Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan kemajuan teknologi terhadap peradapan manusia tidak

bisa dilepas kan dari peranan ilmu. Bahkan perubahan pola hidup manusia dari

waktu ke waktu sesungguhnya berjalan seiring dengan sejarah kemajuan dan

perkembangan ilmu. Tahap-tahap perkembangan dalam kontek sini merupakan

periodesasi sejarah perkembangan ilmu, sejak dari zaman klasik sampai zaman

modern. Perkembangan teknologi juga banyak mengalami perubahan dari

berbagai macam aspek. Kemungkinan dari berbagai aspek tersebut akan banyak

muncul dampak positif maupun negatif dari perkembangan teknologi tersebut.

Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini

dilandasi oleh perkembangan pendidikan.

Pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengubah

tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok. Secara global,

pendidikan merupakan hal yang sangat mendasar dalam pengembangan pribadi

manusia. Di era globalisasi saat ini semua orang membutuhkan pendidikan untuk

meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan potensi yang terkandung dalam

dirinya. Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, karena pendidikan

dapat memperluas wawasan manusia dan dapat mengubah masa depan.

Dalam hal meningkatkan mutu suatu pendidikan, matematika memegang

peranan yang sangat penting. Matematika digunakan semua orang sebagai sarana

pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan mengenai

1
2

matematika merupakan alat penting dalam masyarakat kita yang dapat digunakan

dalam kehidupan sehari-hari untuk mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi.

Selain berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, matematika juga merupakan

salah satu mata pelajaran wajib yang dipelajari di sekolah-sekolah mulai dari

tingkat sekolah dasar hingga keperguruan tinggi baik itu pendidikan swasta

maupun negeri. Pelajaran matematika lebih cenderung diajarkan di sekolah-

sekolah dan perguruan tinggi di seluruh dunia dari pada subjek lainnya.

Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah untuk membekali siswa

dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan mampu

bekerja sama. National Council of Teacher Mathematics (NCTM) mengemukakan

tujuan pembelajaran matematika adalah untuk mengembangkan kemampuan

komunikasi matematis (communication), penalaran matematis (reasoning),

pemecahan masalah matematis (problem solving), koneksi matematis

(connections), dan re-presentasi matematis siswa (representation).

Percaya diri merupakan aspek kepribadian manusia yang berfungsi penting

untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Adapun maksud lain dari

percaya diri dalam penelitian ini yaitu suatu sikap positif seorang individu yang

memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri

sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Sehingga

dengan alasan ini, ia akan mampu melakukan tindakan sesuai dengan apa yang ia

inginkan, rencanakan dan harapkan. Karakteristik individu yang mempunyai rasa

percara diri menurut Fatimah antara lain: (1) percaya akan kemampuan atau

kompetensi diri, sehingga membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan ataupun

hormat dari orang lain; (2) tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis
3

demi diterima oleh orang lain maupun kelompok; (3) berani menerima dan

menghadapi penolakan orang lain, berani menjadi diri sendiri; (4) punya

pengendalian diri yang baik; (5) memiliki internal locus of control (memandang

keberhasilan atau kegagalan, bergantung pada usaha sendiri dan tidak mudah

menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak bergantung atau mengharapkan

bantuan orang lain); (6) mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri

sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya; (7) memiliki harapan yang realistik

terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu terwujud ia tetap mampu melihat

sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.

Kepercayaan diri atau self-confidence adalah sejauh mana anda punya

keyakinan terhadap penilaian anda atas kemampuan anda dan sejauh mana anda

bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Setiap siswa memiliki

kepercayaan diri yang berbeda-beda karena setiap manusia diciptakan dengan

karakter, kepribadian dan kepercayaan diri yang berbeda pula.

Fakta yang terjadi di lapangan kepercayaan diri siswa juga masih sangat

minim. Hal ini dapat dilihat dari kepercayaan diri siswa dalam mengerjakan soal-

soal yang diberikan guru, menjawab pertanyaan guru, mengajukan pertanyaan,

berlatih menjelaskan hasil pekerjaannya kepada teman yang lain serta

bekerjasama dan berhubungan dengan siswa lain dirasakan masih sangat kurang.

Menurut National Council Of Teacher Matematcs (NCTM “kemampuan

komunikasi matematika merupakan kemampuan siswa menggunakan matematika

sebagai alat komunikasi (bahasa matematika) dan kemampuan siswa

mengkomunikasikan matematika yang dipelajari sebagai isi pesan yang harus

disampaikan”. Selain komunikasi matematis sebagai salah satu aspek kognitif,


4

untuk menunjang keberhasilan siswa belajar matematika juga diperlukan aspek

afektif.

Dalam proses pembelajaran di sekolah khusus nya pembelajaran

matematika, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan

komunikasi matematika. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada

kemampuan siswa untuk menghafal rumus. Otak siswa dipaksa untuk mengingat

dan menimbun berbagai rumus tanpa di tuntut untuk memahami rumus yang

diingat nya itu untuk dapat memecahkan persoalan matematis dan

menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika siswa lulus

dari sekolah, hasil belajar mereka tidak sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki

oleh siswa.

Fakta yang terjadi dilapangan mengenai kemampuan matematis siswa

sangat rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nugraha:

Kemampuan matematis siswa SMP di Indonesia termasuk rendah

dibandingkan dengan negara lainnya. Hal tersebut dapat di lihat dari survey skor

rata-rata nilai matematika yang telah dilaksanakan oleh TIMSS (Trends in

International Mathematics and Science Study). TIMSS menilai kemampuan

matematis siswa di suatu negara tercermin dari skor rata-rata matematika di

Negara tersebut. Indonesia pada daftar skor rata-rata matematika siswa kelas VIII

berdasrakan negara menurut TIMSS pada tahun 1999 memiliki peringkat 34

dari38 negara dengan skor 403. Sementara peringkat Indonesia pada tahun 2003

adalah peringkat 34 dari 45 negara dengan skor 4011. Pada tahun 2007, Indonesia

turun dua peringkat menjadi peringkat ke 36 dari 45 negara dengan skor 397.

Selain data yang dikeluarkan oleh TIMSS, Pisa (Programme for International
5

Student Assessment) juga merilis daftar peringkat skor rata-rata matematika

berdasarkan negara pada tahun dengan skor 391.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan Bu Yuhanis

selaku guru matematika di SMP Negeri 2 Nibung Hangus, beliau memaparkan

bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan ide mereka dan

kesulitan dalam menulis jawaban secara sistematis dalam proses pembelajaran.

Banyak siswa yang langsung menulis jawabannya saja tanpa menuliskan apa yang

diketahui, apa yang ditanyakan dan juga rumus yang digunakan. Banyak siswa

yang mengerjakan soal dengan menerapkan rumus saja tanpa menggunakan

pemahaman konsepnya.

Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 2 Nibung Hangus bahwa

kemampuan komunikasi matematis siswa masih sangat rendah dan persepsi siswa

terhadap mata pelajaran matematika juga cenderung negatif yang berdampak

buruk pada hasil belajarnya.

Hal inilah yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar matematika

siswa dan masih banyak guru yang kurang memperhatikan kondisi siswa ketika

proses pembelajaran berlangsung. Dapat dilihat dari hasil ujian harian siswa kelas

VII SMP Negeri 2 Nibung Hangus dimana standar nilai ketuntasan belajar

matematika siswa adalah 77, terdapat siswa yang mendapat nilai diatas KKM

sebanyak 9 orang siswa sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM

sebanyak 28 orang siswa, adapun rentang nilai 74-76 sebanyak 15 orang siswa,

dan dibawah rentang nilai 74-76 sebanyak 12 orang siswa. Dari nilai yang

diperoleh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Nibung Hangus dapat ditarik kesimpulan

bahwa nilai yang diperoleh siswa kelas VII masih banyak dibawah nilai KKM.
6

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti sangat tertarik untuk meneliti di

SMP Negeri 2 Nibung Hangus terkhusus kelas VII pada materi himpunan,

apakah terdapat pengaruh yang mendasar pada kepercayaan diri dan kemampuan

komunikasi matematis terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti akan

melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Kepercayaan Diri dan

Kemampuan Komunikasi Matematis Terhadap Hasil Belajar Matematika

Siswa Pada Materi Himpunan Kelas VII di SMP Negeri 2 Nibung Hangus

Tahun Pelajaran 2021/2022”.

B. Identifikasi Masalah

Adapun masalah yang dapat diidentifikasi dari latar belakang masalah

adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya kepercayaan diri dalam menyelesaikan soal

matematika.

2. Kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah.

3. Hasil matematika siswa dalam mata pelajaran matematika berada

dibawah 77 KKM.

C. Batasan Masalah

Banyak masalah yang seharusnya diselesaikan seperti yang telah diuraikan

pada identifikasi masalah, tetapi mengingat kemampuan peneliti sendiri, maka

penelitian ini dibatasi untuk melihat Pengaruh Kepercayaan Diri dan Kemampuan

Komunikasi Matematis Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi

Himpunan di SMP Negeri 2 Nibung Hangus Tahun Ajaran 2021/2022”.


7

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di latar belakang masalah dan

batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Nibung Hangus?

2. Apakah terdapat pengaruh kemampuan komunikasi matematis siswa

terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Nibung

Hangus?

3. Apakah terdapat pengaruh antara kepercayaan diri dan kemampuan

komunikasi matematis siswa secara bersama-sama terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Nibung Hangus?

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Nibung Hangus.

2. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan komunikasi matematis terhadap

hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Nibung Hangus.

3. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri dan kemampuan

komunikasi matematis secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa

kelas VII SMP Negeri 2 Nibung Hangus.


8

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Bagi siswa hasil penelitian ini dapat membuat siswa mendapatkan

materi sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki. Siswa

dapat termotivasi dalam pembelajaran matematika dan siswa bisa

lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya dalam proses

belajar mengajar berlangsung sehingga siswa lebih aktif di dalam

kelas.

2. Bagi guru

Guru dapat menerapkan sebagai masukan untuk dapat

dikembangkan dan dipertimbangkan lebih lanjut supaya dapat

meningkatkan kualitas mengajar agar lebih efektif sehingga tujuan

pendidikan yang sebenarnya dapat tercapai sesuai dengan harapan.

3. Bagi peneliti

Bagi peneliti, bertujuan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) dalam Pendidikan

Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Sumatera Utara (UIN-SU) Medan dan diharapkan

penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai bahan perbandingan

dan referensi untuk penelitian yang relevan.

Anda mungkin juga menyukai