Anda di halaman 1dari 78

PENGEMBANGAN LKPD MATERI ARITMATIKA SOSIAL

TERINTEGRASI AYAT-AYAT AL-QUR’AN PADA KELAS VII


MTs NW TAMPIH

Oleh
Moh. Fahrurrozi
NIM 190103014

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu bidang yang berkembang seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka dari itu, pembaharuan

dalam bidang pendidikan sangat penting untuk dilakukan. Salah satu hal yang

dapat mendukung pembaharuan dan penyempurnaan kinerja pendidikan adalah

kurikulum. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan bahwa Kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.1

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas

pendidikan yang ada di Indonesia yaitu dengan diterapkannya kurikulum 2013.

Pada kurikulum 2013 semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap

pembentukan empat kompetensi inti, yaitu yang pertama kompetensi sikap

spiritual, kedua sikap sosial, ketiga kompetensi pengetahuan dan yang terakhir

kompetensi keterampilan.2 Tujuan khusus dari kurikulum 2013 ini adalah siswa

1
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-undang SISDIKNAS (Jakarta : Sinar Grafika,
2013).
2
Laila Katriani, “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD),”(Makalah disajikan
dalam kegiatan PPM Pelatihan Pembuatan Perencanaan Pembelajaran IPA untuk Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) di Kelas Sebagai Implementasi Kurikulum 2013 bagi Guru SMP Se-Kecamatan
Danurejan, Universitas Negeri Yogyakarta, 24 Oktober 2014)

2
diharapkan dapat terjun dan mampu berkontribusi bagi kehidupan masyarakat,

bangsa dan negara dengan didasari sikap beriman, produktif, kreatif dan

inovatif.3 Tujuan dari kurikulum 2013 ini selaras dengan Tujuan pendidikan

dalam Islam, sebagaimana kompetensi inti yang pertama yaitu kompetensi sikap

spiritual yang menekankan bahwa peserta didik harus menghargai dan

menghayati ajaran agama yang dianut.

Menurut Nasiruddin pembelajaran matematika merupakan salah satu

pembelajaran yang bukan hanya melatih seseorang untuk pandai berhitung

namun juga dapat membentuk logika berpikir seseorang. Pada dasarnya

matematika mengajarkan logika berpikir, berdasarkan akal dan nalar. Namun

yang perlu diingat sifat dari matematika abstrak dan tidak nyata karena terdiri

dari simbol-simbol. Maka dari itu tidak sedikit siswa yang menganggap mata

pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sulit.4

Dalam pembelajaran matematika salah satu aspek yang patut diperhatikan

oleh guru adalah hasil belajar siswa karena dengan itu guru dapat mendapatkan

informasi tentang keberhasilan siswa selama proses pembelajaran. Oleh karena

itu guru perlu menfasilitasi serangkaian kegiatan yang memberi ruang bagi siswa

untuk terjadinya interaksi sosial. Selain itu guru juga memerlukan metode,

3
Dewi Rahayu dan Budiyono, “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Berbasis Pemecahan Masalah Materi Bangun Datar,” JPGSD 6 no. 3 (2018): 250
4
Tia Ekawati “Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika pada Materi Statistika
Terintegrasi Nilai-Nilai Keislaman,” Jurnal Aksioma Program Studi Pendidikan Matematika 8, no.1
(Mei, 2019): 185.

3
strategi ataupun bahan ajar yang bervariasi dalam pembelajaran sehingga

pembelajaran yang terjadi tidak monoton.

Berdasarkan hasil analisis awal bahwa fakta yang terjadi di lapangan

menunjukkan suatu proses pembelajaran cenderung berlangsung secara teoritis.

Hal ini disebabkan karena siswa yang cenderung menghafal dan juga

beranggapan bahwa matematika suatu permasalahan besar yang ketika

dihadapkan dengan materi yang sulit. Selain itu, siswa tidak dapat menemukan

konsep dari suatu materi yang diajarkan sehingga siswa memahami materi yang

diajarkan hanya bersifat sementara. Hal ini membuktikan bahwa pemahaman

konsep siswa belum tercapai. Di sisi lain matematika merupakan ilmu

pengetahuan yang abstrak sehingga menyebabkan kurang tertariknya siswa untuk

mempelajari dan beranggapan bahwa matematika merupakan mata pelajaran

yang membosankan.5 Kondisi seperti inilah yang mengakibatkan rendahnya hasil

belajar matematika siswa baik ditingkat dasar, menengah ataupun tinggi

dibanding dengan mata pelajaran yang lain.

Menurut Prastowo beberapa inovasi yang dilakukan oleh guru harusnya

disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan tingkat kemampuan peserta

didik agar tujuan pembelajaran serta pencapaian kompentensi dapat tercapai

dengan baik.6 Tercapainya suatu tujuan pembelajaran tidak terlepas dari peran

5
Suci Yuniati dan Arnida Sari, “Pengembangan Modul Matematika Terintegrasi Nilai-Nilai
Keislaman Melalui Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) di Propinsi Riau,” Jurnal
Analisa 4 no. 1 (2018):2
6
Dewi Rahayu dan Budiyono, “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Berbasis Pemecahan Masalah Materi Bangun Data,” JPGSD 6 no. 3, (2018): 250.

4
seorang guru, dalam menyampaikan materi guru harus berupaya menggunakan

beberapa metode, media ataupun strategi yang disesuaikan dengan karakteristik

peserta didik, materi pelajaran serta disesuaikan dengan kondisi sekolah. Selain

itu, bahan ajar yang efisien juga dapat membantu proses pembelajaran yang

efektif, maka salah satu bahan ajar yang dapat digunakan guru adalah lembar

kerja peserta didik (LKPD).

Menurut Prastowo, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah suatu

bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan

petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh

siswa, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. 7 Menurut

Rozaliafransi, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran-lembaran

berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya

berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas

tersebut haruslah jelas kompetensi dasar yang akan dicapai.8 Dari beberapa

pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa LKPD adalah lembaran-lembaran

yang digunakan peserta didik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran, serta

berisi tugas yang dikerjakan oleh peserta didik baik berupa soal maupun kegiatan

yang akan dilakukan peserta didik.

7
Prastowo. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. (Surabaya: Togamas, 2015).
8
Rozaliafransi. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Pendekatan Saintifik
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Materi Dunia Tumbuhan. (Riau: Universitas
Riau, 2015)

5
Bahan ajar siap pakai ini selain memiliki kelebihan juga memiliki

kekurangan yaitu apabila bahan ajar yang digunakan tidak kontekstual, tidak

menarik, monoton dan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan peserta didik.

Apabila suatu bahan ajar yang digunakan monoton dan tidak menarik maka

peserta didik akan pasif dan kurang berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran.

Menurut Depdiknas salah satu kelemahan buku cetakan penerbit yaitu dari segi

struktural tidak adanya komponen petunjuk belajar serta informasi pendukung dan

langkah kerja penyelesaian soal sehingga dalam penggunaanya peserta didik

hanya mendapatkan pengetahuan komunikasi satu arah dan mengakibatkan pola

berfikir kreatif anak tidak berkembang dan lemahnya kemampuan pemahaman

konsep pada peserta didik.9

Salah satu pengembangan LKPD yang dapat membentuk peserta didik

yang aktif, kreatif, inovatif dan sesuai dengan tujuan pengaplikasian kurikulum

2013 adalah pengembangan LKPD yang terintegrasi ayat-ayat Al-Qur’an.

Pengembangan LKPD terintegrasi ayat-ayat Al-Qur’an ini merupakan salah satu

bentuk pengaplikasian Kurikulum 2013 sesuai dengan kompetensi inti yang

nomor satu yaitu sikap spiritual dimana menyatakan bahwa peserta didik harus

menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut. LKPD yang tersedia saat

ini masih sangat langka yang dipadukan dengan ayat-ayat Al-Qur’an melainkan

hanya sebatas pengetahuan umum saja. Hal ini mengakibatkan guru masih

9
Ina Rosliana, “Pengembangan LKPD Matematika dengan Model Learning Cycle 7E
Berbantuan Mind Mapping,” Jurnal Pengembangan Pembelajaran Matematika 1 no.1 (Februari, 2019):
13

6
terbatas dalam memberi pemahaman yang seimbang antara pengetahuan umum

dan pengetahuan keislaman. Integrasi ayat-ayat Al-Qur’an yang dimaksud adalah

usaha memadukan keilmuan matematika secara umum dengan ayat-ayat Al-

Qur’an tanpa menghilangkan eksistensi antara dua keilmuan tersebut.

Matematika termasuk ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an karena

didalam Al-Qur’an terdapat ayat tentang pentingnya seseorang mengetahui cara

berhitung yang benar. Sebagaimana dalam surah Al-Mutaffifin disebutkan bahwa

bagi orang yang menimbang barang, ia wajib mengukur timbangannya dengan

benar, yaitu:

‫۝ َوِإ َذا‬٢ َ‫اس يَ ْستَوْ فُون‬ ۟


ِ َّ‫۝ ٱلَّ ِذينَ ِإ َذا ٱ ْكتَالُوا َعلَى ٱلن‬۱ َ‫َو ْي ٌل لِّ ْل ُمطَفِّفِين‬

‫۝‬٣‫َكالُ ْوهُ ْم َأو َّو َزنُ ْوهُ ْم ي ُْخ ِسر ُْون‬


Artinya: Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan
menimbang)!. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang
lain mereka minta dicukupkan. dan apabila mereka menakar atau menimbang
(untuk orang lain), mereka mengurangi (Q.S. Al-Mutaffifin: 1-3).10
Kemampuan seseorang dalam menggunakan ilmu pengetahuan

matematika seperti ilmu hitung, sebaiknya dimanfaatkan sebagai alat untuk

melakukan aktivitas sehari-hari dengan jujur tanpa ada kecurangan. Ilmu

matematika digunakan dalam kehidupan sehari-hari salah satunya terdapat

interaksi sosial antara individu atau kelompok, salah satu interaksi sosial tersebut

adalah kegiatan jual beli.


10
QS. Al-Mutaffifin [83]: 1-2.

7
Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru Matematika di MTs NW

Tampih, menyatakan bahwa guru dalam pembelajarannya menggunakan bahan

ajar buku yang diterbitkan oleh Kemendikbud, akan tetapi belum ada bahan ajar

khusus yang dikembangkan salah satunya belum adanya LKPD yang terintegrasi

ayat-ayat Al-Qur’an. Hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya minat

peserta didik dalam pembelajaran matematika sehingga menyebabkan

pembelajaran yang terlaksana cenderung membosankan dan monoton. Adapun

pemilihan materi aritmatika sosial dalam penelitian ini dikarenakan sesuai

dengan hasil wawancara bersama guru matematika bahwa peserta didik masih

kesulitan dalam hal menganalisis sebuah soal cerita.

Melihat keadaan tersebut peneliti tertarik untuk mengembangkan bahan

ajar berupa LKPD dengan mengintegrasikan ayat-ayat Al-Qur’an kedalam

pelajaran matematika, integrasi yang dimaksud di sini adalah yang berkaitan

dengan perhitungan dalam kegiatan jual beli yang terdapat pada materi aritmatika

sosial, yaitu mencoba menggabungkan matematika umum dengan pengetahuan

Islam tanpa perlu menghilangkan karaktersitik kedua ilmu tersebut.

Pengintegrasian Ayat-ayat Al-Qur’an dalam LKPD Matematika diharapkan dapat

memperkenalkan kehidupan sosial Islami kepada peserta didik, Sehingga

membantu siswa bersosialisasi dengan nilai-nilai karakter Islami. Misalnya

ketika menjelaskan jual beli, maka perlu mengetahui dasar-dasar jual beli, barang

apa saja yang boleh diperdagangkan, dan perlu juga menanamkan nilai-nilai

kejujuran menurut ajaran Islam ketika kegiatan jual beli berlansung, seperti

8
kejujuran dalam takaran dan timbangan yang berhubungan dengan keadaan

barang yang diperdagangkan.

Untuk mengimplementasikan bahan ajar matematika yang lebih baik,

maka dalam penelitian ini penulis akan mengembangkan bahan ajar LKPD

materi aritmatika sosial terintegrasi Ayat-ayat Al-Qur’an pada kelas VII MTs

NW Tampih.

B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka fokus

permasalahan pada penelitian ini adalah :

1. Bahan ajar yang digunakan siswa masih kurang.

2. Sebagian besar siswa menganggap matematika sebagai suatu ilmu yang

seakan terpisah dari kehidupan manusia dan sering tidak dipahami dengan

baik oleh siswa. Hal tersebut sering menimbulkan anggapan bahwa

matematika merupakan ilmu yang rumit, susah, bahkan dianggap tidak

bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

3. Belum tersedianya bahan ajar berupa LKPD materi Aritmatika Sosial

terintegrasi Ayat-ayat Al-Qur’an di sekolah tempat melakukan penelitian.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan LKPD materi aritmatika

9
sosial terintegrasi Ayat-ayat Al-Qur’an pada kelas VII MTs yang praktis dan

efektif ?”

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengembangan

LKPD materi aritmatika sosial terintegrasi Ayat-ayat Al-Qur’an pada kelas VII

MTs yang praktis.dan efektif

E. Manfaat Penelitian

Penelitian pengembangan LKPD materi aritmatika sosial terintegrasi

Ayat-ayat Al-Qur’an pada kelas VII MTs ini dianggap penting dan diharapkan

dapat:

1. Bagi Peserta Didik

Dapat mempermudah peserta dalam memahami materi Aritmatika

Sosial dan mengetahui penerapannya dalam perspektif Islam melalui LKPD

terintegrasi Ayat-ayat Al-Qur’an.

2. Bagi Guru

Dapat menambah wawasan dan referensi serta untuk menjadi acuan

guru dalam membuat bahan ajar pembelajaran matematika mengenai materi

Aritmatika Sosial maupun materi lainnya.

3. Bagi Madrasah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk pihak Madrasah

dalam menentukan dan mengambil kebijakan atau langkah-langkah yang

10
dianggap efektif dibidang pendidikan terutama yang berhubungan dengan

bahan ajar peserta didik berupa LKPD materi Aritmatika Sosial terintegrasi

Ayat-ayat Al-Qur’an.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terutama

dalam hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan perangkat pembelajaran

serta sebagai usaha pembuktian terhadap teori-teori yang telah didapatkan

dibangku perkuliahan agar peneliti tidak hanya paham teori, tetapi juga

paham praktiknya dilapangan.

11
BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Bahan Ajar

Menurut National Center for Competency Based Training dalam buku

Andi Prastowo, bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk

membantu guru atau instruktur dalam proses pembelajaran dalam kelas. 11

Pendapat ahli lain mengatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat sarana atau

alat pembelajaran yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka

mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau

subkompetensi dengan segala kompleksitasnya.12

Bahan ajar juga dikenal dengan istilah teaching materials yang dipandang

sebagai materi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran yang

meliputi buku teks, video, audio tapes, software computer, dan alat bantu visual

lainnya. Bahan ajar merupakan segala bahan baik informasi, alat, maupun teks

yang disusun secara sistematis, dengan menampilkan kompetensi yang akan

dikuasai oleh siswa dan digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran. Bahan

ajar yang dapat digunakan sangatlah bervariasi, diantaranya adalah bahan ajar

11
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif (Jogjakarta: DIVA Press),
hlm.16
12
Andi Ernawati dkk, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Multiple Intelligences
pada Pokok Bahasan Substansi Genetika Kelas XII IPA SMA Negeri 16 Makasar,” Jurnal Biotek 5,
no.2 (Desember 2022): hlm. 12

12
cetak seperti, modul, handout dan LKPD, tidak hanya bahan ajar audio atau

bahan ajar elektronik saja yang dapat digunakan sebagai bahan ajar.13

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar

merupakan seperangkat sarana, medium atau alat pembelajaran yang didesain

secara sistematis dan menarik. Bahan ajar yang dapat digunakan sangatlah

bervariasi meliputi, buku teks, modul, handout, LKPD, video, audio tapes,

software computer, dan alat bantu visual lainnya. Bahan ajar akan sangat

membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi

pelajaran, sehingga dapat meningkatkan pemahaman bagi siswa.

B. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

1. Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

LKPD merupakan kumpulan dari lembaran yang berisikan kegiatan

peserta didik yang memungkinkan peserta didik melakukan aktivitas nyata

dengan objek dan persoalan yang dipelajari. LKPD berfungsi sebagai

panduan belajar peserta didik dan juga memudahkan peserta didik dan guru

melakukan kegiatan belajar mengajar. LKPD juga dapat didefinisikan

sebagai bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi,

ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas yang harus dikerjakan

oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang dicapai.14

13
Ernawati, Pengembangan Lembar Kerja: 4
14
Andi Prastowo. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Metode
Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. (Yogyakarta: Diva Press.2011). hlm. 204

13
Depdiknas menyatakan bahwa LKPD adalah lembaran-lembaran

berisi pertanyaan-pertanyaan atau soal-soal yang harus dikerjakan oleh

peserta didik, yang didalamnya disertai petunjuk dan langkah-langkah kerja

untuk menyelesaikan soal-soal berupa teori maupun praktik.15

Berdasarkan definisi dari beberapa pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa lembar kerja peserta didik merupakan lembar kerja yang

berbentuk panduan bagi peserta didik yang berisikan informasi, pertanyaan,

perintah dan instruksi dari guru kepada peserta didik untuk dapat

menyelesaikan masalah dalam bentuk kerja, praktik atau percobaan-

percobaan yang termuat di dalamnya dan serta dapat mengembangkan semua

aspek dalam pembelajaran. Dalam hal ini dengan menggunakan LKPD

peserta didik dapat melakukan aktivitas sekaligus dapat memperoleh

ringkasan materi yang menjadi dasar aktivitas tersebut.

2. Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik berfungsi sebagai panduan untuk latihan

pengembangan aspek kognitif maupun semua aspek pembelajaran dalam

bentuk panduan percobaan atau demonstrasi. Menurut Prastowo (2015),

fungsi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah: 16

a. Sebagai bahan ajar yang meminimalkan peran pendidik, namun lebih

mengaktifkan peserta didik. 

15
Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Depdiknas, 2008), hlm. 13.
16
Prastowo. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. (Surabaya: Togamas, 2015).

14
b. Sebagai bahan ajar yang mempermudah untuk memahami materi yang

diberikan. 

c. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih. 

d. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

3. Tujuan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Adapun tujuan penyusunan LKPD, yaitu:17

a. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk

berinteraksi dengan materi yang diberikan,

b. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap

materi yang diberikan,

c. Melatih kemandirian peserta didik; dan

d. Memudahkan guru dalam memberikan tugas kepada peserta didik

4. Prosedur Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Adapun prosedur penyusunan LPKD sebagai berikut:

a. Menentukan kompetensi dasar, indicator dan tujuan pembelajaran untuk

dimodifikasi ke bentuk pembelajaran dengan LKPD.

b. Menentukan ketrampilan proses terhadap kompetensi dasar dan tujuan

pembelajaran.

c. Menentukan kegiatan yang harus dilakukan peserta didik sesuai dengan

kompetensi dasar indicator dan tujuan pembelajaran.

17
Andi Prastowo. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Metode
Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. (Yogyakarta: Diva Press.2011). hlm. 204

15
d. Menentukan alat, bahan dan sumber belajar.

e. Menemukan perolehan hasil sesuai tujuan pembelajaran.

C. Integrasi Ayat Al-Qur’an dalam Matematika

Al-Qur’an merupakan kitab yang istimewa karena dapat ditinjau dari

berbagai aspek keilmuan, sehingga banyak peneliti yang terinspirasi dari Al-

Qur’an untuk mengembangkan keilmuan yang mereka tekuni. Begitu juga yang

memuat konsep matematika, banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan secara

langsung maupun tidak langsung terhadap bidang matematika. Mempelajari Al-

Qur’an layaknya seperti mempelajari alam semesta beserta isinya, tidak ada

habisnya dan selalu memunculkan hal-hal yang baru, inilah yang menjadi

kemukjizatan Al-Qur’an, semakin dalam mempelajarinya maka keilmuanpun

akan terbuka luas untuk diketahui. Demikian pula jika dikaitkan antara konsep

matematika dengan Al-Qur’an dengan kurikulum madrasah.18 Kajian tentang

konsep matematika dengan Al-Qur’an sangat penting pada pendidikan madrasah

sehingga hakikat pembelajaran matematika dapat dipahami dan diaplikasikan

secara tepat.

Integrasi Ayat-ayat Al-Qur’an dalam matematika diartikan sebagai proses

memadukan keislaman dalam konteks Ayat-ayat Al-Qur’an terhadap konsep

matematika sehingga menjadi satu kesatuan yang koheren dan tidak bisa

dipisahkan atau proses pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan

18
Abdul Fattah Nasution, “ Implementasi Konsep Matematika dalam Al-Quran Pada
Kurikulum Madrasah,” Jurnal EduTech 3, no.1, (Maret 2017): hlm. 1

16
bulat. Pengintegrasian ilmu sains dengan agama (Islam) merupakan hal penting

dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Berdasarkan UU RI No. 29 pasal 1

tahun 2003, pembelajaran sekarang ini perlu lebih ditekankan pada

pengintegrasian ilmu sains dengan agama supaya siswa dapat mengetahui

pentingnya ilmu sains terhadap kehidupan sehari-hari, terutama ilmu agama

Islam yang mereka pelajari dan juga sebaliknya. Langkah strategis dapat

dilakukan dengan mengintegrasikan ajaran Islam melalui pendidikan. Islam

sendiri tidak memisahkan agama dan ilmu pengetahuan. Islam mengembangkan

potensi manusia secara holistik meliputi potensi intelektualitas sekaligus potensi

spiritualitasnya. Contohnya yaitu keterkaitan ajaran Islam dengan ilmu

matematika, salah satunya dalam ilmu fiqih yaitu hukum waris.19

Penanaman keislaman dalam konteks Ayat-ayat Al-Qur’an dengan

pembelajaran dapat diaplikasikan dalam selah-selah waktu disaat pembelajaran

matematika berlangsung untuk mengingatkan siswa tidak melupakan ajaran-

ajaran Islam saat mempelajari ilmu Matematika. Bermuatan keislaman dalam

konteks Ayat-ayat Al-Qur’an yang dimaksud disini adalah pembelajaran yang

dilakukan dengan pemberian nuansa Islami berupa Ayat-ayat Al-Qur’an pada

setiap pembelajaran baik berupa materi maupun pada contoh soal. Selain itu,

nuansa Islami akan terlihat pada metode pembelajaran yang dilaksanakan.

Menurut Faiz hamzah bahwa integrasi Islam dengan Sains dapat menggunakan

19
Mulhamah, “Pengembangan Bahan Ajar Matematika Bermuatan Keislaman Pada Materi
Pecahan”, UIN Mataram, Vol. 1, No. 2, November 2018, hlm. 94-95

17
pendekatan inter-disipliner, yaitu dengan memasukkan ayat-ayat kauniyah dalam

Al Qur’an kedalam materi pelajaran untuk memperdalam dan memperkuat

makna pemahaman yang dihasilkan. Sedangkan mengintegrasi keislaman dalam

matematika bisa dikembangkan pada siswa tingkat menengah pertama atau MTs

karena menurut ilmu psikologi, pada usia sekolah menengah pertama atau MTs,

anak mulai belajar bagaimana caranya memahami apa yang mereka pelajari,

bukan sekedar mengetahui seperti di sekolah dasar. 20 Oleh sebab itu, seorang

guru perlu juga mengintegrasikan keislaman pada pembelajaran yang akan

diajarkan lebih-lebih pada mata pelajaran matematika guna mengingatkan siswa

kepada Allah SWT, taat kepada orang tua, guru, teman dan lebih-lebih untuk

menyemangati saat mempelajari matematika supaya siswa lebih semangat dalam

belajar.

D. Aritmatika Sosial

1. Harga Beli, Harga Jual, Keuntungan dan Kerugian

a. Harga beli

Harga beli adalah uang yang dihabiskan atau dikeluarkan oleh

penjual (modal).

b. Harga jual

Harga jual adalah uang yang didapatkan atau pemasukan dari

penjual.
20
Endah Wulantina, “Pengembangan Bahan Ajar Matematika yang Terintegritasi Nilai-nilai
Keislaman pada Materi Garis dan Sudut”, dalam http://ejournal.radenintan.ac.id/index
.php/pspm/article/download/2399/1939 diakses tanggal 16 Desember 2022 Pukul 16.20.

18
c. Keuntungan

Penjual dikatakan untung jika harga penjualan lebih besar

dibanding dengan harga pembelian. Untung = harga jual – harga beli

d. Kerugian

Penjual dikatakan rugi jika harga penjualan lebih rendah

dibanding harga pembelian. Rugi = harga beli – harga jual

e. Persentase keuntungan dan kerugian

Persentase untung berarti untung dibanding dengan harga

pembelian, dan persentase rugi berarti rugi dibanding harga pembelian.

- Untung

U
Persentase untung (%U ¿= × 100 %
HB

- Rugi

R
Persentase rugi (%R ¿= × 100 %
HB

2. Bruto, Netto dan Tara

Bruto adalah berat kotor. Neto adalah berat bersih. Tara adalah berat

kotor dikurangi berat bersih.

Misal diketahui

Netto = N

Tara =T

Bruto = B

19
Netto dapat dirumuskan :

N
%N = ×100 %
B

Tara dapat dirumuskan :

T
%T = ×100 %
B

3. Bunga, Pajak dan Diskon

a. Bunga (Bunga tunggal)

Secara umum bunga dapat diartikan sebagai jasa berupa uang

yang diberikan oleh pihak peminjam kepada pihak yang meminjamkan

modal atas persetujuan bersama. Ada kalanya juga bunga dapat diartikan

sebagai jasa berupa uang yang diberikan oleh pihak bank kepada pihak

yang menabung atas persetujuan bersama. Jenis bunga yang akan kita

pelajari adalah bunga tunggal, artinya yang mendapat bunga hanya

modalnya saja, sedangkan bunganya tidak akan berbunga lagi. Apabila

bunganya turut berbunga maka jenis bunga tersebut disebut bunga

majemuk. Persen bunga selalu dinyatakan untuk 1 tahun, kecuali jika ada

keterangan lain pada soal.

Jika pinjaman tersebut dihitung persentase bunga (b) terhadap

besarnya modal (M), maka besarnya bunga pertahun diperoleh B = b × M

20
Lebih umum lagi, jika besarnya bunga ingin dihitung dalam

satuan bulan, maka besarnya bunga (B) tiap bulan dengan persentase

1
bunga (b) dalam tahun adalah B= × b× M
12

b. Pajak

Pajak adalah status kewajiban dari masyarakat untuk

menyerahkan sebagian kekayaannya pada negara menurut peraturan yang

di tetapkan oleh negara. Sedangkan barang atau belanjaan dari pabrik,

dealer, grosir, atau toko maka harga barangnya dikenakan pajak yang

disebut pajak pertambahan nilai (PPN). Biasanya besarnya PPN adalah

10% dari harga jual.

Jenis pajak yang lain yaitu pajak UMKM (Usaha Mikro Kecil dan

Menengah). Besarnya Pajak UMKM sebesar 1% dari nilai omzet. Omzet

adalah jumlah uang hasil penjualan barang dagangan tertentu selama

suatu masa jual (satu hari/satu bulan/satu tahun).

c. Diskon/rabat

Rabat adalah potongan harga atau lebih dikenal dengan diskon.

Harga bersih = harga kotor – diskon

d = %d × HJ

Harga kotor adalah harga sebelum didiskon.

Harga bersih adalah harga setelah didiskon.

21
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

pengembangan (Research and Development), dalam hal ini bertujuan untuk

mengembangkan LKPD materi Aritmatika Sosial yang diintegrasikan dengan

Ayat-ayat Al-Qur’an pada kelas VII MTs. Penelitian pengembangan adalah

metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu salah

satunya produk pendidikan dengan menguji kevalidan dan keefektifan produk

tersebut.21 Menurut Seels dan Richey dalam Harobi mengatakan penelitian

pengembangan (Research and Development) berorientasi pada pengembangan

produk dimana proses pengembangannya dideskripsikan sebaik mungkin dan

produk akhirnya dievaluasi. Produk yang dikembangkan berupa model

pembelajaran, bahan ajar, dan instrumen-instrumen yang diperlukan. Proses

pengembangan berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap-

tahap pengembangan. Produk yang dievaluasi berdasarkan aspek kualitas

21
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2018),
hlm. 297

22
ditetapkan sebagai produk akhir hasil pengembangan.22 Dalam penelitian

pengembangan ini produk yang maksud yaitu, mengembangkan produk LKPD

materi Aritmatika Sosial yang diintegrasikan dengan Ayat-ayat Al-Qur’an pada

kelas VII MTs.

B. Model Penelitian dan Pengembangan

Pada penelitian pengembangan ini menggunakan acuan model

pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation,

Evaluation) yang dikembangkan oleh Dick and Carry (1996)23. Pemilihan model

ADDIE didasari atas pertimbangan bahwa model tersebut dikembangkan secara

sistematis dan berpijak pada landasan teoritis desain pembelajaran. Model

pengembangan ADDIE disusun secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan

yang sistemati, dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan

sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pelajar. Model

ADDIE terdiri dari lima tahapan, yaitu :

1. Analysis (Analisis), pada tahap analisis pengembang melakukan analisis

terhadap situasi atau lingkungan sekolah sehingga dapat ditentukan produk

apa yang akan dikembangkan.

2. Design (perancangan), pada tahap perancangan pengembang akan

merancang suatu produk sesuai dengan yang dibutuhkan.


22
Harobi, Metodologi penelitian Pengembangan (Aplikasi pada Penelitian Pendidikan
Matematika). (Jember:Pena Salsabila, 2009), hlm. 1
23
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131808329/pengabdian/7cpengembangan-model-
pembelajaran.pdf diakses tanggal 31 januari 2023, pukul 21.00

23
3. Development (Pengembangan), yaitu kegiatan pembuatan dan pengujian

produk.

4. Implementation (Implementasi), yaitu kegiatan menggunakan produk.

5. Evaluation (Evaluasi), yaitu kegiatan menilai apakah setiap langkah kegiatan

dan produk yang telah dibuat sudah sesuai dengan yang diinginkan atau

belum.24

C. Langkah-Langkah Pengembangan

1. Analysis (Analisis)

Tahap awal pada penelitian pengembangan ini adalah analisis. Tahap

analisis ini sangat penting karena hal-hal yang akan dilakukan berikutnya

sangat ditentukan pada tahap analisis. Pada tahap ini kegiatan yang

dilakukan adalah menganalisis kebutuhan siswa terhadap bahan ajar yang

akan dikembangkan, agar produk yang dikembangkan nantinya sesuai dan

tepat sasaran. Pada penelitian ini terdapat 3 tahap analisis yaitu analisis

kebutuhan siswa, analisis kurikulum, dan analisis nilai-nilai Islam.

a. Analisis Kebutuhan Peserta Didik

Analisis kebutuhan peserta didik dapat dilakukan dengan

menganalisis bahan ajar yang tersedia. Pada tahap ini akan diketahui

bahan ajar apa yang perlu dikembangkan untuk memfasilitasi siswa

dalam mempelajari materi pembelajaran. Dari tahap ini akan diketahui

24
Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan (Bandung : Alfabeta, 2016),

24
bahwa belum ada bahan ajar berupa LKPD yang terintegrasi Ayat-ayat

Al-Qur’an. Oleh sebab itu dibutuhkan pengembangan bahan ajar berupa

LKPD terintegrasi Ayat-ayat Al-Qur’an.

b. Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum pada tahap ini dikaji menggunakan standar

kompetensi inti dan kompetensi dasar yang termuat dalam standar isi.

Analisis kurikulum dilakukan untuk mengetahui kompetensi apa saja

yang harus disiapkan dalam bahan ajar yang akan dikembangkan sesuai

dengan tuntutan kurikulum yang berlaku saat ini. Sehingga dapat

diketahui kompetensi inti dan kompetisi dasar mana yang harus dikuasai

siswa pada materi Aritmatika Sosial.

c. Analisis Ayat-ayat Al-Qur’an

Analisis Ayat Al-Qur’an dilakukan untuk mengetahui isi atau

bagian dari Al-Qur’an yang merupakan sumber dari segala sumber ilmu

pengetahuan, salah satunya adalah konsep Matematika. Hasil analisis ini

kemudian diintegrasikan kedalam LKPD materi aritmatika sosial.

2. Design (Perancangan)

Perancangan pengembangan bahan ajar berupa rancangan yang

dilakukan oleh peneliti, disesuaikan dengan analisis yang telah dilakukan

pada tahap sebelumnya. Selain itu peneliti menyusun instrumen yang akan

digunakan untuk menilai bahan ajar yang telah dikembangkan. Rancangan

penyusunan desain awal LKPD yang disesuaikan dengan analisis kebutuhan,

25
analisis kurikulum dan Ayat-ayat Al-Qur’an yang telah dilakukan. Adapun

yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Penyusunan Desain Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Langkah-langkah dalam mendesain LKPD terintegrasi ayat-ayat

Al-Qur’an sebagai berikut :

1) Menentukan Judul LKPD

2) Merumuskan Kompetensi Dasar

3) Mendesain LKPD yang terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian awal,

bagian isi, dan bagian akhir.

b. Penyusunan Desain Instrumen Penelitian

Penyusunan desain instrumen berfungsi sebagai alat untuk

menilai produk atau Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) agar benar-

benar valid. Instrumen disusun dengan memperhatikan aspek penilaian

kevalidan LKPD yaitu aspek komponen kelayakan isi, kelayakan

penyajian, kelayakan integrasi Ayat-ayat Al-Qur’an, dan kelayakan

bahasa.

3. Development (Pengembangan)

Tahap pengembangan merupakan tahap yang realisasi suatu produk

yang telah dirancang pada tahap sebelumnya yaitu tahap desain. Pada tahap

desain peneliti merancang suatu produk dalam kerangka konseptual,

sedangkan pada tahap pengembangan kerangka yang sebelumnya masih

26
konseptual akan direalisasikan menjadi suatu produk. Kegiatan yang akan

dilakukan pada tahap ini yaitu validasi dan revisi.

a. Validasi Ahli

Validasi dilakukan dengan menghadirkan ahli media dan ahli

materi untuk memberikan tanggapan terhadap LKPD yang

dikembangkan.

1) Ahli Materi

Penilaian oleh ahli materi dilakukan oleh seorang dosen di

Prodi Tadris Matematika FTK UIN Mataram. Ahli materi untuk

mengevaluasi bentuk isi/materi Aritmatika Sosial dengan

terintegrasi ayat-ayayt Al-Qur’an atau mengkaji komponen materi

berupa keserasian materi dengan isi kurikulum, kelayakan dan

ketepatan serta kesesuaian materi dengan Ayat-ayat Al-Qur’an.

2) Ahli Media

Ahli media dilakukan oleh seorang Prodi Tadris Matematika

FTK UIN Mataram dalam mengevaluasi desain media LKPD.

Seorang ahli media mengkaji kaidah pemilihan kata sesuai dengan

aspek kebahasaan secara menyeluruh, dari segi karakteristik

sasaran, bentuk, tata letak, gambar serta pilihan warna komponen

penyusunnya.

b. Revisi

27
Tahap revisi yaitu tahap yang dilakukan setelah produk awal dan

instrumen telah selesai divalidasi. Revisi dilakukan sesuai dengan saran

dan masukan yang diberikan oleh para ahli.

4. Implementation (Implementasi)

Pada tahap implementasi, produk yang dihasilkan pada tahap

pengembangan kemudian diimplementasikan pada situasi nyata, dalam hal

ini adalah kelas. Pada tahap ini, rancangan bahan ajar yang telah

dikembangkan diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas. Dalam

tahap ini LKPD yang telah dinyatakan valid dan layak akan dilakukan uji

coba produk. Uji coba dilakukan dengan cara peserta didik menggunakan

LKPD kemudian dilanjutkan dengan pengisian angket respon siswa dan

angket respon guru untuk mengetahui respon siswa serta respon guru.

5. Evaluation (Evaluasi)

Pada tahap evaluasi ini bisa dilakukan pada setiap empat tahap di atas

yang disebut evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi.

Misalnya pada tahap pengembangan kita memerlukan review ahli untuk

memberikan tanggapan terhadap rancangan yang sedang kita buat. Di

samping itu, dalam tahap ini kita memerlukan evaluasi sumatif untuk melihat

hasil analisis kepraktisan dan keefektifan dari LKPD yang diimplementasikan.

Jika pada tahap ini data-data saat uji coba produk dinilai kurang layak maka

akan direvisi kembali untuk memperbaiki bahan ajar yang dikembangkan.

28
Serta menganalisis apakah produk yang dikembangkan sudah dapat dikatakan

praktis dan efektif.

Adapun Prosedur Pengembangan Model ADDIE dapat dibuatkan

bagan sebagai berikut :

Analisis
(Analisis kebutuhan peserta didik, kurikulum, Ayat-ayat Al-Qur’an)

Design
(Merancangan bahan ajar LKPD dan instrumen penelitian)

Development
(Bahan ajar dikembangkan dan dilakukan validasi oleh 2 validator)

Validasi

Tidak
Valid Revisi

Ya

Implementation
(Uji coba kepada peserta didik)

(Uji kepraktisan dan keefektifan)

Praktis dan
Efektif

Evaluation Produk
(Pada tahap ini diperoleh umpan balik, yaitu masukan dan saran baik dari Akhir
siswa dan guru. Kemudian dilakukan perbaikan sesuai saran yang diberikan)
29
Gambar 3.1 Alur Pengembangan Model ADDIE

D. Uji Coba Produk

Dalam bidang pendidikan, desain produk seperti bahan ajar berupa buku

ajar dan media pembelajaran dapat langsung diuji coba, setelah divalidasi dan

direvisi. Uji coba produk dimaksudkan untuk mendapatkan informasi apakah

bahan ajar yang baru tersebut efektif dan efisien dibandingkan bahan ajar yang

lama atau yang lain.25 Uji coba produk juga merupakan salah satu syarat yang

harus dilakukan oleh peneliti dalam mengambil penelitian pengembangan.

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam uji coba produk yaitu: (1)

desain uji coba, (2) subjek uji coba, (3) jenis data, (4) instrumen pengumpulan

data, (5) teknik analisis data.

1. Desain Uji Coba Produk

Hasil produk yang telah direvisi akan dilanjutkan ketahap uji coba

lapangan. Pada tahap ini peneliti memberikan tes memberikan angket

respon siswa. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kepraktisan dan

keefektivan dari produk yang dikembangkan.

2. Subjek Uji Coba Produk

Subjek uji coba produk dalam penelitian adalah 16 siswa di Kelas

VII MTs NW Tampih. Pengembangan bahan ajar LKPD di Madrasah


25
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan”, (Bandung: Alfabeta 2009), hlm. 414

30
tersebut sangat diperlukan karena peserta didik hanya menggunakan buku

Kurkulum 2013 yang disediakan oleh Kemendikbud sebagai pembelajaran

Matematika. Sehingga peneliti perlu mengembangkan LKPD materi

Aritmatika Sosial terintegrasi Ayat-ayat Al-Qur’an pada kelas VII MTs

sebagai sumber belajar peserta didik dan sebagai nuansa baru dalam

pembelajaran matematika.

3. Jenis Data

Data yang diperoleh dari penelitian dan pengembangan ini adalah

data kualitatif dan kuantitatif.

a. Data kualitatif

Data ini berupa masukan, tanggapan, kritik dan saran selama

proses pengembangan yang disajikan dalam bentuk deskriptif terkait

produk perangkat pembelajaran yang dikembangkan, yaitu LKPD

materi Aritmatika Sosial yang diintegrasikan dengan Ayat-ayat Al-

Qur’an pada kelas VII MTs.

b. Data kuantitatif

Data ini berupa data yang berbentuk angka-angka sebagai hasil

pengukuran yaitu data yang digunakan untuk mengukur kevalidan,

kepraktisan dan keefektifan.

1) Kevalidan

31
Data tersebut diperoleh dari penilaian para ahli, yaitu ahli

materi dan ahli media

2) Kepraktisan

Data tersebut diperoleh dari hasil pengisian angket respon

siswa dan angket respon guru terhadap penggunaan LKPD materi

Aritmatika Sosial yang diintegrasikan Ayat-ayat Al-Qur’an pada

kelas VII MTs.

3) Keefektifan

Data tesebut diperoleh dari hasil tes yakni hasil pre test dan

post test terhadap implementasi LKPD materi Aritmatika Sosial

yang diintegrasikan dengan Ayat-ayat Al-Qur’an pada kelas VII

MTs.

4. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar

validasi, angket dan uji tes (essay).

a. Lembar Validasi

Lembar validasi digunakan untuk mengukur kevalidan LKPD.

Lembar validasi ini akan diberikan kepada dosen ahli materi dan ahli

media. Lembar validasi ini menentukan apakah LKPD layak digunakan

tanpa revisi, dengan revisi atau tidak layak diproduksi.

b. Angket (Kuesioner)

32
Kuesioner/angket adalah sebagai alat pengumpul data umumnya

terdiri dari serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis yang

digunakan untuk mengumpulkan informasi penelitian yang

dikehendaki.26 Angket dalam penelitian ini berupa angket respon peserta

didik dan guru mengenai bahan LKPD materi Aritmatika Sosial

terintegrasi Ayat-ayat Al-Qur’an pada kelas VII MTs.

Angket respon peserta didik dan guru diberikan setelah

dilakukan uji coba produk, digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai peserta didik dan guru terhadap LKPD yang dikembangkan

untuk melihat kepraktisan LKPD apakah praktis atau tidak praktis.

c. Tes

Tes merupakan suatu cara untuk mengukur dan melakukan

penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus

dikerjakan oleh anak atau sekolompok anak sehingga menghasilkan

suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat

dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan

nilai standar yang ditetapkan.27

Pemberian tes dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat

perbadaan signifikansi hasil sebelum dan setelah menggunakan poduk

pengembangan dan skaligus untuk mengetahui efektivitas penggunaan

26
M. Toha Anggoro,”Metode Penelitian”, (Jakarta: Universitas Terbuka 2008), hlm.5.6
27
Wayan Nurkancana & Sunartana,“Evaluasi Hasil Belajar”, (Surabaya:Usana Offset, 2005),
hlm. 34.

33
produk pengembangan dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini,

instrument tes berupa isian sebanyak 5 butir soal. Tiap butir soal

mewakili submateri dari materi aritmetika sosial, yakni: nilai suatu

barang, untung rugi, jual beli, dan diskon. Instrumen tes diberikan

kepada peserta didik pada saat uji lapangan sebanyak dua kali, yakni

sebelum diberikan produk pengembangan dan setelah diberikan produk

pengembangan.

5. Tekhnik Analisis Data

Langkah-langkah menganalisis kriteria kualitas produk yang

dikembangkan untuk memenuhi aspek kevalidan, kepraktisan dan

keefektifan adalah sebagai berikut:

a. Analisis Kevalidan

Prosedur penilaian kevalidan menggunakan total nilai yang

diperoleh dibagi dengan total nilai maksimum dikali 100%. Dihitung

menggunakan rumus berikut:

T
P= ×100 %
n

Dengan :
P = Presentase klasikal
T = total nilai yang diperoleh
n = total nilai maksimum

34
Berikut kriteria kevalidan LKPD :

Tabel 3.1 Kriteria Kevalidan

Kriteria Pencapaian Tingkat Kevalidan Keterangan


Dapat digunakan tanpa
85,01 – 100% Sangat Valid
perbaikan
Dapat digunakan namun
70,01 – 85,00% Valid
perlu perbaikan kecil
Dapat digunakan namun
50,01 – 70,00% Kurang Valid
perlu perbaikan besar
Tidak dapat
01,00 – 50,0% Tidak Valid
dipergunakan

Tujuan dari validasi ahli LKPD ini yaitu untuk melihat tingkat

kelayakan LKPD. Selain itu, hal ini dilakukan guna menerima penilaian

mengenai tampilan dan isi materi yang disajikan. Hasil penilaian oleh ahli

digunakan sebagai acuan revisi untuk menghasilkan media yang layak,

baik dari segi uji tampilan maupun uji materi.

b. Teknik Analisis Kepraktisan Uji Coba Lapangan

35
Teknik Analisis data pada tahap uji coba lapangan diperoleh

melalui instrument angket respon guru dan siswa terhadap produk

pengembangan LKPD dengan analisis perhitungan sebagai berikut:

T
P= ×100 %
n

Dengan :
P = Presentase klasikal
T = total nilai yang diperoleh
n = total nilai maksimum
berikut kriteria kepraktisan produk bahan ajar LKPD :

Tabel 3.2 Kriteria Kepraktisan

Kriteria Tingkat Keterangan


Pencapaian Kepraktisan
Dapat digunakan tanpa
85,01 – 100% Sangat Praktis
perbaikan
Dapat digunakan namun
70,01 – 85,00% Praktis
perlu perbaikan kecil
Dapat digunakan namun
50,01 – 70,00% Kurang Praktis
perlu perbaikan besar
Tidak dapat
01,00 – 50,0% Tidak Praktis
dipergunakan

c. Analisis Keefektifan Produk LKPD

Teknik analisis data instrument tes dianalisis menggunakan

analisis komparasi. Analisis komparasi adalah analisis yang digunakan

untuk membandingkan antara dua kelompok data apakah terdapat

perbedaan atau tidak. Design eksperimen yang digunakan adalah Pre-

experimental design jenis one grup pretest and posttest dimana rancangan

36
yang meliputi hanya satu kelompok atau kelas yang diberikan pra dan

pasca uji. Rancangan one grup pretest and posttest design ini dilakukan

terhadap satu kelompok tanpa adanya kelompok control atau

pembanding.28

Analisis ini digunakan untuk mengetahui efektivitas penggunaan

produk pengembangan. Analisis komparasi menggunakan rumus uji-t

atau t-test dengan data berkorelasi/berpasangan atau sampel related.

Adapun untuk analisis data nya menggunakan SPSS.

28
Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan (Bandung: Alfabeta, 2014) hlm.109

37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengembangan

Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development

(R&D) dengan produk yang dikembangkan berupa lembar kerja peserta didik

(LKPD) matematika materi aritmatika sosial terintegrasi Ayat-ayat Al-Qur’an.

Dalam penyajian data uji coba, pada penelitian pengembangan LKPD

matematika ini mengacu pada model pengembangan ADDIE dengan

menggunakan 5 tahap, yaitu tahap Analysis (Analisis), Design (Desain),

Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan Evaluation

(Evaluasi). Data hasil setiap tahapan dan pengembangan yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Tahap Analysis (Analisis)

38
Tahap pertama ialah analisis. Hasil dari analisis ini dijadikan

pedoman untuk penyusunan LKPD. Pada tahap ini peneliti melakukan

analisis kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis Ayat Al-Qur’an. Analisis

yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

bahan ajar yang digunakan guru mata pelajaran matematika di MTs NW

Tampih dalam melakukan proses pembelajaran, bagaimana bentuk

inovasi bahan ajar yang dipergunakan serta untuk mengetahui bahan ajar

yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dengan harapan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Pada tahap ini peneliti melakukan

wawancara dengan guru mata pelajaran matematika. Wawancara

dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2023 dengan narasumber berinisial

EHS.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan bersama narasumber

diperoleh informasi bahwa bahan ajar yang digunakan guru mata

pelajaran matematika di MTs NW Tampih, yaitu buku paket yang

disediakan oleh pemerintah kemendikbud (buku siswa sesuai kurikulum

2013). Guru matematika menjelaskan bahwa bahan\ ajar yang

digunakan kurang memenuhi kebutuhan dari peserta didik. Sehingga

banyak peserta didik yang kesulitan dalam menguasai materi

pembelajaran, selain itu peserta didik juga tampak bingung dalam

39
menyelesaikan soal-soal cerita yang diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari. Hal ini terjadi karena kondisi peserta didik yang sangat

bervariasi menjadikan sulit bagi keseluruhan peserta didik untuk dapat

memahami materi bahan ajar dari buku paket kurikulum 2013 secara

utuh, karena dapat dipastikan ada peserta didik yang tidak dapat

menggunakan bahan ajar yang diterapkan karena keterbatasan peserta

didik, sehingga perlu adanya bahan ajar yang didesain sesuai dengan

kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu diperlukan inovasi baru dalam

bahan ajar yang digunakan ketika proses belajar mengajar.

Mengingat bahwa Madrasah Tsanawiyah adalah sekolah yang

memiliki latar belakang Islam, disela-sela wawancara peneliti

memberikan masukan tentang pengembangan Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) Terintegrasi Ayat-ayat Al-Qur’an. Guru mata pelajaran

sangat setuju dengan masukan yang peneliti berikan. Menurut beliau

memang perlu adanya inovasi berupa integrasi antara matematika

dengan Al-Qur’an untuk meningkatkan proses pembelajaran. Maka

Berdasarkan hasil wawancara tersebut perlu adanya pengembangan

bahan ajar yang dapat memfasilitasi siswa baik untuk penguasaan

konsep ataupun tentang pemahaman soal-soal yang dikaitkan dalam

kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, peneliti berniat untuk

mengembangkan bahan ajar berupa LKPD terintegrasi ayat-ayat Al-

Qur’an.

40
b. Analisis Kurikulum

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan pelaksanaan

pembelajaran matematika di MTs NW Tampih dan diperoleh bahwa

Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013. Dalam kurikulum

2013 pusat kegiatan pembelajaran ditujukan pada siswa. Penyesuaian isi

materi dalam produk yang dikembangkan disesuaikan dengan buku dan

mengarahkan siswa aktif pada pembelajaran.

c. Analisis Ayat Al-Qur’an

Analisis ayat Al-Qur’an bertujuan untuk mengetahui konsep

keislaman yang cocok untuk diintegrasikan dengan mata pelajaran

matematika khususnya pada materi aritmatika sosial. Berdasarkan hasil

pengamatan awal peneliti, bahwa peserta didik di MTs NW Tampih

mempelajari mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits. Al-Qur’an dan

Hadits merupakan mata pelajaran wajib di Madrasah, sehingga peserta

didik sudah tidak asing dengan persoalan yang sifatnya kontekstual serta

kasus-kasus keislaman seperti persoalan hukum jual beli yang dijelaskan

dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 275, persoalan hukuman bagi

orang yang curang dalam menimbang dijelaskan dalam Al-Qur’an surah

Al-Mutaffifin ayat 1-3 dan persoalan larangan memakan riba dijelaskan

dalam ayat Al-Qur’an surah Al-Imran ayat 130. Dalam penelitian ini ada

beberapa ayat Al-Qur’an yang dikutip kemudian diintegrasikan ke

dalam materi aritmatika sosial adalah sebagai berikut :

41
Tabel 4.1 Hasil Analisis Ayat Al-Qur’an
No Tema Ayat Al-Qur’an Konteks Ayat
1 Keuntungan QS : Al-Baqarah [2]: 275 Hukum jual beli
dan
kerugian ‫َوَأ َح َّل ٱهَّلل ُ ْٱلبَ ْي َع َو َح َّر َم‬
‫ۚ ٱل ِّربَ ٰو ۟ا‬
dalam jual
beli

Artinya : … dan Allah telah


menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba…” (QS :
Al-Baqarah [2]: 275)
2 Bruto, Netto QS. Al-Mutaffifin [83]: 1-3 Orang yang
Tara curang dalam
‫۝‬١‫ين‬ َ ِ‫َو ْي ٌل لِّ ْل ُمطَفِّف‬ takaran/timbangan
۟
ِ َّ‫الَّ ِذي َْن ِإ َذا ا ْكتَالُوا َعلَى الن‬
‫اس‬
‫۝‬٢‫يَ ْستَ ْوفُ ْون‬
‫َوِإ َذا َكالُ ْوهُ ْم َأو َّو َزنُ ْوهُ ْم‬
‫۝‬۳‫ي ُْخ ِسر ُْو َن‬
Artinya : Celakalah bagi
orang-orang yang curang
(dalam menakar dan
menimbang)!. (Yaitu) orang-
orang yang apabila menerima
takaran dari orang lain
mereka minta dicukupkan dan
apabila mereka menakar atau
menimbang (untuk orang lain),
mereka mengurangi. (QS. Al-
Mutaffifin [83]: 1-3).

3 Bunga Larangan me
۟ ُ‫وا اَل تَْأ ُكل‬ ۟ ُ‫ين َءامن‬ ٓ
‫وا‬ َ َ ‫ٰيََأيُّهَا ٱلَّ ِذ‬ makan riba

َ ٰ ‫ٱل ِّربَ ٰ ٓو ۟ا َأضْ ٰ َعفًا ُّم‬


ۖ ً‫ض َعفَة‬
۟ ُ‫َوٱتَّق‬
َ ‫وا ٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِح‬
‫ُون‬

42
‫۝‬٠۳١
Artinya: Hai orang-orang
yang beriman, janganlah
kamu memakan riba dengan
berlipat ganda dan
bertakwalah kamu kepada
Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan. (QS. Al-
Imran [3]: 130).

2. Tahap Design (Perancangan)


Tahap kedua dalam model pengembangan ADDIE adalah desain atau

perancangan. Pada tahap ini, peneliti melakukan suatu perancangan pada

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) serta melakukan perancangan pada

instrumen penilaian. Desain atau perancangan terhadap LKPD dan instrumen

penilaian pada tahap ini sebagai berikut :

a. Penyusunan desain LKPD

Perancangan LKPD dibagi menjadi 3, yaitu : bagian awal,

bagian isi, dan bagian akhir.

1) Bagian Awal

a) Cover (Sampul)

43
Pada halaman sampul memuat beberapa hal seperti

judul LKPD yaitu “ Lembar Kerja Peserta Didik Aritmatika

Sosial Terintegrasi Ayat-ayat Al-Qur’an”, Logo UIN Mataram,

gambar interaksi jual beli yang memuat konsep aritmatika

sosial, serta konsentrasi LKPD untuk kelas VII SMP/MTs.

Gambar 4.1 Cover LKPD

b) Indikator Pencapaian Kompetensi, Kompetensi Dasar, Tujuan

Pembelajaran dan Petunjuk Penggunaan

Halaman terakhir pada bagian awal adalah indikator

pencapaian kompetensi, Kompetensi Dasar, Tujuan

Pembelajaran dan Petunjuk Penggunaan. Diberikannya bagian

ini adalah memudahkan pengguna untuk mengetahui

kompetensi inti apa saja yang dimuat dalam Kurikulum 2013,

44
kompetensi dasar apa yang digunakan penulis dalam membuat

LKPD, tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari LKPD

serta petunjuk penggunaan untuk memudahkan peserta didik

bagaimana cara menggunakan LKPD.

Gambar 4.2 Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Tujuan


Pembelajaran dan Petunjuk Penggunaan
2) Bagian Isi

a) Kegiatan 1

Pada bagian kegiatan 1 terdapat ringkasan materi

aritmatika sosial terintegrasi ayat-ayat Al-Qur’an. Pada

kegiatan 1 dibagi menjadi 2 sub materi diantarannya untung

rugi dan bruto, netto dan tara. Ringkasan materi ini bertujuan

untuk memberi pemahaman kepada peserta didik tentang

materi aritmatika sosial. Pada setiap sub materi terdapat

45
permasalahan yang harus di amati oleh peserta didik kemudian

diminta untuk melengkapi titik-titik yang kosong yang

bertujuan untuk memberi stimulus pada peserta didik.

Gambar 4.3
Kegiatan 1 Sub Materi Untung dan Rugi

46
Gambar 4.4
Kegiatan 1 Sub Materi Bruto, Netto dan Tara

47
b) Kegiatan 2

Pada kegiatan 2 sub materi yang dibahas adalah bunga

tunggal.

Gambar 4.5
Kegiatan 2 Sub Materi Bunga Tunggal

3) Bagian Akhir

48
a) Latihan Soal

Pada bagian akhir terdapat latihan soal berupa lembar

asesmen dan terdapat empat latihan soal. Tujuan diberikannya

latihan soal adalah untuk melihat apakah peserta didik dapat

memahami materi aritmatika sosial yang diintegrasikan Ayat-

ayat Al-Qur’an.

Gambar 4.6
Latihan Soal

b. Penyusunan Desain Instrument Penelitian

1) Uji Kevalidan Ahli Materi

Angket penilaian LKPD diberikan kepada dosen sebagai

ahli materi. Angket penilaian ini bertujuan untuk mengetahui

kevalidan LKPD yang dikembangkan berdasarkan aspek Relevansi,

49
Keakuratan, Konsep Dasar Materi, Kesesuaian penyajian dengan

Tuntutan Pembelajaran yang Terpusat pada Peserta Didik

Tabel 4.2
Aspek Butir Angket Materi
Aspek Banyak Butir
Relevansi 5
Keakuratan 4
Konsep Dasar Materi 2
Kesesuaian penyajian dengan
Tuntutan Pembelajaran yang 4
Terpusat pada Peserta Didik

2) Uji Kevalidan Ahli Media


Angket penilaian LKPD diberikan kepada dosen sebagai

ahli Media. Angket penilaian ini bertujuan untuk mengetahui

kevalidan LKPD yang dikembangkan berdasarkan aspek tampilan

umum, tampilan khusus dan penyajian media.

Tabel 4.3
Aspek Butir Angket Media

Aspek Banyak Butir


Tampilan Umum 4
Tampilan Khusus 2

50
Penyajian Media 5

3) Angket Respon Peserta Didik dan Guru

Lembar angket respon peserta didik dan guru disesuaikan

dengan kebutuhan peneliti. Baik dalam segi kemenarikan LKPD

ataupun penyajian materi beserta latihan-latihan soal dalam LKPD.

Adapun lembar angket respon peserta didik dan guru dilampirkan

pada lampiran

4) Lembar Soal Pre-Test dan Post-Test

Lembar soal pre-test dan post-test disesuaikan dengan isi

LKPD baik dari segi materi, permasalahan dan latihan soal yang

disajikan dalam LKPD. Soal yang diberikan pada pre test adalah 5

soal dan post test 5 soal. Adapun lembar soal pre-test dan post-test

dilampirkan pada lampiran

3. Tahap Development (Pengembangan)

Tahap ketiga dari model pengembangan ADDIE adalah development

atau pengembangan. Tahap ini merupakan tahap yang berisi realisasi produk

yang telah dirancang pada tahap sebelumnya. Kegiatan yang akan dilakukan

pada tahap ini adalah validasi ahli dan revisi produk.

51
a. Validasi Ahli

Tahap validasi merupakan tahap untuk menentukan tingkat

kevalidan LKPD yang dikembangkan. Validasi produk dilakukan oleh

dua validator. Validator pertama, yaitu Bapak Lalu Sucipto, M.Pd.

sebagai validator ahli materi, validator kedua yaitu Bapak Afifurrahman,

Ph.D. sebagai validator ahli media. Berikut merupakan hasil validasi

dari kedua ahli :

1) Validasi Ahli Materi

Validasi materi dilakukan oleh Lalu Sucipto, M.Pd. dengan

memberikan penilaian pada angket yang diberikan oleh peneliti.

Hasil dari validasi materi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4
Hasil Validasi Ahli Materi
Aspek
Deskripsi Skor
Penilaian
Relevansi 1. Materi relavan dengan 4
kompetensi materi aritmatika
sosial yang harus dikuasai
peserta didik
2. LKPD relevan dengan 4
kompetensi yang harus
dikuasai
3. Kelengkapan LKPD sesuai 4
dengan tingkat perkembangan
siswa
4. Materi cukup memenuhi 4
tuntutan kurikulum
5. Ilustrasi materi pada LKPD 4
sesuai dengan tingkat

52
perkembangan peserta didik
Keakuratan 6. Materi aritmatika sosial yang 4
disajikan sesuai dengan
kurikulum 2013
7. Materi aritmatika sosial yang 4
disajikan sesuai dengan
perkembangan terkini peserta
didik
8. Materi yang disajikan sesuai 4
dengan konteks keehidupan
sehari-hari
9. Penyajian materi dalam media 4
sesuai dengan pendekatan
keilmuan yang berkaitan
(pendekatan saintifik dan
Ayat-ayat Al-Qur’an)
Konsep Dasar 10. Kesesuaian konsep materi 4
Materi aritmatika sosial dengan
kehidupan sehari-hari
11. Kesesuaian konsep aritmatika 3
sosial dengan Ayat-ayat Al-
Qur’an
Kesesuaian 12. Mendorong rasa keingintahuan 4
penyajian peserta didik
dengan 13. Mendorong terjadinya 4
Tuntutan interaksi peserta didik
Pembelajaran 14. Mendorong peserta didik
yang Terpusat membangun pengetahuannya
pada Peserta sendiri
Didik 15. Menyajikan kompetensi yang 4
harus dikuasai siswa
Jumlah Skor 59
Jumlah skor maksimum 60
Presentase 98,33%
Sangat
Kriteria
Valid

53
Hasil dari penilaian oleh ahli materi diperoleh nilai

presentase 98,33% dengan kategori sangat valid.

2) Validasi Ahli Media

Validasi materi dilakukan oleh Bapak Afifurrahman, Ph.D.

dengan memberikan penilaian pada angket yang diberikan oleh

peneliti. Hasil dari validasi media dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5
Hasil Validasi Ahli Media
Aspek
Deskripsi Skor
Penilaian
Tampilan 1. Desain LKPD sesuai dengan 4
Umum materi Aritmatika Sosial
2. Penyajian LKPD sesuai antara 4
materi Aritmatika Sosial dengan
integrasi Ayat-ayat Al-Qur’an
3. Desain LKPD menarik dilihat 4
4. Desain LKPD menyajikan 3
contoh nyata materi Aritmatika
Sosial
Tampilan 5. Pemilihan warna dalam LKPD 4
Khusus ini menarik
6. Memuat integrasi konsep 4
aritmatika sosial dengan Ayat-
ayat Al-Qur’an
Penyajian 7. Tampilan LKPD menarik dan 4
Media mudah dibawa/dipindahkan
8. Diberi judul/keterangan LKPD 4

54
9. Terdapat cara penggunaan 3
LKPD
10. Penyajian LKPD mampu 3
mengembangkan minat belajar
peserta didik
11. Penyajian LKPD mampu 3
meningkatkan pengetahuan
siswa
Jumlah Skor 40
Jumlah skor maksimum 44
Presentase 90,9%
Sangat
Kriteria
Valid

Hasil dari penilaian oleh ahli materi diperoleh nilai

presentase 98,33% dengan kategori sangat valid.

b. Revisi Produk

Revisi produk merupakan tahap perbaikan produk sesuai

saran yang diberikan oleh para ahli. Berikut merupakan hasil

revisi dari kedua validator:

1) Revisi Ahli Materi

Revisi yang diberikan oleh ahli materi yaitu berupa

perbaikan pada pemberian petunjuk pengerjaan pada

permasalahan dalam LKPD. Berikut merupakan hasil

perbaikan yang dilakukan oleh peneliti:

a) Penambahan Perintah Pertanyaan pada Kegiatan 1

55
Masukan pertama yang diberikan oleh ahli materi

berupa penambahan perintah pertanyaan pada kegiatan 1

pada permasalahan kasus 2. Berikut merupakan hasil revisi

yang dilakukan oleh peneliti :

Gambar 4.7 Kasus 2 Sebelum Revisi

Gambar 4.8 Kasus 2 Sesudah Revisi

b) Penambahan Materi pada Kegiatan 2

56
Masukan kedua yang diberikan oleh ahli materi

adalah berupa saran penambahan materi terkait bagi hasil

dalam Islam yang memuat ringkasan materi dan

permasalahannya. Berikut merupakan hasil revisi yang

dilakukan oleh peneliti :

Gambar 4.9 Penambahan Materi


Bagi Hasil Dalam Islam

2) Revisi Ahli Media

a) Penambahan Kata Pengantar

Berdasarkan masukan dari ahli media. Saran

pertama yang diberikan oleh ahli media adalah berupa

penambahan kata pengatar pada LKPD. Berikut

merupakan hasil penambahan kata pengantar pada LKPD

yang dilakukan oleh peneliti :

57
Gambar 4.10 Penambahan Kata Pengantar

b) Penambahan Daftar Isi

Masukan kedua yang diberikan oleh ahli media

adalah berupa penambahan daftar isi pada LKPD. Berikut

merupakan hasil penambahan daftar isi pada LKPD yang

dilakukan oleh peneliti :

58
Gambar 4.11 Penambahan Daftar Isi

c) Penambahan Alokasi Waktu

Masukan ketiga yang diberikan oleh ahli media

adalah berupa penambahan alokasi waktu pada LKPD.

Berikut merupakan hasil penambahan alokasi waktu pada

LKPD yang dilakukan oleh peneliti :

59
Gambar 4.12 Penambahan Alokasi Waktu

4. Tahap Implementation (Implementasi)

Tahap keempat dari model pengembangan ADDIE adalah

implementasi atau penerapan. Lembar kerja peserta didik (LKPD)

terintegrasi Ayat-ayat Al-Qur’an diimplementasikan pada pembelajaran

Matematika kelas VII di MTs NW Tampih setelah dinyatakan layak oleh

validator. Adapun implementasi dilaksanakan dua kali pertemuan, yaitu pada

tanggal 15 dan 20 Mei 2023 sesuai jam pelajaran matematika pada kelas VII

VII di MTs NW Tampih.

60
a. Pertemuan pertama

Kegiatan pertama yang dilakukan peneliti adalah memberikan soal

pre-test sebelum melaksanakan proses pembelajaran. berikut gambar

peserta didik ketika menjawab soal pre-test.

Gambar 4.13
Peserta Didik Menjawab Soal Pre-Test

Setelah peserta didik menjawab soal pre-test, peneliti

kemudian bertindak menjadi guru dan membagi peserta didik menjadi

4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3 sampai 4 orang,

kemudian guru menjelaskan secara garis besar mengenai isi LKPD

pada kegiatan 1 yakni materi untung, rugi, bruto, neto dan tara sebagai

pengantar pemahaman materi bagi peserta didik. Gambar kegiatan

kedua terlihat pada gambar

61
Gambar 4.14
Pembagian Kelompok dan Penjelasan Materi

Pada kegiatan ketiga, peserta didik berdiskusi dengan teman

kelompok dan guru mengenai permasalahan yang disajikan di dalam

LKPD kemudian guru memberikan kesempatan bagi setiap kelompok

dengan menunjuk salah seorang perwakilan untuk mengerjakan

permasalahan di papan tulis. Gambar kegiatan ketiga terlihat pada

Gambar 4.17.

Gambar 4.15
Siswa Menjawab Soal di Papan Tulis

62
b. Pertemuan Kedua

Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua ini adalah

melanjutkan pembahasan materi pada kegiatan kedua pada LKPD, yaitu

materi tentang bunga dan bagi hasil dalam Islam.

Gambar 4.16
Penjelasan Materi Pada Pertemuan Kedua

Setelah seluruh materi dibahas maka kegiatan selanjutnya dari

tahap implementasi adalah memberikan soal post test. Tujuan dari

pelaksanaan post test ini adalah untuk mengukur keefektifan dari

penggunaan LKPD apakah ada perbedaan hasil test pada peserta didik

sebelum dengan setelah menggunkaan LKPD terintegarasi ayat-ayat

Al-Qur’an pada materi aritmatika sosial.

63
Gambar 4.17
Peserta Didik Menjawab Soal Post Test

Kegiatan terakhir pada tahap implementasi ini adalah memberi angket

kepada peserta didik terkait penggunaan LKPD sebagai bahan ajar.

Pemberian angket ini bertujuan untuk mengukur kepraktisan LKPD.

Gambar 4.18
Pemberian Angket Respon Peserta Didik

5. Tahap Evaluasi (Evaluation)

Tahap kelima atau tahap terakhir dari model pengembangan

ADDIE adalah evaluasi atau penilaian. Setelah diterapkannya LKPD, maka

tahap selanjutnya adalah penilaian LKPD. Penilaian LKPD dilihat dari dua

64
aspek, yaitu aspek kepraktisan dan aspek keefektifan. Hasil dari aspek

kepraktisan diambil dari hasil pengisian angket respon guru dan angket

respon peserta didik. Aspek yang terakhir yakni aspek keefektifan diambil

berdasarkan hasil nilai soal pre test dan post-test. Berikut di paparkan hasil

angket respon peserta didik dan guru dan hasil nilai soal pre test dan post-

test.

a. Analisis Data Kepraktisan

1) Angket Respon Siswa

Analisis data kepraktisan LKPD dilakukan berdasarkan

hasil angket respon peserta didik yang terdiri dari 18 butir

pernyataan. Angket respon peserta didik diberikan kepada 16

peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran menggunakan

LKPD materi arimatika sosial terintegrasi ayat-ayat Al-Qur’an.

Berdasarkan hasil rekapitulasi angket respon peserta didik

diperoleh kesimpulan terhadap Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) yang dikembangkan. Hasil kesimpulan tersebut

digunakan untuk melihat kepraktisan produk yang dikembangkan.

Berikut adalah paparan hasil rekapitulasi dari tiap butir

pernyataan:

Tabel 4.6
Hasil Rekpitulasi Butir Pernyataan
Jumlah
No Pernyataan
Skor

65
Lembar kerja peserta didik (LKPD)
1 54
menggunakan bahasa yang mudah dipahami
LKPD menggunakan kalimat yang tidak
2 51
menimbulkan makna ganda
Petunjuk kegiatan dalam LKPD jelas,
3 sehingga mempermudah saya dalam 61
melakukan semua kegiatan
Pemilihan jenis huruf, ukuran serta spasi yang
4 digunakan mempermudah saya dalam 50
membaca LKPD
Pada awal penggunaan LKPD ini, ada sesuatu
5 yang menarik bagi saya karena terdapat Ayat- 64
ayat Al-Qur’an
6 Gaya penyajian LKPD ini menyenangkan 52
Dalam pembelajaran ini saya senang penyajian
7 53
soal dalam bentuk soal cerita
Variasi kegiatan, tugas soal, soal latihan,
ilustrasi dan lain-lain, membantu saya untuk
8 55
mengembangkan kemampuan matematika
saya
Ketika belajar saya selalu memeriksa kembali
hasil pekerjaan yang saya peroleh dan
9 54
membuat kesimpulan sesuai dengan masalah
yang ditanyakan
Dari setiap kegiatan yang ada dalam LKPD ini
saya dapat menyimpulkan dan mengambil ide-
10 55
ide penting mengenai materi aritmatika sosial
dalam Ayat-ayat Al-Qur’an
Saya dapat menghubungkan isi LKPD ini
dengan hal-hal yang telah saya lihat, saya
11 lakukan, atau saya pikirkan dalam kehidupan 61
sehari-hari yaitu keislaman dalam konteks
Ayat-ayat Al-Qur’an
Saya mampu membuat model matematika dari
12 53
soal berbentuk uraian dan soal cerita
Saya dapat memperoleh pengetahuan dengan
13 53
mengikuti serangkaian kegiatan dalam LKPD

66
Ketika saya belajar menggunakan LKPD ini,
14 saya percaya bahwa saya dapat mempelajari 53
isinya dengan baik
Setelah mempelajari materi arimatika sosial
15 menggunakan LKPD ini saya percaya bahwa 57
saya mampu akan berhasil dalam tes
16 Isi LKPD ini sangat bermanfaat bagi saya 54
Saya senang mempelajari matematika
17 khusunya materi Arimatika Sosial 53
menggunakan LKPD ini
18 Isi LKPD ini sesuai dengan minat saya 58
Jumlah Skor 991

Berdasarkan hasil penilaian angket respon peserta didik

diatas dapat diketahui bahwa dari butir pernyataan 1 sampai

dengan butir pernyataan 18 diperoleh total nilai 991. Cara

mengetahui tingkat kepraktisan dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

T
P= ×100 %
n

Dengan :

P = Presentase klasikal
T = total nilai yang diperoleh
n = total nilai maksimum
maka,

991
Nilai presentase = ×100 %=86,02 %
1152

67
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan

persentase klasikal kepraktisan yaitu 86,02%. Sehingga produk

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) matematika yang

dikembangkan dapat dikatakan memiliki kriteria sangat praktis.

Berdasarkan hal tersebut Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

dapat digunakan tanpa perbaikan.

2) Angket Respon Guru

Pengambilan data dari instrumen angket respon guru

digunakan untuk menilai kepraktisan LKPD. Penilaian ini ditinjau

dari aspek kemenarikan tampilan, kejelasan dan kesesuaian

bahasa, dan kejelasan materi. Rekapitulasi hasil angket respon

guru dapat diketahui sebagai berikut.

Tabel 4.7
Hasil Angket Respon Guru
No Pernyataan Skor
Tampilan cover LKPD sesuai dengan topik
1 4
materi aritmatika sosial.
2 Tampilan cover LKPD menarik. 4
Terdapat IPK, KD dan tujuan pembelajaran yang
3 4
akan dicapai.
Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan jelas
4 4
dalam LKPD
Petunjuk penggunaan dijelaskan secara
5 4
sistematis dalam LKPD
Materi yang disajikan dalam LKPD sesuai
6 4
dengan Indikator pembelajaran
7 Penyajian materi aritmatika sosial dalam LKPD 4

68
mudah dipahami.
Permasalahan yang disajikan dalam LKPD
8 sesuai dengan materi aritmatika sosial 4
terintegrasi ayat-ayat Al-Qur’an
Soal-soal yang disajikan dalam LKPD sudah
9 4
sesuai dengan indikator.
Soal-soal yang disajikan sesuai dengan
10 3
aritmatika sosial terintegrasi ayat-ayat Al-Qur’an
Penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan
11 3
EYD.
Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan
12 4
tidak memiliki makna ganda
Bentuk font tulisan yang digunakan dalam
13 4
LKPD mudah dibaca.
14 Ketepatan pemilihan warna pada LKPD. 4
Penempatan gambar dalam LKPD tidak
15 3
mengganggu konsentrasi peserta didik.
Skor 57

Berdasarkan hasil penilaian angket respon guru diatas

diperoleh total nilai 57. Cara mengetahui tingkat kepraktisan

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

T
P= ×100 %
n

Dengan :

P = Presentase klasikal
T = total nilai yang diperoleh
n = total nilai maksimum
maka,

69
57
Nilai presentase = ×100 %=95 % .
60

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan presentase

klasikal kepraktisan yaitu 95%. Sehingga produk lembar kerja peserta

didik (LKPD) matematika yang dikembangkan dapat dikatakan

memiliki kriteria sangat praktis. Berdasarkan hal tersebut lembar

kerja peserta didik (LKPD) dapat digunakan tanpa perbaikan.

b. Analisis Data Keefektifan

Berikut hasil pre test dan post test peserta didik :

Tabel 4.8
Hasil Pre-Test dan Post Test
No Nama Pretest Postest
1 A. Zulfandi 20 50
2 Denis Erlangga 60 80
3 Dwi Hayatun Nufus 80 90
4 Hayatul Husna 50 100
5 M. Faizzul Hariri 40 70
6 Mahesa Darma Raya 20 80
7 M. Darmansyah 20 60
8 Muh. Andrean Zainul Efendi 20 40
9 M. Najmi Farhan 40 80
10 M. Amin 20 60
11 M. Egi Setiawan 20 60
12 M. Hendrawan Safi'i 60 80
13 Nadiatul Hidayah 80 100
14 Reno Rizki Saputra 20 80
15 Septia Rahayu Putri 80 90
16 ziva nesa sevtina anugrah 60 90

70
Berikut hasil analisis pre-test dan post test menggunakan SPSS

versi 16.

Tabel 4.9

Tabel 4.10
Uji Data Hasil Pretest dan Postest

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan nilai

rata-rata untuk pre test sebesar 43.125 dan nilai rata-rata untuk post

test sebesar 75.625 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Maka

berdasarkan hasil perhitungan SPSS tersebut maka dapat diambil

keputusan nilai signifikansi (2-tailed) 0.000 < 0,05 menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dengan hasil

postest Ini menunjukkan terdapat pengaruh yang bermakna terhadap

perbedaan perlakuan yang diberikan pada masing-masing variabel.

Berdasarkan hasil uji t di atas, maka dapat di simpulkan bahwa

hasil uji pretest dan posttest memiliki perbedaan yang signifikan. Hasil

71
diatas menunjukkan bahwa peserta didik setelah menggunakan LKPD

terintegrasi ayat-ayat Al-Qur’an memiliki hasil tes lebih baik daripada

sebelum menggunkan LKPD terintegrasi ayat-ayat Al-Qur’an. Jadi

dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan bahan

ajar LKPD terintegrasi ayat-ayat Al-Qur’an pada materi aritmatika

sosial dapat dikatakan efektif.

B. Pembahasan

Penelitian ini diawali dengan menganalisis permasalahan- permasalahan

serta kebutuhan selama proses pembelajaran matematika dengan melakukan

wawancara kepada guru dan observasi metode dan media yang cocok digunakan

untuk pengembangan pada pembelajaran matematika. Sehingga ditemukan arah

penelitian ini yaitu dengan mengembangkan bahan ajar berupa LKPD terintegrasi

ayat-ayat Al-Qur’an. Proses pembuatan dilakukan sesuai dengan model

pengembangan ADDIE yang terdiri dari 5 tahapan yaitu tahap analysis (analisis),

design (perencanaan), development (pengembangan), implementation

(implementasi) dan evaluation (evaluasi).

Pengembangan LKPD terintegrasi ayat-ayat Al-Qur’an diangkat

berdasarkan latar belakang madrasah yang identik dengan keislaman. Pemilihan

LKPD sebagai bahan pembelajaran karena sekolah hanya menggunakan buku

kurikulum 2013 yang dikeluarkan kemendikbud dan belum terintegrasi dengan

ayat-ayat Al-Qur’an sehingga dirasa kurang oleh seorang peneliti, sehingga

72
LKPD ini dirancang agar praktis dan di lengkapi dengan unsur keislaman yaitu

dengan mengintegrasikan ayat Al-Qur’an ke dalam LKPD materi aritmatika

sosial. Hal ini sejalan dengan pendapat Intan yang menyatakan bahwa

Matematika tidak hanya tentang suatu pelajaran yang mesti dipelajari oleh siswa

di lingkungan kelas, tetapi matematika berperan di dalam kehidupan sehari-hari

di sekitar lingkungan masyarakat29. Pemilihan LKPD sebagai bahan

pembelajaran karena sekolah hanya menggunakan buku cetak yang tidak praktis

dan tidak dapat dibawa pulang oleh siswa, sehingga LKPD ini dirancang agar

praktis dan di lengkapi dengan unsur keislaman berupa pengintegrasian ayat Al-

Qur’an ke dalam materi. Hal ini sejalan dengan pendapat Wati yang mengatakan

bahwa penggunaan LKPD dipilih karena lebih praktis, muatannya fleksibel

karena dapat didesain sesuai tujuan dan kondisi siswa setempat serta dapat dibuat

sendiri baik oleh guru maupun peneliti.30

Pada tahap validasi terjadi revisi yang dilakukan berdasarkan saran dari 2

dosen ahli yaitu ahli materi dan ahli media. Revisi ini dilakukan setelah produk

awal LKPD divalidasi dan mendapat masukan dari ahli . Hasil validasi

menyatakan bahwa LKPD valid. Hasil analisis dan perhitungan validasi LKPD

oleh dosen ahli dapat dilihat pada bagian hasil pengembangan dan lampiran.

29
Intan Kurniasari, “Pengembangan E - Module Berbasis Exe-Learning Bercirikan
Etnomatematika pada Materi Bangun Ruang Peserta Didik Kelas VIII” (Skripsi,Uin Raden Intan
Lampung, Lampung, 2018): 24
30
Wati, R., Suyatna, A., & Wahyudi, I, “Pengembangan LKS Berbasis Etnomatematika
Tenun Timor untuk Pembelajaran Fluida Statis di SMAN 1 Kotaagung”. Jurnal Pembelajaran Fisika 3,
No 2,(Juni 2015): 99

73
Hasil analisis validasi pada oleh ahli materi meliputi lima aspek, yakni relevansi,

keakuratan, kelengkapan sajian, konsep dasar materi, dan kesesuaian penyajian

dengan tuntutan pembelajaran yang terpusat pada peserta didik. Sementara ahli

media menilai LKPD berdasarkan tiga aspek yaitu tampilan umum, tampilan

khusus dan penyajian media. Berdasarkan analisis data validasi oleh dua dosen

ahli, hasil validasi LKPD materi aritmatika sosial terintegrasi ayat-ayat Al-

Qur’an memperoleh kategori sangat valid.

Implementasi penggunaan LKPD dilaksanakan 2 kali pertemuan. Jumlah

peserta didik yang mengikuti 2 pertemuan tersebut adalah sebanyak 16 peserta

didik di kelas VII MTs NW Tampih. Pertemuan pertama pada tanggal 15 Mei

2023, langkah awal yang diberikan oleh penliti adalah memberikan pre-test

sebelum pembelajaran menggunakan LKPD berlansung. Pada pertemuan ini

siswa cukup aktif berdiskusi dan bertanya dalam memahami dan mengerjakan

permasalahan yang ada dalam LKPD. Pada akhir pembelajaran guru dan peserta

didik melakukan refleksi untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2021, terlihat peserta

didik aktif untuk mengikuti pembelajaran Di akhir pembelajaran peserta didik

dan guru menyimpulkan hasil kegiatan pada LKPD kemudian guru memberi post

test untuk menguji sejauh mana materi yang dipahami siswa melalui penggunaan

LKPD. Kemudian peserta didik diminta mengisi angket respon terhadap LKPD

tersebut selama pembelajaran berlangsung sampai materi tersebut selesai.

74
Hasil angket di isi oleh 16 siswa kelas VII untuk mengetahui tingkat

kepraktisan dari LKPD yang digunakan. Angket yang diisi oleh siswa terdiri dari

18 butir pernyataan dan rata-rata skor penilaian siswa memperoleh nilai diatas

standar sehingga LKPD berada pada kategori sangat praktis.

Keefektifan penggunaan LKPD materi aritmatika sosial terintegrasi ayat-

ayat Al-Qur’an dapat diketahui berdasarkan hasil soal pre test dan post test yang

diberikan. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS nilai rata-rata

untuk pre test sebesar 43.125 dan nilai rata-rata untuk post test sebesar 75.625

nilai signifikansi (2-tailed) 0.000 < 0,05 hal ini menunjukkan adanya perbedaan

yang signifikan antara hasil pre test dengan post test. Hasil diatas menunjukkan

bahwa peserta didik setelah menggunakan LKPD terintegrasi ayat-ayat Al-

Qur’an memiliki hasil tes lebih baik daripada sebelum menggunkan LKPD

terintegrasi ayat-ayat Al-Qur’an. Jadi dapat dikatakan bahwa pembelajaran

menggunakan bahan ajar LKPD terintegrasi ayat-ayat Al-Qur’an pada materi

aritmatika sosial dapat dikatakan efektif.

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa

LKPD materi aritmatika terintegrasi ayat-ayat Al-Qur’an layak digunakan

berdasarkan hasil dari segi validasi ahli, angket respon peserta didik dan guru,

dan hasil dari lembar soal pre test dan post test yang diberikan kepada peserta

didik. Maka LKPD dapat dikatakan berada pada kategori praktis, dan efektif.

75
Keterbatasan penelitian ini diantarannya adalah bagi pihak yang ingin

mengembangkan bahan ajar matematika lebih lanjut, bisa dengan menambahkan

materi-materi lain sehingga dapat menambah wawasan baru bagi peserta didik,

hal ini dikarenakan LKPD pada penelitian ini hanya terbatas pada satu materi

yaitu aritmatika sosial. Kemudian penggunaan integrasi yang digunakan tidak

terbatas hanya pada satu atau dua ayat Al-Qur’an ke dalam materi, tetapi bisa

mengkaji lebih dalam dan banyak lagi tentang ayat Al-Qur’an dan Hadits ke

dalam materi. Adapun Bahan ajar yang dikembangkan tidak hanya terbatas pada

LKPD saja namum dapat berupa modul, buku teks, komik, buku saku, bahan ajar

audio dan sebagainya. Sehingga peserta didik dapat termotivasi untuk belajar

dengan mudah dalam proses pembelajaran

Saran penggunaan LKPD ini diharapkan sebelum menggunakan produk

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) materi aritmatika sosial terintegrasi ayat-

ayat Al-Qur’an, diharapkan peserta didik membaca petunjuk kerja terlebih

dahulu. Hal ini bertujuan agar benar-benar siap dan dapat menggunakan LKPD

secara maksimal. Karena di dalam LKPD ini memuat beberapa ayat Al-Qur’an

yang menjelaskan tentang materi aritmatika sosial diantarannya jual beli, riba,

bunga, bagi hasil, sehingga dapat menjadi landasan hukum ketika menerapkan

konteks materi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak hanya terbatas pada

pengetahuan materi berhitung saja akan tetapi ada nilai-nilai Islam yang

dirasakan peserta didik setelah mempelajari LKPD tersebut.

76
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data kepraktisan oleh peserta didik diperoleh

presentase klasikal kepraktisan 86,02%. Sedangkan hasil analisis kepraktisan

oleh guru diperoleh presentase klasikal kepraktisan 95%. Hal tersebut

menunjukkan kriteria sangat praktis. Pada hasil analisis keefektifan menunjukkan

nilai rata-rata untuk pre test sebesar 43.125 dan nilai rata-rata untuk post test

sebesar 75.625 nilai signifikansi (2-tailed) 0.000 < 0,05 hal ini menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dengan post test. Hasil

diatas menunjukkan bahwa peserta didik setelah menggunakan LKPD

terintegrasi ayat-ayat Al-Qur’an memiliki hasil tes lebih baik daripada sebelum

menggunakan LKPD terintegrasi ayat-ayat Al-Qur’an. Jadi dapat dikatakan

bahwa pembelajaran menggunakan bahan ajar LKPD terintegrasi ayat-ayat Al-

Qur’an pada materi aritmatika sosial dapat dikatakan efektif. Dengan demikian

produk LKPD yang dikembangkan telah memenuhi kriteria kepraktisan dan

77
keefektifan sehingga bahan ajar LKPD materi aritmatika sosial terintegrasi ayat-

ayat Al-Qur’an dapat dinyatakan praktis dan efektif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, adapun saran untuk penelitian sebagai

berikut.

1. LKPD yang dikembangkan masih perlu dimaksimalkan lagi, terutama dalam

hal pengintegrasian ayat-ayat Al-Qur’an ke dalam materi.

2. Untuk menguatkan hasil penelitian, perlu dilakukannya penelitian lanjutan

atau uji coba penerapan bahan ajar menggunakan desain penelitian, yaitu

dengan membandingkan pembelajaran yang menggunakan LKPD terintegrasi

ayat-ayat Al-Qur’an dengan pembelajaran yang menggunakan bahan ajar

biasa.

3. LKPD yang dikembangkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk

mengembangkan LKPD terintegrasi ayat-ayat Al-Qur’an pada materi yang

lain.

78

Anda mungkin juga menyukai