ABSTRAK
Bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS) di Sekolah Dasar umumya lebih kepada soal-soal
evaluasi dan dijadikan sebagai alat penilaian kognitif bagi siswa. Sedangkan, makna
LKS yang sebenarnya adalah sebagai gambaran proses tahapan belajar siswa untuk
mendapatkan konsep/ pengetahuan. Hadirnya kurikulum 2013 mengharuskan guru
untuk mendidik siswa melalui sejumlah aktivitas agar memiliki keterampilan abad 21
atau sering disebut 4C ( commication, collaboration, critical thinking dan creativity).
Pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 bersifat tematik dengan harapan siswa
mampu menemukan maupun menerapkan konsep secara langsung pada saat
pembelajaran. Hadirnya pembelajaran berbasis STEM ( Science, Technology,
Engineering, and Mathematic) dengan tujuan sebagai upaya mengembangkan paket
pembelajaran terpadu untuk kurikulum 2013. Penerapan pembelajaran STEM dengan
menggunakan LKS akan menjembatani paket pembelajaran terpadu (tematik) yang
berfokus pada pembelajaran sains/IPA dan matematika, kemudian akan menghasilkan
produk dengan kemampuan 4C pada siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data Diskusi Kelompok Terarah
(FGD). FGD dalam penelitian ini digunakan sebagai alat pengumpulan data pra-
research yang bertujuan untuk mendapatkan data dan gambaran awal tentang LKS
pembelajaran STEM. Subjek data diperoleh dari 25 orang siswa Sekolah Dasar kelas
6 di SDIT Al- Idrisiyyah. Seluruh siswa berjumlah 25 siswa dengan guru menerapkan
pembelajaran STEM dengan media Lightning Tamiya Car, siswa dibagai menjad 5
kelompok besar untuk membuat media Lightning Tamiya Car dengan menggunakan
konsep STEM. Dengan demikian kesimpulannya LKS Pembelajaran STEM
berdasarkan Kemampuan 4C di SD layak digunakan.
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan proses untuk pemerintah melalui kementrian pendidikan
membantu peserta didik agar dapat belajar dan kebudayaan terus menerus berusaha
dengan baik. Proses pembelajaran bukan menyempurnakan kurikulum demi
hanya di dominasi oleh guru saja, tetapi tercapainya tujuan pendidikan. Undang-
adanya aktifitas siswa secara aktif dan kreatif Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
dalam mengembangkan pembelajarannya Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa
secara mandiri. Sedangkan Kosasih (2018, “kurikulum adalah seperangkat rencana dan
hlm. 11) mengatakan bahwa pembelajaran pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai
dan menggunakan pengetahuan profesional pedoman penyelengara kegiatan pembelajaran
yang dimiliki pendidik untuk menjadikan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”
seseorang bisa mencapai tujuan kurikulum. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang
Menurut Pane (2017) kegiatan pembelajaran telah diterapkan diberbagai sekolah untuk
dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru penunjang segala proses pembelajaran, salah
dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan satunya dalam mengembangkan proses
perilaku siswa adalah belajar. Perilaku pembelajaran.
mengajar dan perilaku belajar tersebut tidak Kemendikbud (2017, hlm.6),
terlepas dari bahan pelajaran. Dengan menyatakan bahwa perbaikan atau revisi
demikian, pembelajaran pada dasarnya adalah kurikulum 2013 revisi 2017 adalah : 1)
kegiatan terencana yang mengkondisikan atau Mengintegrasikan penguatan pendidikan
merangsang seseorang agar dapat belajar karakter (PPK) di dalam pembelajaran.
dengan baik, sehingga kegiatan pembelajaran Karakter yang diperkuat yaitu religius,
ini bermuara pada dua kegiatan pokok, yaitu nasionalis, mandiri, gotong royong dan
bagaimana orang melakukan tindakan integritas; 2) Mengintegrasikan literasi; 3)
perubahan tingkah laku melalui kegiatan Keterampilan abad 21 atau diistilahkan 4C
belajar dan bagaimana orang melakukan (Creative, Critical Thinking, Communicative
tindakan penyempaian ilmu pengetahuan dan Collaborative); 4) Mengintegrasikan
melalui kegiatan mengajar. Oleh karena itu, HOTS (Higher Order Thinking Skill).
makna pembelajaran merupakan tindakan Berdasarkan uraian diatas, untuk
eksternal dari belajar, sedangkan belajar menunjang agar proses pembelajaran berhasil
adalah tindakan internal dari pembelajaran. harus ada komponen pembelajaran terutama
Pada proses pembelajaran di sekolah pada pihak guru dan siswa. Pada kurikulum
dasar biasanya merujuk pada pedoman 2013 pelaksanaan pembelajaran menggunakan
kurikulum agar sistem pendidikan sekolah pendekatan tematik terutama pada jenjang
selalu relevan dan kompetitif dengan Sekolah Dasar. Pembelajaran tematik sebagai
perkembangan zaman. Tahun ke tahun salah satu pendekatan integritas secara alami
menghubungkan fakta-fakta dan ide-ide dalam dalam menggunakan alat dan bahan. (hlm.
upaya untuk memahami dunia. melalui 173)
jaringan tema, siswa dapat menghubungkan Berdasarkan hal di atas, terdapat
ide-ide dengan pengalaman dan lingkungan kemajuan dan perkembangan dari penelitian
tempat tinggal siswa. Davies (2011, hlm.12), yang dilakukan oleh Nursyaripah F., dkk
menjelaskan bahwa “ menyadari pentingnya (2016) pada penelitian yang dilakukan oleh
terintegritas dalam menyongsong kebutuhan Septiawiyati A.C., dkk (2018) yang sudah
belajar siswa pada abad ke-21 dan merujuk pada tuntutan kurikulum 2013 yaitu
mempersiapkan mereka untuk pembelajaran dilakukan secara tematik yang
mengembangkan keterampilan berpikir dikemas dalam dua pembelajaran. Selan itu,
tingkat tinggi yang diperlukan di era pada saat cukup jelas bahwa pada pelaksanaan
ini.” pembelajaran dalam penggunaan LKS belum
Untuk mewujudkan keaktifan siswa melibatkan keterampilan proses. Sehingga,
dalam pembelajaran diperlukan suatu tidak semua siswa ikut berpartisipasi aktif
perangkat pembelajaran yang mendukung, dalam kegiatan pembelajaran. Artinya,
salah satunya adalah melalui Lembar Kerja penelitian tersebut belum muncul mengenai
Siswa (LKS) yang dibuat oleh guru. LKS pengembangan keterampilan yang merujuk
merupakan salah satu bahan ajar yang sering pada pembelajaran tematik dengan
digunakan namun penggunaannya kurang memfokuskan tuntutan kurikulum 2013
optimal dan kurang dikembangkan. Menurut tentang keterampilan Abad 21.
Trianto (2016, hlm. 111) “ lembar kerja Maka dari itu peneliti ingin mencoba
siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk mengembangkan LKS berbasis
untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pembelajaran STEM berdasarkan kemampuan
pemecahan masalah”. LKS digunakan untuk 4C di SD. Penelitian ini dilakukan pada kelas
membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran VI. LKS pembelajaran STEM dilakukan
agar dapat menggali informasi, menemukan dengan membuat produk Lighting Tamiya
informasi, menerapkan konsep maupun Car. Media di rakit untuk menanamkan
mengembangkan konsep yang telah dipelajari. keterampilan 4C siswa dalam memahami
Sejalan dengan itu, LKS dapat digunakan rangkaian listrik yang kurang diminati oleh
pada pembelajaran tematik sebagai upaya siswa. Maka dari itu diharapkan LKS
siswa berdasarkan kemampuan 4C. pembelajaran STEM dengan Media Lightning
Hasil studi literatur peneliti pada Tamiya Car berdasarkan 4C di SD bisa
penelitian Nursyaripah F, dkk. (2016, hlm. membuat siswa untuk meningkatkan
231) mengungkapkan bahwa: “Pengembangan kemampuan 4C dan memberikan inovasi
LKS yang dilakukan hanya dalam lingkup dalam pembelajaran yang efektif. Berdasarkan
materi lmu Pengetahuan Alam (IPA) saja, uraian diatas, peneliti bermaksud untuk
sedangkan dalam kurikulum 2013 dituntut mengembangkan Lembar Kerja Siswa sebagai
adanya pembelajaran secara tematik”. acuan guru dalam pendekatan tematik yang
Sedangkan, pada penelitian serupa yang berfokus pada STEM. Dengan demikian,
dilakukan oleh Septiawiyati A.C., dkk (2018) penelitian yang diajukan berjudul “LKS
dijelaskan bahwa: Pembelajaran STEM Berdasarkan
Dalam pelaksanaan, setiap kelompok Kemampuan 4C Dengan Media Lightning
masih mengandalkan satu orang siswa untuk Tamiya Car di SD”.
mengerjakan LKS dan mengakibatkan
pemahaman setiap kelompok pada LKS ada METODE PENELITIAN
beberapa siswa yang kurang paham pada
tugas masing-masing. Selain itu, dibuktikan Penelitian ini adalah penelitian
dalam kegiatan pembelajaran bahwa setiap kualitatif, yang bermaksud untuk memahami
kelompok masih kurang aktif bertanya pada fenomena tentang apa yang dialami subjek
saat praktik, maka pembelajaran keteteran penelitian secara holistik dalam suatu konteks
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
pembelajaran STEM dan terdiri dari Group Discussion (FGD) bertujuan untuk
moderator. mempresentasikan produk yang akan
dikembangkan dan mendiskusikan hal-hal
4. Select time, Place/environment yang berhubungan dengan pengembangan
Tahap ini melakukan kegiatan FGD ini produk yang dirancang peneliti. Pada
hanya berjalan sekitar ± 1 jam. Waktu penelitian ini dilakukan melalui studi literatur
ideal dalam gurp diskusi hanya 1 jam pada teori-teori pendukung serta hasil
melebihi itu konsentrasi menjadi penelitian yang relevan. Lembar Kerja Siswa
menurun. Pada pelaksanaan penempatan merupakan salah satu perangkat pembelajaran
online di Google Room. yang bersisi lembaran langkah-langkah
kegiatan siswa mencakup petunjuk belajar dan
5. Conduct research berperan sebagai alat untuk membantu siswa
Tahap selanjutnya, setelah semua untuk memahami maupun menemukan
partisipan sudah siap dan melakukan konsep.
diskusi menggunakan aplikasi Google Hasil studi literatur peneliti pada
Room terkait mengenai LKS penelitian Nursyaripah F, dkk. (2016, hlm.
pembelajaran STEM dilaksanakan 1 jam 231) mengungkapkan bahwa: “Pengembangan
dengan pertanyaan oleh moderator. LKS yang dilakukan hanya dalam lingkup
materi lmu Pengetahuan Alam (IPA) saja,
6. Evaluate finding/data sedangkan dalam kurikulum 2013 dituntut
Setelah diskusi berakhir peneliti adanya pembelajaran secara tematik”.
melakukan pengevaluasi dari pertemuan Sedangkan, pada penelitian serupa yang
atau diskusi yang telah dilaksanakan. Dari dilakukan oleh Septiawiyati A.C., dkk (2018)
pertanyaan yang di lontarkan dan jawaban dijelaskan bahwa:
dari perta dapat di jadikan sebagai data Dalam pelaksanaan, setiap kelompok
dalam penelitian ini. masih mengandalkan satu orang siswa untuk
mengerjakan LKS dan mengakibatkan
7. Report pemahaman setiap kelompok pada LKS ada
Setelah data di ambil selanjutnya beberapa siswa yang kurang paham pada
melakukan laporan lebih terhadap tugas masing-masing. Selain itu, dibuktikan
penelitian ini untuk menjadi saran dan dalam kegiatan pembelajaran bahwa setiap
acuan dan perubahan dalam produk yang kelompok masih kurang aktif bertanya pada
akan di buat seletah FGD di berlakukan. saat praktik, maka pembelajaran keteteran
dalam menggunakan alat dan bahan. (hlm.
HASIL DAN PEMBAHASAN 173)
Bersumber dari studi literatur diatas,
Penelitian ini bertujuan untuk dipahami oleh peneliti bahwa terdapat
mengembangkan Lembar Kerja Siswa pada perbedaan hasil penelitian pada
pembelajaran berbasis STEM berdasarkan pengembangan Lembar Kerja Siswa. Apabila
kemampuan 4C di SD yang dikhususkan pada berpandangan pada karakteristik kurikulum
siswa kelas VI semester 2 sebagai pengguna 2013 dalam lampiran peraturan Pendidikan
kurikulum 2013 dengan tema “ Tokoh dan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013
Penemuan”. Penelitian ini merupakan tentang Kerangka Dasar dan Struktur Sekolah
kolaboratif untuk mengembangkan perangkat Dasar/ MI menyatakan bahwa “Pelaksanaan
pembelajaran, meliputi desain pembelajaran kurikulum 2013 pada Sekolah Dasar
(RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), media dilakukan melalui pembelajaran dengan
pembelajaran, istrumen penilaian kinerja, soal pendekatan tematik-terpadu dari kelas I
HOTS, buku pengayaan siswa dan video sampai kelas VI”, maka seharusnya baik dari
pembelajaran. segi materi maupun bahan ajar yang diberikan
Peneliti melakukan FGD bersama tim pada siswa di sekolah bersifat tematik dan
yang terdiri dari 7 orang. Pelaksanaan Focus mengusahakan siswa untuk berpartisipasi aktif
Alat penilaian yang digunakan ketika Kerja Siswa menurut Hamdu, G. akan
pelaksanaan pembelajaran berupa penilaian dijadikan sebagai bahan yang akan
kinerja dan penilaian soal test tertulis. Hal ini, dikolaborasikan oleh peneliti dalam
dikolaborasikan dengan rekan tim penelitian pengembangan Lembar Kerja Siswa pada
bahwa penilaian kinerja menilai proses pembelajaran berbasis STEM untuk mencapai
pembelajaran berlangsung hingga produk kemampuan 4C di SD.
akhir yang dibuat oleh siswa. Sedangkan
untuk penilaian soal tes tertulis berupa soal B. Deskripsi Tahapan Validasi Produk
HOTS yang diberikan setelah pembelajaran Lembar Kerja Siswa
selesai. Hal ini untuk mengukur ketercapaian Validasi produk Lembar Kerja Siswa
siswa dalam konteks penilaian kognitif dilaksanakan setelah adanya kesepakatan
sebagai bentuk evaluasi siswa. FGD. Hal ini bertujuan agar bentuk yang
Pembelajaran dilakukan dalam 1 kali dikembangkan berupa Lembar Kerja Siswa
pertemuan, mata pelajaran IPA, matematika pembelajaran STEM berdasarkan kemampuan
dan bahasa Indonesia. Materi ajar yang akan 4C dapat memenuhi kriteria kevalidan,
diajarkan kepada siswa adalah komponen kepraktisan, dan keterpakaian. Pada tahap
listrik, menyelesaikan masalah yang berkaitan validasi ini, dilakukan oleh validasi ahli
dengan keliling lingkaran dan menggali teks berdasarkan keahlian sesuai dengan produk
eksplanasi. yang kan dikembangkan. Validator bertugas
Struktur Lembar Kerja Siswa terdiri untuk memvalidasi produk yang
atas judul, petunjuk belajar, kompetensi yang dikembangkan oleh peneliti dan memberikan
akan dicapai, informasi pendukung, tugas- revisi apabila terdapat komponen LKS yang
tugas dan langkah-langkah kerja serta kurang tepat.
penilaian. Adapun komponen-komponen Berdasarkan hasil validasi dari
pengembangan LKS yang digunakan peneliti validator ahli menyatakan bahwa Lembar
mangacu pada Hamdu, G. (2018) yang Siswa pada pembelajaran STEM berdasarkan
menyatakan bahwa bahwa terdapat komponen kemampuan 4C sudah valid, namun terdapat
pengembangan Lembar Kerja Siswa untuk beberapa point yang menjadi catatan bagi
meningkatkan kualitas produk yang lebih peneliti yaitu berkaitan dengan penggunaan
baik, yaitu : petunjuk belajar yang harus menggunakan
1) Pengembangan LKS merupakan bahasa anak, memperbaiki pertanyaan di
gambaran proses tahapan belajar siswa untuk aktivitas 2 menjadi pertanyaan HOTS,
mendapatkan konsep/pengetahuan. 2) Isian Kalimat dalam LKS harus jelas dan tidak
siswa dalam LKS sebenarnya tidak menimbulkan pemahaman yang membuat
bermaksud untuk menilai, namun lebih siswa kebingungan. Misalnya : Diskusikan
kepada tahapan belajar yang ditempuh siswa. karya yang akan dibuat bersama teman
3) Setiap isian siswa dalam LKS alangkah kelompokmu! Diskusikan bentuk mobil
baiknya diberi semacam refleksi atau Tamiya yang akan dibuat oleh kelompokmu!.
kesimpulan. 4) penulisan kesimpulan tidak
harus dituliskan “kesimpulan”, namun C. Deskripsi Tahapan Revisi Produk
bermakna pernyataan tersirat. (hlm. 159) Lembar Kerja Siswa
Bersumber pada uraian di atas, syarat Setelah validasi produk Lembar Kerja
penulisan Lembar Kerja Siswa menurut Siswa pada Pembelajaran STEM berdasarkan
Surachman dan aspek pengembangan Lembar Kemampuan 4C dilakukan oleh validator,
maka peneliti melakukan perbaikan Siswa sebelum divalidasi dan Setelah hasil
berdasarkan hasil validasi yang diperoleh. validasi dapat dideskripsikan dalam Tabel
Adapun revisi rangcangan Lembar Kerja berikut.
Lanjutan
(a) (b) (c) (d)