Anda di halaman 1dari 156

LAPORAN PTK LENGKAP MATEMATIKA SD KELAS VI: UPAYA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR


MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN METODE PERMAINAN DI
KELAS VI SD NEGERI WANGUN JAYA KECAMATAN WARINGIN
Posted by FORUM GURU INDONESIA on Wednesday, February 25, 2015

Abstrak

Hasil pengamatan di dalam kelas saat


pembelajaran matematika berlangsung, siswa kelas VI cenderung pasif dan
aktivitas belajar matematika siswa sangatlah kurang. Untuk pelajaran
matematika nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VI pada materi pengukuran
berat yang merupakan materi sebelum dilakukannya penelitian ini adalah 50,37
dan persentase jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar sebesar
33,33%. Nilai ini sangatlah jauh dari persentase jumlah siswa yang mencapai
standar ketuntasan belajar mengajar (SKBM) yang ditetapkan di SD Negeri
Wangun Jaya, yaitu sebesar 60%.

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan selama 2 bulan dengan


menggunakan metode permaian dalam upaya meningkatkan aktivitas dan
persetasi belajar matematika siswa kelas VI SDN Wangun JayaWARINGIN.
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus masing-masing terdiri dari dua
pertemuan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut perencanaan, tindakan
obervasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui lembar
pengamatan tiap pertemuan oleh observer untuk melihat data tentang aktivitas
belajar, sementara data tentang hasil belajar diperoleh melalui nilai ulangan
harian dan prestasi belajar matematika siswa di siklus 1, dan disiklus 2.
Hasil yang diperoleh dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui model
metode permainan, memperlihatkan peningkatan hasil aktivitas siswa terutama
pada aktivitas untuk menyiapkan tempat, bahan dan alat sebesar 55,56%,
aktivitas untuk mengungkapkan gagasan sebesar 66,67% dan untuk aktivitas
membaca aturan permainan dan buku-buku mengalami sebesar 74,04%.
Berdasarkan data prestasi belajar matematika siswa diperoleh nilai rata-rata
kelas pada siklus I sebesar 69,62 meningkat menjadi 73,51 pada siklus II.
Presentase jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan juga meningkat
pada siklus I sebesar 88,88% (Kategori Baik), meningkat menjadi 100%
(Kategori Istimewa) pada siklus II.

Kata kunci : Metode Permainan, Aktivitas belajar, Perstasi Belajar Matematika


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran matematika merupakan interaksi timbal balik antara siswa

dengan guru dan antara siswa dengan siswa yang melibatkan berbagai

komponen untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika. Pembelajaran

matematika di sekolah terus diupayakan dalam rangka meningkatkan kualitas

prestasi belajar siswa. Berbagai cara terus dilakukan, salah satunya dilakukan

dengan mensinergikan komponen-komponen yang terlibat dalam pembelajaran.

Komponen yang terlibat dalam pembelajaran tersebut adalah tujuan, bahan

pelajaran (materi), kegiatan pembelajaran, metode, alat dan sumber serta

evaluasi.

Salah satu materi pada pelajaran matematika adalah Geometri dan

pengukuran. Tujuan diberikannya materi tersebut adalah siswa mampu

menentukan cara menghitung berat suatu benda dalam kegiatan sehari-hari.

Indikator yang harus dicapai olah siswa adalah dapat menggunakan kesetaraan

satuan dalam perhitungan, melakukan hitungan berat dengan menggunakan alat

hitung satuan berat. Jika tujuan dari materi ini dapat tercapai dengan maksimal

maka sangatlah bermanfaat bagi siswa sebagai bekal selepas mereka dari

bangku sekolah.

Terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan pada saat mempelajari

materi ini. Diantaranya adalah kekurangpahaman siswa terhadap soal yang

diberikan, karena pada umumnya soal berbentuk cerita dan mengandaikan siswa

ke dalam situasi ekonomi tertentu. Ketidaktelitian siswa dalam menyelesaikan

permasalahan, karena untuk menyelesaikan soal diperlukan rumus-rumus yang

dihafalkan. Kurangnya penguasaan siswa terhadap proses perhitungan, karena

dalam proses perhitungan menggunakan satuan berat. Sebagian besar siswa

menganggap bahwa materi tersebut sangatlah membosankan karena dalam


kenyataannya siswa tidak berada dalam situasi tersebut dan nilai sesungguhnya

tidaklah sebesar nilai yang dihitung.

Pada umumnya metode yang digunakan guru dalam menyampaikan

pelajaran adalah dengan metode ekspositori, yaitu dengan memaparkan

informasi yang dianggap penting untuk siswa di awal pelajaran, memberikan

definisi dan rumus, menjelaskan contoh soal dan cara pengerjaannya,

memberikan soal-soal latihan untuk dikerjakan siswa dan kemudian memeriksa

pekerjaan siswa di akhir pelajaran. Beberapa guru merasa cocok dengan metode

tersebut, namun jika guru mengajar dengan metode yang sama pada setiap

pertemuan maka tidak jarang akan ditemui siswa yang bosan untuk mempelajari

materi ini, terjadi penurunan aktivitas belajar yang mengakibatkan menurunnya

prestasi belajar matematika siswa.

Hasil pengamatan di dalam kelas saat pembelajaran matematika

berlangsung, siswa kelas VI cenderung pasif dan aktivitas belajar matematika

siswa sangatlah kurang. Hal ini terlihat dari tidak adanya respon saat Tanya

jawab berlangsung, tidak berminatnya siswa untuk menyelesaikan soal

matematika dan banyak siswa yang bersikap acuh. Jika guru bertanya tentang

sejauh mana pemahaman yang didapat mereka mengangguk tanda paham,

tetapi jika diberkan satu saja permasalahan mereka tidak dapat

menyelesaikannya. Untuk pelajaran matematika nilai rata-rata yang diperoleh

siswa kelas VI pada materi pengukuran berat yang merupakan materi sebelum

dilakukannya penelitian ini adalah 50,37 dan persentase jumlah siswa yang

mencapai standar ketuntasan belajar sebesar 33,33%. Nilai ini sangatlah jauh

dari persentase jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar

mengajar (SKBM) yang ditetapkan di SDN Wangun Jaya yaitu sebesar 60%.

Jika situasi pembelajaran tersebut dibiarkan dan tidak segera diatasi oleh

guru maka akan berdampak negatif terhadap prestasi belajar matematika secara

keseluruhan. Salah satu upaya guru untuk meningkatkan kembali aktivitas dan

prestasi belajar matematika siswa dalam mempelajari materi Geometri dan


pengukuran adalah dengan melakukan perbaikan metode pembelajaran yang

disesuaikan dengan komponen pembelajaran lainnya. Salah satu metode yang

dapat guru gunakan adalah metode permainan. Sudjana (2000:138)

mengungkapkan bahwa penyajian teknik permainan yang baik akan menarik

perhatian peserta didik sehingga menimbulkan suasana yang mengasyikan

tanpa menimbulkan kelelahan. Hal ini senada diungkapkan Djaramah (2002:139)

salah satu upaya guru dalam memotivasi siswa adalah dengan menggunakan

simulasi dan permainan. Hal ini dapat meningkatikan interksi, menyajikan

gambaran yang jelas mengenai kehidupan sebenarnya dan melibatkan siswa

secara langsung dalam pembelajaran.

Dalam materi Geometri dan pengukuran metode permainan yang dapat

digunakan adalah permainan jual beli. Yaitu metode permainan yang

menetapkan agar pembelajaran bertitik tolak pada hal-hal konkrit bagi siswa. Hal

ini dilakukan dengan memanipulasi benda-benda seperti uang mainan,

timbangan, barang-barang dagangan, barang-barang yang menggunakan

kemasan dan barang-barang yang tidak menggunakan kemasan ke dalam

bentuk permainan.

Menekankan keterampilan dalam memainkan peran sebagai pedagang,

penjual, pegawai pajak dan pengawas bank. Selanjutnya mendiskusikan

permasalahan yang ditemui dan menemukan sendiri cara menyelesaikan

masalahnya dengan baik. Hal ini dapat memotivasi siswa untuk bersungguh-

sungguh dalam mengikuti pelajaran. Kesungguhan dalam belajar dengan

sendirinya akan memacu siswa untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa. Jika aktivitas dapat diciptakan dalam pembelajaran matematika, maka

suasana saat pembelajaran akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-

benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal. Aktivitas yang tercipta akan

mendorong siswa untuk berpikir dan berusaha untuk mendapatkan prestasi

belajar matematika yang memuaskan.


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah metode permainan dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika

siswa kelas VI SDN Wangun Jaya pada semester satu tahun ajaran 2013/2014?

2. Apakah metode permainan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika

siswa kelas VI SDN Wangun Jaya pada semester satu tahun ajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui apakah metode permainan dapat meningkatkan aktivitas belajar

matematika siswa kelas VI SDN Wangun Jaya tahun ajaran 2013/2014?

2. Mengetahui apakah metode permainan dapat meningkatkan prestasi belajar

matematika siswa kelas VI SDN Wangun Jaya tahun ajaran 2013/2014?

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat:

1. Memberikan masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga semakin memacu siswa untuk

lebih baik dalam mencapai prestasi belajarnya.

3. Memberikan inspirasi peneliti lain dalam mengembangkan metode pembelajaran

matematika.

4. Memberikan bahan pertimbangan bagi pemerhati pendidik matematika dalam

menambah khasanah pengetahuan tentang metode pembelajaran matematika.

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Metode Langkah Matematika

Djaramah dan Aswan (2002:82) mengungkapkan bahwa salah satu usaha

yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan

metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan

pembelajaran.

Kedudukan metode dalam pembelajaran tersebut adalah:

1. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, metode berfungsi sebagai alat

perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.

2. Metode sebagai strategi pembelajaran, metode mengajar adalah strategi

pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

3. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan, metode sebagai alat yang efektif

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dari kedudukan metode pembelajaran di atas, dapat diambil satu definisi

tentang metode tentang metode pembelajaran yaitu strategi pembelajaran yang

berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar

seseorang dan merupakan alat yang efektif untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Metode pembelajaran yang mengarah pada teori tersebut adalah metode

permainan. Sudjana (2000:138) mengungkapkan bahwa metode permainan

adalah suatu metode yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada

para peserta didik dengan menggunakan simbol-simbol atau alat-alat komunikasi

lainnya.

Berkenaan dengan pelajaran matematika, Hodayat (2004:16)

mengungkapkan bahwa metode permainan matematika adalah setiap sumber

hiburan yang mempunyai tujuan kognitif khusus yang dapat diukur dan tujuan

afektif khusus yang dapat diamati. Suherman dan Udin (1999:258)

mengungkapkan bahwa permainan matematika adalah suatu kegiatan yang


menggembirakan yang dapat menunjang tercapainya tujuan intruksional

pengamatan matematika.

Metode permainan matematika adalah suatu metode pembelajaran yang

menetapkan agar pembelajaran bertitik tolak dari hal-hal konkrit bagi siswa,

menekankan keterampilan dalam memainkan peran, berdiskusi, berargumentasi

sehingga merangsang cara berfikir logis siswa untuk dapat menemukan sendiri

dan menggunakan matematika untuk dapat menyelesaikan masalah dengan

baik. Zoltan P. Dienes (dalam Suherman dan Udin, 1999:175) mengemukakan

bahwa tiap-tiap konsep dalam matematika yang disajikan dalam bentuk konkrit

akan dapat dipahami dengan baik. Benda-benda dalam bentuk permainan akan

sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik. Benda-benda ini dapat

memelihara dan meningkatkan cara berfikir logis yang telah dimiliki siswa.

Dalam materi Geometri dan pengukuran metode permainan matematika

yang dapat digunakan adalah permainan jual beli. Pada permainan jual beli

siswa diberi peran yang harus dimainkan sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan, mendiskusikan masalah-masalah yang ditemui dalam permainan,

dan kemudian menentukan penyelesaiannya. Hal ini dapat merangsang

pemikiran siswa secara logis. Pada permainan pengukuran dan jual beli, siswa

dihadapkan pada benda-benda nyata yaitu uang, timbangan, barang-barang

dagangan, barang-barang yang menggunakan kemasan dan barang-barang

yang tidak menggunakan kemasan. Benda-benda tersebut dapat memelihara

dan meningkatkan cara berfikir logis yang telah dimiliki siswa.

Bermain memiliki tahapan-tahapan tersendiri. Zoltan P. Dienes (dalam

Suherman dan Udin, 1999:176) membagi 6 tahapan bermain, yaitu:

1. Permainan bebas (free play)

Yaitu tahap belajar konsep yang aktivitasnya tidak terstruktur dan tidak

diarahkan.

2. Permainan yang disertai aturan (Games)


Yaitu tahap belajar meneliti pola-pola dan keteruturan yang terdapat dalam

konsep tertentu.

3. Permainan Kesamaan sifat (Suarching for Communities)

Yaitu tahap belajar menentukan sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang

sedang diikuti.

4. Representasi

Yaitu tahap belajar menyimpulkan kesamaan sifat yang yang terdapat dalam

situasi-situasi yang dihadapi.

5. Simbolisasi

Yaitu tahap belajar merumuskan representasi dengan menggunakan symbol

matematika atau melalui perumusan verbal.

6. Formalisasi

Yaitu tahap belajar mengurutkan sifat-sifat konsep dan kemudian merumuskan

sifat-sifat baru dari konsep tersebut.

Penerapan 6 tahapan belajar Dienes dalam permainan jual beli adalah

siswa berhadapan dengan unsur-unsur dalam interaksinya dengan lingkungan

belajar. Lingkungan belajar ini dapat berupa pasar, toko, kantor pajak atau bank.

Siswa secara bebas mengamati aktivitas-aktivitasnya yang terjadi. Hal ini dapat

mempersiapkan siswa untuk memahami konsep Geometri dan pengukuran .

Siswa yang telah memahami konsep tersebut dapat memulai permainan dengan

aturan-aturan yang telah ditetapkan. Siswa melakukan simulasi seperti

berdagang, membeli barang, menjual barang. Hal ini dapat mengajak siswa

untuk mengenal dan memikirkan pola-pola yang terdapat dalam konsep

Geometri dan pengukuran. Dari simulasi yang dilakukan, siswa dapat

menemukan sifat-sifat kesamaan antara permainan yang dilakukan dengan

konsep Geometri dan pengukuran. Misalnya dalam jual beli seorang pedagang

mengalami keuntungan atau kerugian, pada saat membeli barang dikenai diskon

atau rabat, pada saat penimbangan barang diketahui berat brutto, netto dan tara.
Metode permainan jual beli dalam pembelajaran matematika memiliki beberapa

manfaat, diantaranya yaitu:

1. Memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk bereksplorasi,

sehingga pengertian maupun pemahaman konsep tentang Geometrid an

pengukuran dapat dipahami oleh siswa dengan mudah.

2. Meningkatkan keterampilan menghitung, kemampuan menghafal rumus, dan

dapat memahami soal yang baik.

3. Memberikan kemungkinan kepada siswa untuk mendiskusikan masalah-masalah

yang dihadapi pada saat bermain dan dapat memecahkan masalah secara lebih

baik.

4. Para siswa dapat membandingkan pengalaman mereka saat bermain jual beli ke

dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam kegiatan ekonomi.

Setiap metode mempunyai sifat masing-masing baik mengenai

keunggulan-keunggulan maupun kelemahan-kelemahannya.

1. Keunggulan metode permainan jual beli

a. Permainan jual beli menumbuhkan kegembiraan dan tidak melelahkan dalam

belajar.

b. Pemilihan peran yang dimainkan dirasa menyenangkan olah para siswa.

c. Menumbuhkan kebiasaan untuk saling bekerja sama antara siswa satu dengan

siswa yang lainnya.

d. Dapat menggunakan alat-alat yang mudah didapat, murah dan gampang

digunakan.

2. Kelemahan metode permainan jual beli

a. Kadang-kadang melebihi waktu yang telah ditentukan.

b. Kemungkinan timbul perasaan menyombongkan did atas peran yang diperoleh.

c. Membutuhkan keterampilan dalam mencari dan mengembangkan alat-alat yang

akan digunakan.
B. Langkah-langkah Permainan

Menurut Sudjana (2000:138) langkah-langkah penggunaan permainan,

adalah:

1. Pendidik atau bersama peserta didik memberikan dan menentukan ide pokok

pesan atau masalah yang disampaikan dalam permainan.

2. Pendidik bersama peserta didik menyusun dan menentukan aturan permainan

yang mudah, sederhana dan jelas bagi peserta didik.

3. Pendidik membantu peserta didik dalam mempersiapkan tempat tempat, fasilitas

dan alat-alat yang diperlukan

4. Pendidik membantu peserta didik dalam melaksanakan permainan.

Pelaksanaan permainan matematika harus direncanakan dengan tujuan

intruksional yang jelas, tepat penggunaannya tepat pula waktunya. Sudjana

(2000:138) mengungungkapkan bahwa penyajian teknik permainan yang baik

akan menarik perhatian peserta didik hingga menimbulkan suasana yang

mengasyikan tanpa menimbulkan kelelahan. Timbulnya suasana mengasyikan

ini dapat memotivasi siswa untuk bersungguh-sungguh dalam mengikuti

pelajaran matematika. Hal senada diungkapkan oleh Djaramah (2002:139) salah

satu upaya guru dalam memotivasi siswa adalah dengan menggunakan simulasi

dan permainan, hal ini dapat meningkatkan interksi, menyajikan gambaran yang

jelas mengenai kehidupan sebenarnya dan melibatkan siswa secara langsung

dalam pembelajaran. Termotivasinya siswa dalam belajar dengan sendirinya

akan memacu siswa untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika

siswa.

C. Aktivitas Belajar

Aktivitas berasal dari kata aktif yang artinya giat dan berusaha dalam

melakukan suatu kegiatan. Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan yang

dilakukan siswa dengan bimbingan guru yang dilakukan secara sengaja dalam
pembelajaran, terdapat usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

Dalam arti luas aktivitas belajar siswa bersifat fisik/jasmani dan bersifat

mental/rohani. Sriyono (dalam Rosani, 2004:15) mengungkapkan bahwa

keaktifan jasmani maupun rohani meliputi:

1. Keaktifan indera, indera pendengaran, indera penglihatan, indera peraba dan

lain-lain. Siswa harus dirangsang agar dapat menggunakan inderanya sebaik

mungkin.

2. Keaktifan akal, akal siswa harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan

masalah.

3. Keaktifan ingatan, pada waktu mengajar siswa harus aktif menerima bahan

pengajaran yang disampaikan oleh guru, dan menyimpannya dalam otak

kemudian saat ia siap dan mengutarakan kembali.

4. Keaktifan emosi, dalam hal ini siswa hendaklah senantiasa berusaha mencintai

pelajrannya.

Piaget (dalam sardiman, 2004:100) menerangkan bahwa seseoranga anak

itu berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan maka anak itu tidak berpikir.

Oleh karena itu, agar anak berpikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk

berbuat sendiri. Sardiman (2004:97) mengungkapkan bahwa pada prinsipnya

belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan

kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.

Di kelas adanya aktivitas belajar siswa merupakan asas yang sangat

penting di dalam interaksi pembelajaran. Hampir tidak pernah terjadi proses

pembelajaran tanpa adanya aktivitas belajar siswa. Seandainya dibuat rentangan

skala keaktifan dari 0-10, maka tidak ada skala 0 betapapun kecilnya aktivitas

siswa tersebut. Hanya saja pada umumnya kadar keaktifan siswa dalam belajar

secara efektif masih kurang. Sudirman (dalam Rosani, 2004:16) mengungkapkan

bahwa kurang aktifnya siswa disebabkan oleh hasil belajar siswa pada umumnya

hanya sampai tingkat penguasaan, siswa umumnya belajar dengan teknik


menghafal sehingga cepat lupa, sumber-sumber belajar yang digunakan pada

umumnya terbatas pada guru (catatan), dan guru kurang kurang merangsang

aktivitas belajar siswa optimal.

Dalam pembelajaran matematika, yang penting adalah bagaimana

menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan siswa untuk

melakukan aktivitas belajar matematika. Robert R. Sears (dalam Suherman dan

Udin, 1999:9) mengungkapkan bahwa dalam tahap perkembangan perilaku pada

usia sekolah berada pada tahap system motivasi sekunder yang berdasar pada

belajar di luar keluarga. Pada proses pembelajaran diperlukan penataan

lingkungan sosial berupa hubungan antara guru dengan siswa, siswa dengan

siswa, dan siswa dengan orang lain.

Aktivitas belajar matematika siswa dapat dilihat melalui beberapa indikator

yang muncul dalam proses pembelajaran. Indikator tersebut pada dasarnya

adalah ciri-ciri yang tampak dan dapat diamati serta diukur. Paul B. Diedrich

(dalam sardiman, 2004:101) membuat klasifikasi aktivitas sebagai berikut:

1. Visual Activies, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memerhatikan

gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2. Oral Activies, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, member saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, intrupsi.

3. listening Activies, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi,

music, pidato.

4. Writing Activies, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin.

5. Drawing Activies, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6. Motor Activies, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakuakn percobaan,

membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7. Mental Activies, sebagai contoh misalnya: menggapai, mengingat, memecahkan

soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.


8. Emotional Activies, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Selanjutnya dalam setiap tahap permainan jual beli dapat diamati adanya

aktivitas belajar matematika siswa yang bersesuaian dengan indikator aktivitas,

yaitu:

1. Sebelum melaksanakan permainan

Keaktifan siswa sebelum melaksanakan permainan ditunjukan dengan

kegiatan seperti mengungkapkan gagasan atau pesan yang akan disampaikan

dalam permainan, menyiapkan sumber bahan dan arena permainan, serta

memperhatikan penjelasan dari guru. Dalam tahap ini keaktifan siswa

berdasarkan aktivitasnya diamati pada jenis oral activities, motor activities dan

visual activities.

2. Pada saat melaksanakan permainan

Keaktifan siswa pada saat melaksanakan permainan ditunjukan dengan

kegiatan seperti siswa membaca aturan permainan dan buku-buku yang

menunjang dalam melaksanakan permainan, ikut serta dalam melakukan

permainan, bekerja sama dengan siswa lain dalam kelompoknya dan

menggunakan sumber bahan yang telah disiapkan. Dalam tahap ini keaktifan

siswa berdasarkan aktivitasnya diamati pada jenis oral activities, motor activities,

visual activities dan mental activities.

3. Setelah melaksanakan permainan

Keaktifan siswa setelah melaksanakan permainan ditunjukan dengan

kegiatan seperti berdiskusi dalam kelompoknya untuk memecahkan masalah,

membuat tabel, menulis laporan, melakukan tes untuk mengukur sejauh mana

prestasi yang didapat dan ungkapan rasa senang dengan apa yang sedang

dipelajari. Dalam tahap ini keaktifan siswa berasarkan aktivitasnya diamati pada

jenis oralactivities, motor activities, writing activities, drawing activities, dan

mental activities.
Manfaat aktivitas belajar dalam pembelajaran menurut Baron (dalam

Hamalik, 2005:91), yaitu:

1. Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.

2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa.

3. Memupuk kerja sama yang harmonis antar siswa yang pada gilirannya dapat

memperlancar kerja kelompok.

4. Siswa belajar dan bekerja sesuai minat dan kemampuan sendiri sehingga sangat

bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual

5. Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis serta

kekeluargaan, musyawarah juga mufakat.

6. Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistic dan konkrit, sehingga

dapat mengembangkan pemahaman berpikir kritis.

7. Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya

kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.

Telah ditemukan sebelumnya bahwa aktivitas belajar siswa bersifat fisik

dan mental. Dalam pembelajaran matematika ke dua aktivitas itu harus saling

terkait. Kaitan antara keduanya akan membuahkan aktivitas belajar matematika

siswa yang optimal. Jika aktivitas dapat diciptakan maka suasana saat

pembelajaran akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi

pusat aktivitas belajar yang maksimal. Aktivitas yang tercipta ini akan mendorong

siswa untuk berpikir dan berusaha untuk mendapatkan prestasi belajar

matematika yang memuaskan.

D. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan aktualisasi dari potensi siswa melalui tes hasil

belajar. Prestasi belajar merupakan perubahan perilaku dalam individu yang

dimanifestasikan ke dalam pola sikap dan tingkah laku (afektif), keterampilan dan

komunikasi (psikomotor) serta pengenalan pengetahuan, perkembangan

kemampuan dan keterampilan intelektual (kognitif) sebagai hasil belajar yang


disadari dan dicapai setelah melakukan pembelajaran pada periode tertentu.

Standar keberhasilan prestasi belajar dapat bersifat intrinsic yang berarti

ditetapkan sendiri sesuai dengan kurikulum yang berlaku atau menurut standar

yang telah ditetapkan juga dapat bersifat ekstrinsik yang merupakan tuntutan

dari lingkungan sekitar. Prestasi belajar dapat dinyatakan dalam bentuk symbol,

angka, huruf maupun suatu kalimat.

Menurut Djaramah (2002:143) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar, yaitu:

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut saling

berkaitan. Misalnya dalam faktor instrumental, kurikulum adalah a plan for

learning yang merupakan unsur substansial dalam pendidikan. Setiap guru harus

mempelajari dan menjabarkan isi kurikulum kedalam program yang lebih rinci

dan jelas sasarannya. Program disusun berdasarkan potensi sekolah yang

tersedia baik tenaga guru, finansial, maupun sarana dan prasarana. Program

akan berhasil jika didukung oleh tenaga guru yangmemadai. Setiap guru

memegang mata pelajaran yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya

dan bertanggung jawab membina dan membimbing setiap siswa agar mencapai

prestasi optimal dalam belajar. Program juga akan lebih baik jika didukung oleh

fasilitas, siswa akan dapat belajar dengan baik dan menyenangkan jika sekolah

dapat memenuhi segala kebutuhan belajar siswa. Faktor instrumental sebagai

faktor dari luar juga erat kaitannya dengan faktor psokologis sebagai faktor dari

dalam. Jiika faktor luar mendukung tetapi faktor psikologis sebagai faktor dalam

tidak mendukung maka faktor luar akan kurang signifikan.

Fungsi utama prestasi belajar menurut Zainal Arifin (Saputri, 2004:14),

yaitu:

1. Indikator dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa.

2. Lambang penguasaan hasrat ingin tahu

3. Bahan iniformasi dalam inovasi pendidikan dengan asumsi bahwa prestasi

belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu


pengetahuan dan teknologi serta berperan sebagai umpan balik dalam

meningkatkan mutu pendidikan.

Karakteristik yang dimiliki prestasi belajar menurut Surya (Yosiana,

2006:16), yaitu:

1. Merupakan suatu perubahan tingkah laku yang dapat diukur.

2. Merupakan hasil perbuatan seorang siswa dan bukan merupakan hasil jerih

payah orang lain.

3. Dapat dievaluasi tinggi rendahnya berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan.

4. Hasil kegiatan belajar yang dilakukan secara sadar.

Tes prestasi belajar dibuat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan sebelumnya, sehingga hasil tes ini bisa dijadikan balikan (feedback)

bagi guru dan mengetahui apakah tujuan tersebut telah tercapai atau tidak.

Benyamin S Bloom (Suherman dan Sukjaya, 1990:30) membagi tujuan ke dalam

tiga daerah atau domain, yaitu:

1. Daerah Kognitif (Kognitive Domain)

Daerah kognitif mencakup tujuan-tujuan yang berkenaan dengan

kemampuan berpikir, yaitu berkenaan dengan pengenalan pengetahuan,

perkembangan kemampuan dan keterampilam intelektual. Daerah kognitif

merupakan pusat dan mempunyai peran yang sangat penting dalam

pengembangan evaluasi berupa tes. Daerah kognitif menurut Bloom ini terdiri

dari enam tahap, yaitu : Pengetahuan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan (C3),

Analisis (C4), Sintetis (C5) dan Evaluasi (C6) ke enam tahapan ini dikenal dengan

taksonomi Bloom.

2. Daerah Afektif (Afective Domain)

Daerah afektif adalah daerah atau hal-hal yang berhubungan dengan sikap

sebagai manifestasi dari minat, motivasi, kecemasan, apresiasi, perasaa,

penyesuaian diri, bakat dll.

3. Daerah Psikomotorik (Psychomotorik)


Tujuan dalam bidang ini mulai dari gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan

keterampilan dan gerakan komunikasi.

Pada Sekolah Dasar (SD) tujuan yang ingin dicapai terbatas pada daerah

kognitif yang terdiri dari ingatan-ingatan (C1), Pemahaman (C2) dan penerapan

(C3).

1. Ingatan (Recall)

Dalam jenjang kemampuan ingatan (Recall) ini seseorang dituntut untuk

dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah dan

lain sebagainya tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. Tujuan

dalam tungakatanini termasuk kategori paling rendah dalam daerah kognitif.

Kemampuan mengingat ini dapat dirinci, yaitu terminologi (Terminology) yang

artinya mengetahui arti tiap kata dan fakta-fakta lepas (Isolated facts) yang

artinya memahami pengetahuan fakta-fakta tanpa dihubungkan dengan fakta

lainnya. Kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah menyebutkan,

menunjukan, mengenal dan mendefinisikan.

2. Pemahaman (Comprehension)

Kemampuan ini mendapat penekanan dalam pembelajaran. Siswa dituntut

memahami atau mengerti apa yang dikerjakan, mengetahui apa yang sedang

dikombinasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan

menghubungkannya dengan hal-hal lain. Kemampuan pemahaman dapat dirinci,

yaitu menerjemahkan (Translator) yang artinya kemampuan menerjemahkan

konsepsi abstrak menjadi suatu model simbolik untuk mempermudah orang

mempelajarinya, menginterpretasikan (Interpretation) yang artinya kemampuan

untuk mengenal dan memahami dan mengekstrapolasi (Extrapolation) yang

artinya kemampuan memperluas persepsinya dalam arti, dimensi, kasus atau

masalah.

3. Penerapan (Application)
Pada tingkat penerapan, siswa dituntut memiliki kemampuan untuk

menggunakan apa yang telah diketahuinya dalam sesuatu yang baru baginya.

Dalam jenjang kemampuan ini dituntut kesanggupan untuk mengemukakan ide-

ide umum, tata cara, metode-metode, prinsip-prinsip dan teori-teori dalam situasi

baru dan konkret. Kata kerja operasional dalam penerapan diantaranya

menghitung, menggunakan, menerapkan dan menyusun

E. Hasil Penelitian yang Relevan.

Penelitian pendidikan yang menekankan kepada pemberian tindakan

dengan metode permainan, telah diteliti sebelumnya dengan judul penelitian

Pemahaman Siswa SD Terhadap Pengurangan dengan Metode Permainan

pada Pembelajaran Matematika oleh Feri Hermawan, Universitas Pendidkan

Indonesia pada tahun 2003. Dengan hasil penelitian:

1. Pembelajaran dengan menggunakan metode permainan siswa merasa tertarik

dan senang. Ini disebabkan karena metode permainan menggunakan soal-soal

ada hubungannya dengan permainan. Selain itu, adanya kebebasan sehingga

siswa dapat mengeluarkan pendapat, dapat beraktifitas dan berkreatifitas dalam

mengembangkan pengetahuannya. Siswa juga menyukai cara guru dalam

mengajarkan materi dikarenakan dengan metode permainan menjadikan guru

sebagai fasilitator atau seorang moderator, bukan sebagai penyampai informasi

atau ilmu. Permasalahan yang diberikan mudah dipahami, siswa dapat berpikir

dengan gembira karena yang disajikan berhubungan dengan permainan.

2. Semakin sering metode ini diberikan minat siswa untuk mempelajari matematika

semakin tinggi. Siswa merasa nyaman untuk belajar matematika dengan metode

permainan. Dengan kata lain siswa tidak merasa takut untuk berpendapat,

menyajikan jawaban dan mengkomunikasikan jawabannya, juga dikarenakan

gurunya yang berbeda dari pengajaran seperti biasa.

3. Pemahaman siswa terhadap konsep matematika menjadi lebih mantap. Siswa

menjadi senang, ceria dan bergembira jika mengerjakan pengurangan maupun


bahasan lainnya. Dengan metode permainan siswa terpacu untuk aktif dan

mudah dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

Penelitian serupa dengan judul Penggunaan Metode Permainan pada

Pembelajaran Matematika di Kelas V SDN Kutagandok IV Kutawaluya

Karawang oleh Martoko, Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 2003.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan metode permainan

mempunyai implikasi terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari

pencapaian hasil nilai dari tiap-tiap siklus. Penggunaan metode permainan pada

pembelajaran matematika mendapat kesan yang baik dari siswa hal ini

terungkap dan terlihat dari adanya siswa yang antusias terhadap pelajaran

tersebut, dengan alasan metode permainan tersebut menyenangkan dan

mempunyai banyak manfaat sehingga siswa mempunyai pengalaman baru.

Selain itu dengan judul yang berbeda Penggunaan Metode Permainan

dalam Pembelajaran Matematika untuk Membangkitkan Minat Belajar

Matematika di Kelas VI SD Karyajaya Kec. Bojongpicung Kab. Cianjur. Oleh

Aceng M. Hidayat, Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 2004. Hasil

penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan metode permainan dampaknya

adalah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Penggunaan metode

permainan mendapat respon yang baik dari siswa. Penggunaan metode

permainan lebih mengakrabkan siswa terhadap mata pelajaran matematika.

Pandangan sebagian bahwa matematika itu susah yang berakibat malas untuk

mempelajari matematika dengan menggunakan metode permainan, hal tersebut

dapat ditekan, siswa tidak ragu-ragu lagi untuk belajar matematika dan terlibat

aktif di kelas.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Wangun Jaya, semester

satu tahun ajaran 2013/2014 dan proses-proses interaktif antara guru dengan

siswa, siswa dengan siswa selama pelaksanaan pembelajaran matematika

dengan menggunakan metode permainan berlangsung.

B. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Wangun Jaya,. Sedangkan waktu

penelitian dilaksanakan pada semester satu tahun ajaran 2013/2014. Yaitu

berkisar antara bulan agustus sampai bulan Oktober tahun 2010.

C. Metode Penelitian

24

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya peningakatan

aktifitas dan prestasi belajar matematika siswa kelas VI semester satu SDN

Wangun Jaya tahun ajaran 2013/2014 pada materi Pengukuran berat. Untuk

mencapai tujuan tersebut maka diperlukan suatu upaya pembelajaran berupa

metode permainan jual beli sebagai solusi praktis dan kontekstual tanpa

mengabaikan hal-hal yang bersifat teoritik.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, metode penelitian yang dianggap

tepat adalah metode penelitian tindakan yang difokuskan pada situasi kelas yang

lebih dikenal dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classrrom Action

Research (CAR). Sukardi (2004:211) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan

pada umumnya sangat cocok untuk meningkatkan kualitas subjek yang hendak

diteliti. Sependapat dengan hal ini Madya (1994:12) mengungkapkan bahwa

penelitian tindakan yang dimaksudkan untuk meningkatkan praktik tertentu ke

dalam situasi kerja tertentu.


D. Prosedur penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini, mengembangkan

sebagimana lazimnya dalam penelitian ini terdiri dari tiga siklus dengan tahap-

tahap kegiatan yang ditempuh pada tiap siklus meliputi empat kegiatan, yaitu :

(1) Tahap perencanaan tindakan (paln), (2) Tahap pelaksanaan atau tindakan

(action), (3) Tahap pengamatan (Observation), (4) Tahap perenungan

(Reflective).

Secara operasional siklus penelitian tindakan kelas dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1. Tahap perencanaan (plan)

Tahap perencanaan tindakan adalah langkah persiapan untuk : (a)

Mengidentifikasi aktifitas dan prestasi belajar matematika siswa kelas VI

semester satu SDN Wangun Jaya, tahun ajaran 2013/2014. (b) Menyusun

rencana tindakan yang hendak dilakukan dalam penerapan metode permainan

yaitu dengan menyusun rencana pembelajaran, menyusun aturan permainan,

dan menyusun instrumen-instrumen yang akan digunakan. (c) Menyiapkan

sumber, alat dan bahan yang hendak digunakan. Pada siklus I dibutuhkan buku

paket matematika kelas VI, LKS, kartu peranan sebagai penjual dan pembeli,

uang mainan, timbangan, buku, pensil, tas dan penggaris yang kemudian akan

digunakan sebagai barang dagangan. Siklus II dibutuhkan buku paket

matematika VI, LKS, kartu peranan sebagai penjada toko dan konsumen, buku,

pensil, tas dan penggaris yang kemudian akan digunakan sebagai barang

dagangan, timbangan, gelas, beras, terigu dan gula pasir. (d) Mengidentifikasi

masalah-masalah yang terdapat pada siklus sebelumnya serta menetapkan

pemecahan masalahnya untuk siklus berikutnya.

2. Tahap tindakan (action)


Tahap tindakan adalah kegiatan pelaksanaan penerapan metode permainan

jual beli sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya. Pada

siklus I tindakan yang dilakukan dimulai dengan membahas masalah sehari-hari

dalam perdagangan untuk menanamkan konsep pada siswa tentang nilai

keseluruhan, nilai per unit, dan nilai sebagian. Secara berkelompok siswa

bermain jual beli dengan membagi peran, dua orang sebagai penjual dan dua

orang sebagi pembeli kemudian melakukan jual beli dengan uang mainan

sebagai alat pembayarannya. Sebagai acuan dalam bermain, siswa diberikan

format tabel yang harus diisi sesuai dengan peran yang dimainkannya.

Membahas beberapa catatan yang dibuat oleh siswa selama permainan jual beli

dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Pada siklus II tindakan yang dilakukan dimulai dengan membahas masalah

sehari-hari dalam perdagangan untuk memainkan konsep pada siswa tentang

satuan berat, ton, kwintal, kg, dag, gram, cm, mg. Secara berkelompok siswa

bermain jual beli dengan membagi peran, dua orang sebagai penjaga toko dan

dua orang sebagai konsumen kemudian melakukan jual beli dengan

menggunakan uang mainan sebagai alat pembayarannya. Sebagai acuan dalam

bermain, siswa diberikan tabel format yang harus diisi sesuai dengan peran yang

dimainkannya. Melakukan penimbangan beberapa barang dengan

wadah/kemasannya dan penimbangan barang tanpa wadah/kemasannya dan

mencatat dalam format tabel. Membahas beberapa catatan yang dibuat oleh

siswa selama permainan jual beli dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Pada setiap akhir siklus dilakukan evaluasi dengan tes prestasi belajar

matematika siswa untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika

siswa kelas VI semester satu SDN Wangun Jaya B, tahun ajaran 2013/2014.

3. Tahap pengamatan (observation)

Tahap pengamatan adalah kegiatan langsung maupun tidak langsung untuk

merekam semua peristiwa yang terjadi pada saat proses tindakan. Pengamatan
ini digunakan untuk mengetahui peningkatan aktifitas belajar matematika siswa

kelas VI semester satu SDN Wangun Jaya, tahun ajaran 2013/2014.

4. Tahap perenungan (reflection)

Tahap perenungan adalah kegiatan mengkaji hasil observasi dan

merenungkan kembali proses-proses tindakan dengan berbagai

permasalahannya. Dalam tahap perenungan ini diolah lembar observasi, jurnal

siswa dan tes prestasi belajar matematika siswa yang didapat dari tahap

tindakan kemudian menganalisanya untuk melihat peningkatan aktivitas dan

prestasi belajar matematika siswa kelas VI semester satu SDN Wangun Jaya

tahun ajaran 2013/2014. Kegiatan perenungan ini dilakukan untuk menentukan,

merekomendasi dan mendapatkan masukan bagi perbaikan rencana

selanjutnya.

E. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut:

1. Aktifitas belajar matematika siswa mengalami peningkatan ditandai dengan

jumlah siswa yang aktif lebih dari 40%.

2. Prestasi belajar matematika siswa mengalami peningkatan ditandai dengan

jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar lebih dari 60%.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk keperluan pengumpulan data tentang proses dan hasil yang dicapai

dipergunakan :

1. Nilai Ulangan Harian Matematika Siswa

Nilai ulangan harian matematika siswa didapat dari nilai ulangan pada

materi bilangan bulat yaitu materi sebelum dilakukannya penelitian ini. Nilai

ulangan harian matematika siswa ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran

tentang prestasi belajar matematika siswa kelas VI semester satu SDN Wangun
Jaya tahun ajaran 2013/2014. Nilai ini kemudian dijadikan prestasi awal dalam

penelitian.

Dari ulangan harian yang dilakukan oleh siswa VI semester satu SDN

Wangun Jaya , tahun ajaran 2013/2014 pada materi pengukuran berat diperoleh

nilai rata-rata sebesar 50,37 dan persentasenya siswa yang mencapai standar

ketuntasan belajar sebesar 33,33%.

2. Tes Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan perubahan perilaku dalam individu yang

dimanfaatkan kedalam pola pengetahuan sebagai hasil belajar yang disadari dan

dicapai setelah melakukan pembelajaran pada materi Geometri dan pengukuran

dengan metode permainan jual beli. Standar keberhasilan prestasi belajar

bersifat instrinsik yang berarti ditetapkan sendiri sesuai dengan kurikulum yang

berlaku. Prestasi ini dinyatakan dalam bentuk angka puluhan.

Tes prestasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini terbentuk uraian

karena dengan tes uraian akan terlihat kemampuan dan proses berpikir siswa

yang sebenarnya terhadap materi yang disampaikan. Tes prestasi belajar ini

diberikan setiap akhir siklus, untuk siklus satu memuat dua puluh butir soal,

untuk siklus II memuat sepuluh butir soal.

Tes prestasi ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan prestasi

belajar matematika kelas siswa VI semester 2 SDN Wangun Jaya tahun ajaran

2013/2014, setelah dilakukannya pembelajaran matematika dengan metode

permainan jual beli.

3. Lembar Observasi

Lembar observasi berisi daftar jenis aktifitas belajar siswa yang mungkin

timbul dan akan diamati selama pembelajaran matematika dengan permainan

jual beli berlangsung. Hasil dari lembar observasi ini disajikan data aktifitas

belajar matematika siswa dan bahan perenungan untuk perbaikan tiap siklus.
4. Jurnal Siswa

Jurnal siswa diberikan di setiap akhir siklus dengan maksud untuk

merekam semua peristiwa yang terjadi pada saat proses tindakan, kendala

tindakan, langkah-langkah tindakan, permasalahan lain yang mungkin timbul

selama pelaksanaan tindakan serta gagasan untuk siklus berikutnya

5. Foto

Foto digunakan untuk merekam peristiwa penting pada proses tindakan.

Hasil foto ini dapat didskusikan dengan guru dan siswa sehingga dapat

memberikan andil dalam perbaikan siklus selanjutnya.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Data Aktifitas Belajar Matematika Siswa

Data aktifitas belajar matematika siswa diperoleh melalui lembar observasi.

Hasil observasi ini kemudian dianalisis untuk melihat aktifitas-aktfitas apa saja

yang muncul selama pembelajaran matematika dengan metode permainan jual

beli berlangsung.

Untuk melihat tingkat aktifitas belajar matematika siswa, selanjutnya

dilakukan penskoran terhadap aktifitas-aktifitas yang muncul dengan cara

menghitung persentase dari tiap-tiap aktifitas selama pembelajaran matematika

dengan metode permainan berlangsung. Untuk menghitung persentase dari

lembar observasi dapat digunakan rumus :

Dengan : P : Persentase tiap kategori yang diamati

NA : Banyak siswa yang melakukan aktifitas

NB : Banyaknya siswa yang diamati


Persentase aktifitas belajar matematika siswa ini kemudian

diinterpretasikan menurut kategori tingkat aktifitas yang dikemukakan oleh

Yulianti (2005:25), yaitu :

Tabel 3.1

Tabel Kategori Tingkat Aktifitas


Persentase Kriteria
80%-100% Sangat tinggi
60% - 79% Tinggi
40% - 59% Sedang
20% - 39% Rendah
0 % - 20% Sangat rendah

2. Data Prestasi Belajar Matematika Siswa

Data belajar matemaitka siswa diperoleh melalui tes prestasi belajar.

Menurut Nurlaela (2005:31) bahwa data yang diperoleh kemudian diolah dengan

menggunakan :

a. Nilai rata-rata kelas

Dengan : X : Rata-rata

N : Jumlah nilai

N : Banyak siswa

b. Persentase jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar

TB = S 65 x 100%
N
Dengan : TB : Persentase jumlah siswa yang mencapai standar

ketuntasan belajar

S>65 : Jumlah siswa yang memperoleh nilai > 65

N : Banyak siswa

Persentase jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar

matematika siswa ini kemudian diinterpretasikan menurut kategori prestasi

belajar yang dikemukakan oleh Djamarah dan Aswan (2002:121), yaitu :


Tabel 3.2
Tabel Kategori Tingkat Prestasi Belajar
Persentase Kriteria
100% Istimewa

76% - 99% Baik sekali

60% - 75% Baik

0% - 59% Kurang

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Observasi

Pada observasi awal yang telah dilakukan melalui diskusi dengan observer

diketahui pada pelajaran matematika di SDN Wangun Jaya diperoleh informasi

bahwa aktifitas dan prestasi belajar matematika siswa masih rendah

terutamama di kelas VI, sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam

memahami materi pengukuran berat.

2. Siklus I

a. Perencanaan

Berdasarkan permasalahan melalui data pada observasi awal, kemudian

dibuat perencanaan tindakan untuk siklus I. Adapun tahap perencanaan tindakan

untuk siklus I adalah:

1) Menyusun rencana pembelajaran

2) Menyusun aturan permainan


3) Membuat soal tes prestasi belajar matematika siswa yang memuat materi

tentang pengukuran berat.

4) Membuat lembar observasi dan jurnal siswa.

5)

34

Mempersiapkan sumber, alat dan bahan berupa buku paket matematika kelas VI,

LKS, kartu peranan sebagai penjual dan pembeli, uang mainan, timbangan,

buku, pensil, ballpoint, tas dan penggaris yang akan digunakan sebagai barang

dagangan.

6) Mempersiapkan foto untuk dokumentasi.

b. Tindakan dan Observasi

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa tanggal 10 agustus,

2010 pukul 07.00-08.20. Sebelum pelajaran dimulai, guru meminta beberapa

siswa maju ke depan kelas untuk menceritakan pengalaman dalam mengukur

suatu berat. Misalnya mengukur berat badan, mengukur tinggi badan,

membandingkan berat benda sejenis dan tidak sejenis, mengidentifikasikan

jenis-jenis suatu benda kedalam ukuran berat, mengurutkan benda yang paling

ringan hingga paling berat. Namun beberapa menit berlalu tidak ada satu pun

siswa yang memberanikan diri untuk ke depan kelas, guru mempertegas kembali

dengan memanggil nama siswa secara acak. Baru setelah itu siswa mau

bercerita di depan kelas dengan malu-malu.

Setelah siswa mempunyai gambaran mengenai kegiatan pengukuran,

guru melakukan tanya jawab yang mengarahkan siswa ke dalam materi.

Misalnya Ibu membeli 2 karung beras masing-masing beratnya 50 Kg,

berapakah jumlah berat keseluruhan karung beras tersebut?. Tanya jawab terus

dilakukan sampai siswa dapat menjabarkan konsep jumlah barang ke dalam

suatu rumus. Kemudian guru memberikan satu contoh. Dan contoh tersebut guru
menginformasikan mengenai identifikasi jenis-jenis suatu benda kedalam ukuran

berat.

Pertemuan pertama ditutup dengan menyimpulkan materi yang telah

dipelajari, mengungkapkan gagasan mengenai permainan yang akan

dilaksanakan pada pertemuan berikutnya dan memberikan tugas untuk

menyiapkan pada pertemuan berikutnya dan memberikan tugas untuk

menyiapkan sumber, bahan dan alat yang akan digunakan dalam permainan

pengkuran. Pada pertemuan pertama ini, aktifitas belajar matematika masih di

dominasi oleh guru dan sesekali mengungkapkan gagasan.

Pertemuan ke dua dilaksanakan pada kamis tanggal 19 agustus 2010

pukul 07.00-08.20. Pertemuan ke dua ini adalah pelaksanaan dari permainan

pengukuran. Sebelum permainan dimulai terlebih dahulu guru bersama siswa

menyiapkan tempat, sumber. Bahan dan alat yang akan digunakan. Siswa dibagi

ke dalam 6 kelompok satu kelompok terdiri dengan 4-5 orang siswa. Secara

berkelompok siswa bermain pengukuran suatu benda dengan membagi peran,

dua orang sebagai pengukur dan dua orang sebagai pencatat pengukuran.

Kemudian melakukan pengkuran dengan menggunakan kesetaraan satuan

dalam perhitungan. Sebagai acuan dalam bermain, siswa diberikan format tabel

dalam aturan permainan yang harus diisi sesuai dengan peran yang

dimainkannya.

Setelah permainan usai, siswa bersama kelompoknya mendiskusikan

catatan yang diperoleh selama permainan. Guru dengan teliti memeriksa hasil

dari permainan, memeriksa tabel dan menyesuaikan dengan peran yang

dimainkan. Kemudian guru membahas beberapa catatan yang dibuat oleh siswa

tersebut dan bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Pada pertemuan ke dua ini aktivitas belajar matematika siswa sudah

tampak. Aktivitas yang dapat diamati adalah membaca aturan permainan dan

buku-buku yang menunjang dalam melaksanakan permainan, ikut serta dalam

melakukan permainan serta berkerja sama dengan siswa lain dalam


kelompoknya. Selama permainan pengukuran berlangsung keadaan kelas tidak

terlalu tertib. Terdapat siswa yang mengobrol, corat-coret dan melamun.

Sebagian siswa lain asyik dengan permainannya sendiri yang keluar dari aturan

yang telah diterapkan.

Pertemuan ke tiga dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 21 agustus 2010,

ini adalah pertemuan terakhir pada siklus I. Untuk mengetahui prestasi belajar

matematika siswa diadakan tes prestasi belajar matematika siswa yang pertama

c. Aktifitas Belajar Matematika Siswa

Selama pembelajaran berlangsung pada siklus I, observer melakukan

observasi yang dilakukan siswa di kelas melalui pretes dan postes. Secara garis

besar jumlah siswa yang melakukan aktifitas dapat dilihat pada daftar tabel

dibawah ini.

Tabel 4.1

Aktifitas Belajar Matematika

No Aktifitas yang diamati Frekuen Persent

si ase
1 Mengungkapkan gagasan 7 25,93

2 Menyiapkan tempat, sumber, bahan dan 3 11,11

3 alat 19 70,37

4 Memperhatikan penjelasan guru 8 29,63

5 Membaca aturan permainan dan buku- 15 55,56

6 buku 14 51,85

7 Ikut serta permainan 17 62,96

8 Berkerja sama dengan siswa lain dalam 19 70,37

9 bermain 27 100

10 Berdiskusi 18 66,67

Membuat tabel

Melakukan tes
Mengungkapkan
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dibuat grafik, seperti berikut :

Berdasarkan tabel 4.1 dan grafik 4.1 dapat terlihat bahwa aktifitas belajar

matematika siswa belum optimal. Ke sepuluh aktifitas belajar matematika siswa

belum semuanya dapat dilakukan oleh siswa. Terutama untuk aktifitas

menyiapkan tempat, sumber, bahan dan alat sebesar 11,11%, mengungkapkan

gagasan 25,93% dan membaca aturan permainan dan buku sebesar 29,63%.

Aktifitas lainnya sudah tergolong ke dalam kategori sedang.

d. Prestasi Belajar Matematika Siswa

Berdasarkan tes prestasi belajar matematika siswa pada siklus I diperoleh data

prestasi belajar matematika siswa dengan nilai rata-rata kelas dan persentase

jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan balajar seperti pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Hasil Tes Prestasi Belajar Matematika Siswa pada Siklus I

Nilai Persentase
Siklus 1 Rata- jumlah siswa
rata yang mencapai
Kelas standar
ketuntasan
belajar
Nilai ulangan harian 50,37 33,33
Prestasi belajar matematika siswa 69,62 88,88

siklus I

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dibuat grafik sebagai berikut :

Berdasarkan tabel 4.2 dan grafik 4.2 dapat dilihat adanya perubahan nilai

rata-rata kelas dari 50,37 pada ulangan harian meningkat menjadi 69,62 pada

prestasi belajar matematika siswa siklus I dan persentase jumlah siswa yang

mencapai standar ketuntasan belajar dari 33,33% pada ulangan harian

meningkat menjadi 88,88% pada prestasi belajar matematika siswa siklus I.

e. Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I diketahui kesan dan pesan yang

dirasakan oleh siswa melalui jurnal siswa. Dari jurnal siswa diperoleh pendapat

bahwa sebagaian besar siswa menyenangi pembelajaran matematika dengan

metode permainan pengukuran. Siswa merasakan pembelajaran yang tidak

terlalu serius tetapi tetap dapat berkonsentransi sehingga dapat menambah

wawasan. Saran yang diajukan untuk pertemuan berikutnya adalah permainan

sebaliknya dilakukan di luar kelas dan soal yang diberikan tidak terlalu banyak

dan sulit.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I ternyata belum seluruhnya siswa

mengikuti permainan dan pemanfaatan waktu yang digunakan kurang efektif.


Upaya yang dapat guru lakukan adalah dengan merombak kelompok menjadi

heterogen dan guru bersifat lebih tegar agar siswa lebih serius dalam mengikuti

pembelajaran. Beberapa siswa terlihat berkerja sama dengan teman-temannya

saat mengerjakan tes. Dalam hal ini guru perlu memberikan sanksi untuk siswa

yang berkerja sama saat mengerjakan tes. Hal-hal lain yang perlu diperbaiki oleh

guru diantaranya adalah memberikan informasi mengenai tujuan dari permainan,

memberikan penghargaan untuk siswa yang aktif, membimbing siswa dalam

diskusi, lebih teliti dalam memeriksa, membalas dan menyimpulkan hasil dari

permainan.

3. Siklus II

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil tes prestasi belajar matematika siswa dan rerfleksi

pada siklus I, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk

meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar matematika siswa dengan

menggunakan metode permainan jual beli. Dengan demikian perencanaan

tindakan untuk siklus II adalah sebagai berikut :

1. Menyusun rencana pembelajaran.

2. Menyusun aturan permainan

3. Membuat soal tes prestasi belajar matematika siswa.

4. Membuat lembar observasi

5. Mempersiapkan sumber, alat dan bahan berupa buku paket matematika kelas VI,

LKS, kartu peranan sebagai pedagang dan pembeli serta uang mainan.

6. Mempersiapkan foto untuk dokumentasi

b. Tindakan dan observasi

Pertemuan ke keempat dilaksanakan pada hari senin tanggal 6

september 2010 pukul 07.00-08.20. Sebelum pelajaran dimulai, guru meminta

siswa untuk menceritakan pengalamannya berbelanja di pasar?. Tanpa


disebutkan nama, siswa bergantian maju ke depan kelas untuk menceritakan

pengalamannya. Kemudian guru melakukan Tanya jawab mengenai aktifitas

berbelanja di pasar untuk mengetahui pemahaman siswa tentang cara

menghitung berat suatu benda dan perbandingan berat beberapa buah benda.

Siswa terlihat antusias dalam menjawab setiap soal yang dikemukakan oleh

guru. Terlihat dari siswa yang menunjuk tangan dan saling berebut dalam

menjawab. Kemudian guru memberikan satu contoh. Guru membiarkan siswa

mengerjakan contoh tersebut dengan bantuan buku-buku yang menunjang.

Setelah dianggap cukup guru bersama siswa membahas soal tersebut hingga

benar-benar paham mengenai satuan berat, ton, kwintal, kg, dag, gram, cm, mg.

Pertemuan keempat ditutup dengan menyimpulkan materi yang telah

dipelajari, mengungkapkan gagasan permainan yang akan dilaksanakan pada

pertemuan berikutnya dan memberikan tugas untuk menyiapkan sumber, bahan

dan alat yang akan digunakan dalam permainan jual beli.

Pada pertemuan keempat ini, aktifitas belajar matematika siswa terlihat

aktif dimulai dari mendengarkan penjelasan guru, mengungkapkan gagasan,

mengerjakan soal dan menyimpulkan materi.

Pertemuan ke lima dilaksanakan pada hari selasa tanggal 14 september

2010 pukul 07.00-08.20. Pertemuan ini adalah pelaksanaan permainan jual beli.

Walaupun dilaksanakan di dalam ruangan siswa tetap semangat dalam

melaksanakan permainan. Sebelum permainan dimulai terlebih dahulu guru

memberikan informasi mengenai tujuan dari permainan kemudian bersama

siswa menyiapkan tempat, sumber, bahan dan alat yang akan digunakan. Siswa

dibagi ke dalam beberapa kelompok satu kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.

Secara berkelompok siswa bermain jual beli dengan membagi peran, satu orang

sebagai penjual, satu orang sebagai pelayan toko dan dua orang sebagai

konsumen kemudian melakukan permainan dengan uang mainan sebagai alat

pembayarannya. Sebagai acuan dalam bermain, siswa diberikan format table

dalam aturan permainan yang harus diisi sesuai dengan peran yang
dimainkannya. Siswa tampak menghayati peran yang dimainkannya, di sela

permainan terdengar siswa mengungkapkan gagasannya kepada guru Nanti

kalau saya besar saya mau jadi Pedagang, bu?.

Setelah permainan usai, siswa bersama kelompoknya mendiskusikan

catatan yang diperoleh selama permainan. Guru dengan teliti memeriksa hasil

dari permainan, memeriksa tabel dan menyesuaikan dengan peran yang

dimainkan. Kemudian guru membahas beberapa catatan yang dibuat oleh siswa

tersebut dan bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Pada pertemuan kelima ini aktifitas belajar matematika siswa sudah aktif.

Selama permainan berlangsung keadaan kelas terlihat tertib. Siswa mulai asyik

dengan permainannya dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

Pertemuan ke enam pada hari sabtu tanggal 18 september 2010 pukul

08.20-09.40 ini adalah pertemuan terakhir pada siklus II maka untuk mengetahui

prestasi belajar matematika siswa diadakan tes prestasi belajar matematika yang

ke dua.

c. Aktifitas belajar matematika siswa

Selama pembelajaran berlangsung pada siklus II, observer melakukan

observasi yang dilakukan siswa di kelas. Secara garis besar jumlah siswa yang

melakukan aktifitas pada pertemuan kesatu dapat dilihat seperti pada tabel 4.4

dibawah ini

Tabel 4.4

Aktivitas Belajar Matematika

No Aktifitas yang diamati Frekuen Persenta

si se
1 Mengungkapkan gagasan 15 55,56

2 Menyiapkan tempat, sumber, bahan dan 18 66,67

3 alat 26 96,30

4 Memperhatikan penjelasan guru 20 74,07

5 Membaca aturan permainan dan buku- 27 100


6 buku 25 92,59

7 Ikut serta permainan 26 96,30

8 Berkerja sama dengan siswa lain dalam 26 96,30

9 bermain 27 100

10 Berdiskusi 24 88,89

Membuat tabel

Melakukan tes

Mengungkapkan
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dibuat grafik sebagai berikut :

Berdasarkan tabel 4.3 dan grafik 4.3 dapat dilihat bahwa aktifitas belajar

matematika siswa menunjukan peningkatan yang memuaskan. Beberapa

aktifitas yang mengalami peningkatan terutama pada aktifitas mengungkapkan

gagasan sebesar 55,56%, menyiapkan tempat, sumber, bahaan dan alat

sebesar 66,67%, membaca aturan permainan dan buku-buku sebesar 74,04% .

Dengan demikian aktifitas belajar matematika siswa yang diamati masuk ke

dalam kategori sedang.

d. Prestasi Belajar Matematika Siswa

Berdasarkan tes prestasi belajar matematika siswa pada siklus II diperoleh

data prestasi belajar matematika siswa dengan nilai rata-rata kelas dan
persentase jumlah siswa yang mencapaiu standar ketuntasan belajar seperti

pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Hasil Tes Prestasi Belajar Matematika Siswa pada Siklus II

Siklus II Nilai Persentase


Rata-rata jumlah siswa
Kelas yang
mencapai
standar
ketuntasan
belajar
Nilai ulangan harian 66,11 62,96
Prestasi belajar matematika siswa 73,51 100

siklus II
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dibuat grafik sebagai berikut :

Berdasarkan tabel 4.4 dan grafik 4.4 dapat dilihat adanya perubahan nilai rata-

rata kelas dari 66,11 (Siklus I) meningkat menjadi 73,51 (Siklus II) dan

persentase jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar dari 62,69%

(Siklus I) meningkat menjadi 100% (Siklus II). Peningkatan ini cukup memuaskan

karena persentase jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan balajar

sebesar 100% termasuk kategori istimewa

e. Refleksi
Pesan dan kesan yang dirasakan oleh siswa diberikan jurnal siswa. Dan jurnal

siswa diperoleh pendapat bahwa sebagian besar siswa menyenangi

pembelajaran matematika dengan metode permainan.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II, aktivitas dan prestasi belajar

matematika siswa mengalami peningkatan yang memuaskan dan indikator

sudah dapat tercapai. Dengan demikian, penelitian ini terhenti pada siklus II.

B. Pembahasan
Berdasarkan data yang didapat dari observasi, berikut adalah grafik aktivitas

belajar matematika siswa pada setiap siklus.

Grafik 4.7

Grafik Aktivitas Belajar Matematika Siswa pada tiap Siklus

Secara umum aktivitas belajar matematika siswa tiap siklus mengalami

peningkatan. Aktivitas belajar matematika siswa yang masih rendah pada siklus I

antara lain menyiapkan tempat, bahan dan alat sebesar 11,11%,

mengungkapkan gagasan sebesar 25,93% dan membaca aturan permainan dan

buku-buku sebesar 29,63% aktivitas-aktivitas tersebut tergolong ke dalam

kategori kurang.

Sementara pada siklus II, aktivitas belajar matematika siswa mengalami

peningkatan yang cukup baik yaitu menyiapkan tempat, bahan dan alat sebesar

66,67%, mengungkapkan gagasan sebesar 55,56% dan untuk aktivitas


membaca aturan permainan dan buku-buku mengalami peningkatan yaitu

sebesar 74,04% yang tergolong ke dalam kategori sedang.

Dengan demikian seluruh aktivitas belajar matematika siswa diperoleh

nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 69.62 mengalami peningkatan sebesar

3,89 pada siklus II menjadi 73.51

Selain itu rata-rata kelas diperoleh pula persentase jumlah siswa yang

mencapai standar ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 88,88% meningkat

menjadi 100% pada siklus II. Persentase jumlah siswa yang mencapai standar

ketuntasan belajar ini kemudian meningkat lagi menjadi 100% yang termasuk

dalam kategori Istimewa.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pembalajaran dengan

menggunakan metode permainan di kelas VI SD Negeri Wangun Jaya, pada

pembelajaran Matematika, mendorong siswa melakukan aktivitas belajar

mengajar dengan baik sehingga memacu siswa untuk memperoleh prestasi

belajar yang memuaskan. Dari 10 aktivitas yang diamati, 7 diantaranya sudah


tergolong ke dalam kategori sedang dan 3 diantaranya termasuk ke dalam

kategori kurang. Ketiga aktivitas tersebut naik secara bertahap pada setiap

siklusnya, ketiga aktivitas tersebut adalah menyiapkan tempat, bahan dan alat

sebesar 25,93%, mengungkapkan gagasan sebesar 11,11% dan membaca

aturan permainan dan buku-buku sebesar 29,63% dan masing-masing

mengalami peningkatan, menjadi menyiapkan tempat, bahan dan alat sebesar

55,56%, mengungkapkan gagasan sebesar 66,67% dan untuk aktivitas

membaca aturan permainan dan buku-buku mengalami peningkatan yaitu

sebesar 74,04%.

Berdasarkan data prestasi belajar matematika siswa diperoleh nilai rata-

rata kelas pada siklus I sebesar 69,62 meningkat menjadi 73,51 pada siklus II.

Presentase jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan juga meningkat

pada siklus I sebesar 88,88% (Kategori Baik), meningkat menjadi 100%

(Kategori Istimewa) pada siklus II.

Dengan demikian metode permainan dapat meningkatkan aktivitas dan

prestasi belajar matematika siswa SDN Wangun Jaya kelas VI Semester satu

Tahun Pelajaran 2013/2014.

Berdasarkan jurnal siswa diketahui dengan penggunaan metode

permainan menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan, belajar tidak terlalu

tegang namun tetap berkonsentrasi. Siswa lebih cepat mengerti konsep

Geometri dan pengukuran dengan menghayati peran yang dimainkan.

B. Saran-saran

1. Metode permainan cepat digunakan guru sebagai variasi dalam metode

pembelajaran

2. Dalam penggunaannya, sebaiknya guru merencanakannya dengan tujuan yang

jelas, mempersiapkan hal-hal yang akan digunakan dengan maksimal,

membantu siswa dalam melaksanakan permainan dan meminimalkan resiko


buruk yang akan terjadi. Dengan demikian waktu yang digunakan dapat efisien

dan permainan yang digunakan dapat efektif dan bermanfaat.

3. Dalam penyampaiannya guru harus tegas dan kreatif agar siswa tetap berada

dalam aturan permainan yang ditetapkan dan memperbanyak latihan-latihan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

,dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Burhan Mustakim dan Ary Astuti. Buku Paket Mata Pelajaran Matematika Untuk SD Kelas

IV. Departemen Pendidikan Nasional.

Djaramah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Madya, Suarsih. 1994. Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta : Lembaga Penelitian

IKIP - Yogyakarta.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Grafindo.

Sudjana. 2000. Metode dan Teknik Pembelajran Partisipatif. Bandung : Falah Production

Suherman dan Sukajaya. 1990. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi

Pendidikan Matematika. Bandung : Wijaya Kusuma.

LAMPIRAN
Jadwal Kegiatan PTK
Silabus Kegiatan PTK
RPP Kegiatan PTK
Daftar Nilai Siswa Pra PTK
Daftar Nilai Siswa Siklus 1
Daftar Nilai Siswa Siklus 2
Daftar Nilai Siswa Siklus 3
Daftar Hadir Siswa
Lembaran Observasi/Pengamatan Guru
Foto Kegiatan PTK
LAPORAN
PERBAIKAN PEMBELAJARAN
MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Judul
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
(sifat-sifat bangun ruang sederhana)
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA / MEDIA PEMBELAJARAN
PADA KELAS IV SD NEGERI 02 TEMUIRENG

Disusun Oleh:
Nama : YUSUF HIDAYAT
NIM : 818373565
Masa Ujian : 2012.1

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIVERSITAS TERBUKA

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ)


PURWOKERTO
POKJAR COMAL KABUPATEN PEMALANG
2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kahadirat Allah SWT, atas rahmat, taufik, serta hidayah-
Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugasnya untuk menyusun laporan melalui
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penulisan laporan ini tidak terselesaikan tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:
1. Drs.H Zubaedi, M.Pd, selaku Pengelola UT UPBJJ PURWOKERTO POKJAR COMAL
2. Sobirin,S.Pd, M.Pd,selaku Pembimbing dalam Penulisan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK)
3. Karjo, S.Pd.SD, selaku Kepala SD Negeri 02 Temuireng yang telah mengizinkan dan
memfasilitasi sarana dan prasarana
4. Berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan pemantapan
kemampuan pofesional
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih banyak kekurangan. Saran dan
kritik dari pembaca merupakan masukan yang sangat berharga demi sempurnanya penulisan ini.
Semoga penulisan laporan ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bermanfaat bagi
pembaca untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dasar.

Pemalang, 16 April 2012

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai salah satu upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, adalah
kegiatan remedial. Kegiatan remedial memiliki beberapa fungsi yang penting bagi keseluruhan
proses pembelajaran. Warkitri, dkk. (1991) menyebutkan enam fungsi kegiatan remedial dalam
kaitannya dengan proses pembelajaran. Keenam fungsi kegiatan remedial tersebut adalah fungsi
koreksi, pemahaman, penyesuaian, pengayaan, ekselerasi, dan terapeutik.
KOREKTIF : memperbaiki cara mengajar dan cara belajar
PEMAHAMAN : memahami kelebihan/kekurangan guru dan siswa
PENYESUAIAN : menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa
PENGAYAAN : menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi
AKSELERASI : mempercepat penguasaan materi
TERAPEUTIK : membantu mengatasi masalah sosial-pribadi.
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar
berkisar antara 0% sampai 100%. Ktiteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%.
Tindak lanjut diberikan sebagai suatu tindakan terhadap analisis hasil penilaian. Tindak
lanjut yang diberikan antara lain melalui remedial dan pengayaan. Contoh, jika kriteria
ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran tertentu 75 %, perlu
mendapatkan remedial untuk indikator-indikator yang belum dikuasai. Sebaliknya bila seorang
anak mencapai kompetensi 75 %, maka anak tersebut perlu mendapatkan pengayaan.
Tindak lanjut remedial dan pengayaan dilakukan atas dasar analisis hasil evaluasi
perorangan. Pendidik juga perlu melakukan analisis pencapaian kompetensi kelas, dan
menemukan sebab-sebab yang mempengaruhi ketidak tercapaian ketuntasan minimal yang telah
ditetapkan. Misalnya, kurangnya jam belajar yang tersedia, kurangnya sarana prasarana, suasana
belajar yang kurang kondusif dan sebagainya yang biasa ditindak lanjuti dengan kebijakan
sekolah maupun pemerintah daerah. (BPNP, 2007).
Dalam pembelajaran Matematika kompetensi dasar menentukan sifat-sifat bangun ruang
sederhana di kelas IV SD Negeri Temuireng 02 Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang,
tahun pelajaran 2011/2012 menunjukkan bahwa penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
masih rendah. Dari 20 siswa yang mendapat nilai 70 atau yang telah mengalami belajar tuntas
baru 7 siswa (35%) sementara 13 siswa (65%) mendapat nilai di bawah 70 atau belum
mengalami belajar secara tuntas. Nilai rata-rata kelasnya yang dicapai adalah 65,40.

1. Identifikasi Masalah
Untuk mengetahui secara lebih rinci kekurangan-kekurangan yang dialami siswa, penulis
melakukan refleksi diri dengan menjawab sejumlah pertanyaan refleksi. Jawaban atas pertanyaan
refleksi yang dimaksud meliputi:
a. Sebagian besar siswa (75%) belum mengalami belajar tuntas
- Siswa sering ke luar masuk kelas dan gaduh
- Siswa sering melihat ke luar sehingga perhatiannya tidak terpusat pada pelajaran
b. Siswa kurang berani menjawab pertanyaan
c. Siswa tidak berani bertanya bila mengalami kesulitan
Dari identifikasi masalah di atas, dapat diketahui bahwa siswa belum berhasil belajar
secara efektif, dengan indikator pokok nilai tes formatif rendah. Di samping itu, siswa kurang
tertib mengikuti pelajaran karenanya perhatian terhadap pelajaran kurang. Siswa juga kurang
aktif dan kemampuan berpikirnya kurang.
2. Analisis Masalah
Dari berbagai kekurangan yang dialami siswa dalam pembelajaran Matematika
kompetensi dasar menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana diketahui bahwa proses
pembelajaran belum berhasil menghantarkan siswa belajar secara efektif, proses pembelajaran
belum efektif.
Untuk mengetahui secara rinci sebab-sebab kekurang efektifan pembelajaran tersebut,
penulis melakukan refleksi. Dari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan refleksi diketahui
berbagai kekurangan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran kurang efektif karena:
a. Siswa sering keluar masuk kelas dan gaduh disebabkan guru tidak memberi perhatian pada
semua siswa
b. Siswa sering melihat ke luar sehingga perhatiannya tidak terpusat pada pelajaran karena guru
hanya memberi tugas pada siswa yang dianggap pandai saja
c. Siswa kurang berani menjawab pertanyaan dikarenakan guru kurang memotifasi siswa untuk
menjawab pertanyaan
d. Siswa tidak berani bertanya bila mengalami kesulitan disebabkan guru tidak memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya
Secara singkat dapat dikatakan proses pembelajaran Matematika kompetensi dasar
menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana di kelas IV SD Negeri Temuireng 02 belum
berjalan secara efektif. Ketidak efektifan proses pembelajaran terjadi terutama karena guru
kurang mengaktifkan siswa dalam pembahasan materi pelajaran. Di samping itu guru membahas
materi terlalu cepat, komunikasi guru yang kurang lancar, kurangnya pemanfaatan peraga, dan
guru kurang mengupayakan pemantapan penguasan materi oleh siswa.
Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran peneliti
menitikberatkan perbaikan pembelajaran pada alat peraga model bangun-bangun ruang. Menurut
Ruseffendi, dkk. (1994) alat peraga merupakan alat yang digunakan untuk menerangkan atau
mewujudkan konsep-konsep matematika. Dengan menggunakan alat peraga konsep-konsep
dalam pembelajaran matematika akan mudah dipelajari oleh siswa.

B. Rumusan Masalah
Dari sebab-sebab kekurang efektifan pembelajaran, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah dengan penggunaan alat peraga benda konkret dapat meningkatkan keaktivan siswa
dalam pembelajaran Matematika tentang sifat-sifat bangun ruang sederhana?
2. Apakah melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang ciri-ciri
bangun ruang sederhana?

C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
Mendeskripsikan memanfaatkan alat peraga model bangun-bangun ruang dalam pembelajaran
Metematika kompetensi dasar menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana pada siswa kelas
IV SD Negeri Temuireng 02 Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang tahun pelajaran
2011/2012 agar prestasi siswa dapat meningkat.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Guru
a. Memperoleh pengalaman profesional dalam mengatasi siswa yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran matematika dengan kompetensi dasar menentukan sifat-sifat bangun ruang
sederhana melalui pemanfaatan alat peraga model bangun-bangun ruang,
b. Memperoleh pengalaman profesional dalam pemanfaatan alat peraga,
c. Hasil penelitian ini selain memberi masukan yang amat berarti, juga dapat dijadikan acuan dalam
pengembangan pembelajaran Matematika khususnya pembelajaran menentukan sifat-sifat
bangun ruang sederhana.
2. Manfaat bagi sekolah
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran menentukan
sifat-sifat bangun ruang sederhana dengan memanfaatkan alat peraga yang ada di sekolah,
b. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga akan dapat mengangkat nama sekolah di
lingkungan dinas maupun masyarakat.
3. Manfaat bagi pendidikan pada umumnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan kependidikan banyak guru khususnya
guru sekolah dasar. Guru-guru di berbagai tempat tergerak mengadakan perbaikan pembelajaran
melalui penelitian tindakan kelas. Dengan banyaknya guru melakukan penelitian tindakan kelas
diharapkan proses pembelajaran di berbagai sekolah berjalan lebih efektif.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran


Menurut Gagne yang dikutip Udin S.Winataputra (2004) bahwa belajar adalah suatu
proses di mana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (lihat Ratna
Willis Dahar. 1989, hal 11).
Menurut Rusdi Susilana (2007) secara sederhana istilah pembelajaran (instruction) adalah
upaya untuk membelajarkan seseorang atau sekelompok orang melalui satu atau lebih strategi,
metode dan pendekatan tertentu ke arah pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan terencana untuk mengkondidsikan
seseorang atau sekelompok orang agar bisa belajar dengan baik. Oleh karena itu, unsur utama
pembelajaran adalah siswa dan guru.
Padanan istilah belajar dan pembelajaran yang dapat dijumpai dalam kepustakaan
asing adalah learning dan instruction. Istilah learning seperti dikemukakan oleh Fontana (1981:
147) mengandung pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu
sebagai hasil dari pengalaman.
Definisi tersebut memusatkan perhatian pada tiga hal:
1. Bahwa belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku individu,
2. Bahwa perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman, dan
3. bahwa perubahan itu terjadi pada perilaku individu yang mungkin.
Di pihak lain istilah instruction seperti dikemukakan oleh Romiszowski (1981: 4)
merujuk pada proses pengajaran berpusat pada tujuan yang dalam banyak hal dapat direncanakan
sebelumnya (pre-planned). Karena sifat dan proses tersebut, maka proses belajar yang terjadi
adalah proses perubahan perilaku dalam konteks pengalaman yang memang sebagian besar telah
dirancang. Oleh sebab itu istilah instruction sering diartikan sebagai proses pembelajaran yakni
proses membuat orang melakukan proses belajar sesuai dengan rancangan.
Seperti uraian di atas bahwa seseorang yang sudah melakukan belajar mengalami
perubahan tingkah laku. Menurut Rochman Natawijaya (1984: 13) memaparkan tentang ciri
perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah seperti berikut ini:
1. Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini bahwa individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau sekurang-kurangnya
individu telah merasakan terjadinya perubahan. Dalam dirinya individu yang bersangkutan
menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya
bertambah.

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinue dan fungsional.


Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan
tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan perilaku dan akan
berguna bagi kehidupan atau pun proses belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar
menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak bias menulis menjadi bisa menulis.
Perubahan ini berlangsung terus sampai kecakapan menulisnya menjadi baik dan sempurna.

B. Proses Belajar Mengajar (PBM)


Menurut Nasution yang dikutip Nanang Fattah (2007) PBM yang sesuai dengan
kebutuhan, merupakan bentuk belajar yang menghadapkan siswa dengan suatu atau sejumlah
sumber belajar secara individual atau kelompok, tidak hanya sebatas cara konvensional, seperti
guru menjelaskan materi kepada siswa di dalam kelas. PBM yang efektif adalah suatu kondisi
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan berbeda pendapat dengan guru
sehingga terjadi dialog interaktif.

C. Apersepsi
Menurut Piaget yang dikutip Suprayekti, dkk (2007) bahwa setiap siswa membawa
pengertian dan pengetahuan awal yang sudah dimilikinya ke dalam setiap proses belajar, yang
harus ditambahkan, dimodifikasi, diperbarui, direvisi, dan diubah oleh informasi baru yang
dijumpai dalam proses belajar.
Kegiatan guru dalam apersepsi lebih menitik beratkan kegiatan mengulas pelajaran yang
sudah dipelajari serta menghubungkannya dengan tahap pelajaran yang akan dipelajari.
Apersepsi menekankan pada upaya guru dalam menghubungkan materi pelajaran yang sudah
dimiliki oleh siswa dengan materi yang akan dipelajari oleh siswa, Toto Rukimah (2004).
Ada beberapa cara dalam kegiatan apersepsi
1. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya,
2. Memberikan komentar terhadap jawaban siswa serta mengulas materi pelajaran yang akan
dibahas,
3. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa.

D. Motivasi
Banyak para ahli mendefinisikan motivasi, tetapi pada intinya sama yaitu dorongan baik
dari dalam maupun dari luar untuk beraktifitas. Motivasi menutur Udin S. Winataputra (2001)
berfungsi sebagai motor penggerak aktifitas. Bila motonya tidak ada, maka aktifitas tidakakan
terjadi. Motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik atau motivasi internal dan motivasi
ekstrinsik atau motivasi eksternal.
Motivasi internal ditandai dengan dorongan berasal dari dalam diri siswa untuk berprilaku
tertentu. Sedangkan motivasi eksternal berasal dari luar siswa. Memunculkan motivasi eksternal
dapat dilakukan dengan cara: memberi pujian, hadiah, nasehat, menciptakan suasana yang
menyenangkan dan kadang-kadang teguran, Udin S Winataputra (2001).
Menurut Hull yang dikutip Suciati, dkk, (2005) menjelaskan konsep motivasi sebagai
dorongan untuk memenuhi atau memuaskan kebutukan agar tetap hidup. Dorongan inilah yang
menggerakkan dan mengarahkan perhatian, perasaan dan perilaku atau kegiatan seseorang.
Motivasi berfungsi sebagai motor penggerak aktivitas. Motivasi belajar berkaitan erat
dengan tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang sedang belajar itu sendiri. Bila seseorang
yang sedang belajar menyadari bahwa tujuan yang hendak dicapai berguna atau bermanfaat
baginya maka motivasi belajar akan muncul dengan kuat. Motivasi ada dua: motivasi instrinsik
adalah motivasi yang muncul dari dirinya sendiri dan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
muncul dari luar diri siswa.
Guru sedapat mungkin harus dapat berusaha memunculkan motivasi instrinsik di
kalangan para siswa pada saat mereka belajar, umpamanya dengan cara menjelaskan kaitan
tujuan pembelajaran dengan kepentingan atau kebutuhan siswa. H. Djadja Djadjuri (2004).

E. Penguatan
Menurut William C.Crain yang dikutip Agus Taufik (2005) guru, orang tua, dan pendidik
harus memberikan penguatan terutama yang bersifat psikologis dan menghindari penguatan yang
bersifat kebendaan. Sedangkan penghargaan (rewards) seharusnya diberikan hanya kepada
perilaku yang masuk akal (reasonable) dan tidak bersifat memanjakan. Hindari hukuman
(punishments) yang bersifat fisik.
Penguatan adalah respon yang diberikan terhadap perilaku atau perbuatan yang dianggap
baik, yaitu dapat membuat terulangnya atau meningkatnya perilaku/perbuatan yang dianggap
baik tersebut. I.G.A.K Wardani dan Siti Julaeha (2007). Dalam proses belajar, guru harus tetap
melaksanakan penguatan yang tujuannya adalah :
Meningkatkan perhatian siswa,
Membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa,
Mengontrol dan memodivikasi tingkahlaku siswa yang kurang positif serta mendorong
memunculkan tingkahlaku yang produktif. Raka Joni (1985).

F. Alat Peraga
1. Pengertian alat peraga
Secara harfiah media diartikan sebagai medium atau perantara. Dalam kaitannya dengan proses
komunikasi pembelajaran, medium diartikan sebagai wahana penyalur pesan pembelajaran.
Beberapa ahli dan asosiasi telah mengemukakan pengertian tentang media pembelajaran ini,
antara lain sebagai berikut:
a. Media pembelajaran sebagai sarana komunikasi baik dalam bentuk cetak maupun pandang
dengar, termasuk perangkat kerasnya.
b. Media pembelajaran sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan pembelajaran.
c. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar pada diri siswa.
d. Alat peraga merupakan alat yang digunakan untuk menerangkan atau mewujudkan konsep-
konsep matematika. Dengan menggunakan alat peraga konsep-konsep dalam pembelajaran
matematika akan mudah dipelajari oleh siswa.

2. Jenis-jenis Alat peraga.


Beberapa ahli pendidikan, khususnya ahli tentang media pendidikan telah menggolongkan alat
peraga sesuai dengan fungsi, bentuk dan sumber alat peraga rersebut. Secara umum alat peraga
terdiri dari:
a. Bahan-bahan cetakan atau bacaan seperti: buku, Koran, majalah, dan sebagainya.
b. Alat-alat audio dan visual seperti: radio, kaset, TV, video, dan lain-lain.
c. Sumber-sumber masyarakat seperti: monumen, candi, dan peninggalan sejarah lainnya.
d. Koleksi benda-benda seperti: koleksi mata uang kuno, koleksi awetan tumbuhan, dan
sebagainya.
e. Perilaku guru ketika mengajar yang dicontohkan kepada siswa.
Selanjutnya kalau kita lihat dari jenis indera yang kita gunaka, alat peraga dapat digolongkan
menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Media audio, yaitu alat peraga yang dapat didengar, seperti: kaset, suara burung, suara petir,
suara bel, dan lain-lain.
b. Media visual, yaitu alat peraga yang dapat dilihat, seperti: hewan, tumbuhan, gambar, grafik,
model, slide, dan lain-lain.
c. Media audio visual, yaitu alat peraga yang dapat didengar dan dilihat, seperti: video, film, dan
lain-lain.
Selain itu kita dapat mengelompokkan alat peraga berdasarkan bentuk penyajiannya, yaitu:
a. Alat peraga yang tidak diproyeksikan (non-projected), yaitu alat peraga dua dimensi dan tiga
dimensi, seperti: model, gambar, grafik, foto, peta timbul, awetan tumbuhan dan hewan, dan
lain-lain.
b. Alat peraga yang dapat diproyeksikan (projected), seperti: film, slide, film strip, dan sebagainya.
Sedangkan jika kita lihat dari sumber alat peraga tersebut, alat peraga dapat digolongkan
menjadi:
a. Alat peraga alamiah (natural), yaitu alat peraga yang sesuai dengan benda aslinya di alam,
seperti: hewan, tumbuhan, danau, hutan, dan lain-lain.
b. Alat peraga buatan (artificial), yaitu alat peraga hasil modifikasi atau meniru pada benda aslinya,
seperti: model alat pernafasan, model jantung manusia, gambar, dan lain-lain.
3. Peranan alat peraga dalam pembelajaran.
Secara umum kita dapat menyimpulkan peranan alat peraga sehubungan dengan pendekatan
keterampilan proses antara lain:
a. Dapat mengaktifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dan antar siswa dan
sesamanya dalam kegiatan belajat mengajar,
b. Dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa agar dapat mendorong
kegiatan belajar mengajar, sehingga pengalaman belajar yang diperoleh akan lebih bermakna
bagi siswa,
c. Dapat membangkitkan keinginan dan minat belajar siswa, sehingga perhatian siswa dapat
terpusat pada bahan pelajaran yang diberikan guru,
d. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, sehingga mambuat pelajaran
lebih lama diingat,
e. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan mandiri di kalangan siswa.

G. Metode
Metode Pemberian Tugas
Ketika topik bahasan selesai atau ketika guru harus meninggalkan kelas untuk suatu
alasan yang penting baik ada kaitannya dengan pembelajaran. Tugas biasanya diberikan guru
berkenaan ceramah guru dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, misal: PR matematika,
pengerjaan LKS, mencatat kuliah tujuh menit, dan lain-lain. Metode penugasan menjadi salah
satu cara penyampaian pelajaran agar siswa bersemangat mencari dan menemukan sendiri
jawaban atau tugas guru.
Metode pemberian tugas/penugasan diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar
mengajar yang ditandai adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta didik di sekolah maupun
di rumah secara perorangan atau kelompok. Tujuan penggunaan metode pemberian tugas ini
antara lain: merangsang anak aktif belajar baik secara individu maupun kelompok.

Kekuatan dan keterbatasan metode pemberian tugas

Kekuatan Kelemahan
o Merangsang keaktifan belajar siswa,o Sulit mengontrol apakah siswa
baik ada guru maupun tidak, baik di belajar sendiri atau hasil dari orang
sekolah maupun di luar sekolah lain
o Sulit beri tugas yang sesuai dengan
o Kembangkan kemandirian siswa
kebutuhan siswa
o Lebih menyakinkan apa yang disam-
o Tugas yang monoton dapat mem-beri
paikan guru, memperdalam apa yang
kebosanan pada siswa
dipelajari
o Membiasakan siswa mencari dan
o Tugas yang banyak membuat beban
menelaah sendiri informasi dan
dan keluhan siswa
komunikasi
o Membina tanggung jawab dan disiplino Tugas kelompok biasanya diker-
siswa jakan oleh siswa yang rajin

1. Jenis dan indikator prestasi belajar


Prestasi belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat dicapai setelah
seseorang belajar. Menurut Ahmad Tafsir (2008: 34-35), hasil belajar atau bentuk perubahan
tingkah laku yang diharapkan itu merupakan suatu target atau tujuan pembelajaran yang meliputi
3 (tiga) aspek yaitu: 1) tahu, mengetahui(knowing); 2) terampil melaksanakan atau mengerjakan
yang ia ketahui itu(doing); dan 3) melaksanakan yang ia ketahui itu secara rutin dan
konsekwen(being).
Adapun menurut Benjamin S. Bloom, sebagaimana yang dikutip oleh Abu Muhammad
Ibnu Abdullah (2008), bahwa hasil belajar diklasifikasikan ke dalam tiga ranah yaitu: 1) ranah
kognitif (cognitive domain); 2) ranah afektif (affective domain); dan 3) ranah psikomotor
(psychomotor domain).
Bertolak dari kedua pendapat tersebut di atas, penulis lebih cenderung kepada pendapat
Benjamin S. Bloom. Kecenderungan ini didasarkan pada alasan bahwa ketiga ranah yang
diajukan lebih terukur, dalam artian bahwa untuk mengetahui prestasi belajar yang dimaksudkan
mudah dan dapat dilaksanakan, khususnya pada pembelajaran yang bersifat formal.
2. Pengertian Aktifitas
Aktivitas belajar merupakan aktivitas utama yang menjadi fokus dari proses pendidikan
yang walaupun istilah pendidikan sendiri didefinisikan secara berbeda-beda oleh berbagai
kalangan dan telah banyak dipengaruhi pandangan dunianya (weltanschauung) masing- masing
namun pada dasarnya, semua pandangan yang berbeda tentang belajar dalam proses pendidikan
tersebut bertemu dalam semacam kesimpulan awal, bahwa pendidikan adalah suatu proses
penyiapan generasi muda melalui pembelajaran untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi
tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien.
Dalam konteks ini, pendidikan dilihat sebagai sebuah proses yang lebih dari pada
sekedar pengajaran, dimana yang terakhir ini dapat dikatakan sebagai suatu proses transfer
pengetahuan belaka, bukan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala
aspek yang dicakupnya. Dengan demikian pengajaran lebih berorientasi pada pembentukan para
spesialis yang terkurung dalam ruang spesialisasinya yang sempit, yang perhatian dan minatnya
lebih bersifat teknis. Di pihak lain terkait dengan konteks pernyataan di atas Azyumardi Azra
(2002: 3) menganalisis bahwa pendidikan yang berlangsung dalam suatu schooling system
cenderung terjebak menjadi suatu proses transfer pengetahuan dan keahlian dalam tekno struktur
yang ada.
Akibatnya pendidikan atau lebih jelasnya pengajaran kemudian menjadi suatu komoditi
belaka dengan berbagai implikasinya terhadap kehidupan pribadi seseorang dan kehidupan sosial
kemasyarakatan.
Dalam dunia pendidikan dikenal tiga ranah yang perlu dikuasai, ditingkatkan, dan
dikembangkan anak selama bersekolah, yaitu kognitif (berkaitan dengan pengetahuan),
psikomotor (berkaitan dengan keterampilan), dan afektif (berkaitan dengan sikap dan nilai).
Penguasaan ranah kognitif yang mencapai tingkat 'keyakinan' (believe) akan
mengendalikan perilaku dan kebiasaan individu sehari-hari sehingga mampu meningkatkan
kecakapan hidup (life skill) dan menumbuhkan sikap positif. Para ahli pendidikan sependapat
bahwa, untuk meningkatkan penguasaan ranah kognitif ternyata dipengaruhi oleh kepemilikan
unsur meta- kognitif, yang salah satunya berkaitan dengan 'keterampilan belajar' atau 'belajar
cara belajar (learn how to learn). Kadangkala, kita sering terjebak pada tujuan anak bersekolah.
Seolah-olah tujuan akhir anak bersekolah adalah hanya untuk memahami sepenggal materi dari
beberapa mata pelajaran. Padahal, realita kehidupan anak sering tidak berkaitan langsung dengan
materi yang dipelajari di sekolah.
3. Pengertian Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan tingkah laku yang sangat penting di dalam kelas bertanya untuk
mengetahui apakah kualitas berfikir siswa dari sederhana terjadi perubahan frerfikir secara
kompleks setelah diberikan pelajaran.Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong
kemampuan siswa untuk berfikir dan mengemukakan jawaban yang sesuai dengan harapan guru.
Sardinian 1987 dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar mengatakan
bahwa pertanyaan yang baik mempunyai ciri-ciri:
(1) Kalimatnya singkat dan jelas.
(2) Tujuannya jelas.
(3) Setiap pertanyaan hanya -satu masalah.
(4) Mendorong anak untuk berfikir kritis.
(5) Jawaban yang diharapkan bukan sekedar ya atau tidak.
(6) Bahasa dalam pertanyaan dikenal baik oleh siswa, dan
(7) tidak menimbulkan tafsiran ganda

1. Tujuan penggunaan keterampilan bertanya


(1) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu terhadap pokok bahasan
(2) Memusatkan perhatian
(3) Mengembangkan SCL (Student Center Learning)
(4) Menarik siswa dalam pokok pembicaraan
(5) Mengembangkan cara belajar siswa aktif
(6) Mengetahui kesulitan belajar siswa
(7) Memotifasi siswa mengeluarkan pendapat
(8) Mengukur hasil belajar siswa.
Yang perlu diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan:
a. Kehangatan Dan Keantusiasan
Baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun menerima jawaban siswa, sikap dan gaya guru
suara, ekpresi wajah, gerakan badan, dan sebagainya. Menampilkan ada tidaknya kehangatan.
b. Kebiasaan Yang Harus Dihindari
c. Mengulangi Pertanyaan Sendiri
Contoh : Sebelum siswa dapat berpikir maksimal terhadap pertanyaan guru mengulangi
pertanyaan kembali akibatnya siswa tidak konsentrasi.
Mengulangi Jawaban Siswa
Menyebabkan waktu terbuang, siswa tidak mendengar jawaban dari temanya yang lain karena
guru akan mengulanginya.

Mejawab Pertanyaan Sendiri


Pertanyaan dijawab guru sebelum siswa mendapatkan kesempatan cukup untuk memikirkan
jawabanya sehingga anak beranggapan tidak perlu memikirkan jawabanya karena guru akan
memikirkan jawabanya.
ertanyaan Yang Memancing Jawaban Serentak
Contoh : Apa ibu kota RI?
Akibatnya guru tidak dapat mengetahui dengan pasti siapa yang benar dan menutut
kemungkinan terjadi interaksi selanjutnya.
ertanyaan Ganda
Contoh : Siapa pemimpin orang belanda yang pertama datang ke Indonesia, mengapa mereka
datang, dan apa akibat mereka itu bagi bangsa Indonesia. Hal ini akan mematahkan semangat
siswa yang hanya sanggup menyelesaikan satu dari semua tugas itu.
h. Menentukan siswa tertentu untuk menjawabnya. Akibatnya anak yang tidak ditunjuk tidak
memikirkan jawabanya.
1. Kerangka berpikir

Sk
KD
HarapanKlasikal 75 %

Pelaksanaan Siklus II
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Dalam pembelajaran siswa mengalami dan melakukan belajar pada pembelajaran
Matematika siswa belajar untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan bilangan dan symbol-symbol ketajaman penalaran yang dapat memperjelaskan
dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dalam aktifitas belajar tersebut
akan menghasilkan perubahan yang bersifat kualitatif.Kualitas tersebut sangat dipengaruhi oleh
pendekatan pembelajaran yang dilakukan guru. Dalam pembelajaran Matematika anak akan
memahami konsep dengan baik bila anak sudah merasa tertarik dan berminat untuk belajar
Matematika. Selain itu agar hasil belajar lebih bermakna dan memuaskan dalam hal ini
menggunakan salah satu metode yang mengaktifkan siswa untuk berpikir lewat metode
Demostrasi dengan menemukan konsep sendiri maupun dibimbing guru. Dan apabila
Ketuntasan Klasikal Pada Siklus I Masih Kurang dari 75% Maka dilanjutkan dengan Siklus II
yang dimulai dari Tindakan, Alat Peraga ( diperjelas & diperbesar Ukurannya)
1. Hipotesis ( jawaban sementara)
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir maka hipotesis yang kami ajukan
adalah : metode Demostrasi dapat meningkatkan ketuntasan belajar mata pelajaran Matematika
kelas IV Semester II SD Negeri 02 Temuireng Tahun Pelajaran 2011/ 2012 pada Kompetensi
Dasar sifat-sifat bangun ruang sederhana

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. SETTING PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 02 Temuireng dengan 2 Siklus. Siklus I
dilaksanakan 2X tatap muka dilaksanakan Pada Tanggal 9 April 2012 dan 11 April 2012, Siklus
2 dilaksanakan 1X tatap muka dilaksanakn Pada Tanggal 16 April 2012,Penentuan waktu
tersebut disesuaikan dengan jadwal tugas mengajar pada pembahasan sifat-sifat bangun ruang
Peneliti dilakukan oleh guru kelas IV yang telah menjabat dari januari 2010 sampai
sekarang,

B. SUBYEK PENELITIAN
Adalah Siswa kelas IV SD Negeri 02 Temuireng Semester II tahun Pelajaran 2011/2012
yang jumlahnya 20 siswa terdiri dari 8 laki-laki & 12 siswa Perempuan. Kelas IV SD Negeri 02
Temuireng dijadikan Subyek penelitian dengan pertimbangan bahwa Kelas tersebut dengan
materi Kompetensi Dasar ( KD ) sifat-sifat bangun ruang sederhana dengan KKM = 70 pada
kondisi awal / ulangan harian rata-rata nilai yang diperoleh baru mencapai 65,40 disamping itu
Ketuntasan Klasikal baru mencapai 35%, sedangkan ketuntasan klsikal yang diharapkan 75%
berarti terdapat kekurangan 35%

C. SUMBER DATA
Penelitian ini mengunakan sumber data primer dan data sekunder. Data primer diambil
dari hasil belajar siswa yang berupa ulangan harian . sedangkan data sekunder diambil melalui
observasi / pengamatan secara langsung yang dapat dituangkan dalam jurnal kelas dan buku
catatan perkembangan siswa.

D. TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA


Teknik Pengumpulan data mengunakan teknik test dan non test. Teknik penilaian dengan
test digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sedangkan teknik non test yang melalui
observasi / pemgamatan digunakan untuk melengkapi data-data pendukung.

E. ANALISIS DAN VALIDASI DATA


Pada penelitian ini data yang dianalisis adalah : data primer dan data sekunder . analisis
data primer yaitu : analisis hasil belajar pada Mata Pelajran Matematika dengan Kompetensi
Dasar sifat-sifat bangun ruang , Pelaksanaan analisis secara deskriptif komparatif yaitu
membandingkan nilai kondisi awal dengan hasil yang telah dicapai pada setiap Siklus.Validasi
data menggunakan Triagulasi yaitu data yang diperoleh diklarifikasi /. Dicek kebenarannya.

F. INDIKATOR KINERJA.
Kemampuan nmemahami sifat-sifat bangun ruang dapat dikelompokkan menjadi 5
Skala dengan kategori sebagai berikut :
Sangat Baik : 90 - 100
Baik : 80 - 89
Sedang : 70 - 79
Rendah : 60 69
Sengat Rendah : < 60
Dalam KTSP Sekolah SD Negeri 02 Temireng disebutkan bahwa ketuntasan Individu
dengan KKM =70 sedangkan ketuntasan klasikal yang ditargetkan = 75% dari jumlah siswa
yang ada di kelas tersebut.

G. PROSEDUR PENELITIAN
Alur penelitian tindakan kelas terdiri atas atas rangkaian 4 kegiatan yang dilakukan dalam
siklus Secara berulang empat kegiatan itu meliputi : perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi dapat di gambarkan sebagai berikut :

Dalam pembelajaran siswa mengalami dan melakukan belajar pada pembelajaran


Matematika siswa belajar untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan bilangan dan symbol-symbol ketajaman penalaran yang dapat memperjelaskan
dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dalam aktifitas belajar tersebut
akan menghasilkan perubahan yang bersifat kualitatif.Kualitas tersebut sangat dipengaruhi oleh
pendekatan pembelajaran yang dilakukan guru. Dalam pembelajaran Matematika anak akan
memahami konsep dengan baik bila anak sudah merasa tertarik dan berminal untuk belajar
Matematika. Selain itu agar hasil belajar lebih bermakna dan memuaskan dalam hal ini
menggunakan salah satu metode yang mengaktifkan siswa untuk berpikir lewat metode Media
Alat Peraga dengan menemukan konsep sendiri maupun dibimbing guru. Dan apabila
Ketuntasan Klasikal Pada Siklus I Masih Kurang dari 75% Maka dilanjutkan dengan Siklus II
yang dimulai dari Tindakan, Metode Demonstrasi ( yang diperlambat temponya & diambil
secara merata siswa yang mendemonstrasikannya)

A. Subjek penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 02 Temuireng,
Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang.
2. Karakteristik Siswa
Siswa kelas IV ini terdiri dari 20 siswa yang terbagi menjadi 8 laki-laki dan 12 perempuan.
Peneliti adalah guru kelas IV di SD Negeri 02 Temuireng.
3. Jadwal Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran mata pelajaran Matematika dilaksanakan pada hari Senin, 09 April 2012

B. Deskripsi Perbaikan Per-Siklus


Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajararan Per Siklus
N Mata Pelaksanaa
Hari/tanggal Waktu
o Pelajaran n
1. Senin, 9 April 2012 09.00-10.10 Matematika Siklus I
2. Senin, 16 April 2012 09.00-10.10 Matematika Siklus II

1. Pra-Siklus
Pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat yang dilakukan pada pra-
siklus terdiri atas empat tahap, yaitu:
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Observasi
4. Refleksi

Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah:


a. Perencanaan
1. Mempersiapkan RPP
2. Alat peraga model bangun-bangun ruang
3. Membuat lembar kerja siswa
4. Membuat soal tes formatif
b. Pelaksanaan
1. Guru memberikan apersepsi
2. Guru memotifasi siswa
3. Guru terampil menjelaskan materi pelajaran dengan alat peraga model bangun-bangun ruang
4. Guru mengaktifkan siswa dalam tanya jawab
5. Siswa mengerjakan soal di papan tulis
6. Siswa menjawab pertanyaan lisan
7. Siswa berdiskusi secara berkelompok
8. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
9. Siswa mengerjakan soal tes formatif
c. Observasi
Observasi mengamati proses pembelajaran yang difokuskan pada penggunaan alat peraga
(lembar observasi terlampir). Hasil pengamatan terhadap guru diperoleh temuan-temuan antara
lain:
1. Aspek guru yang perlu dipertahankan:
a. Guru menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa
b. Guru memberi pertanyaan kepada siswa secara merata
c. Menyimpulkan materi pelajaran
Cara yang dilakukan guru di atas perlu dipertahankan dalam pembelajaran siklus II untuk
meningkatkan pemahaman siswa, terutama pada siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar.
2. Aspek guru yang perlu ditingkatkan:
1. Alat peraga yang digunakan guru berupa gambar-gambar kecil yang tidak dapat dilihat semua
siswa
2. Guru tidak melibatkan siswa dalam memberikan apersepsi
3. Guru acuh terhadap siswa yang menjawab pertanyaan
Agar dalam siklus II mencapai hasil belajar siswa yang lebih baik, aspek yang masih
kurang perlu ditingkatkan dalam kegiatan perbaikan.
Hasil pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan sebagai berikut:
1. Masih banyak siswa yang malu bertanya
2. Siswa kurang dilibatkan dalam penggunaan alat peraga
3. Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas
d. Refleksi
Setelah peneliti memperoleh hasil pengamatan dan masukan teman sejawat serta
konsultasi dengan pembimbing, diperoleh refleksi sebagai berikut:
a. Penggunaan metode ceramah dan dalam apersepsi belum menanamkan materi prasyarat
b. Guru kurang memberikan alat peraga model bangun-bangun ruang
c. Siswa kurang termotivsai dan tidak berani menjawab pertanyaan guru
d. Ketuntasan belajar pada pra siklus mencapai 50%.
Pembelajaran pada pra-siklus belum mencapai ketuntasan klasikal. Untuk itu peneliti melakukan
perbaikan pembelajaran siklus I
2. Siklus I
Perbaikan pembelajaran akan dilaksanakan dalam dua siklus dimana setiap siklusnya
terdiri atas empat tahap, yaitu:
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Observasi
4. Refleksi
Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah:
a. Perencanaan
1. Mengadakan diskusi dengan teman sejawat
2. Mengadakan konsultasi dengan pembimbing
3. Mempersiapkan RPP Siklus I (terlampir)
4. Alat peraga model bangun-bangun ruang
5. Membuat lembar kerja siswa
6. Membuat soal tes formatif
7. Minta ijin Kepala Sekolah untuk melaksanakan pembelajaran
b. Pelaksanaan
1. Guru memberikan apersepsi
2. Guru memotifasi siswa
3. Guru terampil menjelaskan materi pelajaran dengan alat peraga model bangun-bangun ruang
4. Guru mengaktifkan siswa dalam tanya jawab
5. Siswa mengerjakan soal di papan tulis
6. Siswa menjawab pertanyaan lisan
7. Siswa berdiskusi secara berkelompok
8. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
9. Siswa mengerjakan soal tes formatif
c. Observasi
Observasi mengamati proses pembelajaran yang difokuskan pada penggunaan alat peraga
(lembar observasi terlampir). Hasil pengamatan terhadap guru diperoleh temuan-temuan antara
lain:
1. Aspek guru yang perlu dipertahankan:
a. Guru menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa
b. Guru memberi pertanyaan kepada siswa secara merata
c. Menyimpulkan materi pelajaran
Cara yang dilakukan guru di atas perlu dipertahankan dalam pembelajaran siklus II untuk
meningkatkan pemahaman siswa, terutama pada siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar.

2. Aspek guru yang perlu ditingkatkan:


4. Alat peraga yang digunakan guru berupa gambar-gambar kecil yang tidak dapat dilihat semua
siswa
5. Guru tidak melibatkan siswa dalam memberikan apersepsi
6. Guru acuh terhadap siswa yang menjawab pertanyaan
Agar dalam siklus II mencapai hasil belajar siswa yang lebih baik, aspek yang masih
kurang perlu ditingkatkan dalam kegiatan perbaikan.
Hasil pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan sebagai berikut:
4. Masih banyak siswa yang malu bertanya
5. Siswa kurang dilibatkan dalam penggunaan alat peraga
6. Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas
d. Refleksi
Setelah peneliti memperoleh hasil pengamatan dan masukan teman sejawat serta
konsultasi dengan pembimbing, diperoleh refleksi sebagai berikut:
a. Penggunaan metode ceramah dan dalam apersepsi belum menanamkan materi prasyarat
b. Guru kurang memberikan alat peraga model bangun-bangun ruang
c. Siswa kurang termotivsai dan tidak berani menjawab pertanyaan guru
d. Ada peningkatan ketuntasan belajar klasikal (75%), sebesar15%. Ketuntasan belajar pada pra
siklus mencapai 50% sedangkan pada siklus I 60 %.
3. Siklus II
a. Perencanaan
1. Mengadakan diskusi dengan teman sejawat
2. Mengadakan konsultasi dengan pembimbing
3. Mempersiapkan RPP siklus II (terlampir)
4. Mempersiapkan alat peraga model bangun-bangun ruang
5. Membuat lembar kerja siswa
6. Membuat soal tes formatif
b. Pelaksanaan
1. Guru memberikan apersepsi
2. Guru memotifasi siswa
3. Guru trampil menjelaskan materi pelajaran dengan alat peraga
4. Guru mengaktifkan siswa dalam tanya jawab
5. Siswa menjawab pertanyaan lisan
6. Siswa berdiskusi secara berkelompok
7. Siswa mengamati alat peraga dalam menjawab soal
8. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
9. Siswa mengerjakan soal tes formatif
c. Observasi
Hasil pengamatan terhadap guru diperoleh peningkatan aspek-aspek yang dilakukan guru
dalam pembelajaran, antara lain:
1. Sebelum kegiatan inti guru mengadakan apersepsi
2. Dalam kegiatan inti guru menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan alat peraga yang
tepat
4. Dalam memberi pertanyaan, guru sudah tidak terfokus pada satu siswa
5. Mengaktifkan siswa dalam latihan
Usaha-usaha yang dilakukan guru telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
usaha mencapai ketuntasan belajar secara klasikal.
Dari pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan sebagai berikut:
1. Siswa tampak percaya diri dalam menjawab pertanyaan guru
2. Siswa terlibat aktif dalam menggunakan alat peraga
3. Kerjasama kelompok sudah tampak hidup
d. Refleksi
Setelah peneliti melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II, diperoleh
refleksi sebagai berikut:
Aspek guru yang mengalami peningkatan:
a. Guru menggunakan alat peraga berupa gambar-gambar kecil dengan melibatkan siswa dalam
penggunaannya
b. Guru melibatkan siswa dalam memberikan apersepsi
c. Guru memberi penguatan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan
d. Dengan penyajian materi dan disertai penggunaan alat peraga model bangun-bangun ruang,
pemahama siswa terhadap materi meningkat
e. Dengan seringnya guru memberikan penguatan, motifasi siswa lebih tampak
Namun demikian hal ini kami menganggap proses kegiatan siklus telah berhasil dan
membawa dampak kemajuan bagi siswa kami. Ada hal yang penulis rasakan sebagai suatu yang
membanggakan walaupun sebelumnya penulis merasa pesimis ketika siswa-siswa mengerjakan
soal-soal latihan. Ternyata mereka mampu dan sanggup melaksanakan tugas dengan baik dan
penuh tanggung jawab.
Perbaikan pembelajaran pada siklus II berhasil, terbukti banyak siswa telah mencapai tingkat
ketuntasan. Pada siklus I prosentase ketuntasan siswa 60% dan pada siklus II prosentase
ketuntasan siswa 80%, sehingga ada kenaikan ketuntasan belajar siswa

DAFTAR PUSTAKA
Fattah Nanang (2007), Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta: Universitas Terbuka
Marsono Joko (2004), Matematika 4, Jakarta: Balai Pustaka
Natawijaya Rohman (1981),Matematika,Jakarta: balai pustaka
Ruseffendi (1994) Matematika ,Jakarta:Universitas Terbuka
Setiawan Denny (2007), Komputer dan Media Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka
Sumantri Mulyani, Syaodi Nana (2005), Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Universitas Terbuka
Suprayekti (2007), Pembaharuan Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka
Susiliana Rusdi {2007}Pembaharuan Pembelajaran,JakartaUniversitas Terbuka
Wardani I.G.A.K, Julaeha Siti, Marsinah Ngadi (2007), Pemantapan Profesional, Jakarta: Universitas
Terbuka
Wardani I.G.A.K. Wihardi Kuswaya Nasution Noehi {2007 } penelitian tindakan kelasl, Jakarta:
Universitas Terbuka
Winataputra.Udin.S {2007} Pembaharuan Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka
Hubbu Ahmadi qolbii sakan - Yaa 'Aini
Wal fata 'Aliyyul mu taman - Yaa 'Aini
Wabnaihil Husaini wal Hasan - Yaa 'Aini

Hubbu Ahmadi qolbii sakan - Yaa 'Aini


Wal fata 'Aliyyul mu taman - Yaa 'Aini
Wabnaihil Husaini wal Hasan - Yaa 'Aini

Haati yaa huwaidar rokbi ghon - Yaa 'Aini


Anaa fii hawa dzaakal aghon - Yaa 'Aini
Laisa lii siwa ruuhii tsaman Yaa 'Aini
Laisa lii siwa ruuhii tsaman Yaa 'Aini

Hubbu Ahmadi qolbii sakan - Yaa 'Aini


Wal fata 'Aliyyul mu taman - Yaa 'Aini
Wabnaihil Husaini wal Hasan - Yaa 'Aini

Wa a'idlana haditsaman - Ya 'Aini


Malaalwujuda bilminan - Ya 'Aini
Ahmadalladzi sannassunan ya 'aini
Ahmadalladzi sannassunan ya 'aini

Hubbu Ahmadi qolbii sakan - Yaa 'Aini


Wal fata 'Aliyyul mu taman - Yaa 'Aini
Wabnaihil Husaini wal Hasan - Yaa 'Aini

Qosaman biman 'athowaman - Ya 'Aini


Kullu mukminin bihiftatan - Ya' Aini
Layarobhi haulal mihan ya 'aini
Layarobhi haulal mihan ya 'aini

Hubbu Ahmadi qolbii sakan - Yaa 'Aini


Wal fata 'Aliyyul mu taman - Yaa 'Aini
Wabnaihil Husaini wal Hasan - Yaa 'Aini

Syar'uhun tadhoma hikamaa - Ya 'Aini


Yurwidhoma yurwidohma - Ya' Aini
Rawahal umama wal hukama yaaini
Rawahal umama wal hukama yaaini
Hubbu Ahmadi qolbii sakan - Yaa 'Aini
Wal fata 'Aliyyul mu taman - Yaa 'Aini
Wabnaihil Husaini wal Hasan - Yaa 'Aini

Manlana idza jarozzaman - Ya' Aini


Nattaqiibihi haulalmihan - Ya 'Aini
Manlifaqdihi aljiz'uhan yaaini
Manlifaqdihi aljiz'uhan yaaini

Hubbu Ahmadi qolbii sakan - Yaa 'Aini


Wal fata 'Aliyyul mu taman - Yaa 'Aini
Wabnaihil Husaini wal Hasan - Yaa 'Aini
Urashima Taro dan Penyu Laut

oleh: novia nanda rani

Urashima Taro, yang dalam bahasa Jepang berarti "Anak laki-laki dari pulau," adalah anak satu-
satunya dan merupakan kesayangan dari seorang nelayan tua dan istrinya.
Dia sangat baik, muda dan kuat, dia dapat berlayar dengan perahu jauh lebih pandai dari orang-
orang yang tinggal di tepi pantai rumahnya. Dia sering berlayar jauh ke tengah laut, dimana para
tetangganya sering memperingati orangtuanya bahwa mungkin suatu saat dia akan pergi terlalu
jauh ke laut dan tidak pernah kembali lagi.
Orangtuanya tahu akan hal ini, bagaimanpun juga, mereka mengerti bahwa anaknya sangat
pandai berlayar, dan mereka tidak pernah terlalu mengkuatirkannya. Bahkan bila Urashima
pulang lebih lambat dari yang diharapkan, mereka selalu menunggu kedatangannya tanpa rasa
cemas. Mereka mencintai Urashima lebih dari hidup mereka sendiri, dan bangga bahwa dia
sangat berani dan lebih kuat dari anak laki-laki tetangganya.
Suatu pagi, Urashima Taro pergi untuk mengambil tangkapan di jaringnya, seperti yang
ditebarkannya kemarin malam. Di salah satu jaringnya, diantara ikan yang tertangkap, dia
menemukan seekor penyu kecil yang ikut terjerat. Penyu itu di ambilnya dan diletakkannya di
dalam perahu sendiri, disimpannya di tempat yang aman, hingga dia dapat membawanya pulang
ke rumah. Tetapi dengan kagum, Urashima mendengarkan penyu itu memohon dengan suara
yang sangat lirih. "Apa gunanya saya bagi kamu?" tanya penyu itu. "Saya terlalu kecil untuk
dimakan, dan terlalu muda hingga butuh waktu yang lama hingga saya menjadi besar.
Kasihanilah saya dan kembalikan saya ke laut, karena saya tidak ingin mati." Urashima Taro
yang baik hati menaruh belas kasihan paa penyu kecil yang memohon sehingga dia melepaskan
kembali penyu kecil itu ke laut.
Beberapa tahun setelah kejadian ini, ketika Urashima Taro pergi berlayar terlalu jauh ke tengah
laut, badai yang buruk datang menerpa perahunya dan memecahkan perahunya hingga
berkeping-keping. Urashima adalah perenang yang sangat baik, dan dia terus berupaya agar
dapat sampai ke tepi pantai dengan berenang, tetapi jarak antara dia dan pantai terlalu jauh dan
saat itu laut sangat ganas, kekuatannya akhirnya melemah dan dia sudah mulai tenggelam
perlahan-lahan. Saat dia menyerah dan berpikir bahwa dia tidak akan pernah bertemu dengan
ayahnya lagi, dia mendengar namanya dipanggil dan melihat penyu yang besar berenang ke
arahnya.
Naiklah kepunggungku," teriak penyu itu, "dan saya akan membawamu menuju daratan." Ketika
Urashima Taro telah aman dan duduk di punggung penyu itu, penyu itu lalu melanjutkan kata-
katanya: "Saya adalah penyu yang kamu lepas saat saya masih kecil dan tidak berdaya di jaring
mu, dan saya sangat senang dapat membalas kebaikanmu."
Sebelum mereka tiba di pantai, penyu itu bertanya kepada Urashima Taro bahwa apakah dia
ingin melihat kehidupan yang indah yang tersembunyi di bawah laut. Nelayan muda itu
membalas bahwa hal itu adalah pengalaman yang akan sangat menyenangkan. Dalam sekejap,
mereka berdua menukik ke dalam air yang berwarna hijau. Urashima memegang erat-erat
punggung penyu yang membawanya ke kedalaman yang tak terkira. Setelah tiga malam, mereka
mencapai dasar laut, dan tiba di tempat yang sangat indah, penuh dengan emas dan kristal. Koral
dan mutiara dan berbagai macam batu-batuan berharga membuat matanya menjadi berbinar-binar
dan terkagum-kagum, dan apa yang ada di dalam istana tersebut lebih membuat dia terkagum
lagi, diterangi dengan sisik-sisik ikan yang bersinar indah.
"Ini," kata penyu itu, "Ini adalah istana dewi laut. Saya adalah salah satu pelayan dari putri dewi
laut."
Penyu itu kemudian menyampaikan kedatangan Urashima Taro ke sang Putri, dan tidak lama
kemudian dia kembali, membawa Urashima ke hadapan sang Putri. Putri dewi laut itu sangat
cantik sehingga ketika sang Putri meminta agar Urashima mau tinggal di tempat itu, Urashima
langsung menyetujuinya dengan gembira.
"Jangan tinggalkan saya, dan kamu akan selalu terlihat muda seperti sekarang, usia tua tidak
akan pernah kamu alami," kata sang Putri.
Begitulah akhirnya Urashima Taro tinggal di istana bawah laut bersama putri dari Dewi laut. Dia
begitu gembira hingga tidak merasa bahwa waktu terus berlalu tanpa terasa. Berapa lama dia
disana tak pernah disadarinya. Tetapi suatu hari, dia teringat kepada kedua orangtuanya; dia ingat
bahwa orangtuanya mungkin merasa kehilangan dengan ketidakhadirannya. Semakin hari,
keinginan untuk pulang terus datang dan bertambah kuat. Pada akhirnya, Urashima
mengutarakan maksudnya kepada sang Putri bahwa dia harus pergi menjenguk orangtuanya.
Sang Putri menangis sedih dan memohon agar Urashima tidak pergi.
"Jika kamu pergi, saya mungkin tidak akan melihatmu lagi," tangis sang Putri.
Tetapi keinginan Urashima sangat kuat dan tidak dapat dibujuk lagi. Urashima sangat ingin
melihat kedua orangtuanya sekali lagi dan berjanji akan pulang kembali ke istana itu dan tinggal
bersama sang Putri selama-lamanya. Sang Putri akhirnya setuju dan memberikan sebuah kotak
emas kepadanya dan berpesan agar kotak itu jangan pernah dibuka.
"Jika kamu mengindahkan kata-kataku," katanya kembali, "kamu mungkin masih dapat kembali
kepadaku. Saat kamu siap, penyuku akan berada disana untuk membawamu, tetapi bila kamu
lupa apa yang saya katakan kepadamu, Saya tidak akan pernah dapat menemui kamu lagi."
Urashima Taro dengan bersemangat meyakinkan dia bahwa tidak ada satupun di dunia yang
dapat memisahkan mereka, dan mengucapkan selamat tinggal. Dengan menunggangi punggung
penyu, dengan cepat dia meninggalkan istana jauh dibelakang. Selama tiga hari tiga malam
mereka berenang, dan akhirnya penyu itu tiba di tepi pantai dekat rumahnya yang dulu.
Dengan bersemangat dia lari ke desa itu dan mencari semua teman-teman lamanya. Semua wajah
terlihat asing baginya, bahkan rumahnya pun kelihatan berbeda. Anak-anak yang bermain di
pinggir jalan dimana dia pernah tinggal, tidak pernah dilihatnya sebelumnya. Dia berhenti di
depan rumahnya, dengan hati berdebar-debar, dia mengetuk pintu rumah. Terdengar suara musik
dari jendela atas dan seorang wanita yang asing baginya membukakan pintu. Wanita itu tidak
bisa menjelaskan tentang orangtuanya dan bahkan tidak pernah mendengar nama kedua
orangtuanya. Urashima lalu keluar dari rumah tersebut dan menanyai semua orang yang
dijumpainya. Tetapi semua yang ditanyai hanya memandanginya dengan curiga. Akhirnya dia
menuju ke tanah pekuburan di luar desa. Mencari-cari di antara kuburan yang ada, dan dengan
cepat dia menemukan dirinya berdiri di dekat nama yang selama ini dicari-carinya. Tanggal pada
batu nisan itu menunjukkan bahwa ayah dan ibunya meninggal tidak lama setelah dia berangkat;
dan dia menemukan bahwa dia telah pergi dari rumah itu selama tiga ratus tahun. Dengan penuh
kesedihan dia membungkuk untuk menghormati orangtuanya yang terakhir kali dan kembali
menuju desanya. Di setiap langkah dia berharap bahwa dia akan terbangun dari mimpinya, tetapi
orang-orang yang ditemui dan jalan yang dilalui adalah nyata.
Kemudian dia teringat akan sang Putri dan kotak emas yang diberikan kepadanya. Dia berpikir
bahwa mungkin saja sang Putri telah menyihirnya, dan kotak ini mempunyai jimat-jimat untuk
mematahkan sihir itu. Dengan tidak sabar dia membuka kotak tersebut, dan seberkas asap
berwarna ungu keluar meninggalkan kotak yang kosong. Dengan terkejut, dia tersadar melihat
tangannya yang langsung menjadi tua dan gemetaran. dia menjadi sadar bahwa kotak tersebut
berisi jimat yang menahan dirinya dari proses penuaan selama tiga ratus tahun, dan kotak itu
telah kehilangan sihirnya. Dengan ketakutan, dia berlari ke tepi aliran air yang mengalir dari atas
gunung, dan melihat bayangan dirinya yang terpantul di air itu adalah bayangan seseorang yang
sangat tua.
Dia kembali ke desa itu dengan ketakutan, dan tak ada satu orangpun yang mengenali dia sebagai
anak muda yang kuat beberapa jam yang lalu. Dengan kelelahan, dia akhirnya mencapai tepi
pantai, dimana dia duduk di atas sebuah batu dan memanggil penyu laut yang membawanya ke
istana laut. Tetapi panggilannya sia-sia belaka, penyu itu tidak pernah muncul, dan akhirnya
suaranya hilang di telan kematian.
Sebelum kematiannya, orang-orang se-desa berkumpul di dekatnya dan mendengarkan ceritanya
yang sangat aneh. Lama setelah kejadian itu, orang-orang desa menceritakan kepada anak-
anaknya tentang seseorang yang sangat mencintai orangtuanya, meninggalkan istana bawah laut
dan seorang Putri yang sangat cantik, dan orang itu bernama Urashima Taro.
Diposkan oleh sapuluah E di 05.48 1 komentar:

Rabu, 06 Mei 2009


Hipotesis Sebuah Parfum

by muhammad fajri X E

Entah kenapa aku bertemu dengan Satria tadi pagi. Laki-laki jetset penganut kapitalisme. Aku
juga heran, kenapa kali ini aku terkesima. Bukan karena ketampanan laki-laki bangsawan itu,
lebih karena bau parfumnya. Dari jarak dua meter tempat aku duduk, parfumnyaentah merek
apatercium. Sangat wangi. Kunikmati wewangian itu agak lama. Sedikit kupejamkan mata.
Aku baru tersadar ketika wewangian itu dikalahkan oleh bau badanku sendiri.

Naluriku tersentak. Sejak itu aku ingin beli parfum. Merek apa saja, asalkan wangi. Pikirku,
bukan untuk menggaet perempuan dan berbeda dengan teman-teman aktivis lainnya. Aku cuma
ingin menghargai diri sendiri. Ya, badan ini mesti diubah komposisi wewangiannya.

Ini pertama kali aku punya keinginan beli parfum. Biasanya, sabun mandi saja sudah terasa
cukup membasuh badan lusuh ini. Toh, orang yang kuhadapi tiap hari hanya itu-itu saja: Sardi,
Rusni, Rinto, dan Rini. Bau badan mereka, termasuk juga aku, tak ada yang bisa
membedakannya. Bau amis ketiak dan keringat menjadi satu membentuk aroma yang tidak
sedap. Kami tak pernah menghiraukannya. Itulah bau terindah yang selalu kami hirup. Aku pikir,
wajar adanya dan kami tak pernah mempermasalahkannya. Wangi atau tidak hanya sebuah
perumpamaan dan bentukan sosial dari keadaan. Untuk itulah, parfum bukan menjadi kebutuhan
pokok.

Parfum hanya pantas dimiliki bagi mereka yang berpasangan. Menarik lawan jenis dengan
parfum memang bukan hal yang biasa lagi. Tak ada rasanya orang yang berani duduk di dekat
pasangannya dalam keadaan amis. Ah, bahkan bau keringat pun tak ada lagi orang yang
menghargainya!

Tapi, memang ada yang berbeda dari parfum. Itu yang baru saja kukenali. Pikiranku sedikit
keliru. Pelajaran itu kudapat dari Satria.

Tak apalah menyisihkan sedikit uang untuk menghargai diri sendiri.

Tak mahal harga untuk sebuah parfum. Pasar selalu memberikan kemudahan bagi penganut
konsumerisme. Tujuh ribu rupiah, harga sebuah parfum (aku belum mampu membedakan antara
parfum dengan splash cologne. Pikirku, setiap yang wangi adalah parfum). Kupilih aroma terapi.
Di antara puluhan yang berjejer di rak swalayan, cuma aroma terapi yang membuat hidungku
merasa nyaman.

***

Inilah langkah terindah yang pernah kuayunkan. Lima kali semprot, dari ketiak sampai buah
baju, rasanya terasa cukup membuatku lebih menikmati hari. Setidaknya, bau amis berganti
menjadi aroma terapi.

Aku telah menghargai diri sendiri di antara orang-orang yang selalu memikirkan orang lain.

Setiap senyum kuanggap kasiat parfum.

Aroma terapi menyebar ke seluruh penjuru sampai sudut yang tak terhingga. Dari ujung ke
ujung. Dari tatal ke tatal. Aku bangga membuat dunia menjadi wangi. Rasanya, dunia memang
butuh aroma mengganti bau amis darah yang tiap hari keluar dari perut ibu pertiwi.

Aku merasa beruntung bertemu Satria tadi pagi. Pertama kalinya, Satria tak lagi jadi bahan
diskusi kami. Ia jadi pahlawan sekarang. Parfum ini membuat orang-orang menyapaku.
Senyummu indah Kus.

Auraku sedikit bertambah. Senyumku lebih mengembang. Inikah alasan orang-orang pakai
parfum? Parfum, parfum, oh, kenapa tidak semua orang sadar akan wewangian?

Wajar saja Bidin jadi Walikota. Ia tentu pakai parfum yang harum dengan harga yang sama
dengan uang kuliahku dua semester. Dibeli di Jerman atau Amerika. Parfum di sana tentu lebih
harum daripada yang dijual di swalayan-swalayan yang hanya untuk kaum konsumerisme kelas
menengah ke bawah. Atau mungkin juga dibeli pada paranormal. Mereka biasanya menawarkan
parfum dengan aroma yang berbeda. Diolah sendiri. Katanya, kasiatnya lebih manjur daripada
yang dijual dipasaran. Tidak semua orang yang bisa membeli parfum pada paranormal. Biayanya
lebih besar daripada membeli parfum buatan Jerman atau Amerika. Kelebihannya mungkin
terletak pada wangi natural yang ditawarkan. Bukankah tidak ada orang yang suka dengan bau
amis?

Tak apalah. Parfum harga tujuh ribu saja rasanya sudah cukup untuk mahasiswa yang tak pernah
punya anggaran membeli parfum. Parfum Walikota tentu tak bisa aku beli dengan alat tukar yang
hanya berjumlah tujuh lembar uang kertas bergambar Kapiten Pattimura.

Rambutmu rapi, Kus.

Tiga orang yang berpapasan, mengeluarkan pujiannya. Tapi sayang, mereka tidak berkata, Bau
keringatmu berbeda hari ini. Oh, aku baru saja tersentak. Parfum ini telah menular ke rambut,
wajah, dan senyumku.

Siapa lagi yang akan memujiku? Aku rindu pujian sebanyak mugkin untuk meyakinkan pada
dunia bahwa wangi itu penting. Bau keringat yang diberikan Tuhan harus dilawan dengan aroma
terapi. Bau parfum ini sama halnya dengan sedikit demokrasi yang dirindukan warga Pakistan
pasca tertembaknya Benazhir Bhutto.

Parfum ini harus dinikmati semua orangminimal warga kampus ini. Atau setidaknya lagi
teman-teman diskusi. Mereka mesti diberi penyadaran bahwa parfum itu penting. Kesadaran
akan wangi benar-benar harus ditanamkan. Diskusi dengan bau badan amis tak lagi menarik
bagiku. Kodrat dan kebutuhan mesti diletakkan pada tempat yang semestinya. Bau badan bukan
kodrat, tapi kebutuhan.

Celanamu baru, Kus.

Apakah parfum ini menular juga ke celanaku? Roni, yang baru saja menyapa, bahkan tidak bisa
membedakan celana yang baru dan usang. Untuk beli parfum saja aku harus rela mengorbankan
makan siang. Tidak sempat pula kiranya untuk beli celana baru. Luar biasa, parfum ini ternyata
membuat dunia menjadi absurd. Wewangian ini begitu sempurna. Semua yang lusuh kelihatan
baru; rambut yang tidak berminyak kelihatan rapi; dan senyum yang kusam menjadi
mengembang. Betapa kasiat ini tak pernah diduga sebelumnya!

Keterkejutanku berikutnya terus bertambah. Semakin menakjubkan. Hidung-hidung manusia


ditusuk seperti kerbau. Hidung-hidung itu punya kesimpulan yang sama: parfum di badanku
begitu menggoda dengan aroma terapi. Cuma lima kali semprot di setiap sisi yang dirasa perlu.

Bahkan Suci, seorang gadis berkepala batu hari ini mencair. Kau begitu berbeda hari ini, Kus.
Celanamu beli di mana? Aku tersentak dan harus terima dengan perubahan yang serba tidak
jelas ini. Apalagi melihat senyum Suci. Untuk pertama kalinya Suci membagi senyumnya kepada
orang yang tak pantas menerima senyuman. Lagi-lagi parfum ini mempesona.

Apalagi yang kuharapkan dari parfum? Semuanya terlihat begitu sempurna. Walau belum tentu
nyata. Inilah sebenarnya yang diharapkan dari parfum: sebuah kamuflase akan tampilan bentuk.
Aku menikmatinya. Sama halnya dengan kenikmatan orang-orang pada umumnya akan tampilan
bentuk.

Sepatumu bagus, Kus. Kapan kamu beli?


Apalagi ini? Hey, ini jelas tidak benar. Benar-benar tidak bisa diterima. Kelewatan. Nalarku
berjalan. Kenapa tidak ada yang bisa membedakan antara dua hal yang jelas berbeda? Sepatu ini
jelas sudah lusuh. Tiga lobang menganga di sisi kiri dan di depan. Kenapa Rudi bilang baru?
Sedikit pun tidak ada tanda-tanda sepatu ini baru. Orang yang bilang sepatu yang aku pakai baru,
perlu diragukan otak yang sedang dibawanya.

Tapi, astaga, setelah berpapasan dengan Rudi, semua orang bilang sepatuku baru. Apakah
mereka semua sudah gila? Hipotesis ini begitu membingungkan. Ustadz Hamzah juga bilang
sepatuku baru. Tentu ia tidak sedang bercanda, apalagi berdusta. Hipotesis ini benar-benar
membingungkan.

Parfum ini ternyata jauh lebih membingungkan. Baru dan usang tak ada yang bisa membedakan.
Bagus dan buruk tak jelas lagi mana batasnya. Gawatnya, tak ada yang sadar bahwa yang dilihat
tidak seperti yang sedang aku pakai!

Aku teringat akan kemunculan parfum ini ketika keluar dari toko. Pelbagai keanehan muncul.
Sepertinya tubuhku tak lagi mutlak menjadi milik pribadi. Seharusnya aku bangga dengan
keadaan ini, tapi tidak dengan sepatu.

***

Lima semprot parfum beraroma terapi ini membuatku tak habis pikir. Semua yang ada, jelas
nyata, berlawanan dilihat, meskipun ia seorang yang harusnya bisa dipercaya. Aku mulai curiga
pada parfum ini. Isinya masih banyak, jika aku pakai, dua bulan baru parfum itu akan habis
digunakan.

Setiap senyum kuanggap kasiat parfum.

Aku teringat Satria. Semua benda yang menggantung di leher, terpakai di badan, dan diletakkan
di dekat kaki, adalah barang konsumtif dengan harga tak terkiramungkin juga tak terjangkau.
Jika keadaannya setelah ia pakai parfum, bagaimana orang melihat baju, senyum, dan sepatunya?
Tentu jauh lebih bagus dari yang sekarang dikenakannya. Sepatu lusuh saja terlihat baru.
Bagaimana dengan sepatu baru? Tentu orang akan memandang new baru atau double baru. Aku
ngeri membayangkan Walikota yang menggunakan parfum yang dibeli dari Jerman dan Amerika.
Tak ada lagi keburukan yang akan menganga karena semuanya ditutupi dengan bau parfum.

Pantaslah banyak orang yang membeli parfum sampai ke luar negeri. Menghabiskan uang
dengan hal, bila dibandingkan dengan kaum duafa, tak pernah terpikirkan untuk
menggunakannya.

Bagaimana dengan orang yang tak pakai parfum? Aku hanya mampu mengatakan bahwa parfum
itu penting, setidaknya untuk mengurangi bau amis. Tapi apakah bau amis mesti ditutupi?
Bukankah ada pepatah mengatakan Sampai manapun, bau yang busuk tetap akan tercium.

Pertentangan antara kebutuhan dan keinginan berkecamuk. Kebutuhan mengatakan bahwa tak
perlu ada parfum toh tujuannya mengaburkan makna yang sebenarnya. Di lain hal, keinginan
tentu tak tega memperbiarkan bau busuk mengotori udara yang tak lagi bersih. Tapi, ah, aku
bingung dengan kata makna.

Dari mana saja kau, Kus?

Ini keterlaluan. Hari-hariku dihabiskan hanya di kampus ini. Aku tak pernah kemana-mana. Kos-
kampus-sekre tempat diskusi adalah tempat yang tak berubah kulalui dari waktu ke waktu. Kau
jelas mengada-ada, Rinto. Aku mulai tidak tahan lagi dengan perlakuan parfum ini.

Aku baru saja melihat kau di Pasar Raya.

Oh, bahkan tubuhku sudah diduplikasi oleh parfum ini. Satu di tempat penuh kebohongan, satu
lagi di lingkungan akademis. Dua tempat ini begitu berbeda sangat. Rinto melihatku di pasar,
juga di sini. Aku tidak akan terima ini.

Aku selalu di sini Rinto, tidak ke mana-mana. Mari kita mulai saja diskusi ini.
Parfum ini harus segera dibumi hanguskan. Di buang sejauh-jauhnya sampai tidak terlihat oleh
Tuhan sekalipun. Dikubur sedalam-dalamnya sampai di bawah tanah yang tidak terjangkau oleh
cacing.

Sampai sekarang, sejak lima semprotan aroma terapi tadi pagi, tidak pernah ada yang bilang,
Bau keringatmu berbeda hari ini. Sebenarnya hanya itu yang kuharapkan dari tadi pagi.
Rasanya tidak berlebihan, karna hari ini berbeda dari waktu yang sebelumnya. Setidaknya, tidak
lagi bau keringat.

Tak seorang pun yang tahu aku pakai parfum. Ketika kutanyakan pada Rini, ia hanya bilang,
Kau tetap bau keringat, Kus. Tidak ada yang berubah, tetap bau keringat dan amis.

Yang berubah pada dirimu adalah, kau serba baru sekarang. Celana, baju, sepatu, dan
senyummu begitu indah, Kus.

Tak ada lagi ampun, parfum itu mesti dibuang. Kalau bisa, dikembalikan lagi ke swalayan. Tujuh
lembar uang yang bergambar Kapiten Pattimura, yang seharusnya digunakan untuk makan siang,
tidak bisa diganti dengan ketidakbenaran yang diciptakan oleh parfum ini. Hipotesisku baru saja
selesai: wangi parfum membuat orang lupa akan sepatu buntut!

Oh, ke mana hilangnya parfum yang kutaruh tadi pagi di atas meja?***
Diposkan oleh sapuluah E di 06.08 Tidak ada komentar:

Minggu, 03 Mei 2009


PERSAHABATAN KITA

oleh: desi indriani

Dina menaruh tas di kursinya. Seperti biasa, sahabatnya sudah datang terlebih dahulu.
Maklum, sahabatnya yang satu itu rumahnya sangat dekat dari sekolah. Namanya Via.
Sahabatnya tak hanya Via seorang. Masih ada yang lain. Yaitu Dina dan Shita.
Mereka berempat sama-sama jomblo, kecuali Shita. Apalagi pacar Shita juga merupakan cowok
TER-cakep di sekolah yang punya rating tinggi. Namanya Dio.
Dan mereka sama-sama anak tunggal. Maksudnya, hanya Dina yang memiliki kakak cowok yang
ganteng. Alhasil, Dina, Via, dan Shita pun iri.
But still, Dina pribadi sih ngaku kalau punya kakak itu nggak enak. Apalagi kalau cowok,
waduuh... bisa dijailin abis-abisan ama tuh cowok.

Dina menghampiri Via yang sedang mengobrol dengan Dina. Pasti masalah cheers, pikir Dita.

"Hai! Pada ngomong apaan nih?? Pasti ngomongin soal cheers," terka Dita.

"Hhmm... iya. Lho kok tau? Nggak biasanya kalian kayak gini," kata Via heran.
"Ya tau dong! Soalnya gue juga punya masalah nih, kayaknya masalah TERBESAR DI ABAD
INI!!" suara Dita meninggi.

"Ya ampuun... ampe segitunya?" kata Via heran.

"IYA! km kekurangan anggota cheers, kan? Nah, masalah yang aku hadapin ini... LEBIH DARI
ITU!" teriak Dita sampai membuat Via dan Dina menutup telinga.

"Iya, iya! Cepetan ceritain!!!! To the point aja!!!" pinta Via.

"Iya! Gini lho, aku heran... kenapa sih, banyak cowok ngelirik kita???"ucap Dita heran.

"Lho?! Kalau banyak dilirik... bukannya bagus?" tanya Dina, lalu melanjutkan, "Apalagi,aku,
Via, ama kamu juga jomblo. Kalau gitu... bagus, dong?"
"Emang... tapi kenapa ya aku nyamannya kalau menjomblo??" kata Dita sambil menatap langit-
langit.
"kamu kan yang udah biasa menjomblo. Udah deh, saatnya
rebuke diri kita. Mumpung masih ada peluang. Iya nggak??" kata Via, sambil melirik Dio yang
sedang berjalan dengan centil.

"Yaa, terserah kamu deh Vi!" kata Dita menyerah. Tak lama, bel masuk berbunyi.***

Pulang sekolah. Anak-anak SMU 82 segera berhamburan keluar kelas. Hari ini hari Sabtu,
cewek-cewek yang terkenal centil di sekolah mereka langsung JJS bareng teman-teman
cowoknya. Sedangkan Dita, Via, Dina dan Shita memilih jalan-jalan bareng. Prinsip mereka
adalah : Girlfriend stay forever!!!!

"Nggak sama cowok kamu, Ra?" goda Via membuka pembicaraan.

"Apa sih kamu,,Vi! Aku emang nggak jalan-jalan ama cowok aku, abisan dia banyak tugas gitu
deh. Makanya dia nggak jalan-jalan ama aku,,takutnya tugasnya itu numpuk," jelas Shita.
Tampak sedikit kekecewaan terlihat di wajah cantik Shita.

"Ya tau dong! Soalnya gue juga punya masalah nih, kayaknya masalah TERBESAR DI ABAD
INI!!" suara Dita meninggi.

"Ya ampuun... ampe segitunya?" kata Via heran.

"IYA! km kekurangan anggota cheers, kan? Nah, masalah yang aku hadapin ini... LEBIH DARI
ITU!" teriak Dita sampai membuat Via dan Dina menutup telinga.

"Iya, iya! Cepetan ceritain!!!! To the point aja!!!" pinta Via.

"Iya! Gini lho, aku heran... kenapa sih, banyak cowok ngelirik kita???"ucap Dita heran.

"Lho?! Kalau banyak dilirik... bukannya bagus?" tanya Dina, lalu melanjutkan, "Apalagi,aku,
Via, ama kamu juga jomblo. Kalau gitu... bagus, dong?"

"Emang... tapi kenapa ya aku nyamannya kalau menjomblo??" kata Dita sambil menatap langit-
langit.
"Oooh, bahagianya diriku. Karena hari ini, aku mau traktir kalian. Hari ini aku sweet
seventeen,so I want to celebrate my birthday, with you, my lovely friend!" kata Dita gembira.

"Apa? Hari ini kamu sweet seventeen? Waa... happy birthday, dear! I'm sorry I cant give you a
present," kata Via heboh.

"OK, thanks dear! Sekarang kalian pada ke rumah aku yuk! Nanti aku pinjemin baju keren. Mau
gak?" tawar Dita.

"OK!! C'mon dear, let's go!" ajak Via semangat.***


Birthday party-nya Dita- yang mirip-mirip private party berlangsung heboh, biarpun Dita hanya
mentraktir sahabat-sahabatnya makan-makan di Pizza Hut, namun heboh sekali! Mereka
ngobrol-ngobrol, apalagi waktu itu banyak cowok-cowok yang ganteng. Mereka berbisik.

"Eh eh... ada cowok ganteng tuuh..." kata Dina iseng.

"Iya..." balas Via.

Mereka tertawa bersama, hampir ngakak.

Tiba-tiba Shita berhenti tertawa. Pandangannya tertuju ke suatu arah.

"Heh, Ra, kok kamu berhenti ketawa?" tanya Dita heran.


"A...aa..da Dio..."kata Shita terbata-bata.

"Hah? Masa sih?" kata Via, lalu ia melihat ke lain arah. Ia melihat Dio yang terlihat merangkul
seorang cewek dengan begitu mesra. Apalagi, mereka hanya berdua. Parahnya, mereka tak
memerhatikan keberadaan Shita!

Shita tak dapat menahan tangisnya. Refleks, Shita berlari meninggalkan tempat itu.

"SHITA!"teriak Via sekeras mungkin. Namun sayangnya, Shita sudah pergi meninggalkan
tempat itu dengan air mata yang begitu meleleh.***

Senin, istirahat sekolah, jam 09.55

Dita berjalan lemas menuju kantin. Shira hari ini masuk, namun ia tak mau cerita bagaimana
hubungannya dengan Dio.

Dita ke stan bakso. Ia menyerahkan uang Rp.5000,- ke penjual bakso itu. Tiba-tiba, ia melihat
ketiga sahabatnya. Ada Shita! Pasti ngomongin Shita ama Dio.
Dita menghampiri teman-temannya.

"Hai! Pada ngomongin apa sih?" tanya Dita. Ia meletakkan mangkuk baksonya di meja kantin.

"Biasa. Shita and her love! She broke up with Dio, and she so sad, of course!" kata Via to the
point.

"Hah? Ra? kamu putus ama Dio?" kata Dita. Yah, biarpun tadi dia sudah menyangka, pasti
beginilah jadinya!

"Iya. Kita putus hari itu juga.aku yang nelpon Dio, tapi aku gak langsung marah-marahin dia,
tapi aku nanya dulu, hubungannya ama tuh cewek kayak gimana. Apa cuma temenan, sahabatan,
atau malah pacaran!! Ternyata, hubungan Dio sama cewek itu memang baru hari Jumat, tapi
mereka udah sayaang banget. Makanya aku akhirnya mutusin dia. aku nggak mau diduain kayak
gitu!" kata Shita tertahan.

Dita, Via dan Dina menatap Shita sungguh-sungguh. Mereka sangat merasakan apa yang Shita
rasakan.

"But still... aku rasa aku lebih sakit hati kalau aku kehilangan kalian. aku ngerasa, kalau sahabat
itu lebih abadi. aku ngerasa, hidup aku nggak akan kayak gini tanpa kalian," kata Shita sambil
menatap ketiga sahabatnya dengan sayang.

"Iya. We are best friend... forever and ever," kata Via.

Mereka berangkulan menuju kelas. Ah, orang lain memang bisa datang ke hidup kita dan boleh
pergi ke hati orang lain yang ia mau. Namun, sahabat sejati tidak bisa diganti, dan tidak akan
pergi.

The End
Diposkan oleh sapuluah E di 22.58 Tidak ada komentar:

tamasya sebelum pulang

Tamasya Sebelum Pulang


By
faizah

Aku berjalan menyusuri gang panjang dan berliku dari rumah tuaku menuju jalan raya, hendak
menemui seseorang dari masa lalu. Sebenarnya bukan hendak menemui tapi hanya sekedar lewat
depan toko keluarganya yang di pinggir jalan raya untuk melihat dia sedang menjaga toko atau
tidak. Namun orang yang dimaksud tak ada di tempat rupanya. Kecewa aku tak melihat wajah
pujaan hati. Padahal liburan sudah hampir usai. Sepertinya aku tak akan lihat wajahnya lagi
untuk beberapa bulan ke depan. Kuliah padat menantiku di Bogor. Jadi aku meneruskan jalanku.
Berhenti sejenak, berpikir mau kemana aku sekarang. Kulihat ke belakang ke jalan menuju
stasiun kereta. Stasiun satu-satunya yang masih beroperasi di kota asalku ini, Stasiun Leles.
Di sepanjang jalan aku melihat kiri kanan. Tak banyak berubah. Masih ada tukang cukur yang
dulu pernah beberapa kali kupotong rambut di sana. Masih ada toko yang sering kubeli arang di
situ. Aku ingat ibu gendut yang menjaga toko, tapi tak kulihat dia hari ini. Kulangkahkan kakiku
terus ke depan. Beberapa meter di depanku stasiun yang kutuju. Tepat di sebelah kananku
sekarang adalah kantor pos tua. Aku ingat beberapa kali aku pernah mengirim surat dan
menabung juga di kantor pos ini.
Aku tak jadi masuk stasiun. Gerbang belakang dikunci dan malas juga masuk lewat gerbang
depan karena ramai anak-anak bermain di situ. Rupanya ada yang berubah. Sekarang sudah ada
tempat penumpang menunggu kereta yang dibuat dari semen yang tingginya disesuaikan dengan
tinggi pintu kereta sehingga orang tak perlu bersusah payah jika ingin naik kereta. Aku ingat
betapa susahnya dulu jika ingin menaiki kereta. Butuh orang lain untuk membantu naik.
Tak jadi ke stasiun, aku belokan saja diriku ke arah rel kereta. Sudah lama sekali aku tak berjalan
di atas batu-batu koral rel kereta api. Hujan baru reda jadi jalanan agak becek ditambah lagi
sandal capit tipisku yang membuat air genangan merembes dan membuat batu koralnya terasa
sekali ditelapak kaki bahkan sedikit agak sakit. Namun rasa sakitnya terbayar oleh kenangan
masa kecil yang kembali memenuhi kepalaku. Ternyata perjalanan tanpa rencana memang lebih
menarik dan berkesan.
Stasiun dan rel kereta api merupakan salah satu tempat bermain favoritku dulu waktu kecil.
Bermain perosotan di dekat stasiun atau menangkap capung yang menempel di kawat baja di
samping rel kereta. Capung ditangkap dengan cara dijepit menggunakan kawat baja, sebelah kiri
atau kanan kawat baja yang dihinggapi capung. Aku cukup ahli melakukannya.
Pandanganku dimanjakan oleh hamparan sawah hijau membentang luas di sebelah kiriku.
Gunung menjulang tinggi di kejauhan. Sejauh mata memandang semuanya hijau. Kuhirup udara
sore sebanyak yang aku bisa. Udaranya bersih dan segar. Rasanya tak ingin kembali ke kota
dimana udara bersih sangat langka dan warna hijau seringnya hanya didapat dari warna angkot
(angkutan umum) nomor 02 atau 03.
Aku berjalan pelan-pelan karena tak ingin cepat sampai di gapura pintu masuk kampungku RT
03 yang tinggal beberapa meter di depan. Nampak di depanku sekarang adalah beberapa pemuda
dari kampungku yang sedang memancing belut di sawah entah punya siapa. Ada seorang yang
bermain gitar di undakan semen di sebelah sawah. Setelah kuamati ternyata dia tetanggaku yang
seumuran denganku. Karena tak begitu akrab, jadi aku tetap berdiri jauh dari mereka sambil terus
menonton pertunjukan. Aku jadi ingat bahwa seumur hidup aku belum pernah memancing belut.
Aku juga tak pernah berniat melakukannya.
Sudah cukup lama aku mengamati mereka. Beberapa orang melihat kepadaku namun tak ada
yang menyapa. Aku memang tak akrab dengan orang-orang ini walaupun aku tahu nama mereka
satu per satu. Rasanya sudah cukup tamasyaku mengenang masa kecil. Aku berjalan menuju
gapura.
Di depanku ada seorang gadis yang sepertinya kukenal. Dia berjalan ke arahku, semakin
mendekat. Tentu saja, dia teman SMP-ku dan teman mengajiku dulu. Aku tahu dia melihat
kepadaku namun dia langsung menoleh ke arah lain, mengamati sesuatu yang kutahu itu tak ada.
Sambil berjalan aku melihatnya terus namun dia tetap melihat ke arah lain. Dia memang tak
ingin atau mungkin sedang malas menyapaku. Padahal beberapa bulan lalu kami berpapasan,
kami saling menyapa seperti biasa.
Aku berbelok ke kiri. Seperti sudah direncanakan, di depan berjalan ke arahku adalah guru
ngajiku. Bapak Jenal Muttaqin, aku ingat betul namanya. Aku semakin dekat ke arahnya aku
sudah bersiap tersenyum untuk menyapanya. Namun dia malah berbelok ke kiri padahal aku
merasa dia melihatku berjalan ke arahnya. Dia berbelok masuk ke rumah salah satu tetangga.
Aku mulai penasaran kenapa dengan semua orang di kampungku ini.
Apakah dunia ini telah berubah? Apakah bertegur sapa adalah hal sulit untuk dilakukan sekarang
ini? Mereka semua berubah! Atau mereka tak melihatku? Apa aku tak terlihat?
Aku memutuskan akan memastikannya dengan bercermin di kaca gerobak bakso tetangga yang
terletak beberapa langkah lagi di depan. Sayang sekali, ternyata gerobak basonya sudah tak
berada disitu lagi. Sepertinya krisis ekonomi tak berpihak pada usahanya jualan bakso. Kupikir
lagi, bodoh sekali rasanya jika aku harus bercermin di kaca gerobak bakso untuk melihat
bayanganku ada atau tidak. Aku tersenyum malu dengan ide bodohku itu.
Rumahku sudah dekat, tinggal beberapa meter lagi. Tamasya singkatku mengelilingi kampung
cukup melelahkan namun lebih banyak kesenangannya. Lima belas menit hidupku aku isi
dengan kenangan-kenangan indah masa lalu yang tak bisa kubeli di toserba manapun. Agak berat
kulangkahkan kaki ini menuju rumahku sendiri. Enggan pulang, inginnya aku terus bertamasya
di duniaku yang tak kenal duka, dunia masa kecilku.
Namun tetap saja kuseret kaki ini menuju rumah. Akhirnya teras lantai dua rumahku sudah
terlihat, lantai satunya terhalang oleh tembok tinggi rumah tetangga. Beberapa langkah lagi aku
tiba. Kembali ke rumah atau tepatnya kembali ke kenyataan hidup, masalah di depan mata.
Dari mana saja?!
Seorang tetangga dari arah belakangku bertanya, agak berteriak. Aku menoleh, ternyata Pak Jaja.
Pulang tamasya, Pak Jaja. Biasa saja dong gak perlu teriak.
Aku sedikit kesal dengan tetanggaku ini. Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba menghardikku
begitu saja.
Gimana sih kamu ini, Sep! Semua orang nunggu dari tadi! Harus cepat diurus ini.
Sep? Siapa maksudnya?
Aku menengok ke belakang, ke arah pandangan Pak Jaja tertuju. Oh! Pak Jaja ternyata bukan
bicara padaku, tapi orang yang ada agak jauh di belakangku, si Asep, anak Pak Jenal guru
ngajiku itu. Asep setengah berlari menghampiri orang yang meneriakinya barusan.
Pak Jaja juga berjalan menghampiri Asep. Kenapa semua orang begitu panik? Asep pun berusaha
mengatur napasnya yang tersengal-sengal untuk mencoba menjawab kekesalan Pak Jaja.
Maaf Pak Jaja! Tadi kunci mesjidnya lupa naruhnya di mana.
Kamu ini! Bapak kamu sudah dikasih tahu? Semuanya sudah siap?
Sudah, sudah! Bapak sudah saya beri tahu. Sekarang Bapak lagi ke rumah Pak Endi, pinjam
selang. Nah! Itu Bapak bawa selang.
Aku dan Pak Jaja menoleh ke belakang bersamaan. Pak Jenal berjalan tergesa-gesa ke arah kami.
Sudah siap kan semuanya?
Sudah Pak! Asep dan Pak Jaja menjawab serentak.
Pak Jenal melihat ke arahku dengan pandangan aneh. Aku tak memperdulikannya dan juga tak
menyapanya. Aku masih tersinggung karena diabaikannya tadi saat berpapasan di depan rumah
Pak Endi. Mereka bertiga sekarang kompak meninggalkanku begitu saja, pergi ke arah rumahku
yang bagian depan. Lalu masuk ke dalam rumah. Mereka masuk ke dalam rumahku?Mau apa
mereka?
Aku mengikuti mereka dengan tergesa. Aku lihat di ruang tamu banyak orang berkerumun.
Banyak diantaranya yang mengenakan pakaian hitam. Entah kenapa perasaanku tak enak. Dan
entah kenapa pikiranku hanya tertuju pada satu orang, bapakku.
Naudzubillahimindaliq. Dalam hati aku berucap beribu kali. Bapak sudah renta, sudah sering
sakit-sakitan. Ketakutanku selama ini adalah jika Allah memutuskan sudah saatnya bagi Bapak
beristirahat dari segala lelah deritanya.
Aku takut. Aku tak berani masuk. Aku menunggu cukup lama di luar rumah, tak berani masuk.
Orang-orang berbaju hitam makin banyak menghampiri rumahku. Air mataku meleleh. Kenapa
harus sekarang ya Allah? Impianku untuk mengajak Bapak saat wisudaku tak bisakah Engkau
kabulkan?
Astagfirullah. Aku beristigfar sebanyak aku bisa karena tak selayaknya aku meragukan
kemampuan Dia Sang Maha Kuasa. Cukup! Aku membentak diriku sendiri. Aku akan masuk ke
dalam rumah.
Di depan pintu ruang tamu aku melihat sosok kaku, terbujur mati di depan mataku. Aku tak tahan
lagi menahan tangis. Semua mata pelayat tertuju pada mayat bisu di tengah ruang tamu. Tak
sedikit di antara mereka yang menunduk terisak.
Aku berjalan lemas mendekati jenazah bapakku. Semua orang tak ada yang menegur atau
sekedar menepuk-nepuk pundakku sebagai tanda empati. Semua sibuk dengan kesedihan
masing-masing. Aku teringat ibuku. Sekarang Bapak sudah kembali bertemu dengan kekasih
sejatinya, pikirku. Aku duduk di sebelah jenazah Bapak. Tak sanggup aku menyibak kain
penutup wajahnya.
Seorang lagi pelayat datang histeris. Ternyata bibiku, adik dari Bapak. Dia menghampiri Bapak
lalu duduk lama menunduk, mencoba menghentikan tangisnya. Dia tak melihatku atau entah
bagaimana, tapi aku mulai merasa aneh dengan seluruh penghuni ruang tamu ini. Apa kalian tak
memperdulikanku?!
Akhirnya dia gerakkan tangannya, menyibak penutup wajah yang enggan kubuka tadi perlahan.
Aku menunduk tak mau melihat.
Rizal! Rizal! Bibiku meraung memanggil namaku.
Aku mengangkat kepalaku ingin menjawab panggilan bibiku. Namun tak ada daya untuk
mengucapkan sepatah kata, setelah kulihat wajah jenazah di hadapanku ini. Wajahku sendiri.
Apa ini? Apa maksud semua ini? Tuhan mempermainkanku? Aku harus segera bangun dari
mimpi ini. Aku tak suka mimpi seperti ini.
Aku coba menarik diriku dari alam mimpi dengan memejamkan mata sekuat tenaga sambil
memerintahkan otakku untuk membangunkan ragaku.
Bangun! Bangun! Bangun! Bangun!
Kubuka mataku. Tak ada foto yang biasa kulihat di depanku, jika aku bangun tidur. Foto yang
kupasang di dinding, tepat di hadapan ranjangku. Fotoku dan kedua orang tuaku. Alih-alih foto
itu, wajah pucat pasi yang kulihat dihadapanku. Wajah jenazahku.
Rizal! Rizal! Bibiku meraung semakin keras.
Seorang pelayat menenangkannya dan menyeretnya mundur dari jasadku.
Dimana Kang Ipul? Sekarang Bibi menanyakan keberadaan bapakku.
Di kamar. Dari tadi tak sadarkan diri. Bi Nana yang menjaga.
Pantas tak kulihat dimana Bapak. Orang yang kukira sudah tak ada sekarang tak jauh beda
keadaannya denganku. Sedang tak sadarkan diri, bedanya aku tak akan pernah sadar kembali.
Aku melihat wajahku kembali. Entah mengapa aku merasa melihat wajah penuh kedamaian.
Kedamaian yang kurasakan terakhir kali sebelum aku mati. Aku teringat tamasya singkatku
berkeliling kampung beberapa saat tadi. Andai saja gerobak bakso itu ada. Setidaknya aku akan
tahu lebih cepat. Lucu. Aku tersenyum menertawakan diriku sendiri.
Kini aku tahu. Tak ada yang berubah. Mereka tak berubah. Akulah yang berubah.
Diposkan oleh sapuluah E di 21.08 Tidak ada komentar:
Sepucuk Surat.

Setetes air di pucuk daun yang selalu hadir pada pagi buta, yang selalu menemaniku
di kala sinar mentari mulai menerobos masuk melalui jendela kamarku. Dan mulai
kudapati seberkas cahaya disertai suara kicauan para burung yang mulai
menyadarkanku dari mimpi indahku. Akupun mulai beranjak dari ranjang tempat
tidurku berada. Seperti biasa, aku mulai melakukan aktivitas pagiku, dan setelah itu
aku mulai keluar dari pintu rumahku untuk berjalan-jalan pagi. Mulai kudapati melalui
indra pengelihatanku, samar-samar terlihat sesosok gadis yang kira-kira seumuran
denganku. Ia menghampiriku dan menyapaku dengan ramah.

Selamat pagi, Mbak.

Selamat pagi juga, jawabku kepada sapaannya.

***

Dalam hitungan menit kami berdua sudah mulai akrab, seperti kami sudah

pernah bertemu sebelumnya. Namanya Vanessa, dia adalah anak tetangga sebelah

yang belum lama pindah di dekat rumah keluargaku. Dia berusia 5 bulan lebih muda

dariku. Ia pindah ke desa ini karena suatu sebab yang tidak bisa ia ceritakan

kepadaku. Ia mempunyai seorang kakak laki-laki bernama Rico, yang kira-kira

berselisih tiga tahun denganku.

Saat itu kami asyik mengobrol, tanpa peduli kebisingan dan hiruk pikuk

masyarakat desa yang padat, bahkan kami tak sadar jika sang mentari telah

bersembunyi disertai bulan dan bintang yang hadir menyambut malam. Kami pun

berpisah, pulang ke rumah kami masing-masing. Dan kami tak sabar melalui malam

yang panjang ini dengan ditemani kesunyian, dengan suara jangkrik dan burung hantu

yang tak lupa datang memecah keheningan malam.

***

Malam telah berlalu. Sang fajar mulai menampakkan dirinya dari ufuk timur.

Mulai terdengar suara ayam jantan tetanggaku yang terus berkokok menyambut
datangnya pagi. Aku mulai membuka mataku dan segera bangun dari ranjangku yang

empuk. Sekitar pukul delapan pagi, aku segera keluar rumah untuk menghirup aroma

pagi yang segar, wangi embun yang khas yang selalu kurindukan setiap hari.

Pagi itu aku berencana untuk pergi ke pasar. Suatu tempat di mana para

pedagang biasa menyediakan kebutuhan sehari-hari untuk dijual. Tanpa sengaja aku

bertemu Rico, kakak Vanessa yang diam-diam ku kagumi selama ini. Kami berniat

untuk berjalan pulang bersama, dengan melewati sawah-sawah yang akan menjadi

penyejuk mata kami sepanjang perjalanan.

Karena perjalanan yang cukup jauh, kami sepakat untuk beristirahat sejenak,

menikmati semilir angin yang sejuk dan berteduh dari teriknya matahari di tengah

hari. Selagi beristirahat, aku mulai memberanikan diri untuk bertanya kepada Rico,

tentang alasan mengapa ia dan keluarganya pindah ke desa ini.

Ehm, aku boleh tanya sesuatu gak ke kamu? tanyaku kepadanya.

Boleh, jawabnya singkat.

Kenapa kamu dan keluargamu pindah ke desa ini? Bukannya lebih enak tinggal

di kota? Di sini kan mencari apa-apa masih susah,

Oh, kata dokter, Vanessa harus tinggal di daerah yang udaranya masih

segar, seperti di desa ini. Mengingat penyakitnya yang...... Ups!

Hah??! Memangnya Vanessa sakit apa?? tanyaku penasaran.

Hehe... Enggak kok, nggak apa-apa. Udah yuk, jalan lagi aja, jawabnya yang

seperti menutup-nutupi sesuatu.

***

Sepanjang malam, aku terus memikirkan perkataan Rico tadi siang. Tentang

alasan Vanessa dan keluarganya harus pindah ke desa ini. Semakin dipikir, aku

semakin penasaran, jadi daripada rasa penasaranku berkelanjutan, aku mulai

berusaha melupakannya.

***

Setahun pun berlalu. Tak terasa, persahabatanku dan Vanessa berlanjut

sampai sejauh ini. Aku sudah lulus dari SMA negeri di desa ini. Aku berencana untuk

melanjutkan kuliah, tetapi di desa ini belum ada universitas. Akhirnya, dengan berat

hati ku putuskan untuk kuliah ke luar kota, dengan menumpang di rumah Budhe yang

memang sudah sukses membuka usaha jasa pengiriman barang di kota.

***
Tanpa terasa, lima tahun berlalu. Kuliahku telah selesai. Aku bekerja di

tempat Budhe untuk sementara waktu. Aku mengumpulkan uang untuk pulang

kampung pada lebaran kali ini, karena aku juga tidak ingin membebani Budhe yang

sudah banyak aku repotkan selama ini. Hari pertama Lebaran tiba. Aku mulai

mengemasi barang-barangku yang akan ku bawa pulang ke kampung. Tanpa sengaja,

Budhe melihatku. Terjadilah percakapan di antara kami.

Lho, Nduk, mau pulang kampung? tanya Budhe dengan logat Jawanya yang

khas.

Iya, Budhe. Sudah lama ndak pulang,

Lha kamu bosen di sini po, Nduk?

Enggak kok, Budhe. Saya seneng di sini. Cuma kan saya kangen kampung,

Oh, ya wis. Kapan berangkat, Nduk?

Besok pagi, Budhe. Naik bis.


Oh, ya cepet tidur, besok ndak isa bangun, kata Budhe seraya mematikan
lampu. Budhe memang orang yang perhatian, apalagi karena ia menginginkan anak
perempuan, tetapi kedua anaknya laki-laki. Jadi saat aku datang, Budhe terlihat
senang.
***
Keesokan paginya, aku segera berpamitan dengan Budhe. Aku bersalaman
dengan Budhe, dan Budhe memberikan sebuah amplop putih yang nampaknya berisi
uang jajan untukku. Aku segera menolaknya.
Ndak apa-apa, Nduk. Buat jaga-jaga. Nggak usah(=perlu) malu. Nih, diambil
sangune(=bekal uangnya),
Oh, ya, makasih, ya Budhe.
Ati-ati ya, Nduk,
***

Aku pun mulai meninggalkan rumah Budhe, dan segera menuju ke terminal

kota. Setelah sampai di terminal, aku langsung mencari bus dengan tujuan kampung

halamanku, desaku yang selama ini kurindukan. Aku menemukan bus yang aku cari

dan segera masuk ke dalamnya. Tak berapa lama kemudian, setelah bus yang ku

tumpangi sudah terisi penuh, aku pun segera berangkat. Sekitar kurang lebih tiga

setengah jam setelah keberangkatanku, aku telah sampai di depan gapura sebagai

jalan masuk menuju desaku yang asri. Aku segera turun dari bus dan memasuki

gapura kampung tersebut.

***

Seperti dugaanku sebelumnya, desaku telah banyak berubah. Sawah-sawah

hijau yang dulu membentang luas disertai kilauan warna padi yang keemasan,

sekarang telah dihiasi oleh petak-petak rumah bata yang belum pernah ku lihat

sejak enam tahun silam. Aku segera mempercepat ayun langkahku, seakan tak sabar
melihat sosok gadis yang ceria, yang selalu menemaniku di saat aku paling

membutuhkannya. Dia adalah sahabat kecilku, Vanessa.

Aku segera pulang dan memberi salam kepada ibu dan ayahku yang sudah

pasti selama ini merindukanku. Setelah membereskan barang-barang bawaanku, aku

segera mengunjungi rumah Vanessa untuk bertukar cerita dengannya. Aku sampai di

depan pintu rumahnya dan segera mengetuk pintu rumahnya. Tak berapa lama,

keluarlah Rico. Ia langsung mengenaliku.

Siska, ya??

Iya. Vanessa ada?

Ehm, anu... Ehm..... jawabnya agak bingung.

Kenapa, Ric? Dia lagi nggak ada di rumah, ya?

Ehm.... Ehm...

Iya, aku tau, kok. Ya udah, nanti sore aku ke sini lagi aja.

Eh, tunggu, Sis! pintanya saat aku beranjak keluar melalui pagar rumahnya.

Ada apa? sahutku.

Ehm, ini dari Vanessa, katanya dengan mata berkaca-kaca. Ia memberiku

sepucuk surat beramplop putih dengan tulisan Untuk Siska tepat di tengahnya.

Aku pun segera membukanya. Surat itu bertuliskan:


Bantul, 20 Juli 2009
Untuk Sahabat terbaikku, Siska
di
tempat.

Salam sayang,
Apa kabar, Sis? Sudah lama kita tidak berjumpa. Kamu
pasti baik-baik saja kan? Sebelumnya aku minta maaf, Sis, kalau
aku punya banyak salah sama kamu. Terutama soal masalah ini,
yang selama ini aku sembunyikan dari kamu. Mungkin waktu
kamu baca ini aku udah nggak ada, Sis. Sejak kecil aku udah sakit
asma parah, jadi waktu SD aku udah harus pindah ke sini. Maafin
aku baru cerita sekarang, soalnya aku takut kalau aku cerita,
kamu akan mengkhawatirkan aku, Sis. Aku harap kamu bisa
maafin aku. Makasih, ya selama ini udah mau jadi sahabatku.

Dari sahabatmu,

Vanessa

Tanpa kusadari, air mataku meleleh di kedua pipiku. Perasaan duka cita yang

mendalam merasuk dalam diriku. Aku sempat tak percaya, tapi inilah realita. Tak

kusangka, Vanessa akan meninggalkanku secepat ini. Rico segera menggandeng

tanganku, dan segera membawaku ke tempat pemakaman umum tempat Vanessa

terlelap dalam keabadian. Tak kuasa aku menahan tangisku saat ku lihat batu nisan

putih dengan ukiran namanya di sana. Ia meninggal tepat tiga bulan sebelum aku

pulang ke sini.

Senang mengenalmu, Vanessa. Semoga kamu berbahagia di alammu yang

sekarang.

Sinopsis
Siska adalah seorang gadis desa yang amat ramah. Suatu
ketika ia mendapat sahabat baru yang merupakan tetangganya yang
baru pindah dari kota. Persahabatan mereka terus berlanjut
sampai akhirnya Siska lulus dari SMA dan harus melanjutkan
kuliah di kota. Setelah ia menyelesaikan kuliahnya, ia
memutuskan untuk mencari sahabat kecilnya, Vanessa yang ternyata
telah meninggalkannya untuk selamanya.

Biodata Pengarang

Nama Lengkap : Victoria Maharani Devi


Tempat, Tanggal Lahir : Yogyakarta, 3 desember 1997
Asal Sekolah : SMP Maria Immaculata Marsudirini Yogyakarta
Jalan Brigjend Katamso 4, Yogyakarta 55121
Alamat : Jalan Sugeng Jeroni 51A, Yogyakarta 55142
Cerpen
Tema : Keluarga
Judul : Bu.Murti dan Alinda
Karya
Ratnasari (XI TKJ)

Disebuah gubuk reyot, jika ada angin besar rumahnya terbawa angin roboh
dan berantakan. Dimana tinggal seorang perempuan yang sedang mengandung 9
bulan. Itulah saya, Murti. Saya tinggal seorang diri,karena suami saya telah kembali
kepada sang illahi 2 bulan yang lalu. Embun yang segar menembus hati yang perih,
dengan seteguk air jernih sambil memandangi foto almarhum suaminya dalam
hatinya berkata dengan harapan dan kesedihan Jika kamu masih ada mas, semua
akan senang saat bayi dalam kandunganku lahir kedunia dengan selamat, semua akan
bahagia saat ia besar nanti, tapi kenapa kamu pergi meninggalkanku dan bayi kita ?
dengan penuh itu saya larut sampai matahari tergelincir kearah barat, suara merdu
yang di lantunkan oleh muadzin untuk melaksanakan solat dzuhur, saya pun
terbangun dari tempat duduk untuk mengambil air wudhu.
Belum selesai berwudhu, ia merasa kesakitan yang amat perih
dibadannya.ketika saya melihat ke bawah ternyata air ketuban saya pecah. Saya lalu
segera meminta tolong kepada tetangga. Tiba di Rumah Sakit murti langsung di
bawa ke ruang bersalin. Menunggu beberapa jam bayinya pun lahir dengan selamat,
melihat wajah bayi saya dan lucu,imut dan berseri tersenyum pada ibunya lalu
menangis. Saya menangis dan teringat pada suami dan bicara di dalam hatinya mas,
anakmu, anak kita sudah lahir dengan selamat, hidungnmya mirip sekali dengan
hidung kamu mas. Jika kamu masih ada kamu senang menggendongnya.
Faktor ekonomilah yang membuatnya terkejut, bagaimana murti membiayai
hidup sang anak. Untuk membiayai persalinannya pun tak memegang sedikit pun.
Murti tak berpikir panjang lagi, ia langsung menggendong bayinya keluar dari rumah
sakit tanpa sepengetahuan pihak rumah sakit,
Sepanjang jalan murti tak bias menahan tangisannya karena hal yang
dialaminya. Murti berpikir untuk segera memberikan nama kepada bayinya yang baru
lahir, sesuai apa yang sudah direncanakan terlebih dahulu dengan suaminya yaitu
Alinda yunastira. Murti pun beristirahat untuk menghilangkan lelahnya di dekat
pohon tanaman dan pot yang ditanamin dengan banyak bunga. Saat matahari
terbenam dan terangnya bulan, murti merasa kedinginan dan murti pun tak ingin
anaknya kedinginan. Ia sejenak berpikir untuk menitipkan anaknya itu pada pemilik
rumah mewah tempat ia berteduh itu. Tetapi ia malu jika dia harus menyimpannya
didepan rumah tanpa permisi.
ia tak mau jika tidak bertanggung jawab. Murti pun berfikir lagi lebih baik permisi
dan berkata saya menitipkan anaknya karena saya tidak memiliki biaya untuk
keperluan hidup bayinya. Angin malam menghembus dengan dinginnya yang kencang,
murti pun segera mengetuk pintu rumah mewah itu tiga kali dan keluarlah sang
pemilik rumah itu, ternyata seorang janda yang belum punya anak, dan ia ditinggal
mati oleh suaminya saya minta tolong kepada ibu, untuk mengurus bayi saya, dan
saya akan kembali setelah saya memiliki uang yang cukup. kata murti dengan penuh
kesedihan. Pemilik rumah pun menerima dengan senang hati, melihat bayi yang
sangat lucu,manis. Murti pun mengeluarkan kalung yang berwarna biru bertuliskan
Alinda yunastira sebagai namanya dan memakaikan di leher bayinya itu. Setelah itu
murti langsung pergi menjauhi anaknya dan rumah mewah itu dengan perasaan
bersalah dan berdosa .
Enam tahun berlalu, Alinda tumbuh besar menjadi anak yang lucu,manis,pintar
dan cantik. Ibu angkatnya pun ingin sekali menyekolahkan Alinda di SDN CIKARANG
1.
Tahun berganti tahun. Alinda pun naik kelas menjadi kelas 2 SD berusia tujuh
tahun. Sepulang sekolah alinda langsung bermain dengan teman barunya Ryan
Andrifirman didepan rumahnya yang besar itu.
Kerinduan selama 7 tahun lamanya seorang murti terhadap anaknya. Ia rela
mencari alinda anaknya ke daerah cikarang. Karena tak mempunyai uang untuk
ongkos naik kendaraannya. Di bawah teriknya matahari, murti berjalan dengan
terengah-engah menelusuri jalan dan sampai di depan rumah yang mewah itu ia
berteduh.
Pucuk dicinta ulampun tiba, saat hati merindukan anaknya ia melihat seorang
anak perempuan memakai kalung biru yang bertuliskan Alinda yunastira, murti pun
langsung berlari menuju alinda dan memeluknya. Tetapi baru sebentar murti
memeluk dorongan tangan alinda yang menuju di bahu murti, hingga ia pun terjatuh
ke pot yang besar. siapa kamu ? Tanya alinda dengan rasa takut, ini, aku ini ibumu
nak, tujuh tahun aku merindukanmu. Alinda tak mau ika perempuan lusuh itu masih
ada dihadapnnya . tanpa berpikr panjang alinda langsung mengusirnya. Murti pu pergi
menjauhi rumah mewah itu dengan perasaan bersalahnya.
Harapan sayapun takkan pernah layu, haripun berganti. Esok harinya saya pergi
menemui pemili rumah dan memohon agar memberitahu bahwa alinda adalah anak
saya. Sepulang sekolah alinda langsung dipanggil oleh mamah angkatnya di ruang
tamu. Mamah alinda pun atu mamah angkatnya menjelaskan bahwa ibu murti itu
adalah ibu kandung alinda. Sejenak alinda berfikir dan terdiam lantas apa yang
menyebabkan saya disini mah? Tanya alinda pada mamah angkatnya. Mamahnya pun
terdiam, dan murti pun langsung berkata nak, ibu minta maaf sama kamu, yang
sudah menitipkan kamu dimamah angkat kamu, ibu sangat menyesal sekali, maafkan
ibu nak.
Alinda menangis dan memeluk mamah angkatnya dan berkata mamah, jika
perempuan itu memang ibu kandungku apakah mamah akan meninggalkan alinda ?
keharuan itu ada saat mamahnya berkata ibu Murti itu memang ibu kandungmu nak,
kamu maafkan dia, mamah tak akan meninggalkan kamu sayang dan ibu murti ini akan
tinggal disini bersama kita sembari tersenyum.
Mendengar perkataan mamah angkatnya itu, alinda tersenyum dan berterima
kasih. Setelah itu alinda langsung memeluk ibu murti dan tinggal bersama di rumah
perepmuan janda yang mewah itu. Mereka hidup dengan nyaman dan bahagia.

@@Terima kasih@@

Cerpen
Tema : persahabatan
Judul : Cinta jadi sahabat
Karya
Uun kurniawati (XI TKJ)
Disuatu pagi yang cerah terlihat angin bernyanyi dan pepohonan menari
menyambut hari yang cerah. disitulah terlihat segerombolan anak-anak perempuan
yang mau pergi kesekolah, mereka terdiri dari lima orang yaitu vivi, wulan, nadia,
meli dan rina, Mereka selalu bersama-sama.Ditengah perjalanan menuju sekolah
mereka melihat ada seorang laki-laki yang ganteng, mereka terkejut dengan adanya
laki-laki tersebut, mereka langsung bengong melihat laki-laki tersebut, lalu mereka
langsung tersadar kembali.
waww... ganteng banget!!!!! Kata vivi
pasti dia anak orang kaya???? Kata nadia
iyah pasti dia orang kaya...!! jawab meli
ihhh kamu copy paste aja omongan gue... kata nadia
emang kita sedang ngopi yahh..?? kata meli
bukan meli, maksudnya bukan ngopi kaya gitu. Ya udah jangan bahas itu lagi, ayo
kita berangkat kesekolah entar terlambat lagi... jawab nadia
Setelah mereka sampai kesekolah bell sekolah berbunyi menandakan masuk,
mereka pun langsung menuju kekelas.
Keesokan harinya saat disekolah mereka berlima masuk kekelas. Tiba-tiba
mereka dikejutkan dengan kehadiran seorang laki-laki yang mereka bicarakan
kemarin saat mau berangkat kesekolah. Ternyata laki-laki itu bernama Rendi,
mereka berlima langsung mencari kesempatan untuk dekat dengan rendi.
Bell berbunyi menandakan waktunya istirahat. Mereka langsung bergegas
menghampiri rendi, rendi yang sedang membaca buku langsung terkejut dengan
kedatangan mereka berlima. Mereka langsung berebut ingin kenalan dengan rendi.
Lalu muereka berantem gara-gara ingin kenak dengan rendi.
ehhh kenapasi kalian kecentilan banget dengan rendi.. kata wulan
eh.. emangnya kamu gak kecentilan sama sirendi ?? jawab rina
aku merasa gak kecentialan tuh...!! kata wulan
ahhh gak merasa jawab nadia
ya sudah kita sayingan untuk merebut hatinya rendi.. kata vivi
ya sudah kalau maunya begitu loe goe end... kata nadia
Keesokannya mereka berlima menuju kesekolah, tetapi ada yang berbeda
dengan mereka. Biasanya mereka berangkat selalu berlima, tetapi sekarang mereka
berangkat dengan sendiri-sendiri. Setelah sampai disekolah mereka langsung
menghampiri rendi. Rendi yang sedang ngobrol dengan teman laki-lakinya langsung
menghindar karena ada mereka berlima.
yahh rendinya pergi ... kata meli
pasti gara-gara kalian rendinya jadi pergi.. jawab wulan
ehh enak aja gara-gara kita, ehh pasti gara-gara kamu!! kata vivi
enak ajah..jawab wulan dengan gaya bicaranya yang seronok langsung membuat
mereka berempat langsung pergi.
Ketika mau pulang nadia bertemu dengan rendi.
nadia, sini dulu!!! kata rendi
wahhh rendi memanggil aku, pasti dia akan bicara sesuatu. Yahh rendi ada apa???
jawab nadia
sinih aku mau bicara sebentar!! kata rendi
kenapa si kalian berlima selalu berantem, emangnya ada masalah apa?? kata rendi
ohh kamu memanggil aku untuk bicara itu, kirain mau bicara apa. Ini kita berantem
gara-gara ngerebutin kamu jadi kita berantem gara-gara masalah sepele itu.kata
nadia
kok masalah itu kalian berantem si ? aku menganggap kalian itu sebagai teman
bukan sebagai pacar ,aku sekolah disini untuk mencari ilmu bukan untuk mencari
pacar jadi aku ingin kalian bersahabatan lagi seperti sebelumnya . kata rendi
iya lah,kenapa karena masalah sepele itu berantem ya udah maaf ya rendi kalau
masalah ini sampai membuat kamu gelisah .kata nadia
Iya gak apa-apa jawab rendi.
ya udah aku mau pulang dulu,sampai jumpa lagi . Kata nadia.
Ke esokanya mereka berlima mulai mereda emosinya setelah nadia memberi tau
kepada mereka berempat untuk tidak bermusuhan lagi .dan rendi pun mulai
bergabung dengan mereka berlima .
kenapa kemarin aja begini, ngobrol bareng, main bareng seperti dulu. Kata rendi
iya yah bener, kenapa kita harus berebut laki-laki padahal laki-laki itu gak sayang
sama kita, Cuma menganggap ki sebagai teman. Kata nadia
iya iya benar-benar jawab meli
ya udah aku minta maaf kepada kalian semua atas kesalahan aku. Kata wulan
aku juga minta maaf jawab vivi
ya udah kita minta maaf semuanya kata rina
berpelika..... kata nadia yang sedang bahagia
oh iaya, kita belim minta maaf kepada rendi, kami minta maaf yah atas kesalah kami
. Kata vivi
iyah saya maafi. Jawab rendi
Rendi pun ikut tersenyum mendengar cerita mereka berlima. Lalu mereka berlima
menganggap rendi sebagai sahabatnya.
Jadi mereka nambah lagi personil menjadi enam orang .
Jadi kita tidak boleh bermusuhan dengan hal yang sepele itu, dan jangan menyia-
nyiakan sahabat. Karena mencari sahabat itu susah, tetapi mencari musuh itu lebih
gampang.

Cerpen
Tema : Cinta
Judul : Luka Liku Asmara
Karya
Erus.Rustini (XI TEI)
Aku berjalan di derasnya hujan hanya karna aku tak ingin ada orang lain
mengetahui bahwa aku sedang menangis. Hari yang indah,hari yang selalu di penuhi
dengan senyuman,canda dan tawa kini hanyalah kenangan yang tak berarti dan
bahkan membuat ku kecewa. Aku mulai membayangkan satu persatu kenangan dulu.
kenangan di saat aku belum mengerti apa itu cinta dan kasih sayang yang sejati. Aku
sering berfikir kenapa harus timbul rasa cinta pada diriku,yang akhir nya membuat
ku kecewa dan menangis. Mungkin semua itu adalah pembelajaran atau awalan hidup
diri ku. Memang pertama kita saling kenal dan berjumpa,rasa sayang,rasa
cinta,kelembutan sangat lah aku rasakan. Tapi mengapa saat ini hal seperti itu sudah
tidak aku dapatkan lagi dari nya. Aku heran dengan semua ini apa maksud dari
semua ini. Hnya karna pikiran yang lugu dan polos,bisa-bisanya aku di bohongi dan di
sakiti seperti ini oleh orang yang aku sayang. Aku benci dia!!! aku benci dia!!! Sambil
menangis ku ucapkan berulang ulang kata itu. Aku baru menyadari bahwa dia tak
pantas bagi hidup ku. Dia hanya memanfaat kan diriku dan mempermainkan perasaan
ku.
Awal itu aku mengenal dia,sosok seorang lelaki yang mungkin di mataku sangat
lah sempurna.Di mataku dia seorang lelaki yang baik,sopan,perhatian dan lembut.
Rasa kagum,rasa suka dan semua hal itu lah yang membuat ku harus memiliki dia
seutuh nya. hari hari kita lewati,hingga saat itu kita bertemu dan bermain. Canda
dan tawa keluar dari mulut kita,rasa senang dan bahagia kita rasakan bersama.Kita
tertawa lepas seperti taak mempunyai masalah dan dunia serasa milik kita ber
dua.Beberapa detik kita saling terdiam. Aku merasakan hal yang aneh dari tingkah
laku dia. Dia menatap ku dengan tatapan yang berbeda dari sebelum nya. Aku tidak
mengerti apa maksud dari tatapan itu.Dia menarik nafas dan berkata.
Apakah kamu mau jadi pacar ku
Mendengar kata yang dia lontarkan membuat ku terkejutdan entah kenapa
persaan hati ku berbeda. Tetapi pada saat itu aku tak membalas ucapan dia,aku
hanya terdiam karna aku tak tau harus berbuat apa. Dan dia pun berbicara lagi,
Sejak ku bertemu dengan mu,aku merasakan hal yang berbeda,aku seperti
merasa melihat sosok wanita yang berbeda,wanita yang membuat ku terpesona.
Pada saat itu aku masih terdiam dan tersenyum,dalam hati ku berbicara
Apakah ini yang dinamakan cinta,tak di sangka ternyata dia juga memiliki hal yang
sama dengan perasaan ku. Dia mengagetkan ku dengan kata kata ,
hey,kenapa kamu terdiam? apakah kamu tak memiliki hal yang aku rasakan.
Aku pun menjawab,
Tidaksaat pertama aku mengenal mu,aku pun merasakan hal yang sama
seperti mu,rasa sayang,rasa cinta sudah tumbuh di hati ku.
Dia pun tersenyum saat mendengar kata kata ku,mungkin dia sudah
mengetahui apa maksud dari apa yang aku katakana. Pada saat itulah aku dan dia
mulai menjalin hubungan,hubungan yang bahagia,tentram tanpa ada masalah.
Kita saling cinta dan sayang,tetapi hari demi hari,bulan demi bulan aku baru
menyadari bahwa perjalanan cinta itu tak seindah yang aku fikirkan dan aku rasakan.
Perjalanan cinta penuh dengan luka liku,dan aku pun merasakan hal seperti itu
berkali kali saat menjalin hubungan dengan nya. Mungkin dalam menjalin sebuah
hubungan dugaan perselingkuhan sudah tak aneh lagi di dengar. Aku pun sering
sekali merasakan hal seperti itu begitu pun dia. Banyak peretengkaran antara kita
hanya karna salah paham dan kecurigaan perselingkuhan. Namun hal itu tidak
menjadi hambatan bagi hubungan kita. Kita masih bisa menyelesaikan masalah
ini,kita saling percaya bahwa di antara kita tidak ada perselingkuhan. Saat rasa
percaya sudah ada pada diriku,aku merasa ada hal yang aneh,seperti ada yang di
sembunyikan seperti ada orang ketiga di antara hubungan kita. Dengan rasa heran
aku pun mencari tau semua itu. Aku mulai menyelidiki gerak gerik dia,tingkah laku
kekasih ku. Pada saat itu dengan tidak sengaja aku melihat kekasih ku sedang
berjalan dengan wanita lain. Sungguh sakit hati ini saat mengetahui semua itu. Tega
nya kekasih ku berbuat seperti itu. Aku hanya diam saat mengetahui semua
itu,entah karna apa mungkin karna rasa sakit
yang terlalu besar. Hati ku berkata kenapa? Kenapa engkau melakukan semua
ini terhadap ku,kenapa?(sambil menangis ku kata kan berulang-ulang kata itu). aku
tidak pernah melakukan semua itu,tetapi mengapa engkau dengan teganya melakukan
semua ini. Aku heran apa yang sebenar nya kamu inginkan dari ku. Apakah kamu ingin
menghancurkan hidup ku dan membuat aku gila dengan semua ini, setelah aku benar-
benar mencintai mu tulus dalam hati.
Setelah mengetahui semua ini diriku semakin lemah,seperti tak punya gairah
untuk hidup. Diriku yang dulu kini berubah sedikit demi sedikit,aku sering melamun
dan bahkan menagis tanpa sebab. Sungguh hati ku sakit,kecewa,entah sekarang
fikiran ku berada di mana. Saat itu aku hanya ingin sendiri diam di kamar dan tak
ingin ada orang lain mengganggu. Dering handphone pun berkali kali berbunyi seperti
memanggil ku untuk menghampirinya. Tetapi tetap saja aku mengabaikan dering
handphone itu. Satu dua tiga dan entah sampai berapa kali handphone ku terus
bordering, tetapi aku masih tetap membiarkan nya. Sejenak aku berpikir mungkin
dengan semua ini masalah yang aku hadapi tidak akan kunjung selesai. Dengan
terpaksa aku mengangkat dering telpon itu,
Ya,ada perlu apa kata ku. dia menjawab,
Apakah kamu sudah melupakan ku, melupakan kenangan kita dulu. Aku pun
hanya terdiam,
kenapa kamu tidak menjawab ,apakah benar semua itu?. Aku pun menjawab ,
Tidak!!! Aku belum melupakan semua hal yang pernah kita lakukan,terlalu
sulit bagiku untuk melupakan semua hal itu, aku hanya kesal dengan kelakuan
mu,dengan perbuatanmu selama ini terhadap ku
Ya aku mengerti,tapi bisakah kita bertemu,aku ingin membicarakan sesuatu
terhadap mu,ku harap kamu bisa. Aku berfikir sejenak dan menjawab,
ya boleh,namu aku tak mau lama lama bertemu dengan mu.
oky,yang penting aku bisa bertemu dengan mu,aku tunggu di tempat biasa
saat matahari sudah mulai redup .
ya baiklah.
Entah apa yang akan dia bicarakan terhadap ku,aku tak begitu penting
memikirkan nya. Keesokan hari nya aku bertemu dengan dia di sebuah tempat
seperti taman namun tidak banyak orang yang berada di tempat ini. Akhirnya dia
pun datang dan menghampiriku. Perbincangan pun di mulai,
ada apa kau menyuruhku untuk bertemu di sini?
tidak apa apa,aku hanya ingin menjelaskan suatu hal terhadap mu,aku sadar
aku hilap dengan semua ini,dan aku mohon maaf kan lah aku dan kembali lah bersama
ku.
Aku sejenak terdiam mendengar kata kata itu. Lalu aku pun menjawab,
tetapi aku masih merasa kesal terhadap mu,rasa sakit masih ada di dalam
hati ku, kamu tidak pernah mengerti perasaan ku.
aku sayang kamu,aku mohon lupakan semua ini aku masih ingin bersama
mu,dan andai kamu tahu aku belum berhubungan sedikit pun dengan dia,jadi aku
mohon kembali lah pada ku,aku mohon.
kamu tau,hatiku sekarang ibarat kaca yang jatuh di batu dan hancur
berserakan.
ya aku mengerti itu.

Entah mengapa aku seperti luluh mendengarkan kata kata dia,kata kata
yang keluar dari mulut dia. Sebenarnya aku masih merasakan sakit dan masih
mengingat semua hal yang pernah terjadi saat itu. Tetapi mengapa dalam rasa sakit
yang aku terima aku masih bisa memaafkan kesalahan dia. Aku heran dengan semua
ini aku heran!!! Apa mungkin semua ini karna rasa cinta,rasa cinta yang terlalu
dalam,rasa cinta yang sudah melekat di lubuk hati ku,sehingga aku masih bisa
memaafkan dia. Entah lah aku tidak memikirkan semua itu,yang aku fikirkan
hanyalah aku masih bisa bersamanya.
Harihari ku lewati selama hubungan percintaan ini.rasa sakit yang dulu ada
kini hilang menjadi kegembiraan dan rasa senang. Aku sering bermain bersama nya
dan bahkan sering bermain dengan teman ku sendiri. Canda tawa kita
rasakan,kebersamaan sangat lah berarti bagi kiata semua. Rasa penat hilang sudah
di hati ku,tetapi mengapa aku masih merasa sedih dengan semua ini. Mengapa di saat
aku merasakan kembali kebahagiaan bersamanya. Ada saja hal yang membuat aku
sakit. Tak di sangka diam diam kekasih ku mencintai teman dekat ku sendiri begitu
pun teman dekat ku. Aku heran dengan mereka mengapa mereka tega teganya
berbuat seperti itu tehadap diriku. Namun kali ini aku merelakan kekasih ku untuk
menjalin hubungan dengan teman dekat ku. Aku baru mengerti cinta itu tidak harus
memiliki,dan merelakan seseorang yang kita cintai itu lebih baik. Aku tidak mau
merasakan sakit yang kedua kali karna nya. Mungkin ini semua keputusan terbaik
ku,mencoba merelakan kekasih ku kepada teman klu sendiri walau sebenar nya hati
ini menangis tak berdaya. Aku mencoba untuk bangkit kembali bangkit dari
keterpurukan ku,dan mecoba menjadi seorang wanita yang tegar,tegas,ceria,tak
punya beban dan tak punya masalah. Hampir beberapa minggu sejak kejadian itu aku
tak pernah berhubungan lagi dengan nya,baik bertemu,telepon atau pun sms.
Sebenar nya rasa rindu masih ada pada diri ku,tapi aku mengerti bahwa aku tak
berhak memilikinya lagi. Tapi tak di sangka tepat di hari ulang tahun ku dia
mengirimkan ucapan ulang tahun melalui sms.

To_Seseorang yang aku sayang


Selamat Ulang Tahun ya
Maaf aku tak bisa memberikan sesuatu untuk mu ,,
Hanya doa yang tulus dari hati ku ucap kan untuk mu
Happy Birthday
From_Seseorang yang menyayangimu
Aku tersenyum saat membaca ucapan Ulang Tahun dari nya,tak di sangka
ternyata dia masih mengingat hari Ulang Tahun ku. Mungkin hanya ucapan Ulang
Tahun yang ku terima dari nya. Dan mungkin itu pun menjadi kenangan terakhir ku
saat bersama nya
Tetap Tersenyum Walau Hati Ini Menangis
Belajar Dari Pengalaman Itu Lebih Baik ...
Salam Manis Buat Yang Baca

Cerpen

Cerpen
Tema : persahabatan
Judul : ivan dan adit
Karya
Siti nurlela (XI TKJ)
Terik matahari yang cerah burung-burung berkicau riang, terdapat dua anak laki-
laki yang asyik bermain. Mereka adalah Ivan dan Adit, dan mereka pun bersahabat.
Kebersamaan mereka selalu ada dalam suka maupun duka. Sekolah pun mereka
selalu bersama.
Pagi awal sekolah ivan berencana menemui adit di kompleks perumahan blok 2
pukul 06.20. ivan telah bersemangat menunggu adit, menit berganti menit
menunjukan pukul 06.30 ivan merasa kesal tetapi ia tetap sabar menunggu demi
sahabatnya. Ia pun berkata berapa lama lagi aku harus menunggu adit? sejenak
ivan terdiam, dari samping kanan ada tangan yang menepuk bahu ivan dan memanggil
nama ivan.hai ivan, selamat pagi. Maaf agak lama saya sudah membantu ibu terlebih
dahulu. Semabari tersenyum pada ivan. Ivan pun mengangguk dan tersenyum ia
dit, tidak apa-apa yang penting kita tidak terlambat sampai ke sekolah. Ayo kita
berangkat. Adit pun menganggukkan kepala ayo. Di perjalanan mereka bercanda
ria.
Halaman sekolah pun sudah terlihat dan mereka berlari menuju gerbang.
Sesampainya di sekolah mereka langsung masuk kelas dan bel pun berbunyi.
Pelajaran pertama pun dimulai saat di tengah belajar dating seorang perempuan
berjalan dengan seorang guru menuju depan kelas. Dua sahabat itu pun bertanya-
bertanya siapa perempuan itu ? bel pulang pun berbunyi pertanda pelajaran pun
berakhir. Ivan dan adit pun segera mencari informasi tentang perempuan itu.
Sepertinya adit dan ivan menyukai perempuan itu tetapi adit dan ivan tidak berani
mengungkapkan satu sama lain.
Suatu hari ivan bertemu dengan perempuan itu dan berkenalan. hai,
siapa namamu? perempuan itu menjawab namaku Diana farida. Nama kamu siapa ?
Tanya diana . nama ku Ivan saputra. Tanpa di sadari adit melihat ivan dan diana
sedang bercakap-cakap. Adit merasa kesal dengan ivan karena adit merasa di
dahului oleh ivan. Adit dan ivan pun tidak bersama lagi.
Suatu sore ivan duduk di dekat pangkalan ojeg tanpa sengaja ivan melihat
diana bersama laki-laki lain dengan mesra.
Pagi sekolah diana turun dari motor dan ivan melihat diana sedang mengobrol
sambil berpegangan tangan dengan perasaan cemburu ivan langsung memasuki kelas.
Diana pun tanpa menyadari bahwa ada ivan di belakangnya. Saat diana berjalan
melewati ivan, tangan diana langsung di pegang oleh ivan dan menanyakan pada diana
siapa laki-laki yang tadi pagi mengantarkan kamu ke sekolah? dianapun menjawab
ia pacar baruku. Dengan gaya sinis diana pun langsung meninggalkan ivan.ivan
bersedih langsung pergi menemui adit di koridor sekolah. Ivan pun meminta maaf
kepada adit adit, maafkan aku selama ini, ternyata perempuan yang saya dekati
tidak sesuai apa yang aku harapkan, sekali lagi aku minta maaf sama kamu. Aku
menyesal tidak bersama kamu kemarin lusa dan aku minta persahabatan kita terjalin
kembali. Ucapan ivan kepada adit. Adit pun menjawab sambil tersenyum iya van,
tidak apa-apa itu lah yang namanya persahabatan. Aku maafkan kamu. Ivan pun
merasa senang karena telah dimaafkan oleh adit. dan mereka berdua bersahabat
sampai masing-masing berkeluarga.

Cerpen
Tema : persahabatan
Judul : Arti seorang sahabat
Karya
Puryani indriyanti (XI TKJ)
Rifqi merupakan sahabat nita yang sudah berteman semenjak mereka berada
dibangku sekolah smp.rifqi dan nita adalah sahabat yang sudah merasakan berbagai
macam pengalaman yang mereka jalani bersama,baik dikala sedih maupun senang.
Rifqi sangat perhatian terhadap nita.rifqi sering kali mengorban kan
kepentingan pribadinya demi nita yang sangat dihargai nya.rifqi tidak jarang
meluangkan banyak waktu nya demi kepentingan sahabat nya tersebut.seperti hal
nya rifqi,nita juga bersikap sangat perhatian dan selalu memastikan sahabat
tercinta nya ini dalam keadaan baik baik saja.
Jika ada masalah mereka saling berbagi dan mencoba mencari jalan keluar
bersama.mereka terus menjalani persahabatan baiknya meski pada saat-saat yang
sulit.rifqi tidak letih memberikan dorongan kepada nita dimana kalanya nita sedang
dirundung banyak masalah.disisi lain nita juga selalu menjadi pelita dalam kehidupan
rifqi dengan tulusnya sebagai seorang sahabat.
Tepat pada tanggal 24 september 2014 merupakan ulang tahun nita yang ke
16,sore itu nita mengundang teman-temannya untuk dating kerumah tidak lupa dia
mengundang rifqi agar kerumah nya dan nita ingin rifqi jangan sampai melewat kan
acara hari jadinya yang sudah menginjak 16 tahun tersebut.nita tentunya sangat
mengharapkan kedatangan rifqi pada acara ulang tahun nya itu,terlebih lagi ini
merupakan ulang tahun nya yang ke 16 tahun yang tentunya sangatlah special.
Rifqi terus berfikir untuk memberi kado apa diulang tahun sahabat nya itu
yang special ini mengingat ulang tahun sahabat nya kali ini adalah bertepatan dengan
usia nya yang ke 16 tahun,setelah selesai berfikir akhir nya rifqi merasa menemukan
sebuah kado yang tepat yang akan diberikan kepada sahabat nya itu,rifqi memanglah
sangat perhatian dan selalu indin menjadi sahabat yang baik untuk nita.
Malam itu tepat diadakan nya acara pesta ulang tahun nita.semua sahabat
nita yang diundang dalam acara tersebut terlihat sudah ramai memenuhi rumah nita
tempat di adakan nya acara tersebut.jam sudah menunjukan pukul 20.00 tapi rifqi
masih belum terlihat batang hidung nya.nita terlihat murung menantikan kehadiran
sahabat tercinta yang tidak kunjung datang padahal waktu sudah larut malam.
15 menit kemudian telepn rumah berdering.ibu nita yang menjawab panggilan
tersebut
halo . . . siapa ini ?ibu nita
ini aku rifqi tante,nita nya ada tankata rifqi
oh kamu rif,kok gak datang sih ?ini dari tadi nita nungguin kamu?kata ibu nita
justru itu tan,aku mau minta maaf sama nita soalnya aku gak bisa datang malam ini
soal nya aku masih dalam perjalanan pulang jalan nya macet panjang kaya ularkata
rifqi menceritakan di dalam mobil kepada ibu nita
oke ,tante panggil kan nita dulu yaibu nita pun lantas menghampiri nita yang masih
dilihatnya mondar-mandir kesana kemari dihalaman rumahnya.
nitapanggil ibu nya
iya busahutan nita
ini ada rifqi telepon kata ibu nita,nita bergegas menuju ruangan tempat dimana
telepon tersebut berada untuk menanyakan kepada sahabat nya itu mengapa dia
tidak datang padahal selama ini dia selalu datang di acara ulang tahun rifqi tanpa
pernah absen sekali pun.
Usai selesai bicara dengan rifqi akhirnya nita merasa tenang dan lega dia
kembali kehalaman rumah nya untuk berbincang-bincang dengan sahabat-sahabatnya
yang hadir diulang tahun nita.
Nita mengerti,bahwa rifqi adalah sahabat nya yang sangat baik serta perhatian.dia
tidak akan melewatkan acara pentingnya selagi dia masih sanggup berjalan.meski
acara ulang tahun nya yang ke 16 ini dihadiri,sahabat tercinta nya tersebut.namun
setelah rifqi memberikan kabar bahwa dia sedang terjebak kemacetan nita pun
akhir nya sangat lega dia percaya bahwa rifqi sahabat sejatinya yang sangat baik
senantiasa care terhadap dirinya.
Cerpen
Tema :Pesahabatan
Judul :Sahabat yang kembali
Karya
Sri Inayah (XI TKJ)
Hari itu adalah hari pertama Amel dan Lia menjalani MOS di sekolah barunya.
Mereka adalah sepasang sahabat yang telah bersama sejak kelas 1 SMP,Mereka
berteman begitu dekat,sampai-sampai mereka masuk sekolah dan mengambil jurusan
yang sama .
Dengan semangat Lia pergi ke rumah Amel untuk berangkat kesekolah barunya
bersama.dengan semangat Lia memanggil Amel dari depan rumah ..
Amel Gimana udah siap belum.,? udah kesiangan nihh ,,!!
Dari dalam rumah Amel menyahut dengan nada yang agak keras .
iyah,sebentar ..!!!
Tidak lama kemudian Amel keluar dan mereka berangkat ke sekolah barunya
dengan menggunakan angkutan umum.di sepanjang jalan mereka berdua ngobrol
dengan semangat.mereka berdua berpikir kesan pertama apa yang akan mereka
dapatkan di sekolah barunya,apakah akan bertemu dengan senior yang galak-
galak ??atau bahkan lebih parah dari itu ??? semua itu masih menjadi pertanyaan
mereka berdua.
Setelah 15 menit mereka sampai di sekolah barunya yaitu di SMKN 1
Bogor.dengan langkah yang ragu-ragu dan dengan sedikit malu-malu mereka
memasuki gerbang sekolah yang ternyata sudah ramai dengan anak-anak yang
berpakaian seragam putih biru seperti mereka berdua.Lalu mereka duduk di sebuah
bangku yang berada di depan sebuah ruangan sambil menunggu intruksi dari senior
mereka.Di sana mereka bertemu dengan banyak orang baru yang memiliki karakter
yang berbeda-beda.Tiba-tiba ada seorang anak perempuan berpakaian sama seperti
mereka yang menghampiri dan menjulurkan tangannya untuk mengajak Amel dan Lia
berkenalan.
Hai,boleh kenalan gak ??? nama aku syifa, kalian ??
Dengan sedikit malu-malu Lia memperkenalkan namanya dan nama Amel kepada anak
perempuan itu.
Nama saya Lia dan ini teman saya namanya Amel.
Lalu mereka bertiga berbincang-bincang bersama,dan ternyata mereka
langsung akrab dan menjadi teman baik.Tidak lama kemudian semua siswa baru di
suruh berkumpul di sebuah ruangan untuk memulai Masa Orientasi Siswa.Masa MOS
3 hari telah mereka lalui dengan penuh keseruan,MOS menjadi ajang untuk mereka
berkenalan dengan teman-teman barunya.
Setelah masa MOS berakhir Lia dan Amel memutuskan untuk mengambil
jurusan TKJ begitu pula dengan syifa ternyata dia juga mengambil jurusan yang
sama dengan Lia dan Amel dan ternyata mereka juga Satu kelas.Lia Amel dan Syifa
berteman dekat bahkan bersahabat.Hari-hari mereka lalui bersama dan bahkan
mereka sering di sebut teman sekelasnya dengan sebutan trio caplin ,memang nama
yang cukup aneh tetapi mereka bertiga merasa senang dengan sebutan seperti itu.
Lia dan Amel mempunyai hoby yang sama yaitu sama-sama suka bela diri dan
kebetulan di sekolah mereka ada ekskul bela diri,tanpa buang-buang waktu mereka
mengikuti ekskul bela diri tersebut,sedangkan syifa tidak meyukainya,dan lebih
memilih mengikuti ekskul yang lain.
Lia dan Amel memang memiliki banyak kesamaan dari mulai hoby ,bahkan dalam hal
makanan pun dia sama-tidak suka makan sayuran,bagi Lia dan Amel sayuran adalah
musuh terbesar mereka berdua.dan banyak lagi kesamaan-kesamaan yang mereka
miliki.selain Amel dan Lia mengikuti ekskul bela diri Mereka bertiga juga mengikuti
organisasi OSIS yang ada di sekolahnya,berbulan-bulan mereka aktif di organisasi
tersebut mereka merasa senang karna dengan mereka mengikuti organisasi
tersebut mereka bertiga mendapat banyak pengalaman dan di organisasi itu juga
mereka mendapat teman yang lebih banyak,dan mereka juga bisa lebih akrab dengan
senior-senior mereka yang tidak lain adalah kakak kelas mereka.
Di organisasi itu Lia,Amel dan Syifa merasa memiliki keluarga baru di sekolah
karena mereka menganggap senior-senior mereka sebagai keluarga sendiri begitu
pun sebaliknya mereka sering bercanda bersama,bahkan saat di antara mereka
bertiga ada masalah mereka selalu curhat dan meminta solusi kepada kakak kelasnya
tersebut,dari situlah mereka merasa menpunyai senior yang sudah seperti kakak
sendiri.
Hari demi hari mereka lalui bersama,senang,sedih,canda,tawa mereka lalui
tanpa beban mereka bertiga sudah seperti keluarga.bahkan kemanapun mereka
selalu bersama.
Sampai pada suatu hari ada seorang anak baru yang bernama Ana dia
pindahan dari Jakarta yang pindah sekolah karena orang tuanya pindah
tugas.Awalnya Amel,Lia dan Syifa berteman dengan anak baru tersebut.tetapi lama
kelamaan syifa menjauh dari Lia dan Amel dan memilih untuk bersama Ana Setiap
hari,hingga akhirnya Lia dan Amel berjauhan dengan Syifa.Awalnya Lia dan Amel
berfikir apakah mereka mempunyai salah kepada syifa sampai-sampai syifa menjauhi
mereka berdua.
Mel, si syifa kenapa sih ?? ko tiba-tiba ngejauhin kita gitu ?? Tanya Lia sambil
mengunyah camilan yang di pegangnya.
Dengan tetap menulis di bukunya Amel menjawab
Gak tau tuh tiba-tiba cuek gitu sama kita,apa mungkin kita punya salah sama
syifa ??
akh sepertinya tidak tuh ,emang kita salah apa ,perasaan kitakan baik-baik saja gak
ada masalah apa-apa.Apa mungkin dia gitu gara-gara di pengaruhin sama Ana ??
jawab Amel sambil berlalu membuang sampah.
Dengan muka sedikit bingung Amel menjawab.
sutt akh gak boleh gitu ,,hemmm mungkin syifa ingin cari suasana baru jadi dia
ngejauh dari kita .
Dengan mengangkat pundaknya Lia hanya menjawab.
Maybe..???
Bell masuk sudah berbunyi dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia pun
sudah masuk.dengan segera Lia dan Amel bergegas kembali ke tempat duduk nya
masing-masing dan menghentikan percakapannya tersebut.
Semenjak itu Lia dan Amel tidak membahas hal itu lagi,hari-hari dan
berbulan-bulan mereka lalui tanpa keakraban dengan Syifa lagi,karena setiap hari
syifa hanya bersama Ana dan teman-temannya yang lain.Begitu pula dengan Lia dan
Amel hari-hari mereka lalui berdua dan sesekali bersama tema-teman yang
lainnya.dan sebutan untuk mereka pun bukan lagi trio caplin,tetapi mereka mendapat
sebutan baru yaitu Si kembar karena mereka selalu bersama kemanapun mereka
pergi.
Sampai pada saat mereka naik ke kelas XI keadaan berubah,syifa yang
tadinya menjauh dari Lia dan Amel kembali lagi menjadi teman dekat,ya walau pun
tidak sedekat dulu Lia dan Amel tetap merasa senang karena sahabat yang sudah
hilang telah kembali lagi.bahkan bukan hanya syifa yang kembali,semua anak-anak XI
TKJ yang dulu tidak semuanya bersahabat kini melebihi persahabatan melainkan
sebuah keluarga,
Ya keluarga XI TKJ

Cerpen
Tema : Sosial
Judul : Anakku Korban Kesibukan
Karya
Tuti Pratiwi (XI TEI)
Mentari mulai menampakkan dirinya, perlahan-lahan Riri membuka jendela
dengan menghirup udara yang segar dan sejuk. Embun pagi menghiasi disekeliling
bunga adan rumput. Seakan menyambut dan menyapaku setiap hari.
Nampaknya diruang makan, Ibu Savira dan Ayah Broto sudah bersiap untuk
sarapan dan lalu mereka pergi ke kantor, begitu sibuknya aktivitas masing-masing.
Riri pun tak mau ketinggalan, ia bergegas dan mempersiapkan keperluan untuk
sekolah. Riri baru saja mauk kelas X SMA. Riri bersekolah di sekolah Internasional
yang ada di wilayah Karawang. Riri adalah anak semata wayang dari keluarga
terhormat dan terpandang di sekitar wilayah Karawang.
Dengan kekuasaan dan kekayaan Ayah Broto dan Ibu Savira, Riri pun menjadi
sombong. Riri gadis polos yang tak mengetahui dunia luar. Kulitnya putih karena
belum disentuh oleh siapapun. Wajahnya berseri dan bersinar yang membuat laki-
laki yang memandangnya terpana. Apalagi dengan senyumnya terlihat gigi gingsul
yang membuat semakin manis senyumannya.
Baru masuk sekolah SMA saja, Riri sudah banyak di sukai orang-orang baik
laki-laki ataupun perempuan. Mungkin karena kecantikan dan kekayaannya. Tapi
bukannya Riri rendah hati tetapi malah menjadi sombong dan angkuh. Dengan
kecantikannya ini banyak laki-laki yang menaruh hati padanya. Termasuk Andri salah
seorang anak yang pintar dan bisa masuk ke sekolah Internasional ini hanya karena
beasiswa. Memang Andri ini wajahnya relatif dan tidak se-keren dan kaya seperti
teman-temannya yang lain.
Riri pun banyak di dambakan oleh teman-temannya, banyak yang
mendekatinya tapi malah di ejek dan di cela oleh Riri.
Kamu, kamu, kamu semua mau dekat denganku, tidak level dan setara sama
aku. Ujar Riri yang menunjuk ke depan wajah teman-temannya.
Andri pun langsung menjawab Kamu jangan sombong, kecantikan dan
kekayaanmu saat ini hanyalah titipan semata.
Jangan so menasihatiku, kamu itu siapa? Hanya anak miskin yang sekolah
disini gara-gara beasiswa. Jawab Riri dengan sombongnya.
Andri pun pergi karena tiddak ada gunanya berbicara dengan Riri yang hanya
membuang-buang waktu saja. Seketika itu Andri pun berfikir
Mungkin aku ini siapa, aku hanyalah anak miskin, jangan terlalu berharap
menjadi teman Riri apalagi jadi orang spesial. Berbicara dalam hati.
Riri pun salah bergaul. Riri hanya berteman dengan orang kaya yang setara
dengannya. Sepulang sekolah Riri diajak ke Cafe. Riri pun merasa aneh dengan
tempat ini. Karena ia baru ke tempat ini. Tapi ia sangat menikmati dengan tempat
ini. Ia berfoya-foya disini. Sampai akhirnya Riri diberi minuman yang mirip dengan
sirup. Padahal minuman itu beralkohol. Tak fikir panjang Riri meminumnya. Seusai
minum ia bersendawa eu.......eu....... sambil tak menyadari bahwa minuman itu minuman
keras. Riri pun mabuk. Setelah itu Riri dibawa ke rumah bersama teman-temannya.
Padahal ia pulang sudah larut malam. Tetapi orang tua Riri juga belum pulang
mungkin karena ada meeting.
Sambil mengedor-ngedor pintu, mbok...mbok... buka pintunya. Sambil teriak
simbok pun membukanya dengan kaget melihat keadaan Riri seperti orang yang
sedang mabuk.
Non, koq baru pulang jam segini? Non, mabuk iya? ujar si Mbok.
Jangan banyak bicara Mbok, antarkan saya ke kamar, saya pusing Mbok.
Jawab Riri.
Si Mbok langsung merangkulnya menuju kamar. Sedangkan teman-teman Riri
pergi meninggalkan rumah Riri.
Tak terasa hari berganti, sinar mentari sudah menyorot ke wajahku. Pagi ini
Ayah Broto dan Ibu Savira sudah pergi ke kantor dahulu. Riri pun bergegas ke
sekolah walaupun sudah kesiangan hari ini. Riri pun menghampiri si Mbok yang
sedang membereskan sarapan.
Mbok, Ayah sama Ibu kemana? Riri bertanya.
Sudah pergi non, dari tadi? jawab si Mbok.
Tidak menanyakan Riri tah Mbok? Jawab Riri
Tidak, semalam non mabuk iya? tanya si Mbok
Jangan kasih tahu ke Ayah sama Ibu kejadian semalam. Jawab Riri
Tapi Non. Jawab si Mbok dengan keraguan
Sudahlah, Riri pergi dulu, iya Mbok. Sambil terburu buru pergi.
Setibanya di sekolah, treng... treng... treng bel sudah bunyi saatnya masuk
kelas. Pak Guru pun masuk dan menyebutkan hasil ulangan minggu kemarin. Ternyata
hasil ulangan Riri paling jelek diantara teman yang lainnya. Hanya hasil ulangan Andri
lah yang paling bagus dan sempurna.
Si miskin nilainya paling bagus tuh. Riri berbisik ke teman sebangkunya.
Treng... treng... bel menandakan waktunya pulang sekolah, Andri langsung
menemui Riri dan mengajak belajar bersamanya. Tapi Riri menolaknya mentah
mentah. Sungguh hati Andri terpukul, padahal kan demi kebaikan Riri. Riri pun
langsung pergi ke cafe bersama teman temannya dan begitu seterusnya hingga
beberapa bulan.
Enam bulan kemudian, nampaknya keluarga Riri semakin kacau, pertengkaran
Ayah Broto dan Ibu Savira terdengar di telinga Riri. Fikiran Riri pun terpaku
dengan peristiwa pertengkaran itu sambil melamun.
Mengapa dengan keluargaku yang tercukupi ini malah menimbulkan masalah
ini, itulah yang membuatku semakin pusing.berbicara sendiri.
Hari hari berikutnya Riri pun sering merasakan pusing berlebihan bahkan
mengeluarkan batuk darah dan yang lebih parah suka muntah darah. Ketika itu mulai
masuk kelas wajah Riri pucat pasi, teman temannya mengkhawatirkan keadaannya.
Tiba tiba Riri pingsan, segera Riri dibawa ke Ruang UKS dan Andri yang menunggu
Riri di Ruang UKS sampai tersadar kembali. Riri pun tersadar dan menanyakan ke
Andri.
Aku koq berada disini? Tanya Riri yang masih lemas
Tadi kamu pingsan dikelas lalu aku membawa ke UKS. Jawab Andri
Mengapa kau begitu baik ke aku padahal aku jahat ke kamu bahkan suka
menghinamu? tanya Riri sambil menatap mata Andri
Sudahlah lupakan, nanti siang aku antar kamu ke dokter. Jawab Andri
Siangnya Riri pun diantar ke dokter, ternyata hasilnya Riri mengidap penyakit
kanker paru paru yang di akibatkan terlalu banyak minum minuman beralkohol.
Untuk meyakinkan itu dokter menunggu hasil laboratorium.
Beberapa hari kemudian hasil laboratorium itu diantarkan ke Rumah. Pada
saat itu orang tua Riri ada di rumah, dan hasilnya pun dibaca oleh orang tua Riri.
Orang tua Riri tercengang melihat hasil laboratorium itu. Dan mereka merasa
bersalah karena tidak memerhatikan Riri. Riri pun datang dari sekolah, orang tua
langsung memeluknya dan menanyakan penyebab penyakit ini. Selain itu orang tua
Riri mengajak Riri untuk Kemoterapi di Australia dengan harapan supaya sembuh.
Kesibukan Ayah Broto dan Ibu Savira mulai dikurangi. Mereka ingin terus
bersama Riri. Riri pun mulai bahagia dengan keluarganya tapi mengapa harus dengan
penyakitku ini keluargaku menjadi utuh.
Sudah beberapa hari ini Riri tidak masuk sekolah dan Andri pun mulai
merindukan kehadiran Riri. Andri berniat menemui Riri sepulang sekolah, ternyata
Riri sudah mempersiapkan untuk pergi ke Australia. Sesampainya Andri di rumah
Riri, Riri pun berpamitan dengan Andri walaupun hati Riri masih ingin ada di tengah
tengah temannya. Dengan berat hati Andri merelakan Riri untuk pergi berobat.
Untuk terakhir kalinya Andri berbisik ke Riri.
Aku Sayang Kamu
Riri pun pergi menuju bandara untuk pergi ke Australia.

Tamat

Cerpen
Tema : pencurian
Judul : pencuri di lumbung padi
Karya
Asep Hidayat (XI TKJ)
Pada suatu ketika, tinggallah sebuah keluarga kaya. Keluarga itu terdiri dari
orang tua dan kedua anak laki-lakinya, kekayaan mereka sangat berlimpah, lumbung
mereka penuh dengan tumpukan padi dan gandum. Ladang dan sawah mereka
terhampar luas , lengkap dengan ratusan hewan ternak, namun pada suatu malam,
ada pencuri yan dating kelumbung mereka.
Sebagian besar padi yang baru di panen lenyap tak berbekas, tidak ada yang
tahu siapa yang tahu siapa pencuri yang dating ke lumbungnya. Kejadian it uterus
berulang-ulang, hingga beberapa malam selanjutnya. Tetapi tak ada satupun yang
mampu menangkap pencurinya.
Sang tuan rumah sangat marah dengan hal ini, pencuri terkutuk! akan ku ikat dia
kalau sampai ku tanggkap dengan tangan ku sendiri.
Teriak sang tuan rumah, aku akan menangkap sendiri, biar kau rasakan
pembalasanku.
Kedua anaknya mulai ikut bicara ,ayah, biarlah kami saja yg menangkap pencuri itu.
Kami sudah cukup mampu melawannya. Kami ini sudah besar, tentu pencuri-pencuri
itu akan takluk di tangan kami. ijinkan kami yang menangkapnya Ayah!.
Tidak di sangka,Sang Ayah berpendapat lain. jangan, kalian masih kecil dan belum
berpengalaman, kalian belum mampu melawan mereka, kalian lebih baik tinggal di
rumah. Biar ayah saja yan menangkap mereka, mendengar perkataan itu, kedua anak
laki-lakinya hanya mampu terdiam.
Penjagaan sudah di perketat, namun, tetap saja keluarganya kecurian, sang ayah
masih belum mampu menangkap pencurinya. Malah, ia hamper putus asa dengan hal
ini. Dengan berat hati di datanginya kepala desa, ubtuk meminta petunjuk tentang
masalah yang sedang dialaminya. Diceritakannya semua kejadian pencurian di
lumbung itu.
Kepala desa itu mendengarkan semua cerita yang di sampaikan olehnya, kepala desa
itu hanya berkata , mengapa kamu tidak menyuruh kepada kedua anak mu yang
menjaga lumbung ? , lalu sang pemilik lumbung menjawab nya, anak-anak ku itu
measih kecil dan belum mampu menjagal pencuri itu, lagi pula mereka juga masih
belum kuat menghadapinya . Kepala desa itu berpendapat, biarkan anak-anakmu itu
yang menjaga lumbungmu dank au cukup sebagai pengawas. dari perkataan itu sang
pemilik lumbung mulai sadar, pada esok malam, di izinkanlah kedua anaknya untuk
ikut menjaga lumbung. Dan beberapa malam kemudian di tangkap lah pencuri itu oleh
kedua anaknya, yang ternyata pencuri itu adalah penjaga lumbung mereka sendiri.
Lalu penjaga lumbung tersebut diserahkan kepada ayahnya, sang ayah yang berang
memukuli penjaga lumbung itu sampai mukanya babak belur, mukanya penuh dengan
luka memar. Penjaga lumbung itu meminta maaf atas segala perlakuannya yang telah
lama ini merampas semua lumbung padi dan gandum mereka. Akhirnya penjaga
lumbung yang bernama ridwan itu di serahkan kekantor polisi, untuk
mempertanggung jawabkan segala perbuatan itu.
Setelah penjaga lumbung ipadi itu berada di jeruji besi, kini lumbung mereka pun di
jaga oleh kedua anakanya. Dan ayahnya pun merasa bangga kepada kedua anak laki-
lakinya yang telah berhasil meringkus pencuri yang selama ini tidak diketahui oleh
ayahnya yaitu penjaga lumbung padiya sendiri.
Mereka merasas sangat senang karena lumbung mereka sudah aman dari kecaman
para pencuri yang tidak bertanggung jawab. Karena anak laki-lakinya tsudah berhasil
dalam melaksanakan tugasnya. Ayahnya memberi sebuah hadiah yang berupa: semua
harta, lumbung padi, gandum, dan semua peternakannya diberikan kepada kedua
anaknya.

Tamat

Cerpen
Tema : Keluarga
Judul : Keluarga D
Karya
Abdul hamid (XI TKJ)
Suatu ketika, tinggalah satu keluarga yang sangat kaya raya. Yang hidupnya
serba berkecukupan, masyarakat serta tetangga-tetangganya biasa menyebuta nya
denga keluarga D. keluarga tersebut tinggal di sebuah rumah mewah karena kerja
keras kedua orang tuanya. Ayah nya bernama Dedi dan ibunya bernama Devi. Kedua
orang tuanya bekerja di sebuah perusahaan ternama di luar negeri, yaitu perusaan
internasional kloter Jemaah haji. Sedangkan kedua anaknya yang bernama Dede dan
Dewi yang masih melanjutkan sekolahnya di tingkat SLTA/SMK. Kedua anaknya
sangat dimanjakan oleh pembantunya, dan jarang mendapatkan kasih syang dari
kedua orang tuanya. Mereka berdua selalu di tinggal di rumah beserta
pembantunya.
Satu bulan kemudian, ayah dan ibunya pulang kerumah tanpa menanyakan
kabar kedua ankanya. Kemudian dede dan dewi merasa heran kepada sikap kedua
orang tuanya.
kenapa ayah dan ibu kita tidak menanyakan kabar kita kata Dewi.
mungkin ayah, ibu kita capek, karena baru dating dari luar negeri kata Dede.
(Dede merasa heran )
Sampai keesokan harinya, ketika Dede dan Dewi hendak berangkat sekolah,
mereka menghampiri kedua orang tuanya dan hendak berpamitan.
assalamualikum warahmatullohi wabarokatuh, bu kata Dede sambil mencium
tangan ibunya.
kami berangkat dulu iya buu. kata Dewi .
iya anakku hati-hati di jalan, kata Devi ibunya.
Dede dan Dewi berangkat sekolah dengan wajah termenung karena
memikirkan sikap kedua orang tuanya yang semenjak pulang dari luar negeri.
Pikirannya terbawa kemana-mana.
Mereka sampai disekolah, tetapi hati Dewi dan Dede tetap saja sedih.*
Bel pulang berbunyitenggtengteng.
pulang..pulang..pulang.. kata siswa.
Sesampainya di rumah, Dede dan Dewi kembali merasa heran, karena banyak
polisi di rumahnya .
ada apa banyak polisi di rumah kita , Dewi . kata Dede.
tidak tahu, kak Dede kata dewi.
Dewi dan Dede merasa kaget karena ibu dan ayahnya di bawa oleh polisi, karena
terlibat kasus korupsi
ibu, ayah ada apa .. kata Dede..
(Ibu dan ayah nya hanya terdiam)
Pak ada apa ini, kenapa ibu dan ayah kami di tangkap, kata dede (dengan sedihnya)
ibu dan ayah adik-adik kami tangkap karena telah melakukan tindakan korupsi kata
polisi.
itu tidak mungkin kata Dede .(sambil menangis ), mana mungkin ibu dan ayah saya
tidak mungkin melakukan korupsi.
Kemudian Dede dan Dewi berlari dan memeluk pembantunya ., dan kemudian
Dede dan Dewi hidup di rumah sederhana bersama pembantunya, serta hidup
bahagia.
Tidak memikirkan ayah dan ibunya yang telah berbuat korupsi.

tamat
Cerpen
Tema : Persahabatan
Judul :Sebuah persahabatan
Karya
Risma Agustina (XI TKJ)
Pada suatu hari ada empat sekawan yang selalu bersama dimanapu dan kapan
pun mereka berada,mereka adalah april,jasmine,siska,dan mawar.mereka bersama
mulai dari SLTP Sampai sekarang SLTA,bahkan sampai sekarang mereka masuk ke
sekolah yang sama pula.
Pada suatu hari mereka sedang bercakap-cakap di dalam kelas.tiba-tiba pak guru
datang dan membawa seorang anak perempuan seumuran mereka,kelas serempak
hening ketika mereka datang,mereka berempat pun bertanya-tanya ? siapa dia ?
dari mana dia berasal ? mau apa dia kemari ? mereka pun saling bertatap-tatapan
.setelah itu,pak guru memberikan pengumuman di kelas mereka.bahwa ada seorang
murid baru.dan ternyata anak perempuan itu adalah murid baru pindahan dari
sekolah lain.
anak-anak kebeulan hari ini ada murid baru,pindahan dari jakarta.namanya pingkan.
pingkan silahkan perkenalkan dirimu ! pak guru menyilahkan pingkan untuk
memperkenalkan dirinya.tanpa berfikir panjang pingkan pun memperkenalkan diri.
hay teman-teman,perkenalkan nama saya pingkan,saya pindahan dari jakarta
oke pingkan,perkenalan sudah cukup,jika ada yang mau di tanyakan silahkan di lain
waktu.kata pak guru kepada anak-anak.
iya pak,. Jawab anak-anak serempak
setelah itu pak guru menyuruh pingkan untuk duduk di bangku kosong yang berada
tepat di samping ke empat sekawan itu.setelah itu,ke emat sekawan itu mengajak
pingkan berkenalan,dengan PEDEnya mereka memperkenalkan diri.
hay,nama aku april,salam kenal yah dariaku kata april sambil menjulurkan tangan
nya kepada pingkan
namaku pingkan sambil menjabat tangan april
Ke empat sekawan itu bergiliran berkenalan kepada pingkan
setelah mereka berkenalan,bel istirahat pun berbunyi.ke empat sekawan itu pun
pergi ke kantin.ketika mereka akan pergi ke kantin,mererka melihat pingkan sedang
duduk sendiri.mereka berpikiran untuk menghampiri pingkan sebelum pergi ke
kantin.setelah itu april mengajak pingkan untuk pergi ke kantin bersama.
pingkan,ke kantin yuk kata si april sambil menghampiri pingkan
Tanpa berpikir panjang pingkan pun langsung menjawab saahutan april dengan
perasaan senang.
hmm,iya yukk. Ucap fingkan
Dan tidak lama kemudian mereka berlima pun hilang seketika dari tempat tadi.
setelah lama mereka bersama,dan hari demi hari mereka lalui bersama.ke
empat sekawan itu pun memiliki teman baru bahkan sahabat.mereka dapat banyak
pengalaman,dari pengalaman tersebut pun,hubungan persahabatan meraka semakin
baik.
dan sampai pda suatu hari,pingkan dekat dengan salah satu kakak kelas di sekolah
sebut saja namanya erik.pingkan merahasiakan hubungannya itu dari sahabat-
sahabatnya,ke empat sahabat nya menyangka kalau mereka hanya sekedar hubungan
kakak adik biasa,tetapi di sisi lain,pingkan dan erik menjalin hubungan lebih dari
kakak adik .seperti kata pepatah sepandai-pandainya menyimpan bangkai pasti akan
tercium .
dan ke empat sahabatnya yaitu april,jasmine,siska dan mawar pun mulai menyadari
bahwa pingkan dan erik itu menjalin hubungan yang lebih.dan setelah
itu,april,jsmine,siska dan mawar pun marah kepada pingkan karna pingkan tidak
terbuka dan tidak berterus terang tentang hubungannuya.april,jasmine,siska dan
mawar pun merasa tidak di hargai sebagai sahabatnya.setelah itu pingkan mulai
merasa bersalah,dan berpikiran untuk meminta maaf kepada para
sahabatnya,pingkan terus memohon maaf,tetapi karna sakit hati karna tidak di
hargai,keempat sahabatnya pun tidak langsung memaafkannya,pingkan terus
berusaha untuk meminta maaf.dan setelah itu,april,jasmine,siska dan mawar pun
mulai membukakan pintu maaf untuk pingkan dengan satu syarat.pingkan tidak boleh
mengulangi kesalahan yang sama untuk kedepannya.dan setelah itu,mereka kembali
bersama.dengan saling terbuka dan saling mengerti satu sama lain.hari-hari di lewati
mereka dengan ceria,sampai saat ini persahabatan merekapun terjalin dengan baik.

Terima kasih

Cerpen
Tema : Persahabatan
Judul : Tiga serangkai
Karya
Fitria ahdaeni (XI TKJ)
Di ceritakan ada tiga orang anak yang menjalin persahabatan, yaitu reni,anggi,
dan anisa. Mereka terlihat sangat kompak dan selalu bersama kemanapun mereka
pergi. Apa bila pergi sekolah mereka biasanya selalu saling menunggudi suatau
tempat. Setibanya mereka di sekolah mereka langsung masuk kelas dan siap-siap
mengeluarkan buku pelajaran pertamanya yaitu pelajaran bahasa indonesia.
Tiga anak tersebut dikenal sebagai murid yang aktif di kelasnya, mereka selalu
aktif bertanya kepada guru jika ada persoalan yang tidakdi mengertinya. Waktu
menunjukan pukul 09:30 bel istirahat pun berbunyi. Reni mengajak anggi dan anisa
pergi ke kantin gi,nis kita pergi ke kantin yuk..!!! nisa pun menjawab yuk ren kita
berdua juga lapar nih.. dan mereka pun sepakat untuk pergi ke kantin. Setelah
selesai dari kantin mereka langsung kembali ke kelasnya. Dan pada saat ngobrol di
kelas anisa teringat pada tugas bahasa inggris dan tugasnya adalah mencatat
materi. Akhirnya dia mengajak pada reni dan anggi pergi ke perpustakaan untuk
meminjam buku bahasa inggris.
Namun ada seorang murid yang bernama alea . ia sangat iri terhadap mereka . iri
melihat ke kompakkan ,keakraban,dan keharmonisan persahabatan mereka . Alea
memiliki rencana untuk menhancurkan persahabatan mereka . waktu menunjukkan
pukul 02:30 bel pulang pun berbunyi ,t tetapi ketiga anak tersebut tidak ikut pulang
karena akan mengerjakan tugas bahasa inggris. Dan alea pun tahu bahwa mereka
akan mengerjakan tugas .alea langsung menjalankan rencananya .
Pada saat reni , anggi , dan anisa mengerjakan tugasnya. Anggi meminta reni dan
anisa untuk mengantarnya ke kantin membeli pulpen. Mereka pun pergi ke kantin .
saat tiba di kantin reni langsung mengambil pulpen, namun reni kebingungan karena
dompet reni tidak ada di saku nya. Nisa pun bertanya pada reni ren kenapa kamu
terlihat seperti orang yang kebingungan ? reni pun menjawab gini ren dompet kau
gak ada di saku ku . kok bisa gak ada ? tanya anggi pada reni . lalu anisa pun
meminjamkan uangnya untuk membayar pulpen reni.saat mereka pergi ke kantin.
Tiba-tiba alea masuk kedalam kelas dan memindahkan dompet yang ada di dalam tas
reni ke dalam tas anisa.
Beberapa saat kemudian mereka masuk ke kelas dan reni pun membuka tas nya
untuk mengambil dompet dan membayar uang yang di beri pinjam oleh nisa. Tapi
anehmya dompet reni tidak ada di tasnya . tiba-tiba alea pun masuk ke kelas dan
pura-pura menanyakan apa masalah yang sedang terjadi sembari memperlihatkan
muka polos alea bertanya ada apa ini ,sepertinya sedang ada masalah? reni pun
menjawab dompetku hulang lea , lho kok bisa hilang,mungkin kamu lupa
membawanya ren atau mungkin ketinggalan di rumah?, reni menjawab nggak lea
tadi pagi aku membawa dompetnya kok.
Alea memberi solusi kepada reni agar reni memeriksa seluruh tas yang ada di
dalam kelas, satu per satutas pun di periksa oleh reni. Pada saat memeriksa tas
anisa reni melihat ada dompet berwarna biru,reni langsung bergegas mengambil
dompet yang ada di dalam tas nisa, dan ternyata setelah di lihat oleh reni dompet
tersebut adalah dompet miliknya. Reni langsung menatap pada nisa dengan wajah
yang serius. Nisa pun kaget dan berusaha bicara pada reni demi allah renbukan aku
yang mengambil dompetmu,dan aku sendiri juga gak tau kenapa dompet kamu ada di
dalam tas ku. Reni hanya terdiamdan tidak mau mendengarkan penjelasan nisa . reni
hanya berkata pada nisa aku gak nyangka kamu orang yang selama ini kami percaya
sebagai sahabat yang baik ,tapi trnyata semua kepercayaan kami itu salah dan aku
juga gak nyangka kamu dapat melakukan perbuatan seburuk ini, mulai sekarang aku
dan anggi gak mau berteman atau pun bersahabat lagi dengan kamu nis.
Tapi anisa tidak menyerah dia tetap berusaha akan mencari bukti-bukti yang
sebenarnya . berhari-hari nisa mencari bukti tapi dia belum juga menemukan
buktinya . dan keesokan harinya nisa bertemu dengan anggi dan reni tapi mereka
tetap saja cuek dan seperti tidak mengenal anisa. Pada suatu hari pada saat nisa
berjalan menuju kelas,nisa mendengar pembicaraan alea dengan temannya dan dalam
pembicaraan tersebut dia menceritakan bahwa alea telah berhasil menjalankan
rencananya dengan baik demi menhancurkan persahabatan Tiga Serangkai . dengan
cara memindahkan dompet milik reni kedalam tas anisa. Anisa mendengarkan
semuanya dan setelah selesai mendengarkan , nisa langsung menhampiri alea dan
menanyakan apa benar apa yaang di bicarakan alea itu benar apa benar masalah
yang terjadi itu adalah ulah kamu lea ?, lea langsung tersipu malu dan menceritaka
semuanya pada nisa lalu ia meminta maaf kepada nisa dan akhirnya nisa pun
memaafkan nya , tapi nisa meminta pada alea agar ia menjelaskan kepada reni dan
anggi masalah yang sesungguhnya.
Nisa dan lea langsung mencari mereka berdua sampai pada akhirnya nisa melihat
anggi dan reni di kantin. Alea dan nisa langsung menghampirimereka. Alea langsung
meminta maaf dan menjelaskan masalah sebenarnya yang terjadi,reni dan anggi
langsung meminta maaf kepad anisa. Akhirnya mereka kembali menjalinpersahabatan
yang kompak ,harmonis dan akrab.
Cerpen
Tema: Persahabatan
Judul: Cinta Seorang Sahabat
Karya
Nani Sumarni (XI TKJ)
Di pagi hari seorang gadis duduk di samping sebuah danau menikmati
pemandangan yang indah dan menakjubkan, sepoian angin yang begitu sejuk terasa
nyaman. Dia duduk sendirian tanpa ada orang yang menemaninya. Hari mulai siang
danau itu pun menjadi ramai oleh orang-orang yang ingin menikmati pemandangannya.
Seorang gadis itu berpindah duduknya ke dekat pohon yang besar sambil membaca
sebuah buku yang di bawanya dari rumah, dan sambil mendengarkan lagu
kesukaannya.
Hari mulai sore, tetapi dia masih asyik-asyiknya baca buku sambil
mendengarkan sebuah lagu. Tiba-tiba ada seorang cowok yang nyamperin dia, dan
mencoba untuk mengajak berkenalan. Gadis tersebut kaget dengan kedatangan
seorang cowok tersebut, lalu gadis tersebut menutup buku yang ada di tangannya
dan mematikan lagu yang sedang di putarnya. Seorang cowok tersebut pun
mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan gadis tersebut.
Hai, boleh kita kenalan ? Namaku Reza, kalau kamu ? sapa cowok tersebut
Boleh. Namaku Ayu. Jawab gadis tersebut sambil mengulurkan tangannya
yang ternyata namanya adalah Ayu.
Lalu Ayu pun melepaskan tangannya, dan mengajak cowok tersebut duduk di
sampingnya, lalu mereka saling berkenalan lebih jauh satu sama lain. Setelah
matahari mulai tenggelam diufuk barat mereka pulang bersama dan ternyata rumah
mereka satu arah. Ayu pun tak menyadari bahwa rumah mereka saling berdekatan,
dan Reza pun tak menyadari juga.
Keesokan harinya di sekolah tanpa disadari Reza menyukai Ayu dengan
kederhanaannya, tetapi Reza tidak berani mengungkapkan isi hatinya kepada Ayu,
karena Reza takut Ayu tidak menyukainya, Reza hanya bisa memendam perasaan itu.
Pas di perjalanan pulang pulang Ayu menceritakan orang yang dia suka kepada Reza.
Za, tahu enggak kalau aku itu suka sama sesorang ? kata Ayu kepada Reza.
Mm enggak tahu, emang siapa orang yang kamu suka Yu? kata Reza balik
tanya.
Dia masih satu sekolah sama kita Za, malahan dia sekelas sama kamu. Kata
Ayu.
Mm kalau boleh tahu emang siapa namanya? tanya Reza.
Dia bernama Deni Za. Dia itu orangnya baik, ramah, sopan. Kata Ayu
menjelaskan sosok Deni yang dia suka.
Sontak hati Reza pun cemburu dengan perasaan Ayu kepada Deni teman
sekelasnya, Ayu tidak mengetahui perasaan Reza yang sekarang. Di lain hari Reza
melihat Ayu dan Deni sedang berjalan bersama, Reza pun merasa cemburu. Reza pun
lalu berpapasan dengan Ayu dan Deni sambil menyapa mereka.
Mm, mau pada kemana nih? tanya Reza kepada mereka.
Mau ke perpustakaan. Kamu mau ikut enggak? kata Ayu kepada Reza.
Mm enggak, kalian saja yang pergi. Kata Reza.
Oh iya sudah kita pergi dulu ya Za? kata Ayu.
iya. Kata Reza cuek.
Ternyata lama kelamaan Reza pun tahu bahwa mereka pacaran dan hati Reza
pun semakin sakit hatinya. Tapi Reza tetap menyimpan perasaannya, karena Reza
tahu kebahagiaan sahabatnya kebahagiaan dia juga, dia merelakan kebahagiaannya
demi Ayu.
Hubungan Ayu dan Deni semakin hari semakin baik, tetapi Ayu mulai menjauh
dari Reza, karena menurut Ayu Deni adalah yang terbaik buat dirinya. Reza pun
menyadari bahwa Ayu sekarang berbeda dan menjauh darinya, Reza pun sedih
karena sahabat yang dia sayangi dan dicintai pergi begitu saja. Hari demi hari di
lalui Reza dengan rasa sedihnya yang selalu melihat Ayu dan Deni selalu bersama
kemana pun mereka pergi.
Mmm, terasa sepi tanpa ada Ayu yang selalu ceria, dan bercerita. Sekarang
hanya aku sendirian disini melihat mereka yang begitu romantis. Kata Reza sedih.
Hingga pada suatu hari, Reza melihat Deni sedang bermesraan di taman
dengan seorang cewek. Reza kira cewek tersebut adalah Ayu, tetapi ternyata cewek
tersebut bukan Ayu.
Mmm cewek tersebut ada hubungan apa sama Deni? Dan bagaimana hubungan
Deni sama Ayu? kata Reza dalam hatinya.
Lalu Reza pun merekam kejadian yang mereka lakukan dan setelah Reza
mendapatkan rekamannya, Reza menemui Ayu di rumahnya dan menceritakan
kejadian yang di lihat Reza tadi di taman.
Ayu, tadi aku lihat Deni sedang berduaan bersama seorang cewek, dikira aku
itu kamu? kata Reza
Mmm emang kamu lihat dia dimana? tanya Ayu kepada Reza.
Aku melihat dia di taman. Kata Reza.
Tetapi Ayu tidak percaya dengan apa yang diceritakan oleh Reza, lalu Reza
pun memberikan hasil rekamannya kepada Ayu supaya, Ayu percaya kepadanya.
Ayu kaget melihat rekaman itu, ternyata orang yang dia sayangi menyakitinya.
Lalu Ayupun memutuskan untuk meninggalkan Deni, Reza pun memeluk Ayu yang
sedang menangis untuk menenangkannya. Lalu keesokan harinya Ayu berangkat
sekolah bersama Reza, sesampainya di sekolah Ayu dan Reza berpapasan dengan
Deni, Deni menarik tangan Ayu tetapi Ayu melepaskan tangan Deni dan Ayu
meninggalkan Deni begitu saja bersama Reza.
Di perjalanan pulang Reza mengajak Aayu pergi ke sebuah danau tempat
pertama kali mereka bertemu untuk menenangkan hati Ayu. Sesampainya di danau
Reza mengungkapkan isi hatinya kepada Ayu bahwa Reza menyukainya dan
menyayanginya.
Ayu, sebelumnya aku mau minta maaf sebenarnya aku sangat menyayangimu
dari pertama kita bertemu, aku ingin kamu menjadi yang terakhir dalam hidupku.
Kata Reza dengan gugup.
Benarkah itu yang kamu katakan, dan apakah kamu akan seperti Deni yang
menyakitiku? Tanya Ayu dengan perasaan kaget.
Aku enggak akan pernah menyakiti kamu sampai kapan pun, karena aku
sangat menyayangi kamu dan sampai kapan pun sampai batu nisan memisahkan kita.
Jawab Reza meyakinkan Ayu.
Sejujurnya aku pun begitu nyaman dekat bersama kamu. Aku juga mau jadi
kekasih hatimu. Jawab Ayu dengan hati senang.
Lalu mereka berdua memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih dan Ayu
melupakan Deni yang telah menyakitinya, setelah itu kebahagiaan pun menghampiri
mereka berdua. Dari sahabat menjadi cinta yang indah.

The End

Cerpen
Tema : Keluarga
Judul : Saudara yang Terpisahkan
Karya
Tuti Apriyanti (XI TKJ)
Suatu hari di pagi yang cerah ada seorang gadis yang sedang duduk di koridor
sekolah. Dia tampak sendiri tak ada yang menemaninya. Lalu bel masuk pun berbunyi
pertanda pelajaran kan dimulai. Dia bernama Citra, tampak seorang guru memasuki
kelas di temani seorang gadis dan murid-murid pun terdiam. Lalu Ibu guru pun
memperkenalkan gadis itu kepada murid-muridnya.
Anak-anak, kita kedatangan siswi baru pindahan dari SMK Bakti di Jakarta.
Kata Ibu guru.
Iya bu. Jawab murid-murid dengan serempak.
Silahkan memperkenalkan diri Nak? kata Ibu guru.
Baik bu. Perkenalkan namaku Nadya, aku pindahan dari SMK Bakti di
Jakarta. Kata Nadya.
Nadya pun segera duduk di bangku yang kosong. Istiraha pun tiba, murid-
murid berhamburan keluar kelas menuju kantin dengan hati senang.
Tiba-tiba Citra menghampiri Nadya, merekapun lalu berkenalan dan mengajak
makan dikantin. Lalu bel pun berbuyi pertanda pelajaran terakhir akan segera
dimulai.
Lalu bel pulang pun berbunyi, dan murid-murid pun segera keluar kelas. Nadya
pun lalu keluar kelas dan duduk di depan gerbang menunggu ayahnya yang akan
menjemput dia. Lalu ada Citra yang baru keluar dan menghampiri Nadya yang sedang
duduk sendirian di depan gerbang sekolah.
Hai Nadya, koq belum pulang? tanya Citra.
Belum nih, lagi nunggu Ayah. Jawab Nadya.
Pulang denganku saja yuk? ajak Citra.
Mm, tapi takut Ayah menjemputku. Jawab Nadya dengan sedih.
Mm, ya sudah aku temani kamu saja ya, boleh enggak? Pinta Citra.
Boleh koq, malahan aku berterima kasih sama kamu sudah mau menemani
aku. Jawab Nadya.
Beberapa menit kemudian Ayah Nadya pun datang menjemput putrinya dan
mengajak Citra pulang bersama mereka. Setelah mereka pulang, di rumah Nadya
bercerita kepada Ayahnya tentang teman barunya itu.
Ayah Nadya pun ingin mengetahui lebih dekat lagi tentang gadis bernama
Citra, dan memerintah anaknya untuk mengajak Citra main di rumahnya. Pada hari
minggu pagi Nadya mengajak Citra mengerjakan tugas sambil bermain di rumah
Nadya.
Ayahnya pun ikut menjemput Citra di rumahnya, tiba-tiba ayahnya teringat
bahwa Citra adalah anaknya dengan seorang perempuan yang bernama Ibu Siska.
Tetapi ayahnya tidak berani mengungkapkan kenyataan kepada Nadya bahwa Citra
adalah saudaranya yang telah lama pergi entah kemana. Ayah Nadya pun hanya bisa
terdiam melihat mereka begitu dekat sekali seperti adik kakak.
Sesampainya di rumah Nadya, Citra melihat foto Ibunya yang terpampang di
dinding rumah Nadya. Citra pun merasa heran dengan foto itu, karena dia merasa
pernah bertemu dengan seorang perempuan yang ada di foto tersebut.
Mm, sepertinya aku kenal dengan foto itu? tanya Citra dalam hati.
Lalu Nadya menepuk pundak Citra yang sedang melamun sambil
memperhatikan foto tersebut.
Citra, kamu lagi ngapain? tanya Nadya.
Mm aku merasa heran dengan foto itu. Jawab Citra.
Mm emang ada apa dengan foto tersebut? Apa kamu kenal dengan
perempuan di foto itu? tanya Nadya lagi dengan rasa heran.
Mm, sepertinya aku pernah melihat dia. Memangnya dia siapanya kamu?
tanya Citra.
Dia adalah Ibuku yang telah lama meninggal. Jawab Nadya.
Maafin aku bukan maksudku untuk mengingatkan kamu dengan ibu kamu. Tapi
karena aku merasa pernah bertemu dengan almarhumah ibu kamu. Kata Citra
bersedih.
Iya enggak apa-apa Cit, aku mengerti koq. Jawab Nadya.
Lalu Nadya pun mengajak Citra ke kamarnya, untuk mengerjakan tugas
sekolah. Nadya pun keluar kamar untuk pergi ke dapur untuk membuat minuman buat
Citra. Tanpa di sengaja Citra pun melihat sebuah foto Nadya bersama seorang gadis
perempuan yang sangat cantik. Citra pun terus memandangi foto tersebut, tiba
tiba nadya pun menghampirinya dan mengajak Citra duduk di sofa, dalam hati Citra
bertanya tanya siapakah yang ada di dalam foto itu? Dan apa hubungannya Nadya
dengan perempuan di foto itu? Citra pun mencoba bertanya kepada Nadya siapa
perempuan di foto itu?
Cit, perempuan yang ada di foto itu siapa? tanya Citra kepada Nadya
Oh, itu adalah kakak perempuanku yang hilang 10 tahun yang lalu. Jawab
Nadya
Oh gitu, emang kejadiannya gimana waktu itu? Tanya Citra dengan muka
penasaran
Dulu waktu kami masih kecil kami sering bermain di sebuah taman, kami
bermain tanpa di dampingi oleh kedua orang tua kami. Sehingga waktu pulang aku
bersama kakakku tidak berjalan bersama, melainkan aku pulang duluan. Setelah
sampai rumah aku bertanya pada orang tuaku apakah kakak sudah pulang apa belum?
Tapi jawaban dari kedua orang tuaku ternyata belum.
Sehingga kita semua menunggu sampai beberapa hari, tetapi kakakku tak
kunjung pulang sampai saat ini pun aku tak tahu dimana keberadaan dia. Jawab
Nadya dengan wajah sedih
Oh gitu, maaf iya Nad telah buat kamu sedih? Sambung Citra dengan nada
menyesal
Iya enggak apa apa koq. Jawab Nadya
Tiba tiba Ayah Nadya pun pulang dan menghampiri mereka berdua yang
sedang mengerjakan tugasnya. Tanpa disadari saat Citra membuka bukunya ada
sebuah foto yang terjatuh ke lantai. Foto itu adalah gambar Citra sewaktu kecil,
Ayah Nadya pun melihatnya dan memperhatikan foto itu sembari melihat foto yang
ada di dompetnya.
Ternyata foto itu sama dengan yang ada di dompet Ayah Nadya. Ayahnya
langsung memeluk Citra dengan erat, sehingga Nadya melihat Ayahnya dengan wajah
heran. Mengapa sahabatnya di peluk erat oleh Ayah tercinta.
Kau adalah anakku yang selama ini kami cari, ternyata kamu sudah besar,
Nadya inilah kakakmu yang selama ini kita cari. Kata Ayah
Jadi selama ini aku adalah bagian dari hidup kalian. Kata Citra dengan wajah
senang
Iya anakku, tapi sayangnya ibumu sudah tiada. Kata Ayah dengan wajah
sedih
Aku tak menyangka ternyata kamu adalah kakakku. Kata Nadya
Sama aku pun tak menyangka bahwa kita adalah kakak beradik. Jawab Citra
Lalu Nadya, Citra dan Ayah berpelukan. Keesokan harinya mereka pergi ke
kuburan Ibunya untuk berziarah dan mereka pun hidup bahagia bersama.
Tamat
Cerpen
Tema : Persahabatan
Judul : Kesetiaan Seorang Sahabat
Karya
Yasinta Kowamunisa (XI TKJ)

pagi yang cerah, matahari tersenyum, burung-burung menari gembira,


terlihat empat sekawan sedang berjalan menuju sekolah seperti biasanya.
Wah mataharinya indah ya kawan? tanya Ima.
Mm iya nih udaranya pun segar! jawab Rani.
Iya bener nih! kata Ina dan Rina.
Mereka selalu bersama dimana pun dan kapanpun, mereka bersahabat sejak
TK. Sekarang mereka sekolah di SMA Kartika, setibanya di sekolah bel masuk pun
berbunyi pertanda pelajaran pertama akan di mulai, empat sekawan segera masuk
kelas dengan bersemangat. Terlihat seorang perempuan masuk bersama Ibu guru,
murid di kelas pun serentak terdiam.
Pagi? kata Ibu guru.
Pagi Bu..! jawab anak- anak.
Ibu mau memperkenalkan murid baru sekaligus teman baru kalian, silahkan
perkenalkan diri nak? kata Ibu guru.
Hai, perkenalkan namaku Ana, aku pindahan dari SMA Permata, semoga
kalian nyaman dengan kehadiranku. Sapa Ana.
Setelah memperkenalkan diri Ana pun segera duduk di bangkunya. Istirahat
pun tiba empat sekawan pun segera keluar kelas untuk makan dikantin, sementara
Ima izin terlebih dahulu untuk ke kamar mandi. Rina, Rika, dan Ina pun segera ke
kantin sementara Ima ke kamar mandi.
Setelah ke kamar mandi, Ima melihat Ana sedang berjalan sendiri tanpa ada
seorang pun yang menemani dia. Ima pun langsung menghampirinya.
Hai Na, kamu sendiri saja? sapa Ima.
Iya nih, aku belum kenal dengan siswa-siswi disini. Jawab Ana dengan nada
sedih.
Ikut aku saja yuk!! ajak Ima.
Ya sudah aku ikut kamu. Jawab Ana.
Mereka pun langsung pergi ke kantin, di kantin mereka berdua menghampiri
Rina, Rika, dan Ina yang sedang makan.
Lama banget sih! kata Rina dengan nada kesal.
Iya maaf deh, aku tadi lihat Ana jalan sendiri aku ajak dia saja. Jawab Ima.
Teman-teman maafkan aku mengganggu kalian. Kata Ana.
Enggak kok, iyakan teman- teman? sambung Ima.
Terserah! kata Ina.
Mereka pun melanjutkan makan bersama dikantin, meskipun Rina, Ina, dan
Rika merasa kesal dengan kehadiran Ana. Hari demi hari kelakuan Ima berubah, Ima
lebih sering bermain dengan Ana semenjak kejadian dikantin minggu kemarin.
Bahkan dia lupa dengan persahabatan empat sekawan. Ina, Rika, dan Rina pun
merasa kesepian tanpa canda dan tawa dari Ima.
Hingga suatu hari Ina, Rika, dan Rina pun sedang berjalan, mereka melihat
Ima sedang bermain dengan Ana,mereka pun langsung menghampirinya.
Ima? sapa Ina.
Ada apa kalian? jawab Ima.
Kami Cuma ingin berbicara sebentar dengan kamu. Sambung Rika.
Sudahlah, mending kita pergi saja yuk Na. Ajak Ima kepada Ana.
Rika, Ina, dan Rina pun sedih melihat sahabatnya Ima berubah dan menjauh
darinya. Keesokan harinya di sekolah Ina, Rina dan Rika pun berangkat ke sekolah
bersama tanpa Ima sahabatnya. Mereka melihat Ana sedang berbincang-bincang
dengan temannya di dalam perbincangan itu Ana membicarakan empat sekawan.
Didalam perbincangan itu Ana berniat menghancurkan persahabatn empat
sekawan. Tanpa disadari Ima pun melihatnya.
Ima pun sadar bahwa tiga kawannya itu selalu setia dengannya sementara Ana
hanya ingin menghancurkannya. Ima pun menghampiri Ana.
Maksud kamu apa? tanya Ima.
Oh Ima, gimana hari ini. Kata Ana dengan wajah kaget.
Sudahlah aku enggak mau berteman sama kamu. Sambung Ima
Setelah kejadian itu empat sekawan pun bersama kembali di ramaikan dengan
canda tawa Ima.

The End

Cerpen
Tema : Broken home
Judul : Ketidak adilan
Karya
Ipah rukayah (XI TKJ)
Di sebuah desa tinggallah keluarga sederhana. Sebut saja dia ibu sumiati dan
bapak jono. Mereka mempunyai dua orang anak. Anak yang pertam sebut saja dia
syipa dan yang kedua azil. Keluarga ini tampak sangat harmonis. Tetapi semenjak
lahirnya azil keluarga ini tidaklah seharmonis dulu. Syipa dan azil sering bertengkar.
Apbila azil menangis tentu saja syipa yang terkena marah oleh kedua orangtuanya.
Di sore hari nampaknya syipa mempunyai apel dan azilpun mulai kesirihan.
Hhmm enak banget yah apel ini ?? kata syipa. Kak minta dong apelnya ?? kata
azil. Enak aja minta beli dong ga modal banget si kamu ??kata syipa. Azil pun
menangis dan bilang kepada ibunya .
ibu ibu kakaknya jahat aku minta apel ga dikasih.
Kakak kasihan apel itu sedikit untuk adikmukata ibu ke syipa.
Tidak mau bu inikan apel punya akujawab syipa.
Kamu itu jangan pelit sama adik sendiri itukata ibu. tapi kan bu ??jawab
syipa.
sudah sudah cepat kasih sedikit apel itu ke adikmu syipakata ibu.
Syipa pun hanya bisa terdiam dan menangis. Dia sedih karena selalu terkena
marah oleh ibu nya. Dia merasa tidak di sayang oleh kedua orang tuanya. Suatu
ketika mereka sedang berkumpul di ruang keluarga. Syipa pun berkataapa kalian
gak sayang sama aku??Tanya syipa. kenapa kamu bilang kaya begitu nak ??jawab
ayahnya. Tetapi kenapa aku yang selalu disalahkan yah ??Tanya syipa. Kami idak
menyalahkan kamu nak,setidaknya kamu sebagai kakak harus mengalahkata ayah.
Akhirnya syipa pun masuk ke kamar, dia berpikir kenapa dia kalu menginginkan
sesuatu pasti saja tidak dikasih oleh kedua orangtuanya. Syipa pun merasa broken
home karena ketidakadilan orang tuanya. Dia berpikiran apa gak sebaiknya dia pergi
dari rumah supaya tidak mendengar perkataan orang tuanya yang menyakitkan.
Suatu hari dia mencoba untuk pergi dari rumah. Kemudian dia menemui
temannya.
Sis bolehkah aku menginap dirumahmu untuk beberapa hari ini ??Tanya syipa.
Memangnya kenapa syipa,ko kamu tidak tidur di rumahmu ??jawab siska.
nanti jnuga kamu baklan tau ko sis kenapa alasannya ??
Setelah syipa pergi malam itu pun orang tuanya merasa kehilangan syipa.
Ibunya pun melihatnya kekamar syipa. Ibu merasa kaget karena syipa tidak ada
dikamarnya. Larilah ibu menemui ayah yang sedang duduk santai.
ayah syipa kemana kok dia tidak ada di kamarnya ??Tanya ibu.
Masa si bu ayah tidak tau syipa kemana.jawab ayah
ayo kita cari syipa yah ??ajak sang ibu
Akhirnya pun kedua orang tua syipa mencari kerumah-rumahn temanya. Setelah
itu beberapa rumah telah didatangi tetapi syipa tidak ada. Ibunya pun baru
kepikiran kenapa kita tidak tanya sama siska yah??.kata ibu. oh iya ayah ga
kepikiran bu, ayo kita datangi rumah siska bukata ayah. Sesampainya dirumah
syipa ayah pun mulai mengetuk pintu. Siska pun membukakan pintu.
eh ada tante sama om, ada apa yah dating malem-malem kerumah
saya ??Tanya siska
apa syipa ada sama kamu sis ??kata bu sumi
ada tante memang kenapa??Tanya siska
tante mau ketemu sama dia sis??ujar ibu sumi
ya udah mari masuk tante om..
Mereka pun langsung menemui syipa. cepatlah ikut pulang bersam arang tuamu
nak??kata ibu. Aku tidak mau pulang bu,aku gak mau mendengar perkataan ibu yang
menyakitkanku.jawab syipa. Orang tuanya pun menangisibu janji nak tidak akan
menyakiti dan memarahimu lagi. Cepat ikut pulang sama kami?ujar sang ibu.
Sakhirnya syipa ikut pulang bersama oprang tuanya. Sikap orang tuanya tidaklah
seperti dulu lagi. Sekarang syipa kembali sdi sayang oleh kedua orang tuanya,
diperhatikan dan diberi apa yang dia inginkan. Akhirnya keluarga sederhana itu pun
hidup bahagia dan harmonis seperti dahulu.
Gita Aprilia. Itulah nama seorang gadis remaja yang sangat
cantik. Kecantikannya bukan hanya sekedar wajahnya tapi juga
hatinya. Namun, sayang. Gadis cantik ini hanya bisa bertahan
hidup selama 5 bulan lagi karena dia menderita penyakit kanker
otak yang sudah sampai stadium lanjut. Gita adalah seorang
remaja berusia 16 tahun. Dia duduk dibangku kelas 2 SMA
sekarang. Dia mempunyai begitu banyak orang yang
menyayanginya. Yaitu kedua orang tuanya, dan teman-teman
sekolahnya. Di sekolah, Gita adalah anak yang sangat ramah.
Karena keramahannya itu, Gita disukai oleh banyak orang
termasuk Dino seorang siswa dari keluarga terpandang yang
banyak dikagumi oleh perempuan karena ketampanan dan
kekayaannya. Penyakit ataksianya itu dia rahasiakan dari semua
teman-temannya. Dia juga menyuruh orang tuanya untuk
merahasiakan itu. Gita juga adalah seorang gadis yang periang.
Di sekolah, ada seorang siswi yang sangat membenci Gita.
Dia sangat iri karena Gita mempunyai banyak teman sedangkan
dia tidak memiliki teman sama sekali. Namanya Ririn. Dia makin
membenci Gita sejak dia tahu kalau Dino menyukai Gita.
Gita mempunyai hobi melukis. Namun sejak dia menderita
penyakit ini, dia tidak bisa lagi melukis seindah dulu karena
kepalanya sering sakit jika membaca atau menulis dengan jarak
yang dekat. Semua yang ia rasakan selalu ia curahkan dalam
sebuah buku diarynya. Yang paling sering ia tulis adalah kata-kata
seperti Hanya tinggal menunggu waktunya. Dia akan datang.
Aku akan mempersiapkan diriku. Sampai pada waktunya tiba. Ya,
tidak lama lagi.
Suatu hari, Dino mengajak Gita untuk duduk di sebuah
taman di belakang sekolah mereka. Ternyata saat hendak
mengatakan sesuatu pada Gita, Gita pingsan. Akhirnya Dino
membawa Gita ke UKS. Ririn yang sedang berada di UKS melihat
Dino sedang mengngendong Gita yang sedang pingsan. Betapa
jengkelnya Ririn saat itu. Dia berpura-pura baik kepada Dino dan
menyuruh Dino untuk kembali ke kelas dan menawarkan diri
untuk menjaga Gita. Dengan berat hati, Dino pun meninggalkan
Gita bersama Ririn. Ririn tersenyum licik. Ternyata dia sudah
mengatur siasat untuk membuat Gita celaka. Dia mengambil
bahan kimia dari dalam lab dan membawanya ke UKS. Dia ingin
membuat wajah Gita terbakar oleh zat kimia yang dibawanya.
Saat hendak menumpahkan cairan itu, Gita terbangun dan tanpa
sengaja memukul tabung berisi cairan itu dan alhasil cairan
berbahaya tersebut mengenai mata Ririn. Ririn berteriak histeris
begitu juga Gita. Ririn segera dilarikan ke rumah sakit dan
ternyata Ririn akan buta selama-lamanya kecuali jika ada yang
mau mendonorkan matanya. Sangat sulit untuk mendapat donor
mata jadi kemungkinan Ririn tidak akan pernah bisa melihat
indahnya dunia lagi.
Gita merasa sangat bersalah. Dia selalu menyalahkan
dirinya. Setiap hari, ia selalu datang ke rumah Ririn untuk
menjenguk Ririn. Namun Ririn sangat marah kepadanya.
Walaupun begitu, Gita tak pernah berhenti untuk meminta maaf
kepada Ririn.
4 bulan kemudian. Penyakit Gita sudah semakin parah. Kini
dia sudah dirawat di rumah sakit karena kanker yang
menyerangnya sudah semakin parah. Sebelum penyakitnya
menjadi separah ini, dia sempat menulis surat. Dia memberikan
surat itu kepada ibunya dan melarang ibunya membuka surat itu
sebelum ia meninggal dan manambahkan bahwa ibunya harus
segera membuka surat itu tepat setelah ia meninggal. Ada 2 surat
yang ia berikan. Yang satu berwarna pink, dan yang lainnya
berwarna orange. Dia hanya menyuruh ibunya untuk membuka
surat yang berwarna orange nantinya. Ibunya mengiyakan
permintaan anaknya itu dengan air mata yang ia tahan karena
Gita menyebutkan kata meninggal.
Dino selalu menjenguknya di rumah sakit. Kata-kata yang
selalu Dino ucapkan kepada Gita adalah kamu hanya butuh
kekuatan dan doa. Kamu tidak butuh semua peralatan ini.
Berjuanglah.. aku yakin kamu pasti bisa menahan rasa sakitnya.
Doaku selalu bersamamu karena itu aku yakin kau akan terus
hidup Gita selalu tersenyum saat Dino mengatakan itu. Saat
Dino sedang menjenguknya, Gita merasakan senang bercampur
takut. Dia menyuruh Dino memanggil ibunya dengan cara
menggerakan bibirnya perlahan. Dinopun paham. Saat Dino
keluar untuk memanggil ibunya Gita, air mata keluar dari pipi Gita
dan saat itu juga Gita menghembuskan nafas terakhirnya.
Dino kembali bersama ibu Gita. Dan mereka baru menyadari
bahwa Gita telah tiada. Gita menyuruh Dino untuk memanggil
ibunya hanyalah sebuah alasan agar Dino tidak melihatnya saat
dia sudah tidak kuat untuk bernapas lagi. Ibu Gita menangis
sejadi-jadinya dan Dino hanya bisa terdiam sambil menitihkan air
matanya perlahan. Ayah Gita sudah sangat pasrah dengan
kepergian anak tunggalnya itu sambil menenangkan istrinya.
Ibunya Gita teringat dengan surat yang pernah Gita berikan
kepadanya. Dia mengambil surat itu dari dalam tasnya. Surat itu
berisi ibu, aku sangat senang jika ibu mau mengabulkan
permintaan terakhirku ini. Dan aku tidak akan tenang kalau ibu
tidak mengabulkannya. Ibu, mataku ini, tolong ibu berikan pada
Ririn. Dia sangat membutuhkannya. Ibu aku harap ibu mau
mengabulkannya. Permintaanku ini mungkin sangat sulit untuk
ibu tapi tolong ambil mataku ini dan berikan kepadanya. Rasa
sakit yang ia derita selama ini adalah kesalahanku. Aku akan
sangat merasa bersalah ibu. Dan juga, surat yang satu itu, tolong
ibu berikan kepada Ririn. Terima kasih ibu. Aku tahu ibu mau
mengabulkan permintaanku ini. Aku menyayangimu. Gita. Saat
membaca surat itu, ibu Gita tak berhenti menangis. Akhirnya dia
mau mengabulkan permintaan Gita. Dia menyuruh dokter untuk
mengambil mata Gita dan mendonorkannya untuk Ririn. Akhirnya,
operasi pun berhasil Ririn sudah bisa melihat lagi. Ibu Gita
memberikan surat berwarna pink itu kepada Ririn. Ririn membaca
surat itu dan isinya Ririn, temanku. Aku sangat senang karena
kau bisa melihat lagi sekarang. Matamu adalah mataku. Kita
sekarang akan selalu bersama. Dino akan melihatmu sebagai aku.
Dengan begitu, kau bisa memulai hubunganmu dengannya. Maaf,
selama ini aku tidak bisa menjadi teman yang baik bagimu.
Bahkan aku telah membuatmu menderita. Aku tak pantas disebut
seorang teman. Ririn, andai saja kita dapat bertemu di kehidupan
selanjutnya, aku ingin sekali menjadi sahabatmu. Aku selama ini
sangat ingin menjadi sahabatmu. Namun aku begitu bodoh dan
takut. Setiap kali aku mengajakmu bicara kau selalu menjauhiku.
Maaf, maaf, maaf... hiduplah dengan baik. Aku akan selalu
mendoakanmu di atas sana. Dari tempat yang jauh darimu. Gita.
Saat itupun juga Ririn langsung menangisi kebodohannya selama
ini yang selalu membenci Gita. Dia lalu bergegas ke makam Gita
dan menangis di depan makam itu. Itu bukan salahmu.
Kebodohan dan keegoisankulah yang mencelakaiku. Aku tak
pernah tahu ada orang seperti kau. Aku baru menyadari,
mengapa semua orang menyayangimu. Kau begitu berbeda
denganku. Kau bagaikan malaikat sedangkan aku, bagaikan iblis
yang selalu mengganggu. Aku akan memulai hidupku dari awal
lagi. Berusaha menjadi orang sepertimu walau kurasa pasti
sangat sulit. Gita, terima kasih untuk segalanya.. kau adalah
teman. Teman terbaikku
Sebulan kemudian, Ririn sudah kembali ke sekolah. Kini dia
mempunyai banyak teman. Ririn yang dulunya adalah seorang
gadis jahat dan kasar, kini sudah menjadi Ririn yang ramah dan
lembut seperti sosok Gita. Dino pun sekarang sering bersama
Ririn. Namun hanya sebagai sahabat. Karena kenangan Gita
takkan terlupakan bagi mereka.
Sekian
By: Christianti Hidayat

Ternyata Cinta

Fariz Riza Arfani

Waktu demi waktu kulalui tanpa hadirnya seorang kekasih. Detik demi detik tak seorangpun
temani aku. Hidup ini rasanya seperti di dalam penjara tak ada cinta. Seperti langit malam yang
tanpa ada bintang. Meratapi nasibku yang tak menentu karena tak mempunyai pendamping hidup
membuatku tak bisa menentukan indahnya hidup. Jam malam mulai berdering, hembusan angin
malam membuatku merasakan dinginya malam. Suara hewan-hewan kecil menambah gemerlap
malam. Tak tau kenapa akhir-akhir ini aku sering memikirkan seorang gadis yang tidak terlalu
aku kenal setiap waktu aku memikirkan dia. Entah apa yang aku rasakan ini?

Ternyata aku memang mencintainya. Setiap malam aku memikirkan ini, dan sekarang baru aku
merasa yakin kalau rasa ini memang hanya untuknya. Semakin aku mengenalnya, seakan aku tak
bisa lepas lagi darinya. Diana, aku sangat mengagumimu. Sosok yang begitu sederhana. Yah,
alasan itulah yang selama ini membuatku tak berani meneruskan rasa ini. Aku, seorang pemilik
bisnis komputer yang cukup terkenal, tak mungkin bisa jatuh cinta pada seorang gadis biasa
seperti dia. Aku yang lulusan S2 sebuah PTN terkenal di Jakarta tak mungkin bersama gadis
yang hanya lulusan SMA. Aku yang terus berprestasi sepanjang masa studiku hingga sekarang
berkarir, tak mungkin berniat serius dengan anak seorang pemilik warung pinggir jalan seperti
dia. 6 bulan lebih aku tetap pada pemikiranku itu. Sungguh, aku tak mungkin bersama dia.

Apa kata dunia bila aku pacaran, dan akhirnya mengikat janji dengan gadis yang tak setara
denganku? Dan aku yakin bisa menghilangkan rasa yang sebenarnya telah tumbuh sejak pertama
bertemu dengannya, di warung milik ayahnya. Sampai hari ini tiba. Keyakinanku goyah. Yah,
ternyata semua prediksiku salah. Aku tak bisa melupakannya, sedetik pun. Terlebih akhir-akhir
ini.

Entah apa yang membuatku begitu mengaguminya diantara gadis-gadis lainnya. Ada banyak
pilihan buatku, gadis selevel, pintar, berkarir, dari keluarga yang disegani, tapi aku tak pernah
bisa memilih. Tak ada satu gadispun yang sanggup menyita waktu dan pikiranku seperti Diana.
Aku akui setahun yang lalu aku pernah berniat serius dengan salah satu branch office managerku
di kantor cabang daerah Surabaya. Dia pintar, disiplin, loyal, dan yang paling penting, dia juga
berniat serius denganku.

Tapi aku juga tak mengerti kenapa tiba-tiba saja perasaan itu hilang justru setelah kami semakin
saling mengenal, dan akhirnya aku membiarkan dia dinikahi seorang staff perbankan rekanan
bisnisku. Yap, istilahnya, aku jadi mak comblang untuk orang yang katanya aku sayangi. Aneh
kan? Akhirnya setelah aku mengenal Diana, aku tahu jawabannya. Aku hanya mengagumi saja,
bukan mencintai. Dan aku merasa berbeda dengan Michelle.

Walaupun sebelumnya ada banyak penyangkalan dan pemikiran rasional atas perasaanku
padanya, kenyataannya, aku mengakui sekarang. Aku sedang jatuh cinta!
Saat itu aku melihatnya sedang membantu seorang nenek menyebrang di jalanan yang memang
sangat ramai. Entah kenapa tiba-tiba saja aku menghentikan laju mobilku dan memutuskan
mengikutinya. Ternyata dia lalu masuk di sebuah warung pinggir jalan tak jauh dari tempatku
berdiri memandangnya. Pandanganku terus mengikutinya.

Dia sibuk melayani pembeli. Dengan tangannya yang cekatan dia membersihkan meja,
mengantar pesanan, menerima pembayaran dari pembeli, sesekali menyeka keringat yang
menetes di dahinya. Tanpa sadar, hampir dua jam aku disana memandangnya. Dan hal itu
berlanjut terus hingga satu minggu. Aku tetap berdiri disana, sampai pada hari ke delapan
pengintaianku, aku memutuskan untuk makan di warung itu. Sebuah keputusan sulit karena
sebelumnya aku tak pernah makan di pinggir jalan. Aku termasuk orang yang sangat berhati-hati
dengan makanan.
Tapi toh akhirnya aku masuk juga, dan mulai memilih makanan apa yang akan aku santap. Dia
datang, menawarkan menu andalan warungnya. Aku mengikuti sarannya, es kelapa muda dan
soto babat tapi tanpa nasi, karena aku tak biasa mengenyangkan diri di pagi hari. Dia berlalu,
melayani pesananku dengan bantuan seorang lelaki paruh baya yang akhirnya aku kenal sebagai
ayahnya. Saat dia datang lagi dengan pesananku, aku benar-benar tak mengerti apa yang
membuatku nekat melakukan ini.

Dia biasa saja, sekilas tak ada yang menarik dari wajahnya. Sampai saat aku melihatnya
tersenyum pada ayahnya sewaktu mereka asyik bercanda. Akrab sekali. Warungnya memang
masih sepi, karena mungkin memang masih terlalu pagi. Dan aku memang sengaja memilih
waktu ini agar aku bisa menemukan jawaban atas kelakuan anehku seminggu ini. Akhirnya aku
temukan. Kesahajaannya, semangatnya, rasa percaya dirinya, keramahannya, juga senyumnya.
Aku terpesona pada dirinya. Hingga berbulan-bulan aku selalu sarapan di warung itu,
berkenalan dengan ayahnya. Membicarakan obrolan-obrolan ringan seputar topik-topik hangat
yang menjadi headline di surat kabar, hingga cerita soal keluarganya. Ternyata ayah Diana open
mind person, berwawasan, dan sangat bijak menyikapi suatu masalah. Aku tak pernah canggung
dibuatnya.

Dari obrolan biasa, hingga masalah serius menyangkut masa depanku aku bicarakan padanya.
Tak jarang Diana turut menyela saat dia tak sibuk melayani pembeli. Menanggapi omongan
ayahnya yang kadang memang suka diselingi dengan canda. Aku seakan merasa begitu dekat
dengan mereka, disamping perasaan lain yang aku rasakan semakin tumbuh subur pada Diana.
Tapi seperti apa yang aku ungkap sebelumnya, aku tak berani mengakui kalau ini adalah rasa
cinta, hanya karena status sosial dan keadaan Diana yang sangat sederhana. Tapi pagi ini, setelah
semalaman aku berpikir keras, aku akan mengubahnya. Yah, aku sudah mantap pada pilihanku.
Aku sudah tahu banyak tentang latar belakang Diana.

Studinya mandek bukan karena otak Diana tak mampu, tapi karena dia mengalah untuk adik-
adiknya. Tak meneruskan studi tak membuat Diana berhenti belajar. Banyak yang dia tahu,
termasuk masalah komputer. Rasa ingin tahunya sangat tinggi, membuat aku semakin tak bisa
melepas pesonanya. Yah, hanya keadaan yang kurang menguntungkan baginya. Dan sekarang,
aku ingin sekali membuatnya bahagia. Berhenti memikirkan nafkah untuk keluarganya.

Karena aku yakin sanggup menafkahinya, lahir dan batin, termasuk menyekolahkan kedua
adiknya. Aku semakin mantap dengan keputusan ini. Segera kupacu BMW metalikku dengan
hati yang tak menentu. Kali ini aku berniat memarkirnya di depan warung ayah Diana, agar dia
yakin aku bisa mencukupi kebutuhan materinya. Selama ini aku memang tak mengenalkan diriku
yang menjadi direktur utama perusahaan spare part komputer dengan banyak kantor cabang di
seluruh Indonesia.

Yang mereka tahu aku hanya seorang wiraswasta yang sedang meniti karir. Aku tak berniat
membohongi mereka, hanya saja aku tertarik dengan ketulusan dan keramahan mereka pada
setiap orang, tak perduli status sosial mereka. Dan itu menjadi satu bukti padaku, bahwa mereka,
terlebih Diana tak berorientasi pada status dan materi bila mengenal seseorang, berbeda dengan
orang-orang yang selama ini berada di dekatku.

Setelah tikungan itu aku akan segera sampai, tapi ups!!! Nyaris saja aku menabrak seorang nenek
tua yang menyebrang tertatih. Untung aku cepat menguasai keadaan hingga mobilku bisa
berhenti di pinggir jalan sebelum sempat menabrak pohon beringin besar di sisi jalan itu. Huff!!
Aku menarik nafas lega. Aku keluar, hanya ingin mengetahui keadaaan nenek tua itu. Tapi
kelihatannya dia baik-baik saja, hanya agak terkejut sedikit mungkin.

Tapi sudah ada banyak orang yang datang dan menolongnya, termasuk Diana. Dia segera
memeluk nenek tua itu sebelum dia menjerit dengan kerasnya. Aku heran melihatnya. Nenek itu
baik-baik saja, bahkan sekarang bisa berdiri tanpa bantuan Diana. Tapi Diana terus menatap ke
arah mobilku sambil meneteskan air matanya. Lirih juga kudengar dia menyebut namaku. Lalu
datang ayah Diana, melihat keadaan dan menenangkan Diana.

Ada segulir air mata jatuh di pipinya. Aku tak mengerti. Segera saja kudekati Diana, gadis yang
ingin kunikahi itu. Aku tak tahan melihatnya menangis tersedu seperti ini. Tapi seakan dia tak
melihatku, berlari mendekati mobilku. Ternyata ada banyak orang di sekeliling mobilku, menarik
tubuh seorang lelaki muda yang bersimbah darah dari kursi depan mobilku. Aku heran, dan
berjalan mendekat. Melihat Diana yang masih terus menangis, juga ayahnya. Lalu aku melihat
wajah itu, penuh darah, tapi aku masih bisa mengenalinya. Dia adalah aku.

Tentang Sebuah Kekaguman


Inge Lutfiana

Pagi itu adalah hari pendaftaran ulang bagi kelas X yang telah naik ke kelas XI, di salah satu
SMA Negeri di Yogyakarta. SMA dimana aku menuntut ilmu. Aku sudah berniat untuk bangun
pagi-pagi karena ingin berangkat sekolah lebih awal, tapi ternyata malah bangun kesiangan
karena begadang tentunya.

Syita!bangun nak..! ayo lekas mandi dan sarapan,nanti kamu terlambat ke sekolah! Ibu
berusaha membangunkanku. Sambil menutup mata dan berusaha melanjutkan mimpiku,aku
menjawab.

Ah ,, ibu, sekarang baru jam berapa sih? Aku masih ngantuk nih! Pagi ini kan cuma daftar ulang
Bu! Masuk sekolah juga cuma nongkrong bareng temen-temen. Sekolah masih satu minggu lagi
Bu..!

Syita,!Ayocepat bangun, Ibu tidak mau punya anak yang malas.. teriak Ibu membuat aku
kaget. Namun, aku masih menjawab dengan mata tertutup.

Iya,iya..sabar, orang masih ngantuk malah di teriakin,. Perlahan aku membuka mataku..
lagian sekarang baru jamhah? Ya ampuun..! Udah jam 08.00. Seruku kaget.

Setelah selesai mandi dan sarapan,akupun akhirnya berangkat sekolah. Keadaan sekolah pagi ini
sangat ramai, seperti pengunjung di obyek wisata. Ya .. maklum banyak calon siswa baru yang
ingin masuk SMA ku. Karena sudah terlambat, aku berlari mencari kelas baruku. Karena terlalu
panik dan terburu-buru, sampai-sampai aku tidak lihat kalau didepanku ada orang.

Gubrakkkk!!

Awwoy..! loe itu punya mata gak sih..? loe gak liat apa,ada orang di depan loe..? Dasar
co..co..cowok.. Kata-kataku terhenti saat melihat sosok cowok yang mungkin pernah ada dalam
kisah cintaku. Ya Tuhan, cowok ini mirip banget sama..Gata.. kataku lirih.

Gata adalah sosok yang pernah jadi sahabat atau lebih, karena aku menganggap Gata lebih dari
sahabat. Cowok itu ternyata kakak dari calon siswa baru, dia pakai baju merah atau baju sepak
bola di belakangnya ada nomor 7 dan di atas nomor itu ada nama dia, namanya Haru Sandra. Dia
membuyarkan lamunanku dengan kata-kata yang sewot, tapi sambil tersenyum geli.

Loh..hello..kok loe yang nyalahin gue? Bukannya loe yang nabrak gue? Makanya kalau jalan
itu mata juga di pakai, jangan cuma pakai kaki sama mulut aja..! Tiba-tiba Haru mengulurkan
tangannya untuk membantuku berdiri. Udah-udah, gak usak!Minggir loe!Gue mau lewat!
Emang gue nenek-nenek apa, kalau jalan mesti di bantu. Sesekali aku menatap ke belakang, ya
jelas ngeliatin Haru begitu juga Haru yang masih tersenyum simpul menatapku. Tiba-tiba.

Woy,,awas.. di depan ada tembok tuh!!

Gubraaakkk..!!!

Auwwsakit!woy..! loe tu kalo kasih komando jangan telat dong! Payah banget sih!
Makanya..jalan tu yang bener..! jangan ngliat ke belakang! Ejek Haru kepadaku. Ah,, gak usah
ceramah! Gue gak butuh!!!

Lalu aku masuk ke kelas dan menyerahkan raport serta tanda tangan sama Pak Guntur di bagian
kuriulum. Setelah daftar ulang, aku pergi ke kantin. Sambil meneguk soft drink di hadapanku,
aku memikirkan Haru.. kok bisa mirip banget gitu ya, si Haru sama Gata? Senyumnya, matanya,
pipinya, rambutnya. Tiba-tiba ketiga sahabatku datang menghampiriku,ya siapa lagi kalau bukan
Wina, Fitri dan Ayya .

Mereka bertiga adalah sahabat terbaikku. Setiap aku baru ada masalah mereka yang ngertiin aku,
berusaha menghiburku. Dan setiap kita memiliki waktu luang, kita pergi bersama untuk
menghilangkan kejenuhan.

Woy,, ta, ke kantin gak ajak-ajak. Ngapain loe sendirian di sini? Pakek acara ngelamun segala?
sapa Wina kepadaku.

Gapapa, gue lagi mikirin Gata aja.

Ayya langsung menyaut bicaraku. Busyet deh ni anak, loe masih aja mikirin cowok itu? Ya
ampun Syita..! cowok tu gak Cuma satu. Di dunia ini ada segambreng cowok, loe tinggal pilih
aja kan? Fitri pun mendukung masukan yang di berikan Ayya.

Tapi mereka gak tau tentang perasaan yang aku miliki untuk Gata sangat besar. Dan saat
bayangan Gata perlahan menghilang, disini aku teringat kembali sosok itu karena kehadiran
Haru. Hati ini pun berdetak saat bertemu dengan sosok cowok yang persis dengan Gata.
Mungkinkah Haru datang untuk menggantikan sosok seorang Gata?

Siang itu sangat panas, tinggal aku seoarang diri di sudut lapangan basket sekolahku. Tiba-tiba
ada suara yang menyapaku,ternyata itu Haru. Sambil memutar-mutar bola basket di tangannya ia
bertanya Masih sakit gak kepalanya? Sambil ku pasang wajah sedih dan kaget.

Ngapain kamu disini? udah sana pergi.. Aku lagi pengen sendiri. Namun dengan senyum
Ye .. GR banget sih loe!! Siapa juga yang maw nemenin loe..! orang gue mau basket kok.

Sambil bernyanyi-nyanyi kecil di bawah pohon beringin di sudut lapangan basket sekolahku.
Tiba-tiba bola lari ke arahku, dengan tangkas aku menangkap bola itu. Dan di saat itu dia
mengajak aku berkenalan. Sungguh aku merasa senang, karena aku temukan sosok Gata di
dalam diri Haru. Sesampainya di rumah, aku rebahkan sejenak badanku ke ranjang. Dalam
lamunanku terbayang akan dirinya. Lalu kuberanjak tuk mengambil sebuah kertas, ingin
kutarikan tinta tuk membuat sebuah rangkain kata-kata untuk menggambarkan perasaan di jiwa.
Tentang Sebuah Kekaguman ya sebuah kekagumanku kepada dirinya.

Kamu,.. bila hanya itu yang bisa ku katakan padamu. Apakah aku salah karenanya? Rasaku
yang begitu sulit untuk berani muncul ke permukaan hatiku tuk bisa menyebut nama seseorang
yang hanya bisa ku panggil dengan kamu. Kurasa begitu banyak waktu yang di berikannya
untuk diriku menikmati cerahnya wajahmu yang selalu teduhkanku. Tapi kurasa semakin banyak
waktu yang dia berikan. Aku semakin takut kamu menjadi enggan akan diriku yang selalu
seperti ini dari waktu ke waktu. Ingin ku belai lembut angin yang menari bersama rerumputan
dan akan ku bisikkan kata, bahwa, aku begitu ingin tinggal di dalam hatimu.

Setelah pertemuan itu, ku selalu terbayang akan wajahnya dan senyumnya yang menawan. Aku
berfikir sejenak, akankah aku dapat bersamanya. Ingin rasanya aku untuk memilikinya,
mengganti posisi Gata yang telah lalu. Kekagumanku akan semua yang ada pada diri Haru, ingin
sekali ku ungkapkan bahwa aku suka pada dirinya. Namun ku tak tahu, apakah dia merasakan
hal yang sama seperti apa yang telah kurasakan untuk dirinya. Aku pun tidak tahu akankah ku
bisa bertemu kembali dengan dia. Aku tidak tahu dimana dia tinggal, apakah adiknya di terima di
SMA ku atau tidak, aku juga tidak tahu apa dia sudah memiliki seorang kekasih. Di sini aku
hanya bisa berharap aku dapat bertemu dengan dia kembali.

Rasa suka yang aku rasakan bukan karena aku melihat sosok Gata yang ada pada diri Haru.
Namun aku kagum akan semua yang ada pada diri seorang Haru. Ingin aku cari tau tentang dia,
karena aku rasa ini sebuah kebetulan yang membuat aku berfikir bahwa semua ini takdir untukku
bertemu dengan dia. Haru Sandra.

THE MEANING OF LOVE


Karya Grace Nandalena

Braakkk!!!!
Aku memukul meja karena kesal. Berbekal muka kusut dan bibir cemberut berhasil membuat
mama berdecak melihatku.
kenapa kok mukanya kaya di tekuk gitu? Tanya mama dengan lembut. Ku balas dengan masuk
ke kamar tanpa menghiraukan pertanyaan mama. Mama hanya menggelengkan kepalanya.
Mungkin heran dengan tingkah laku anak pertamanya ini yang pulang dari sekolah membawa
suasana badmood.
uuh! Kenapa sih harus kaya gini ceritanya!! Aku selalu dapat masalah setiap aku menginginkan
sesuatu. Termasuk menyukainya!!! Argh! gurutuku kesal.
Aku mungkin salah satu dari sekian banyak orang yang mempunyai nasib sial. Ya, setiap ada
yang perhatian ke aku, aku selalu membiarkannya sampai 1 minggu, jika tetap perhatian,
kesimpulan sememtaraku adalah dia suka kepadaku. Setidaknya simpatik padaku.
Tetapi, setelah 1 bulan ku rasa perhatiannya semakin sering menimpaku. Yang di status facebook
sering kaya bales-balesan, sering sindir-sindiran, dsb. Jadi, statusku sama si-doi nyambung kalo
digabungin. Jelas dan ketara banget.

Tapi aku gak GR dulu. Dan selama 3 bulan begitu mulu. Lama-lama hatiku ke bawa juga. Yang
semulanya gak suka dan nganggep temen biasa, eh, malah suka.
Dan yang lebih parahnya lagi, ternyata temen yang sering curhat sama aku juga suka sama si-doi.
Gila!!!
*Aku harus gimana ni?* kata yang selalu ku ucapkan ketika temenku akan mengawali
curhatannya.
Padahal, temen yang suka sama si-doi gak cuma satu. Dan kebanyakan yang curhat sama aku. Ya
Tuhan, kenapa engkau memberi hamba cobaan berat seperti ini.
Aku meletakkan tasku dan membuang badanku ke kasur untuk merebahan diri sembari berfikir.
*Kenapa aku dulu terjebak di hatinya!!* batinku.

Tok tok tok


masuk ujarku. Krreeeekk! sayang, makan dulu yuk! Kamu belum makan siang, mama sudah
siapin makaman kesukaan kamu ajak mama dengan nada lembut.
nggak ah ma meniarapkan tubuhku di kasur dan menyembunyikan kepalaku di bawah bantal.
aku ngantuk! Aku tidur dulu ya ma
ya sudah, jangan lupa pakai selimutnya saran mama. Aku hanya mangut-mangut
membalasnya.
Aku tak mau tidur. Aku sebenarnya tak bisa tidur. Aku tak bisa melupakan dia. Aku hanya
beralasan kepada mama seperti itu karena aku tak ingin melakukan apapun kecuali satu. Berfikir.
Tar! Jedyaaaaarrrrrr!!
Suara halilintar membangunkan lamunanku. Aku terkejut dan menutup telingaku. Aku ambil
selimutku dan ku tutupi seluruh badanku dengan selimut.
Tapi setelah aku sadar. Aku bangun dari tempat tidurku. Mangambil baju baby doll-ku dan
bergegas menuju ke kamar mandi. Hujan tidak menaklukkan-ku untuk tidak segera mandi.
Sudah bangun sayang? Kok cepet bangun? Biasanya lama kalau tidur? ujar mama ketika
melihatku keluar dari kamar. aku nggak bisa tidur ma. Panas! jawabku sambil berlalu.
Mungkin sebagian anak menganggapku kurang ajar dan durhaka kepada orang tua karna tidak
menjawab pertanyaan orang tua dengan sikap yang baik tetapi sambil berjalan begitu saja.
Hari ini cuaca begitu panas. Entah kenapa, tiba-tiba aku teringat akan dia. Si-doi pernah duduk
berdapingan denganku saat aku menunggu jemputan. Teman si-doi berdiri di sampingnya.
Mereka mengobrol layaknya ibu-ibu yang sedang arisan. Topiknya berbeda dan ribet menurutku.
Ternyata 3 menit kemudian, jemputanku datang. Ah, senangnya! Aku dapat terbebas darinya.
Tapi ternyata, setelah aku naik, si-doi masih tetap memperhatikan aku sampai di ujung jalan. Dan
bodohnya aku, aku juga memperhatikannya. Duh!
Aku memukul jidatku sendiri dengan telapak tanganku setelah meletakkan baju di kamar mandi
karna memikirkan peristiwa itu. Ternyata aku tak dapat melupakannya.
Suara tetesan showerku mengiringi suara derasnya hujan. *ternyata sudah hujan, akhirnya suhu
kembali dingin lagi* batinku.
Keluar dari kamar mandi, aku bergegas masuk ke kamar. Melewati mama yang sedang membaca
majalah kesukaannya. Tetapi aku berhenti di tengah jalan. Terlintas di benakku untuk
mencurahkan isi hatiku kepada mama.
Aku membalikkan badan dan menghampiri mama. ada apa? Kok tumben duduk di sebelahnya
mama? tanya mama terheran-heran.

Aku diam.
Berfikir mencari dan menyusun kata-kata untuk memberi tahu mama semuanya. lho? Kenapa
diam? Tanya mama sekali lagi.
em, apa jangan-jangan ada masalah di sekolahmu sampai kamu mau cerita sama mama tapi dak
berani? Ada apa sayang? ujar mama sambil menutup majalahnya dan mengalihkan perhatiannya
kepadaku.
eumm, mah. Mama waktu suka sama papa mulai kapan? tanyaku perlahan. Mama hanya
tersenyum. Sepertinya mama mengerti mengapa aku datang mendekati mama.
anak mama mulai suka sama orang lain ya? Aku mangut-mangut dengan perlahan. Aku malu
mengatakannya pada mama. Tidak ada yang tahu perasaanku.
nggak papa kamu suka sama lawan jenis. Itu wajar. Mama memakluminya Mama seperti
meneguhkan hatiku. Aku mulai memberanikan diri bercerita pada mama tentang semuanya.
Mama mendengarkannya dan sesekali tersenyum karena senang. Entah apa yang ada di hati
mama, aku tak tahu.

Akhirnya, aku selesai bercerita pada mama. Mama diam sejenak, lalu berkata
Sayang, menyukai lawan jenis itu wajar. Tetapi jangan kamu terjebak di dalamnya. Banyak
orang yang mengenal hal itu hingga mereka terjebak sendiri di dalam lingkaran kelam itu.
Sebenarnya cinta itu suci, murni dan penuh kasih sayang. Tapi, cinta bisa jadi bumerang kita
untuk menuju kematian
Aku mengerutkan dahi. Kata-kata mama mulai tidak ku mengerti, tetapi sungguh sulit ku
ungkapkan. *kenapa bisa di ujung kematian?* tanyaku dalam hati.

Sepertinya mama tahu maksud expresi yang tak berbentuk ini.


cinta itu bisa membutakan banyak orang. Sehingga kebanyakan orang tidak mau menggunakan
logikanya untuk berfikir tentang cinta. Bila mereka patah hati, mereka bisa melakukan hal yang
fatal untuk menyalurkan kekecewaannya. Jangan sampai hal itu terjadi padamu nak

Aku mulai faham. Mama menasehatiku agar aku tak terjebak dalam lubang cinta.
mengagumilah sewajarnya. Jangan berlebihan. Mama tidak melarang kamu. Tapi sebaiknya
kamu fikirkan dulu baik-baik bagaimana dengan masa depan kamu mama munutup nasehatnya
dengan mengelus pelan rambutku dan meninggalkanku sendiri termenung.
Aku mulai berfikir tentang hal itu.

Dan aku mulai sedikit melupakan dia. Meskipun dia masih ada di hatiku. Aku mendengar kabar
bahwa dia sedang menjalin hubungan lain dengan seorang gadis.

Aku tak menangis maupun patah hati. Ketika berita burung itu datang dan menyebar, aku tahu
suatu saat akan menjadi benar berita itu. Aku tahu dari awal.
hehf aku tersenyum kecil sambil menghebuskan nafas.
Aku sudah tahu. Jangan pertahankan cinta ketika cinta itu hanya bertepuk sebelah tangan. Karna
nasehat mama, aku tahu segalanya.
Entah sekarang berita burung itu benar atau salah. Hanya dia dan gadis itu yang tahu. Senyuman
kecil menghiasi wajahku.

PROFIL PENULIS
Nama : N Grace Nandalena
Twitter : @grace_gnl ~> follow me ya.. ^^` *Promosi*
Just mention after reading
Tolong kritik dan sarannya ya.. Arigatou! ^^`
JALAN CINTAKU....!!!!
Karya Rahayu Nur Rahmawati

Gelak tawa dan kebersamaan ini telah terjadi sejak dulu, sejak kita masih kanak-kanak. Kita
adalah sahabat, kita tlah seperti saudara, begitu dekat, dan mengerti satu sama lain. Sebut saja dia
dengan nama Rama. Tak ada sedikitpun angan yang terlintas difikiran ku tuk merasakan
cintanya, semua tlah berubah saat kita beranjak dewasa, disaat kita tlah mengenal apa itu arti
sebuah kebersamaan yang didampingi dengan cinta. Saat dia mengatakan ingin mendampingi
aku bukan sebagai sahabat ataupun saudara, sungguh tak pernah ku sangka, bimbang ku rasakan.
Tapi, ku tak mau membuatnya terluka atau kecewa, ku putuskan untuk menerima permintaannya
itu. Sejak saat itu, ada kebimbangan dalam hatiku, apakah ini semua keputusan yang benar, di
satu sisi aku tak mau mengecewakan Rama, tapi di satu sisi dia baru saja mengakhiri
hubungannya dengan salah seorang sahabatku sendiri, Reina. Hubungan ku ini, awalnya tak ada
yang mengetahui, hanya aku dan Rama. Tapi, seiring berjalannya waktu, semuanya tahu,
beegitupun Reina, awalnya aku takut jikalau dia marah dan membenciku. Tapi ternyata dia tak
mengapa, dia tak marah ataupun benci kepadaku. Hubungan ku dengan Rama, awalnya baik-baik
saja, tapi semenjak kita tak lagi satu sekolah, saat kita memilih sekolah yang berbeda, hubungan
ku semakin jauh, dan aku merasa kita tlah jauh. Saat itu ku akui, hatiku tlah berpaling, dan
setelah ku mengetahui hatinya juga tlah berpaling kepada yang lain, ku putuskan mengakhiri
hubungan ini.
mungkin ini memang jalan terbaik buat kita berdua, kita memang tak bisa satu, sudah tak ada
lagi kecocokan dalam hubungan kita, jadi lebih baik kita berhenti cukup sampai disini

Sebait pesanku ini diterimanya, dan dia menyetujui keputusan ku ini. Sejak saat itu, aku menjalin
hubungan dengan orang lain. Saat ini kumerasa sangat bahagia, orang tua ku memberi restu
terhadap hubungan ku dengan orang ini, sebut saja Adrian. Aku serasa tak mau melepas dia, ku
selalu berharap hubungan ini tak berakhir sia-sia. Tapi takdir berkata lain, Adrian meninggalkan
aku dengan sebuah luka, hatinya berpaling. Tak kusangka begitu pahit ini semua bagiku, tak
kusangka dirinya tega khianati ku. Ku terpuruk dalam kepedihan, tak sanggup rasanya ku tuk
bangkit dari semua kenyataan pahit ini.
jika memang kita harus berpisah, aku tlah menemukan seseorang yang lebih mencintaimu dari
pada aku
Pesannya ini, sampai sekarang tak ku mengerti, tak tau siapa yang dia maksud. Selau ku coba
melupakan dan menepis bayang-bayangnya dalam hidupku, tapi sungguh begitu sulit ku rasa.
Sakit ini semakin terasa, disaat dia tak mau menyapaku, bahkan menyebut nama ku saja sudah
tak pernah ia lakukan.

Beberapa bulan berselang, Rama kembali mendekatiku bukan sebagai sahabat.


aku menyadari bahwa selama ini aku hanya menyayangi dirimu, meski ku tlah lewati hari
dengan hati yang lain, tapi tak pernah ku rasakan sayang seperti dirimu

Ucapannya tak cukup mampu buatku luluh, dan aku katakan tak ingin menjalin hubungan yang
seperti dulu.
kita lebih baik jadi seorang sahabat, kita tak mungkin bisa menjalaini hubungan seperti dulu,
aku sayang kamu sebagai sahabat ku

Tak pernah ku fikirkan akibat perkataanku itu, menyakitinya atau mengecewakannya, aku tak
tahu. Yang aku tahu, aku melakukan semua ini demi persahabatan ku dengan dia. Tak pernah dia
menyerah tuk meluluhkan hatiku, selalu ia memanjakan dan memberi perhatian penuh
terhadapku. Selalu ia berusaha tuk meyakinkanku, bahwa ia kan selau buatku bahagia.
aku sangat menyayangimu, beriku kesempatan satu kali lagi, tuk menghapus kesalahan ku
dimasa lalu, aku berjanji tak kan khianatimu, tak kan ku buatmu sakit, percayalah padaku bahwa
kasih dan sayangku buat kamu itu tulus

Kata-katanya itu, kian lama buat ku luluh terhadapnya. Hingga pada akhirnya ku putuskan
kembali tuk mencoba menjalin hubungan spesial dengan Rama.
ku coba mempercayaimu lagi, ku beri kau kesempatan dan ku percaya semua kata-katamu, aku
mohon jangan sakiti dan khianati diriku ini
Tanggal 17 januari 2012, kita menjalin hubungan kembali. Hari-hariku dipenuhi dengan
perhatian dan kasih sayangmu, pujian-pujian mu terhadapku jadi menu keseharianku. Tapi,
masih ada kebimbangan dalam hatiku, aku masih bertanya-tanya, sebenarnya apakah aku sayang
sama dia?? Tiap dia bilang sayang kepadaku, ku selalu bilang aku juga sayang kamu , aku tak
tahu salahkah ucapanku itu, yang aku tahu, aku akan membuatnya bahagia jika aku mengatakan
bahwa aku juga menyayanginya.

Sikapnya memang tak seperti dulu lagi, sudah lebih dewasa, tapi masih saja ada sikap yang
membuatku jengkel. Ingin selalu ku tegur tapi aku tak mau pertengkaran terjadi diantara kita, aku
Cuma ingin menjalin hubungan yang lebih lama dengannya. Walaupun ku coba hindari
pertengkaran, masih saja ada yang membuatku marah dan ngambek kepadanya, dia selalu
mencoba menenangkanku dan membuatku tersenyum lagi. Kian lama ku jalani hari
bersamanya,kian ku rasakan kebahagian, rasa sayang itu tumbuh dengan seiring berjalannya
waktu dan kebersamaan kita selama ini.

Ditengah kebahagiaan kita, ada masalah yang terjadi, hubunganku ini tanpa diiringi restu kedua
orang tuaku. Sakit saat ku dengar ucapan mereka, bahwa hubungan ku ini harus segera berakhir.
Ku coba bicara hal ini pada Rama, tapi aku nggak berani. Aku takut menyakitinya, aku takut
membuat dia terluka, aku nggak tega ngomong sama dia. Sekarang ku di hampiri kebimbangan,
apa yang harus aku lakukan, menuruti kata orang tua, apakah memperhatakan hubungan ini.
Sungguh, jadi kayak sinetron, hubungan nggak direstui gara-gara masalah yang sepele dan nggak
jelas. Sumprit deh pusing mikirin masalah ini, mau dibawa kemana hubungan ini.

Suatu hari, aku bertemu dengan dia di rumah temenku, sebut saja namanya Putra, karena
kebetulan banget pacarnya Putra adalah temen dekatku sendiri, panggil aja Isna. Jadi, ceritanya
double date gitu deh. Seru juga double date kayak gini, saat itu aku sama Rama duduk berdua,
dia nyuruh aku menutup kedua mataku, aku sempat nggak mau, tapi dia maksa. Ya, okelah aku
turutin. Dan tak lama kemudian aku rasakan ada sesuatu di leherku, ku buka mataku dan ternyata
dia telah memasangkan kalung di leherku. Dia tersenyum padaku dan bilang aku sayang
kamu. Ku balas senyum manisnya dan ku balas pula ucapannya itu aku juga sayang kamu .

Tak lama kemudian aku berdiri, aku mengatakan sesuatu kepadanya,


bagaimana nanti seandainya kita tak lagi bersama ya?

Dia terkejut dengan pertanyaanku itu, serentak ia berdiri dan kembali bertaya kepadaku.
apa maksud kamu, apa yang kamu katakan?

Aku diam sejenak dan menunduk sambil ku pegangi kalung dari dia.
seandainya hubungan kita nanti berakhir bagaimana?
berakhir? Kenapa kamu berfikir seperi itu?
kamu tahukan, orang tuaku bagaimana, mereka tak merestui kita !

Rama terdiam, ia duduk kembali dan menunduk. Sungguh, sedih bangit hati ini ngeliat dia kayak
gitu. Dia kemudian mengajukan pertanyaan kepadaku.
apa kamu akan mengakhiri hubungan kita ini?
aku nggak tahu? jawabku dengan lemas
aku ikhlas, jika memang kamu akan memutuskan hubungan ini, tapi sungguh ku tak kan
sanggup kehilangan kamu

Rama menatapku, dengan mata yang berkaca-kaca. Oh, tuhan sungguh semakin tak tega aku,
rasanya tubuh ini makin lemas bahkan mau pingsan.
aku, aku nggak tahu, aku nggak tahu harus bagaimana
aku sangat menyayangimu, aku nggak bisa kehilangan kamu
aku juga sayang kamu

Dia berdiri dan memeluk erat tubuhku, ini untuk pertama kalinya aku dipeluk sama pacar. Dan
tak ku sangka air mata ini menetes begitu deras.
aku sungguh nggak mau kehilangan kamu , aku menyayangimu

Berulang-ulang kali Rama mengucapkan kata-kata itu.


aku juga sayang kamu, aku nggak mau putus dari kamu

Setelah ku ucapkan kalimat itu, air mata ini semakin tak mau berhenti.
aku nggak mau putus, nggak mau
jangan nangis ya, aku nggak mau liat kamu nangis kayak gini
tapi, aku nggak mau putus, aku sayang kamu
kita nggak akan putus, nggak akan pernah. Percaya lah padaku, pasti suatu hari nanti, kita akan
mendapatkan restu
apa kamu yakin?
aku yakin, sudah ya nggak usah nangis lagi, aku nggak tega ngliat kamu nangis kayak gini

Rama mengusap air mataku dengan begitu lembut, kedua tangannya memegang pipiku.
aku menyayangimu, yakinlah bahwa hubungan kita akan baik-baik saja

Dipeluknya kembali tubuhku yang lemah ini, ku ucapkan berulang-ulang kali.


aku sayang kamu, aku nggak mau putus
Semakin kurasa nyaman dalam pelukannya, terasa sejenak beban ini hilang. Rasanya aku tak
ingin lepas dari pelukan hangatnya. Tapi waktu juga yang akhirnya melepaskan. Aku sempat
berfikir hari ini semuanya akan berakhir begitu saja, tapi ternyata salah , cerita ini masih terus
berjalan dan belum berakhir.
Sejak saat itu, cerita ini semakin indah, banyak moment-moment yang berkesan. Dia selalu
menemani tawaku, dia mengusap air mataku ketika ku menangis, dia selalu di sampingku saat ku
bersedih. Rasanya sayang ini semakin kuat.
Suatu hari saat meeting class, Isna tidur dirumahku, dan kami membuat rencana untuk berangkat
kesekolah esok hari, aku akan berangkat dengan Rama, dan dia akan berangkat dengan Putra dan
kami berencana berangkat agak siang dari pada biasanya.
Keesokan harinya, rasanya begitu semangat untuk memulai hari ini, setelah selesai sarapan aku
dan Isna berangkat, kami janjian bertemu Rama dan Putra di jembatan. Saat sampai di jembatan
baru Rama yang disana, Putra belum nongol ternyata. Rama mengajakku berangkat lebih dulu
karena ia takut telat, tapi Isna nggak mau ditinggal sendirian. Setelah beberapa saat akhirnya
Putra nongol juga, kamipun berangakat tapi kami tak melewati jalan yang sama. Kami memang
berbeda-beda sekaolah, Cuma aku dan Isna yang satu sekolah, aku dan Isna nantinya akan
bertemu di depan gerbang sekolah.

Sepanjang jalan, aku dan Rama bersenda gurau, jikalau bisa tiap hari kayak gini, anganku
melayang tinggi. Dia berkata padaku
aku ingin tiap hari bisa berangkat ke sekolah dengan kamu, menjemputmu di rumah dan
disekolah, pengen banget
aku juga pengen kayak gitu, kayak anak-anak yang lain, bisa berangkat dan pulang bareng,tapi
apalah daya itu mustahil terjadi
Kami terdiam sejenak, seakan menghentikan angan yang sempat melayang. Saat sampai di depan
sekolahku, ku tengok kanan dan kiri mencari Isna, dan ternyata ia belum datang.
cepat sana masuk, nanti telat
aku nunggu Isna
tunggu di dalam aja, cepat masuk
nggak lah, aku mau nunggu di sini aja
ya uda terserah kamu aja, aku ke sekolahku dulu ya, hati-hati kamu di sini
iya, kamu juga hati-hati ya

Aku duduk di depan gerbang sendirian, lalu ada temankku yang baru datang, dan aku
mengajaknya nungguin Isna, aku telfon tak diangkat olehnya, aku sms tapi tak di balas. Sampai
akhirnya gerbangpun ditutup, dan ada salah seorang temanku yang baru datang.
ngapain kalian berdua disini? tanyanya kepadaku dan temanku
nunggu Isna, dia belum datang
lhoh, gerbangnya kok ditutup katanya dengan kaget
ya uda, disini dulu nunggu Isna
Aku dan kedua temanku menunggu Isna, cukup lama kami menunggu dan akhirnya dia datang
juga. Dia datang dengan senyum yang lebar tanpa merasa bersalah karena tela membuat kami
menunggu. Saat kami akan masuk, pak satpam menghalangi kami, beliau tak mau membukakan
pintu gerbang. Beliau menyuruh kami menunggu anak-anak yang lain, mungkin ada yang telat
lagi. Dan ternyata benar, ada lebih banyak lagi yang telat. Setelah itu, kami harus berbaris
dengan rapi, dan kamipun dimarahin oleh pak satpam, bahkan kami di video dan wajah kami di
potret sama ketua osis. Wow, kayak teroris aja fikirku, setelah kenyang dengan omelannya pak
satpam dan ketua osis, kami harus berlari keliling lapangan, padahal lagi ada pertandingan futsal.
Sumpah, malu banget deh, diketawain dan dilihat sama anak satu sekolahan, rasanya pengen ku
tutup mukaku pakai kantung kresek.
Tapi, aku akuin deh nggak nyesel hari ini telat dan nggak apa-apalah harus dapat omelan yang
penting bisa bareng sama mas pacar. Heheehehe

Habis itu, aku dan Isna malah ketawa-ketawa sendiri, habis gokil banget deh kejadian ini,
mungkin akan selalu teringat dan nggak terlupakan. Saat pulang sekolah Putra sudah sampai
terlebih dulu menjemput Isna, dan kami menunggu Rama, sampai akhirnya Rama datang
menjemputku. Kami pulang bareng lagi dan kali ini kami pulang melewati jalan yang sama.
Rasanya hari ini nggak mau cepat-cepat berlalu, kapan lagi coba bisa kayak gini. Ada yang lucu
sih dari hubungan aku dan Rama, lalu Isna dan Putra. Jika salah satu dari kami ada yang
bertengkar pasti yang satunya juga bertengkar. Dan kalau lagi seneng dan bahagia-bahagianya,
pasti yang satu juga lagi bahagia. Kalau lagi berantem sama pacar,malah aku dan Isna yang cuek-
cuekan, diem-dieman,. Tapi kalau lagi baikan dan nggak ada masalah sama pacar, kita pasti
ngobrol terus, becanda terus. Kalau di fikir-fikir emang lucu sih, sedih bareng seneng bareng.
Keanehan mulai aku rasakan saat bulan puasa, aku merasa sikap Rama berubah, aku merasa dia
uda nggak perhatian lagi sama aku. Tapi, aku coba untuk hilangkan perasaan ini. Sebenarnya
memang bulan puasa ini menyenangkan, aku dan Rama tak jarang sholat terawih bareng dan
sholat shubuh di mushola bareng.

Suatu malam selepas sholat tarawih, Rama mendatangi aku di rumah, kebetulan saat itu kedua
orang tuaku masih dimushola. Aku kurang mengerti tujuan dia rumahku itu apa, lalu Rama
berkata padaku aku sungguh menyayangimu . Aku tersenyum mendengar ucapannya itu,
belum sempat aku balas ucapannya itu, tiba-tiba ia memegang tanganku dan memasangkan
sebuah cincin di jari manisku.
aku sungguh sayang kamu, jangan tinggalkan aku, dan ku mohon jaga cincin ini baik-baik
ucap Rama dengan tatapan mata yang sendu
aku juga sayang kamu, kan ku jaga cincin ini seperti ku menjaga cinta ini
Ia memeluk tubuhku, sungguh ku rasa begitu nyaman dan ku merasa bahwa ia benar-benar
menyayangi aku. Selepas itu, ia segera pulang. Ku pandangi cincin itu, dan aku berfikir, apakah
tak kan ada nantinya yang memisahkan aku dan dia?? Yah, semoga saja. Aku hanya
menginginkan yang terbaik buat hubunganku dengan Rama ini.

Beberapa hari setelah itu dan pada saat makan sahur, tak ku sangka kalung yag diberikan oleh
Rama putus, dan ku merasa perasaan ku tak menentu, ada kekhawatiran, ada ketakutan, ku
bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi?? Lalu, ku coba mengatakan kepada Rama bahwa
kalung pemberiannya itu putus.
kenapa, kalung itu bisa putus? tanya Rama
aku tak tau, tiba-tiba putus begitu saja
kamu sih nggak jaga baik-baik
aku sudah jaga baik-baik kok
ya sudahlah, besok-besok aku belikan lagi
Untung saja Rama tak marah padaku, tapi jika diingat-ingat barang-barangku dari Rama tak
pernah ada yang tetap utuh atau bagus sampai sekarang ini. Mulai dari boneka yang ia berikan
saat rekreasi waktu SMP dulu uda ada bagian yang sobek, gelang juga putus, lalu bingkai
fotonya pecah , dan kalungpun putus. Aneh memang dan sempat terfikir dibenakku, apakah ini
pertanda bahwa hubunganku dengan dia tak kan bertahan lama dan kami ditakdirkan tidak untuk
bersama. Tapi, selalu ku coba singkirkan jauh-jauh fikiran buruk itu.

Malam itu, semakin ku rasakan ada yang aneh dari dia, lalu ku beranikan diri untuk menegurnya,
aku merasakan ada yang aneh dengan kamu akhir-akhir ini
aneh bagaimana?
aku merasa perhatianmu berkurang, tak seperti dulu
perhatianku terhadapmu tak pernah berkurang, mungkin hanya perasaanmu saja
ini bukan sekedar perasaan semata, kamu benar-benar berubah, tak seperti dulu
mungkin karenaku terlalu banyak tugas
Dan akhirnya semua perkataanku itu menimbulkan pertengkaran di antara kami, aku marah
padanya, dan mungkin ia juga marah padaku.
Keesokan harinya, aku tak memberi kabar padanya dan aku sangat berharap ia mengirimi aku
pesan atau menelfonku seperti biasa. Tapi, dari pagi hingga malam tak satupun pesan ku terima
darinya, semakin jengkel ku rasa, dan kemarahanku semakin besar padanya.

Hari berikutnya, tetap ku coba tuk tak menghubungi dia, aku ingin tau apakah dia akan
menghubungi aku. Tapi, hingga siang hari, tak juga ia menghubungi aku, aku rasanya sudah tak
tahan menahan emosiku. Lalu ku kirimi dia pesan
kok dari kemarin nggak ada kabar, lupa ya kalau punya pacar, atau uda nganggep kalau uda
nggak punya pacar ?
ngomong apaan sih, siapa yang lupa kalau uda punya pucar dan siapa juga yang uda nganggep
kalau nggak punya pacar
lha trus apa dong namanya, kalau dari kemarin seharian nggak hubungin aku dan sekarang ini
aku kalau nggak ngirim pesan, pasti kamu juga nggak akan ngirimi aku pesan kan??
aku Cuma sakit hati aja, karena kamu menganggap kalau aku uda nggak perhatian sama kamu

emang kenyataannya kayak gitu kok

Dan pertengkaran kami malam itu pun berlanjut, dan karena aku sudah jengkel aku tak
membalas pesan darinya. Lalu, entah kenapa rasanya saat itu aku ingin sekali membuka jejaring
sosial (fb). Saat itu ku terima pesan, dan anehnya yang ngirim aku pesan adalah Rama, tpi, yang
lebih anehnya di pesan itu ia bertanya
ini pacarnya Rama?
iya
maaf, aku bukan Rama, kamu masih pacaran sama dia?
iya, aku masih pacaran sama dia, ini siapa?
beneran kamu masih pacaran sama dia?
beneran lah, kamu siapa sih sebenarnya kok pake fbnya Rama?
tapi dia bilang ke aku kalau kalian uda putus !!
uda, uda, hubungin aku di nomer ini ************

Lalu aku kasih nomer hp aku ke dia, dan kemudian ada pesan dari anak itu.
kak, beneran ya kamu masih pacaran sama Rama?
beneran lah, walaupun sekarang aku lagi berantem sama dia, kami nggak putus kok dan nggak
ada kata-kata putus tuh !!
tapi, dia bilang ke aku kalau kalian uda putus !!
kapan dia bilang kayak gitu, dan kamu itu siapa?
beberapa hari yang lalu, aku adik kelasnya kak!!
nama kamu siapa, dan kenapa sebenarnya kamu nanya kayak gitu sama aku?
aku Febri, aku Cuma mau pastiin aja yang sebenarnya itu bagaimana
sumpah ya, aku nggak ngerti maksud kamu itu apa
Rama uda bilang cinta ke aku, dan dia nembak aku kak!!
Membaca pesan itu rasanya aku ingin marah, nangis, perasaan ku nggak karu-karuan, tapi aku
masih mencoba untuk tetap tenang.
apa,? nggak mungkin
beneran kak, maafin aku kalau memang aku merusak hubunganmu dengan Rama
kalian uda pacaran?
aku bingung, dia tetap mau jadi pacar aku, aku uda coba nolak dan dia tetap ngotot mau jadi
pacar aku kak !!
aku tanya, kalian uda pacaran apa belum? Nggak usah muter-muter kalau jawab !!
uda kak, tapi baru beberapa hari saja kok, kalau gitu aku akan mutusin dia kak !!

Beberapa saat kemudian


dia nggak mau putus dari aku kak
oh, gitu ya..!!
maafkan aku kak, aku nggak punya maksud ngrusak hubungan kalian !!
Dan febri mengirimkan sebuah pesan dari Rama ke aku yang isinya disitu Rama nggak mau
putus dari Febri.

Lalu, aku mengirim pesan ke Rama, aku coba tetap tenangkan diri aku.
oh ya,aku lupa nanya sama kamu. Kita putus kan?
terserah
oke, kita resmi putus, akhirnya aku bisa bebas juga
ini kan yang kamu mau, putus dari aku dan kamu bisa dengan cowo lain?
kalau iya, emang kenapa, masalah buat kamu? Kamu aja bisa dengan cewe lain sebelum kita
putus, masa aku nggak bisa dengan cowo lain, padahal kita uda resmi putus !!
terserah apa kata kamu aja
iya, satu pesenku buat kamu, urusin tuh selingkuhan kamu
Dalam pesan itu, aku berlaga tenang dan santai menghadapi masalah ini, tapi sebenarnya hatiku
ini hancur banget dengan semua kejadian ini, sakit banget rasanya, pengen nangis, pengen
teriiak, pengen marah, tapi rasanya aku nggak tau bagaimana ngungkapin semua perasaan yang
ada di hatiku ini. Tanggal 13 agustus 2012, aku dan Rama resmi putus dan hubungan sudah
benar-benar berakhir, gara-gara perselingkuhannya dengan Febri, 7 bulan kurang 4 hari
hubungan ini berjalan dengan sia-sia, sad ending.

Lalu, aku megirim pesan lagi kepada Febri.


aku uda putus sama Rama
kok putus, maafin aku gara-gara aku kalian putus,
uda lah, nggak apa-apa
kalian nggak usah putus ya, biar aku saja yang putus sama Rama, kalian uda saling mengenal
lebih dulu,
aku uda terlanjur putus sama Rama, dan mungkin emang uda takdirnya aku putus sama dia !!
maafkan aku ya !!
ya, moga kalian langgeng!!
amin kak, makasih doanya, dan sekali lagi maafin aku
Sumpah, aku nggak nyangka banget tuh anak bakalan bilang amin saat aku bilang semoga
kalian langgeng, muna banget tuh anak, awalnya bilang mau putus sama Rama, tpi akhirnya
malah bilang amin. Rasanya pengen aku mencaci maki mereka semua, pengen aku pukulin
sampe babak belur.
Sempat aku mengajak Febri bertemu dan ngomongin masalah ini baik-baik, tapi ia menghindar
dan menolak, aku kurang tau alasan dia yang sebenarnya menghindar dari aku itu apa, dia Cuma
bilang kalau dia lagi sibuk, tapi menurutku ia takut bertemu denganku, mungkin ia takut aku
bakalan marahin dia, padahal ngga ada maksud ku buat marah atau maki-maki tuh anak, aku kan
Cuma pengen tau lebih jelas dan ngomong secara tatap muka langsung kan lebih enak dari pada
Cuma lewat handphone.

Keesokan harinya aku mengirim pesan ke Febri.


tolong jaga Rama, seperti aku menjaganya. Tolong sayangi dan cintai dia, seperti aku
menyayangi dan mencintai dia, aku titip dia ke kamu, aku percayakan dia untuk kamu. Jangan
buat dia terluka. Semoga kalian bahagia selalu

Penuh dengan linangan air mata saat ku tulis dan ku kirim pesan tersebut, ada perasaan tak rela
untuk melepas begitu saja semua yang telah terjadi selama ini. Tapi apalah daya, ini semua
sebuah kenyataan yang harus aku hadapi, air mata ini semakin deras mengalir saat ku kumpulkan
semua barang pemberianmnya. Firasatku ternyata benar, bahwa hubungan ini kan berakhir,
dengan semua pertanda yang ada selama ini.
Ya Allah, sakit banget yang aku rasakan sekarang ini, sakit hati ini kembali lagi berpijak dalam
diriku, dia yang telah ku percaya, dia yang telah beriku senyum, dia yang telah beriku mimpi, dia
yang temani tawaku, dia yang hilangkan dukaku. Tapi, kini ia telah pergi tinggalkan aku untuk
cinta yang baru, cinta yang baru saja ia kenal. Kenapa harus terjadi lagi, apa salahku, apa
kurangku hingga dia sakiti aku seperti ini. Ya Allah, tak sanggup rasanya aku mengingat semua
kenangan antara aku dan dia, itu terlalu menyakitkan. Ya Allah, jauhkan aku dari rasa benci,
jauhkan aku dari dendam, berikan hambamu ini keikhlasan dan ketabahan dalam menerima serta
menghadapi semua ini. Ku serahkan semua ini padamu ya allah, ku tahu ini semua rencanamu,
ku tahu ini semua kehendakmu, engkau yang telah menyatukan kami, dan engkau pula yang
pisahkan kami ya allah
Sebait curahan hatiku itu ku panjatkan kepada Allah dengan semua sakit yang ku rasakan,
dengan semua air mata yang mengalir. Tapi aku coba tersenyum, aku masih mencoba untuk
tegar, karena ku percaya dan aku pasti bisa hadapi semua ini.

Beberapa saat kemudian, ku dengar handphone ku berdering, dan ku lihat ada satu pesan. Saat ku
buka ternyata itu pesan dari Rama.
andaikan aku bisa memutar waktu kembali, pasti akan ku lakukan. Tapi itu sungguh mustahil,
tak mungkin aku bisa memutar kembali waktu meski hanya satu detik saja. Karena kesalahanku
itu, kau pergi tinggalkan aku. Kini kita tlah berjalan sendiri-sendiri, semoga kita bisa menjalani
semua ini dengan baik.
Sedikit senyum yang hanya bisa kuberikan setelah membaca pesan itu, aku mencoba tabah dan
tetap tegar, aku tersenyum untuk menahan sakit yang ku rasakan.

Hari-hari ku kini memang sepi setelah ia tak ada lagi dalam kehidupanku ini, aku coba move on,
move on dan move on. Ku coba cari kesenanganku tanpa dia, ku coba cari tawaku saat tak ada
dia. Kini entah apa yang akan terjadi selanjutnya dengan perjalanan cinta ini, apakah suatu saat
aku bisa benar-benar memaafkan dia dan menghilangkan sakit ini karena dia. Dan mungkin
kelak ku bisa temukan yang lebih dari dia, tak aku mengerti, karena semua itu menjadi rahasia
Tuhan dan ku coba siap menerima semua yang telah di gariskan oehnya, karena jodoh, rezeki
dan matiku hanya Allah yang tahu.
KISAH MANIS YANG TERKENANG
Karya Tazkiyatun Nisa

Namaku Syla. Aku anak tunggal di keluargaku. Ayah dan Ibu sangat sayang kepadaku. Jika aku
menginginkan sesuatu, pasti terpenuhi. Ayah dan Ibu selalu mengontrol apa saja kegiatan yang
aku lakukan di luar rumah, seperti les piano, berlatih tennis, dan kegiatan lainnya. Kadang aku
kesepian di rumah, kalau ayah dan ibu belum pulang dari kantornya. Seperti ini tah rasanya tak
punya saudara kandung, tak bisa curhat, bercanda, nonton film dan karaokean bareng?
gumamku.

Menjelang Pagi
Pagi pun datang, alarm sudah berbunyi. Aku membuka mata perlahan-lahan, mengambil alarm
yang ada di meja, samping tempat tidur, dan aku langsung menghentikannya. Walau mataku
belum sepenuhnya terbuka, tapi aku segera bergegas ke kamar mandi. Kuambil handuk yang
berwarna kuning dari dinding samping kamar mandi, lalu kurasakan dinginnya air yang mengalir
di tubuhku, membangunkan jiwa ragaku. Makanya aku langsung membuka mata selebar
mungkin. Setelah mandi dan Shalat Shubuh, aku langsung bersiap memakai pakaian seragam
sekolahku. Sambil memasang ikat pinggang, kubuka tirai jendela kamarku yang berbalut warna
biru muda itu. Kubuka jendela kamar, dan ku hirup udara segar di pagi hari, benar-benar
menyejukkan dan menyehatkan. Aku kembali ke cermin, berdandan, memakai kerudung warna
putih, dan bros pink yang aku jepitkan pada dada kiriku. Tak lupa aku memakai jam tangan dan
kacamata berbalut warna cokelat yang tergeletak di meja ungu samping tempat tidurku.

Aku segera mengambil tas dan memakai sepatu. Aku keluar dari kamar, buru-buru menuruni
anak tangga. Di bawah, ibuku yang memakai baju kantor dan berkerudung itu sudah menyiapkan
sarapan pagi di meja makan. Kulihat ayah dan ibu sedang sarapan bersama. Selamat Pagi!
sapaku pada Ayah dan Ibu. Pagi anak Ibu yang cantik, jawab Ibu sambil tersenyum manis.
Hari ini kami pulang agak sore ya, Nak! kata Ayah. Iya cantik, maaf ya.. kamu gapapa kan
sendirian di rumah? sambung Ibu. Tidak apa-apa kok Bu! hehe jawabku. Lalu aku duduk di
kursi, mengambil roti dan memilih selai cokelat untuk memanjakan mulutku di pagi ini. Sesudah
sarapan, aku berpamitan kepada Ayah dan Ibu. Ibu, Ayah, aku berangkat dulu ya..
Assalamualaikum. sambil mencium tangan Ayah dan Ibu. Waalaikumsalam warahmatullah,
hati hati ya, Nak jawab Ayah dan Ibu serentak. Karena jalan ke sekolahku dan kantor mereka
tidak searah, aku berangkat sendiri ke sekolah, tidak diantar Ayah & Ibu. Tapi aku pernah diantar
oleh ayah, saat ayah sedang libur. Aku membuka pintu, lalu keluar, kudorong gerbang berwarna
cokelat emas yang ada di halaman rumahku. Aku segera mencari taksi untuk mempermudah
transportasi ke sekolah.

Pulang Sekolah
Aku pulang sekolah menjelang Maghrib. Aku turun dari mobil temanku, Salsha. Pak. Aji &
Salsha, makasih udah nganterin Syla pulang ke rumah ucapku. sama sama Syla, kami
langsung pulang ya, Assalamualaikum! jawab Pak. Aji ayah Salsha. Hati hati Pak..
Waalaikum salam warahmatullah Aku langsung membuka gerbang, dan memasuki rumah.
Kunaiki satu persatu anak tangga menuju kamar. Kubuka pintu kamar dan bruuk !! Aku langsung
telentang di tempat tidurku. Sekitar 5 menit, aku lepas kerudungku dan bros pink nya.
Selanjutnya aku pergi ke kamar mandi. Setelah mandi, Shalat Maghrib dan mengaji tubuhku
terasa segar sekali. Tapi kok tiba-tiba aku ingin mendengarkan radio, tidak tahu kenapa. Aku
mendengarkan Radio di HP-ku. Aku tak peduli itu stasiun apa, yang jelas aku ingin sekali
mendengarkan radio. Baru ku buka, si penyiar radio di stasiun tersebut memutarkan sebuah lagu,
itu lagu slow, enak didengerin deh pokoknya. Setelah selesai diputar, si penyiar itu berkata Oke,
buat para Greysonators dimanapun berada. Tadi itu lagu yang tak asing lagi buat kalian, yaitu
dari GREYSON CHANCE - Home Is In Your Eyes atau biasa disebut HIIYE. Waaw, artis itu
suaranya keren sekali, aku baru tau itu artis. Waaa, good good good. Ya Allah indah sekali deh
pokoknya. Aku jadi pengen liat profil artis itu. Pasti ganteng dan keren, huahaha. Besok hari
Minggu, hari libur sekolah. Mungkin besok adalah saat yang tepat buat cari tahu artis itu. Yang
penting sekarang aku Shalat Isya dulu dan tidur, baru deh besok melanjutkan pencarian kataku
lirih. Aku membersihkan badan di kamar mandi. Setelah membersihkan badan di kamar mandi
aku bergegas untuk tidur. Suara gerbang terdengar diselingi suara mobil. Pasti itu ayah dan ibu
ucapku. Huh, aku menarik selimutku dan mematikan lampu kamar. #Its time to sleep

Pagi Hari Sekitar Jam 8


Akhirnya waktu yang ditunggu tunggu. Aww, kucari profil lengkap juga fotonya. Aku senyum-
senyum sendiri ketika melihat foto Greyson Chance. Memang benar dugaanku, dia ganteng dan
keren. Dia penyanyi dari Amerika Serikat, dan hebatnya lagi dia bisa berbahasa Indonesia ya
walaupun belum selancar orang Indonesia {ya iyalah}. Dia beragama Kristen, memang sih
umumnya artis luar itu beragama non Islam. Ku unduh semua foto dan lagunya ke laptop. Hm,
mungkin sekarang aku udah jadi GREYSONATOR.

Beberapa Minggu Kemudian


Hari ini hari Kamis, tanggal merah yang artinya sekolah libur. Hampir seminggu sekali aku
menulis pengalamanku tentang Greyson di jejaring sosial blog. Setiap orang di negara manapun
bisa melihat catatan yang aku tulis di blog, karena aku ingin berbagi pengalaman dengan every
people. Hari ini, aku menulis catatan di blog. Setelah aku lihat pemberitahuan, ada seseorang
yang membaca blog aku. Dia mengomentari Waw, its a amazing. I agree with you. Aku
sengaja setiap mencatat di blog menggunakan dua bahasa, yaitu Bhs. Indonesia dan Inggris. Jadi
memudahkan siapapun untuk membacanya. Aku berfikir, pasti itu orang luar yang baca blog aku.
Eh, ternyata benar. Tapi, dikomentar dia, tidak tercantum nama pengirim. Jadi aku balas
Thanks, someone. BTW whats your name?. 3 menit kemudian dia juga membalas Youre
welcome Syla. My name? Mm, Greyson Chance. Hah, gimana ya? tuh orang ngaku-ngaku aja.
Ga berpendidikan, mana mungkin Greyson baca blog aku. Hey you, really? But, I cant
beleive. balasku. Tapi, kalo memang benar?? Aneh, pasti ini Cuma rekayasa dia aja. Hm, dia
balas I really, Im Greyson Michael Chance !! You need evidence?? I can Syla, wait me. Jiaa,
dia pengin aku percaya sama omongannya. Dia berani sekali untuk membuktikan yang
sebenarnya. Ok someone, Im waiting jawabku lagi.

Tak lama kemudian, ternyata dia ngirim semacam video ke aku. Dan itu ......., memang Greyson
Chance yang lagi mengatakan sesuatu ke aku. Aku merasa bersalah sama dia. Ya Allah, ampuni
hamba-Mu ini. Lalu dia menyambung percakapan You can beleive?. Aku menjawab I can,
Im sorry Grey. I feel guilty. Kayaknya Greyson marah sama aku deh, huhuhu. Dia Cuma balas
Ok, no problem. Bye. Dia memutus pembicaraan begitu saja. Okelah tidak apa-apa. Ini
pengalaman yang tak terlupakan bagi aku. Walau terlihat sekilas.
-- THE END --
PROFIL PENULIS
Nama : Tazkiyatn Nisa
Twitter : @azki_nisa
B1NT4NG
Karya Meiliza Inayatur Rohmah

Kenapa? Tanya Bintang padaku saat aku mengajaknya ketempat favoriteku sore itu. Aku
meletakkan kepalaku dibahu Bintang yang duduk disebelah kananku. Dengan mata masih
sembab, aku tak menjawab pertanyaan Bintang, hanya terus memandangi danau yang tenang itu
dengan tatapan kosong. Masih belum mau cerita? Tanya Bintang lagi. Emang gue harus cerita
apa? Jawabku ringan. Iya...Crita apa aja. Crita kancil mencuri timun juga gak pa-pa Jawab
Bintang sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Aku tersenyum. Emang gue pendongeng. Jawabku kembali tersenyum. Nah.....Baru muncul
dech cahayanya.Ujar Bintang. Kan emang dari tadi gue disini? Jawabku bingung. Cahaya
mentari!!! Siapa yang bilang loe. Ucap Bintang menatapku. Maksudnya? Tanyaku. Cahaya
mentari yang pindah disenyum loe. Ucap bintang tersenyum. Idiiiihhhh......! Lebay. Ucapku
sambil memukul bahu Bintang keras-keras. Aduh.....! Selalu dech. Emang gue segitu lebaynya
ya? Tanya Bintang padaku. Gak cocok tau loe ngelebay gitu! Gak ada tampang-tampang
romantisnya Ucapku mencibir. Yeeee....! Itu kan cuma menurut loe doank. Cewek-cewek lain
banyak yang bilang gue so sweet kok. Jawabnya bangga. So Preet....iya. Ujarku. Loe tuch
ya. Sekali-kali kek bilang gue so sweet. Nich anak! Kayaknya gue gak ada so sweet-so sweetnya
ya ma loe. Ujar Bintang manyun. Emang ngak! Lebay iya. Ucapku singkat. Tang....! Makasi
yach. Ucapku pada Bintang. Buat? Tanyanya. Buat loe, coz udah mau nemenin gue kesini.
Jawabku. Terpaksa.....! Ucap bintang lirih. Owh....gitu! Ya udah loe pulang aja sono, gue bisa
pulang sendiri kok. Ucapku berdiri dan berkacak pinggang. Bintang tersenyum. Loe kalo lagi
kayak gitu,tambah...... Gak lucu....! Ucapku memotong perkataan Bintang. Iya dech,iya! Gue
minta maaf. Gak kok, gue ikhlas. Gak terpaksa. Sumpah! Ucap Bintang menyilangkan jari
telunjuk dan jari tengahnya.

Bintang tersenyum dan melepaskan silangan kedua jarinya ketika aku menatapnya. Aku
menyilangkan kedua tanganku didada kemudian memandang lurus kedanau masih dengan
tampang sok marah besar pada Bintang. Udah donk Ca. Gue gak bisa ngerayu nich. Jadi
marahnya udahan ya. Ucap bintang memelas. Aku tersenyum simpul. Mana bisa cowok kayak
loe ngerayu. Ucapku sambil tertawa menang. Lima kosong untuk PKI vs Jepang. Ucapku
mengacungkan dua jempolku dan mencibir. Lima dari mana? Awas aja Loe ntar. Jawab
Bintang singkat. Jadi......! Kenapa loe nangis? Tanya bintang sesaat kemudian dan
merangkulku sambil berjalan menyusuri pinggiran danau favorite kita berdua itu. Awalnya danau
kecil yang jauh dari keramaian kota itu adalah tempat favoriteku, namun setelah berkali-kali aku
mengajak Bintang kesana, entah karena kesejukan tempat itu atau karena hal lain akhirnya dia
menyukainya juga. Gak pa-pa. Ucapku lirih. Ya udah kalo belum mau berbagi. Tapi janji gak
bakalan nangis lagi yach! Aku mengangguk menjawab ucapan Bintang.
Gue yang sal....... Bintang mencoba menghentikan kemarahan cowok dengan helm sporty
merahnya. Diem Loe. Gue gak tanya sama loe. Bentakan keras dari seorang cowok memecah
keheningan malam yang semakin menyayat hatiku. Aku masih dalam dekapan Bintang,
tertunduk dengan berlinang air mata. Sekarang saatnya loe milih. Gak usah nangis, loe yang
mulai ini semua, jadi loe juga yang harus ngasi keputusan bagaimana akhirnya.

Aku tak menjawab, sebuah kata seakan tercekat dikerongkonganku karena tangisku yang tiada
henti. Rey.......Gue tau, gue yang salah. Jadi biar gue yang..... Bintang kembali mencoba bicara
pada Reynar. Diem Loe penghianat!!! Sebuah tinju mendarat dipipi kanan Bintang.
Rey........Maafin gue. Aku berucap lirih dan memapah Bintang yang baru saja terpental karena
tinju Reynar. Oke, malam ini gue tau jawaban loe. Ucap Reynar dan berlalu pergi dari
hadapanku, aku mencoba menghentikan langkah Reynar dengan menarik sebelah tangannya
namun sia-sia Reynar melepaskan tanganku dengan lembut. Jaga diri baik-baik, gue rasa kita
cukup sampai disini. Ucapnya padaku. Kupandangi Reynar yang semakin jauh dari
penglihatanku yang berkaca-kaca. Bintang kembali merangkulku, mengajakku untuk kembali
kerumah. Aku membenamkan wajahku dalam pelukan Bintang dan kembali tersedu-sedu.
Bintang membelai lembut rambutku, berkata tanpa berucap bahwa aku harus bisa menghadapi
semuanya. Gue yakin loe pasti bisa. Ucap Bintang dengan senyumnya. Aku membalas senyum
Bintang. Saat ku beranjak hendak memasuki gubuk kecilku, langkahku terhenti mendengar
panggilan Bintang. Aku berbalik dan Bintang menarikku kedalam pelukannya. Gue Sayang
Loe Ucapnya padaku. Aku melepaskan pelukan Bintang dan tersenyum berat padanya. Tepat
ketika jam dinding kamarku menunjukkan jam tiga lewat lima menit, aku membenamkan
wajahku dalam sujudku. Menengadahkan kedua tanganku, memohon ampun pada Sang Pemaaf
atas segala dosa-dosaku, memohon padanya agar selalu memberiku kekuatan iman dan kekuatan
hati tuk jalani hidup yang telah IA berikan padaku.

Satu minggu aku terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan ditemani Reynar. Bintang yang
ternyata aku sayang, Bintang yang selalu membuatku teduh dalam pelukannya, Bintang yang
selalu memberikanku kekuatan saat aku rapuh. Kini tak ada disampingku, tak ada bersamaku, tak
menemaniku, tak menghiburku dengan kekonyolannya. Dia tak ada kabar, bahkan saat aku tanya
pada teman-teman mafianya yang sering membuat keonaran dikampus tak ada yang tau dia
berada dimana saat ini. Ngelamun aja.............Kenapa? Ucapan Reynar padaku. Aku
menggeleng. Gue mau keluar sebentar, loe mau apa? Tanya Reynar membelai rambutku.
Pengen ketemu Bintang Ucapku dalam hati. Hei...............! Reynar sedikit mengguncang
lenganku karena aku tak menjawab pertanyaannya. Pengen rujak, Ucapku. Loe lagi sakit
masak mau makan rujak sich. Gak.....!!! Yang lain aja. Ya udah l gak mau bliin. Gue cuma
pengen itu. Jawabku. Ya udah, gue keluar bentar ya. Ucap Reynar mengecup keningku dan
berlalu pergi. Saatku terbaring menatap langit-langit kamar rumah sakit tempatku dirawat, aku
berfikir keras berada dimanakah sebenarnya Bintang saat ini. Ca......! Sesosok wanita
seumuranku membuyarkan lamunanku. Teteh......! Aku merangkul erat teman curhatku yang
bernama lengkap Apriliana Putri itu, cewek yang sering aku panggil teteh itu membalas
pelukanku. Aku menagis dalam pelukannya, dia melepaskan pelukanku dan menghapus air
mataku seakan ia tau apa yang aku rasakan saat ini, ia mengeluarkan secarik kertas biru lusuh
dari dalam tasnya lalu memberikannya padaku.
Loe tau harus nyari gue kemana jika gue gak ada.
Bintang.

Ketika itu juga danau kecil favoriteku dan Bintang terlintas dibenakku. Aku menarik jarum infus
dipergelangan tanganku sekenanya. Mau gue anterin? Tanya Putri padaku. Aku mau sendiri
kesana teh...... Loe yakin? Loe kuat? Loe tau dia dimana? Aku mengangguk menjawab
pertanyaan satu-satunya orang yang mengetahui bagaimana perasaanku pada Bintang. Saat aku
sampai di danau kecil favoiteku, aku tak melihat Bintang. Aku terduduk lemah di tanah,memeluk
erat kedua lututku, perkiraanku salah. Tak ada Bintang, aku membenamkan wajahku kedalam
kedua telapak tanganku yang mulai memucat. Happy Birth Day...............! Suara dari samping
kananku mengagetkanku. Aku mencubit pipi cowok dengan kue tart kecil berwarna biru serta
dilengkapi lilin berangka 17 itu. Loe apaan sich? Tanya Bintang padaku. Gue gak mimpi kan
Tang? Ucapku. Loe di dunia mimpi, buruan tiup lilinnya, ntar keburu ada yang bangunin.
Ucap Bintang. Emang gue ultah yach? tanyaku. Yee, dasar pikun loe......! buruan dech tiup
dulu lilinnya. Ucap Bintang lagi. Saat aku hendak meniup lilin berangka 17 itu, Bintang malah
membungkam mulutku. Make a Wish dulu donk. Ucapnya. Aku menjotos lengan Bintang.
Setelah make a wish dan meniup lilin berangka 17 itu, aku menengadahkan sebelah tanganku
tepat didepan wajah bintang. Apaan? Tanyanya. Kado buat gue mana? pintaku. Kado buat
loe, ada disini. Ucap Bintang menggenggam tanganku dan meletakkan tanganku didadanya.
Lebay Loe......! Ucapku tersenyum simpul.
Dirumah sakit yang sama aku berdiri khawatir didepan pintu ruang UGD dengan tangan masih
memegang sebelah perutku yang mulai terasa sakit. Putri merangkulku ikut berdiri disampingku
menguatkan aku. Reynar tetap memaksaku untuk kembali mendapat perawatan karena pucat
diwajah dan sakit yang aku tahan tak bisa aku sembunyikan darinya. Aku masih tetap dalam
pendirianku, tak mau mendapat perawatan sebelum aku tau keadaan Bintang yang tiba-tiba
pingsan saat mengantarku kembali kerumah sakit. Dokter keluar dari ruang UGD dengan diikuti
beberapa suster dibelakangnya. Ada yang bernama Cahaya? Tanyanya. Saya dok......!
Jawabku singkat. Anda diminta masuk oleh pasien. Aku hendak memasuki ruangan dengan
aroma obat itu dengan ditemani Reynar, namun dokter menghentikan Reynar yang memapahku
untuk memasuki ruangan itu. Aku memasuki ruang UGD sendirian, dan melihat Bintang duduk
bersender pada tumpukan bantal. Ia tersenyum padaku. Pucet gitu tambah jelek aja loe Ca.....!
Ucapnya padaku. Aku tersenyum simpul padanya. Loe sakit apa sich? Tanyaku. Bintang tak
menjawab pertanyaanku. Ia memberikan sebungkus kado biru padaku. Makasi dunk.....! masak
dikasi kado gak makasi? Ucap Bintang. Makasi........! Ucapku tersenyum manis.
Waduh.......! Kenapa Tang? Ada yang sakit? Gue panggil dokter ya? tanyaku panik. Gak
kok, gak ada yang sakit. Senyummu ca....mengalihkan duniaku. Ucapnya kembali tersenyum
nakal padaku. Dasar......! Nyebelin loe. Ucapku kembali menyunggingkan senyum termanisku.

Aku ingin ada disaat kau sedih, aku ingin menjadi sandaran disaat kau tak mampu membendung
air mata, meski tak selalu. Kau yang terakhir dihidupku, aku harap aku bisa menjadi
penyempurna hari-harimu, meski ragaku tak dapat temanimu. Jangan pernah teteskan air matamu
di akhir nafasku karena sedihmu adalah kekhawatiranku, berikan senyum terbaikmu tuk
mengantarku menggapai kedamaian sejatiku. Kuberikan hatiku untukmu, agar kau terus bisa
merasakan bagaimana indahnya sayang itu, agar kau selalu ingat bahwa hatiku hanya untukmu.
Cahaya Bintang mampu menyinari dunia, dan cahaya yang ada pada senyummu mampu
menyejukkan hatiku.
CahayaKu, jangan pernah bosan memberikan senyummu ya....!
Aku sayang Kamu!!!
Bintang

Air mataku tak hentinya membasahi pipiku, saat aku membaca surat yang berada didalam kado
yang diberikan Bintang padaku saat di rumah sakit. Aku? Sejak kapan loe brubah bilang aku?
Preman kampus bisa juga bilang aku? Ucapku tersenyum simpul. Aku kembali tertunduk
melihat nisan bertuliskan BINTANG AGUSTIN wafat 14 Mei 2003, menahan tangis dan
tersenyum dengan menggenggam 14 bintang biru yang Bintang berikan dihari ulang tahunku.
Hari ini gue milik loe sepenuhnya. Ucapku pada Reynar. Ia memelukku. Aku kembali tersedu.
Maafin gue Ca....! Ucapnya. Semenjak hari itu aku tidak lagi berlangganan masuk rumah sakit
karena penyakit Liverku dan pastinya karena Bintang telah merelakan hatinya untukku,
memberikan kado yang takkan pernah bisa aku lupakan seumur hidupku.

Reynar melamarku untuk menjadi tunangannya, niat baik dia disambut baik oleh orang tuaku.
Setiap hari jumat dan tanggal 14, Reynar mengantarku berziarah kemakam Bintang dengan
tulus. Kini dia tau ketulusan hati Bintang padaku. B1NT4NG, kini menjadi nama dan tanggal
yang akan selalu aku ingat sampai aku juga menggapai kedamaian sejatiku. See You Later in
Heaven My Star.

PROFIL PENULIS
Nama : Meiliza Inayatur Rohmah
FB : Meilizaelfidahz@ymail.com
LOVE LIFE STORY
Karya Marita

Ta, ada yang mau Ari omongin, kata Nino. Aku langsung menoleh ke arah Ari yang duduk di
samping aku. Eh, gila lo, No! balas Ari langsung. Nino mengisyaratkan Ari dengan gerakan
kepalanya supaya Ari mau memberitahu apa yang disembunyikannya pada aku. Tapi Ari
menolak.
Ya udah gw yang ngomong. Maaf ya, Ta. Gw cuma mau nyampein, kata Nino lagi dengan
nada yang lebih berat dari sebelumnya. Sebenernya ada apa sih ini? Kok aku jadi takut gini ya?

Nino berdeham kecil. Jadi gini, Ari sebenernya udah ngelakuin kesalahan. Mmm.. kesalahan
yang besar. Setiap kata yang diucapkan Nino semakin membuat kecepatan detak jantung aku
bertambah.
Beberapa waktu yang lalu, Ari lagi di taman, dan singkat cerita ia ketemu cewek dan kenalan
sama cewek itu. Dia ngobrol sampai malem dan mau nganterin cewek itu pulang ke rumahnya.
Namun, waktu perjalanan pulang di mobil, cewek itu ngegodain Ari. Dan.. sorry ya, Ta, gw mesti
bilang ke lo kalo mereka lepas kendali.

Aku terdiam. Mencerna kata-kata yang baru saja aku dengar. Ari yang duduk di sampingku terus
memegangi tangan aku dengan lembut seperti biasanya. Namun ada yang aneh hari ini. Aku
sama sekali tidak merasakan kenyamanan yang biasanya. Apa karena cerita yang barusan aku
dengar?
Ta, lo nggak apa-apa? Sorry gw harus ngomong itu ke lo, kata Nino dengan rasa bersalah. Aku
hanya memandang wajah Nino yang ada di depan aku dengan pandangan yang semakin kabur.
Ya, kesadaranku hilang.
***

Parah banget, Ta! Masa lo sampe pingsan gitu dikerjainnya!?


Suara nyaring Putri suskses menembus gendang telingaku. Iya, mereka jahat banget tau! Gw
udah shock berat dengernya, sampe pingsan, dan ternyata itu bohongan! balasku.
Lo tau dari mana dia bohong? tanya Putri mulai menginterogasi. Ari bilang tadinya mau pura-
pura sampe anniv kita seminggu lagi, tapi ternyata hari pertama gw langsung pingsan, jadi
langsung dibatalin deh, kataku menjelaskan.
Gw rasa ada yang aneh loh. Lo mesti hati-hati sama Ari, Ta. Beneran deh! Soalnya disebut
bercanda juga udah nggak wajar, Ta! kata Putri mengomentari. Dari dulu kali lo udah bilang
terus-terusan ke gw buat hati-hati sama Ari, tapi nggak ada apa-apa kan sampe lebih dari 19
bulan ini gw sama dia pacaran.
Putri mengangguk ragu. Tapi jujur ya, Ta, sebagai sahabat lo sampe sekarang gw masih kurang
setuju lo pacaran sama cowok tipe Ari gitu. Playboy! Orang tua lo juga nggak setuju kan kayak
gw? balas Putri lagi. Iya deh iya, gw bakal hati-hati kok ngadepin dia.
***

Malem minggu ini tugas banyak banget. Bukannya malem mingguan kayak pasangan lain, aku
malah terdampar di kamar berduaan sama laptop. Harus di-email sekarang lagi tugasnya ke guru
botak itu.

Dengan sangat malas, aku pun mengaktifkan modem di laptop dan segera sign in untuk cepat-
cepat mengirimkan tugas yang udah aku kerjakan. Dan ketika aku sedang mengecek inbox, aku
tertarik melihat ada email masuk dari Facebook. Aku langsung teringat akun FB aku yang hilang
begitu saja beberapa bulan yang lalu. Memang sih, aku agak cuek di dunia maya dan
membiarkan hal itu terjadi begitu saja tanpa mempermasalahkannya.

Karena penasaran, aku baca email dari FB itu dan dikatakan bahwa akun FB aku sudah diambil
alih oleh email milik Ari. Aku sedikit terkejut dengan fakta itu, tapi aku nggak mau berpikiran
macem-macem.
Lewat beberapa proses, aku mengambil alih kembali akun FB milikku dan mengaktifkannya.
Setelah bernostalgia dengan FB milikku, aku penasaran melihat perkembangan FB milik Ari.
Dan aku lebih terkejut lagi saat melihat deretan percakapan Ari di wallnya dengan seorang cewek
bernama Dian, dengan berbagai panggilan sayang!

Aku langsung menangis. Kaget dengan kenyataan yang aku dapati.


Halo, Ari? sapaku lewat telepon. Iya, ada apa sayang? balasnya. Aku baru bisa buka lagi
FB aku, dan aku liat-liat FB kamu, kataku sambil berusaha keras menahan tangis.

Namun seberapa keras pun aku mencoba menahannya, air mataku tetap menetes, dan tidak
tertahankan lagi aku menangis dengan telepon tetap tersambung. Ari hanya diam. Mungkin kaget
juga dengan kenyataan yang aku ungkapkan barusan. Kaget karena hubungan gelapnya
terbongkar.
Tata, maafin aku ya, kata Ari pelan.
Aku salah apa sama kamu, Ri? tanya aku heran. Nggak, kamu nggak salah apa-apa sama aku.

Kamu udah terlalu baik sama aku, kamu udah mau tetep pacaran sama aku walopun banyak yang
nolak aku. Bulan kemarin, kamu bangga kenalin aku di acara sweet seventeen kamu ke semua
orang, kamu suapin aku first cake kamu, aku seneng jadi pacar kamu, Ta. Kamu udah perhatian
banget, aku juga masih inget waktu kamu jagain aku setiap hari sampe malem waktu aku
dirawat, kamu baik banget. Aku sayang sama kamu, sayang banget sama kamu! Tapi kamu
terlalu baik, aku nggak pantes buat kamu.

Kata-kata Ari terasa menusuk di hati aku. Itu membuat kenangan-kenangan yang udah selama ini
aku jalani sama Ari kembali terulang dalam sekejap. Dan itu membuat aku menyangkali
kenyataan di depan mata aku ini.
Kamu sama Dian, ada apa sebenernya? tanyaku sambil terisak.

Ari terdiam sejenak. Aku sama Dian.. pacaran. Seperti yang kamu liat sendiri di FB aku, dan itu
udah berjalan hampir 3 bulan yang lalu. Maaf, jelas Ari. Dan itu terasa seperti tamparan keras!
Semakin nyata. Semakin tidak bisa disangkali lagi.
Tata, panggil Ari pelan. Aku sudah tidak bisa lagi berkata apa-apa sama sekali. Tangisan aku
terlalu hebat untuk mampu menjawab panggilan Ari. Tata, maafin aku ya. Mungkin hubungan
kita sampai di sini aja. Kita putus ya...
Tangisanku berhenti sekejap. Keadaan menjadi sangat sunyi, dan beberapa saat kemudian
terdengar nada sambungan yang terputus. Aku menelungkupkan tanganku di atas meja belajar,
dan kembali menangis sejadi-jadinya.
***

Banyak kejadian yang terjadi setelah hubungan kami putus. Mulai dari hubungan aku dengan
sahabatku yang kembali saling terbuka, sampai terjadinya keretakan dalam pertemanan di kelas
kami.
Memang, sangat sulit mengakui kenyataan kalo Ari bukan lagi siapa-siapa. Apalagi saat dia lebih
memilih Dian daripada aku, dan beberapa cewek setelahnya yang ia pacari setelah putus dari
aku.

Saat ini, kalo kamu yang merasa sebagai Ari membaca cerita ini, aku cuma mau bilang kalo
selama ini bodohnya aku masih terus berharap hubungan kita bisa kembali lagi. Tapi dengan
segala apa yang telah kamu perbuat sampai saat ini, membuat aku semakin yakin kalo kamu
memang bukan yang terbaik buat aku.

Sekarang, udah lebih dari setahun sejak hubungan kita berakhir. Aku berterima kasih sama kamu
atas kejadian ini yang membuat aku terus belajar dalam hidup. Aku maafin kamu. Dan aku
berharap jangan ada lagi perempuan yang bernasib seperti aku dalam hidup kamu.
***
DIBALIK AWAN
Karya Nur Faida

Di balik awan
Ku menunggu itu datang.
Ku tatap langit berharap itu terjadi.
Berharap dan terus berharap
Mimpi kecil yang masih berada di balik awan.
Agar awan itu pindah dan mimpiku bisa jadi kenyataan
Terlalu konyol ku katakan tetapi itulah kenyataanya. Ku bernama Nur Faida, bisa di panggil
faida. Aku ingin sekali mimpi kecilku itu terwujud sebari ku menunggu sejak kecil sampai kelas
3 SMP sekarang. Entah kenapa, aku ingin sekali itu terwujud dan sekarang mimpi kecilku itu
menjadi kenyataan.

Hari jumat sepulang sekolah, ku pandang langit yang bersahabat denganku. Ku berlari secepat
mungkin karena ku tak mau temanku ninda memelukku dan aku tak mau menjadi kue bercampur
kopi. Begitulah masa remaja menurutku, setiap ada teman kita yang ulang tahun pasti ujung
ujungnya orang yang berulang tahun itu akan ditaburi maupun di lempari dengan terigu , air dan
telur maka menjadilah kue dan di berikan juga kopi.Ku beruntung sekali, aku tidak terkena
semua itu dan kami sekelas perempuan semuanya pergi kerumah ninda.

Saat ku lihat Ninda , ada rasa iri diriku. Sejak kecil ulang tahunku tidak pernah dirayakan oleh
teman temanku semua, ku memang pernah dirayakan ulang tahunku tapi aku hanya 1 kali
itupun ku sama keluarga ajah. Ku ingin sekali ulang tahunku dirayakan oleh teman teman
semua, aku selalu menunggu sampai sekarang ini. Ku fahami itu bahwa tanggal lahirku 3
Agustus 1998 jadi ulang tahunku sulit untuk dirayakan karena pada bulan kelahiranku itu adalah
bulan ramadhan tetapi ku ingin sekali itu di rayakan walau ditunda waktunya.

Dirumah Ninda, kami semua menunggu 2 teman kami yang akan membawa kue ulang tahun
untuk Ninda. Banyak hal yang temanku lakukan semuanya saat menunggu 2 teman kami dan
juga ninda yang sedang mandi ini. Ada yang saling berbincang - bincang , main main bersama
dan perbaiki kudung.

Tak lama kemudian, Atul dan Dilah datang membawakan kue ulang tahun berbentuk segi empat
untuk Ninda . Teman temanku pun menancapkan lilin. Betapa senangnya Ninda pastinya akan
hal ini.
Happy birthday Ninda!sorak semua temanku saat Ninda turun dari tangganya.
Nindapun gabung pada kita semua dan kami semua menyanyikan lagu selamat ulang tahun dan
Nindapun meniup lilinnya lalu memotong kue ulang tahun yang di beli dari kumpulan uang
semua teman di kelas kemudian kamipun semunya memakan kue ulang tahun itu yang ternyata
masih ada sisa sepotong kue Ulang tahun Ninda yang kira kira besarnya 40 derajat.

Tak ku sangka Wawa,Inna dan Icha seseorang yang sudah ku anggap sahabat itu menancapkan
lilin lebih dari 8 dengan api yang sudah berada di pucuknya dan menghampiriku.
faida! Selamat ulang tahun yah. Kan Ulang Tahunmu belum dirayakan waktu itukata Wawa
yang berada di depanku dengan membawa kue Ulang tahun.

Mereka menyanyikan Lagu Selamat Ulang tahun dan akupun meniupnya. Ya Allah, aku sangat
gembira sekali sekaligus terharu. Aku ingin sekali menangis karena saking senangnya tapi ku
tahan mataku agar tidak menangis. setelah itu iseng isengnya wawa mencolek kue itu dan
memberikan mukaku bedak kue.Astaga, reflex saja aku membalasnya dan juga Inna melakukan
hal seperti itu. Akan hal itu, kudungku jadi kotor dan mereka berdua juga

Alhamdulillah, akhirnya mimpi kecilku sudah terwujud dan selang beberapa hari setelah itu
mereka berdua memberikanku kado ulang tahun untukku sebuah pulpen berwarna hijau. Aku
sangat senang karena sekiang lama ku menunggu akhirnya terwujud juga. Terimah kasih ya
Allah engkau sudah mewujudkan mimpi kecilku itu. Mimpi yang dulunya berada di balik awan
sekarang sudah menjadi kenyataan. Itulah mimpi kecilku, ingin dirayakan ulang tahunku dan di
beri kado.

PROFIL PENULIS
Nama : Nur Faida
Tanggal Lahir : 3 Agustus 1998
Facebook : Faida.Idha38@ymail.com
Email : faidanur88@gmailcom
Teman-teman ini cerita asliku. teman-teman tau mimpi kecilku yang berada di balik awan itu
sekarang sudah terwujud.
Aku sangat senang sekali.
AKU?? GADIS PALING BERUNTUNG!
Karya Aisha

Aku, Kasya Adelia. Nama yang tidak umum? Memang! Biarlah, itu kreasi orangtuaku. Terlahir
dengan wajah innocent, manis, cantik, dan polos. Plus badan mungil dan ramping yang sukses
membuat teman-temanku sirik. Aku termasuk jajaran murid pintar di kelas lho. Hanya saja, aku
memiliki sifat pelupa, PD dahsyat, dan bengal. Love life? Zero. Zero! Aku hanya berharap, ada
seorang prince yang tidak harus charming datang kepadaku dengan ketulusan yang tidak
dibuat-buat!

Lagi-lagi aku kena marah guru. Padahal, aku hanya tidak mengerjakan PR. Yah, memang sih
sudah yang kedua kali. Eh, mungkin yang ketiga kali. Pokonya tidak mengerjakan PR deh. Guru
itu Pak Dudung memarahiku tanpa ampun. Di depan kelas lagi! Damn. Mau ditaruh dimana
muka manisku ini? Semua teman-temanku hanya bisa tersenyum, berusaha menahan tawa. Tanpa
ada yang berusaha memberikan pembelaan untukku. Huh, teman macam apa mereka? Aku hanya
bisa memasang tampang innocent plus polos plus memelas ketika mendengar omelan Pak
Dudung yang sepeti kereta berlokomotif tidak terhingga. Aku merutuki sifat pelupaku. Mayday
mayday..

Entah mungkin Pak Dudung sedang happy, entah tersihir wajah innocentku. Tapi yang pasti,
beliau tidak jadi menghubungi orangtuaku. Aku bersorak dalam hati. Beliau hanya menyuruhku
berdiri diluar kelas. Yeah! Tandanya, aku bisa kabur ke perpustakaan. Sifat bengalku memang
susah dilawan. Aku mana tahan harus berdiri panas-panasan di luar kelas? Segera aku
melangkahkan kaki ke perpustakaan. Tempat paling nyaman di seantero sekolah. Tempat aku
bisa merefresh pikiranku saat ada masalah yang menumpuk. Setiap jalinan kisah yang terdapat
dalam sebuah buku, selalu sukses membuatku lupa diri dan terhanyut bersama tokoh utama
tersebut.

Terpaan angin AC yang dingin segera menyambutku. Ah, sudah lama aku tidak kesini.
Kegiatanku di Osis lumayan menyita sedikit waktuku. Yah, walaupun lama dalam kamusku
adalah 2 hari. Ibu Rini penjaga perpustakaan menyapaku dengan ramah. Tanpa menanyakan
alasanku yang berada di perpus saat jam pelajaran. Fiuh, big applause for her! Aku segera
membalas sapaannya dengan ramah, dan berlari menuju kubikel favoritku setelah sebelumnya
menyambar asal sebuah buku dari rak. Kubikel favoritku ini, terletak di paling ujung dan paling
pojok. Mungkin itu sebabnya tidak ada murid lain yang menggunakan kubikel ini selain aku.
Seram katanya. Padahal, menurutku kubikel ini paling oke! Disini, aku bisa leluasa membaca
buku tanpa ada gangguan dari orang yang hilir mudik. Tenang pokoknya.

Oh ya, kubikelku ini juga paling banyak coretannya. Maklum, aku tidak tahan untuk tidak
mencoret-coret barang. Bahkan mejaku juga penuh dengan coretan. Dan untuk hal yang satu ini,
belum pernah ada guru yang memarahiku. Sebenarnya sih karena belum ketahuan, hehe.
Kembali ke coretan, aku amat-sangat-sering menulis isi kepalaku di kubikel ini. Rasanya ada
yang kurang gitu kalau belum menulis. Dan dimulailah tulisanku untuk hari ini.

Plis deh Pak! Jangan salahin saya dong. Emang saya bisa milih jadi pelupa apa? Bawaan lahir
tao paak. Bete bete. Kayanya hari ini bakalan kelabu. Huhu.. T-T ada yang nyemangatin dong
someone.. ck..
Aku tertawa sendiri melihat tulisanku itu! Sedikitpun tidak mirip dengan tulisan asliku.
Sepertinya kemampuanku mengubah bentuk tulisan semakin meningkat! Aku pandangi tulisan-
tulisanku yang lain. Hiyaa.. Kok sebagian galau gitu sih? Huahaha.. Aku terbahak-bahak dalam
hati. Sekali lagi, aku melayangkan pandanganku. Tunggu. Ada yang aneh. Tulisan lain. Tercetak
jelas di samping setiap tulisanku. Mengomentari setiap tulisanku! Menyemangati setiap
tulisanku! Aku baca perlahan-lahan tulisan si misterius itu.

Semangat Sya! Kamu pasti bisa melewati hari ini dengan senyuman J
Selalu lihat sisi positifnya Sya! Kasya pasti bisa!
Hey, Kasya Adelia itu terlahir kuat! Dia gak akan putus asa, kan?
Sayang kalau wajah innocentmu tertutup ekspresi amarah. Tertawa dan tersenyum dong :D
Aku peduli, dan akan selalu mendungmu.. :)

Aku terheran-heran sendiri. Begitu banyak tulisan dari orang yang aku sendiri tidak tahu siapa.
Lagipula, bagaimana dia tahu namaku? Jangan-jangan.. Aku dimata-matai! Terburu-buru aku
berdiri dan mengedarkan pandanganku ke sepenjuru perpustakaan. Nihil. Tidak ada siapa-siapa.
Yah, walaupun saat membacanya aku merasa ada yang melumer di dalam hatiku. Karena, dia
adalah orang pertama -yang sepertinya- peduli padaku. Aku menghela nafas panjang. Segera aku
menulis lagi.

Haloo.. Ini siapa yaa? Kok tau aku? Hayo ngakuuu Jangan bikin orang penasaran dong, dosa
tau. Eh, tapi big thanks for you ya.
Besok, aku harus segera kembali ke perpustakaan! Aku paling tidak tahan dengan yang namanya
penasaran! Awas saja kalau dia sampai tidak membalas. Akan aku cari sampai ke penjuru sekolah
sekalipun.
Sya, lima menit lagi bel tuh, suara ibu perpustakaan mengingatkanku.
Oh! Aku harus segera kembali ke depan pintu kelas. Kalau tidak, hiiy.. Kupingku akan semakin
panas mendengar omelan Pak Dudung. Aku segera berlari keluar perpustakaan. Tidak lupa
mengucapkan terimakasih dengan berlari juga kepada ibu perpustakaan. Dan beliau hanya bisa
geleng-geleng kepala melihat salah satu murid langganannya.

Pak Dudung memang galak, Sya. Hehe.. Sabar yaa. Oh ya. Anggap saja aku Guardian Angelmu.
Yang akan selalu mendukung, dan ada untukmu.Oke?
Keesokan harinya, aku kembali ke perpustakaan. Dan benar saja, orang itu membalas! Aku
melotot membaca tulisannya. Guardian Angel?! Apaan tuh! Seenaknya bikin aku penasaran. Tapi
lagi-lagi, aku merasa ada yang lumer di hatiku. Duh, masa aku menyukai seseorang yang bahkan
aku saja tidak tahu? Dengan gemas aku menulis lagi.Angel? Ga nyata doong, hii Ngaku dong,
plis banget. Jangan main-main gini dong. Pengen ngeliat aku marah kali ya?

Oke, aku ini memang orang yang susah buat jatuh suka (well, dalam hal ini aku menghindari
kata cinta). Buktinya, selama 16 tahun hidup aku belum pernah tuh naksir cowok. Yah, kecuali
penyanyi favoritku Nick Jonas. Suaranya Wajahnya Oke, back to the topic. Kenapa ya?
Tiap kali aku baca tulisan-tulisannya, aku merasa ada yang melumer di hatiku. Aku jadi hangat
luar dalam. Duh, whats wrong with my heart? Tiap baca tulisannya, aku bisa merasakan
kepedulian dan ketulusannya.

Enak aja, aku nyata kok. Manusia, real! Dan aku BENER-BENER ga ada niat MAIN-MAIN.
Aku serius, Sya.Kamu boleh marah kok. Just wait and see.. Keep spirit yaa.

Lama-kelamaan, kegiatan yang kusebut Coret-Coret-Bikin-Kubikel-Kotor yang kusingkat


CCBKK berlangsung rutin setiap hari. Dan anehnya, aku gak pernah sekalipun ketemuan sama
orang itu. Ibu perpus gak pernah mau ngasih tau siapa orang selain aku yang make kubikel itu.
Dan lagi, kalau ada orang lain yang iseng ngebaca tulisan itu, pasti bingung sendiri. Lha wong
isinya macem-macem. Ada kata semangat, debat kusir, galau dan teman-temannya, sampai
tentang pelajaran! Bisa dibayangin dong gimana kotornya itu kubikel? Dan tanpa aku sadari,
CCBKK udah berlangsung selama lebih dari 3 minggu.

Seperti biasa, aku sedang berjalan menuju perpustakaan. Tapi, rute kelas-perpustakaan yang
kutempuh sedang tidak biasa. Aku harus memutar jalan melewati ruang guru. Pak Dudung tidak
sengaja membawa buku paketku yang dipinjam olehnya. Dasar guru, bukannya mengembalikan
langsung. Huh.

Saat aku sampai di depan pintu ruang guru, aku bersiap membukanya. Tapi tiba-tiba, pintu itu
terbuka sendiri! Kaget? Pastinya! Jangan-jangan Hantuuu! Husssh. Segera kutepis pikiran
konyolku itu. Ternyata, ada seseorang yang membukanya. Aku hanya melihat wajahnya sekilas,
selain dia yang langsung memalingkan wajahnya, dia juga membawa setumpuk buku
perpustakaan dan beberapa lembar kertas yang hampir menutupi wajahnya. Wajahnya terlihat
kaget. Mungkin akan kecantikanku ini, hehehe. Tapi yang jelas, selembar kertas terbang dari
genggamannya saat dia berjalan menjauh. Dan kertas itu jatuh tepat didepan kakiku. Penasaran,
aku memungutnya. Ternyata kertas ulangan. Dan, wow! Nilai yang sempurna. Amri Affandi,
pasti orang yang pintar. Saat aku melihat tulisan jawabannya, aku terperangah. Jantungku
langsung berdebar tak keruan. Hatiku terasa panas. Tulisan ini.. aku bukan sekadar
mengetahuinya. Aku mengenalnya!

Aku langsung berlari mengejarnya. Sia-sia aku berteriak namanya. Sayang, di kertas tersebut
tidak dicantumkan kelasnya. Dia tidak ada. Heran, lari kemana sih? Cepat sekali. Aku
memutuskan untuk menyimpan kertas ulangan tersebut dan pergi ke perpustakaan. Aku harus
merefresh pikiranku!
Untuk kesekian kalinya, terpaan dingin AC kembali menyambutku. Ibu perpus entah mengapa
tersenyum penuh arti kepadaku. Aku membalas senyumannya dengan kikuk. Kali ini, aku
memilih buku dengan seksama. Memilah buku mana yang akan membawaku terhanyut dengan
cepat dalam buku itu.
City of Bones tampaknya pilihan yang cocok. Aku segera melangkahkan kakiku menuju
kubikel favoritku. Otakku benar-benar butuh penyegaran! Aku bahkan berniat bolos jam
pelajaran. Ini semua gara-gara tulisan Amri Affandi! Tenang Kasya.. Keep calm..

Yah, ternyata keep calmku tidak berjalan sukses. Aku terkesiap ketika ada seseorang yang
sudah duduk manis di kubikelku. Dalam otakku, sudah terpampang berbagai naskah untuk
mengusir orang tersebut. Namun, aku lebih terkesiap lagi ketika melihat wajahnya. Wajah itu..
Walaupun hanya sekilas melihatnya, aku langsung mengenalinya! Ya, tidak salah lagi. Dia adalah
orang yang kutabrak tadi di depan Ruang Guru! Otakku seakan ditembak sinar pembeku. Brain
Freezing Time-ku kambuh lagi. Lidahku kelu. Dia hanya tersenyum. Senyuman yang entah
mengapa membuat diriku menghangat.
Amri Affandi?Tanyaku dengan takut. Aku menunduk, takut salah orang!
Kasya Adelia, kan? Balasnya disertai senyuman mautnya. Uh, aku meleleh di tempat. Aku
kaget. Jantungku berdetak tidak karuan. Inikah orangnya? Orang yang berhasil membuat hatiku
berdebar-debar? Aku hanya mengharapkan seorang Prince. Tapi, mengapa? Mengapa yang
datang Prince Charming? Wajahnya begitu tampan. Dengan mata yang jernih dan alis yang
teduh. Dihiasi kacamata tanpa frame yang sukses membuatnya semakin charming. Rambutnya
hitam pekat dan lurus. Dan hal lainnya, sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Aku mengorek ingatanku. Ya, dia adalah peraih peringkat 1 paralel. Dan aku
harus puas berada di peringkat 2 atau 3. Sering disebut, ngg... Ice Prince!
Ng.. Ak.. Kamu.. Amir eh! Amri Affandi? Ng.. Yang suka nulis di.. sini? Tanyaku dengan
takut. Aku hanya tidak ingin harapanku kelewat tinggi. Aku takut.
Fandi aja. Dan aku sudah memutuskan bahwa sekarang saatnya aku jujur sama Kamu. Kamu
boleh nganggep aku pengecut atau apa. Aku terima. Jujur, karena aku sendiri juga gak berani
untuk ngungkapin secara langsung. Dan sekarang, aku udah mengumpulkan keberanian itu,
jelasnya panjang lebar. Tapi, wait! Keberanian apa? Duh, makin geer nih!
Kasya Adelia, Aku suka Kamu. Kamu mau berada di sisiku sekarang dan seterusnya?,Terang
Fandi dengan suaranya yang jernih. Matanya begitu penuh keyakinan, ketulusan, dan cinta? Ah,
aku tidak yakin ekspresi apa itu. Yang pasti, ekspresi tersebut kontan membuatku panas-dingin,
jantungku berlompatan tidak karuan.

Help! Mayday mayday! Aku meerasa linglung. Ini mimpi? Bukan. Pasti bukan, aku harap. Saat
matanya memandangku, aku langsung membeku lagi. Dan dalam sekejap melumer kembali saat
Fandi menggenggam tanganku. Saat itu juga aku kembali menjadi diriku. Pikiranku melayang ke
tulisan-tulisan di kubikel. Dia tulus. Dia baik. Dia peduli. Dan yang terpenting, aku
menyukainya. Perlahan, aku mengangguk. Dan setelah anggukan itu, aku merasa menjadi gadis
paling beruntung di dunia!
Ciee.. Ice Prince.. ledekku pada Fandi. Hahaha, ternyata dia tidak menyukai julukan itu.
Huu Siapa suruh jarang senyum? Walaupun jika terhadapku, dia selalu tersenyum sih, hehehe.
Aku memperhaikan wajahnya. Gawaat, sepertinya Fandi bete akan ledekanku yang tidak
berhenti-berhenti. Hahaha, tapi aku tidak terlalu peduli. Meledeknya adalah hal yang
menyenangkan buatku.
Cieee pasangan jenius.. ledekku lagi. Kali ini, adalah julukan buat kami berdua. Terus terang,
aku menyukai julukan itu. Dan lagi-lagi, Fandi tidak menyukainya. Aku baru akan meledek lagi,
saat jeweran mengenai kupingku.
Nona kubikel, aku laporin ke guru ya kalau kamu suka mencoret-coret properti sekolah. Balas
Fandi dengan senyuman mautnya.
Tentu saja aku langsung meleleh dan diam melihat senyumannya. Fandi yang melihatku diam,
menyangka aku marah dan langsung mengecup dahiku tanda permintaan maaf.

Sekali lagi, aku merasa menjadi Gadis Paling Beruntung di Dunia.

PROFIL PENULIS
Nama: Aisha Taqiyyah
TTL: 29 Agustus 1995
CINTA BERSEMI DI PUTIH ABU-ABU
Karya Ajeng Novrianna Putri

Pada suatu hari ada seorang remaja berusia 16 tahun , bernama Azkia ia duduk di bangku kelas
10 SMA, ketika ia sedang diperjalanan menuju ke sekolah ia mendapatkan teman baru bernama
Ira, Ira adalah anak kelas10.B, sedangkan , Azkia anak kelas 10.D. Ketika sampai di sekolah ia
dan Ira menuju kelas 10.B dulu , yaitu kelasnya Ira. Seiring berjalannya waktu sekarang sudah
semester2 , kebetulan exkul Azkia dan Ira sama yaitu PMR dan Ira mengenalkan temannya yang
ikut exkul PMR juga kepada Azkia , yaitu Lia , mereka pun ikut lomba PMR di SMAN21,
mereka sebagai PK ( Pertolongan Keluarga ) , hasil pengumuman pun sudah tiba ternyata mereka
kalah tapi tidak apa apa karena mereka baru pertama kali ikut lomba PMR oy David juga
mengikuti lomba PMR tetapi ia sebagai tandu, David adalah seorang cowok yang Azkia sukai.

Ujian Kenaikan Kelas pun sudah tiba hari ini adalah hari pertama UKK lumayan susah sih tapi
harus tetap bisa mengerjakan soal.
Cinta Bersemi di Putih Abu-abu
Hari terakhir UKK pun sudah tiba, pulang sekolah Azkia, Ira, dan Lia jalan jalan bersama ke
TMII (Taman Mini Indonesia Indah) untuk menghilangkan stress setelah UKK, dan sekaligus
perpisahan dengan Ira, tapi tentu saja mereka minta izin orang tua dulu dan juga ganti baju,
Hari ini adalah hari yang ditunggu tunggu yaitu adalah hari pengambilan raport UKK dan
ternyata Azkia naik kelas , lia , Ira dan David juga. Tapi Ira pindah ke Lombok karna ayahnya
bekerja di sana.
Besok adalah hari pertama masuk kelas 11, setiba di sekolah Azkia langsung mencari cari
namanya di kertas yang di tempel di kelas kelas , ia mencari di kelas 11.C, 11.D dan 11.E tapi
tidak ada namanya ternyata ia mendapatkan kelas 11.F yaitu kelas terakhir ia sangat terkejut
padahal di semester 2 ia mendapatkan rangking 10 besar, tapi yasudahlah dan ia pun membaca
nama nama anak kelas 11.F ia terkejut karena ada nama David abidya yaitu cowok yang ia
sukai dari kelas 10 sampai kelas 11 , ia pun senang karena bisa satu kelas dengan David,
walaupun mereka duduknya berjauhan .

Dan waktu Azkia mengetahui siapa wali kelas nya di kelas 11 ia terkejut ternyata wali kelasnya
adalah wali kelas nya yang dulu saat ia masih duduk di bangku kelas 10 yaitu Bapak Roni.
Esoknya ada murit baru yang datang yaitu Remi, Aldo, Eni, Deni, dan Nita, mereka pindahan
dari Jakarta.
Dan hari ini ada murit baru lagi, badannya tinggi dan besar namanya Riel, walaupun namanya
dari R, tapi karna ia murit baru namanya jadi absen paling bawah.

Hari ini adalah hari yang paling seru, ada temanku yang bernama Ardi yang menembak Bery, so
sweeeeeeeeet ucap anak kelas 11.F. O ya, baru saja kemarin ada yang jadian hari ini ada yang
jadian lagi, mereka adalah Aldo yang anak baru itu , menembak temanku yang bernama Ibel
uuuuuuh si Aldo nembak si Ibel ga kalah keren sama si Ardi ucap Indah, aduuuuuuuuuuh
bulan oktober ini kayaknya bulan yang so sweeeeeeeeeeet banget, soalnya banyak banget temen
temen yang baru aja jadian ucap Yunita duuuuuuuuuh kapan ya ada yang nembak aku?
pikir Azkia dalam hati.
Hari ini adalah hari Ulang Tahun sahabatnya namanya Indah, Azkia dan teman teman memang
sudah merencanakan akan berpura pura merasa acuh,cuek dan menghindar kalau Indah
menghampiri mereka, seolah Indah menjadi musuh di kelas.

Sewaktu pulang sekolah, Indah disiram air yang sudah dimasukan daun dan kertas, Indah pun
terkejut dan menangis.

Sementara itu ada cowok yang bernama Gusti, menghampiri Indah dan menyatakan cinta
padanya, iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii *_* lucu banget nyampein kata katanya, hahaha ^_^,
semua orang yang ada di kelas semuanya tertawa, tapi Gusti terlambat, karena Indah dan Febri
sudah lama jadian, uuuuuuuuuuuuuuuuh >_< kasian, kayaknya ada yang lagi patah hati nih.
Ucap semua anak di kelas.
Apa sih sebenarnya CINTA itu? ucap Azkia, dia menulis di GOOGLE, di WIKIPEDIA, di
YAHOO, tapi tetap saja belum mengerti.

Akhirnya Azkia bertanya pada sahabatnya Indah, dan apa jawaban Indah, indah menjawab
Cewek yang kesepian, kasian >_< mendengar jawaban Indah, Azkia justru lebih tidak
mengerti, karena Azkia merupakan seorang remaja kutu buku, penampilannya cupu, dia
memakai kaca mata yang bulat, tebal, dan besar, rambutnya panjang dan selalu dikepang dua,
begitu pula dengan pakainnya, sangat cupu >_<. Akhirnya sahabatnya yang bernama Indah dan
Yunita, memutuskan untuk make over Azkia, agar terlihat lebih cantik, mereka membawa Azkia
ke salon untuk dirapihkan rambutnya, lalu Azkia di bawa ke mall untuk membeli baju yang tidak
cupu, setelah itu Azkia di bawa ke optic untuk membeli kaca mata yang berbentuk persegi
panjang agar terlihat tidak cupu, kalau untuk dandan - mendandan Indah jagonya.

Besoknya, ketika Azkia sampai di sekolah bersama kedua sahabatnya yaitu Indah dan Yunita,
semua orang terkagum kagum melihatnya, seperti tidak percaya kalau itu,( Azkia si anak kutu
buku), begitu julukannya di sekolah.

Ketika guru masuk kelas, guru pun bertanya pada Azkia, apa kamu murit baru?, Azkia
menjawab bukan bu, ini saya Azkia, memangnya ibu tidak mengenali saya?,
Bel istirahat pun tiba, ketika guru sudah keluar kelas, perbincangan para remaja pun tak kan
terlewatkan. Mereka semua menghampiri Azkia, dan bertanya, apakah benar ini kau, Azkia, (si
anak kutu buku?) semua pertanyaan dari teman teman sama semua, Azkia jadi bingung
menjawabnya.

Pulang sekolah, David cowok yang Azkia sukai menghampirinya, ia bertanya langsung pada
Azkia, apa benar ini kau Azkia, anak si kutu buku itu? ucap David. Tentu saja ini aku, Azkia
yang suka kalian panggil dengan sebutan (Azkia si anak kutu buku).
Tapi aku tidak percaya ini kau, aku tidak lagi melihat wajah lugu mu yang lucu itu, o ya kenapa
kau jadi berubah seperti ini?, aku lebih suka kau yang dulu dengan rambut yang dikepang dua
dan kaca mata bulat mu yang lucu itu. Ucap David.
Kenapa kau lebih suka aku yang dulu, dari pada aku yang sekarang?, tapi teman teman lebih
suka aku yang sekarang dari pada aku yang dulu? Tanya Azkia.
karena mereka melihatmu hanya dari segi luar kalau aku melihatmu dari segi dalam, aku tidak
melihatmu dari penampilannmu, tapi aku melihatmu dari kelakuanmu, dari sifatmu, dan dari
hatimu karena itulah aku lebih suka dirimu yang dulu dari pada dirimu yang sekarang, dirimu
yang dulu lebih natural. Ucap David.
kenapa kau bicara seperti itu padaku? Tanya Azkia.
mau tau ya?, rahasia!!! Ucap David, setelah itu David pun lari meninggalkan Azkia.

Malam, Azkia pergi ke optic untuk membeli kaca mata bulat tapi tidak terlalu besar, dan ke mall
untuk membeli rok panjang, karna rok panjangnya sudah dipotong.
Besoknya, ketika Azkia masuk kelas anak anak melihatnya dengan dandanan naturalnya yaitu
dandanan (Azkia si anak kutu buku) dengan kaca mata bulat walau agak berbeda/tidak terlalu
besar, dan rambut dengan kepang dua, seperti biasanya.

Beberapa jam kemudian Indah dan Yunita terkejut ketika melihat sahabatnya mengubah
penampilannya lagi, mereka pun bertanya kenapa kau mengubah penampilannmu lagi?, aku
sadar bahwa kita harus yakin dengan diri kita sendiri, tidak perlu malu dengan dandanan kita
sehari hari ucap Azkia. apa maksudmu Tanya Indah, jawabannya mudah,
(BERSYUKUR) ucap Azkia.

Pulang sekolah ketika Azkia sedang berjalan dengan sahabatnya yaitu Indah dan Yunita, tiba
tiba David menghampiri mereka, nah seperti ini dandanan yang kusukai ucap David.
cyeeeeeeee ^_^, kayaknya ada yang lagi mau nembak ni yeee Indah dan Yunita meledek.
o, y Vid kamu belum jawab pertanyaanku, apa maksudmu berkata seperti itu Tanya Azkia.

David pun menjawab hmmm, mau kah kamu jadi pacarku?, aku sudah lama suka sama kamu,
dan aku lebih suka dandananmu yang natural seperti ini uuuuuuuuh so sweeeet Indah dan
Yunita meledek. mau, kamu yang sudah bikin aku sadar, bahwa kita harus bersyukur dengan
dandanan yang sudah bikin kita nyaman ucap Azkia.

Malamnya, Azkia menulis diary , sekarang aku sudah tau apa yang dimaksud CINTA, walapun
kita baca buku yang banyak, sesering mungkin, kita tidak akan pernah mengerti, kalau kita
belum mengalami sendiri, akhirnya, Azkia bahagia dan berkata :
CINTAKU BERSEMI DI PUTIH ABU ABU
ANGIS TERINDAH
Karya Laras Insiya Pertiwi

Tak pernah ku kira cinta seperti ini. Cinta membuatku rapuh. Dan cinta membuatku terjebak
dalam kebingunganku sendiri. Dan Kawan, inilah ceritaku.

Dulu aku sangat membenci pria itu. Aku merasa lelaki yang baru dua bulan menjadi tetanggaku
itu benar-benar menyebalkan. Dia selalu megikuti dan menggangguku.

Tapi sekarang, semua seperti berbanding terbalik. Aku membutuhkannya, dan aku sangat
menginginkannya.

Dia selalu membawa keceriaan. Selalu tersenyum dan membuat orang di sekitarnya ikut
tersenyum. Seperti tak ada masalah dalam hidupnya.Aku rasa dia adalah orang yang paling
bahagia di dunia ini. Dimas namanya.
Apa kau mencintainya, Rena? tanya Intan, sahabatku.
Entahlah. Tapi aku sangat nyaman bersamanya jawabku.
Kau baru mengenalnya kata Intan lagi.
Ini hanya masalah waktu, Intan jawabku sambil menatap mata Intan
Ya ya ya. Tapi
Tapi apa? tanyaku
Bagaimana dengan Reza? ucap Intan.
Reza??? Ada apa dengan Reza? tanyaku bingung.
Sepertinya ia menyukaimu jawab Intan
Haha.. kau tak usah mengarang, Intan. Aku sudah menganggapnya seperti kakakku sendiri. Dan
kedekatan kami juga hanya sebatas itu. tuturku sambil tertawa.
Lalu bagaimana jika ia benar-benar menyukaimu? Sedangkan Dimas dan Reza adalah sahabat.
Kau akan pilih yang mana? tanyanya cukup serius kepadaku.

Aku hanya terdiam. Tak pernah terbesit dalam benakku pertanyaan seperti itu. Dan sekarang aku
tak bisa memikirkannya. Enatahlah, aku bingung. Dan semoga saja itu hanya perasaan Intan.

Kawan, aku memang tak mau banyak berharap. Tapi aku merasa ada sesuatu yang berbeda pada
diri Dimas. Dia sangat baik dan perhatian padaku. Apa ini hanya perasaanku saja? Entahlah. Tapi
aku berharap dia memiliki rasa yang sama denganku.

Aku pulang masih dengan rasa penasaran dan penuh harap pada Dimas. Tiba-tiba aku bertemu
dengan Dimas.
Hei!!! kata Dimas menghampiriku.

Ia menatapku lembut. Tahukah Kawan, tapannya benar-benar telah melumpuhkan hatiku. Saat
jantungku berdetak kencang dan darahku mengalir sangat deras, tak henti-hentinya hati kecilku
berkata AKU MENCINTAINYA
Hei Rena ulangnya lagi.
Hh..hai jawabku tersadar dari lamunanku.
Dari mana? tanyanya.
Dari taman. jawabku.
Aku ingin bertanya sesuatu padamu. Kata Dimas.

Aku tersenyum dan berkata, Tanya apa?


Apa Reza kekasihmu? tanyanya serius.
Haha Kekasih? Bukan. Dia bukan kekasihku. Aku tidak punya kekasih, Dimas. Dia
sahabatku jelasku.
Tapi sepertinya dia menyukaimu. Nama kalian juga cocok, Rena dan Reza. ucapnya lagi.

Kawan, aku sangat kaget saat Dimas berbicara seperti itu. Kenapa pemikirannya sama dengan
apa yang Intan pikirkan? Rasanya aku ingin mengatakan bahwa aku menyukainya, bukan Reza.
Dan berharap Dimas pun memiliki rasa yang sama padaku. Tapi, sudahlah. Aku mencoba
melupakan perkataan Dimas. Pasti dia hanya bercanda.

Semakin lama semakin aku dekat dengan Dimas. Dia memang orang yang baik dan perhatian.
Hatiku buta. Tetapi tidak saat bersamanya. Aku merasa sangat bahagia saat dia ada di sisiku.
Entah sihir apa yang membuatku begitu menyayanginya. Rasanya tak ingin sedetik pun aku
berpisah dengannya.
Entah sampai kapan harus ku pendam perasaan ini. Perasaan yang sewaktu-waktu dapat
membuatku melayang sampai langit ke tujuh, dan sewaktu-waktu pula dapat membuatku
tersungkur sampai palung laut yang paling dalam.

Sore ini Dimas mengajakku ke perpustakaan dengan jalan kaki, karena jarak dari rumah kami ke
perpustakaan tidak terlalu jauh.
Selamat sore sapa Dimas sambil menunjukkan lesung pipitnya.
Sore jawabku.
Sudah siap? tanyanya

Aku hanya tersenyum melihatnya yang hari ini tampil berbeda tapi tetap terlihat tampan. Mau
tampil seperti apa pun dia memang terlihat tampan di mataku. Hahaha

Sesampainya di perpustakaan, kami langsung menuju ke tempat buku favorit kami masing-
masing. Aku baru tahu, dia adalah penggemar sastra. Pantas saja kata-katanya selama ini selalu
bisa mendinginkan pikiranku di tengah panasnya emosiku. Dan selalu bisa membuat hatiku
mencair di tengah kebekuan.
Langit terlihat agak mendung.

Aku berniat untuk mampir sebentar ke rumah Dimas.

Sesampainya di sana kedatanganku disambut hangat oleh Bibi Erin, Ibu Dimas.
Aku ke belakang dulu ya kata Dimas.

Dimas menyiapkan minum untukku. Sementara Bibi Erin kembali ke kamar.

Aku melihat tumpukan buku di atas meja ruang keluarga. Aku berniat untuk membacanya. Tapi
aku menemukan sebuah foto di atas tumpukan buku-buku itu.

Aku mengambil dan melihat foto itu. Ternyata itu adalah foto Dimas, tapi dengan seorang
wanita. Siapa wanita itu?

Kawan, kagetnya aku ketika melihat foto itu. Aku terus bertanya-tanya dalam hati. Siapa wanita
ini? Rasanya seperti ada jarum yang masuk dan menusuk-nusuk hatiku. Rasanya sakit sekali.
Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya saat Dimas datang membawakan minuman untukku.
Dimas, ini foto siapa? tanyaku mencoba tenang.

Dimas terdiam, dan membuatku mengulang pertanyaanku lagi.


Dimas, ini foto siapa? tanyaku lagi
Ii..ini fotoku jawabnya sedikit gugup.
Bukan. Maksudku yang ini tanyaku sambil menunjuk foto wanita itu.

Aku mencoba tenang, lebih tenang dan sangat tenang. Tapi aku tak bisa. Kawan, aku ingin
menangis. Tapi, aku berusaha untuk membendung air mataku.

Dimas sesaat menarik nafas panjang dan menjawab, Dia Febi, KEKASIHKU !!!

DEG!!! Aku merasa dunia berhenti berputar dan waktu berhenti berjalan saat Dimas
mengatakan seperti itu. Apa??? Jadi Dimas sudah punya kekasih. Lalu apa maksud sikapnya
padaku selama ini? Dia selalu mengisi kekosongan dalam hidupku. Dan dia yang memenuhi
ruang dalam hatiku.
Kawan, taukah kalian? Rasanya sakit sekali mengetahui Dimas sudah mempunyai kekasih.

Aku pergi begitu saja dari rumah Dimas. Tak bisa lagi ku pendam air mataku. Aku menangis.
Seperti derasnya hujan di luar sana. Aku tak peduli Dimas akan tahu bahwa aku mencintainya.

Bodohnya aku menganggap dia mencintaiku. Bodohnya aku yang memberinya ruang khusus
dalam hatiku. Bodohnya aku yang selalu menunggunya di bawah kubah rinduku.

Kawan, aku mengurung diri dalam kamar setelah mandi dan mengganti pakaiaanku. Aku
menyesal telah menyukainya dan mengira ia juga menyukaiku.
Dimas meneleponku, tapi tak ku angkat. Aku benar-benar tidak ingin diganggu. Aku ingin
melupakan kejadian menyakitkan yang kualami tadi.

*****
Sejak kejadian itu, aku tak pernah bertemu dengan Dimas. Entahlah, Bibi Erin juga tak pernah
berkunjung ke rumahku lagi. Aku merindukan kehangatan dari mereka.

Tiba-tiba Reza yang sudah lama tak menampakkan dirinya datang ke rumahku saat aku sedang
duduk-duduk di teras.
Rena sapanya.
Hai jawabku dengan senyum tipis.
Maafkan aku katanya dengan wajah penuh sesal.
Maaf? Untuk apa? tanyaku bingung.
Aku telah merusak hubunganmu dengan Dimas katanya lagi.

Aku semakin tak mengerti dengan apa yang dikatakan Reza.


Hubungan apa? Sungguh. Aku tak mengerti apa yang kau katakan tambahku.
Aku tau sekarang, kau mencintai Dimas kan? Dan Dimas pun begitu. Tapi karena ia tahu aku
menyukaimu, Dimas tak pernah mengungkapkan perasaannya padamu jelasnya.
Jadi benar kau
Maaf Rena, aku menyukaimu kata Reza. Aku membawa surat tentang perasaan Dimas
kepadamu yang ia buat sebelum ia kritis di rumah sakit. Ibunya yang menitipkan ini padaku
jelasnya lagi sambil memberikan surat itu padaku.
Dimas di rumah sakit? tanyaku kaget
Ya. Ia mengidap kanker otak stadium akhir

Kawan, aku sangat terkejut. Ternyata pangeran dalam hatiku yang selalu ceria ternyata memiliki
beban yang sangat berat dalam hidupnya.

Aku mulai membaca surat dari Dimas sambil terus menangis

Dear Rena
Terima kasih Rena, kau selalu hadir dalam hari-hari terakhirku. Hari-hari di mana aku berjuang
untuk hidup. Dan hari-hari di mana aku ingin selalu berada di sampingmu.

Aku tak tau berapa menit lagi aku hidup, dan berapa detik lagi aku mampu menulis. Tapi yang
aku tau, selamanya aku akan tetap mencintaimu.

Aku mencintaimu secara sederhana. Sesederhana kayu yang berubah menjadi arang karena
terbakar, dan sesederhana lilin yang rela melelehkan tubuhnya demi menerangi kegelapan.

Aku mencintaimu dengan segala kekuranganku. Dari sekian banyak hal yang aku takutkan, salah
satunya adalah aku takut kehilangan dirimu.

Maaf aku berbohong kepadamu. Foto itu adalah foto sepupuku di kampung. Aku melakukannya
agar kau membenciku. Karena aku tak mau kau bersedih saat kelak harus mengetahui
penyakitku.

Kau tau?? Saat kau menangis, aku sedih, tapi aku juga merasa senang karena aku tau bahwa kau
benar mencintaiku. Terima kasih, Rena. Itu adalah tangis terindah bagiku.

Dimas

Air mataku tak bisa berhenti mengalir saat ku baca surat dari Dimas
Ayo kita ke rumah sakit! kataku sambil menggeret tangan Reza.

Kawan, tahukah kau. Rasanya mataku seperti terkena sambal dengan seribu cabai. Tak bisa ku
hentikan air mata ini.

Sesampainya di rumah sakit, kami langsung menuju ke ruangan Dimas. Aku melihat Dimas yang
tak berdaya di dalam sana, didampingi Bibi Erin yang tak henti-hentinya membacakan ayat suci
Al-Quran. Aku dan Reza masuk ke ruangan itu secara perlahan-lahan.
Dimas ucapku pelan.
Rena ucap Bibi Erin.
Bi, bagaimana keadaan Dimas? Kenapa Bibi tidak memberi kabar padaku? tanyaku.
Kondisi Dimas semakin memburuk. Tapi Bibi harap ia lebih kuat dari kanker yang bersarang di
tubuhnya, Rena. Maaf Bibi tidak memberi kabar kepadamu. Dimas yang melarang Bibi. Dia tak
mau kau cemas, Nak jelas Bibi Erin.
Dimas memang orang yang sangat baik, Bi Bibi sudah makan? tanyaku.
Belum. Bibi tidak sempat makan jawabnya.
Bibi makan saja ke kantin rumah sakit. Biar aku dan Reza yang menunggu Dimas, Bi. Bibi
harus makan. Jangan sampai Bibi sakit ucapku.

Dengan penuh pertimbangan, akhirnya Bibi Erin pergi ke kantin rumah sakit.

Aku berjalan menghampiri Dimas. Aku menangis. Aku benci saat-saat seperti ini. Saat-saat di
mana aku harus menjatuhkan air mataku.
Dimas ini aku, Rena. Dimas, maafkan aku yang tak pernah mengerti apa yang kau rasakan
selama ini. Maaf, Dimas. Maaf ucapku lirih.

Air mataku menetes mengenai tangan Dimas yang terkulai lemas.


Rena Lihat Dimas! Tangannya bergerak! kata Reza.

Saat itu juga Bi Erin datang membawa makanan.


Dimas.. ucap Bi Erin sambil menangis.

Bi Erin berjalan menuju ke arah Dimas.


Dimas sayang, ini Ibu, Nak katanya lagi.

Dimas tak menjawab. Ia hanya melontar senyum pada kami. Aku menangis melihat Dimas.

Tiba-tiba Dimas memegang tanganku dan tangan Reza, lalu menyatukannya. Dan berkata, Aku
lelah. Laa ilaa hailAllah ucapnya pelan.

Kami semua menangis. Luapan air mata tak dapat terbendung. Dimas kembali tidur setelah ia
menyatukan tanganku dengan tangan Reza. Tapi kali ini, ia tidur untuk selamanya.
Meninggalkan kami yang mencintainya.

Dimas telah mengajarkan banyak hal padaku. Dia memang orang yang hebat. Pantas saja aku
menyukainya.

Kawan, sejak kepergian Dimas, aku lebih menghargai waktuku, menghargai orang-orang di
sekitarku dan lebih menghargai hidupku sendiri.

Kawan, setahun setelah meninggalnya Dimas, aku mulai membuka hatiku untuk pria lain. Dan
pria itu adalah kekasih, sahabat, sekaligus kakak untukku. Dan kalian tahu? Dialah Reza.

PROFIL PENULIS
Nama : Laras Insiya Pertiwi
TTL : Metro, 24 Maret 1997
Alamat : Metro, Lampung
Facebook : Laras Insiya Pertiwi
Twitter : @larasinsiya
No. Urut : 195
Tanggal Kirim : 13/12/2012 4:24:18
Baca juga Cerpen Remaja yang lainnya.
PENGINGAT MASA LALUKU
Karya Nhur Fatimah iMha

Malam itu dingin banget, aku dan riko pacarku,. Lagi nongkrong di taman. Aku lagi asyik-
asyiknya menatap bintang-bintang yang indah pada malam itu.
Bintang itu, nggak ada artinya tanpa cahayanya. sama seperti kamu percuma klo tanpa
cintamu. Kata riko menyindirku.
nggak kok aku tuhh cinta ma kamu masa aku seperti bintang yg tanpa cahaya. Kata aku.
oh baguslah. Tambah riko.
Tampaknya,riko tuhh merasa klo aku tuhh nggak suka ma dia, karna aku tuhh kurang perhatian
lah, kurang peduli lah, apa lahh..!! Huufft ._.

Pagi itu tampak mendung, kayaknya mau hujan. Aku pun bergegas buru-buru menuju ke sekolah.
Hari itu aku perginya jalan kaki, tanpa ada yang menemaniku. Ditengah jalan, tiba-tiba turun
kedinginan. Tiba-tiba ada seorang pemuda yang menghampiriku, aku tak tahu dia siapa. Dia
memayungiku. Sejenak ku menatap dirinya, Entah kenapa ... Hatiku jadi kacau balau tak
menentu, yang ada dipikiranku tuh langsung buyar..
Dek, nih saya pinjamkan payung, supaya kamu gak basah sampai di sekolah. Kata pemuda itu
ramah.
aku menerimanya & aku tak menjawab apa-apa. Aku pun langsung lari sekencang-kencangnya
menuju ke skolah ...

Pengingat Masa Laluku


Hujan udah lumayan reda ...
Di jalan, tiba-tiba aku berfikir dia tuhh mirip sosok seorang yg pernah singgah di hatiku, yaitu
Rifki. Sudah 3 tahun lamanya Rifki menghilang entah kemana. Hatiku mulai tak karuan,
mengingat sosok seorang seperti dia. Karna aku dan rifki pernah buat janji bahwa selamanya
akan slalu bersama-sama dan tidak akan pernah pisah satu sama lain. Tapi .... Cuma bisa jadi
false promise !!

Disekolah, aku hanya termenung,tanpa gairah sedikitpun.


Rin, kamu knpa sihh ?? dari tadi diam aja nihh. kata Riko.
Oh nggak kok, gapapa. Ujarku.
Di situ, Riko mulai curiga ma aku , karna gak biasanya aku kayak gini.

Bel pulang berbunyi teng teng teng ....


Rin, aku anterin pulang yukk ! ajak Riko.
ehmm... nggak deh .. aku jalan kaki aja . Kataku
Aku langsung buang muka & langsung bergegas pulang.
Udah 2 minggu aku gak ngajak Riko ngomong. Entah kenapa........
Begitu sulit ku melupakan semua kenangan bersama Rifki.

Riko pun mulai ngak tenang melihat sikapku. Riko pun menyuruh teman sekelasku untuk
menanyakan mengapa akhir-akhir ini aku berubah. Serly, dia menghampiriku
eh Rin boleh duduk di sini nggak? kata Serly.
hemm... iya boleh kok.
eh Rin, kenapa sih akhir-akhir ini kamu tuh berubah, ngak kayak dulu. kalau kamu ada masalah
cerita dong. Bujuk serly.
emang Ser, akhir-akhir ini aku benar-benar ngak mood, coz di pikiranku tuh teringat seorang
sosok. Gue ngak tahu knapa, tiba tiba gue ingat sesuatu gara-gara kejadian kemaren itu. Kataku.
emang kejadian apa rin? tanya Serly.
Aku tuh dihampiri cowok yang mirip banget sama former gue! Dan ngak tahu kenapa hati gue
jadi hancur berkeping-keping keg gini. Jelas ku .
Oh,. Gitu yah.

Hemm..... kalau mantanmu udah pergi tanpa bilang-bilang yah udah ngak usah dipedulikan lagi,
itu tandanya dia udah ngak sayang sama kamu. Kata Serly lagi.
padahal gue sama dia erat banget Ser, karena kita tuh pernah buat janji.
janji dia ke kamu kan bisa aja dipalsuin, tapi asal kamu tau Rin, cinta Riko ke kamu tuh ngak
paslu. Dia tuh care sama kamu, kamu ngak ngerasa? Yang pergi mah biarin aja pergi..
Aku tetep cuek dgn apa yang dibilang Serly, aku tuh tetep aja inget-inget terus janji itu. Karena
aku menganggap janjinya bukan hanya sekedar janji, alhasil,... aku ngak bisa lupain semua ini ...
Meninggalkan SMP udah diambang mata, namun aku juga belum gubrish setiap riko ajak aku
berbicara.

Beberapa hari kemudian,..


Aku baru sadar, apa yang dikatakan Serly juga ada benarnya. Aku mulai nanya ke Serly dan
temen-temen, aku pengen tahu Riko lanjut sekolahnya dimana.
Rin , Riko itu udah pindah keluar kota, ngak tau kemana, katanya dia ingin ngelupain kamu.
Oh gitu yah Ser, kataku tak bersemangat.
Hem,.. kenapa sih Rin, kamu baru nyadar. Padahal Riko tuh udah kayak Cinta mati sama kamu,.
! Masa lalu tuh yah cuman bisa jadi masa lalu, gak usah dijadiin masa depan lagi, dan cuman
bisa merusak masa depanmu Rin !Jelas Serly.
Hem, iya kamu bener Ser, tapi gapapa..
I TRIED TO FORGET !! Ujarku.

Huufft._. Menghargai cinta orang tuh gak gampang. Seandainya waktu bisa diputar kembali, tapi
itu bener-bener impossible ! Emang penyesalan jadinya..
Mencoba membuka lembaran baru ...

~THE
END~

PROFIL PENULIS
Assalamu alaikum wr. wb. Hai.. nama saya iMha :) saya lahir di Makassar 01 Maret 98..
Ma'v yah klo cerpen'y kurang sempurna,. tpi saya menulis atas inspirasi yg saya dapat :) Mohon
kritikannya :) Trim's ..
http://www.facebook.com/#!/imha.princezzpiscess
https://mobile.twitter.com/account
SEMANIS SUSU, SEPAHIT PARE.
Karya Rafael Stefan Lawalata.

''Ergghh enggak, terimakasih...'' jawab Raden mengangkat piringnya jauh-jauh dari gerobak
tukang siomay. Siang yang terik itu, dia bersama temannya, Irama, sedang menikmati suasana
sejuk di kantin kampus, dekat dengan pepohonan rindang yang meringkuk. Raden berjalan
menuju meja yang telah diduduki Irama sedari tadi, tentunya membawa sepiring siomay
kesukaannya.
''Gak pake pare lagi?'' tanya Irama.
Raden menggelengkan kepalanya, ''Yah, lu tau kan kalau gua gak suka sama pare?''

Irama mencoba menahan suara tawa dari mulutnya karena mendengar ucapan temannya itu.
''Lucu juga ya lu Den.''
''Lucu kenapa?'' tanya Raden mengambil posisi duduk berhadapan dengan Irama.
''Ya gua gak ngebayangin aja kalau sampai suatu saat lu bakal makan tuh pare!''
''Gua akan makan pare kalau gua punya pacar nanti. Lu mau liat gua makan pare?'' Irama
mengangguk. ''Nih rasain!'' kata Raden sambil mengolesi wajah Irama dengan saus kacang dari
siomaynya.
''Ihhh jorok sih!'' kata Irama sambil menyeka wajahnya dengan sebelah tangannya.
''Hehehe maaf deh, nih...'' lanjut Raden menyeka wajah temannya itu dengan menggunakkan
saputangan. Sesaat mereka saling bertatapan cukup lama, ketika tangan Raden menyentuh tangan
Irama.
''Eh kok bengong?'' tanya Irama mengambil saputangan itu dan kembali membersihkan
wajahnya.
''Ah... enggak kok, perasaan lu aja, gua tadi cuma ngebayangin kalau yang gua peperin itu susu!''
kata
Raden sambil tertawa.
''Ah elu! Gua kan gak suka sama susu!''
''Tuh lu sendiri gak mau susu kan?''
''Gua akan minum susu kalau gua punya pacar juga nanti weeeee....'' katanya sambil menjulurkan
lidah.

Semanis Susu, Sepahit Pare


Kembali kedua pelajar itu melanjutkan makan siang mereka sebelum menuju ke kelas masing-
masing. Sebagai seorang teman sejak SMA, Raden dan Irama cukup akrab dan dekat. Orangtua
Irama pun sudah sangat mengenal Raden, bahkan menganggapnya sebagai bagian dari keluarga
mereka. Irama pun menganggap Raden sebagai seorang kakak yang selalu menjaga dan
menolongnya ketika dia mempunyai banyak masalah. Sebut saja mengerjakan tugas praktek
kuliah, merangkum, dan hal-hal kecil yang sering dia lewatkan. Raden selalu hadir di manapun
Irama berdiri. Bahkan 24 jam Raden hadir untuk Irama. Ke manapun Irama pergi, Raden akan
mengantarkan. Bisa dikatakan, jika Irama bagaikan amplop surat, Raden adalah perangkonya.
Tanpa Raden, mungkin Irama tidak bisa menjadi seperti sekarang.

Semua kesibukan dan jadwal padat Irama tidaklah menganggu Raden. Ia tulus dan ikhlas
menolong temannya itu. Namun ada satu hal kecil yang mengusik hati Raden, yakni mengenai
perasaannya kepada Irama. Sebenarnya Raden jatuh cinta dan mengagumi temannya itu sejak
SMA. Belum cukup keberanian dia kumpulkan untuk mengutarakannya langsung pada tambatan
hatinya. Raden takut bila cintanya ditolak, bahkan ia takut tidak dapat lagi berdekatan dengan
Irama seperti sekarang ini. Maka selama lima tahun ini, dia terus membisu dan menahan
perasaannya, meski perih baginya untuk menyimpan rapat-rapat kasih sayangnya untuk Irama.

Raden menyantap makan siangnya dengan cepat, tak lebih dari tiga menit piringnya sudah
bersih, bahkan sampai ke saus kacangnya. Kemudian ia melihat jam tangannya dan berkata,
''Ooops! Udah waktunya gua pergi ke bengkel sekarang!''
''Cepat amat Den?'' tanya Irama yang masih menyantap suap demi suapan siomaynya.
''Hari ini gua praktek kelistrikan, lagipula asdos harus datang lebih awal toh?'' kata Raden sambil
merapikan tas dan bukunya.
''Cieee tau deh yang asdos mah,'' kata Irama dengan nada menyindir.
''Ah daripada gua jadi anak bawang, ups keceplosan!'' balas Raden sambil mengacak-acak
rambut Irama.
''Ihhhh! Awas ya lu!'' Raden segera pergi sambil melambaikan tangannya. ''Eh inget jam empat
ya!''

Raden hanya mengangkat tangannya dan berlari menghilang dari kantin.


Sudah merupakan sebuah tradisi bagi mereka berdua untuk pulang bersama. Kebetulan Raden
belum lama ini mencicil sebuah motor bekas, tentu ini memudahkan dan mempersingkat waktu
baginya untuk mengantarkan Irama ke manapun dia mau. Setiap pagi jam lima, dan setiap sore
jam empat, Raden sudah duduk di atas jok motornya dan menanti kedatangan Irama untuk
diantarkan ke kampus atau rumahnya.

Sejak bangku SMA, Raden dikenal sebagai seorang yang dewasa dan mandiri. Ia sangat disiplin
masalah waktu dan tegas dalam mengambil keputusan. Itulah yang membuat dirinya terpilih
menjadi asisten dosen pada tahun keduanya duduk di bangku kuliah. Dia sigap dan cekatan,
bahkan murah senyum. Hampir seluruh mahasiswi di kampus mengenalnya, termasuk senior dan
juniornya. Senyum manisnya sulit dilupakan, itulah yang membuatnya disukai banyak orang.
Belum lagi kebaikan hatinya, di mana dia selalu siap menolong siapapun yang membutuhkan
bantuannya. Dia datang di kala susah, dan pergi di kala suka. Pemilik bulu mata lentik ini
menjadi mahasiswa favorit di kalangan mahasiswi dan dosen-dosennya.

Bagi Raden, semua itu tidaklah penting. Dia hanya melakukan apa yang seharusnya dia lakukan.
Dia menolong bukan untuk mencari muka, karena dia merasa sesama manusia harus saling
membantu dan peduli satu sama lain. Namun, di balik keceriaan dan kebaikan dirinya, tersimpan
rasa sedih yang mendalam. Karena dirinya belum mampu menyatakan perasaannya pada Irama.
Ia berani berbicara dan tampil di depan khalayak umum mengenai pemikirannya, tetapi untuk
Irama seorang ia tidak berani menyatakan perasaannya, bahkan untuk menatap kedua mata gadis
pujaannya itu pun ia tidak bernyali.

Jam empat lewat lima belas menit, suasana di tempat parkir kampus semakin sepi. Raden
seorang diri duduk di atas motornya, sambil memegang helm untuk Irama. Menanti penuh
kecemasan, Raden yang juga menelepon Irama sejak tadi, semakin dibuat khawatir karena
teleponnya tidak aktif. Jantungnya semakin berdegup kencang, ketika detik jam bergerak
semakin cepat dan menjauh dari angka empat. Ia tetap menunggu di sana, walau di parkiran
hanya dia seorang. Barulah Irama datang setelah jarum menit jam melewati angka lima.
Langkahnya terburu-buru dan wajahnya dirundung rasa takut. Dia berlari mendekat ke motor
Raden, dan ketika sampai dia mencoba mengatakan sesuatu dengan nafas terengap-engap.
''So.. sori.. sori Den...'' kata Irama dengan nafas yang masih tak beraturan.

Raden diam saja dan memberikan helm pada Irama.


''Den.. Den lu marah ya?''
''Enggak, udah ayo naik, entar lu dicariin sama bapak ibu lu.''
Irama segera mengenakan helm dan duduk di jok belakang, dengan menaruh tasnya di antara dia
dan Raden. Tanpa membuang waktu, Raden segera tancap gas menuju rumah Irama yang
memang berjarak tidak begitu jauh dari kampus.

Sepanjang perjalanan Raden diam tak bicara. Irama, yang diliput rasa bersalah, juga tidak berani
berbicara padanya. Irama tahu bahwa Raden pasti marah karena keterlambatannya dan dia tidak
mau membuat Raden lebih pusing lagi. Irama memutuskan akan berbicara pada Raden ketika
mereka tiba di rumahnya. Irama hanya mencuri pandang dari kaca spion yang menampakkan
wajah kaku Raden.

Setibanya di rumah, Irama segera turun dan memberikan helmnya pada Raden. Baru saja ia mau
berbicara, Raden sudah menyalakan mesin motornya lagi.
''Gua cabut dulu ya?'' jawab Raden ketus.
''Iya... iya Den, tapi...''
''Hem?'' kata Raden menatap dari balik kaca helmnya. ''Apa?''
''Enggak... enggak apa-apa, hati-hati ya.''

Raden segera pergi dari sana meninggalkan tubuh kaku Irama yang menatap kepergiannya.
''Aku sms saja nanti deh,'' kata Irama dalam hati.

Cukup banyak curhatan hati yang Irama curahkan pada Raden. Sekalipun hal itu membuat Raden
sedih, sebut saja kejadian beberapa tahun yang lalu di bangku SMA. Ketika Irama sedang
bersusah hati karena cintanya ditolak oleh seorang siswa yang disukainya. Padahal baru beberapa
bulan mereka dekat. Awalnya Raden tidak menyetujui kedekatan Irama dengan siswa itu, namun
lama-kelamaan Raden berusaha menerima kenyataan yang pahit, bahwa Irama menyukai siswa
itu. Akan tetapi kenyataan berkehendak lain, siswa itu menolak Irama. Dalam hati, Raden
sungguhlah senang menyambut kembali pujaan hatinya, tetapi hati kecilnya menangis merasakan
apa yang Irama rasakan. Dalam pelukannya, Irama menangis tersedu tanpa henti. Tanpa
diketahui oleh Irama, Raden pun meneteskan air mata kepedihan. Air mata untuk orang yang
disayangnya.
''Gua gak ngerti harus apa lagi Wi,'' kata Raden pada Dewi, seorang teman Irama lainnya. Dewi
telah mengetahui perasaan Raden kepada Irama, dan sampai saat ini Raden selalu menceritakan
suka dukanya bersama Irama kepada Dewi.
''Den, lu harus ngomong, be a gentleman!''
''Ngomong apa? Lu tau kalau Irama itu cuek, jutek bahkan gak pernah menganggap serius
apapun yang gua omongin sama dia.''
''Lu harus terus berjuang Den! Ini bukan akhir dari segalanya, lagian banyak waktu buat lu
ngomong sama dia kan?''
''Iya sih,'' jawab Raden perlahan.
''Tadi pagi lu jemput dia?''
Raden menggeleng.
''Duh harusnya lu tuh jemput dia! Jangan buat seorang cewek merasa bersalah! Terus lu udah sms
dia?''

Raden kembali menggelengkan kepalanya.


''Duh Den Den... ribet nih masalah...''
''Sebenernya, dia duluan sms gua semalam, dia bilang dia minta maaf...''
''Minta maaf kenapa?'' tanya Dewi penasaran.
''Soal kemarin sore, dia telat hampir setengah jam, ya dalem hati sih gua kecewa...''
''Kenapa lu gak bales?''
''Dia selalu ngulang semua kesalahannya Wi! Kalau gua gak sayang dan care sama dia, udah
lama gua pergi dari kehidupannya!''
''Terus, kenapa lu masih bertahan?''

Pertanyaan Dewi membuat Raden diam seribu bahasa. Sebenarnya dia bisa menjawab
pertanyaan sederhana itu. Namun lidahnya kaku sesaat sebelum dia berkata-kata. Yang
sebenarnya dia ingin ucapkan adalah bahwa dia masih tetap yakin, dan selalu yakin bahwa dia
bisa membahagiakan Irama. Dia mampu hadir di setiap saat Irama membutuhkan dirinya, dia
mampu menjaga perasaannya kepada Irama. Keyakinan itulah yang membuat Raden tetap
memegang teguh prinsipnya.
''Jemput dia nanti,'' lanjut Dewi.
''Apa?''
''Lu budek ya? Jemmmmputtt diaaa nantiiii!'' teriak Dewi di sebelah telingaku.
''Hei hei santai!'' kataku mundur sambil memegang telingaku. ''Ini aset berharga milik gua.''
''Sudahlah Den, lu ngerti kan apa maksud gua? Cewek itu selalu menunggu cowok yang tepat
dan berani memilihnya!'' kata Dewi lalu pergi dari sana.
''Cowok yang tepat?''

Segera setelah mendapatkan ''wangsit'' dari Dewi, Raden menunggu Irama di parkiran seperti
biasanya. Raden pun sudah mengetikkan sms pada Irama yang berisi bahwa dirinya sudah
menunggu Irama di parkiran. Mungkin sudah tiba saatnya, bagi Raden untuk menyatakkan
perasaannya kepada Irama hari ini. Sebelum jam sepuluh tepat, dia akan menyampaikan
perasaannya kepada Irama, dambaan hatinya.

Tetapi semua tidak berjalan sebagaimana mestinya, semua tidaklah semulus seperti yang
diperhitungkannya. Raden diam terpaku melihat Irama yang berjalan ke arah parkiran dengan
seorang pria di sebelahnya, seorang pria!
Mereka berpengangan tangan sambil menuruni tangga menuju parkiran. Pemandangan
mengagetkan sekaligus memilukan bagi Raden. Dia tidak menyangka hal ini akan terjadi, di sore
yang cerah baginya. Bukan hanya Raden yang kaget, Irama pun menyadari keberadaan Raden
dan dirinya juga terkejut melihatnya.
''Raden?'' tanya Irama.
''Gua lihat lu udah ada temen pulang...''
''Den, sori ya, sebenernya dari kemarin gua mau bilang sama lu...''
''Soal apa?''
''Gua mau cerita sama lu kemarin malem, tapi lu gak bales sms gua.''
''Semalem gua udah tidur cepet Ma, gua yang harusnya minta maaf.''
''Gak apa-apa Den, tapi lu maafin gua kan?''

Berat bibirnya terbuka namun akhirnya ia berkata, ''Ya, santai aja Ma, lu kaya sama siapa aja.''
''Oke deh makasih Den,'' katanya kembali ceria. ''Oh ya kenalin, ini Dani, dia temenku.''
''Hai,'' jawab Dani dingin. ''Lu temennya Irama?''
''Ya,'' kata Raden menjawabnya.
''Irama udah cerita soal lu, oh ya Ir, duluan aja ke mobil, nanti gua nyusul.''
''Oh yaudah kalo gitu Dan,'' Irama segera melangkah ke arahku. ''Den, duluan ya, nanti malam
Dani mau ajak gua ke warung siomay yang enak, lu mau ikut?''
''Gua ada tugas Ma, lain waktu aja,'' jawab Raden begitu karena melihat tatapan tajam dari Dani.
Sesungguhnya ia khawatir pada Irama, terlebih dengan kedatangan Dani, seorang yang baru
dikenalnya.
''Oke deh, hati-hati ya Den,'' jawab Irama berjalan ke arah mobil Dani.
''Lu juga,'' balas Raden.

Baru beberapa saat Irama masuk ke mobil, Dani menyusulnya namun dia sempat berkata pada
Raden.
''Mulai saat ini, jauhi tangan dan kaki lu dari Irama, karena malem ini dia bakal jadi pacar gue!''
''So?'' tanya Raden.
''Gua gak mau kedekatan gua sama dia keganggu sama lu, atau siapapun!''
''Eh hati-hati kalau lu bicara,'' Kata Raden sambil memegang kerah jaket Dani. ''Irama itu wanita
baik-baik, sampe lu buat dia nangis, bahkan sampai sedih aja, lu bakal nyesel!''
''Simpen anceman lu pengecut. Lu yang harus angkat kaki dari hidupnya kalo lu gak berani
ngomong sama dia!''

Kalimat terakhir terus berdengung dalam telinga Raden. Matanya menatap kepergian Irama
dalam mobil putih kecil yang membawanya menuju malam bahagianya. Sungguh tidak rela
hatinya melepas kepergian Irama, bersama pria yang tidak jelas kepribadiannya.

Dalam hati ia terus bertanya, apakah Irama akan bahagia bersama pria itu? Apakah Irama akan
menyesal di kemudian hari?
''Aku telah merasakan penyesalan sebelum ini, aku tidak ingin membuat Irama menyesal, hanya
aku tidak berani mengungkapkan perasaanku,'' kata Raden dalam pikirannya. Segera setelahnya,
Raden memutuskan untuk menyusul Irama dan Dani ke warung siomay di dekat sana, untuk
memastikan bahwa Irama baik-baik saja.

Tepat setelah matahari terbenam dan rembulan menampakkan wajahnya, Raden sudah tiba di
belakang warung itu. Warung itu memang cukup besar dan terkenal di daerah sana, sejak SMA
pun Raden dan Irama sering makan di sana. Maka Raden sudah mengambil posisi di dekat
parkiran, duduk dan menanti kedatangan Irama.
Tidak lama kemudian, berhentilah sebuah mobil putih di depan warung. Mobil putih yang sama
persis dengan mobil Dani. Raden yang menyadarinya, segera mengamati dengan seksama.
Turunlah Irama, dengan baju coklat yang kontras dan sederhana, bersama Dani. Diam-diam,
Raden mengamati terus mereka hingga duduk di dalam.

Baru beberapa saat mereka duduk berdua, seorang wanita berjalan dengan cepat ke arah mereka
dan segera menggebrak meja yang mereka tempati. Mereka berdua kaget dan segera berdiri.
Dani, menarik tangan wanita itu, akan tetapi dia segera menampar wajah Dani. Dengan
gelagapan, Dani mencoba menahan Irama juga, tetapi Irama segera berlari ke arah belakang.
Raden yang telah siap, langsung mengejar Irama.
''Irama! Irama!'' teriak Raden mengerjar Irama, namun dia kehilangan jejaknya di tengah
keramaian kota malam itu. Masih melirik di antara pejalan kaki dan kendaraan yang melintas,
namun Raden tak dapat menjumpai Irama.
''Aku gagal,'' katanya tertunduk lesu sambil berjalan kembali ke arah warung tersebut. Raden
duduk di bangku di teras luar; bangku di mana dia dan Irama selalu duduk ketika makan.
''Mau pesan apa mas?'' tanya seorang pramusaji.
''Tidak mba, nanti aja, saya lagi cari seseorang.''

Raden menyesal karena ia terlambat mengatakannya. Ia terlambat menyampaikan perasaannya


kepada Irama. Ia bergumam sendiri ketika duduk di sana.
''Irama, andai kamu tau perasaanku yang sesungguhnya, betapa aku tulus kepadamu. Selama ini,
aku hanyalah pria bayangan yang menyelimuti dirimu, tanpa bisa menyentuhmu tepat di hati.
Oke, aku tau aku tidaklah tajir atau berwajah tampan, aku hanyalah pria sederhana yang
menyayangimu dengan bijaksana... aku... ah andai kamu di sini...''
''Mas...?''
''Mba sudah kubilang...'' kata Raden mencoba berkata kepada pramusaji itu lagi bahwa dia ingin
memesan nanti, akan tetapi alangkah kaget dirinya melihat bahwa yang berkata barusan
bukanlah pramusaji dari warung itu, tetapi dia adalah Irama sendiri.
''Irama...??''
''Mas... benarkah apa yang semua lu katakan tadi Den?'' tanya Irama masih dengan mata
berlinangan air mata.
''Gu.. gua bisa jelasin Ma, gua..''
''Stop,'' jari Irama menyentuh bibir Raden. ''Gua udah denger semuanya dari tadi, gua gak butuh
penjelasan. Gua mau... lu ucapin apa yang lu ucapin tadi di depan gua langsung...''
''Tapi Ma...''
''Den... gua mohon...''
''Sejak pertama kali berjumpa, gua punya rasa sama lu. Semakin hari, semakin dalam, bahkan
gua semakin kecanduan. Karena lu yang sederhana ini, membuat gua jatuh cinta. Gua sayang
sama lu Ma, sejak dulu gua mau bilang ini...''
''Kenapa baru sekarang?'' tanya Irama sambil menangis.
''Karena gua gak berani... gua takut lu pergi...''
''Den, lihat mata gua...'' tangannya memegang wajah Raden dan mengarahkannya menatap kedua
matanya. ''Gua juga sayang sama lu, coba dari dulu lu bilang...''
''Bener Ma?''
''Apa mata ini bohong Den? A... aku sayang sama kamu juga...''
''Makasih Ma!''

Langsung saja Raden memeluk tubuh Irama yang bergetar itu. Malam itu Irama yang sedih
karena pengkhianatan, kembali bersuka karena pembuktian cinta. Temannya sendiri, yang selama
ini setia bersamanya, Raden, akhirnya menyatakan cinta kepadanya. Air mata Irama turun
membasahi kaos yang dikenakan Raden.
''Ma, gua eh aku gak akan mengecewakanmu.''
''Gua.. gua... maksudnya aku juga Den.''
''Kita akan terbiasa kok dengan aku-kamu,'' kata Raden tersenyum.
''Iya Den, aku gak menyangka bahwa selama ini seorang yang begitu dekat dan setia bersamaku
sebagai seorang teman, selama lima tahun ini berubah menjadi seorang pacar dalam waktu satu
malam...''
''Aku... juga masih tak percaya Ma.''
''Iya Raden, terimakasih,'' jawab Irama tersenyum. ''Makan yuk, aku lapar nih.''
''Baiklah, nih seka air matamu,'' kata Raden memberikan sebuah saputangan pada Irama
sementara pramusaji tadi datang dan mencatat pesanan mereka.
''Siomay dan tahu tanpa pare, minumnya susu hangat ya, kamu Ma?''
''Aku pesan siomay pakai pare, dan teh hangat saja mba... kok kamu enggak pake pare Den?''
''Kan kamu tau aku gak su...''
Baru saja Raden mau berkata, jari Irama menahan lagi. ''Ingat janjimu soal makan pare?''
Raden mengangguk. ''Kamu sendiri tidak pesan susu, lupa ya sama apa yang kamu bilang?''

Wajah Irama memerah dan menjadi malu. ''Ihhh kamu mah...''


''Mari, kita tepati janji kita bersama...''
Kemudian Raden memesan pare dan Irama juga ikut memesan segelas susu baginya.

Sebelum saling menyantap mereka saling berpandangan dan melihat sepiring pare dan segelas
susu di hadapan mereka.
''Siap?'' tanya Raden.
''I... iya...'' jawab Irama.

Raden menyuapi segelas susu ke mulut Irama sementara Irama memberikan sepotong pare
kepada Raden. Terlihat mereka menahan mual yang berat namun akhirnya mereka bisa
menelannya.
''Susu enak kan?''
''Apanya? Pare enak tuh!''

Lalu mereka saling menyuapi kembali, segelas susu dan sepiring pare yang tidak enak bagi
mereka.
''Ma, aku belajar sesuatu...'' kata Raden sambil disuapi.
''Apa Den?''
''Cinta kita semanis susu dan sepahit pare, karena walaupun kita tidak saling menyukainya, kita
akan tetap merasakannya bersama-sama. Biarlah pare dan susu ini menjadi saksi atas cinta kita.''
''Wooo apasih kamuuu,'' kata Irama menyodori pare kembali ke mulut Raden.

PROFIL PENULIS
Nama: Rafael Stefan Lawalata
Facebook: Rafael Stefan Lawalata
"Jadi bos itu butuh perhitungan, bukan sekedar itung-itungan!"
Penulis pemula dan muda namun berpengalaman.
TAKUT JATUH CINTA
Karya Nur Faida

Pasti kalian sudah bisa nebak jalan cerita inikan! Begini waktu aku kelas 2 SMP aku tak tahu
kenapa dan kebodohanku bisa bisanya menyukai seorang cowok yang cuek banget walau
begitu dia memiliki wajah tampan dengan kulit yang putih mulus , hidung mancung dan bibir
yang seksi. Dulu diriku mengira dia juga menyukainya tapi nyatanya tidak.aku sangat bodoh
sekali karena waktu itu aku yang tak punya malu malah menembaknya, tolol bangetkan aku.
Semenjak itu mataku terbuka lebar bahwa aku tak pentas menyukai seorang cowok seperti itu
ditambah kepopulerennya sekolah , aku sadar tiada orang yang menyukaiku karena gimana tidak
aku itu orangnya pesek,kulitku hitam ditambah ku jerawatan lagi tapi itu waktuku masih SMP.
Tak pernah lagi ku berharap dan memberikan hatiku pada seseorang karena takutku yang hanya
ada di otakku sekarang hanya 1 MEMBANGGAKAN ORANGTUAKU

O iya, sebelumnya kuperkenalkan diriku dulu yah. Aku bernama Mimi Niamin dengan kulit
putih dan muka yang bersih tanpa jerawat. sekarang ku kelas 2 di suatu sekolah SMA di
Bandung. Aku sebenarnya tinggal di Makassar tetapi aku pindah rumah karena Ayahku dan
Ibuku udah cerai , aku ikut sama Ayahku maka akupun tinggal di Bandung sedangkan ibuku
tinggal di rumah mamanya di Makassar bersama adik laki lakiku yang sekarang berumur 12
tahun. Aku pindah bertepatan setelah hal memalukan itu. Pasti semua teman temanku mengira
aku pindah sekolah karena kejadian itu tetapi itu tidak benar walau begitu aku sedikit senang
bercampur sedih karena disisi lain aku bisa kabur dari kejadian itu tetapi disisi lainnya
keluargaku sudah hancur. Tapi ada hal yang membuatku senang karena ibu tiriku itu ternyata
sangat baik , dia selalu mau mendengar curhatanku walau begitu aku lebih sayang ibu
kandungku dan hari ini aku ingin minta izin sama ibu tiriku dan ayah bahwa aku ingin tinggal di
rumah nenekku. sebenarnya Ayahku melarangku karena takut nanti terjadi apa apa padaku tapi
aku bersikeras karena sudah lebih 3 tahun aku tidak pernah bertemu ibuku jadi ayahkupun
mengizikanku tinggal di Makassar walau hanya 2 minggu.,

Takut Jatuh Cinta


^In Makassar^
Wahh..! Makassar sudah berubah nihujarku yang sudah berada di luar bandara Hassanudin
sambil memegang tas besar.

Kulihat Taksi tidak jauh dari aku , maka akupun melangkah kakiku menuju taksi itu dan tidak
butuh 10 langkah aku sudah sampai disana.
Mau naik taksi dek.!tanyax padaku maka akupun tersenyum simpul sambil mengangguk
menandakan bahwa aku memang ingin naik taksi , pak sopir pun mengambil tasku dan
menyimpannya di bagasi lalu akupun masuk ke dalam Taxi, di dalam Taxi pak sopir itu bertanya
padaku Mau kemana dek? akupun menajwab sambil tersenyum Jalan Sunujawabku singkat
dan Taxi pun meluncur menuju kesana.
Akupun sampai di mana rumah nenekku berada, dimana ibuku dan adikku tinggal tak lupa aku
membayar biaya Taxi dulu.
Ini mas uangnya , kembaliannya di ambil sajaujarku lalu menuju ke rumah nenekku.

Di depan ruma nenekku aku langsung saja mengetuk pintu sambil mengucapkan salam dan tak
butuh waktu lama pintu itu terbuka.
Rudi!ujarku kaget sambil membulatkan mataku karena yang membukakan pintu itu sosok
cowok Cinta pertamaku,Kenapa ini! Kenapa dia berada di rumah nenekku. Astaga , ini sungguh
menyebalkan sekali. Rasanya kepalaku puyeng bener karena saat melihat Rudi aku jadi teringat
kejadian itu, ingin rasanya ku kabur mendapati Rudi berada di rumah nenekku tetapi ku terlalu
kangen sama Ibuku dan Adikku jadi nggak jadi deh.
Rudi juga tak kalah kagetnya melihatku berada di sini Mimi!

Hening tak ada yang berbicara tapi itu tak berlangsung lama karena adikku Didi memecahkan
kehinangan itu di balik pintu Kak Rudi , siapa yang....belum selesai Didi bicara sambil
memegang cemilan dan dia mendapatkan aku berada di depan pintu , Didipun sontak memelukku
karena gimana tidak? 3 tahun we...! ehrr.. pastilah adikku kangen denganku.
Kakak, kenapa kakak baru datang. Aku sungguh sangat kangen sama kakakujarnya kegirangan
melihatku berada disini
Maaf yah Didipintaku sambil melihat kedepan dimana berada Rudi yang sedang
memperhatikanku dengan reaksi yang sulit ku tebak
Kak , ayo masuk! O iya , kakak masih kenalkan Rudi teman kelas kakak waktu SMPujarnya
meyuruhku masuk sambil bertanya padaku
Yahujarku sangat singkat dan dingin.

^Flashback^
Di dalam kelas yang masih ada banyak sisiwa
Mimi,lohh pikir ulang dulu deh! Gue takut loh napa napaujar Rini sahabatku khawatir
denganku
Rin , ku sudah tidak tahanujarku sambil menitikkan air mata
Tapi Mimi , loh taukan Rudi itu. Ku mohon jangan lakukan itu !jangan gegabah Mi. Aku takut
sekaliujarnya menyuruhku mempertimbangkan bahwa aku akan menembak Rudi
Kamu tak perlu khawatir Rin, gue nggak gak apa apa kok!ucapku lalu menuju ke Pintu kelas
dimana Rudi berada
Rudi , jujur aku sangat menyukaimu!ujarku saat keluar main dimana Rudi yang baru saja mau
keluar ke kelas dengan Nino sahabatnya. Sungguh aku tidak tahan sekali menyimpan perasaanku
lebih 2 tahun
Hah.. nyadar dongg luu tuhh nggak selevel sama gue! Ngaca dulu dong. Apa gue harus beliin
dulu lohh kaca baru nyadar. Buang buang tuh perasaan loh. Lebih baik loh kasih perasaan itu
sama tempat sampah ajahujar Rudi dengan kalimat pedas padaku sambil memasang muka jijit.
Di dalam kelasku semuanya ribut karena kelakuanku.
Aku tak menyangka apa yang dikatakannya itu , air mataku pecah akupun langsung keluar dari
kelas disusul Rini mengekorku.Ku sekarang berada di belakang Lab Bahasa Indonesia sambil
menangis dan terus menangis dan Rinipun mengahmpiriku Mi, gue kan udah bilang. Ku mohon
berhentilah menangis , jangan hanya karena cowok seperti dia kau jadi seperti ini. Masih banyak
kok cowok di dunia ini!selanya padaku sambil memelukku menyuruhku menghentikan
tangisanku tetapi bukannya tangisanku berhenti tapi aku lebih menangis lagi.
Mi , gue mohon jangan menangis!pintanya padaku yang tak henti hentinya menangis Ren,
makasih yah kau selalu membantuku di dalam suka dan dukaujarku menghentikan tangisanku
dan Renipun tersenyum mengembang Itulah gunanya sahabat Mimi
***

Aku duduk di ruang tamu , bisa kulihat Rudi meminta izin pada Didi untuk pulang.
Di , gue pulang dulu yah. Nggak enak nih ada kakak lohujar Rudi pada adikku dengan
memegang kaset bola
baiklah kalo gitu , aku mengerti kok maksud kakakujarnya
Okayy, gue duluan dulu yah.ujar Rudi permisi sama Didi

Didi menemani Rudi pulang sampai di depan rumah dan tak lama kemudian Didipun kembali di
susul ibuku yang baru pulang dari pasar.
Ibu...!aku kangen banget sama ibuujarku dan langsung berdiri dari tempat dudukku
Mimi...!ujar ibu kegirangan dan langsung menuju ke aku lalu memelukku
Aku begitu senang sekali bisa bertemu ibuku begitupula dengan adikku. Ku lihat ibu mengalami
perubahan dengan dirinya. Wajah ibu berubah menjadi pucat dan keriput dan adikku berubah
menjadi anak remaja yang gagah dan tampan.

Didi membawakan barangku ke kamar tamu dan aku mengekor mengikutinya. Di dalam kamar
ku hempaskan diriku di tempat tidur dan adikku duduk di sampingku.
Di , kenapa Rudi tadi disini?ujarku bertanya penasaran
Tadi aku sama kak Rudi lagi main Playstasion kak. kenapa kakak nanya nanya?jawab Didi
dan bertanya padaku
tidak apa apa kokujarku takut karena nanti adikku curiga padaku
Keesokan harinya aku olahraga pagi di taman kota Makassar sebenarnya adikku mau
menemaniku tapi karena hari ini dia sekolah jadi Didi tidak bisa.

Di taman , ku berlari pagi mengelilingi taman sambil membawa tas ransel berisi Leptop dan saat
asyik asyiknya aku berlari ada seorang cowok yang menabrakku dari depan memakai baju
putih abu abu dengan 5 buku tulis dipegangnya terjatuh.
Maaf, gue nggak nggak sengajaujar cowok itu tapi aku tak melihat mukanya dengan jelas lalu
diapun mengambil bukunya yang terjatuh aku kok yang salah. Sini aku bantuujarku dan
akupun membantunya mengambil bukunya yang terjatuh dan tak sengaja mataku dengan cowok
itu bertemu dan akupun tahu siapa cowok itu.
Rudi!ujarku kaget karena aku bertemu lagi dengan Rudi. Mengapa ini terjadi lagi? Bisa gila
aku lama lama karena bertemu terus dengan Rudi. Semenjak Rudi menolakku aku jadih trauma
untuk menyukai seseorang sampai sekarang dan entah kenapa sekarang perasaan cintaku pada
Rudi kembali lagi. Ini sungguh sangat menyebalkan -__- aku pun berlari dengan cekatan sambil
menitikkan air mata meninggalkan Rudi yang juga kaget melihatku bertemu denganku lagi.

Ku berlari secepatnya karena ketakutan , setiap kali ku lihat Rudi kalimat itu terbayang bayang
di otakku Hah.. nyadar dongg luu tuhh nggak selevel sama gue! Ngaca dulu dong. Apa gue
harus beliin dulu lohh kaca baru nyadar. Lebih baik loh kasih perasaan itu sama tempat sampah
ajah kalimat pedas yang di dengar oleh semua temanku di kelas. Rasanya sakit banget saat
menginggat itu.
Mimi, maafin gue soal dulu! Gue mohon Miteriak Rudi memohon sambil berlari mengejarku
Akupun mempercepat lariku dan kebetulan saat itu aku melihat mobil pete pete, aku langsung
saja masuk dalam mobil itu dan menyuruhnya cepat jalan.
Mobil pete pete itu berjalan, air mataku berjatuhan terus menerus membasahi pipiku yang agak
putih. Diriku sekarang memang udah berubah , aku jadi putih dan mukaku sekarang sudah tidak
ada jerawat lagi itu semenjak ibu tiriku selalu membawaku kepertawatan kulit jadi aku menjadi
lebih cantik.

Di dalam mobil pete pete ku baru sadar kalau penumpangnya hanya aku bersama seorang
cowok yang pakaian sekolahnya mirip dengan Rudi.
Mimi..!loh Mimikanujarnya bertanya padaku
Yah..jawabku dan saat itu ku perhatikan muka cowok itu dan menghentikan tangisanku. Disitu
aku baru sadar bahwa cowok itu adalah Nino sahabat Rudi.
hai Ninoujarku menyapa dan bukannya membalas sapaanku tapi Nino malah bertanya Mi ,
loh napa menangis! Apa karena Rudi . tadi gue lihat koh kamu sama Rudi berlari larian
Saat dia katakan itu , aku menangis lagi.Jantungku sesak banget , rasanya kepalaku puyeng benar
dan belum sempat ku jawab pertanyaannya aku langsung jatuh pingsan.

^Rumah Nenek^
Mataku terbuka sedikit demi sedikit di atas ranjang tidurku. Kulihat Rudi menitikkan air mata
berada di sampingku dan saat dia melihatku mataku sudah terbuka diapun tersenyum senang
melihatku.
Mi, loh udah sadargumam Rudi padaku
Kenapa loh ada disini. Loh keluar sana. Gue benci sama lohteriak diriku yang kesal sekali.
Mi, gue mintabelum sempat Rudi selesai aku langsung mem berontak dan lebih keras berteriak
Gue bilang loh keluar!
Mamaku dan adikku begitupula dengan nenekku menyuruhku tenang tapi ku lebih memberontak
dan saat Rudi keluar dari kamarku ditemani Didi akupun tenang. aku memang orang tidak baik ,
tapi ku tak bisa melupakan semuanya. Hatiku sakit sekali, sulit ku maafkan Rudi.

Satu minggu kemudian , aku duduk sendiri di taman memperhatikan mobil maupun motor
berlalu lalang ditemani burung burung berkicaun dan pohon pohon yang menari nari
memberi semangat diriku. Aku yang terlalu fokus memperhatikan keindahan taman tidak sadar
bahwa Rudi sudah berada di sampingku.
Mimiujar Rudi yang membuatku kaget mendengar perkataanya, sontak saja ku berdiri dan
bersiap untuk lari tapi tanganku ditahan olehnya dan Rudi langsung memelukku Mi , gue
mohon maafin gue. Loh tau smenjak kejadian itu gue baru sadar kalo gue itu mencintai lohh, saat
tiada loh , gue tidak bisa menyukai siapapun. Hidup gue rasanya nggak berarti, Hanya loh yang
ada di hati gue. Gue mohon maafin gue Mi , gue memang udah terlambat tapi bisakah kau
mendengarkannya
Loh bohong Rudi, loh pasti suka gue setelah melihatku sekarangkanujarku tak percaya
mendengar perkataannya Gue nggak bohong, tatap mata gue. Tatap...?ujarnya menyuruhku
menatap matanya , akupun menatap matanya dan kulihat tiada tanda kebohongan darinya.
Mi , maafin gue yah. Gue sayang banget sama loh. Jangan lagi menghindar dai gue, ku mohon!
Dulu dan sekarang tiada bedanya loh. Gue tetap sayang loh gimanapun dirimu. Gue suka lohh
dari dalam diriloh bukan diluar lohujarnya yang membuatku menitikkan air mata.
Yah, gue juga sayang sama lohujarku
Hariku penuh dengan tawa yang indah tiada lagi kesedihan semenjak Rudi berada di sampingku.
Cinta pertamaku itulah menjadi cinta terakhirku. Aku sangat menyayanginya, perasaanku yang
sudah ku pendam 6 tahun tidak sia sia.
RUDI.. I LOVE YOU:)
SEBATAS RASA UNTUK KITA
Karya Najla Putri Mawaddah

Ingin ku berlari jauh


Namun aku tak mampu
Bersembunyi darimu
Selaluku tepis bayanganmu
Tapi luka semakin menganga dalam kalbu
Kubiarkan semua apa adanya
Meski ku semakin larut dalam harapan hampa
Aku tunggu ketulusanmu
Walau harus selamanya
Aku memendam rindu. . .

Mungkin itulah sebuah curahan hatiku ini, yang dilanda kesedihan karena cinta. Padahal ini
adalah pertama kalinya aku jatuh cinta. Namun, cintaku aneh. Mencintai dia, yang mempunyai
saudara kembar yang membenciku. Ya, sosok yang aku cintai itu mempunyai saudara kembar.
Namanya Angga dan Anggi. Anggalah yang aku cintai. Dia telah berhasil menarik hati ini, untuk
mencintainya. Sedangkan Anggi. Huft, dari tatapannya aja, aku sudah bisa menilai, kalau dia
membenciku. Entah aku sendiri juga nggak tau, apa salahku.

Sebatas Rasa Untuk Kita

Angin berhembus, menerpa wajahku dan menusuk tubuhku yang dibalut jilbab. Aku terus
terduduk di rumput, sambil menatap gunung yang menjulang tinggi dari kejauhan mataku.
Pikiranku teringat pada kenangan masa SMP dulu.

Sampai di perpus. . .
Nil? Loe dicariin orang tuh! lapor Icha, sahabatku.
Siapa? tanyaku cuek.
Hmm siapa ya? Icha pura-pura mikir, sambil menggodaku. Aku mengangkat satu alis.
Icha melihat sesuatu. Sama dia! tunjuk Icha pada Angga, yang baru menginjakkan kaki di
perpus. Aku bengong. Benarkah yang dikatakan Icha ini? Angga menatapku sambil tersenyum.
Hatiku entah mengapa, jadi cenat-cenut. Akhir-akhir ini, semenjak sering bertemu Angga selalu
perhatian dan rajin ke perpus. Aku cuek, tidak mengubris. Toh pekerjaanku sebagai anggota
perpus, masih menumpuk.
Aku bantuin ya? tawar Angga, dengan senyum tulus. Ia sedikit salting.
Tak kuat menahan senyum, akhirnya aku tersenyum juga buat dia. Up to you. Jawabku.

Dan benar saja. Angga membantuku. Ia tata rapih buku-buku yang berantakkan. Aku tersenyum
melihatnya.
Cie cie goda Faris. Sahabat Angga. Aku dan Angga masa bodo. Memang persamaan kita
disekolah itu, sama-sama cuek. Namun, walau Angga cuek, tapi banyak saja cewek-cewek yang
mendekatinya.
Aku tersadar, sambil tersenyum mengingat itu. Mataku tetap menatap pemandangan gunung di
kejauhan. Pikiranku kembali teringat kenangan masa SMP.

Waktu itu, aku sakit di sekolah. Perutku sakit dan kepalaku terasa pusing. Akhirnya aku dibawa
ke ruang uks, dirawat oleh anak PMR kelas delapan. Tiba-tiba datang salah satu anak PMR,
bernama Sufi.
Kak, dapat surat nih! katanya sedikit menggoda.
Dari siapa? tanyaku. Keningku berkerut bingung.
Sufi udah janji, sama orangnya, nggak bakal ngasih tau namanya ke kakak. Maaf ya kak!
terangnya.
Aku heran, namun langsung kubuka saja surat itu, dengan perasaan campur aduk.

Mengenalmu
Anugerah dalam hidupku
Memilikimu
Itu yang selalu ku harapkan
Membiarkanmu berlalu
Tanpa sepatah kata pun
Yang terucap dari bibirku
Adalah suatu kebodohan dihidupku
Karena telat bagiku menyadari
Kau sangat berarti di dalam hidupku
Hanya secercah penyesalan
Yang bisa ku rasakan
Disaat ku kehilanganmu
Dan menyadarinya
Semoga kamu cepat sembuh
Keningku berkerut lagi membaca surat itu. Namun aku terharu dengan kata-kata di surat ini. Aku
menatap kearah jendela yang tidak tertutup gorden. Tiba-tiba sosok yang aku rindukan selama
seminggu ini, muncul. Angga. Ya, dia sedang berjalan disitu. Mataku menatapnya, hingga dia
menoleh dan menatapku. Tatapan yang sulit untuk dilukiskan. Aku gugup. Segera saja, ku
tundukkan kepalaku. Dan sekarang aku merasa ia telah pergi. Hari-hari ini juga, aku merasa dia
menjauh dan menghindariku. Setiap bertemu, dia selalu melempar pandangan kearah lain. Dia
juga sudah jarang ke perpus. Ada apa ini? Kenapa dia berubah seperti itu?

Tapi, setiap aku kenapa-napa, dia masih menunjukkan sikap perhatiannya. Seperti aku sakit
sekarang. Dia menghampiriku dan ikut membawaku ke UKS. Setelah itu, ia pergi entah kemana.
Aku tertidur di UKS. Tiba-tiba aku merasa ada seseorang yang datang. Aku merasakan gerak-
geriknya.
Nggak tega juga, melihat kamu sakit begini. Kamu tau, aku memang cowok nggak jentel.
Bertemu kamu aja, aku harus sembunyi-sembunyi. Aku harap kamu cepat sembuh ya. Aku
bawakan sesuatu buat kamu! Ucap seseorang itu, terdengar seperti suara cowok. Dia menyentuh
keningku, dan langsung beranjak pergi. Mataku terbuka sedikit. Sungguh aku kaget. Aku tak
menyangka. Ku kucek-kucek lagi penglihatanku. Namun itu nyata. Sosok itu adalah Anggi.
Cirri-ciri fisiknyalah yang membuat ku yakin. Tatapanku beralih pada meja yang ada
disampingku. Ada kantong plastik yang berisi makanan. Aku jadi bingung dibuatnya.
Hari-hari itu, kulalui dengan sebuah kebingungan. Namun, tiba-tiba aku tertampar oleh sebuah
luka. Aku mendengar dari sahabatku, Angga sudah punya pacar. Sakit rasanya. Dari situ, entah
ada rasa kecewa yang mendalam, hingga membuatku berniat untuk melupakannya dan
melupakan rasa yang dulu memenuhi hatiku.
***
Ukhti, Nila? panggil adik kelasku, Zahra.
Aku menoleh ke asal suara. Seketika pikiranku buyar. Madza? tanyaku.
Ukhti, mudifah! jawabnya memberitahu.

Aku heran. Baru seminggu kemarin aku dijenguk, tapi sekarang di jenguk lagi. Ada apa
gerangan? Ya. Aku memang melanjutkan studyku di sebuah Pondok Pesantren. Semua itu,
dengan niat menuntut ilmu dengan mengharap ridho Allah dan untuk membahagiakan orang
tuaku. Walau telah lama ditambah jauh. Tapi, tetap saja sebuah kenangan masa SMP masih
teringat dibenakku.
Oh, naam. Syukron, Zahra! balasku.

Zahra tersenyum. Aku segera bangun dari duduk. Mudifah, aina? tanyaku lagi.
Masyroh. Jawabnya.
Ternyata aku di jenguk di trimbun. Dengan langkah cepat, kuhampiri keluargaku disana.
***

Di samping kanan, dekat saung. Ada sebuah mobil. Tapi bukan mobil, yang biasa di pakai
keluargaku. Mobil itu, merek kijang innova silver, bukan avanza silver.
Nila! panggil ayahku.
Aku tersenyum. Ayah? ku hampiri ayah dan mamaku. Ku cium punggung tangan mereka dan
pipi mereka. Kok cepat banget mudifahnya? tanyaku, yang sedari tadi, keheranan.
Ada yang mau bertemu kamu, sayang! terang mamaku, sambil tersenyum misterius.
Keningku berkerut bingung. Man, ma?

Pintu mobil terbuka. Lalu keluarlah sosok Ibu dan Bapak paruh baya. Aku langsung mencium
punggung tangan mereka. Mereka tersenyum ramah padaku.
Kamu cantik sekali, nak! puji sosok Ibu paruh baya itu.

Aku hanya bisa tersenyum. Terima kasih, Bu!


Bu, Pak! Lebih baik kita duduk disini dulu, sambil menunggu Nila dan Angga berbicara. Jelas
ayahku, yang dibalas langsung dengan anggukkan mereka berdua.
Aku kaget bukan main, mendengar perkataan ayahku tadi.

Hah? Angga? Apakah aku salah dengar? Angga ada disini? Jadi, Ibu bapak ini, orang tuanya
Angga dan Anggi?
Assalammualaikum! sapa Angga, yang baru keluar dari mobil.

Aku makin kaget, ketika Angga sudah ada dihadapanku. Satu tahun lebih kita tidak bertemu.
Kini, kita bertemu di suasana berbeda. Angga terlihat lebih dewasa, memakai celana jeans hitam,
dengan kemeja biru dongker.
Wa waalaikum salam. Balasku gugup, sambil menunduk memainkan ujung kerudungku.
Angga tersenyum. Kamu kaget ya, dengan kedatanganku ini. Aku ngerti kok. Karena suatu
sebab, aku dan orang tuaku menemuimu disini. Terangnya.
Aku mendongak. Untuk apa? tanyaku dengan suara lirih.
Anggi. Jawabnya singkat, namun mampu membuatku bagai tersengat aliran listrik.
***

Malu juga, berbicara dengan Angga di depan santri-santri yang juga sedang di jenguk oleh orang
tuanya. Banyak yang ingin tau, sekedar bolak-balik, dan menatap. Aku risih. Lalu Angga
mengajakku untuk bergabung dengan orang tua kita. Aku masih tertegun. Rasanya seperti mimpi
Angga ada disini.
Kamu kaget ya Nak, kami datang kesini? ucap ayahnya Angga ramah. Aku hanya bisa
tersenyum kikuk.
Sayang, kali ini mama sama ayah, mengizinkan kamu untuk pulang. Ucap ayahku.
Pulang? Lho, memangnya kenapa, Yah? tanyaku heran.
Kami sama-sama sudah mengerti soal ini. Ini soal rasa, nak! Kamu sudah menanjak dewasa
sekarang. Angga pun begitu. Wajar jika misalnya kamu sedikit berkorban untuk orang yang
menyayangimu! terang mamaku.
Sumpah. Aku benar-benar nggak mengerti dengan perkataan mama ini. Tanpa disuruh, mamanya
Angga menjelaskan. Dan penjelasan ini, mampu membuatku menitikkan air mata.
***
Di rumah sakit, didalam kamar cempaka dua. Mataku terpaku pada satu titik. Anggi. Sosok yang
dulu terlihat kuat, dewasa, dan ceria. Kini menjadi sebaliknya. Gerimis juga hati ini melihatnya.
Kanker darah yang dideritanya, sudah stadium lanjut. Dokter hampir pasrah dengan kondisinya
ini yang semakin parah. Kamu tau, dia selalu mengigau menyebut namamu. Terang Angga,
yang duduk di seberangku. Kini, mataku berani menatapnya, walau sebentar. Mataku kembali
menatap Anggi yang terbujur lemah di ranjang rumah sakit.
Benarkah yang dikatakan kamu ini, Angga? Sejujurnya, aku merasa Anggi membenciku.
Terangku.

Angga menggeleng kuat. Tidak, Nil! Itu nggak benar. Anggi sebenarnya menyukaimu! Dia
menyayangimu. Hanya saja, dia tidak tau, harus bagaimana menunjukkannya.
Benarkah yang dikatakan Angga ini, Ya Allah! Ucapan Angga begitu meyakinkan. Tiba-tiba, jari
jemari Anggi bergerak. Aku terkejut, namun lega.
Nil Nila lirih Anggi membuatku terkejut.
Aku, disini Gi! ucapku.

Mata Anggi melirik ke arahku. Ia tersenyum tulus. Hatiku bergetar. Ku balas senyuman itu.
Ma ma afkan ak ku
Maaf? Untuk apa? Bagiku, kamu nggak pernah salah! balasku, bingung.
Ma af. Jika se la ma i ni. Aku, mendiamimu! A ku, menyanyangimu, Nil!

Hah? Anggi? Apa yang kamu katakan ini? Aku tak mampu berkata-kata lagi. Aku membisu.
Wa lau, ter lambat ta pi aku lega, Nil! Ma ka sih, u dah mau nengok a ku!
Hhh
Grafik pendetak jantung, yang tadinya naik turun, kini berubah lurus beraturan. Itu adalah tanda,
bahwa Anggi
Ya Allah, aku mohon, izinkan Aku untuk melihat senyumannya lebih lama lagi! Aku mohon,
kembalikan lagi nafas hidupnya, Tuhan!
Aku menangis. Baru kali ini, aku merasakan kehilangan. Walau sudah lama tak bertemu, Anggi
tetap menjadi sebagian dari kisahku di masa SMP dulu. Ya Allah, ku mohon bahagiakanlah Dia
di sisi-Mu!
***

Ku berjongkok di dekat pusara bernisan Anggi. Air mataku membulir. Disampingku, ada Angga
yang dengan setia menemani. Kini tinggallah kami berdua yang menemani Anggi di rumah
barunya.
Kenapa kamu ninggalin aku, Gi! Kita belum lama berbicara, tapi kenapa kamu udah langsung
ninggalin aku begitu saja. Aku belum sempat mengucapkan terima kasih sama kamu waktu di
UKS itu! Tapi aku selalu berdoa buat kamu, supaya kamu bahagia disana! Ku elus lembut nisan
Anggi. Aku masih terisak.
Nil kita pulang yuk? ajak Angga, yang sedari tadi diam saja melihatku terisak. Aku hanya
bisa mengangguk pasrah.
Kamu baik-baik disini ya, Gi! Kita harus pulang. Kita akan selalu berdoa untukmu! ucap
Angga. Suaranya terdengar berat.
***

Nil? panggil Angga dari belakang.


Sedari tadi, di perjalanan pulang, aku memang berjalan membelakangi Angga. Langkahku
terhenti, ketika mendengar dia memanggilku. Aku menoleh. Kini tinggal jarak kira-kira sekitar
satu meter yang membatasi kami.
Ada apa? tanyaku.
Masih ingatkah kamu, dengan surat yang aku titipkan sama Sufi?
Aku mengangguk. Sedikit terkejut mendengarnya. Jadi, surat itu darimu? tebakku, walau
sangat yakin.

Angga mengangguk kuat. Ia terduduk di bangku yang ada di sampingnya. Kepalanya tertunduk.
Sudah lama, aku mencintaimu, Nil! meluncurlah juga sebuah kalimat yang Angga pendam
selama hampir dua tahun ini. Aku kaget bukan main. Tak menyangka, ternyata sosok yang
mengajari aku jatuh cinta, juga mencintaiku.
Maaf jika aku lancang dan baru mengatakannya sama kamu. Waktu itu, aku bimbang. Karena
aku harus memilih diantara dua pilihan. Anggi yang semakin parah, atau cintaku. Aku sudah tau
sejak lama, kalau Anggi menyukaimu. Walau dia tidak pernah melihatkannya. Buku diarynyalah
yang memberitahuku. Disaat itu juga, aku mengalah. Kesembuhan Anggi dan kebahagiaan
Anggilah yang aku utamakan, dari pada cintaku! Terang Angga panjang lebar.

Aku terperangah mendengar penjelasan itu. Lalu, kenapa kamu melampiaskannya dengan
pacaran? tanyaku akhirnya.
Selama ini, aku tidak pernah pacaran, Nil! Tika hanyalah teman. Nggak lebih. Semua itu
hanyalah gossip biasa.
Lalu, apa maumu sekarang?
Kejujuranmu.
Aku juga mencintaimu, Ga! balasku akhirnya. Angga menatapku. Ia tersenyum mengembang.
Tapi aku nggak mau, cinta ini membawaku dalam kemaksiatan dan kesesatan. Lanjutku.

Angga paham. Sudah lama, aku memahamimu, Nil! Aku mencintaimu, karena Allah!
Dan karena Allah-lah, aku ingin tidak menjalin hubungan special denganmu!
Aku mengerti. Tapi satu hal yang harus kamu tau. Hati ni, untuk kamu!

Aku terharu mendengarnya.


Lalu bagaimana dengan cinta ini? lanjut Angga.
Kita tunggu sampai waktunya tiba. Aku yakin, kalau kita jodoh, pasti Allah akan
mempersatukan kita. Jawabku yakin.
Angga tersenyum dan mengangguk yakin. Kami percaya. Pasti, jika Allah berkehendak kami
jodoh, kami akan disatukan. Dan pasti Allah akan selalu menuntun hati kami. Ya Allah, mungkin
seperti inilah SEBATAS RASA UNTUK KITA!

PROFIL PENULIS
Najla Putri Mawaddah. Lahir di Tangerang, 31 Januari 1996. Hobbynya 5M. Menulis, Menyanyi,
Membaca, Menari, dan Main Internet. Bersekolah di sebuah pondok pesantren putri, yakni.
Pondok Pesantren Modern Al-Mizan Putri Cikole,Pandeglang-Banten. Selama ini,hanya
mempublikasikan karyanya lewat mizan post, majalah al-mizan, dan jaringan sosial. ia berharap,
kamu kamu semua menyukai dan senang membaca karyanya. bukan hanya untuk hiburan,
melainkan juga memaknai apa yang tersirat dari karyanya. bagi yang mau berkomunikasi, yuk
mampir di facebook dan twitternya. nih alamatnya story_najlapm@hotmail.com
DIA KAKAKKU
Karya Ismi Hidayati

Dia yang selalu ada dalam hatiku,dalam pikiranku,dan dalam khayalku.Dia selalu hadir dalam
mimpiku.Entah mengapa,aku selalu merasa nyaman bila berada di dekatnya.Sampai kutahu yang
sebenarnya....
Ia bernama Febrian Saputra,aku mengenalnya saat aku dan dia mengikuti lomba pidato bahasa
Inggris,setahun yang lalu.Ia orang yang baik,ramah dan sopan.

Kami semakin dekat karena sering latihan bersama sebelum mengikuti lomba.Kak Febrian
adalah perwakilan dari kelas XII dan aku perwakilan dari kelas XI,dari sekolah SMAN 9
Jambi.Saat mengikuti lomba pidato antar sekolah,Kak Febrian sering berboncengan dengan
motor yang sma denganku.
Dia Kakakku
Kata-katanya yang dewasa,sikapnya yang lembut dan senyumnya yang menawan membuatku
terpesona padanya.Aku merasa sangat senang mendapatkan perhatian darinya.Ia selalu
memberikan senyuman yang manis kepadaku,hal itu membuatku semakin merasa bungah.Hatiku
merasa berbunga-bunga.Namun aku merasa ada orang yang ingin mengambil kebahagiaanku.
***

Suatu pagi ,di sekolah,saat aku dan Kak Febrian sedang berbincang-bincang tentang lomba
pidato,Kak Adenia,teman sekelas kak Febrian muncul.
Febrian...!panggil Kak Adenia.Kak Febrian menoleh ke arahnya.
Ada apa?tanya kak Febrian.
Kapan kamu main ke rumahku? Ibuku sudah merindukanmu...kata kak Adenia dengan suara
manja.Seraya memegang tangan kak Febrian Kak Adenia terus mengajak Kak Febrian berbicara
tanpa memperdulikanku sedikitpun.
***

Malam ini aku duduk di depan meja belajarku sambil membolak balik buku matematika yang
ada di depanku.Aku mencoba untuk berkonsentrasi mengerjakan soal-sol matematika itu,namun
aku tidak bisa.Pikiranku tertuju pada kejadian tadi pagi.Saaat kak Ade berbicara dengan Kak
Febrian dengan nada manja sambil memegang tangan Kak Febrian.Kak Febrian juga terlihat
senang dengan perlakuan kak Ade.Aku berfikir,apakah kak Ade adalah perempuan pilihan kak
Febrian? Apakah Kak Febrian juga menyukai Kak Ade? Ah.. aku bingung....
***

Pagi ini aku kurang bersemangat pergi ke sekolah.Ada perasaan tak enak yang menyelinap di
hatiku,aku mencoba menenangkan hatiku,mungkin itu hanya perasaanku saja.Namun ternyata
perasaanku benar,saat istirahat aku mendengar kabar bahwa kak Febrian kecelakaan.Perasaanku
tak menentu,aku sangat khawatir dengan keadaannya.Sedih sekali rasanya membayangkan orang
yang kita sayangi terbaring di rumah sakit.

Pulang sekolah,aku memutuskan untuk menjenguk kak Febrian di rumah sakit.Aku tahu kak
Febrian sangat menyukai buah apel,maka dari itu kubawakan apel untuknya.Setiba di rumah
sakit,aku tak langsung masuk ke ruang rawat kak Febrian,karena ku lihat ada seorang wanita
paruh baya dan kak Ade di sisi ranjang kak Febrian.Lagi-lagi hatiku merasa gundah,aku berfikir
haruskah aku masuk dan bertemu dengan orang yang ingin mengambil kebahagiaanku? Atau aku
pergi saja? Tapi.. aku ingin melihat keadaan kak Febrian.Akhirnya kuputuskan untuk masuk dan
melihat keadaan kak Febrian.
Assalamualaikum...ucapku.
Waalaikum salam..jawab seorang wanita paruh baya itu.

Kulirik sekilas Kak Adenia,namun ia tak memberi respon.Ia tetap berada di tempatnya semula
dan berbicara dengan nada manja kepada kak Febrian.Kulihat luka kak Febrian tidak terlalu
parah,hanya ada luka jahit di dagunya dan beberapa luka lecet pada tangan dan kakinya.Aku
merasa cukup lega.
Mi.. kenalkan,ini ibu kakak...kata kak Febrian.Kusalami wanita paruh baya yang ternyata Ibu
kak Febrian itu.
Kalau ini Adenia,sepupu Febriankata ibu Kak Febrian.Aku merasa sangat terkejut saat
mengetahui bahwa Kak Ade adalah Sepupu kak Febrian.Aku merasa bersalah karena sudah
menduga yang bukan-bukan.
Saya Mia kak...kataku menutupi keterkejutanku.Kak Ade hanya tersenyum tipis.
Mi.. makasih ya sudah mau menjenguk kakak...kata kak Febrian.
Iya kak,sama-sama.Kakak cepat sembuh yakataku.
Iya..Sekali lagi makasih ya Mi,kamu sudah bawa buah kesukaan kakak,kamu memang adik
yang baik Mi..kata kak Febrian lagi.
Iya kak,sama-samakataku.
***

Malam ini aku kembali berdiam berdiam diri di depan meja belajarku.Aku masih memikirkan
kata-kata kak Febrian.....Kamu memang adik yang baik Mi.. kata-kata itu terus terngiang-
ngiang di telingaku.Jadi kak Febrian hanya menganggapku sebagai adik? Tidak lebih? Dan kak
Adenia yang kuanggap ingin mengambil kebahagiaanku,ternyata sepupu kak Febrian? Ah.... aku
baru menyadari betapa bodohnya aku.Dalam hati aku berjanji,mulai besok,aku akan menerima
kak Febrian sebagai kakakku,aku tak akan berharap ia akan menjadi pacarku.Karena dia
kakakku,tak lebih dari itu.

PROFIL PENULIS
Nama: Ismi Hidayati
e-mail: ismihidayati26@yahoo.com
facebook: Ismi Hidayati

Isi Proposal

1. Kaper Judul
2. Permohonan
3. Kata Pengantar
4. Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Dasar Hukum
c. Tujuan
BAB II Program Kegiatan
a. RAB Kegiatan Manajemen BOS
b. SK Tim Bos
BAB III Penutup

CONTOH
CONTOH
KOP MADRASAH

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nomor : ....................
Lampiran : ..
Perihal : Permohonan Dana Bantuan Operasional sekolah (BOS)

Kepada Yth :
Kepala kantor Kementerian Agama Kabupaten Cianjur
Melalui Kepala Seksi Pendidikan Madrasah
Di
Cianjur

Dengan Hormat,
Sehubungan telah berakhirnya tahun anggaran 2015 dan dimulainya tahun
anggaran 2016 kami bermaksud megajukan proposal permohonan dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS). Pencairan Tahap 1 untuk madrasah kami, berupa uang
sebesar Rp ..........................,- (dengan huruf) dengan perhitungan ........ siswa x Rp ............,
dengan rincian rencana penggunaan biaya sebagaimana terlampir.

Sebagai bahan pertimbangan Bapak, bersama ini kami sampaikan persyaratan


pencairan belanja dana BOS sesuai dengan Petunjuk Teknis BOS madrasah tahun 2016
tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban,
Pelaporan.
....................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

Cianjur, Februari 2016


Kepala Madrasah..
Nama..
Nip.

CONTOH
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat membuat proposal Bantuan Operasional Sekolah tahun anggaran 2016.
Proposal ini dibuat sebagai persyaratan untuk . ....................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................

Kami ucapakan terima kasih sebesar besarnya ................................................................


..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................

................ 2016
Kepala ..

.
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

COPI DARI JUKNIS


SESUAI KEBUTUHAN

CONTOH
B.Dasar Hukum

COPI DARI JUKNIS


C.Tujuan.

Secara umum program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bertujuan untuk ..................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................

BAB II
PROGRAM KEGIATAN
a. RAB

COPY DARI
FORMAT K2.
Jumlah (Rp)
No.
NO Uraian Volume
Kode Penerimaan Pengeluaran Saldo

...................................... ......................................

b. SK Manajemen BOS
LAMPIRKAN

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan

Kesimpulannya agar dana manajemen BOS tiap tahun diusahakan ada

..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..............................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................

LAMPIRAN LAMPIRAN

CATATAN :
PROPOSAL DI BUAT TIAP TRIWULAN
RANGKAP 1 DI JILID,
MI WANA HIJAU
MTS WARNA KUNING
MA WARNA MERAH
DIKUMPULKAN DI KANTOR KEMENAG
CIANJUR SEKSI PENMAD PALING
LAMBAT UNTUK TRIWULAN 1 TGL 15
MARET 2016.

Anda mungkin juga menyukai