Anda di halaman 1dari 7

p-ISSN : 2623-2359

Guru Tua : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran e-ISSN : 2623-2340


Vol. 2, No. 2, November 2019, hal. 34-40

PENGGUNAAN ALAT PERAGA MISTAR BILANGAN BULAT UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN 8 LABUAN
PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT

Lisman1, Wahyuni H. Mailili2


1
SDN 8 Labuan
lisman@gmail.com
2
Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Alkhairaat
Nuning06match@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan alat peraga mistar bilangan bulat dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN 8 Labuan pada materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat. Jenis penelitian ini mengacu pada penelitian tindakan kelas (PTK) dengan pendekatan
kualitatif. Rancangan penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc.Taggart yang terdiri dari: 1)
perencanaan 2) pelaksanaan tindakan 3) observasi dan 4) refleksi. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah pemberian tes, wawancara, observasi dan catatan lapangan. Instrument yang digunakan
berupa tes berbentuk uraian. Pengumpulan data dilakukan melalui tiga tahap yaitu: (1) mereduksi data, (2)
menyajian data, dan (3) menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan, pada aktivitas siswa dan
aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I mencapai kategori Baik dan siklus II sangat baik,
Hasil analisis tes akhir siklus I diperoleh hasil persentase nilai rata-rata dengan daya serap siswa mencapai
74,11% dan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai persentase 77,78% dari 18 siswa. Sedangkan pada
analisis tes akhir siklus II mengalami peningkatan sesuai hasil observasi kegiatan siswa dan guru,
persentase nilai rata-rata daya serap siswa mencapai 80,22% dengan ketuntasan belajar secara klasikal
mencapai target persentase 100% dari 18 siswa. Hal ini telah menunjukkan ada peningkatkan hasil belajar
siswa kelas VI SDN 8 Labuan pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan
penggunaan alat peraga mistar bilangan bulat.

Kata Kunci : Alat Peraga mistar bilangan bulat, Hasil Belajar matematika, penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat

ABSTRACT

The purpose of this study is to describe the use of the integer crossbar in improving the learning outcomes
of Grade VI students of SDN 8 Labuan on the addition and subtraction of integers. This type of research
refers to classroom action research (CAR) with a qualitative approach. The design of this study uses the
Kemmis and Mc.Taggart model which consists of: 1) planning 2) implementing actions 3) observation and
4) reflection. Data collection techniques used were the provision of tests, interviews, observations and field
notes. The instrument used was a test in the form of description. Data collection is done through three
stages: (1) reducing data, (2) presenting data, and (3) drawing conclusions.The results showed that the
student activities and teacher activities in learning activities in the first cycle reached the Good category
and the second cycle was very good. The results of the analysis of the end of the first cycle test results
obtained the percentage of the average value with the absorption of students reached 74.11% and classical
learning completeness reached a percentage of 77.78% of 18 students. While the final test analysis cycle II
increased according to the results of observations of student and teacher activities, the average percentage
of students' absorption rate reached 80.22% with classical learning completeness reaching the target
percentage of 100% from 18 students. This has shown there is an increase in the learning outcomes of
students of class VI SDN 8 Labuan on the material addition and subtraction of integers by the use of
crossbar numbers

Keywords : Props crossbar, Mathematics Learning Outcomes, addition and subtraction of integers

34
Lisman, Wahyuni H. Mailili

PENDAHULUAN ketuntasan belajar siswa masih dibawah


Pembelajaran matematika menuntun standar ketuntasan minimum.
kita dalam berpikir kritis, logis, dan kreatif Penyebab kurangnya hasil belajar
serta kemampuan bekerja sama, hal ini tersebut diantaranya dikarenakan oleh tingkat
penting agar manusia mempunyai pemahaman siswa yang kurang terhadap
kemampuan memperoleh, mengelola, dan konsep bilangan bulat, serta pelajaran
memanfaatkan informasi guna bertahan matematika belum menjadi pelajaran yang di
hidup dalam keadaan yang selalu berubah favoritkan. Hal ini didukung oleh Suwarsono
sesuai dengan perkembangan zaman. Salah (Mailili, 2012 : 039) “ Matematika masih saja
satu cangkupan materi dalam pembelajaran dianggap sebagai suatu bidang studi yang
matematika disekolah dasar adalah bilangan, menakutkan oleh siswa dan masih banyak
bilangan bulat termasuk didalamnya. siswa yang belum memperoleh hasil belajar
Bilangan bulat merupakan salah satu konsep yang memuaskan. Penyebab munculnya
yang terdapat dalam matematika dimana tanggapan tersebut secara tidak langsung
dalam pengaplikasiannya tidak jarang dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
ditemukan dalam kegiatan kehidupan sehari- satunya adalah pelaksanaan pembelajaran
hari. Menurut Fathani (2009:144) bilangan matematika sendiri, yakni pengelolahan
bulat adalah bilangan yang seluruh anggota proses pembelajaran yang kurang efektif.
himpunannya terdiri atas bilangan bulat Selain itu guru juga menyadari dalam
negatif, nol, dan positif. Salah satu proses pembelajaran lebih banyak
kompetensi dasar SD dikelas VI berdasarkan berceramah dan terkonsentrasi di papan tulis
Kurikulum 2013 pada pelajaran matematika saat menjelaskan penjumlahan dan
adalah bilangan bulat. Materi yang diajarkan pengurangan bilangan bulat. Dimana guru
pada siswa kelas VI meliputi antara lain meminta siswa mencatat contoh dan siswa
operasi penjumlahan dan pengurangan mengerjakan soal sesuai dengan contoh yang
bilangan bulat. Menurut Muhsetyo sudah diberikan guru. Penjelasan guru masih
(Setyaningsih, 2014:1) untuk mengenalkan terlalu abstrak bagi siswa. Guru dalam
konsep operasi bilangan bulat dapat melalui menjelaskan penjumlahan dan pengurangan
3 tahapan yaitu tahap pengenalan konsep bilangan bulat tanpa menggunakan media
secara konkrit, tahap pengenalan konsep atau alat peraga yang dapat membantu
secara semi konkret dan tahap pengenalan mengkronkretkan konsep penjumlahan dan
konsep secara abstrak. pengurangan bilangan bulat.
Dari pemaparan diatas dapat kita Untuk mengatasi masalah tersebut,
kemukakan bahwa siswa Sekolah dasar guru perlu mengembangkan berbagai media
membutuhkan pengalaman fisik dan pembelajaran atau alat peraga pembelajaran
manipulasi lingkungan dalam mempelajari yang inovatif yang sesuai dengan kebutuhan
konsep matematika. Proses dan pengalaman dan karakteristik siswa, variatif, dapat
yang diperoleh oleh siswa akan menjadikan meningkatkan aktifitas dan kreativitas siswa
konsep-konsep dalam matematika itu lebih sehingga siswa terlatih dan termotivasi dalam
cepat dipahami oleh siswa. belajar matematika yang berakibat pada
Berdasarkan pengalaman peneliti meningkatnya hasil belajar matematika. Pada
sebagai guru matematika kelas VI di SDN 8 umumnya siswa kelas VI berusia 12 tahun
Labuan, siswa masih kurang pemahaman keatas menurut teori piaget pada tahap ini,
materi penjumlahan dan pengurangan siswa sudah dapat berpikir secara logis tanpa
bilangan bulat yang melibatkan bilangan kehadiranmbenda-benda konkrit, mampu
negatif dan positif sehingga berakibat hasil melakukan abstraksi (Jaeng, 2007:32).
belajar siswa sebagian besar belum Perkembangan dari tahap operasi konkret ke
memenuhi KKM yang sudah ditentukan. tahap ini tidak terjadi secara mendadak,
Fakta ini diperoleh melalui hasil evaluasi tes ataupun berlangsung secara sempurna namun
kepada siswa terkait materi penjumlahan dan berlangsung secara perlahan-lahan olehnya
pengurangan bilangan bulat dan diperoleh pada tahun-tahun pertama ketika anak berada
rata-rata ketuntasan belajar yakni 38,88%. pada tahap ini, kemampuan anak dalam
berpikir abstrak masih belum berkembang

35
Penggunaan Alat Peraga

secara utuh sehingga dalam beberapa konteks menganalisisnya. Setelah proses


pembelajaran anak masih membutuhkan alat pembelajaran serta tes selesai dilaksanakan,
peraga (benda/model konkrit). peneliti melakukan wawancara kepada siswa
Salah satu alat peraga yang dirasa dan mendokumentasikannya dalam transkip
cocok digunakan dalam mengembangkan wawancara.
kemampuan berpikir abstak yaitu alat peraga Adapun jenis data terdiri atas : (a) data
mistar bilangan bulat. Alat peraga kualitatif berupa hasil observasi dan
pembelajaran matematika sederhana ini wawancara, (b). data kuantitatif yaitu data
dapat dibuat sendiri oleh guru. Menurut Nana hasil tes sebelum maupun sesudah tindakan.
Sudjana (2013: 150) manfaat penggunaan Teknik pengumpulan data digunakan : (1)
alat peraga pembelajaran antara lain: pertama pengumpulan data berupa tes sebelum dan
memberikan motivasi siswa dan guru dalam sesudah tindakan. Adapun tujuan pemberian
proses pembelajaran, utamanya pada siswa tes awal yaitu untuk mengetahui pengetahuan
menimbulkan minat, kesenangan, prasyarat sedang tes individu yang diberikan
terangsang, tertarik dan berpikir positif pada setiap akhir tindakan bertujuan untuk
terhadap pengajaran matematika. Kedua mengetahui hasil belajar siswa terhadap
Konsep abstrak matematika ditampilkan materi penjumlahan dan pengurangan
dalam bentuk yang konkrit dan olehnya itu bilangan bulat. (2) Wawancara dilakukan
mudah untuk dipahami dan dimengerti pada untuk memperoleh informasi tentang
tingkatan siswa yang lebih rendah. Ketiga pemahaman siswa dalam pembelajaran
korelasi antara konsep matematika dengan materi penjumlahan dan pengurangan
objek yang ada di alam sekitar akan lebih bilangan bulat yang diperoleh dari tes akhir
mudah dipahami. Keempat konsep abstrak tindakan. Tidak ada pedoman wawancara
yang dipresentasikan dalam bentuk konkrit, secara terstruktur namun bersumber dari hasil
yaitu dalam bentuk model matematika yang dari pekerjaan siswa serta jawaban
dapat dipakai sebagai objek penelitian penyelesaian yang muncul dari pertanyaan
lanjutan dan ide-ide serta gagasan baru. sebelumnya. Kemudian pada saat
Dari uraian diatas dapat kita katakan wawancara berlangsung siswa dibimbing
bahwa dengan penggunaan alat peraga akan untuk dapat memperbaiki kesalahan baik
membantu kelancaran proses belajar konsep maupun proses yang sudah dilakukan.
mengajar khusunya dalam pembelajaran (3) Observasi dilakukan menyeluruh dalam
matematika sebagai peningkatan pemahaman proses pembelajaran untuk
konsep, penguasaan teori dan definisi, mendokumentasikan aktivitas siswa dan
sehingga siswa mempunyai penguatan aktivitas guru (peneliti) oleh observer (teman
ingatan bagi dalam jangka panjang sebagai sejawat). (4) catatan lapangan digunakan
subyek melalui penggunaan alat peraga untuk mendokumentasikan kegiatan yang
pembelajaran bentuk mistar bilangan bulat tidak terdokumentasikan dalam lembar
observasi.
METODE PENELITIAN Tahapan analisis data yang dilakukan
Jenis Penelitian ini merupakan (Moleong, 2011: 248) adalah :
penelitian deskriptif dengan pendekatan mereduksi data yaitu merangkum,
kualitatif, karena peneliti ingin menyeleksi, memfokuskan, dan
mendeskripsikan dan memberikan gambaran menyederhanakan data sejak awal
yang lebih mendalam mengenai pengunaan pengumpulan data hingga dengan
alat peraga mistar bilangan bulat. Subjek penyusunan laporan. Dalam penelitian ini
penelitian yaitu siswa di kelas VI SDN 8 data hasil wawancara dan catatan lapangan
Labuan yang terdaftar pada semester ganjil direduksi sesuai dengan tujuan penelitian. (2)
tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 18 menyajikan data, data aktivitas siswa dalam
siswa, untuk keperluan wawancara diambil 3 pembelajaran dan data hasil belajar akan
siswa dari siswa yang berkemampuan rendah. ditampilkan dalam bentuk table dan
Peneliti memberikan instrumen berupa soal- selanjutnya diinterpretasikan data dari hasil
soal uraian pada materi penjumlahan dan tabel tersebut. (3) Menyimpulkan data, data
pengurangan bilangan bulat dan yang telah ditampilkan dan dianalisis

36
Lisman, Wahyuni H. Mailili

selanjutnya ditarik kesimpulan berdasarkan penyusunan kerangka berfikir, penyusunan


hasil analisis tersebut. Teknik pemeriksaan instrumen penelitian yang terdiri dari tes
keabsahan data menggunakan triangulasi, pengetahuan penjumlahan dan pengurangan
pengecekan sejawat dan kecukupan bilangan bulat, validasi instrumen oleh ahli,
referensi(Moleong, 2011: 327). pembuatan alat peraga mistar bilangan bulat,
Indikator kriteria keberhasilan dalam penyusunan rancangan pelaksanaan
penelitian ini : (1) data kualitatif, data pembelajaran (RPP) penggunaan alat peraga
aktivitas guru dan siswa yang diperoleh dari mistar bilangan bulat, penyusunan instrument
lembar observasi dianalisis dan dinyatakan observasi aktivitas siswa dan guru (peneliti).
dalam bentuk presentase dan dihitung dengan Tahap pelaksanaan terdiri dari pengunaan
rumus : alat peraga mistar bilangan bulat pada materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan
Presentase nilai rata-rata bulat. Memberikan tes pengetahuan
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 mengenai penjumlahan dan pengurangan
(NR) = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100%
bilangan bulat serta wawancara. Dari hasil
penelitian di ambil data selanjutnya diolah
Dengan kriteria keberhasilan tindakan :
dan dianalisis. Tahap pelaksanaan tindakan
90% ≤ NR ≤ 100% sangat baik
mengacu pada model arikunto (2009:19)
70% ≤ NR < 90% baik
yang terdiri dari perencanan, pelaksanaan
50% ≤ NR < 70% cukup
tindakan, observasi, dan refleksi . Tahap
30% ≤ NR < 50% kurang
akhir mencakup kegiatan penyusunan
0% ≤ NR < 30% sangat kurang
laporan penelitian dan publikasi
Ketuntasan berhasil jika nilai rata-rata
HASIL DAN PEMBAHASAN
minimal kategori baik untuk aktivitas siswa
A. Hasil Penelitian
dan aktivitas guru. (2) Penelitian ini
Penelitian ini dilakukan dalam dua
dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus
siklus. Untuk siklus I, diawali dengan
dilaksanakan dengan menggunakan alat
penggunaan alat peraga mistar bilangan bulat
peraga mistar bilangan bulat. Di SDN 8
dengan materi penjumlahan dan bilangan
Labuan, siswa dikatakan tuntas belajar
bulat, sedangkan pada siklus II penggunaan
individu apabila hasil belajar siswa setelah
alat peraga mistar bilangan bulat dengan
mengikuti pembelajaran mencapai
materi pengurangan bilangan bulat, adapun
skor ≥ 73% sedangkan indikator keberhasilan
tahapan-tahapan pelaksanaannya sebagai
tindakan apabila presentase ketuntasan
berikut :
klasikal mencapai ≥ 75% .
1. Sebelum Guru menjelaskan secara singkat
mengenai materi (penjumlahan dan
Presentase Daya serap Individu =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 pengurangan bilangan bulat), terlebih
x 100% dahulu diberikan apersepsi yaitu berupa
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑜𝑎𝑙
Presentase ketuntasan Belajar Kalsikal = penguatan (mengingat kembali materi
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 sebelumnya) dan mempersiapkan siswa
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
x 100%
belajar (berdoa, absensi, menyampaikan
tujuan pembelajaran).
Berdasarkan kesesuai kriteria yang 2. Membagi siswa dalam beberapa
digunakan di SDN 8 Labuan tentang kriteria kelompok yang anggotanya 3 – 4 orang
ketuntasan minimal (KKM). pembagian kelompok berdasarkan hasil
Prosedur penelitian merupakan tes pada tes awal, masing-masing
tahapan-tahapan yang dilalui dalam kelompok diberikan Lembar kerja siswa
penelitian untuk mengumpulkan data dan penggunaan alat peraga mistar bilangan
menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam bulat yang berisi ringkasan materi, soal
penelitian. Prosedur dalam penelitian ini penjumlahan dan pengurangan bilangan
meliputi tiga tahapan utama yaitu tahap bulat.
persiapan (awal), tahap pelaksanaan dan 3. Guru memulai presentasi dengan cara
tahap akhir. Tahap persiapan meliputi penggunaan mistar bilangan bulat

37
Penggunaan Alat Peraga

terhadap materi penjumlahan dan diperoleh setelah melaksanakan


pengurangan bilangan bulat. Dengan pembelajaran tersebut sebagai berikut :
ketentuan sebagai berikut : 1. Pada siklus I, berdasarkan perolehan skor
 Mengawali peragan selalu dimulai tes akhir, ternyata jumlah siswa yang
dari bilangan atau skala 0 (nol). tuntas atau memperoleh skor ≥ 73 adalah
 Dari posisi awal arah ke kanan apabila 14 orang dari 18 siswa yang mengikuti
bilangan yang ditambahkan bernilai ujian, dengan presentase ketuntasan
positif dan arah ke kiri jika bilangan klasikal sebesar 77,78 % dan presentase
yang ditambahkan bernilai negatif daya serap klasiskal sebesar 74,11 %.
kemudian melangkahlah sebanyak Berdasarkan analisis lembar observasi
bilangan yang akan ditambahkan atau kegiatan siswa maka diperoleh presentase
dikurangkan. nilai rata-rata (NR) sebesar 86,53 %
 Saat berada pada posisi kedua. dengan kategori baik. Sedangkan untuk
Menentukan arah menghadap dalam analisis kegiatan guru diperoleh
melangkah ditentukan pada bilangan presentase nilai rata-rata (NR) sebesar
kedua yang bilangan penambah atau 88,23% dengan kategori baik.
pengurang. 2. Pada Siklus II , berdasarkan perolehan
 Menentukan langkah maju atau skor tes akhir, ternyata jumlah seluruh
mundur berdasarkan tanda operasi. siswa yang tuntas atau memperoleh skor
Melangkah maju apabilah tanda ≥ 73 ,dengan presentase ketuntasan
operasinya(+) dan mundur apabila (-). klasikal sebesar 100% dan presentase
 Menentukan jumlah langkah maju daya serap klasiskal sebesar
atau mundur berdasarkan bilangan 80,22 %. Berdasarkan analisis lembar
kedua atau bilangan penambah atau observasi kegiatan siswa maka diperoleh
pengurang. presentase nilai rata-rata (NR) sebesar
4. Guru mengamati aktivitas siswa pada 94,25 % dengan kategori sangat baik.
masing-masing kelompok saat pengerjaan Sedangkan untuk analisis kegiatan guru
lembar kerja siswa, apa bila waktu diperoleh presentase nilai rata-rata (NR)
memungkinkan guru memberikan sebesar 95,58% dengan kategori sangat
kesempatan bagi siswa mengulang baik
kembali peragaan penggunaan alat peraga B. Pembahasan
mistar bilangan bulat. Menurut Dimyani Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
dan Mudjiono (Riyanto, 2008: 73) “ data dari analisis yaitu untuk tes awal,
perlunya pengulangan adalah untuk diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar
melatih daya yang ada pada manusia yang 38,88% dan jumlah siswa yang memperoleh
terdiri atas daya pengamat, daya serap individu lebih besar atau sama
menanggap,meningat, menghayal, dengan 73 sebanyak 7 orang dari 18 siswa.
merasakan, berpikir dan sebagainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman
Dengan adanya pengulangan maka daya siswa tentang penjumlahan dan pengurangan
tersebut akan berkembang” bilangan bulat (materi prasyarat) masih
5. Tahap akhir, siswa dipersilahkan untuk rendah. Untuk tes akhir tindakan siklus I
mengumpulkan lembar kerja masing- diperoleh presentase ketuntasan belajar
masing. Selanjutnya dilakukan diskusi klsikal sebesar 77,78% dan jumlah siswa
dan membuat kesimpulan materi yang memperoleh daya serap individu lebih
penjumlahan dan pengurangan bilangan besar atau sama dengan 73% sebanyak 14
bulat. Penyajian dan penggunaan alat orang dari 18 siswa. Hasil tes akhir siklus I
peraga yang baik akan menarik perhatian menunjukkan adanya peningkatan bila
siswa sehingga menimbulkan suasana dibandingkan dengan hasil tes awal, dengan
menyenangkan. demikian data yang diperoleh pada siklus I
Setelah menerapkan penggunaan alat menunjukkan bahwa indikator keberhasilan
peraga mistar bilangan bulat pada materi tindakan telah dicapai. Ini berarti
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
di SDN 8 Labuan, Adapun hasil yang yang berkaitan dengan penjumlahan

38
Lisman, Wahyuni H. Mailili

bilangan bulat sudah baik. Dari pengamatan bulat dapat meningkatkan hasil belajar
yang dilakukan oleh observer, keaktifan siswa kelas VI SDN 8 Labuan.
siswa yang mengikuti pembelajaran sudah 2. Tahap-tahap penting yang dilakukan
baik, hal ini ditunjukkan dengan antusias dalam menggunakan alat peraga mistar
siswa dalam mengikuti pembelajaran dikelas. bilangan bulat sehingga dapat
Kemudian pada siklus II, dari hasil meningkatkan hasil belajar siswa, antara
analisis tes akhir tindakan diperoleh lain :
ketuntasan belajar klasikal sebesar 100 % dan a. Tahap awal, memberikan motivasi,
semua siswa memperoleh daya serap penguatan materi, memberi contoh
individu lebih besar atau sama dengan 73. (apersepsi)
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan b. Tahap inti (penyampaian materi)
siswa dalam menyelesaikan soal yang c. Tahap inti (Presentasi, penggunaan
berkaitan dengan pengurangan bilangan bulat alat peraga mistar bilangan bulat)
lebih baik dan telah meningkat. d. Tahap inti ( diskusi)
Peningkatan hasil belajar ini e. Tahap Akhir (membimbing siswa
merupakan dampak postif dari pengunaan untuk memberikan kesimpulan)
alat peraga mistar bilangan bulat. 3. Hasil belajar yang diperoleh siswa pada
Penggunaan alat peraga membantu pengajar materi penjumlahan dan pengurangan
dalam menyampaiakan materi sehingga lebih bilangan bulat menunjukkan peningkatan
menarik para siswa bisa memahami materi yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dari
yang disampaikan dengan baik serta dapat presentase ketuntasan belajar klasikal
meningkatkan prestasi belajar belajar siswa. yang diperoleh pada sisklus I adalah
Menurut Mujiono (Sundayana, 2014:25) ada 77,78% dan siklus II adalah 100 %.
empat komponen penting yang berpengaruh 4. Penggunaan alat peraga mistar bilangan
dalam keberhasilan belajar siswa yang perlu bulat merupakan salah satu alternatif
diperhatikan dalam proses belajar mengajar dalam pembelajaran agar tercipta suasana
yakni bahan suasana belajar, bahan ajar, belajar yang menyenangkan sehingga
media dan sumber belajar serta guru sebagai proses belajar dapat terjadi secara alami
subyek pembelajaran. Hal tersebut menjadi dan tidak monoton. Dengan penggunaan
penting dalam proses belajar mengajar sebab alat peraga ini membantu siswa dalam
kurangnya salah satu atau lebih komponen belajar matematika berpikir konkret ke
tersebut akan menghambat tercapaiannya abstrak, meningkatkan sikap positif siswa
tujuan belajar yang optimal. Media dalam hal dalam belajar matematika sehingga siswa
ini penggunaan alat peraga dalam lebih termotivasi dan antusias dalam
pembelajaran merupakan salah satu belajar matematika khususnya
komponen dalam kegiatan belajar mengajar penjumlahan dan penguranga bilangan
dalam upaya peningkatan tujuan bulat
pembelajaran yang lebih baik, olehnya guru
sebagai subyek pembelajaran harus dapat DAFTAR PUSTAKA
memilih media (alat peraga) dan sumber
belajar yang tepat, melakukan inovasi dalam Arikunto, S.(2009). Penelitian tindakan
pembelajaran, sehingga bahan pelajaran yang kelas. Jakarta : PT.Bumi Aksara.
disampaikan dapat diterima siswa dengan
baik. Fathani, Abdul Halim. 2009. Matematika
Hakikat dan Logika. Yogyakarta: Ar-
KESIMPULAN ruzz Media.
Berdasarkan tahapan penelitian yang
telah dilaksanakan dapat diberikan Jaeng,M. (2007). Belajar dan Pembelajaran
kesimpulan dan jawaban terhadap pertanyaan Matematika. Palu : FKIP Universitas
permasalahan penelitian antara lain : Tadulako.
1. Pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga mistar bilangan bulat pada materi Mailili, Wahyuni H. (2012). Efektivitas
penjumlahan dan pengurangan bilangan Penerapan Media Pembelajaran

39
Penggunaan Alat Peraga

berbentuk Kartu Domino pada JPGSD.Volume 02 Nomor 02. Hal. 1-


penjumlahan dan pengurangan 14.
bilangan bulat. Palu :
FMIPA Untad.Media Eksakta Jurnal Sudjana, Nana. 2013. Dasar-Dasar Proses
Matematika dan Sains vol. 8. No. 1. Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Hal. 038-043. Baru Algensindo.

Moleong, L. (2011). Metodologi Penelitian Sundayana, H. Rostina. 2014. Media dan alat
Kualitatif. Bandung : Remaja peraga dalam pembelajaran
Rosdakarya. matematika.Bandung : Alfabeta

Riyanto, Yatim (2008). Paradigma baru


pembelajaran. Jakarta : Pustaka
Kencana.

Setyaningsih, Andri Nina. 2014. Penggunaan


media mistar bilangan bulat untuk
meningkatkan hasil belajar
penjumlahan bilangan bulat pada
sekolah dasar. Surabaya:

40

Anda mungkin juga menyukai