ABSTRAK:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model
pembelajaran ICARE untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis
siswa di era pandemi covid.19 di SMP Tunas Bangsa. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Sampel penelitian ini adalah
siswa kelas VIII. Pada penelitian ini, teknik analisis data yang dilakukan
menurut Miles dan Huberman, yaitu pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan teknik pengumpulan
data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) Subjek penelitian pada tingkat kemampuan
berfikir kritis tinggi sudah mampu memyelesaikan soal matematika
siswa dari indikator 1 sampai dengan indikator 4,Dan dapat simpulkan
bahwa hasil penelitian kemampuan berfikir kritis siswa dengan
menerapkan Model Pembelajaran (ICARE) siswa kelas VIII SMP Swasta
Tunas Bangsa Tahun Ajaran 2021-2022 dikatakan mampu dan baik.
Kata Kunci; Analisis Penerapan Model Pembelajaran ICARE, Kemampuan
Berfikir Kritis
ABSTRAC :
This study aims to find out how to apply the ICARE learning model to
improve students’ critical thinking skills in the covid.19 pandemic era at
Tunas Bangsa Junior High School. This research is a descriptive
qualilatitative research. The sampel iof this research is class VIII students.
In this study, data analiysus techniques perfromed according to Miles and
Huberman, namely data collection, data reduction, data presentation, and
drawing conclusions and data collection techniques by interview,
observation, and documentation. The result showd that (1) the research
subjects’ math problem from indicato 1 to indicator 4, and it can be
concluded that the result of reseach on students’ critical thinking skill by
applying the Learning Model ICARE for class VIII junior high school
students Private Tunas Sangsa Nation for the Acadmic Year 2021//2022
is said to be capable and good.
Keywords; Analysis of the Application of ICARE Learning Model, Critical
Thinking Ability
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian
ini dilaksanakan di Yayasan Dr Amrudi SMP Tunas Bangsa Tembung.
Dalam penelitian ini subjek yang diteliti adalah kelas VIII sebagai subjek
utama, dan memilih guru matematika yang mengajar di kelas VIII
sebagai subjek pendukung.
1. Prosedur
a. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah wawancara, observasi, pemberian tes serta dokumentasi.
Tahap wawancara dilakukan dengan mewawancarai informan yaitu
guru matematika dan siswa kelas VIII untuk mengetahui bagaimana
kemampuan berfikir kritis siswa dalam menyelesaikan tes
kemampuan berfikir kritis. Observassi dilakukan untuk
mengeumpulkan data dan mengamatai objek penelitian, dalam
tahapan ini peneliti ikut bergabung kedalam kelas dan melihat guru
mengajar siswa. Dokumentasi yang diperoleh dalam penelitian ini
berupa foro, soal tes kemampuan berfikir kritis, catatan-catatan
dokumen dan data kelas VIII. Dan dalam penelitian ini peneliti
memberikan tes soal kemampuan berfikir kritis sebanayak 2 soal
untuk mengetahui dan mengukur tingkat kemampuan berfikir kritis
siswa
b. Teknik Analisis Data
Analisa data diartikan dengan proses menyusun dan mengolah
data yang didapat di lapangan dengan pengumpulan data berupa
wawancara, catatan lapangan beserta dokumentasi untuk
ditemukan jawabannya dalam bentuk kesimpulan. Adapaun
langkah-langkah dalam analisis kualitatif ini diantaranya : 1)
reduksi data, 2) display data yaitu iforman yang sudah terkumpul
dan menjadi gambaran secara keseluruhan disusun agar lebih muda
dibaca dan dipahami, 3) menarik kesimpulan. Penarik kesimpulan
merupakan bagian dari aktivitas konfigurasi penuh dalam suatu
penelitian.
PEMBAHASAN
Penelitian ini memfokuskan pada analisis kemampuan berfikir kritis
matematika siswa dengan mendasarkan salah satu tujuan utama dalam
pembelajaran yakni melatih kemampuan berfikir kritis matematika siswa
Kemampuan berfikir kritis harusnya dimiliki oleh setiap siswa, karena
kemampuan berfikir kritis memberikan manfaat yang sangat besar bagi
siswa dalam melihat relevansi antara pelajaran matematika dengan ilmu
lain, serta dalam kehidupan nyata. Siswa dikatakan mampu berfikir
kritis matematika jika mereka memahami, dapat menentukan strategi
yang tepat, kemudian menerapkannya dalam penyelesaian masalah.
Berfikir kritis merupakan suatu proses berfikir tingkat tinggi sehingga
dapat menghasilkan suatu keputusan dan pemikiran yang baik. Dengan
indikator banyak bertanya maka dapat membuat seseorang menjadi
lebih banyak tau dan memiliki wawasan yang luas yang nantinya akan
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil suatu
keputusan dan pemikiran terbaik dalam menghadapi pemecahan
masalah yang dihadapi.
Penerapan model pembelajaran Introduction, Connection, Application,
Connection and Extention (ICARE) sesuai dengan kata kuncinya memiliki
tahapan-tahapan. Tahapan-tahapan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Tahapan pertama, Introduction (Pendahuluan)
Pada tahapan pendahuluan ini pendidik atau fasilitator
menanamkan pemahaman tentang isi dari pelajaran kepada para
peserta. Pada tahapan ini penelitan memberi tau penjelasan tentang
relasi fungsi dan tujuan dari pembelajaran yang ingin di capai.
2. Tahapan kedua, Connection (Penghubung)
Pada tahapan penghubung ini peserta didik menghubungkan
pemahaman dari materi sebelumnya dan materi yang baru di
ajarkan. Pada tahap ini pendidik menghubungkan tentang relasi
fungsi dan setelah guru memberi penjelasan mengenai pengertian
fungsi maka peserta didik langsung membayangkan kancing baju
dan menyebutkan salah satu nama Kota beserta nama Ibukotanya.
Dari pengertian fungsi yang menyebutkan bahwa dikatakan fungsi
apabila salah satu anggota himpunan A memasangkan tepat satu di
himpunan B
3. Tahapan ketiga, Application (Penerapan)
Tahapan ini adalah tahapan paling penting dari pelajaran. Pada
tahapan ini peserta didik diberi kesempatan untuk mempraktikkan
atau menerapkan pengetahuan tentang kecakapan yang dimiliki.
Pada tahap ini peserta didik langsung membuat gambaran tentang
suatu fungsi dengan mengumpamakan memasangkan nama Kota
dengan Ibukotanya dan lain sebagainya.
4. Tahapan keempat, Reflection (Refleksi)
Pada tahap ini tugas pendidik menilai sejauh mana keberhasilan
peserta didik dalam pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan dengan
memerintahkan peserta didik berdiskusi bersama kelompok
kemudian instruktur meminta peserta didik untuk mempresetasikan
atau menjelsakan yang telah peserta didik pejari. Pada tahap ini
dilihat bahwa peserta didik hampir rata-rata memahami dari materi
yang telah diberikan.
5. Tahapan kelima, Extantion (perluasan)
Pada tahap ini pendidik memberikan kegiatan yang dapat
dilakukan peserta setelah pelajaran berakhir untuk memperkuat dan
memperluas pelajaran dan biasanya kegiatan ini disebut pekerjaa
rumah (PR)
SIMPULAN
UCAPAN TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA