Oleh
Dwi Wahyuni
2023021003
B. Kerangka Pemikiran
Tantangan pendidikan menjadi lebih besar dengan adanya pandemi Covid-19 yang terjadi
saat ini. Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernafasan akut
coronavirus 2 (severe acute respiratory syndrom coronavirus 2 atau SARS-Cov-2) (Setiawan,
2020). Sejak masa pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia yang dimulai pada Maret 2020
kegiatan pembelajaran dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh. Hal tersebut dilakukan
sebagai upaya memutus penyebaran Covid-19. Ini berakibat pada peserta didik yang harus
belajar secara mandiri di rumah masing-masing.
Berdasarkan hasil penelitian Meri (2020) yang menyatakan bahwa walaupun peserta didik
cenderung memiliki kemandirian belajar yang cukup tinggi pada era Covid-19. Akan tetapi,
rata-rata kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada era Covid-19 berada pada
kategori sedang. Hal ini dapat diartikan bahwa kemandirian belajar sangat penting terhadap
kemampuan komunikasi matematis peserta didik karena semakin tinggi kemandirian belajar
peserta didik maka akan semakin tinggi pula tingkat kemampuan komunikasi matematis
peserta didik.
Kemampuan komunikasi matematis meruapakan kemampuan yang dimiliki peserta didik
untuk mengekspresikan ide ataupun gagasan baik secara lisan maupun dalam bentuk tulisan.
Adapun indikator kemampuan komunikasi matematis dikemukakan Kementerian Pendidikan
Ontario (2005) yaitu: 1) Written text, yaitu memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa
sendiri, membuat model situasi atau persoalan menggunakan lisan, tulisan, konkret, grafik dan
aljabar, menjelaskan dan membuat pernyataan tentang matematika yang telah dipelajari,
mendengarkan, mendiskusikan dan menuliskan tentang matematika, membuat konjektur,
menyusun argumen dan generalisasi; 2) Drawing, yaitu merefleksikan benda-benda nyata,
gambar, dan diagram ke dalam ide-ide matematika; 3) Mathematical Expressions, yaitu
mengekspesikan konsep matematika dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa
atau simbol matematika.
Kemandirian belajar merupakan suatu proses berlajar dalam memonitor, memgontrol dan
memotivasi diri sendiri secara mandiri untuk mencapai suatu tujuan tertentu (belajar dan
meyelesaikan tugas akademik). Kemandirian belajar diperlukan bagi peserta didik agar peserta
didik mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya, serta dapat
mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan diri sendiri. Indikator kemandirian belajar
yaitu: 1) Inisiatif dan motivasi belajar intrinsik; 2) Kebiasaan mendiagnosa kebutuhan belajar;
3) Menetapkan tujuan/target belajar; 4) Memonitor, mengatur dan mengontrol belajar; 5)
Memandang kesulitan sebagai tantangan; 6) Memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan;
7) Memilih, menerapkan strategi belajar; 8) Mengevaluasi proses dan hasil belajar; 9) Self
efficacy/ Konsep diri/ Kemampuan diri.
Analisis merupakan kegiatan merangkum sejumlah informasi dengan cara menguraikan,
membedakan, dan memilih-milih suatu informasi yang dibutuhkan dengan tujuan tertentu.
Analisis yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan
komunikasi matematis ditinjau dari kemandirian belajar peserta didik selama pandemi Covid-
19.
4) Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini terdiri atas instrumen utama dan pendukung. Intrumen
dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Sugiyoni (2018) menyatakan bahwa dalam
penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.
Sedangkan, intrumen pendukung dalam penelitian ini adalah tes kemampuan komunikasi
matematis, angket kemandirian belajar dan pedoman wawancara.