Anda di halaman 1dari 12

Vol. 17, No.

1, April 2017 p-ISSN: 1411 – 3411


e-ISSN: 2549 – 9815

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA


BERBASIS GEOGEBRA UNTUK KELAS X SMK

DEVELOPMENT OF GEOGEBRA-BASED MATHEMATICS LEARNING


MODULE FOR CLASS X SMK

Selviani Rahmiati1*, Waskito 1 dan refdinal 2


1Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang
*
e-mail: selvianirahmiati84@gmail.com

Abstrak-Berdasarkan observasi, yang menjadi permasalahan yaitu: Pembelajaran matematika masih berorientasi pada
keaktifan guru, Sumber belajar ( buku paket ) yang disediakan sangat kurang sehingga ada siswa yang sulit untuk
belajar di rumah sehingga siswa terkesan menunggu materi yang diberikan, Guru memulai pembelajaran dengan
memberikan konsep materi kepada siswa menggunakan media papan tulis dan penggaris dalam menggambar,
Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru belum maksimal menerapkan media pembelajaran yang membantu siswa
memahami konsep-konsep matematika dengan baik, Siswa kurang termotivasi dalam belajar matematika. Tujuan
penelitian untuk menghasilkan modul pembelajaran matematika berbasis geogebra yang valid, praktis dan efektif agar
layak digunakan di lapangan dan mengetahui bentuk modul pembelajaran. Model penelitian yang digunakan adalah
pengembangan model pengembangan Four-D Model. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define,
Design, Develop dan Disseminate. Subjek penelitian adalah siswa Kelas X SMK Negeri 1 Lahat. Jenis data yaitu data
primer dimana data yang diberikan oleh dosen ahli dan siswa. Instrumen pengumpul data berbentuk angket. Teknik
analisis data deskriptif untuk mendeskripsikan kevalidan, kepraktisan dan keefektifan modul pembelajaran matematika
berbasis geogebra. Berdasarkan temuan penelitian ini disimpulkan bahwa modul pembelajaran matematika berbasis
geogebra ini valid, praktis dan efektif untuk dimanfaatkan sebagai modul pembelajaran pada mata pelajaran
matematika.

Kata Kunci : Modul, Matematika, Validitas, Praktikalitas, Efektivitas.

Abstract—Based on the observations, the problems are: the limited book and the unavailability of Geogebra
Mathematics Based Based on the observations, the problem to: limited availability of the books and yet Based on the
observations, the problems are: Mathematics learning is still oriented on the activeness of teachers, learning
resources (book package) provided very less so that there are students who are difficult to learn at home so that
students are impressed waiting for the material given, the teacher started learning by giving the concept of material to
students using the whiteboard and a ruler in drawing, Teachers are not maximally implemented learning media that
help students understand the concepts of mathematics well, Students are less motivated in learning mathematics. The
objective of the research is to produce a valid, effective and effective geogebra-based mathematics learning module to
be feasible in the field and to know the form of learning module. The research model used is development of Four-D
Model development model. This model consists of 4 development stages namely Define, Design, Develop and
Disseminate. The subjects of the study were students of Class X SMK Negeri 1 Lahat. The type of data is primary data
where the data provided by expert lecturers and students. Data collection instrument in the form of a questionnaire.
Descriptive data analysis techniques to describe the validity, validity and effectiveness of geogebra-based
mathematics learning modules. Based on the findings of this study concluded that geogebra-based mathematics
learning module is valid, practical and effective to be utilized as a learning module on mathematics subjects.

Keywords : Module, Mathematics, Validity, Practicalities, Effectiveness.

Copyright © 201 INVOTEK. All rights reserved

1. PENDAHULUAN dan terencana untuk mewujudkan suasana


Undang-Undang tentang Sistem belajar agar peserta didik secara aktif
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 mengembangkan potensi dirinya untuk
disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
1
pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan lingkungan belajar yang di tata dan
dirinya, masyarakat bangsa dan negara diciptakan oleh guru (Azhar Arsyad,
Pembelajaran merupakan sebuah proses 2011,19). Maka dari itu, pemilihan media
perubahan prilaku sebagai akibat dari interaksi dalam proses belajar mengajar memiliki
dengan lingkungan, sehingga terjadinya banyak jenisnya tinggal menyesuaikan antara
pengalaman pembelajaran dan hasil tujuan pembelajaran dengan karakteristik
pembelajaran menjadi lebih bermakna media tersebut. Beragam jenis media yang
(meaningfull learning) (Nizwardi Jalinus & ada tersebut mengalami perkembangan yang
Ambiyar, 2016:2). Keberhasilan pembelajaran pesat terutama dari segi penyajian yang
ditandai dengan perolehan pengetahuan, semakin hari semakin inovatif. Dewasa ini
keterampilan dan sikap positif pada diri individu, pengembangan media pembelajaran
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. disesusaikan dengan kondisi pengajar dan
Keberhasilan pembelajaran ini sanagt peserta belajar, terutama respon dan
dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya kebutuhan peserta belajar. Peran media tidak
penggunaan media yang berfungsi sebagai hanya sebagai alat bantu menyampaikan
perantara pesan – pesan pembelajaran. pesan pengajar kepada siswa saja akan tetapi
Media pembelajaran atau media media pembelajaran diharapkan mampu
pendidikan merupakan segala sesuatu yang menarik minat peserta belajar untuk mau
menyangkut software dan hardware yang dapat memahami lebih jauh tentang isi materi yang
digunakan untuk menyampaikan isi materi ajar disampaikan oleh guru atau pengajar.
dari sumber pembelajaran ke peserta didik ( Guru menjadi fasilitator untuk
individu atau kelompok), yang dapat merangsang membantu siswa mentransformasikan potensi
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat yang dimiliki siswa menjadi kemampuan
pembelajar sedemikian rupa sehingga proses serta keterampilan yang ketika dikembangkan
pembelajaran (di dalam / diluar kelas) menjadi akan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
lebih efektif (Nizwardi Jalinus & Ambiyar, Pada proses belajar mengajar, guru selalu
2016:4) dituntut untuk memberikan inovasi baru agar
Penggunaan media dalam kegiatan siswa mamu mendapatkan pengalaman baru
belajar mengajar memiliki pengaruh yang sangat dalam proses belajar mengajar. Inovasi ini
besar terhadap pemahaman isi pelajaran, dengan diperlukan agar proses pembelajaran menjadi
menggunakan media akan lebih menjamin menyenangkan dan menarik.
terjadinya pemahaman yang lebih baik pada Inovasi ini dapat berupa
siswa (Nizwardi Jalinus & Ambiyar 2016 : 7). pengembangan media pembelajaran dan
Penggunaan media dalam pembelajaran metode pembelajaran. Penggunaan media
merupakan salah satu upaya meningkatkan pembelajaran yang belum dimanfaatkan
kualitas pembelajaran. Menurut Hamalik (Azhar dalam kegiatan belajar mengajar, membuat
Arsyad 2013:19) penggunaan media proses pembelajaran menjadi monoton dan
pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran membosankan. Media pembelajaran ini
akan membantu keefektifan proses pembelajaran contohnya, power point, video pembelajaran,
dalam menyampaikan pesan dan isi pembelajaran multimedia interaktif dan lain-lain.
pada saat itu. Media pembelajaran atau bahan Mengingat hal tersebut, guru, guru belum
ajar merupakan komponen pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan media
membantu mencapai tujuan sistem pembelajaran. pembelajaran tersebut, guru masih
Sebagaimana dalam sebuah sistem, jika suatu menggunakan buku dan papan tulis sebagai
komponen tidak berfungsi sebagaimana mestinya media pembelajaran. Disamping itu metode
maka keseluruhan dari sistem akan terganggu. pembelajaran yang digunakan oleh sebagian
Salah satu media pembelajaran yang besar guru masih konvensional, yaitu metode
dapat membantu siswa dalam proses ceramah. Metode tersebut dirasa sudah tidak
pembelajaran adalah media pembelajaran sesuai lagi, hal ini disayangkan mengingat di
berbasis komputer. Menurut Azhar Arsyad era teknologi informasi banyak software dan
(2013:95), Simulasi pada komputer memberikan hardware yang dapat diterapkan sebagai
kesempatan untuk belajar secara dinamis, sarana pengembangan media pembelajaran.
interaktif, dan perorangan. Dengan simulasi, Pengembangan dilakukan untuk
lingkungan pekerjaan yang kompleks dapat ditata menciptakan media pembelajaran yang
hingga menyerupai dunia nyata. Komputer juga menarik. Media dan metode pembelajaran
dapat merangsang siswa untuk mengerjakan yang menarik akan memudahkan guru untuk
berbagai latihan karena dengan tersedianya meningkatkan motivasi dan pemahaman
animasi grafik, warna dan musik yang dapat siswa dalam menyerap materi pembelajaran.
menambah realisme. Namun, pada praktiknya tidak semua guru
Salah satu fungsi utama media dapat mengembangkan media pembelajaran.
pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar Kemampuan serta pengetahuan guru dalam

2 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 1, April 2017
bidang pengembangan yang minim menyulitkan itu, matematika perlu dikuasai dengan baik,
guru untuk berinovasi lebih. Pendidik dalam hal sehingga dapat menunjang kehidupan. Salah
ini guru yang menguasai materi belum mampu satu upaya dalam menguasai matematika
menghadirkan bentuk pembelajaran yaitu melalui pembelajaran matematika di
menggunakan komputer sebagai media sekolah
pembelajaran. Menurut peraturan Menteri
Pelaksanaan proses pembelajaran ada Pendidikan Nasional (Permendiknas) no 22
dua aspek yang paling menonjol yaitu metode tahun 2006 tentang Standar Isi Mata
pembelajaran dan media pembelajaran sebagai Pelajaran Matematika untuk semua jenjang
alat bantu dalam mengajar. Guru diharapkan pendidikan dasar dan menengah dinyatakan
mampu merancang pembelajaran yang bahwa tujuan mata pembelajaran matematika
memberikan kesempatan kepada siswa untuk di sekolah adalah agar siswa mampu
aktif berinteraksi dan berkomunikasi, baik 1. Memahami konsep matematika,
dengan sesama siswa maupun dengan guru. Guru menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
dan media pembelajaran hendaknya bahu mengaplikasikan konsep atau algoritma,
membahu dalam memberikan kemudahan belajar secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
bagi siswa. Guru tidak hanya cukup memiliki dalam pemecahan masalah
pengetahuan tentang media pendidikan, tetapi 2. Menggunakan penalaran pada pola dan
juga harus memiliki keterampilan memilih dan sifat, melakukan manipulasi matematika
menggunakan serta mengusahakan (membuat dalam membuat generalisasi, menyusun
ataupun mengembangkan) media itu dengan baik bukti, atau menjelaskan gagasan dan
(Rusman,2013:55). pernyataan matematika
Media pembelajaran merupakan salah 3. Memecahkan masalah yang meliputi
satu factor yang mendukung keberhasilan proses kemampuan memahami masalah,
pembelajaran di sekolah dapat membantu proses merancang model matematika,
penyampaian informasi dari guru kepada siswa menyelesaikan model dan menafsirkan
atau sebaliknya. Media pembelajaran merupakan solusi yang diperoleh
alat bantu atau sarana pembawa pesan dari 4. Mengomunikasikan gagasan dengan
sumber belajar ke penerima pesan belajar simbol, tabel, diagram, atau media lain
(siswa), sehingga terjadi komunikasi dua arah untuk memperjelas keadaan atau masalah
atau lebih, serta mampu mensimulasikan materi 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan
secara audio visual sehingga kelihatan nyata matematika dalam kehidupan, yaitu
melalui gambar atau animasi. Menurut Asosiasi memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan
Pendidikan Nasional (National Education minat dalam mempelajari matematika,
Association/ NEA). Media adalah segala sesuatu serta sikap ulet dan percaya diri dalam
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pemecahan masalah.
dari pengirim ke penerima sehingga dapat Dengan meninjau tujuan ini maka
merangsang pikiran, perasaaan, perhatian dan pembelajaran matematika hendaknya
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa dilaksanakan secara tepat, sehingga tujuan-
sehingga proses belajar terjadi (Sadiman dkk, tujuan ini dapat tercapai. Salah satu upaya
2014:7) yang dapat dilaksanakan yaitu dengan
Penggunaan media pembelajaran menerapkan pembelajaran matematika yang
berbantuan komputer di sekolah menjadi relevan berwawasan konstruktivis. Selain itu,
sejalan dengan kurikulum 2013 yang diperlukan penerapan media pembelajaran
mengintegrasikan teknologi informasi dan untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Hal
komunikasi dalam proses pembelajarannya ini dikarenakan, media pembelajaran memiliki
termasuk dalam pembelajaran matematika. Bila manfaat sebagai berikut. (1) Memperjelas
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
siswa dapat belajar dengan cepat bila dibantu verbalistis, (2) Mengatasi keterbatasan ruang,
dengan komputer, Sedangkan pemanfaatannya waktu, dan daya indra, misalnya objek yang
sebagai pendukung media pembelajaran masih terlalu besar untuk dibawa ke kelas dapat
belum optimal. Hal inilah yang mendorong diganti dengan gambar, slide, dan sebagainya,
perlunya dikembangkan media pembelajaran (3) Penggunaan media pendidikan secara tepat
Berbasis komputer yang dapat dimanfaatkan dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif
secara luas guna mendukung proses anak didik, salah satu diantaranya
pembelajaran. menimbulkan kegairahan belajar, (4)
Matematika merupakan cara berfikir Memberikan rangsangan yang sama, dapat
logis yang dipresentasikan dalam bilangan, menyamakan pengalaman, dan persepsi siswa
ruang, dan bentuk dengan aturan-aturan yang terhadap isi pembelajaran (Arif S,
telah ada yang tak lepas dari aktifitas insani Sadiman.dkk,2014:18-19)
tersebut. Pada hakikatnya matematika tidak Namun, melihat kenyataan di
terlepas dari kehidupan sehari-hari. Oleh karena lapangan yaitu di sekolah, ternyata masih

3 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 1, April 2017
banyak ditemukan masalah-masalah dalam Oleh karena itu, diperlukan
pembelajaran matematika. Berdasarkan Standar perbaikan dalam pembelajaran sebagai upaya
Kompetensi Lulusan (SKL) pada KD 3.3 peningkatan hasil belajar siswa di SMK
Menentukan nilai variabel pada sistem persamaan Negeri 1 Lahat. Upaya peningkatan hasil
linier dua variabel dalam masalah kontekstual dan belajar siswa dapat dilakukan dengan
KD 3.4 Menentukan nilai maksimum dan melakukan berbagai perbaikan, perubahan dan
minimum permasalahan kontekstual yang pembaharuan disegala aspek komponen yang
berkaitan dengan program linear dua variabel di mempengaruhi pencapaian tujuan
Kelas X beberapa Program Keahlian SMK Negeri pembelajaran diantaranya meliputi kurikulum,
1 Lahat, didapatkan fakta bahwa, Data ulangan sarana dan prasarana, lingkungan sekolah,
blok semester ganjil siswa pada KD 3.3 dan 3.4 guru dan siswa, bahan ajar serta metode
kelas X SMK Negeri 1 Lahat, Tahun 2015/2016 mengajar. Pembaharuan atau perbaikan hasil
dan 2016/2017 menunjukkan bahwa pencapaian belajar sebagai program dalam peningkatan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada aspek mutu output yang dihasilkan maka perlu
pengetahuan belum maksimal. dilakukan upaya untuk meningkatkan kualitas
Rendahnya prestasi belajar ini terjadinya pembelajaran. Salah satu cara yang dapat
karena permasalahan-permasalahan dalam dilakukan yaitu dengan menciptakan sumber
pembelajaran matematika diantaranya karena: belajar sebagai pegangan siswa dalam
1. Pembelajaran matematika masih berorientasi kegiatan belajar, karena dengan sumber
pada keaktifan guru, pemahaman matematika belajar diharapkan dapat meningkatkan
dasar yang sangat rendah (15, 78 %), efisiensi dan keefektifan pembelajaran di
2. Sumber belajar ( buku paket ) yang sekolah, baik dalam segi waktu, dana, fasilitas,
disediakan sangat kurang sehingga ada siswa maupun tenaga guna mencapai tujuan
yang sulit untuk belajar di rumah sehingga pembelajaran
siswa terkesan menunggu materi yang Berdasarkan pra penelitian di SMK
diberikan. Negeri 1 Lahat, melalui wawancara guru,
3. Guru memulai pembelajaran dengan bahwa bahan ajar yang digunakan oleh siswa
memberikan konsep materi kepada siswa hanya berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) dan
menggunakan media papan tulis dan Buku Paket. Siswa tidak diberikan bahan ajar
penggaris dalam menggambar, Setelah itu lain seperti modul, handout, brosur, dan leaflet
siswa diberikan soal-soal dalam bentuk sebagai sumber belajar dalam kegiatan belajar
latihan yang berguna untuk melatih siswa. LKS juga belum bisa mengembangkan
pemahaman materi yang diajarkan, siswa diri siswa dalam mengembangkan
yang menangkap materi pelajaran hanya pengetahuan dan keterampilan berpikir
sekitar 31,25 % dari 32 orang siswa sehingga siswa masih kesulitan dalam
4. Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru menyelesaikan persoalan yang diajukan
belum maksimal menerapkan media kepadanya. terdapat beberapa kelemahan yang
pembelajaran yang membantu siswa dimiliki oleh LKS, yaitu LKS kurang menarik
memahami konsep-konsep matematika karena dicetak menggunakan kertas buram dan
dengan baik. Walaupun, langkah-langkah hanya terdapat warna pada sampul, materi
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru yang disajikan masih terlalu banyak dengan
sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan penjelasan yang kurang terarah pada topik
pembelajaran yang diharapkan oleh bahasan, bahasa yang digunakan membuat
Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang siswa sulit memahaminya, terdapat banyak
Standar Proses Pendidikan Dasar dan soal baik pilihan ganda dan uraian yang hanya
Menengah, serta guru telah beberapa kali melatihkan segi kognitif siswa, sehingga
menerapkan media pembelajaran. Namun, keterampilan berpikir siswa belum dapat
belum diterapkannya media pembelajaran terpenuhi, dan tidak adanya peta konsep. Oleh
interaktif yang mendukung tahap berpikir karena itu, diperlukan sumber belajar lain
siswa dalam belajar matematika tentu akan yang mampu meningkatkan pemahaman dan
mempengaruhi pemahaman siswa akan kemampuan berpikir siswa dalam mempelajari
konsep-konsep matematika yang dipelajari. materi pelajaran. Salah satu sumber belajar
Hal ini dikarenakan media pembelajaran tersebut yaitu modul pembelajaran yang
interaktif memiliki manfaat dalam mampu memberikan kesempatan kepada siswa
memperlancar interaksi antara guru dengan dalam mengembangkan pengetahuan dan
siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan keterampilan dalam menyerap materi
lebih efektif dan efisien (Depdiknas, 2003). pelajaran dalam modul.
5. Siswa kurang termotivasi dalam belajar Bahan ajar berupa modul dapat
matematika. Motivasi belajar matematika memberikan pengalaman dalam belajar yang
yang dimiliki siswa, tentu memegang peranan direncanakan dan dirancang secara sistematis
penting untuk keberhasilan siswa dalam untuk mencapai tujuan belajar. Perencanaan
belajar matematika. dan perancangan modul harus merangsang

4 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 1, April 2017
siswa agar secara aktif memiliki keinginan untuk pembelajaran lebih menarik, menyenangkan
mempelajari materi modul tersebut dalam membuat siswa semangat belajar serta dapat
kegiatan belajar di kelas. Kegiatan belajar tercapai tujuan dari pembelajaran
mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa
merupakan suatu proses interaksi edukatif, 2. TINJAUAN PUSTAKA
dimana terjalin komunikasi timbal balik yang a. Belajar dan Pembelajaran
memiliki tujuan dalam menyalurkan dan
menerima ilmu pengetahuan dalam Matematika
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan Belajar dan pembelajaran merupakan
siswa. Interaksi edukatif ini dilakukan antara guru istilah yang tidak dapat dipisahkan. pengertian
dengan siswa, siswa dengan siswa yang lain, serta belajar diungkapkan oleh Sofan Amri
siswa dengan sumber belajar. (2013:39) bahwa belajar merupakan suatu
Berdasarkan hasil wawancara yang aktifitas yang dilakukan seseorang untuk
dilakukan terhadap guru dan wakil kepala sekolah memperoleh perubahan, baik perubahan
bidang kurikulum di SMK Negeri 1 Lahat, bahwa kognitif, afektif, maupun psikomotor.
diketahui belum ada bahan ajar berupa modul Sedangkan (Rusman, 2011) yang menyatakan
matematika sebagai salah satu sumber belajar bahwa belajar merupakan suatu proses
siswa. Oleh karena itu, diperlukan modul perubahan prilaku yang muncul karena
pembelajaran agar membuat siswa tertarik untuk pengalaman. Hal ini diperkuat oleh Kingskey
mempelajari dan menguasai materi pelajaran (Rusman, 2011:8) menyatakan bahwa tingkah
sebagai upaya dalam peningkatan kualitas laku ditimbulkan atau diubah melalui praktik
pembelajaran yang akan berakibat pada dan latihan.
peningkatan hasil belajar siswa Pembelajaran matematika
Salah satu program komputer (software) merupakan suatu proses belajar mengajar yang
yang dapat dimanfaatkan sebagai media dibangun oleh guru untuk mengembangkan
pembelajaran matematika, khususnya geometri kreatifitas berfikir siswa, cara berfikir yang
dan aljabar adalah GeoGebra. Menurut Markus logis yang dipresentasikan ke dalam bilangan,
Howenwater (2008), GeoGebra adalah program ruang, dan bentuk dengan aturan – aturan yang
komputer tak berbayar (open-source software) telah ada yang dapat meningkatkan
yang dirancang untuk menggabungkan geometri, kemampuan mengkonstruksi pengetahuan
aljabar, dan kalkulus dalam satu lingkungan yang baru sebagai upaya peningkatan penguasaan
dinamis. Program ini memungkinkan pengguna yang baik terhadap materi matematika.
untuk menggabungkan beberapa yang saling
berhubungan secara dinamis. GeoGebra Program b. Sumber Belajar
ini dapat dimanfaatkan secara bebas yang dapat Menurut Rusman (2009:123)
diunduh dari www.geogebra.org sumber belajar adalah segala sesuatu yang
Pemanfaatan program GeoGebra ada di lingkungan sekitar kegiatan belajar
memberikan beberapa keuntungan, diantaranya yang secara fungsional dapat digunakan
adalah sebagai berikut (Hohenwarter, 2008): untuk membantu optimalisasi hasil belajar.
1. Lukisan-lukisan geometri yang biasanya Menurut Wina Sanjaya (2010 : 12)
dihasilkan dengan dengan cepat dan teliti sumber belajar berkaitan dengan segala
dibandingkan dengan menggunakan pensil, sesuatu yang memungkinkan siswa dapat
penggaris, atau jangka. memperoleh pengalaman belajar.
2. Adanya fasilitas animasi dan gerakan-gerakan Sedangkan menurut Association For
manipulasi (dragging) pada program GeoGebra Education and Communication Tecnology
dapat memberikan pengalaman visual yang atau dikenal dengan AECT (azhar Arsyad,
lebih jelas kepada siswa dalam memahami 2010 : 3) sumber belajar diartikan sebagai
konsep geometri. semua sumber baik berupa data, orang,
3. Dapat dimanfaatkan sebagai balikan/evaluasi maupun wujud tertentu yang dapat
untuk memastikan bahwa lukisan yang telah digunakan anak didik dalam belajar..
dibuat benar. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang
4. Mempermudah guru/siswa untuk menyelidiki dapat digunakan untuk mendukung dan
atau menunjukkan sifat-sifat yang berlaku pada memudahkan terjadinya proses belajar.
suatu objek geometri. Sumber belajar yaitu berbagai atau semua
Pengembangan modul pembelajaran sumber baik berupa data, orang dan wujud
Berbasis Geogebra, bertujuan untuk tertentu yang dapat digunakan siswa dalam
menumbuhkan kemampuan berpikir dalam belajar, baik secara terpisah maupun
meningkatkan rasa ingin tahu siswa untuk terkombinasi sehingga mempermudah siswa
menguasai materi pelajaran. Pengembangan dalam mencapai tujuan belajar. Jadi dapat
modul pembelajaran dengan diintegrasikan disimbulkan bahwa sumber belajar adalah
model pembelajaran dapat memberikan sumber segala sesuatu yang bisa menjadikan siswa
belajar yang inovatif bagi siswa, sehingga bisa mencapai tujuan belajar.

5 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 1, April 2017
c. Sumber Belajar Modul e. Pembelajaran Menggunakan
Modul merupakan bahan ajar yang
disusun secara sistematis dan menarik mencakup Modul
isi materi, metode dan evaluasi yang dapat Proses pembelajaran pada
digunakan secara mandiri. Modul dapat dasarnya adalah proses komunikasi yang
digunakan secara mandiri, sesuai dengan diwujudkan melalui kegiatan penyampaian
kecepatan belajar masing-masing individu secara informasi kepada peserta didik. Informasi
efektif dan efisien. yang disampikan dapat berupa pengetahuan,
Menurut (Daryanto, 2013: 9) Modul keahlian, skill, ide, pengalaman, dan
merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang sebagainya. Informasi tersebut biasanya
dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya dikemas sebagai satu kesatuan yaitu bahan
memuat seperangkat pengalaman belajar yang ajar (teaching material). Bahan ajar
terencana dan didesain untuk membantu peserta merupakan seperangkat materi/substansi
didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. pelajaran yang disusun secara sistematis,
Pengajaran modul merupakan suatu proses menampilkan sosok utuh dari kompetensi
pengajaran individual yang memungkinkan siswa yang akan dikuasai peserta didik dalam
menguasai satu unit bahan pelajaran sebelum dia kegiatan pembelajaran. Dengan adanya
beralih kepada unit berikutnya. Pendapat lain bahan ajar memungkinkan peserta didik
dikemukakan oleh winkel (2013:476), modul mempelajari suatu kompetensi atau
pengajaran sebagaimana diterapkan di Indonesia kompetensi dasar secara runtut dan
merupakan suatu paket bahan pengajaran sistematis sehingga secara akumulatif
(learning Material) yang memuat deskripsi mampu menguasai semua kompetensi
tentang tujuan pembelajaran yang khas, lembar secara utuh dan terpadu.
petunjuk guru yang menjelaskan cara mengajar Menurut Depdiknas ( 2008)
yang efisien, bahan bacaan bagi siswa, serta alat- tentang penulisan modul Bahan ajar disusun
alat evaluasi belajar. Sukiman (2012:132) dengan tujuan:
mengatakan modul adalah semacam paket a. Membantu peserta didik dalam
program untuk keperluan belajar. Dari suatu mempelajari sesuatu
paket program modul terdiri dari komponen b.Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan
komponen yang berisi tujuan belajar, bahan ajar
belajar, metode belajar alat dan sumber belajar c. Memudahkan pendidik dalam
serta sistem evaluasi. Modul disajikan dalam melaksanakan pembelajaran
bentuk yang bersifat self-instructional. Masing- d.Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih
masing siswa dapat menentukan kecepatan dan menarik
intensitas belajarnya masing-masing. Sedangkan
menurut S. Nasution (2008:205) modul
merupakan suatu unit yang lengkap yang berdiri f. Geogebra
sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan
belajar yang disusun untuk membantu siswa Komputer dapat digunakan sebagai
dalam mencapai sejumlah tujuan yang alat instruksional yang disebut pembelajaran
dirumuskan secara khusus dan jelas. dengan bantuan komputer ( Computer Aided
Instruction disingkat CAI). Dalam pel
aksanaan CAI, komputer difalisitasi dengan
d. Prosedur Pengembangan Modul beberapa jenis perangkat lunak pembelajaran
Penulisan modul merupakan proses sebagai bentuk bantuan langsung kepada
penyusunan materi pembelajaran yang dikemas siswa dalam proses pembelajaran. Software
secara sistematis sehingga siap dipelajari oleh atau perangkat lunak adalah sekumpulan data
pembelajar untuk mencapai kompetensi atau elektronik yang disimpan dan diatur oleh
sub kompetensi. Penyusunan modul belajar komputer, data elektronik yang disimpan oleh
mengacu pada kompetensi yang terdapat di komputer itu dapat berupa program atau
dalam tujuan yang ditetapkan. instruksi yang akan menjalankan suatu
Menurut buku petunjuk Direktorat perintah. Menurut Oemar Hamalik
Pendidikan Nasional (2008) tentang penulisan (2001:237) bentuk perangkat lunak
modul, langkah langkah penulisan modul pembelajaran dengan bantuan komputer
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : yaitu: latihan dan praktek (drill and practice),
1.Analisis kebutuhan modul tutorial, simulasi dan pembelajaran dengan
2.Penyusunan Draft instruksi komputer (computer managed
3.Uji Coba instruction).
4.Validasi
5.Revisi

6 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 1, April 2017
3. METODOLOGI b) Analisis Kurikulum
Penelitian dan pengembangan (Research Analisis kurikulum ini mengacu
and Development). Menurut Sugiyono (2011: pada silabus mata pelajaran matematika yang
297) penelitian pengembangan adalah metode ada di SMK Negeri 1 Lahat pada semester
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan ganjil, agar pembelajaran yang akan
produk tertentu dan menguji keefektifan produk dihasilkan tidak menyimpang dari tujuan
tersebut. Prosedur pengembangan bahan ajar pembelajaran. Topik yang dikembangkan
dengan menggunakan model ini menggunakan pada silabus mata pelajaran matematika, yaitu
model pengembangan 4-D (four-D). Proses sebagai berikut:
pengembangan yang terdiri dari 4 tahap yaitu: (1) Tabel 1. Topik dan Pokok Bahasan
define (penentuan materi); design (perancangan); Matematika Berbasis GeoGebra
(3) develop (pengembangan); (4) disseminate pada semester Ganjil
(penyebaran) (Trianto 2009:189).
KD. 1 Persamaan dan pertidaksamaan nilai
Teknik pengumpulan data berupa angket
mutlak liniar satu variabel
(kuesioner). Teknik analisis data terdiri dari
analisis validitas, analisis praktikalitas dan KD.2 Sistem persamaan dan
analisis efektifitas. Analisis validitas adalah hasil pertidakpersamaan liniar dua
validasi melalui angket terhadap modul variabel
matematika berbasis GeoGebra dari validator KD.3 Program linier
terhadap seluruh aspek (materi, format dan
penyajian) yang dinilai. Analisis praktikalitas c) Identifikasi Materi yang Dibutuhkan Modul
diperoleh dari hasil penilaian melalui angket Identifikasi materi yang dibutuhkan
terhadap modul matematika berbasis GeoGebra modul dilakukan dengan bertukar pendapat
dari siswa. Analisis efektivitas dari modul dengan guru mata pelajaran Matematika
matematika berbasis GeoGebra ditentukan mengenai beberapa materi pembelajaran
dengan cara melihat pencapaian ketuntasan hasil Matematika. Setelah bertukar pendapat
belajar siswa dengan menggunakan modul dengan guru mata pelajaran, langkah
matematika berbasis GeoGebra yang diperoleh selanjutnya yaitu mengumpulkan informasi
saat penelitian dan dibandingkan dengan kelas tentang materi yang dibutuhkan. Informasi ini
yang tidak menggunakan modul matematika diperoleh dari silabus satuan pendidikan
berbasis GeoGebra. SMK Negeri 1 Lahat pada mata pelajaran
Matematika.
2) Tahap Perancangan (Design)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahapan ini merupakan perancangan
a. Hasil Pengembangan
modul sesuai dengan rancangan yang telah
Tahapan-tahapan yang dilakukan untuk
dibuat. Hasil rancangan modul tersebut terdiri
menghasilkan produk modul matematika berbasis
dari :
GeoGebra adalah sebagai berikut:
a) Rancangan halaman sampul modul
1) Tahap Pendefenisian (Define)
pembelajaran Matematika Berbasis
a) Observasi Kelas
GeoGebra.
Observasi yang dilakukan di SMK Negeri 1
b) Rancangan Halaman Judul Modul
Lahat pada mata pelajaran matematika didapatkan
Pembelajaran Matematika Berbasis
masalah yaitu selama ini proses pembelajaran
GeoGebra.
matematika tidak menggunakan modul sebagai
c) Rancangan Halaman Kata Pengantar
sumber belajar yang bisa dijadikan acuan oleh siswa.
Modul Pembelajaran Matematika
Saat proses pembelajaran guru lebih banyak
Berbasis GeoGebra.
menjelaskan pelajaran tanpa banyak melibatkan
d) Rancangan halaman peta kedudukan
siswa, cara penyajian materi yang kurang menarik
modul pembelajaran Matematika Berbasis
oleh guru membuat siswa menjadi kurang
GeoGebra.
termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Masalah
e) Rancangan Halaman Pendahuluan Modul
lain yang dihadapi siswa adalah kurangnya sumber
pembelajaran Matematika Berbasis
referensi tentang buku mata pelajaran matematika,
GeoGebra.
ketersediaan sumber belajar berupa buku-buku
f) Rancangan Kegiatan Belajar 1 Sampai
untuk mata pelajaran matematika di perpustakaan
dengan Kegiatan Belajar 3.
SMK Negeri 1 Lahat hanya ada 1 sumber
g) Rancangan Modul
referensi. Permasalahan diatas menyebabkan
h) Rancangan halaman Uji Kompetensi
proses pembelajaran yang berlangsung masih
i) Rancangan halaman daftar pustaka modul
berpusat kepada guru, hal ini dapat dilihat bahwa
pembelajaran Modul Pembelajaran
siswa bersikap pasif, hanya mengandalkan guru
Matematika Berbasis GeoGebra
untuk mendapatkan materi pembelajaran, sehingga
j) Rancangan halaman glosarium modul
pembelajaran berlangsung secara monoton, dan
pembelajaran matematika berbasis
akhirnya membuat siswa mudah menjadi bosan
geogebra
dan jenuh.

7 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 1, April 2017
k) Rancangan Halaman Penutup modul ketepatan dalam pengembangan silabus dan
pembelajaran matematika berbasis geogebra materi apakah mengacu pada kurikulum yang
digunakan.
Hasil penilaian dari masing-masing
3) Tahap Pengembangan (Development)
aspek indikator yang diberikan validator
Pengambilan data validitas modul
dijumlahkan dan dihitung persentase penilaian
pembelajaran adalah dengan menggunakan angket
menurut aspek yang telah dibuat. Berikut
(kuesioner). Dalam hal ini peneliti memberikan
deskripsi data yang didapat pada penelitian ini:
angket kepada tiga orang validator yang
a. Data Uji Validitas Isi/Materi
memvalidasi modul yang dikembangkan. Validator
pertama, kedua dan ketiga melakukan validasi Penilaian validator tentang
serta penilaian terhadap materi, format dan kevalidan isi/materi modul pembelajaran
penyajian modul. Validasi materi meliputi
ketepatan cakupan materi, kesesuaian antara materi
matematika berbasis geogebra dapat dilihat
dengan Silabus dan Bahan ajar yang digunakan pada Tabel 2 berikut:
dan melihat beberapa aspek penting antara lain
Tabel 2 Penilaian Validator Tentang Kevalidan Isi/Materi Modul Pembelajaran Matematika Berbasis
Geogebra
Data Validitas Materi Modul Pembelajaran Matematika Berbasis Geogebra
Item Peryantaan Angket Hasil
Validato
No 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 Valida Kategori
r 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 si
1 Validator 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 0.93 Valid

Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa penilaian b. Data Uji Validas Media Modul
data validasi materi modul pembelajaran
matematika berbasis geogebra diatas diisi oleh ahli Penilaian validator tentang
materi yaitu guru mata pelajaran matematika SMK kevalidan media modul pembelajaran
1 Lahat, didapat kevalidan materi/isi pada modul matematika berbasis geogebra dapat
pembelajaran matematika berbasis geogebra dilihat pada Tabel 3 berikut:
adalah “valid”.

Tabel 3 Penilaian Validator Tentang Kevalidan media Modul Pembelajaran


Matematika Berbasis Geogebra
Data Validitas MediaModul Pembelajaran Matematika Berbasis Geogebra

Item Peryantaan Angket


Hasil
No Validator Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Validasi

1 Validator 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 0.91 Valid

Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa c. Data Uji Validitas Kurikulum


data validasi media modul pembelajaran Penilaian validator tentang
matematika berbasis geogebra diatas diisi kevalidan kurikulum terhadap modul
oleh validator yaitu Dosen Fakultas pembelajaran matematika berbasis
Teknik UNP didapat hasil validasi geogebra dapat dilihat pada Tabel 4.
penyajian dengan kategori “Valid”. berikut:

Tabel 4. Penilaian Validator Tentang Kevalidan kurikulum terhadap Modul


Pembelajaran Matematika Berbasis Geogebra
Data Validitas Kurikulum Modul Pembelajaran Matematika Berbasis Geogebra
Item Peryantaan Angket
Hasil
No Validator Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Validasi

1 Validator 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 0.91 Valid

8 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 1, April 2017
Dari tabel 4. dapat disimpulkan a) Respon siswa terhadap Praktikalitas
bahwa data validasi Kevalidan kurikulum Modul
Praktikalitas modul pembelajaran
terhadap modul pembelajaran matematika matematika berbasis geogebra memerlukan
berbasis geogebra diatas diisi oleh respon dari siswa. Data ini didapatkan melalui
validator yaitu Dosen Fakultas Teknik angket yang diberikan kepada siswa setelah
UNP didapat penilaian validasi penyajian dilakukan pembelajaran, rata-rata hasil uji
dengan kategori “Valid”. praktikalitas modul menurut siswa yaitu
87,68%, sehingga dapat disimpulkan modul
tersebut masuk pada kategori “Sangat Praktis”.

Tabel 5. Data Respon Siswa Tentang Praktikalitas Modul Pembelajaran Matematika


Berbasis Geogebra
Rata-
No Aspek yang Dinilai Ket
Rata
Sangat
1. Saya dapat mengoperasikan modul dengan mudah 83,33
Praktis
Dengan modul saya dapat belajar sendiri meskipun Sangat
2. 86,11
tanpa guru Praktis
Sangat
3. Dengan modul pembelajaran menjadi lebih praktis 84,44
Praktis
Saya dapat memahami materi pembelajaran dengan Sangat
4. 89,44
mudah melalui modul Praktis
Saya dapat mengulangi kembali menjawab Sangat
5. 90
pertanyaan modul di rumah Praktis
Modul sangat membantu saya dalam memahami Sangat
6. 83,33
konsep materi pembelajaran Praktis
Dengan modul saya dapat memahani konsep Sangat
7. 91,11
pembelajaran dalam waktu singkat Praktis
Saya lebih cepat memahami materi pelajaran jika Sangat
8. 86,11
menggunakan modul Praktis
Saya menyenangi pembelajaran dengan Sangat
9. 92,78
menggunakan modul Praktis
Belajar dengan modul membangkitkan minat saya Sangat
10. 91,11
untuk lebih giat belajar Praktis
Sangat
11. Saya tidak merasa bosan menggunakan modul 86,67
Praktis
Sangat
Presentase penilaian 87,68
Praktis

sebanyak 31 siswa (diluar sampel) dengan


b) Data Uji Efektifitas asumsi bahwa sama-sama dilakukan pada
Hasil uji efektifitas modul pembelajaran mata pelajaran matematika dan pada siswa
matematika berbasis geogebra dilihat dari hasil dengan angkatan yang sama.
postest siswa kelas kontrol (kelas tidak Setelah dilakukan uji validitas item
menggunakan modul) dan kelas eksperimen soal dari 35 soal yang diberikan terdapat 32
(menggunakan modul). soal yang valid yaitu soal no 1, 2, 3, 4, 5, 6,
a. Uji Instrumen Soal 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20,
Sebelum tes diberikan kepada kelas 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 34
sampel, terlebih dahulu dilakukan uji coba tes dan 35 Sementara soal no 12, 27, 33 masuk
untuk mengetahui reliabilitas, tingkat kategori soal yang tidak valid, artinya soal
kesukaran soal dan daya pembeda. tersebut gugur/dibuang. (Lampiran 13).
b. Uji Validitas Item c. Uji Reliabilitas Tes
Pengujian validitas instrumen uji coba Reliabilitas tes merupakan suatu
dilakukan dengan cara melakukan uji tes soal ukuran apakah tes tersebut dapat dipercaya.
pada siswa kelas X Teknik Sepeda Motor 1 Hasil perhitungan reliabilitas soal diketahui

9 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 1, April 2017
bahwa semua soal reliabel dan lebih jelasnya terdapat 19 soal yaitu no 1, 2, 3, 4, 7, 9, 11,
dapat dilihat sebagai berikut: Hasil reliabilitas 15, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 25, 31, 32, 34, 35.
menggunakan SPSS 15 diperoleh nilai 0,883. Kemudian 7 soal kategori jelek yaitu 5, 6,
Hasil tersebut dibandingkan dengan r tabel. Tes 12, 13, 27, 33. (Lampiran14).
dinyatakan Reliabel apabila r hasil perhitungan f. Uji Persyaratan Analisis
> r tabel. Menurut r tabel, untuk N=31 dan taraf Sebelum dilakukan analisis terhadap
signifikan 5%, nilai r adalah 0,355. Maka hasil belajar siswa (pos test), maka terlebih
didapat r hitung > r tabel = 0,883> 0,355. dahulu dilakukan uji persyaratan analisis
Hasil analisis dan berdasarkan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
interprestasi nilai r maka dapat dilihat bahwa Data yang diambil adalah data pre test kelas
tes mempunyai tingkat reabilitas tes yang kontrol dan kelas eksperimen dengan tujuan
tinggi yaitu 0.883. untuk mengetahui kemampuan awal siswa
dalam pembelajaran matematika.
d. Uji Indeks Kesukaran 1) Uji Normalitas
Indeks kesukaran soal dibuat adalah Uji normalitas yang dilakukan
untuk melihat apakah soal yang telah dibuat dengan menggunakan statistik Kolmogorov
termasuk kategori sukar, sedang atau mudah. Smirnov dengan taraf signifikan α = 0,05, di
Semua soal yang telah diuji cobakan kemudian uji dengan SPSS. Uji normalitas adalah uji
dilakukan analisis dan diperoleh hasil bahwa 8 untuk mengukur apakah data nilai hasil
soal tergolong mudah yaitu no 3, 5, 7, 10, 16, pretest dari kelas eksperimen dengan kelas
20, 31, 35 analisis soal yang tergolong sedang kontrol memiliki distribusi normal atau
terdapat 18 soal yaitu: 1, 2, 4, 8, 9, 11, 14, 17, tidak, sehingga dapat dipakai dalam statistik
18, 21, 22, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 32, 33 dan parametrik (statistik inferensial). Uji
analisis soal sukar terdapat 9 soal yaitu: 6, 12, normalitas dilakukan untuk mengetahui
13, 15, 19, 23, 25, 27, 34. Maka dapat di apakah data empirik yang didapatkan dari
simpulkan indeks kesukaran soal dalam lapangan itu sesuai dengan distribusi
kategori normal dan baik karena masing- teoritik tertentu. Tes-tes parametrik untuk
masing terdapat keseimbangan antara soal uji normalitas dibangun dari distribusi
mudah, sedang dan sukar. normal. Asumsinya adalah sampel yang
e. Uji Daya Beda diambil betul-betul mewakili populasi
Semua soal yang telah diujikan sehingga hasil penelitian kita bisa
dilakukan analisis soal dan ternyata diperoleh digeneralisasikan pada populasi. Secara
bahwa 1 soal kategori baik sekali yaitu no 28 statistik, sifat dan karakteristik populasi
soal kategori baik terdapat 9 soal yaitu no 8, 10, adalah terdistribusi secara normal.
14, 16, 20, 24, 26, 29, 30 soal kategori cukup
Tabel 6. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kontrol eksperimen
N 36 36
Normal Parameters(a,b) Mean 41,5831 43,3181
Std. Deviation 4,65422 5,54717
Most Extreme Absolute
,220 ,156
Differences
Positive ,220 ,114
Negative -,150 -,156
Kolmogorov-Smirnov Z 1,320 ,938
Asymp. Sig. (2-tailed) ,061 ,343
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Hasil uji normalitas pretest pada tabel 2) Uji Homogenitas
4.13 menunjukan nilai Asymp. sig. (2-tailed), Uji homogenitas digunakan untuk
untuk kelas eksperimen sebesar 0,343 dan kelas mengetahui apakah beberapa varian
kontrol sebesar 0,061 yang berarti > dari 0,05 populasi adalah sama atau tidak. Uji ini
berarti kedua data pretest tersebut berdistribusi dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis
normal. Hal ini menunjukan bahwa data yang independent sample t-test dan ANOVA.
digunakan dalam penelitian ini berdistribusi Sebagai kriteria pengujian, jika nilai
normal dan bisa untuk dilakukan uji berikutnya. signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih
kelompok data adalah sama.Pada dasarnya

10 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 1, April 2017
uji homogenitas dimaksudkan untuk dengan menggunakan uji levene dengan
memperlihatkan bahwa dua atau lebih software SPSS versi 15 dengan kriteria data
kelompok data sampel berasal dari populasi dikatakan homogen jika taraf
yang memiliki variansi yang sama. signifikansinya lebih besar dari 0,05.
Uji homogenitas pada penelitian ini
dilakukan terhadap tes hasil belajar (pretest)
siswa pada kelas kontrol dan eksperimen
Tabel 7. Uji Homogenitas Pre Test Kelas Kontrol dan Eksperimen
Test of Homogeneity of Variances
eksperimen

Levene Statistic df1 df2 Sig.


1,436 5 30 ,240

Berdasarkan hasil analisa homogenitas 2). Hasil Postest


data seperti pada tabel 4.14 terlihat bahwa nilai
Hasil belajar matematika dilihat dari
signifikansi dari hasil pretest untuk kelas
hasil postest siswa kelas kontrol (kelas tidak
kontrol dan eksperimen adalah sebesar 0,240
menggunakan modul) dan kelas eksperimen
yang berarti >0,05.Dengan demikian maka
(menggunakan modul). Hasil belajar kelas
dapat diambil kesimpulan bahwa data hasil
kontrol (tidak menggunakan modul) dari 36
pretest siswa baik pada kelas kontrol maupun
orang siswa didapat hasil nilai rata-rata untuk
pada kelas eksperimen yang diperoleh dalam
postest (74,12). Hasil belajar kelas eksperimen
penelitian ini mempunyai varians yang sama.
(menggunakan modul) dari 36 orang siswa
Artinya data nilai hasil pretest dari kelas
didapat hasil rata-rata untuk postest (89,39).
kontrol dan kelas eksperimen bersifat homogen
Berikut ini adalah tabel rata-rata hasil belajar
dan dapat dilakukan uji selanjutnya.
siswa kelas kontrol (kelas tidak menggunakan
modul) dan kelas eksperimen (menggunakan
modul):
a. Hasil Belajar
Tabel 3. Rata-rata Hasil Belajar Postest Siswa
1). Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Hasil belajar matematika dilihat dari hasil
prestest. Hasil belajar kelas kontrol dari 36 orang Rata-rata Pos Test Kelas Kontrol dan
siswa didapat hasil nilai rata-rata untuk prestest Eksperimen
(41,58). Hasil belajar kelas eksperimen dari 36 Jumlah
Kelas Pos Test
orang siswa didapat hasil rata-rata untuk prestest Siswa
(43,52). Berikut ini adalah tabel rata-rata hasil Kontrol 36 73,00
belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen Eksperimen 36 92,71
untuk test pretest:
Tabel 2. Rata-rata Hasil Belajar prestest. Siswa
Kelas Kontrol dan Eksperimen

Rata-rata prestest Kelas Kontrol dan


Eksperimen
Jumlah
Kelas Prestest
Siswa
Kontrol 36 41,58
Eksperimen 36 43,32

Gambar 2 Histogram Peningkatan Nilai Hasil


Belajar Siswa Kelas Kontrol dan
Eksperimen Gambar Mesin

2). Peningkatan Hasil Pretest dan Postest


Tabel 3. Rata-rata Hasil Belajar pretest dan
Postest Siswa Kelas Kontrol dan
Gambar 1 Histogram Nilai Hasil Belajar Siswa Eksperimen
Kelas Kontrol dan Eksperimen

11 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 1, April 2017
Rata-rata pretest dan Pos Test Kelas Kontrol dan modul pembelajaran matematika berbasis
Eksperimen geogebra ini efektif untuk meningkatkan hasil
Jumlah belajar, dibuktikan dengan meningkatnya rata-
Kelas Siswa Preetest Pos Test rata hasil belajar siswa.
Kontrol 36 41.58 73,00
DAFTAR PUSTAKA
Eksperimen 36 43.32 92,71
Arif S, Sadiman dkk, 2014. Media Pendidikan.
Jakarta : Raja Grafindo Persada
Azhar, Arsyad 2011. Media Pembelajaran. Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada.
Daryanto. 2013. Menyusun Modul Bahan Bahan
Ajar Untuk Persiapan Guru
DalamMengajar. Yogyakarta : Penerbit
Gava Media
Gambar 3 Histogram Peningkatan Nilai Hasil
Depdikbud. 2003. Undang-Undang RI NO.20
Belajar Siswa preetest dan posttest Tahun 2003 tentang Sistem
Kelas Kontrol dan Eksperimen Gambar Pendidikan Nasional. Jakarta:
Mesin Lemhanas.
b. Pembahasan Depdiknas.2008. Penulisan Modul.Direktorat
jendral Mutu Pendidik dan Tenaga
Penelitian ini menghasilkan modul Kependidikan
pembelajaran matematika berbasis geogebra untuk
Markus, Hohenwarter, 2008. GeoGebra Help.
mata pelajaran matematika ini telah melaui tahap
www.geogebra.org www.geogebra.org
uji validitas, praktikalitas dan efektivitas.
Uji validitas dilakukan dengan cara Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan dalam
meminta pendapat ahli melalui lembar validasi. Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta:
Aspek yang divalidasi pada modul pembelajaran Bumiaksara.
matematika berbasis geogebra ini adalah aspek
Nizwardi, Jalinus & Ambyar, 2016. Media dan
materi/isi, aspek format modul dan aspek
Sumber pembelajaran. Jakarta :
penyajian modul. Dari uji validitas yang dilakukan
Kencana
didapatkan hasil bahwa keseluruhan aspek tersebut
bernilai valid. Uji praktikalitas dilakukan dengan Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar.
cara meminta pendapat kepada siswa melalui Jakarta: Bumi Aksara
lembaran angket praktikalitas. Dari uji praktikalitas
Rusman, Kurniawan, Riyana. 2011. Pembelajaran
diketahui bahwa modul pembelajaran matematika
Berbasis Teknologi Informasidan
berbasis geogebra berada pada kategori sangat
Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
praktis untuk digunakan sebagai modul
pembelajaran. Uji efektivitas dilakukan dengan Rusman.2013. Metode-Metode Pembelajaran:
cara melihat perbandingan rata-rata hasil belajar mengembangkan profesionalisme guru.
siswa pada mata pelajaran pelajaran matematika. Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Rusman.2013. Metode-Metode Pembelajaran:
5. KESIMPULAN mengembangkan profesionalisme guru.
Penelitian pengembangan modul Jakarta PT Raja Grafindo Persada
pembelajaran matematika berbasis geogebra.
dikembangkan dengan menggunakan model 4-D Sofan Amri.2013. Pengembangan dan Model
(four-D), yang terdiri dari (1) define (penentuan Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013.
materi); design (perancangan); (3) develop Jakarta: Prestasi Pustakarya
(pengembangan); (4) disseminate (penyebaran).
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,
modul pembelajaran matematika berbasis
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
geogebra terdiri dari indikator tujuan kegiatan
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan.
pembelajaran, uraian materi, rangkuman, tes
Bandung : Alfabeta
formatif, soal latihan, lembaran kerja siswa dan
jawaban tes formatif. Sukiman, 2012. Pengembangan Media
Validasi modul pembelajaran matematika Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia
berbasis geogebra pada kategori “Valid”. Trianto.2012. Mendesain Model Pembelajaran
Praktikalitas modul pembelajaran matematika Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
berbasis geogebra yang dikembangkan termasuk Predana Media Group.
pada kategori “sangat praktis”. Efektivitas modul W.S. Winkel. 2013.Psikologi Pengajaran. Jakarta :
yang dikembangkan terhadap siswa secara PT Gramedia
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penggunaan

12 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 1, April 2017

Anda mungkin juga menyukai