Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menyebabkan

tuntutan masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang

pendidikan. Indonesia sebagai kehidupan bangsa di dunia harus senantiasa

berupaya mengimbangi kemajuan tersebut. Bangsa Indonesia harus membangun

diri untuk bisa bersaing dalam banyak hal, karna itu peningkatan mutu sumber

daya manusia harus menjadi prioritas utama. Pembangunan yang di maksud

adalah pembangunan pendidikan yang terencana dan berorientasi kepada

kebutuhan generasi mudah di masa depan. Tantangan pendidikan tersebut harus

menitik beratkan pada pendidikan yang bermutu, baik dari segi masukan (input),

proses (process), maupun hasil (out put) pendidikan.

Definisi pendidikan dapat disimpulkan sebagai suatu proses bimbingan

yang diberikan kepada anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya

yang bertujuan untuk mencapai tingkat kedewasaan dan untuk menambah ilmu

pengetahuan, karakter diri dan mengarahkan anak untuk menjadi pribadi yang

lebih baik. Pendidikan bertujuan untuk menyiapkan anak belajar melalui suatu

kegiatan pengajaran, bimbingan untuk peranannya dimasa yang akan datang.

Sekolah Dasar (SD) merupakan landasan awal penentu kesuksesan anak

pada tahap pendidikan selanjutnya. Sebagaimana ditetapkan dalam Undang-

Undang Depdiknas Tahun 2003 Bab VI pasal 17 ayat 1 yaitu: ‘‘pendidikan Dasar

merupakan jenjang pendidikan yang melandasi pendidikan menengah.’’ Dan

1
Undang-undang No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

‘‘Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan

keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup di dalam masyarakat serta

mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti

pendidikan menengah.’’ Untuk itu, perlu diperhatikan dengan baik cara

menyajikan masing-masing mata pelajaran.

Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan dari sekolah dasar

sampai perguruan tinggi hakekat matematika sendiri adalah suatu objek mata

pelajaran yang bersifat abstrak. Menurut Ruseffendi (2006: 3), matematika adalah

ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (benalar). Matematika lebih

menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil

eksperimen atau hasil observasi.

Depdiknas (2007: 12) menyatakan bahwa matematika bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1), memahami konsep

Matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep atau algoritma secara fleksibel,

akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; 2), memecahkan masalah

yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model Matematika,

menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 3), memiliki sikap

menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin

tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan

percaya diri dalam pemecahan masalah. Selain tujuan umum yang menekankan

pada penalaran dan pembentukan sikap siswa serta memberikan tekanan pada

ketrampilan dalam penerapan, matematika juga memuat tujuan khusus, yaitu: 1)

2
menumbuh dan mengembangkan ketrampilan berhitung sebagai latihan dalam

kehidupan sehari-hari, 2) menumbuh dan mengembangkan kemampuan siswa,

yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika, 3) mengembangkan

kemampuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut, 4) membentuk

sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin.

Pembelajaran matematika bagi siswa sekolah dasar kelas I, II, dan III

diintegrasikan ke dalam tema-tema yang dipelajari. Namun untuk kelas tinggi

yaitu kelas IV, V, dan VI materi matematika dipisahkan dari buku materi tematik

terpadu. Pemisahan materi matematika pada buku tematik terpadu dilakukan

karena jika tetap digabungkan, maka materi matematika yang didapat siswa dirasa

dangkal serta siswa tidak mendapatkan pemahaman konsep matematika secara

mendalam. Maka dari itu digunakan buku matematika secara terpisah bagi siswa

kelas IV, V, dan VI.

Pembelajaran matematika yang sebelumnya dilakukan secara langsung

dengan tatap muka antara guru dengan siswa lain, kini berubah semenjak adanya

penyakit Corona-Virus atau biasa disebut dengan Covid-19. Penyakit ini sudah

mulai masuk Indonesia pada awal bulan Maret tahun 2020. Covid-19 adalah suatu

penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya menyerang

manusia. Adanya virus Covid-19 ini berdampak pada berbagai sektor dikehidupan

masyarakat. Mulai dari sektor sosial, ekonomi, pariwisata, bahkan sektor

pendidikan yang mengalami dampak yang signifikan karena virus ini. Banyak

sekolah di berbagai Negara harus ditutup untuk meminimalisir penyebaran virus

Covid-19.

3
Peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui hasil belajar siswa di

SD Negeri 7 Ambon pada pembelajaran Matematika, Observasi awal berlangsung

pada hari Senin 19 Oktober 2020, peneliti mewawancarai guru kelas mengenai

hasil belajar matematika dimasa pandemi Covid-19 ini, terutama pada materi

bilangan cacah. Guru kelas menjelaskan bahwa hasil belajar siswa dalam masa

penyebaran Covid-19 ini terlihat sangat rendah dan sangat jauh dari harapan

pembelajaran. Guru kelas juga menjelaskan bahwa memang sejak adanya

pandemi Covid-19 ini, Pemerintah mencanangkan belajar dari rumah melalui

pembelajaran daring atau belajar jarak jauh untuk memberikan pengalaman

belajar bagi siswa dan untuk menuntaskan seluruh capaian kurikulum bagi

kenaikan kelas, maupun kelulusan.

Namun pembelajaran secara online atau belajar dari rumah benar-benar

sangat dirasakan berat bagi guru dan para siswa, bahkan orang tua. Semua guru

dan siswa dipaksa untuk bertransformasi dan beradaptasi pada kondisi pandemi

ini. Pembelajaran matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di

lembaga pendidikan formal, dan matematika merupakan salah satu bagian penting

dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Pelajaran matematika sendiri adalah pelajaran yang berhubungan dengan

banyak konsep, dan konsep inilah yang harus dikejar betul dan serius oleh semua

guru kelas. Adanya situasi seperti sekarang dengan merebaknya Covid-19, belajar

harus dilaksanakan dengan daring. Hal yang perlu diperhatikan oleh guru adalah

cara membuat pembelajaran yang menarik bagi siswa. Untuk itu guru dituntut

untuk melakukan inovasi dalam melaksanakan pembelajaran.

4
Untuk mengatasi masalah hasil belajar matematika siswa kelas II SD

Negeri 7 Ambon yang sudah di jelaskan di atas, maka salah satu metode yang

harus diterapkan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan

metode Home Visit berbantuan media pembelajaran manipulatif. Metode Home

Visit berbantuan media manipulatif adalah cara yang paling efektif untuk

digunakan pada masa pademi Covid-19 ini.

Menurut Prayitno (2015: 2) Home Visit atau kunjungan rumah adalah

kegiatan pendukung permasalahan siswa melalui kunjungan kerumahnya.

Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang penuh dari orang tua siswa. Prayitno

juga menyatakan bahwa kunjungan rumah atau home visit bisa bermakna upaya

mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan siswa yang

menjadi tanggung jawab guru atau pembimbing dalam kegiatan belajar.

Kegiatan kunjungan rumah akan diperoleh berbagai data dan keterangan

tentang berbagai hal yang besar kemungkinan ada sangkut pautnya dengan

permasalahan hasil belajar siswa. Data atau keterangan meliputi: 1), Kondisi

rumah tangga dan orang tua. 2), Fasilitas belajar yang ada dirumah. 3), Hubungan

antar anggota keluarga, 4), Sikap dan kebiasaan anak di rumah. Dan 5),

Komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam perkembangan anak dan

pengentasan masalah anak. Media manipulatif sangat baik jika digunakan sebagai

salah satu cara untuk membantu permasalahan siswa jika guru menggunakannya

pada saat Home Visit.

Menurut Daryanto (2013:32) ”Media merupakan sarana atau alat terjadinya

5
proses belajar mengajar”. Media dalam pembelajaran matematika relatif sama

dengan media dalam pembelajaran bidang yang lain. Salah satu media yang dapat

dgunakan oleh guru dalam pembelajaran matematika adalah media manipulatif.

Hardiana (2011: 8) menyatakan bahwa “alat peraga manipulatif (manipulatif

material) adalah alat bantu pelajaran yang digunakan oleh guru dalam

menerangkan materi pelajaran dan berkomunikasi dengan siswa, sehingga mudah

memberi pengertian kepada siswa tentang konsep materi yang dijelaskan atau

diajarkan.

Pengertian manipulatif yaitu bersifat manipulasi. Manipulasi mengandung

pengertian tindakan mengerjakan sesuatu dengan tangan atau alat mekanis dengan

terampil, upaya atau beberapa orang untuk mempengaruhi perilaku sikap dan

pendapat orang lain tanpa orang lain itu menyadarinya.

Dari permasalahan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika yang

sudah di jelaskan di atas, maka peneliti sangat tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Operasi

Bilangan Cacah Dengan Metode Home Visit Berbantuan Media Manipulatif

di Kelas II SD Negeri 7 Ambon”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka Identifikasi masalah pada

penelitian ini adalah:

1. Rendahnya hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 7 Ambon pada materi

Operasi Bilangan Cacah.

2. Adanya masa pandemi Covid-19 yang membuat siswa harus belajar daring,

6
sehingga siswa lebih sulit untuk memahami materi yang disampaikan guru

dalam proses pembelajaran.

3. Pandemi Covid-19 menghambat kegiatan belajar siswa sehingga siswa lebih

sulit belajar jarak jauh dibandingkan belajar dengan guru secara langsung.

4. Pemilihan metode yang tidak sesuai dengan masa pandemi ini. Hal ini yang

mengakibatkan siswa lebih sulit belajar matematika.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah: “Apakah Dengan Metode Home Visit Berbantuan Media

Manipulatif Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Bilangan Cacah di

Kelas II SD Negeri 7 Ambon?.”

D. Tujuan Penelitin

Tujuan dalam penelitian ini adalah: “Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Pada Bilangan Cacah Dengan Metode Home Visit Berbantuan Media

Manipulatif di Kelas II SD Negeri 7 Ambon.”

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini, yaitu: bagi peneliti, bagi siswa, bagi,

guru, dan bagi sekolah.

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang cara

meningkatkan pembelajaran matematika melalui metode Home Visit Berbantuan

Media Manipulatif pada bilangan cacah.

2. Bagi Siswa

7
Meningkatkan semangat, motivasi dan hasil belajar siswa terhadap mata

pelajaran matematika.

3. Bagi Guru

Meningkatnya kemampuan dari guru dalam merancang dan serta melaksanakan

pembelajaran yang tepat pada masa pandemi Covid-19 ini.

4. Bagi Sekolah

Memberikan masukan kepada sekolah dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan pada pembelajaran matematika.

F. Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah ini diperlukan agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap

judul penelitian yang dibuat. Penjelasan istilah-istilah yang terdapat dalam judul

penelitian ini, yaitu:

1. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil

belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan

puncak proses belajar. (Dimyati dan Mudjiono, 2013: 3)

2. Metode Home Visit

Home Visit atau kunjungan rumah adalah kegiatan pendukung permasalahan

siswa melalui kunjungan kerumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama

yang penuh dari orang tua siswa. Home Visit atau kunjungan rumah bisa

bermakna upaya mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan

permasalahan siswa yang menjadi tanggung jawab guru atau pembimbing

8
dalam kegiatan belajar (Prayitno, 2015:2)

3. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah alat yang mampu membantu proses belajar

mengajar serta dapat berfungsi untuk memperjelas makna pesan atau informasi

yang disampaikan sehingga dapat mencapai tujuan dari pembelajaran yang

telah direncanakan (Surayya, 2012).

4. Bilangan Cacah

Bilangan Cacah adalah himpunan bilangan bulat yang tidak negatif, yaitu

0,1,2,3,4,5 dan seterusnya. Dengan kata lain himpunan bilangan asli ditambah

0. Bilangan cacah selalu tidak bertanda negatif.

Anda mungkin juga menyukai