Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN PAIKEM TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA

KELAS VI SDN 03 MANISREJO

Alifia Navrielda Putri


2002101147
Prodi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas PGRI Madiun
Email: navrielda2001@gmail.com

Abstract
This research was conducted in grade VI students of SDN 03 Manisrejo with the aim of seeing the
effect of the application of PAIKEM on mathematics learning outcomes. This is because the teacher
is still teaching with a monotonous teaching and learning process centered on the teacher only. So
that the learning process is not as expected. This study uses qualitative methods with data collection
techniques in the form of observations and learning outcomes test. The subjects of this study were
students of class VI SDN 03 Manisrejo with a total of 20 people, consisting of 9 boys and 11 girls.
The learning process consists of three activities, namely: (1) initial activities, (2) core activities (3)
final activities. To find out the increase in mathematics learning outcomes with the application of
PAIKEM, data related to student activities and teacher activities were used, as well as the
achievement of increasing student learning themselves. At the first meeting, the students'
mathematics learning outcomes increased compared to the learning outcomes before the
implementation of PAIKEM. At the second meeting, student learning outcomes increased even
more. The conclusion is that this study shows that the application of PAIKEM can improve
mathematics learning outcomes in grade VI students of SDN 03 Manisrejo.
Keyword: PAIKEM, learning outcomes

Abstrak
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VI SDN 03 Manisrejo dengan tujuan untuk melihat
pengaruh dari penerapan PAIKEM terhadap hasil belajar matematika. Hal ini dikarenakan Guru
masih mengajar dengan proses belajar mengajar yang monoton berpusat pada guru saja. Sehingga
proses pembelajaran belum seperti yang diharapkan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan teknik pengumpulan data berupa hasil observasi dan tes hasil belajar. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas VI SDN 03 Manisrejo dengan jumlah 20 orang, yang terdiri dari 9 orang laki-
laki dan 11 orang perempuan. Proses pembelajaran terdiri atas tiga kegiatan yaitu: (1) Kegiatan
awal, (2) Kegiatan inti (3) kegiatan akhir. Untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran
matematika dengan penerapan PAIKEM digunakan data yang berkaitan dengan aktivitas siswa dan
aktivitas guru, serta pencapaian peningkatan pembelajaran siswa itu sendiri. Pada pertemuan ke I
hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan daripada hasil belajar sebelum
diterapkannya PAIKEM. Pada pertemuan ke II hasil belajar siswa lebih meningkat lagi.
Kesimpulannya yaitu penelitian ini menunjukkan bahwa dengan penerapan PAIKEM dapat
meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas VI SDN 03 Manisrejo.
Kata Kunci: PAIKEM, Hasil Belajar
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu usaha yang penting dilakukan seseorang untuk menemukan
pengetahuan secara luas, baik itu pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan formal sendiri
terdapat berbagai macam pelajaran, salah satunya adalah matematika. Matematika merupakan salah
satu pelajaran di tingkat sekolah dasar.
Matematika mempunyai peranan yang besar dalam mengembangkan kemampuan berpikir
manusia. Matematika merupakan salah satu ilmu yang universal dan menjadi dasar bagi
pengembangan ilmu pengetahuan lainnya. Mata pelajaran matematika bagi siswa pada jenjang
pendidikan dasar berguna untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Namun matematika saat ini masih dipandang oleh siswa sebagai mata pelajaran yang kurang
menyenangkan, mengingat sifatnya yang abstrak sehingga siswa kurang merasakan manfaat
matematika untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa cenderung menganggap
matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan. Anggapan tersebut dapat
mempengaruhi mental siswa dan juga menimbulkan sikap negatif siswa terhadap matematika.
Dampaknya seperti siswa menjadi malas untuk mengikuti pelajaran matematika bahkan bisa benci
dengan pelajaran matematika.
Berdasarkan hasil observasi kelas VI di SDN 03 manisrejo, guru masih mendominasi proses
belajar mengajar sehingga peran siswa dalam proses pembelajaran masih kurang. Hanya siswa
pandai yang menunjukkan keaktifan dan peran sertanya. Sedangkan siswa yang lain merasa kurang
semangat dalam mengikuti pelajaran di kelas. Siswa merasa bosan dan lebih senang berbicara
dengan teman semejanya.
Untuk masalah-masalah yang dialami siswa tersebut, sering kali tidak mendapat perhatian dari
guru. Guru masih mengajar dengan proses belajar mengajar yang monoton berpusat pada guru saja,
dimana siswa diharapkan memperhatikan dan menulis apa yang disampaikan oleh gurunya. Selain
itu, guru cenderung tidak menggunakan media atau metode pembelajaran yang dapat menarik minat
siswa. Akibatnya siswa yang belum paham tidak memiliki niat untuk bertanya. Hal ini berdampak
pada hasil belajar siswa yang tergolong rendah.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan
penerapan PAIKEM. Menurut Masitoh, (2009) PAIKEM adalah sebuah pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka
mengembangkan keterampilan dan pemahamannya. Dengan penekanan peserta didik belajar sambil
bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar (termasuk
pemanfaatan lingkungan), supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dengan penelitian ini penulis mengangkat judul
“Penerapan PAIKEM Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas VI SDN 03 Manisrejo”
dengan maksud agar pembelajaran di kelas dapat dilaksanakan dengan baik dan tidak ada anak yang
tertinggal dalam penyampaian materi oleh guru.
KAJIAN TEORI
Pembelajaran PAIKEM adalah model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan. Menurut Masitoh, (2009) PAIKEM adalah sebuah pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka
mengembangkan keterampilan dan pemahamannya. Dengan penekanan peserta didik belajar sambil
bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar (termasuk
pemanfaatan lingkungan), supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.
Sedangkan menurut Rusman (2011:322) Paikem merupakan model pembelajaran dan menjadi
pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pelaksanaan
paikem, diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Selain itu, PAIKEM juga memiliki arti yang lebih rinci, yaitu pertama pengertian pembelajaran
menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Sedangkan menurut Sagala, Syaiful 2009 pembelajaran adalah
membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu
utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah. Mengajar
dilakukan pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar oleh peserta didik.
Ke dua menurut Kulsum, Umi 2011 pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran yang
memerlukan keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan
spiritual.
Ke tiga menurut Darmadi 2017, pembelajaran inovatif dapat diartikan sebagai pembelajaran
yang dirancang oleh guru yang sifatnya baru tidak seperti biasanya dilakukan dan bertujuan untuk
memfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan sendiri dalam rangka proses perubahan prilaku
kearah yang lebih baik sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh siswa.
Menurut Ibid, seorang guru bertindak inovatif dalam hal: 1) Menggunakan bahan atau materi
baru yang bermanfaat dan bermartabat; 2) Menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran dengan
gaya baru; 3) Memodifikasi pendekatan pembelajaran konvensional menjadi pendekatan inovatif
yang sesuai dengan keadaan siswa, sekolah, dan lingkungan; dan 4) Melibatkan perangkat teknologi
pembelajaran. Di sisi lain, siswa pun bertindak inovatif dalam hal: 1) Mengikuti pembelajaran
inovatif dengan aturan yang berlaku; 2) Berupaya mencari bahan atau materi sendiri dari sumber-
sumber yang relevan; dan 3) Menggunakan perangkat teknologi maju dalam proses belajar.
Ke empat pembelajaran kreatif yang berarti menggunakan hasil ciptaan atau kreasi baru atau
bahkan berbeda dengan sebelumnya. Menurut Lif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri 2011
pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan, mengimajinasikan, melakukan
inovasi, dan hal-hal yang artistik lainnya.
Ke lima menurut Jauhar, Mohammad Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mencapai
sasaran atau minimal mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Disamping itu, yang
terpenting adalah banyaknya pengalaman dan hal baru yang didapat baik oleh siswa maupun guru.
Dan untuk mengetahui keefektifan sebuah proses pembelajaran, maka pada setiap akhir
pembelajaran perlu dilakukan evaluasi, tapi evaluasi disini bukan sekedar tes untuk siswa,
melainkan semacam refleksi, perenungan yang dilakukan oleh guru dan siswa, dan didukung oleh
data catatan guru.
Ke enam menurut Kulsum, Umi 2011 Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran
yang dapat dinikmati siswa. Siswa merasa nyaman, aman, dan asyik. Perasaan yang mengasyikkan
mengandung unsur dorongan keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu sesuatu.
Selain itu, adapun ciri-ciri pokok pembelajaran yang menyenangkan, antara lain: Adanya
lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak membuat tegang, aman, menarik, dan tidak membuat
siswa ragu melakukan sesuatu meskipun keliru untuk mencapai keberhasilan yang tinggi.
Terjaminnya ketersediaan materi pelajaran dan metode yang relevan. Terlibatnya semua indera dan
aktivitas otak kiri dan kanan. Adanya situasi belajar yang menantang bagi siswa untuk berpikir jauh
ke depan dan mengeksplorasi materi yang sedang dipelajari; Adanya situasi belajar emosional yang
positif ketika para siswa belajar bersama, dan ketika ada humor, dorongan semangat, waktu
istirahat, dan dukungan yang antusias.
Selanjutnya PAIKEM mempunyai ciri-ciri, yakni menurut Trianto (2010:10) Paikem memiliki
beberapa ciri khas, antara lain 1) pengalaman dan kegiatan belajar mengajar sangat relaven dengan
tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia SD. 2) kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam
pelaksaan Paikem bertolak dari minat dan kebutuhan siswa. 3) membantu mengembangkan
keterampilan berpikir siswa. 4) menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungan. 5) mengembangkan keterampilan sosial
siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Paikem menurut Depdiknas (2006) memiliki karakteristik antara lain: berpusat pada siswa,
memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep
dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa menggunakan prinsip belajar sambal bermain dan menyenangkan.
Secara garis besar, penerapan PAKEM atau istilah terakhir PAIKEM dalam proses
pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut: a. Peserta didik terlibat dalam berbagai kegiatan
yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui
berbuat. b. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk pembelajaran yang
menarik, menyenangkan, dan cocok bagi peserta didik. c. Guru mengatur kelas dengan memajang
buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca. d. Guru
menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. e.
Guru mendorong peserta didik untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah,
untuk mengungkapkan gagasan, dan melibatkan peserta didik dalam menciptakan lingkugan
sekolahnya.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa PAIKEM adalah suatu model pembelajaran
yang dirancang sedemikian rupa agar proses pembelajaran dapat terlaksanakan dengan baik, efektif,
dan sesuai dengan kompetensi dasar.
Menurut Djamarah dan Zain (2010), belajar adalah proses perubahan perilaku berkat
pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang
menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme
atau pribadi. Sedangkan Menurut Oemar Hamalik Belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman. Dan menurut Sagala, Sayiful 2005, Belajar merupakan suatu proses
perubahan prilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek dan pengalaman tertentu.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:250), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang
dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Sedangkan
Menurut Hamalik (2006:30), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan
tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti.
Sedangkan pengertian matematika menurut James (1976) adalah ilmu tentang logika, mengenai
bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya. Matematika
terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis dan geometri. Menurut Johnson dan Rising
(1972), Matematika ialah pola berpikir, pembuktian yang logik, pola mengorganisasikan,
matematika adalah suatu bahasa dengan menggunakan istilah yang dapat didefinisikan secara
akurat, cermat, dan jelas, representasinya dengan simbol serta padat, lebih berupa sebuah bahasa
simbol tentang ide dibandingkan tentang bunyi.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah: “Bagaimana penerapan PAIKEM terhadap hasil belajar matematika pada
siswa kelas VI SDN 03 Manisrejo?”
METODE PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Dimana metode kualitatif berarti menjelaskan, menggambarkan, dan menjabarkan pokok
permasalahan yang akan dibahas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 03
Manisrejo dengan jumlah 20 orang, yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 11 orang perempuan.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah dengan melakukan observasi dan tes
hasil belajar. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai kemampuan awal pembelajaran matematika pada
siswa kelas VI SDN 03 Manisrejo setelah diberi tes awal, dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Deskripsi Nilai Kemampuan Awal Pembelajaran Matematika pada Siswa
Kelas VI SDN 03 Manisrejo
STATISTIK NILAI STATISTIK
Subjek 20
Nilai Ideal 100
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 55
Rentang Nilai 30
Nilai Rata-rata 71,65
Median 72
Modus 67

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar matematika pada siswa kelas VI
SDN 03 Manisrejo sebelum menerapkan PAIKEM termasuk dalam kategori kurang.
Dari segi ketuntasan belajar, kemampuan awal pembelajaran matematika pada siswa kelas VI
SDN 03 Manisrejo dapat dilihat tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VI Pada Kemampuan Awal
Kemampuan Awal
No Keterangan
Siswa Prosentase (%)

1 Tuntas 8 40
2 Belum Tuntas 12 60
JUMLAH 20 100

Berdasarkan tabel 3 terdapat 8 siswa (40%) yang tuntas belajar. Secara klasikal siswa kelas VI
SDN 03 Manisrejo tidak tuntas dalam pembelajaran matematika.
Dengan adanya permasalahan tersebut, maka pada pertemuan berikutnya guru memulai proses
pembelajaran yang dilaksanakan dengan memilih metode berupa alat bantu yang sesuai dengan
sumber belajar dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran PAIKEM. Proses pembelajaran
kali ini dilaksanakan dengan menggunakan metode yang bervariasi, sehingga dapat menarik minat
belajar siswa. Pelaksanaan proses pembelajaran terdiri dari tiga tahapan yaitu: 1) kegiatan awal, 2)
kegiatan inti, dan 3) kegiatan akhir.
Pelaksanaan pembelajaran matematika melalui penerapan PAIKEM pada pertemuan ke 1
berlangsung dalam 3 tahapan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan
awal dipandu oleh guru dengan menyiapkan kondisi kelas sebaik-baiknya. Setelah siswa duduk
dengan rapi dan sudah siap menerima pembelajaran, selanjutnya ketua kelas memimpin doa.
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti, dimana guru menyampaikan materi bangun ruang
dan dengan menunjukkan benda konkret berupa rubik yang berbentuk kubus, kotak pensil
berbentuk balok, dan topi petani berbentuk kerucut. Dengan benda tersebut guru menjelaskan
manakah yang disebut bagian sisi dan bagian rusuk. Ada sebagian siswa yang antusias
memperhatikan dan ada sebagian siswa yang kurang tertarik. Namun setelah itu, guru menunjuk
siswa untuk maju ke depan dan menunjukkan bagian mana yang sisi, rusuk, panjang, lebar, tinggi
dan mengerjakan soal yang diberikan. Seluruh siswa menunjukkan ketertarikannya memperhatikan
agar ketika ditunjuk bisa menjawabnya. Selain itu, guru juga mempersilahkan siswanya untuk
bertanya apabila ada yang kurang paham. Ada beberapa siswa yang antusias bertanya, ada juga
yang tidak. Sebelum guru menjawabnya, beliau meminta siswa yang tidak bertanya untuk mencoba
menjawabnya. Setiap siswa berusaha memperlihatkan keaktifannya. Barulah setelah itu guru
menambahkan jawaban yang lebih tepatnya.
Kegiatan akhir adalah siswa dibawah bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran yang
dilaksanakan. Lalu guru melaksanakan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan
sejauh mana keberhasilan model PAIKEM ini dilaksanakan dalam peningkatan pembelajaran
matematika. Tidak lupa guru juga memberikan respon kepada siswa berupa pujian. Terakhir guru
memberikan tindak lanjut kepada siswa dengan memberikan tugas menyebutkan contoh benda
bangun ruang yang ada di rumah sesuai dengan materi. Tujuannya agar siswa lebih memahami
materi.
Pada pertemuan selanjutnya, pelaksanaan pembelajaran matematika berlangsung dalam 3
kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal dipandu oleh guru
dengan menyiapkan kondisi kelas sebaik-baiknya. Siswa yang pada pertemuan ke 1 sudah dalam
keadaan rapi duduknya kini semakin disipilin dalam menyiapkan kondisi kelas. Wajah mereka yang
tampak menunjukkan keinginan mereka untuk belajar dengan baik. Selanjutnya guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, dengan nyanyian yang berhubungan dengan materi, seluruh
siswa memperlihatkan ketertarikannya. Kemudian diselingi dengan tepuk PPK, siswa lebih
berminat lagi dalam proses pembelajaran di depan kelas sehingga proses pembelajaran menjadi
menyenangkan seperti yang diharapkan dalam model PAIKEM.
Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti. Guru mengawali dengan menerangkan kembali
materi yang dipelajari pertemuan lalu dan sedikit memberikan pertanyaan kepada siswanya. Siswa
terlihat serius memperhatikan dan semangat menjawab pertanyaan dari guru. Tidak lupa guru
memberikan pujian kepada siswanya karena terlihat lebih semangat dan berani daripada pertemuan
lalu. Kemudian guru meminta siswanya membentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang untuk
berdiskusi menyelesaikan lembar soal dari guru. Agar suasana belajar menjadi kondusif, guru
membagikan kertas dengan memanggil bergiliran lima orang ke depan kelas sampai siswa yang
terakhir. Setelah kertas pertanyaan dibagikan, siswa terlihat serius berdiskusi mengerjakan soal.
Setelah waktu yang diberikan selesai, guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusinya di depan kelas. Namun guru memberikan contoh bagaimana menyampaikandan
menerangkan hasil diskusi di depan kelas seperti seorang guru. Ada beberapa orang yang langsung
ke depan kelas untuk memberikan jawaban. Tetapi guru menegaskan setiap siswa ke depan kelas
diberikan waktu 1,5 menit sehingga proses pembelajaran bisa berjalan dengan efektif. Guru
memanggil dan mengundang siswa ke depan kelas untuk menjawab sekaligus menerangkan
jawaban yang telah ditulisnya. Siswa mampu menerangkan jawaban sebagaimana guru yang sedang
menerangkan pelajaran di depan kelas. Siswa yang dulunya malu-malu untuk ke depan kelas kini
telah mampu memahami materi dengan baik. Setelah semua siswa tampil memberikan jawabannya
guru memberikan pujian kepada siswa karena telah mampu menjelaskan materi dengan baik.
Selanjutnya guru kembali melanjutkan diskusi untuk memantapkan konsep materi tersebut.
Kegiatan akhir dilaksanakan dengan menyimpulkan pembelajaran di bawah bimbingan guru,
selanjutnya guru melaksanakan evaluasi dengan jalan memberikan latihan. Terakhir guru
memberikan tindak lanjut berupa pemberian pekerjaan rumah dengan memberikan soal-soal.
Dari penerapan PAIKEM tersebut, hasil belajar matematikan pada siswa kelas VI SDN 03
Manisrejo dapat dilihat melalui tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas VI SDN 03 Manisrejo
Pertemuan ke
No.
Kemampuan Awal I II
1. 70 81 85
2. 65 73 80
3. 75 83 88
4. 80 87 92
5. 72 82 88
6. 67 71 74
7. 67 77 85
8. 65 77 85
9. 55 62 74
10. 67 76 85
11. 75 80 88
12. 81 87 92
13. 77 86 90
14. 60 70 85
15. 77 85 90
16. 75 84 90
17. 81 88 92
18. 85 88 94
19. 72 80 88
20 67 84 88
Jumlah 1433 1600 1733
Rata-
71,65 80,00 86,65
Rata
Keterangan:
Persentase ketuntasan siswa:
1. Kemampuan Awal:
8
Siswa yang tuntas : 8 orang, Persentase ketuntasan : ×100 % = 40%
20
2. Pertemuan ke I
16
Siswa yang tuntas : 16 orang, Persentase ketuntasan : ×100 % = 80%
20
3. Pertemuan ke II
18
Siswa yang tuntas : 18 orang, Persentase ketuntasan : ×100 % = 90%
20
Dari hasil tabel 3. di atas mengenai hasil belajar matematika dapat dilihat pembelajaran
sebelum menggunakan PAIKEM (sebelum tindakan) yang tuntas hanya 8 orang, pada pertemuan ke
I yang tuntas 16 orang dan hasil pembelajaran sudah terjadi peningkatan. Pada pertemuan ke II yang
tuntas sudah mencapai 18 orang. Rata-rata hasil uji siswa sebelum tindakan hanya 71,65, pada
pertemuan ke I meningkat menjadi 80,00 dan pada pertemuan ke II mencapai 86,65.
Dari segi penilaian guru merasa senang dan puas karena hasil belajar siswa mengalami
peningkatan. Kemampuan awal pada siswa yang tuntas hanya 40%. Pada pertemuan ke I siswa yang
tuntas mencapai 80%. Dan pada pertemuan ke II, siswa telah mampu mencapai ketuntasan
sebanyak 90%. Secara klasikal hanya 2 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan yang berarti
hanya 10% siswa yang belum tuntas dari 20 orang atau 90% telah mencapai ketuntasan. Sehingga
pada pertemuan ke II ini dapat dikatakan berhasil. Materi pembelajaran matematika dapat dipahami
dan dimengerti siswa dengan baik melalui penerapan PAIKEM.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
yang dilaksanakan sebelum menerapkan PAIKEM memberikan hasil yang tergolong rendah.
Namun setelah diterapkannya PAIKEM hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat
dilihat dari proses dan hasil belajar siswa. Siswa menjadi bersemangat, aktif dan situasi
pembelajaran terlihat menyenangkan. Peningkatan tersebut terlihat dari hasil uji kemampuan awal
dan akhir siswa mengerjakan tugas.
Selain itu, dapat dilihat dari persentase siswa yang tuntas sebelum diterapkannya PAIKEM
hanya 40%. Namun pada pertemuan ke I penerapan PAIKEM mengalami peningkatan menjadi 80%
dan pertemuan ke II jauh lebih meningkat yaitu 90%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan
PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas VI SDN 03 Manisrejo.
DAFTAR PUSTAKA
Darmadi. 2017. Pengembangan Metode pembelajaran Dalam Dinamika Belajar Siswa. Jakarta:
Depublish
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fatma, Andi Nurul dkk. Pengaruh Strategi PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
Menyenangkan) Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa. Prosiding Seminar Nasional
Biologi dan Pembelajarannya. Hal. 59-64. Diakses pada 23 April 2022 pukul 10.00.
file:///C:/Users/user/Downloads/6959-16566-1-PB.pdf
Hamalik, Oemar. 2006. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta:
BumiAksara.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Ibid., h. 64
Ibid., h. 159
James dan James. 1976. Pengertian Matematika. (online). Diakses 25 April 2022 pukul 20.00
http://blog.math.uny.ac.id/idarufaidah/2010/01/02/pengertian-matematika/
Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Kontruktivistik
Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning).
Jakarta: Prestasi Pustaka (PUBLISHER).
Johnson dan Rising. 1972. Hakikat Matematika. (Online) . Diakses pada 25 April 2022 pukul 20.15.
https://techonly13.wordpress.com/2010/10/08/hakikat-matematika/
Kulsum, Umi. 2011. Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis PAIKEM. Surabaya: Gena
Pratama Pustaka, cet.ke-1, h. 57
Lif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri. 2011. PAIKEM GEMBROT. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya,
cet.ke-1, h. 3
Masitoh. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen
Agama RI.
Repelita. Peningkatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Model PAIKEM Bagi Siswa
Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, Vol 5 No 4 Tahun 2021 Halaman 1809 – 1818. Di akses pada
24 April 2022 pukul 20.00. file:///C:/Users/user/Downloads/989-5103-2-PB.pdf
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja grafindo Persada
Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sagala, Syaiful., 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung:
Alfabeta
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan dan Implementasi Pada
Kurikulum Tingkat Satuan (KTSP) Jakarta: Kencana
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
Zainal, Zaid dan St. Maryam M. 2020. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example
Non Example Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Ii Sdn 79 Parepare.
Journal of Mathematics Education and Science. Vol.5, No.2 Juni 2020. Diakses pada 25 April
2022 pukul 11.15. file:///C:/Users/user/Downloads/2544-6277-1-SM.pdf
file:///C:/Users/user/Downloads/BAB214111110061.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/9863/5/bab%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai