Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No.

4 Tahun 2013 ISSN 2337-9995


Program Studi Pendidikan Kimia jpk.pkimiauns@ymail.com
Universitas Sebelas Maret

PENGARUH PENGGUNAAN METODE TEAMS GAMES


TOURNAMENTS BERBANTUAN MEDIA TEKA - TEKI SILANG
DAN ULAR TANGGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR
TERHADAP PRESTASI SISWA PADA MATERI
KOLOID KELAS XI SMA NEGERI 1 SIMO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nuzul Rakhmadhani1*, Sri Yamtinah2, dan Suryadi Budi Utomo2


1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA FKIP UNS, Surakarta, Indonesia
2
Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

*Keperluan korespondensi, telp: 085725883807, email: nurani_azzahra@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) pengaruh penerapan metode TGT


berbantuan media teka-teki silang (TTS) dan ular tangga, 2) pengaruh motivasi belajar siswa, 3)
interaksi antara penerapan metode TGT dan motivasi belajar kimia berbantuan media TTS dan
ular tangga pada pembelajaran materi koloid terhadap prestasi belajar kimia di kelas XI SMA
Negeri 1 Simo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan
rancangan penelitian randomized pretest-posttest design. Populasi penelitian adalah kelas XI
IPA SMA Negeri 1 Simo tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel dengan
cluster random sampling dan diambil 2 kelas di mana satu kelas sebagai kelas eksperimen 1
(metode TGT berbantuan media TTS) dan satu kelas sebagai kelas eksperimen 2 (metode TGT
berbantuan media ular tangga). Teknik pengumpulan data prestasi belajar aspek kognitif
menggunakan metode tes sedangkan motivasi belajar menggunakan angket. Analisis data
untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik anava 2 jalan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas XI SMA Negeri 1 Simo dapat ditarik
kesimpulan bahwa: 1) terdapat pengaruh signifikan dalam penerapan metode TGT berbantuan
media TTS dan ular tangga pada pembelajaran materi koloid terhadap prestasi belajar kimia
dibuktikan dengan nilai signifikansi (p 0 < 0,05) dan selisih nilai kognitif pada kelas eksperimen
1 lebih baik daripada kelas eksperimen 2, karena pembelajaran dengan metode TGT
berbantuan media TTS siswa lebih fokus dan teliti dalam menjawab pertanyaannnya yang
disesuaikan dengan jumlah kotak kosong yang telah disediakan.; 2) terdapat pengaruh
signifikan pada motivasi belajar siswa pada pembelajaran materi koloid terhadap prestasi
belajar kimia dibuktikan dengan nilai signifikansi (p 0 < 0,05), karena prestasi belajar siswa
dengan motivasi belajar tinggi > motivasi belajar sedang > motivasi belajar rendah; 3) tidak ada
interaksi antara penerapan metode TGT berbantuan media TTS dan ular tangga dengan
motivasi belajar siswa pada pembelajaran materi koloid terhadap prestasi belajar kimia
dibuktikan dengan nilai signifikansi (p 0,093 > 0,05), karena siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi prestasi belajarnya tidak secara signifikan dipengaruhi oleh media baik permainan
TTS maupun ular tangga.

Kata Kunci : TGT, TTS, ular tangga, motivasi belajar, materi koloid.

PENDAHULUAN
Kekurangaktifan siswa yang terlibat guru sehingga kurang membangun
dalam proses pembelajaran dapat persepsi, minat/motivasi, dan sikap
terjadi karena model pembelajaran siswa yang lebih baik. Kebanyakan
yang digunakan kurang melibatkan siswa mengalami kebosanan
siswa secara langsung. Pembelajaran dikarenakan model pengajaran yang
di kelas masih banyak didominasi oleh berpusat pada guru sehingga

Copyright 2013 190


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 190-197

kurangnya sikap perhatian siswa yang membuat gaduh, berbicara


tersebut berdampak terhadap prestasi dengan teman, mengantuk dan kurang
belajar yang secara umum kurang aktif dalam pembelajaran. Secara tidak
memuaskan [1]. Menurut hasil langsung, kondisi tersebut dapat
penelitian Hamdu dan Agustina mempengaruhi peningkatan mutu/
diketahui bahwa satu faktor yang kualitas output yang dihasilkan dari
mempengaruhi prestasi siswa adalah SMA Negeri 1 Simo.
motivasi. Dengan adanya motivasi, Kondisi tersebut juga terjadi dalam
siswa akan belajar lebih keras, ulet, proses pembelajaran mata pelajaran
tekun dan memiliki dan memiliki kimia. Menurut guru kimia yang ada,
konsentrasi penuh dalam proses belajar kegiatan belajar mengajar masih
pembelajaran. Dorongan motivasi didominasi metode ceramah dan jarang
dalam belajar merupakan salah satu hal menggunakan media pembelajaran.
yang perlu dibangkitkan dalam upaya Metode yang digunakan lebih banyak
pembelajaran di sekolah [2]. melakukan pengajaran yaitu guru
Salah satu alternatif yang dapat berperan aktif dalam pembelajaran.
ditawarkan sebagai solusi adalah Siswa dianggap sebagai penerima
dengan membuat pembelajaran itu pengetahuan pasif, sehingga yang
lebih inovatif. Sebuah inovasi baru terbentuk pada diri siswa adalah
dunia pendidikan diperlukan untuk pengetahuan kognitif yang
memicu perkembangan media kedalamannya masih diragukan.
pendidikan di Indonesia. Menurut Khususnya pada pembelajaran
penelitian yang telah dilakukan oleh materi koloid pada tahun ajaran 2010/
Awan, Noureen, dan Naz salah satu 2011 belum tuntas 100% sesuai
solusi alternatif yang dapat ditawarkan dengan batas KKM yang diharapkan
adalah guru harus menggunakan yaitu 70. Contohnya pada daftar nilai
strategi pembelajaran inovatif dan kognitif siswa kelas XI IPA 1 masih ada
memberikan motivasi untuk melibatkan 6 orang yang belum tuntas dan
siswa dalam kegiatan pembelajaran diataranya mendapat nilai terendah
untuk meningkatkan prestasi mereka yaitu 45. Sehingga dapat diketahui
[3]. Hal ini dikarenakan pada umumnya pada pencapaian nilainya baru
kegiatan banyak interaksi belajar mencapai 83% dari 36 siswa. Maka dari
mengajar yang berjalan secara searah. itu perlu adanya penerapan metode
Dalam hal ini fungsi dan peranan guru dengan berbantuan media
menjadi amat dominan. Di lain pihak, pembelajaran yang inovatif, yang dapat
siswa hanya menyimak dan meningkatkan motivasi siswa belajar
mendengarkan informasi atau aktif dalam memahami materi.
pengetahuan yang diberikan gurunya. Adapun salah satu inovasi yang
Salah satu contohnya di SMA dapat dilakukankan yaitu dengan
Negeri 1 Simo, yang merupakan penerapan metode pembelajaran teams
sekolah yang terdapat di salah satu games tournaments (TGT). Metode
daerah pelosok di Kabupaten Boyolali TGT merupakan salah satu strategi
dan sarana prasarana terutama media pembelajaran aktif untuk menciptakan
pembelajarannya pun masih terbatas, suatu situasi sedemikian sehingga
tetapi prestasi belajar siswanya sudah keberhasilan kelompok ditentukan oleh
cukup memuaskan. Hal ini dikarenakan keberhasilan anggota dalam kelompok
proses belajar mengajar di SMA Negeri itu sendiri [4]. Dalam pembelajaran
1 Simo pada umumnya masih kooperatif metode TGT terdapat lima
cenderung menggunakan metode komponen utama, yaitu presentasi
konvensional melalui ceramah, dikusi, kelas, belajar tim (kelompok), game,
dan pemberian tugas. Strategi turnamen, dan rekognisi tim
pembelajaran yang kurang tepat (penghargaan tim).
menyebabkan siswa terlihat kurang Metode pembelajaran TGT dalam
memperlihatkan aktivitas positif dalam penerapannya dapat dikembangkan
proses pembelajaran. Siswa masih ada dengan pemanfaatan berbagai media,

Copyright 2013 191


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 190-197

diantaranya yaitu dengan Instrumen tes kognitif diuji validitas,


menggunakan teka-teki silang (TTS) reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan
dan permainan ular tangga. Hal ini daya pembeda. Sedangkan angket
sesuai dengan hasil penelitian menurut motivasi belajar siswa diuji validitas dan
Davis, Shepherd, dan Zwiefelhofer reliabilitasnya.
yang menyimpulkan bahwa permainan Analisis data yang digunakan
yang digunakan sebagai media meliputi meliputi uji prasyarat analisis
pembelajaran secara langsung dapat dan uji hipotesis. Dalam uji prasyarat
merangsang minat siswa dan dapat analisis meliputi uji kesamaan rata-rata
menjadi teknik memotivasi yang bagus menggunakan uji anava satu jalan sel
[5]. Oleh karena itu, pengaruh motivasi tak sama, uji normalitas dengan
belajar awal yang dimiliki siswa juga pendekatan uji Kolmogorov-Smirnov,
dapat diketahui dalam penelitian ini. dan uji homogenitas dengan dengan
Berdasarkan uraian diatas, maka statistik based on mean. Uji hipotesis
penelitian ini bertujuan untuk dilakukan dengan menggunakan
mengetahui : 1) pengaruh penerapan analisis variansi (anava) 2 jalan dengan
metode TGT berbantuan media teka- sel tak sama menggunakan software
teki silang (TTS) dan ular tangga, 2) program SPSS.
pengaruh motivasi belajar siswa, 3)
interaksi antara penerapan metode
HASIL DAN PEMBAHASAN
TGT yang berbantuan media TTS dan
ular tangga dengan motivasi belajar Data yang diperoleh pada
siswa pada pembelajaran materi koloid penelitian ini adalah prestasi belajar
terhadap prestasi belajar kimia di kelas siswa pada materi pokok koloid yang
XI SMA Negeri 1 Simo. meliputi nilai prestasi kognitif dan nilai
motivasi belajar.
Data tersebut diambil dari kelas
METODE PENELITIAN
eksperimen I (metode TGT disertai
Penelitian ini dilaksanakan di SMA media TTS) dan kelas eksperimen II
Negeri 1 Simo Kabupaten Boyolali dari (metode TGT disertai media permainan
bulan Mei 2012 sampai Juli 2012. ular tangga). Data peneitian terdiri dari
Penelitian ini merupakan penelitian nilai pretest dan posttest kognitif, selisih
yang bersifat eksperimental dengan nilai pretest-posttest kognitif dan nilai
variabel bebas metode pembelajaran pretest angket motivasi belajar siswa.
dan motivasi belajar siswa. Sedangkan Di bawah ini data hasil penelitian
variabel terikatnya prestasi belajar disajikan secara ringkas pada Tabel 1.
aspek kognitif siswa pada materi koloid.
Desain yang digunakan adalah Tabel 1. Rangkuman Deskripsi Data
randomized pretest-posttest design Penelitian
dengan desain faktorial 2 x 3. Nilai rata-rata
Populasi dalam penelitian ini Jenis
Eksperimen Eksperimen
penilaian
adalah siswa kelas XI IPA Negeri 1 1 2
Simo tahun pelajaran 2011/2012. Pretest 36,06 41,34
Sedangkan sampelnya adalah kelas XI Posttest 84,39 83,80
Selisih nilai
IPA 1 sebagai kelas eksperimen 1 dan kognitif
48,33 42,46
kelas XI IPA 3 sebagai kelas Motivasi
119,78 122,97
eksperimen 2. Dalam penelitian ini, belajar
sampel diambil dengan cluster random
sampling. 1. Uji Prasyarat Analisis
Pengumpulan data pada penelitian Hasil uji prasyarat analisis yang
ini dilakukan dengan metode tes pilihan dilakukan dalam penelitian ini
ganda untuk aspek kognitif serta disajikan pada Tabel 2., Tabel 3., dan
metode angket untuk aspek motivasi Tabel 4.
belajar siswa.

Copyright 2013 192


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 190-197

Tabel 2. Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Menggunakan Uji Anava Satu Jalan Sel Tak
Sama Nilai Rata- Rata Ketiga Kelas.
Sumber Nilai Signifikansi (p) Kriteria Keputusan Uji
Nilai Rata-rata Ketiga Kelas 0,338 p> 0,05 H0 diterima

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Kognitif.


Nilai Signifikansi Keputusan
Kelompok Kriteria Kesimpulan
(p) Uji
Pembelajaran Metode TGT Berbantuan
0,200 p > 0,05 H0diterima Normal
Media TTS
Pembelajaran Metode TGT Berbantuan
0,076 p> 0,05 H0diterima Normal
Media Ular Tangga
Motivasi Belajar Tinggi 0,200 p> 0,05 H0diterima Normal
Motivasi Belajar Sedang 0,059 p> 0,05 H0diterima Normal
Motivasi Belajar Rendah 0,200 p> 0,05 H0diterima Normal
Pembelajaran Metode TGT Berbantuan
Media TTS dengan Motivasi Belajar 0,200 p > 0,05 H0diterima Normal
Tinggi
Pembelajaran Metode TGT Berbantuan
Media TTS dengan Motivasi Belajar 0,134 p> 0,05 H0diterima Normal
Sedang
Pembelajaran Metode TGT Berbantuan
Media TTS dengan Motivasi Belajar 0,200 p> 0,05 H0diterima Normal
Rendah
Pembelajaran Metode TGT Berbantuan
Media Ular Tangga dengan Motivasi 0,200 p> 0,05 H0diterima Normal
Belajar Tinggi
Pembelajaran Metode TGT Berbantuan
Media Ular Tangga dengan Motivasi 0,053 p> 0,05 H0diterima Normal
Belajar Sedang
Pembelajaran Metode TGT Berbantuan
Media Ular Tangga dengan Motivasi 0,200 p > 0,05 H0diterima Normal
Belajar Rendah

Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Prestasi Belajar Kognitif

Nilai Signifikansi
Kelompok Kriteria Keputusan Uji Kesimpulan
(p)

Pembelajaran dengan Metode TGT


0,933 p> 0,05 H0diterima Homogen
Berbantuan Media TTS dan Ular Tangga

Motivasi Belajar Tinggi, Sedang, dan


0,360 p> 0,05 H0diterima Homogen
Rendah
Antar Sel 0,081 p> 0,05 H0diterima Homogen

2. Hipotesis Pertama permainan ular tangga terhadap


Hasil analisis uji anava dua jalan prestasi belajar kognitif siswa.
sel tak sama menggunakan software Hasil analisis tersebut sesuai
SPSS pada uji pengaruh perbedaan dengan peranan penggunaan media
penggunaan metode pembelajaran dalam pembelajaran bahwa
TGT berbantuan media TTS dengan pemakaian media pembelajaran
permainan ular tangga terhadap dalam proses belajar mengajar dapat
prestasi belajar kognitif siswa membangkitkan keinginan/ minat yang
didapatkan nilai signifikansi (p) baru, membangkitkan motivasi,
sebesar 0, (p) < 0,05 maka H0 ditolak. rangsangan untuk belajar, dan
Hal ini berarti terdapat pengaruh membawa pengaruh psikologis
penggunaan metode pembelajaran terhadap siswa. Penggunaan media
TGT berbantuan media TTS dengan pembelajaran pada tahap orientasi
pembelajaran akan sangat membantu

Copyright 2013 193


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 190-197

keefektifan proses pembelajaran dan Dengan demikian, dapat dikatakan


penyampaian pesan dari isi pelajaran bahwa kelas yang menggunakan
yang diberikan [6]. metode pembelajaran TGT
Berdasarkan hasil pengamatan berbantuan media TTS memiliki
yang dilakukan secara umum prestasi yang lebih tinggi
penggunaan media TTS dan dibandingkan kelas yang dikenai
permainan ular tangga pada metode pembelajaran TGT
penerapan dalam dalam berbantuan media permainan ular
pembelajaran teams games tangga dalam mempelajari materi
tournament (TGT) dapat berjalan lebih koloid. Hal ini disebabkan karena
efektif. Dikarenakan siswa merasa dalam pembelajaran dengan metode
lebih senang dan tidak cepat bosan TGT berbantuan media TTS siswa
terhadap materi koloid yang lebih fokus dan teliti dalam menjawab
cenderung lebih banyak teorinya, pertanyaannnya yang disesuaikan
sehingga siswa menjadi lebih aktif dengan jumlah kotak kosong yang
dalam kegiatan pembelajaran. telah disediakan. Sedangkan pada
Pembelajaran dengan media TTS media permainan ular tangga dalam
membuat siswa lebih tertarik karena menjawab pertanyaannya, siswa
mereka merasa tertantang dalam cenderung kurang terarah dan
mencari jawaban dari pertanyaan kesulitan untuk menjawab
yang ada dan menyesuaikannya pertanyaan-pertanyaan yang telah
dengan kolom jawaban yang sudah diajukan dengan tepat.
tersedia. Secara tidak langsung, hal Hasil ini juga sesuai dengan
tersebut menuntut daya pikir siswa penelitian Davis, Shepherd, dan
lebih aktif dan terarah dalam Zwiefelhofer yang menyatakan bahwa
berdiskusi serta lebih teliti dalam penggunaan media TTS sebagai alat
menemukan jawaban yang tepat. evaluasi pembelajaran menujukkan
Sedangkan pada penggunaan hasil yang lebih optimal. Berdasarkan
permainan ular tangga, siswa kurang hasil penelitian tersebut dijelaskan
konsentrasi dan terarah dalam bahwa penggunaan TTS sebagai
menjawab pertanyaan dengan tepat. media pembelajaran lebih efektif
Siswa cenderung menjawab dengan karena berbentuk suatu permainan
seadanya atau sepemahaman mereka (game) yang membuat suasana
sendiri ketika mendapat giliran untuk pembelajaran yang lebih
memberikan jawaban. menyenangkan. Selain itu, TTS dapat
Oleh karena itu, penerapan kedua digunakan sebagai alternatif teknik
media pembelajaran tersebut pembelajaran yang berdampak pada
memberikan pengaruh yang berbeda pengembangan teori dan memotivasi
terhadap prestasi belajar kognitif para siswa untuk mengganti
siswa pada materi koloid. Dari hasil kebiasaan hanya menghafalkan
perhitungan data yang diperoleh pada materi pada cara belajar mereka [5].
Tabel 1. menunjukkan adanya
perbedaan selisih nilai rata-rata pada 3. Hipotesis Kedua
kedua kelas eksperimen. Besarnya Hasil analisis uji anava dua jalan
rataan prestasi kognitif siswa yang sel tak sama menggunakan software
diperoleh dari hasil selisih nilai SPSS pada uji pengaruh perbedaan
posttest dan pretest yaitu pada kelas motivasi belajar terhadap prestasi
eksperimen yang diajar dengan belajar kognitif siswa didapatkan nilai
metode pembelajaran TGT signifikansi (p) sebesar 0, (p) < 0,05
berbantuan media TTS adalah 48,33. maka H0 ditolak. Hal ini berarti
Sedangkan besarnya rataan prestasi terdapat pengaruh motivasi belajar
siswa yang diajar dengan metode terhadap prestasi belajar kognitif
pembelajaran TGT berbantuan media siswa, maka diperlukan uji lanjut
permainan ular tangga adalah 42,46. anava yang disajikan pada Tabel 5.

Copyright 2013 194


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 190-197

Tabel 5. Hasil Uji Lanjut Anava kondusif serta menarik. Secara


Pengaruh Motivasi Belajar keseluruhan proses belajar mengajar
terhadap Prestasi Belajar yang berlangsung menunjukkan
Kognitif Siswa. siswa-siswa yang memiliki motivasi
Nilai belajar tinggi memiliki dorongan/
Kategori
Motivasi
Signifik Krite Keputus Kesim hasrat untuk mencoba memecahkan
ansi ria an Uji pulan pertanyaan untuk menjawab
Belajar
(p)
Tinggi- p< H0 signifi- pertanyaan-pertanyaan yang
0,000
Sedang 0,05 ditolak kan diberikan. Dalam menyelesaikan soal-
Tinggi- p< H0 signifi- soal mereka menjadi lebih
0,000
Rendah 0,05 ditolak kan
Sedang- p< H0 signifi- bersemangat sehingga prestasi yang
0,000
Rendah 0,05 ditolak kan diperoleh memuaskan. Sedangkan
siswa yang mempunyai motivasi
Hasil uji lanjut terhadap hipotesis belajar sedang dan rendah cenderung
kedua yaitu motivasi belajar tinggi, kurang begitu aktif dan sekedar
sedang, dan rendah menunjukkan memperhatikan saja. Bahkan, siswa
bahwa tiap kategori sama-sama yang memiliki motivasi belajar rendah
memilki pengaruh yang signifikan terkadang hanya diam saja.
yaitu dengan nilai signifikansi (p) Berdasarkan penjelasan di atas
sebesar 0. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa siswa yang
yang dilakukan dalam penelitian ini mempunyai motivasi belajar tinggi
menunjukkan bahwa siswa dengan mempunyai prestasi belajar yang lebih
motivasi belajar tinggi cenderung tinggi dibanding siswa yang memiliki
memiliki prestasi lebih baik dari siswa motivasi belajar sedang dan rendah.
dengan motivasi belajar sedang Motivasi dan belajar memiliki peran
maupun rendah. Hasil tersebut sesuai saling mempengaruhi satu sama lain.
dengan teori yang ada bahwa seorang Hal ini dikarenakan belajar merupakan
anak yang telah termotivasi untuk suatu perubahan tingkah laku secara
belajar sesuatu, akan berusaha relatif permanen dan secara potensial
mempelajarinya dengan baik dan terjadi sebagai hasil dari praktik atau
tekun, dengan harapan memperoleh penguatan (reinforced practice) yang
hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak dilandasi tujuan untuk mencapai
bahwa untuk belajar menyebabkan tujuan tertentu [7]. Oleh sebab itu,
seseorang tekun belajar [7]. motivasi belajar sangat perlu
Selain itu diketahui juga bahwa dikembangkan karena dapat
dalam pembelajaran kooperatif guru mempengaruhi prestasi siswa.
berperan sebagai fasilitator dan Siswa yang berprestasi cenderung
motivator. Seorang guru memiliki memiliki keingintahuan intelektual
peran fasilitator dapat dikembangkan yang kuat dan bersemangat untuk
melalui penerapan metode-metode belajar. Selain itu, guru sains harus
pembelajaran yang inovatif dan tidak memanfaatkan berbagai tugas dan
monoton. Secara tidak langsung, strategi untuk mengakomodasi
suasana belajar yang menyenangkan kebutuhan siswa dan memotivasi
yang diciptakan oleh guru dapat mereka. Oleh karena itu diharapkan
dikatakan menjadi sebuah motivator siswa lebih aktif dan tercipta
bagi siswa untuk lebih tekun dan pembelajaran yang efektif melalui
dapat meningkatkan prestasi belajar penerapan strategi yang sesuai
yang diharapkan [1]. dengan kemampuan mereka [8].
Oleh karena itu, siswa yang Oleh karena itu, guru harus
mempunyai motivasi belajar tinggi menggunakan strategi motivasi yang
memiliki hasrat atau keinginan yang melibatkan siswa dalam kegiatan
tinggi, dorongan kebutuhan belajar, akademik untuk meningkatkan nilai-
mempunyai harapan cita-cita masa nilai mereka. Hal tersebut dikarenakan
depan, tertarik dengan penghargaan adanya hubungan yang kuat antara
dan kegiatan lingkungan belajar yang pembelajaran dan motivasi.

Copyright 2013 195


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 190-197

Memotivasi siswa bertujuan agar yang siginifikan. Hal ini juga dapat
mereka berhasil di sekolah dilihat pada Gambar 1.
merupakan salah satu tantangan
terbesar karena kurangnya motivasi
dalam belajar adalah penyebab dalam
kemerosotan standar pendidikan.
Orang dengan motivasi tinggi akan
bertindak dengan cara yang akan
membantu mereka untuk mengungguli
orang lain, memenuhi atau melampaui
standar beberapa keunggulan, atau
melakukan sesuatu yang unik.
Motivasi berprestasi memberikan
kontribusi positif terhadap nilai siswa
pada pencapaian orientasi. Siswa
yang memiliki motivasi tinggi lebih
baik secara akademis daripada siswa
bermotivasi rendah [3].
Selain itu, guru harus memberikan Gambar 1. Grafik perhitungan uji
pemahaman kepada siswa tentang lanjut anava pengaruh
tujuan mereka belajar yang membuat motivasi belajar terhadap
siswa lebih fokus pada penguasaan pestasi belajar siswa.
keterampilan dan perubahan perilaku
daripada menghafal materi. Guru Dari Gambar 1 tersebut
membutuhkan strategi pembelajaran menunjukkan menunjukkan grafik
dalam mengurangi perbedaan gender perhitungan uji lanjut pascaanalisis
akademis. Oleh karena itu, guru perlu variansi dua jalan mengenai pengaruh
memotivasi semua siswa untuk motivasi belajar terhadap pestasi
mencapai potensinya dan memberi belajar siswa. Dari gambar tersebut
mereka dukungan emosional serta dapat diketahui bahwa grafik prestasi
akademis bila diperlukan [3]. koginitif siswa yang dikenai media
TTS pada tiap tingkatan motivasi
4. Hipotesis Ketiga belajarnya (tinggi, sedang, dan
Hasil analisis uji anava dua jalan rendah) semuanya selalu terletak di
sel tak sama menggunakan software atas grafik prestasi koginitif siswa
SPSS pada uji interaksi antara yang dikenai media permainan ular
metode pembelajaran TGT yang tangga. Tidak adanya interaksi juga
berbantuan media TTS dan dapat dijelaskan bahwa siswa dengan
permainan ular tangga dengan motivasi belajar tinggi, sedang, dan
motivasi belajar terhadap prestasi rendah mempunyai efek yang sama
belajar kognitif siswa didapatkan nilai pada kelas yang dikenai metode
signifikansi (p) sebesar 0,093, (p) > pembelajaran TGT berbantuan media
0,05 maka H0 diterima. Hal ini berarti TTS maupun kelas dengan metode
tidak terdapat interaksi antara media pembelajaran TGT berbantuan media
pembelajaran dengan motivasi belajar permainan ular tangga terhadap
terhadap prestasi belajar kognitif prestasi belajar kognitif.
siswa. Berdasarkan hal tersebut juga
Tidak adanya interaksi antara dapat diketahui bahwa apapun media
penggunaan media TTS dan pembelajaran yang digunakan baik
permainan ular tangga dalam media TTS maupun permainan ular
penerapan metode pembelajaran TGT tangga, siswa yang memiliki motivasi
dengan motivasi belajar terhadap belajar tinggi akan memiliki prestasi
prestasi belajar kognitif siswa belajar kognitif yang lebih baik
menunjukkan tidak ada perbedaan daripada siswa yang memiliki motivasi
belajar sedang dan rendah. Jadi, dari

Copyright 2013 196


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Hal. 190-197

uraian tersebut dapat disimpulkan interaksi tersebut juga dibuktikan


bahwa tidak terjadi adanya interaksi dengan hasil analisa statistik
antara penggunaan media diperoleh nilai signifikansi (p)
pembelajaran dengan motivasi belajar sebesar 0,093, (p) > 0,05.
terhadap prestasi belajar kognitif
siswa.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih
KESIMPULAN
kepada Ibu Atiqoh Indah Nihayati,
Berdasarkan hasil penelitian, dapat S.Pd.,selaku guru mata pelajaran kimia
diambil kesimpulan bahwa: di SMA Negeri 1 Simo yang telah
1. Terdapat pengaruh signifikan dalam memberikan bimbingan dan
penerapan metode TGT berbantuan kesempatan untuk melakukan
media TTS (kelas eksperimen I) dan penelitian di kelasnya, serta berbagai
ular tangga (kelas eksperimen II) pihak yang telah membantu dalam
pada pembelajaran materi koloid penyusunan artikel penelitian ini.
terhadap prestasi belajar kimia di
SMA Negeri 1 Simo. Dimana selisih
DAFTAR RUJUKAN
nilai kognitif pada kelas eksperimen I
lebih baik daripada kelas eksperimen [1] Suprijono, A., 2010, Cooperative
II dan hasil analisa statistik diperoleh Learning, Yogyakarta: Pustaka
nilai signifikansi (p) sebesar 0, (p) < Belajar.
0,05. Hal ini disebabkan karena [2] Hamdu, G. dan Agustina, L., 2011,
dalam pembelajaran dengan metode Jurnal Penelitian Pendidikan, 12
TGT berbantuan media TTS siswa (1), 90-96.
lebih fokus dan teliti dalam [3] Awan, R.U.N., Noureen, G., dan
menjawab pertanyaannnya yang Naz, A., 2011, Journal
disesuaikan dengan jumlah kotak International Education Studies,
kosong yang telah disediakan. 4 (3), 72-79.
2. Motivasi belajar siswa berpengaruh [4] Slavin, R.E., 1995, Cooperative
signifikan terhadap prestasi belajar Learning Theory Research and
kimia di SMA Negeri 1 Simo, karena Practice, Boston : Allyn dan
prestasi belajar siswa dengan Bacon.
motivasi belajar tinggi > motivasi [5] Davis, T.M., Shepherd, B., dan
belajar sedang > motivasi belajar Zwiefelhofer, T., 2009, The
rendah. Hal ini dibuktikan dengan Journal of Effective Teaching, 9
adanya perbedaan rata-rata motivasi (3), 4-10.
belajar pada kelas eksperimen I [6] Arsyad, A., 2009, Media
sebesar 119,78 dan 122,97 pada Pembelajaran., Jakarta:
kelas eksperimen II dengan hasil Rajawali Persada.
analisa statistik diperoleh nilai [7] Uno, H.B., 2012, Teori Motivasi
signifikansi (p) sebesar 0, (p )< 0,05. dan Pengukurannya., Jakarta :
3. Tidak ada interaksi antara Bumi Aksara.
penerapan metode TGT yang [8] Kuo, W.L., Chen, S.H.E., dan
berbantuan media TTS dan ular Chen, S.C., 2011, Journal of
tangga dengan motivasi belajar Science and Technology. 1 (5),
siswa pada pembelajaran materi 89-101.
koloid terhadap prestasi belajar
kimia di kelas XI SMA Negeri 1
Simo. Hal ini menunjukkan bahwa
bagi siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi, prestasi belajarnya
tidak secara signifikan dipengaruhi
oleh media baik permainan TTS
maupun ular tangga. Tidak adanya

Copyright 2013 197

Anda mungkin juga menyukai