Skema yang dijelaskan dalam Bab 8 terkait dengan model mental, model
mental itu mewujudkan fitur yang dipilih dari dunia luar. Pada tingkat
pengetahuan umum model mental dapat meningkatkan kekuatan kita untuk
memahami , memprediksi , dan membuat sesuatu yang belum ada menjadi ada di
dunia nyata. Contohnya seperti pengrajin, teknisian, dan semua yang tentang
desain-desain, mereka menggunakan kemampuan mental models. Mental model
itu biasa dipelajari dan dilatihkan.
Teori adalah model mental yang lebih abstrak dan umum daripada yang
dibangun dan digunakan pada sehari-hari. Terkadang, apa yang diamati, dan
penyebabnya, berada di sekitar pada tingkat abstraksi yang sama. Seperti saat
melihat pohon bergoyang dan kita bisa merasakan anginnya mengenai wajah, dan
kita mengetahui bahwa angin yang menyebabkan pohon tersebut bergoyang. Di
lain waktu, ini bukan penyebab.
1
2
1 bisa dibangun, diuji, dan diprediksi. Sebaliknya untuk teori tipe 2 tidak bisa
karena ada di dalam pikiran. Pada Teori 1 gampang untuk memanipulasi sikap
dari orang lain, jadi kita bisa memanipulasi sikap orang lain.
seekor ular memakan ekornya, hal ini menginspirasi dia dalam menemukan
pengetahuan tentang struktur molekul Benzena. Tetapi ilmuan terkenal lain (baca
Ghisellin, 1952) telah juga mengetes pentingnya intuisi dalam penemuan mereka.
Kita membutuhkan semua ide yang bisa kita dapatkan untuk menghasilkan
penemuan baru, dan tidak terlalu khawatir tentang darimana sumbernya.
Yang penting adalah bahwa ide-ide baru ini di tes dengan benar sebelum
diterima menjadi bagian dari ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, tiga cara sangat
penting: tetapi dalam ilmu alam cara 1 tidak terabaikan. Motto dari Royal Society,
nemine inverbo, memberitahukan bahwa tidak hanya kata-kata tetapi oleh tes
eksperimen yang berulang-ulang bahwa sebuah teori (tipe 1) akhirnya teruji atau
tidak.
Hal ini cocok dengan model terbaru. Jika tujuan pembentukan teori tipe 1
adalah untuk meningkatkan kekuatan delta one yang berhubungan dengan dunia
fisik, dunia fisik merupakan tempat teori tipe 1 harus membuktikan
keberhasilannya. Kriteria lain seperti ekonomi keterkaitan, intelegensi juga
penting. Kriteria ini membantu untuk membuat sebuah teori lebih bermanfaat,
dengan memfasilitasi perubahan pengetahuan (apa) menjadi pengetahuan
(bagaimana).
Sangat bisa dipahami bahwa usaha-usaha ini diambil sebagai model ilmu alam,
bahkan pada masa awal lahirnya psikologi membuktikan kemampuannya dalam
memungkinkan kita untuk membentuk lingkungan fisik, sehingga telah
menunjukkan pertumbuhan tingkat eksponensial.
Ciri-ciri metode dalam semua ilmu fisik adalah:
1. Eksperimen yang dapat diubah, di mana orang lain bisa menguji hasil peneliti
individu, sebagai sebuah peringatan awal terhadap kesalahan eksperimen dan
sebagai materi prasyarat untuk penerimaan secara umum terhadap hasil
tersebut.
2. Pengukuran dalam satuan standar, tanpa syarat dan hasil eksperimen (untuk
poin 1) tidak bisa digambarkan secara akurat.
3. Isolasi dan manipulasi variabel bebas, sehingga pengaruh yang terpisah pada
variabel bebas bisa diukur.
4. Hasil disajikan dalam pernyataan kualitatif dan kuantitatif.
untuk menggunakan metode ini dalam penelitian psikologi, penyesuaian sangat
diperlukan.
Untuk menolak model behavioristik karena sangat mekanis sangat bisa
dipahami, tetapi dalam pandangan saya, bukan alasan yang baik. Carpenter (1979)
menunjukan bahwa “Pertanyaan yang sesuai adalah pragmatis. Model mana yang
lebih tepat untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku?” Walaupun metode
pengajaran berdasarkan (secara sadar atau tidak) pada model behavioristik telah
memperoleh keberhasilan dalam membawa berbagai jenis kebiasaan belajar
seperti tekanan oleh tikus dan menendang bola ping pong oleh penguin,
merupakan sebuah kenyataan pahit bahwa metode pengajaran berdasarkan model
behavioristik gagal dalam membentuk bentuk belajar yang lebih tinggi
tingkatannya, karena manusia sangat berbeda dari tikus dan penguin laboratorium,
dan matematika merupakan contoh yang jelas. Selain itu, kelemahan model
behavioristik yaitu model tersebut tidak berfungsi karena adanya kritik yang
dibuat dengan alasan mereka (behavioristik) mempunyai kesalahan kategori.
Kesalahan kategori pertama yang dipercaya melekat pada beberapa model
behavioristik yaitu apakah lingkungan fisik tidak berbeda dengan aktivitas kita
6
individu, tidak ada dua individu yang mirip. Selain design ekperimen yang secara
baik direncanakan, dan dijalankan sejauh mungkin terhadap rencana-rencana ini
dalam setiap langkah, kita memiliki eksperimen yang mana hanya situasi awal dan
hipotesis yang dipersiapkan dengan baik, hipotesis dan prosedur baru secara
sukses dikenalkan berdasarkan hasil eksperimen sejauh ini. Selain hasil yang
diukur dalam satuan standar juga dihadirkan secara deskriptif. Kadang kutipan
atau keluaran dari respon verbal anak-anak diberikan secara verbal, bersama
dengan kesimpulan orang yang melakukan eksperimen. Selanjutnya, dalam
metodologi behavioristik hasil eksperimen biasanya diberikan dalam bentuk
beberapa jenis gambar, seperti sebuah matriks korelasi, tabel rata-rata dan standar
deviasi, analisis varian, bersama dengan level signifikansi, yang kesimpulannya
merupakan hipotesis eksperimen jika dalam hal ini dikonfirmasi.
Hal yang berbeda, hasil dari eksperimen Piaget yang disajikan dalam
bentuk beberapa pernyataan umum memberikan sebuah sintesis atau kilasan
pernyataan terakhir dari pemkiran orang yang melakukan eksperimen, hasil dari
modifikasi yang sukses hipotesis asli Piaget selama pelaksanaan eksperimen. Dan
pada akhirnya pendekatan Piaget lebih banyak memakan waktu, berkaitan dengan
jumlah subjek dari siapa data dikumpulkan, daripada behavioristik. Jumlah waktu
yang digunakan oleh orang yang melakukan eksperimen merupakan sebuah
kesulitan praktis utama dalam penelitian gaya Piaget.
Apakah asumsi implisit yang mendasari paradigma yang berbeda ini? Hal
ini akan dirangkum sebagai berikut:
Paradigma Behavioristik. Apa yang kita minati adalah tingkah laku subjek yang
dapat diamati secara umum, dan hal ini dibentuk oleh kondisi eksternal terhadap
subjek. Kondisi ini bisa didefinisikan secara operasional, dan dikontrol dengan
sebuah tingkatan ketepatan oleh seorang peneliti atau guru. Faktor-faktor internal
pada subjek, dan khususnya faktor-faktor spesifik pada individu, munculnya
secara acak dan bisa dihilangkan dengan teknik statistik yang sesuai/ tepat.
Paradigma Piaget. Apa yang kita minati adalah proses mental yang muncul pada
tingkah laku subjek yang bisa diamati, dan hal ini merupakan hasil proses internal
terhadap subjek. Proses mental bervariasi antara individu yang berbeda, dan di
8
antara individu yang sama pada umur yang berbeda; dan perbedaan sama
pentingnya dengan kemiripan. Untuk menyelidiki proses mental, kita butuh kerja
sama individu dalam hubungan searah dengan peneliti, membuat hipotesis
tentang proses mental dasar yang diuji terhadap berbagai tingkah laku yang dapat
diamati.
F. Pengajaran Eksperimen
Teori klasik Piaget tidak terlalu berfokus pada fungsi pengajaran. Dalam
konteks pendidikan, hubungan antara pengajaran dan belajar, bersama dengan
sifat dasar dan kualitas belajar, merupakan salah satu fokus kajian. Jadi, sudah
biasa jika peneliti mendasarkan penyelidikan pada metodologi eksperimen
pengajaran. Diantaranya adalah penganut konstruktivis.
Rangkuman enam prinsip konstruktivistik diberikan oleh Steffe, Richards,
dan Von Glassersfeldt (1979). Diantara ciri utama sebagai berikut.
Pembaca tidak akan luput memperhatikan hubungan yang dekat antara ide-
ide dalam kutipan tersebut dan yang dibahas pada bagian sebelumnya. Ketika
pertama membaca makalah dari mana intisari tersebut dkutip, terasa berada pada
posisi karakter Moliere dalam Le Bourgois Gentilhomme, yang menemukan
bahwa Moliere telah mengucapkan prosa sepanjang hidupnya tanpa
mengetahuinya. Dalam kasus sendiri, saya telah menjadi seorang konstruktivis
sejak awal 1960 (Skemp, 1962), walaupun belum menemukan istilah kontruktivis
sampai pertengahan tahun 1970.
9
Model mental adalah nama lain dari peta kognitif. Peta kognitif sama
dengan struktur konseptual atau skema-skema hanya sedikit lebih. Peta kognitif
adalah sebuah atlas kognitif, dari jenis yang agak khusus.