Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah: Geometri Euclid dan NonEuclid

PENGENALAN GEOMETRI EUCLID MODERN


Dosen Pengampu:
Dr. KMS. M. Amin Fauzi, M.Pd.

Kelompok 2:

Azizah Hayati Ritonga (8216172013)

Mhd. Ricky Murtadha (8216172022)

Shahnaz Shafitri Hrp (8216172019)

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah S.W.T. yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tepat pada waktunya.
Adapun judul makalah ini adalah “Pengenalan Geometri Euclid Modern”.
Tugas makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Geometri Euclid dan
NonEuclid. Selain itu, dengan tugas ini penulis juga mendapat ilmu baru tentang bagaimana
bentuk dari geometri Euclid dan non-Euclid.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. KMS. M. Amin Fauzi,
M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Geometri Euclid dan NonEuclid, yang telah
memberikan ilmu serta bimbingan kepada penulis selama proses pembelajaran mata kuliah
ini.
Penulis menyadari pembuatan makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik
dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan kedepan. Semoga
tugas ini memberi manfaat kepada penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Medan, Oktober 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................i

Daftar Isi...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3

2.1 Sejarah Geometri Euclid.....................................................................................3


2.2 Sejarah Geometri Hiperbolik..............................................................................3
2.3 Sejarah Geometri Eliptik.....................................................................................4
2.4 Geometri Hiperbolik...........................................................................................5
2.5 Geometri Eliptik..................................................................................................6
2.6 Perbandingan Geometri Euclid dan NonEuclid..................................................9
2.7 Konflik Kognitif Geometri Euclid dan NonEuclid dalam Artikel .....................10

BAB III PENUTUP..................................................................................................13

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geometri berasal dari bahasa Yunani geōmetrein yang memiliki arti mengukur
bumi. Bapak dari geometri yaitu Euclid atau Eukleidēs (sekitar 325 SM – sekitar 265
SM) dalam tulisannya “The Element” yang menjadi referensi utama dalam bidang
geometri hingga abad ke-20. Geometri NonEuclid dimulai dengan adanya Geometri
Euclid. Euclides sendiri, adalah seorang filsuf dari Aleksandria yangi hidup kira-kira 300
tahun sebelum Masehi. Ia menulis buku-bukunya sebanyak 13 buah dengan
mengumpulkan materinya dari beberapa sumber dan dari tokoh sebelumnya. Jadi,
Euclides dapat dipandang sebagai penyusun dan penulis buku yang luar biasa. Bukunya
disebut “The Elements” atau “Euclid’s Elements” yang dapat diterjemahkan sebagai
“Unsur-unsur Euclid”.
Namun Geometri Euclid ini memiliki kelemahan, salah satu kelemahannya ada pada
postulat kelima dari Euclid yang terkenal dengan Postulat Parallel atau Postulat
Kesejajaran yang terlalu panjang sehingga merisaukan para matematikawan. Sehingga
beberapa matematikawan menganggap bahwa postulat kelima Euclid bukan postulat dan
dapat dibuktikan dengan keempat postulat yang lain. Usaha untuk membuktikan postulat
kelima ini berlangsung sejak Euclid masih hidup sampai kira-kira tahun 1820.
Geometri NonEuclid timbul karena para matematikawan berusaha untuk
membuktikan postulat kelima dari Euclides. Beberapa matematikawan menganggap
bahwa postulat ke-5 itu bukan postulat, melainkan teorema/dalil yang dengan demikian
harus dapat dibuktikan dengan keempat postulat sebelumnya. Usaha untuk membuktikan
postulat ke-5 berlangsung sejak Euclides masih hidup sampai kira-kira sekitar tahun
1820. Tokoh-tokoh yang berusaha untuk membuktikan ini antara lain: Proclus dari
Aleksandria (410 – 485), Gerolamo Saccheri dari Italia (1607 – 1733), Karl Friedrich
Gauss dari Jerman (1777 – 1855), Wolfgang (Farkas) Bolyai dari Hongaria (1775 – 1856)
dan anaknya Yanos Bolyai (1802 – 1860), dan juga Nicolai Ivanovitch Lobachevsky
(1793 – 1856).
Usaha-usaha ini tidak ada yang berhasil dan hal ini menunjukkan keunggulan
Euclides. Tetapi, usaha ini mengakibatkan ditemukannya Geometri jenislain, yang
sekarang disebut dengan Geometri Non Euclid. Geometri non-Euclid dibagi menjadi dua
bagian yaitu geometri Riemann dan geometri Lobachevsky. Geometri NonEuclid masih

1
berdasarkan empat postulat pertama dari Euclides dan hanya berbeda pada 4 postulat
kelimanya. Geometri ini disebut Geometri Hiperbola atau Geometri Lobachevsky.
Geometri NonEuclid yang kedua adalah Geometri yang ditemukan oleh G.F.B. Bernhard
Riemann dari Jerman, geometri ini disebut Geometri Eliptik atau Geometri Riemann.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah munculnya geometri Euclid?
2. Mengapa postulat kesejajaran Euclid diperdebatkan?
3. Bagaimana asal mula terciptanya geometri non-Euclid?
1.3 Tujuan
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui sejarah munculnya geometri Euclid.
2. Memahami postulat kesejajaran Euclid.
3. Mengetahui asal mula terciptanya geometri non-Euclid.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Munculnya Geometri Euclid


Geometri berasal dari kata latin “Geometrein” yaitu geo yang artinya tanah dan
metrein yang artinya pengukuran. Geometri dapat diartikan sebagai Ilmu Ukur. Geometri
didefinisikan juga sebagai cabang Matematika yang mempelajari titik, garis, bidang dan
benda-benda ruang serta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya dan hubungannya satu sama
lain.
Geometri pertama kali muncul dari matematikawan yang bernama Euclid sekitar
tahun 330 SM adalah geometri Euclid. Geometri Euclid dipandang sebagai sistem
deduktif. Oleh karena itu, Euclid sering disebut juga sebagai “Bapak Geometri”. Euclides
sendiri, adalah seorang filsuf dari Aleksandria yangi hidup kira-kira 300 tahun sebelum
Masehi. Ia menulis buku-bukunya sebanyak 13 buah dengan mengumpulkan materinya
dari beberapa sumber dan dari tokoh sebelumnya.
Pada awalnya terjadi hubungan dagang antara orang Mesir dan Yunani, sehingga
Euclid mengenal keteraturan-keteraturan geometri yang ditemukan orang Mesir. Atas
dasar pemikirannya itu, pengalaman-pengalaman orang Mesir Kuno tentang pengukuran
berbagai bentuk di atas muka bumi itu akhirnya mendapatkan bentuk bersistem yang
dirangkum dalam buku Euclid berjudul “The Elements” yang dapat diterjemahkan sebagai
“Unsur-unsur Euclid”.
Euclid banyak menulis buku, diantaranya yang terkenal dan masih tersimpan, antara
lain:
1. The Elements, pendekatan sistematik dan aksiomatik terhadap geometri.
2. The Data, berhubungan dengan sifat dan implikasi dalam masalah geometris; dan
terkait dengan jilid ke-4 buku The Elements.
3. On Divisions of Figures, menyangkut pembagian bidang geometris menjadi dua atau
lebih bagian yang sama atau dengan rasio tertentu
4. Catoptrics, menyangkut teori matematika cermin, yaitu bentuk gambar pada cermin
cekung.
5. Phaenomena, sebuah risalah astronomi bola.
6. Optik adalah perspektif awal yang masih bertahan di Yunani. Yaitu Euclid mengikuti
tradisi Platonis dimana Vision atau pandangan tersebut disebabkan oleh sinar diskrit
yang berasal dari mata. Hal-hal yang dilihat di bawah sudut yang lebih besar tampak

3
lebih besar, di bawah sudut yang lebih rendah tampak lebih kecil, sementara yang di
bawah sudut yang sama adalah sama.
Karya dari Euclid yang paling terkenal adalah The Elements. The Elements
merupakan buku pegangan baku matematika lebih dari 2000 tahun. Buku ini aslinya
ditulis dalam bahasa Yunani, kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Terbitan pertama muncul pada 1482, sekitar 30 tahun sebelum penemuan mesin cetak
oleh Johann Gutenberg. Sejak penemuan mesin cetak, buku itu diterbitkan dalam ribuan
edisi dengan beragam corak. The Elements merupakan faktor penting bagi pertumbuhan
ilmu pengetahuan modern. Hasil besar yang diperoleh ilmu pengetahuan modern berasal
dari kombinasi antara kerja penyelidikan empiris dan percobaan-percobaan, dengan
analisa hati-hati dan kesimpulan yang punya dasar kuat.
The Elements terdiri dari 13 buku yang tersusun berdasarkan tema dan topik.
Euclid’s elements merupakan kumpulan definisi, postulat (aksioma), dalil (teorema dan
konstruksi), dan bukti matematika dari dalil-dalil. Setiap buku diawali dengan difinisi,
postulat (hanya untuk buku I), preposisi, theorema sebelum ditutup dengan pembuktian
dengan menggunakan difinisi dan postulat yang sudah disebutkan. Buku ini ke luar
Yunani tahun 1482, diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Arab, serta menjadi buku
teks geometri dan logika pada awal tahun 1700-an.
Buku 1 sampai 6 memuat tentang geometri datar yaitu segitiga, segiempat,
lingkaran, segi banyak, perbandingan dan kesebangunan. Buku 7 sampai dengan 10
tentang teori bilangan, buku 11 tentang geometri ruang yang berhubungan dengan
geometri dengan geometri datar. Buku ke-12 membahas tentang limas, kerucut dan
tabung dan buku ke-13 membahas bidang banyak.
Secara garis besar isi dari masing-masing buku adalah sebagai berikut:
Buku I: Dasar-dasar geometri: teori segitiga, sejajar dan luas
Buku II: Aljabar geometri
Buku III: Teori-teori tentang lingkaran
Buku IV: Cara membuat garis dan gambar melengkung
Buku V: Teori tentang proporsi-proporsi abstrak
Buku VI: Bentuk yang sama dan proporsi-proporsi dalam geometri
Buku VII: Dasar-dasar teori angka
Buku VIII: Proporsi-proporsi lanjutan dalam teori angka
Buku IX: Teori angka
Buku X: Klasifikasi

4
Buku XI: Geometri tiga dimensi
Buku XII: Mengukur bentuk-bentuk
Buku XIII: Bentuk-bentuk tri-matra (tiga dimensi).
Sebagian besar teorema muncul dalam The Element tidak ditemukan oleh Euclid
sendiri, tetapi merupakan hasil karya matematikawan sebelumnya Yunani seperti
Pythagoras, Hippocrates Chios, Theaetetus Athena, dan Eudoxus dari Cnidos. Namun,
Euclid biasanya terkenal dengan pengaturan teorema secara logis. Landasan dari
pembuatan buku itu adalah: buku I dan II berasal dari pemikiran Phythagoras, buku III
berasal dari pemikiran Hippocrates, buku IV, VI, XI, dan XII berasal dari konsep
Phythagoras dan dari matematikawan Athena. Buku V berasal dari pemikiran Eudoxus.
2.2 Perkembangan Geometri Euclid
Dalam perkembangan geometri, Euclid mencetuskan 5 postulat yang kemudian
menjadi pokok bahasan, yaitu:
1. Garis lurus dapat digambar dari (sembarang) titik sampai (sembarang) titik
lainnya.
2. Ujung garis lurus dapat dilanjutkan terus sebagai garis lurus.
3. Lingkaran dapat digambar dari sembarang titik pusat dan dengan jari-jari
berbeda.
4. Semua sudut-sudut kanan besrnya sama dengan sisi lainnya.
5. Apabila garis lurus dipotong oleh dua garis lurus, menyudut di sisi dalam pada
kedua garis pada sisi yang sama daripada dua sudut yang sejajar, jika diteruskan
sampai ke (titik) tak terhingga, akan berpotongan pada sisi dimana sudutnya lebih
kecil dibandingkan sudut yang terbentuk dari dua garis.
Semua postulat membawa apa yang disebut dengan pembuktian diri (selfevidence).
Postulat kelima dibuktikan oleh Euclid tanpa memberikan cara pembuktian.
Gambaran dari postulat kelima euclid ini adalah:

5
Postulat kelima yang dinyatakan oleh Euclid banyak menimbulkan kontroversi dan
mendapatkan perhatian dari tokoh-tokoh geometri selanjutnya. Postulat kelima Euclid
memang berbeda dengan keempat postulat lainnya. Untuk dua postulat pertama
merupakan abstraksi dari hasil menggambar dengan garis lurus. Untuk postulat ketiga
Euclid merupakan abstraksi dari hasil menggambar dengan jangka. Postulat keempat
Euclid mungkin kurang jelas sebagai abstraksi namun postulat tersebut merupakan hasil
mengukur sudut dengan busur derajat (dimana jumlah dari sudut berpelurus
(supplementary) adalah 180° , sehingga jika sudut berpelurus kongruen dengan yang lain,
masing-masing berukuran 90° ). Sedangkan postulat kelima Euclid sulit untuk diuji
dengan percobaan apakah dua garis dapat berpotongan, karena bila menggambar garis
hanya terbatas dan memperpanjang garis tersebut juga terbatas.
Beberapa matematikawan menganggap bahwa postulat ke-5 itu bukan postulat,
melainkan teorema/dalil yang dengan demikian harus dapat dibuktikan dengan keempat
postulat sebelumnya. Setidaknya seribu tahun, ahli-ahli geometri merasa kesulitan akibat
kompleksitas yang berbeda dari kelima postulat, dan percaya itu bisa dibuktikan sebagai
teorema dari keempat lainnya. Usaha untuk membuktikan postulat ke-5 berlangsung sejak
Euclides masih hidup sampai kira-kira sekitar tahun 1820. Banyak matematikawan yang
berusaha untuk menemukan bukti ini dengan kontradiksi, termasuk matematikawan Arab
Ibn al-Haytham (Alhazen, abad ke-11), dari Persia matematikawan Umar Khayyām (abad
12) dan Nasir al-Din al-Tusi (abad ke-13), dan dari Italia matematika Giovanni Girolamo
Saccheri (abad 18).
Dalam perkembangan geometri beberapa matematikawan mencoba membuktikan
postulat kelima Euclid. Matematikawan tersebut berasal dari berbagai wilayah dan waktu,

6
yaitu matematikawan Yunani, Arab, dan Eropa. Berikut beberapa matematikawan yang
mengkaji postulat kelima Euclid.

1. Matematikawan Yunani
Poseidonius (135–51 SM) merumuskan ulang postulat kelima Euclid dalam bentuk
teorema dan berusaha membuktikannya dengan pernyataan dua garis yang sejajar
berjarak sama. Sementara itu, Claudius Ptolemy (85–165) merumuskan ulang postulat
kelima Euclid dengan pernyataan: jika dua garis sejajar dipotong oleh garis
transversal, maka jumlah sudut-sudut dalam pada satu sisi akan sama dengan jumlah
sudut-sudut dalam pada sisi lainya. Proclus (410 – 485) menulis sebuah buku
berjudul Commentary yang menyatakan bahwa postulat kelima Euclid dapat
dibuktikan dari postulat-postulat sebelumnya. Proclus sampai pada suatu bukti
yang diinginkan, tetapi kemudian diketahui bahwa terdapat kesalahan
dalam proses pembuktiannya. Proclus (410-485) menyatakan bahwa postulat kelima
Euclid dapat dinyatakan dengan dua pernyataan berikut:
 garis-garis sejajar mempunyai jarak yang konstan satu dengan lainnya
 melalui sebuah titik P di luar garis l ada tepat satu garis melalui P yang
sejajar l
2. Matematikawan Arab
Matematikawan Arab dari Irak, Ibnu Al-Haytam atau yang dikenal di Eropa dengan
Alhazen (965-1039), berusaha membuktikan postulat kelima Euclid dengan metode
kontradiksi. Al-Haytam membuat empat persegi panjang yang kemudian hari dikenal
dengan nama Lambert’s quadrilateral.

3. Matematikawan Eropa
Pada tahun 1663, John Wallis (1616-1703) mencoba membuktikan postulat kelima
Euclid berdasarkan empat postulat sebelumnya. Wallis menduga bahwa ia telah berhasil
membuktikan postulat kelima Euclid, namun ternyata keliru.
Girolamo Saccheri (1667-1733) membuktikan postulat kelima Euclid sebagai suatu
teorema dengan dua cara (1) menggunakan 28 proposisi Euclid yang pertama dan (2)
menolak postulat kelima Euclid dengan metode kontradiksi. Saccheri menyatakan ulang
postulat kelima Euclid dengan pernyataan: jumlah sudut-sudut dalam dari suatu segitiga
adalah dua kali sudut siku-siku. Pada akhirnya, Saccheri tidak berhasil menunjukkan
bahwa postulat kelima merupakan suatu teorema. Namun, Saccheri tidak menyadari

7
bahwa yang dilakukannya adalah menemukan geometri non-Euclid. Hasil temuannya
kemudian menjadi dasar, ide atau gagasan baru untuk perkembangan Geometri Non-
Euclid.
Pada tahun 1794, Adrien-Marie Legendre (1752-1833) menulis Elements de
Geometrie. Dalam publikasinya, Legendre menulis ulang proposisi-proposisi Euclid dari
buku the Elements dengan lebih sederhana. Legendre juga berusaha untuk
membuktikan bahwa postulat kelima Euclid dapat dibuktikan dengan menggunakan
keempat postulat lainnya. Pada akhirnya, Legendre sampai pada suatu pernyataan yang
ekuivalen dengan postulat kelima Euclid. Namun, Legendre tidak berhasil membuktikan
bahwa postulat kelima Euclid independen terhadap keempat postulat lainnya. Dalam
rangka membuktikan postulat kelima Euclid, Legendre mengajukan tiga masalah yang
saling lepas, yaitu jumlah sudut-sudut segitiga akan (1) lebih besar dari dua sudut siku-
siku, (2) dua kali sudut siku-siku, dan (3) lebih kecil dari dua sudut siku-siku. Berkaitan
dengan masalah pertama, dihasilkan banyak kontradiksi dan untuk masalah ketiga,
Legendre tetap saja menemukan kegagalan meskipun telah mencoba membuktikan
berulang kali.
Pada dasarnya, semua studi tentang kesejajaran Euclid tetap mendukung
kebenaran postulat kelima Euclid dan semakin meyakinkan bahwa postulat kelima
Euclid bukanlah suatu pernyataan yang kebenarannya harus dibuktikan. Upaya seluruh
ahli matematika dalam menunjukkan bahwa postulat kelima Euclid sesungguhnya adalah
suatu teorema tidak pernah berhasil. Namun, upaya mereka tidaklah sia-sia. Kegagalan
mereka akhirnya semakin mengukuhkan dominasi Euclid sehingga geometri yang
didasarkan pada kelima buah postulat Euclid dikenal sebagai geometri Euclid.
Selanjutnya, postulat kelima Euclid yang terlalu panjang, dalam pembelajaran
matematika di sekolah diganti dengan postulat kesejajaran (atau postulat Playfair) yang
dipopulerkan oleh John Playfair.
Jika diperhatikan, dalam pernyataan postulat kelima Euclid tidak ada istilah
kesejajaran yang dikemukakan oleh Euclid. Sebenarnya Euclid tidak pernah menyebut
postulat kelima sebagai postulat kesejajaran. Istilah postulat kesejajaran muncul setelah
John Playfair (1748 – 1819) menyajikan postulat kelima Euclid tersebut dalam
pernyataan sebagai berikut: “In a plane, given a line and a point not on it, at most one
line parallel to the given line can be drawn through the point.“. Dalam matematika
sekolah postulat kesejajaran tersebut lebih mudah dipahami melalui pernyataan berikut:

8
“melalui suatu titik P yang terletak di luar garis m, terdapat paling banyak (tepat) satu
garis yang akan melalui titik P dan sejajar dengan garis m”.
Tokoh-tokoh dalam perkembangan geometri Euclid dapat digambarkan sebagai
berikut

Euclid
(325SM -
265SM)

Poseidonius Ptolemy Proclus


(135–51 SM) (85 - 165) (410 - 485)

Ibnu al-Haytam Omar Hayyam Nassir Eddin Sad’r al-Din


(965 -1039) (1048 – 1131) (1201-1274) ( Pseudo-Tusi)

John Wallis John Playfair Adrin Legendre


(1616-1703) (1748 -1819) (1752-1833)

Girolamo
Saccheri (1667 -
1733)
Berdasarkan hasil temuan dan gagasan yang dikemukakan oleh Saccheri, perkembangan
geometri mulai berkembang kepada geometri non Euclid.

2.3 Penciptaan Non-Euclidan Geometri


Geometri NonEuclid dimulai dengan adanya Geometri Euclid. Awal abad ke-19
akhirnya akan menyaksikan langkah-langkah yang menentukan dalam penciptaan non-
Euclidean geometri. Gauss yang menciptakan istilah non-euclidean geometri. Dia
merujuk pada karyanya sendiri yang hari ini kita sebut geometri hiperbolik. Beberapa
penulis modern yang masih menganggap non-euclidean geometri dan geometri hiperbolik
menjadi sinonim.
Non-Euclidean geometri adalah salah satu dari dua geometri tertentu yang, longgar
berbicara, diperoleh dengan meniadakan Euclidean paralel postulat ,
yaitu hiperbolik dan geometri eliptik. Perbedaan penting antara geometri Euclidean dan
non-Euclidean adalah sifat paralel garis.
Sekitar 1830, Hungaria matematikawan János Bolyai dan Rusia matematikawan
Nikolai Lobachevsky secara terpisah menerbitkan geometri hiperbolik. Akibatnya,
geometri hiperbolik disebut Bolyai-Lobachevskian geometri, baik sebagai

9
matematikawan, independen satu sama lain, adalah penulis dasar non-Euclidean geometri.
Lobachevsky menciptakan geometri non-Euclidean dengan meniadakan postulat
kesejajaran,
Bernhard Riemann, dalam sebuah kuliah yang terkenal pada 1854, mendirikan bidang
geometri Riemann, membahas khususnya ide-ide sekarang disebut manifold, Riemannian
metrik, dan kelengkungan. Ia dibangun sebuah keluarga tak terbatas geometri yang tidak
Euclidean dengan memberikan rumus untuk keluarga metrik Riemann pada bola unit
dalam ruang Euclidean. Yang paling sederhana ini disebut geometri berbentuk bulat
panjang dan dianggap menjadi geometri non-Euclidean karena kurangnya garis paralel.
Geometri non-Euclid dibagi menjadi dua bagian yaitu geometri Riemann dan geometri
Lobachevsky.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Geometri pertama kali muncul dari matematikawan yang bernama Euclid sekitar
tahun 330 SM adalah geometri Euclid. Geometri Euclid dipandang sebagai sistem
deduktif. Oleh karena itu, Euclid disebut juga sebagai “Bapak Geometri”. Euclides
sendiri, adalah seorang filsuf dari Aleksandria yangi hidup kira-kira 300 tahun sebelum
Masehi. Ia menulis buku-bukunya sebanyak 13 buah dengan mengumpulkan materinya
dari beberapa sumber dan dari tokoh sebelumnya. Karya dari Euclid yang paling terkenal
adalah The Elements.
Geometri hiperbolik merupakan salah satu bentuk dari geometri non Euclid yang
muncul akibat kontroversi terhadap postulat kesejajaran euclid Didalam geometri Euclid
terdapat lima postulat yang sangat terkenal. Empat postulat pertama sangat jelas dan
mudah dibuktikan oleh para matematikawan pada saat itu, tetapi postulat yang kelima
menimbulkan perdebatan diantara para matematikawan. Postulat kelima tersebut dikenal
dengan postulat kesejajaran geometri euclid. Hal inilah yang menjadi titik tolak
munculnya geometri noneuclid Geometri hiperbolik adalah geometri yang menggunakan
empat postulat geometri Euclid dan mengganti postulat kesejajaran hiperbolik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Agung Prabowo. 2009. Postulat kesejajaran Euclid dalam tinjauan sejarah. JPM Vol 1(2).
Universitas jenderal Soedirman Purwokerto

Fauzi, Kms Muhammad Amin. 2017. Mengenal Geometri Euclid dan NonEuclid Lebih
Dekat. Medan: Unimed Press.

12

Anda mungkin juga menyukai