Anda di halaman 1dari 15

UPAYA MENINGKATKAN KELANCARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

DENGAN METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE DI KELAS II SD


KERTASARI II KECAMATAN RENGASDENGKLOK,KABUPATEN KARAWANG

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat


Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

WANAH SUBHANAH
857051577

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ-UT


POKJAR RENGASDENGKLOK TAHUN
PELAJARAN 2022
HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL
UPAYA MENINGKATKAN KELANCARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
DENGAN METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE DI KELAS II SD
KERTASARI II KECAMATAN RENGASDENGKLOK,KABUPATEN KARAWANG

Diajukan oleh:
WANAH SUBHANAH
857051577

Telah disetujui dan disahkan untuk dipertahankan dihadapan dewan penguji skripsi Fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan universitas terbuka

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Mengesahkan Mengetahui
Dosen/tutor Kepala Sekolah Kertasari II

(Guntur Subroto S,Pd) (Nina Rosdiana ,S,Pd)


NIP.196312221984102003
ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KELANCARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN


DENGAN METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE DI KELAS II SD
KERTASARI II KECAMATAN RENGASDENGKLOK,KABUPATEN KARAWANG

Wanah Subhanah,2022 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan ,Universitas Terbuka

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan penjumlahan dan pengurangan


bilangan bulat melalui metode picture and picture ,subjeck penelitian adalah guru dan siswa
kelas II SD Negeri Kertasari II yang berjumlah 26 siswa,sumber data dalam penelitian iniadalah
siswa dan guru.bentuk penelitian ini adalah adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .Teknik
pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara ,observasi,dokumentasi, dan tes,analisis
datanya kualitatid yaitu berbentuk kata-kata bukan angka sedangkan kuantitatif berbentuk angka
prosedur penelitian meliputi pra siklus I dan siklus II ,masing-masing siklus trdiri dari empat
tahap yaitu :perencanaan,tindakan,pengamatan,dan refleksi,hasil penelitian menunjukan adanya
peningkatan hasil belajar siswa .dilihat dari pra siklus siswa yang tuntas ada 10 anak atau 45%
siswa yang belum tuntas ada 13 anak atau 55% pada siklus I siswa yang tuntas ada 11 anak atau
48% siswa belum tuntas ada 12 anak atau 52 % dab pada siklus II siswa yang tuntas ada 22
anak atau 96% siswa yang belum tuntas ada 1 atau 4 % hal ini membuktikan bahwa dengan
penerapan metode inkuiri mampu meningkatkan hasil belajar matematika keterampilan
penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas II SD Negeri Kertasari II
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pendidikan sebagai usaha sadar memiliki makna bahwa pendidikan diselenggarakan dengan
rencana yang matang, mantap, sistematik, menyeluruh dan berjenjang berdasarkan pemikiran yang
rasional disertai dengan kaidah untuk kepentingan masyarakat dalam arti seluas-luasnya. Dalam
konteks pendidikan nasional, pendidikan di tanah air dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945, dengan fungsinya untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
Guru merupakan figur yang memegang peranan penting dalam pembelajaran di kelas. Peran utama
guru bukan menjadi penyaji informasi yang hendak dipelajari oleh siswa, melainkan
membelajarkan siswa tentang cara-cara mempelajari sesuatu secara efektif (learning how to learn).
Guru yang profesional dituntut menguasai bahan belajar, ketrampilan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran, serta mampu melaksanakan pembelajaran yang menarik dan memotivasi siswa
untuk gemar belajar. Karena sebagian siswa menganggap pelajaran matematika itu sulit sehingga
mereka kurang tertarik dengan pelajaran tersebut. Tetapi mereka lupa bahwa sangat berguna dan
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu materi pelajaran matematika adalah
penjumlahan bilangan bulat, sehingga perlu strategi pembelajaran yang tepat untuk memudahkan
pemahaman dan keterampilan siswa.
Pembelajaran yang berhasil dilihat dari penguasaan materi pelajaran siswa. Tingkat penguasaan
materi dinyatakan dengan nilai hasil ulangan tes formatif pada pelajaran matematika semester I
tahun 2020/2021 hanya 10 siswa dari 23 siswa di kelas II SD Negeri Kertasari II yang mencapai
ketuntasan 75 ke atas, atau hanya 48 % sedangkan yang belum tuntas atau yang bernilai kurang
dari 75 sebanyak 52 %.
Melihat hasil tes formatif di atas menunjukkan siswa masih kurangnya tingkat penguasaan materi
penjumlahan bilangan bulat. Hal itu disebabkan karena :
a. Siswa kurang menguasai dan memahami materi sebelumnya,
b. Siswa kurang mampu menjawabpertanyaan yang diberikan,
c. Siswa kurang mampu mengajukan pertanyaan.
Sehingga berdasarkan pengamatan, penelitian dan diskusi dengan teman sejawat guru penulis
seharusnya tidak hanya menggunakan metode ceramah melainkan metode yang tepat antara lain
metode picture and picture. Dengan metode picture and picture memberi kesempatan siswa untuk
lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran dalam memecahkan masalah terutama
keterampilan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Maka dari itu penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul
UPAYA MENINGKATAN KELANCARAN PENJUMLAHAN DAN
PENGURANGAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN
PICTURE AND PICTURE DI KELAS

1. Identifikasi Masalah

Supaya permasalahan tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi masalah ini
pada :

1. Penelitian dilaksanakan di kelas II tahun 2020/ 2021


2. Mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
3. Metode yang digunakan adalah PICTURE AND PICTURE
4. Aspek yang ditingkatkan adalah ketrampilan penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat.

2. Analisis Masalah

Untuk menfokuskan kajian dalam penelitian ini, maka permasalahan yang akan diteliti perlu dibatasi
sehingga masalah yang dijadikan objek penelitian akan lebih terarah dan mendalam pengkajiannya.
Penelitian ini akan dibatasi pada peningkatan kemampuan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat siswa kelas II SD Negeri j Kertasari II dengan menerapkan metode picture and picture.

3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis membuat rumusan masalah
sebagai berikut :“Apakah melalui penerapan metode inquiri dapat meningkatkan ketrampilan
penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas II SD Negeri Kertasari II ?”

4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian itu dilakukan antara lain untuk :

1. Meningkatkan ketrampilan siswa dalam penjumlahan bilangan bulat.


2. Meningkatkan ketrampilan siswa dalam pemahaman terhadp operasi hitung
pengurangan bilangan bulat.

5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian tindakan kelas ini


sebagai berikut :

1. Manfaat secara Teoritis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepada pembaca tentang penerapan
metode picture and picture dalam mata pelajaran Matematika dan sebagai bahan kajian mengenai
metode pembelajaran Matematika.

2. Manfaat secara Praktis.

Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
berarti bagi siswa, guru dan sekolah sebagai suatu sistem pendidikan yang mendukung
peningkatan proses kegiatan belajar mengajar siswa.
a. Bagi Siswa

1) Siswa lebih menyukai pelajaran Matematika,

2) Kemampuan operasi hitung siswa meningkat,

3) Siswa lebih aktif dalam belajar Matematika.

b. Bagi Guru

1) Menambah pengetahuan tentang pemanfaatan metode picture and picture


sebagai metode pembelajaran dalam pembelajaran Matematika,

2) Guru lebih termotivasi untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang bermanfaat bagi
perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran Matematika,

3) Guru lebih termotivasi untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga
penyampaian materi pelajaran lebih menarik.

c. Bagi Kepala Sekolah

Sebagai masukkan atau informasi bagi kepala sekolah dalam rangka mengambil suatu kebijakan untuk
mengarahkan guru-guru agar mencoba menerapkan model pembelajaran baru untuk membantu
meningkatkan prestasi belajar siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Operasi Hitung

Dari segi siswa, belajar merupakan kegiatan peningkatan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik
(Dimyati dan Mudjiono, 2002: 26). Kemampuan operasi hitung merupakan salah satu kemampuan kognitif
yang harus ditingkatkan siswa dalam belajar matematika. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,
kekuatan (KBBI, 1990: 522).
Dalam matematika, maksud “operasi” adalah “pengerjaan”. Operasi hitung dalam matematika diartikan
sebagai pengerjaan hitung. Negoro dan Harahap (1998: 87) menyatakan bahwa operasi hitung atau
pengerjaan hitung pada dasarnya mencakup empat pengerjaan dasar yaitu penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian. Keempat pengerjaan dasar tersebut juga merupakan suatu operasi biner. Operasi
biner adalah operasi yang melibatkan dua bilangan atau dua unsur saja (Baharin Shamsudin, 2002: 93).
Operasi biner yaitu mengambil dua bilangan (“bi” artinya dua) untuk mendapatkan bilangan yang ketiga
(Akbar Sutawidjaja, 1993: 21). Sebagai contoh, jika operasi biner yang dipilih adalah penjumlahan dan kita
awali dengan dua bilangan 2 dan 3, maka akan diperoleh bilangan yang ketiga yaitu 5.
Berdasarkan kajian teori di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan operasi hitung adalah kecakapanan
yang harus dikuasai siswa dalam menyelesaikan tugas pengerjaan hitung dengan tepat.
Operasi hitung terdiri dari empat pengerjaan dasar yang saling berkaitan,
sehingga penguasaan operasi yang satu akan mempengaruhi operasi lainnya.
Penguasaan operasi ini meliputi pemahaman konsep dan keterampilan
melakukan operasi (Sri Subarinah, 2006: 28). Keempat pengerjaan dasar tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Penjumlahan
Operasi penjumlahan dalam matematika dilambangkan dengan tanda “+”. Makna dari operasi penjumlahan
adalah menggabungkan dua kelompok (himpunan) (Sri Subarinah, 2006: 29). Jika kelompok A
beranggotakan 2 anak digabungkan dengan kelompok B yang beranggotakan 3 anak, maka diperoleh
kelompok baru yang banyak anggotanya ada 5 anak. Hal ini menjelaskan bahwa 2 + 3 = 5.
Penjumlahan merupakan kegiatan menggabungkan atau menyatukan duabilangan hingga diperoleh bilangan
ketiga sebagai hasil hitung, contohnya 2 + 3 = 5.Bilangan yang digabungkan 2 dan 3, hasil hitung
penjumlahan adalah 5 (Firmanawaty S, 2003: 21).
Operasi penjumlahan dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu penjumlahan dasar dan lanjut.
Penjumlahan dasar dimaksudkan sebagai penggabungan dua kumpulan benda menjadi satu kumpulan
benda,
sedangkan penjumlahan lanjut adalah penjumlahan yang hasilnya dicari menggunakan teknik-teknik
tertentu. Penjumlahan dasar disampaikan melalui tahapan konkrit (enactive), semi konkrit (econic), dan
diakhiri tahapan abstrak (symbolic).
Penjumlahan lanjut diawali dengan menyimpan dua bilangan hingga dua angka dengan cara bersusun tanpa
teknik menyimpan dan dengan teknik menyimpan.

2. Pengurangan
Operasi pengurangan dilambangkan dengan tanda “-“. Operasi pengurangan merupakan lawan atau
kebalikan dari operasi penjumlahan. Jika pada operasi penjumlahan dilakukan penggabungan dua
kelompok (himpunan), maka pada operasi pengurangan dilakukan pengambilan kelompok baru, yaitu
pembentukan kelompok baru (Sri Subarinah, 2006: 30). Misalnya, dari kelompok A yang beranggotakan 6
orang akan dibentuk kelompok baru yang terdiri dari 2 orang, maka banyaknya anggota kelompok A yang
tertinggal hanya 4 orang. Hal ini menunjukkan makna operasi pengurangan 6 – 2 = 4.
Operasi pengurangan juga dapat dikenalkan dengan selisih banyaknya anggota dua kelompok (Sri Subarinah,
2006: 30). Misalnya kelompok A beranggotakan 6 orang dan kelompok B beranggotakan 2 orang. Setiap
anggota kelompok A dipasangkan dengan anggota kelompok B, maka akan terdapat 4 anggota kelompok A
yang tidak berpasangan dengan kelompok B. Hal ini juga menunjukkan operasi pengurangan 6 – 2 = 4. Selain
itu, operasi pengurangan dapat pula dikenalkan sebagai lawan operasi penjumlahan, yaitu a – b = c, sama
artinya dengan a = b + c. Contoh pengurangan 10 – 5 = 5 sama artinya dengan penjumlahan 10 = 5 + 5.
Operasi pengurangan juga dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pengurangan yang bersifat dasar dan
pengurangan yang bersifat lanjut. Pengurangan dasar dimaksudkan sebagai penanaman konsep secara nyata
dan mudah dapat dipahami siswa sebagai pengambilan sebagian dari sebuah kumpulan benda, sedangkan
pengurangan lanjut adalah pengurangan tanpa teknik meminjam dan dengan teknik meminjam.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri Kertasari II Desa Kertasari adalah siswa-siswi
kelas 2 SD Negeri Kertasari II Desa kertasari ,kecamatan Rengasdengklok,Kabupaten Karawang, dengan
jumlah siswa 26 orang, 18 orang siswa laki-laki dan 8 orang siswa perempuan

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas II SD Negeri Kertasari II yang beralamat di Jl .Tegal Asem
,Desa Kertasari ,Kecamatan Rengasdengklok,Kabupaten Karawang . SD Negeri Kertasari II
memiliki 6 rombel. Penelitian dilaksanakan di SD tersebut karena keadaan siswa yang lemah
pelajaran matematikanya, terutama keterampilan operasi hitung. Selain itu, alasan dipilihnya SD
Negeri Kertasari II sebagai tempat penelitian karena peneliti termasuk salah satu staf pengajar
sehingga memudahkan dalam perizinan penelitian dan tidak meninggalkan tugas mengajar saat
penelitian berlangsung.

Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 2 siklus, dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2021/2022
Kegiatan yang dilakukan selama penelitian ini dari awal penyusunan hingga akhir penelitian
dijadwalkan sebagai berikut:

Penelitian ini berlangsung dari tanggal 8 – 13 Maret 2022 secara rinci dapat

dilihat pada table di bawah ini.


No Kegiatan Tanggal

8 9 10 11 12 13
1. Pengidentifikasian √
2 Menganalisis dan merumuskan √
3 Menyusun bahan ajar

4 Menyiapkan lata dan bahan √
5 Penyusun intrumen penelitian √
6 Pelaksanaan PTK di SD kelas II √
7 Analisi data √
8 Refleksi √
9 Perencanaan tindak lanjut √
10 Laporan √

Mata Pelajaran Matematika

Kelas II

Karakteristik Siswa

Karakteristik dari 26 peserta didik yang terdiri dari 18 peserta didik laki laki dan 8 peserta didik
perempuan yang mempunyai pribadi atau karakter siswa yang berbeda , ada anak yang suka asik
bermain sendiri atau berbicara dengan teman sebangku nya ketika kegiatan belajar mengajar
sehingga kelas menjadi gaduh, ada siswa yang benar-benar tidak suka dengan mata pelajaran
matematika. Selain itu ada anak yang merasa minder atau takut , ada anak yang merasa minder
atau takut sehingga anak tersebut tidak berani mengemukakan pendapat karena takut salah .
Dengan perbedaan pribadi siswa yang demikian ini dapat juga mempengaruhi hasil belajar nya .
Karena sebagian dari karakteristik anak di atas mendapati nilai yang kurang memuaskan
khususnya pada mata pelajaran matematika.

B. Deskripsi per siklus

1. Rencana

Memberi motivasi kepada siswa melalui tanya jawab yang dikaitkan

dengan pembelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. Jawaban siswa


diberi penguatan verbal.

Memberikan penjelasan tentang hidup bersih dan sehat

dan berbeda tetapi tetap satu dengan media lingkungan sekolah.

Menyimpulkan materi pembelajaran.

Memberikan tugas untuk pekerjaan rumah.

2. Pelaksanaan

Mengamati bagaimana tanggapan dan reaksi siswa setelah diberikan

penjelasan, motivasi dan kebebasan untuk menemukan dan


mengemukakan hasil dari pengamatan yang dilakukan siswa.

Adanya perubahan yang positif terhadap daya fikir siswa dalam

menangkap atau menerima pelajaran.

3) Pengamatan

Memperhatikan dan meneliti hasil pembelajaran siswa.

Mengumpulkan hasil tes serta mengamati keberhasilan, perubahan yang terjadi.

Meminta bantuan teman sejawat untuk mengamati dan menelaah

kekurangan dan kelemahan yang ada pada guru peneliti dalam proses pembelajaran.

4. Pengamatan/ pengumpulan data/intrumen

Menurut Supardi (Sugiyono, 2009: 127) prinsip pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas
tidak jauh berbeda dengan prinsip pengumpulan data pada jenis penelitian yang lain. Teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama
dari penelitian adalah memperoleh data (Sugiyono, 2009: 224). Data penelitian ini bersumber dari
interaksi peneliti dan siswa kelas II

SD Negeri Kertasari II dengan menggunakan metode picture and picture, untuk meningkatkan
kemampuan operasi hitung. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan antara
lain tes dan observasi.

4. Refleksi

Seperti pada diskripsi latar belakang bahwa masalah peneliti adalah hasil belajar matematika yang
rendah. Hanya 10 siswa dari 23 siswa yang memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM), sedangkan 13 siswa belum tuntas. Penyebab dari rendahnya hasil belajar matematika
adalah sebagai berikut.

Dari guru:

1. Guru masih menggunakan metode ceramah, sehingga pembelajaran menjadi membosankan.

2. Guru kurang mempersiapkan materi pembelajaran.

3. Penguasaan bahasa pengantar kurang dipahami.

4. Guru tidak memberi kesempatan untuk bertanya.

Dari siswa:

1. Siswa kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran matematika.

2. Siswa masih kurang fokus dalam pembelajaran.

3. Siswa kesulitan dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.

4. Siswa masih kurang berani dalam menjawab soal

Anda mungkin juga menyukai