Anda di halaman 1dari 19

Pemanfaatan Media 3 Dimensi Virtual Reality untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa kelas VI SDN


28 Mancani
Muhammad Rusli Baharuddin, Rosmalah Yanti, Iqwana Ummul Fatimah.M
PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Cokroaminoto Palopo

mruslib@uncp.ac.id , rosmalahy@gmail.com , iqwanaummulfm@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui pemanfaatan media
3 dimensi virtual reality yang digunakan di SD Negeri 28 Mancani. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dengan metodologi penelitian diawali
dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi dan refleksi. Penelitian ini
melibatkan semua siswa kelas VI SDN 28 Mancani dengan jumlah siswa 29 orang. Teknik
pengumpulan data dengan observasi dan tes hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan
terjadi peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN 28 Mancani melalui pemanfaatan
media 3 dimensi virtual reality. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan keterlaksanaan
pembelajaran pada siklus I 70,8% meningkat pada siklus II menjadi 91,7%, lalu
keterlaksanaan aktivitas siswa pada siklus I, 70,8% meningkat pada siklus II menjadi 83,3%,
kemudian rata-rata hasil belajar pada siklus I, 65 dan meningkat pada siklus II menjadi 86,9
dan telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70 dan nilai hasil belajar yang
telah memenuhI kriteria ketuntasan yang ditentukan yaitu 75% pada siklus I, 44,8%
meningkat pada siklus II mencapai 93,1%.

Kata kunci: Pemanfaatan, Media 3 Dimensi Virtual Reality, Hasil Belajar, IPA.

A. Pendahuluan
Undang-undang republik indonesia nomor 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan
Nasional yang dimaksud pendidikan nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif untuk
menumbuhkan kemampuan diri, hal tersebut perlu dengan mempunyai sikap intelektual, sikap
mulia, dan sikap keterampilan yang dibutuhkan pada masyarakat bangsa dan negara.
Pendidikan adalah usaha yang sadar serta berkala untuk mencapai proses suasana belajar
dan proses pembelajaran sebagai akibatnya siswa secara aktif mengembangakan berbagi
potensi mereka untuk memiliki kekuatan spiritual agama, kontrol diri, kepribadian,
kepandaian, serta berkarakter. Proses belajar mengajar tidak lepas dari adanya beberapa unsur
antara lain materi, tujuan, metode, media serta evaluasi. Adapun daripada media serta metode
merupakan salah satu unsur yang tidak bisa dipisahkan menggunakan yang lainnya, kedua

1
Muhammad Rusli Baharuddin, Rosmalah Yanti, Iqwana Ummul Fatimah.M

unsur tadi sangat krusial dalam memberikan pembelajaran supaya sampai di tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Hasil belajar cenderung kurang optimal bila kurang pada
penggunaan media yang dibutuhkan sebab dengan media yang menjadi alat untuk belajar
mengajar. Perangkat tadi wajib tersedia kapan dan dimana diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik dan pengajar. Oleh karena itu, guru membutuhkan media pada proses
belajar mengajar supaya peserta didik bisa menggunakan dan menyerap objek pembelajaran
yang tersaji. Penggunaan media tiga dimensi dalam pembelajaran sangat bermanfaat untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Banyaknya peneliti yang membahas penggunaan media 3
dimensi tetapi belum berbasis virtual reality selain itu selama ini penggunaan virtual reality
hanya pada muatan matematika. Virtual reality atau VR adalah teknologi yang dirancang
untuk menghasilkan lingkungan simulasi tiga dimensi dimana pengguna dapat melihat isi
lingkungan dengan seperti kenyataannya. Tujuan dari virtual reality yaitu agar menghadirkan
pengalaman yang mengarahkan pengguna menikmati dan tenggelam pada tampilan dunia
virtual yang seutuhnya. Teknologi realitas virtual membuat. Pengguna berinteraksi dengan
dunia virtual reality seperti berada di dunia nyata dan dapat dikontrol sesuai keinginan, yang
tentunya juga diterapkan pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik agar pembelajaran
lebih bermakna dengan 5 M yaitu: (Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar dan
Mempresentasikan).
Perubahan era 4.0 dan tuntutan dari siswa menginginkan pembelajaran yang menarik
dan inovatif serta lebih konkret mengarah pada media berbasis virtual reality. Banyak sekali
penelitian sebelumnya yang membahas pembelajaran berbasis virtual reality tetapi hanya
pada muatan pelajaran matematika
Ilmu alam sebagai bagian dari ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan. IPA
merupakan ilmu yang erat hubungannya dengan ilmu-ilmu lain sedemikian rupa, sehingga
materi IPA selalu berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), karena proses belajar mengajar memerlukan sumber daya yang sesuai dengan
materi tersebut. IPA diharapkan dapat menjadi sarana yang digunakan siswa untuk belajar
tentang dirinya dan lingkungannya. Serta prospek pengembangan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran saintifik hendaknya dilakukan melalui lingkungan
belajar yang nyata atau setidak-tidaknya hampir nyata. Proses pembelajaran berhasil
tidaknya dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran itu sangat dipengaruhi bagaimana
proses belajar itu dialami oleh siswa berperan penting dalam proses pembelajaran dan
media merupakan salah satu fasilitator dalam proses pembelajaran. Hal ini tentu saja

2
Pemanfaatan Media 3 Dimensi Virtual Reality untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

mempengaruhi hasil belajar siswa yang nantinya akan tergantung pada tujuan yang
diharapkan pada awalnya.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki setiap individu setelah proses
pembelajaran berlangsung, dapat berupa perubahan tingkah laku, baik pemahaman, sikap,
pengetahuan dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelum melakukan
kegiatan pembelajaran
Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila sebagian besar siswa terlibat
secara aktif, baik secara fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping
itu juga menunjukan kegairahan belajar yang tinggi, semangat rasa ingin tahu yang besar serta
kepercayaan pada diri sendiri.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di kelas VI SDN 28 Mancani
dimana kegiatan belajar mengajar berlangsung terdapat banyak siswa yang kurang aktif,
kurang interaktif, serta kurang memberikan tanggapan timbal balik, hal ini disebabkan karena
pemanfaatan media pembelajaran yang dilakukan hanya berupa gambar diam dan selalunya
hanya tertuju pada buku yang cenderung tidak menarik perhatian siswa hingga tidak
menghasilkan pembelajaran yang bermakna, hal inilah yang menyebabkan siswa kurang
mampu mengembangkan pemikirannya hingga akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa
yang rendah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak wali kelas VI SDN 28 Mancani, diperoleh
data nilai siswa dari nilai ujian tengah semester pada mata pelajaran IPA, yaitu total dari
keseluruhan 29 siswa, masih ditemukan 18 (62%) siswa yang mendapatkan nilai di bawah 70
sebagai kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada muatan pelajaran IPA dan 11 (38℅) siswa
yang baru bisa mendapatkan nilai di atas kriteria ketuntasan minimal. Untuk mengatasi hal
tersebut, guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara
untuk memanfaatkan media dalam pembelajaran.
Pada keterlaksanaan pembelajaran media memiliki fungsi yang berperan dalam suatu
proses pembelajaran. Pendidik ditekankan untuk mampu memanfaatkan media dan biasa
membuat media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan agar mampu mengirimkan pesan
untuk pengirim ke penerima pesan, maka dari itu perlu melibatkan minat, pikira serta
perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan
maksimal apabila materinya dihadapkan dengan apa yang ada dalam buku ajar saja, guru
membutuhkan media yang tepat guna mempermudah siswa untuk memahami materi yang ada
dalam tiap pembelajaran.

3
Muhammad Rusli Baharuddin, Rosmalah Yanti, Iqwana Ummul Fatimah.M

Media yang digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran ini sangat
praktis dan dapat menambah hasil belajar siswa karena menvisualisasikan konsep belajar
kedalam tiga dimensi, karena itu perlu adanya perubahan proses pembelajaran yang
menyenangkan agar meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu upaya yang dapat
digunakan dalam pembelajaran untuk menarik perhatian peserta didik adalah pemanfaatan
media 3 dimensi virtual reality.
Berdasarkan penelitian sebelumnya media 3 dimensi virtual reality sangat praktis dan
memiliki keterkaitan dalam bentuknya karena memiliki bagian yang dapat bergerak dan
memiliki unsur tiga dimensi. Media pembelajaran yang diberikan perlu lewat keragaman
karakter siswa yang dengan hal itu mampu memudahkan pendidik untuk tercapainya indikator
pembelajaran
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka peneliti mengambil judul
skripsi penelitian yang berjudul: “Pemanfaatan Media 3 Dimensi Virtual Reality untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa kelas VI SDN 28 Mancani”.
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut
Arikunto dkk (2017) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
memaparkan terjadinya sebab-akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja yang
terjadi ketika perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian
perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa penelitian tindakan kelas atau PTK adalah jenis penelitian yang memaparkan baik
proses maupun hasil, yang melakukan PTK dikelasnya untuk meningkatkan kualitas
pembelajarannya.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah
desain penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart didesain dengan tindakan kelas yang
bersiklus dengan empat komponen penelitian tindakan, yakni perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi. Siklus pembelajaran akan dihentikan apabila indikator keberhasilan
telah tercapai. Secara lebih lanjut peneliti memaparkan komponen dalam siklus penelitian
tindakan kelas dari desain penelitian yang telah dipilih, yaitu sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Menyusun perangkat pembelajaran, dan merencanakan tujuan peembelajaran
2) Menyiapkan bahan ajar serta instrumen penelitian yang meliputi evaluasi akhir
tindakan, lembar observasi kegiatan guru dan siswa.

4
Pemanfaatan Media 3 Dimensi Virtual Reality untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

3) Menyiapkan android sebagai perangkat dalam pemanfaatan media 3 dimensi virtual


reality
4) Membuat kelompok kecil
5) .Menyiapkan lembar tugas siswa berupa soal tes pilihan ganda untuk memperoleh data
hasil belajar siswa dalam setiap siklus.
b. Pelaksanaan
Tahap tindakan merupakan tahap yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya
perbaikan hingga mencapai peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Pada tahap
pelaksanaan tindakan ini, peneliti merealisasikan rencana yang telah disusun pada tahap
sebelumnya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan ini adalah,
sebagai berikut:
1) Menggunakan instrumen penelitian yang telah disusun sebagai penunjang pengumpulan
data penelitian.
2) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun pada tahap
perencanaan. Adapun pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap
persiapan dan tahap pelaksanaan yang terbagi ke dalam dua pertemuan.
c. Observasi
Tahap ini merupkan kegiatan pengamatan atau hasil atau dampak dari tindakan
yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Dalam pelaksanaanya guru/peneliti
mengamati proses belajar mengajar dengan mengacu pada lembar observasi yang telah
disiapkan terlebih dahulu, untuk mengetahui sejauh mana tindakan tersebut dapat merangsang
siswa.
d. Refleksi
Tahap ini merupakan kegiatan mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan. Berdasarkan dari hasil refleksi ini akan terlihat hasil belajar siswa.
Apabila terlihat masih banyak yang mengalami kekurangan maka perlu untuk diperbaiki
dahulu lalu lanjut ke siklus selanjutnya, namun jika tidak ada maka langsung saja lanjut ke
siklus selanjutnya. Lalu mengecek indikator keberhasilan lewat siklus yang telah dilakukan.

C. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) dimana ada dua siklus yang
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang optimal setelah memanfaatkan media 3

5
Muhammad Rusli Baharuddin, Rosmalah Yanti, Iqwana Ummul Fatimah.M

dimensi Virtual reality khususnya pada muatan pelajaran IPA. Pelaksanaan tindakan pada
setiap siklus disertai dengan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi
Deskripsi Siklus I
Peningkatan hasil belajar siswa pada muatan pelajaran IPA kelas VI SDN 28 Mancani
siklus I ini berupaya memperbaiki dan memecahkan masalah yang ada dalam proses
pembelajaran siswa. Adapun tiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan hal-hal yang dilakukan peneliti untuk melakukan tindakan
selama kegiatan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi yang
diajarkan sebanyak 3 kali pertemuan.
2) Menyiapkan tes hasil belajar.
3) Menyiapkan lembar observasi siswa terhadap keterlaksanaan pembelajaran dan lembar
observasi guru terhadap keterlaksanaan pembelajaran.
b. Tindakan
Pelaksanaan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Pelaksanaan
pembelajaran melalui pemanfaatan media 3 dimensi virtual reality dengan menggunakan
aplikasi assemblr edu. Setiap siklus dilaksanakan sebanyak 3 kali petemuan yang dijabarkan
sebagai berikut:
1) Pertemuan ke 1
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin 3 April 2023 pada pukul 08.00-09.10
WITA jumlah siswa yaitu 29 siswa. Selama 2 × 35 menit. Kegiatan awal peneliti memberikan
salam, berdoa bersama, mengisi kehadiran, lalu peneliti menampilkan materi melalui media 3
dimensi yang berbasis virtual reality dengan aplikasi assemblr edu siswa memperhatikan
objek 3 dimensi lalu menggerakkan gambar. Siswa membuat 4 kelompok, berdiskusi bersama
sambil menggambarkan 1 benda langit pilihan setiap kelompok dan mempersentasikan ke
depan kelas. Peneliti mengajak siswa bertanya dan memberikan kesimpulan,dilanjutkan
dengan refleksi bersama, membaca doa bersama-sama dan memberi salam.
2) Pertemuan ke 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa 4 April 2023 pada pukul 08.00-09.10
WITA jumlah siswa yaitu 29 siswa. Selama 2 × 35 menit. Kegiatan awal peneliti memberikan
salam, berdoa bersama, mengisi kehadiran, lalu peneliti menampilkan materi melalui media 3
dimensi yang berbasis virtual reality dengan aplikasi assemblr edu siswa memperhatikan
objek 3 dimensi lalu menggerakkan gambar. Siswa membuat 4 kelompok, berdiskusi bersama

6
Pemanfaatan Media 3 Dimensi Virtual Reality untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

tentang system tata surya yang nantinya setiap kelompok menyebutkan 2-3 sistem tata surya
dan mempersentasikan ke depan kelas. lalu peneliti mengajak siswa bertanya dan memberikan
kesimpulan, dilanjutkan dengan refleksi bersama, membaca doa bersama-sama dan memberi
salam.
3) Pertemuan ke 3
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu 5 April 2023 pada pukul 08.00-09.50
WITA jumlah siswa yaitu 29 siswa. Selama 2 × 35 menit. Kegiatan awal peneliti memberikan
salam, berdoa bersama, mengisi kehadiran, lalu peneliti menampilkan materi melalui media 3
dimensi yang berbasis virtual reality dengan aplikasi assemblr edu siswa memperhatikan
objek 3 dimensi lalu menggerakkan gambar. Siswa membuat 4 kelompok, berdiskusi bersama
dan saat persentasi nanti siswa akan menjelaskan sambil memperagakan karakteristik anggota
tata surya tersebut. Lalu peneliti mengajak siswa bertanya dan memberikan kesimpulan,
dilanjutkan dengan refleksi bersama, membaca doa bersama-sama dan memberi salam.
c. Observasi
Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengukur lembar observasi
aktivitas siswa dan guru selama melaksanakan kegiatan pembelajaran.
1) Lembar observasi guru terhadap keterlaksanaan pembelajaran siklus I
Tahap observasi pada siklus II ini dilakukan bersama observer dengan mengamati
peneliti yang sedang melakukannproses belajar mengajar.
Tabel 1. Hasil observasi guru terhadap keterlaksanaan pembelajaran siklus I
Pertemuan Terlaksana Persentasi (%) Kategori
P1 6 75 Baik
P2 7 87,5 Sangat aktif
P3 7 87,5 Sangat aktif
Rata-rata 6,67 83,3 Sangat aktif
Sumber: Data primer setelah diolah (2022)
Tabel 1 menunjukkan bahwa siklus I pada observasi keterlaksanaan pembelajaran
pertemuan pertama 6 aspek (75%) yang terlaksana sedangkan yang tidak terlaksana ada 2
aspek (25%) dengan kategori baik. Pada pertemuan kedua 7 aspek (87,5) yang terlaksana
sedangkan yang tidak terlaksana 1 aspek (12,5%) dengan kategori sangat baik. Pertemuan
ketiga ada 7 aspek (87,5) yang terlaksana sedangkan yang tidak terlaksana 1 aspek (12,5%)
dengan kategori sangat baik.
2) Lembar observasi siswa terhadap keterlaksanaan pembelajaran siklus I
Tahap observasi siswa terhadap keterlaksanaan pembelajaran siswa kurang memperhatikan
pembelajaran dan meresponmateri yang diberikan oleh penelitidan tidak menyampaikan
kesulitan yang dihadapi pada saat pembelajaran berlangsung. Melalui pengamatan data ini

7
Muhammad Rusli Baharuddin, Rosmalah Yanti, Iqwana Ummul Fatimah.M

dapat diketahui beberapa kegiatan yang terlakana dan belum terlaksana dan belum terlaksana
dengan maksimal berikut ini observasi aktivitas siswa pada siklus I.
Tabel 2. Hasil observasi siswa terhadap keterlaksanaan pembelajaran siklus I
Pertemuan Terlaksana Persentasi (%) Kategori
P1 5 62,5 Cukup Aktif
P2 6 75 Aktif
P3 6 75 Aktif
Rata-rata 5,67 70,8 Aktif
Sumber: Data primer setelah diolah (2022)
Tabel 2 menunjukkan bahwa siklus I pada observasi siswa terhadap keterlaksanaan
kegiatan belajar mengajar pertemuan pertama ada 5 aspek terlaksana (62,5%) dan 3 aspek
yang tidak terlaksana (37,5) dikategorikan cukup aktif. Pada pertemuan kedua ada 6 aspek
yang terlaksana (75%) dan 2 aspek yang tidak terlaksana (25%) dikategorikan aktif.
Kemudian pada pertemuan ketiga ada 7 aspek (75%) dan 1 aspek yang tidak terlaksana
(12,5%) dikategorikan aktif.
4) Hasil tes belajar siswa
Peneliti melakukan tes siklus 1 pada Rabu, 5 April 2023. Adapun siswa yang hadir pada
hari itu sebanyak 29 siswa, hal ini berarti semua siswa kelas VI SDN 28 Mancani hadir
mengikuti tes siklus I. Peneliti melakukan tes tersebut mulai pukul 9.10-9.45 WITA.
Tabel 3 Persentase hasil belajar siswa siklus I
No Kategori Jumlah Siswa Persentase(%)
1. Memenuhi KKM 13 44,8
2. Tidak memenuhi KKM 16 55,2
Jumlah 29 100
Sumber: Data primer setelah diolah (2022)
Tabel 3 menunjukkan persentase hasil belajar siswa pada siklus I Tabel tersebut menunjukkan
bahwa 13 orang siswa dengan persentase (44,8%) telah memperoleh nilai ≥70 memenuhi
KKM dan 16 siswa dengan persentase (55,2%) Memperoleh nilai ≥70 tidak memenuhi KKM.
Berdasarkan persentase pada tabel 3 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa melalui
pemanfaatan media 3 dimensi virtual realty belum mencapai indikator keberhasilan.
d. Refleksi
Tahap selanjutnya adalah tahap refleksi. Refleksi dilakukan pada akhir siklus untuk
membahas dan memperbaiki tindakan yang telah dilakukan. Refleksi pada siklus I dan
membuat rencana tindakan baru untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Hasil temuan-
temuan pada siklus adalah sebagai berikut:
1) Keterlaksanaan pembelajaran pada siklus 1 adalah 83,3% telah mencapai kriteria yang
ditetapkan yaitu ≥70

8
Pemanfaatan Media 3 Dimensi Virtual Reality untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

2) Keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan pemanfaatan media 3 dimensi


virtual reality pada siklus 1 sebesar 70,8 dengan kriteria aktif hasil aktivitas tersebut telah
mencapai kriteria yang ditetapkan yaitu ≥70%
3) Dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I keberhasilan tindakan menunjukkan
hanya mencapai rata-rata siswa dengan nilai 65 sehingga belum memenuhi kriteria
ketuntasan maksimal (KKM) dan belum mencapai indikator keberhasilan
4) Dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus I peneliti menunjukkan bahwa persentasi nilai
hasil belajar siswa dilihat dari sisi yang memenuhi kriteria yang ditetapkan hanya
mencapai presentasi sebesar 44,8%, yang dapat dikategorikan sebagai hasil belajar
kurang baik sehingga belum mencapai indikator keberhasilan.
Hal-hal yang mempengaruhi rata-rata hasil belajar siswa dan persentase hasil belajar siswa
kelas VI SDN 28 Mancani yang belum mencapai keberhasilan adalah sebagai berikut:
1) Karena siswa cenderung tidak memperhatikan pembelajaran dan arahan peneliti dengan
baik siswa kurang aktif, interaktif, serta kurang memberikan tanggapan timbal balik.
2) Siswa kurang fokus mendengar atau menyimak pembelajaran.
3) Siswa masih tidak terbiasa menggunakan pembelajaran dengan pemanfaatan media tiga
dimensi virtual reality.
4) Kurangnya apersepsi serta motivasi yang diberikan.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut ditemukan beberapa kekurangan-kekurangan pada
siklus 1 oleh karena itu peneliti perlu melakukan perbaikan pada tindakan siklus berikutnya.
Perbaikan yang perlu dilakukan antara lain:
1) Memberikan penjelasan secara maksimal kepada seluruh siswa terhadap setiap tahap
pembelajaran yang harus dilakukan dan memperkenalkan lebih jelas tentang bagaimana
pemanfaatan media 3 dimensi virtual reality.
2) Memberikan apersepsi sebelum memulai pembelajaran serta motivasi agar siswa lebih
aktif interaktif sehingga mampu memberikan tanggapan timbal balik pada saat proses
pembelajaran dilaksanakan.
Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan siklus II ini dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang terdapat pada
siklus I dan berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui pemanfaatan media 3
dimensi virtual reality. Berikut ini proses pelaksanaan siklus II:
a. Perencanaan

9
Muhammad Rusli Baharuddin, Rosmalah Yanti, Iqwana Ummul Fatimah.M

Siklus II ini peneliti akan memperbaiki kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran pada
siklus I . Peneliti menyiapkan instrumen seperti tes hasil belajar, lembar observasi siswa dan
lembar observasi guru.
b. Tindakan
Tindakan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Pelaksanaan
pembelajaran melalui pemanfaatan media 3 dimensi virtual reality dengan menggunakan
aplikasi assemblr edu. Setiap siklus dilaksanakan sebanyak 3 kali petemuan yang dijabarkan
sebagai berikut:
1) Pertemuan ke 1
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis 6 April 2023 pada pukul 08.00-09.10
WITA jumlah siswa yaitu 29 siswa. Selama 2 × 35 menit. Kegiatan awal peneliti
memberikan salam, berdoa bersama, mengisi kehadiran, lalu peneliti menampilkan materi
melalui media 3 dimensi yang berbasis virtual reality dengan aplikasi assemblr edu siswa
memperhatikan objek 3 dimensi lalu menggerakkan gambar. Siswa membuat 4 kelompok,
berdiskusi bersama sambil menghafalkan satelit dalam anggota planet tata surya dan
mempersentasikan ke depan kelas.lalu peneliti mengajak siswa bertanya dan memberikan
kesimpulan,dilanjutkan dengan refleksi bersama, membaca doa bersama-sama dan memberi
salam.
2) Pertemuan ke 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu 8 April 2023 pada pukul 08.00-09.10
WITA jumlah siswa yaitu 29 siswa. Selama 2 × 35 menit. Kegiatan awal peneliti
memberikan salam, berdoa bersama, mengisi kehadiran, lalu peneliti menampilkan materi
melalui media 3 dimensi yang berbasis virtual reality dengan aplikasi assemblr edu siswa
memperhatikan objek 3 dimensi lalu menggerakkan gambar. Siswa membuat 4 kelompok,
berdiskusi bersama sambil menuliskan pada kertas yang dibagikan tentang anggota planet
tata surya berdasarkan jaraknya dari matahari dan mempersentasikan ke depan kelas.
Kemudian Peneliti mengajak siswa bertanya dan memberikan kesimpulan,dilanjutkan
dengan refleksi bersama, membaca doa bersama-sama dan memberi salam.
3) Pertemuan ke 3
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin 10 April 2023 pada pukul 08.00-09.50
WITA jumlah siswa yaitu 29 siswa. Selama 2 × 35 menit. Kegiatan awal peneliti
memberikan salam, berdoa bersama, mengisi kehadiran, lalu peneliti menampilkan materi
melalui media 3 dimensi yang berbasis virtual reality dengan aplikasi assemblr edu siswa
memperhatikan objek 3 dimensi lalu menggerakkan gambar. Siswa membuat 4 kelompok,

10
Pemanfaatan Media 3 Dimensi Virtual Reality untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

berdiskusi bersama sambil menemukan planet-planet berdasarkan rotasinya, siswa akan


menunjukan secara langsung planert-planet tersebut menggunakan android yang dimilikinya
dan mempersentasikan ke depan kelas. lalu Peneliti mengajak siswa bertanya dan
memberikan kesimpulan,dilanjutkan dengan refleksi bersama, membaca doa bersama-sama
dan memberi salam.
a) Observasi
Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengukur lembar observasi
aktivitas siswa dan guru selama melaksanakan kegiatan pembelajaran.
1) Lembar observasi guru terhadap keterlaksanaan pembelajaran siklus II
Tahap observasi pada siklus II ini dilakukan bersama observer dengan mengamati
peneliti yang sedang melakukann proses belajar mengajar.
Tabel 4. Hasil observasi guru terhadap keterlaksanaan pembelajaran siklus II
Pertemuan Terlaksana Persentasi (%) Kategori
P1 7 87,5 Sangat baik
P2 7 87,5 Sangat baik
P3 8 100 Sangat baik
Rata-rata 7,3 91,7 Sangat baik
Sumber: Data primer setelah diolah (2022)
Tabel 4 menunjukkan bahwa siklus I pada observasi keterlaksanaan pembelajaran
pertemuan pertama 7 aspek (87,5%) yang terlaksana sedangkan yang tidak terlaksana ada 1
aspek (12,5%) dengan kategori sangat baik. Pada pertemuan kedua 7 aspek (87,5%) yang
terlaksana sedangkan yang tidak terlaksana 1 aspek (12,5%) dengan kategori sangat baik.
Pertemuan ketiga ada 8 aspek (100%) yang terlaksana sedangkan yang tidak terlaksana tidak
ada dengan kategori sangat baik.
2) Lembar observasi siswa terhadap keterlaksanaan pembelajaran siklus II
Tahap observasi siswa terhadap keterlaksanaan pembelajaran ini menunjukkan bahwa
siswa mengalami peningkatan proses pembelajaran sebelumnya. Melalui pengamatan data
ini dapat diketahui sebagai data yang terlaksana dengan maksimal. Berikut hasil observasi
aktivitas siswa pada siklus II.
Tabel 5. Hasil observasi siswa terhadap keterlaksanaan pembelajaran siklus II
Pertemuan Terlaksana Persentasi (%) Kategori
P1 6 75 Aktif
P2 7 87,5 Sangat Aktif
P3 7 87,5 Sangat Aktif
Rata-rata 6,7 83,3 Sangat Aktif
Sumber: Data primer setelah diolah (2022)
Tabel 5 menunjukkan bahwa siklus II observasi siswa terhadap keterlaksanaan
pembelajaran selama kegiatan berlangsung pada pertemuan pertama telah mencapai

11
Muhammad Rusli Baharuddin, Rosmalah Yanti, Iqwana Ummul Fatimah.M

menunjukkan 6 aspek yang terlaksana (75%) dan 2 aspek yang tidak terlaksana (25%)
dikategorikan aktif. Pada pertemuan kedua ada 7 aspek yang terlaksana (87,5%) dan 1 aspek
yang tidak terlaksana(12,5%) dikategorikan sangat aktif. Kemudian pada pertemuan ketiga
ada 7 aspek (87,5%) dan 1 aspek yang tidak terlaksana (12,5%) dikategorikan sangat aktif
3) Hasil tes belajar siswa
Peneliti melakukan tes siklus II pada senin, 10 April 2023. Adapun siswa yang hadir pada
hari itu sebanyak 29 siswa, hal ini berarti semua siswa kelas VI SDN 28 Mancani hadir
mengikuti tes siklus II. Peneliti melakukan tes tersebut mulai pukul 9.10-9.45 WITA.
Tabel 6. Persentase hasil belajar siswa siklus II
No Kategori Jumlah Siswa Persentase(%)
1 Memenuhi KKM 27 93,1
2 Tidak memenuhi KKM 2 6,9
Jumlah 29 100
Sumber: Data primer setelah diolah (2022)
Tabel 6 menunjukkan persentase hasil belajar siswa pada siklus II Tabel tersebut
menunjukkan bahwa 27 orang siswa dengan persentase (93,1%) telah memperoleh nilai ≥70
memenuhi KKM dan 2 siswa dengan persentase (6,9%) memperoleh nilai ≥70 tidak
memenuhi KKM. Siswa kelas VI SDN 28 Mancani pada siklus II telah berhasil meningkatkan
hasil belajar melalui pemanfaat media 3 dimensi virtual reality.
Tabel 7. Peningkatan hasil belajar siklus I dan siklus II
Keterangan KKM Rata-rata Ketuntasan
Tidak tuntas % Tuntas %
Siklus I 70 65 16 55,2 13 44,8
Siklus II 70 86,9 2 6,9 27 93,1
Sumber: Data primer setelah diolah (2022)
Tabel 7 menunjukkan data peningkatan hasil belajar siswa melalui pemanfaatan media 3
dimensi virtual reality yang signifikan pada siswa kelas VI SDN 28 Mancani, mulai dari
siklus I ke siklus II yaitu nilai ketuntasan 44,8% menjadi 93,1%. Peningkatan hasil belajar
siswa pada siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 48,3%, sehingga pelaksanaan
tidakan dengan pemanfaatan media 3 dimensi virtual reality tidak perlu dilanjutkan pada
siklus berikutnya.
c. Refleksi
Berdasarkan paparan dan temuan-temuan siklus II diperoleh beberapa kali sebagai
berikut:
1) Persentase keterlaksanaan pembelajaran pada siklus II adalah 91,7%

12
Pemanfaatan Media 3 Dimensi Virtual Reality untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

2) Persentase keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan pemanfaatan media 3


dimensi virtual reality 83,3 dengan kriteria sangat aktif.
3) Dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II keberhasilan tindakan telah
mencapai nilai 86,9 sehingga telah memenuhi kriteria ketuntasan maksimal KKM dan
telah mencapai indikator keberhasilan
4) Dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus II peneliti menunjukkan bahwa persentase
nilai hasil belajar siswa dilihat dari sisi yang memenuhi kriteria yang ditetapkan
mencapai persentase sebesar 93,1% sehingga indikator keberhasilan telah tercapai.
Hal-hal yang mempengaruhi siswa yang belum mencapai keberhasilan pada siklus I sudah
tidak ditemukan lagi pada siklus II yaitu:
1) Siswa sudah cenderung memperhatikan pembelajaran dan arahan peneliti dengan baik
lewat pembelajaran yang di berikan.
2) Siswa mampu secara aktif, interaktif dalam menjalankan proses pembelajaran.
3) Siswa sudah aktif untuk mengajukan pertanyaan ketika guru memberikan kesempatan
siswa dalam pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami.
4) Siswa sudah fokus mendengarkan atau menyimak pembelajaran yang diberikan.
5) Siswa telah terbiasa menjalani pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan media 3
dimensi virtual reality serta siswa selalu diberikan a persepsi dan motivasi dari guru.
Tahap ini sudah tidak ditemukan masalah-masalah yang utama dan harus diperbaiki dalam
siklus selanjutnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berhenti pada siklus II
dan tidak perlu dilanjutkan oleh karenanya hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN 28 Mancani
mengalami peningkatan.
2. Pembahasan
Hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas VI SDN 28 Mancani terlihat bahwa
pemanfaatan media 3 dimensi virtual reality pada mata pelajaran IPA materi tata surya
mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan pemanfaatan media 3 dimensi
virtual reality terhadap hasil belajar siswa dapat membantu guru dalam mengelolah kelas
selama pembelajaran berlangsung. Hal ini sejalan dengan penelitian Surtiyani S (2016) bahwa
dengan penggunaan media 3 dimensi dapat meningkatkan kinerja siswa, hasil belajar,
aktivitas dan keberhasilan belajar siswa.
Hasil penelitian diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada pemberian
tindakan dari sebelum dilakukannya tindakan sampai pada pemberian tindakan, pada siklus I
dilanjutkan siklus II. Pada sebelum dilakukan tindakan ada 11 siswa yang mendapatkan nilai

13
Muhammad Rusli Baharuddin, Rosmalah Yanti, Iqwana Ummul Fatimah.M

di bawah 70 sebagai kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada muatan pelajaran IPA dari 29
siswa yang aktif, penyebab rendahnya karena siswa cenderung tidak memperhatikan
pembelajaran dan arahan peneliti dengan baik, kurang aktif, interaktif serta kurang
memberikan tanggapan timbal balik, hal tersebut terjadi akibat pemberian pembelajaran hanya
berupa gambar diam dan tertuju pada buku tanpa ada pembelajaran yang bermakna, sehingga
peneliti memberikan suatu tindakan penelitian kelas dengan pemanfaatan media 3 dimensi
virtual reality. Media pembelajaran bermanfaat bagi guru untuk menarik minat, perhatian,
serta memotivasi siswa agar suasana belajar tidak membosankan, dan menyenangkan Suryani
dan Setiawan (2018).
Setelah dilakukan tindakan pada siklus I terdapat peningkatan hasil yang cukup yaitu
nilai rata-rata siswa mencapai 65 dan sebesar 44,8% siswa mencapai kriteria ketuntasan
maksimal (KKM) yaitu 70. Beberapa hal yang mempengaruhi siswa kurang fokus mendengar
atau menyimak pembelajaran, siswa masih tidak terbiasa dengan pemanfaatan media
pembelajaran yang digunakan, dan kurangnya apersepsi yang diberikan, dalam penelitian
Nugroho (2017) mengatakan bahwa pemberian apersepsi berpengaruh positif terhadap
kesiapan belajar siswa dan nilai siswa, kemudian penelitian ini dilanjutkan pada siklus II.
Setelah dilakukan tindakan pada siklus II selama tiga kali pertemuan terjadi peningkatan
yaitu nilai rata-rata mencapai 86,9 dan sebanyak 27 siswa atau sekitar 93,1% siswa mencapai
kriteria ketuntasan maksimal KKM. Indikator keberhasilan rata-rata hasil belajar yaitu 70
dengan persentase peningkatan hasil belajar pada siklus I 44,8% menjadi 93,1% pada siklus II
telah tercapai dengan hasil belajar ≥75% sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dewi, R. K.(2020) bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran 3 dimensi
(3D) berbasis virtual reality efektif mampu meningkatkan minat dan hasil belajar IPA siswa,
ditunjukkan oleh perbedaan yang signifikan minat dan hasil belajar siswa sebelum dan
sesudah menggunakan media pembelajaran.
Pada observasi keterlaksanaan siklus I siswa pertemuan pertama mempelajari materi tata
surya tentang benda-benda langit. Proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti hanya
ada 6 indikator keterlaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan. Pertemuan pertama ini
peneliti tidak mengajak siswa untuk mengeksplor sendiri dan membuka sub-sub materi yang
disajikan secara 3 dimensi melalui aplikasi sehingga membuat siswa masih kurang paham
cara menggeser dan memperbesar serta memutar gambar yang ada, lalu guru tidak mengajak
siswa untuk memperhatikan dengan seksama setiap objek 3 dimensi, sehingga siswa
cenderung tidak memperhatikan pembelajaran. Pertemuan kedua dan ketiga ada 7 indikator
keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan, peningkatan pada pertemuan kedua dan ketiga

14
Pemanfaatan Media 3 Dimensi Virtual Reality untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

ini disebabkan oleh guru yang semakin menguasai kelas dan mampu berinteraksi dengan baik
pada siswa. Selain itu interaksi guru dan siswa yang semakin intensif juga menjadi penyebab
meningkatnya keterlaksanaan pembelajaran (Lestari dkk,2021)
Pada siklus II pertemuan pertama siswa mempelajari materi tata surya tentang
menjelajahi angkasa luar indikator keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama ada
7 indikator yang terlaksana meneliti telah mengajak siswa untuk mengekspor sendiri dalam
membuka sub-sub materi yang disajikan secara tiga dimensi melalui aplikasi sendiri sehingga
siswa sudah mampu menggeser, memperbesar, serta memutar gambar yang ada di aplikasi.
Peneliti pada pertemuan kedua ada 7 indikator keterlaksanaan pembelajaran tercapai, peneliti
telah mengajak siswa untuk memperhatikan dengan seksama setiap objek 3 dimensi yang
yang ada, sejalan dengan pemahaman materi yang diperoleh siswa sebelumnya. Dan pada
pertemuan ketiga seluruh indikator keterlaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan baik
dan lengkap. Seperti penelitian Sulistyowati, dkk (2017), yang menunjukkan terdapat
pengaruh penggunaan media teknologi 3 dimensi virtual reality terhadap minat dan hasil
belajar siswa sekolah dasar sejalan dengan penelitian Mary Michelle Bowen (2018)
menunjukkan terdapat perbedaan skor signifikan antara siswa yang menggunakan virtual
reality dari google expeditions dalam pembelajaran dengan siswa yang menggunakan
pengajaran tradisional segi motivasi maupun prestasi siswa.
Keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan peneliti mengalami peningkatan sebesar
8,4% yaitu 83,3% pada siklus I menjadi 91,7% pada siklus II dengan kategori sangat baik.
Hal ini terjadi karena adanya perbaikan yang terus dilakukan oleh peneliti sehingga
pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai waktu yang ditetapkan. Hal ini sejalan dengan
pernyataan (Ramadhani dkk 2022) bahwa keterlaksanakan pembelajaran yang baik dapat
meningkat karena adanya sebuah pembenahan dan perbaikan dari setiap kekurangan yang
dilaksanakan sebelumnya.
Pada observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I siswa masih belum terbiasa dengan
pemanfaatan media 3 dimensi virtual reality. Pada pertemuan pertama ada dua indikator
observasi aktivitas belajar siswa yang tidak tercapai, siswa yang seharusnya mengklik dan
memilih item topic IPA namun tidak mengkliknya, sehingga peneliti mengarahkan kembali
siswa untuk ke topic yang diminta, kurang perhatiannya siswa terhadap arahan peneliti terkait
cara pemanfaatan media sehingga peneliti mengajak siswa untuk kembali mendengar dengan
seksama penjelasan dari peneliti. Dalam penelitian Rahman dkk (2017) mengatakan bahwa
aktivitas siswa dapat ditingkatkan dengan cara memberikan tanggung jawab kepada setiap
kelompok dan melakukan kegiatan bertukar informasi.

15
Muhammad Rusli Baharuddin, Rosmalah Yanti, Iqwana Ummul Fatimah.M

Pada pertemuan kedua dan ketiga, pemanfaatan media 3 dimensi virtual reality sudah
cukup baik dilaksanakan, peneliti sudah mulai mengenal siswa dan aktivitas siswa. Siswa juga
mulai terbiasa dalam pembelajaran lewat pemanfaatan media 3 dimensi virtual reality
dibuktikan dari siswa yang telah mampu memilih sendiri materi yang akan diklik pada menu
tampilkan lalu menunggu loading untuk ke preparing, setiap tahapan itu mulai dimengerti
siswa, seperti dalam penelitian Agustina (2015) mengatakan bahwa semua aktivitas yang
direncanakan dapat berjalan dengan baik. Walaupun masih ada tahapan yang dilewatkan saat
ingin keluar dari aplikasi. Maka dari itu kekurangan pada siklus waktu yang ditemui perlu
diperbaiki pada siklus II.
Siklus II pertemuan pertama dan kedua pemanfaatan media 3 dimensi virtual reality
sudah lebih meningkat dari pertemuan sebelumnya. Siswa telah memahami tahapan dalam
memanfaatkan media, hanya saja pada pertemuan pertama dan kedua ini masih ada siswa
yang kurang memperhatikan arahan dari guru sehingga peneliti perlu menegaskan kembali
agar siswa memperhatikan guru menjelaskan dengan seksama. Selain dari itu aktivitas siswa
sudah memperlihatkan peningkatan dalam proses pembelajaran siswa terlihat antusias dalam
mengikuti setiap tahapan-tahapan dalam pemanfaatan media 3 dimensi virtual reality yang
digunakan, setelah dilakukan tindakan pada siklus II yang dilakukan selama tiga pertemuan
terjadi peningkatan yaitu 83,3% kategori sangat aktif peningkatan aktivitas siswa juga
terdapat dalam penelitian Abdussalam, A (2018) dalam penelitiannya mengatakan media
virtual reality pada aspek kemenarikan dan keperaktisan menghasilkan kriteria sangat
menarik. Siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan bagi guru akan lebih
mudah dalam mengajar
Indikator keberhasilan aktivitas belajar siswa yaitu lebih besar atau sama dengan 75%
dengan kategori aktif jadi seluruh indikator keberhasilan pada siklus 2 telah tercapai. Hasil
peningkatan aktivitas ini didukung oleh penelitian, sejalan dengan penelitian Surtiyani (2016)
menyebutkan terjadi peningkatan aktivitas siswa di kelas dengan menggunakan media 3
dimensi.
Uraian di atas menunjukkan bahwa hasil belajar IPA kelas 6 SDN 28 Mancani mengalami
peningkatan setelah dilakukan pembelajaran dengan materi tata surya melalui pemanfaatan
media 3 dimensi virtual reality. Peningkatan hasil belajar siswa meningkat 48,3% dari 44,8%
menjadi 93,1%. Meningkatannya hasil belajar IPA pada siswa karena siswa sudah
memanfaatkan kerjasama dalam memahami materi yang diberikan oleh peneliti. Sesuai
penelitian Mike Tz-Yauw Lin (2017),

16
Pemanfaatan Media 3 Dimensi Virtual Reality untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

bahwa media teknologi virtual reality 3 dimensi mampu mengefektifkan pembelajaran secara
signifikan
Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan dua siklus. Hasil yang
didapatkan sama dengan penelitian Nanda Wiradika (2021) dalam penelitian yang dilakukan
peneliti menunjukkan bahwa hasil belajar meningkat setelah menggunakan dua siklus. Hal ini
dilihat dari siklus II nilai rata-rata masuk dalam kategori rendah dan belum mencapai kriteria
ketuntasan maksimal yang diterapkan di sekolah sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan
. Begitu juga dengan aktivitas dan keterlaksanaan pembelajaran siswa mengalami peningkatan
dari siklus I ke siklus II. Pembelajaran dengan memanfaatkan media 3 dimensi virtual reality
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN 28 Mancani

D. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN
28 Mancani melalui pemanfaatan media 3 dimensi virtual reality. Hal ini dapat dibuktikan
dengan peningkatan keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I 70,8% meningkat pada siklus
II menjadi 91,7%, lalu keterlaksanaan aktivitas siswa pada siklus I, 70,8% meningkat pada
siklus II menjadi 83,3%, kemudian rata-rata hasil belajar pada siklus I, 65 dan meningkat pada
siklus II menjadi 86,9 dan telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70 dan
nilai hasil belajar yang telah memenuhI kriteria ketuntasan yang ditentukan yaitu 75% pada
siklus I, 44,8% meningkat pada siklus II mencapai 93,1%.

17
Muhammad Rusli Baharuddin, Rosmalah Yanti, Iqwana Ummul Fatimah.M

DAFTAR PUSTAKA

Abdussalam, A., dkk (2018). Media Virtual Reality Tata Surya untuk Meningkatkan
Kemampuan Retensi. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 3(9),
1160-1167.

Abidin, Y. (2018). Desain Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum, Bandung: Refika


Aditama. Jurtiani. (2020). Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Siswa kelas V SD melalui
Media Pembelajaran 3 Dimensi Skripsi Tidak Diterbitkan. Palopo: FKIP-UNCP

Ansari, M. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Media 3 Dimensi Pada
Pembelajaran IPA di Kelas V. B SDN 43 Takkalala Kota Palopo. Skripsi Tidak
Diterbitkan. Palopo: FKIP-UNCP

Annisa, N. (2022). Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa melalui Augmented
Reality Kelas IV SDN 347 Lamasi Pantai. Skripsi Tidak Diterbitkan. Palopo: FKIP-
UNCP

Arifin, M. M., dkk (2022). Efektivitas Penggunaan Simulasi Phet dalam Pembelajaran Online
terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pembelajaran Fisika, 11(1), 16-27.

Budiarti, W. (2017). Pengaruh Penggunaan Media 3 Dimensi terhadap Hasil Belajar Mata
Pelajaran Fiqih Kelas VIII Mts Ma’ Arif Nu 7 Purbolinggo. Skripsi Tidak Diterbitkan.
Metro lampung: TIK-IAIN METRO.

Dewi, R. K. (2020). Pemanafaatan Media 3 Dimensi Berbasis Virtual Reality untuk


Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Sd. Jurnal
Pendidikan, 21(1), 28-37.

Dasniati. (2021). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Berbasis Virtual Reality pada
Siswa Kelas III SDN 347 Lamasi Pantai. Skripsi Tidak Diterbitkan. Palopo: FKIP-
UNCP

Fatimatur R, (2017). Penerapan Pembelajaran Berbantuan Benda Konkret untuk


Meningkatkan Hasil Belajar IPA. E. Jurnal Mitra Pendidikan, Volume 1 Nomor 5.
Universitas Negeri Makassar

Fany, A. (2021). Penerapan Media Pembelajaran 3 Dimensi pada Pembelajaran Bahasa


Indonesia untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas V SDN 033 Tarobok. Skripsi
Tidak Diterbitkan. Palopo: FKIP-UNCP

Hati, I.P. (2021). Penerapan 3 Dimensi untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata
Pelajaran IPS Kelas V SDN 50 Bulu Batu. Skripsi Tidak Diterbitkan. Palopo: FKIP-
UNCP

Muhibbin S. (2013). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers

18
Pemanfaatan Media 3 Dimensi Virtual Reality untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

Maharani. (2017). Penerapan Pembelajaran Berbantuan Benda Konkret untuk Meningkatkan


Hasil Belajar IPA. E. Jurnal Mitra Pendidikan, Volume 1 Nomor 5. Universitas Negeri
Jakarta

Marhento, G., dkk (2019).Penerapan Media Tiga Dimensi sebagai Alternatif Meningkatkan
Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Proceeding of The URECOL, 460-465.

Wiradhika, N., dkk (2020). Pemanfaatan Teknologi Virtual Reality untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Siswa. In Seminar Internasional Riksa Bahasa (pp. 396-401).

Pane, dkk (2017). Belajar dan Pembelajaran. Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman. Volume 3
Nomor 2. Sumatra Utara: IAIN Padang sidimpun.

Risnawati, A. R. I. (2013). Penggunaan media tiga dimensi untuk meningkatkan hasil belajar
di sekolah dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(2), 1-7.

Sudjana,N dkk (2015), Media Pengajaran, Kota Depok: PT Rajagrafindo

Surtiyani, S. (2016). Meningkatkan Prestasi Belajar IPA siswa kelas V SD melalui Media
Pembelajaran Tiga Dimensi. Ide guru: Jurnal Karya Ilmiah Guru, 1(2), 36-52

Sudrajat, A. K. (2019). Penggunaan Media Pembelajaran Tiga Dimensi untuk Meningkatkan


Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik di Kelas VII A Pada Materi Sistem Ekskresi di
SMPN 3 Simpenan. utile: Jurnal Kependidikan, 5(2), 179-187.

Swiyadnya, I. M. G., Dkk (2021). Efektivitas Model Problem Based Learning Berbantuan
LKPD terhadap Hasil Belajar Muatan Pelajaran IPA. MIMBAR PGSD Undiksha, 9(2).

Untari, E. (2017). Problematika dan Pemanfaatan Media Pembelajaran Sekolah Dasar di Kota
Blitar. Jurnal Pendidikan Dasar Perkhasa: Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar, 3(1),
259-270.

19

Anda mungkin juga menyukai