Anda di halaman 1dari 15

JMAP

JURNAL MATEMATIKA , APLIKASI DAN PEMBELAJARANNYA


VOLUME 9 NOMOR 2 SEPTEMBER 2010

ISSN : 1412-8632

Pelabelan Total Edge-Magic Pada Graf Cycle, Herislanto, Sudarwanto, Ria


Arafiyah
Penerapan Fungsi Kernel pada Persamaan Diferensial Bessel dan Aplikasinya
Pada Masalah Vibrasi Membran, Dwi Indah Mulyaningrum, Tri Murdiyanto,
Lukita Ambarwati
Efek Rotasi Varimax pada Pendugaan Bobot Faktor, Yulia Amiati, Fariani
Hermin, Vera Maya Santi
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Trigonometri dengan Menggunakan
Metode Improve di SMAN 50 Jakarta, Librani Livia P, Sri Utami, Wardani
Rahayu
Representasi Kurva Parametrik Jenis Bzeir Menggunakan Algoritma de
Casteljau, Masyithah, Ratna Widyati, Med Irzal
Evaluasi Metode Pemilihan Ciri Joint Pair pada Data Penginderaan Jauh,
Mulyono
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Lesson Study
Berbasis MGMP di SMA Negeri Jakarta Timur Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw II, Pinta Deniyanti Sampoerno
Analisis Regresi Robust Menggunakan Metode Penduga-M, Ponco Ridwan,
Widyanti Rahayu, Bambang Irawan
Upaya Meningkatkan Efektifitas Belajar Matematika Siswa dengan
Menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Pemberian Kartu Skor
Partisipasi Siswa di Kelas VI SDN Tengah 10 Pagi Jakarta Siswa, Sasanti Tri
Utami, Swida Purwanto, Ellis Salsabila
Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Komputer, Sudarwanto
Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika Siswa pada Materi Trigonometri
Rumus-rumus Segitiga di Kelas X SMA Negeri 50 Jakarta, Wiyartimi, Wardani
Rahayu, Ratnaningsih
Diterbitkan Oleh : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Jakarta
Alamat Redaksi : Jl. Pemuda 10 Rawamangun Jakarta Timur 13220
Telp. 021 4894909, Telp/Fax. 021 4894909
e-mail : jmap_unj@yahoo.com
http://www.unj.ac.id

JMAP
JURNAL MATEMATIKA, APLIKASI DAN PEMBELAJARANNYA
ISSN : 1412-8632
Pelindung:
Dekan FMIPA Universitas Negeri Jakarta
Penanggung Jawab:
Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNJ
Ketua Penyunting:
Dr. Suyono, M.Si
Wakil Ketua Penyunting:
Bambang Irawan, M.Si
Sekretaris Penyunting:
Vera Maya Santi, M.Si
Bendahara:
Ratna Widyati, M. Kom
Penyunting Ahli:
Prof. Dr. R Santosa Murwani
Prof. Dr. A Simanungkalit, MEd
Prof. Dr. Gerardus Polla, M.Appl.Sc
Ir. Fariani Hermin , MT
Dr. Wardani Rahayu, M.Si

Sirkulator:
Sulastri
Alamat Redaksi:
Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun Jakarta 13220
Telp: 021-4891689, Fax:021-4894909

ISSN : 1412-8632
DAFTAR ISI
i

Daftar Isi

ii

Kata Pengantar
Herislanto,

Penerapan Fungsi Kernel pada Persamaan Diferensial Bessel dan


Aplikasinya Pada Masalah Vibrasi Membran, Dwi Indah
Mulyaningrum, Tri Murdiyanto, Lukita Ambarwati

Efek Rotasi Varimax pada Pendugaan Bobot Faktor, Yulia Amiati,


Fariani Hermin, Vera Maya Santi

16

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Trigonometri dengan


Menggunakan Metode Improve di SMAN 50 Jakarta, Librani Livia P,
Sri Utami, Wardani Rahayu

27

Representasi Kurva Parametrik Jenis Bzeir Menggunakan Algoritma


de Casteljau, Masyithah, Ratna Widyati, Med Irzal

37

Evaluasi Metode Pemilihan Ciri Joint Pair pada Data Penginderaan


Jauh, Mulyono

45

Pelabelan Total Edge-Magic Pada Graf Cycle,


Sudarwanto, Ria Arafiyah

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Lesson


Study Berbasis MGMP di SMA Negeri Jakarta Timur Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw II, Pinta Deniyanti
Sampoerno

53

Analisis Regresi Robust Menggunakan Metode Penduga-M, Ponco


Ridwan, Widyanti Rahayu, Bambang Irawan

62

Upaya Meningkatkan Efektifitas Belajar Matematika Siswa dengan


Menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Pemberian
Kartu Skor Partisipasi Siswa di Kelas VI SDN Tengah 10 Pagi
Jakarta Siswa, Sasanti Tri Utami, Swida Purwanto, Ellis Salsabila

72

Pembelajaran
Sudarwanto

Komputer,

82

Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika Siswa pada Materi


Trigonometri Rumus-rumus Segitiga di Kelas X SMA Negeri 50
Jakarta, Wiyartimi, Wardani Rahayu, Ratnaningsih

89

Matematika

dengan

Menggunakan

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas perkenan_Nya, telah
dapat diterbitkan Jurnal Matematika, Aplikasi dan Pembelajarannya
(JMAP) volume 7 no. 1. April 2008. Jurnal ini diterbitkan oleh Jurusan
Matematika FMIPA Universitas Negeri Jakarta, yang bertujuan untuk
memberikan wadah bagi pertukaran pengetahuan dan hasil penelitian
akan dapat mempercepat aliran pengetahuan di bidang Matematika
dan pembelajaran matematika khususnya di Indonesia.
Pada penerbitan kali ini dimuat 11 tulisan yang berupa hasil
penelitian
maupun kajian teori dalam bidang matematika yang
meliputi 5 tulisan masalah pendidikan matematika, 1 tulisan masalah
komputasi, 2 tulisan masalah statistika, dan 3 tulisan masalah
matematika. Pemakalah
dalam jurnal ini adalah dari Jurusan
Matematika FMIPA Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jurusan Fisika
FMIPA UNJ, Jurusan Matematika FKIP Universitas Terbuka, dan
Departemen Statistika Institut Pertanian Bogor.
Kami sangat berterimakasih kepada para pemakalah atas
kontribusinya. Segala saran dan kritik yang membangun sangat kita
harapkan, terutama untuk membantu memperbaiki kinerja penerbitan
Jurnal ini. Kami berharap bahwa penerbitan Jurnal JMAP ini dapat
memberi manfaat bagi yang membacanya.
Ketua Penyunting

ii

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA


MATERI TRIGONOMETRI RUMUS-RUMUS SEGITIGA
DI KELAS X SMA NEGERI 50 JAKARTA
Wiyartimi, Wardani Rahayu, Ratnaningsih
Jurusan Matematika FMIPA UNJ
ABSTRAK
Trigonometri rumus-rumus segitiga adalah salah satu materi pokok yang dipelajari
di sekolah. Berdasarkan observasi pada umumnya siswa masih mengalami kesulitan pada
materi trigonometri rumus-rumus segitiga. Sehubungan dengan permasalahan tersebut,
maka diadakan penelitian mengenai diagnosis kesulitan belajar matematika siswa pada
materi trigonometri rumus-rumus segitiga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kesalahan, letak kesulitan dan faktor penyebab kesulitan belajar siswa SMA pada materi
trigonometri rumus-rumus segitiga. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Untuk memeriksa
keabsahan data dilakukan triangulasi metode. Berdasarkan analisis data yang telah
dilakukan kesalahan dominan yang dilakukan siswa adalah kesalahan konsep. Letak
kesulitan belajar siswa adalah pada penggunaan trigonometri rumus-rumus segitiga,
sedangkan faktor penyebab kesulitan siswa SMAN 50 Jakarta pada materi trigonometri
rumus-rumus segitiga dalam trigonometri adalah karena siswa tidak menguasai materi
prasyarat dengan benar, siswa tidak memahami soal dengan benar dan tidak memahami
trigonometri rumus-rumus segitiga secara utuh.
Kata Kunci: kesulitan belajar matematika, tes diagnostik, materi trigonometri.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang berlangsung di sekolah, terlihat jelas pada proses
pembelajaran. Proses pembelajaran tidaklah selalu berjalan lancar, tapi ada kalanya
mengalami hambatan-hambatan atau kesulitankesulitan. Kenyataan tersebut
menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa. Hal ini dapat terlihat dari
hasil ujian nasional mata pelajaran matematika yang jauh dibawah standar. Bahkan
pada tahun ajaran 2005/2006, kebanyakan siswa tidak lulus karena nilai ujian
nasionalnya untuk matematika dibawah 4,5. Kepala Dinas Pendidikan Menengah
dan Tinggi (Dikmenti) DKI Jakarta, Margani Mustaf menjelaskan, dari 62.179
siswa SMA yang mengikuti ujian, di antaranya 58.504 atau 94,09 persen
dinyatakan lulus. Sedangkan 3.675 siswa atau 5,91 persen tidak lulus ujian. Mata
pelajaran yang paling banyak menyebabkan siswa tidak lulus adalah Matematika.
Hal tersebut merupakan masalah pembelajaran yang perlu segera dicarikan jalan
keluarnya.
Trigonometri merupakan salah satu materi dalam pelajaran matematika yang
penting untuk dipelajari, karena mempunyai penerapan yang luas. Berdasarkan
observasi yang dilakukan terhadap siswa disertai dengan pendapat guru matematika
di SMAN 50 Jakarta umumnya masih banyak siswa mengalami kesulitan dalam
mempelajari matematika, khususnya pada materi trigonometri rumus-rumus
segitiga. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang
diagnosis kesulitan belajar matematika siswa pada materi trigonometri rumusrumus segitiga.

JMAP

Vol.9 No.2 2010

89

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
fokus dalam penelitian ini adalah:
1. Kesalahan apa saja yang dilakukan siswa kelas X SMAN 50 Jakarta dalam
menyelesaikan soal yang berkaitan dengan trigonometri rumus-rumus segitiga?
2. Kesulitan apa saja yang dialami siswa kelas X SMAN 50 Jakarta dalam
menyelesaikan soal-sola yang berkaitan dengan trigonometri rumus-rumus
segitiga?
3. Faktor apa yang menyebabkan siswa kelas X SMAN 50 Jakarta mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan trigonometri
rumus-rumus segitiga.
C. Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan penelitian ini adalah mengetahuio kesalahan , letak
kesulitan dan faktor penyebab kesulitan belajar matematika siswa di kelas X SMA
Negeri 50 Jakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa, dapat mengetahui kesalahan dan memperbaiki kesalahannya dalam
mengerjakan soal yang berkaitan dengan trigonometri rumus-rumus segitiga.
2. Bagi guru matematika, sebagai informasi tentang kesulitan belajar yang
dialami siswa pada materi trigonometri rumus-rumus segitiga dan faktor
penyebabnya.
3. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dalam mendiagnosis kesulitan belajar
matematika yang dialami siswa.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar Matematika
Menurut Herman Hudojo matematika berkenaan dengan ide-ide strukturstruktur dan hubungannya yang diatur menurut urutan yang logis. Jadi matematika
berkenaan dengan konsep-konsep abstrak.1 Salah satu karakteristik dalam
matematika adalah objek kajiannya yang abstrak. Menurut Gagne, dalam belajar
matematika ada dua objek yang dapat diperoleh siswa yaitu objek langsung dan
objek tidak langsung.2 Objek tak langsung antara lain kemampuan menyelidiki dan
memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap positif terhadap matematika dan
lain sebagainya. Sedangkan objek langsung meliputi empat kategori yaitu: fakta,
konsep, operasi dan prinsip.3 Fakta dalam matematika adalah kesepakatan yang
diungkap dengan simbol tertentu. Simbol bilangan 2 adalah simbol untuk kata
dua yang merupakan fakta. Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek. Contoh-contoh konsep
misalnya himpunan, segitiga dan kubus. Operasi adalah Pengerjaan hitung,
1

Herman Hudojo, Pengembangan Krikulum dan Pembelajaran Matematika,


(Malang: Jurusan Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Malang, 2003) h 123
2
Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,
(Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika, 2003). Universitas Pendidikan
Indonesia, h 33
3
R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Konstanti Keadaan
Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. (Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi
Depdiknas, 2000), h.11

90

Wiyartimi (2010)

pengerjaan aljabar dan pengerjaan matematika lainnya. Contoh operasi misalnya


pembagian pecahan, perkalian pecahan dan membagi dua sudut sama besar. Prinsip
adalah hubungan antara berbagai objek dasar matematika. Prinsip terdiri atas
beberapa fakta atau beberapa konsep yang dihubungkan oleh suatu relasi ataupun
operasi.
Belajar menurut Herman Hudojo merupakan suatu proses mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman, sehingga mampu mengubah tingkah laku seseorang
dan tingkah laku orang tersebut tetap tidak akan berubah lagi dengan modifikasi
yang sama.4 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
matematika adalah belajar mengenai ide-ide abstrak atau konsep-konsep, strukturstruktur dan hubungan-hubungannya yang diatur secara logik dan terorganisasi
secara sistematis.
B. Hakikat Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana anak didik
tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun
gangguan dalam belajar.5 Salah satu gejala siswa yang mengalami kesulitan belajar
adalah prestasi yang rendah (di bawah rata-rata) yang dicapai oleh kelompok kelas
yang disebabkan banyaknya kesalahan yang dilakukan siswa tersebut dalam
menyelesaikan soal-soal matematika. Ada beberapa jenis kesalahan yang dilakukan
siswa, yaitu:
a. Kesalahan konsep, yaitu kesalahan siswa dalam menafsirkan dan
menggunakan konsep matematika.
b. Kesalahan prinsip, yaitu kesalahan siswa dalam menafsirkan dan menggunakan
rumus-rumus matematika.
c. Kesalahan operasi, yaitu kesalahan siswa dalam menggunakan operasi dalam
matematika
d. Kesalahan karena kecerobohan, yaitu kesalahan siswa karena siswa salah
dalam perhitungan.
C. Hakikat Diagnosis Kesulitan Belajar
Definisi diagnosis kesulitan belajar menurut Muhibbin Syah adalah
identifikasi (upaya mengenali gejala dengan cermat) terhadap fenomena yang
menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang melanda siswa tersebut.6
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan diagnosis kesulitan belajar adalah suatu
upaya untuk mengetahui kesulitan belajar siswa berdasarkan kesalahan yang
dilakukan, sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan tentang faktor
penyebab kesulitan tersebut.
Secara umum, menurut C. Ross dan Julian Stanley untuk mengetahui kasus
kesulitan belajar dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a. Diagnose, berupa: identifikasi kasus, lokalisasi jenis dan sifat kesulitan serta
menetapkan faktor penyebab kesulitan.
b. Prognose, yaitu mengadakan estimasi tentang kesulitan.

Herman Hudojo, Op Cit, h. 123


Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: P.T. Rieneka Cipta, 2002), h.
201
6
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: P.T.Raja Grafindo Persada, 2003),
h.184
5

JMAP

Vol.9 No.2 2010

91

c.

Therapi, yaitu menemukan berbagai kemungkinan dalam rangka penyembuhan


kesulitan.7
Ketiga langkah tersebut dapat dirinci menjadi langkah-langkah yang lebih
operasional, yaitu:
a. Identifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar.
b. Lokalisasi jenis dan sifat kesulitan belajar siswa.
c. Lokalisasi jenis dan sifat faktor penyebab kesulitan belajar siswa.
d. Perkirakan kemungkinan bantuan/pengajaran/bimbingan.
e. Menetapkan kemungkinan cara mengatasi kesulitan belajar.8
D. Tes Diagnostik
Tes diagnostik adalah tes untuk menemukan kesalahan maupun kekeliruan
yang dialami siswa baik pada konsep maupun prosesnya dalam mempelajari topik
tertentu. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan tes
diagnostik, yaitu:
a. Setiap butir soal harus dapat dianalisis.
b. Setiap butir pengecoh dalam setiap soal harus berfungsi diagnostic
c. Penekanan tes diagnostik adalah pada proses belajar bukan pada hasil belajar.9

E. Materi Trigonometri Rumus-rumus Segitiga


Pada awal perkembangannya, trigonometri disebut ilmu ukur segitiga, atau
ilmu ukur sudut, atau goniometri. Secara bahasa, Donovan dan Gimsted
menyatakan pengertian trigonometri sebagai berikut:
The word trigonometry is derived from the greek word trigonon meaning
triangle, and metria meaning measurement.
Indeed trigonometry was
originallay the measurement of triangle.10 Terjemahannya kata trigonometri berasal
dari Yunani, yaitu dari kata trigonon yang berarti segitiga, dan dari kata metria
yang berarti ukuran. Jadi secara bahasa trigonometri berarti ilmu ukur segitiga.
Berikut ini disajikan materi rumus-rumus segitiga dalam trigonometri yang
diajarkan di kelas X SMA :
a. Aturan Sinus

C
b
A

a
c

Gambar 1
Aturan sinus pada segitiga sebarang dapat dinyatakan sebagai berikut:

Ischaks W.Warji R, Program Remedial dalam Proses Belajar Mengajar,


(Yogyakarta: Liberty, 1982), h.2
8
ibid, h 70
9
Wahyu Setiawan, Diagnosis Kesulitan Belajar pada Topik Geometri di Kelas V
SD, dalam Tesis Magister yang tidak diterbitkan,(Malang: PPS IKIP Malang, 1996)
h. 25
10
Donovan G. Mested, Trigonometry, (Boston: Prindle Weber and Schmidt, 1980),
h.1

92

Wiyartimi (2010)

Berdasarkan gambar 1 dalam tiap-tiap segitiga ABC, perbandingan panjang


sisi dengan sinus sudut yang berhadapan dengan sisi itu mempunyai nilai yang
sama. Ditulis:

a
b
c
=
=
sin A sin B sin C
b.

Aturan Kosinus
Aturan kosinus pada segitiga sebarang dapat dinyatakan sebagai berikut:
Berdasarkan gambar 1 dalam tiap-tiap segitiga ABC sebarang berlaku:

a 2 = b 2 + c 2 - 2bc cos A
b 2 = a 2 + c 2 - 2ac cos B
c 2 = a 2 + b 2 - 2ab cos C
c.

Luas Segitiga
Berdasarkan gambar 1, dalam sebarang segitiga ABC berlaku rumus luas(L)

L D ABC =

1
2

ab sin C =

1
2

bc sin A = 12 ac sin B

Untuk mempermudah siswa dalam mempelajari dan memahami materi


trigonometri kelas X SMA, hendaknya siswa telah mengetahui dan menguasai
materi-materi prasyarat yang telah dipelajari sebelumnya. Materi-materi
prasyarat itu diantaranya perbandingan trigonometri sudut berelasi, fungsi
trigonometri, persamaan trigonometri.
F. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu Wahyu Setiawan dalam
penelitiannya yang berjudul Diagnosis Kesulitan Belajar pada Topik Geometri di
Kelas V SD, dengan kesimpulan:
1. Rendahnya hasil belajar siswa SD pada materi geometri disebabkan siswa
kurang menguasai konsep dan prinsip geometri, serta operasi hitung pada
bilangan real.
2. Kegiatan memperbaiki hasil belajar siswa oleh guru tidak melibatkan informasi
tentang letak kesulitan siswa dalam belajar, sehingga kegiatan tersebut belum
memenuhi persyaratan untuk sebuah kegiatan remedial.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Khusus Penelitian
Tujuan khusus penelitian ini adalah mengetahui kesalahan, letak kesulitan
dan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar matematika siswa pada materi rumusrumus segitiga dalam trigonometri di kelas X SMA Negeri 50 Jakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 50 Jakarta Timur pada semester II
tahun pelajaran 2006/2007.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
studi kasus.

JMAP

Vol.9 No.2 2010

93

D. Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas X-2 SMAN 50 Jakarta. Siswa
yang menjadi subjek penelitian adalah 6 siswa yang dipilih untuk diwawancarai
sebagai upaya menemukan dan mencari faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan rumus-rumus
trigonometri.
Subjek penelitian ini ditentukan dengan cara purposive sampling, yaitu
penentuan sampel berdasarkan kelompok siswa serta pertimbangan yang diberikan
guru matematika kelas X SMAN 50 Jakarta. Siswa yang menjadi subjek penelitian
adalah siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berkaitan
dengan rumus-rumus segitiga dalam trigonometri, terutama soal yang dijadikan
sebagai materi wawancara.
E. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah hasil tes diagnostik materi rumusrumus segitiga dalam trigonometri dan hasil wawancara. Sumber data dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X-2 SMAN 50 Jakarta.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah tes diagnostik materi rumus-rumus
segitiga dalam trigonometri dan pedoman wawancara.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes
Instrumen tes dalam penelitian ini berupa tes diagnostik. Dengan dilakukannya
tes ini akan diketahui kemampuan dan kesalahan siswa kelas X-2 SMAN 50
Jakarta dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan trigonometri
rumus-rumus segitiga.
2. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini difokuskan pada hal-hal yang berhubungan
dengan kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan
dengan trigonometri rumus-rumus segitiga. Wawancara dilakukan terhadap 6
siswa yang dipilih sebagai subjek penelitian.
H. Validasi Data
Validasi data dilakukan untuk menguji keabsahan data. Dalam penelitian ini
dilakukan teknik pemeriksaan keabsahan data pada derajat kepercayaan dengan
teknik triangulasi metode.
I. Analisis Data
Analisis data dilakukan dua tahap, yaitu analisis tahap lapangan dan analisis
setelah data terkumpul.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data dan Pemeriksaan Keabsahan
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes diagnostik siswa kelas X
SMAN 50 Jakarta dan hasil wawancara terhadap subjek penelitian.
1. Tes Diagostik
Tes diagnostik diberikan kepada siswa kelas X-2 SMAN 50 Jakarta. Siswa
yang mengikuti tes berjumlah 36 orang dari 38 siswa yang terdaftar.

94

Wiyartimi (2010)

2.

Pemberian tes dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami


materi rumus-rumus segitiga dalam trigonometri serta untuk mengetahui
kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tersebut.
Hasil Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap 6 orang siswa yang dipilih
menjadi subjek penelitian. Wawancara dilakukan untuk mengetahui letal
kesulitan dan faktor penyebab kesulitan relajar siswa pada materi trigonometri
humus-rumus segitiga.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Kesalahan yang dilakukan siswa
Kesalahan siswa dalam menjawab soal-soal rumus-rumus segitiga dalam
trigonometri dapat dilihat pada jawaban siswa pada tes diagnostik yang
dilakukan pada hari kamis 10 Mei 2007 di SMAN 50 Jakarta.
Secara umum, kesalahan yang dilakukan siswa dalam meyelesaikan soal
rumus-rumus segitiga dalam trigonometri adalah sebagai berikut:
a. Untuk soal aturan sinus, indikator no. 1 (butir soal 1 s.d. 4), 39 % siswa
melakukan kesalahan prinsip, karena salah dalam penggunaan aturan
sinus. 31 % siswa melakukan kesalahan operasi untuk merasionalkan
penyebut. 25 % siswa melakukan kesalahan konsep karena salah dalam
konsep sinus dan konsep segitiga.
b. Untuk soal aturan kosinus, indikator no. 2 (butir soal 5 s.d. 8), 46 % siswa
melakukan kesalahan konsep, karena salah dalam konsep kosinus dan
konsep segitiga siku-siku. 39 % siswa melakukan kesalahan prinsip karena
salah memilih aturan kosinus untuk menyelesaikan soal. 5 % siswa
melakukan kesalahan kecerobohan dalam perhitungan perkalian pecahan.
c. Untuk soal luas segitiga, indikator no. 3 (butir soal 9 s.d. 14), 39 % siswa
melakukan kesalahan konsep, karena salah dalam konsep segitiga dan
konsep sinus. 20 % siswa melakukan kesalahan prinsip karena salah
memilih rumus luas untuk menyelesaikan soal. 28 % siswa melakukan
kesalahan operasi dalam merasionalkan penyebut dan operasi perkalian
variabel.
d. Untuk soal merancang model matematika yang berkaitan dengan aturan
sinus dan aturan kosinus., indikator no. 4 (butir soal 15 s.d. 16), 69 %
siswa melakukan kesalahan prinsip, karena salah dalam menggunakan
aturan sinus atau kosinus. 8 % siswa melakukan kesalahan operasi, karena
salah dalam menyelesaikan perbandingan. Indikator no. 5 (butir soal 17
s.d. 18), 47 % siswa melakukan kesalahan operasi bentuk akar. 26 % siswa
melakukan kesalahan konsep.
2. Letak Kesulitan Belajar Siswa
Materi wawancara dalam penelitian ini terdiri dari 4 indikator dan 4 soal.
Berdasarkan hasil wawancara, dapat diketahui letak kesulitan yang dialami
siswa pada materi trigonometri rumus-rumus segitiga adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan aturan sinus dalam penyelesaian soal.
Dari 6 orang siswa yang diwawancarai 2 orang siswa yaitu A1
dan A2 mengalami kesulitan dalam menentukan rumus yang harus
digunakan untuk menyelesaikan soal. Sebanyak 1 orang siswa yaitu T1
mengalami kesulitan menyelesaikan operasi dalam bentuk akar. Sebanyak
3 orang siswa yaitu T2, B1 dan B2 mengalami kesulitan dalam
penggunaan aturan sinus.

JMAP

Vol.9 No.2 2010

95

b.

3.

96

Menggunakan aturan kosinus dalam penyelesaian soal


Dari 6 orang siswa yang diwawancarai 3 orang siswa yaitu A1,
T2 dan B1 mengalami kesulitan dalam menentukan nilai kosinus di
kuadran II. Sebanyak 2 orang siswa yaitu T1 dan B2 mengalami kesulitan
penggunaan aturan kosinus. Sebanyak 1 orang siswa yaitu A2 tidak
mengalami kesulitan dalam penggunaan aturan kosinus.
c. Menentukan luas segitiga jika komponennya diketahui.
Dari 6 orang siswa, seluruhnya (A1, A2, T1, T2, B1, dan B2)
mengalami kesulitan yang sama yaitu sulit untuk menentukan runus luas
yang harus digunakan untuk menyelesaikan soal jika diketahui besar 2
sudut dan panjang 1 sisi dalam segitiga.
d. Menentukan penyelesaian dari model matematika yang berkaitan dengan
aturan sinus.
Dari 6 orang siswa sebanyak 4 orang siswa yaitu A1, A2, T2 dan
B2 mengalami kesulitan dalam merumuskan soal ke dalam model
matematika. Siswa kesulitan dengan bentuk segitiga yang diketahui soal.
Sebanyak 2 orang siswa yaitu T1 dan B1 mengalami kesulitan dalam
merumuskan soal ke dalam model matematika dan siswa kesulitan dalam
menggunakan aturan sinus yaitu dalam menentukan nilai sinus sudut yang
digunakan.
Penyebab Kesulitan Belajar Siswa
Berdasarkan hasil wawancara tentang penyebab kesulitan siswa dalam
menyelesaikan soal trigonometri rumus-rumus segitiga, dapat diketahui
sebagai berikut:
a. Menggunakan aturan sinus dalam penyelesaian soal.
Dari 6 orang siswa yang diwawancarai, 6 orang siswa yaitu A1,
A2, T1, T2, B1 dan B2 penyebab kesulitannya adalah tidak memahami
operasi merasionalkan penyebut. Selain itu, 3 orang siswa yaitu T2, B1
dan B2 penyebab kesulitannya adalah tidak memahami aturan sinus.
Sedangkan 1 orang siswa yaitu B1 penyebab kesulitannya adalah tidak
dapat menyelesaikan operasi pembagian dengan pecahan.
b. Menggunakan aturan kosinus dalam penyelesaian soal.
Dari 6 orang yang diwawancarai 4 orang siswa yaitu A1, T2, B1
dan B2 penyebab kesulitannya adalah siswa tidak memahami tanda-tanda
perbandingan trigonometri sudut-sudut di semua kuadran. Sedangkan 1
orang siswa yaitu T1 penyebab kesulitannya adalah tidak mengetahui
aturan kosinus.
c. Menentukan luas segitiga jika komponennya diketahui.
Dari 6 orang yang diwawancarai, 3 orang siswa yaitu T1, B1 dan
B2 penyebab kesulitannya adalah siswa hanya mengetahui rumus luas
segitiga yang menggunakan alas dan tinggi segitiga dan siswa tidak
memahami konsep tinggi segitiga. Sedangkan 3 orang siswa yaitu A1 A2
dan T2 tidak mengalami kesulitan dalam menentukan luas segitiga.
d. Menentukan penyelesaian dari model matematika yang berkaitan dengan
aturan sinus.
Dari 6 orang yang diwawancarai 4 orang siswa yaitu T1, T2, B1
dan B2 penyebab kesulitannya adalah siswa tidak memahami aturan sinus
dengan benar. Sedangkan 2 orang siswa yaitu A1 dan A2 penyebab
kesulitannya adalah tidak memahami proses merasionalkan penyebut
dalam proses menentukan penyelesaian dari model matematikanya.

Wiyartimi (2010)

C. Temuan Selama Penelitian


Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang telah ditemukan, yaitu:
1. Kurangnya waktu siswa untuk belajar atau mengulang kembali pelajaran yang
telah diterima di sekolah.
2. Informasi yang diberikan siswa tidak seragam mengenai sudah atau belum
soal-soal pada tes diagnostik diberikan di sekolah, sedangkan sebagian besar
soal-soal yang peneliti berikan adalah materi pelajaran matematika di kelas X
semester kedua.
Ada beberapa kelemahan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Lamanya selang waktu antara tes diagnostik dengan wawancara, sehingga
siswa kurang siap dalam mengerjakan kembali soal rumus-rumus segitiga
dalam trigonometri pada saat wawancara.
2. Beberapa wawancara dilaksanakan ketika siswa mengadakan Class Meeting,
sehingga sekolah dalam kondisi ramai, akibatnya konsentrasi siswa pada saat
wawancara terganggu.
V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa SMAN 50 Jakarta Timur dalam
menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan trigonometri rumus-rumus
segitiga adalah sebagai berikut:
a. Aturan sinus
Kesalahan yang dilakukan siswa adalah 39% siswa melakukan kesalahan
prinsip aturan sinus, 31% siswa melakukan kesalahan operasi dalam
merasionalkan penyebut, dan 25% siswa melakukan kesalahan konsep
sinus dan segitiga.
b. Aturan kosinus
Kesalahan yang dilakukan siswa adalah 46 % siswa melakukan kesalahan
konsep kosinus dan segitiga, 39 % siswa melakukan kesalahan prinsip
aturan kosinus dan 5 % siswa melakukan kesalahan kecerobohan.
c. Luas segitiga
Kesalahan yang dilakukan siswa adalah 39 % siswa melakukan kesalahan
konsep segitiga, 28 % siswa melakukan kesalahan operasi merasionalkan
penyebut, dan 20 % siswa melakukan kesalahan prinsip luas segitiga.
d. Merancang model matematika yang berkaitan dengan aturan sinus dan
aturan kosinus.
Kesalahan yang dilakukan siswa adalah 47 % siswa melakukan kesalahan
operasi merasionalkan penyebut dan 26 % siswa melakukan kesalahan
konsep segitiga.
2. Letak kesulitan yang dialami siswa SMAN 50 Jakarta dalam menyelesaikan
soal-soal trigonometri rumus-rumus segitiga adalah:
a. Menggunakan aturan sinus dalam penyelesaian soal.
Siswa mengalami kesulitan dalam penggunaan aturan sinus yaitu siswa
sulit menentukan nilai sinus sudut yang harus digunakan untuk
menyelesaikan soal dan siswa mengalami kesulitan menyelesaikan operasi
dalam bentuk akar.
b. Menggunakan aturan kosinus dalam penyelesaian soal
Siswa mengalami kesulitan dalam menentukan nilai kosinus di kuadran II.
Selain itu, siswa juga mengalami kesulitan penggunaan aturan kosinus

JMAP

Vol.9 No.2 2010

97

3.

yaitu dalam menentukan rumus atruran kosinus yang harus digunakan


untuk menyelesaikan soal.
c. Menentukan luas segitiga jika komponennya diketahui.
Siswa mengalami kesulitan untuk menentukan rumus luas yang harus
digunakan untuk menyelesaikan soal jika diketahui besar 2 sudut dan
panjang 1 sisi dalam segitiga. Siswa terbiasa dengan soal yang diketahui
alas dan tinggi segitiganya.
d. Menentukan penyelesaian dari model matematika yang berkaitan dengan
aturan sinus.
Siswa mengalami kesulitan dalam merumuskan soal ke dalam model
matematika. Siswa kesulitan dengan bentuk segitiga yang diketahui soal
sehingga siswa sulit untuk menentukan sudut yang harus digunakan untuk
menyelesaikan soal.
Penyebab kesulitan siswa SMAN 50 Jakarta Timur dalam menyelesaikan soalsoal trigonometri rumus-rumus segitiga adalah sebagai berikut:
a. Aturan sinus
Siswa tidak memahami aturan sinus yaitu dalam menentukan nilai sinus
sudut yang harus digunakan dan siswa tidak memahami operasi
merasionalkan penyebut
b. Aturan Kosinus
Siswa tidak memahami tanda-tanda perbandingan trigonometri sudutsudut di semua kuadran dan siswa tidak mengetahui aturan kosinus.
c. Luas Segitiga
Siswa hanya mengetahui rumus luas segitiga yang menggunakan alas dan
tinggi segitiga dan siswa tidak memahami konsep tinggi segitiga.
d. Merancang model matematika yang berkaitan dengan aturan sinus dan
aturan kosinus.
Siswa tidak memahami aturan sinus dengan benar, tetapi siswa hanya
mengetahui besar 2 sudut dan panjang 1 sisi segitiga tanpa memperhatikan
letak sudut tersebut. Akibatnya model matematika yang digunakan tidak
sesuai dengan soal. Siswa juga tidak memahami proses merasionalkan
penyebut dalam proses menentukan penyelesaian dari model
matematikanya.

B. Implikasi
Penelitian ini memberikan implikasi bahwa diagnosis kesulitan belajar perlu
dilakukan guru untuk mengetahui kesalahan dan penyebab kesulitan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan trigonometri rumus-rumus segitiga.
Dalam proses belajar pada materi rumus-rumus segitiga dalam trigonometri yang
perlu diperhatikan adalah penjelasan dalam penggunaan aturan sinus, aturan
kosinus dan luas segitiga. Selain itu juga perlu diperhatikan mengenai konsep
segitiga, sinus dan kosinus.
C. Saran
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari matematika,
khususnya pada materi trigonometri rumus-rumus segitiga, maka dapat disarankan:
1. Untuk memasuki materi baru guru hendaknya memperhatikan kemampuan
siswa dalam menguasai materi prasyarat secara utuh dan tuntas.
2. Siswa hendaknya terbiasa untuk berlatih mengerjakan soal-soal matematika,
khususnya soal-soal trigonometri rumus-rumus segitiga. Selain itu, siswa

98

Wiyartimi (2010)

3.

hendaknya membiasakan diri untuk mengulang pelajaran di rumah secara


mandiri.
Pemecahan masalah kesulitan belajar siswa pada materi trigonometri rumusrumus segitiga belum sempurna, karena dalam penelitian ini hanya dilakukan
diagnosis kesulitan belajar. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian
lanjutan untuk menemukan berbagai kemungkinan dalam rangka penyembuhan
kesulitan. Selain itu untuk mengatasi kesulitan belajar matematika siswa maka
perlu dilakukan diagnosis kesulitan belajar pada materi matematika lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi belajar. Jakarta: P. T. Rieneka Cipta.


Hudojo, Herman. 2003. Pengembangan kurikulum dan pembelajaran matematika.
Malang: Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang.
Mested, G. Donovan. 1980. Trigonometry. Boston: Prindle Weber and Schmidt
Setiawan, Wahyu. 1996. Diagnosis Kesulitan Belajar Pada Topik Geometri di
Kelas V SD. Dalam Tesis Magister yang tidak diterbitkan. Malang: PPS Ikip
Malang.
Setiawan, Wahyu. 1996. Laporan Penelitian Diagnosis Kesulitan Belajar Pada
Topik Geometri di Kelas V SD. PPS IKIP Malang.
Soedjadi, R..2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Konstanti Keadaan
Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi
Depdiknas.
Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran MatematikaKontemporer.
Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika. Universitas Pendidikan
Indonesia.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: P. T. Raja Grafindo Persada
W., S., Ischak, R., Warji. 1982. Program Remedial dalam proses Belajar
Mengajar. Yogyakarta: Liberty.

JMAP

Vol.9 No.2 2010

99

Anda mungkin juga menyukai