Anda di halaman 1dari 20

CONTOH PROPOSAL PTK MATEMATIKA KELAS V SD -Pengaruh Pendekatan

Pembelajaran Matematika Realistik menggunakan alat peraga materi sifat-sifat bangun


ruang terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN ………………… semester II tahun ajaran
2015/2016”. Pembelajaran yang terjadi di sekolah masih didominasi guru sehingga
pembelajaran yang dilakukan di sekolah kurang efektif. Sebagai pendidik harus mengetahui
dan dapat membuat sebuah pembaharuan dalam dunia pendidikan agar dapat
mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang
maksimal. Salah satu bentuk pembeharuan pembelajaran adalah dengan mengaitkan
kehidupan yang kongkrit, menggunakan alat peraga, menarik dan bermakna bagi siswa.

Bukan masanya lagi seorang guru hanya mengandalkan ceramah dalam menyampaikan materi. Guru
dituntut untuk aktif dan kreatif membimbing peserta didik mencapai tujuan pembelajaran, maka dari
itu peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika
realistik.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas V SDN ………………………dengan jumlah 33 siswa. Analisis perbedaan menggunakan
analisis Independent Sample Test dengan bantuan program statistik SPSS 16.0 for
Windows., analisis ini digunakan untuk mengetahui Pengaruh pendekatan pembelajaran
matematika realistik materi sifat-sifat bangun ruang menggunakan alat peraga terhadap
hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata postest hasil belajar siswa pada kelompok
eksperimen sebesar 83,95, lebih besar dari pada nilai rata-rata hasil belajar siswa pada
kelompok kontrol sebesar 73,95. Selisih rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen
sebesar 10,00. Sedangkan hasil penelitian dengan analisis data yang dilakukan dengan
teknik uji t-tes diketahui bahwa nilai t adalah 3,373 dengan probabilitas signifikan sebesar
0,002.
Berdasarkan hasil uji T-test dan nilai signifikansi 0,002<0,05, maka terdapat perbedaan
yang signifikan pada pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan menggunakan
alat peraga dari pada pembelajaran tidak menggunakan pembelajaran matematika
realistik.. Berdasarkan selisih hasil rata-rata nilai postest pada kelas kontrol dan
eksperimen, serta hasil analisis dengan teknik uji T-test, maka dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh pendekatan pembelajaran matematika realistik menggunakan alat peraga
materi sifat-sifat bangun ruang terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN ……………………
semester II tahun ajaran 2015/2016”
Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas Mapel MATEMATIKA yang diberi judul “
PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK
MENGGUNAKAN ALAT ERAGA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI
………………..SEMESTER II TAHUN AJARAN 2015/2016”, untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap.
PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang
menginginkan file PTK MATEMATIKA SD Kelas V lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP
DI EDIT dari BAB 1 – BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke
081-7283-4988 dengan Format PESAN PTK 002 SD).
A.Kumpulan Judul PTK Matematika SD
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Pendidikan merupakan salah satu cara pembentukan kemampuan manusia untuk
menggunakan rasional seefektif dan seefisien mungkin sebagai jawaban dalam menghadapi
masalah-masalah yang timbul dalam usaha menciptakan masa depan yang baik. Contoh
PTK Matematika SD kelas 5
Yuwono dalam Sudarsiah (2005:1), mengemukakan bahwa sudah banyak usaha yang
dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,
khususnya kualitas pendidikan matematika di sekolah, namun belum menampakkan hasil
yang memuaskan, baik ditinjau dari proses pembelajarannya maupun dari hasil prestasi
belajar siswanya.
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai sangat memegang peranan
penting karena matematika dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam berpikir secara
logis, rasional, kritis, cermat, efektif, dan efisien. Oleh karena itu, pengetahuan matematika
harus dikuasai sedini mungkin oleh para siswa. download ptk matematika sd word.
Kebanyakan proses pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah pembelajaran
konvensional yakni ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Pendekatan pembelajaran
ini mengakibatkan rendahnya kemampuam penalaran siswa. Oleh karena itu, pendekatan
pembelajaran tersebut perlu segera dirubah. Soedjadi dalam Sudarsiah (2005:2)
mengemukakan bahwa, di negeri Belanda telah dikembangkan Pembelajaran Matematika
Realistik (PMR). Dalam pendekatan PMR, pembelajaran matematika lebih memusatkan
kegiatan belajar pada siswa dan lingkungan serta bahan ajar yang disusun sedemikian
sehingga siswa lebih aktif mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuan yang akan
diperolehnya.
Dalam PMR pembelajaran tidak dimulai dari defenisi, teorema atau sifat-sifat kemudian
dilanjutkan dengan pembahasan contoh-contoh, seperti yang selama ini dilaksanakan
diberbagai sekolah. Namun sifat-sifat, definisi, cara, prinsip, dan teorema diharapkan
seolah-olah ditemukan kembali oleh siswa melalui penyelesaian kontekstual yang diberikan
guru di awal pembelajaran. Dengan demikian dalam PMR siswa didorong atau ditantang
untuk aktif bekerja, bahkan diharapkan dapat mengkonstruksi atau membangun sendiri
pengetahuan yang diperolehnya. contoh lengkap ptk sd kelas 5 kurikulum 2013.
Orientasi pendidikan kita mempunyai ciri cenderung memperlakukan siswa sebagai obyek.
Pembelajaran sejauh ini masih didominasi oleh guru, siswa kurang dilibatkan sehingga
terkesan monoton dan timbul kejenuhan pada siswa. Guru berfungsi sebagai pemegang
otoritas tertinggi, keilmuan dan penyampaian materi bersifat subject-oriented. Orientasi
pendidikan yang demikian menyebabkan praktik pendidikan kita mengisolir dari kehidupan
nyata yang ada di luar sekolah, kurang relevan antara apa yang diajarkan di sekolah dengan
kebutuhan kehidupan (Diyah,2007) .
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada hari Sabtu 2 Januari 2016 pada siswa
kelas V SD, terdapat suatu masalah yang cukup memprihatinkan dalam pelajaran
matematika hal ini dikarenakan, guru melakukan pembelajaran dengan ceramah saja,
banyak siswa kurang berminat terhadap pelajaran matematika, karena matematika
dianggap pelajaran yang sulit dan jauh dari kehidupan siswa. Siswa mengangap bahwa
pelajaran matematika itu adalah pelajaran yang mengutamakan hafalan rumus yang telah
diberikan oleh guru dan pelajaran yang lebih menekankan pada hitungan. Ptk SD kelas 5
pdf.
Pembelajaran hitungan tidak membuat siswa menjadi senang dan mudah mengingatnya,
hal tersebut malah berdampak sebaliknya siswa menjadi bosan dan cenderung tidak
memperhatikan pelajaran, sehingga hasil belajar siswa juga cenderung rendah. Hal tersebut
dapat dilihat dari nilai ulangan matematika siswa yang kurang memuaskan. Pada SDN
Setiadarma 04 KKM yang ditentukan 6,2 dari 33 siswa 21 siswa berada di bawah KKM (<
62), 12 siswa telah mencapai KKM (~62) atau telah tuntas. Data ini diperoleh dari wali kelas
V pada SD tersebut. Pada saat proses pembelajaran siswa cenderung pasif dan didikte oleh
guru untuk mengerjakan soal-soal terus menerus tanpa ada kegiatan yang mengasikkan
bagi siswa.
Penyampaian pembelajaran matematika akan lebih menarik dengan Pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik yang mengkaitkan dengan kehidupan kongkrit,
sehingga dalam pembelajaran digunakan alat peraga yang membantu siswa dalam proses
belajar. Alat peraga berfunggsi untuk menggambarkan suatu hal yang abstrak bagi siswa
menjadi hal yang kongkrit, yang dapat dilihat, dirasakan dan digunkan oleh siswa dalam
memecahkan suatu persoalan. Penggunaan alat peraga akan membantu siswa juga dari
kebosanan dalam pembelajaran, karena penggunaan alat peraga didasarkan bahwa
pengetahuan itu kontruktif.
Sehingga pembelajaran yang akan tercipta dengan adanya alat peraga menjadi suatu
aktifitas yang nyata (erat dengan kehidupan manusia) dan merupakan aktivitas yang
menyenangkan, dan persepsi akan pembelajaran matematika menjadi berubah dari
pembelajaran yang dianggap sulit menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Melalui
pendekatan pembelajaran matematika realistik menggunakan alat peraga diharapkan siswa
mengalami peningkatan hasil belajar.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Menggunakan Alat Peraga Materi Sifat-
Sifat Bangun Ruang Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Tahun Ajaran 2015/2016”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Apakah
ada pengaruh pendekatan pembelajaran matematika realistik menggunakan alat peraga
materi sifat-sifat bangun ruang terhadap hasil belajar siswa kelas V SD semester II tahun
ajaran 2015/2016” PTK Matematika Kelas 5 SD Sifat-sifat bangun ruang doc.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh pendekatan pembelajaran matematika realistik menggunakan alat
peraga materi sifat-sifat bangun ruang terhadap hasil belajar siswa kelas V SD semester II
tahun ajaran 2015/2016.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Sebagai referensi bagi peneliti lain tentang model pembelajaran matematika realistik (PMR)
yang dikembangkan sesuai kurikulum.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan masukan kepada guru tentang penerapan pembelajaran matematika
realistik (PMR) yang dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa, mengoptimalkan
kemampuan berfikir positif siswa sehingga hasil belajar siswa optimal.
b. Menumbuhkan dan meningkatkan aktivitas siswa dan minat siswa dalam
pembelajaran.
c. Menambah wawasan peneliti terkait pelaksanaan pembelajaran sebagai bekal menuju
dunia kerja kelak sebagai seorang pendidik.
B.Ptk MATEMATIKA KELAS 5 SD
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan melalui
belajar, mengajar, dan pengalaman (Slameto,2007:4). Sedangkan menurut Poerwadarminta
(2005:7) menyebutkan pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “Instruction” yang
dalam bahasa Yunani disebut “instructus” atau “instruere” yang berarti menyampaikan
pikiran. contoh ptk sd kelas 5. Dengan demikian arti intruksional adalah penyampaian
pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran. Pengertian ini
lebih mengarah kepada guru sebagai pelaku perubahan.
Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahwa pembelajaran itu ialah suatu
proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang
baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Senada dengan pengertian pembelajaran tersebut, Sudjana (1991:2) menyatakan bahwa
pada dasarnya ada lima prinsip yang menjadi landasan pengertian pembelajaran yaitu :
a. Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku . Prinsip ini mengandung
makna bahwa ciri utama proses pembelajaran itu adalah adanya perubahan perilaku dalam
diri individu walaupun tidak semua perubahan perilaku individu merupakan hasil
pembelajaran.
b. Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan ,
perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi semua aspek perilaku dan
bukan hanya satu atau dua aspek saja. Perubahan itu meliputi aspek kognitif ,afektif dan
motorik.
c. Pembelajaran merupakan suatu proses, prinsip ketiga ini mengandung makna bahwa
pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan didalam aktivitas itu
terjadi adanya tahapan¬tahapan aktivitas yang sistematis dan terarah.
c. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan adanya suatu
tujuan yang akan dicapai . Prinsip ini mengadung makna bahwa pembelajaran itu terjadi
karena adanya kebutuhan yang harus di puaskan dan adanya tujuan yang ingin dicapai.
Belajar tidak akan efektif tanpa adanya dorongan dan tujuan.
d. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman . Pengalaman pada dasarnya adalah
kehidupan melalui situasi yang ternyata dengan tujuan tertentu , pembelajaran merupakan
bentuk interaksi individu dengan lingkungannya sehingga banyak memberikan pengalaman
diri situasi nyata. Download ptk sd kelas 5 lengkap.
Kelima prinsip yang menjadi landasan pengertian pembelajaran tersebut dikatakan sebagai
kondisi pembelajaran yang berkualitas lebih lanjut. Sudjana (1991:5) mengatakan bahwa
kondisi pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tujuan
pengajaran yang jelas, bahan pengajaran yang memadai, metodologi pengajaran yang tepat
dan cara penilaian yang baik.
Di dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu metode
mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar, dimana metode mengajar dan
media pengajaran ini merupakan salah satu lingkungan belajar yang di kondisikan oleh
guru dan dapat memberikan motivasi dalam mengikuti pelajaran. Sugihartono, dkk
(2007:81) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan
dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan
menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan
kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil optimal. download ptk sd word.
2.1.2 Pengertian dan Tujuan Pembelajaran Matematika
Matematika berasal dari bahasa latin manthanien atau mathema yang berarti belajar atau
hal yang dipelajari, sedangkan dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti
(Depdiknas, 2001). Tim MKPBM (2001) menyatakan bahwa matematika merupakan telaah
tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola pikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu
alat. Depdiknas (2001) menyebutkan bahwa peran dan fungsi matematika terutama sebagai
sarana mengembangkan kemampuan bernalar dalam memecahkan masalah baik pada
bidang matematika maupun dalam bidang lainnya.
Menurut Suherman, dkk (2001:55), fungsi mata pelajaran matematika sebagai: alat, pola
pikir dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan pembelajaran matematika di sekolah mengacu
kepada fungsi matematika serta kepada tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan
dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Diungkapkan dalam Garis¬garis Besar
Program Pengajaran (GBPP) matematika, bahwa tujuan umum diberikannya matematika
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi dua hal, yaitu:
a. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam
kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar
pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien
b. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika
dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
2.1.3 Pembelajaran Matematika Realistik
a. Hakikat Pembelajaran Matematika Realistik
Pembelajaran Mat em atika Realistik (PMR) atau dalam bahas Inggris Realistic
Mathematics Education (RME) merupakan teori belajar mengajar dalam pendidikan
matematika. Teori PMR pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan di Belanda pada
tahun 1970 oleh Institut Freudenthal. Nama institut tersebut diambil dari nama pendirinya
yaitu Profesor Hans Freudenthal (1905-1990), seorang penulis, pendidik dan
matematikawan berkebangsaan Jerman-Belanda.
Pembelajaran matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan
aktivitas manusia. Ini berarti matematika harus dekat dengan anak dan relevan dengan
kehidupan nyata sehari¬hari. Pembelajaran matematika realistik ini tidak didalam kelas,
sebaiknya dilakukan diluar kelas. Matematika sebagai aktivitas manusia berarti manusia
harus diberikan kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika
dengan bimbingan orang dewasa (Gravemeijer, 1994). Upaya ini dilakukan melalui
penjelajahan berbagai situasi dan persoalan¬persoalan “realistik”. Realistik dalam hal ini
dimaksudkan tidak mengacu pada realitas tetapi pada sesuatu yang dapat dibayangkan oleh
siswa (Slettenhaar, 2000).
Prinsip penemuan kembali dapat diinspirasi oleh prosedur-prosedur pemecahan informal,
sedangkan proses penemuan kembali menggunakan konsep matematisasi (konsep
matematika yang dimulai dari dunia nyata). contoh ptk sd kelas 5 kurikulum 2013 Word.
Treffers (1978) secara eksplisit merumuskan ide tersebut dalam dua tipe matematisasi
dalam konteks pendidikan, yaitu matematisasi horisontal dan vertikal. Pada matematisasi
horizontal siswa diberi perkakas matematika yang dapat menolongnya menyusun dan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari seperti pengidentifikasian, perumusan,
dan penvisualisasi masalah dalam cara-cara yang berbeda, dan pentransformasian masalah
dunia real ke masalah matematik.
Matematisasi vertikal dipihak lain merupakan proses reorganisasi dalam sistem matematis,
misalnya menemukan hubungan langsung dari keterkaitan antar konsep-konsep dan
strategi-strategi dan kemudian menerapkan temuan tersebut. Jadi matematisasi horisontal
bertolak dari ranah nyata menuju ranah simbol, sedangkan matematisasi vertikal bergerak
dalam ranah simbol. Kedua bentuk matematisasi ini sesungguhnya tidak berbeda
maknanya dan sama nilainya (Freudenthal, 1991). Hal ini disebabkan oleh pemaknaan
“realistik” yang berasal dari bahasa Belanda “realiseren” yang artinya bukan berhubungan
dengan kenyataan, tetapi “membayangkan”. Kegiatan “membayangkan” ini ternyata akan
lebih mudah dilakukan apabila bertolak dari dunia nyata, tetapi tidak selamanya harus
melalui cara itu.
Karakteristik PMR
Beberapa karakteristik PMR menurut Suryanto (2007) adalah sebagai berikut :
1. Masalah kontekstual yang realistik (realistic contectual problems) digunakan untuk
memperkenalkan ide dan konsep matematika kepada siswa.
2. Siswa menemukan kembali ide, konsep, dan prinsip atau model matematika melalui
pemecahan masalah kontekstual yang realistik dengan bantuan guru atau temannya.
3. Siswa diarahkan untuk mendiskusikan penyelesaian terhadap masalah yang mereka
temukan (yang biasanya ada yang berbeda, baik cara menemukannya maupun hasilnya).
4. Siswa merefleksikan (memikirkan kembali) apa yang telah dikerjakan dan apa yang
telah dihasilkan ; baik hasil kerja mandiri maupun hasil diskusi.
5. Siswa dibantu untuk mengaitkan beberapa isi pelajaran matematika yang memang ada
hubunganya.
6. Siswa diajak mengembangkan, memperluas, atau meningkatkan hasil-hasil
pekerjaannya agar menemukan konsep atau prinsip matematika yang lebih rumit.
7. Matematika dianggap sebagai kegiatan bukan sebagai produk jadi atau hasil yang siap
pakai. Mempelajari matematika sebagai kegiatan paling cocok dilakukan melalui learning
by doing (belajar dengan mengerjakan). Contoh lengkap Penelitian Tindakan Kelas Sekolah
Dasar PTK Kelas 5 SD.
Beberapa hal yang perlu dicatat dari karekteristik PMR menurut Nyimas Aisyah (2007)
adalah:
1. “Cara belajar siswa aktif” karena pembelajaran matematika dilakukan melalui “belajar
dengan mengerjakan”.
2. Pembelajaran yang berpusat pada siswa karena mereka memecahkan masalah dari
dunia mereka sesuai dengan potensi mereka, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator.
3. Pembelajaran dengan penemuan terbimbing karena siswa dikondisikan untuk
menemukan atau menemukan kembali konsep dan prinsip matematika.
4. Pembelajaran kontekstual karena titik awal pembelajaran matematika adalah masalah
kontekstual, yaitu masalah yang diambil dari dunia siswa
5. Pembelajaran kontruktivisme karena siswa diartikan untuk menemukan sendiri
pengetahuan matematika mereka dengan memecahkan masalah dan diskusi.
Prinsip PMR
Prinsip PMR yang diturunkan dari 5 kaidah yang dikemukakan Treffers (1987) yaitu:
1. Prinsip kegiatan
Pembelajar harus diperlakukan sebagai partisipan aktif dalam proses pengembangan
seluruh perangkat perkakas dan wawasan matematis sendiri. Dalam hal ini pembelajaran
dihadapkan pada situasi masalah yang memungkinkan ia membentuk bagian-bagian
masalah tersebut dan mengembangkan secara bertahap algoritma, misalnya cara
mengalikan dan membagi berdasarkan cara kerja nonformal.
2. Prinsip nyata
Matematika realistik harus memungkinkan pembelajar dapat menerapkan pemahaman
matematika dan perkakas matematikanya untuk memecahkan masalah. Pembelajaran
harus mempelajari matematika sedemikian hingga bermanfaat dan dapat diterapkan untuk
memecahkan masalah sesungguhnya dalam kehidupan. Hanya dalam konteks pemecahan
masalah pembelajar dapat mengembangkan perkakas matematis dan pemahaman
matematis.
3. Prinsip bertahap
Belajar matematika artinya pembelajar harus melalui berbagai tahap pemahaman, yaitu
dari kemampuan menemukan pemecahan informal yang berhubungan dengan konteks,
menuju penciptaan berbagai tahap hubungan langsung dan pembuatan bagan; yang
selanjutnya pada perolehan wawasan tentang prinsip-prinsip yang mendasari dan kearifan
untuk memperluas hubungan tersebut. Kondisi untuk sampai tahap berikutnya tercermin
pada kemampuan yang ditunjukkan pada kegiatan yang dilakukan. Refleksi ini dapat
ditunjukkan melalui interaksi. Kekuatan prinsip tahap ini yaitu dapat membimbing
pertumbuhan pemahaman matematika dan mengarahkan hubungan longitudinal dalam
kurikulum matematika. download contoh ptk matematika sd pdf.
4. Prinsip saling menjalin
Prinsip saling menjalin ini ditemukan pada setiap jalur matematika, misalnya antar topik-
topik seperti kesadaran akan bilangan, mental aritmatika, perkiraan (estimasi), dan
algoritma.
5. Prinsip interaksi
Dalam matematika realistik belajar matematik dipandang sebagai kegiatan sosial.
Pendidikan harus dapat memberikan kesempatan bagi para pebelajar untuk saling berbagi
strategi dan penemuan mereka. Dengan mendengarkan apa yang ditemukan orang lain dan
mendiskusikan temuan ini, pembelajar mendapatkan ide untuk memperbaiki strateginya.
Lagi pula interaksi dapat menghasilkan refleksi yang memungkinkan pembelajar meraih
tahap pemahaman yang lebih tinggi.
6. Prinsip bimbingan
Pengajar maupun program pendidikan mempunyai peranan terpenting dalam
mengarahkan pebelajaran untuk memperoleh pengetahuan. Mereka mengendalikan proses
pembelajaran yang lentur untuk menunjukkan apa yang harus dipelajari untuk
menghindarkan pemahaman semu melalui proses hafalan. Pebelajaran memerlukan
kesempatan untuk membentuk wawasan dan perkakas matematisnya sendiri, karena itu
pengajar harus memberikan lingkungan pembelajaran yang mendukung berlangsungnya
proses tersebut.
Artinya mereka harus dapat meramalkan bila dan bagaimana mereka dapat mengantisipasi
pemahaman dan keterampilan belajar untuk mengarahkannya mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam hal ini perbedaan kemampuan pembelajaran harus diperhatikan,
sehingga setiap pembelajaran mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan
pengetahuannya dengan cara yang paling cocok untuk mereka masing-masing. contoh ptk
sd kelas 5 lengkap
d. Peran guru dalam pembelajaran matematika realistik
Peran guru dalam pembelajaran matematika realistik menurut Treffers dan Van den
Heuvel-Panhuizen dalam Suharta (2005:2):
1. Guru harus berperan sebagai fasilitator.
2. Guru harus mampu membangun pengajaran interaktif.
3. Guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif memberi sumbangan pada
proses belajarnya.
4. Guru harus secara aktif membantu siswa dalam menafsirkan masalah-masalah dari
dunia nyata ; dan
5. Guru harus secara aktif mengaitkan kurikulum matematika dengan dunia nyata baik
fisik maupun sosial.
e. Langkah-langkah pembelajaran matematika realistik
Wahyudi dan Kriswandani (2007: 52) mengemukakan bahwa langkah – langkah
pembelajaran dalam pendekatan pembelajaran matematika realistik adalah sebagai
berikut :
1. Memahami masalah/soal konteks guru memberikan masalah/persoalan kontekstual
dan meminta peserta didik untuk memahami masalah tersebut.
2. Menjelaskan masalah konstektual, langkah ini dilakukan apabila ada peserta didik yang
belum paham dengan masalah yang diberikan.
3. Menyelesaikan masalah secara kelompok atau individu.
4. Membandingkan dan mendiskusikan jawaban. Guru memfasilitasi diskusi dan
menyediakan waktu untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban dari soal secara
kelompok.
5. Menyimpulkan hasil diskusi
Langkah-langkah pembelajaran matematika realistik menurut Zulkardi (2002):
1. Persiapan
Selain menyiapkan masalah kontekstual, guru harus benar-benar memahami masalah dan
memiliki berbagai macam strategi yang mungkin akan ditempuh siswa dalam
menyelesaikannya.
2. Pembukaan
Pada bagian ini siswa diperkenalkan dengan strategi pembelajaran yang dipakai dan
diperkenalkan kepada masalah dari dunia nyata. Kemudian siswa diminta untuk
memecahkan masalah tersebut dengan cara mereka sendiri.
3. Proses pembelajaran
Siswa mencoba berbagai strategi untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan
pengalamannya, dapat dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok. Kemudian
setiap siswa
atau kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan siswa atau kelompok lain dan
siswa atau kelompok lain memberi tanggapan terhadap hasil kerja siswa atau kelompok
penyaji. Guru mengamati jalannya diskusi kelas dan memberi tanggapan sambil
mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik serta menemukan aturan atau
prinsip yang bersifat lebih umum.
4. Penutup
Setelah mencapai kesepakatan tentang strategi terbaik melalui diskusi kelas, siswa diajak
menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. Pada akhir pembelajaran siswa harus
mengerjakan soal evaluasi dalam bentuk matematika formal. contoh ptk sd kelas 5
kurikulum 2013 doc.
Adapun rencana pembelajaran matematika realistik secara rinci sebagai berikut:
1. Guru menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan oleh siswa dan menyiapkan permasalahan
yang akan dipecahkan dalam proses pembelajaran.
2. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang permasalahan pembelajaran.
3. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok.
4. Setiap kelompok mempresentasikan hasilnya di depan kelas dan kelompok lainnya
memberi tanggapan terhadap hasil kerja kelompok tersebut.
5. Siswa diajak menarik kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran dan siswa diberi penguatan positif oleh guru.
f. Keunggulan dan kelemahan pendekatan pembelajaran
matematik realistik
Keunggulan dan kelemahan pendekatan pembelajaran matematik realistik adalah sebagai
berikut (Asmin,200 1: 9):
1. Keunggulan
a. Siswa membangun sendiri pengetahuannya sehingga siswa tidak mudah lupa dengan
pengetahuannya.
b. Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena menggunakan realitas
kehidupan, sehingga siswa tidak cepat bosan untuk belajar matematika.
c. Siswa merasa dihargai dan semakin terbuka karena setiap jawaban siswa ada nilainya.
d. Memupuk kerja sama dalam kelompok.
e. Melatih keberanian siswa karena harus menjelaskan jawabannya.
f. Melatih siswa untuk terbiasa berpikir dan mengemukakan pendapat.
g. Pendidikan budi pekerti, misalnya: saling kerja sama dan menghormati teman yang
sedang berbicara.
2. Kelemahan
a. Karena sudah terbiasa diberi informasi terlebih dahulu maka
siswa masih kesulitan dalam menemukan sendiri jawabannya.
b. Membutuhkan waktu yang lama terutama bagi siswa yang
lemah.
c. Siswa yang pandai kadang-kadang tidak sabar untuk menanti temannya yang belum
selesai.
d. Membutuhkan alat peraga yag sesuai dengan situasi pembelajaran saat itu.
Berdasarkan kajian tentang Pembalajaran Matematika Realistik (PMR) yang telah
diuraikan, maka dapat dikatakan bahwa PMR merupakan matematika sekolah yang
dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal
pembelajaran. Pembelajaran Matematika Realistik menggunakan masalah realistik sebagai
pangkal tolak pembelajaran, dan melalui matematisasi horisontal¬vertikal siswa
diharapkan dapat menemukan dan merekonstruksi konsep-konsep matematika atau
pengetahuan matematikanya. Selanjutnya, siswa diberi kesempatan menerapkan konsep-
konsep matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari atau masalah dalam bidang
lain.
Dengan kata lain, PMR berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari dan
menerapkan matematika dalam kehidupan, sehingga siswa belajar dengan mudah diingat
dan diaplikasikan ke kehidupan sehari-hari siswa. PTK Matematika Kelas 5 SD Sifat-sifat
bangun ruang. Pembelajaran matematika yang bersifat abstrak, dianggap tepat apabila
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik.
Pembelajaran matematika yang diajarkan di SD merupakan matematika sekolah yang
terdiri dari bagian-bagian matematika yang dipilih guna menumbuh kembangkan
kemampuan¬kemampuan dan membentuk pribadi anak serta berpedoman kepada
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Hal ini menunjukkan bahwa matematika SD tetap memiliki ciri-ciri yang dimiliki
matematika, yaitu: (1) memiliki objek kajian yang abstrak (2) memiliki pola pikir deduktif
konsisten (Suherman, 2006: 55). Matematika sebagai studi tentang objek abstrak tentu saja
sangat sulit untuk dapat dipahami oleh siswa-siswa SD yang belum mampu berpikir formal,
sebab orientasinya masih terkait dengan benda-benda konkrit. Mengingat pentingnya
matematika untuk siswa-siswa usia dini di SD, perlu dicari suatu cara mengelola proses
belajar-mengajar di SD sehingga matematika dapat dicerna oleh siswa-siswa SD. Disamping
itu, matematika juga harus bermanfaat dan relevan dengan kehidupan nyata, karena itu
pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar harus ditekankan pada penguasaan
keterampilan dasar dari matematika itu sendiri. Sehingga dalam pembelajaran matematika
realistik dapat digunakan alat peraga. contoh ptk matematika sd kelas 5 pdf.
2.1.4 Alat Peraga
Alat peraga merupakan bagian dari media, oleh karena itu istilah media perlu dipahami
lebih dahulu sebelum membahas mengenai pengertian alat peraga lebih lanjut. Media
pengajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara terjadinya proses
belajar, dapat berwujud sebagi perangkat lunak, maupun perangkat keras. Berdasarkan
fungsinya, media pembelajaran dapat berbentuk alat peraga dan sarana. (Pujiati: 2004)
a. Pengertian dan Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Santoso S. Hamidjojo (Darmin, 1986:14), media adalah bentuk perantara yang
dipakai orang penyebar ide, sehingga gagasannya sampai pada penerima. Sedangkan
menurut Mc. Luhan (Darmin,1986:14), media adalah sasaran yang disebut pula Channel,
karena pada hakikatnya media telah memperluas kemampuan manusia untuk merasakan,
mendengarkan dan melihat dalam batas-batas jarak, ruang, dan waktu tertentu. Kini
dengan bantuan media batas-batas itu hampir menjadi tidak ada.
Menurut Blake dan Horalsen (Darmin,1986:14), media adalah saluran komunikasi atau
medium yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan sesauatu pesan, di mana
medium ini merupakan jalan atau alat untuk lalu lintas suatu pesan antara komunikator
dan komunikan.
Di dunia pengajaran, media adalah alat atau sarana yang dipakai sebagai saluran untuk
meyampaikan pesan atau informasi dari guru (sumber) ke siswa (penerima pesan). Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta
perhatian siswa agar proses belajar terjadi (Arif Sadiman, 2009:8). Menurut Hujair Ah.
Sanaky (2009:4), media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan
sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi
dalam mencapai tujuan pengajaran. Azhar Arsyad (2003: 4) mendefinisikan media
pembelajaran sebagai pembawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau
mengandung maksud-maksud pengajaran.
Dari berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam arti luas media
pembelajaran adalah alat, benda, metode atau teknik yang digunakan untuk penyalur pesan
dalam proses belajar mengajar dan berfungsi untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi
dalam mencapai tujuan pendidikan. Media pembelajaran merupakan suatu sarana yang
digunakan dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran berisi pesan pengajaran
atau informasi yang dikomunikasikan kepada peserta didik. download ptk sd. Nana
Sudjana dan Ahmad Rivai (2002:2) mengemukakan bahwa manfaat media pembelajaran
dalam proses belajar siswa adalah:
1. Pengajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar,
2. Bahan belajar akan lebih jelas maknanya, sehingga akan mudah dipahami oleh siswa
dan memungkinkan menguasai materi dalam pencapaian tujuan pembelajaran,
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan katakata oleh guru, sehingga siswa tidak merasa bosan, dan
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi melakukan aktivitas lain, misalnya demonstrasi, bermain peran,
mengamati dan sebagainya
Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengantarkan
peserta didik pada tujuan yang diinginkan.contoh ptk sd kelas 5. Media mempunyai
manfaat positif dalam proses pembelajaran dan memperjelas konsep atau materi yang
disampaikan oleh guru (Ayu :20 10).
b. Pengertian, Manfaat dan Kriteria Pemilihan Alat Peraga
Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan
membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien (Sudjana,
2002 :59). Alat peraga matematika adalah seperangkat benda konkrit yang dirancang,
dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu
menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika
(Djoko Iswandi, 2003:1. Dalam alat peraga hal-hal yang abstrak dapat disajikan adalam
bentuk model-model yang berupa benda konkrit yang dapat dilihat, dipegang,
diputarbalikan sehingga dapat lebih mudah dipahami. contoh ptk sd kelas 5 word.
Fungsi utamanya dalah untuk menurunkan keabstrakan konsep agar siswa mampu
menangkap arti konsep tersebut. Sebagai contoh benda-benda konkrit disekitar siswa
seperti buah-buahan, pensil, buku dan sebagainya (Pujiati:2004).
Ditinjau dari segi wujudnya alat peraga matematika dapat dikelompokkan kedalam alat
peraga benda asli dan alat peraga benda tiruan (Darmin:1986). Bila benda asli. Menurut E.T
ruseffendi dalam bukunya pengajaran Matematika Modern seri keempat bahwa beberapa
persyaratan yang harus dimiliki alat peraga yaitu :
1. Tahan lama ( dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat)
2. Bentuk dan warnanya menarik
3. Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit)
4. Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak
5. Dapat menyajikan konsep matematika, baik dalam bentuk real, gambar atau diagram
6. Sesuai dengan konsep matematika
7. Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya (mempersulit
pemahaman konsep matematika). PTK Matematika Kelas 5 SD Sifat-sifat bangun ruang
doc.
8. Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berfikir abstrak bagi siswa
9. Bila kita mengharapkan agar siswa belajar aktif (sendiri atau berkelompok) alat itu
supaya dapat dimanipilasikan, yaitu dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan,
dipasangkan, dicopot (diambil dari susunannya), dan
10. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah lipat (banyak).
Dalam penggunaan alat peraga tidak selamanya membuahkan hasil belajar siswa lebih
cepat, lebih meningkat, lebih menarik dan sebagainya. Bahkan kadang akan menyebabkan
sebaliknya dan bahkan mungkin menyebabkan siswa gagal dalam pembelajaran. Adapun
kegagalan menggunakan alat peraga menurut Darhim (1986:15) akan mampak bila:
1) Generalisasi konsep abstrak dari representasi hal-hal yang konkit tidak
tercapai
2) Alat peraga yang digunakan hanya sekedar sajian yang tidak memiliki nilai-nilai yang
tidak menunjang konsep-konsep dalam matematika
3) Tidak disajikan pada saat yang tepat
4) Memboroskan waktu
5) Diberikan kepada anak yang sebenarnya tidak memerlukannya
6) Tidak menarik, mempersulit konsep yang dipelajari, mudah rusak.
Kriteria Pemilihan Alat Peraga Menurut Darhim (1986:15-16) kriteria pengganaan alat
peraga sangat tergantung kepada :
1) Tujuan (Objektif), Tujuan tersebut disesuaikan dengan domain kognitif, afektif atau
psikomotor.
2) Materi Pelajaran, Peraga meteri yang menjadi dasar itulah yang harus diutamakan dari
pada materi atau topik selanjutnya. download ptk sd kelas 5 kurikulum 2013. Strategi
Belajar Mengajar Pengguanan alat peraga disesuaikan dengan metode pengajaran guru.
4) Kondisi, Penggnaan alat peraga disesuaikan dengan kondisi (lingkungan) tersebut
sesuai dengan situasi dan kondisinya.
5) Siswa Penggunaan alat peraga disesuaikan dengan kegemaran siswa dan kebutuhan
siswa akan alat peraga tertentu.
Berdasarkan kajian tentang alat peraga yang telah diuraikan , maka dapat disimpulkan
bahwa alat peraga adalah bagian dari media pembelajaran, yang berfungsi sebagai alat atau
sarana yang dipakai sebagai saluran untuk meyampaikan pesan atau informasi dari guru
(sumber) ke siswa (penerima pesan). Alat peraga dalam mengajar memegang peranan
penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Dalam
pencapain tersebut, peranan alat peraga memegang peranan yang penting sebab dengan
adanya alat peraga ini materi yang diajarkan dengan mudah dapat dipahami oleh siswa.
Alat peraga berguna untuk mempermudah pemahaman siswa terhadap pelajaran yang
disampaikan guru.contoh PTK Matematika Kelas 5 SD Sifat-sifat bangun ruang.
2.1.5 Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Sahertian (2004:20), “Hasil belajar merupakan gambaran tingkat penguasaan
siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dipelajari, yang diukur dengan
berdasarkan jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran
belajar”.
Reugeluth ( dalam Nasution 2006:2) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perilaku yang
dapat diamati yang menunjukkan kemampuan yang dimiliki seseorang. Pendapat ini
dikemukakan oleh Surya (2003:64) bahwa hasil belajar ialah “Berbentuk perubah pada
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.”
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah bukti dari
suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu guna memperolah perubahan tingkah laku
yang ditempatkan dalam interksi dengan lingkungan sekitarnya. ptk sd kelas 5 lengkap pdf.
Hasil balajar dapat dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternal
adalah lingkungan sekolah yang kurang memadai, media pembelajara yang kurang tepat
dan tidak didukung alat peraga dalam pembelajaran. Sehingga melalui pendekatan
pembelajaran matematika realistik dengan menggunakan alat peraga diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Winkel (2004:162), hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:
1. Faktor Internal
Faktor internal dalah faktor yang ada pada diri anak , misalnya motif tertentu dalam diri
siswa. Siswa yang mempunyai motif tertentu dalam belajar akan lebih berhasil dari pada
siswa yang tidak mempunyai motif. Penelitian Tindakan Kelas Sekolah Dasar kelas 5 word.
Seseorang melakukan aktivitas karena ada yang mendorongnya. Dalam hal ini motivasilah
sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Seseorang yang
berminat untuk belajar yangbelum sampai pada tataran motivasi maka belum
menunjukkan aktivitas nyata. Motivasi seeorang dapat dijabarkan dalam bentuk minat.
Minat merupakan kecenderuangan psikologis yang menyenangi objek, belum sampai
melakukan kegiatan. Hal ini berarti pula bahwa minat adalah alat motivasi dalam belajar,
maka ia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentang waktu tertentu. Oleh karena itu,
motivasi diakui sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang.
2. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri anak itu sendiri misalnya keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Situasi keluarga yang kurang menunjang proses belajar seperti : kekacauan rumah tangga
(broken home), kurang perhatian orang tua, cara orang tua mendidik kurang baik,
kurangnya pengawasan dan perhatian orang tua. download ptk sd kelas 5 lengkap.
Faktor lingkungan sekolah yang kurang memadai, seperti kurang memadainya sarana atau
sumber belajar , alat peraga yang tidak tersedia, cara-cara guru dalam mengajar yang
kurang menarik atau monoton, kurikulum yang dipelajari tidak sesuai dengan kemampuan
peserta didik, perlengkapan belajar yang kurang, cara evaluasi, ruang belajar, sistem
administrasi, waktu belajar, situasi sekolah dan sebagainya.
Lingkungan sosial yang kurang memadai, seperti : pengaruh negatif dalam pergaulan,
situasi masyarakat yang kacau, gangguan kebudayaan seperti pengaruh film, bacaan-bacaan
dan sebagainya (Slameto 2003:24).
Berdasarkan kajian teori tentang hasil belajar yang telah diuraikan, maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap
sasaran belajar pada topik bahasan yang dipelajari berupa perubahan perilaku belajar
siswa. Perubahan tingkah laku ini meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
2.2 Kerangka Berfikir
Sebagai suatu teori pembelajaran “Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)” tentu saja
berpengaruh dalam pembelajaran matematika dikarenakan PMR berorientasi pada
matematisasi pengalaman sehari-hari siswa. Pembelajaran Matematika Realistik
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan kembali dan merekonstruksi
konsep-konsep matematika, sehingga siswa mempunyai pengertian kuat tentang konsep-
konsep matematika. ptk matematika sd kelas 5.pdf. Dengan demikian, pembelajaran
Matematika Realistik akan mempunyai kontribusi yang sangat tinggi dengan pengertian
siswa.
Pembelajaran Matematia Realistik menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak
pembelajaran, dan melalui matematisasi horisontal¬vertikal siswa diharapkan dapat
menemukan dan merekonstruksi konsep¬konsep matematika atau pengetahuan
matematika formal. Selanjutnya, siswa diberi kesempatan menerapkan konsep-konsep
matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari atau masalah dalam bidang lain.
Dengan kata lain, Pembelajaran Mematika Realistik berorientasi pada matematisasi
pengalaman sehari-hari.
Penggunaan alat peraga dalam Pembelajaran Matematika Realistik sengaja digunakan
untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip
dalam matematika sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Dengan alat peraga hal-hal
yang abstrak dapat disajikan adalam bentuk model-model yang berupa benda konkrit yang
dapat dilihat, dipegang, diputarbalikan sehingga dapat lebih mudah dipahami. Fungsi
utamanya adalah untuk menurunkan keabstrakan konsep agar siswa mampu menangkap
arti konsep yang sedang diajarkan. download ptk sd kelas 5 kurikulum 2013.
Penulis dalam penelitian ini akan melakukan penelitian mengenai Pengaruh Pendekatan
Pembelajaran Matematika Relistik menggunakan alat peraga terhadap hasil belajar. Peneliti
memilih materi sifat-sifat bangun ruang pada kelas V SD.ptk matematika sd kelas 5
lengkap. Di dalam penelitian ini penulis akan melihat penggunaan PMR dalam pengajaran
matematika untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang (balok dan kubus). Permasalahan
kontekstual yang akan dipakai dalam pembelajaran tersebut tentunya akan diambil dari
dunia nyata, sesuai dengan karakteristik PMR.
PMR dalam pembelajaran ini tentunya akan agak sulit dilakukan jika penelitian hanya
terjadi didalam kelas, karena objek yang ingin disampaikan tentunya akan lebih banyak
terdapat bila berada pada kelas terbuka. Namun mengingat waktu yang digunakan
penelitian yang singkat karena hanya dapat dilakukan pada jam pelajaran matematika
dengan alokasi waktu dua kali jam pelajaran matematika maka, penelitian ini hanya dapat
dilakukan di dalam kelas. Untuk mensiasati obyek pembelajaran yang luas maka peneliti
menggunakan alat peraga sebagai sarana aktifitas siswa. Dari hal tersebut penulis akan
melihat sejauh mana PMR dapat terlaksana dan akan mempengaruhi hasil belajar
matematika siswa.
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan kajian pustaka, maka yang menjadi hipotesis
sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan dalam penelitian ini adalah: “ada
pengaruh positif signifikan pendekatan pembelajaran matematika realistik menggunakan
alat peraga materi sifat-sifat bangun ruang terhadap hasil belajar siswa kelas V SD semester
II tahun ajaran 2015/2016”
C. LAPORAN PTK LENGKAP MATEMATIKA SD KELAS
5
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen.
download ptk sd kelas 5 lengkap. Menurut Sugiyono (2010) Penelitian Ekperimental
(Experimental research): metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Tujuan dari
penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab-akibat
berapa besar hubungan sebab- akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-
perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk
perbandingan.
3.1.2 Desain Penelitian
Adapun desain eksperimen yang akan digunakan peneliti adalah pretest-postest control
group design, dimana dalam desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen yang dipilih secara random. Kemudian diberi pretest untuk
mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen () dan kelompok
kontrol.
Secara homogenitas, hasil pretest yang baik adalah bila nilai kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol tidak berbeda secara signifikan. Perlakuan yang diberikan kepada
kelompok eksperimen (X), dan pengaruh pembelajaran (&).contoh lengkap ptk sd kelas 5
kurikulum 2013.
Tabel 3.1
Desain Eksperimen
Pretest-Postest Control Group Design
R Q1 X Q2
R Q3 Q4
Sugiyono (2010: 112)
Keterangan :
R : Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipilih secara random.
O1 : Pretest untuk kelompok eksperimen untuk mengetahui keadaan awal adakah
perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
O3 : Pretest untuk kelompok kontrol untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
O2 : Postest untuk kelompok eksperimen setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik.
O4 : Postest untuk kelompok kontrol setelah mengikuti pembelajaran konvensional.
X : Perlakuan untuk kelompok eksperimen yaitu pada SD, pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik .
Penulis pada penelitian ini ingin mengetahui pengaruh pendekatan Pembelajaran
Matematika Relistik menggunakan alat peraga terhadap hasil belajar siswa. Penelitian akan
dimulai dengan memberikan pretes terhadap dua kelas penelitian dengan soal yang sama
dengan hari yang berbeda, untuk melihat tingkat penguasaan siswa terhadap pokok
bahasan/ materi yang akan menjadi bahan penelitian. Setelah didapatkan hasil pretes
peneliti akan menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol, dengan perbedaan bahwa
pada kelas eksperimen penelitian dilakukan dengan menerapkan PMR menggunakan alat
peraga pada materi yang telah dijelaskan sebelumnya. Kelas kontrol dengan metode
ceramah, sehingga guru sebagai fasilitator dan siawa mendengarkan, tanpa menggunakan
PMR dengan alat peraga apapun dari peneliti ( pembelajaran konvensional). download PTK
Matematika Kelas 5 SD Sifat-sifat bangun ruang. Kemudian setelah adanya treatmen di
kelas eksperimen penulis akan melakukan postest pada siswa kelas eksperimen dan kelas
kontol untuk melihat apakah ada perbedaan hasil belajar siswa antara kedua kelas
penelitian tersebut. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh PMR menggunakan alat
peraga, maka peneliti akan membandingkan nilai postes dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Langkah-langkah penelitian ini ditunjukkan pada bagan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Langkah-langkah Penelitian
3.2 Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian di SD. Waktu penelitian kurang lebih 3 bulan dengan
karakterisik peserta didik yang tingkat pemahaman terhadap materi yang diajarkan rendah,
tingkat konsentrasi peserta didik yang rendah, dan hasil belajar peserta didik yang tidak
memenuhi KKM.ptk sd kelas 5 lengkap word. Kehidupan masyarakat di sekitar lokasi
penelitian rata-rata bermata pencaharian sebagai petani.
Treatment berupa pendekatan Pembelajaran Matematika Relistik menggunakan alat peraga
yang menekankan pada pembelajaran yang bermakna, dipakai guru dalam pembelajaran
dengan menyesuaikan silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar
Kerja Siswa (LKS) yang telah peneliti buat.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V SD dengan jumlah 33 siswa. Subyek
penelitian ini yaitu kelompok eksperimen siswa kelas V SD. ptk matematika sd kelas 5 word.
3.3.1 Kelompok Eksperimen
Menurut Rudi Susilana dkk (2007: 25) eksperimen merupakan observasi dibawah kondisi
buatan dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si penulis. Pada penelitian ini
kelompok eksperimen adalah kelompok peserta didik yang mendapat perlakuan
pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran matematika realistik yaitu semua
peserta didik kelas V SD. Penelitian Tindakan Kelas Sekolah Dasar kelas 5 lengkap.
3.3.2 Kelompok Kontrol
Pada penelitian ini kelompok kontrol adalah kelompok peserta didik yang tidak mendapat
perlakuan pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran matematika realistik
yaitu semua peserta didik kelas V SD. download PTK Matematika Kelas 5 SD Sifat-sifat
bangun ruang doc.
Tabel 3.3
Jumlah Peserta didik Kelas V SD Tahun ajaran 2015/2016
Nama Sekolah Jumlah Siswa Total
Laki-Laki Perempuan
SD 04 12 21 33
Jumlah Subyek 33
3.4 Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:94) variabel penelitian ini adalah faktor-faktor yang
berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Menurut (Sugiyono, 2008), variabel
penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya. contoh lengkap ptk sd kelas 5. Dalam penelitian ini ada dua variabel
yang terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas . Variabel-variabel tersebut antara lain:
a. Variabel Dependen (Terikat)
Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah: hasil belajar siswa (Y).
Hasil belajar siswa yang dinyatakan dengan skor hasil tes setelah diberikan perlakuan.
b. Variabel Independen (Bebas)
Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran
matematika realistik menggunakan alat peraga (X).
3.4.1 Definisi Operasional Variabel
Pembelajaran matematika realistik: proses pembelajaran matematika yang menggunakan
konteks dunia nyata sebagai titik awal pembelajaran dan mengutamakan keaktifan siswa
selama proses pembelajaran. Pembelajaran matematika yang bersifat abstrak, dianggap
tepat apabila dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika
realistik.
download PTK Matematika Kelas 5 SD Sifat-sifat bangun ruang. Penyampaian
pembelajaran matematika akan lebih menarik dengan Pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik yang mengkaitkan dengan kehidupan kongkrit, sehingga dalam
pembelajaran digunakan alat peraga yang membantu siswa dalam proses belajar.
Hasil Belajar : rata-rata nilai posttest dan pretest kelompok kontrol maupun kelompok
eksperimen, dalam penelitian ini dibandingkan rata-rata nilai post test kelompok
eksperimen dengan rata-rata nilai post test kelompok kontrol.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, data merupakan suatu hal yang sangat diperlukan untuk
selanjutnya dianalisis guna mendapatkan kesimpulan. Untuk itu diperlukan teknik
pengumpulan data untuk memperoleh hasil penelitian yang sesuai. Teknik pengumpulan
data yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan atau memperoleh data dalam suatu
penelitian. Adapun tekhnik pengumpulan data yang digunakan yaitu data primer dan
sekunder. Data diperoleh dari observasi dan tes tertulis. download ptk sd kelas 5 kurikulum
2013 word.
c. Teknik Tes
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode tes. Tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh
informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin seseorang,
dengan menggunakan pengukura yang menghasilkan suatu deproposal skripsi kuantitatif
tentang aspek yang diteliti.
Jenis tes yang digunakan adalah tes hasil belajar karena tes ini mengukur apa yang telah
dipelajari pada salah satu mata pelajaran yaitu matematika. Tes dilakuan sebanyak dua kali
yaitu pretes dan postes.
Pretes diberikan pada kondisi awal sebelum diberikan perlakuan (treatmen) pada dua kelas
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pots-test diberikan kepada kelas eksperimen dan
kelas kontrol setelah adanya perlakuan (treatmen) dalam kelas untuk mengetahui adanya
perubahan terhadap hasil belajar siswa.
Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi pretest dan postest
diuji cobakan sehingga diperoleh butir soal test yang valid .Penelitian Tindakan Kelas
matematika Sekolah Dasar kelas 5. Hasil uji coba dapat dilihat dalam lampiran. Sebelum
dibagikan kepada siswa, terlebih dahulu soal evaluasi pretest dan posttest diuji cobakan
sehingga diperoleh butir soal test yang valid.
d. Teknik Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian. Dari segi keterlibatan observer (orang yang melakukan
observasi), observasi dilakukan dengan observasi partisipan yaitu suatu proses pengamatan
yang dilakukan oleh observer. Dengan menggunakan metode ini data yang ingin diperoleh
adalah untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran matematika realistik.
e. Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian,
meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film
dokumenter, data yang relevan penelitian. (Riduwan, 2011 : 77). Dokumentasi yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah foto-foto, subyek diberikan perlakukan dengan
pendekatan matematika realistik dan yang tidak diberi perlakuan.
3.5.2 Instrument Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan soal tes.
Tes dilakukan untuk mengungkapkan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pemberian
perlakuan. Bentuk tes berupa tes isian dan tes objektif dengan 4 (empat) pilihan jawaban.
download ptk sd kelas 5 lengkap. Penyusunan tes ini mengacu pada teknik penyusunan tes
objektif pilihan ganda.
Kisi-kisi (test blue-print atau table of specification) merupakan deskripsi kompetensi dan
materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang
lingkup dan sebagai petunjuk dalam menulis soal kisi-kisi soal tersaji dalam lampiran 1.
Selain kisi-kisi soal tes dalam intrumen pengumpulan data ini juga dilengkapi dengan
kisi¬kisi perilaku guru. Hal ini berfungsi agar saat guru memberikan perlakuan (treatment)
sesuai langkah-langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Kisi – kisi
perilaku dan hasil intrumen penilaian tingkah laku guru tersaji dalam lampiran 1.
Uji prasyarat dalam penelitian ini meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dan
reliabilitas digunakan sebagai syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid
dan reliabel.
a. Uji Validitas
Sebelum dibagikan kepada siswa, terlebih dahulu soal evaluasi tertulis diuji coba sehingga
diperoleh butir soal yang valid. Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur
apa yang ingin diukur (Arikunto dalam riduwan, 2011:97) bahwa “validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur”. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
(Sugiono,2010:173).
Mengukur validitas digunakan program komputer SPSS 16 for windows dengan
menggunakan Corrected Item-To Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor
item dengan skor total item (nilai rhitung) dibandingkan dengan nilai rtabel. Kriteria soal
dikatakan valid, jika nilai rhitung>0,3 (Sugiono,2008: 178).
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah suatu instrumen yang dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik (Riduwan, 2009:348).
Pengujian Reabilitas instrumen menggunakan program SPSS 16 for windows. Tingkatan
reabilitas instrumen menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto
(2002:155) sebagai berikut :
Tabel 3.4
Kriteria Reabilitas Soal
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0, 800 sampai dengan 1, 00 Tinggi
Antara 0, 600 sampai dengan 1, 800 Cukup
Antara 0, 200 sampai dengan 1, 600 Angka rendah
Antara 0, 000 sampai dengan 1, 200 Sangat rendah (tidak berkolerasi)
3.6 Teknik Analisa Data
Tahap pengujian dalam analisis ini melalui tiga tahap yaitu tahap deskripsi data, tahap uji
persyaratan analisis, dan tahap pengujian hipotesis.
a. Tahap deskripsi data
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap deskripsi data ini adalah membuat rangkuman
distribusi data pretest dan postest dari hasil statistik deskriptif program komputer SPSS
16.0 for windows.
b. Tahap uji persyaratan analisis
Uji prasarat analisis yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Uji
normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data yang akan
dianalisis dan uji homogenitas untuk memastikan kelompok data berasal dari populasi yang
sama atau tidak (homoden atau tidak). contoh lengkap ptk sd kelas 5 kurikulum 2013. Uji
normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas menggunakan
uji levene dengan menggunakan program komputer SPSS 16.0 for windows
Tahap pengujian hipotesis
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t.
Penggunaan teknik statistik uji t dalam penelitian ini berdasarkan kepada kebutuhan dalam
melakukan komparasi terhadap dua kelompok sampel penelitian ini. Menurut (Riduwan &
Sunarto, 2009:126) tujuan uji t dua variabel bebas adalah untuk membandingkan
(membedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau berbeda. Gunanya untuk menguji
kemampuan generalisasi (signifikasi hasil penelitian yang berupa perbandingan dua rata-
rata sampel)
Teknik analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah dengan teknik
Independen Sampel T Test. Dasar pemikiran teknik Independen Sampel T Test adalah skor
atau nilai yang didapatkan diperoleh dari subyek yang berbeda. PTK Matematika Kelas 5 SD
Sifat-sifat bangun ruang pdf.
Penelitian ini menguji perbedaan antara dua kelas dengan perlakuan yang berbeda, antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen dengan perlakuan atau
treatmen Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik menggunakan alat peraga, dan
pada kelas kontrol dengan metode ceramah atau pembelajaran konfensional tidak diberi
perlakuan/ treatmen Pembelajaran Matematika Realistik menggunkana alat peraga.ptk sd
kelas 5 lengkap doc. Sehingga siswa mendengarkan ceramah saja dari guru. Singkatnya
antara dua kelas tersebut diberikan materi pembelajaran yang sama namun perlakuannya
penyampaian yang berbeda. Adapun data yang digunakan untuk menguji perbedaan dua
kelas tersebut adalah data postes antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Hasil perhitungan Independen Sampel T Test akan menampilkan Levene ’s Test untuk
kesamaan varian. Dalam hal ini hipotesis yang diuji adalah:
Ho = varian populasi identik
Ha = varian populasi tidak identik
Pengambilan keputusan didasarkan pada hasil signifikasi yang diperoleh, yaitu jika sig. >
0,05 maka Ho diterima berarti Ha ditolak, dan jika sig. < 0,05 maka Ho ditolak berarti Ha
diterima, perhitungan ditunjukkan pada analisis Levene ’s Test.
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik menggunakan alat peraga materi sifat-sifat
bangun ruang dikatakan berpengaruh manakala terjadi peningkatan hasil belajar pada kelas
eksperimen. Selain itu, pengujian hipotesis juga menjadi acuan terhadap pengaruh tersebut.
contoh lengkap PTK Matematika Kelas 5 SD. Sifat-sifat bangun ruang Apabila hipotesis
nihil diterima, maka nilai rata-rata hasil belajar PMR menggunakan alat peraga pada kelas
eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Dengan demikian, Pembelajaran matematika
Realistik menggunakan alat peraga selayaknya digunakan dalam pembelajaran matematika
terutama pada materi sifat-sifat bangun ruang.
C.Contoh Penelitian Tindakaan Kelas ( PTK ) Untuk
Guru Kelas 5 SD Lengkap
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktis). Jakarta:
Penerbit PT.Bina Aksara
Darhim. 1986.Buku materi pokok”median dan sumber belajar
matematika ”. .karunika Jakarta universitas terbuka
Diyah, 2007. Skripsi “ Keefektifan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Pada
Kemampuan Pemecahan MASALAH Matematika Siswa Kelas VI SMP”.Semarang : Fakultas
Matematika dan IPA UNNES
Darmin. 2010. RME
http://www.Pembelajaran Matematika Realistik (RME) Apa kata
Dunia.edu/~sheffield/bonottopbyd.htm
Hartono, “SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian”.Yogyakarta: Pustaka Belajar
Ismail,Andang. 2006. “Education Games ”. Yogyakarta : Pilar Media
MindMap, uzanisi. 2008. Rum us Ban gun datar dan ban gun ruang.
http ://rangkuman-pelajaran.blogspot.com/2008/1 1 /matematika-rumus
bangun-datar-dan-bangun-ruang.html.29.03 .2010
Nasution, Wahyudin Nur 2006 “Efektifitas strategi pembelajaran kooperatif dan ekspositori
terhadap hasil balajar sains ditinjau dari cara berfikir” jurnal penelitian edisi 5 tahun 2006
Priyanto, Duwi. “Mandiri Belajar SPSS”. Jakarta: PT Buku Kita
Putri, Ayu Ardani. 2010. Tesis “Keefektifan Penggunaan Media Anagram Dalam
Pembelajaran Kosakata Bahasa Indonesia Bagi Siswa KelasI SD ”.Yogyakarta :Pasca Sarjana
UNY
Riduwan.2009.”Belajar Mudah Penelitian ”.Bandung : Alfabeta
Slameto.2003 .Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta. Rineka Cipta
Sudarsiah, 2005. Pengertian Pembelajaran Matematika Realistik. http://www.sudarsiah.
com/2005/07/pengertianpembelajaranmatematikarealis tik.html/
Subana, Sudrajad. 2009. “Dasar-dasar Penelitian Ilmiah ”.Bandung : CV Pustaka Setia
Sugihartono, dkk. Prikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Sugiyono, 2010. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif danR&D”. Bandung : ALFABETA
Suharja, Agus. 2008.Pengenalan ban gun Ruang dan sifat-sifatnya di SD.yogyakarta. Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika
Suherman, Erman. dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:
JICUPI
Widjajanto,L.2005. “metodologi penelitian ”. Salatiga : sekolah tinggi ilmu ekonomi
“AMA”salatiga
Winkel,W,S.2004.Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan .Jakarta : PT Gramedia
widiasarana

Anda mungkin juga menyukai