Anda di halaman 1dari 30

1

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN


SOSIAL PADA MATERI POKOK MENGENAL SUMBER DAYA
ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS
IV SD NEGERI 0603TANDIHAT DESA TANDIHAT
KECAMATAN ULU BARUMUN KABUPATEN
PADANG LAWAS T.P 2016/2017

Oleh :

Masdalena Sari
NIM. 835309351

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi pokok
Mengenal Sumber Daya Alam di kelas IV SD Negeri 0603 Tandihat Desa Tandihat
Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas. Penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif dengan guru kelas dan supervisor.
Desain penelitian ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Pembelajaran Mengenal Sumber Daya Alam dengan menggunakan media gambar
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD 0603 Tandihat. Hasil belajar siswa
dilihat dari nilai tes tertulis siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II yang
meningkat. Nilai rata-rata tes pada pra siklus sebesar 49,50 meningkat menjadi 66,25
pada siklus I, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 83,00.
Pada siklus I nilai tes siswa tampak suatu perbedaan dengan hasil pra siklus. Dari
20 siswa hanya 5 siswa saja (25%) yang mendapat nilai sesuai KKM pada pra
siklus. Kemudian setelah tindakan siklus I meningkat menjadi 11 siswa (55%) yang
mendapat nilai sesuai KKM. Setelah tindakan siklus II siswa yang mendapat nilai
sesuai dengan KKM mengalami peningkatan lagi menjadi 18 siswa (90%). Penggunaan
media gambar pada siklus II menunjukkan persentase ketuntasan belajar klasikalnya
mencapai >75% sehingga proses pembelajaran menggunakan media gambar “tuntas”
atau berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran IPS, Media Gambar

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dikatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
2

masyarakat, bangsa, dan Negara. Mewujudkan masyarakat cerdas harus


dilakukan secara berkesinambungan, karena tidak semua masyarakat
Indonesia mau dan mampu menyerap seluruh bidang dengan mudah.
Budaya “mau belajar dan mau pandai” harus ditanamkan dalam hidup
masyarakat, karena belajar memerlukan keberanian untuk mengakui salah,
dan keberanian untuk mencoba agar akhirnya dapat melakukan dengan
benar.
Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi dan efisiensi
managemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global sehingga pelu
dilakukan pembaruan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan.
Untuk menciptakan proses kegiatan belajar mengajar yang kondusif
peranan guru sangat dibutuhkan sehingga pencapaian tujuan pembelajaran
akan lebih bermakna. Dalam setiap proses pembelajaran pada satu prinsip
umum yang penting yaitu hubungan di antara tiga komponen berikut,
yaitu: Tujuan pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi.
Ketiga aspek tersebut sangat berkaitan. Sebagai contoh, kegiatan belajar
mengajar dirancang dalam bentuk rencana mengajar yang disusun oleh
guru dengan mengacu pada tujuan pembelajaran.
Masih rendahnya hasil belajar IPS disebabkan oleh masih
dominannya pembelajaran menghafal dari pada pembelajaran memproses
sendiri pemahaman suatu materi. Selama ini, minat belajar siswa terhadap
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masih tergolong sangat
rendah. Hal ini dapat dilihat masih banyak siswa yang belum tuntas
nilainya berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Faktor minat itu
juga dipengaruhi oleh adanya metode mengajar yang digunakan guru
dalam menyampaikan materi. metode yang konvensional seperti
menjelaskan materi secara abstrak, hafalan materi dan ceramah dengan
komunikasi satu arah, yang aktif masih didominasi oleh pengajar,
sedangkan siswa biasanya hanya memfokuskan penglihatan dan
3

pendengaran. Kondisi pembelajaran seperti inilah yang mengakibatkan


siswa kurang aktif dan pembelajaran yang dilakukan kurang efektif. Disini
guru dituntut untuk pandai menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa sehingga siswa kembali berminat mengikuti
kegiatan belajar.
Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya
beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, media, dan metode, serta
evaluasi. Dalam pencapaian tujuan tersebut, media merupakan salah satu
kompenen pembelajaran sangat penting sebab dengan adanya media atau
alat pembelajaran, bahan dapat dengan mudah dipahami dan diserap oleh
siswa dan guru lebih mudah menyampaikan bahannya kepada siswa
peserta didik nantinya.
Media gambar dapat menampilkan materi pelajaran secara visual
melalui pembuatan transparansi yang dibuat oleh guru atau dengan cara
mengambil gambar-gambar dari sumber lainnya sesuai dengan materi
yang akan dibahas. Dengan penggunaan media gambar, diharapkan
penyampaian materi pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih mudah
dicerna karena membantu peserta didik belajar dengan menggunakan
indera penglihatan, di samping itu pembelajaran akan lebih
meningkatkan daya tarik peserta didik.
Berdasarkan hasil Observasi awal yang dilakukan penulis di
kelas IV SD Negeri 0603 Tandihat Kabupaten Padang Lawas hasil
belajar siswa masih rendah. Sebesar 60% siswa memperoleh hasil
belajar IPS masih di bawah KKM dengan rata-rata nilai 60 dari nilai 70
sebagai nilai KKM. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial Pada Materi Pokok Mengenal Sumber Daya Alam
Dengan Menggunakan Media Gambar Di Kelas Iv SD Negeri 0603
Tandihat Desa Tandihat Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang
Lawas Tahun Pembelajaran 2016/2017”.
4

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah yang dapat penulis temukan yaitu sebagai
berikut.
1. Rendahnya hasil belajar IPS disebabkan oleh masih dominannya
pembelajaran menghafal pada kegiatan pembelajaran.
2. Rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
3. Metode mengajar yang digunakan guru masih dominan dengan
menggunakan metode konvensional dengan guru sebagai pusat
pembelajaran.
4. Siswa kurang dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
5. Suasana pembelajaran yang kurang menyenangkan bagi siswa.
6. Tidak adanya media pembelajaran pada kegiatan pembelajaran di
kelas sehingga materi pelajaran sulit dimengerti oleh siswa.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, analisis masalah
dalam penelitian ini yaitu rendahnya hasil belajar mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) siswa di Kelas IV SD Negeri 0603 Tandiat Desa
Tandihat Kecamatan Ulu Barumun Tahun Pelajaran 2016-2017.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa di Kelas IV SD Negeri
0603 Tandiat yaitu dengan menerapkan media gambar dalam proses
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah di atas,
dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah, “Apakah
Penggunaan Media Gambar Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Pokok Mengenal Sumber
Daya Alam di Kelas IV SD Negeri 0603 Tandihat Desa Tandihat
Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas Tahun Pembelajaran
2016/2017?”
5

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penggunaan media gambar dapat meningkatkan
nilai hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa Kelas IV SD Negeri
0603 Tandihat Desa Tandihat Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten
Padang Lawas Tahun Pembelajaran 2016/2017.
2. Untuk mengetahui penggunaan media gambar dapat meningkatkan
nilai rata-rata hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa Kelas IV
SD Negeri 0603 Tandihat Desa Tandihat Kecamatan Ulu Barumun
Kabupaten Padang Lawas Tahun Pembelajaran 2016/2017.
3. Untuk mengetahui penggunaan media gambar dapat meningkatkan
presentase ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS siswa Kelas
IV SD Negeri 0603 Tandihat Desa Tandihat Kecamatan Ulu Barumun
Kabupaten Padang Lawas Tahun Pembelajaran 2016/2017.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoretis, penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai
berikut.
1. Sebagai salah satu alternatif dalam memecahkan permasalahan
peningkatan hasil belajar IPS materi pokok Mengenal Sumber
Daya Alam di sekolah dasar.
2. Sebagai sarana untuk mensosialisasikan media gambar di
sekolah-sekolah yang belum pernah menerapkannya.
3. Sebagai sarana untuk mengkaji lebih dalam kelebihan dan
kekurangan penerapan media gambar dalam peningkatan hasil
belajar IPS materi pokok Mengenal Sumber Daya Alam.
Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat untuk:
1. Bagi Guru
a) Guru dapat belajar menggunakan media gambar yang sebelumnya
belum pernah diterapkan dalam kelas.
b) Dengan diterapkannya media gambar dalam pembelajaran IPS,
tidak menutup kemungkinan guru akan menerapkannya dalam
mata pelajaran lain.
c) Guru dapat belajar bahwa media gambar dapat digunakan sebagai
6

variasi dalam pembelajaran yang diterapkan di kelas, sehingga


siswa tidak merasa bosan belajar di kelas.
2. Bagi Siswa
a) Media gambar mengajak siswa melakukan pengamatan
berdasarkan objek nyata dalam sebuah gambar, sehingga siswa
dapat menyusun gagasan berdasarkan apa yang dilihat dan
menuangkannya menjadi sebuah hasil pemikiran.
b) Penggunaan media gambar dapat meningkatkan minat belajar
siswa. Pembelajaran akan terasa lebih mudah dan
menyenangkan karena siswa memahami dan melihat objek
langsung serta menuangkannya menjadi sebuah hasil pemikiran
dan menyampaikan sebagai sebuah pendapat dalam mencari solusi
penyelesaian suatu permasalahan.
3. Bagi sekolah
a) Pembelajaran media gambar dapat digunakan siswa dalam
kegiatan pengembangan diri dalam mencari solusi permasalahan
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
b) Peningkatan nila hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS
membantu meningkatkan kualitas siswa di SD Negeri 0603
Tandihat.
c) Dengan penerapan pembelajaran media gambar oleh guru, dapat
menambah referensi guru dalam pendekatan pembelajaran
sehingga dapat diartikan peningkatan kualitas guru.
II. Kajian Pustaka
A. Landasan Teori
1. Pengertian Belajar
Menurut Slameto (2008),”Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Sedangkan menurut Gagne dalam Whandi (2007) belajar di
definisikan sebagai “suatu proses dimana suatu organisme berubah
7

perilakunya akibat suatu pengalaman”. Menurut Hamalik (2009) “Belajar


adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungan”.
Menurut Vernos S.Gerlach & Donal P.Ely dalam bukunya teaching
& media-A systematic Approach (1971) dalam Arsyad (2011)
mengemukakan bahwa “ belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan
perilaku itu adalah tindakan yang dapat di amati. Dengan kata lain
perilaku adalah suatu tindakan yang dapat di amati atau hasil yang di
akibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat diamati”.
Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah perubahan
tingkah laku pada seseorang yang belajar. Perubahan itu tidak hanya
berkaitan dengan penambahan Ilmu Pengetahuan, tetapi juga berbentuk
kecakapan, keterampilan sikap, pengertian, harga diri, minat, watak,
penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai
rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi
manusia seutuhnya.
Menurut Syah (2009) dalam belajar, peserta didik dipengaruhi oleh
beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor-
faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni kondisi jasmani
dan rohani siswa. Faktor internal meliputi dua aspek, yakni:
a. Aspek fisiologis yaitu aspek yang bersifat jasmaniah.
Misalnya; kondisi tubuh yang lemas akan mempengaruhi
kualitas ranah kognitif siswa.
b. Aspek psikologis yaitu aspek yang bersifat rohaniah.
Banyak faktor yang termasuk dalam faktor psikologis ini
antara lain; tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa,
bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi
lingkungan siswa. Faktor eksternal terdiri dari dua macam
yaitu:
a. Lingkungan sosial sekolah seperti guru, teman dan para
staf administrasi dapat mempengaruhi semangat belajar siswa.
b. Lingkungan non sosial seperti letak rumah tempat tinggal,
gedung sekolah, alat-alat buat belajar dan kondisi cuaca serta
waktu belajar yang digunakan siswa.
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya siswa. Pendekatan yang digunakan oleh seorang guru dalam
menyampaikan materi sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
8

2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan
belajar, dimana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah
siswa yang berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi yang
berorientasi pada perkembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
siswa sebagai sasaran pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan
mencakup berbagai komponen laiannya, seperti media, kurikulum, dan
fasilitas pembelajaran.
Menurut Warsita (2008): “Pembelajaran adalah usaha untuk
membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan membelajarkan
peserta didik”. Menurut Miarso dalam Warsita (2008) mengatakan
bahwa: “Pembelajaran ialah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja
agar seseorang membentuk diri secara positif dalam kondisi tertentu”.
Arikunto (2009) mengemukakan “ pembelajaran adalah suatu
kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan,
keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar.” Lebih lanjut
Arikunto (2009) mengemukakan bahwa “ pembelajaran adalah bantuan
pendidikan kepada anak didik agar mencapai kedewasaan di bidang
pengetahuan, keterampilan dan sikap.”
Sedangkan menurut undang-undang sistem pendidikan Nasional
No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa “pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar”. Dari berbagai pendapat pengertian pembelajaran
diatas,maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pembelajaran
merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan guru dapat
mengajar dan siswa dapat menerima matari belajar yang diajarkan oleh
guru secara sistematik dan saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu lingkungan
belajar. Prose pembelajaran merupakan proses kominikasi. Yaitu proses
pencapaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke
penerima pesan.
Menurut Mulyasa (2006) tujuan pembelajaran di sekolah dasar
9

adalah sebagai berikut.


a) Mengembangkan pengetahuan dan memahami konsep – konsep yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
b) Dapat memiliki keterampilan proses, memiliki minat mempelajari
alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
c) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan YME berdasarkan
keberadaan, keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-
Nya.
d) Menigkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya,
e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
f) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPS,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
3. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Djamarah dan Zain (2006) hasil belajar adalah apa yang
diperoleh siswa setelah dilakukan aktifitas belajar. Dimyati dan
Mudjiono (2006) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk
angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap
akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk
melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran. Hamalik
(2009) menyebutkan bahwa hasil belajar adalah sebagai terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di
ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut
dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan. Jadi
hasil belajar adalah implementasi dari pembelajaran yang dihasilkan
dari proses pembelajaran.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi
pelajar dan kreativitas pengajar. Pembelajaran yang memiliki motivasi
tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi
tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar.
Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan
siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang
fasilitas yang menandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat
peserta didik lebih mudah mencapai target belajar. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang
10

melibatkan beberapa komponen sebagai berikut.


a) Siswa; Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan
penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
b) Guru; Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator,
dan peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar yang efektif.
c) Tujuan Pembelajaran; Pernyataan tentang perubahan perilaku
(kognitif, psikomotor, afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
d) Isi Pelajaran; Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep
yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran
e) Metode atau model; Cara yang teratur untuk memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang
dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran.
f) Media; Bahan pengajaran dengan fakta atau tanpa peralatan yang
digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa.
g) Evaluasi; Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses
dan hasil pembelajaran. (UU No. 20 Tahun 2003)
4. Hakikat Pembelajaran IPS
Jika hakekat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada
beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam cir- ciri belajar.
Adapun ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :
1. Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang- kurangnya individu merasakan telah terjadi
adanya suatu perubahan dalam dirinya.Misalnya ia menyadari bahwa
pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaanya
bertambah. Jadi, perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena
mabuk atau dalam keadaan tidaka sadar, tidak termasuk kategori
perubahan dalam pengertian belajar. Karena individu yang bersangkutan
tidak menyadari akan perubahan.
11

2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional


Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu
berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnnya dan akan berguna
bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah
dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari
sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu
dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi
dengan sndirinya, melainkan karena usaha individu sendiri.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara yang terjadi hanya untuk
beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, menanggis, dan
sebagainya tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam pengertian
belajar.Perubahan yang terjdi karena proses belajar bersifat menetap atau
permanen.Ini berarti tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat
menetap. Misalnya kecakapan seorang anak memainkan piano setelah
belajar tidak akan hilang, melainkan akan terus dimiliki dan bahkan makin
berkembang bila terus dipergunakan atau dilatih.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada
tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan
tingkah laku yang benar- benar disadari. Misalnya seorang yang
belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin
dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkatan kecakapan mana
yang dicapainya.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses
belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang
belajar sesuatu, sebagai ia akan mengalami perubahan tingkah laku
12

secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, ketrampilan, pengetahuan,


dan sebagainya.
IPS yang berasal dari literatur pendidikan Amerika Serikat yang
lebih dikenal dengan Istilah Social Studies. Istilah tersebut pertama kali
dipergunakan sebagai nama sebuah komite yang didirikan di Amerika
Serikat pada Tahun 1913 yaitu “Committee of Social Studies”, Tujuan
dari pendirian lembaga itu adalah sebagai wadah himpunan tenaga ahli
yang berminat pada kurikulum Ilmu-ilmu Sosial di tingkat sekolah dan
ahli-ahli Ilmu-ilmu Sosial yang mempunyai minat sama. Sedangkan di
Indonesia Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mulai dikenal pada tahun 1970-
an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara normal
mulai digunakan dalam system pendidikan nasional dalam kurikulum
1975. Di Indonesia IPS dikenal sebagai nama mata pelajaran yang
diajarkan di jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Sejalan dengan uraian diatas, Somantri (2001) mendefinisikan
pendidikan IPS dalam dua jenis, salah satu yakni pendidikan IPS untuk
persekolahan dimana pendidikan IPS merupakan penyerderhanaan atau
adaptasi dan disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan
dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan
pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.
Menurut Sapriya (2008), bahwa Pendidikan IPS adalah
penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu ilmu sosial dan
humonaria, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan pedagogis/ psikologis untuk tujuan
pendidikan. Menurut Depdiknas (Tasrif, 2008) juga memberikan definisi
IPS sebagai mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang
didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah, antropologi,
sosiologi dan tata negara dengan menampilkan permasalahan sehari-hari.
Di sekolah dasar, IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang
bertujuan membentuk peserta didik menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab serta menjadi warga negara yang
cinta damai, peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,
13

dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang
menimpa dirinya sendiri mampu yang menimpa masyarakat.
Berdasarkan KTSP 2006, bahwa IPS merupakan salah satu mata
pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Menurut kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun No 20 tahun 2006 Pengetahuan
Sosial di SD/MI bertujuan untuk peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan
global.
Sedangkan tujuan khusus pengajaran IPS disekolah dapat
dikelompokkan menjadi empat komponen yaitu:
1) Memberikan kepada siswa pengetahuan tentang pengalaman manusia
dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang dan masa
akan datang.
2) Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan (skill) untuk
mencari dan mengolah informasi.
3) Menolong siswa untuk mengembangkan nilai / sikap demokrasi
dalam kehidupan bermasyarakat.
4) Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengambil bagian
berperan serta dalam bermasyarakat.
Karakteristik mata pelajaran IPS adalah pada upaya untuk
mengembangkan kompetensi sebagai warga negara yang baik. Warga
negara yang baik berarti yang dapat menjaga keharmonisan hubungan di
14

antara masyarakat sehingga terjalin persatuan dan keutuhan bangsa. Hal ini
dapat dibangun apabila dalam diri setiap orang terbentuk perasaan yang
menghargai terhadap segala perbedaaan. Baik itu perbedaan pendapat,
etnik, agama, kelompok, budaya dan sebagainya.
Bersikap terbuka dan senantiasa memberikan kesempatan yang sama
bagi setiap orang atau kelompok untuk dapat mengembangkan dirinya.
Karena dari bersikap terbuka akan membawa siswa kepada sikap arif
selanjutnya yakni toleransi, toleransi dapat diartikan sebagai sebuah sikap
yang menganggap dan mengakui adanya eksistensi hal lain yang selain
dari dalam dirinya. Dari sikap toleransi ini akan menggiring siswa kepada
sikap bijaksana berikutnya yakni pluralis. Sikap Pluralis dapat diartikan
sebagai suatu sikap yang tidak hanya mengakui eksistensi hal lain selain
dari dirinya tetapi juga mampu bekerjasama dengan hal yang berbeda
tersebut sehingga mencapai kesepakatan dalam keberagaman.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS ajar di tingkat SD meliputi aspek-
aspek sebagai berikut:
1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan
2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
3. Sistem Sosial dan Budaya
4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan (Ikhfa, 2014)
5. Mengenal Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berada di alam dan
bermanfaat bagi manusia. Contohnya sapi, ikan, tanaman, tanah, air, sinar
matahari, dan lain-lain. Manusia berusaha memanfaatkan sumber daya
alam untuk memenuhi kebutuahan hidupnya.
Secara garis besar, sumber daya alam dibagi menjadi dua macam
yaitu sumber daya alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang dapat diperbarui artinya
sumber daya alam itu tidak akan habis terpakai karena kita dapat
memperbaruinya dengan cara memperbanyak atau menggantinya dengan
yang baru. Contohnya adalah hewan, tanaman, air dan udara.
Sementara itu, sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah
sumber daya alam yang tidak bisa kita hasilkan kembali setelah kita
15

menggunakannya. Misalnya bahan tambang seperti batu bara, minyak


bumi, emas, timah dan bauksit.
Di Indonesia merupakan negara kaya akan sumber daya alam.
Kenampakan alam Indonesia dapat mempengaruhi hasil sumber daya alam
yang beraneka ragam. Bentuk alam beserta sumber daya alam yang
terdapat di dalamnya berpengaruh pada mata pencaharian masyarakat.
Hasil sumber daya alam dimanfaatkan dalam kegiatan ekonomi seperti
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kerajinan, jasa,
pertambangan, perindustrian dan perdagangan. Persediaan sumber daya
alam lambat laun akan menipis persediaannya. Oleh karena itu, cara
melestarikan SDA sebaiknya mengambil seperlunya saja, menjaga
keseimbangan lingkungan dan mencari bahan pengganti lain.
Cara untuk menjaga kelestarian hutan adalah mengganti tanaman
muda dengan tanaman muda, mengadakan penghijauan atau reboisasi,
mencegah terjadinya kebakaran hutan, tidak menebang pohon
sembarangan dan mencegah perladangan berpindah.
Cara untuk menjaga kelestarian kekayaan air adalah menjaga
kelestarian hutan, menjaga kebersihan di lingkungan perairan, tidak
membuang sampah di sungai atau di laut, menghemat pemakaian air dan
menghindari menangkap ikan menggunakan bom dan pukat harimau.
Sedangkan cara untuk menjaga kelestarian tanah adalah melakukan
pemupukan secara benar, tidak mencemari tanah dengan sampah-sampah
plastik, menanam beberapa jenis tanaman secara bergiliran dan tidak
menebang semua pohon-pohon besar.
6. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari
“Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu
perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa
ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Marshall
McLuhan dalam Oemar Hamalik (2001) berpendapat bahwa media
adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi
orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. Kata
16

media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat


didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari
pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim
et.al., 2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu
sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos,
1996).
Menurut Hamalik dalam Hamdani (2011) “Media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat
yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa”. Media
pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat yang dapat merangsang siswa
untuk terjadinya proses belajar.
7. Posisi dan Fungsi Media Pembelajaran
Pada mulanya media pembelajaran hanya digunakan sebagai alat
bantu bagi guru untuk mengajar. Akan tetapi seiring dengan
perkembangan teknologi, kegunaan media pembelajaran juga ikut
berkembang. Media pembelajaran tak hanya digunakan sebagai alat
mengajar, melainkan menjadi saranan meningkatkan keikutsertaan siswa
dalam belajar. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media
pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,
menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran
data, dan memadatkan informasi (Hamdani, 2011).
Menurut Santyasa (2007) posisi media pembelajaran sebagai
komponen komunikasi ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Gambar.1. Posisi Media Dalam Pembelajaran


17

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai


pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Menurut
Santyasa (2007) fungsi media dalam proses pembelajaran ditunjukkan
pada Gambar 2.2 berikut ini.

Gambar.2. Fungsi Media Dalam Proses Pembelajaran


Dalam kegiatan interaksi antar siswa dan lingkungan, fungsi media
dapat diketahui berdasarkan kelebihan media dan hambatan yang
mungkin timbul dalam proses pembelajaran.
8. Media Gambar
Menurut Hamdani (2011) Media Visual adalah media yang hanya
dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan. Media grafis
termasuk media visual. Media grafis berfungsi menyalurkan pesan dari
sumber ke penerima pesan.
Menurut Hamdani (2011) beberapa kelebihan media gambar
adalah sebagai berikut.
1. Sifat konkret; gambar lebih realistis menunjukkanpokok masalah
dibandingkan dengan media verbal semata;
2. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua
benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan para siswa
tidak selalu bisa dibawa ke objek atau peristiwa tersebut. Gambar
atau foto dapat mengatasi hal tersebut;
3. Media gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan
kita. Sel atau penampang daun yang tidak mungkin kita lihat dengan
mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar
atau foto;
4. Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan
untuk tingkat usia berapa saja sehingga dapat mencegah
kesalahpahaman;
18

5. Harga foto murah dan gampang di dapat serta digunakan tanpa


memerlukan peralatan khusus.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, Hamdani (2011) juga
menyebutkan gambar atau foto mempunyai beberapa kelemahan, yaitu:
1. gambar atau foto hanya menekankan persepsi indra mata;
2. gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk
kegiatan pembelajaran;
3. ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
Menurut Hamdani (2011) ada 6 syarat yang perlu dipenuhi oleh
gambar atau foto yang baik sebagai media pendidikan, antara lain sebagai
berikut.
1. Autentik, yaitu gambar tersebut harus secara jujur melukiskan
situasi seperti benda sebenarnya.
2. Sederhana, yaitu komposisi gambar hendaknya cukup jelas
menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar.
3. Ukuran relatif, yaitu gambar atau foto dapat membesarkan atau
memperkecil objek atau benda sebenarnya.
4. Gambar atau foto sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan.
5. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran.Walaupun dari segi mutu kurang, gambar atau foto
karya siswa sering lebih baik.
Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus.
Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPS materi pokok Mengenal Sumber Daya Alam di
Kelas IV SD Negeri 0603 Tandihat masih belum optimal. Dalam
pembelajaran tersebut guru tidak menggunakan media pembelajaran.
Guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan kurang
menekankan pada aktivitas siswa. Sehingga sebagian besar siswa sulit
memahami materi pembelajaran yang mengakibatkan rendahnya hasil
belajar siswa tidak mencapai nilai KKM. Berdasarkan berbagai masalah
19

di atas maka penulis berusaha mencari pemecahan masalah dengan


menggunakan media gambar. Penggunaan media gambar diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
C. Hipotesis Penelitian Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan
penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah “Penggunaan Media Gambar
Dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Pokok Mengenal Sumber
Daya Alam di Kelas IV SD Negeri 0603 Tandihat Desa Tandihat
Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas Tahun Pembelajaran
2016/2017”.

III. Metodologi Penelitian


A. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 0603
Tandihat, Desa Tandihat Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang
Lawas Tahun Pembelajaran 2016/2017. Jumlah seluruh siswa kelas IV
adalah 20 anak terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
Objek penelitian ini adalah nilai hasil belajar siswa kelas IV SD
Negeri 0603 Tandihat, Desa Tandihat Kecamatan Ulu Barumun
Kabupaten Padang Lawas Tahun Pembelajaran 2016/2017.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial Materi Pokok Mengenal Sumber Daya Alam di kelas
IV SD Negeri 0603 Tandihat, Desa Tandihat Kecamatan Ulu Barumun
Kabupaten Padang Lawas Tahun Pembelajaran 2016/2017 dengan
Menggunakan Media Gambar.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di SD Negeri 0603 Tandihat, Desa
Tandihat Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas. Waktu
pelaksanaan penelitian dimulai tanggal 07 Oktober 2016 sampai dengan
21 Oktober 2016. Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
20

Tabel.1. Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran


Mata Pelajaran IPS
Hari dan Tanggal
Pelaksanaan
No Mapel Kls Lokasi
Siklus Siklus
Prasiklus
I II
SD Negeri 0603
Tandihat, Desa
07 14 21 Tandihat
1 IPS IV Oktober Oktobe Oktobe Kecamatan Ulu
2016 r 2016 r 2016 Barumun
Kabupaten
Padang Lawas

B. Prosedur Penelitian
Menurut Arikunto (2010), Tahapan penelitian tindakan kelas terdiri
atas: (1) Perencanaan (plaining); (2) Pelaksanaan (action); (3) Observasi
(observation); dan (4) Refleksi (reflection) dalam satu tahapan atau
siklus. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain
penelitian tindakan kelas yang meliputi tahap-tahap yang digambarkan
pada bagan di bawah ini:

Gambar 3. Tahap-Tahap PTK (Arikunto, 2010)


1. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Pra Siklus
a. Perencanaan
1. Mendiskusikan gejala-gejala dari permasalahan yang selama ini
diamati di kelas dengan supervisor.
21

2. Menyusun rencana perbaikan dengan menyiapkan materi dan


gambar.
3. Membuat RPP perbaikan dengan meminta masukkan dari
supervisor.
4. Menyiapkan instrumen yang diperlukan.
b. Pelaksanaan
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana.
2. Meminta supervisor untuk melaksanakan pengamatan terhadap
proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan
menggunakan lembar pengamatan yang telah disediakan.
3. Memberikan tugas kepada siswa mengerjakan soal-soal latihan.
4. Memeriksa dan menilai hasil pekerjaan siswa.
5. Mencatat fenomena-fenomena yang muncul pada saat proses
pembelajaran sebagai masukan bagi perencanaan perbaikan
pembelajaran siklus satu.
c. Observasi
1. Melakukan pengamatan selama perbaikan pelajaran
berlangsung, melakukan observasi pada mata pelajaran IPS di
kelas IV serta guru dan Kepala Sekolah, melakukan wawancara
kepada siswa, menggunakan lembar pengamatan yang telah
disediakan kemudian megkonsultasikan bersama supervisor.
2. Melakukan analisis nilai hasil belajar Pra Siklus.
d. Refleksi
1. Bersama dengan supervisor, peneliti mendiskusikan hasil
pengamatan perbaikan pembelajaran Pra Siklus .
2. Hasil diskusi digunakan untuk menemukan fokus perbaikan
pembelajaran pada Siklus I.
2. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus I
a. Perencanaan
1. Mendiskusikan pelaksanaan Siklus I dengan supervisor.
2. Menyusun RPP perbaikan pembelajaran.
22

3. Menyediakan materi dan instrumen yang digunakan dalam


pembelajaran.
4. Menyiapkan lembar pengamatan.
b. Pelaksanaan
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP perbaikan.
2. Mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran seefektif mungkin
dengan metode penggunaan Media gambar.
c. Observasi
1. Mengamati pelaksanaan pembelajaran dan mengisi lembar
pengamatan.
2. Peneliti menganalisis hasil belajar siswa.
d. Refleksi
1. Mendiskusikan hasil pengamatan pada Siklus I.
2. Menemukan hal-hal yang positif supaya dipertahankan
pelaksanaannya pada Siklus I.
3. Peneliti bersama supervisor mengadakan kegiatan perencanaan
tindakan perbaikan pada Siklus II.
3. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus II
a. Perencanaan
1. Menentukan upaya-upaya perbaikan yang mungkin dapat
dilakukan yaitu dengan mengatur strategi pemindahan giliran
dalam bertanya.
2. Menyusun RPP perbaikan berdasarkan hasil refleksi dari Siklus
I.
3. Menyediakan materi dan instrumen yang digunakan dalam
pembelajaran.
4. Menyiapkan lembar pengamatan.
b. Pelaksanaan
1. Mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
rencana yang disusun.
2. Memeriksa dan memberi penilaian terhadap hasil kerja siswa.
c. Observasi
23

1. Mengamati pelaksanaan pembelajaran dan mengisi lembar


pengamatan.
2. Peneliti menganalisis hasil belajar siswa pada Siklus II.
d. Refleksi
1. Mendiskusikan hasil pengamatan pada Siklus II.
2. Menganalisis data untuk mengukur keberhasilan penerapan
perbaikan pembelajaran.
C. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2006) teknik pengumpulan data merupakan
suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara
sistematis, dengan prosedur terstandar. Pengumpulan data dilakukan
melalui tes, angket, observasi, wawancara, skala bertingkat, ataupun
dokumentasi. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah tes dan observasi.
D. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penggunaan teknik
analisis ini adalah sebagai berikut.
1. Menghitung nilai menulis karangan deskripsi pada Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus II.
2. Menghitung nilai rata-rata (mean) menulis karangan deskripsi pada
pra siklus, siklus I, dan siklus II. Menghitung nilai rata-rata (mean)
dapat dilakukan dengan rumus:

Keterangan :
X = Nilai rata-rata (mean)
∑x = Jumlah nilai seluruh siswa
N = Jumlah siswa(Sudjana, 2008)
3. Menghitung presentase siswa yang sudah berhasil mencapai KKM yang
ditetapkan. Presentase yang dicari dapat diperoleh dari:

P=
24

Keterangan :
P = angka presentase (Depdiknas, 2001)
4. Selanjutnya nilai rata-rata (mean) dan angka presentase ketuntasan
belajar yang diperoleh dibandingkan dari kegiatan sebelum tindakan
dan kegiatan sesudah tindakan untuk membandingkan apakah sudah
diperoleh peningkatan setelah diadakan tindakan.
E. Kriteria Keberhasilan
Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Materi
Pokok Mengenal Sumber Daya Alam di Kelas IV SD Negeri 0603
Tandihat, Desa Tandihat Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang
Lawas Tahun Pembelajaran 2016/2017 dengan Media Gambar dikatakan
berhasil apabila memenuhi kriteria sebagai berikut.
1) Minimal 75% siswa kelas IV sudah mampu mencapai nilai KKM yang
telah ditetapkan yaitu 70.
2) Rata-rata nilai yang dicapai siswa kelas IV sudah di atas 70.
Tabel.2. Kriteria Hasil Belajar Siswa (Dewi, 2013)
3)

Hasil Penilaian
Tingkat Penguasaan
Nilai Kualifikasi
85 ke atas A Sangat Memuaskan
75 – 84 B Memuaskan
65 – 74 C Cukup
55 – 64 D Kurang
54 ke bawah E Sangat Kurang

Tabel.3. Kriteria Ketuntasan Minimal

Kriteria ketuntasan (%)


Kualifikasi
Klasikal Individu
> 75 ≥ 70 Tuntas
< 75 < 70 Tidak Tuntas

IV. Hasil Penelitian Dan Pembahasan


A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran siswa, dijumpai
peningkatan nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dari setiap
siklus dengan menggunakan media gambar pada materi pokok Mengenal
25

Sumber Daya Alam di kelas IV SD Negeri 0603 Tandihat. Dari hasil hasil
ini diperoleh nilai rata-rata kelas yang meningkat dan persentase
ketuntasan belajar yang juga meningkat. Berikut ini adalah nilai rata-rata
kelas dan presentase ketuntasan belajar dari perbaikan pembelajaran.
Tabel 4. Analisis Hasil Belajar Siswa Kelas IV
Mata Pelajaran IPS Materi Pokok Mengenal Sumber Daya Alam
Persentase Ketuntasan
Nilai Rata-rata Kelas
Belajar

Pra Siklus Siklus I Siklus II Pra Siklus Siklus I Siklus II

49,50 66,25 83,00 25% 55% 90%

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Hasil Belajar Individu
Berdasarkan penelitian perbaikan pembelajaran diketahui bahwa
media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD
Negeri 0603 Tandihat. Hal ini berdasarkan pada perbedaan hasil belajar
yang peningkatan hasil belajar pada masing-masing siklus penelitian
perbaikan pembelajaran. Pada saat Pra Siklus menggunakan metode
konvensional tanpa media gambar, siswa kesulitan mengingat konsep dan
memahami materi yang dipelajari. Hal ini berdasarkan nilai tertinggi dan
nilai terendah individu saat Pra Siklus. Kemudian setelah menggunakan
media gambar, nilai hasil belajar IPS siswa pun meningkat. Adapun nilai
tertinggi dan terendah individu dari perbaikan pembelajaran adalah
sebagai berikut.
Tabel 5. Nilai Hasil Belajar Individu
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Nilai Tertinggi 70 85 100
Nilai Terendah 20 40 60

2. Nilai Rata-Rata
Berdasarkan hasil analisis data nilai hasil belajar IPS masing-
masing siswa pada penelitian perbaikan pembelajaran maka diperolehlah
nilai rata-rata kelas. Nilai rata-rata menunjukkan peningkatan sebesar
30% saat Siklus I dan sebesar 35% saat Siklus II. Hal tersebut
26

menunjukkan bahwa media gambar efektif dalam meningkatkan hasil


belajar siswa. Keefektifan tersebut terwujud pada peningkatan kategori
nilai yang signifikan, memperoleh nilai E dengan kategori “Sangat
Kurang” pada saat Pra Siklus atau masih belum menggunakan media
gambar sebagai media pembelajaran hingga memperoleh nilai C dengan
kategori “Cukup” pada saat Siklus I dan menjadi nilai B dengan kategori
“Memuaskan” pada Siklus II yang sudah menggunakan media gambar.
Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa dapat dilihat pada
gambar 4.1. berikut ini.

Nilai Rata-rata Skor


Nilai Rata-rata Skor
83.00
66.25
49.50

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 4. Peningkatan Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa.


Berdasarkan nilai rata-rata akhir pada penelitian perbaikan
pembelajaran pada Siklus II sebesar 83,00 maka nilai hasil belajar IPS
siswa dikategorikan “tuntas” sesuai kriteria ketuntasan minimal klasikal
pada penelitian ini.
3. Persentase Ketuntasan Belajar
Berdasarkan hasil analisis data nilai hasil belajar, diperoleh nilai
persentase ketuntasan belajar yang menginformasikan persentase jumlah
siswa yang mencapai nilai “tuntas” dalam satu kelas pada satu kegiatan
pembelajaran nilai persentase meningkat. Yang semula “tidak tuntas”
pada saat Pra Siklus dengan nilai persentase ketuntasan belajar sebesar
25%, yang masih dikategori “tidak tuntas” meskipun nilai persentase
diketahui meningkat 30% menjadi total 55% pada saat Siklus I dan
mencapai kategori “tuntas” pada Siklus II dengan nilai persentase sebesar
27

90%. Peningkatan ini menunjukkan peningkatan yang signifikan pada


persentase ketuntasan belajar siswa dalam satu kelas.
Adapun penjelasan peningkatan persentase ketuntasan belajar dapat
dilihat pada gambar 4.2. berikut ini.

Persentase Ketuntasan Belajar


Persentase Ketuntasan Belajar
90%
55%
25%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 5. Persentase Ketuntasan Belajar


Berdasarkan jumlah persentase ketuntasan belajar pada Siklus II
sebesar 90%, maka pembelajaran IPS menggunakan media gambar telah
dikategorikan “tuntas” dan berhasil meningkatkan hasil belajar IPS
materi pokok Mengenal Sumber Daya Alam di kelas IV SD Negeri 0603
Tandihat Desa Tandihat Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang
Lawas Tahun Pembelajaran 2016/2017 sesuai kriteria ketuntasan
minimal klasikal pada penelitian ini.
V. Kesimpulan Dan Saran Tindak Lanjut
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai
berikut.
1. Penggunaan media gambar dapat meningkatkan nilai hasil belajar
pada mata pelajaran IPS siswa Kelas IV SD Negeri 0603 Tandihat
Desa Tandihat Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas
Tahun Pembelajaran 2016/2017.
2. Penggunaan media gambar dapat meningkatkan nilai rata-rata hasil
belajar pada mata pelajaran IPS siswa Kelas IV SD Negeri 0603
Tandihat Desa Tandihat Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang
Lawas Tahun Pembelajaran 2016/2017.
3. Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh adalah 49,50 saat
Pra Siklus, 66,25 saat Siklus I, dan 83,00 saat Siklus II dengan hasil
28

akhir nilai “tuntas” pada kriteria ketuntasan minimal klasikal.


4. Penggunaan media gambar dapat meningkatkan presentase
ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPS siswa Kelas IV SD
Negeri 0603 Tandihat Desa Tandihat Kecamatan Ulu Barumun
Kabupaten Padang Lawas Tahun Pembelajaran 2016/2017.
5. Persentase ketuntasan belajar siswa yang diperoleh adalah 25% saat
Pra Siklus, 55% saat Siklus I, dan 90% saat Siklus II dengan hasil
akhir persentase “tuntas” pada kriteria ketuntasan minimal klasikal.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka disarankan hal-hal
sebagai berikut.
a) Guru atau peneliti sebelumnya harus menentukan gambar-gambar
sebagai media pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran, agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar.
b) Gambar-gambar yang dipilih berhubungan dalam kehidupan sehari-
hari dan mudah dikenali oleh siswa sehingga siswa dapat
menghubungkan gambar yang diamati dengan materi yang diajarkan.
c) Gambar yang digunakan harus jelas sehinggu membutuhkan peralatan
yang memadai dalam pelaksanaan pembelajarannya.
d) Pada saat proses pembelajaran, guru bertindak tegas dalam
mendisiplinkan siswa dalam kegiatan pembelajaran agar
pembelajaran tidak terganggu.
e) Dalam pembagian kelompok harus sesuaikan dengan jumlah siswa
laki-laki dan perempuan serta mengelompokkan mereka berdasarkan
cara dan kemampuan mereka dalam belajar sehingga pembelajaran
dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
f) Pengelolaan waktu dalam pembelajaran harus tepat, sehingga
pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan
memperoleh hasil optimal.
g) Guru atau peneliti diharuskan menguasai berbagai metode
pembelajaran sehingga dapat menyesuaikan pembelajaran dengan
media belajar, materi belajar, dan kondisi persiapan siswa dalam
29

belajar sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan optimal.


h) Sarana dan prasarana sekolah mendukung dalam kegiatan
pembelajaran aktif dan menyenangkan sehingga guru lebih mudah
dalam memvariasikan sistem pembelajaran.
Daftar Pustaka

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi 6.
Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran.cetakan ke-15. Jakarta: Rajawali
Pers.
Criticos,C. 1996. Media selection . Dalam : Plomp, T., & Ely, D. P. ( Eds.),
International Encyclopedia of Educational Technology, 2nd edition.
New York: Elsevier Science, Inc.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta : Dharma Bhakti
Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta:
Dirjen Dikdasmen Direktorat.
Dewi, F.K. 2013. Penerapan Model Picture and Picture Untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Deskripsi Pada Siswa Kelas II SDN Bringin 02
Semarang. Skripsi. Semarang: UNNES Press.
Dimyanti dan Mudiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Asdi
Mahasatya.
Djamarah, Bahri, S., Zain dan Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Firdaus, H. 2005. Standar Penilaian Kelas. Jakarta: Depag RI.
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Hamalik, O. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit Pustaka Setia.
Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S.E. 2002.
Instructional Media and Technology for Learning, 7th Edition. New
Jersey: Prentice Hall, Inc.
Ibrahim, M., Fida R., M. Nur, dan Ismono. 2001. Pembelajaran Kooperatif.
Surabaya: Penerbit UNISA – University – Press.
Ikhfa, M.F. 2014. Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Pada Pokok Bahasan
Menerima Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Melalui Metode Role
Playing Di SD NU Wanasari Kabupaten Indramayu. Skripsi. Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah Press.
Mulyasa, E. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Riyanto, Y. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan: Suatu Tinjauan Dasar.
Surabaya: SIC.
30

Santyasa, I.W. 2007. Landasan Konseptual Media Pembelajaran, Workshop


Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMAN Banjarangkan
Klungkung. 1-23.
Sapriya. 2008. Pendidikan IPS. Dicetak oleh PT Remaja Rosdakarya Offset.
Bandung: Penerbit Laboratorium PKN UPI Press.
Slameto. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Somantri. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sudjana. 2008. Metoda Statistika Ed.rev Cet. 6. Bandung : Penerbit Tarsito.
Syah, M. 2009. Psikologi Pendidikan Dengan Metode Pendekatan Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tasrif. 2008. Pengertian IPS. Jakarta: Penerbit Dapertemen Pendidikan
Nasional.
Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003
Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Whandi. 2007. Pengertian Belajar Menurut Ahli.
(Online).http://www.whandi.net/2007/05/16/pengertian-belajar-
menurut-ahli. Diakses 21 September 2016
Zainal Aqib, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan
TK. Bandung: Yrama Widya.

Anda mungkin juga menyukai