Anda di halaman 1dari 10

FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA.

KONSTRUKTIVISME
SOSIAL DAN
PENGETAHUAN
SOSIAL

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd
Disusun Oleh:
Mhd. Ricky Murtadha
A. KONSTRUKTIVISME
SOSIAL DAN
PENGETAHUAN SOSIAL

Konstruktivisme adalah teori pengetahuan yang berakar


filsafat, psikologi dan sibernetika. Prinsipnya (a) pengetahuan
tidak diterima secara pasif tetapi juga secara aktif dibangun
oleh pemahaman subjek (b) fungsi pemahaman menyesuaikan
pengalaman yang telah ada, bukan penemuan dari realitas ke
logis.(Glasersfeld, 1989, halaman 162). Pandangan berikut
menjelaskan bagaimana kita mengkonstruksi pengetahuan
subjektif, mengkonstruksi pengetahuan yang cocok dengan
porsi yang diberikan dunia, yang terkendala oleh pemikiran
moderen yang berakar ilmu pengetahuan filsafat yang semua
ini tetap menjamin kelangsungan dari pengetahuan
A. KONSTRUKTIVISME
SOSIAL DAN
PENGETAHUAN SOSIAL

Secara ringkas bahwa pengetahuan subjektif tidak diterima


secara pasif tetapi secara aktif dibangun oleh kesadaran
subjek, dan bahwa fungsi kognisi adalah adaptif dan melayani
organisasi dunia pengalaman individu (Glasersfeld, 1989 ),
proses ini memperhitungkan pengetahuan subjektif tentang
dunia dan bahasa (termasuk matematika), kendala objektif,
baik secara fisik dan sosial, memiliki efek membentuk
pengetahuan subyektif, yang memungkinkan untuk sebuah
'kesesuaian' antara aspek-aspek pengetahuan subyektif dan
dunia luar, termasuk bentuk-bentuk fisik dan sosial,
dan pengetahuan individu-individu lain, makna hanya dapat
diberikan oleh individu, dan tidak intrinsik untuk sebarang
sistem simbolis
B. Kontruksi
Pengetahuan
Matematiak

Pada kesimpulannya, sesi


ini berhadapan dengan
asal-usul konsep dan
proposisi pengetahuan Kedua, merea dapat dibagi
subjektif matematika. menjadi primitif dan konsep
Perhitungan yang turunan dan proposisi.
diberikan dari asal-usul Konsep dapat dibagi menjadi
ini melibatkan empat observasi dasar dan
klaim. Pertama, konsep pengalaman sensori
dari proposisi langsung, dan juga definisi
matematika secara linguistik dengan arti
mengorganisasikan dan istilah- istilah dan konsep-
telah berakar dalam konsep lain., atau bentuk
bahasa alami ini, dan pengabstrakan mereka.
dijelaskan (dibangun)
sepanjang sisi kompetensi
linguistik
B. Kontruksi
Pengetahuan
Matematiak
Ketiga, pembagian konsep,
digabungkan dengan
urutan definisi mereka,
hasil dalam suatu dan
pribadi) struktur hirarki
subjektif konsep-konsep
(dengan mana proposisi
diasosiasikan menurut
kosep orang banyak).
Keempat, asal usul proses
horizontal konsep dan
turunan proposisi, yang
mana menambil bentuk
alasan induktif dan
deduktif.
C. KEPERCAYAAN
SUBJEKTIF DALAM
EKSISTENSI OBJEK
MATEMATIKA.

Perhatikan ’uang’. Hal ini merepresentasikan suatu


pengorganisasian konsep dalam kehidupan dunia
modern dari dunia besar, dan lebih panjang dari
keberadan yang tidak dapat disangkal. Namun jelas
adalah symbol buatan manusia yang
konvensional, nilai secara kuantitas, dibandingkan
dengan aspek dunia fisik. Mari kita menjelajahi uang
lebih lanjut. Apa yang menjadikan uang itu eksis?
Terdapat dua pandangan secara ontologi yang
menjadi dasar status. Pertama, penerimaan
sosial, yang memberikan objektivitas. Kedua,
direpresentasikan dengan tanda, yang berarti tidak
mempunyai representasi yang nyata.
C. KEPERCAYAAN
SUBJEKTIF DALAM
EKSISTENSI OBJEK
MATEMATIKA.

Sekarang perhatikan analogi dengan objek matematika. Disini terdapat


objektivitas, menjadi penerimaan secara sosial.. Sebagai tambahan,
konsep primitif matematika, seperti ’persegi’ dan ’7’, mempunyai contoh
konkrit persepsi kita dari dunia fisik. Jadi sejauh ini analoginya adalah
baik. Konsep matematika yang didefinisikan tidak sesuai sebaik analogi
analogi, untuk itu mereka hanya bisa mempunya konsep aplikasi tidak
langsung, melalui perubahan definisi. Supaya terdapat analogi antara
objek-objek abstrak matematika dan aplikasi yang diabstrakkan dari uang
(angggaran, peramalan keuangan, dll), ini meregangkan begitu jauh. Apa
yang dapat dikatakan adalah analogi antara uang dan objek matematika
mendorong beberapa hal yang masuk akal untuk kepercayaan subjektif
pada objek matematika terdahulu. Keduanya ialah konstruksi sosial
objektif dan memiliki manifestasi konkrit.
D. Hubungan Pengetahuan Objektif
dan Subjektif Matematika

Hubungan dianatara pengetahuan


Kedua, pengetahuan subjektif
objektif dan subjektif matematika
adalah sentral untuk konstruktivisme matematika mempunyai
sosial filsafat matematika. Menurut dampak pada pengetahuan
filsafat ini, adalah saling objektif dalam dua
bergantungan, melayani untuk kreasi
masing- cara. Rutenya melalui kreasi
masingnya. Pertama, pengetahuan matematika secara individu
matematika objektif dikonstruksi ulang menjadi suatu pengetahuan
sebagai pengetahuan subjektif oleh
matematika subjektif melalui
individu, melalui interaksi dengan guru
dan orang lainnya, dan dengan penjelasan kreasi survival
interpretasi teks dan sumber lain yang ditambahkan ke badan
membosankan. Seperti pengetahuan matematika
ditekankan, interaksi dengan orang
lain, khususnya melalui umpan balik objektif. Representasi ini juga
negatif, menyediakan arti merupakan cara dalam
perkembangan yang sesuai antara keberadan teori matematika
pengetahuan subjektif matematika
yang dibentuk ulang. Relasi-
individu dan penerimaan sosial
matematika objektif. inter atau kesatuan.
E. Kritik
Kontruktivisme
Sosial
Konstruktivisme sosial
memandang ada 3 dasar filsafat
matematika:
(1) quasi empirisme, (2)
konvensionalisme, (3)
konstruktivisme radikal.
Pandangan tersebut mendapat
kritikan:
Pertama, ada masalah dalam
menguraikan syarat-syarat logika
matematika dari sudut pandang
perspektif konvensionalisme social.
Kedua, ada kritik yang dapat
diarahkan pada sintesis baru yang
disediakan oleh konstruktivisme
sosial.
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai