Anda di halaman 1dari 76

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

PENGENALAN JENIS-JENIS SUDUT MELALUI METODE


DEMONSTRASI SISWA KELAS III SEMESTER II SD N 01
WANGKELANG TAHUN 2021/2022

Disusun Oleh :

Nama : MISKI LAELI


NIM : 836592479
Email : miskiilaeli@gmail.com
Program Studi : S.1 PGSD
Pokjar : SMP Muhammadiyah 3 Purwokerto

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN


UPBJJ UNIVERSITAS TERBUKA PURWOKERTO
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis atas segala karunia Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan kepada hamba-Nya guna menyelesaikan tugas Penelitian Tindakan
Kelas ini.
Penelitian Tindakan Kelas berjudul “Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Materi Pengenalan Jenis-Jenis Sudut Melalui Metode Demonstrasi
Siswa Kelas III Semester II SD N 01 Wangkelang Tahun 2021/2022” ini untuk
memenuhi tugas Pemantapan Kemampuan Profesional dan ditulis berdasarkan
pengalaman di kelas.
Penulis menyadari satu hal bahwa berhasilnya penulis dalam
menyelesaikan tugas Penelitian Tindakan Kelas ini adalah tidak lepas dari
motivasi dan dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Lilik Hidayat Setyawan, M.Pd., selaku Supervisor yang begitu
rendah hati dan sabar membimbing penulis guna menyelesaikan Penelitian
Tindakan Kelas ini.
2. Bapak Ratoyo SP.d SD selaku Kepala SD Negeri 01 Wangkelang yang
memberi izin pelaksanaan penelitian.
3. Guru dan karyawan SD Negeri 01 Wangkelang yang sudah memberikan
bimbingan dan arahan selama peneliti menyusun laporan PKP
4. Kepada orang tua saya yang telah mendukung selama saya belajar di UT.
5. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu
Laporan ini masih terdapat kekurangan, oleh sebab itu penulis berharap
kepada para pembaca berkenan memberikan kritik dan saran agar penulis dapat
menyempurnakannya. Akhir kata, penulis berharap semoga Penelitian Tindakan
Kelas ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Moga, 30 Mei 2022

Penulis

ii
ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih rendahnya hasil belajar


matematika peserta didik kelas III SD Negeri 01 Wangkelang. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika dengan menerapkan metode diskusi dengan alat peraga jam sudut
dan media berbentuk makanan pizza. Penelitian dilaksanakan di kelas III SD
Negeri 01 Wangkelang. Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Alat pengumpulan data menggunakan
lembar obsevasi, dokumentasi, dan tes. Hasil penelitian ini menunjukkan
peningkatan pada siklus I sampai siklus II dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi dengan alat peraga jam sudut dan media
berbentuk makanan pizza. Pada pra siklus rata-rata hasil belajar sebesar 67,75
peserta didik yang mencapai ketuntasan sejumlah 9 peserta didik dengan
presentase 45%. Pada Siklus I rata-rata hasil belajar sebesar 72,25. Peserta didik
yang mencapai ketuntasan sejumlah 15 peserta didik dengan persentase 75%.
Pada Siklus II I rata-rata hasil belajar sebesar 77,35. Peserta didik yang
mencapai ketuntasan sejumlah 19 peserta didik dengan persentase ketuntasan
sebesar 95%. Hal tersebut dapat di simpulkan bahwa metode demonstrasi dengan
alat peraga jam sudut dan media berbentuk makanan pizza dapat meningkatkan
hasil belajar matematika peserta didik kelas III SDN 01 Wangkelang.

Kata kunci:hasil belajar, metode demonstrasi, media.

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan dalam
setiap jenjang pendidikan Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai
Perguruan Tinggi (Universitas). Khusus untuk mata pelajaran matematika,
selain mempunyai sifat abstrak, pemahaman konsep yang baik sangatlah
penting karena untuk memahami konsep yang baru diperlukan prasyarat
pemahaman konsep sebelumnya.
Dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan yang
erat antara guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru mempunyai
tugas untuk memilih model dan alat peraga yang tepat sesuai dengan
materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Sampai saat
ini masih banyak ditemukan kesulitan yang dialami peserta didik di dalam
pembelajaran matematika hal ini dapat di lihat dari hasil atau nilai tes yang
diperoleh peserta didik menujukan nilai yang kurang memuaskan.
Menurut Rusman (2013: 4) guru sebagai demonstrator berfungsi
untuk mendemonstrasikan suatu materi pembelajaran, sehingga lebih
mudah dimengerti dan dipahami oleh peserta didik. Oleh karena itu guru
harus mampu menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan
senantiasa mengembangkan kemampuannya yang pada akhirnya mampu
memperagakan apa yang diajarkannya.
Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol,
maka konsep-konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu sebelum
memanipulasi simbol-simbol (Susanto, 2014: 183). Pada umumnya siswa
pada usia sekolah dasar dalam memahami konsep-konsep matematika
masih sangat memerlukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan benda nyata (pengalamanpengalaman konkret) yang dapat
diterima akal. Untuk itu, diperlukan alat peraga yang dapat peserta didik
untuk memahami pembelajaran matematika.
2

Bertolak dari persoalan matematika di atas, terdapat adanya


kekeliruan dalam penyampaian materi matematika selama ini. Diantaranya
dalam wawancara guru bidang studi matematika kelas III masih banyak
peserta didik yang belum memahami pembelajaran matematika
dampaknya pencapaian hasil belajar siswa menjadi rendah. Kurangnya
pemahaman peserta didik dalam pembelajaran matematika dimungkinkan
oleh beberapa faktor yang mempengaruhi dalam kegiatan belajar
mengajar. Salah satunya penyampaian pembelajaran matematika yang
masih monoton dan tidak menggunakan pengalaman siswa sehari-hari. Hal
tersebut mengakibatkan pembelajaran kurang bermakna, dan kurang
motivasi peserta didik untuk belajar matematika.
Browneell dan Chazall (Muhsetyo, 2018: 1.9) dalam teori Ausubel
mengemukakan pentingnya pembelajaran bermakna dalam mengajar
matematika. Kebermaknaan pembelajaran akan membuat kegiatan belajar
lebih menarik, lebih bermanfaat, dan lebih menantang, sehingga konsep
dan prosedur matematika akan lebih mudah dipahami dan lebih tahan lama
diingat oleh peserta didik. Untuk menciptakan pembelajaran matematika
yang bermakna dapat diwujudkan dengan menggunakan alat peraga.
Peran alat peraga jam sudut dan kipas origami guru dapat
memberikan kesamaan dalam pengamatan. Pengamatan seseorang
terhadap sesuatu biasanya berbeda-beda, tergantung pada pengalamannya
masing-masing. Dengan bantuan alat peraga, guru dapat memberikan
persepsi yang sama terhadap sesuatu benda atau peristiwa tertentu kepada
peserta didik. Kemudian persepsi yang sama akan menimbulkan
pengertian dan pengalaman yang sama.
Untuk mengatasi masalah tersebut,penulis mengadakan penelitian
tindakan kelas dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Materi Pengenalan Jenis-jenis Sudut Melalui Metode Demonstrasi
Siswa kelas III Semester II SD N 01 Wangkelang Tahun Pelajaran
2021/2022.
3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan
masalah yang menyebabkan rendahnya pemahaman belajar siswa sebagai
berikut :
1. Apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa di kelas III semester II SD N 01 Wangkelang. Pada mata
pelajaran Matematika materi jenis-jenis sudut tahun pelajaran
2021/2022.
2. Bagaimanakah metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar
matematika materi jenis-jenis sudut kelas III semester II SD N 01
Wangkelang Tahun Pelajaran 2021/2022.

C. Tujuan Perbaikan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD N 01 Wangkelang
2. Tujan Khusus
a. untuk mengetahui apakah dengan metode demonstrasi dapat
meningkatkan Aktivitas siswa di kelas III SD N 01 Wangkelang
Pada mata pelajaran Matematika materi jenis-jenis sudut tahun
pelajaran 2021/2022.
b. untuk mengetahui apakah dengan metode demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa di kelas III SD N 01 Wangkelang
Pada mata pelajaran Matematika materi jenis-jenis sudut tahun
pelajaran 2021/2022.
c. untuk mengetahui Penerapan metode demonstrasi dapat
meningkatkan Aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas III SD N
01 Wangkelang. Pada mata pelajaran Matematika materi jenis-jenis
sudut tahun pelajaran 2021/2022.
4

D. Manfaat Perbaikan
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan wawasan metode Demonstrasi sebagai
salah satu pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar Matematika.

2. Manfaat Praktis
Berdasarkan latar tujuan penelitian diatas, dapat dirumuskan manfaat
penelitian yaitu:
a. Bagi guru
1) Secara lebih khusus, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat
diberikan dari hasil tindakan berbaikan pembelajaran yang
dilaksanakan dengan berlandaskan kaidah PTK ini adalah :
2) Meningkatkan profesionalisme dalam pembelajaran
3) Sebagai pertimbangan guru memilih metode yang tepat untuk
membantu menyampaikan materi pembelajaran
4) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam
pembelajaran
b. Bagi siswa
1) siswa, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat di berikan
dari hasil tindakan perbaikan yang dilaksanakan dengan
berlandaskan kaidah PTK ini adalah :
2) Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pokok jenis-
jenis sudut
3) Memotivasi minat belajar siswa
4) Mengembangkan daya piker dan kreatifitas siswa
c. Bagi sekolah
Hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan
dengan berlandaskan kaidah PTK ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang positif terhadap kemajuan sekolah
yang antara lain tercemin pada :
5

1) Sebagai masukan dalam upaaya perbaikan pembelajaran


sehingga dapat menunjang tercapainya target dan
kurikulum dan daya serap siswa seperti yang
diharapkan
2) Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan mutu
pendidikan
3) Dapat meningkatkan prestasi sekolah
4) Proses belajar mengajar menjadi lebih menarik
6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori
1. Teori Hasil Belajar
Kingsley (Djamarah, 2008: 13) mengatakan bahwa belajar adalah
proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah
melalui praktek atau latihan. Berarti menurut dalam pandangan
Kingsley belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang yang
ditimbulkan melalui latihan dimana seseorang menjalankan proses
belajar melalui latihan atau praktek.
Dapatlah disimpulkan bahwa Hasil belajar adalah suatu cerminan
atau kesimpulan yang mantap pada penampilan atau tingkah laku
potensial dengan akibat dari praktek pengalaman situasi pada masa lalu
bahwa potensi belajar ini membedakan manusia dan mahluk lain.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh peserta didik
setelah melalui kegiatan belajar. Sebagaimana dikemukakan oleh
UNESCO ada empat pilar hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai
oleh pendidikan, yaitu: learning to know, learning to be, learning to
life together, dan learing to do (Tim Pengembang MKDP, 2012: 140).
Kata hasil dalam bahasa Indonesia mengandung makna perolehan dari
suatu usaha yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil belajar peserta
didik dapat dinyatakan dengan nilai atau raport sesuai dengan pendapat
Suryadibrata (2014: 297) yang menyatakan bahwa nilai raport
merupakan rumusan terakhir dari guru mengenai kemajuan atau hasil
belajar peserta didik dalam masa tertentu.
Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar, karena
belajar merupakan suatu proses, dan hasil belajar adalah hasil dari
proses pembelajaran tersebut. Bagi seorang peserta didik belajar
merupakan suatu kewajiban hal ini sesuai dengan pandangan Islam
yang mengatakan menuntut ilmu (belajar) bagi setiap orang yang
7

beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka


meningkatkan derajat kehidupan mereka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan
menjadi tiga macam (Syah, 2010: 14) yaitu:
a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni kondisi
jasmani dan rohani siswa.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar dari diri siswa), yakni kondisi
dilingkungan sekitar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran
materi-materi pelajaran.
Selain diketahui faktor-faktor yag mempengaruhi hasil
belajar siswa, guru dapat mendiaknosa kesulitan-kesulitan
belajar yang tejadi pada siswa sehingga ada perubahan ke arah
yang lebih baik. Menurut Nasution (Djamarah, 2012: 175),
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: row input,
learning, teaching, process, out put, enviromental, dan
instrumen input.

2. Pembelajaran Metematika di Sekolah Dasar


Belajar adalah suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk
mengadakan perubahan terhadap dirinya, baik berupa pengetahuan,
keterampilan maupun sikap. Sedangkan pembelajaran adalah segala
sesuatu yang digunakan untuk menimbulkan kegiatan belajar yang
memungkinkan siswa memperoleh atau mencapai pengetahuan,
keterampilan dan perubahan sikap (suharsimi artikonto 1989).
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang paling tidak
disukai anak, atau paling banyak murid yang tidak menyukainya. Ini
tidak hanya berlaku di negeri kita. Padahal, Matematika merupakan
salah satu pengetahuan dasar terpenting untuk sains dan teknologi,
yang sangat perlu bagi pembangunan. Lebih dari itu, dalam
8

kehidupannya sehari-hari tidak ada orang yang terbebas dari


hubungannya dengan matematika. Oleh sebab itu ketidaksukaan
terhadap matematika, yang tentunya mengakibatkan kekurang
keterampilan dalam matematika serta bisa menimbulkan kesulitan atau
mengesalkan hati.
(soeparmo 1992) menurut pakar belajar tuntas block (1980),
bentuk anak itu pada dasarnya berbeda, namun setiap anak dapat
mencapai taraf penguasaan penuh. Yang membedakan individu satu
dari yang lain dalam belajar adalah waktu. Artinya ada orang yang
dapat menguasai sesuatu dengan penuh dalam waktu singkat dan ada
yang dapat mengetahui sesuatu dengan penuh dalam waktu singkat da
nada yang memerlukan waktu lebih lama.
Piaget dalam Crawford R (1999) menyatakan pengetahuan
meliputi fakta yang telah dibangun merupakan kondisi perkembangan
biologis secara umum yang berinteraksi dengan lingkungan dan
dibangun kedalam konsepsi yang berkembang dalam bentuk kognitif.
Menurut Rogers, belajar harus memiliki makna bagi peserta didik.
Pengorganisasian bahan dan ide baru harus dalam kerangka member
makna kepada peserta didik. Belajar yang optimal akan terjadi jika
peserta didik berpartisipasi penuh ekstra memiliki tanggung jawab
dalam belajar. Jadi belajar mengalami (Experintal Learning)
merupakan suatu hal yang sangat penting agar peserta didik dapat lebih
kreatif dan melakukan evaluasi serta kritik diri.
Menurut Kline (1973) bahwa Matematika itu bukan pengetahuan
menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi
beradanya itu untuk membantu manusia dalam memahami
permasalahan sosial, ekonomi dan alam.

3. Metode Demonstrasi
a. Pengertian metode demonstrasi
menurut Muhibbin Syah adalah .Metode mengajar dengan
cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan
9

kegiatan, baik secara langsungmaupun melalui penggunaan media


pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang
sedang disajikan daftar pustaka: Dalam kamus Inggris-Indonesia,
demonstrasi yaitu mempertunjuk-kan atau mempertontonkanJhon
M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta:
PT. Gramedia), 1984, h. 178.
Menurut Aminuddin Rasyad, Metode demonstrasi adalah
cara pembelajaran dengan meragakan, mempertunjukkan atau
memperlihatkan sesuatu di hadapan murid di kelas atau di luar
kelas.
b. Langkah-langkah Metode Demonstrasi
Untuk melaksanakan metode demonstrasi yang baik atau
efektif, ada beberapa langkah yang harus dipahami dan digunakan
oleh guru, yang terdiri dari perencanaan, uji coba dan pelaksanaan
oleh guru lalu diikuti oleh murid dan diakhiri dengan adanya
evaluasi. Adapun langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau
keterampilan apa yang diharapkan dicapai oleh siswa
sesudah demonstrasi itu dilakukan.
2) Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah
metode itu wajar dipergunakan, dan apakah ia
merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai
tujuan yang dirumuskan.
3) Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa
didapat dengan mudah, dan sudah dicoba terlebih
dahulu supaya waktu diadakan demonstrasi tidak gagal.
4) Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan
demonstrasi dengan jelas.
5) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang
akan dilaksanakan, sebaiknya sebelum demonstrasi
dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak
gagal pada waktunya.
10

6) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah


tersedia waktu untuk memberi kesempatan kepada
siswa mengajukan pertanyaanpertanyaan dan komentar
selamdan sesudah demonstrasi.
Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus
diperhatikan:
a) Keterangan-keterangan dapat didengar dengan
jelas oleh siswa.
b) Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang
baik, sehingga setiap siswa dapat melihat
dengan jelas.
c) Telah disarankan kepada siswa untuk membuat
catatan-catatan seperlunya.
Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Sering
perlu diadakan diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau siswa
mencoba melakukan demonstrasi.J.J Hasibuan dan Mujiono,
Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Rosdakarya), 1993, h. 31
Langkah selanjutnya dari metode ini adalah realisasinya
yaitu saat guru memperagakan atau mempertunjukkan suatu proses
atau cara melakukan sesuatu sesuai materi yang diajarkan.
Kemudian siswa disuruh untuk mengikuti atau mempertunjukkan
kembali apa yang telah dilakukan guru. Dengan demikian unsur-
unsur manusiawi siswa dapat dilibatkan baik emosi, intelegensi,
tingkah laku serta indera mereka, pengalaman langsung itu
memperjelas pengertian yang ditangkapnya dan memperkuat daya
ingatnya mengetahui apa yang dipelajarinya.
Metode demonstrasi ini tepat digunakan apabila bertujuan
untuk: Memberikan keterampilan tertentu, memudahkan berbagai
jenis penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas,
menghindari verbalisme, membantu anak dalam memahami dengan
jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab lebih
menarik.
11

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi Dalam


Proses Belajar Mengajar
Penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar-
mengajar memiliki arti penting. Banyak keuntungan psikologis-
pedagogis yang dapat diraih dengan menggunakan metode
demonstrasi, antara lain:
1) Perhatian siswa lebih dipusatkan.
2) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang
dipelajari.
3) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih
melekat dalam diri siswa.
Kekurangan metode demonstrasi :
a) Dalam pelaksanaannya, metode demonstrasi memerlukan
waktu dan persiapan yang matang, sehingga memerlukan
waktu yang bayak.
b) Demonstrasi dalam pelaksanaannya banyak menyita biaya
dan tenaga (jika memakai alat yang mahal).
c) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas.
d) Metode demonstrasi menjadi tidak efektif jika siswa tidak
turut aktif dan suasana gaduh.
d. Alat Peraga Jam Sudut
Menurut Sudjana (Sadirman, 2010: 5) alat peraga adalah
suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan
membantu guru atau proses belajar mengajar siswa lebih efiktif dan
efisien (Arsyad, 2013: 10). Alat peraga adalah media alat bantu
pembelajaran, dan segala macam benda yang digunakan untuk
memperagakan materi pembelajaran. Alat peraga disini
mengandung pengertian bahwa dengan sesuatu yang masih bersifat
abstrak, kemudian dikonkretkan dengan menggunakan alat agar
dapat dijangkau dengan pikiran yang sederhana dan dapat dilihat,
12

dipandang, dan dirasakan sehingga pembelajaran menjadi lebih


efektif dan efisien.
Alat peraga jam sudut ini termasuk media sederhana. Media
sederhana adalah media yang terbuat dari bahan-bahan sederhana
mudah diperoleh harganya murah dan pembuatannya tidak sulit
(Hamzah dan Muhlisrarini, 2015: 102). Hal ini mengingat bahwa
sekolah dasar belum memiliki media pembelajaran IT keadaan
yang demikian mendorong peneliti membuat pembelajaran yang
sederhana. Pokok bahasan dari alat peraga ini adalah “Waktu dan
Pengukuran Sudut”. Fungsinya alat adalah untuk mengenal jam,
menit dan detik. Membaca dan menggambar jam dengan bilangan
bulat dan tidak bulat. Dan membaca sudut yang ditunjukkan oleh
jarum jam
Pada dasarnya alat ini terdiri dari dua lingkaran dan dua jarum
jam, lingkaran pertama digunakan sebagai papan jam dan lingkaran
kedua berfungsi untuk mengukur sudut antar kedua jarum jam.
Cara kerja dari alat ini adalah dengan menyesuaikan lingkaran
besar yang telah diberi ukuran sudut dengan dua buah jarum jam
yang ada pada lingkaran kecil.
e. Alat Peraga Berbentuk Pizza
Pembelajaran matematika yang diawali dengan pemberian
konteks atau permasalahan realistik yang dekat dengan kehidupan
sehari-hari siswa dapat membuat pembelajaran matematika lebih
menyenangkan dan dapat membentuk suatu pengetahuan yang
bermakna bagi siswa. melalui penggunaan konteks, kita dapat
menyajikan konsep matematika yang abstrak dalam suatu bentuk
representasi yang lebih mudah dipahami oleh siswa. Oleh karena
itu pada tulisan kali ini saya akan berbagi salah satu desain
pembelajaran dengan pendekatan yang menggunakan konteks di
awal pembelajaran untuk pembangunan konsep matematika siswa,
yaitu pendekatan PMRI.
13

Pokok baahasan pada desain pembelajaran yang saya


bagikan kali ini adalah materi pengenalan jenis-jenis sudut untuk
siswa kelas III SD yang telah kami uji cobakan di SDN 01
Wangkelang dengan hasil yang cukup memuaskan (menurut kami).
Berikut saya lampirkan RPP, dan hasil laporan tentang penerapan
desain yang telah dibuat. Pada bagian laporan kami
mendeskripsikan rancangan, penerapan, juga pola pikir dan
permasalahan siswa yang muncul saat penerapan desain
pembelajaran tersebut.

B. Kerangka Berpikir
Proses belajar mengajar merupakan proses yang dilakukan oleh
peserta didik atau siswa dalam rangka mencapai perubahan untuk menjadi
lebih baik, dari tidak tau menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa,
sehingga terbentuk pribadi yang berguna bagi diri sendiri dan lingkungan
sekitarnya. Proses tersebut dipengaruhi oleh faktor yang meliputi mata
pelajaran, guru, media, penyampaian materi, sarana penunjang, serta
lingkungan sekitarnya.
Guru sebagai pemegang peranan utama dalam pembelajaran
diharapkan dapat memilih baik metode maupum media pembelajaran yang
tepat sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan optimal. Selain guru
sebagai sumber belajar, media pembelajaran memberikan sumbangan yang
signifikan terhadap kesuksesan pembelajaran. Antara guru dengan media
sama-sama menunjang pembelajaran secara efektif dan efisien.
Media sebagai alat bantu mengajar, berkembang sedemikian
pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi ragam dan jenis media pun
cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu,
keuangan, maupun materi yang akan disampaikan. Seorang guru dituntut
untuk mampu memilih dan terampil mengunakan media. Dalam kenyataan
pemanfaatan media pembelajaran disekolah-sekolah masih dirasakan
kurang bahkan sering terlupakan. Hal ini disebabkan salah satunya karena
kurang kreatifnya guru dalam pengunaan media pembelajaran.
14

GURU SISWA

Pro ses pembelajaran matematika

MEDIA

Media yang
tersedia Media baru
Kreativitas

Menggunakan Menyediakan
media yang Kendala media baru
ada

Cara mengatasi kendala

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan beberapa teori pendukung dan kerangka berpikir di
atas maka hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah metode
15

Demonstrasi dengan alat peraga dapat meningkatkan prestasi belajar


matematika siswa kelas III materi Jenis-jenis Sudut.

D. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
1. Pemahaman matematika siswa berdasarkan tes akhir siklus
dikatakan meningkat apabila dalam proses pembelajaran terlihat
adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas pemahaman dari
siklus 1 ke siklus berikutnya dengan kriteria 75% dari total siswa
dalam kelas, tuntas minimal pada tingkat 3 atau memuaskan
dengan sedikit kekurangan.
2. Aktivitas belajar siswa di katakan meningkat apabila dalam proses
pembelajaran terlihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa
dari minimum aktivitas belajar siswa berkategori aktif atau baik.
3. Prosentase hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus 1
ke siklus berikutnya dengan Kriteria ketuntasan Minimal (KKM)
sebesar 70.
16

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Subyek, Tempat, Waktu Penelitian, dan Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas III SD N
01 Wangkelang Tahun ajaran 2021/2022. Jumlah siswa sebanyak 20
siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
Materi yang dijadikan Penelitian Perbaikan Pembelajaran yaitu Jenis-
jenis Sudut, penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan secara
bertahap pada semester II tahun pelajaran 2021/2022.
2. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SDN 01 Wangkelang,
Desa Wangkelang Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang.
3. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan secara bertahap
pada semester II tahun ajaran 2021/2022 mulai bulan mei sampai
dengan bulan Juni. Waktu pelaksanaan penelitian siklus I dan siklus II
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan (dengan alokasi waktu masing-
masing pertemuan 2 x 35 menit). Siklus I pertemuan pertama
dilakukan hari senin, tanggal 9 Mei 2022 dan pertemuan kedua pada
hari selasa, tanggal 10 Mei 2022. Sedangkan pelaksanaan siklus II
dilakukan pada hari senin, tanggal 23 Mei 2022 dan hari selasa 24 Mei
2022.
4. Pihak yang membantu
Agar dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran dapat berjalan
lancar peneliti dibantu oleh teman sejawat yaitu:
Nama : Maghfiroh, SPd.
Jabatan : Guru Kelas
17

B. Deskripsi Persiklus
1. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan dilakukan asesmen terhadap metode
pembelajaran Matematika yang selama ini peneliti lakukan. Peneliti
menentukan materi pelajaran Matematika dengan menggunakan
pendekatan metode Demonstrasi. Setelah menentukan tujuan
pembelajaran, peneliti merancang langkah-langkah pembelajaran IPA
yang berupa Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPPP).
2. Tindakan (Action)
Tindakan direncanakan dengan membahas materi Jenis-jenis Sudut
melalui metode pembelajaran Demonstrasi. Selama kegiatan
pembelajaran guru menerapkan langkah-langkah pembelajaran
demonstrasi yang mengacu pada skenario pembelajaran yang dibuat.
3. Pengamatan (observation)
Pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran dengan metode
pembelajaran Demonstrasi yang berlangsung dengan menggunakan
format pengamatan, membuat catatan hasil pengamatan terhadap
kegiatan dan hasil pembelajaran, mendokumentasikan hasil-hasil
latihan dan penugasan siswa. Pengamatan dilakukan dengan mengkaji
hasil data yang diperoleh dari siklus I dan membantu siswa jika
menemui kesulitan belajar.
4. Refleksi (Reflection)
Berdasarkan pengamatan dan hasil belajar siswa, peneliti
melakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran. Bahwa model
pembelajaran demonstrasi dengan alat peraga dapat meningkatkan
hasil belajar, terbukti dengan meningkatnya nilai hasil ulangan yang
sudah memenuhi KKM yang ditentukan oleh sekolah maka penelitian
sudah dihentikan.
Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk
siklus, yang dilakukan di dalam penelitian ini sebanyak 2 (dua) siklus,
terdiri dari 2 kali pertemuan dalam setiap siklus, pelaksanaannya
yaitu:
18

a. Siklus I
1) Tahap Perencanaan
a) Menetapkan materi pembelajaran yang akan diajarkan,
yaitu sudut dan jenisnya
b) Peneliti bersama guru mengadakan diskusi untuk
membuat kesepakatan tentang kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode Demonstrasi yang sesuai
dengan materi ajar dan tujuan pembelajaran.
c) Membuat Pemetaan, Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Perbaikan Pembelajaran (RPPP).
d) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan
selama proses pemelajaran di kelas.
e) Menyiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas
siswa dan hasil belajar siswa selama pembelajaran
berlangsung serta
f) Membuat lembar kerja siswa (LKS) berupa soal tes untuk
memperoleh data hasil belajar siswa.
2) Tahap Pelaksanaan
Pada siklus I diawali dengan kegiatan mengelola proses
pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan media realia.
Penerapan tindakan mengacu pada RPP yang dibuat. Dalam
pelaksanan pembelajaran dengan menggunakan media belajar jam
sudut meliputi beberapa tahap, yaitu:
a) Guru mengkondisikan siswa sebelum pembelajaran
dimulai.
b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
c) Guru menyampaikan apersepsi untuk memancing dan
membangkitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
d) Guru menjelaskan secara singkat kepada siswa mengenai
materi Sudut dan Jenisnya
e) Guru menjelaskan cara mengerjakan LKS.
f) Pemberian penghargaan kelompok.
19

g) Kemudian guru membagikan lembar tugas siswa yang


dikerjakan secara kelompok
h) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
i) Guru memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa.
3) Tahap Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan selama proses
pembelajaran dari kegiatan awal hingga akhir peneliti mengamati
mengenai aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa selama
proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang
telah dibuat. Peneliti melakukan diskusi dengan guru untuk
membahas tentang kelemahan atau kekurangan apa saja yang
terdapat pada proses pembelajaran.
4) Tahap Refleksi
Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta
dianalisis dalam tahap ini. Refleksi dilakukan dengan melihat data
observasi apakah proses pembelajaran yang diterapkan dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil analisis data
yang dilaksanakan dalam tahap ini dipergunakan sebagai acuan
untuk merencanakan siklus berikutnya.

b. Siklus II
Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh tim peneliti
untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan guru
sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus II. Materi
pembelajaran siklus II ini adalah benda dan sifatnya. Adapun
pelaksanaan pada siklus II ini meliputi:
1) Tahap Perencanaan
a) Mendata kendala-kendala yang dihadapi dalam proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I.
b) Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus II
berdasarkan refleksi dari siklus I.
20

c) Menetapkan materi pembelajaran yang akan diajarkan, yaitu


sudut dan jenis sudut.
d) Peneliti bersama guru mengadakan diskusi untuk membuat
kesepakatan tentang kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi dengan alat peraga yang
sesuai dengan materi ajar dan tujuan pembelajaran.
e) Membuat Pemetaan, Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Perbaikan Pembelajaran (RPPP).
f) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan selama
proses pembelajaran di kelas.
g) Menyiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa
dan hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung serta
soal tes untuk memperoleh data hasil belajar siswa.
h) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2) Tahap Pelaksanaan
a) Guru mengkondisikan siswa sebelum pembelajaran dimulai
b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
c) Guru menyampaikan apersepsi untuk memancing dan
membangkitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
d) Kemudian guru membagikan lembar tugas siswa yang
dikerjakan secara individu.
e) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
f) Guru memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa.
3) Tahap Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah dibuat. Kemudian melakukan diskusi dengan guru untuk
membahas tentang kelemahan atau kekurangan apa saja yang
terdapat pada proses pembelajaran sehingga dapat direfleksikan
pada siklus berikutnya.
21

4) Tahap Refleksi
Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan
serta dianalisis dalam tahap ini. Refleksi dilakukan dengan melihat
data observasi apakah proses pembelajaran yang diterapkan dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa serta dapat
membandingkannya dengan hasil pengamatan pada siklus II. Hasil
analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini dipergunakan
sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
22

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran/Pelaksanaan


Siklus
1. Paparan Data Pra Tindakan
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti datang ke Desa Wangkelang
untuk menemui Kepala Sekolah SD N 01 Wangkelang, Kec. Moga
Kab. Pemalang yaitu Bapak Rotoyo, SP.d pada hari jumat tanggal 06
Mei 2022. Kedatangan peneliti ke Sekolah yaitu meminta izin untuk
melakukan penelitian di SD N 01 Wangkelang guna menyelesaikan
tugas akhir program Sarjana Universitas Terbuka. Peneliti juga
menyampaikan bahwa yang menjadi subjek penelitian ini adalah kelas
III untuk mata pelajaran Matematika.
Setelah berdiskusi dengan Kepala Sekolah, beliau memberikan
saran kepada peneliti untuk meminta izin terlebih dahulu kepada wali
kelas III yaitu ibu Dewi Khasanah untuk berkonsultasi dan
membicarakan langkah-langkah selanjutnya untuk melaksanakan
penelitian di kelas III.
Pada hari itu juga peneliti menemui wali kelas III yaitu ibu Dewi
Khasanah yang kebetulan juga merupakan guru mata pelajaran
Matematika. Pada pertemuan tersebut peneliti menyampaikan
rancangan penelitian yang di susun oleh peneliti, serta menyampaikan
materi Matematika yang akan di jadikan penelitian yaitu Jenis-jenis
Sudut dengan menggunakan metode demonstrasi dengan alat peraga
jam sudut dan makanan berbentuk pizza.
Selain melakukan diskusi tentang rancangan penelitian, peneliti
juga melakukan wawancara dengan ibu Dewi Khasanah mengenai
hasil belajar siswa, kondisi kelas saat pembelajaran berlangsung dan
latar belakang siswa.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, data yang diperoleh yaitu
jumlah siswa kelas III berjumlah 20 siswa dengan rincian 8 siswa laki-
23

laki dan 12 siswa perempuan. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika terkadang masih banyak yang mendapatkan nilai di bawah
KKM, selain itu saat pembelajaran berlangsung siswa sering bermain
sendiri dan tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru.
Selama mengajar Matematika guru belum pernah menerapkan metode
demonstrasi dalam pembelajaran.
Ibu Dewi menjelaskan bahwa pelajaran Matematika diajarkan pada
hari selasa jam pertama dan ke dua, yaitu jam 07.00 – 08.10 WIB. Ibu
Dewi juga menjelaskan apabila ingin menambah jam beliau
memberikan jam tambahan pada hari senin pada jam pertama dan ke
dua pada jam mata pelajaran Matematika, karena saat itu untuk mata
pelajaran Matematika materi sudah habis. 1 Dan disepakati bahwa
penelitian akan dilaksanakan pada hari senin dan selasa pada jam
pertama dan kedua. Peneliti menyampaikan bahwa yang akan
bertindak sebagai pelaksana tindakan adalah peneliti sendiri, dan
seorang pengamat yang mana wali kelas sendiri. Pengamat disini
bertugas untuk mengamati semua aktivitas siswa dalam kelas selama
dilakukannya pembelajaran di dalam kelas. Apakah sudah sesuai
dengan rencana yang di susun atau belum. Untuk mempermudah
pengamatan, pengamat akan diberi lembar observasi oleh peneliti.
Peneliti menunjukkan lembar observasi dan menjelaskan cara
mengisinya. Peneliti juga menyampaikan bahwa sebelum penelitian
akan dilaksanakan tes awal. Peneliti juga menyampaikan bahwa
penelitian tersebut dilakukan dengan 2 siklus, dimana pada masing-
masing siklus akan ada dua kali pertemuan. Setiap akhir siklus akan
diadakan tes akhir tindakan untuk mengukur seberapa jauh
keberhasilan tindakan yang telah dilakukan.
Peneliti juga menyampaikan bahwa sebelum pelaksanaan
pembelajaran terlebih dahulu akan dilaksanakan tes awal (pre test).
Dan akhirnya diperoleh kesepakatan dengan guru mata pelajaran IPS
24

kelas III bahwa tes awal (pre test) dilaksanakan pada Sabtu 7 Mei
2022.
Sesuai dengan rencana yang telah disepakati dengan wali kelas III,
pada hari Sabtu, 7 Mei 2022 peneliti mulai memasuki kelas III untuk
melakukan tes awal (pre test). Tes awal tersebut diikuti oleh 20 siswa.
Pada tes awal ini peneliti memberikan 5 buah soal sebagaimana
terlampir dalam lampiran. Pre test berlangsung selama 30 menit
dengan tertib dan lancar. Selanjutnya peneliti melakukan pengoreksian
terhadap lembar jawaban siswa untuk mengetahui nilai tes awal (pre
test). Adapun hasil pre test Matematika kelas III dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Hasil Pra Siklus
No Nama Siswa Jenis Skor L/TL
Kelamin
1 Ali Zaidan L 70 L

2 Azira Rahma P 75 L

3 Azka Fadilah L 65 TL

4 Bimo Al Bachri L 65 TL

5 Cahyo Hanafi L 65 TL

6 Jingga Matahari P 75 L

7 Damarulloh L 70 L

8 Dian Azizah P 75 L

9 Eva Riana P 75 L

10 Muhammad Fatih L 80 L

11 Muhammad Zaki L 65 TL

12 Muhammad Lutfi L 50 TL
25

13 Muhammad Eko L 65 TL

14 Muhammad Asfa L 75 L

15 Naela zulfa P 60 TL

16 Putri Zua P 70 L

17 Satria L 60 TL

18 Santoso Wira L 65 TL

19 Sisi Permila P 65 TL

20 Ziha Maria P 65 TL

Total Skor 1355

Rata-rata 67,75

Presentase ketuntasan 45%

No Uraian Keterangan
1 Jumlah siswa seluruhnya 20 siswa
2 Jumlah peserta mengikuti tes 20 siswa
3 Nilai rata-rata siswa 67,75
4 Jumlah siswa tuntas belajar 9 siswa
5 Jumlah siswa tidak tuntas belajar 11 siswa
6 Presentase ketuntasan 45%

Berdasarkan hasil tes awal pada tabel di atas tergambar bahwa dari
20 siswa kelas III MI Darul Ulum yang mengikuti tes, ada 45 siswa atau
45% telah mencapai batas KKM (Kriteria KetuntasanMinimal) dan ada 11
siswa atau 55% belum mencapai batas KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) yang telah ditetapkan yaitu 70. Dan nilai rata-rata siswa pada tes
26

awal (pre test) adalah 67,75. Dari hasil prosentase ketuntasan berajar pada
tes awal (pre test) dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

presentase kelulusan pada pre test

lulus
45%
tidak lulus
55%

Dari hasil pre test ini dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswakelas III belum menguasai materi jenis-jenis sudut. Ini
terbukti dengan jumlah rata-rata nilai pre test siswa adalah 67,75,
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Selain itu,
dari 16 siswa yang mengikuti pre test, ada 9 siswa yang tuntas
belajar dan 11 siswa yang belum tuntas belajar, dengan presentase
ketuntasan belajar 45%. Dari hasil pre test (tes awal) tersebut,
peneliti mulai merencanakan tindakan yang akan dipaparkan pada
pertemuan selanjutnya yaitu pada materi jenis-jenis sudut dengan
metode pembelajaran Demonstrasi untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
27

2. Paparan Data Tindakan Siklus I


Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit dan 2 x 35 menit. Adapun materi yang diajarkan
adalah Jenis-Jenis Sudut. Proses siklus I akan diuraikan sebagai
berikut:
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan, rancangan yang peneliti lakukan
sebagai berikut:
1) Melakukan koordinasi dengan wali Kelas III SD N 01
Wangkelang
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
lengkap dengan soal-soal
3) Mempersiapkan materi pelajaran yaitu tentang Jenis-jenis
Sudut
4) Mempersiapkan alat peraga pembelajaran berupa jam sudut
dan media berbentuk makanan pizza
5) Mempersiapkan lembar observasi guru dan lembar
observasi siswa
6) Menyusun catatan lapangan
7) Mempersiapkan tes untuk siswa
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan Ke-1
Pada hari Senin 9 Mei 2022 peneliti memulai
pembelajaran pada pukul 07.00 – 08.10 WIB di SD N 01
Wangkelang. Untuk tahapan-tahapan dari pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode demonstrasi adalah
sebagai berikut:
28

Peneliti yang bertindak sebagai guru memulai


pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemuian guru
mengondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran, dan
dilanjutkan dengan berdoa bersama, kemudian mengabsen
siswa untuk mengetahui kelengkapan siswa. Selanjutnya
guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
Setelah itu guru menyampaikan apersepsi berupa tanya
jawab kepada siswa tentang jenis-jenis sudut. Karena
materi ini sangat berhubungan erat dengan benda-benda
disekitar kita.
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi Jenis-
jenis Sudut dan Macam-macam sudut, serta mana saja
benda sekitar yang membentuk sudut. Ketika menjelaskan
macam-macam jenis-jenis sudut dengan contoh benda
disekitar, guru juga menunjukkan alat peraga berupa jam
sudut. Selanjutnya guru meminta siswa untuk menyebutkan
dan menebek sudut apa yang terbentuk pada jarum jam
tersebut.
Selanjutnya, guru memberikan tugas kelompok pada
setiap kelompok. Untuk mengerjakan soal-soal yang ada
pada buku tema lalu dipresentasikan maju kedepan.
Di akhir kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-
1 ini peneliti mengadakan pemantapan materi dengan
mengajukan beberapa pertanyaan kepada beberapa siswa.
Pemantapan materi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana siswa memahami apa yang telah disampaikan selama
proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya guru
bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Tidak lupa guru memberikan motivasi dan memberitahu
rencana pembelajaran selanjutnya. Kegiatan pembelajaran
di akhiri dengan membaca hamdalah, berdoa bersama dan
guru mengucapkan salam
29

2) Pertemuan Ke-2
Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Selasa 10
Mei 2022. Pada pukul 07.00 siswa sudah siap didalam
kelas. Pada kegiatan awal guru mengkondisikan agar siswa
siap mengikuti pelajaran. Setelah semua siswa siap guru
mengucapkan salam dan berdoa bersama. Kemudian guru
mengecek kehadiran siswa. Sebelum masuk pada materi
yang akan diajarkan, guru mengungkapkan tujuan
pembelajaran. guru melakukan apersepsi agar siswa
mengingat materi yang telah diajarkan sebelumnya.
Selanjutnya guru kembali mengecek pemahaman
siswa dengan menambahkan alat peraga berupa benda yang
berbentuk makanan pizza, yang mana terpotong menjadi
delapan potongan. Jika satu potong diambil, maka akan
membentuk sudut apa, dan begitu seterusnya. Guru bertaya
jawab dengan siswa tentang materi yang belum dipahami.
Setelah selesai bertukar pendapat, guru membagikan
soal sebagai tolak ukur sejauh mana siswa dapat memahami
materi yang disampaikan selama kegiatan belajar. Ketika
siswa mengerjakan soal, guru berkeliling mengamati cara
kerja siswa. Jika ada yang mengalami kesulitan, guru
membentu dengan memberikan penjelasan tentang soal
yang dikerjakan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
oleh guru, masing-masing siswa dapat menyelesaikan soal
yang di berikan, namun masih ada beberapa siswa yang
belum lancar dalam mengerjakan soal.
Kegiatan selanjutnya, guru mempersilahkan siswa
untuk mengumpulkan lembar kerja yang telah di kerjakan.
Setelah semua siswa mengumpulkan lembar kerja, guru
mengajukan pertanyaan sesuai dengan soal yang telah di
kerjakan. Dari tanya jawab yang dilakukan, ternyata masih
ada beberapa siswa yang belum menguasai materi yang
30

telah di sampaikan. Di akhir pertemuan, guru bersama


dengan siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah
di sampaikan. Sebelum menutup pelajaran guru
memberikan motivasi kepada siswa. Kegiatan pembelajaran
di akhiri dengan membaca hamdalah, berdoa bersama dan
guru mengucapkan salam.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa


adalah:
R
S= N x 100
Keterangan :
S : Nilai yang di cari/ diharapkan
R : Jumlah skor dari item/ soal yang di jawab benar
N : Skor maksimal dari tes tersebut
100 : Nilai konstanta (tetap)
Adapun hasil post test siklus I dapat dilihat dalam tabel
berikut:

Hasil post test siklus 1


No Nama Siswa Jenis Skor L/TL
Kelamin
1 Ali Zaidan L 75 L

2 Azira Rahma P 78 L

3 Azka Fadilah L 75 L

4 Bimo Al Bachri L 70 L

5 Cahyo Hanafi L 65 TL

6 Jingga Matahari P 75 L

7 Damarulloh L 75 L
31

8 Dian Azizah P 76 L

9 Eva Riana P 77 L

10 Muhammad Fatih L 83 L

11 Muhammad Zaki L 68 TL

12 Muhammad Lutfi L 73 L

13 Muhammad Eko L 70 L

14 Muhammad Asfa L 75 L

15 Naela zulfa P 65 TL

16 Putri Zua P 70 L

17 Satria L 68 TL

18 Santoso Wira L 65 TL

19 Sisi Permila P 72 L

20 Ziha Maria P 70 L

Total Skor 1445

Rata-rata 72,25

Presentase ketuntasan 75%

Analisis Hasil Post Test Siklus I

No Uraian Keterangan

1 Jumlah siswa seluruhnya 20 siswa


2 Jumlah peserta mengikuti tes 20 siswa
3 Nilai rata-rata siswa 72,25
4 Jumlah siswa tuntas belajar 15 siswa
5 Jumlah siswa tidak tuntas belajar 5 siswa
32

6 Ketuntasan belajar (%) 75 %

Berdasarkan hasil post test siklus I pada tabel di atas


tergambar bahwa dari 20 siswa kelas III yang mengikuti tes,
ada 15 siswa atau 75% telah mencapai batas KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) dan ada 5 siswa atau 25% belum
mencapai batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
telah ditetapkan yaitu 70. Dan nilai rata-rata siswa pada post
test siklus I adalah 72,25. Dari hasil prosentase ketuntasan
berajar pada post test siklus I dapat dilihat pada grafik dibawah

ini:

Gambar diagram Prosentase Ketuntasan Post Test I

presentase post test siklus 1

tidak lulus
25%

lulus
75%
33

c. Tahap Observasi
Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti dibantu oleh wali
kelas sebagai observer I dan teman sejawat sebagai observer II.
Dari hasil observasi inilah peneliti akan mengambil keputusan
untuk tindakan selanjutnya.
Pada saat tindakan berlangsung, observer melakukan
observasi menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan
oleh peneliti. Observasi sangat diperlukan untuk mengamati
proses pembelajaran. Dalam observasi ini peneliti membagi
format menjadi 2 bagian yaitu lembar observasi kegiatan
peneliti dan lembar observasi kegiatan siswa.
Hasil observasi terhadap aktivitas peneliti pada siklus I
dapat dilihat pada tabel berikut:

Hasil Observasi Kegiatan Peneliti Siklus I


Tahap Indikator Pengamatan
Nilai Deskriptor
1. Melakukan aktivitas rutin
5 a, b, c, d
seharihari
Awal 2. Menyampaikan tujuan 5 b, c
3. Melakukan apersepsi 3 b, d
4. Penguasaan materi 5 a, d
1. Membangkitkan pengetahuan
4 a, b, d
peserta didik
2. Meminta siswa untuk
3 a, b
presentasi di depan kelas
Inti
3. Meminta siswa untuk
mengamati benda sekitar 3 b, d
dengan kondusif dan tenang
4. Memberikan tes evaluasi 5 a, b, c, d
Akhir 1. Menyimpulkan materi bersama 4 a, d
34

dengan peserta didik

2. Mengakhiri pembelajaran 4 a, b, d
Jumlah 341 -

Jumlah Skor
Presentase Nilai Rata-Rata = 100%

Skor Maksimal

Berdasarkan tabel diatas, ada beberapa hal yang tidak dilakukan


oleh peneliti. Meskipun demikian, secara umum kegiatan peneliti
sudah sesuai dengan rencana yang ditetapkan pada lembar
observasi. Nilai yang diperoleh dari pengamat adalah 41,
sedangkan nilai maksimalnya 50.

41
Jadi nilai akhir yang diperoleh adalah: 50 x100% = 82 %

Sesuai dengan kriteria taraf keberhasilan yang ditetapkan yaitu:

Kriteria Taraf Keberhasilan Tindakan


Nilai
Tingkat Keberhasilan Bobot Predikat
Huruf
86 – 100 % A 4 Sangat Baik
76 – 85 % B 3 Baik
60 – 75 % C 2 Cukup
55 – 59 % D 1 Kurang
≤ 54 % E 0 Kurang
Sekali
Sesuai dengan tabel kriteria taraf keberhasilan tindakan, maka
taraf keberhasilan tindakan yang dilakukan peneliti berada pada
kategori Baik.

Hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat


pada tabel berikut:
35

Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I


Tahap Indikator Pengamatan
Nilai Deskriptor
1. Melakukan aktivitas rutin 5 a, b, c, d
sehari-hari
2. Memperhatikan penyampaian 5 a, b
tujuan
Awal
3. Menjawab pertanyaan guru 4 a, b, d
4. Keterlibatan dalam
pembangkitan 3 a, b
pengetahuan tentang materi
1. Memahami skenario 4 a, b, d
2. Keterlibatan dalam
pembelajaran dengan 4 c, d
metode demonstrasi
Inti
3. Meminta siswa untuk
mengamati drama dengan 4 a, b, d
kondusif dan tenang
4. Memberikan tes evaluasi 4 a, b, d
1. Menyimpulkan materi
4 a, c, d
Akhir bersama dengan guru
2. Mengakhiri pembelajaran 3 a, d
Jumlah 40 -

Berdasarkan tabel diatas, ada beberapa hal yang belum


dilakukan oleh siswa. Meskipun demikian, secara umum kegiatan
siswa sudah sesuai dengan rencana yang ditetapkan pada lembar
observasi. Nilai yang diperoleh dari pengamat adalah 40,
sedangkan nilai maksimalnya 50.

40
Jadi nilai yang diperoleh: x 100% = 80%
50
36

Sesuai dengan taraf keberhasilan yang ditetapkan, maka taraf


keberhasilan kegiatan siswa berada pada kategori Baik.

1) Hasil Catatan Lapangan


Catatan lapangan ini digunakan untuk mencatat hal-hal
penting yang tidak ada dalam format observasi selama proses
pembelajaran berlangsung. Data hasil catatan lapangan pada
siklus I adalah sebagai berikut:
Peneliti:
a) Persiapan peneliti belum maksimal
b) Penyampaian materi belum maksimal
c) Belum bisa mengkondisikan siswa saat di dalam kelas
Siswa:
a) Siswa masih banyak terlihat pasif dalam proses
pembelajaran, hanya satu atau dua anak yang terlihat aktif
b) Siswa merasa bingung dengan penerapan metode
pembelajaran yang baru yang belum pernah diterapkan
sebelumnya
c) Dalam post test I, masih banyak siswa yang mencontek
pekerjaan temannya sebangku
Hasil catatan lapangan ini akan dijadikan pertimbangan dalam
melakukan refleksi untuk menentukan langkah selanjutnya.

d. Refleksi Siklus I
Setelah melalui tahap perencanaan, pelaksanaan dan observasi,
peneliti melakukan tahap refleksi dari kegiatan siklus I. Data-data
hasil penelitian terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru/peneliti dan siswa kemudian direfleksi oleh peneliti.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap masalahmasalah


selama pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I, hasil
observasi, hasil catatan lapangan, dan hasil tes akhir diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
37

a) Siswa masih belum terbiasa menggunakan metode role


playing. Ini terlihat saat bermain peran siswa masih terlihat
bingung.
b) Siswa masih kurang aktif menyampaikan pendapat, masih
banyak siswa yang pasif saat pembelajaran. Hanya beberapa
yang terlihat aktif saat belajar
c) Pada saat mengerjakan soal evaluasi masih ada siswa yang
kurang percaya diri dengan kemampuannya, terlihat masih ada
yang mencontek pekerjaan temannya.
d) hasil belajar siswa berdasarkan hasil tes yang dilakukan
pada siklus I, menunjukkan bahwa belum memenuhi
ketuntasan hasil belajar.
Ditinjau dari beberapa masalah yang terjadi maka perlu dilakukan
beberapa tindakan untuk mengatasinya, antara lain:
a) Peneliti harus menjelaskan tentang metode demonstrasi
dan manfaat ketika belajar dengan metode demonstrasi
b) Peneliti berusaha untuk mengaktifkan dan mendorong
siswa untuk mengemukakan pendapat, terutama pada siswa
yang pasif dalam proses pembelajaran
c) Meningkatkan rasa percaya diri dan memberi keyakinan
kepada siswa bahwa dia mampu untuk menyelesaikan
pekerjaannya sendiri dengan baik dan benar.
d) Peneliti memperhatikan dan memberikan pembinaan lebih
pada siswa agar hasil belajar siswa dapat meningkat.
Berdasarkan pengamatan, masih ada 5 siswa yang
mendapat nilai dibawah KKM yaitu 75 dan masih terdapat
kekurangan – kekurangan pada aktivitas guru/peneliti maupun
aktivitas siswa. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilanjutkan
pada siklus II agar hasil belajar Matematika siswa bisa meningkat
sesuai yang diharapkan.
Selanjutnya setelah merefleksi hasil siklus I, peneliti
berkonsultasi pada wali kelas kelas III untuk melanjutkan ke
38

siklus II. Setelah memperoleh persetujuan, peneliti kemudian


menyusun rencana pelaksanaan siklus II.
3. Paparan Data Tindakan (Siklus II)
Pembelajaran pada siklus II ini merupakan perbaikan dari
pembelajaran pada siklus I.
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan, rancangan yang peneliti lakukan
adalah sebagai berikut:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi guru, dan
lembar observasi siswa.
3) Mempersiapkan tes untuk siswa
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan Ke-I
Pertemuan Ke-I dari siklus II dilaksanakan pada
hari Senin, 23 Mei 2022 mulai pukul 07.00 – 08.10 WIB.
Ketika guru/peneliti masuk ke dalam kelas, semua siswa
sudah di dalam kelas. Dan sebelum memulai pelajaran,
terlebih dahulu guru meminta siswa untuk duduk di
tempatnya masing-masing dan mengondisikan siswa untuk
siap menerima pelajaran.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru
mengucapkan salam, dan memeriksa kehadiran siswa
selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai, memotivasi siswa agar tetap semangat dalam
mengikuti pelajaran.
39

Kemudian peneliti memberikan penjelasan secara


global bahwa metode pembelajaran yang digunakan pada
pertemuan kali ini sama dengan metode pembelajaran yang
digunakan pada pertemuan sebelumnya, yaitu metode
Demonstrasi Melalui tanya jawab siswa kembali diingatkan
tentang pelajaran yang telah dibahas pada pertemuan
sebelumnya.
Pada pertemuan kali ini, guru tidak lagi menjelaskan
materi tentang jenis-jenis sudut. Akan tetapi, peneliti
langsung membagi soal berbentuk gambar-gambar tentang
sudut untuk diteliti. Siswa diberi waktu 10 menit lalu
mengerjakan sampai dengan selesai. Setelah siswa selesai,
guru meminta salah satu siswa untuk mempresentasikan
hasil pekerjaannya di depan kelas. Setelah selesai bertukar
pendapat tentang pemahaman soal, guru melakukan tanya
jawab tentang materi sebagai pendalaman. Agar saat post
test II nanti siswa bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan
maksimal.
Untuk mengakhiri pertemuan, guru dan siswa
membaca hamdalah, berdoa bersama dan dilanjutkan
dengan guru mengucapkan salam untuk mengakhiri
pertemuan.
1) Pertemuan II
Pertemuan Ke-II dilaksanakan pada hari Selasa, 24
Mei 2022, kegiatan diawali dengan mengucapkan salam,
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin di capai,
memotivasi siswa agar semangat mengerjakan soal.
Sebelum membagikan soal, guru melakukan tanya jawab
tentang materi yang telah di bahas pada pertemuan
sebelumnya.
40

Setelah dirasa cukup, guru mulai membagikan


lembar soal (post test siklus 2) yang harus diselesaikan oleh
siswa. Saat siswa mengerjakan soal, guru berkeliling untuk
mengamati pekerjaan siswa dan membimbing siswa yang
kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Selanjutnya, apabila soal sudah selesai dikerjakan,
guru mempersilahkan siswa untuk mengumpulkan
pekerjaannya ke depan. Setelah semua siswa
mengumpulkan, guru melakukan evaluasi dan meminta
beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya di
depan kelas. Dari hasil presentasi beberapa siswa, ternyata
sebagian besar siswa sudah bisa menjawab pertanyaan
dengan tepat.
Pada kegiatan akhir, guru bersama dengan siswa
membuat kesimpulan dari materi yang telah di pelajari
yaitu tentang Jenis-jenis sudut. Dan selanjutnya guru
bersama siswa membaca hamdalah, berdoa bersama dan
kemudian guru mengucapkan salam. Hasil post test siklus
II dapat dilihat dalam tabel berikut:

Hasil post test siklus 2


No Nama Siswa Jenis Skor L/TL
Kelamin
1 Ali Zaidan L 78 L

2 Azira Rahma P 80 L

3 Azka Fadilah L 79 L

4 Bimo Al Bachri L 77 L

5 Cahyo Hanafi L 70 TL

6 Jingga Matahari P 78 L
41

7 Damarulloh L 75 L

8 Dian Azizah P 78 L

9 Eva Riana P 80 L

10 Muhammad Fatih L 85 L

11 Muhammad Zaki L 78 L

12 Muhammad Lutfi L 80 L

13 Muhammad Eko L 75 L

14 Muhammad Asfa L 78 L

15 Naela zulfa P 73 L

16 Putri Zua P 80 L

17 Satria L 79 L

18 Santoso Wira L 68 TL

19 Sisi Permila P 77 L

20 Ziha Maria P 79 L

Total Skor 1547

Rata-rata 77,35

Presentase ketuntasan 95%

Analisis Hasil Post Test Siklus 2

No Uraian Keterangan

1 Jumlah siswa seluruhnya 20 siswa


2 Jumlah peserta mengikuti tes 20 siswa
3 Nilai rata-rata siswa 77,35
42

4 Jumlah siswa tuntas belajar 19 siswa


5 Jumlah siswa tidak tuntas belajar 1 siswa
6 Ketuntasan belajar (%) 95 %
Berdasarkan hasil post test siklus II pada tabel di atas
tergambar bahwa dari 20 siswa kelas III yang mengikuti tes,
ada 19 siswa atau 95% telah mencapai batas KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) dan ada 1 siswa atau 5% belum mencapai
batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah
ditetapkan yaitu 70. Dan nilai rata-rata siswa pada post test
siklus II adalah 77,35. Dari sini dapat dilihat bahwa pada siklus
II ketuntasan belajar siswa kela III sudah memenuhi syarat
ketuntasan belajar yang ditentukan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa metode demonstrasi mampu meningkatkan
hasil belajar siswa kelas III SD N 01 Wangkelang. Dari hasil
prosentase ketuntasan berajar pada post test siklus II dapat
dilihat pada grafik dibawah ini:
grafik Prosentase Ketuntasan Post Test II

presentase Post test II

tuntas
tidak tuntas
43

a. Tahap Observasi
Pada saat tindakan berlangsung, observer melakukan
observasi menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan
oleh peneliti. Dalam observasi ini peneliti membagi format
menjadi 2 bagian yaitu lembar observer kegiatan peneliti dan
lembar observer kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil observasi terhadap aktivitas peneliti pada siklus II dapat
dilihat sebagai berikut:

Hasil Observasi Kegiatan Peneliti Siklus II

Tahap Indikator Pengamatan


Nilai Deskriptor
1. Melakukan aktivitas rutin sehari-hari 5 a, b, c, d
2. Menyampaikan tujuan 5 a, b, c, d
Awal
3. Melakukan apersepsi 4 a, c, d
4. Penguasaan materi 4 a, c, d
1. Membangkitkan pengetahuan peserta
5 a, b, c, d
didik
2. Meminta siswa untuk presentaasi di
3 a, b
depan kelas
Inti
3. Meminta siswa untuk mengamati benda
berbentuk sudut dengan kondusif dan 4 a, b, d
tenang
4. Memberikan tes evaluasi 5 a, b, c, d
1. Menyimpulkan materi bersama ddengan
4 a, b, d
Akhir peserta didik
2. Mengakhiri pembelajaran 5 a, b, c, d
Jumlah 44 -

Berdasarkan tebel diatas, ada beberapa hal yang tidak


dilakukan oleh peneliti. Meskipun demikian, secara umum
kegiatan peneliti sudah sesuai dengan rencana yang ditetapkan
pada lembar observasi tersebut. Nilai yang diperoleh dari
pengamat adalah 44, sedangkan nilai maksimalnya 50.
44

Jadi nilai akhir yang diperoleh adalah: 100% = 88%


Sesuai dengan kriteria taraf keberhasilan tindakan yang
ditetapkan. Dan taraf keberhasilan tindakan yang dilakukan
peneliti pada siklus II berada pada kategori Sangat Baik
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II
Tahap Indikator Pengamatan
Nilai Deskriptor
1. Melakukan aktivitas rutin sehari-hari 5 a, b, c, d
2. Memperhatikan penyampaian tujuan 4 a, b, d
3. Menjawab pertanyaan guru 4 a, b, d
Awal
4. Keterlibatan dalam
pembangkitan pengetahuan 4 a, b, d
tentang materi
1. Memahami skenario 5 a, b, c, d
2. Keterlibatan dalam
pembelajaran dengan metode 3 c, d
Inti demonstrasi
3. Meminta siswa untuk mengamati
5 a, b, c, d
drama dengan kondusif dan tenang
4. Memberikan tes evaluasi 5 a, b, c, d
1. Menyimpulkan materi bersama
5 a, b, c, d
Akhir dengan guru
2. Mengakhiri pembelajaran 4 a, b, d
Jumlah 44 -

Berdasarkan tabel diatas, ada beberapa hal yang belum


dilakukan oleh siswa. Meskipun demikian, secara umum kegiatan
siswa sudah sesuai dengan rencana yang ditetapkan pada lembar
observasi. Nilai yang diperoleh dari pengamat adalah 44,
sedangkan nilai maksimalnya 50.
45

Jadi nilai yang diperoleh: 100% = 88%


Sesuai dengan taraf keberhasilan yang ditetapkan, maka
taraf keberhasilan kegiatan siswa berada pada kategori Sangat
Baik.
Selain hasil pengamatan diatas, peneliti juga menggunakan
hasil catatan lapangan dan hasil wawancara sebagai pelengkap
data penelitian.
1) Hasil Catatan Lapangan
Data catatan lapangan pada siklus II adalah sebagai
berikut:
a) Siswa tampak bersungguh-sungguh dalam
mengamati gambar sudut dan mereka sudah berani untuk
mengajukan pendapat dan pertanyaan jika belum
mengerti
b) Dalam mengerjakan soal evaluasi, siswa sudah
mulai percaya diri untuk mengerjakan sendiri
c) Siswa senang belajar dengan menggunakan metode
Demonstrasi
2) Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh
peneliti dengan beberapa siswa dapat disimpulkan
bahwa siswa senang ketika mengikuti pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi. Siswa juga merasa
tidak jenuh dan bosan ketika mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga. Mereka juga mulai
percaya diri, terbiasa untuk belajar berkomunikasi
dengan baik dan berani mengutarakan pendapat mereka
masing-masing
46

b. Tahap Refleksi
Setelah melewati tahap perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan wawancara peneliti melakukan kegiatan refleksi
dari kegiatan siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
masalah-masalah selama pelaksanaan proses pembelajaran
pada siklus II, hasil observasi, hasil catatan lapangan, dan hasil
tes akhir diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1) Kepercayaan diri siswa terhadap kemampuannya sendiri
sudah meningkat terbukti dengan tidak ada lagi siswa yang
contekan pekerjaan temannya dalam mengerjakan soal-soal
evaluasi.
2) hasil belajar siswa berdasarkan hasil test siklus II
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa terhadap materi jual
beli, telah memenuhi KKM yang di tetapkan. Oleh karena itu
tidak perlu adanya pengulangan siklus.
3) Melihat dari hasil observasi kegiatan guru dan siswa, sudah
banyak terjadi peningkatan dan tergolong baik.
4) Berdasarkan hasil wawancara dan catatan lapangan, terlihat
siswa lebih aktif, berani berinteraksi, berani mengungkapkan
pendapat dan bertanya, dan senang dalam pembelajaran
dengan metode Demonstrasi
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II dapat disimpulkan
bahwa, secara umum pada siklus II sudah menunjukkan adanya
peningkatan keaktifan siswa dan peningkatan hasil belajar siswa
serta keberhasilan peneliti dalam menggunakan metode
Demonstrasi. Oleh karena itu tidak diperlukannya pengulangan
siklus.
c. Temuan Penelitian
Beberapa temuan yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian di
SD N 01 Wangkelang adalah sebagai berikut:
47

1) Temuan Umum

a) Siswa lebih mudah memahami materi jika siswa melakukan


sendiri/mempraktikkan sendiri apa yang mereka pelajari
b) Siswa lebih aktif jika materi pelajaran dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari
c) Dengan menggunakan metode demonstrasi, siswa lebih
semangat dalam belajar
2) Temuan Khusus
Masih ada siswa yang belum tuntas dalam memahami materi
jenis-jenis sudut. Ini dapat dilihat dari hasil nilai siswa mulai dari
pre test, post test 1 dan post test 2.

Temuan dari Hasil Nilai Siswa


No Nama Siswa Pre Test Siklus I Siklus II Ket
1 Ali Zaidan 70 75 78 Naik

2 Azira Rahma 75 78 80 Naik

3 Azka Fadilah 65 75 79 Naik

4 Bimo Al Bachri 65 70 77 Naik

5 Cahyo Hanafi 65 65 70 Naik

6 Jingga Matahari 75 75 78 Naik

7 Damarulloh 70 75 75 Naik

8 Dian Azizah 75 76 78 Naik

9 Eva Riana 75 77 80 Naik

10 Muhammad Fatih 80 83 85 Naik

11 Muhammad Zaki 65 68 78 Naik

12 Muhammad Lutfi 50 73 80 Naik


48

13 Muhammad Eko 65 70 75 Naik

14 Muhammad Asfa 75 75 78 Naik

15 Naela zulfa 60 65 73 Naik

16 Putri Zua 70 70 80 Naik

17 Satria 60 68 79 Naik

18 Santoso Wira 65 65 68 Naik

19 Sisi Permila 65 72 77 Naik

20 Ziha Maria 65 70 79 Naik

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran dari setiap


Siklus
Kegiatan pembelajaran pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini,
menerapkan metode demonstrasi untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan pengalaman belajar
yang lebih bermakna untuk siswa.
Dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, yaitu siklus I
dilaksanakan dengan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 9 dan 10 Mei
2022, dan untuk siklus II juga dilakukan dengan dua kali pertemuan yaitu
pada tanggal 23 dan 24 Mei 2022. Setiap kegiatan pembelajaran dalam
penelitian ini ada tiga tahapan yaitu kegiatan pendahuluan, inti dan
penutup.
Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan pre test untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang akan
disampaikan. Dan dilihat dari hasil pre test memang diperlukan tindakan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar matematika.
Dalam kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap yaitu
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Pada kegiatan pendahuluan
peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, memberi apersepsi dan
motivasi pada siswa. Untuk kegiatan inti, peneliti menyampaikan materi
49

dan menerapkan metode demonstrasi dengan alat peraga jam sudut dan
benda berbentuk makanan pizza untuk meningkat hasil belajar siswa. Dan
kegiatan penutup, peneliti memberikan tes evaluasi untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa setelah belajar dengan metode demonstrasi
Pada pelaksanaan siklus I dan siklus II telah memberikan perbaikan yang
positif bagi siswa. Hal ini terbukti dengan meningkatnya hasil belajar
siswa, meningkatnya keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapat
mereka ataupun berani bertanya jika ada hal belum mereka fahami, dan
meningkatnya rasa percaya diri terhadap kemampuannya sendiri dalam
menyelesaikan soal evaluasi.

Berdasarkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang


telah dilakukan menunjukkan adanya peningkatan dari setiap tindakan
yang dilakukan oleh peneliti. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13 Peningkatan Hasil Belajar Siswa


Kriteria Pre Test Siklus I Siklus II
Rata-rata hasil belajar siswa 67,75 72,25 77,35
Ketuntasan belajar siswa 45% 75% 95%

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, penerapan metode


Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN 01
Wangkelang Moga. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan
ketuntasan belajar dari pre test ke siklus I kemudian siklus II, siswa seperti
pada grafik berikut:
50

Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa

Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar


100% Siswa
80%

60%

40%

20%

0%
pre test siklus I siklus II

Grafik Jumlah Siswa


20
18
16
14
12
10 lulus

8 tidak lulus

6
4
2
0
Pra Test Siklus 1 Siklus II

Sebelum diberi tindakan, taraf keberhasilan hasil pre test siswa yang
mencapai nilai ≥ 70 sebanyak 9 siswa dan ≤ 70 sebanyak 11 siswa, dengan
nilai rata-rata kelas 67,75, dan presentase ketuntasan kelas 45%. Pada
siklus I siswa yang mencapai nilai ≥ 70 sebanyak 15 siswa dan ≤ 70
sebanyak 5 siswa, dengan nilai rata-rata kelas 72,25 dan presentase
51

ketuntasan kelas 75%. Sedangkan pada siklus II siswa yang mencapai nilai
≥ 70 sebanyak 19 siswa dan ≤ 70 sebanyak 1 siswa dengan nilai ratarata
kelas 89,7 dan presentase ketuntasan kelas 77,35%.
Berdasarkan hasil pos test siklus I dan siklus II terlihat adanya peningkatan
hasil belajar siswa. Dengan demikian pembelajaran menggunakan metode
Demonstrasi terbukti mampu membantu siswa dalam meningkatkan hasil
belajar belajar siswa.
52

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat
diambilkesimpulan:
1. Metode demonstrasi dengan alat peraga jam sudut dan benda
berbentuk makanan pizza ternyata dapat meningkatkan Hasil Belajar
siswa kelas III SD Negeri 01 Wangkelang, Kec. Moga, Kab. Pemalang
tentang Jenis-jenis Sudut (Sudut Siku-siku,Sudut Lancip, dan Sudut
Tumpul).
2. Metode demonstrasi dengan alat peraga jam sudut dan benda
berbentuk makanan pizza juga dapat meningkatkan aktivitas dan
minat belajar siswa kelas III SD Negeri 01 Wangkelang, Kec. Moga,
Kab. pemalang tentang Jenis-jenis Sudut (Sudut Siku-siku, Sudut
Lancip, dan Sudut Tumpul).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan menumbuhkan motivasi siswa dalam pembelajaran,
perlukiranya guru memperhatikan hal sebagai berikut :
a. Menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan dan menarik
seperti metode demonstrasi dengan alat peraga jam sudut dan benda
berbentuk makanan pizza.
b. Memberikan penjelasan yang mudah dipahami siswa.\
c. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
53

DAFTAR PUSTAKA
Ali M.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen. Jakarta : Pustaka Ama
ni. Hal.101
Dimyati dan Mudjiono. 1999.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.Hal. 250-251.
Hernawan AH, Susilana R, Julaiha S, dan Sanjaya W. 2008. Pengembanga
n Kurikulumdan Pembelajaran. Jakarta :Universitas Terbuka. Hal. 2.14 & 11.18.
Jahja Y. 2004.Wawasan Kependidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan
NasionalDirektorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat TenagaK
ependidikan. Hal. 17.
Jemaie. 2008.Upaya Peningkatan Keterampilan Operasi Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangan Bulat dengan Model Bilangan Bertangga.Pangkalpinang
: Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Prov. Kep.Bangka Belitung. Ha
l. 103
Muhsetyo G. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Universitas T
erbuka.Hal. 2.1
Oemar Hamalik. 2006. Proses Belajar Mengajar . Bandung: Bumi Aksara.
Hal. 30.
Soeparmo. 1992.System Kilat Matematika Dasar Metode Trachtenberg
. Jakarta :PT Rosda Jayaputra. Hal. Iii
Winataputra US, Djahrudin, Suharwan W, Sriyono, Ningrum E, Hayati S,
Sobandi M,Darojat O, dan Sapriya. 2008.Materi dan Pembelajaran IPS SD.
Jakarta :Universitas Terbuka. Hal. 9.23.
Wiranataputra US. 2008.Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Univer
sitasTerbuka. Hal. 1.5, 2.12, & 3.41.
Sumber Internet :Sudrajat A. 2008. Blogspot Media Pembelajaran.http : //
akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran.(14Maret 2010).
LAMPIRAN-LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERBAIKAN 1 (RPPP 1)

Nama Sekolah : SD N 01 Wangkelang

Mata Pelajaran : matematika

Kelas/Semester : III/2

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (35 x 2)

A. Standar kompetensi
Memahami dan mengidentifikasi jenis-jenis sudut dan satuan pengukuran
tidak baku
B. Kompetensi Dasar:
3.11 Menjelaskan sudut, jenis sudut (sudut siku-siku, sudut lancip, dan
sudut tumpul) dan satuan pengukuran tidak baku
4.11 mengidentifikasi jenis sudut, (sudut siku-siku, sudut lancip, dan sudut
tumpul) dan satuan pengukuran tidak baku

C. Indikator
Siswa mampu memahami dan mengukur jenis sudut

D. Tujuan Pembelajaran
• Setelah mengamati gambar, siswa dapat menjelaskan tentang jenis-
jenis sudut dengan benar
• Setelah mengamati gambar, siswa dapat menentukan jenis sudut
melalui gambar atau menggunakan benda konkret dengan benar

E. Materi Pembelajaran:
Memahami jenis-jenis sudut (sudut siku-siku, sudut lancip dan sudut
tumpul)

F. Model dan Metode pembelajaran


• Model : contextual learning
• Metode : Demonstrasi, diskusi
G. Sumber & Media pembelajaran
• Sumber : Buku matematika BSE kelas III
• Media : jam sudut

G. Langkah-langkah pembelajaran

No Kegiatan Keterangan
1 Pendahuluan • Guru Menyiapkan kelas
• Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama,
presensi, apersepsi dan kepercayaan masing-
masing, untuk mengawali pelajaran.
• Mengecek kehadiran siswa
• Memberikan motivasi dan menjelaskan
tujuan pembelajaran
• Melakukan apersepsi.
2 Inti • Siswa membaca teks tentang perbedaan
ujung benda yang tumpul dan lancip
• Guru menjelaskan tentang pengertian sudut
dan jenis-jenis sudut
• Guru menjelaskan tentang besar sudut
• Siswa membandingkan dan mencari contoh
benda-benda yang memiliki ujung yang
runcing dan tumpul
• Guru memberikan penjelasan menggunakan
jam sudut tentang jenis-jenis sudut

• Guru membagi kelompok diskusi


• Setiap kelompok di minta untuk mengerjakan
soal di hal 25
• Setiap perwakilan kelompok diminta maju
kedepan, menulis jawaban yang benar
dengan gambar sudut.
3 Penutup • Siswa dan guru bertanya jawab tentang
materi yang telah dipelajari dalam pertemuan
itu untuk mengetahui pencapaian Indikator
Kompetensi dan Kompetensi Dasar
• Guru memberikan evaluasi
• Guru memberikan kesimpulan
• Guru dan siswa berdoa bersama sebelum
pulang

H. Evaluasi
Soal pilihan ganda
1. Titik pertemuan dari dua garis adalah…
a. Titik puncak
b. Titik pusat
c. Titik sudut
d. Titik garis
2. Perhatikan gambar di bawah ini :

Pada gambar di atas yang ditunjukkan nomor satu adalah..


a. Titik sudut
b. Kaki sudut
c. Pangkal sudut
d. Ujung sudut
3. Dari nomor 3 soal di atas kaki sudut ditunjukkan oleh nomor…
a. 1
b. 2
c. 3
d. 1,2, dan 3
4. Perhatikan gambar berikut ini :
Gambar di atas memiliki jumlah sudut sebanyak…. buah
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
5. Jenis sudut yang memiliki besar antara 0 dan 90 derajat disebut …
a. Siku-siku
b. Tumpul
c. Lancip
d. Sudut luar

Soal essay
1. Apa yang dimaksud sudut?
2. Sebutkan 3 jenis-jenis sudut yang paling umum!
3. Gambarkan ketiga sudut tersebut!
4. Apakah yang dimaksud dengan sudut lurus?
5. Berapakah besar sudut penuh?

Kunci Jawaban

Pilihan ganda

1. C
2. A
3. C
4. C
5. C

Essay

1. Sudut adalah daerah yang terbentuk oleh dua garis


2. Sudut siku-siku, sudut lancip dan sudut tumpul
3. Macam-macam sudut
a. Sudut Lancip

b. Sudut Siku-Siku

c. Sudut Tumpul

4. Sudut lurus merupakan sudut yang memiliki besar 180o


5. Besar sudut penuh adalah 360o
I. Pedoman Penilaian
Petunjuk penilaian soal pilihan ganda dan essay
Jenis Soal Nomor Soal Bobot Soal skor
Ganda 1-5 5 50
Essay 1-5 5 50
jumlah 10 100

Jika benar mendapat skor 100


Jika salah mendapat nilai 0
Penentuan nilai N = skor perolehan x 100
Skor maksimal
J. Penilaian
1. Penilaian sikap
Pengamatan dan pencatatan sikap siswa selama kegiatan menggunakan
lembar observasi
2. Penilaian pengetahuan
Menentukan jenis sudut
Tes tertulis skor
a. Menggambar contoh sudut. Dapat berbagai macam jawaban, yang
terpenting dapat menunjukan sudut dari gambar yang dibuat.
b. Skor: jumlah benar x 100 = nilai
4

3. Penilaian keterampilan
Menentukan sudut
Penilaian : untuk kerja
Diskusi menyimpulkan arti kata sudut

Mengetahui, Wangkelang, Mei 2022

Kepala Sekolah Guru Kelas III

RATOYO, SP.d SD MISKI LAELI

NIP.1960506199301003 NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERBAIKAN 2 (RPPP 2)

Nama Sekolah : SD N 01 Wangkelang

Mata Pelajaran : matematika

Kelas/Semester : III/2

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (35 x 2)

A. Standar kompetensi

Memahami dan mengidentifikasi jenis-jenis sudut dan satuan pengukuran


tidak baku

B. Kompetensi Dasar:

3.11 Menjelaskan sudut, jenis sudut (sudut siku-siku, sudut lancip, dan
sudut tumpul) dan satuan pengukuran tidak baku
4.11 mengidentifikasi jenis sudut, (sudut siku-siku, sudut lancip, dan sudut
tumpul) dan satuan pengukuran tidak baku

C. Indikator
Siswa mampu memahami dan mengukur jenis sudut

D. Tujuan Pembelajaran
• Setelah mengamati gambar, siswa dapat menjelaskan tentang jenis-
jenis sudut dengan benar
• Setelah mengamati gambar, siswa dapat menentukan jenis sudut
melalui gambar atau menggunakan benda konkret dengan benar

E. Tujuan Perbaikan Pembelajaran


1. Setelah mengamati gambar, siswa dapat memahami sudut dan
menjawab soal dengan benar
2. Setelah mengamati gambar, siswa dapat memahami lebih luas
benda-benda disekitar yang membentuk sudut

F. Materi Pembelajaran:
Memahami jenis-jenis sudut (sudut siku-siku, sudut lancip dan sudut
tumpul)
G. Model dan Metode pembelajaran
• Model : contextual learning
• Metode : Demonstrasi, diskusi

H. Sumber & Media pembelajaran


• Sumber : Buku matematika BSE kelas III
• Media : jam sudut, gambar berbentuk pizza

I. Langkah-langkah pembelajaran

No Kegiatan Keterangan
1 Pendahuluan • Guru Menyiapkan kelas
• Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama,
presensi, apersepsi dan kepercayaan masing-
masing, untuk mengawali pelajaran.
• Mengecek kehadiran siswa
• Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan
pembelajaran
• Melakukan apersepsi.
2 Inti • Siswa membaca teks tentang perbedaan ujung
benda yang tumpul dan lancip
• Guru menjelaskan tentang pengertian sudut dan
jenis-jenis sudut
• Guru menjelaskan tentang besar sudut
• Siswa membandingkan dan mencari contoh
benda-benda yang memiliki ujung yang runcing
dan tumpul
• Guru memberikan penjelasan menggunakan alat
peraga berbentuk makanan pizza
• Guru membagi kelompok diskusi
• Siswa diminta membuat jenis-jenis sudut dengan
kertas origami
• Siswa maju mempresentasikan hasil kelompok
• Guru memberikan soal pada setiap siswa
• Siswa mengerjakan dan dikumpulkan
3 Penutup • Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi
yang telah dipelajari dalam pertemuan itu untuk
mengetahui pencapaian Indikator Kompetensi
dan Kompetensi Dasar
• Guru memberikan evaluasi
• Guru memberikan kesimpulan
• Guru dan siswa berdoa bersama sebelum pulang

J. Evaluasi
Pilihan ganda
a. Perhatikan gambar sudut dibawah ini :

Gambar sudut di atas termasuk jenis sudut


a. Sudut lancip
b. Sudut siku-siku
c. Sudut lancip
d. Sudut tumpul
b. Sudut siku-siku adalah jenis sudut yang memiliki besar sudut
sebesar..
i. 60o
ii. 70o
iii. 80o
iv. 90o
c. Perhatikan gabungan dua garis dibawah ini :

Jenis sudut yang di tunjukkan pada nomor 3 adalah


d. Tumpul
e. Sudut lancip
f. Sudut
g. Sudut bersebrang
h. Sudut yang memiliki besar sudut lebih dari 90 derajat disebut …
i. Tumpul
ii. Sudut lancip
iii. Sudut
iv. Sudut sembarang
i. Pehatikan gambar gabungan garis di bawah ini :

Banyak sudut pada gambar garis di atas adalah


i. 1
ii. 2
iii. 3
iv. 4
Essay

1. Sudut terjadi karena terbentuk oleh dua ruas garis yang saling ....
2. Besaran Sudut yang besarnya kurang dari 90° di sebut dengan sudut ....
3. Sudut pada gambar yang terbentuk dari perpotongan garis KLM adalah

sudut ....
4. Sudut yang besarnya 90° dinamakan sudut ....
5. Berapa besar sudut lurus?
Kunci jawaban

Pilihan ganda

1. D
2. D
3. A
4. A
5. B
Essay

1. Berpotongan
2. Sudut lancip
3. Sudut tumpul
4. Sudut siku-siku
5. 180o

A. Pedoman Penilaian
Petunjuk penilaian soal pilihan ganda dan essay
Jenis Soal Nomor Soal Bobot Soal skor
Ganda 1-5 5 50
Essay 1-5 5 50
jumlah 10 100

Jika benar mendapat skor 100


Jika salah mendapat nilai 0
Penentuan nilai N = skor perolehan x 100
Skor maksimal

B. Penilaian
4. Penilaian sikap
Pengamatan dan pencatatan sikap siswa selama kegiatan menggunakan
lembar observasi
5. Penilaian pengetahuan
Menentukan jenis sudut
Tes tertulis skor
C. Menggambar contoh sudut. Dapat berbagai macam jawaban, yang
terpenting dapat menunjukan sudut dari gambit yang dibuat.

D. Skor: jumlah benar x 100 = nilai


4
6. Penilaian keterampilan
Menentukan sudut
Penilaian : untuk kerja
Diskusi menyimpulkan arti kata sudut

Mengetahui, Wangkelang, Mei 2022

Kepala Sekolah Guru Kelas III

RATOYO, SP.d SD MISKI LAAELI

NIP. 1960506199301003 NIP.


LEMBAR REFLEKSI
LEMBAR ANALISIS VIDEO PEMBELAJARAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
SIKLUS KE- 1

Nama : MISKI LAELI Judul Video : MENGENAL JENIS-JENIS SUDUT


NIM : 836592479 Materi Video : JENIS-JENIS SUDUT
Program Studi : S1-PGSD Alamat Link Youtube:
https://youtu.be/sw1QOCKjjs8
UPBJJ : UT Purwokerto

1. Secara keseluruhan apa saja kelebihan dan kekurangan


(model/metode/teknik/stategi/media/keterampilan dasar mengajar
pembelajaran dalam video tersebut?)
Kelebihan pada video pembelajaran tersebut yaitu dengan menggunakan
metode demonstrasi yang mana menggunakan alat peraga/media berupa jam
sudut dengan baik, selain itu guru juga menggunakan metode diskusi dengan
baik. Sedangkan kekurangannya guru masih kurang dalam menguasai
keterampilan dasar mengajar. lebih rajin belajar lagi yaa

2. Menurut Anda, faktor-faktor apa yang menyebabkan munculnya permasalahan


tersebut?
(Kaitkan dengan teori yang relevan: buku, jurnal atau hasil penelitian).
Faktor yang menyebabkan munculnya masalah pada siswa ini yaitu faktor
internal dan eksternal. seperti faktor dilingkungan sekolah, keluarga dan dari
diri siswa sendiri. Misalkan pada diri siswa yaitu Minat Belajar Matematika
yang kurang Hasil pengamatan dan wawancara menunjukkan bahwa minat
siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika pada materi garis dan
sudut tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya ketertarikan
siswa pada matematika. Berdasarkan wawancara tak terstruktur dengan siswa
kelas VIII, diperoleh informasi bahwa hanya tedapat 5 siswa yang
menyukai matematika dari 20 siswa di kelas tersebut. Keempat subjek
pada penelitian ini termasuk siswa yang tidak menyukai matematika. Hal
tersebut diperkuat dengan pernyataan keempat subjek secara tertulis yang
menyatakan secara ringkas bahwa subjek lebih tertarik dengan pelajaran selain
matematika. Adapun, menurut hasil pengamatan peneliti di rumah subjek
yang secara ringkas menyatakan bahwa kedua subjek (Erlina dan Fauziah)
menolak peneliti untuk memberikan pelajaran matematika tambahan di rumah
masing-masing. Penolakan tersebut dikarenakan
tidak adanya ketertarikan siswa terhadap matematika sehingga tidak ada
gairah/motivasi untuk bersungguh-sungguh dalam mempelajari matematika.
Hasil pengamatan juga diperkuat dengan hasil wawancara bersama subjek
(Della) di rumahnya yang menyatakan secara ringkas bahwa subjek tidak
menyukai matematika dengan alasan banyaknya perhitungan.

3. Dari beberapa permasalahan yang ada temukan, permasalahan apa yang


menurut Anda menjadi prioritas untuk segera diselesaikan? Jelaskan secara
rinci mengapa anda memilih permasalahan tersebut!
(Kaitkan dengan teori yang relevan: buku, jurnal atau hasil penelitian).
Permasalahan yang menjadi prioritas adalah siswa mampu memahami dan
menyelesaikan masalah tentang sudut. Matematika di sekolah, sering menjadi
hal yang menakutkan bagi sebagian besar siswa. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sharp (Darhim, 2004) yang menyatakan bahwa matematika
merupakan sesuatu yang menakutkan atau bahkan sangat menakutkan dan
sedapat mungkin untuk menghindarinya. Kesulitan siswa dalam memahami
dan menyelesaikan soal pada pelajaran matematika menjadi alasan mereka
untuk tidak menyukai pelajaran tersebut. Hal ini dikarenakan siswa hanya
menyukai matematika pada awal-awal berkenalan ketika materinya masih
sederhana, berikutnya ketika materinya lebih rumit dan jelimet matematika
menjadi kurang disukai. Salah satu kesulitan pada pelajaran matematika yang
dialami oleh siswa yaitu pada materi yang berkenaan dengan geometri,
diantaranya adalah materi hubungan garis dan sudut. Pada materi hubungan
garis dan sudut, siswa kurang memahami sifat-sifat sudut yang terbentuk jika
dua garis sejajar dipotong oleh garis transversal (garis lain). Siswa sulit
memahami mengaitkan hubungan garis dan sudut dengan sifat-sifat yang ada.
Selain itu, siswa juga hanya menghafal sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua
garis sejajar dipotong oleh garis lain tanpa memahami prinsipnya. Siswa juga
masih sulit memahami tentang jenis-jenis sudut. Akibatnya, jika diberikan
soal-soal yang bentuknya lebih variatif siswa tidak mampu untuk
menyelesaikannya.

4. Alternatif pemecahan masalah apa yang menurut Anda efektif untuk mengatasi
permasalahan tersebut? Jelaskan secara rinci!
(Kaitkan dengan teori yang relevan: buku, jurnal atau hasil penelitian).
dengan menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat. Dalam
penelitian siklus satu ini menggunakan metode demonstrasi dengan alat
peraga/media jam sudut.
menurut Muhibbin Syah adalah .Metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik
secara langsungmaupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan
dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan daftar pustaka:
Dalam kamus Inggris-Indonesia, demonstrasi yaitu mempertunjuk-kan atau
mempertontonkanJhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-
Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia), 1984, h. 178.
Menurut Aminuddin Rasyad, Metode demonstrasi adalah cara
pembelajaran dengan meragakan, mempertunjukkan atau memperlihatkan
sesuatu di hadapan murid di kelas atau di luar kelas.
Menurut Sudjana (Sadirman, 2010: 5) alat peraga adalah suatu alat yang
dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru atau proses
belajar mengajar siswa lebih efiktif dan efisien (Arsyad, 2013: 10). Alat peraga
adalah media alat bantu pembelajaran, dan segala macam benda yang
digunakan untuk memperagakan materi pembelajaran. Alat peraga disini
mengandung pengertian bahwa dengan sesuatu yang masih bersifat abstrak,
kemudian dikonkretkan dengan menggunakan alat agar dapat dijangkau
dengan pikiran yang sederhana dan dapat dilihat, dipandang, dan dirasakan
sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
Alat peraga jam sudut ini termasuk media sederhana. Media sederhana
adalah media yang terbuat dari bahan-bahan sederhana mudah diperoleh
harganya murah dan pembuatannya tidak sulit (Hamzah dan Muhlisrarini,
2015: 102). Hal ini mengingat bahwa sekolah dasar belum memiliki media
pembelajaran IT keadaan yang demikian mendorong peneliti membuat
pembelajaran yang sederhana. Pokok bahasan dari alat peraga ini adalah
“Waktu dan Pengukuran Sudut”. Fungsinya alat adalah untuk mengenal jam,
menit dan detik. Membaca dan menggambar jam dengan bilangan bulat dan
tidak bulat. Dan membaca sudut yang ditunjukkan oleh jarum jam
Pada dasarnya alat ini terdiri dari dua lingkaran dan dua jarum jam,
lingkaran pertama digunakan sebagai papan jam dan lingkaran kedua berfungsi
untuk mengukur sudut antar kedua jarum jam. Cara kerja dari alat ini adalah
dengan menyesuaikan lingkaran besar yang telah diberi ukuran sudut dengan
dua buah jarum jam yang ada pada lingkaran kecil.

5. Jelaskan secara rinci manfaat perbaikan pembelajaran yang akan anda lakukan!
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan wawasan metode Demonstrasi sebagai
salah satu pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar Matematika.
b. Manfaat Praktis
Berdasarkan latar tujuan penelitian diatas, dapat dirumuskan manfaat
penelitian yaitu:
1) Bagi guru
Secara lebih khusus, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat
diberikan dari hasil tindakan berbaikan pembelajaran yang
dilaksanakan dengan berlandaskan kaidah PTK ini adalah :
a) Meningkatkan profesionalisme dalam pembelajaran
b) Sebagai pertimbangan guru memilih metode yang tepat untuk
membantu menyampaikan materi pembelajaran
c) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam
pembelajaran
2) Bagi siswa
a) siswa, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat di berikan dari
hasil tindakan perbaikan yang dilaksanakan dengan berlandaskan
kaidah PTK ini adalah :
b) Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pokok jenis-jenis
sudut
c) Memotivasi minat belajar siswa
d) Mengembangkan daya piker dan kreatifitas siswa
3) Bagi sekolah
Hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan
berlandaskan kaidah PTK ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
yang positif terhadap kemajuan sekolah yang antara lain tercemin pada
:
a) Sebagai masukan dalam upaaya perbaikan pembelajaran sehingga
dapat menunjang tercapainya target dan kurikulum dan daya serap
siswa seperti yang diharapkan
b) Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan mutu pendidikan
c) Dapat meningkatkan prestasi sekolah
d) Proses belajar mengajar menjadi lebih menarik
LEMBAR REFLEKSI
LEMBAR ANALISIS VIDEO PEMBELAJARAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
SIKLUS KE- 2

Nama : MISKI LAELI Judul Video : MENGENAL JENIS-JENIS SUDUT


NIM : 836592479 Materi Video : JENIS-JENIS SUDUT
Program Studi : S1-PGSD Alamat Link Youtube:
https://youtu.be/002aQ1zurS0
UPBJJ : UT Purwokerto

1. Secara keseluruhan apa saja kelebihan dan kekurangan


(model/metode/teknik/stategi/media/keterampilan dasar mengajar
pembelajaran dalam video tersebut?)
Kelebihan pada video pembelajaran tersebut yaitu dengan menggunakan
metode demonstrasi yang mana menggunakan alat peraga/media berupa jam
sudut dengan baik, pada video tersebut, peneliti menambahkan media
berbentuk makanan pizza. Hal ini menambah daya tarik dan tentunya anak
akan lebih paham tentang materi jenis-jenis sudut. Sedangkan
kekurangannya peneliti masih kurang percaya diri.

2. Menurut Anda, faktor-faktor apa yang menyebabkan munculnya


permasalahan tersebut?
(Kaitkan dengan teori yang relevan: buku, jurnal atau hasil penelitian).
Faktor yang menyebabkan munculnya masalah pada siswa ini yaitu faktor
internal dan eksternal. seperti faktor dilingkungan sekolah, keluarga dan dari
diri siswa sendiri. Misalkan pada diri siswa yaitu Minat Belajar Matematika
yang kurang Hasil pengamatan dan wawancara menunjukkan bahwa minat
siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika pada materi garis dan
sudut tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya ketertarikan
siswa pada matematika. Berdasarkan wawancara tak terstruktur dengan siswa
kelas III, diperoleh informasi bahwa hanya tedapat 5 siswa yang menyukai
matematika dari 20 siswa di kelas tersebut. Keempat subjek pada
penelitian ini termasuk siswa yang tidak menyukai matematika. Hal
tersebut diperkuat dengan pernyataan keempat subjek secara tertulis yang
menyatakan secara ringkas bahwa subjek lebih tertarik dengan pelajaran selain
matematika. Adapun, menurut hasil pengamatan peneliti di rumah subjek
yang secara ringkas menyatakan bahwa kedua subjek (Erlina dan Fauziah)
menolak peneliti untuk memberikan pelajaran matematika tambahan di rumah
masing-masing. Penolakan tersebut dikarenakan
tidak adanya ketertarikan siswa terhadap matematika sehingga tidak ada
gairah/motivasi untuk bersungguh-sungguh dalam mempelajari matematika.
Hasil pengamatan juga diperkuat dengan hasil wawancara bersama subjek
(Della) di rumahnya yang menyatakan secara ringkas bahwa subjek tidak
menyukai matematika dengan alasan banyaknya perhitungan.

3. Dari beberapa permasalahan yang ada temukan, permasalahan apa yang


menurut Anda menjadi prioritas untuk segera diselesaikan? Jelaskan secara
rinci mengapa anda memilih permasalahan tersebut!
(Kaitkan dengan teori yang relevan: buku, jurnal atau hasil penelitian).
Permasalahan yang menjadi prioritas adalah siswa mampu memahami dan
menyelesaikan masalah tentang sudut. Matematika di sekolah, sering menjadi
hal yang menakutkan bagi sebagian besar siswa. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sharp (Darhim, 2004) yang menyatakan bahwa matematika
merupakan sesuatu yang menakutkan atau bahkan sangat menakutkan dan
sedapat mungkin untuk menghindarinya. Kesulitan siswa dalam memahami
dan menyelesaikan soal pada pelajaran matematika menjadi alasan mereka
untuk tidak menyukai pelajaran tersebut. Hal ini dikarenakan siswa hanya
menyukai matematika pada awal-awal berkenalan ketika materinya masih
sederhana, berikutnya ketika materinya lebih rumit dan jelimet matematika
menjadi kurang disukai. Salah satu kesulitan pada pelajaran matematika yang
dialami oleh siswa yaitu pada materi yang berkenaan dengan geometri,
diantaranya adalah materi hubungan garis dan sudut. Pada materi hubungan
garis dan sudut, siswa kurang memahami sifat-sifat sudut yang terbentuk jika
dua garis sejajar dipotong oleh garis transversal (garis lain). Siswa sulit
memahami mengaitkan hubungan garis dan sudut dengan sifat-sifat yang ada.
Selain itu, siswa juga hanya menghafal sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua
garis sejajar dipotong oleh garis lain tanpa memahami prinsipnya. Siswa juga
masih sulit memahami tentang jenis-jenis sudut. Akibatnya, jika diberikan
soal-soal yang bentuknya lebih variatif siswa tidak mampu untuk
menyelesaikannya.

4. Alternatif pemecahan masalah apa yang menurut Anda efektif untuk


mengatasi permasalahan tersebut? Jelaskan secara rinci!
(Kaitkan dengan teori yang relevan: buku, jurnal atau hasil penelitian).
dengan menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat. Dalam
penelitian siklus satu ini menggunakan metode demonstrasi dengan alat
peraga/media jam sudut.
menurut Muhibbin Syah adalah .Metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik
secara langsungmaupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan
dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan daftar pustaka:
Dalam kamus Inggris-Indonesia, demonstrasi yaitu mempertunjuk-kan atau
mempertontonkanJhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-
Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia), 1984, h. 178.
Menurut Aminuddin Rasyad, Metode demonstrasi adalah cara
pembelajaran dengan meragakan, mempertunjukkan atau memperlihatkan
sesuatu di hadapan murid di kelas atau di luar kelas.
Menurut Sudjana (Sadirman, 2010: 5) alat peraga adalah suatu alat yang
dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru atau proses
belajar mengajar siswa lebih efiktif dan efisien (Arsyad, 2013: 10). Alat peraga
adalah media alat bantu pembelajaran, dan segala macam benda yang
digunakan untuk memperagakan materi pembelajaran. Alat peraga disini
mengandung pengertian bahwa dengan sesuatu yang masih bersifat abstrak,
kemudian dikonkretkan dengan menggunakan alat agar dapat dijangkau
dengan pikiran yang sederhana dan dapat dilihat, dipandang, dan dirasakan
sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
Alat peraga jam sudut ini termasuk media sederhana. Media sederhana
adalah media yang terbuat dari bahan-bahan sederhana mudah diperoleh
harganya murah dan pembuatannya tidak sulit (Hamzah dan Muhlisrarini,
2015: 102). Hal ini mengingat bahwa sekolah dasar belum memiliki media
pembelajaran IT keadaan yang demikian mendorong peneliti membuat
pembelajaran yang sederhana. Pokok bahasan dari alat peraga ini adalah
“Waktu dan Pengukuran Sudut”. Fungsinya alat adalah untuk mengenal jam,
menit dan detik. Membaca dan menggambar jam dengan bilangan bulat dan
tidak bulat. Dan membaca sudut yang ditunjukkan oleh jarum jam
Pada dasarnya alat ini terdiri dari dua lingkaran dan dua jarum jam,
lingkaran pertama digunakan sebagai papan jam dan lingkaran kedua berfungsi
untuk mengukur sudut antar kedua jarum jam. Cara kerja dari alat ini adalah
dengan menyesuaikan lingkaran besar yang telah diberi ukuran sudut dengan
dua buah jarum jam yang ada pada lingkaran kecil.

5. Jelaskan secara rinci manfaat perbaikan pembelajaran yang akan anda


lakukan!
c. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan wawasan metode Demonstrasi sebagai
salah satu pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar Matematika.
d. Manfaat Praktis
Berdasarkan latar tujuan penelitian diatas, dapat dirumuskan manfaat
penelitian yaitu:
1) Bagi guru
Secara lebih khusus, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat
diberikan dari hasil tindakan berbaikan pembelajaran yang
dilaksanakan dengan berlandaskan kaidah PTK ini adalah :
a) Meningkatkan profesionalisme dalam pembelajaran
b) Sebagai pertimbangan guru memilih metode yang tepat untuk
membantu menyampaikan materi pembelajaran
c) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam
pembelajaran
2) Bagi siswa
a) siswa, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat di berikan dari
hasil tindakan perbaikan yang dilaksanakan dengan berlandaskan
kaidah PTK ini adalah :
b) Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pokok jenis-jenis
sudut
c) Memotivasi minat belajar siswa
d) Mengembangkan daya piker dan kreatifitas siswa
3) Bagi sekolah
Hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan
berlandaskan kaidah PTK ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
yang positif terhadap kemajuan sekolah yang antara lain tercemin pada
:
a) Sebagai masukan dalam upaaya perbaikan pembelajaran sehingga
dapat menunjang tercapainya target dan kurikulum dan daya serap
siswa seperti yang diharapkan
b) Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan mutu pendidikan
c) Dapat meningkatkan prestasi sekolah
d) Proses belajar mengajar menjadi lebih menarik

Anda mungkin juga menyukai