Anda di halaman 1dari 9

1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SATUAN PANJANG MELALUI


PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)
PADA SISWA KELAS III SD

Rahayu Purwatiningsih1*, Hamdani 1, Trisna Nugraha2


1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka
2
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP, IKIP Siliwangi Bandung

E-mail : rahayupurwatinings@gmail.com

ABSTRAK
Penjelasan materi satuan panjang dalam pembelajaran matematika kelas 3 SD masih cenderung
menggunakan metpde ceramah. Hal ini menyebabkan siswa sulit memahami materi satuan panjang
terkhusus ketika dalam mengerjakan soal cerita. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk meningkatkan hasil belajar satuan panjang melalui metode Realistic Mathematics Education
(RME). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus perbaikan pada materi satuan panjang. Hasil penelitian menunjukkan
peningkatan hasil belajar ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata pada siklus II meningkat
sebesar 15,76 dari nilai siklus I sebesar 68,36 menjadi 84,12. Pada siklus I hanya 8 siswa yang tuntas
KKM sedangkan yang belum tuntas KKM sebanyak 17 siswa. Persentase siswa yang tuntas KKM
meningkat sebesar 60% dari 32% menjadi 92%. Sedangkan persentase siswa yang belum tuntas turun
sebesar 67,2% dari 68% menjadi 0,8%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan RME
mampu meningkatkan hasil belajar satuan panjang pada siswa kelas III SD. Pembelajaran matematika
melalui pendekatan RME ini pun juga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar dimana siswa
memberikan respon positif dan gembira selama pembelajaran.

Kata Kunci: hasil belajar matematika, satuan panjang, pendekatan Realistic Mathematics Education
(RME)

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kegiatan yang melibatkan hubungan antara guru dan siswa. Guru
sebagai salah satu faktor peningkatan SDM terhadap keberhasilan dari tujuan pendidikan, untuk
dapat mewujudkan keberhasilan dari tujuan pendidikan maka diperlakuannya tenaga pendidik
memiliki profesionalisme, keratifitas sesuai dengan tuntutan zaman, dan sikap yang menyenangkan
bagi peserta didik (Ernawati, 2021). Oleh karena itu pendidikan sangatlah penting, karena bertujuan
agar dapat meningkatkan pengetahuan siswa sehingga nantinya pengetahuan yang telah didapat
diharapkan adanya perubahan dalam diri siswa tersebut. Pendidikan di sekolah dasar terdiri dari
pembelajaran matematika, IPA, B.Indonesia, IPS dan lain-lain.
Pembelajaran matematika dianggap pembelajaran yang sangat penting sehingga diharapkan
diajarkan sejak dini. Pembelajaran matematika adalah proses interaksi guru dan siswa yang
2

melibatkan pengembangan pola berfikir dalam lingkungan belajar yang diciptakan oleh guru
dengan berbagai cara agar program belajar matematika dapat dikembangkan secara optimal dan
siswa mampu melakasanakn pembelajarannya secara efektif dan efisien (Chisara, Hakim, &
Kartika, 2018). Pembelajaran matematika di sekolah dasar merupakan salah satu pelajaran yang
harus mendapatkan perhatian khusus. Mengingat peranan matematika yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam membantu bidang ilmu pelajaran lainnya. Namun pada
kenyatannya pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika sangat rendah. Hal ini
disebabkan karena beberapa siswa menganggap matematika itu sulit khususnya dalam memahami
konsep satuan panjang. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizkyani dan
Amelia yang menyatakan bahwa pembelajaran matematika bagi siswa sangat sulit karena siswa
beranggapan matematika itu selalu berhubungan dengan angka dan hitung-hitungan sehingga
stigma siswa jika sudah mendengar pelajaran matematika terkesan menakutkan. (Rizkyani &
Amelia, 2020).
Konsep satuan panjang ini berhubungan dengan pengukuran panjang. Pengukuran adalah
salah satu pembahasan pembelajaran matematika yang terdapat pada sekolah dasar, salah satunya
pengukuran satuan panjang. Contoh satuan panjang dalam kehidupan sehari-hari misalnya
mengukur panjang meja, mengukur panjang pensil, mengukur panjang buku dan lain sebagainya.
Untuk mengukur panjang suatu benda digunakan alat ukur seperti penggaris, meteran dan lain-lain
(Rahmawati, Handayani, & Rahayu, 2022). Pembelajaran satuan panjang ini dipelajari di sekolah
dasar pada siswa kelas III. Oleh sebab itu pembelajaran konsep satuan panjang harus dilakukan
dengan pendekatan yang realistik.
Solusi pembelajaran satuan panjang salah satunya dapat dilakukan dengan mendesai
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME).
Pendekatan RME adalah pendekatan yang menekankan bahwa matematika sebagai aktivitas insani
dan harus dikaitkan dengan realitas. Menurut Frudenthal, pendekatan RME ini memiliki
karakteristik diantaranya; mengawali pembelajaran matematika dengan masalah nyata, kemudian
menggunakan model penyelesaian masalah yang dikonstruksi oleh siswa melalui bimbingan guru,
selain itu menggunakan kontribusi siswa melalui ankea jawaban dan ankea cara, serta
memaksimalkan interaksi antara siswa-siswa, siswa-guru, dan siswa-sumber belajar, dan
mengaitkan materi matematika dengan topik matematika lainnya. (Awaludin, 2021). Menurut
(Chisara, Hakim, & Kartika, 2018) pembelajaran matematika dengan pendekatan RME dapat
mengetahui keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari dan mengetahui kegunaan
matematika pada umumnya. Oleh karena itu salah satu model pembelajaran yang bisa diterapkan
untuk meningkatkan kemampuan berpikir serta penalaran siswa dalam penyelesaian masalah ialah
dengan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) (Dian, Zulela, & Fahrurrozi, 2021).
3

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini ditujukan untuk menjawab
pertanyaan penelitian sebagai berikut “bagaimana meningkatkan hasil belajar materi satuan panjang
melalui pendekatan Realisthic Mathematics Educatioan (RME) pada siswa kelas III SD” Tujuan
penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar satuan panjang melalui pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME). Harapannya penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk
berbagai pihak seperti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dapat dijadikan rujukan atau
masukan bagi pihak sekolah dalam memperbaiki maupun meningkatkan kualitas pembelajaran
guru, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan, dapat mengevaluasi hasil pembelajar dan
meningkatkan strategi pembelajaran yang menarik serta dapat dipahami oleh siswa.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode dan desain penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun
penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Penelitian PTK biasa dirancang dalam beberapa tindakan berupa
spiral siklus yang dalam satu siklus memuat empat momen yang meliputi planning, action,
observation, and reflecting (Nugraha & dkk, 2020). Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya
penelitian ini terdiri dari 2 siklus dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan serta refleksi.
Berikut tahapan penelitian:

Gambar 1. Tahapan penlitian


Tahap pertama yakni perencanaan. Pada tahap ini peneliti menyiapkan RPP dengan materi
satuan panjang. Selain menyiapkan RPP peneliti juga menyiapkan instrument observasi dan tes.
Tahap kedua yakni pelaksanaan. Pada tahap ini peneliti melaksankan penelitian sesuai dengan RPP
yang telah dibuat. Tahap ketiga yaitu pengamatan. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan
atau observesai. Hasil observasi ini nantinya dijadikan sebagai acuan dalam tahap refleksi. Tahap
berikutnya yaitu refleksi. Pada tahap ini peeneliti merefleksikan hasil pelaksanaan dan menentukan
tindak lanjut yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya.
4

Adapun pendekatan dalam mendesain pembelajaran satuan panjang ini menggunakan


pendekatan Realistic Mathematics Education (RME). Penggunaan metode RME didasarkan pada
tahapan perkembangan anak usia 7-12 tahun, yang diklasifikasikan dalam tahapan operasional
khusus dalam teori perkembangan Piaget. Pada tahap ini, siswa mulai dapat menggunakan konsep
matematika melalui benda-benda konkrit. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan benda
konkret dalam proses pembelajaran berupa media sederhana yang dekat dengan dunia siswa. Hal
ini sesuai dengan teori perkembangan Piaget, yang mendalilkan bahwa seiring bertambahnya usia
manusia, sistem saraf mereka menjadi lebih kompleks dan kemampuan mereka meningkat (Bunga
& dkk, 2015).

Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian


Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III di salah satu sekolah dasar swasta kabupaten
Bekasi pada mata pelajaran matematika dengan materi satuan panjang. Siswa kelas III berjumlah
25 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan
tanggal 21 Oktober 2022, 28 Oktober 2022 dan 4 November 2022. Perbaikan setiap pembelajaran
untuk mata pelajaran matematika tiap siklusnya disusun sesuai jadwal pelajaran di sekolah. Jadwal
penelitian tindakan kelas adalah adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
No Siklus Tanggal Pelaksanaan Waktu
1. Pra Siklus Jumat, 21 Oktober 2022 10.00-11.45
2. Siklus I Jumat, 28 Oktober 2022 10.00-11.45
3. Siklus II Jumat, 4 November 2022 10.00-11.45

Teknik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis data deskriptif dan
kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif ialah analisis yang menjelaskan hasil observasi melalui
narasi. Sedangkan analisis kuantitatif ialah analisis yang digunakan untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa. Adapun teknik pengumpulan data adalah berdasarkan observasi dan tes hasil
belajar siswa.

HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian adalah hasil yang diperoleh peneliti sebagai acuan berkaitan dengan
keberhasilan proses penelitian. Hasil yang diperoleh peneliti berasal dari tes atau hasil evaluasi serta
observasi. Tes ini digunakan untuk mengumpulkan data terkait cara meningkatkan hasil belajar
5

siswa dalam materi satuan panjang, sedangkan observasi ini digunakan untuk memahami aktivitas
guru dan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan RME.
Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran matematika materi satuan panjang
melalui pendekatan RME di kelas III SD dapat diketahui bahwa sebelum peneliti melaksanakan
pembelajaran, peneliti membuat rancangan pembelajaran terlebih dahulu.
Perencanaan yang dirancang oleh peneliti yaitu pertama, melakukan identifikasi standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Kedua menentukan indikator serta menentukan tujuan
pembelajaran. Ketiga, peneliti merancang langkah-langkah pembelajaran dimulai kegiatan awal
sampai kegiatan akhir. Keempat, peneliti menentukan metode pendekatan RME serta memahami
pelaksanaan langkah-langkah pendekatan RME. Kelima, peneliti membuat evaluasi yang akan
dikerjakan oleh siswa.
Pada pelaksanaan siklus I ini guru mengawali pembelajaran dengan salam dan berdoa,
kemudian mengecek kehadiran siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi mengenai satuan
panjang. Selanjutnya pada kegiatan inti, guru memberikan gambar kepada siswa dengan
menunjukkan beberapa gambar terkait alat ukur satuan panjang. Setelah itu guru meminta siswa
untuk melakukan pengukuran dengan benda-benda yang ada di kelas. Setelah itu guru meminta
siswa untuk mengerjakan evaluasi siklus I dalam bentuk post test.
Pada pertemuan siklus I dilakukan tes evaluasi. Tes ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa banyak siswa kelas III dapat memahami konsep awal satuan panjang. Berikut ini hasil
evaluasi pada siklus I.
Tabel 2. Hasil Evaluasi Siklus 1
Jumlah KKM 75 Persentase Ketuntasan Nilai Rata-
Siswa Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas rata Siswa
25 8 17 32% 68% 68.36

Berdasarkan tabel hasil evaluasi siklus I bahwa dari 25 siswa hanya 8 siswa yang tuntas,
sedangkan 17 siswa belum tuntas. Dan sebesar 32% persentase ketuntasan. Pada siklus I ini
ditemukan beberapa kendala sehingga hasil belajar siswa belum maksimal.
Analisis terhadap hasil evaluasi menunjukkan nilai terendah adalah 30, dan nilai tertinggi
adalah 90, dengan rata-rata kelas 68.36. Dengan demikian hasil evaluasi yang dicapai siswa pada
siklus I belum seusia dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yakni 75. Sehingga berdasarkan
hasil evaluasi dan refleksi siklus I tersbut peneliti membuat perencanaan perbaikan kegiatan
pembelajaran untuk siklus II.
6

Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus II


Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi pada siklus I, peneliti melakukan perbaikan
pembelajaran siklus II. Pada siklus II ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan memperbaiki
hambatan-hambatan yang terjadi pada siklus I, yang bertujuan agar pelaksanaan perbaiakn
pembelajaran dapat sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Sebelum peneliti melakukan siklus II ini, peneliti menyiapkan perangkat yang digunakan
dalam pembelajaran. Pada pelaksanaan siklus II ini guru mengawali pembelajaran dengan salam
dan berdoa, kemudian mengecek kehadiran siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi yang telah
dilakukan pada siklus I. Selanjutnya pada kegiatan inti, guru mengingatkan siswa tentang konsep
satuan panjang, kemudian guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok
menyelesaikan lembar kerja siswa dengan kegiatan mengkonversikan satuan panjang dan
menyelesaikan persoalan dalam bentuk cerita. Dan kegiatan penutup diakhiri dengan mengerjakan
evaluasi yang harus dikerjakan oleh setiap siswa. Hal ini berguna untuk melihat kepemahaman
siswa dalam mengerjakan soal secara individu. Selanjutnya guru melakukan refleksi terkait materi
yang telah dipelajari, dan pembelajaran ditutup dengan motivasi, doa dan salam.
Pada pertemuan siklus II peneliti kembali melakukan evaluasi untuk melihat apakah ada
peningkatan hasil belajar dari siklus I. Berikut hasil evaluasi siklus II:
Tabel 3. Hasil Evaluasi Siklus 1I
Jumlah KKM 75 Persentase Ketuntasan Nilai Rata-
Siswa Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas rata Siswa
25 23 2 92% 0,8% 84.12

Berdasarkan tabel hasil evaluasi siklus II terjadi peningkatan yakni bahwa dari 25 siswa ada
23 siswa yang tuntas, sedangkan 2 siswa belum tuntas. Dan sebesar 92% persentase ketuntasan.
Analisis terhadap hasil evaluasi menunjukkan nilai terendah adalah 70, dan nilai tertinggi adalah
94, dengan rata-rata kelas 84.12. Dengan demikian adanya peningkatan dari hasil evaluasi siklus I.

Pembahasan
Penggunaan pendekatan RME materi satuan panjang pada siswa kelas III ini menunjukkan
peningkatan dilihat dari hasil belajar siswa pada perbaikan siklus I dan siklus II. Hal ini berdampak
positif terhadap pemahaman materi satuan panjang. Berikut grafik perbandingan hasil evaluasi
pembelajaran siklus I dan II:
7

100%

80%

60%

40%

20%

0%
Tuntas Belum Tuntas
Siklus I Siklus II

Grafik 1. Hasil Evaluasi Siklus I dan II


Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa pada siklus I persentase tuntas sebesar 32%
dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 60%. Peningkatan pada siklus II ini dilakukan
perbaikan pembelajaran dimana para siswa memahami konsep satuan panjang secara utuh. Dimana
pada siklus I, siswa masih banyak yang belum memahami, namun pada siklus ke II siswa
diahadpkan dengan soal cerita yang harus diselesaikan secara berkelompok. Hal ini membuat siswa
untuk memicu saling bekerja sama dalam menyelesaikan soal. Peran guru pun mengamati dan
mengawasi aktivitas siswa. Pada siklus II ini terlihat siswa sangat antusias. Dan di akhir
pembelajaran setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil pengerjaannya. Selain itu
pada siklus II ini, banyak interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa.
Sehingga membuat pembelajaran menjadi aktif.
Berdasarkan hasil analisis data dan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics
Education (RME) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada materi satuan panjang ini siswa
mengukur benda konkret secara langsung menggunakan alat ukur berupa penggaris. Hal ini
membuat siswa mendapatkan pengalaman langsung dari kegiatan yang mereka lakukan. Selain itu
dalam penyelesaian masalah soal cerita siswa dilakukan secara diskusi berkelompok, hal ini
menambah keaktifan siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan
RME pada materi satuan panjang pada siswa kelas III di salah satu SD swasta kabupaten Bekasi
Tahun Pelajaran 2022/2023 mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar ini
ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata pada siklus II meningkat sebesar 15,76 dari nilai
siklus I sebesar 68,36 menjadi 84,12. Pada siklus I hanya 8 siswa yang tuntas KKM sedangkan yang
8

belum tuntas KKM sebanyak 17 siswa. Persentase siswa yang tuntas KKM meningkat sebesar 60%
dari 32% menjadi 92%. Sedangkan persentase siswa yang belum tuntas turun sebesar 67,2% dari
68% menjadi 0,8%.

Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh bahwa pendekatan Realistic Mathematics
Education (RME) penting digunakan dalam pembelajaran matematika. Dimana melauli pendekatan
RME ini diharapkan pada pembelajaran matematika guru harus memperbanyak media mengunakan
benda-benda konkret atau benda yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu guru
harus memahami langkah-langkah dalam menerapkan pendekatan RME serta dapat menggunakan
berbagai metode dalam pembelajaran matematika.
9

DAFTAR PUSTAKA

Awaludin, A. A. (2021). Teori dan Aplikasi Pembelajaran Matematika di SD/MI. Sigli:


Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
Bunga, & dkk. (2015). Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa
dengan Pendekatan Realistic Mathematics Education pada Siswa SMP di Kota
Bandung. Jurnal Ilmiah STKIP Siliwangi Bandung, 26-32.
Chisara, C., Hakim, D. L., & Kartika, H. (2018). Implementasi Pendidikan Realisctic
Mathematics Education (RME) dalam Pembelajaran Matematika. Journal uniska
sesimodika, 65-72.
Dian, I. F., Zulela, & Fahrurrozi. (2021). Model Mathematics Realistic Education (RME)
pada Materi Pecahan di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu Vol 5 No. 4, 1888-1899.
Ernawati. (2021). Problematika Pembelajaran Matematika. Sigli: Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini.
Nugraha, T., & dkk. (2020). How to Teach Bilingual Program? An Application of Content
and Language Integrated Learning on Primary School. Jurnal Ilmiah P2M STKIP
Siliwangi 7 (2), 134-140.
Rahmawati, F. D., Handayani, H., & Rahayu, A. H. (2022). Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT Berbantuan Media Dakon Satuan Terhadap Kemampuan
Pemahaman Matematis pada Materi Satuan Panjang. Jurnal Pendidikan Matematika
Sebelas April, 30-39.
Rizkyani, M. I., & Amelia, W. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Matematika materi Satuan
Panjang melalui media Flash Card pada siswa kelas IIB SDN Kayuringin Jaya VI
Bekasi. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 4 No 2, 141-148.

Anda mungkin juga menyukai