Abstract: The purpose of this study was to describe the effect of using discovery techniques
with image media to arouse students' interest in learning in the seventh grade PPKn subjects
at SMP 19 Mataram. The type of research used in this study is quantitative research, with an
experimental approach. Data collection method is documentation and questionnaire
observation method with product moment correlation data analysis method. The results of
the study are based on data analysis, namely: The results of the analysis of the data obtained
in is 0.574, with a significant level of 5%, then the value of 0.300 is obtained. So the r value of
the calculation is greater than the r table value (0.574> 0.300). So the hypothesis (Ha) is, "The
Influence of Using Discovery Techniques With Image Media Generates Student Interest in
Class VII SMPN 19 Mataram In The Field of KDP Studies Lesson 2017-2018". Be accepted.
—————————— ——————————
kesempatan untuk aktif maka, perlu adanya media berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dalam
gamabar dalam kegiatan pembelajaran di kelas. proses pembelajaran. Seseorang guru dalam
Media pembelajaran adalah segalah sesuatu yang menyampaikan materi perluh memilih teknik sehingga
dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau siswa merasah tertarik untuk mengikuti pelajaran yang
informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat akan diajarakan.
merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar[1]. Siswa sebagai obyek atau penerima dalam proses
Lebih lanjut Gaggnes and Briggs[2] dalam Arsyad secara pembelajaran oleh karena itu perlu digunakan sebuah
eksplisit mengatakan bahwa media pembelajaran teknik discovery yang dapat membantu siswa untuk
meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-
menyampaikan materi pembelajaran alat ini dapat keterampilan dan proses-proses kognitif. Pengetahuan
berupa alat-alat grafis, visual, elektronis dan audio yang yang diperolehmelalui teknik ini sangat pribadi karena
digunakan untuk mempermudah informasi yang menguatkan pengertian ingatan dan transfer.
disampaikan kepada siswa[1]. Sedangkan media gambar Suasana pembelajaran di kelas akan lebih menarik
adalah media yang berfungsi untuk menyampaikan jika guru menyampaikan materi melalui media
pesan melalui gambar yang menyangkut indra pembelajaran, manfaat media pembelajaran adalah
pengelihatan[3]. Pesan yang disampaikan dituangkan proses pembelajaran yang lebih jelas dan menarik,
melalui simbol-simbol komunikasi visual. Media gambar proses pembelajaran lebih interaksi dapat
mempunyai tujuan untuk menarik perhatian, mengefesienkan waktu, dan dapat meningkatakan hasil
memperjelas materi, mengilstrasikan fakta dan belajar siswa[4]. Salah satu media pembelajaran yang
informasi. dapat digunakan yakni media audio visual. Sementara
Berdasarkan hasil observasi bahwa proses belajar di media audio visual adalah media yang mempunyai unsur
SMP Negeri 19 Mataram mengetahui perubahan yang suara dan unsur gambar bisa dilihat, misalnya rekaman
belum signifikan tentang minat belajar siswa sangatlah video, berbagai ukuran film, slide suara, dan
kurang sehingga berdampak pada minimnya prestasi sebagainaya[5]. Di lihat dari perkembangan mediaaudio
belajar siswa. Selain itu guru juga harus menggunakan visual bisa diakatakan sangat ampuh menyampaikan
teknik dengan barbagai cara agar siswa berperan aktif suatu pesan terhadap orang banyak dari pada media-
dalam peroses belajar seperti guru menggunakan media media lain. Audio visual merupakan salah satu media
gamabar supaya siswa tidak jenuh dalam proses belajar yang mengungkapkan objek atau peristiwa seperti
mengajar langakah-langkah tersebut memerlukan keadaan sesungguhnya karena dengan adanya media
partisipasi aktif dari siswa. Untuk itu perlu gambar audio visual siswa lebih mudah memahami
adateknikpembelajaran discovery yang merupakan suatu pesan dalam pembelajaran PPKn secara lebih bermakna
teknikpengajaran yang menitikberatkan pada aktifitas sehingga informasi yang disampaikan melalui media
siswa dalam belajar. gambar audio visual tersebut dapat dipahami dengan
Misalkan mampu membangkitkan minat belajar pada mudahdan siswa diharapkan mampu menerima
diri siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk pelajaran PPKn dengan mudah dan guru sebagai
berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan fasilitator.
masing-masing, membantu siswa mengembangkan, Melihat uraian singkat diatas maka peneliti
memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan membahas tentang permasalah yang ada di SMP Negeri
dalam kogknitif atau pengarahan siswa, siswa 19 Mataram yang dimana masih kurangnya partisipasi
memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat peribadi siswa dalam kegiatan pembelajaran maka dari itu
atau individual sehingga dapat kokoh atau mendalam perlunya kerja sama antara siswa dan guru,yaitu dengan
tertinggal dalam jiwa siswa tersebut. menggunakan teknik discovery kuhsusnya media
Dalam peroses pembelajaran dengan penggunaan gambar. Oleh karena itu guru harus berperan aktif
teknik discovery dengan media gamabarini, guru hanya dalam proses pembelajaran agar siswa tidak pasif supaya
bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator dapat berjalan secara bersamaan dalam pembelajaran.
mengarahkan siswa untuk menemukan konsep,dalil, dan Permasalahn lain yaitu kurangnya hubungan timbal
prosedur. Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam balik antara guru dan siswa yang beraneka ragam, dan
rangka membangkitkan minat pendidik dan pengajaran itu akan mengakibatkan rendahnya pengetahuan yang
salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dimiliki oleh siswa. Dengan menggunakan teknik
dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh discovery khususnya media gambar dalam proses belajar
membangkit minat belajar siswa. Dengan membimbing mengajar guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar
siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses serta mampu menerapkan teknik yang digunakan seperti
pembelajaran dan mamapu membantu siswa media gambar yang tepat untuk suatu materi
berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan pembelajaran PPKn.
lebih menguatkan pemahanman siswa terhadap konsep Media gambar mampu meberikan detail dalam bentuk
yang diajarkan. Penerapan metode pembelajaran yang gambar apa adanya, sehingga siswa dapat dengan
kurang tepat yaitu pembelajaran yang masih cendrung mudah untuk mengingatnya. Media ini merupakan
64 CIVICUS | Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | Vol. 6, No. 2, September 2018, hal 62-72
bahasa yang umum, dan dapat dimengerti, dinikmati variabel atau lebih tanpa melakukan perubahan,
oleh semua orang dimana-mana[3]. Selain itu media tambahan atau manipulasi terhadap data yang sudah
gambar juga bersifat kongkret, mengatasi keterbatasan ada[8].
pengamatan, memperjelas suatu sajian masalah, mudah Pendekatan korelasional ini digunakan untuk
didapat dan bisa digunakan dengan mudah[6]. Oleh menentukan arah korelasi kedua variabel yang diteliti,
karena itu, dengan menggunakan media gambar sebagaimana dijelaskan dibawah ini.
tentunya membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran. Arah korelasi itu digolongkan menjadi tiga bagian,
Foto merupakan alat fisual yang efektif karena dapat yakni arah korelasi positif, arah korelasi negative dan
menfisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan arah korelasi nihil. Arah korelasi positif dapat dijelaskan
lebih konkret dan realistis. Foto merupakan salah satu bahwa apabila variabelXmeningkat maka akan diikuti
media pembelajaran yang amat dikenal di setiap dengan meningkatkanya variabel Y dan sebaliknya.
pembelajaran[7]. Informasi yang disampaikan dapat Sedangkan arah korelasi negative berarti apabila
dimengerti dengan mudah karena hasil yang diragakan variabel X menurun maka akan diikuti dengan
lebih mendekati kenyataan melalui foto atau gambar meningkatnya variabel Y, demikian sebaliknya apabila
yang diperlihatkan kepada anak-anak. Foto dapat variabel Y meningkat, maka akan diikuti dengan
mengatasi ruang dan waktu, sesuatu yang terjadi menurunya variabel X. Arah korelasi nihil artinya kedua
ditempat yang lain dapat dilihat oleh orang berada jauh variabel tidak memiliki hubungan sama sekali[9].
dari tempat kejadian dalam bentuk setelah kejadian itu Dengan demikian, jika dalam penelitian ini ditemukan
berlalu. Dengan adanya media foto siswa dapat arah korelasi positif, akan bermakna semakin bagus
mengingat kembali tentang sesuatu yang pernah terjadi kemampuan guru menggunakan metode discovery,
dalam kehidupanya, sehingga siswa dapat maka semakin bagus proses pembelajaran. Sebaliknya,
mengeksplorasikan ide atau gagasanya kedalam bentuk tidak kemampuan guru menggunakan metode discovery,
tulisan. Gambar yang baik bukan hanya dapat maka semakin tidakbagus proses pembelajaran.
menyampaikan saja tetapi dapat digunakan untuk Sedangkan arah korelasi negatif, artinya kemampuan
melatih keterampilan berpikir serta dapat guru menggunakan metode discovery, tidak bagusnya
mengembangkan imajinasi siswa[5]. Dapat disimpulkan proses pembelajaran, Begitu pula sebaliknya,
bahwa media gambar atau foto adalah salah satu media kemampuan guru menggunakan metode discoverymaka
yang sederhana, dan dapat memberikan kemudahan akan diikuti dengan bagusnya proses pembelajaran.
bagi siswa khusunya dalam pembelajaran PPKn melalui Selanjutnya, arah korelasi nihil, artinya kedua variabel
media gambar, segalah idea tau gagasan yang dimiliki tidak memiliki hubungan .
siswa dapat dituangkan dengan mudah karena Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan (r)
pembelajaran yang dilakukan terkesahan lebih dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga ( -1 ≤ r
bermakna. ≤ + 1 ). Apabila r = -1 artinya korelasinya negative
Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r =1
tertarik untuk mengkaji Penggunaan Teknik Discovery berarti korelasinya sempurna positif (sangat kuat).
Dengan Media Gamabar Untuk Membangkitkan Minat Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas VII di interpretasi nilai r sebagai berikut:
SMPN 19 Mataram. Berdasarakan latar belakang diatas Tabel 1
permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah Interpretasi koefisien korelasi nilai r
apakah terdapat pengaruh Penggunaan Teknik No Interval Keterangan
Discovery Dengan Media Gambar Untuk 1 0,00-0,199 Sangat tinggi
Membangkitkan Minat Belajar Siswa Pada Mata 2 0,20-0,399 Tinggi
Pelajaran PPKn Kelas VII di SMPN 19 Mataram? 3 0,40-0,599 Cukup
4 0,60-0,799 Rendah
5 0,80-1,000 Sangat rendah
B. METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian yang Digunakan
2. Lokasi Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam
Lokasi penelitian ini dilkaukan pada SMPN 19
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
MataramTahun ajaran 2017/2018, yang terletak di jalan
pendekatan eksperimen . Penelitian kuantitatif yaitu
Jln. Dr. Soedjono Lingkar Selatan Dasan Cermen
penelitian yang menganalisis data penelitian dengan
Sandubaya Kota Mataram.
perhitungan statistik. Penelitian ini merupakan
3. Metode Penentuan Populasi
penelitian yang data-datanya dalam bentuk angka-angka,
a. Populasi
dengan melihat realitas sebagai hal yang saling
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian[8].
berhubungan. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian
Apabila seseorang ingin meneliti semua yang ada dalam
ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat
wilayah penelitian, maka penelitinya merupakan
korelasional, yaitu penelitian yang dilakukan oleh
penelitian populasi. Populasi diartikan sebagai wilayah
peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua
generalisasi yang terdiri atas: Obyek/subyek yang
Susana Engsa, Penggunaan Teknik Discovery 65
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang kepada responden dengan harapan memberikan respon
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian atas daftar pertanyaan tersebut“[14].
ditarik kesimpulannya[10]. Adapun keuntungan kuesioner[8] sebagai berikut:
Sehubungan dengan uraian di atas, yang menjadi 1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak
VII SMPN 19 Mataram Tahun Pelajaran 2017/2018 responden
yang berjumlah 31 siswa. 3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan
Tabel 2 masing-masing dan menurut waktu senggang
Data Siswa Kelas VII di SMPN 19 Mataram Tahun responden
Pelajaran 2017/2018 4. Dapat dibuat anonim sehingga responden
Jenis Kelamin bebas,jujur dan tidak malu-malu menjawab
Kelas Laki- Jumlah pertanyaan.
Perempuan
laki 5. Dapat dibuat standar sehingga bagi semua
VII B 19 14 31 responden dapat diberikan pertanyaan yang benar-
benar sama.
Dengan mempertimbangkan hal-hal diatas dan
Berdasarkan pertimbangan peneliti tentang angket
melihat keadaan populasi berkelompok-kelompok yaitu
atau kuesioner yang akan dijadikan sebagai alat
sebanyak satua kelas maka dalam penelitian ini peneliti
pengumpulan data, maka setelah memperhatikan jenis
menggunakan kelas VIIB yang jumlah siswanya 31 siswa
angket atau kuesioner dari beberapa sudut pandang
sebagaipopulasi untuk memperoleh data penelitian.
maupun keuntungan tersebut diatas, peneliti
b. Sampel
berkesimpulan bahwa alat pengumpulan data yang
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang
paling tepat digunakan adalah jenis kuesioner tertutup,
akan diteliti. Dalam kaitannya dengan penelitian ini,
langsung dan pilihan ganda.
wakil yang dimaksud adalah individu-individu dari
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah
populasi siswa dengan menggunakan model
skala likert, Adapun skala likert merupakan suatu
pembelajaran discovery untuk minat belajar siswa[8].
skalapsikometrik yang umum digunakan dalam
Hal ini dilakukan karena terbatasnya fasilitas yang
kuesioner dan merupakan skala yang paling banyak
tersedia sehingga tidak memungkinkan dilakukan
digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini
penelitian terhadap seluruh individu.
diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan
4. Metode Pengumpulan Data
suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya.
Untuk memperoleh data yang diperlukan
Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert,
dalampenelitian ini, yaitu kemampuan guru
responden menentukan tingkat persetujuan mereka
menggunakan metode discovery, digunakan metode
terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu
observasi, dokumentasi dan angket.
dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima
Adapun jenis–jenis metode penelitian yang digunakan
pilihan skala dengan format seperti:
dalam penelitian ini adalah :
1. Sangat Setuju (Sangat Positif) diberi skor 5
a. Observasi
2. Setuju (Positif) diberi skor 4
Adalah melakukan pengamatan secara langsung ke
3. Kurang Setuju (Negatif) diberi skor 3
subjek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang
4. Tidak Setuju (Sangat Negatif) diberi skor 2
di lakukan. Apakah obyek penelitian bersifat perilaku,
5. Sangat Tidak Setuju (Sangat Negatif) diberi skor 1
tindakan manusia, dan fenomena alam (kejadian-
kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja, dari Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di
penggunaan responden besar. Observasi atau atas, kadang digunakan juga skala dengan tujuh atau
pengamatan merupakan suatu teknik atau cara sembilan tingkat. Suatu studi empiris menemukan
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan bahwa beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner
pengamatan terhadap kegiatan yang sedang dengan berbagai jumlah pilihan tersebut ternyata sangat
berlangsung. Obeservasi dapat dilakukan dengan mirip.
partisipasi atau non[11]. c. Dokumentasi
b. Angket Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang
Angket adalah teknik pengumpulan data yang di sudah berlalu[9]. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan,
lakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan gambaran, atau karya-karya monumental dari
atau responden untuk dijawabnya[12]. Sedangkan seseorang. Dokumentasi cara mengumpulkan data
pendapat lain[13] menjelaskan bahwa “angket adalah melalui peninggalan tertulis, seperti arsip, termasuk juga
usaha untuk mengumpulkan informasi dengan buku tentang teori, pendapat, dalil atau hukum, dan
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk lain-lain yang behubungan dengan masalah penelitian
dijawab tertulis pula oleh responden”. Angket disebut teknik dokumenter atau studi dokumenter.
merupakan “suatu daftar berisi pertanyaan-pertanyaan
66 CIVICUS | Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | Vol. 6, No. 2, September 2018, hal 62-72
Dalam penelitian ini metode dokumenentasi dengan segenap mengelola SMPN 19 Mataram
digunakan untuk memperoleh data penelitian terkait Tahun Ajaran 2017/2018.
dengan:
1) Data keadaan Siswa SMPN 19 Mataram 6. Indentifikasi dan Definisi Operasional Variabel
2) Data keadaan Guru, Pegawai dan Karyawan SMPN a. Indentifikasi Variabel
19Mataram Jenis variabel yang dipakai dalam penelitian dapat
3) Keadaan sarana dan prasarana SMPN 19 Kota diidentifikasikan menjadi dua:
Mataram 1) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi
4) Struktur organisasi SMPN 19 Mataram. atau penyebab. Berdasarkan pengertian tersebut
maka yang menjadi variabel bebas dalam penelitian
5. Jenis dan Sumber Data ini adalah metode discovery.
a. Jenis Data 2) Variabel terikat adalah veriabel dipengaruhi atau
Secara umum data dikelompokkan menjadi dua yaitu: variabel akibat. Berdasarkan uraian tersebut, maka
1) Data kualitatif adalah data yang bukan merupakan yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini
angka-angka tetapi di tujukan dengan kategori- adalah minat Belajar Anak SMPN 19 Mataram.
kategori. b. Definisi operasional
a) Data kualitatif yang dapat dikualifikasikan Perhatian utama penelitian pendidikan terletak pada
merupakan data kualitatif yang nilainya dapat di pembahasan dan analisis terhadap hasil-hasil
ukur atau dinyatakan dalam bentuk angka. pengukuran. Pembahasan hasil penelitian ini akan
b) Data kualitatif yang tidak dapat dikualifikasikan menjadi lebih efektif apabila peneliti memiliki kriteria
merupakan data kualitatif yang nilainya tidak yang tepat terhadap hasil. Kriteria ini berupa batasan
dapat diukur atau dinyatakan dalam bentuk operasional tentang hasil. Batasan operasional ini adalah
angka. suatu bukti tentang variabel-variabel yang diteliti dan
2) Data kuantitatif adalah data yang di tentukan akan diterima oleh peneliti.
dengan angka-angka. Data kuantitatif di Variabel atau faktor penelitian memiliki peranan
kelompokkan menjadi empat macam, yaitu sangat penting dalam suatu penelitian pendidikan.
a) Data interval adalah data yang di hasilkan Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
terdapat dari pengaturan yang didalam pengamatan dalam penelitian. Ada juga yang
pengukuran itu di asumsikan terdapat satuan menganggap variabel sebagai gejala sesuatu yang
(unit pengukuran yang sama). bervariasi. Adapun definisi dari kedua variabel tersebut
b) Data nominal adalah data yang di tentukan atau di atas, yaitu:
ditetapkan berdasarkan atas proses 1) Metode Discovey
penggolongan, variabel ini bersifat deskrif dan Discovery adalah teknik pembelajaran yang
menuntu siswa secara aktif melakukan pencarian
saling pilah (mutually exclusive) antara kategori pengalaman belajar menggunakan analisi dan
satu dengan yang lain. pemecahan masalah yang dihadapinya dengan
c) Data ordinal adalah data yang di susun menemukan dan menyelidiki sendiri.
berdasarkan atas jenjang atau peringkat dalam 2) Minat Belajar
atribut tertentu. Minat belajar adalah kecendrungan
d) Data rasio adalah data yang dalam proses individu untuk memiliki rasa senang tanpa ada
kualifikasinya mempunyai nol mutlak[10]. paksaan sehinggah dapat menyebabkan perubahan
pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku. Minat
b. Sumber Data
belajar dapat dilihat dari nilai raport siswa dalam
Sumber data dapat dikelompokkan menjadi 2 mata pelajaran PPKn.
(dua)[9]: 7. Instrumen Penelitian
a. Sumber data primer adalah sumber data asli yang Instrumen penelitian adalah semua alat yang
diperoleh secara langsung dari lapangan wawancara digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,
dengan guru. Sumber data sumber data primer menyelidiki suatu masalah atau mengumpulkan,
dalam penelitian yang diperoleh secara langsung mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data
responden yang disesuaikan dengan tujuan secara sistematis serta objektif dengan tujuan
penelitian. memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu
b. Sumber data skunder adalah sumber data yang hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu
mengutip dari sumber lainya. Dalam penelitian ini penelitian bisa disebut instrumen penelitian. Instrumen
maka data yang di perolehpeneliti adalah penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel
bersumber data yaitu dokumentasi yang sebarkan yang diteliti.
ke responder, dalam subjek penilitian yaitu guru a. Instrumen tentang Angket
dan siswa di SMPN 19 Mataram, dokumen- Instrumen yang digunakan untuk mengukur
dokumen SMPN 19 Mataram dan hasil wawancara pengunaan metode discovery adalah angket tertutup
yang dikembangkan dalam bentuk rating sacle dengan
Susana Engsa, Penggunaan Teknik Discovery 67
menggunakan scala likert dengan alternatif jawaban Nilai rxy akan dikonsultasikan dengan tabel r product
sebagai berikut: sangat setujuh untuk bobot nilai 5, moment kriteria pengujian yaitu:
Setujuh untuk bobot nilai 4, Kurang setujuh untuk bobot jika rxy ≥ rtabel maka soal dikatakan valid
nilai 3, Tidak setujuh untuk bobot nilai 2 dan Sangat jika rxy > rtabel maka soal dikatakan tidak valid
tidak seutuju untuk bobot nilai 1. Adapun tabel kisi-kisi Setelah diperoleh nilai kemudian dicocokkan dengan
istrumen metode discovery dapat dilihat pada tabel tabel r product moment.
dibawah ini. Tabel 4
Tabel 3 Hasil Perhitungan Validitas Angket Metode
Kisi-kisi Instrumen Pembelajaran Discovery
Butir No r tabel r hitung Keterangan
Variabe item Juml
Indikator Deskriptor 1 0,300 0,574 Valid
l nomor ah
2 0,300 0,595 Valid
Perasaan Pembelajaran 1, 9, 20 3 3 0,300 0,559 Valid
suka atau metode 4 0,300 0,533 Valid
senang dicovery ini
5 0,300 0,247 Tidak valid
menyenangka
Metode n 6 0,300 0,686 Valid
discover Motivasi 2, 6, 4 7 0,300 0,622 Valid
y Metode 17,18 8 0,300 0,504 Valid
discovery 9 0,300 0,531 Valid
dapat 10 0,300 0,112 Tidak valid
memberi 11 0,300 0,206 Tidak valid
motivasi siswa 12 0,300 0,423 Valid
dalam 13 0,300 0,488 Valid
kegiatan 14 0,300 0,137 Tidak valid
belajar
15 0,300 0,506 Valid
Perhatian 3, 4,8, 11, 9 16 0,300 0,415 Valid
Memberikan 12, 13, 14, 17 0,300 0,572 Valid
dorongan 16, 19 18 0,300 0,264 Tidak valid
belajar pada 19 0,300 0,488 Valid
siswa 20 0,300 0,517 Valid
Tertarik Siswa sangat 5,12,15,18 4 c. Reliabilitas
tertarik denga
pembelajaran Reliabilitas adalah suatu alat pengukur dikatakan
dengan reliable bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada
mengunakan
waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil
metode
dicovery yang sama[15]. Dalam uji reliabilitas berupa angket
digunakan Kuder Richardson 20 (KR-20).
Jumlah 20
Adapun rumus KR-20 sebagai berikut:
r11 = ( ) ( )
b. Validitas Dimana:
Sebuah angket dikatakan memiliki validitas jika r1 = reliabilitas angket secara keseluruhan
hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki p = proporsi subjek yang menjawab item
dengan benar
kesejajaran antara hasil angket tersebut dengan
q = proporsi subjek yang menjawab item
kriterium. Untuk mencari validitas butir nomor angket dengan salah (q = 1 p)
dapat dicari dengan menggunakan rumus korelasi ∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
product moment sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, n = banyaknya item
2013: 92). S = standar deviasi dari angket ( standar
deviasi adalah akar varians)
N . XY X
. Y Sedangkan di buku-buku lain n (n kecil) ini sering
r xy
N . X X N . Y Y
2 2 2 2 diganti dengan huruf k (k kecil), yang juga
melambangkan banyaknya item. Demikian juga huruf S
Keterangan: sebagai lambing standar deviasi, dituliskan SB sebagai
rxy = koefisien korelasi antar variabel X dan variabel Y
singkatan dari kata “Simpangan Baku.” Maka rumus KR-
N = jumlah siswa
ΣX = jumlah nilai variabel X 20 menjadi :
ΣY = jumlah nilai variabel Y r11 = ( )( )[8]
ΣXY = jumlah nilai perkalian variabel X dan Y
(ΣX)2 = jumlah nilai variabel X dikuadratkan
(ΣY)2 = jumlah nilai variabel Y dikuadratkan 8. Metode Analisis Data
ΣX2 = jumlah kuadrat nilai variabel X Dalam penelitian ini untuk mengelola data atau
ΣY2 = jumlah kuadrat nilai variabel Y. menganalisa data yang digunakan metode analisa
68 CIVICUS | Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | Vol. 6, No. 2, September 2018, hal 62-72
kuantitatif. Dengan teknik analisis statistik. Yang di dicapai. Kemudian guru memberikan simulasi dalam
maksud dengan statistik adalah “teknik matematika menyampaikan materi pelajaran, terlebih dahulu guru
dalam mengumpulkan, menyusun, memberikan, menyampaikan dan menjelaskan model pembelajaran
deskripsi, mengolah dan menafsirkan data kuantitatif[5]. yang digunakan, guru memberikan motivasi dan
Metode analisis di bedakan dua macam yaitu, analisis apersepsi mengenai materi yang akan dibahas. Setelah
statistik analisa non statistik “Statistik berarti cara-cara menyampaikan dan menjelaskan materi, selanjutnya
ilmiah yang disiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dan kemudian
menyajikan, dan menganalisa data penyelidikan yang dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Dalam melakukan
berwujud angka-angka”[16]. diskusi guru membimbing siswa yang kesulitan dalam
Dalam penelitian ini untuk menganalisa data yang belajar.
diperoleh digunakan teknik analisa statistik korelasi Untuk lebih meningkatkan minat siswa, guru
product moment dengan menggunakan rumus sebagai meminta perwakilan kelompok untuk
berikut: mempersentasikan hasil diskusinya, sedangkan
kelompok yang lain memperhatikan dan menanggapi
kelompok yang melakuakan presentasi dan kemudian
[8] guru mengklarifikasi tentang materi diskusi dan guru
menjelaskan konsep yang benar. Untuk mengetahui
Keterangan rumus: pemahaman siswa guru memberikan contoh soal dan
Rxy= koefisien korelasi antara X dan Y soal latihan. Kemudian guru meminta siswa untuk
Xy =hasil perkalian antara X dan Y menuliskan jawaban di papan tulis. Apabila ada jawaban
X = angket metode discovery yang masih keliru guru meminta siswa yang lain untuk
Y =prestasi belajar
memperbaiki jawaban yang salah sebelum dijawab oleh
N =jumlah subyek penelitian
guru. Pada tahap akhir guru memberikan penghargaan
Untuk menyajikan data menginterprestasikan data kepada siswa yang berkenerja bagus dengan tujuan agar
hasil penelitian, maka data analisis dengan siswa semakin giat belajar dan merasa dihargai.
menggunakan teknik korelasi produt moment dengan Selanjutnya guru meminta siswa untuk menyimpulkan
rumus angka. Rumus korelasi product moment materi yang telah dipelajari.
digunakanya, penelitian ini merupakan penelitian Berdasarkan hasil pengamatan dalam proses
korelasi yang dimiliki sampel yang sama sejajar, sampel pembelajaran pada pertemuan 1 diperoleh hasil sebagai
yang ditarik ditentukan dengan sistem random sampling, berikut.
hal ini sesuai dengan rumus korelasi product moment a. Siswa masih belum terbiasa menggunakan
digunakan untuk menganalisa data interval yang penerapan model discovery.
memilki sampel yang sama sejajar dengan mengambil b. Pembelajaran didominasi oleh siswa yang aktif
sampel secara random[10]. saja
Kriteria pengujian dilakukan dari hasil perbandingan c. Masih ada siswa yang bermain sendiri pada saat
r-hitung dengan r-tabel. Berdasarkan hasil belajar.
perbandingan tersebut akan dijadikan pedoman untu Kegiatan padapertemuan kedua yang dilaksanakan
menetukan apakah hipotesis yang dirumuskan ditolak pada tanggal 11 Mei 2018, pada tahap ini adalah
atau diterima apakah nilai hitung yang diperoleh (rxy) melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai
lebih besar atau sama dengan nilai (r) tabel pada paraf dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan
kepercayaan 5%, maka lebih hipotesis nilai ditolak, dan melalui model pembelajaran Discovery. Sebelum
sebaliknya jika hasil (rxy) lebih besar dari (r) tabel pada melakukan pembelajaran terlebih dahulu guru
taraf kepercayaan 5%, maka hipotesis nilai diterima[16]. mempersiapkan kelas dalam pembelajaran seperti
melakukan absensi dan melihat kebersihan kelas.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Kemudian guru memberikan motivasi berupa
1. Hasil Penelitian penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberikan
Pembelajaran dengan menggunakan media gambar pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan dan
dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Pada peretemuan memberikan informasi tentang kompetensi yang akan
pertama, skenario pembelajaran yang telah dicapai. Kemudian guru memberikan simulasi dalam
direncanakan melalui model pembelajaran Discovery. menyampaikan materi pelajaran, terlebih dahulu guru
Sebelum melakukan pembelajaran terlebih dahulu guru menyampaikan dan menjelaskan model pembelajaran
mempersiapkan kelas dalam pembelajaran seperti yang digunakan, guru memberikan motivasi dan
melakukan absensi dan melihat kebersihan kelas. apersepsi mengenai materi yang akan dibahas.
Kemudian guru memberikan motivasi berupa Setelah menyampaikan dan menjelaskan materi,
penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberikan selanjutnya guru membagi siswa menjadi 5 kelompok
pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan dan dan kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok.
memberikan informasi tentang kompetensi yang akan Dalam melakukan diskusi guru membimbing siswa yang
Susana Engsa, Penggunaan Teknik Discovery 69
DAFTAR RUJUKAN
[1] A. Arsyad, “Media pembelajaran.” Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2013.
[2] R. Y. B. Gagne and L. Briggs, “„Principles of
Instructional Design.‟” Holt, Rinehart, and
Winston, New York, Estados Unidos, 1975.
[3] C. Kustandi and B. Sutjipto, “Media
pembelajaran manual dan digital,” Bogor Ghalia
Indones., 2011.
[4] Z. Aqib, “Model-model, media, dan strategi
pembelajaran kontekstual (inovatif),” Bandung:
yrama widya, 2013.
[5] W. Sanjaya, Perencanaan dan desain sistem
pembelajaran. Kencana, 2015.
[6] I. Dina, “Ragam Alat Bantu Media
Pembelajaran,” 2011.
[7] Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran.
Pedagogia, 2012.
[8] A. Suharsimi, “Prosedur penelitian suatu
pendekatan praktik,” Jakarta: Rineka Cipta,
2006.
[9] P. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. 2013.
[10] Sugiyono, “Metode penelitian kombinasi (mixed
methods),” Bandung Alf., 2015.
[11] G. M. Sudaryono and W. Rahayu,
“Pengembangan Instrumen Penelitian
Pendidikan,” Yogyakarta Graha Ilmu, 2013.
[12] P. D. Sugiyono, “Metode Penelitian dan
Pengembangan,” Res. Dev. D, 2015.
[13] H. Usman, “Manajemen: teori, praktik, dan riset
pendidikan,” Jakarta bumi aksara, 2006.
[14] C. Narbuko and A. Achmadi, “Metodologi
penelitian,” Jakarta Bumi Aksara, 2007.
[15] S. Nasution, Berbagai pendekatan dalam proses
belajar dan mengajar. PT. Bina Aksara, 2000.
[16] S. Hadi, “Metodologi research jilid I,”
Yogyakarta Andi, vol. 94, p. 95, 2004.
[17] B. Suryosubroto, “Mengenal Pengajaran di
Sekolah dan Pendekatan Baru dalam Proses
Belajar Mengajar,” Jakarta: Balai Pustaka, 2002.