BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
peserta didik. Dalam kegiatan interaksi tersebut, pendidik atau guru bertindak
atau keadaan siswa itulah yang perlu dipelajari dalam suatu penelitian.
sekolah swasta atau Madrasah Tsanawiyah (MTs), yang mana dari segi alat
dan bahan belajar yang dibutuhkan masih kurang, terutama pada mata
cenderung bingung jika hanya diberikan teori tanpa praktik, terutama siswa
Menyadari bahwa siswa kelas VII SMP/MTs merupakan usia transisi dari
1
2
masa anak-anak ke remaja, masih senang dan suka bermain. Maka, untuk itu
sekolah dan kondisi siswa seperti itu diketahui dari hasil observasi.
Sedangkan secara tidak langsung dilihat dari data hasil belajar siswa. Data
rekapitulasi hasil belajar siswa kelas VII MTs. Nujumul Huda Lembar dapat
Tabel 1.1 Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Klasikal Ujian Akhir IPA
Biologi Semester Ganjil Siswa Kelas VII A dan B MTs.
Nujumul Huda Lembar Tahun Pelajaran 2013/2014
Parameter Kelas
VII A VII B
∑ siswa 32 31
KKM 65 65
−
61,1 61,8
Nilai X
∑ siswa T 11 15
∑ siswa TT 21 16
KK 34,4% 48,4%
Sumber: arsip data hasil belajar semester ganjil MTs. Nujumul Huda Lembar
Keterangan:
dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 65. Begitu juga dengan
Ketuntasan klasikalnya masih jauh dari angka 85%. Hal tersebut menjadi
pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa ketika belajar didalam kelas.
berbeda dalam belajar bagi siswa agar tidak bosan dan bisa termotivasi.
Sragen.
Teknik Puzzle Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII
tapi termasuk bagi peneliti dalam upaya menjadi guru yang profesional.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran tipe TGT dengan teknik puzzle
terhadap motivasi belajar siswa kelas VII MTs. Nujumul Huda Lembar
2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran tipe TGT dengan teknik puzzle
terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas VII MTs. Nujumul Huda
C. Tujuan Penelitian
5
TGT dengan teknik puzzle terhadap motivasi belajar siswa kelas VII MTs.
TGT dengan teknik puzzle terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas VII
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini antara lain
1. Bagi siswa
teman belajar dalam kerja tim melalui diskusi kelompok. Selain itu, tanpa
2. Bagi guru
6
seorang pendidik yang harus bisa dalam segala hal, bukan hanya
strategi pembelajaran yang unik dan menarik. Cara guru mengajar yang
dan menyampaikan apa yang akan dijelaskan. Menjadi guru yang kreatif
kebanggaan tersendiri bagi seorang pendidik, sebab hal tersebut bagi guru
ibarat menikmati buah dari pohon yang telah ditanam dan dirawatnya.
3. Bagi sekolah
belajar, belajar dengan cara yang lebih efektif dan kreatif. Meningkatkan
mutu dan kualitas sekolah itu sendiri, meski lewat cara yang masih belum
mengajar di sekolah.
E. Lingkup Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A dan B MTs.
2. Objek Penelitian
7
TGT dengan Teknik Puzzle Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Kognitif
2013/2014.
3. Variabel Penelitian
terikatnya, yaitu motivasi dan hasil belajar kognitif siswa kelas VII A dan
4. Lokasi Penelitian
Kecamatan Lembar.
tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
dkk, 2011). Jadi, model ini adalah pembelajaran yang dilakukan melalui
2. Teknik Puzzle
8
Jigsaw Puzzle, The Thing Puzzle, The Letter(s) Readiness Puzzle, dan
ini adalah Spelling Puzzle, Jigsaw Puzzle, dan The Thing Puzzle.
3. Motivasi
minat belajar siswa dari segi keaktifan mereka ketika mengikuti proses
4. Hasil Belajar
telah disampaikan oleh guru. Hasil belajar tersebut berupa nilai yang
berupa tes soal pilihan ganda yang diambil dari buku paket.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
teknik puzzle
Achivement Divisions (STAD) dalam setiap hal, kecuali pada bagian kuis
timnya dengan anggota tim lain yang setara dalam kinerja akademik
dengan anggota tim lain yang kemampuan awalnya sebanding. Para siswa
tidak diberitahu meja mana yang merupakan meja untuk para peringkat
Pemenang di dalam setiap meja memperoleh skor “6” untuk nilai timnya.
10
11
1) Penyajian kelas
siswa bekerja lebih baik pada saat bekerja kelompok dan pada saat
2) Kelompok (team)
3) Game
menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang
4) Turnamen
TEAM A
A-1A-2A-3A-4
TinggiSedang Sedang Rendah
B-1B-2B-3B-4 C-1C-2C-3C-4
Tinggi Sedang Sedang Rendah Tinggi Sedang Sedang Rendah
TEAM B TEAM C
Gambar 2.1 Penempatan Siswa pada Meja Turnamen (Slavin, 2005)
“Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila
13
(Hobri, 2009).
dari permainan papan. Lainnya lagi dibuat hanya sebagai pengetesan atau
Berikut ini ada beberapa jenis puzzle yang dapat digunakan untuk
(http://syukronsahara.blogspot.com/2011/05/penggunaan-media-
2. Motivasi
belajar. Siswa akan melakukan suatu proses belajar betapa pun beratnya
siswa tidak dapat belajar dan berdampak pada hasil belajar yang rendah.
Siswa sudah tahu apa yang diinginkan. Sudah mempunyai cita-cita. Sudah
menimbulkan motivasi untuk belajar. Oleh karena itu, bagi seorang siswa
baik yang datang dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
oleh beberapa faktor, perlu untuk ditindak lanjuti sebelum motivasi belajar
dalam diri siswa mempengaruhi hal yang lainnya, seperti hasil belajar.
semakin besar motivasi belajar siswa maka semakin tinggi juga hasil
16
penerapan aturan.
gerak jasmani.
hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja (Suprijono, 2009). Atau
skor yang diperoleh siswa setelah mengerjakan soal tes yang disusun oleh
tentang hasil belajar, tidak terlepas dari alat (instrumen) yang akan
evaluasi atau penilaian hasil belajar siswa. Evaluasi berarti menilai (tetapi
(Arikunto, 2012).
proses evaluasi hasil belajar siswa. Hasil belajar dalam pendidikan ada 3
(C5), dan evaluasi (C6). Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, emosi,
satu dari dua atau lebih jawaban. Berbeda dengan mengenal, maka
2) Pemahaman (comprehension)
konsep.
19
4) Analisis (analysis)
5) Sintesis (synthesis)
melakukan generalisasi.
6) Evaluasi (evaluation)
model STAD karena dengan metode TGT siswa cenderung lebih aktif dan
lebih terarah, siswa terdorong untuk berpikir secara bebas dan terbuka
pada model STAD siswa yang pandai lebih aktif, hal ini karena masih
STAD.
Gaya Belajar dan Kreativitas Siswa (Studi Kasus Siswa Kelas VIII SMP
21
yang menggunakan media ular tangga dan Puzzle. (2) Tidak ada
perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki gaya belajar visual dan
kreativitas tinggi dan rendah. (4) Tidak ada interaksi antara pembelajaran
dengan metode TGT menggunakan media ular tangga dan Puzzle dengan
gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa. (5) Ada interaksi antara
menggunakan media ular tangga dan Puzzle, gaya belajar dan kreativitas
motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 4
hasil belajar siswa pada KD sistem regulasi, meskipun hasil belajar afektif
Melalui Teknik Peta Konsep dan Teknik Puzzle ditinjau dari Tingkat
C. Kerangka Berpikir
bisa mengarahkan pola pikir, juga perilaku siswa yang diketahui sangat
bahkan mengantuk dengan cara guru mengajar yang terlalu serius. Maka perlu
guru memilih model atau metode belajar yang memiliki kaitan tentang cara
memahami pelajaran, baik itu pelajaran yang mudah maupun sulit. Terkadang
pelajaran itu mudah, akan tetapi jika siasat belajar yang diterapkan kurang
tepat, maka siswa juga akan merasa bosan dan tidak bersemangat dalam
yang dijelaskan oleh guru dan berdampak pada hasil belajar yang kurang
maksimal. Oleh sebab itu, guru harus menggunakan teknik belajar yang tepat.
rencana penelitian ini digunakan teknik puzzle. Puzzle adalah salah satu game
penasaran, sehingga kognitif siswa bisa diasah lewat permainan ini. Jadi,
teknik ini akan digunakan pada tahap permainan (games) dalam pembelajaran
diharapkan dapat melatih siswa berpikir logis dan sistematis supaya apa yang
D. Hipotesis Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
informasi yang akan menjadi bahan perkiraan bagi peneliti dalam mengetahui
eksperimen ini berupa data motivasi dan hasil belajar kognitif siswa yang
B. Pendekatan Penelitian
Dalam hal ini berupa penjelasan atau deskripsi tentang hasil penelitian.
maksimum, dan lain-lain. Jadi, dalam penelitian ini perhitungan skor motivasi
siswa dan uji hipotesis dengan menggunakan statistik yang sesuai dengan
25
26
C. Rancangan Penelitian
Pada penelitian yang dilakukan ini, terdapat dua kelas sebagai sampel.
Kelas VIIA sebagai subyek eksperimen dan kelas VIIB sebagai subyek kontrol.
ceramah/konvensional.
group design, meskipun dalam penelitian ini terdapat kelas kontrol akan
akan diukur adalah motivasi dan hasil belajar kognitif siswa. Untuk mengukur
variabel, sebelum dimulai perlakuan kedua kelas diberi tes awal (pre-test)
guna mengukur kondisi awal (Y1) dengan model soal pilihan ganda.
Sementara itu, pada kelas eksperimen diberi perlakuan (X) dan pada kelas
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII A dan
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini diambil dari kedua kelas VII tersebut,
E. Instrumen Penelitian
1. Angket/kuesioner
penelitian ini berupa angket dengan skala likert. Berikut ini contoh
kognitif siswa adalah tes soal pilihan ganda dan uraian yang digunakan
sebagian dibuat sendiri dan sebagiannya lagi diambil dari buku paket
dapat dibuat sendiri oleh peneliti atau mengambil dari sumber yang
siswa diminta untuk memilih salah satu dari pernyataan tersebut yang sesuai
masing-masing memiliki skor (penentuan skor dapat dilihat pada tabel 3.2).
R
NP = x 100%
SM
Keterangan:
Sementara itu, data hasil belajar (kognitif) siswa dikumpulkan melalui nilai
apakah pasangan yang akan diuji (kelas VIIA dan VIIB) perbedaannya
sebagai dasar dalam menentukan jenis uji t yang akan digunakan untuk
yaitu:
varians terbesar
F=
varians terkecil
30
− 2
2∑ ( X− X )
S=
n−1
Keterangan:
Data dikatakan homogen jika F hitung <F tabel pada taraf signifikan
(Sugiyono, 2013).
rumus uji-t (uji beda) pada uji dua pihak dengan taraf signifikan 5%.
Terdapat dua alternatif rumus uji-t yang akan digunakan dalam menguji
X 1 −X 2
t=
√( S 21
n1
+
S22
n2 )
31
X 1 −X 2
t=
√
2 2
( n1 −1 ) S1 + ( n2 −1 ) S 2
n1 +n2 −2 ( 1 1
+
n1 n2 )
Keterangan:
X1 = rata-rata sampel 1
X2 = rata-rata sampel 2
S 21 = varians sampel 1
2
S2 = varians sampel 2
n1 = jumlah sampel 1
n2 = jumlah sampel 2
(Sugiyono, 2013)
puzzle
Kriteria pengujian jika thitung < ttabel dengan taraf signifikan 5% maka
Ho diterima, untuk thitung> ttabel maka Ho ditolak. Nilai t dapat diperoleh dari
sebagai berikut:
2) Bila n1≠n2 dan varians homogen maka dapat digunakan rumus Polled
dk = n2-1;
harga ttabel dengan dk (n1-1) dan dk (n2-1) dibagi dua dan ditambahkan
berupa data motivasi dan hasil belajar siswa. Kedua variabel inilah yang