Abstract
Curriculum is a set of plans and arrangements regarding objectives, content, and learning materials as well as
the methods used as guidelines for organizing learning activities to achieve certain goals. The curriculum
planning is expected to provide teaching and learning opportunities to foster students/students towards the
desired behavior change and assess the extent to which the changes occur in students/learners and must be
based on a clear concept of various things that make life better. well, the characteristics of society now and in
the future, as well as basic human needs.
Keywords : Curriculum guideline plans for learning arrangements
Abstrak
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
Perencanaan kurikulum tersebut diharapkan memberi kesempatan belajar-mengajar untuk membina siswa/
peserta didik ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan
yang terjadi pada diri siswa/ peserta didik serta harus berdasarkan konsep yang jelas tentang berbagai hal yang
menjadikan kehidupan lebih baik, karakteristik masyarakat sekarang dan masa depan, serta kebutuhan dasar
manusia
Kata kunci : Kurikulum pedoman rencana pengaturan pembelajaran
PENDAHULUAN
Sebagai suatu sistem, pendidikan nasional haruslah dikelola dengan tepat agar sebagai
subsistem sebagai pembangunan nasional, tujuan sisdiknas seperti yang diminta dalam pasal Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1989 dapat tercapai secara efisien dan efektif. Khususnya pada Pendidikan
Dasar perlu mendapat perhatian khusus. Kurikulum yang ada sekarang bukan saja terlalu “overload”.
Sebagai konsekuensi logis dari kurikulum yang sentralistik, juga karena proses penyusunan sampai
pada pelaksanaan dan evaluasi kurikulum masih steril dari jamahan masyarakat. Dalam hal ini
kurikulum menjadi salah satu penentu kesuksesan dunia pendidikan.
Dalam UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa,
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan tertentu. Dengan perencanaan kurikulum diharapkan memberi kesempatan belajar-mengajar
untuk membina siswa/ peserta didik ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai
hingga mana perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa/ peserta didik.
Development Of Social Studies Learning Media Based On Augmented Reality (AR) As A Historical Literacy Medium,
Rizal Akbar Darmawan, Muhamad Parhan 5555
METODE
Pada artikel ini penulis menggunakan metode mengumpulkan bahan-bahan materi, baik yang
bersumber dari buku, jurnal, internet, dan berbagai sumber lainnya. Sumber-sumber tersebut adalah
sumber yang terkait dengan perencanaan kurikulum dan pembelajaran. Penelitiaan yang digunakan
berupa penelitian kuantitatif dimana menggambarkan penafsiran pada kovarisasi diantara variabel
yang muncul secara alami dan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang digunakan utuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku umum. Dilengkapi dengan
ilustrasi berupa gambar / bagan desain dan langkah penelitiannya.
Tujuan perencanaan kurikulum dikembangkan dalam bentuk kerangka teori dan penelitian
terhadap kekuatan sosial, pengembangan masyarakat, kebutuhan, dan gaya belajar siswa. Beberapa
keputusan harus dibuat ketika merencanakan kurikulum dan keputusan tersebut harus mengarah pada
spesifikasi berdasarkan criteria.
Selanjutnya hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses perencanaan kurikulum adalah
siapa yang bertanggung jawab dalam perencanaan kurikulum, dan bagaimana perencanaan kurikulum
itu direncanakan secara professional.
Pada pendekatan yang bersifat “administrative approach” kurikulum direncanakan oleh pihak
atasan kemudian diturunkan kepada instansi-instansi bawahan sampai kepada guru-guru. Jadi form
the top down, dari atas ke bawah atas inisiatif administrator. Dalam kondisi ini guru-guru tidak
dilibatkan. Mereka lebih bersifat pasif yaitu sebagai penerima dan pelaksana di lapangan.semua ide,
gagasan dan inisiatif berasal dari pihak atasan. Sebaliknya pada pendekatan yang bersifat “grass roots
approach” yaitu yang dimulai dari bawah, yakni dari pihak guru-guru atau sekolah-sekolah secara
individual dengan harapan bisa meluas ke sekolah-sekolah lain. Kepala sekolah serta guru-guru dapat
merencanakan kurikulum atau perubahan kurikulum karena melihat kekurangan dalam kurikulum
yang berlaku.
Mereka tertarik oleh ide-ide baru mengenai kurikulum dan bersedia menerapkannya di
sekolah mereka untuk meningkatkan mutu pelajaran. Dengan bertindak dari pandangan bahwa guru
adalah manager (the teacher as manager) J.G Owen sangat menekankan perlunya keterlibatan guru
dalam perencanaan kurikulum. Guru harus ikut bertanggung jawab dalam perencanaan kurikulum
karena dalam praktek mereka adalah pelaksana- pelaksana kurikulum yang sudah disusun bersama.
Di Inggris gagasan ini berwujud dalam bentuk “teacher’s centeres” yang dibentuk secara local
sebagai tempat guru-guru bertemu dan berdiskusi tentang pembaharuan pendidikan. Disamping guru-
guru berkumpul juga pengajar dari perguruan tinggi, pengusaha dan para konsumen lulusan sekolah.
Masalah yang kedua, bagaimana kurikulum direncanakan secara professional, J.G Owen lebih
menekankan pada masalah bagaimana menganalisis kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan sebagai
faktor yang berpengaruh dalam perencanaan kurikulum.
Sementara menurut Peter F. Olivia, Perencanaan kurikulum terjadi pada berbagai tingkatan.
Para pekerja-guru, pengawas, administrator, atau lainnya dapat terlibat dalam upaya kurikulum pada
beberapa tingkat pada waktu yang sama. semua guru yang terlibat dalam perencanaan kurikulum di
tingkat kelas, guru yang paling berpartisipasi dalam kurikulum. tingkat perencanaan dimana fungsi
guru dapat dikonseptualisasikan sebagai sosok yang ditunjukkan.
Karakteristik Perencanaan Kurikulum
Dalam perencanaan kurikulum, terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan. Aspek-
aspek yang menjadi karakteristik perencanaan kurikulum tersebut sebagai berikut:
Perencanaan kurikulum harus berdasarkan konsep yang jelas tentang berbagai hal yang
menjadikan kehidupan lebih baik, karakteristik masyarakat sekarang dan masa depan, serta kebutuhan
Development Of Social Studies Learning Media Based On Augmented Reality (AR) As A Historical Literacy Medium,
Rizal Akbar Darmawan, Muhamad Parhan 5557
dasar manusia. Perencanaan kurikulum harus dibuat dalam kerangka kerja yang komprehensif, yang
mempertimbangkan dan mengoordinasi unsur esensial belajar mengajar efektif. Perencanaan
kurikulum harus bersifat reaktif dan antisipasif. Pendidikan harus responsif terhadap kebutuhan siswa,
untuk membantu siswa tersebut menuju kehidupan yang baik. tujuan-tujuan pendidikan harus meliputi
rentang yang luas akan kebutuhan dan minat yang berkenaan dengan individu dan masyarakat.
Rumusan berbagai tujuan pendekatan harus diperjelas dengan ilustrasi konkrit, agar dapat digunakan
dalam pengembangan rencana kurikulum yang spesifik . jika tidak, persepsi yang muncul kurang jelas
dan kontradiktif.
Dalam perencanaan kurikulum, harus diadakan evaluasi secara kontinue terhadap semua
aspek pembuatan keputusan kurikulum, yang juga meliputi analisis terhadap proses dan konten
kurikulum. Berbagai jenjang sekolah, dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi, hendaknya
merespon dan mengakomodasi perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan siswa. untuk itu, perlu
direfleksikan organisasi dan prosedur secara bervariasi.
Asas Perencanaan Kurikulum
Fungsi asas atau landasan kurikulum adalah seperti fondasi sebuah bangunan. Apa yang akan
terjadi seandainya sebuah gedung yang menjulang tinggi berdiri di atas fondasi yang rapuh?. Tentu
saja bangunan itu tidak akan bertahan lama. Oleh sebab itu, sebelum sebuah gedung dibangun,
terlebih dahulu disusun fondasi yang kukuh. Layaknya membangun sebuah gedung, maka menyusun
sebuah kurikulum juga harus didasarkan pada fondasi yang kuat. Kesalahan menentukan dan
menyusun fondasi kurikulum berarti kesalahan dalam menentukan kebijakan dan implementasi
pendidikan.
Perencanaan kurikulum disusun berdasarkan asas-asas sebagai berikut:
1. Objektivitas.
Perencnaan kurikulum memiliki tujuan yang jelas dan spesifik berdasarkan tujuan pendidikan
nasional, data input yang nyata sesuai dengan kebutuhan.
2. Keterpaduan.
Perencanaan kurikulum memadukan jenis dan sumber dari semua disiplin ilmu, keterpaduan
sekolah dan masyarakat, keterpaduan internal, serta keterpaduan dalam proses penyampaian.
3. Manfaat.
Perencanaan kurikulum menyediakan dan menyajikan pengetahuan dan keterampilan sebagai
bahan masukan untuk pengambilan keputusan dan tindakan, serta bermanfaat sebagai acuan strategis
dalam penyelenggaraan pendidikan.
4. Efisiensi dan Efektivitas.
Perencanaan kurikulum disusun berdasarkan prinsip efisiensi dana, tenaga, dan waktu dan
efektif dalam mencapai tujuan dan hasil pendidikan.
5558 Journal on Education, Volume 06, No. 01, September-Desember 2023, hal. 5554-5559
5. Kesesuaian
Perencanaan kurikulum disesuaikan dengan sasaran peserta didik, kemampuan tenaga
kependidikan, kemampuan IPTEK, dan perubahan atau perkembangan masyarakat.
6. Keseimbangan
Perencanaan kurikulum memperhatikan keseimbangan antara jenis bidang studi, sumber yang
tersedia, serta kemampuan dan progam yang akan dilaksanakan.
7. Kemudahan
Perencanaan kurikulum memberikan kemudahan bagi para pemakainya yang membutuhkan
pedoman berupa bahan kajian dan metode untuk melaksanakan proses pembelajaran.
8. Berkesinambungan
Perencanaan kurikulum di tata secara berkesinambungan sejalan dengan tahap-tahap dan jenis
dan jenjang satuan pendidikan.
9. Pembakuan
Perencanaan kurikulum dibakukan sesuai dengan jenjang dan jenis satuan pendidikan, sejak
dari pusat, propinsi, kabupaten/kotamadya.
10. Mutu
Perencanaan kurikulum memuat perangkat pembelajaran yang bermutu, sehingga turut
meningkatkan mutu proses belajar dan kualitas lulusan secara keseluruhan.
11. Tahap Perencanaan Kurikulum
Hafni Ladjid dalam bukunya Pengembangan Kurikulum mengemukakan bahwa kegiatan
pengembangan kurikulum tingkat lembaga dibagi menjadi 3 tahapan yaitu: (1) perumusan tujuan
isntitusional, (2) tahapan pengembangan setiap bidang studi, (3) pengembangan program pengajaran
dikelas.
12. Perumusan tujuan isntitusional
Dalam tujuan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan suatu lembaga
pendidikan tertentu, misalnya SMP, SMU dan lain-lainnya, adalah hal-hal yang harus diperhatikan
bagi para fungsi lembaga pendidikan itu.
Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan dalam merumuskan tujuan institusional sekurang-
kurangnya ada tiga sumber yang penting, yaitu tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam
Undang-undang sistem pendidikan Nasional, pandangan atau harapan masyarakat dan dunia
pekerjaan, harapan lembaga pendidikan yang lebih tinggi.
13. Tahapan pengembangan setiap bidang studi
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan setiap program studi ini
meliputi: (1) merumuskan tujuan kurikuler, (2) merumuskan tujuan pengajaran, (3) menetaokan
pokok bahasan/sub pokok bahasan, (4) menyusun garis-garis besar program pengajaran, (5) menyusun
pedoman khusus. Pengembangan program pengajaran dikelas Pengembangan program pengajaran
Development Of Social Studies Learning Media Based On Augmented Reality (AR) As A Historical Literacy Medium,
Rizal Akbar Darmawan, Muhamad Parhan 5559
dikelas khususnya di indonesia bertolak dengan suatu dasar konsep sistem. Secara sederhana sistem
itu mempunyai komponen-komponen sebagai berikut: (1) tujuan, (2) bahan/isi, (3) metode, (4) alat,
(5) evaluasi dan (6) proses.
KESIMPULAN
Tim peneliti mengucapkan terima kasih kepada UIN Imam Bonjol Padang yang telah
memberi dukungan terhadap terlaksananya penelitian ini. Tim peneliti juga mengucapkan terima
kasih kepada Pengelola JOURNAL ON EDUCATION (JoE) Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
masukan atas terbitnya artikel ini.
REFERENSI
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008),8.
Eko Supriyanto, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Cerdas Istimewa, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2012), 48.
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008),8.
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi aksara, 2007), 18.
Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2010),171.
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarata: PT. Raja Grafindo Persada : 2009), 21.
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum Cet. IV, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2010), 150. Ibid.,150.
Peter F. Olivia, Development The Curriculum,(New York: Pearso Education,Inc, 2004), 46-47.
Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2010),173-174.
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), 31.
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012),
155-156.
Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), 6.