Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis atas segala karunia Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan kepada hamba-Nya guna menyelesaikan tugas Penelitian Tindakan
Kelas ini.
Penelitian Tindakan Kelas berjudul “Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Materi Pengenalan Jenis-Jenis Sudut Melalui Metode Demonstrasi
Siswa Kelas III Semester II SD N 01 Wangkelang Tahun 2021/2022” ini untuk
memenuhi tugas Pemantapan Kemampuan Profesional dan ditulis berdasarkan
pengalaman di kelas.
Penulis menyadari satu hal bahwa berhasilnya penulis dalam
menyelesaikan tugas Penelitian Tindakan Kelas ini adalah tidak lepas dari
motivasi dan dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Lilik Hidayat Setyawan, M.Pd., selaku Supervisor yang begitu
rendah hati dan sabar membimbing penulis guna menyelesaikan Penelitian
Tindakan Kelas ini.
2. Bapak Ratoyo SP.d SD selaku Kepala SD Negeri 01 Wangkelang yang
memberi izin pelaksanaan penelitian.
3. Guru dan karyawan SD Negeri 01 Wangkelang yang sudah memberikan
bimbingan dan arahan selama peneliti menyusun laporan PKP
4. Kepada orang tua saya yang telah mendukung selama saya belajar di UT.
5. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu
Laporan ini masih terdapat kekurangan, oleh sebab itu penulis berharap
kepada para pembaca berkenan memberikan kritik dan saran agar penulis dapat
menyempurnakannya. Akhir kata, penulis berharap semoga Penelitian Tindakan
Kelas ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Moga, 30 Mei 2022
Penulis
ii
ABSTRAK
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan
masalah yang menyebabkan rendahnya pemahaman belajar siswa sebagai
berikut :
1. Apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa di kelas III semester II SD N 01 Wangkelang. Pada mata
pelajaran Matematika materi jenis-jenis sudut tahun pelajaran
2021/2022.
2. Bagaimanakah metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar
matematika materi jenis-jenis sudut kelas III semester II SD N 01
Wangkelang Tahun Pelajaran 2021/2022.
C. Tujuan Perbaikan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD N 01 Wangkelang
2. Tujan Khusus
a. untuk mengetahui apakah dengan metode demonstrasi dapat
meningkatkan Aktivitas siswa di kelas III SD N 01 Wangkelang
Pada mata pelajaran Matematika materi jenis-jenis sudut tahun
pelajaran 2021/2022.
b. untuk mengetahui apakah dengan metode demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa di kelas III SD N 01 Wangkelang
Pada mata pelajaran Matematika materi jenis-jenis sudut tahun
pelajaran 2021/2022.
c. untuk mengetahui Penerapan metode demonstrasi dapat
meningkatkan Aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas III SD N
01 Wangkelang. Pada mata pelajaran Matematika materi jenis-jenis
sudut tahun pelajaran 2021/2022.
4
D. Manfaat Perbaikan
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan wawasan metode Demonstrasi sebagai
salah satu pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar Matematika.
2. Manfaat Praktis
Berdasarkan latar tujuan penelitian diatas, dapat dirumuskan manfaat
penelitian yaitu:
a. Bagi guru
1) Secara lebih khusus, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat
diberikan dari hasil tindakan berbaikan pembelajaran yang
dilaksanakan dengan berlandaskan kaidah PTK ini adalah :
2) Meningkatkan profesionalisme dalam pembelajaran
3) Sebagai pertimbangan guru memilih metode yang tepat untuk
membantu menyampaikan materi pembelajaran
4) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam
pembelajaran
b. Bagi siswa
1) siswa, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat di berikan
dari hasil tindakan perbaikan yang dilaksanakan dengan
berlandaskan kaidah PTK ini adalah :
2) Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pokok jenis-
jenis sudut
3) Memotivasi minat belajar siswa
4) Mengembangkan daya piker dan kreatifitas siswa
c. Bagi sekolah
Hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan
dengan berlandaskan kaidah PTK ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang positif terhadap kemajuan sekolah
yang antara lain tercemin pada :
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Teori Hasil Belajar
Kingsley (Djamarah, 2008: 13) mengatakan bahwa belajar adalah
proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah
melalui praktek atau latihan. Berarti menurut dalam pandangan
Kingsley belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang yang
ditimbulkan melalui latihan dimana seseorang menjalankan proses
belajar melalui latihan atau praktek.
Dapatlah disimpulkan bahwa Hasil belajar adalah suatu cerminan
atau kesimpulan yang mantap pada penampilan atau tingkah laku
potensial dengan akibat dari praktek pengalaman situasi pada masa lalu
bahwa potensi belajar ini membedakan manusia dan mahluk lain.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh peserta didik
setelah melalui kegiatan belajar. Sebagaimana dikemukakan oleh
UNESCO ada empat pilar hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai
oleh pendidikan, yaitu: learning to know, learning to be, learning to
life together, dan learing to do (Tim Pengembang MKDP, 2012: 140).
Kata hasil dalam bahasa Indonesia mengandung makna perolehan dari
suatu usaha yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil belajar peserta
didik dapat dinyatakan dengan nilai atau raport sesuai dengan pendapat
Suryadibrata (2014: 297) yang menyatakan bahwa nilai raport
merupakan rumusan terakhir dari guru mengenai kemajuan atau hasil
belajar peserta didik dalam masa tertentu.
Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar, karena
belajar merupakan suatu proses, dan hasil belajar adalah hasil dari
proses pembelajaran tersebut. Bagi seorang peserta didik belajar
merupakan suatu kewajiban hal ini sesuai dengan pandangan Islam
yang mengatakan menuntut ilmu (belajar) bagi setiap orang yang
7
3. Metode Demonstrasi
a. Pengertian metode demonstrasi
menurut Muhibbin Syah adalah .Metode mengajar dengan
cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan
9
B. Kerangka Berpikir
Proses belajar mengajar merupakan proses yang dilakukan oleh
peserta didik atau siswa dalam rangka mencapai perubahan untuk menjadi
lebih baik, dari tidak tau menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa,
sehingga terbentuk pribadi yang berguna bagi diri sendiri dan lingkungan
sekitarnya. Proses tersebut dipengaruhi oleh faktor yang meliputi mata
pelajaran, guru, media, penyampaian materi, sarana penunjang, serta
lingkungan sekitarnya.
Guru sebagai pemegang peranan utama dalam pembelajaran
diharapkan dapat memilih baik metode maupum media pembelajaran yang
tepat sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan optimal. Selain guru
sebagai sumber belajar, media pembelajaran memberikan sumbangan yang
signifikan terhadap kesuksesan pembelajaran. Antara guru dengan media
sama-sama menunjang pembelajaran secara efektif dan efisien.
Media sebagai alat bantu mengajar, berkembang sedemikian
pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi ragam dan jenis media pun
cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu,
keuangan, maupun materi yang akan disampaikan. Seorang guru dituntut
untuk mampu memilih dan terampil mengunakan media. Dalam kenyataan
pemanfaatan media pembelajaran disekolah-sekolah masih dirasakan
kurang bahkan sering terlupakan. Hal ini disebabkan salah satunya karena
kurang kreatifnya guru dalam pengunaan media pembelajaran.
14
GURU SISWA
MEDIA
Media yang
tersedia Media baru
Kreativitas
Menggunakan Menyediakan
media yang Kendala media baru
ada
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan beberapa teori pendukung dan kerangka berpikir di
atas maka hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah metode
15
D. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
1. Pemahaman matematika siswa berdasarkan tes akhir siklus
dikatakan meningkat apabila dalam proses pembelajaran terlihat
adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas pemahaman dari
siklus 1 ke siklus berikutnya dengan kriteria 75% dari total siswa
dalam kelas, tuntas minimal pada tingkat 3 atau memuaskan
dengan sedikit kekurangan.
2. Aktivitas belajar siswa di katakan meningkat apabila dalam proses
pembelajaran terlihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa
dari minimum aktivitas belajar siswa berkategori aktif atau baik.
3. Prosentase hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus 1
ke siklus berikutnya dengan Kriteria ketuntasan Minimal (KKM)
sebesar 70.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Deskripsi Persiklus
1. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan dilakukan asesmen terhadap metode
pembelajaran Matematika yang selama ini peneliti lakukan. Peneliti
menentukan materi pelajaran Matematika dengan menggunakan
pendekatan metode Demonstrasi. Setelah menentukan tujuan
pembelajaran, peneliti merancang langkah-langkah pembelajaran IPA
yang berupa Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPPP).
2. Tindakan (Action)
Tindakan direncanakan dengan membahas materi Jenis-jenis Sudut
melalui metode pembelajaran Demonstrasi. Selama kegiatan
pembelajaran guru menerapkan langkah-langkah pembelajaran
demonstrasi yang mengacu pada skenario pembelajaran yang dibuat.
3. Pengamatan (observation)
Pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran dengan metode
pembelajaran Demonstrasi yang berlangsung dengan menggunakan
format pengamatan, membuat catatan hasil pengamatan terhadap
kegiatan dan hasil pembelajaran, mendokumentasikan hasil-hasil
latihan dan penugasan siswa. Pengamatan dilakukan dengan mengkaji
hasil data yang diperoleh dari siklus I dan membantu siswa jika
menemui kesulitan belajar.
4. Refleksi (Reflection)
Berdasarkan pengamatan dan hasil belajar siswa, peneliti
melakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran. Bahwa model
pembelajaran demonstrasi dengan alat peraga dapat meningkatkan
hasil belajar, terbukti dengan meningkatnya nilai hasil ulangan yang
sudah memenuhi KKM yang ditentukan oleh sekolah maka penelitian
sudah dihentikan.
Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk
siklus, yang dilakukan di dalam penelitian ini sebanyak 2 (dua) siklus,
terdiri dari 2 kali pertemuan dalam setiap siklus, pelaksanaannya
yaitu:
18
a. Siklus I
1) Tahap Perencanaan
a) Menetapkan materi pembelajaran yang akan diajarkan,
yaitu sudut dan jenisnya
b) Peneliti bersama guru mengadakan diskusi untuk
membuat kesepakatan tentang kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode Demonstrasi yang sesuai
dengan materi ajar dan tujuan pembelajaran.
c) Membuat Pemetaan, Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Perbaikan Pembelajaran (RPPP).
d) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan
selama proses pemelajaran di kelas.
e) Menyiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas
siswa dan hasil belajar siswa selama pembelajaran
berlangsung serta
f) Membuat lembar kerja siswa (LKS) berupa soal tes untuk
memperoleh data hasil belajar siswa.
2) Tahap Pelaksanaan
Pada siklus I diawali dengan kegiatan mengelola proses
pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan media realia.
Penerapan tindakan mengacu pada RPP yang dibuat. Dalam
pelaksanan pembelajaran dengan menggunakan media belajar jam
sudut meliputi beberapa tahap, yaitu:
a) Guru mengkondisikan siswa sebelum pembelajaran
dimulai.
b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
c) Guru menyampaikan apersepsi untuk memancing dan
membangkitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
d) Guru menjelaskan secara singkat kepada siswa mengenai
materi Sudut dan Jenisnya
e) Guru menjelaskan cara mengerjakan LKS.
f) Pemberian penghargaan kelompok.
19
b. Siklus II
Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh tim peneliti
untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan guru
sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus II. Materi
pembelajaran siklus II ini adalah benda dan sifatnya. Adapun
pelaksanaan pada siklus II ini meliputi:
1) Tahap Perencanaan
a) Mendata kendala-kendala yang dihadapi dalam proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I.
b) Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus II
berdasarkan refleksi dari siklus I.
20
2) Tahap Pelaksanaan
a) Guru mengkondisikan siswa sebelum pembelajaran dimulai
b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
c) Guru menyampaikan apersepsi untuk memancing dan
membangkitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
d) Kemudian guru membagikan lembar tugas siswa yang
dikerjakan secara individu.
e) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
f) Guru memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa.
3) Tahap Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah dibuat. Kemudian melakukan diskusi dengan guru untuk
membahas tentang kelemahan atau kekurangan apa saja yang
terdapat pada proses pembelajaran sehingga dapat direfleksikan
pada siklus berikutnya.
21
4) Tahap Refleksi
Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan
serta dianalisis dalam tahap ini. Refleksi dilakukan dengan melihat
data observasi apakah proses pembelajaran yang diterapkan dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa serta dapat
membandingkannya dengan hasil pengamatan pada siklus II. Hasil
analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini dipergunakan
sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
laki dan 12 siswa perempuan. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika terkadang masih banyak yang mendapatkan nilai di bawah
KKM, selain itu saat pembelajaran berlangsung siswa sering bermain
sendiri dan tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru.
Selama mengajar Matematika guru belum pernah menerapkan metode
demonstrasi dalam pembelajaran.
Ibu Dewi menjelaskan bahwa pelajaran Matematika diajarkan pada
hari selasa jam pertama dan ke dua, yaitu jam 07.00 – 08.10 WIB. Ibu
Dewi juga menjelaskan apabila ingin menambah jam beliau
memberikan jam tambahan pada hari senin pada jam pertama dan ke
dua pada jam mata pelajaran Matematika, karena saat itu untuk mata
pelajaran Matematika materi sudah habis. 1 Dan disepakati bahwa
penelitian akan dilaksanakan pada hari senin dan selasa pada jam
pertama dan kedua. Peneliti menyampaikan bahwa yang akan
bertindak sebagai pelaksana tindakan adalah peneliti sendiri, dan
seorang pengamat yang mana wali kelas sendiri. Pengamat disini
bertugas untuk mengamati semua aktivitas siswa dalam kelas selama
dilakukannya pembelajaran di dalam kelas. Apakah sudah sesuai
dengan rencana yang di susun atau belum. Untuk mempermudah
pengamatan, pengamat akan diberi lembar observasi oleh peneliti.
Peneliti menunjukkan lembar observasi dan menjelaskan cara
mengisinya. Peneliti juga menyampaikan bahwa sebelum penelitian
akan dilaksanakan tes awal. Peneliti juga menyampaikan bahwa
penelitian tersebut dilakukan dengan 2 siklus, dimana pada masing-
masing siklus akan ada dua kali pertemuan. Setiap akhir siklus akan
diadakan tes akhir tindakan untuk mengukur seberapa jauh
keberhasilan tindakan yang telah dilakukan.
Peneliti juga menyampaikan bahwa sebelum pelaksanaan
pembelajaran terlebih dahulu akan dilaksanakan tes awal (pre test).
Dan akhirnya diperoleh kesepakatan dengan guru mata pelajaran IPS
24
kelas III bahwa tes awal (pre test) dilaksanakan pada Sabtu 7 Mei
2022.
Sesuai dengan rencana yang telah disepakati dengan wali kelas III,
pada hari Sabtu, 7 Mei 2022 peneliti mulai memasuki kelas III untuk
melakukan tes awal (pre test). Tes awal tersebut diikuti oleh 20 siswa.
Pada tes awal ini peneliti memberikan 5 buah soal sebagaimana
terlampir dalam lampiran. Pre test berlangsung selama 30 menit
dengan tertib dan lancar. Selanjutnya peneliti melakukan pengoreksian
terhadap lembar jawaban siswa untuk mengetahui nilai tes awal (pre
test). Adapun hasil pre test Matematika kelas III dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Hasil Pra Siklus
No Nama Siswa Jenis Skor L/TL
Kelamin
1 Ali Zaidan L 70 L
2 Azira Rahma P 75 L
3 Azka Fadilah L 65 TL
4 Bimo Al Bachri L 65 TL
5 Cahyo Hanafi L 65 TL
6 Jingga Matahari P 75 L
7 Damarulloh L 70 L
8 Dian Azizah P 75 L
9 Eva Riana P 75 L
10 Muhammad Fatih L 80 L
11 Muhammad Zaki L 65 TL
12 Muhammad Lutfi L 50 TL
25
13 Muhammad Eko L 65 TL
14 Muhammad Asfa L 75 L
15 Naela zulfa P 60 TL
16 Putri Zua P 70 L
17 Satria L 60 TL
18 Santoso Wira L 65 TL
19 Sisi Permila P 65 TL
20 Ziha Maria P 65 TL
Rata-rata 67,75
No Uraian Keterangan
1 Jumlah siswa seluruhnya 20 siswa
2 Jumlah peserta mengikuti tes 20 siswa
3 Nilai rata-rata siswa 67,75
4 Jumlah siswa tuntas belajar 9 siswa
5 Jumlah siswa tidak tuntas belajar 11 siswa
6 Presentase ketuntasan 45%
Berdasarkan hasil tes awal pada tabel di atas tergambar bahwa dari
20 siswa kelas III MI Darul Ulum yang mengikuti tes, ada 45 siswa atau
45% telah mencapai batas KKM (Kriteria KetuntasanMinimal) dan ada 11
siswa atau 55% belum mencapai batas KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) yang telah ditetapkan yaitu 70. Dan nilai rata-rata siswa pada tes
26
awal (pre test) adalah 67,75. Dari hasil prosentase ketuntasan berajar pada
tes awal (pre test) dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
lulus
45%
tidak lulus
55%
Dari hasil pre test ini dapat diketahui bahwa sebagian besar
siswakelas III belum menguasai materi jenis-jenis sudut. Ini
terbukti dengan jumlah rata-rata nilai pre test siswa adalah 67,75,
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Selain itu,
dari 16 siswa yang mengikuti pre test, ada 9 siswa yang tuntas
belajar dan 11 siswa yang belum tuntas belajar, dengan presentase
ketuntasan belajar 45%. Dari hasil pre test (tes awal) tersebut,
peneliti mulai merencanakan tindakan yang akan dipaparkan pada
pertemuan selanjutnya yaitu pada materi jenis-jenis sudut dengan
metode pembelajaran Demonstrasi untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
27
2) Pertemuan Ke-2
Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Selasa 10
Mei 2022. Pada pukul 07.00 siswa sudah siap didalam
kelas. Pada kegiatan awal guru mengkondisikan agar siswa
siap mengikuti pelajaran. Setelah semua siswa siap guru
mengucapkan salam dan berdoa bersama. Kemudian guru
mengecek kehadiran siswa. Sebelum masuk pada materi
yang akan diajarkan, guru mengungkapkan tujuan
pembelajaran. guru melakukan apersepsi agar siswa
mengingat materi yang telah diajarkan sebelumnya.
Selanjutnya guru kembali mengecek pemahaman
siswa dengan menambahkan alat peraga berupa benda yang
berbentuk makanan pizza, yang mana terpotong menjadi
delapan potongan. Jika satu potong diambil, maka akan
membentuk sudut apa, dan begitu seterusnya. Guru bertaya
jawab dengan siswa tentang materi yang belum dipahami.
Setelah selesai bertukar pendapat, guru membagikan
soal sebagai tolak ukur sejauh mana siswa dapat memahami
materi yang disampaikan selama kegiatan belajar. Ketika
siswa mengerjakan soal, guru berkeliling mengamati cara
kerja siswa. Jika ada yang mengalami kesulitan, guru
membentu dengan memberikan penjelasan tentang soal
yang dikerjakan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
oleh guru, masing-masing siswa dapat menyelesaikan soal
yang di berikan, namun masih ada beberapa siswa yang
belum lancar dalam mengerjakan soal.
Kegiatan selanjutnya, guru mempersilahkan siswa
untuk mengumpulkan lembar kerja yang telah di kerjakan.
Setelah semua siswa mengumpulkan lembar kerja, guru
mengajukan pertanyaan sesuai dengan soal yang telah di
kerjakan. Dari tanya jawab yang dilakukan, ternyata masih
ada beberapa siswa yang belum menguasai materi yang
30
2 Azira Rahma P 78 L
3 Azka Fadilah L 75 L
4 Bimo Al Bachri L 70 L
5 Cahyo Hanafi L 65 TL
6 Jingga Matahari P 75 L
7 Damarulloh L 75 L
31
8 Dian Azizah P 76 L
9 Eva Riana P 77 L
10 Muhammad Fatih L 83 L
11 Muhammad Zaki L 68 TL
12 Muhammad Lutfi L 73 L
13 Muhammad Eko L 70 L
14 Muhammad Asfa L 75 L
15 Naela zulfa P 65 TL
16 Putri Zua P 70 L
17 Satria L 68 TL
18 Santoso Wira L 65 TL
19 Sisi Permila P 72 L
20 Ziha Maria P 70 L
Rata-rata 72,25
No Uraian Keterangan
ini:
tidak lulus
25%
lulus
75%
33
c. Tahap Observasi
Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti dibantu oleh wali
kelas sebagai observer I dan teman sejawat sebagai observer II.
Dari hasil observasi inilah peneliti akan mengambil keputusan
untuk tindakan selanjutnya.
Pada saat tindakan berlangsung, observer melakukan
observasi menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan
oleh peneliti. Observasi sangat diperlukan untuk mengamati
proses pembelajaran. Dalam observasi ini peneliti membagi
format menjadi 2 bagian yaitu lembar observasi kegiatan
peneliti dan lembar observasi kegiatan siswa.
Hasil observasi terhadap aktivitas peneliti pada siklus I
dapat dilihat pada tabel berikut:
2. Mengakhiri pembelajaran 4 a, b, d
Jumlah 341 -
Jumlah Skor
Presentase Nilai Rata-Rata = 100%
Skor Maksimal
41
Jadi nilai akhir yang diperoleh adalah: 50 x100% = 82 %
40
Jadi nilai yang diperoleh: x 100% = 80%
50
36
d. Refleksi Siklus I
Setelah melalui tahap perencanaan, pelaksanaan dan observasi,
peneliti melakukan tahap refleksi dari kegiatan siklus I. Data-data
hasil penelitian terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru/peneliti dan siswa kemudian direfleksi oleh peneliti.
2 Azira Rahma P 80 L
3 Azka Fadilah L 79 L
4 Bimo Al Bachri L 77 L
5 Cahyo Hanafi L 70 TL
6 Jingga Matahari P 78 L
41
7 Damarulloh L 75 L
8 Dian Azizah P 78 L
9 Eva Riana P 80 L
10 Muhammad Fatih L 85 L
11 Muhammad Zaki L 78 L
12 Muhammad Lutfi L 80 L
13 Muhammad Eko L 75 L
14 Muhammad Asfa L 78 L
15 Naela zulfa P 73 L
16 Putri Zua P 80 L
17 Satria L 79 L
18 Santoso Wira L 68 TL
19 Sisi Permila P 77 L
20 Ziha Maria P 79 L
Rata-rata 77,35
No Uraian Keterangan
tuntas
tidak tuntas
43
a. Tahap Observasi
Pada saat tindakan berlangsung, observer melakukan
observasi menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan
oleh peneliti. Dalam observasi ini peneliti membagi format
menjadi 2 bagian yaitu lembar observer kegiatan peneliti dan
lembar observer kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil observasi terhadap aktivitas peneliti pada siklus II dapat
dilihat sebagai berikut:
b. Tahap Refleksi
Setelah melewati tahap perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan wawancara peneliti melakukan kegiatan refleksi
dari kegiatan siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
masalah-masalah selama pelaksanaan proses pembelajaran
pada siklus II, hasil observasi, hasil catatan lapangan, dan hasil
tes akhir diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1) Kepercayaan diri siswa terhadap kemampuannya sendiri
sudah meningkat terbukti dengan tidak ada lagi siswa yang
contekan pekerjaan temannya dalam mengerjakan soal-soal
evaluasi.
2) hasil belajar siswa berdasarkan hasil test siklus II
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa terhadap materi jual
beli, telah memenuhi KKM yang di tetapkan. Oleh karena itu
tidak perlu adanya pengulangan siklus.
3) Melihat dari hasil observasi kegiatan guru dan siswa, sudah
banyak terjadi peningkatan dan tergolong baik.
4) Berdasarkan hasil wawancara dan catatan lapangan, terlihat
siswa lebih aktif, berani berinteraksi, berani mengungkapkan
pendapat dan bertanya, dan senang dalam pembelajaran
dengan metode Demonstrasi
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II dapat disimpulkan
bahwa, secara umum pada siklus II sudah menunjukkan adanya
peningkatan keaktifan siswa dan peningkatan hasil belajar siswa
serta keberhasilan peneliti dalam menggunakan metode
Demonstrasi. Oleh karena itu tidak diperlukannya pengulangan
siklus.
c. Temuan Penelitian
Beberapa temuan yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian di
SD N 01 Wangkelang adalah sebagai berikut:
47
1) Temuan Umum
7 Damarulloh 70 75 75 Naik
17 Satria 60 68 79 Naik
dan menerapkan metode demonstrasi dengan alat peraga jam sudut dan
benda berbentuk makanan pizza untuk meningkat hasil belajar siswa. Dan
kegiatan penutup, peneliti memberikan tes evaluasi untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa setelah belajar dengan metode demonstrasi
Pada pelaksanaan siklus I dan siklus II telah memberikan perbaikan yang
positif bagi siswa. Hal ini terbukti dengan meningkatnya hasil belajar
siswa, meningkatnya keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapat
mereka ataupun berani bertanya jika ada hal belum mereka fahami, dan
meningkatnya rasa percaya diri terhadap kemampuannya sendiri dalam
menyelesaikan soal evaluasi.
60%
40%
20%
0%
pre test siklus I siklus II
8 tidak lulus
6
4
2
0
Pra Test Siklus 1 Siklus II
Sebelum diberi tindakan, taraf keberhasilan hasil pre test siswa yang
mencapai nilai ≥ 70 sebanyak 9 siswa dan ≤ 70 sebanyak 11 siswa, dengan
nilai rata-rata kelas 67,75, dan presentase ketuntasan kelas 45%. Pada
siklus I siswa yang mencapai nilai ≥ 70 sebanyak 15 siswa dan ≤ 70
sebanyak 5 siswa, dengan nilai rata-rata kelas 72,25 dan presentase
51
ketuntasan kelas 75%. Sedangkan pada siklus II siswa yang mencapai nilai
≥ 70 sebanyak 19 siswa dan ≤ 70 sebanyak 1 siswa dengan nilai ratarata
kelas 89,7 dan presentase ketuntasan kelas 77,35%.
Berdasarkan hasil pos test siklus I dan siklus II terlihat adanya peningkatan
hasil belajar siswa. Dengan demikian pembelajaran menggunakan metode
Demonstrasi terbukti mampu membantu siswa dalam meningkatkan hasil
belajar belajar siswa.
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat
diambilkesimpulan:
1. Metode demonstrasi dengan alat peraga jam sudut dan benda
berbentuk makanan pizza ternyata dapat meningkatkan Hasil Belajar
siswa kelas III SD Negeri 01 Wangkelang, Kec. Moga, Kab. Pemalang
tentang Jenis-jenis Sudut (Sudut Siku-siku,Sudut Lancip, dan Sudut
Tumpul).
2. Metode demonstrasi dengan alat peraga jam sudut dan benda
berbentuk makanan pizza juga dapat meningkatkan aktivitas dan
minat belajar siswa kelas III SD Negeri 01 Wangkelang, Kec. Moga,
Kab. pemalang tentang Jenis-jenis Sudut (Sudut Siku-siku, Sudut
Lancip, dan Sudut Tumpul).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan menumbuhkan motivasi siswa dalam pembelajaran,
perlukiranya guru memperhatikan hal sebagai berikut :
a. Menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan dan menarik
seperti metode demonstrasi dengan alat peraga jam sudut dan benda
berbentuk makanan pizza.
b. Memberikan penjelasan yang mudah dipahami siswa.\
c. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
53
DAFTAR PUSTAKA
Ali M.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen. Jakarta : Pustaka Ama
ni. Hal.101
Dimyati dan Mudjiono. 1999.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.Hal. 250-251.
Hernawan AH, Susilana R, Julaiha S, dan Sanjaya W. 2008. Pengembanga
n Kurikulumdan Pembelajaran. Jakarta :Universitas Terbuka. Hal. 2.14 & 11.18.
Jahja Y. 2004.Wawasan Kependidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan
NasionalDirektorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat TenagaK
ependidikan. Hal. 17.
Jemaie. 2008.Upaya Peningkatan Keterampilan Operasi Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangan Bulat dengan Model Bilangan Bertangga.Pangkalpinang
: Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Prov. Kep.Bangka Belitung. Ha
l. 103
Muhsetyo G. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Universitas T
erbuka.Hal. 2.1
Oemar Hamalik. 2006. Proses Belajar Mengajar . Bandung: Bumi Aksara.
Hal. 30.
Soeparmo. 1992.System Kilat Matematika Dasar Metode Trachtenberg
. Jakarta :PT Rosda Jayaputra. Hal. Iii
Winataputra US, Djahrudin, Suharwan W, Sriyono, Ningrum E, Hayati S,
Sobandi M,Darojat O, dan Sapriya. 2008.Materi dan Pembelajaran IPS SD.
Jakarta :Universitas Terbuka. Hal. 9.23.
Wiranataputra US. 2008.Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Univer
sitasTerbuka. Hal. 1.5, 2.12, & 3.41.
Sumber Internet :Sudrajat A. 2008. Blogspot Media Pembelajaran.http : //
akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran.(14Maret 2010).
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Kelas/Semester : III/2
A. Standar kompetensi
Memahami dan mengidentifikasi jenis-jenis sudut dan satuan pengukuran
tidak baku
B. Kompetensi Dasar:
3.11 Menjelaskan sudut, jenis sudut (sudut siku-siku, sudut lancip, dan
sudut tumpul) dan satuan pengukuran tidak baku
4.11 mengidentifikasi jenis sudut, (sudut siku-siku, sudut lancip, dan sudut
tumpul) dan satuan pengukuran tidak baku
C. Indikator
Siswa mampu memahami dan mengukur jenis sudut
D. Tujuan Pembelajaran
• Setelah mengamati gambar, siswa dapat menjelaskan tentang jenis-
jenis sudut dengan benar
• Setelah mengamati gambar, siswa dapat menentukan jenis sudut
melalui gambar atau menggunakan benda konkret dengan benar
E. Materi Pembelajaran:
Memahami jenis-jenis sudut (sudut siku-siku, sudut lancip dan sudut
tumpul)
G. Langkah-langkah pembelajaran
No Kegiatan Keterangan
1 Pendahuluan • Guru Menyiapkan kelas
• Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama,
presensi, apersepsi dan kepercayaan masing-
masing, untuk mengawali pelajaran.
• Mengecek kehadiran siswa
• Memberikan motivasi dan menjelaskan
tujuan pembelajaran
• Melakukan apersepsi.
2 Inti • Siswa membaca teks tentang perbedaan
ujung benda yang tumpul dan lancip
• Guru menjelaskan tentang pengertian sudut
dan jenis-jenis sudut
• Guru menjelaskan tentang besar sudut
• Siswa membandingkan dan mencari contoh
benda-benda yang memiliki ujung yang
runcing dan tumpul
• Guru memberikan penjelasan menggunakan
jam sudut tentang jenis-jenis sudut
H. Evaluasi
Soal pilihan ganda
1. Titik pertemuan dari dua garis adalah…
a. Titik puncak
b. Titik pusat
c. Titik sudut
d. Titik garis
2. Perhatikan gambar di bawah ini :
Soal essay
1. Apa yang dimaksud sudut?
2. Sebutkan 3 jenis-jenis sudut yang paling umum!
3. Gambarkan ketiga sudut tersebut!
4. Apakah yang dimaksud dengan sudut lurus?
5. Berapakah besar sudut penuh?
Kunci Jawaban
Pilihan ganda
1. C
2. A
3. C
4. C
5. C
Essay
b. Sudut Siku-Siku
c. Sudut Tumpul
3. Penilaian keterampilan
Menentukan sudut
Penilaian : untuk kerja
Diskusi menyimpulkan arti kata sudut
NIP.1960506199301003 NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERBAIKAN 2 (RPPP 2)
Kelas/Semester : III/2
A. Standar kompetensi
B. Kompetensi Dasar:
3.11 Menjelaskan sudut, jenis sudut (sudut siku-siku, sudut lancip, dan
sudut tumpul) dan satuan pengukuran tidak baku
4.11 mengidentifikasi jenis sudut, (sudut siku-siku, sudut lancip, dan sudut
tumpul) dan satuan pengukuran tidak baku
C. Indikator
Siswa mampu memahami dan mengukur jenis sudut
D. Tujuan Pembelajaran
• Setelah mengamati gambar, siswa dapat menjelaskan tentang jenis-
jenis sudut dengan benar
• Setelah mengamati gambar, siswa dapat menentukan jenis sudut
melalui gambar atau menggunakan benda konkret dengan benar
F. Materi Pembelajaran:
Memahami jenis-jenis sudut (sudut siku-siku, sudut lancip dan sudut
tumpul)
G. Model dan Metode pembelajaran
• Model : contextual learning
• Metode : Demonstrasi, diskusi
I. Langkah-langkah pembelajaran
No Kegiatan Keterangan
1 Pendahuluan • Guru Menyiapkan kelas
• Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama,
presensi, apersepsi dan kepercayaan masing-
masing, untuk mengawali pelajaran.
• Mengecek kehadiran siswa
• Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan
pembelajaran
• Melakukan apersepsi.
2 Inti • Siswa membaca teks tentang perbedaan ujung
benda yang tumpul dan lancip
• Guru menjelaskan tentang pengertian sudut dan
jenis-jenis sudut
• Guru menjelaskan tentang besar sudut
• Siswa membandingkan dan mencari contoh
benda-benda yang memiliki ujung yang runcing
dan tumpul
• Guru memberikan penjelasan menggunakan alat
peraga berbentuk makanan pizza
• Guru membagi kelompok diskusi
• Siswa diminta membuat jenis-jenis sudut dengan
kertas origami
• Siswa maju mempresentasikan hasil kelompok
• Guru memberikan soal pada setiap siswa
• Siswa mengerjakan dan dikumpulkan
3 Penutup • Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi
yang telah dipelajari dalam pertemuan itu untuk
mengetahui pencapaian Indikator Kompetensi
dan Kompetensi Dasar
• Guru memberikan evaluasi
• Guru memberikan kesimpulan
• Guru dan siswa berdoa bersama sebelum pulang
J. Evaluasi
Pilihan ganda
a. Perhatikan gambar sudut dibawah ini :
1. Sudut terjadi karena terbentuk oleh dua ruas garis yang saling ....
2. Besaran Sudut yang besarnya kurang dari 90° di sebut dengan sudut ....
3. Sudut pada gambar yang terbentuk dari perpotongan garis KLM adalah
sudut ....
4. Sudut yang besarnya 90° dinamakan sudut ....
5. Berapa besar sudut lurus?
Kunci jawaban
Pilihan ganda
1. D
2. D
3. A
4. A
5. B
Essay
1. Berpotongan
2. Sudut lancip
3. Sudut tumpul
4. Sudut siku-siku
5. 180o
A. Pedoman Penilaian
Petunjuk penilaian soal pilihan ganda dan essay
Jenis Soal Nomor Soal Bobot Soal skor
Ganda 1-5 5 50
Essay 1-5 5 50
jumlah 10 100
B. Penilaian
4. Penilaian sikap
Pengamatan dan pencatatan sikap siswa selama kegiatan menggunakan
lembar observasi
5. Penilaian pengetahuan
Menentukan jenis sudut
Tes tertulis skor
C. Menggambar contoh sudut. Dapat berbagai macam jawaban, yang
terpenting dapat menunjukan sudut dari gambit yang dibuat.
4. Alternatif pemecahan masalah apa yang menurut Anda efektif untuk mengatasi
permasalahan tersebut? Jelaskan secara rinci!
(Kaitkan dengan teori yang relevan: buku, jurnal atau hasil penelitian).
dengan menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat. Dalam
penelitian siklus satu ini menggunakan metode demonstrasi dengan alat
peraga/media jam sudut.
menurut Muhibbin Syah adalah .Metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik
secara langsungmaupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan
dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan daftar pustaka:
Dalam kamus Inggris-Indonesia, demonstrasi yaitu mempertunjuk-kan atau
mempertontonkanJhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-
Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia), 1984, h. 178.
Menurut Aminuddin Rasyad, Metode demonstrasi adalah cara
pembelajaran dengan meragakan, mempertunjukkan atau memperlihatkan
sesuatu di hadapan murid di kelas atau di luar kelas.
Menurut Sudjana (Sadirman, 2010: 5) alat peraga adalah suatu alat yang
dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru atau proses
belajar mengajar siswa lebih efiktif dan efisien (Arsyad, 2013: 10). Alat peraga
adalah media alat bantu pembelajaran, dan segala macam benda yang
digunakan untuk memperagakan materi pembelajaran. Alat peraga disini
mengandung pengertian bahwa dengan sesuatu yang masih bersifat abstrak,
kemudian dikonkretkan dengan menggunakan alat agar dapat dijangkau
dengan pikiran yang sederhana dan dapat dilihat, dipandang, dan dirasakan
sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
Alat peraga jam sudut ini termasuk media sederhana. Media sederhana
adalah media yang terbuat dari bahan-bahan sederhana mudah diperoleh
harganya murah dan pembuatannya tidak sulit (Hamzah dan Muhlisrarini,
2015: 102). Hal ini mengingat bahwa sekolah dasar belum memiliki media
pembelajaran IT keadaan yang demikian mendorong peneliti membuat
pembelajaran yang sederhana. Pokok bahasan dari alat peraga ini adalah
“Waktu dan Pengukuran Sudut”. Fungsinya alat adalah untuk mengenal jam,
menit dan detik. Membaca dan menggambar jam dengan bilangan bulat dan
tidak bulat. Dan membaca sudut yang ditunjukkan oleh jarum jam
Pada dasarnya alat ini terdiri dari dua lingkaran dan dua jarum jam,
lingkaran pertama digunakan sebagai papan jam dan lingkaran kedua berfungsi
untuk mengukur sudut antar kedua jarum jam. Cara kerja dari alat ini adalah
dengan menyesuaikan lingkaran besar yang telah diberi ukuran sudut dengan
dua buah jarum jam yang ada pada lingkaran kecil.
5. Jelaskan secara rinci manfaat perbaikan pembelajaran yang akan anda lakukan!
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan wawasan metode Demonstrasi sebagai
salah satu pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar Matematika.
b. Manfaat Praktis
Berdasarkan latar tujuan penelitian diatas, dapat dirumuskan manfaat
penelitian yaitu:
1) Bagi guru
Secara lebih khusus, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat
diberikan dari hasil tindakan berbaikan pembelajaran yang
dilaksanakan dengan berlandaskan kaidah PTK ini adalah :
a) Meningkatkan profesionalisme dalam pembelajaran
b) Sebagai pertimbangan guru memilih metode yang tepat untuk
membantu menyampaikan materi pembelajaran
c) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam
pembelajaran
2) Bagi siswa
a) siswa, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat di berikan dari
hasil tindakan perbaikan yang dilaksanakan dengan berlandaskan
kaidah PTK ini adalah :
b) Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pokok jenis-jenis
sudut
c) Memotivasi minat belajar siswa
d) Mengembangkan daya piker dan kreatifitas siswa
3) Bagi sekolah
Hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan
berlandaskan kaidah PTK ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
yang positif terhadap kemajuan sekolah yang antara lain tercemin pada
:
a) Sebagai masukan dalam upaaya perbaikan pembelajaran sehingga
dapat menunjang tercapainya target dan kurikulum dan daya serap
siswa seperti yang diharapkan
b) Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan mutu pendidikan
c) Dapat meningkatkan prestasi sekolah
d) Proses belajar mengajar menjadi lebih menarik
LEMBAR REFLEKSI
LEMBAR ANALISIS VIDEO PEMBELAJARAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
SIKLUS KE- 2