian divalidasi oleh validator ahli

pengembangan pembelajaran, ahli materi dan ahli media yang berkompeten

dibidangnya melalui lembar validasi silabus, RPP, modul (e-learning)

dan instrumen tes Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh ahli

kemudian direvisi sesuai dengan saran dan masukan


13

dari para ahli. Validasi ahli pengembangan bahan ajar


elektronik dilakukan untuk mengetahui teori pendukung dan
struktur pengembangan pembelajaran secara online atau
pembelajaran jarak jauh dalam mengukur kemampuan
pemecahan masalah (problem solving). E-modul yang telah
disusun kemudian divalidasi oleh ahli, e-modul yang telah
divalidasi oleh ahli kemudian direvisi secara terus menerus
sesuai dengan saran dan masukan dari validator. Setelah
mengetahui kebenaran isi dan format e-modul yang difasilitasi
dengan soal-soal atau permasalahan yang digunakan supaya
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah pada peserta didik.
d. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
• Observasi : observasi dilakukan pada tahap studi
pendahuluan yaitu mengobservasi proses pembelajaran
siswa dengan cara melihat data hasil belajarnya selama ini
• Wawancara : Wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur yaitu
dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan
dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis
ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih
terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara yaitu ibu Ria
Anggraeni Syafnuri, S.Pd. diminta mengenai pendapat, dan
ide-idenya.
e. Model Pengembangan
Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE yakni
Analyze, Design, Development, Implementation, Evolution. Menurut Dick
and Carry untuk merancang sistem pembelajaran. Model pembelajaran
ADDIE merupakan sebuah model pembelajaran yang dapat melatih
kemampuan disposisi, sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik
dalam mewujudkan keterampilan berpikir kritis. Model belajar ADDIE
14

baik dikembangkan sebagai model belajar inovatif karena memberikan


proses belajar yang sistematis, efektif dan efisien yang dikemas dalam
langkah-langkah pembelajaran.
1) Tahap Analysis
Pada proses ini peneliti melakukan analisis kebutuhan pada
proses prapenelitian di SMP 38 Bandar Lampung, adapun potensi
yang terdapat pada sekolah tersebut ialah bahan ajar telah
menggunakan modul dan buku cetak namun bahan ajar yang sudah
ada belum memaksimalkan hasil belajar peserta didik dan belum
menggunakan elektronik. Maka dari itu, peneliti akan
mengembangkan bahan ajar berupa e-modul berbasis rhythm reading
vocal untuk menarik minat belajar peserta didik dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar dan sesuai pada kebutuhan kondisi pada
masa pandemi covid-19 ini dimana secara online atau PJJ
(Pembelajaran Jarak Jauh).
2) Tahap Design
Setelah tahap analisis selesai peneliti merancang bahan ajar
berupa e-modul berbasis rhythm reading vocal utntuk kelas VII SMP
38 Bandar Lampung pada kompetensi dasar operasi bilangan pecahan
bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
operasi bilangan pecahan yang dilakukan oleh peserta didik secara
individu selain itu e-modul dilengkapi dengan contoh soal, latihan-
latihan soal dan ulangan harian.
3) Tahap Development
Setelah tahap design selesai, langkah-langkah selanjutnya
peneliti mengembangkan modul sesuai rancangan pada tahap design.
Selain itu, dalam pengembangan e-modul tersebut juga peneliti
memperhatikan syarat kualitas berdasarkan BSNP, yaitu kelayakan isi,
kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan kelayakan grafika.
E-Modul yang telah dikembangkan oleh peneliti kemudian
diberikan kepada dosen ahli media, dosen ahli materi, dan guru mata
15

pelajaran matematika dengan tujuan mendapatkan penilaian terhadap


modul yang telah dikembangkan serta menerima perbaikan sebelum
diuji cobakan. Penilaian tersebut ditinjau dari aspek kelayakan isi,
kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan kelayakan grafika. Untuk
selanjutnya, media pembelajaran direvisi sesuai masukan dari para
ahli.
4) Tahap Implementation
Setelah e-modul dinilai dan dilakukan revisi sesuai masukan
dari dosen ahli media, dosen ahli materi, dan guru mata pelajaran,
peneliti melakukan uji coba modul secara terbatas di SMP 38 Bandar
Lampung kelas VII. Setelah peserta didik melakukan proses
pembelajaran dengan menggunakan e-modul berbasis rhythm reading
vocal, peserta didik mengerjakan latihan-latihan soal dan ulangan
harian pada e-modul tersebut. Hasil penilaian dari latihan-latihan soal
dan ulangan harian dijadikan bahan untuk merevisi kembali jika
diperoleh hasil yang buruk.
5) Tahap Evaluation
Dalam tahap evaluation peneliti melakukan analisis kualitas
modul ditinjau dari segi kelayakan isi, kelayakan penyajian, dan
kelayakan grafika. Proses evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui
kualitas modul hasil pengembangan, dan untuk mengukur layak
tidaknya e-modul tersebut diproduksi sehingga dapat digunakan di
jenjang SMP kelas VII.
Adapun diagram alur prosedur pengem pengembangan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada diagram 3 sebagai berikut ini:
16

Analyze

Implement Evaluation Design

Development

Gambar 2. Alur Prosedur Model ADDIE pada Pengembangan E-Modul Berbasis


Rhythm Reading Vocal untuk Meningkatkan Kemapuan Problem Solving

3. Uraian Aksiologi

Landasan aksiologi dalam penelitian berkaitan dengan nilai


meliputi etika, estetika atau agama. Etika, estetika atau agama yang
dituju adalah bagaimana peneliti ini memberikan manfaat baik secara
teoritis dan praktis.
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan bagi guru dan institusi pendidikan yang akan memilih
strategi atau pendekatan pembelajaran jarak jauh untuk mencapai
tingkatan pemahaman dan hasil yang lebih baik.
Serta bertujuan guru juga perlu membuat desain pembelajaran
yang mampu membangkitkan potensi peserta didik dalam menggunakan
kemampuan pemecahan masalah atau problem solvingnya. Sehingga
bisa mengetahui hasil dari pengembangan desain Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ) atau secara online yang menggunakan teknologi dengan e-
modul berbasis rhythm reading vocal untuk meningkatkan kemampuan
problem solving dimasa pandemi covid-19 dalam hasil belajar yang
maksimal sehingga speserta mampu mencapai nilai KKM yang ada
disekolah dan tidak kesulitan dalam memahami materi dan
menggunakan bahan ajar yang ada dengan elektronik yang lebih relevan
pada keadaan saat ini.

Anda mungkin juga menyukai