Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MANDIRI FILSAFAT ILMU

(Tetapkan Tema Penelitian, Gambarkan Kerangka Pikir,


Uraikan Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi dari Tema
Penelitian)

Oleh
Betty Ria Hidayati
NPM 2023021014

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
A. Tema Penelitian
PENGEMBANGAN LKPD MATEMATIKA BERBASIS MODEL
PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS XI

B. Kerangka Pemikiran berdasarkan Tema Penelitian


Matematika sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir,
berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-
unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan individualitas,
dan mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar geometri, dan analisis.
Matematika merupakan salah satu komponen pendidikan dasar dalam bidang
pengajaran. Salah satu tujuan matematika pada pendidikan adalah agar peserta didik
memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
dalam pemecahan masalah.
Kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
dalam pemecahan masalah memerlukan kemampuan koneksi matematis sehingga
peserta didik mampu melihat keterkaitan antar topik dalam matematika maupun
diluar matematika. Apabila peserta didik memahami kaitan antar konsep matematika
dengan baik, maka peserta didik tidak hanya hapal atau mengingat konsep dalam
jangka pendek namun penguasaan konsepnya lebih tahan lama dan ia mampu
menerapkan konsep pada situasi lain. Pada dasarnya koneksi matematis adalah
kemampuan menghubungkan ide-ide matematika sehingga peserta didik mampu
memandang bahwa topik-topik matematika saling berkaitan.
Untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis peserta didikpada
pembelajaran matematika disekolah diperlukan model pembelajaran yang mampu
mengoptimalkan kemampuan koneksi matematis. Salah satu model pembelajaran
yang mampu mengoptimalkan kemampuan koneksi matematis adalah model
pembelajaran LC 5E. LC 5E adalah model pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik, berbasis teori kontruktivisme yang menuntut peserta didik untuk menemukan
dan menghubungkan pengetahuan sebelumnya dengan konsep-konsep baru. LC 5E
terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan yang terorganisir sehingga tercapai
kompetensi-kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran. LC5E memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengoptimalkan kemampuan koneksi
matematis peserta didik dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran LC5E dipilih karena model pembelajaran LC5Epada
dasarnya memuat teori meaningful learning Ausubel. Teori meaningful learning
Ausubel merupakan suatu proses menghubungkan informasi baru dengan informasi
yang telah dimiliki oleh peserta didik pada konsep-konsep yang relevan dengan
struktur kognitif peserta didik sehingga tercipta pembelajaran yang bermakna
dimana informasi baru akan terserap oleh peserta didik. Konsep atau informasi yang
dikemas secara menyeluruh dalam bahan ajar sedemikian hingga dapat mewadahi
kemampuan koneksi matematis peserta didik.
Bahan ajar yang digunakan guru dan peserta didik dalammelaksanakan
kegiatan belajar. Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan baik berupa bahan
tertulis maupun bahan tidak tertulis yang disusun secara sistematis untuk membantu
guru dalam menyampaikan materi ajar. Salah satu yang menunjang penyampaikan
proses pembelajaran adalah lembar kerja peserta didik (LKPD).
LKPD adalah lembaran-lembaran berisi petunjuk-petunjuk, materi, ringkasan
dan pelaksanaan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang mengacu pada
kompetensi dasar. LKPD yang dipakai dalam penelitian ini adalah, LKPDLC 5E
yang terarah, sistematis dan didalamnya terdapat pembelajaran LC 5E memiliki
fungsi sebagai bahan ajar yang membuat pembelajaran berpusat pada peserta didik
sehingga peserta didik aktif, mempermudah memahami materi, bahan ajar yang
ringkas dan kaya akan tugas untuk berlatih. LKPD LC 5E memberikan manfaat
menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi yang akan dipelajari,
berfungsi sebagai jembatan penghubung antara materi yang sedang pelajari dan yang
akan dipelajari dan membantu peserta didik dalam memahami materi secara mudah.
Materi yang digunakan dalam pengembangan LKPD adalah bangun ruang sisi
datar. Materi bangun ruang sisi datar sangat membutuhkan kemampuan koneksi
matematis yaitu mengenali, memahami dan mencari hubungan antar ide-ide
matematika dalam masalah kehidupan sehari-hari, menggunakan hubungan antar
obyek dan konsep matematika dalam pemecahan masalah dan menuliskan konsep
matematika dan hubungannya serta menerapkan dalam pemecahan masalah dengan
tepat dan teliti. Sehingga LKPD materi matriks disajikan engan menggunakan
langkah-langkah LC 5E yang mendorong peserta didik untuk mengoptimalkan
kemampuan koneksi matematis.
C. Uraian Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi dari Tema Penelitian
1. Uraian Ontologi
National Council of Teacher of Mathematic (NCTM, 2000)
menyatakan lima kemampuan dasar matematika, yaitu pemecahan
masalah (problem solving), penalaran danbukti (reasoning andproof),
komunikasi (communication), koneksi (connection), dan representasi
(reprensentation). Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar
Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menyatakan bahwa
pembelajaran matematika pada sekolah tingkat dasar hingga menengah
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep
matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah. Mengacu pada standar lima kemampuan dasar
matematika dan didukung dengan permendiknas maka kemampuan
koneksi matematis merupakan kemampuan prasyarat dalam mempelajari
ilmu lain yang lebih tinggi.
Kemampuan koneksi matematis berperan penting dalam proses
pembelajaran yang bermakna (Sugiman, 2008). Kemampuan koneksi
matematis adalah kemampuan peserta didik dalam menghubungkan ide-
ide matematika (NCTM, 2000). Kemampuan koneksi matematis akan
sangat dibutuhkan oleh peserta didik, terutama untuk memecahkan
masalah yang memerlukan hubungan antara konsep-konsep matematika
dengan konsep lain dalam matematika dan disiplin lain atau dalam
kehidupan sehari-hari (Dedi & Dulpaja, 2013).
Disalah satu sekolah menyatakan bahwa proses pembelajaran
masih berpusat pada guru sehingga peserta didik cenderung pasif dan
tidak mau bertanya dalam proses pembelajaran walaupun sebenarnya
peserta didik belum paham materi yang diajarkan. Disisi lain pada aspek
kemampuan koneksi matematis dapat dilihat dari hasil pekerjaan peserta
didik bahwa banyak peserta didik yang tidak tahu cara penyelesaiannya.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu penggunaan rumus
matematika masih kurang tepat, peserta didik kurang memahami materi
prasyarat, peserta didik belum memahami apa kaitan matematika dengan
kehidupan sehari-hari dan pemahaman tentang soal yang berkaitan
dengan ilmu lain masih kurang. Hasil observasi ini sejalan dengan
penelitian terdahulu (Dedi & Dulpaja, 2013; Haji, Abdullah, Maizora, &
Yumiati, 2017; Maisyarah & Surya, 2017; Putri & Santosa, 2015;
Rustam, Anggoro, & Winata, 2017; Siregar & Surya, 2017) yang
menyatakan bahwa koneksi matematis rendah sehingga
untukmeningkatkan kemampuan koneksi diperlukan model pembelajaran
yang menunjang kemampuan koneksi matematis.
Dari paparan permasalahan di atas diperlukan model pembelajaran
yang menunjang kemampuan koneksi matematis peserta didik salah
satunya dengan Learning Cycle 5E (LC 5E). Penelitian yang relevan juga
mengungkapkan mengenai model pembelajaran yang dapat
mengoptimalkan kemampuan koneksi matematis adalah pembelajaran
LC (Herton, Rasyid, & Sulasteri, 2018). Menurut (Probowati, 2013)
model pembelajaran LC5E lebih efektif dari LC 7E. Selain itu dilihat dari
lamanya waktu penerapan model LC di sekolah, model LC 5E dianggap
lebih efesien waktu daripada LC 7E. Proses pembelajaran matematika
disajikan masalah yang menuntut untuk memecahkan masalah pada
proses berpikir siswa dalam mengkronstruksi pengetahuannya, proses ini
membutuhkan waktu yang tidak sedikit (Dewi, 2012). Oleh karena itu
model LC 5E dipilih peneliti karena mengingat waktu pelaksanaan
pembelajaran LC 5E lebih efesien. LC5E pada dasarnya memuat teori
meaningful learningAusubel. Teori meaningful learning Ausubel terdapat
aspek penting yang harus dimiliki peserta didik yaitu peserta didik dapat
mengaitkan pengetahuan dan pemahaman baru dengan aspek kognitif
yang sudah dimiliki oleh peserta didik (Ibrahim, 2008). Menurut Mega
Kusuma Listyotamidalam penelitiannya mengatakan bahwa teori
meaningful learning Ausube lterdapat aspek penting yang dapat
dikatakan kemampuan koneksi matematika peserta didik dapat
ditingkatkan dengan model pembelajaran LC5E (Listyotami, 2011).
LC5E adalah pembelajaran berbasis teori kontruktivisme yang
menuntut peserta didik untuk menemukan dan menghubungkan
pengetahuan sebelumnya dengan konsep-konsep baru (Tuna & KAÇAR,
2013). Dengan diterapkan model pembelajaran LC5E dalam
pembelajaran matematika memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelum
menggunakan LC5E (Abdi, 2014; Liu, Peng, Wu, & Lin, 2009; Patrick &
Urhievwejire, 2012; Runisah, Herman, & Dahlan, 2017; Sarı, Hassan,
Güven, & Şen, 2017; Tezer & Cumhur, 2017). Untuk
mengimplementasikan LC5E diperlukan perangkat pembelajaran bahan
ajar yang menunjang kemampuan koneksi matematis. Namun
berdasarkan observasi peniliti umumnya sekolah belum tersedia lembar
kerja peserta didik yang berorientasi pada kemampuan koneksi
matematis.
Keterlibatan peserta didik dalam masalah pengetahuan di
sekitarnya perlu dilatih melalui kegiatan pembelajaran di sekolah.
Menurut (Wulandari, 2018) tugas penting guru dalam kegiatan
pembelajaran adalah menyiapkan bahan ajar untuk kegiatan
pembelajaran. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan salah satu
bahan ajar pembelajaran yang membantu peserta didik dalam proses
memahami materi secara mandiri (Merdekawati & Lestari, 2011;
Novelia, Rahimah, & S, 2017; Susanti, Poedjiastoeti, & Taufikurohmah,
2018). Beberapa peneliti menunjukkan LKPD dapat meningkatkan
prestasi peserta didik (Zulyadaini, 2017). Di dalam LKPD terdapat
kegiatan pembelajaran yang meminta peserta didik untuk menunjukkan
pengetahuan,pemahaman,dan kemampuan mereka. LKPD dapat menjadi
sarana untuk menanamkan konsep matematika (Relia, 2012).
Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah ini adalah sebagai
berikut.
a. Apa saja karakteristik LKPD matematika berbasis model
pembelajaran LC5E untuk peserta didik kelas XI?
b. Bagaimanakah mengembangkan LKPD matematika berbasis model
pembelajaran LC 5E untuk peserta didik kelas XI?
c. Bagaimanakah kevalidan LKPD berbasis model pembelajaran LC5E
untuk peserta didik kelas XI?
d. Bagaimanakah kepraktisan LKPD berbasis model pembelajaran
LC5E untuk peserta didik kelas XI?
e. Bagaimanakah keefektifan LKPD berbasis model pembelajaran
LC5E untuk peserta didik kelas XI?

2. Uraian Epistemologi
Landasan epistemologi berkaitan dengan prosedur ilmiah yang
digunakan peneliti untuk menjawab permasalahan. Prosedur ilmiah
yang dilakukan peneliti untuk menjawab permasalahan adalah dengan
meninjau jenis penelitian, desain penelitian, prosedur pengembangan,
teknik dan alat pengumpulan data serta analisis data.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) berbasis Learning Cycle 5E pada materi bangun ruang sisi
datar untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis peserta didik
SMA kelas XI yang memiliki kualitas valid, praktis dan efektif.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengacu model
ADDIE dengan melalui Analyze, Design, Development, Implementation,
dan Evaluation. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
lembar penilaian LKPD untuk ahli materi, ahli media, angket respo
peserta didik, angket kemampuan koneksi matematis, dan tes
kemampuan koneksi matematis.

Selain tujuan dan manfaat yang teah diuraikan diatas. Uraian prosedur
ilmiah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode campuran (Mixed Method),
yaitu metodeyang memadukan pendekatan kualitatif dan kuantitatif
dalam suatu penelitian untuk memahami permasalahan penelitian.
Rancangan metode menggunakan rancangan konvergen. Rancangan
konvergen adalah mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif
secara simultan, menggabungkan datanya, membandingkan hasilnya,
dan menjelaskan semua deskripsi dalam hasilnya. Tujuan dari
rancangan ini, adalah untuk menjelaskan hasil kuantitatif dengan
data kualitatif dari suatu penelitian untuk melihat apakah mereka
berkonvergensi dan memberikan hasil serupa(Creswell, 2015).

b. Tempat, waktu dan subjek penelitian

1) Tempat Penelitian
Tahap studi pendahuluan dari penelitian dan pengembangan ini
adalah dengan pra penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 4
Kotabumi.

2) Waktu Penelitian

3) Subjek Penelitian
Adapun subjek uji coba dalam penelitian media pembelajaran
ini adalah: Peserta didik yang dilibatkan dalam mengikuti uji
coba kelompok besar yaitu peserta didik kelas XI SMA Negeri 4
Kotabumi yang diambil 2 kelas dari masing-masing kelas
sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen.

c. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan merupakan penjelasan dari
modelpengembanganyang telah ditetapkan. Langkah-langkah yang
ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Analyze
Tahap ini menganalisis syarat-syarat yang dibutuhkan dalam
pengembangan bahan ajar dan model pembelajaran, meliputi
analisis kurikulum, analisis karakteristik peserta didik, analisis
materi, analisis tugas dan perumusan tujuan pembelajaran.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analyze adalah sebagai
berikut (Mulyatiningsih, 2011):
a. Analisis kurikulum
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui masalah
yang dihadapi dalam pembelajaran, sehingga diperlukan
suatu pengembangan perangkat pembelajaran. Dalam
penelitian ini masalah yang dihadapi adalah masih minimnya
contoh perangkat pembelajaran pada kurikulum 2013 yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengkoneksikan pengetahuan secara mandiri, dari masalah
tersebut peneliti menawarkan alternatif penyelesaian masalah
tersebut dengan mengembangkan LKPD matematika berbasis
LC5E.
b. Analisis karakteristik peserta didik
Analisis peserta didik bertujuan untuk mengetahui
karakteristik peserta didik SMA/MA yang meliputi
kemampuan, latar belakang pengetahuan dan tingkat
perkembangan, ketrampilan dan sikap peserta didik. Dari
hasil analisis ini nantinya akan dijadikan kerangka acuan
untuk menyusun materi matematika untuk peserta didik
SMA/MA kelas XI materi matriks.
c. Analisis materi
Analisis materi bertujuan untuk mengidentifikasi,
merinci dan menyusun materi secara sistematis sesuai dengan
kurikulum 2013. Dalam penelitian ini yang akan
dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKPD
dengan model LC 5E untuk meningkatkan kemampuan
koneksi matematis kelas XI SMA/MA pada materi matriks.
d. Analisis tugas bertujuan untuk merumuskan dan menentukan
indikator di dalam merancang LKPD LC 5E berdasarkan
karakteristik peserta didikdan kurikulum 2013 (Satriani et al.,
2018).
e. Perumusan tujuan pembelajaran merupakan rincian-rincian
yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Perumusan
pembelajaran dijadikan dasar acuan dalam penyusunan
LKPD LC 5E.
2. Design
Tahap ini peneliti mendesain produk yang akan
dikembangakan yaitu LKPD berbasis LC5E untuk meningkatkan
kemampuan koneksi matematis peserta didik. Desain LKPD
mengacu pada 4 unsur penting dalam peracangan pembelajaran
(Tegeh, 2010) yaitu:
a. untuk siapa LKPD dirancang?;
b. kemampuan apa yang ingin dipelajari?;
c. materi apa yang akan dipelajari?;
d. bagaimana menentukan tingkat penguasaan materi yang sudah
dipelajari?
3. Development
Peneliti mengembangkan desain awal dengan cara
memvalidasi kepada ahli media dan ahli materi. Setelah mendapat
masukan lalu di revisi sesuai masukan yang diberikan oleh
validator.
4. Implementation
Tahap ini peneliti menguji cobakan pada kelompok kecil
terlebih dahulu setelah mendapat hasilnya di evaluasi kembali.
Setelah merevisi barulah diuji cobakan dalam kelas besar. Peneliti
menerapkan pre-test, post-test dan memberikan treatment yang
pada kelas eskperimen (Kelas XI IPS 2 DAN Kelas XI IPS 3 di
SMA Negeri 4 Kotabumi) yaitu penerapan LKPD LC5E yang
dikembangkan oleh peneliti. Kelas XI IPA 2 dan Kelas XI IPA 4
di SMA Negeri 4 Kotabumi sebagai kelas kontrol, menerapkan
perangkat pembelajaran konvensional.
5. Evaluation
Peneliti mengevaluasi hasil dari seluruh rangkaian
pembelajaran meliputi aspek kevalidan, kepraktisan dan
keefektifan LKPD yang dilihat dari data-data yang telah
dikumpulkan melalui analisis. Tahapi ini digunakan untuk
penyempurnaan LKPD berdasarkan masukan dan temuan-temuan
saat uji coba. Perbaikan LKPD juga dilakukan berdasarkan
analisis angket respon peserta didik.

d. Teknik dan alat Pengumpulan data


1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data yang dilakukan teknis
non-tes dan tes. Teknik non-tes berupa angket yang diperoleh
dari data tanggapan penilaian validator dan peserta didik
terhadap produk yang dikembangkan.Teknik tes berupa butir
soal dilakukan untuk keefektivan, deangakan non-tes dilakukan
untuk mengukur kevalidan dan kepraktisan produk. Teknik tes
dilakukan dengan pemberian soal kemampuan koneksi
matematis kepada peserta didik. Pemberian soal ini diberikan
sebelum dan sesudah penggunaan produk sehingga diketahui
adanya peningkatan terhdapat kemampuan koneksi matematis
peserta didik.
2. Alat Pegumpulan Data
a. Angket
Para ahli dan peserta didik akan menilai kualitas LKPD
untuk menentukan LKPD matematika berbasis model
LC5Eyang telah dibuat layak atau tidak digunakan dalam
pembelajaran. Aspek penilaian LKPD ini diadaptasi dari
komponen penilaian aspek kelayakan isi, kelayakan
penyajian,kelayakan kebahasaan, dan aspek penilaian LC5E
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2005).
Peneliti membuat kisi-kisi angket untuk uji kelayakan ahli
media, uji kelayakan ahli materi, dan kisi-kisi angket respon
peserta didik terhadap media pembelajaran untuk mengetahui
kualitas media pembelajaran yang dikembangkan, antara lain
sebagai berikut.
1) Angket Uji Kelayakan Ahli Materi
Dalam uji kelayakan ini, ahli materi akan menilai kualitas
materi pembelajaran berbasis model LC5Eyang
dikembangkan. Angket yang dibuat dan dikembangkan
berdasarkan (1) Aspek kelayakan isi dan (2) Aspek
kelayakan penyajian (3) Aspek kelayaan kebahasaan (4)
Aspek LC5E.
2) Angket Uji Kelayakan Ahli Media

Dalam uji kelayakan ini, ahli media akan menilai kualitas


LKPD matematika berbasis model LC5E yang
dikembangkan. Angket yang dibuat dan dikembangkan
berdasarkan Aspek Kelayakan Kegrafikan.
3) Angket Uji untuk Peserta didik

Dalam uji kelayakan ini, peserta didik akan menilai


kualitas pembelajaran berbasis model LC 5E yang dibuat.
Angket yang dibuat dan dikembangkan berdasarkan (1)
ketertarikan, (2) Materi dan (3) bahasa.
b. Soal Tes

Soal tes yang digunakan dalam penelitian yaitu tes


kemampuan koneksi matematis. Instrumen tes kemampuan
koneksi matematis digunakan untuk mengukur peserta didik
dalam ketrampilan dalam berpikir lancar, luwes, orisinil,
ketrampilan memerinci. Instrumen ini digunakan oleh peneliti
untuk mengukur tingkat kemampuan koneksi matematis
dalam bentuk tes essay.

e. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Analisis deskriptif kualitatif
Teknik analisis deskriptif kualitatif ini digunakan untuk
mengolah data hasil penilaian para ahli. Teknik analisis ini
dilakukan dengan cara mengelompokkan informsi-
informasi dari data kualitatif berupa tanggapan, masukan,
kritik dan saran perbaikan yang terdapat pada angket. Hasil
analisis ini kemudian digunakan untuk merevisi produk
pengembangan.
2. Analisis deskriptif kuantitatif
Teknik analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan
untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket
penilaian para ahlimenggunakan skalatipe rating scale
dengan memberikan skor pada setiap jawaban. Skor
jawaban tersebut meliputi SB (Sangat Baik), B (Baik), K
(Kurang), dan SK (Sangat Kurang).

Selanjutnya setelah mengetahui rata-rata ideal dari data


yang diperoleh dari ahli media, materi maupun respon
peserta didik, data kemudian diubah menjadi nilai kualitatif
berdasarkan kriteria penilaian ideal. Hasil analisis data yang
diperoleh dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui kualitas
produk yang dikembangkan. Produk yang dikembangkan
dikatakan layak untuk dijadikan sumber belajar jika kualitas
keseluruhan LKPD berada dalam kategori minimal baik.
3. Uraian Aksiologi
Hasil penelitian ini yaitu LKPD berbasis Learning Cycle 5E pada
materi matriks untuk peserta didik SMA kelas XI yang memiliki kualitas
valid, praktis dan efektif. Berdasarkan hasil penilaian oleh ahli materi
mendapatkan skor rata-rata 126,5 dengan kriteria “sangat baik”, ahli
media mendapatkan skor rata-rata 84 dengan kriteria “baik” sehingga
LKPD dinyatakan valid. Respon peserta didik kelas XI IPS 2 dan Kelas
XI IPS 4 SMA Negeri 4 Kotabumi terhadap LKPD menunjukkan
kategori sangat baik, sehingga telah memenuhi kriteria praktis.
Berdasarkan tes posttest diperoleh rata-rata nilai posttest kemampuan
koneksi matematis peserta didik pada kelas eksperimen (XI IPS 2 dan XI
IPS 4 di SMA Negeri 4 Kotabumi) lebih baik dari kelas kontrol (XI IPA
2 dan XI IPA 4 di SMA Negeri 4 Kotabumi) sehingga LKPD dinyatakan
efektif.

Anda mungkin juga menyukai