Anda di halaman 1dari 17

PENELITIAN KUALITATIF

UPAYA PENINGKATAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TUGAS


PEKERJAAN RUMAH BAGI SISWA KELAS 2 SDIT
AL-HIKMAH MAROS

OLEH:
NURFADHILAH ( 18 31 044 )
PAI B SEMESTER 5

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


DARUD DA’WAH WAL-IRSYAD MAROS
2020/2021

1
DAFTAR ISI

Sampul……………………………………………………………………….. 1
Daftar Isi……………………………………………………………………... 2
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang……………………………………………………… 3
B.Rumusan Masalah…………………………………………………... 4
C.Tujuan Penelitian…………………………………………………… 4
D.Manfaat Penelitan…………………………………………………... 4
BAB II LANDASAN TEORI
A.Tinjauan Pustaka……………………………………………………. 7
1.Belajar……………………………………………………………. 7
2.Matematika………………………………………………………. 8
3.Pemberian Tugas(PR)……………………………………………. 9
B.Kerangka Berfikir………………………………………………….. 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.Jenis Penelitian…………………………………………………….. 12
B.Tempat Penelitian…………………………………………………... 12
C.Bentuk Strategi Penelitian………………………………………….. 13
D.Sumber Data…….…………………………………………………... 13
E.Teknik Sampling……………………………………………………. 14
F.Teknik Pengumpulan Data…………………………………………. 15
G.Analisis Data………………………………………………………. 16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 17

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Belajar adalah hal yang pokok melekat pada diri peserta didik mulai dari
tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan tingkat Perguruan Tinggi. Semakin tinggi
tingkat pendidikan yang ditempuh oleh peserta didik tersebut, maka makin tingi pula
beban belajar yang dtempuh peserta didik. Di sini perlu adanya kesadaran setiap
peserta didik akan arti penting dan hasil yang diperoleh dari belajar. Hasil belajar
yang baik akan diperoleh jika berusaha secara maksimal dan strategi yang digunakan
oleh peserta didik itu tepat.
Belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Sehingga
kebiasaan belajar yang dilakukan peserta didik itu akan mempengaruhi hasil yang
dicapai. Beberapa faktor yang mempengaruhi belajar ada dua yaitu faktor intern dan
factor ekstern. Faktor intern tu sendiri meliputi factor jasmaniah, faktor psikologis dan
faktor kelelahan. Sedangkan yang faktor ekstern itu sendiri meliputi faktor keluarga,
faktor sekolah dan faktor masyarakat.
Setiap peserta didik itu mempunyai karakteristik yang beragam. Salah satu
peserta didik dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa
mengalami berbagai kesulitan, sedangkan tidak sedikit pula ada peserta didik yang
dalam belajarnya mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan
oleh hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar dan dapat bersifat
psikologis, sosiologis maupun fisiologis sehingga pada akhirnya prestasi belajar yang
dicapai di bawah semestinya.

Masyarakat beranggapan bahwa salah satu mata pelajaran yang menjadi tolak
ukur kecerdasan dan kepandaian anak dalam belajar adalah mata pelajaran
matematika. Mereka beranggapan bahwa mata pelajaran yang paling baik, berkualitas,
dan paling tinggi kedudukannya dibandingankan dengan pelajaran lain. Tetapi mata

3
pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang paling ditakuti oleh kebanyakan
peserta didik karena dianggap pelajaran yang sangat sulit. Hal ini terlihat dari
pembelajaran yang masih rendah selain itu juga ada faktor yang berperan dalam
keberhasilan pembelajaran matematika antara lain kurangnya pemahaman materi,
penggunaan metode yang kurang tepat, media yang kurang menarik, proses KBM
yang kurang variatif.

Pada kenyataan yang terjadi dalam proses belajar mengajar matematika itu,
guru masih menggunakan metode konvensional roses Drill and Practice dalam
menyampaikan materi. Disini guru memberikan definisi-definisi setelah itu member
contoh-contoh, sehingga peserta didik itu hanya memperoleh catatancatatan materi
yang berupa simbol dan rumus-rumus saja tidak ada aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini berakibat pada siswa yang apabila mereka dibri soal yang berbeda
dengan contoh-contoh cenderung akan salah.

Hasil belajar merupakan hasil dari usaha yang telah dilakukan. Belajar
matematika memerlukan strategi yang tepat supaya dapat memperolh hasil yang
maksimal dan berpengaruh pada prestasi belajar peserta didik. Di sini guru harus
dapat menggunakan metode dan cara belajar yang menarik supaya minat belajar
matematika siswa itu tinggi.

Salah satu usaha guru untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik yaitu
dengan cara pemberian tugas Pekerjaan Rumah (PR). Pemberian tugas PR ini
bertujuan supaya siswa tetap belajar di rumah dan memanfaatkan waktu di luar
pelajaran jam sekolah, sehingga siswa yang kurang paham terhadap materi yang
disampaikan akan lebih mengerti karena adanya latihan di rumah. Oleh karena itu
peneliti mengadakan penelitian tentang “UPAYA PENINGKATAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN
RUMAH SISWA KELAS 2 SDIT AL-HIKMAH MAROS”.

4
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut:
Apakah dengan memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR) dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 2 SDIT AL-HIKMAH MAROS?

C.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas 2 SDIT
AL-HIKMAH MAROS melalui pemberian tugas Pekerjaan Rumah.

D.Manfaat Penelitian
1.Manfaat Teoritis
Untuk mengetahui apakah pemberian tugas Pekerjaan Rumah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas 2 SDIT Al-Hikmah Maros?
2.Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti
Mendapatkan pengalaman secara langsung dalam pembelajaran matematika
dan sebagai tambahan dokumen ilmiah agar dapat ditindaklanjuti oleh peneliti
selanjutnya.

b. Bagi Guru
1. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalam memilih
dan menggunakan metode-metode mengajar matematika sehingga terjadi
peningkatan di kelas dan berdampak pada peningkatan hasil belajar matematika.
2. Guru akan lebih bersemangat jika pembelajaran yang dilakukan berjalan lancar,
menyenangkan dan siswa paham dan mengerti sehingga tujuan tercapai.

c. Bagi siswa

5
Siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika dapa terbantu.

d.Bagi Pembaca
Dapat menambah wawasan untuk meningkatkan hasil pembelajaran
matematika di SD.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

A.Tinjauan Pustaka
1.Belajar
a.Pengertian Belajar
Elizabeth B. Hurlock (1997: 29) menyatakan bahwa “Belajar adalah
perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha”.
Morgan, dkk dalam Mulyani Sumantri (2001: 13) menyatakan bahwa “Belajar
adalah sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai
hasil latihan dan pengalaman”.
Gagne dalam Mulyani Sumantri (2001: 14) menyatakan bahwa “Belajar
bukan terjadi karena adanya warisan genetika, atau respon secara alamiah,
kedewasaan, atau keadaan organism yang bersifat temporer seperti misalnya
kelelahan, pengaruh obat-obatan, rasa takut, persepsi, motivasi, dan seterusnya atau
gabungan dari kesemuanya”.
Garry dan Kingsley dalam Y. Padmono (2002: 99) menyatakan bahwa
“belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang ditimbulkan melalui praktek
latihan”.
Hilgard dalam Y. Padmono (2002: 99) menyatakan bahwa “belajar merupakan
proses perubahan kegiatan karena reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut
bukan karena pertumbuhan, perubahan temporer, atau karena obat”.
James O. Whitaker dalam Y. Padmono (2002: 99) menyatakan bahwa “belajar
adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman”.
Berdasarkan pengertian-pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah proses perubahan dan peningkatan kualitas serta kuantitas
tingkah laku seseorang di berbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi
terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak terjadi
peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut
mengalami kegagalan di dalam proses belajar.

7
b.Hasil Belajar
Sudjana dalam Y. Padmono (2002: 37) menyatakan bahwa “hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya”. Dengan demikian hasil menunjukkan perubahan
dari sebelum menerima pengalaman belajar dengan setelah menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar menunjukkan perubahan penambahan, peningkatan, dan
penyempurnaan perilaku.

2.Matematika

a.Pengertian Matematika
Ruseffendi (1992: 27) menyatakan bahwa ”Matematika adalah terjemahan
dari mathematics”. Namun arti yang tepat dari matematik itu tidak dapat diterapkan
secara eksak (pasti) dan singkat. Definisi dari matematika makin lama makin sukar
untuk dibuat, karena cabang matematika makin lama makin bertambah dan makin
bercampur satu sama lainnya.
Reys dalam Rusefendi (1992: 28) menyatakan bahwa “Matematika adalah
telahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu
bahasa, dan suatu alat”.
Kline dalam Ruseffendi (1992: 28) menyatakan bahwa “ Matematika bukanlah
pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya
matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai
permasalahan sosial, ekonomi dan alam”.
Johnson dan Rising dalam Russeffendi (1992: 28) menyatakan bahwa
”Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang
logik;matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan
dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih
berupa bahasa simbol mengenai ide (gagasan) daripada mengenai bunyi”.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa matematika
adalah bahan kajian yang objeknya abstrak dan terstruktur, tersusun atas konsep-
konsep yang saling berhubungan, memiliki keterkaitan yang kuat dan jelas, dibuat

8
secara deduktif untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai
permasalahan sosial, ekonomi dan alam, yang terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar,
analisis dan geometri.

3.Pemberian tugas Pekerjaan Rumah


a. Cara Melaksanakan Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah (PR)
PR ini diberikan kepada para siswa pada akhir pelajaran, pokok bahasan atau
sub pokok bahasan, bahkan pertemuan. Tugas yang diberikan hendaknya dipersiapkan
dengan baik oleh guru sehingga, dapat melahirkan penguasaan atas pengetahuan dan
keterampilan tertentu. Guru membuat soal, baik sewaktu mengajar atau pun
sebelumnya, Jumlah soal/skop materi yang diberikan harus mencakup seluruh bahan
yang diajarkan pada bahasan waktu itu, bahkan di upayakan ada bahan yang bersifat
mengulang pelajaran yang telah lalu. Guru hendaknya memberikan penjelasan yang
cukup tentang materi tersebut sehingga tidak timbul kesalahpahaman dalam
pelaksanaannya. Guru hendaknya membimbing pekerjaan tersebut, terutama bila para
siswa mengalami kesulitan serta memberikan petunjuk penyelesaiannya.
Pemeriksaan terhadap PR tadi dapat dilakukan beberapa menit sebelum
pelajaran dimulai pada jam bahasan berikutnya atau guru menyediakan waktu ekstra
untuk itu. Ketika para siswa tidak mengerjakan tugas, atau tugasnya belum selesai,
dapat diberikan hukuman yang bersifat edukatif demi mendorong motivasi mereka.

b. Manfaat Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah (PR)


Cara ini akan mendapat manfaat apabila dilakukan dengan baik seperti contoh
berikut. Tugas tersebut merupakan pengulangan dan pemantapan pengertian murid
pada pelajaran yang diberikan. Dengan dasar learning by doing, diharapkan kesan
pada diri anak akan lebih mendalam dan mudah diingat (adanya penambahan
frekuensi belajar). Sikap dan pengalaman atas suatu masalah dan murid akan dapat
dibina lebih kuat (bimbingan dari guru) dengan adanya penambahan belajar kelompok
(bersama teman), adanya kesempatan untuk bertanya setelah menghadapi
soal/perintah yang tak terpecahkan, dan pemberian tugas (PR).

9
Dengan demikian keterbatasan waktu di kelas untuk memecahkan suatu
masalah atau pemahaman suatu materi akan terpecahkan (adanya penambahan waktu
belajar siswa). Siswa didorong untuk mencari sendiri bahan/sumber pengetahuan yang
berkaitan dengan apa yang mereka pelajari. Mereka akan mengerjakan PR karena
adanya rasa takut/malu mendapatkan hukuman atau dengan kesadarannya sendiri.

c. Kelemahan Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah (PR)


Kelemahan yang dapat diamati dari pemberian tugas PR dapat di gambarkan
sebagai berikut :
1) Seringkali siswa tidak mengerjakan PR dengan kemampuan sendiri,
melainkan meniru/menyontek atau pun ikut-ikutan dengan alasan kerjasama;
2) Guru kurang konsekuen memeriksa dan menghargai pekerjaan murid;
3) Sukar untuk memberikan tugas secara individual sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuan siswa sendiri;
4) Para siswa mengerjakan PR tidak mengikuti cara yang telah diajarkan
oleh guru/buku; dan
5) Para siswa lambat memahami keterangan dari guru.

d.Upaya mengekfektifkan Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah (PR)


Upaya yang dapat dilakukan untuk mengefektifkan pemberian tugas PR dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Tugas yang diberikan mempunyai pertalian erat dengan bahan yang
telah dijelaskan di kelas;
2) Usahakan tugas yang diberikan disadari benar manfaatnya oleh siswa guna
menimbulkan minat yang lebih besar;
3) Waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas tidak terlalu lama atau
pendek agar tidak menimbulkan kejemuan ataupun kecemasan;
4) Upayakan agar siswa tahu tentang alat dan cara menilai hasil pekerjaan
tersebut sehingga akan mengurangi banyaknya kesalahan dan rendahnya nilai; dan
5) Guru tidak sungkan memberikan hadiah kepada mereka yang berhasil serta
hukuman kepada mereka yang tidak mengerjakannya dengan konsekuen.

10
B.Kerangka Berpikir
Dalam kegiatan belajar mengajar keahlian guru memberikan petunjuk atau
belajar adalah suatu hal yang penting. Karena hal tersebut dapat menunjang hasil
belajar siswa yang dicapai. Untuk itu dalam pembelajaran matematika di Sekolah
Dasar guru memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR), untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
Pemberian tugas Pekerjaan Rumah ini dengan tujuan supaya siswa dapat
lebih giat lagi dalm belajar sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Pelajaran Pemberian tugas


Hasil belajar
Matematika Pekerjaan Rumah
Matematika

11
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Peneliian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom
action research) yang terdiri dari 2 siklus. Desain penelitian yang dilaksanakan
menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart yang terdiri dari
empat komponen, yakni perencanaan, pelaksanakan tindakan, pengamatan, dan
refleksi.

B.Tempat Penelitian
Penelitian yang berjudul “Upaya peningkatan hasil belajar matematika melalui
pemberian tugas Pekerjaan Rumah (PR) siswa kelas 2 SDIT Al-Hikmah Maros”
dilokasikan di BTN Wesabbe 2 Maccopa, kecamatan Mandai, Kabupaten Maros,
Sulawesi Selatan 90516. SD ini letaknya strategis karena dekat jalan raya, yang
menghubungkan jalur alternatif. Walaupun SDIT Al-Hikmah ini tidak terlalu luas
seperti SD biasanya, tetapi rasa kebersamaan itu yang utama. Sebagian besar wali
murid di SD ini bekerja sebagai petani, hanya sebagian kecil dari orang tua siswa
yang bekerja sebagai PNS dan wiraswasta.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

Dari penelitian yang akan dilakukan menggunakan penelitian populasi dengan


obyek yang diteliti semua siswa kelas 2 SD Islam Terpadu Al-Hikmah Maros yang
berjumlah 30 siswa.

D. Sumber Data

Dalam mengumpulkan data penelitian ini, peneliti mengambil data dari


beberapa sumber, antara lain:

12
1.Siswa

Data tentang hasil belajar Matematika SD Islam Terpadu Al-Hikmah Maros


tahun pelajaran 2019/2020 yang mencakup nilai ulangan harian dan nilai ulangan
akhir semester pada mata pelajaran Matematika.

2.TemanSejawat

Data hasil pengamatan dari teman sejawat tentang proses pembelajaran yang
dilaksanakan oleh peneliti saat melakuakan penelitian dan selama penelitian
dilaksanakan.

3.Kepala Sekolah

Informasi dan data yang dibutuhkan peneliti mengenai data siswa kelas 2 SDN
Weton Kulon berupa latar belakang orang tua siswa, pekerjaan orang siswa.

4.Dokumen

Dokumen-dokumen penting mengenai latar belakang siswa kelas 2 SD Islam


Terpadu Al-Hikmah mengenai pendidikan selama sekolah di SD Islam Terpadu Al-
Hikmah dan perkembangan akademik.
E.Teknik Sampling

Sampling adalah suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak


menyuluruh, artinya tidak mencangkup seluruh obyek penyelidikan (populasi =
Univerce). Akan tetapi hanya sebagian dari populasi saja, yaitu hanya mencangkup
sempel yang diambil dari populasi tersebut.

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Menurut Sugiono


(2009: 217-221) teknik sampling pada dasarnya ada 2 yaitu:

a.ProbabilitySamplingyangmeliputi :
1) Simple Random Sampling
2) Proportionate Stratified Random Sampling
3) Dispropotionate Stratified Random Sampling

13
4) Area (Cluster) Sampling

b.NonProbabilitySamplingyangmeliputi:
1) Sampling sistematis
2) Sampling Kuota
3) Sampling Aksidental
4) Purposive Sampling
5) Sampling Jenuh
6) Snow Ball Sampling
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini yaitu Non Probability
Sampling Jenuh. Sampling Jenuh artinya, teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan jumlah populasi relatif
kecil.

Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik pengambilan


sampling dapat dilakukan dengan cara mengambil populasi.

F.Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes dan dokumen.
1. Observasi
Nasution dalam Sugiyono (2009: 22) menyatakan bahwa “observasi adalah
dasar semua ilmu pengetahuan”.
Marshall dalam Sugiyono (2009: 226) menyatakan bahwa “melalui observasi,
peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut”.
Sanafiah Faisal dalam Sugiyono (2009: 226) mengklasifikasikan observasi
menjadi tiga yaitu:
1) Observasi Partisipasi (participant observation)
2) Observasi yang secara terang-terangan dan tersamar
3) Observasi yang tak berstruktur (unstructured observation)

14
Dalam hal ini observasi dilakukan untuk melihat seberapa jauh tindakan yang
telah mencapai sasaran dan mengetahui keefektifannya. Observasi langsung di kelas
yang digunakan untuk penelitian, yaitu pengumpulan data melalui pengamatan secara
langsung terhadap gejala perilaku yang diselidiki sebagai objek penelitian. Dari data
tersebut, peneliti dapat mengetahui tingkah laku siswa dalam mengikuti pembelajaran
matematika.

Alat untuk mengumpulkan data observasi yaitu menggunakan lembar


observasi, panca indra peneliti, dan menggunakan daftar nilai siswa.

2.Tes
Alat untuk mengumpulkan data dari teknik tes adalah instrument tes. Tes ini
dilaksanakan secara tertulis. Tes ini diberikan sesudah dilaksanakan tindakan, dengan
tujuan mengetahui tingkat kemajuan belajar sesudah dilaksanakan tindakan yaitu
berupa pemberian tugas Pekerjaan Rumah (PR).

3.Dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat
berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen
yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, biografi,
peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup,
sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat
berupa gambar, patung, film dan lain-lain.

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, meliputi tiga
alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan terus menerus selama dan setelah
pengumpulan data yaitu:

15
1.ReduksiData
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan
data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulankesimpulan finalnya dapat
ditarik dan diverifikasikan.

2.PenyajianData
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang disusun yang dapat
memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan penarikan kesimpulan
dan mengambil tindakan yang tepat. Penyajian data dalam penelitian ini disajikan
dalam bentuk tabel, diagram, dan ringkasan.

3.PenarikanKesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan makna-makna yang muncul dari data yang
harus diuji kebenarannya dan kecocokannya, yakni yang berupa validitasnya. Dalam
tahapan untuk menarik kesimpulan dari kategori-kategori data yang telah direduksi
dan disajikan untuk selanjutnya menuju kesimpulan akhir yang mampu menjawab
permasalahan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth B. Hurlock. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Mulyani Sumantri, dkk. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana

Russsefendi. 1992. Pendidikan Matematika 3 Modul 1-9. Jakarta: Depdikbud

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta Bandung

Y. Padmono. 2002. Bimbingan di Sekolah Dasar: Surakarta

16
Y. Padmono. 2002. Evaluasi Pengajaran. Surakarta: Pegangan Kuliah

17

Anda mungkin juga menyukai