Anda di halaman 1dari 10

PENGGUNAAN MEDIA BATANG NAPIER UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA DI SDN 1 SENGAYAM KOTABARU

Erni Fitri Yanti1,Jumiati2, M. Fahmi Arifin3


1)
PGMI,86232, Fakultas Studi Islam, Universitas Islam Kalimantan MAB.NPM.18520116
2)
PGMI,86232, Fakultas Studi Islam, Universitas Islam Kalimantan MAB.NIK. 061411737.
3)
PGMI,86232, Fakultas Studi Islam, Universitas Islam Kalimantan MAB.NIK. 0619081137
Email:ernify01@gmail.com

ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya hasil belajar siswa kelas III B SDN 1 Sengayam
Kotabaru. Berdasarkan observasi diperoleh bahwa pada kegiatan pembelajaran guru belum menggunakan media
pembelajaran yang konkrit, hal ini menyebabkan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran matematika masih
kurang dan pemahaman siswa terhadap materi matematika khususnya operasi hitung perkalian masih rendah.
Media pembelajaran adalah media yang secara penginderaan yang tampak dan dapat diamati. Media
pembelajaran sangat diperlukan dalam memberikan pelajaran dan memahami pelajaran dengan baik. Media
pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media Batang Napier. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada operasi hitung perkalian SDN 1 Sengayam Kotabaru. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
III B SDN 1 Sengayam Kotabaru yang berjumlah 23 siswa. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas dua siklus
dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.Teknik pengumpulan data menggunakan tes,
observasi, dan dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan teknik analisa data kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media Batang Napier dalam pembelajaran matematika
pada operasi hitung perkalian dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, aktivitas guru dan hasil belajar siswa.
Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa berdasarkan pengamatan pada siklus I 58,69% lalu pada siklus II
meningkat menjadi 85,86%, aktivitas guru dari 90% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II dan hasil belajar
siswa siklus I rata-rata nilai 69,56% dan siklus II rata-rata nilai 84,34% dengan tingkat ketuntasan klasikal pada
siklus I 69,56% dan pada siklus II menjadi 91,30%. Pada siklus II persentase ketuntasan klasikal sudah
melampaui target indikator keberhasilan yaitu 75% sehingga dapat disimpulkan penggunaan media Batang
Napier dapat meningkatkan hasil belajar matematika operasi hitung perkalian SDN 1 Sengayam Kotabaru.

Kata Kunci : Media Batang Napier, hasil belajar,Matematika.

ABSTRACT

The problem in this study is that the learning outcomes of class III B students at SDN 1 Sengayam Kotabaru are
still low. Based on observations, it was found that in learning activities the teacher had not used concrete
learning media, this caused students' interest in learning mathematics to be still lacking and students'
understanding of mathematics material, especially multiplication arithmetic operations was still low. Learning
media are media that are visible and can be observed. Learning media is very necessary in providing lessons
and understanding lessons well. The learning media used in this research is Batang Napier media. The aim is to
improve student learning outcomes in multiplication operations at SDN 1 Sengayam Kotabaru. The method
used in this research is classroom action research (CAR). The subjects of this study werw students of class III B
SDN 1 Sengayam Kotabaru totaling 23 students. This classroom action research consists of two cycles with
stages of planning, implementation,observation and reflection. The data collection techniques used tests,
observation, and documentation. The data analysis technique used qualitaive and quantitative data analysis
techniques. The results of this study indicate that the use of Batang Napier media in learning mathematics in
multiplication arithmetic operations can improve student learning activities, teacher activities and student
learning outcomes. This can be seen from student activity based on observations in cycle I 58.69% then in cycle
II increased to 85.86%, teacher activity from 90% in cycle I to 100% in cycle II and student learning outcomes
in cycle I average the value of 69.56% and the second cycle an average value of 84.34% with the classical
completeness level in the first cycle of 69.56% and in the second cycle being 91.30%. In cycle II the percentage
of classical completeness has exceeded the success indicator target, which is 75%, so it can be concluded that
the use of Batang Napier media can improve learning outcomes of mathematics learning operations for
arithmetic operations at SDN 1 Sengayam Kotabaru.

Keywords : Batang Napier Media, Learning outcomes, mathematics.


PENDAHULUAN memahami tentang cara berpikir kristis
Dunia pendidikan semakin dan terampil dalam berhitung serta
dituntut untuk lebih efektif dan memiliki kemampuan untuk
menyenangkan. Meningkatkan kemajuan mengaplikasikannya dalam kehidupan
suatu bangsa, dapat dilakukan dengan sehari-hari.4 Matematika merupakan ilmu
upaya meningkatkan mutu pendidikan.1 yang mempunyai peranan penting dalam
Pendidikan mempunyai fungsi yanag berbagai disiplin ilmu dan pengembangan
sangat penting dalam pembangunan daya pikir manusia. Oleh karena itu, mata
disetiap negara. Pendidikan merupakan pelajaran matematika perlu diberikan
cerminan kualitas suatu bangsa. Sebuah kepada semua peserta didik dari jenjang
negara dikatakan maju atau tidak, salah sekolah dasar hingga lanjutan untuk
satunya juga dapat dilihat dari seberapa membekali peserta didik dengan
tinggi kualitas pendidikan yang ada di kemampuan berfikir logis, analitis,
dalam negara tersebut.2 Dengan demikian, sistematis, kristis dan kreatif serta dapat
tanpa pendidikan yang baik sulit untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya
sebuah kelompok manusia mencapai masa dalam kehidupan sehari-hari.5
depan yang cerah, damai dan sejahtera, Pembelajaran daring merupakan
sehingga pendidikan harus dilaksanakan pembelajaran yang menggunakan jaringan
dengan sebaik mungkin untuk internet yang aksesibilitas, konektivitas,
mendapatkan hasil yang maksimal. fleksibilitas, dan kemampuan untuk
Tujuan pendidikan yang memunculkan berbagai jenis interaksi
tercantum dalam Undang-undang No. 20 pembelajaran. Namun, dalam pelaksanaan
tahun 2003 yaitu mengembangkan potensi pembelajaran masih banyak sekali
peserta didik agar menjadi manusia yang hambatan dalam melaksanakan sistem
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang pembelajaran diantaranya, kemampuan
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, orang tua untuk membeli paket data kouta,
kreatif, mandiri dan menajdi warga negara terbatasnya akses internet, minimnya
yang demokratis serta bertanggung jawab.3 media pembelajaran yang digunakan,
Pada jenjang sekolah dasar banyaknya siswa yang belum paham akan
terdapat berbagai mata pelajaran yang pembelajaran daring yang mereka lakukan,
diajarkan, salah satunya adalah serta penyampaian materi yang belum bisa
pembelajaran matematika, dimana dalam dipahami betul oleh siswa, sehingga
pembelajaran matematika siswa dapat kurangnya minat belajar siswa dan
berpengaruh kepada kemampuan belajar
1
Mohammad Syaifuddin,”Implementasi siswa6.
Pembelajaran Tematik di Kelas 2 SD Negeri
4
Demangan Yogyakarta”Tadris: Jurnal Keguruan Hasan Sastra Negara, Konsep asar
dan Ilmu Tarbiyah (Vol:02 No:2 Tahun 2017)hlm Matematika untuk PGSD, (Bandar Lampung: Aura
139-144. Publishing,2014) hlm 15
2
I Wayan Romi Sudhita, Pengantar 5
Mashuri, S. Media Pembelajaran
Pendidikan,(Jakarta: Graha Ilmu, 2014) hlm 3 Matematika.(Yogyakarta : Deepublish, 2019). hlm
3
Undang-undang Republik Indonesia 1
6
Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Sundari, R., Ansyah, E., & Sutrisno, H.
Nasional (SISDIKNAS). Bandung: Fermana. Pengaruh Pembelajaran Daring melalui Whatsapp
Perkalian merupakan materi yang siswa kelas 3 masih mengalami kesulitan
wajib dikuasai siswa. Materi tersebut melakukan operasi hitung perkalian dua
materi pokok yang cukup lama proses bilangan 6-10. Hal tersebut dikarenakan
penanamannya. Bahkan, kalau sudah guru hanya menggunakan media buku,
disajikan dalam soal cerita seringkali siswa sehingga pembelajaran cenderung
mengalami kesulitan. Oleh karena itu, membosankan. Dampak pembelajaran
berbagai upaya untuk meningkatkan mutu daring pun juga memberikan pengaruh
pelajaran khususnya mata pelajaran terhadap kemampuan siswa..
matematika terus dilakukan. Upaya itu Pembelajaran matematika
antara lain dengan penggunaan media yang termasuk pelajaran yang sulit dipahami
tepat.7 oleh sebagian siswa. Ini dapat dilihat dari
Sebagaimana kita ketahui hasil belajar siswa yang rendah.
matematika mempelajari kajian yang Pernyataan di atas sesuai dengan keadaan
abstrak. Dalam hal ini dapat diartikan di kelas III B SDN 1 Sengayam kotabaru.
bahwa objek matematika tidak mudah Penguasaan matematika khususnya pada
diamati dan dipahami dengan panca materi perkalian masih tergolong rendah,
indera, terutama bagi siswa di kelas tingkat sementara Kriteria Ketuntasan Minimal
rendah. Fakta demikian mendorong (KKM) yang ditetapkan sekolah tersebut
perlunya media pembelajaran untuk adalah 60. Hal tersebut dapat dilihat dalam
menkronkritkan objek-objek matematika tabel hasil belajar siswa kelas III B SDN 1
yang bersifat abstrak tersebut.8 Salah satu Sengayam Kotabaru pada pembelajaran
materi matematika yang abstrak adalah matematika.
operasi hitung perkalian yang harus Sebagaimana pada penelitian
dikuasai siswa mulai kelas II SD. Konsep terdahulu yang dilakukan oleh Aisyah Fitri
perkalian ditanamkan dengan penjumlahan Handayani pada tahu 2019 dengan judul
berulang, sehingga kemampuan dasar “Penggunaan Alat Peraga Takalintar untuk
berhitung perkalian dua bilangan 1-10. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Siswa yang telah menguasai kemampuan Operasi Hitung Perkalian SD Negeri 5
melakukan operasi perkalian dua bilangan Raman Aji Kec.Raman Utara” dapat
1-10, maka akan lebih mudah melakukan disimpulkan alat peraga Takalintar dapat
operasi-operasi hitung yang lain, termasuk meningkatkan hasil belajar siswa. Maka
operasi perkalian tiga bilangan, operasi pada penelitian ini peneliti menggunakan
hitung pembagian, operasi hitung media Batang Napier sebagai media untuk
campuran dan soal cerita. Faktanya meningkatkan hasil belajar siswa pada
berdasarkan observasi peneliti di lapangan pelajaran matematika
Berdasarkan data hasil ulangan
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata semester 1 jumlah siswa kelas III B ada 23
Pelajaran Matematka di SDN 79 Kota
Bengkulu. JPT: Jurnal Pendidikan Tematik, 2(3), siswa. Siswa yang tuntas dalam pelajaran
323-327.hlm 324 matematika hanya 9 orang siswa dengan
7
Sulistiani, I. R. Pembelajaran persentase hanya 39%. Sedangkan yang
Matematika Materi Perkalian dengan
Menggunakan Media Benda Konkret (Manik– belum tuntas dalam pelajaran matematika
manik dan Sedotan) untuk Meningkatkan Hasil
8
Belajar Siswa Kelas 2 SD Dinoyo 1 Annisah, S. Alat Peraga Pembelajaran
Malang. Vicratina: jurnal pendidikan islam, 1(2). Matematika. Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah
hlm 2 Pendidikan, 11(01), hlm 1-15.
yaitu 14 siswa dengan persentase 61%. digunakan dalam analisis data dalam
Melihat permasalahan tersebut peneliti penelitian ini adalah sebagai
berupaya berencana mengadakan berikut :Analisis data Kualitatif dan
pembaharuan dalam media pembelajaran Analisis Data Kuantitatif
guna meningkatkan hasil belajar siswa
pada pembelajaran matematika materi
perkalian. Salah satu media tersebut adalah PEMBAHASAN
media Batang Napier. Media Batang 1. Aktivitas Guru
napier adalah cara mengajarkan Aktivitas guru ada 10 aspek yang
keterampilan berhitung pada siswa dinilai. Setiap aspek bernilai 10. Pada
dengam gambar batang napier sebagai alat siklus I pertemuan pertama aktivitas
bantu untuk proses berhitung karena lebih guru memiliki skor 9 karena ada satu
mudah dan cepat dalam menyelesaikan aspek yang terlewati yaitu guru tidak
operasi perkalian. menyampaikan tujuan pembelajaran,
Media batang napier akan guru memperbaikinya aspek yang
meningkatkan minat belajar siswa karena terlewati di siklus II guru lakukan
secara visual media batang napier ini juga yaitu menyampaikan tujuan
menarik karena warnanya yang pembelajaran.
beranekaragm yang akan menarik siswa Pada siklus II pertemuan pertama
SD yang baru belajar perkalian bilangan aktivitas guru memiliki skor 10. Pada
cacah. Dengan minat siswa yang tinggi pertemuan kedua
terhadap pembelajaran operasi perkalian
bilangan cacah, maka secara tidak
langsung akan meningkatkan hasil belajar
siswa.

METODE PENELITIAN
Metode pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini adalah
observasi, dokumentasi, dan tes.
Menurut Noeng Muhadjir, analisis
data adalah sebagai upaya mencari data
dan menata secara sistematis catatan hasil
observasi, wawancara, dan lainnya untuk
meningkatkan pemahaman peneliti tentang
kasus yang diteliti dan menyajikannya
sebagai temuan bagi oranglain. Sedangkan
untuk meningkatkan pemahaman tersebut
analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya
mencari makna.9Adapun data yang

9
Rijali, A. Analisis Data
Kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu
Dakwah, 17(33), hlm 81-95.
pun nilai aktivitas guru memiliki skor 10. Dengan ini aktivitas guru sudah sangat baik.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam diagram berikut.

10.2

10

9.8

9.6

9.4
Pertemuan 1
9.2 Pertemuan 2

8.8

8.6

8.4
Siklus I Siklus II

Grafik 1 Kegiatan Aktivitas Guru


masih sangat kurang presentasinya
2. Aktivitas Belajar Siswa hanya 4,34%. Masih banyak siswa
Aktivitas belajar siswa yang yang masih malu-malu untuk bertanya
diamati adalah memperhatikan guru dan menjawab pertanyaan yang
menjelaskan, melakukan tanya jawab diberikan oleh guru.
kepada guru tentang materi yang Mendemonstrasikan media Batang
belum paham, Mendemonstrasikan Napier hanya sebesar 47,82% dan
media Batang Napier, dan memecahkan soal yang diberikan oleh
memecahkan masalah. Pada siklus I guru hanya sebesar 56,52%. Hal ini
aktivitas belajar siswa belum terlihat juga sama seperti aktivitas tanya
aktif, terlebih pada siklus I pertemuan jawab, masih banyak siswa yang
pertama. Pada pertemuan pertama masih merasa malu untuk maju
siklus I aktivitas belajar siswa kedepan mendemonstrasikan media
memperhatikan guru menjelaskan Batang Napier.
hanya sebesar 73,91%. Terlihat masih Pada pertemuan kedua siklus
banyak siswa asyik dengan dunianya I aktivitas belajar siswa mengalami
sendiri seperti mengobrol dengan peningkatan pada aktivitas
teman. Aktivitas tanya jawab pun memperhatikan guru menjelaskan dan
bertanya jawab pertanyaan. pendapatnya dan maju kedepan untuk
Memperhatikan guru menjelaskan mendemonstrasikan media batang
pada pertemuan pertama hanya napier, selain itu guru memberikan
sebesar 73,91% pada pertemuan kedua kesempatan kepada siswa yang belum
meningkat menjadi 91,30%. Bertanya aktif pada siklus I untuk lebih aktif
jawab pertanyaan pada pertemuan lagi.
pertama hanya 4,34% pada perteman Pada pertemuan kedua siklus
kedua meningkat menjadi 34,78%. II ketiga aktivitas siswa meningkat,
Hal tersebut terjadi karena pada yaitu bertanya jawab tentang materi
pertemuan kedua materi yang yang belum paham,
diajarkan adalah soal cerita yang mendemonstrasikan media Batang
berkaitan dengan soal cerita sehingga Napier, dan memecahkan soal. Pada
banyak siswa yang bertanya dan pertemuan kedua bertanya jawab
memperhatikan karena materinya tentang materi yang belum paham
lumayan sulit. Pertemuan kedua untuk sebesar 82,60% yang pada pertemuan
aktivitas mendemonstrasikan media pertama sebesar 69,56%. Hal ini
Batang Napier sebesar 91,30% dan terjadi karena pada pertemuan kedua
memecahkan soal sebesar yaitu guru memberikan kesempatan siswa
sebesar 69,56%. yang belum terlalu aktif. Pada siklus II
Pada siklus II aktivitas rata-rata aktivitas belajar siswa adalah
belajar siswa sudah terlihat baik, 89,12% dan tergolong kedalam
terlihat dari pertemuan ke pertemuan kategori baik.
meningkat. Pada pertemuan pertama, Pembelajaran menggunakan
aktivitas memperhatikan guru media Batang Napier memberikan
menjelaskan sudah baik sama dengan hasil yang baik seperti yang
siklus I yaitu 91,30%, bertanya jawab diharapkan peneliti. Dengan ini
pertanyaan sebesar 69,56% dan membuktikan bahwa pembelajaran
mendemonstrasikan media Batang menggunakan media Batang Napier
Napier tetap seperti siklus I yaitu yang diterapkan dalam penelitian ini
91,30% , dan memecahkan soal pun dapat meningkatkan hasil belajar dan
juga sudah meningkat yaitu 78,26%. juga aktivitas belajar siswa pada
Hal ini terjadi karena siswa sudah pembelajaran matematika kelas III B.
tidak terlalu malu untuk mengeluarkan
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut.
100
90
80
70
60
50
40 Kegiatan 1
30 Kegiatan 2
Kegiatan 3
20
Kegiatan 4
10
0
I s I II II
us lu lu
s us
is kl Sik Sik Sikl
1 2 1 2
n n n n
ua ua ua ua
m m m m
rte rte
rte rte
Pe Pe Pe Pe
Grafik 4.2 Aktivitas Belajar Siswa

3. Hasil Belajar adalah 100. Nilai terendah yaitu 20.


Pada siklus I, pertemuan Dengan tingkat ketuntasan yang
pertama guru memberikan soal pre awalnya 43,47% menjadi 69,56%.
test dan hasil belajar menunjukkan Pada siklus I masih ada 7
bahwa pada saat pre test hanya ada 19 siswa yang belum tuntas. Hal yang
siswa yang mencapai KKM. Nilai mengakibatkan mereka belum tuntas
tertinggi 100 dan nilai terendah yaitu yaitu masih adanya kesalahan dalam
0. Rata-rata pre test hanya 43,47 dan menghitung angka pada hasil, dengan
tingkat ketuntasan adalah 43,47%. Hal kesalahan ini hasilnya pun masih
tersebut terjadi karena siswa belum kurang tepat. Sedangkan pada soal
memahami materi dan belum cerita belum paham apa yang
dikenalkan dengan media Batang diketahui dan apa yang ditanyakan,
Napier. Setelah di beri perlakuan dengan kesalahan ini siswa kesulitan
selama dua pertemuan dengan dalam mengerjakan soal. Berdasarkan
menerapkan media Batang Napier hasil nilai rata-rata kelas yang masih
dalam pembelajaran, rata-rata hasil 71,30 maka peneliti melanjutkan
belajar siswa menjadi naik yang siklus II. Pada siklus II peneliti akan
awalnya rata-rata pada pre test hanya lebih menekankan pada perhitungan
43,47., pada saat post test menjadi angka pada hasil. Sedangkan pada
71,30. Nilai tertinggi dari post test soal cerita peneliti akan menekankan
pada apa yang diketahui dan tuntas, tetapi pada siklus II ini
ditanyakan pada soal cerita. memiliki tingkat ketuntasan siswa
Pada post test siklus II masih sebesar 91,30% dan rata-rata kelas
ada dua siswa yang belum tuntas. Hal sebesar 87,82. Pada hasil ini maka
tersebut karena masih ada kesalahan penelitian yang dilakukan mencapai
dalam mengisi atau menjawab soal tingkat ketuntasan yang telah
yang diberikan oleh guru. Meskipun ditetapkan yaitu 75%.
masih ada dua siswa yang belum

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam diagram berikut.


100

90

80

70

60
Pre Test
50 Pertemuan 1
Pertemuan 2
40 Post Test2
30

20

10

0
Siklus I Siklus II

Grafik 4.3 Hasil Belajar Siswa


Berdasarkan data di pelajaran matematika. Hal tersebut
atas, maka dapat disimpulkan dikarenakan mudah dan
bahwa media Batang Napier menyenangkan dalam pembelajaran
yang diterapkan dalam sehingga tidak membuat siswa bosan
penelitian ini dapat menjadi dan siswa dapat memahami materi
alternatif untuk meningkatkan pembelajaran sesuai tujuan
hasil belajar siswa pada pembelajaran yang diharapkan. Hasil
pembelajaran matematika belajar siswa sebelum menerapkan
dalam memecahkan soal media Batang Napier nilai rata-rata
perkalian. siswa hanya mencapai 43,47%, namun
setelah diberikan tindakan 2 kali
PENUTUP pertemuan pada siklus I rata-rata nilai
1. Aktivitas siswa terhadap pembelajaran siswa meningkat yaitu 71,30% dan
operasi hitung perkalian lebih aktif, diperbaiki lagi di siklus II dan nilai
menambah semangat dalam belajar rata-rata siswa meningkat dengan rata-
dan dapat meningkatkan aktivitas rata nilai 87,82%.
belajar siswa, hal tersebut dapat
dilihat pada rata-rata hasil pengamatan
kegiatan siswa siklus I dan siklus II
yaitu 58,69% menjadi 85,86%.
2. Penggunaan media Batang Napier
pada mata pelajaran matematika
dalam operasi hitung perkalian sangat DAFTAR PUSTAKA
membantu guru dan meningkatkan Annisah, S. Alat Peraga Pembelajaran
Matematika. Tarbawiyah: Jurnal
keterampilan guru hal ini ditunjukkan
Ilmiah Pendidikan, 11(01), hlm 1-15.
dengan peningkatan aktivitas gutu Hasan Sastra Negara, Konsep asar
Matematika untuk PGSD, (Bandar
pada setiap siklusnya, siklus I skor
Lampung: Aura Publishing,2014) hlm
guru yang didapat 90% dan 15
I Wayan Romi Sudhita, Pengantar
diperbaiki pada siklus II meningkat
Pendidikan,(Jakarta: Graha Ilmu,
menjadi 100%. 2014) hlm 3
Mashuri, S. Media Pembelajaran
3. Pembelajaran menggunakan media
Matematika.(Yogyakarta :
Batang Napier dapat meningkatkan Deepublish, 2019). hlm 1
Mohammad Syaifuddin,”Implementasi
hasil belajar siswa kelas III B SDN 1
Pembelajaran Tematik di Kelas 2 SD
Sengayam Kabupaten Kotabaru pada
Negeri Demangan
Yogyakarta”Tadris: Jurnal Keguruan
dan Ilmu Tarbiyah (Vol:02 No:2
Tahun 2017)hlm 139-144.
Rijali, A. Analisis Data
Kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu
Dakwah, 17(33), hlm 81-95.
Sulistiani, I. R. Pembelajaran Matematika
Materi Perkalian dengan
Menggunakan Media Benda Konkret
(Manik–manik dan Sedotan) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas 2 SD Dinoyo 1
Malang. Vicratina: jurnal pendidikan
islam, 1(2). hlm 2
Sundari, R., Ansyah, E., & Sutrisno, H.
Pengaruh Pembelajaran Daring
melalui Whatsapp Terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Matematka di SDN 79 Kota
Bengkulu. JPT: Jurnal Pendidikan
Tematik, 2(3), 323-327.hlm 324
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (SISDIKNAS).
Bandung: Fermana.

Anda mungkin juga menyukai