Anda di halaman 1dari 14

Perbaikan Pembelajaran Matematika melalui Metode Drill

pada Materi Operasi Hitung Bilangan Berpangkat Dua


di Kelas V SDN 078516 Hilimoasia Dua

Maretiaman Ndruru¹⁾
Gusti Rada²⁾

¹⁾Mahasiswa Program Studi PGSD, FKIP Universitas Terbuka


²⁾Dosen Program Studi PGSD, FKIP Universitas Terbuka

Email : 1)maretndruru10@gmail.com, 2)gustirada49@gmail.com

Abstrak
Pelajaran matematika dapat dikatakan berhasil apabila mampu membuat siswa terlibat dalam
proses pengajaran serta dapat dirasakan manfaatnya secara langsung. Pada hasil observasi di
kelas V SDN 078516 Hilimoasio Dua T.A. 2022/2023, terungkap bahwa hasil belajar
matematika siswa masih rendah. Oleh karena itu, peneliti termotivasi untuk melakukan
tindakan perbaikan pembelajaran matematika di kelas tersebut dengan penerapan metode drill
pada materi ajar operasi hitung bilangan berpangkat dua. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas yang
dilakukan sebanyak 2 siklus. Data dikumpulkan melalui observasi dan soal tes yang kemudian
dilakukan analisis secara kualitatif dan kuantitaif. Pada siklus 1 didapatkan bahwa nilai rata-
rata hasil belajar siswa yaitu 79 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 67%. Pada siklus
2 didapat bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa berhasil meningkat menjadi 96 dan jumlah
yang tuntas bertambah menjadi 96%. Sehingga hasil menujukkan keberhasilan tindakan
peniliti dalam memperbaiki pembelajaran matematika di kelas V SDN 078516 Hilimoasio
Dua T.A. 2022/2023.

Kata Kunci: bilangan berpangkat dua, metode drill, operasi hitung

Pendahuluan
Matematika merupakan ilmu yang relevan dan penting bagi semua orang tanpa
terkecuali dalam berbagai aspek kehidupan manusia sehari-hari. Selain itu, matematika juga
merupakan salah satu ilmu yang mendasari semua bidang ilmu yang lain. Ilmu ini juga
digunakan sebagai pendekatan dan pedoman dalam kegiatan ekonomi. Seperti transaksi jual
beli, utang, piutang dan lain-lain. (tambahkan kutipan dari jurnal atau buku yang mendukung
pendapat dari manfaat matematika ini).
Salah satu materi yang penting dipelajari oleh siswa di tingkat sekolah dasar yaitu
materi operasi hitung bilangan berpangkat dua. Menurut Erna Yayuk & Suko Prasetyo (2018),
operasi hitung bilangan berpangkat dua merupakan materi yang mengajarkan tetang cara-cara
untuk menjadikan siswa aktif mempelajari matematika. Operasi hitung bilangan berpangkat
dua perlu dipelajari oleh siswa karena berguna untuk membandingkan uang saku, menghitung
jumlah berat benda (apakah benar ini manfaatnya? Coba cari jurnal yang mengungkapkan
manfaat materi operasi hitung bilangan berpangkat dua ini agar lebih akurat). Oleh karena itu,
materi operasi hitung bilangan berpangkat dua ini penting dipelajari siswa di tingkat sekolah
dasar.
Meskipun operasi hitung bilangan berpangkat dua sangat penting dipelajari oleh siswa
di sekolah dasar, akan tetapi hasil belajar siswa pada materi ini masih cenderung rendah. Erna
Sari Agusta (2020) mengungkapkan bahwa salah satu penyebab rendahnya aktifitas belajar
siswa adalah kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. Hasil pengamatan yang di
lakukan peneliti di kelas V SDN 078516 Hilimoasio Dua, T.A. 2022/2023 pada materi
Operasi Hitung Bilangan Berpangkat Dua terungkap juga menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa masih rendah. Hal ini disebabkan karena siswa yang hanya pasif dalam pembelajaran
dan guru yang hanya memberikan penjelasan materi didepan kelas dan memberikan tugas.
Permasalahan ini tidak sejalan dengan yang diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional.
Oleh karena itu, peneliti merasa perlu untuk memperbaiki hasil belajar yang diperoleh dengan
menggunakan metode latihan pada pembelajaran materi operasi hitung bilangan berpangkat
dua.
Operasi hitung bilangan berpangkat dua sangat bermanfaat bagi siswa dimateri
selanjutnya. Jika hasil pembelajaran pada materi operasi bilangan hitung berpangkat dua di
biarkan begitu saja maka akibatnya hasil belajar siswa akan tetap rendah serta siswa tidak
dapat melanjutkan pada materi selanjutnya. Tambahkan lagi kutipan jurnal disini yang
mengungkapkan bahwa akibat nya hasil belajar siswa rendah atau apapun itu akibat yang
ditemukan pada jurnal tsb).
Pelajaran matematika dapat dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa termasuk
dalam kategori berhasil dan mampu membuat siswa terlibat dalam proses pembelajaran serta
dapat dirasakan maanfaatnya secara langsung oleh siswa. Evriyani et al, (2020) mengatakan
hasil belajar menjadi tolak ukur tercapainya proses pembelajaran, serta kesesuain antara
metode pembelajaran dan materi yang disampaikan akan dapat dilihat hasilnya melalui
evaluasi belajar. Faktor guru menjadi sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Guru yang memiliki kemampuan yang bagus akan menciptakan penataan pembelajaan yang
baik, seperti dapat menyusun melaksanakan dan menilai kegitan pembelajaran sehingga siswa
menjadi lebih aktif dalam proses belajar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena
itu, guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengelola proses pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa.
Salah satu metode yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini adalah metode drill
atau metode latihan yaitu sebuah metode yang melatih siswa secara kontinu hingga siswa
terlatih dan berhasil dalam pembelajaran. Sejalan dengan itu, Harsono (2018) mengatakan
bahwa metode latihan adalah proses yang dilakukan dengan sistematis serta berulang-ulang
untuk mencapai prestasi siswa kearah yang lebih baik. Sujono (2020) mengatakan metode
latihan ini dapat membuat siswa memiliki ketangkasan, ketepatan, kemampuan dan
keterampilan. Menurut Sukmadinata (2019), penerapan metode latihan bermakna sebagai
suatu usaha dalam memperoleh kemampuan untuk mendapatkan hasil belajar dari aspek
pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik.
Metode drill merupakan sebuah metode yang membutuhkan skill dan penguasaan yang
cukup tinggi. Sejalan dengan itu, Rusman (2011) menyatakan metode latihan adalah suatu
teknik dalam mengajar di mana peserta didik melaksanakan kegiatan latihan, ketangkasan dan
keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Selanjutnya, peneliti
sebelumnya mengatakan bahwa sebelum guru memberikan latihan haruslah mempersiapkan
dengan baik dari segi materi maupun soal yang akan dilatihkan (Fransiska, 2019; Jauhriyah &
Dardiri, 2017; Putri, 2019).
Metode drill ini tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada karena beberapa
keunggulan yang dimilikinya. Metode driil menjadi salah satu cara dalam menerapkan
rencana kegiatan yang telah dirancang agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
optimal (Wina Sanjaya, 2019). Keunggulan dari metode drill atau metode latihan ini yaitu
(1) bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh
tertanam dala daya ingatan murid karena seluruh pikiran, perasaan, kemauan dikonsentrasikan
pada pelajaran yang dilatihkan; (2) anak didik akan dapat mempergunakan daya pikirannya
dengan bertambah baik karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi
lebih teratur, teliti dan mendorong daya ingatnya; dan (3) adannya pengwasan, bimbingan dan
koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan anak didik untuk melakukan
perbaikan kesalahan saat itu juga (Fransiska, 2019 ; Jaelani & Aisyah, 2017). Oleh karena itu,
metode latihan pada operasi hitung bilangan berpangkat dua dapat diterapkan pada
pembelajaran agar siswa lebih memahami materi yang dipelajari.
Berdasarkan uraian di atas penulis termotivasi untuk menerapkan metode drill dalam
proses belajar matematika di kelas V SDN 078516 Hilimoasio Dua T.A. 2022/2023 untuk
mengetahui dampaknya terhadap hasil belajar matematika siswa khususnya pada materi
operasi hitung bilangan berpangkat dua.
Metode
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 078516 Hilimoasio Dua yang berlokasi di Desa
Hilimoasio Dua, Kec. Idanogawo, Kab. Nias, Provinsi Sumatera Utara. Subjek penelitiannya
yaitu siswa kelas V yang berjumlah 18 orang, terdiri dari 10 orang laki-laki dan 8 orang
perempuan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan penelitian ini
dilakukan sebanyak dua siklus pada semester ganjil. Penelitian ini didahului dengan kegiatan
refleksi awal yaitu melakukan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di
laman gurupintar.ut.ac.id. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan
penelitian, yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Siklus pelaksanaan perbaikan pembelajaran tersebut dapat digambarkan seperti
Gambar 1.

Gambar 1. Siklus Kegiatan PTK (Arikunto 2018)


Pelaksanaan PTK dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus dilakukan pembuatan
dokumentasi video pembelajaran dan video tersebut pada kirim ke supervisor satu untuk
dilakukan penilaian serta pengamatan. Gambaran pelaksanaan penelitian ini yaitu:
1. Perencanaan
Peneliti melaksanakan teknik pemeriksaan pembelajaran bidang studi matematika
pada tema 5 operasi bilangan bilangan dengan subtema 1 materi Operasi Hitung Bilangan
Berpangkat Dua di kelas V SDN 078516 Hilimoasio Dua, guna memandang serta mengenali
permasalahan pembelajaran dikelas. Setelah itu, peneliti melakukan diskusi dengan supervisor
1 perihal kasus pembelajaran yang akan diperbaiki. Hasil diskusi tersebut memutuskan pilihan
aksi pemecahan kasus yakni pemakaian penerapan metode metode latihan. Sehingga peneliti
menyediakan desain tindakan pembelajaran dengan cocok untuk tahapan pelaksanan dengan
metode belajar tersebut, serta menyiapkan assesmen penilaian pengukuran hasil belajar
maatematika dari siswa.
2. Pelaksanaan
Tahap ini dilaksanakan sesuai dengan tindakan yang di rancang dalam agenda
pemeriksaan pembelajaran siklus 1 serta 2 yang sudah disusun. Langkah-langkahnya terdiri
dari kegiatan awal, inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan awal, sebelum latihan
dilaksanakan, siswa harus diberi penjelasan mengenai arti atau manfaat dan tujuan dari latihan
tersebut. Kemudian pada pelaksanaan kegiatan inti, latihan dilakukan secara bertahap, dimulai
dari yang sederhana ke taraf yang lebih sulit. Pada saat latihan berlangsung, peneliti
memperhatikan bagian mana yang dirasa sulit bagi siswa, melatih bagian-bagian yang
dipandang sulit itu lebih intensif, serta perbedaan individual anak perlu diperhatikan.
Selanjutnya kegiatan penutup berisi dengan kegiatan membuat kesimpulan oleh para siswa.
3. Pengamatan
Tahap ini dilaksanakan beberapa kegiatan yaitu:
a. Pengamatan pertama yaitu dilakukan secara langsung saat peneliti melakukan simulasi
perbaikan pembelajaran siklus 1 oleh supervisor 2 dan pendamping peneliti yang
sekaligus sebagai kameramen.
b. Pengamatan kedua yaitu dilakukan melalui video dokumentasi simulasi pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus 1 yang akan dikirimkan oleh peneliti kepada Supervisor
1.
c. Instrumen pengamatan yang di pakai oleh supervisor 1 dan supervisor 2 dalam menilai
ketepatan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 sesuai dengan rencana
perbaikan pembelajaran siklus 1 yang sudah diselesaikan pada tahap sebelumnya.

4. Refleksi
Tahapan ini dilaksanakan beberapa kegiatan sebagai berikut:
a. Peneliti melakukan analisis terhadap hasil pengamatan pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus 1 oleh supervisor 1 dan supervisor 2.
b. Peneliti merefleksikan pelaksanaan perbaikan siklus 1 berdasarkan hasil pengamatan
dari supervisor 1 dan 2.
c. Peneliti melakukan refleksi mandiri untuk mencari kelemahan dan kelebihan dari
simulasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 melalui lembar refleksi.

Setelah itu, peneliti akan menganalisis assesmen hasil belajar matematika siswa pada
akhir siklus 1 dan akhir siklus 2 sebagai data yang digunakan untuk melihat perubahan dari
serangkaian kegiatan penelitian. Soal tes tertulis yang dipakai guna melihat perubahan hasil
belajar siswa diakhir tindakan ini yaitu berbentuk tes esai. Hasilnya penilaian ini kemudian
dianalisa secara sederhana guna melihat rata-rata performa belajar dari anak didik dengan cara
klasikal dari kedua siklus dengan beracuan pada formula berikut.
Phb=r sik 2−r sik 1
Keterangan rumus:

Phb : Skor Metode latihan belajar matematika dari siswa

r1 : Nilai rerata hasil belajar matematika dari siswa diakhir siklus 1

r2 : Nilai rerata hasil belajar matematika dari siswa diakhir siklus 2

Selanjutnya dilakukan analisa terhadap tingkat keberhasilan kegiatan perbaikan


pembelajaran yang dilaksanakan dari hasil assesmen keberhasilan belajar siswa dari tiap
siklus kegiatan perbaikan dengan cara klasikal. Pembelajaran dikatakan berhasil jika 70%
siswa yang menjangkau standar ketuntasan belajar individu, sedangkan standar ketuntasan
belajar individu dari peserta didiknya yaitu nilai 75. Perihal ini dihitung dengan beracuan
pada formula berikut.

R
NP= ×100
SN

Keterangan rumus:
NP : Nilai porsentase ketuntasan belajar
R : Jumlah peserta didik yang memperoleh ≥75
SN : Jumlah seluruh peserta didik

Hasil dan Pembahasan

Siklus 1
Pada siklus 1 ini peneliti meminta supervisor 1 dan 2 untuk meriview RPPS 1 agar
terdapat kesesuaian antara target yang ingin dicapai peneliti dengan rangkaian aktivitas
belajar yang dirancang. Hasil review supervisor 1 dan 2 terhadap rencana perbaikan
pembelajaran siklus 1 ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Hasil Review RPPS 1 dan Perbaikannya

Pengamatan oleh
No. Aspek yang Diamati Refleksi Peneliti
S1 dan S2
1 Identitas Sesuai -
2 KI, KD, dan Indikator Sesuai -
Pencapaian Kompetensi
3 Pendekatan, Model, Sesuai -
Metode (sesuai judul)
4 Media dan Sumber Kurang Sesuai Dilakukan perbaikan
Belajar merujuk kepada silabus
5 Kegiatan awal Sesuai -
6 Kegiatan Inti Sesuai -
7 Kegiatan Penutup Sesuai -
8 Penilaian Sesuai -

Selanjutnya, hasil pengamatan yang dilakukan oleh supervisor 1 dan 2 terhadapa


kemampuan peneliti dalam melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 1 dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Siklus 1 dari Supervisor 1 dan 2

Tahap selanjutnya beracuan pada hasil pengamatan dari supervisor 1 dan 2 terhadap
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 maka peneliti melakukan refleksi mandiri untuk
mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan dari peneliti dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus 1. Hasil refleksi tersebut akan disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3. Kelemahan Peneliti Pada Pelaksanaan Siklus 1

Hasil Pengamatan Refleksi Peneliti


No.
Supervisor 1 dan 2 Penyebab Solusi Perbaikan
1 Kemampuan menutup Guru lupa dalam Berlatih untuk dapat
pembelajaran yang juga memberikan penutupan mengelola waktu
belum maksimal dari guru pembelajaran karena pembelajaran dengan
waktu yang habis baik

Tabel 4. Kelebihan Peneliti Pada Pelaksanaan Siklus 1

No. Hasil Pengamatan Supervisor Refleksi Peneliti


1 Rencana kegiatan yang dirancang Guru mempersiapkan rencana belajar
sudah cukup baik dengan cukup baik
2 Kegiatan inti pembelajaran yang Guru sudah berlatih secara mandiri dalam
sudah cukup terarah melatih kemampuan
3 Pemberian umpan balik yang baik Guru memberikan apresiasi pada siswa yang
dalam pembelajaran dari guru berhasil mengerjakan latihan di depan kelas

Pada tahapan berikutnya, peneliti mengumpulkan nilai hasil belajar operasi hitung
bilangan berpangkat dua siswa yang diujikan kepada siswa diakhir tindakan perbaikan
pembelajaran siklus 1, guna untuk melihat dampaknya dari tindakan yang dilakukan terhadap
pencapaian kompetensi prestasi belajar dari siswa. Data tersebut akan disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel 5. Nilai Hasil Belajar Siswa dari Siklus 1

Nilai
No. Nama Siswa
Siswa
1 AR 75
2 AY 80
3 BY 90
4 CR 60
5 DW 60
6 ER 55
7 FR 85
8 FT 85
9 GD 75
10 HA 75
11 HY 60
12 HK 70
13 HB 70
14 IJ 70
15 IW 65
16 KZ 65
17 LM 65
18 ZZ 65
Jumlah Nilai 1270
Rata-Rata 70,5

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 7 orang siswa yang mencapai KKM yaitu
nilai ≥ 75. Sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai atau di bawah KKM yaitu
berjumlah 11 orang siswa. Berdasarkan data tersebut, maka sebanyak 63,6% siswa dari total
18 orang siswa yang belum mencapai KKM. Sementara kriteria ketuntasan belajar yaitu
apabila terdapat 70% siswa yang telah mencapai nilai sama atau lebih besar dari 75 sebagai
nilai ketuntasan belajar individu. Hal inilah yang menjadi dasar pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus 2 oleh peneliti.

Siklus 2
Pada siklus 2 ini, peneliti menyempurnakan lagi konsep serta pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus 2 berdasarkan hasil observasi, refleksi serta data hasil
penilaian hasil belajar matematika dari siswa pada siklus 1. Peneliti kembali meminta
supervisor 1 dan 2 untuk meriview RPPS 2 agar terdapat kesesuaian antara target yang ingin
dicapai peneliti dengan rangkaian aktivitas belajar yang dirancang. Hasil review oleh
supervisor 1 dan 2 pada RPPS 2 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6. Hasil Review RPPS2 dan Perbaikannya

Pengamatan S1
No. Aspek yang Diamati Refleksi Peneliti
dan S2
1 Identitas Sesuai -
2 KI, KD, dan Indikator Sesuai -
Pencapaian Kompetensi
3 Pendekatan, Model, Metode Sesuai -
(sesuai judul)
4 Media dan Sumber Sesuai -
Belajar
5 Kegiatan awal Sesuai -
6 Kegiatan Inti Sesuai -
7 Kegiatan Penutup Sesuai -
8 Penilaian Sesuai -
Selanjutnya, hasil pengamatan yang dilakukan oleh supervisor 1 dan 2 terhadap
kemampuan peneliti dalam melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 2 dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7. Hasil Pengamatan Siklus 2 dari Supervisor 1 dan 2

Tahap selanjutnya, peneliti akan melakukan kegiatan refleksi untuk menentukan


kelemahan dan kelebihan dari peneliti dalam pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran
siklus kedua tersebut. Adapun hasil refleksi peneliti dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus 2 disajikan pada tabel berikut.

Tabel 8. Kelemahan Peneliti Pada Pelaksanaan Siklus 2


Hasil Pengamatan Refleksi Peneliti
No.
Supervisor 1 dan 2 Penyebab Solusi Perbaikan
1 Tidak diketemukan lagi Guru telah berlatih secara mandiri -
kelemahan dari penilti untuk mempersiapkan diri

Tabel 9. Kelebihan Peneliti Pada Pelaksanaan Siklus 2

No. Hasil Pengamatan Supervisor Refleksi Peneliti


1 Rencana kegiatan yang dirancang Guru menyiapkan rencana belajar dengan
sudah cukup baik. cukup baik
2 Pelaksanaan kegiatan pembelajaran Guru telah melakukan simulasi mandiri
yang sudah sesuai dengan rencana sebelum melaksanakan pembelajaran dikelas
pembelajaran.
3 Tingkat kepercayaan diri dan Guru telah berlatih secara mandiri untuk
kemampuan penguasaan kelas guru mempersiapkan diri
yang sudah lebih baik selama
pelasanakan siklus 2
4 Pemberian reward yang menarik bagi Guru mempersiapkan hadiah bagi siswa yang
siswa semakin memotivasi siswa bersedia mengerjakan soal latihan di depan
terlibat dalam pembelajaran kelas.

Pada tahapan berikutnya, peneliti mengumpulkan nilai hasil belajar operasi hitung
bilangan berpangkat dua siswa yang diujikan kepada siswa diakhir tindakan perbaikan
pembelajaran siklus 2, guna untuk melihat dampaknya dari tindakan yang dilakukan terhadap
pencapaian kompetensi prestasi belajar dari siswa. Data tersebut akan disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel 10. Nilai Hasil Belajar Siswa dari Siklus 2
Nilai
No. Nama Siswa
Siswa
1 AR 100
2 AY 100
3 BY 100
4 CR 100
5 DW 100
6 ER 100
7 FR 100
8 FT 100
9 GD 100
10 HA 100
11 HY 95
12 HK 95
13 HB 95
14 IJ 95
15 IW 95
16 KZ 90
17 LM 85
18 ZZ 70
Jumlah Nilai 1720
Rata-Rata 96

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 17 orang siswa yang mencapai KKM yaitu
memperoleh nilai ≥ 75. Sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai atau di bawah KKM
yaitu berjumlah 1 orang siswa. Berdasarkan data tersebut, maka sebanyak 96% siswa dari
total 18 orang siswa yang mencapai KKM. Persentase ini sudah melebihi dari kriteria
ketuntasan belajar kalsikal yaitu 75%, sehingga dinyatakan tidak perlu diadakan lagi tindakan
perbaikan pembelajaran untuk siklus berikutnya karena siklus 2 sudah bisa dinyatakan
berhasil.
Berdasarkan hasil paparan pelaksanaan penelitian pada siklus 1 dan siklus 2 sebelumnya
dapat dilihat perbandingan hasil pengamatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dari siklus
seperti pada tabel berikut,
Tabel 11. Temuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran Siklus 1 dan 2

Kelemahan Peneliti Kelebihan Peneliti

Siklus  Kemampuan menutup  Rencana kegiatan yang dirancang sudah


1 pembelajaran yang juga cukup baik
belum maksimal dari  Kegiatan inti pembelajaran yang sudah
guru cukup terarah
 Pemberian umpan balik yang baik dalam
pembelajaran dari guru
Siklus  Tidak diketemukan lagi  Rencana kegiatan yang dirancang sudah
2 kelemahan dari penilti sangat baik dan berhasil.
 Kegiatan belajar telah sesuai dengan
rencana pembelajaran.
 Tingkat kepercayaan diri dan kemampuan
penguasaan kelas guru yang sudah lebih
baik selama pelasanakan siklus 2
 Pemberian reward yang menarik bagi
siswa semakin memotivasi siswa terlibat
dalam pembelajaran

Selain mencermati tingkat kemampuan peneliti dalam melaksanakan tindakan perbaikan


pembelajaran, peneliti juga menganalisis peningkatan hasil belajar matematika siswa sesudah
dilaksanakan siklus 1 dan siklus 2. Peningkatan keberhasilan belajar siswa yang diperoleh
adalah nilai rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 13 poin. Hasil ini menunjukan
bahwa tindakan yang diberikan peneliti kepada siswa menunjukan kemajuan peningkatan
terhadap hasil belajar matematika dari siswa dikelas V SDN 078516 Hilimoasio Dua. Selain
itu, juga terdapat peningkatan tingkat ketuntasan belajar siswa yang ditunjukkan dari adanya
peningkatan dari 63,6% pada siklus 1 menjadi 96% yang tuntas belajar pada siklus 2.
Peningkatan hasil belajar siswa ini dapat dilihat pada gambar berikut.

120

100

80

60 Rata-rata
kentuntasan kalsikal
40

20

0
Siklus 1 siklus 2

Gambar 2. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dari Siswa


Hasil penelitian ini sejalan dengan peneliti sebelumnya yang diakukan pada SD ….,
yaitu penerapan metode drill pada pelajaaran matematika dengan hasil penelitian yang
menunjukan bahwa penerapan metode ini juga dapat meningkatkan hasil belajar matematika
siswa di SDN ….. (cari jurnal yang terkait lalu tambahkan disini).

Kesimpulan dan Saran


Hasil penelitian ini menunjukan kesimpulan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
siswa di kelas V SDN 078516 Hilimoasio Dua T.A. 2022/2023 setelah menggunakan metode
drill pada pembelajaran. Metode drill atau latihan ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa
dalam pembentukan pemahamannya sendiri.
Selanjutnya peneliti juga memberikan saran berdasarakan hasil penelitian ini yaitu (1)
Hendaknya pembelajaran matematika di SD haruslah dirancang dan dilaksanakan dengan
menggunakan strategi pembelajaran yang efektif, (2) Metode belajar latihan atau drill dapat
dijadikan alternatif baru dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di SD, dan (3) Perlu
diadakannya pengembangan lebih lanjut dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
matematika di SD dengan memanfaatkan metode belajat latihan.
Daftar Pustaka (banyak yang tidak sesuai dengan apa yang dikutip dan apa yang ada
pada dapus, silahkan cek lagi dan pastikan setiap kutipan dari pendahuluan hingga
pembahasan ada dapusnya disini)
Abdullah Sani, Ridwan. 2019. Strategi Belajar Mengajar. Depok: Rajawali Pers.
Arianti, Wiarta, & Darsana. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing
Berbantuan Media Semi Konkret terhadap Kompetensi Pengetahuan Matematika.
Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 3(4).
Alfiyah, Z. N., Hartatik, S., Nafiah, N., & Sunanto. (2021). Analisis Kesulitan Belajar
Matematika.
Fransiska, C., Masykur, R., & Putra, F. G. (2019). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis: Dampak Metode Drill ditinjau dari Gaya Belajar. Desimal.
Fransiska et al, (2019); Jauhriyah & Dardiri, (2017); Putri et al, (2019) Metode drill Sanjaya,
W.
Hariono. “Tinjauan Tentang Metode Drill”, Jasa Pembuatan web.co.id, 18 Agustus 2008.
http://jasapembuatanweb.co.id/artikel-ilmiah/tinjauan-tentang-metode-drill (25 Oktober
2022).
Putri, F. W., Hartati, T., & Mulyasari, E. (2019). Penerapan Metode Drill untuk
Meningkatkan Keterampilan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD. Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
Prasasti, D. E., Koeswanti, H. D., & Giarti, S. (2019). Peningkatan Keterampilan Berpikir
Kritis dan Hasil Belajar Matematika melalui Model Discovery Learning di Kelas IV
SD.
Unaenah, E., Setyadi, arif rahman, Sari, Putri Widiya, El-Abida, S. F., Agustina, N., Fauziah,
S., & Leonardho, R. (2020). Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Matematika tentang
Pengukuran Waktu, Panjang dan Berat untuk Sekolah Dasar. Jurnal Edukasi Dan Sains,
Yanni, M. H. (2018). Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika melalui Strategi
Pembelajaran TAPPS Berbasis Pendekatan (STEM). Jurnal Pendidikan Matematika
(JUDIKA EDUCATION)

Anda mungkin juga menyukai