Anda di halaman 1dari 10

e-ISSN: 2549-5070

p-ISSN: 2549-8231

Journal of Medives : Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang


Volume 4, No. 1, 2020, pp. 71-80
https://doi.org/10.31331/medivesveteran.v4i1.978

Pengembangan Bahan Ajar Trigonometri Berbasis Kearifan Lokal


Atika Nurafni1*, Heni Pujiastuti2, Anwar Mutaqin3
1,2,3 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
* atikanurafni@gmail.com

Diterima: Oktober 2019. Disetujui: Desember 2019. Dipublikasikan: Januari 2020.

ABSTRAK

Tujuan penalitian ini adalah menghasilkan bahan ajar matematika melalui pendekatan
kearifan lokal pada materi trigonometri yang layak dan sesuai kebutuhan siswa. Jenis
penelitian ini adalah Penelitian dan Pengembangan (R&D) dengan menggunakan model
ADDIE yang terdiri dari lima tahap, yaitu analyze (analisis), design (perancangan),
development (pengembangan), implement (implementasi), dan evaluate (evaluasi).
Instrumen yang digunakan yaitu lembar angket validasi ahli materi dan ahli media, angket
respon guru matematika, dan angket respon siswa. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil
validasi ahli dengan persentase 80% (layak), respon guru dengan persentase 79% (baik), dan
respon siswa dengan persentase 78% (baik). Secara keseluruhan bahan ajar ini dapat di terima
dengan baik oleh guru dan siswa didukung oleh hasil validasi dari para ahli yang menyatakan
bahan ajar layak digunakan untuk kegiatan belajar.
Kata kunci: bahan ajar, trigonometri, kearifan lokal.

ABSTRACT

The purpose of this research is to produce mathematics teaching materials through a local
wisdom approach to trigonometry material that is appropriate and in accordance with the
needs of students. This type of research is Research and Development (R&D) using the
ADDIE model which consists of five stages, that is analyze, design, development, implement
and evaluate. The instrument used were questionnaire validation sheet material experts and
media expert, mathematics teacher response questionnaire and student response
questionnaire. Based on the research results obtained by expert validation with a percentage
of 80% (feasible), teacher response with a percentage of 79% (good) and responses students
with a percentage of 78% (good). Overall this teaching material can be well received by
teachers and studens, supported by validation results from experts who claim teaching
materials are suitable for use in learning activities.
Keywords: teaching materials, trigonometry, local wisdom.

How to Cite: Nurafni, A., Pujiastuti, H., & Mutaqin, A. (2020). Pengembangan Bahan Ajar Trigonometri
Berbasis Kearifan Lokal. Journal of Medives: Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang,
4(1), 71-80.
72 | Atika Nurafni, Heni Pujiastuti, Anwar Mutaqin - Pengembangan Bahan Ajar Trigonometri Berbasis Kearifan Lokal

PENDAHULUAN pengertian tersebut dapat dikatakan


Kegiatan pembelajaran adalah bahan ajar merupakan komponen
suatu aktivitas yang melibatkan banyak penting yang digunakan guru dalam
komponen. Bahan ajar merupakan salah kegiatan belajar mengajar untuk meng-
satu komponen yang harus ada, karena arahkan siswa belajar. Bahan ajar
bahan ajar dijadikan sebagai sarana dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu,
belajar bagi siswa. Guru memiliki peran bahan ajar cetak yaitu: buku, modul,
penting dalam memilih bahan ajar agar LKS, handout, brosur, leaflet, gambar
sesuai dengan bahan materi yang akan dan model dan bahan ajar non cetak atau
dikuasai oleh siswa dan sekaligus dapat audio yaitu: kaset, radio, media interaktif
memberikan pedoman untuk mempela- (Pembinaan SMA, 2010).
jarinya. Untuk itu maka bahan ajar harus Menurut Masduki & Buchori
dikaji, dicermati dan dipelajari terlebih (2014), mengatakan bahwa sebagian
dahulu oleh guru, sehingga siswa dengan guru matematika yang mengajar di SMK
mudah dapat mempelajari materi masih menggunakan bahan ajar berupa
(Dimyati & Mudjiono, 2009). buku yang diberikan oleh pemerintah
Keberhasilan kegiatan pembelajar- tanpa memperhatikan isi dan pendekatan
an dapat diperoleh apabila terdapat yang ada di dalam buku tersebut. Hal ini
komponen yang dikembangkan oleh tidak baik dilakukan oleh guru karena
guru, yaitu tujuan, materi, strategi, dan mengakibatkan kurangnya minat siswa
evaluasi pembelajaran. Salah satu upaya terhadap matematika. Guru sebagai
guru yang dilakukan untuk mencapai fasilitator yang membantu mengarahkan
keberhasilan pembelajaran adalah de- siswa dalam belajar, harus dapat meng-
ngan mengembangkan bahan ajar yang arahkan siswa menjadi pembelajar yang
dapat menimbulkan gairah siswa dalam aktif agar siswa dapat membaca dan
belajar (Hosnan, 2016). Bahan ajar mempelajari dahulu sebelum mengikuti
merupakan faktor eksternal siswa yang pembelajaran dikelas dan siswa sudah
mampu memperkuat motivasi internal siap dengan bekal informasi yang di-
untuk belajar. dapatkan sebelum pembelajaran (Malati,
Menurut Direktorat Pembinaan 2012). Oleh karena itu seorang guru
Sekolah Menengah Atas (2008:6), bahan sangat perlu mengembangkan bahan ajar
ajar adalah segala bentuk bahan yang yang sesuai dengan tuntutan kurikulum
digunakan untuk membantu guru dalam dengan mempertimbangkan kebutuhan
melaksanakan kegiatan belajar meng- siswa, yakni bahan ajar yang sesuai
ajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa dengan karakteristik siswa sebagai
bahan tertulis atau tidak tertulis. Hal sasaran. Karakteristik tersebut meliputi
yang sama juga dikatakan oleh Prastowo lingkungan sosial, budaya, geografis
(2012:16), bahan ajar adalah seperangkat maupun tahapan perkembangan siswa.
materi yang disusun secara sistematis Bahan ajar yang dikembangkan juga
baik tertulis maupun tidak tertulis harus dapat menjawab dan memecahkan
sehingga tercipta lingkungan yang masalah atau kesulitan dalam belajar.
memungkinkan siswa untuk belajar. Dari
Journal of Medives : Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang, Volume 4, No. 1, 2020, pp. 71-80 | 73

Pengembangan bahan ajar yang Permendikbud Nomor 22 Tahun


sesuai dengan karakteristik siswa dan 2016 dalam kegiatan pendahuluan harus
lingkungan sosial budaya sangat diberikan potensi daerah. Potensi daerah
dibutuhkan saat ini, karena pendidikan atau pengetahuan kedaerahan dapat
karakter yang seharusnya ditanamkan dimasukkan dalam contoh soal maupun
kepada siswa seringkali hanya dianggap contoh permasalahan. Mengajar dengan
biasa saja atau tidak dipentingkan. Pada contoh kongkret dapat diimplementasi-
pelaksanaan Kurikulum 2013 yang kan untuk meningkatkan kemampuan
sudah diterapkan oleh sekolah-sekolah berfikir siswa tingkat tinggi dalam
terdapat karakteristik pendekatan pem- pemecahkan masalah (Syahputra, 2017).
belajaran saintifik dengan prosedur 5M Tetapi kenyataannya banyak buku yang
(mengamati, menanya, mengekplorasi, masih belum menggunakan materi
mengasosiasi, dan mengkomunikasi- kedaerahan (Kharis A, 2017). Keuntung-
kan). Karakteristik pendekatan saintifik an memasukkan materi kedaerahan
itu lebih bermakna jika pembelajaran dalam pembelajaran adalah siswa sudah
dikemas menggunakan benda-benda, mengetahui tentang masalah yang
peristiwa-peristiwa dan masalah yang dibicarakan sehingga siswa dapat
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. menangkap maksud dari pelajaran yang
Konsep ini biasanya dikenal dengan dipelajari. Guru dapat menjelaskan
konsep pembelajaran dengan mengguna- pembelajaran menggunakan contoh
kan kearifan lokal (Sunandar, 2018). permasalahan yang sesuai dengan
Kearifan lokal yang digunakan dalam mengkaitkan kearifan lokal dan juga
pembelajaran dapat berbentuk nilai atau dapat menyampaikan materi dengan
kearifan lokal dalam bentuk bukan nilai bahasa yang sesuai dengan tingkat
(Kharis A, 2017). Kearifan berbentuk berfikir siswa.
nilai misalnya nilai keagamaan yang Penggunaan istilah asing yang
sangat kental di daerah Banten dengan tidak sesuai dengan bahasa daerah
banyaknya tempat untuk ziarah, diharap- terkadang membuat siswa menjadi
kan siswa menjadi lebih religious bingung karena tidak mengerti arti dari
dengan menghayati dan mencintai istilah yang digunakan. Hal ini sesuai
agama yang dianutnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Azzizah (2015),
dengan kompetensi inti yang diharapkan mengatakan bahwa guru harus me-
oleh kurikulum 2013. Sedangkan kearif- luangkan waktu untuk menerjemahkan
an lokal berbentuk bukan nilai yang istilah yang tidak dimengerti siswa ke
dimasukkan dalam pembelajaran, misal- dalam bahasa yang dimengerti siswa.
nya melalui bangunan-bangunan ber- Penyampaian bahan belajar dengan
sejarah, budaya khas daerah, dan menggunakan bahasa daerah dan materi
potensi-potensi yang terdapat dalam yang memuat unsur kedaerahan dapat
suatu daerah, akan menambah rasa cinta mendapatkan keuntungan siswa lebih
kepada daerah dan potensi kelokalan mengenal daerah asalnya dan menge-
siswa akan tetap kukuh terjaga di tengah- tahui kearifan lokal dari daerah lain.
tengah derasnya arus globalisasi. Pada era yang serba moderen ini kearifan
74 | Atika Nurafni, Heni Pujiastuti, Anwar Mutaqin - Pengembangan Bahan Ajar Trigonometri Berbasis Kearifan Lokal

lokal, budaya lokal dan ciri khas kedae- Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
rahan semakin ditinggalkan (Bakhtiar, (SMK) dituntut untuk mengikuti
2016). Hal ini menyebabkan seseorang perkembangan zaman yang semakin
tidak dapat mengenali, mengembangkan moderen dan harus memiliki kemampu-
dan menerapkan nilai-nilai kearifan an kompetensi yang sesuai dengan dunia
daerahnya karena pembelajaran di kerja dan dunia industri (Mahmudi, dkk,
sekolah-sekolah kurang memperhatikan 2015). Salah satu materi matematika
secara khusus aspek lokal ini. Sebagai yang sulit dikuasai oleh sebagian siswa
contoh Jepang adalah negara yang adalah materi Trigonometri. Trigonome-
berhasil dalam mempertahankan tradisi- tri merupakan materi yang dapat dihu-
tradisinya lewat pendidikan meskipun bungkan dengan kearifan lokal sebagai
bangsanya sudah maju dan moderen. contoh nyata dalam pembelajaran.
Perkembangan teknologi telah Dalam mengembangkan bahan
membuat perubahan yang luar biasa, ajar diperlukan desain yang tepat.
salah satunya adalah perkembangan Seorang guru harus memiliki kemampu-
teknologi informasi dan komunikasi an mendesain bahan ajar yang baik agar
(Pujiastuti & Haryadi, 2019). Untuk dapat dipergunakan untuk kegiatan
menguasai dan menciptakan teknologi di mengajar (Yogaswara, 2019). Hal
masa depan diperlukan penguasaan tersebut sesuai dengan pendapat Suryadi
matematika yang kuat sejak dini. (2010), yang mengatakan bahwa keber-
Matematika merupakan ilmu universal hasilan pembelajaran antara lain terkait
yang mendasari perkembangan teknolo- erat dengan disain bahan ajar (disain
gi moderen dan memiliki peran penting didaktik) yang dikembangkan guru.
diberbagai disiplin ilmu dan melatih Karena obyek matematika bersifat
daya pikir manusia. Menurut Badan abstrak dan aktivitas bermatematika
Standara Nasional Pendidikan matema- terjadi secara mental, maka proses
tika diberikan kepada semua siswa mulai pendisainan bahan ajarnya perlu mem-
sekolah dasar untuk membekali siswa pertimbangkan proses berpikir tentang
dengan kemampuan berfikir logis, konsep yang akan diajarkan khususnya
analitis, sistematis, kritis dan kreatif dari sudut pandang ahli matematika,
serta mampu bekerjasama. Matematika guru matematika, dan orang yang belajar
diajarkan bukan hanya sekedar tentang matematika.
fakta-fakta yang dihafalkan tetapi Berdasarkan observasi juga
matematika diajarkan agar siswa mampu wawancara kepada beberapa guru yang
mengkaji dan berfikir, karena matema- mengajar matematika dalam forum
tika merupakan ilmu dasar yang diskusi guru di kabupaten Pandeglang,
mempunyai peranan dalam ilmu terapan. menyatakan bahwa buku siswa terbitan
Melihat pentingnya matematika Kemdikbud belum sesuai dengan
maka peningkatan mutu pendidikan karakteristik siswa di SMK. Karena
menjadi prioritas utama terutama oleh lingkungan sosial, budaya dan karak-
siswa tingkat SMA, apalagi untuk siswa teristik sasaran pada tahap kemampuan
SMK dalam memasuki dunia kerja. awal yang kurang, latar belakang
Journal of Medives : Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang, Volume 4, No. 1, 2020, pp. 71-80 | 75

keluarga dan lainnya, sehingga siswa pendidikan. Sesuai dengan Peraturan


kurang berminat terhadap buku tersebut. Gubernur Banten No. 7 tahun 2012 pasal
Hal ini sesuai dengan penelitian yang 22 bahwa “setiap satuan pendidikan di
dilakukan Ni’mah Zahrotun (2014), daerah wajib menyusun kurikulum yang
bahwa buku siswa terbitan Kemendik- tanggap terhadap ilmu pengetahuan,
bud termasuk kategori kurang layak teknologi, seni, dan budaya”.
dalam hal spiritual, dan kategori baik
pada dimensi sosial, pengetahuan dan METODE PENELITIAN
keterampilan. Sedangkan buku ajar yang Jenis penelitian ini adalah pene-
baik menurut BSNP (2011) harus layak litian pengembangan atau Research and
dalam isi materi, bahasa, penyajian dan Development (R&D). Sugiyono (2017)
kegrafikan. Kelayakan buku berarti buku menyatakan bahwa metode R&D adalah
tersebut dikategori baik atau sangat baik. metode yang digunakan untuk mengha-
Berdasarkan uraian yang telah silkan produk tertentu, dan menguji
dikemukakan maka peneliti ingin keefektifan produk tersebut. Produk
melakukan penelitian tentang bahan ajar yang dihasilkan dalam penelitian ini
berupa bahan ajar yang sesuai dengan adalah bahan ajar yang di dalamnya
karakteristik siswa baik secara sosial, membahas materi trigonometri. Model
budaya, geografis tempat tinggal siswa R&D yang digunakan pada penelitian ini
dan kondisi sehingga tujuan pembelajar- adalah ADDIE yang terdiri dari 5 tahap,
an matematika bisa tercapai. Hal ini yaitu: analyze (analisis), design (peran-
didukung penelitian yang dilakukan oleh cangan), development (pengembangan),
Dazrullisa (2018), mengenai “Pengaruh implement (implementasi), dan evaluate
pembelajaran matematika berbasis ke- (evaluasi). Penelian dilakukan pada
arifan lokal terhadap minat belajar siswa kelas X SMKN 4 Pandeglang pada
siswa” didapatkan 76,16% siswa ber- bulan Juni 2019 menggunakan angket.
minat mempelajari matematika berbasis Adapun tahapan ADDIE tersebut
kearifan lokal dan hasil belajar siswa dijelaskan sebagai berikut.
82% mencapai ketuntasan.
Rumusan masalah dalam peneliti- Analyze (Analisis)
an ini adalah bagaimana mengembang- Kegiatan pada tahap ini dilakukan
kan bahan ajar trigonometri melalui untuk menganalisi kebutuhan. Secara
kearifan lokal. Tujuan dari penelitian ini umum kegiatannya meliputi mencari
untuk mengetahui cara mengembangkan informasi mengenai karakteristik siswa,
bahan ajar trigonometri pada siswa SMK melakukan diskusi dalam forum MGMP
kelas X. Adapun manfaat dari penelitian untuk menentukan bahan ajar yang
ini adalah bahan ajar diharapkan dapat sesuai dengan karakteristik siswa,
turut serta menjaga kearifan lokal dari menentukan jenis bahan ajar yang akan
daerah Banten dan sebagai upaya dikembangkan, menggumpulkan bahan
memperkenalkan dan mendekatkan diri ajar yang sudah ada di pasaran sebagai
terhadap nilai-nilai budaya di daerahnya, penunjang.
serta sebagai sumber atau bahan
76 | Atika Nurafni, Heni Pujiastuti, Anwar Mutaqin - Pengembangan Bahan Ajar Trigonometri Berbasis Kearifan Lokal

Design (Perancangan) menyempurnakan bahan ajar awal yang


Tahap kedua adalah membuat telah dibuat agar bahan ajar tersebut
desain media yang akan dibuat. Desain lebih relevan dan memenuhi kebutuhan
tersebut disusun dengan mengamati standar siswa dan guru dalam kegiatan
masalah kemudian mencari solusi pembelajaran. Kemudian produk diuji-
berdasarkan analisis. Tahap ini bertujuan cobakan kepada guru dan siswa. Hasil uji
untuk menyiapkan suatu rancangan coba kepada guru untuk mengetahui
bahan ajar yang akan dikembangkan respon guru terhadap produk yang
dengan membuat format dari awal meliputi keefektifan dan kepraktisan
pembelajaran sampai ahir pembelajaran. produk, sedangkan hasil uji coba produk
kepada siswa secara langsung untuk
Development (Pengembangan) mengetahui respon siswa terhadap
Tahap ini bertujuan untuk meng- produk bahan ajar melaui angket yang
hasilkan draft bahan ajar yang telah meliputi keefektifan dan kemenarikan
direvisi berdasarkan masukan para ahli bahan ajar.
sehingga dapat diujicobakan kepada
siswa. Beberapa hal yang dilakukan pada Evaluasi
tahap ini adalah sebagai berikut. Tahap ini dilakukan untuk kebu-
- Validasi Instrumen tuhan revisi produk dan mementukan
Instrument yang telah dirancang kelayakan produk akhir. Hasil validasi
pada tahap sebelumnya terlebih dahulu ahli dan uji coba lapangan dianalisis
divalidasi agar dapat mengukur validitas dengan menghitung persentase (%) skor
perangkat pembelajaran yang dikem- yang diperoleh dari semua ahli dan
bangkan. responden berdasarkan kriteria.
- Validasi Produk
Validasi produk digunakan untuk Tabel 1. Kriteria Interpretasi Skor Ahli Materi
mengetahui kelayakan bahan ajar yang dan Ahli Media
Persentase Kriteria
dikembangkan. Validasi desain merupa-
80% < P ≤ 100% Sangat Layak
kan proses untuk menilai rancangan 60% < P ≤ 80% Layak
produk. Bahan ajar divalidasi oleh 2 40% < P ≤ 60% Cukup Layak
orang ahli untuk mengetahui layak atau 20% < P ≤ 40% Tidak Layak
tidaknya produk yang dikembangkan 0% < P ≤ 20% Sangat Tidak Layak
digunakan untuk pembelajaran. Adapun
Tabel 2. Kriteria Interpretasi Presentasi
ahli yang diminta menjadi validator
Hasil Angket
adalah dosen matematika di Universitas Presentase Kriteria
Sultan Ageng Tirtayasa dan guru 80% < P ≤ 100% Sangat Baik (SB)
matematika di SMKN 4 Pandeglang. 60% < P ≤ 80% Baik
40% < P ≤ 60% Cukup
20% < P ≤ 40% Tidak Baik (TB)
Implementasi
0% < P ≤ 20% Sangat Tidak Baik (STB)
Pada tahap implementasi, hasil
(Diadaptasi dari Riduan (2003:48))
validasi dari para ahli tersebut digunakan
oleh peneliti untuk memperbaiki atau
Journal of Medives : Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang, Volume 4, No. 1, 2020, pp. 71-80 | 77

HASIL DAN PEMBAHASAN si oleh 2 orang ahli materi dan 2 orang


Proses yang dilakukan dalam ahli media, serta diujicobakan kepada
pengembangan ini meliputi analisis, guru dan siswa melalui angket respon
analisis dilakukan untuk mengetahui guru dan siswa.
kebutuhan bahan ajar berdasarkan karak-
teristik siswa, desain atau perancangan Validasi Kelayakan
adalah membuat rancangan produk yang Penilaian kelayakan bahan ajar
akan dikembangkan, setelah perancang- trigonometri dilakukan oleh validator,
an produk selesai selanjutnya tahap yaitu 2 orang ahli materi dan 2 orang ahli
pengembangan berdasarkan masukan media. Hasil pengembangan dalam
dari para ahli dilakukan revisi kemudian penelitian ini adalah bahan ajar
bahan ajar diujicobakan kepada siswa. trigonometri berbasis kearifan lokal
Bahan ajar yang dikembangkan divalida- dinyatakan layak digunakan.

Table 3. Hasil Validasi Penilaian Ahli Materi


Validator Aspek Penilaian Skor Jumlah Pernyataan Persentase (%) Kriteria
Kelayakan Isi 127 20 79 Layak
Kelayakan Penyajian 95 14 85 Layak
Ahli Materi
Kelayakan Bahasa 86 13 83 Layak
Kearifan Lokal 42 9 86 Layak
Total 350 56 78 Layak

Tabel 4. Hasil Validasi Penilaian Ahli Materi


Validator Aspek Penilaian Skor Jumlah Pernyataan Persentase (%) Kategori
Ahli media Kelayakan Kegrafikan 113 16 88 Layak

Tabel 5. Analisis Kevalidan Bahan Ajar


No Validator Skor Jumlah Persentase (%) Kategori
1. Ahli materi 350
80 Layak
2. Ahli media 113

Persentase skor dari validator penilaian layak. Hal ini menunjukkan


adalah 78%. Berdasarkan tabel kriteria bahwa bahan ajar memenuhi kriteria
penilaian menunjukkan bahwa bahan kesesuaian terhadap aspek kegrafikan.
ajar trigonometri berbasis kearifan lokal Berdasarkan penilaian oleh validator
memenuhi kriteria aspek kelayakan isi, yaitu ahli materi dan ahli media, dapat
penyajian, bahasa, dan materi memuat dilihat pada Tabel 5.
kearifan lokal. Sehingga bahan ajar yang Persentase skor yang diperoleh
dikembangkan dikategorikan layak un- berdasarkan kedua validator ahli adalah
tuk digunakan dalam pembelajaran. 80%. Dengan demikian maka dapat
Persentase skor dari validator dikatakan bahwa bahan ajar trigonometri
adalah 88%. Berdasarkan tabel kriteria berbasis kearifan lokal tersebut
penilaian menunjukkan bahwa bahan dikategorikan layak digunakan dalam
ajar berbasis kearifan lokal memiliki pembelajaran.
78 | Atika Nurafni, Heni Pujiastuti, Anwar Mutaqin - Pengembangan Bahan Ajar Trigonometri Berbasis Kearifan Lokal

Tabel 6. Respon Guru Matematika


Responden Aspek Penilaian Skor Jumlah Pernyataan Persentase (%) Kategori
Guru Keefektifan dan
171 18 79 Baik
Matematika kepraktisan

Tabel 7. Respon Siswa


Responden Aspek Penilaian Skor Jumlah Pernyataan Persentase (%) Kategori
Keefektifan dan
Siswa 558 18 78 Baik
kemenarikan

Respon Guru dan Siswa yang dikembangkan mengalami bebe-


Setelah produk divalidasi oleh ahli rapa revisi. Di antaranya sistematika
dan diperbaiki sesuai dengan saran para penyampaian materi, kalimat, keleng-
ahli, kemudian produk diujicobakan kapan materi, tingkat kesukaran soal,
kepada 3 orang guru dan 10 siswa, untuk gambar dan grafik.
mengetahui respon guru dan siswa Produk ahir pengembangan bahan
terhadap keefektifan, kemenarikan ajar adalah bahan ajar materi trigono-
produk. Hasil yang diperoleh dapat metri yang sesuai dengan kebutuhan
dilihat pada Tabel 6. siswa SMKN 4 Pandeglang. Berdasar-
Persentase skor dari responden kan hasil validasi para ahli dengan
guru adalah 79%, berdasarkan tabel persentase 80% (layak), respon guru
kriteria penilaian menunjukkan bahwa dengan persentase 79% (baik), respon
bahan ajar berbasis kearifan lokal siswa dengan persentase 78% (baik), dan
memiliki penilaian baik. Hal ini perbaikan-perbaikan sesuai saran dari
menunjukkan bahwa bahan ajar meme- para ahli. Disimpulkan bahwa bahan ajar
nuhi kriteria kesesuaian terhadap aspek trigonometri berbasis kearifan lokal
keefektifan dan kepraktisan. yang dikembangkan telah memenuhi
Persentase skor dari responden kriteria layak dan baik digunakan untuk
siswa adalah 78%. Berdasarkan tabel pembelajaran.
kriteria penilaian menunjukkan bahwa Berdasarkan dari hasil penelusuran
bahan ajar berbasis kearifan lokal memi- ditemukan penelitian yang mirip dengan
liki penilaian baik. Hal ini menunjukkan masalah yang diteliti yaitu: Pengem-
bahwa bahan ajar memenuhi kriteria bangan bahan ajar berbasis etnomate-
kesesuaian terhadap aspek keefektifan matika dalam pembelajaran matematika
dan kemenarikan. di Sekolah Menengah Pertama yang
diteliti oleh Jarnawi Algani Dahlan dan
Evaluasi Produk Revina Permatasari, mahasiswa Univer-
Evaluasi produk dilakukan guna sitas Pendidikan Indonesia tahun 2018.
mendapatkan produk yang layak diguna- Dari hasil penelitian menunjukkan
kan. Produk dievaluasi dan direvisi bahwa melalui bahan ajar berbasis
berdasarkan hasil penilaian dan saran etnomatematika pada topik himpunan
dari validator. Berdasarkan hasil mampu memfasilitasi siswa dalam
evaluasi setelah penilaian ahli, produk menambah pengetahuan matematika
Journal of Medives : Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang, Volume 4, No. 1, 2020, pp. 71-80 | 79

secara induktif walaupun masih kesulit- dan dapat menjadi salah satu acuan untuk
an dalam menyusun bentuk formal pembelajaran.
matematika, cukup kreatif dalam meres-
pon permasalahan, mampu mengkomu- DAFTAR PUSTAKA
nikasikan gagasan, memunculkan rasa Azzizah, Y. (2015). Socio-Economic
ingin tahu, mampu bekerja sama dengan Factors on Indonesia Education
penugasan peran yang jelas, serta tidak Disparity. International Education
Studies, 8(12).
kalah penting adalah memperoleh
https://doi.org/10.5539/ies.v8n12p
pengetahuan tentang nilai-nilai sosial 218
dan budaya yang ada di masyarakat.
Bakhtiar, D. (2016). Bahan Ajar
Berbasis Kearifan Lokal
PENUTUP Terintegrasi STM (Sains,
Berdasarkan hasil penelitian dan Teknologi, dan Masyarakat) Pada
pengembangan bahan ajar, dapat disim- Mata Pelajaran Fisika. In
pulkan bahwa bahan ajar trigonometri Universitas Jember (Vol. 1, pp.
melalui pendekatan kearifan lokal yang 650–660). Jember.
dikembangkan, berdasarkan karakteris- Dazrullisa. (2018). Pengaruh
tik siswa dan dapat menambah pengeta- pembelajaran matematika berbasis
huan tentang ciri khas kelokalan daerah kearifan lokal terhadap minat
Banten. Tahapan pengembangan bahan belajar siswa. Genta Mulia, IX(2),
141–149.
ajar yaitu melalui tahap ADDIE. Tahap
analyze (analisis) yaitu analisis kebutuh- Dimyati, D., & Mudjiono, D. (2009).
an, tahap design (perancangan) yaitu Belajar dan pembelajaran (ix).
jakarta: PT Rineka Cipta
membuat solusi berdasarkan analisis
bekerjasama dengan Depdikbud.
dengan merancang bahan ajar yang
sesuai, tahap development (pengem- Ferdianto, F., & Setiyani. (2018).
Pengembangan Bahan Ajar Media
bangan) yaitu membuat draft desain
Pembelajaran Berbasis Kearifan
yang divalidasi oleh ahli materi dan ahli Lokal Mahasiswa Pendidikan
media, tahap implementation (imple- Matematika. JNPM (Jurnal
mentasi) yaitu produk diujicobakan un- Nasional Pendidikan
tuk mengetahui respon guru dan siswa Matematika), 2(1), 37–47.
dan tahap evaluate (evaluasi) yaitu Hosnan, M. (2016). Pendekatan Saintifik
mengevaluasi dan merevisi produk dan Konstektual dalam
sesuai dengan arahan validator dan Pembelajaran Abad 21. (R.
respon guru dan siswa. Sikumbang, Ed.) (3rd ed.). Bogor:
Ghalia Indonesia.
Saran bagi peneliti yang akan
mengembangkan bahan ajar berbasis Ikhwanudin, T. (2018). Pembelajaran
kearifan lokal hendaknya memperhati- Matematika Berbasis Kearifan
Lokal Untuk Membangun
kan kemampuan awal siswa, bahan ajar
Karakter Bangsa. Union : Jurnal
disusun dengan soal-soal yang bervariasi Pendidikan Matematika, 6(1), 11–
sehingga menambah pengetahuan siswa, 18.
80 | Atika Nurafni, Heni Pujiastuti, Anwar Mutaqin - Pengembangan Bahan Ajar Trigonometri Berbasis Kearifan Lokal

Kharis A, M. (2017). Pengembangan Prastowo, A. (2012). Panduan Kreatif


Bahan Belajar Interaktif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Berkonten Lokal Wisdom Dengan Yogyakarta: Diva Pres.
Format .Swf Untuk Pelajaran Pujiastuti, H., & Haryadi, R. (2019).
Matematika Sekolah Menengah
Interactive Math E-Book : An
Atas. Universitas Pendidikan Alternative Learning Resources
Indonesia.
for 21 st Century Learners.
Mahmudi, A., Sugiman, Puji Lestari, H., https://doi.org/10.4108/eai.21-11-
& Hernawati, K. (2015). 2018.2282046
Pengembangan Bahan Ajar
Riduan. (2003). Dasar-dasar Statistika.
Matematika Dengan Pendekatan
Jakarta: Alfabeta.
Kontekstual Untuk Pembelajaran
di SMK (Vol. 2). Yogyakarta. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
Malati S, I. (2012). Hakikat Bahan Ajar.
(26th ed.). Bandung: CV Alfabeta.
In 1 (pp. 1–62). Jakarta:
Universitas Terbuka. Retrieved Sunandar. (2018). Pembelajaran
from matematika berbasis kearifan
http://repository.ut.ac.id/4157/1/I lokal. In SNPMAT (Vol. 1, pp. 1–
DIK4009-M1.pdf 14).
Masduki, L. R., & Buchori, A. (2014). Suryadi, D. (2010). Penelitian
Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Matematika Untuk
Matematika SMK Berbasis Pembentukan Karakter Bangsa. In
Softwere Geometers Sketchpad Seminar Nasional Matematika dan
Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika (pp. 1–
Ethnomathematic. Aksioma : 14). Yogyakarta: Tarsito.
Jurnal Pendidikan Matematika, Syahputra, E. (2017). The Development
3(1), 75–80. of Learning Model Based on
Ni’mah Zahrotun. (2014). Analisis Problem Solving to Construct
Kelayakan Isi Buku Teks Siswa High-Order Thinking Skill on the
Matematika SMA/MA Kelas X Learning Mathematics of 11 th
Kurikulum 2013 Terbitan Grade in SMA / MA. Journal of
Kementrian Pendidikan dan Education and Practice, 8(6), 80–
Kebudayaan Tahun 2013. 85.
Semarang : Institut Agama Islam Yogaswara, Y. (2019). Pengembangan
Negeri Walisonggo. Bahan Ajar Berorientasi
Pembinaan SMA, D. (2010). Petunjuk Penguatan Pendidikan Karakter
Teknis Pengembangan Bahan Ajar dalam Pembelajaran Matematika
SMA. SMA pada Materi Statistika.
Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.

Anda mungkin juga menyukai