Disusun Oleh :
HOTNIDAWATI SAMOSIR
NIM. 530026385
PERSETUJUAN
TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM)
2. Identitas Peneliti :
Nama : Hotnidawati Samosir
NIM : 530026385
UPBJJ : 12 / Medan
No HP/Telepon : 081361524212
E-Mail : samosirhotnidawati@gmail.com
3. Pembimbing I :
Nama : Prof. Dr.Efendi Napitupulu, M.Pd.
Institusi : UNIMED
E-Mail : napitupuluefendi@gmail.com
1
2
4. Pembimbing II :
Nama : Dr. Fatia Fatimah, M.Pd.
NIP : 19800125 200912 2002
Institusi : Universitas Terbuka
E-Mail : fatia@ecampus.ut.ac.id
Hotnidawati Samosir
NIP. 530026385
Pembimbing II Pembimbing I
ABSTRAK
2
3
HOTNIDAWATI SAMOSIR
NIM. 530026385
Program Pascasarjana
Universitas Terbuka
3
4
ABSTRACT
HOTNIDAWATI SAMOSIR
NIM. 530026385
Program Pascasarjana
Universitas Terbuka
4
5
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN TAPM.............................................................................. i
ABSTRAK................................................................................................... ii
ABSTRACT................................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ viii
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian................................................................ 8
5
6
6
1
BAB I
PENDAHULUAN
manusia Indonesia. Maka sumber daya manusia Indonesia harus mampu bersaing
oleh karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga,
1
2
matematika yaitu matematika dapat sebagai sarana berpikir yang jelas dan logis,
perkembangan budaya.
matematika akan cenderung baik dalam berpikir dan seseorang yang dilatih dalam
belajar matematika, maka akan menjadi pemikir yang baik. Dalam kaitan proses
penyelesaian yang benar bukan karena perkataan guru, akan tetapi karena logika
peserta didik. Banyak peserta didik mengalami kesulitan dalam mengerjakan dan
contoh memberi tugas rumah. Bahkan jarang sekali guru mengajak peserta didik
berlangsung masih banyak siswa yang sibuk dengan kegiatan sendiri, sibuk
2
3
bermain dengan teman sebangkunya dan tidak mendengarkan guru yang sedang
dibanding dengan nilai mata pelajaran lainnya. Hal tersebut bukan merupakan
kekurangan siswa semata tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor pengajar yaitu
guru itu sendiri sebagai pendidik. Guru memiliki peranan yang sangat penting
aktif selama proses pembelajaran terutama pada pelajaran Matematika did alam
kelas. Hal ini menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar matematika siswa.
Rendahnya hasil belajar matematika siswa dapat dikemukakan pada Tabel 1.1
sebagai berikut:
4
melalui sentuhan fisik dan emosional. Hal itu mengakibatkan siswa cenderung
melakukan kesalahan dan berperilaku buruk pada saat proses belajar mengajar.
Pola pembelajaran seperti ini pada masa sekarang sudah tidak sesuai, karena
yang semakin gampang diakses oleh siapapun tidak terkecuali siswa. Penerapan
model pembelajaran yang lebih kreatif diharapkan dapat memotivasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
Selain faktor metode yang digunakan guru, motivasi belajar siswa juga
optimal bila ada motivasi yang tepat. Pengetahuan dan pehamanan tentang
motivasi belajar pada siswa sangat bermanfaat bagi guru untuk membangkitkan,
Motivasi tentu dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa akan dapat tercapai,
karena dengan pemberian motivasi yang positif akan menambah semagat belajar
siswa.
pembelajaran yang sesuai. Trianto (2018:8) menegaskan bahwa salah satu untuk
Realistik (PMR) yang lebih diuntungkan adalah siswa yang memiliki kemampuan
sedang dan rendah. Hal ini karena langkah-langkah PMR yang didasarkan pada
kognitif dan afektif. Serta dapat menumbuhkan kegairahan dalam belajar dan
potensi-potensi kreatifnya.
matematika siswa yang berbeda, pencapaian hasil belajar siswa diprediksi akan
bahwa keberhasilan suatu program pengajaran tidak disebabkan oleh satu macam
terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Untuk membuktikan lebih jelas akan
(PMR) dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VI
B. Rumusan Masalah
pembelajaran konvensional?
2. Apakah hasil belajar matematika siswa memiliki motivasi belajar tinggi lebih
tinggi dari hasil belajar matematika siswa memiliki motivasi belajar rendah?
C. Tujuan Penelitian
mengetahui:
pembelajaran konvensional.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
meningkat.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini akan bermanfaat kepada beberapa pihak
terkait diantaranya:
a. Bagi Kepala Sekolah, sebagai bahan masukan atau input untuk dijadikan
b. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk dijadikan dasar dalam pembelajaran
d. Bagi peneliti, sebagai bahan untuk kajian lanjut dalam pengembangan ilmu
pendidikan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
tingkah laku, serta keterampilan. Semakin giat seseorang untuk belajar, semakin
besar peluangnya untuk menjadi orang yang memiliki pengetahuan luas. Orang
yang memiliki pengetahuan luas, maka semakin besar pula peluang menjadi orang
yang berhasil.
asosiatif antara stimulus dan respon tertentu. Stimulus dan respon merupakan
faktor kritis dalam belajar. Oleh karena itu diperlukan pemberian stimulus yang
sering agar hubungan lebih langgeng. Suatu respon akan lebih kuat (dan bahkan
stimulus.
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman. Sehingga
dari kalimat tersebut mengandung makna bahwa belajar adalah sebuah perubahan
yang direncanakan secara sadar melalui suatu program yang disusun untuk
proses perubahan.
10
antara stimulus dan respon. Stimulus dan respon tersebut berbentuk tingkah laku
yang bisa diamati. Berbagai perubahan mental yang mungkin terjadi dalam belajar
dan menganggapnya sebagai faktor yang tidak perlu diketahui karena faktor-
faktor tersebut tidak bisa menjelaskan apakah proses belajar telah terjadi atau
belum.
maka belajar seperti ini disebut “Rote Learning” kemudian, jika yang telah
dipelajari itu mampu disampaikan dan diekspresikan dalam bahasa sendiri, maka
Belajar adalah suatu perubahan perilaku yang relatif menetap yang dihasilkan dari
tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
kegiatan belajar adalah untuk memeroleh dan meningkatkan tingkah laku manusia
11
lainnya.
tujuan pendidikan yang dibagi menjadi tiga kawasan (Domain) yaitu: (1) domain
kemampuan menggunakan bahan yang telah dipelajari dalam situasi baru dan
penilaian, dan evauasi (evaluation) yaitu kemampuan mengkaji nilai atau harga
sesuatu, seperti pernyataan atau laporan penelitian yang didasarkan pada suatu
kriteria.
dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan
dan lain-lain. Hal ini berarti peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
Belajar juga terkait dengan hasil belajar. Hasil belajar dapat menjadi
indikator untuk mengukur keberhasilan siswa dalam proses belajar. Hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah kegiatan belajar. Dari sisi siswa,
hasil belajar merupakan puncak proses belajar yang merupakan bukti dari usaha
yang dilakukan. Hal ini berarti bahwa hasil belajar merupakan hasil yang dicapai
pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai peserta didik dengan
kriteria tertentu. Hasil belajar terbagi menjadi tiga macam, yakni keterampiran
dan kebiasaan, pengetahuan dan keterampilan, sikap dan cita-cita, yang masing-
masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum
sekolah.
dapat juga dipakai sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari
secara spesifik bahwa hasil belajar adalah suatu kinerja (performance) yang
(unjuk kerja).
dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang
disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan.
perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam
sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi
pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Ini berarti bahwa setiap proses belajar mengajar selalu
menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai ditingkat mana
prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai. Sehubungan dengan hal inilah
keberhasilan proses belajar mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf.
Hasil belajar juga dapat membuktikan hasil sebagai hasil yang diperoleh
siswa sebagai akibat dari proses belajar mengajar, dengan hasil belajar dapat
menerapkan.
disimpulkan bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk
mengubah tingkah lakunya secara keseluruhan, dan hal ini terjadi melalui respon
perubahan yang positif, perubahan kearah kemajuan atau kearah perbaikan bagi
pribadi individu tersebut, belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat,
keinginan dan tujuan siswa. Hal itu terjadi karena berhubungan dengan apa yang
matematika berarti Ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Hal ini
dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi
sedangkan ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau eksperimen disamping
penalaran.
manusia yang berhubungan dengan proses, ide, dan penalaran. Matematika bukan
hanya sekedar konsep, fakta, dan aturan beserta hubungan-hubungannya tetapi lebih
difungsikan sebagai alat untuk pemecahan masalah, alat komunikasi, model, dan pola
diajarkan kepada siswa dengan alasan digunakan dalam segala segi kehidupan, untuk
keterampilan matematika yang sesuai, menjadi sarana komunikasi yang kuat, singkat,
dan jelas, digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, mampu
kepada siswa, khususnya di sekolah tentu bertujuan pada pemahaman siswa akan
disekelilingnya dengan kritis, logis dan jujur. Hasil belajar matematika berkaitan
menurut Ahira (2015:27) bahwa hasil belajar matematika merupakan hasil yang
dapat diukur dari suatu usaha untuk tahu sejauh apa kesuksesan belajar dalam
belajar matematikanya.
pengalaman belajar atau setelah menempuh proses belajar mengajar yang terlihat
pada nilai yang diperoleh (berupa angka atau huruf) dari tes hasil belajarnya.
baru, topik baru merupakan pendalaman dan perluasan dari topik sebelumnya.
dimulai dari yang konkret, ke semi konkret, dan akhirnya kepada konsep
abstrak.
sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik usia sekolah dasar. Misalnya
namanya.
matematika.
berkembang. melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional,
kritis, cermat, jujur, efisien, dan efektif (Puskur, 2015:32). Di samping itu, siswa
hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang penekanannya pada
penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta keterampilan dalam penerapan
matematika.
besar yang meliputi tujuan yang bersifat formal yang memberi tekanan pada
penataan nalar anak serta pembentukan pribadi anak, dan tujuan yang bersifat
19
yang diperoleh.
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
menjelaskan bahwa ruang lingkup materi atau bahan kajian matematika SD ada
2) Unit Pengantar Aljabar. Unit pengantar aljabar adalah perluasan terbatas dari
kelas- kelas yang lebih tinggi baru diperkenalkan pengukuran dengan satuan
baku.
5) Unit Kajian Data. Yang dimaksud dengan kajian data adalah pembahasan
materi statistik secara sederhana di MI. Unit kajian data ini hanya diberikan di
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dan mahir
dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan dari suatu materi yang
Secara rinci standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran
Tabel 2.1.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika Kelas VI SD
2. Teori-Teori Pembelajaran
kegiatan atau prosedur latihan. Beberapa ahli mengemukakan terkait dengan teori-
lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan pada konsep-konsep dan struktur-
struktur dalam pokok bahasan yang diajarkan, di samping hubungan yang terkait
struktur yang tercakup dalam bahan yang sedang dibicarakan, anak akan
stimulus
kognitif
23
Dalil ini menyatakan bahwa jika anak ingin mempunyai kemampuan dalam
hal menguasai konsep, teorema, definisi dan semacamnya, anak harus dilatih
b) Dalil notasi
Dalil ini menyatakan bahwa dalam matematika antara satu konsep dengan
konsep lainnya terdapat hubungan yang erat, bukan saja dari segi isi, namun
Anak dapat
Anak tidak
Mengerjakan dengan mengerjakan
dapat
bantuan tanpa bantuan
mengerjakan
menekankan pada tugas yang belum dapat dikerjakan seorang anak sendirian
ternyata dapat dikerjakan dengan bantuan teman yang lebih kompeten atau orang
dewasa. Artinya tugas yang belum dipelajari anak tetapi sanggup dipelajari
dengan berbantuan orang yang lebih kompeten pada waktu tertentu. Hasilnya
jika anak akan bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun
tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan mereka disebut dengan zone of
pijakan, tanggung jawab siswa dalam belajar, dan memberikan tanya jawab
peristiwa pembelaran.
akan membentuk pengetahuan skema (struktur mental dan kognitif) dengan proses
seorang individu bukan hanya imitasi apa yang ada di lingkungan, tetapi
penyempurnaan skema.
generative, yaitu tindakan mencipta suatu makna dari apa yang dipelajari.
Kontruktivisme sebenamya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui
dalam kehidupan kita selama ini bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang
dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan
27
b) Belajar Lewat Interaksi Sosial. Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang
berarti apabila didasarkan pada pengalaman nyata dari pada bahasa yang
e) Teori Gestalt
intelektual siswa
memberikan konsep yang harus diterima begitu saja, melainkan harus lebih
daripada hasil akhir. Untuk hal ini guru bertindak sebagai pembimbing dan
kontekstual.
29
5. Meyimpulkan
(SD).
aktivitas insani (human activities) dan harus dikaitkan dengan realitas. Masalah
life context.” Pendapat Robert Sembiring bila diartikan dalam bahasa indonesia
hari.
masalah.
menekankan akan pentingnya konteks nyata yang dikenal oleh siswa, sehingga
1) Penggunaan konteks
masalah kontekstual. Siswa diberikan soal berupa masalah yang biasa mereka
hadapi, sehingga mereka merasa tidak asing dengan masalah tersebut. Dalam
kontekstual yang realistik dengan bantuan guru atau temannya. Siswa tidak hanya
33
2) Instrumen vertikal
didapat dari luar atau konkret dan diubah ke bentuk abstrak. Instrumen
vertikal disini diartikan sebagai kegiatan matematika yang berasal dari dunia
konkret atau berdasarkan ide dari siswa kemudian diarahkan ke konsep yang
sudah formal atau rumus baku. Padahal ketika pembelajaran yang sudah
secara langung tanpa bantuan konteks. Konsep atau ide matematika bergerak dari
dengan cara mereka sendiri, dan menggunakan bahasa dan simbol mereka
sendiri.
3) Kontribusi siswa
lingkungan belajar yang disediakan guru, secara aktif menyelesaikan soal dengan
4) Kegiatan interaktif
diadakan diskusi dalam satu kelompok, siswa bisa saling memberikan pendapat
5) Keterkaitan topik
memperhatikan konteks.
sebagai titik awal pembelajaran matematika. Konteks tidak harus berupa masalah
dunia nyata namun bisa dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga atau
situasi lain selama hal tersebut bermakna dan bisa dibayangkan dalam pikiran
anak dalam kehidupan sehari-hari atau masalah yang bisa dibayangkan oleh
kontekstual juga sebagai sarana oleh siswa untuk menemukan kembali ide,
vertikal.
2) Matematisasi Horizontal
mencoba menyelesaikan soal-soal dari dunia nyata dengan cara mereka sendiri,
36
dan menggunakan bahasa dan simbol mereka sendiri. Siswa diberi kebebasan
untuk memecahkan masalah dari dunia nyata dengan kreativitas mereka sesuai
(dalam Aisyah, 2017: 18) bahwa siswa dapat menggunakan strategi, bahasa, atau
Suryanto dan Nyimas Aisyah sejalan dengan pendapat Freudenthal dalam van
bergerak dari dunia nyata ke dalam dunia simbol. Dari beberapa pendapat
konsep matematika.
3) Matematisasi Vertikal
bergerak di dalam dunia simbol itu sendiri. Siswa dibimbing oleh guru
baku. Di sini, siswa tidak lagi dibantu dengan konteks. Siswa menerapkan
konsep atau rumus yang sudah ada untuk menghasilkan konsep yang lain.
37
4) Pengembangan Model
tingkat formal.
abstrak dan nyata harus dijembatani oleh model. Untuk menyampaikan masalah
abstraksi.
dapat berupa keadaan atau situasi nyata dalam kehidupan siswa. Seperti cerita-
cerita lokal atau bangunan-bangunan yang ada di tempat tinggal siswa. Model
dapat pula berupa alat peraga yang dibuat dari bahan-bahan yang juga ada di
sekitar siswa.
Menurut Yusuf Hartono, model dapat berupa cerita-cerita lokal atau alat
peraga. Pemilihan alat peraga sebisa mungkin dibuat dari bahan yang dikenal oleh
yang berbeda dengan Nyimas Aisyah diungkapkan oleh Maab (Wijaya, 2016:46)
bahwa kata model disini tidak berarti alat peraga, melainkan suatu bentuk
bukan berupa alat peraga tetapi suatu bentuk penyajian situasi dalam matematika.
bagian dari proses matematisasi. Dapat diartikan model tidak bisa dilepaskan dari
5) Komunikasi/Interaksi
merupakan suatu proses sosial. Proses belajar siswa menjadi lebih singkat dan
menemukan kembali ide, konsep, dan prinsip, atau model matematika melalui
temannya. Menurut Suryanto siswa dapat saling berdiskusi mengenai soal yang
ketika pendapat tersebut tidak sesuai dengan pendapat dari siswa lain, siswa
mulai untuk membimbing siswa untuk menemukan jawaban yang paling tepat.
39
membaur dengan lingkungan, khususnya dengan siswa dan guru. Siswa juga
Hartono (dalam Aisyah, 2017:18), yaitu di sini siswa dapat berdiskusi dan
siswa.
6) Keterkaitan topik
matematika tidak dikenalkan kepada siswa secara terpisah atau terisolasi satu
dapat disampaikan secara terpisah. Karena topik atau materi dalam matematika
topik dalam matematika saling terkait, sehingga tidak dapat disampaikan secara
matematika tidak diberikan kepada siswa sebagai suatu produk yang siap dipakai
tetapi sebagai suatu konsep yang dibangun oleh siswa. Siswa memiliki
realistik ada lima tahapan yang harus dilalui siswa, sebagai berikut:
1) Penyelesaian Masalah
caranya sendiri. Siswa diajak untuk menemukan sendiri dan yang lebih
pentingnya lagi jika dia menemukan pendapat atau ide yang ditemukan
dari dunia nyata. Kemudian siswa diminta untuk memecahkan masalah tersebut
dengan cara mereka sendiri. Dari dua pendapat yang diungkapkan dapat
41
memperkenalkan masalah dari dunia nyata kepada siswa dan mengajak siswa
2) Penalaran
dilatih untuk bernalar dalam setiap mengerjakan setiap soal yang dikerjakan.
metode atau cara yang ditemukan sendiri dengan mengerjakan setiap soal.
3) Komunikasi
setiap siswa atau kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan siswa atau
kelompok lain, dan siswa atau kelompok lain memberi tanggapan terhadap hasil
kerja siswa atau kelompok penyaji. Guru mengamati jalannya diskusi kelas dan
terbaik serta menemukan aturan atau prinsip yang bersifat lebih umum.
42
4) Kepercayaan Diri
mampu melatih kepercayaan diri dengan mau menyampaikan jawaban soal yang
diperoleh kepada temannya dan berani maju ke depan kelas. Tahap ini sesuai
5) Representasi
menyelesaikan masalah yang dia hadapi. Tahap ini sesuai dengan karakteristik
4. Motivasi Belajar
motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
43
subjek belajar itu dapat tercapai. Lebih lanjut Riduwan (2017:210) mengatakan
motivasi merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari dalam diri siswa
memperoleh perubahaan tingkah laku yang lebih baik dan sebelumnya sebagai
dalam menghadapi kesulitan, yaitu sikap terhadap kesulitan dan usaha mengatasi
kesulitan. c. Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar, yaitu kebiasaan dalam
hasil belajar digolongkan menjaditiga,yaitu faktor dari dalam, faktor dari luar, dan
faktor instrumen. Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
belajar yang berasal dari siswa yang sedang belajar. Faktor-faktor ini diantaranya
Minat belajar siswa yang tinggi menyebabkan belajar siswa lebih mudah dan
cepat (b) motivasi belajar antara siswa yang satu dengan siswa lainnya tidaklah
sama. Motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: cita-cita
Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang
lingkungan sosial. Yang dimaksud dengan lingkungan sosial di sini yaitu manusia
atau sesama manusia, baik manusia itu hadir ataupun tidak langsung hadir.
Kehadiran orang lain pada waktu sedang belajar, sering mengganggu aktivitas
belajar. Salah satu dari lingkungan sosial tersebut yaitu lingkungan siswa di
sekolah yang terdiri dari teman sebaya, teman lain kelas, guru, kepala sekolah
serta karyawan lainnya yang dapat juga mempengaruhi proses dan hasil belajar
individu.
Berdasarkan hal di atas faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
siswa baik itu faktor dari dalam, luar, maupun instrumen yang paling utama
adalah minat, motivasi, dan guru. Mursell dalam bukunya Successfull Teaching,
mengemukakan terdapat 22 macam minat yang salah satunya adalah bahwa anak
memiliki minat terhadap belajar. Dengan demikian, pada hakikatnya setiap anak
berminat terhadap belajar. Untuk itu sudah menjadi tugas bagi guru agar berusaha
membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam belajar sehingga proses belajar-
mengajar yang efektif tercipta di dalam kelas dan siswa mencapai suatu tujuan
Motivasi yang ada dalam diri siswa dapat berpengaruh terhadap belajar
dan hasil belajar siswa. Seseorang akan berhasil dalam belajar, bila mempunyai
Motivasi yang baik dengan suatu usaha yang tekun di dalam belajar akan
individu belajar.
jenis antara lain motivasi intrinsik, adalah motivasi yang tercakup dalam situasi
belajar dan menemui kebutuhan tujuan-tujuan siswa. Motivasi ini juga sering
disebut dengan motivasi murni, yang sebenarnya timbul dari dalam diri anak
dari luar seperti situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadiah,
(2015:73), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
tujuan.
yaitu bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan
emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. Motivasi akan dirangsang
karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini merupakan respon dari suatu
karena terangsang/ terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.
di atas, dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks.
47
Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri
emosi, untuk kemudian bertindak untuk melakukan sesuatu. Semua ini didorong
Perubahan perilaku pada diri siswa ke arah yang lebih baik dapat dijadikan
indikator bahwa setiap siswa memiliki motivasi belajar. Keberhasilan guru dalam
perilaku siswa dan rasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran yang disampaikan
keseluruhan daya gerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar.,
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu
tercapai.
penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk
pendorong, atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dari peserta
didik untuk belajar secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan dalam
rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif , afektif dan psikomotorik.
48
dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar;
adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar
yang kondusif.
Uno sehingga dapat penulis simpulkan bahwa, motivasi belajar merupakan suatu
kekuatan atau dorongan baik dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa yang
dapat merubah perilaku siswa dalam belajar. Indikator motivasi belajar yaitu
adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam
belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar
yang kondusif.
sebagai berikut:
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat merasa puas
dan sebagainya).
d) Lebih senang bekerja mandiri. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti orang itu selalu
memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat
baik, jika siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai
lebih lanjut siswa harus juga peka dan responsif terhadap berbagai masalah
dipahami benar oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat
ciri motivasi belajar adalah tekun menghadapi tugas, bersifat mandiri dan
belajar. Motivasi belajar dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran
dilihat dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya. Menurut Djamarah (2018:
157) ada 3 fungsi motivasi dalam belajar, yaitu motivasi sebagai pendorong
perbuatan.
yaitu motivasi merupakan alat pendorong terjadinya perilaku belajar peserta didik,
bahwa fungsi motivasi belajar yaitu sebagai pendorong dan penggerak untuk
mengarahkan siswa untuk lebih baik lagi dalam belajarnya sehingga dapat
berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Motivasi yang terbaik yaitu motivasi yang
motivasi belajar, yaitu sebagai daya penggerak yang mendorong aktivitas belajar,
51
motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman, motivasi berhubungan erat
menyebabkan interaksi antara guru dan siswa atau siswa dan siswa sehingga
yang konstektual.
C. Kerangka Berpikir
koneksi dengan dunia nyata tetapi lebih mengacu pada penempatan penekanan
penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan oleh siswa. Pendekatan PMR
dalam belajar matematika. PMR dapat digunakan dalam membantu siswa untuk
Dengan adanya motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki
belajar merupakan salah satu hal yang perlu dibangkitkan dalam upaya
siswa dalam belajar perlu dibangun. Demikian dalam belajar, prestasi siswa akan
lebih baik bila siswa memiliki dorongan motivasi yang tinggi, dengan kata lain
bahwa dengan usaha yang tekun yang didasari adanya motivasi, akan dapat
pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Pada dasarnya, semua
belajar.
55
Hasil Belajar
Motivasi Belajar Indikator :
Indikator :
Tekun menghadapi tugas Menjelaskan pengertian dan
Ulet menghadapi kesulitan operasi hitung campuran.
Menunjukkan minat Mengaplikasikan konsep operasi
Lebih senang bekerja mandiri hitung campuran dalam
Dapat mempertahankan pendapatnya kehidupan sehari-hari.
Gambar 2.2
Indikator Masing-Masing Variabel
D. Defenisi Operasional
2. Variabel yang kedua adalah variabel motivasi yaitu adalah keseluruhan daya
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
3. Variabel yang ketiga adalah hasil belajar terjadinya perubahan tingkah laku
pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan dan
sebagainya.
E. Hipotesis Penelitian
matematika yang berawal dari pandangan beberapa para ahli. Pendekatan ini
sehari-hari.
berikut:
2. Hasil belajar matematika siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih
tinggi daripada hasil belajar siswa memiliki motivasi belajar rendah di kelas VI
Tarutung
58
BAB III
METODE PENELITIAN
Januari sampai bulan Maret 2021. Jadwal penelitian dikemukakan pada Tabel 3.1
sebagai berikut:
B. Desain Penelitian
sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan
60
59
Matematika Realistik dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VI
pendekatan penelitian yang dipilih. Prosedur, teknik, serta alat yang digunakan
dalam penelitian harus cocok pula dengan metode penelitian yang ditetapkan.
atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta
dengan cara apa data tersebut diperoleh dan diolah/dianalisis. Dalam prakteknya
metode. Uraian selanjutnya tidak akan mengungkap semua jenis metode yang
mencakup dalam penelitian. Desain penelitian dapat dikemukakan pada Tabel 3.2
sebagai berikut:
Tabel.3.2
Desain Penelitian
Keterangan:
SP : Strategi Pembelajaran
60
MB : Motivasi Belajar
PMR : Pendekatan Motivasi Belajar
Konv : Konvensional
MBT : Motivasi Belajar Tinggi
MBR : Motivasi Belajar Rendah
A1 : Kelompok siswa dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik
A2 : Kelompok siswa dengan menggunakan Pendekatan Konvensional
B1 : Kelompok siswa dengan Motivasi Belajar Tinggi
B2 : Kelompok siswa dengan Motivasi Belajar Rendah
A1B1 : skor hasil belajar kelompok siswa dengan menggunakan PMR yang
mempunyai motivasi belajar tinggi
A1B2 : skor hasil belajar kelompok siswa dengan menggunakan PMR yang
mempunyai motivasi belajar rendah
A2B1 : skor hasil belajar kelompok siswa dengan menggunakan pendekatan
konvensional yang mempunyai motivasi belajar tinggi
A2B2 : skor hasil belajar kelompok siswa dengan menggunakan pendekatan
konvensional yang mempunyai motivasi belajar siswa rendah.
Sampel dalam penelitian ini dikemukakan pada Tabel 3.3 sebagai berikut:
kelas VI SD Negeri 173106 Parbubu dan kelas control adalah siswa kelas VI SD
kemampuan setara.
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk
data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan
atau menguji suatu hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu
1 Kuesioner
lebih populer dalam penelitian dibandingkan dari jenis instrumen yang lain,
karena dengan menggunakan cara ini dapat dikumpulkan informasi yang lebih
banyak dalam waktu yang relatif pendek, dengan biaya yang lebih rendah
Teknik skala sering digunakan dalam pengumpulan data. Teknik ini akan
memberikan hasil yang cukup berarti kalau peneliti dapat memilih tipe yang tepat
sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan serta tujuan penelitian yang telah
dirumuskan kan. Karena itu gunakan skala yang mempunyai validitas yang
tinggi, reliabiltasnya yang andal, dan utilitas yang baik. Kisi-kisi angket motivasi
Tabel.3.4
Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar
1.4.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan instrument test dan non test. Instrumen
test terdiri dari sejumlah pertanyaan atau butir butir soal. Instrumen test terdiri
dari soal obyektif dan soal uraian (subyektif). Butir test (soal) disusun dengan
berfungsi sebagai landasan refleksi. Sesuai dengan bentuk penelitian dan sumber
data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan
2. Tes
Tes yang merupakan salah satu alat penilaian yang berwujud pertanyaan-
lisan, tulisan, maupun dalam bentuk perbuatan. Tes pada umumnya digunakan
untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif
pembelajaran (Sudjana, 2015:35). Pemberian tes ini ditujukan kepada siswa kelas
tentang hasil pemahaman konsep matematis siswa pada materi pokok operasi
hitung campuran. Bentuk tes yang akan digunakan adalah tes uraian yaitu
sendiri.
64
3. Observasi
digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun suatu proses kegiatan
baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan. Observasi juga dapat
penggunaan alat peraga pada saat pembelajaran. Teknik observasi digunakan bila
gejala lingkungan, dan responden yang diamati tidak terlalu besar. Sugiyono
mempunyai ciri yang spesifik yaitu tidak terbatas pada orang namun juga obyek-
pengamatan akan lebih berarti dan obyektif, sebab dapat dilaporkan sebagaimana
dapat diketahui lebih dini sehingga dapat dilakukan tindakan sebelum berjalan
lebih lanjut.
dilakukan oleh para ahli. Para ahli ini adalah validator yang berkompeten yaitu
dosen.
65
Validasi tes yang dilakukan peneliti adalah validasi isi dan validasi
empiris. Validasi isi berkaitan dengan kesahihan dan kesesuaian tes yang disusun
dengan materi dan indikator yang diujikan. Uji validitas ini dilakukan melalui
Tabel 3.5
soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Bent Juml
uk ah
Soal Soal
66
3.3.8. Memecah
kan
masalah/operas √ PG 2 19,2
i perkalian
bilangan cacah, 0
pecahan dan
decimal
3.3.9. Memecah
kan √ PG 2
masalah/operas
i pembagian
bilangan cacah,
pecahan dan
decimal
a) Validitas Tes
(Arikunto, 2009:72) dengan mengkorelasikan antara skor yang didapat siswa pada
suatu butir soal dengan skor total. Rumus yang digunakan yaitu:
dengan uji t:
68
Untuk menentukan valid atau tidak suatu butir tes maka t hitung perlu
korelasi product moment dengan melihat df=N-2 dan taraf signifikan 5% atau 0,05
b) Reliabilitas Tes
menghitung reliabilitas tes digunakan rumus yang sesuai dengan butir tes uraian
Dari hasil uji coba diperoleh koefisien reliabilitas dengan klasifikasi J.P.
Analisis data ialah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi informasi
sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi
lain dari analisis lain dari analisis data yakni kegiatan yang dilakukan untuk
mengubah data hasil dari penelitian menjadi informasi yang nantinya bisa
data terbagi menjadi analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Perbedaan kedua
teknik tersebut terletak pada jenis datanya. Data yang bersifat kualitatif (tidak
kuantitatif.
variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
70
menguji hipotesis yang telah diajukan. Adapun tujuan dari analisis data ialah
data yang didapatkan dari sampel, biasanya ini dibuat berdasarkan pendugaan dan
pengujian hipotesis.
analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak
terkontrol). Dalam statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik
jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh faktor yang
Uji hipotesis kadang disebut juga konfirmasi analisis data. Keputusan dari
uji hipotesis hampir selalu dibuat berdasarkan pengujian hipotesis nol. Ini adalah
benar.
menjelaskan sebuah populasi (bukan sampel). Statistik Angka yang dihitung dari
sekumpulan sampel.
- Hipotesis nol (H0) adalah sebuah hipotesis yang berlawanan dengan teori
- Hipotesis alternatif (H1) atau hipotesis kerja (Ha) adalah Sebuah hipotesis
Tes Statistik adalah sebuah prosedur yang masukannya adalah sampel dan
hasilnya adalah hipotesis. Daerah penerimaan adalah nilai dari tes statistik yang
menggagalkan untuk penolakan hipotesis nol. Daerah penolakan adalah nilai dari
bahwa Probabilitas kebenaran pada saat menolak hipotesis nol. Tingkat signifikan
test (α) menyatakan bahwa Probabilitas kesalahan pada saat menolak hipotesis
Hipotesis Statistik
a. Hipotesis 1 d. Hipotesis 4
Ho: µA1 ≤ µA2 Ho: µA1B2 ≤ µA2B2
H1:µA1 ≠ µA1 H1:µA1B2 ≠ µA2B2
b. Hipotesis 2 e. Hipotesis 5
Ho: µB1 ≤ µB2 Ho: Int A x B = 0
H1:µA1≠ µB2 H1: Int a x b ≠0
c. Hipotesis 3
Ho: µA1B1 ≤ µA2B1
H1:µA1B1 ≠ µA1B1
72
73
Keterangan :
tinggi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji coba instrument pada penelitian ini dilaksanakan pada kelas VI SD Negeri
173123 Hutabarat. Uji coba instrument ini dilakukan untuk melihat apakah
soal tersebut layak atau tidak untuk digunakan sebagai instrument dalam
penelitian ini. Berdasarkan hasil dari uji coba instrument, maka diperoleh data
validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya beda butir soal yang dapat
hasil belajar matematika siswa yang berhubungan dengan kemampuan guru dalam
kompetensi guru, terutama dengan pengalaman kerja sebagai guru dan jenjang
dan data sehingga mengetahui lebih jelas tentang penyebab rendahnya hasil
belajar siswa.
dan SD Negeri 173123 Hutabarat Tahun Ajaran 2021/2020, yang terdiri dari dua
kelas yaitu VI dengan jumlah siswa 60 orang. Masing-masing kelas terdiri dari
karakteristik yang sama, rata-rata memiliki umur yang tidak jauh berbeda dan
dengan guru yang berbeda, dan diobservasi oleh peneliti dengan tujuan agar
siswa pada masing-masing kelas. Hasil tes ini dimaksudkan untuk mengetahui
C. Hasil Penelitian
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini, meliputi skor hasil belajar dan
data angket motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran
Tabel 4.1
Hasil Tes Belajar Matematika dan Kategori Motivasi Belajar Siswa
Strategi Pembelajaran
No Pemb. Matematika Realistik (PMR) Konvensional
Motivasi Motivasi Belajar Motivasi Motivasi
Belajar Tinggi Rendah Belajar Tinggi Belajar Rendah
1. 100 100 100 97
2. 100 97 97 93
3. 97 97 97 90
77
4. 93 93 93 90
5. 93 93 93 87
6. 93 93 90 83
7. 90 90 90 83
8. 90 90 90 80
9. 87 87 87 80
10. 87 87 83 80
11. 87 83 83 77
12. 87 83 80 73
13. 83 80 80 70
14. 83 80 70
15. 83 70
16. 80 70
17. 67
= 89,56 = 89,50 = 89,46 = 80,00
dari jumlah nilai tertinggi 100 dan terendah 80 dengan modus (Mo)= 87, Median
(Me) =90,00, Mean= 89,80. Distribusi frekuensi hasil belajar matematika pada
kelas menggunakan strategi PMR dapat dikemukakan pada Tabel 4.2 sebagai
berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Freksuensi Hasil Belajar Matematika Kelas
Strategi Pembelajaran PMR
1.
80-82 1 3,33
2.
83-85 3 10,00
78
3.
86-88 6 20,00
4.
89-91 10 33,33
5.
92-94 6 20,00
6.
95-97 3 10,00
7.
98-100 1 3,33
Total 30 100,00
hasil belajar matematika pada kelas menggunakan strategi PMR pada Gambar 4.1
sebagai berikut:
Gambar 4.1
Histogram Skor Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas Strategi PMR
Konvensional yang terkumpul, menyebar dari jumlah nilai tertinggi 100 dan
terendah 67 dengan modus (Mo)= 80, Median (Me) =83,00, Mean= 84,10.
79
Tabel 4.3
Distribusi Freksuensi Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas Pembelajaran Konvensional
No Kelas Interval f frelative (%)
1. 67-72 2 6,67
2. 73-78 5 16,67
3. 79-84 7 23,33
4. 85-90 9 30,00
5. 91-96 5 16,67
6. 97-100 2 6,67
Total 30 100,00
hasil belajar matematika pada kelas Konvensinal pada Gambar 4.2 berikut:
motivasi belajar tinggi yang terkumpul, menyebar dari jumlah nilai tertinggi 100
dan terendah 80 dengan modus (Mo)= 87, Median (Me) =90,00, Mean= 89,79.
80
Distribusi frekuensi hasil belajar matematika pada kelas motivasi belajar tinggi
Tabel 4.4
Distribusi Freksuensi Hasil Belajar Matematika Siswa
Memiliki Motivasi Belajar Tinggi
No Kelas Interval F frelative (%)
1. 80-82 1 3,33
2. 83-85 3 10,00
3. 86-88 6 20,00
4. 89-91 9 30,00
5. 92-94 6 20,00
6. 95-97 3 10,00
7. 98-100 1 3,33
Total 29 100,00
Selanjutnya dapat digambarkan secara histogram distribusi frekuensi skor
hasil belajar matematika memiliki motivasi belajar tinggi pada Gambar 4.3
berikut:
Gambar 4.3
Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Memiliki
Motivasi Belajar Tinggi
motivasi belajar rendah yang terkumpul, menyebar dari jumlah nilai tertinggi 100
dan terendah 67 dengan modus (Mo)= 80, Median (Me) =83,00, Mean= 84,29.
81
Tabel 4.5
Distribusi Freksuensi Hasil Belajar Matematika Siswa
Memiliki Motivasi Belajar Rendah
No Kelas Interval f frelative (%)
1. 67-72 2 6,67
2. 73-78 5 16,67
3. 79-84 8 26,67
4. 85-90 9 30,00
5. 91-96 5 16,67
6. 97-100 2 6,67
Total 31 100,00
Gambar 4.4
Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Memiliki
Motivasi Belajar Rendah
5. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas PMR Memiliki Motivasi Belajar
Tinggi
Berdasarkan skor variabel hasil belajar matematika siswa kelas PMR
dengan motivasi belajar tinggi yang terkumpul, menyebar dari jumlah nilai
82
tertinggi 100 dan terendah 80 dengan modus (Mo)= 87, Median (Me) =88,50,
Mean= 89,56. Distribusi frekuensi hasil belajar matematika pada kelas PMR
Tabel 4.6
Distribusi Freksuensi Hasil Belajar Matematika Kelas PBL
Memiliki Motivasi Belajar Tinggi
No Kelas Interval f frelative (%)
1. 80-83 2 6,67
2. 84-87 3 10,00
3. 88-91 6 20,00
4. 92-95 3 10,00
5. 96-100 2 6,67
Total 16 100,00
hasil belajar matematika kelas PMR dengan motivasi belajar tinggi pada Gambar
Gambar 4.5
Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas PMR
Memiliki Motivasi Belajar Tinggi
dengan motivasi belajar rendah yang terkumpul, menyebar dari jumlah nilai
83
tertinggi 100 dan terendah 80 dengan modus (Mo)= 93, Median (Me) =90,00,
Mean= 89,50. Distribusi frekuensi hasil belajar matematika pada kelas PMR
Tabel 4.7
Distribusi Freksuensi Hasil Belajar Matematika Kelas PMR Siswa
Memiliki Motivasi Belajar Rendah
No Kelas Interval f frelative (%)
1. 80-83 1 3,33
2. 84-87 3 10,00
3. 88-91 6 20,00
4. 92-95 3 10,00
5. 96-100 1 3,33
Total 14 100,00
Selanjutnya dapat digambarkan secara histogram distribusi frekuensi skor
Gambar 4.6
Histogram Hasil Belajar Siswa Kelas PMR
Memiliki Motivasi Belajar Rendah
Belajar Tinggi
84
jumlah nilai tertinggi 100 dan terendah 80 dengan modus (Mo)= 90, Median (Me)
=90,00, Mean= 89,46. Distribusi frekuensi hasil belajar matematika pada kelas
Konvensional dengan motivasi belajar tinggi dikemukakan pada Tabel 4.8 sebagai
berikut:
Tabel 4.8
Distribusi Freksuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
Konvensional Memiliki Motivasi Belajar Tinggi
No Kelas Interval F frelative (%)
1. 80-83 1 3,33
2. 84-87 3 10,00
3. 88-91 5 16,67
4. 92-95 3 10,00
5. 96-100 1 3,33
Total 13 100,00
Selanjutnya dapat digambarkan secara histogram distribusi frekuensi skor
Gambar 4.7
85
jumlah nilai tertinggi 97 dan terendah 67 dengan modus (Mo)= 70, Median (Me)
=80,00, Mean= 80,00. Distribusi frekuensi hasil belajar matematika pada kelas
sebagai berikut:
Tabel 4.9
Distribusi Freksuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Konvensional
Memiliki Motivasi Belajar Rendah
Gambar 4.8
Histogram Hasil Belajar Siswa Kelas Konvensional
Memiliki Motivasi Belajar Rendah
1. Uji Normalitas
N Asymp. Keteranga
Kelompok P
Sig (P)
1. Hasil belajar matematika siswa
0,05 0,114 Normal
menggunakan strategi PMR
87
Pada Tabel 4.10 di atas menunjukkan hasil perhitungan uji normalitas data
2. Uji Homogenitas
masing-masing Kelas. Hasil uji homogenitas data dapat dikemukakan pada Tabel
4.11 berikut:
Tabel 4.11. Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians Kelompok Sampel dengan Uji
Bartlet Taraf Signifikansi α =0,05
dk
No Kelompok Dk Si2 Log Si2 (LogSi2) dk.Si2
Strategi PMR dengan 16 37,06 1,57 25,10 592,96
1.
motivasi belajar tinggi
Strategi PMR dengan 14 41,35 1,62 22,63 578,90
2.
motivasi belajar rendah
88
Dari Tabel 4.12 di diperoleh nilai hitung = 3,73 tabel = 7,81 pada taraf
signifikan = 0,05 dk = 3. Hasil perhitungan menyatakan bahwa hitung < tabel,
E. Pengujian Hipotesis
Tabel 4.13
HASIL UJI ANAVA FAKTORIAL 2 x 2
89
Total 456295.000 60
Berdasarkan Tabel 4.13 Hasil Uji ANAVA Faktorial 2x2 di atas dapat
a) Dari koreksi model ini kita dapat mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
Dalam hal ini variabel independent yaitu faktor-faktor yang akan di ukur
akan di amati). Dari Tabel 4.13 bisa kita lihat berdasarkan nilai (sig), bila niai
sig < 0,05 yaitu (0,000<0,05) berarti model yang diperoleh adalah valid.
b) Nilai intercept dalam hal ini merupakan nilai siswa pada variabel nilai yang
independent, artinya berubah nilai pada variabel dependent tidak ada pengaruh
sedikit pun oleh variabel independent. Dari Tabel 4.13 diketahui nilai (sig),
90
bila niai sig < 0,05 yaitu (0,000<0.05) berarti intercept ini berkontribusi secara
signifikan.
siswa ditandai dari nilai signifikan, dari Tabel 4.13 nilai sig 0,014 atau nilai
(0,014< 0,05) dalam kasus ini berarti strategi pembelajaran yang digunakan
d) Berpengaruh atau tidak motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ditandai
dari nilai signifikan, dari Tabel 4.13 nilai sig 0,015 atau nilai (0,015 < 0,05)
dalam kasus ini berarti motivasi belajar siswa berpengaruh secara signifikan
motivasi belajar dalam mempengaruhi hasil belajar siswa, dari tabel 4.13 nilai
sig. 0,016 atau nilai (0,016<0,05) dalam kasus ini berbarti bahwa adanya
Ho : μA1 = μA2
Ha : μA1 > μA2
91
Berdasarkan hasil tabulasi data diketahui bahwa siswa yang diajar dengan
menggunakan strategi PMR memperoleh nilai rata-rata hasil belajar sebesar 89,80,
Hasil perhitungan dengan uji Anava 2x2 pada Tabel 4.12 di atas diketahui
menggunakan strategi PMR memperoleh hasil belajar matematika lebih tinggi dar
Ho : μB1 = μB2
Ha : μB1 > μB2
Hasil perhitungan dengan uji Anava 2x2 pada Tabel 4.12 diketahui harga
memperoleh hasil belajar matematika lebih tinggi dari kelompok siswa yang
pembelajaran dan motivasi belajar dalam mempengaruhi hasil nelajar siswa dapat
Ho : A><B=0
Ha : A><B≠0
Berdasarkan hasil uji Anava 2x2 pada Tabel 4.12 di atas diketahui bahwa
terhadap hasil belajar siswa dapat dikemukakan pada Gambar 4.9 sebagai berikut:
94
100
90 89,56
89,50 PMR
80 89,46
70 80,00
Konvensional
50
30
10
Gambar 4.9. Pola Garis Interaksi Antara Strategi Pembelajaran dan Motivasi
Belajar Terhadap Hasil Belajar matematika Siswa
belajar siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa, maka perlu dilakukan uji
lanjut (Post Hoc) untuk mengetahui rata-rata hasil belajar sampel mana yang
dan motivasi belajar dalam mempengaruhi hasil belajar siswa dilakukan uji lanjut
dengan menggunakan uji scheffe. Ringkasan hasil uji scheffe dapat dikemukakan
Hasil uji scheffe dengan ketentuan jika Fhitung>Ftabel, maka teruji secara
signifikan. Berdasarkan hasil uji scheffe pada Tabel 4.13 di atas dapat dilihat
1. Hasil pengujian pada Tabel 4.13 diketahui hasil perhitungan data dimana
adalah sebesar 2,760. Hasil ini menunjukkan bahwa Fhitung =4,5128 > Ftabel =
hipotesis yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang diberi perlakuan
PMR lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diberi perlakuan pembelajaran
2. Hasil pengujian pada Tabel 4.13 diketahui hasil perhitungan data dimana
adalah sebesar 2,760. Hasil ini menunjukkan bahwa F hitung =3,9564 > Ftabel =
belajar tinggi lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang memiliki motivasi
3. Hasil pengujian pada Tabel 4.13 diketahui hasil perhitungan data dimana
adalah sebesar 2,760. Hasil ini menunjukkan bahwa Fhitung =0,0335 < Ftabel =
hipotesis yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi diberi perlakuan PMR lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang
memiliki motivasi belajar rendah dan diberi perlakuan PMR tidak teruji
kebenarannya.
4. Hasil pengujian pada Tabel 4.13 diketahui hasil perhitungan data dimana
adalah sebesar 2,760. Hasil ini menunjukkan bahwa Fhitung =5,2487 < Ftabel =
motivasi belajar tinggi dengan perlakuan konvensional lebih tinggi dari hasil
belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang diberi perlakuan
5. Hasil pengujian pada Tabel 4.13 diketahui hasil perhitungan data dimana
adalah sebesar 2,760. Hasil ini menunjukkan bahwa Fhitung =0,0559 < Ftabel =
hipotesis yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang memiliki motivasi
97
belajar tinggi dan diberi perlakuan PMR lebih tinggi dari hasil belajar siswa
kebenarannya.
6. Hasil pengujian pada Tabel 4.13 diketahui hasil perhitungan data dimana
adalah sebesar 2,760. Hasil ini menunjukkan bahwa Fhitung =5,3810 < Ftabel =
hipotesis yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang memiliki motivasi
belajar rendah dan diberi perlakuan PMR lebih tinggi dari hasil belajar siswa
teruji kebenarannya.
F. Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil dalam penelitian serta hasil
siswa yang diajar dengan strategi Pembelajaran Matematika Realistik lebih tinggi
berasal dari kata mathema dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai sains,
ilmu pengetahuan, atau belajar. Matematika sebagai suatu ilmu memiliki objek
dasar yang berupa fakta, konsep, operasi dan prinsip. Dari objek dasar itu
98
dalam matematika.
mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan padanya. Tanpa itu matematika
peranan penting dalam mentransfer makna kepada siswa. Guru yang kurang jelas
matematika.
siswa untuk melihat dan memikirikan gagasan yang diberikan. Untuk itu
matematika. Karena itu sangat tepat bila dikatakan bahwa pemecahan masalah
dalam, potensial intelektual siswa meningkat dan siswa belajar tentang bagaimana
kesempatan kepada siswa untuk menanggapi bahan pelajaran secara kritis, analitis
dipahami dan diyakini oleh siswa. Untuk itu, guru diharapkan memiliki
dan pemahaman mengenai strategi pembelajaran sangat penting sebagai salah satu
guru dan cara mengajarnya menrupakan faktor yang sangat penting. Artinya,
meningkatkan kemampuan profesional guru dalam mengajar, oleh sebab itu guru
harus dapat menentukan strategi yang paling tepat dan sesuai dengan tujuan,
yang memegang peranan penting, siswa harus berpikir sendiri mencari jawaban
atas apa masalah yang dihadapinya melalui hal-hal yang nyata. Strategi
matematika realistik ditujukan untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik,
sehingga pengetahuan itu akan lebih bertahan lama dan mudah untuk diingat
siswa.
Pembelajaran matematika realistik ini hasil belajar lebih baik dan yang
diskusi kelompok.
menekankan pada proses penyampaian materi oleh guru tanpa banyak melibatkan
keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa secara bertahap (selangkah demi
salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses
101
prosedural terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan
perencanaan dan pelaksanaan yang cukup rinci terutama pada analisis tugas.
Pembelajaran langsung berpusat pada guru, tetapi tetap harus menjamin terjadinya
peningkatan efektivitas pengajaran dan hasil belajar siswa perlu adanya praktik
adalah pengajaran agar lebih memenuhi kebutuhan, harapan, dan tujuan siswa
penelitian ini sampai batas tertentu memberikan informasi bahwa siswa yang
petunjuk dan bukti nyata untuk masyarakat pendidikan agar dapat diterapkan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan penerapan pendekatan PMR
teaching and learning). Selanjutnya hasil belajar matematika siswa pada materi
lebih baik daripada hasil belajar siswa pada materi himpunan dengan penerapan
matematika realistik) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi yang
ditetapkan.
perbedaan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Masohi yang dibelajarkan
itu, model unggulan yang digunakan untuk pembelajaran operasi aljabar adalah
model pembelajaran RME. RME berdampak positif terhadap hasil belajar siswa
berbeda. Perbedaan rata-rata hasil belajar yang tidak jauh berbeda itu disebabkan
Realistik siswa lebih banyak berperan dan terlibat secara langsung dalam mencari
matematika realistik dan strategi konvensional sama sama dapat membantu siswa
guru, yang juga didukung oleh kemampuan siswa yang benar-benar bagus baik
konvensional.
Dari uraian di atas maka dapat diduga bahwa peningkatan hasil belajar
matematika realistik.
mengerjakan tugas-tugas rumah dengan tuntas dan selesai pada waktunya dan
bahwa siswa tersebut memiliki motivasi belajar yang tinggi terhadap matematika.
Dengan kata lain, siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi terhadap
ini berarti bahwa motivasi menjadi daya penggerak dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuannya dan tanpa ada sesuatu paksaan
untuk melakukannya.
105
dalam diri siswa yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
perubahan energi dalam pribadi, munculnya, rasa atau feeling afeksi seseorang,
dan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi, motivasi dalam hal ini sebenarnya
Itu siswa tidak mungkin giat dalam belajarnya. Jadi dalam pembelajaran peran
motivasi adalah efektif pada siswa belajar. Dengan motivasi siswa akan berusaha
penelitian ini dilakukan dilakukan pada siswa secara umum sehingga perlu
Think Pair Share (TPS) terbukti lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
Together (NHT).
yang berlangsung lebih menyenangkan bagi siswa karena dimulai dari masalah-
masalah nyata yang dialami siswa sehari-hari. Sementara itu pada pembelajaran
pembelajaran yang cenderung monoton dan satu arah. Dengan demikian dapat
proses pembelajaran. Agar jawaban yang dibuat siswa lebih bervariasi dan
mengaktifkan siswa untuk menjawab soal yang lebih sistematis. Dengan strategi
untuk bekerja dan belajar lebih aktif dalam pembelajaran. Dalam belajar siswa
sehingga siswa menjadi lebih kreatif dan adanya kebebasan dalam menjawab
dengan caranya sendiri masing-masing tanpa harus terikat dengan jawaban dari
guru serta kebebasan untuk menuangkan ide-ide matematika yang ia pikirkan dan
mengantarkan siswa untuk mencari informasi sehingga interaksi hanya terjadi satu
arah dan siswa cenderung pasif, artinya siswa lebih banyak menerima yang
disampaikan guru dan cenderung mengikuti langkah pengerjaan soal yang sesuai
108
variasi pemecahan masalah sangat tergantung dari guru itu sendiri, tidak
penyelesaian masalah yang diberikan sangat terbatas, karena yang berpikir hanya
guru itu sendiri dan tidak melibatkan siswa dalam menyelesaikan masalah.
secara biasa.
Dengan demikian, pengetahuan dan keterampilan akan dapat diingat dan dipahami
dalam memori jangka panjang, dan sewaktu-waktu dapat digunakan sesuai dengan
melalui pengjuan masalah matematika yang dapat diamati siswa melalau benda-
109
pemahaman siswa tentang suatu konsep, prosedur atau prinsip dari suatu materi
yang dipelajari.
motivasi dalam belajar telah dibuktikan dari beberapa hasil jurnal penelitian yang
peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini membuktikan
motivasi dan hasil belajar adalah variabel terikat, sedangkan dalam penelitian
yang akan dilakukan bahwa motivasi hanya sebagai variabel moderat bukan
pembelajaran dan motivasi belajar memiliki dampak pengaruh yang positif bagi
pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. pendekatan belajar
yang tepat sesuai materi tentu mendukung motivasi belajar siswa sehingga dapat
penyampaian materi pelajaran akan lebih menarik sehingga siswa berminat dan
tentu membanmtu siswa aktif selama belajar sehingga mampu meningkatkan hasil
belajar.
111
disandikan baik dalam bentuk gambaran fisik (episodeic) maupun dalam arti
realistik akan memfasilitasi pengaitan semantik, yang sejalan dengan ciri struktur
ingatan.
112
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
yaitu sebesar 89,79, sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah
siswa.
113
B. Saran
materi dari mata pelajaran matematika, maka disarabkan untuk memilih dan
kepada siswa untuk mengembangkan aspek kognitif yang dimikinya dan dapat
Bagi guru mata pelajaran matematika hendaknya perlu mengetahui terlebih dahulu
tingkat pemahaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, sebagai bahan
penilaian terhadap strategi pembelajaran yang digunakan selama ini, dan apabila
lainnya.
114
variabel moderator dalam penelitian ini sehingga akan lebih memperoleh hasil
DAFTAR PUSTAKA
Alice, Crow. Dan Lester D, Crow. 1992. Educational Psychology. New Jersey:
Littlefeld Adams and Co.
Amalia. 2015. Pengaruh Strategi PMR dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar IPA
Siswa Sekolah Dasar. Tesis. UNIMED.
Dimyati dan Mudjiono. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Gagne, R.M., Briggs, L.J & Wager, W.W. 2005. Principles of Instruction Design,
3rd edition. New York: Saunders College Publishing.
Guthrie DM, Declercq A, Finne Soveri, Fries BE, Hirdes JP . 2016. The health
and well-being of older adults with dual sensory impairment (DSI) in four
countries. Public Library of Science. 11(5): e0155073
Hilgard, E.R. dan Bower, G.H. 2010. Schemas Versus Mental Model In Human
Memory. Chinester : John Wiley and Sons.
Kardi. 2016. Guru Powerful, Guru Masa Depan. Penerbit Kolbu, Bandung.
Riduwan. 2017. Rumus dan Data dalam Analisis Data Statistika. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Lampiran
Satuan Pendidikan :
Nama Sekolah :
Nama Siswa : _______________________
Waktu : 40 Menit
Kelas/Semester :
Tahun Pelajaran :
Mata Pelajaran : Matematika
SELAMAT BEKERJA
121
Pernyataan
4. Saya akan senang jika guru dapat membuat kegiatan belajar sebagai permainan
menantang yang mengasyikkan.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
8. Fasilitas yang memadai merupakan kebutuhan untuk dapat belajar lebih baik.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setjuju
10. Sebuah hasrat ingin pujian adalah salah satu motivasi dalam belajar.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
12. Belajar adalah hal yang penting untuk menjadi bekal hidup di masa depan.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
14. Sarana dan prasarana adalah hal penting yang akan menunjang terjadinya
suatu kegiatan menarik dalam belajar.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
123
15. Kegiatan menarik dalam belajar tidak dapat menjadi dorongan bagi saya
untuk dapat menyukai suatu bidang studi tertentu.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
16. Lingkungan belajar yang nyaman dan aman dapat mendukung keinginan saya
agar mau belajar.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
17. Saya tidak ingin dihargai, dipuji dan diberi hadiah maka saya tidak ingin
belajar sungguh-sungguh.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
18. Saya akan belajar jika adanya dorongan dari dalam diri saya untuk berbuat
sesuatu.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
19. Dalam belajar guru adalah hal terpenting dalam menciptkakan hasrat dan
keinginan saya untuk belajar.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
20. Keinginan saya untuk belajar terkadang hilang saat saya mengalami
kegagalan.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
124
21. Bagi saya, guru harus memberikan hadiah atau sekedar pujian agar saya dapat
belajar lebih baik lagi.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
22. Saya belajar karena ada cita-cita dan harapan yang menjadi pendorong
tersendiri bagi saya.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
24. Lingkungan belajar yang kondusif tidak berarti apa-apa buat saya jika guru
tidak memberikan rasa nyaman bagi saya.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
25. Saya sering merasa bosan dengan model belajar yang monoton.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
26. Belajar bukan satu-satunya cara untuk dapat mewujudkan cita-cita yang saya
impikan.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
27. Tidak berhasil dalam belajar tidak masalah yang penting nikmati rasa muda.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
125
28. Saya akan merasa kesal jika guru tidak memberikan apapun ketika saya
berhasil belajar dengan baik.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
29. Saya tidak merasa jengkel jika teman saya yang selalu mendapat pujian dari
guru.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
Lampiran
Lampiran
Deskripsi Data
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 13
Strategi PMR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 64 100.0
128
Strategi Konv
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 64 100.0
129
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 64 100.0
130
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 64 100.0
131
PMR+MBT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 64 100.0
PMR+MBR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 80 2 3.1 14.3 14.3
83 2 3.1 14.3 28.6
87 2 3.1 14.3 42.9
90 2 3.1 14.3 57.1
93 3 4.7 21.4 78.6
97 2 3.1 14.3 92.9
100 1 1.6 7.1 100.0
Total 14 21.9 100.0
Missing System 50 78.1
Total 64 100.0
132
Konv+MBT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 64 100.0
Konv+MBR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 64 100.0
133
Lampiran
Uji Persyaratan Analisis
Uji Normalitas
Cases
Descriptives
Median 90.00
Variance 23.923
Minimum 87
Maximum 100
Range 13
Interquartile Range 8
Median 90.00
Variance 43.269
Minimum 80
Maximum 100
Range 20
Interquartile Range 12
Uji Homogen
1.332 3 56 .273
Lampiran
Uji Hipotesis ANAVA
Between-Subjects Factors
Value Label N
2 Konvensional 30
2 Rendah 31
Descriptive Statistics
Strategi Motivasi
Pembelajaran Belajar Mean Std. Deviation N
1.332 3 56 .273
Total 456295.000 60
1. Grand Mean
Dependent Variable:Hasil Belajar
95% Confidence Interval
Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound
87.131 .945 85.239 89.023
138