Anda di halaman 1dari 30

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI MATEMATIKA

MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN


FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) MELALUI
MODEL INQUIRY TERBIMBING PADA SISWA KELAS IV
SDIT ALAM HARAPAN UMMAT PURBALINGGA
SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2018-2019

Nama : TRIMOWATI
NIM : 836579613

Abstrak
Pembelajaran matematika SD diharapkan terjadi reinvention (penemuan
kembali) serta merupakan pembelajaran yang bermakna yang menunjukkan
adanya keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan
konsep yang akan diajarkan (Heruman, 2008). Berdasarkan rumusan masalah
yang dikembangkan pada pelaksanaan PTK ini, maka tujuan perbaikan
pembelajaran ini adalah sebagai berikut : Meningkatkan hasil belajar dan
motivasi matematika melalui model inquiry terbimbing.
Pelaksanaan perbaikan dilakukan di kelas IV SDIT Alam Harapan Ummat
Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga, dengan jumlah siswa 32
orang terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan.
Dengan materi “kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan
terbesar (FPB)”.
Hasil analisis dan perumusan masalah tersebut di atas menunjukan bahwa
program perbaikan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dalam materi pelajaran Matematika. Penerapan model
inquiry terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Matematika. Hasil yang dicapai siswa setelah menerapkan model
inquiry terbimbing. Perubahan motivasi belajar siswa setelah menggunakan
model inquiry terbimbing.
Kata kunci : Model inquiry terbimbing, Hasil Belajar Siswa, Motivasi Siswa
2

DAFTAR ISI

Abstrak................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI....................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 3
1. Identifikasi Masalah......................................................................... 4
2. Analisis Masalah.............................................................................. 4
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran............................................. 5
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran........................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Matematika di SD............................................................. 6
B. Hasil Belajar Matematika........................................................................ 7
C. Motivasi Belajar Matematika.................................................................. 8
D. Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing............................................... 9
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu............. 11
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran............................................... 12
C. Teknik Analisis Data............................................................................... 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran................................................ 18
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran........................... 26
BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan................................................................................................. 27
B. Saran Tindak Lanjut................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 29
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan,
kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Merancang
pembelajaran bagi murid adalah tugas utama seorang guru. Untuk itu guru tidak
hanya dituntut untuk membuat suasana pembelajaran menjadi nyaman dan
menarik, tetapi juga harus mampu menciptakan metode pembelajaran yang sesuai
dengan keadaan diri masing-masing siswa. (Baharudin, 2007: 1).
Matematika sering dianggap sebagai salah satu pelajaran yang paling sulit
bagi siswa. Efek negatif dari pandangan ini adalah ada banyak siswa yang sudah
merasa anti dengan matematika sebelum mereka betul-betul mempelajari
matematika (Wijaya, 2012: 2). Beban materi yang cukup banyak dan bersyarat
terutama mulai menginjak kelas IV materi matematika sudah dianggap cukup sulit
untuk dipahami. Untuk memahami materi kelipatan dan faktor siswa seharusnya
sudah menguasai perkalian dengan baik.
Guru cenderung menggunakan metode ceramah dan belum mampu
memahamkan konsep matematika itu sendiri menyebabkan kejenuhan dan
kebosanan untuk siswa mampu mencerna materi dengan baik. Selain itu dengan
alokasi waktu yang cukup pendek mengakibatkan pendalaman materi masih
kurang.
Dengan kondisi demikian timbul masalah yaitu rendahnya hasil belajar
dan motivasi matematika siswa yang terjadi hampir setiap tahun pelajaran. Pada
materi Kelipatan Persekutuan TerKecil (KPK) dan Faktor Persekutuan TerBesar
(FPB) masih belum begitu dipahami siswa yang ditunjukkan dengan nilai ulangan
harian yang rendah. Daya serap siswa pada ulangan harian dalam satu kelas baru
mencapai 53,13% tuntas. Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70,00 dan
jumlah siswa 32 anak, siswa yang sudah tuntas baru 17 anak.
Hasil diskusi dengan teman sejawat, bagaimana bisa membuat matematika
lebih menarik bagi siswa. Mungkin tidak ada pendekatan yang paling baik dan
4

tepat untuk belajar matematika, tapi bukan berarti bahwa tidak ada pendekatan
yang bisa membuat matematika menjadi lebih menarik.
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti bermaksud melakukan
perbaikan pembelajaran di kelas IV SDIT Alam Harapan Ummat Purbalingga
dengan menggunakan pendekatan model inquiri terbimbing.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diketahui bahwa
permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran matematika materi
KPK dan FPB yaitu: rendahnya hasil belajar. Metode pembelajaran yang
kurang menarik mengakibatkan rendahnya motivasi belajar matematika
siswa.
Sementara kondisi yang diharapkan yaitu siswa dapat mencapai KKM
70,0 dengan daya serap minimal 75,00% dan melalui metode pembelajaran
yang menarik siswa akan meningkat motivasinya dalam belajar matematika.
2. Analisis Masalah
Dari hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa belum
memahami materi KPK dan FPB sebagai berikut:
a. Guru cenderung menggunakan metode ceramah dan drill .
b. Baru sebagian siswa yang aktif terlibat dalam pembelajaran.
c. Kurangnya contoh dan latihan serta bimbingan guru secara menyeluruh.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dari analisis masalah tersebut peneliti menemukan alternatif dan
pemecahan masalah sebagai berikut:
a. Guru perlu menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk
meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika
tentang KPK dan FPB.
b. Guru perlu memotivasi siswa agar sepenuhnya terlibat aktif dalam
pembelajaran.
c. Guru perlu memberi lebih banyak contoh dan latihan serta membimbing
seluruh siswa.
5

B. Rumusan Masalah
Fokus perbaikan untuk mata pelajaran Matematika adalah “ Bagaimana
meningkatkan hasil belajar dan motivasi matematika materi kelipatan persekutuan
terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) melalui model inquiry
terbimbing pada siswa kelas IV SDIT Alam Harapan Ummat Purbalingga
semester gasal tahun pelajaran 2018/2019?”.

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran yang ingin dicapai meliputi:
1. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai yaitu meningkatkan hasil belajar
dan motivasi matematika materi KPK dan FPB melalui model inkuiri
terbimbing pada siswa kelas IV SDIT Alam Harapan Ummat Purbalingga
semester gasal tahun pelajaran 2018/2019.
2. Tujuan Umum
Tujuan secara umum yang ingin dicapai yaitu menerapkan model
inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar, motivasi dan
keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan pemahaman
konsep dengan lebih baik.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Adapun tindakan proses perbaikan pembelajaran ini diharapkan akan dapat
memberikan manfaat yang sangat berguna bagi:
1. Bagi siswa
a. Meningkatkan hasil belajar matematika materi KPK dan FPB.
b. Meningkatkan motivasi belajar matematika.
2. Bagi guru
a. Membantu guru dalam memperbaiki proses pembelajaran.
b. Meningkatkan percaya diri.
c. Meningkatkan kreatifitas dan kinerja guru dalam mengembangkan teknik
pembelajaran.
6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika di SD
1. Pengertian Pembelajaran Matematika di SD
Heruman (2008) menyatakan dalam pembelajaran matematika SD,
diharapkan terjadi reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali
adalah menemukan suatu cara penyelesaian secara informal dalam
pembelajaran di kelas. Selanjutnya Heruman menambahkan bahwa dalam
pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara pengalaman
belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan.
Siswa SD berada pada umur yang berkisar antara usia 7 hingga 12
tahun, pada tahap ini siswa masih berpikir pada fase operasional konkret.
Kemampuan yang tampak dalam fase ini adalah kemampuan dalam proses
berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terkait
dengan objek yang bersifat konkret (Heruman, 2008).
2. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD
Tujuan pembelajaran matematika di SD secara umum adalah agar
siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Menurut Depdiknas
(2001: 9), kompetenasi atau kemampuan umum pembelajaran matematika di
SD sebagai berikut:
a. Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian, beserta operasi hitung campurannya dan pecahan.
b. Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang
sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas, dan volume.
c. Menentukan sifat simetri, kesebangunan, dan sistem koordinat.
d. Menggunakan pengukuran: satuan, kesetaraan satuan, dan penaksiran
pengukuran.
e. Menentukan dan menafsirkan data sederhana.
f. Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan mengomunikasikan
gagasan secara matematika.
7

Cara mencapai tujuan pembelajaran matematika tersebut, seorang


guru hendaknya dapat menciptakan kondisi dan situasi pembelajaran yang
memungkinkan siswa aktif membentuk, menemukan, dan mengembangkan
pengetahuannya. Kemudian siswa mengkonstruksikannya dalam ingatan
yang sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut.
3. Manfaat Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika sangat penting dalam kehidupan siswa.
Melalui pembelajaran matematika siswa akan mendapatkan manfaat yaitu
terlatih berpikir sistematis, teratur, kritis, logis, dan inovatif serta menjadi
lebih teliti dan punya kepercayaan diri. Selain itu siswa mendapat motivasi
bahwa matematika itu menyenangkan.
B. Hasil Belajar Matematika
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar seseorang dapat dilakukan dengan melakukan tes dan
pengukuran sebagai alat pengumpul data yang disebut instrumen penilaian
hasil belajar. Menurut Wahidmurni, dkk. (2010:18), instrument dibagi
menjadi dua bagian besar, yakni tes dan non tes. Selanjutnya menurut
Hamalik (2006: 155), memberikan gambaran bahwa hasil belajar yang
diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar
dengan sungguh-sungguh. Hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah
laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap
dan keterampilan.
2. Penyebab Rendahnya Hasil Belajar Matematika
Faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika adalah
penerapan model pembelajaran matematika yang masih terpusat pada guru,
sementara siswa cenderung pasif. Faktor lainnya adalah penerapan model
pembelajaran konvensional, yakni ceramah, tanya jawab, dan pemberian
tugas. Sistem pembelajaran yang demikian ini menyebabkan siswa tidak
berpartisipasi aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa tidak dapat
meningkatkan aktivitas belajar matematika untuk meningkatkan
pengembangan kemampuannya (Soedjadi, 2000).
8

3. Cara Memperoleh Hasil Belajar Matematika yang Tinggi


Cara pengembangan dan peningkatan mutu pembelajaran matematika,
yakni pembelajaran yang mampu mengoptimalkan interaksi setiap elemen
untuk menumbuhkembangkan kemampuan berpikir dengan jalan membangun
pemahaman siswa.
Membangun pemahaman pada setiap kegiatan belajar matematika
akan memperluas pengetahuan matematika yang dimiliki. Dengan
pemahaman diharapkan tumbuh kemampuan siswa untuk
mengkomunikasikan konsep yang telah dipahami dengan baik dan benar pada
setiap menghadapi permasalahan dalam pembelajaran matematika.
C. Motivasi Belajar Matematika
1. Pengertian Motivasi Belajar
Suryabrata (2006) menyatakan bahwa motivasi belajar dapat diartikan
sebagai keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri individu yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar,
dan mengarahkan kegiatan belajar yang dapat timbul di dalam dirinya
maupun di luar dirinya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Mudjiono dan Dimyati (2006), motivasi belajar dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: a. Cita-cita atau aspirasi
siswa; b. Kemampuan siswa; c. Kondisi siswa; d. Kondisi lingkungan
siswa; e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran; dan f.
Upaya guru membelajarkan siswa.
3. Pentingnya Motivasi Belajar
Motivasi dalam belajar merupakan penggerak kemajuan dan
penguasaan materi pembelajaran bagi siswa maupun bagi guru (Dimyati,
2006). Pentingnya motivasi belajar bagi siswa antara lain:
a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan akhir.
b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar.
c. Mengarahkan kegiatan belajar.
d. Membesarkan semangat belajar.
9

e. Mengadakan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja


dengan berkesinambungan.
Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa
bermanfaat bagi guru, antara lain: 1) membangkitkan, meningkatkan, dan
memelihara semangat siswa untuk belajar sampai tuntas dan berhasil; 2)
mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa yang bermacam-macam;
3) meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara
beberapa peran sebagai penasehat, fasilitator, instruktur, teman diskusi,
penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik.
D. Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing
1. Pengertian Model Inquiry Terbimbing
Model pembelajaran inquiry terbagi menjadi dua yaitu inquiry
terbimbing (Guided Inquiry) dan inquiry bebas (Open-ended inquiry).
Pada inquiry terbimbing guru membimbing siswa melakukan kegiatan
dengan memberikan pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu
diskusi. Inquiry terbimbing bisa dilakukan di awal proses pembelajaran
untuk siswa yang belum terbiasa, dan selanjutnya dapat diikuti dengan
inquiry bebas.
Menurut Jauhar (2011: 64),  pembelajaran inquiry terbimbing ada
beberapa ciri utama model pembelajaran inquiry yaitu:
a. Menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari
dan menemukan.
b. Seluruh aktivitas siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
suatu yang dipertanyakan, artinya dimana guru hanya sebagai
fasilitator dan motivator belajar siswa, yang dilakukan dengan proses
tanya jawab.
c. Mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses
mental.
2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing
Sutikno (2014: 83) mengemukakan langkah-langkah model
pembelajar inquiry terbimbing sebagai berikut: a. Orientasi; b. Rumusan
10

hipotesis; c. Definisi; d. Eksplorasi; e. Pembuktian; dan f. Perumusan


generalisasi. Proses pembelajaran inkuiri meliputi lima langkah yaitu:
merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data,
menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan.
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Inquiry
a. Kelebihan model Inquiry
1) Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan
kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
secara seimbang.
2) Pembelajaran ini dapat memberi ruang kepada siswa untuk
belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3) Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai
dengan perkembangan psikologi belajar modern.
4) Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata.
b. Kekurangan model Inquiry
1) Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2) Sulit merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan belajar siswa.
3) Kadang-kadang dalam implementasinya memerlukan waktu
yang panjang.
4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan
siswa dalam menguasai materi pelajaran.
11

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak Yang Membantu
1. Subyek Penelitian
Kelas yang menjadi subyek penelitian adalah kelas IV SDIT Alam
Harapan Ummat Purbalingga dengan jumlah siswa, 32 siswa yang terdiri
dari 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan pada mata pelajaran
matematika semester gasal tahun pelajaran 2018/2019.
2. Tempat Penelitian
Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Islam
Terpadu (SDIT) Alam Harapan Ummat Purbalingga, Jalan Letnan Sudani
Kelurahan Kembaran Kulon RT 03 RW 02 Kecamatan Purbalingga,
Kabupaten Purbalingga.
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian sebanyak 2
siklus. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober semester gasal
tahun pelajaran 2018/2019, dengan rincian sebagai berikut:
a. Siklus I pertemuan ke-1, Rabu, 03 Oktober 2018
b. Siklus I pertemuan ke-2, Kamis, 04 Oktober 2018
c. Siklus II pertemuan ke-1, Rabu, 10 Oktober 2018
d. Siklus II pertemuan ke-2, Kamis, 11 Oktober 2018
4. Pihak yang Membantu
Dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini antara lain:
a. Supervisor 2
Yang bertindak sebagai supervisor 2 dalam penelitian perbaikan
pembelajaran ini yaitu bapak Cukup Riyanto, S.Pd.
b. Teman Sejawat/Penilai 2
Yang bertindak sebagai penilai 2 yang sekaligus teman sejawat
peneliti yaitu ibu Muftiatun Zakiah, S.Pd.
12

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilakukan sebanyak 2 siklus.
Berikut ini bagan perbaikan pembelajaran:
L
N
A
C
E
R
P
IT
F
S
KM
G L
C
N
R
E
P
A
G
IM
F
S
KT

SIKLUS SIKLUS
I II

Gambar 1. Tahap-tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran


Tahap-tahap perbaikan pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan perbaikan pembelajaran, meliputi:
Menganalisis dan memecahkan masalah; Membuat perencanaan
perbaikan pembelajaran; Menentukan tujuan perbaikan pembelajaran;
Menentukan pendekatan perbaikan pembelajaran; dan Membuat lembar
observasi.
2. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran, peneliti akan melakukan
tindakan pembelajaran sesuai prosedur perencanaan.
3. Pengamatan
Pengamatan ini dilakukan selama proses perbaikan pembelajaran.
4. Refleksi
Peneliti merumuskan langkah-langkah perbaikan pembelajaran yang
selanjutnya sesuai hasil refleksi bersama supervisor 2 dan teman sejawat.

Prosedur Pelaksanaan
1. Siklus I
a. Perencanaan, Perencanaan meliputi kegiatan:
13

1) Berdiskusi dengan teman sejawat untuk membahas aspek-aspek


pembelajaran yang menjadi objek pengamatan.
2) Berkonsultasi dengan dosen pembimbing.
3) Menemukan solusi masalah yaitu dengan mengganti model
pembelajaran dan menyiapkan media, alat peraga yang
mendukung, dan sumber belajar yang relevan.
4) Menyiapkan lembar pengamatan APKG I dan APKG II.
5) Menyiapkan media pembelajaran.
6) Menyiapkan soal-soal evaluasi yang digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa tentang materi pembelajaran.
7) Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP).
8) Setelah RPP disetujui oleh supervisor 2, peneliti meminta ijin
untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran Siklus I.
9) Menyusun lembar kerja siswa.
Materi perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan, yaitu:
Kompetensi Dasar:
1) Menjelaskan faktor dan kelipatan suatu bilangan.
2) Mengidentifikasi faktor dan kelipatan suatu bilangan.
3) Menjelaskan bilangan prima.
4) Mengidentifikasi bilangan prima.
Pertemuan ke-1:
1) Menentukan kelipatan bilangan.
2) Mengidentifikasi kelipatan persekutuan dua bilangan.
Pertemuan ke-2:
1) Menentukan faktor bilangan.
2) Menentukan faktor prima bilangan.
3) Membedakan bilangan prima dan bukan prima.
4) Mengidentifikasi faktor persekutuan dua bilangan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan setelah perencanaan.
14

Beberapa tindakan yang dilakukan peneliti sesuai dengan langkah-


langkah pembelajaran. RPP Siklus I pertemuan ke-1:
1) Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Appersepsi: Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “kelipatan
dan faktor”.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Setiap kelompok siswa diminta untuk membaca teks yang
berisi tentang perkalian dan pembagian.
b) Siswa diminta membuat tabel perkalian sesuai cerita dalam
bacaan.
c) Siswa membuat kesimpulan tentang pengertian kelipatan
dan kelipatan persekutuan.
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang
telah dipelajari.
RPP Siklus I pertemuan ke-2:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Guru menyampaikan tujuan dan rencana kegiatan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Setiap kelompok diminta untuk membaca teks yang berisi
tentang pembagian.
b) Guru menjelaskan pemfaktoran dengan faktor prima
dinamakan faktorisasi prima.
c) Siswa diminta mengerjakan lembar kerja berkaitan dengan
faktor.
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang
telah dipelajari.
c. Pengamatan
Kegiatan ini juga meliputi pengamatan terhadap pelaksanaan
tindakan, sikap guru dan siswa dalam proses pembelajaran
menggunakan instrumen yang telah disediakan sebelumnya.
d. Refleksi
15

Refleksi merupakan kegiatan analisis terhadap semua


informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan, antara lain:
1) Keberhasilan tindakan proses pembelajaran pada siklus I
2) Kekurangan proses pembelajaran pada siklus I
3) Solusi atas kelemahan sebagai bahan perencanaan perbaikan
pada siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Merencanakan perbaikan pembelajaran siklus II berdasarkan hasil
refleksi pada siklus I. Peneliti membuat kembali rencana
perbaikan pembelajaran (RPP). Materi perbaikan pembelajaran
yang akan dilakukan yaitu:
Kompetensi Dasar:
1) Menjelaskan dan menentukan faktor persekutuan, FPB,
kelipatan persekutuan, dan KPK dari dua bilangan yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
2) Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan faktor
persekutuan, FPB, kelipatan persekutuan, KPK dari dua
bilangan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan setelah perencanaan hasil refleksi
pembelajaran siklus I. Pembelajaran selanjutnya sebagai berikut:
RPP Siklus II pertemuan ke-1:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Appersepsi: guru mengajak siswa menyanyikan lagu
“kelipatan dan faktor”
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Guru memperagakan cara menggunakan dakon angka.
b) Guru membantu siswa menguatkan pemahaman dengan
menunjukkan faktor terbesar dan faktor terkecil dua
angka.
16

c) Siswa diminta menyimpulkan sementara pengertian FPB


dan KPK.
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang sudah
dilaksanakan.
RPP Siklus II pertemuan ke-2:
1) Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Appersepsi: guru mengajak siswa mendengarkan cerita
tentang matematika Al Qur’an.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Guru memberikan dua cerita, cerita yang pertama
berkaitan dengan FPB dan cerita yang kedua berkaitan
dengan KPK .
b) Guru mengarahkan siswa untuk membedakan cerita yang
berkaitan dengan FPB dan cerita yang berkaitan dengan
KPK.
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru mengumpulkan dan menilai lembar kerja siswa.
c. Pengamatan
Kegiatan ini meliputi pengamatan terhadap perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan tindakan, serta sikap guru dan siswa
dalam proses pembelajaran menggunakan instrumen yang telah
dipersiapkan.
d. Refleksi
Setelah proses pelaksanaan tindakan dan pengamatan
selanjutnya peneliti, teman sejawat, dan supervisor melakukan
refleksi. Pada refleksi siklus II yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan akan diakhiri atau dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
C. Teknik Analisis Data
1. Hasil Data Kuantitatif, Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes
formatif.
2. Hasil Data Kualitatif, Data kualitatif diperoleh dari hasil pengamatan
menggunakan lembar observasi.
17

3. Alat Pengumpulan Data


a. Tes, tes yang diberikan dalam dua tahap yaitu tes awal sebelum
pelaksanaan tindakan. Kegiatan pengumpulan data melalui tes
meliputi: mencari nilai atau ketuntasan yang diperoleh tiap siswa,
mencari nilai rata-rata kelas, dan menghitung persentase daya
serap.
b. Pengamatan, pengamatan dilakukan untuk memantau kegiatan di
kelas selama pelaksanaan tindakan.
c. Wawancara, wawancara menurut P. Joko Subagyo (2011: 39)
adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-
pertanyaan pada para responden. Dalam hal ini peneliti
menggunakan wawancara tidak terstruktur.
d. Dokumentasi, menurut Sugiyono (2013: 240) dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang.
4. Indikator Keberhasilan
Menurut Slameto (2003) indikator yang dijadikan tolak ukur
dalam menyatakan suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan
berhasil, adalah daya serap dan perilaku yang digariskan dalam tujuan
pembelajaran.
18

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Deskripsi Pra Siklus
Pra siklus merupakan tahapan pembelajaran sebelum diterapkannya
model inquiry terbimbing pada siswa kelas IV. Siswa kelas IV ini hasil
belajar dan motivasi dalam pembelajaran matematika rendah. Dari 32
siswa terdapat 15 siswa yang memdapat nilai di bawah KKM.
Hasil belajar dan motivasi matematika rendah karena pembelajaran
yang selama ini dilaksanakan cenderung dengan metode ceramah dan drill.
Hasil belajar matematika siswa Pra siklus dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Belajar Matematika Pra Siklus
Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan
≤ 70 15 46,87% Tidak Tuntas
≥ 70 17 53,13% Tuntas
Jumlah 32 100%
Nilai Rata-rata 75
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 61
Dilihat dari tabel 3. diketahui hasil belajar matematika, sebanyak 15
siswa (46,87%) tidak tuntas dengan nilai ≤ 70, sedangkan siswa yang
tuntas hanya 17 siswa (53,13%) dengan nilai ≥ 70. Hasil belajar
matematika pra siklus bila disajikan dalam diagram batang dapat dilihat
pada gambar 2.
54.00% 0.53
52.00%
50.00%
48.00% 0.47
46.00%
44.00%
42.00%
Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 2. Hasil belajar matematika Pra Siklus


Berdasarkan gambar 2. diketahui bahwa hasil belajar matematika pra
siklus siswa yang tuntas 17 siswa (53,13%) dan siswa yang tidak tuntas 14
siswa (46,87%).
2. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan
19

Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui 2 pertemuan


dengan rincian sebagai berikut:
1) Pertemuan ke-1
Peneliti merancang RPP pertemuan ke-1 dengan pokok
bahasan “Kelipatan dan Faktor Bilangan” dengan tujuan
pembelajaran: menentukan kelipatan bilangan dan
mengidentifikasi kelipatan persekutuan dua bilangan. Kegiatan
inti dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pendekatan
inquiry terbimbing. Kegiatan penutup diakhiri dengan melakukan
refleksi pembelajaran dan kesulitan yang dihadapi siswa.
2) Pertemuan ke-2
Peneliti menyiapkan: RPP, lembar kerja siswa, lembar
pengamatan, media pembelajaran. Materi pembelajaran pada
pertemuan ke-2 yaitu: menentukan faktor bilangan, menentukan
faktor prima bilangan, membedakan bilangan prima dan bukan
prima, serta mengidentifikasi faktor persekutuan dua bilangan.
Kegiatan inti meliputi kegiatan yang sesuai dengan langkah-
langkah pendekatan inquiry terbimbing. Kegiatan penutup
diakhiri dengan melakukan refleksi pembelajaran dan kesulitan
yang dihadapi siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan ke-1
1) Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Appersepsi: Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “kelipatan
dan faktor”.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Setiap kelompok diminta untuk membaca teks yang berisi
tentang perkalian dan pembagian. (Mengamati)
b) Siswa diminta membuat tabel perkalian sesuai cerita dalam
bacaan. (Mencoba)
c) Siswa membuat kesimpulan tentang pengertian kelipatan dan
kelipatan persekutuan. (Mengasosiasikan)
20

3) Kegiatan Penutup (10 menit)


Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang
telah dipelajari.
Pertemuan ke-2
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Guru menyampaikan tujuan dan rencana kegiatan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Setiap kelompok diminta untuk membaca teks yang berisi
tentang pembagian. (Mengamati)
b) Siswa diminta membuat tabel pembagian sesuai cerita dalam
bacaan. (Mencoba)
c) Guru menjelaskan pemfaktoran dengan faktor prima
dinamakan faktorisasi prima.
d) Siswa membuat kesimpulan tentang pengertian faktor dan
faktor persekutuan. (Mengasosiasikan)
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang
telah dipelajari.
c. Pengamatan
Pertemuan ke-1
Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan ke-1
adalah sebagai berikut:
1) Guru belum mengelola waktu pembelajaran dengan efisien dan
belum menggunakan peraga.
2) Guru kurang ekspresi lisan, tulisan, isyarat, dan gerakan badan
serta belum peka dengan kesalahan berbahasa siswa.
3) Guru belum melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran.
4) Efektifitas pembelajaran belum sepenuhnya tercapai karena siswa
belum sepenuhnya terlibat.
5) Baru beberapa siswa yang dapat menyimpulkan materi kelipatan
dan kelipatan persekutuan bilangan.

Pertemuan ke-2
21

Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan ke-2


adalah sebagai berikut:
1) Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai secara jelas.
2) Guru juga belum memberi kesempatan siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum dimengerti.
3) Seluruh pembelajaran matematika yang dilakukan sudah sesuai
pendekatan model inquiry terbimbing.
4) siswa juga belum dapat menyimpulkan secara jelas kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
d. Hasil Tindakan
Dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I pada
siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4. Hasil Belajar Matematika Siklus I
Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan
≤ 70 9 28,12% Tidak Tuntas
≥ 70 23 71,88% Tuntas
Jumlah 32 100%
Nilai Rata-rata 78
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 68
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui hasil belajar matematika,
sebanyak 9 siswa (28,12%) tidak tuntas sedangkan siswa yang tuntas
hanya 23 siswa (71,88%). Hasil belajar matematika pra siklus bila
disajikan dalam diagram batang dapat dilihat pada gambar 4.
80.00% 0.72
60.00%
40.00% 0.28
20.00%
0.00%
Tuntas Tidak Tuntas
Hasil belajar

Gambar 3. Hasil belajar matematika Siklus I


Berdasarkan tabel 4 dan gambar 3 menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa mencapai rata-rata 78,38 dengan rincian dari 32 siswa yang nilainya
tuntas ada 23 siswa, sedangkan siswa yang Tidak Tuntas berjumlah 9
siswa. Dengan demikian ketuntasan nilai pada siklus II mencapai 71,88%.
e. Refleksi
22

Refleksi pada siklus I difokuskan pada berbagai masalah yang


muncul pada pelaksanaan tindakan yang digunakan untuk memperbaiki
siklus II. Adapun permasalahan yang ada adalah sebagai berikut:
1) Guru belum mengelola pembelajaran dengan efisien.
2) Siswa belum sepenuhnya terlibat kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
3) Seluruh pembelajaran matematika yang dilakukan sudah sesuai
pendekatan model inquiry terbimbing.
4) Hasil belajar rata-rata siklus I menunjukkan bahwa rata-rata nilai
siswa 78,38, siswa yang tuntas sebanyak 23 dan siswa yang tidak
tuntas sebanyak 9 siswa dengan nilai masih di bawah KKM.
Hal-hal yang perlu diperbaiki untuk tahap pelaksanaan siklus II
antara lain:
1) Guru harus menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
secara jelas.
2) Guru meminta seluruh siswa untuk aktif dalam berdiskusi
3) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai
materi yang belum dipahami.
4) Guru mengalokasikan waktu dengan tepat agar seluruh rencana
kegiatan berjalan maksimal.
5) Guru memberikan motivasi pada siswa agar lebih berani untuk
bertanya dan melaporkan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
3. Deskripsi Siklus II (Kedua)
Kelemahan-kelemahan siklus I dimasukkan dalam perencanaan
pembelajaran siklus II sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari
yang terjadi pada siklus I. Siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan.
a. Perencanaan
Pertemuan ke-1
Peneliti merancang RPP dengan pokok bahasan “KPK, FPB,
dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB”,
dengan tujuan pembelajaran: menuliskan faktor persekutuaan dua
23

bilangan, menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan,


menentukan FPB dua bilangan, dan menentukan KPK dua bilangan.
Kegiatan Inti meliputi: kegiatan yang sesuai dengan langkah-langkah
pendekatan inquiry terbimbing. Kegiatan penutup diakhiri dengan
melakukan refleksi pembelajaran dan kesulitan yang dihadapi siswa.
Pertemuan ke-2
Peneliti merancang RPP dengan pokok bahasan “KPK, FPB,
dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB”,
dengan tujuan pembelajaran: menuliskan faktor persekutuaan dua
bilangan, menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan,
menentukan FPB dua bilangan, dan menentukan KPK dua bilangan.
Kegiatan Inti meliputi: kegiatan yang sesuai dengan langkah-langkah
pendekatan inquiry terbimbing. Kegiatan penutup diakhiri dengan
melakukan refleksi pembelajaran dan kesulitan yang dihadapi siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II sebagai tindak lanjut,
penyempurnaan, dan pemantapan pada siklus I. Pelaksanaan pada
siklus II terdiri dari dua pertemuan.
Pertemuan ke-1
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Appersepsi: guru mengajak siswa menyanyikan lagu “kelipatan
dan faktor”
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Guru memperagakan cara menggunakan dakon angka.
b) Guru membantu siswa menguatkan pemahaman dengan
menunjukkan faktor terbesar dan faktor terkecil dua angka.
c) Siswa diminta menyimpulkan sementara pengertian FPB dan
KPK.
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang sudah
dilaksanakan.
Pertemuan ke-2
24

1) Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


Appersepsi: guru mengajak siswa mendengarkan cerita tentang
matematika Al Qur’an.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a)Guru memberikan dua cerita, cerita yang pertama berkaitan
dengan FPB dan cerita yang kedua berkaitan dengan KPK .
b) Guru mengarahkan siswa untuk membedakan cerita yang
berkaitan dengan FPB dan cerita yang berkaitan dengan
KPK.
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru mengumpulkan dan menilai lembar kerja siswa.
c. Pengamatan
Pertemuan ke-1
1) Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai secara jelas, guru juga sudah memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum
dimengerti dan secara keseluruhan pembelajaran Matematika yang
dilakukan sudah sesuai dengan pendekatan inquiry terbimbing.
2) Siswa aktif dalam berdiskusi kelompok dan sudah memperhatikan
apa yang diperintahkan oleh guru.
3) Guru juga selalu mendorong seluruh siswa untuk aktif dalam
berdiskusi dan anggota kelompok dapat bertanggung jawab dalam
menyelesaikan LKS.
4) Guru sudah memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum dipahami.
Pertemuan ke-2
1) Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai secara jelas dan pembelajaran Matematika yang dilakukan
sudah sesuai dengan pendekatan Inquiry terbimbing.
2) Siswa sangat aktif dan berantusias dalam berdiskusi kelompok
dan sudah memperhatikan apa yang diperintahkan oleh guru.
3) Guru selalu mendorong seluruh siswa untuk aktif.
25

4) Guru sudah memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya.


Guru sudah sangat baik dalam menerapkan pendekatan inquiry
terbimbing karena dapat meningkatkan aktivitas semua.
d. Hasil Tindakan
Setelah memperbaiki kegiatan pembelajaran yang ada di siklus I
maka pelaksanaan perbaikan pada siklus II sudah mengalami
kemajuan dan peningkatan hasil belajar. Hasil belajar siswa dapat
dilihat pada tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5. Hasil Belajar Matematika Siklus II
Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan
≤ 70 5 15,62% Tidak Tuntas
≥ 70 27 84,38% Tuntas
Jumlah 32 100%
Nilai Rata-rata 80
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 69
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui hasil belajar matematika,
sebanyak 5 siswa (15,62%) tidak tuntas, sedangkan siswa yang tuntas
hanya 27 siswa (84,38%). Hasil belajar matematika pra siklus bila
disajikan dalam diagram batang dapat dilihat pada gambar 5.
100.00% 0.84
80.00%
60.00%
40.00% 0.16
20.00%
0.00%
Tuntas Tidak Tuntas
Hasil belajar

Gambar 4. Hasil belajar matematika Siklus II


Berdasarkan tabel 4 dan grafik 4 menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa mencapai rata-rata 80,37 dengan rincian dari 32 siswa yang nilainya
tuntas ada 27 siswa, sedangkan siswa yang Tidak Tuntas berjumlah 5
siswa. Dengan demikian ketuntasan nilai pada siklus II mencapai 84,38%.
e. Refleksi
Hasil refleksi dari hasil pengamatan pertemuan ke-1 dan ke-2 dan
hasil belajar siswa serta motivasi belajar siswa pada akhir siklus II.
Refleksi ini digunakan sebagai pemantapan dengan membandingkan
apakah hasil tindakan terjadi peningkatan dari siklus I.
26

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Rekapitulasi hasil belajar matematika siswa pra siklus, siklus I, dan
siklus II dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Persentase perolehan nilai evaluasi Pra siklus, siklus I, dan siklus II
No. Kriteria Pra siklus Siklus I Siklus II
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
1 Tuntas 17 53,13 23 71,88 27 84,38
2 Tidak Tuntas 15 46,78 9 28,12 5 15,62
Jumlah 32 100 32 100 32 100
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa hasil belajar matematika ketuntasan
atau daya serapnya meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran
menggunakan pendekatan model inquiry terbimbing dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa.
100.00% 84.38%
80.00% 71.88%
60.00% 53.13%
46.78%
40.00% 28.12%
20.00% 15.62%
0.00%
pra siklus siklus I siklus II

tuntas tidak tuntas


Gambar 5. Perbandingan hasil belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Hasil penelitian yang telah dipaparkan menunjukkan bahwa
penggunaan pendekatan model inqury terbimbing berhasil meningkatkan
motivasi siswa untuk memahami pembelajaran dengan lebih baik sehingga
hasil belajarnya juga meningkat. Kelebihan-kelebihan tersebut benar-benar
dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa dalam pelajaran
matematika, meskipun ketuntasannya belum mencapai 100%.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Penggunaan model Inquiry terbimbing dapat meningkatkan hasil
belajar dan motivasi matematika materi kelipatan persekutuan terkecil
(KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) pada siswa kelas IV SDIT
27

Alam Harapan Ummat Purbalingga semester gasal tahun pelajaran 2018-


2019.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan simpulan di atas, untuk menindaklanjuti hasil penelitian
yang diperoleh, maka ada beberapa hal yang sebaiknya dilaksanakan
dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa, diantaranya:
1. Libatkan siswa untuk berperan aktif menemukan pengetahuannya
sendiri.
2. Berikanlah kesempatan kepada siswa untuk banyak bertanya
mengenai materi pembelajaran.
3. Selalu beri penguatan kepada siswa agar motivasi belajarnya terjaga
baik dengan pujian, tepuk tangan, atau hadiah.
4. Pahamkan tentang manfaat pembelajaran bagi kehidupan siswa.
Berdasarkan hasil penggunaan model Inquiry Terbimbing perbaikan
pembelajaran siklus I dan siklus II, maka dapat dikemukakan saran sebagai
berikut:
1. Bagi Siswa
a. Siswa perlu memberdayakan semua sumber belajar maupun media
belajar yang mampu meningkatkan motivasi siswa dalam
membangun pemahaman.
b. Perlu kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran di kelas agar
dapat melatih kemampuan berpikir kritis, sistematis, dan kreatif
terhadap materi pembelajaran yang diterimanya.

2. Bagi Guru
a. Sebaiknya dapat memilih model pembelajaran yang tepat dalam
pembelajaran matematika sesuai dengan karakteristik tujuan dan
karakteristik siswa.
b. Perlu direncanakan secara cermat dalam memilih model
pembelajaran yang tepat dan menumbuhkan motivasi siswa.
28

c. Penting untuk meningkatkan profesionalitas guru dalam


merancang pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
a. Perlunya sekolah memfasilitasi segala kebutuhan sarana dan
prasarana pembelajaran yang memadai.
b. Perlunya sekolah memberi ruang dan kebebasan bagi guru untuk
melakukan inovasi pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Baharudin dan Wahyuni, N., 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Ar Ruzz Media Group. Belajar, F. (2000). Aplikasi Teori Belajar. Yogyakarta.
Hal: 1.

Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hal: 9
29

Depdiknas. 2006. Permendiknas No.22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta:
Depdiknas. Hal: 125.

Dimyati dan Mudjiono. 2006 . Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. Joko Suwandi. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: PSKGJ-FKIP.

Galena. 2016. Manfaat Matematika. https://www.galena.co.id/q/apa-esensi-dari-


matematika. Diunduh 2 November 2018.

Hamalik, Oemar 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hal : 155.

Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Jauhar, Muhammad. 2011. Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai


Konstruksivistik. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Hal: 64.

P. Joko Subagyo. 2011. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta. Hal: 39.

Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Hal: 196.

Santrock dalam Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: CV. Rajawali.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Kostatasi Keadaan


Masa Kini dan Harapan Masa Depan. Jakarta: Dirjen Dikti Departemen
Pendidikan Nasional.

Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar. Bandung: PT. Sinar Baru.
Hal: 22.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hal: 240.

Suryabrata. 2006. Motivasi Belajar. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Sutikno. 2014. Metode dan Model-model Pembelajaran Menjadikan Proses


Pembelajaran Lebih Variatif, Aktif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Lombok: Holistica. Hal: 83.
30

Wahidmurni, dkk. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan Praktik.


Yogyakarta: Nuha Letera. Hal: 18.

Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha


Ilmu. Hal: 2.

Anda mungkin juga menyukai