Maretiaman Ndruru¹⁾
Gusti Rada²⁾
Abstrak
Pelajaran matematika dapat dikatakan berhasil apabila mampu membuat siswa terlibat dalam
proses pengajaran serta dapat dirasakan manfaatnya secara langsung. Pada hasil observasi di
kelas V SDN 078516 Hilimoasio Dua T.A. 2022/2023, terungkap bahwa hasil belajar
matematika siswa masih rendah. Oleh karena itu, peneliti termotivasi untuk melakukan
tindakan perbaikan pembelajaran matematika di kelas tersebut dengan penerapan metode drill
pada materi ajar operasi hitung bilangan berpangkat dua. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas yang
dilakukan sebanyak 2 siklus. Data dikumpulkan melalui observasi dan soal tes yang kemudian
dilakukan analisis secara kualitatif dan kuantitaif. Pada siklus 1 didapatkan bahwa nilai rata-
rata hasil belajar siswa yaitu 79 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 67%. Pada siklus
2 didapat bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa berhasil meningkat menjadi 96 dan jumlah
yang tuntas bertambah menjadi 96%. Sehingga hasil menujukkan keberhasilan tindakan
peniliti dalam memperbaiki pembelajaran matematika di kelas V SDN 078516 Hilimoasio
Dua T.A. 2022/2023.
Pendahuluan
Matematika merupakan ilmu yang relevan dan penting bagi semua orang tanpa
terkecuali dalam berbagai aspek kehidupan manusia sehari-hari. Selain itu, matematika juga
merupakan salah satu ilmu yang mendasari semua bidang ilmu yang lain. Ilmu ini juga
digunakan sebagai pendekatan dan pedoman dalam kegiatan ekonomi. Seperti transaksi jual
beli, utang, piutang dan lain-lain. (tambahkan kutipan dari jurnal atau buku yang mendukung
pendapat dari manfaat matematika ini).
Salah satu materi yang penting dipelajari oleh siswa di tingkat sekolah dasar yaitu
materi operasi hitung bilangan berpangkat dua. Menurut Erna Yayuk & Suko Prasetyo (2018),
operasi hitung bilangan berpangkat dua merupakan materi yang mengajarkan tetang cara-cara
untuk menjadikan siswa aktif mempelajari matematika. Operasi hitung bilangan berpangkat
dua perlu dipelajari oleh siswa karena berguna untuk membandingkan uang saku, menghitung
jumlah berat benda (apakah benar ini manfaatnya? Coba cari jurnal yang mengungkapkan
manfaat materi operasi hitung bilangan berpangkat dua ini agar lebih akurat). Oleh karena itu,
materi operasi hitung bilangan berpangkat dua ini penting dipelajari siswa di tingkat sekolah
dasar.
Meskipun operasi hitung bilangan berpangkat dua sangat penting dipelajari oleh siswa
di sekolah dasar, akan tetapi hasil belajar siswa pada materi ini masih cenderung rendah. Erna
Sari Agusta (2020) mengungkapkan bahwa salah satu penyebab rendahnya aktifitas belajar
siswa adalah kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. Hasil pengamatan yang di
lakukan peneliti di kelas V SDN 078516 Hilimoasio Dua, T.A. 2022/2023 pada materi
Operasi Hitung Bilangan Berpangkat Dua terungkap juga menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa masih rendah. Hal ini disebabkan karena siswa yang hanya pasif dalam pembelajaran
dan guru yang hanya memberikan penjelasan materi didepan kelas dan memberikan tugas.
Permasalahan ini tidak sejalan dengan yang diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional.
Oleh karena itu, peneliti merasa perlu untuk memperbaiki hasil belajar yang diperoleh dengan
menggunakan metode latihan pada pembelajaran materi operasi hitung bilangan berpangkat
dua.
Operasi hitung bilangan berpangkat dua sangat bermanfaat bagi siswa dimateri
selanjutnya. Jika hasil pembelajaran pada materi operasi bilangan hitung berpangkat dua di
biarkan begitu saja maka akibatnya hasil belajar siswa akan tetap rendah serta siswa tidak
dapat melanjutkan pada materi selanjutnya. Tambahkan lagi kutipan jurnal disini yang
mengungkapkan bahwa akibat nya hasil belajar siswa rendah atau apapun itu akibat yang
ditemukan pada jurnal tsb).
Pelajaran matematika dapat dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa termasuk
dalam kategori berhasil dan mampu membuat siswa terlibat dalam proses pembelajaran serta
dapat dirasakan maanfaatnya secara langsung oleh siswa. Evriyani et al, (2020) mengatakan
hasil belajar menjadi tolak ukur tercapainya proses pembelajaran, serta kesesuain antara
metode pembelajaran dan materi yang disampaikan akan dapat dilihat hasilnya melalui
evaluasi belajar. Faktor guru menjadi sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Guru yang memiliki kemampuan yang bagus akan menciptakan penataan pembelajaan yang
baik, seperti dapat menyusun melaksanakan dan menilai kegitan pembelajaran sehingga siswa
menjadi lebih aktif dalam proses belajar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena
itu, guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengelola proses pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa.
Salah satu metode yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini adalah metode drill
atau metode latihan yaitu sebuah metode yang melatih siswa secara kontinu hingga siswa
terlatih dan berhasil dalam pembelajaran. Sejalan dengan itu, Harsono (2018) mengatakan
bahwa metode latihan adalah proses yang dilakukan dengan sistematis serta berulang-ulang
untuk mencapai prestasi siswa kearah yang lebih baik. Sujono (2020) mengatakan metode
latihan ini dapat membuat siswa memiliki ketangkasan, ketepatan, kemampuan dan
keterampilan. Menurut Sukmadinata (2019), penerapan metode latihan bermakna sebagai
suatu usaha dalam memperoleh kemampuan untuk mendapatkan hasil belajar dari aspek
pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik.
Metode drill merupakan sebuah metode yang membutuhkan skill dan penguasaan yang
cukup tinggi. Sejalan dengan itu, Rusman (2011) menyatakan metode latihan adalah suatu
teknik dalam mengajar di mana peserta didik melaksanakan kegiatan latihan, ketangkasan dan
keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Selanjutnya, peneliti
sebelumnya mengatakan bahwa sebelum guru memberikan latihan haruslah mempersiapkan
dengan baik dari segi materi maupun soal yang akan dilatihkan (Fransiska, 2019; Jauhriyah &
Dardiri, 2017; Putri, 2019).
Metode drill ini tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada karena beberapa
keunggulan yang dimilikinya. Metode driil menjadi salah satu cara dalam menerapkan
rencana kegiatan yang telah dirancang agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
optimal (Wina Sanjaya, 2019). Keunggulan dari metode drill atau metode latihan ini yaitu
(1) bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh
tertanam dala daya ingatan murid karena seluruh pikiran, perasaan, kemauan dikonsentrasikan
pada pelajaran yang dilatihkan; (2) anak didik akan dapat mempergunakan daya pikirannya
dengan bertambah baik karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi
lebih teratur, teliti dan mendorong daya ingatnya; dan (3) adannya pengwasan, bimbingan dan
koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan anak didik untuk melakukan
perbaikan kesalahan saat itu juga (Fransiska, 2019 ; Jaelani & Aisyah, 2017). Oleh karena itu,
metode latihan pada operasi hitung bilangan berpangkat dua dapat diterapkan pada
pembelajaran agar siswa lebih memahami materi yang dipelajari.
Berdasarkan uraian di atas penulis termotivasi untuk menerapkan metode drill dalam
proses belajar matematika di kelas V SDN 078516 Hilimoasio Dua T.A. 2022/2023 untuk
mengetahui dampaknya terhadap hasil belajar matematika siswa khususnya pada materi
operasi hitung bilangan berpangkat dua.
Metode
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 078516 Hilimoasio Dua yang berlokasi di Desa
Hilimoasio Dua, Kec. Idanogawo, Kab. Nias, Provinsi Sumatera Utara. Subjek penelitiannya
yaitu siswa kelas V yang berjumlah 18 orang, terdiri dari 10 orang laki-laki dan 8 orang
perempuan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan penelitian ini
dilakukan sebanyak dua siklus pada semester ganjil. Penelitian ini didahului dengan kegiatan
refleksi awal yaitu melakukan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di
laman gurupintar.ut.ac.id. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan
penelitian, yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Siklus pelaksanaan perbaikan pembelajaran tersebut dapat digambarkan seperti
Gambar 1.
4. Refleksi
Tahapan ini dilaksanakan beberapa kegiatan sebagai berikut:
a. Peneliti melakukan analisis terhadap hasil pengamatan pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus 1 oleh supervisor 1 dan supervisor 2.
b. Peneliti merefleksikan pelaksanaan perbaikan siklus 1 berdasarkan hasil pengamatan
dari supervisor 1 dan 2.
c. Peneliti melakukan refleksi mandiri untuk mencari kelemahan dan kelebihan dari
simulasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 melalui lembar refleksi.
Setelah itu, peneliti akan menganalisis assesmen hasil belajar matematika siswa pada
akhir siklus 1 dan akhir siklus 2 sebagai data yang digunakan untuk melihat perubahan dari
serangkaian kegiatan penelitian. Soal tes tertulis yang dipakai guna melihat perubahan hasil
belajar siswa diakhir tindakan ini yaitu berbentuk tes esai. Hasilnya penilaian ini kemudian
dianalisa secara sederhana guna melihat rata-rata performa belajar dari anak didik dengan cara
klasikal dari kedua siklus dengan beracuan pada formula berikut.
Phb=r sik 2−r sik 1
Keterangan rumus:
R
NP= ×100
SN
Keterangan rumus:
NP : Nilai porsentase ketuntasan belajar
R : Jumlah peserta didik yang memperoleh ≥75
SN : Jumlah seluruh peserta didik
Siklus 1
Pada siklus 1 ini peneliti meminta supervisor 1 dan 2 untuk meriview RPPS 1 agar
terdapat kesesuaian antara target yang ingin dicapai peneliti dengan rangkaian aktivitas
belajar yang dirancang. Hasil review supervisor 1 dan 2 terhadap rencana perbaikan
pembelajaran siklus 1 ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Hasil Review RPPS 1 dan Perbaikannya
Pengamatan oleh
No. Aspek yang Diamati Refleksi Peneliti
S1 dan S2
1 Identitas Sesuai -
2 KI, KD, dan Indikator Sesuai -
Pencapaian Kompetensi
3 Pendekatan, Model, Sesuai -
Metode (sesuai judul)
4 Media dan Sumber Kurang Sesuai Dilakukan perbaikan
Belajar merujuk kepada silabus
5 Kegiatan awal Sesuai -
6 Kegiatan Inti Sesuai -
7 Kegiatan Penutup Sesuai -
8 Penilaian Sesuai -
Tahap selanjutnya beracuan pada hasil pengamatan dari supervisor 1 dan 2 terhadap
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 maka peneliti melakukan refleksi mandiri untuk
mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan dari peneliti dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus 1. Hasil refleksi tersebut akan disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3. Kelemahan Peneliti Pada Pelaksanaan Siklus 1
Pada tahapan berikutnya, peneliti mengumpulkan nilai hasil belajar operasi hitung
bilangan berpangkat dua siswa yang diujikan kepada siswa diakhir tindakan perbaikan
pembelajaran siklus 1, guna untuk melihat dampaknya dari tindakan yang dilakukan terhadap
pencapaian kompetensi prestasi belajar dari siswa. Data tersebut akan disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel 5. Nilai Hasil Belajar Siswa dari Siklus 1
Nilai
No. Nama Siswa
Siswa
1 AR 75
2 AY 80
3 BY 90
4 CR 60
5 DW 60
6 ER 55
7 FR 85
8 FT 85
9 GD 75
10 HA 75
11 HY 60
12 HK 70
13 HB 70
14 IJ 70
15 IW 65
16 KZ 65
17 LM 65
18 ZZ 65
Jumlah Nilai 1270
Rata-Rata 70,5
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 7 orang siswa yang mencapai KKM yaitu
nilai ≥ 75. Sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai atau di bawah KKM yaitu
berjumlah 11 orang siswa. Berdasarkan data tersebut, maka sebanyak 63,6% siswa dari total
18 orang siswa yang belum mencapai KKM. Sementara kriteria ketuntasan belajar yaitu
apabila terdapat 70% siswa yang telah mencapai nilai sama atau lebih besar dari 75 sebagai
nilai ketuntasan belajar individu. Hal inilah yang menjadi dasar pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus 2 oleh peneliti.
Siklus 2
Pada siklus 2 ini, peneliti menyempurnakan lagi konsep serta pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus 2 berdasarkan hasil observasi, refleksi serta data hasil
penilaian hasil belajar matematika dari siswa pada siklus 1. Peneliti kembali meminta
supervisor 1 dan 2 untuk meriview RPPS 2 agar terdapat kesesuaian antara target yang ingin
dicapai peneliti dengan rangkaian aktivitas belajar yang dirancang. Hasil review oleh
supervisor 1 dan 2 pada RPPS 2 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6. Hasil Review RPPS2 dan Perbaikannya
Pengamatan S1
No. Aspek yang Diamati Refleksi Peneliti
dan S2
1 Identitas Sesuai -
2 KI, KD, dan Indikator Sesuai -
Pencapaian Kompetensi
3 Pendekatan, Model, Metode Sesuai -
(sesuai judul)
4 Media dan Sumber Sesuai -
Belajar
5 Kegiatan awal Sesuai -
6 Kegiatan Inti Sesuai -
7 Kegiatan Penutup Sesuai -
8 Penilaian Sesuai -
Selanjutnya, hasil pengamatan yang dilakukan oleh supervisor 1 dan 2 terhadap
kemampuan peneliti dalam melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 2 dapat
dilihat pada tabel berikut.
Pada tahapan berikutnya, peneliti mengumpulkan nilai hasil belajar operasi hitung
bilangan berpangkat dua siswa yang diujikan kepada siswa diakhir tindakan perbaikan
pembelajaran siklus 2, guna untuk melihat dampaknya dari tindakan yang dilakukan terhadap
pencapaian kompetensi prestasi belajar dari siswa. Data tersebut akan disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel 10. Nilai Hasil Belajar Siswa dari Siklus 2
Nilai
No. Nama Siswa
Siswa
1 AR 100
2 AY 100
3 BY 100
4 CR 100
5 DW 100
6 ER 100
7 FR 100
8 FT 100
9 GD 100
10 HA 100
11 HY 95
12 HK 95
13 HB 95
14 IJ 95
15 IW 95
16 KZ 90
17 LM 85
18 ZZ 70
Jumlah Nilai 1720
Rata-Rata 96
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 17 orang siswa yang mencapai KKM yaitu
memperoleh nilai ≥ 75. Sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai atau di bawah KKM
yaitu berjumlah 1 orang siswa. Berdasarkan data tersebut, maka sebanyak 96% siswa dari
total 18 orang siswa yang mencapai KKM. Persentase ini sudah melebihi dari kriteria
ketuntasan belajar kalsikal yaitu 75%, sehingga dinyatakan tidak perlu diadakan lagi tindakan
perbaikan pembelajaran untuk siklus berikutnya karena siklus 2 sudah bisa dinyatakan
berhasil.
Berdasarkan hasil paparan pelaksanaan penelitian pada siklus 1 dan siklus 2 sebelumnya
dapat dilihat perbandingan hasil pengamatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dari siklus
seperti pada tabel berikut,
Tabel 11. Temuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran Siklus 1 dan 2
120
100
80
60 Rata-rata
kentuntasan kalsikal
40
20
0
Siklus 1 siklus 2