Disusun oleh:
KELOMPOK 5 – PGSD 5A
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini
berjudul “Penilaian Pada Pembelajaran Matematika SD”. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu petunjuk, acuan maupun pedoman bagi
pembaca dalam mempelajari Mata Kuliah Pendidikan Matematika SD.
Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kesalahan.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
D. Metode Penelitian......................................................................................... 2
A. Kesimpulan ................................................................................................ 16
B. Saran ........................................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Metode Penelitian
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Penilaian
3
kualitas peserta didik. Dalam kegiatan Assessment dapat menafsirkan data hasil
pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu. (Eko Putro
Widoyoko, 2012).
1) Pengetahuan (knowledge)
Aktivitas yang dapat meningkatkan aspek pengetahuan pada
pembelajaran matematika adalah dengan memberikan materi-materi dasar
seperti tabel perkalian, rumus-rumus dasar, dan sebagainya.
2) Pemahaman (comprehension)
Aktivitas yang dapat meningkatkan aspek pemahaman pada
pembelajaran matematika adalah dengan memberikan contoh-contoh soal
4
dan memberikan penjelasan secara detail mengenai cara menyelesaikan
soal tersebut.
3) Aplikasi (application)
Aktivitas yang dapat meningkatkan aspek aplikasi pada
pembelajaran matematika adalah dengan memberikan soal-soal yang
mengharuskan siswa untuk menerapkan konsep-konsep matematika yang
telah dipelajari dalam situasi dunia nyata.
4) Analisis (analysis)
Aktivitas yang dapat meningkatkan aspek analisis pada
pembelajaran matematika adalah dengan memberikan soal-soal yang
mengharuskan siswa untuk menganalisis data dan informasi yang
diberikan dalam soal tersebut.
5) Sintesis (synthesis)
Aktivitas yang dapat meningkatkan aspek sintesis pada
pembelajaran matematika adalah dengan memberikan soal-soal yang
mengharuskan siswa untuk menggabungkan beberapa konsep matematika
yang telah dipelajari untuk menyelesaikan soal tersebut.
6) Evaluasi (evaluation)
Aktivitas yang dapat meningkatkan aspek evaluasi pada
pembelajaran matematika adalah dengan memberikan soal-soal yang
mengharuskan siswa untuk mengevaluasi jawaban mereka sendiri dan
memberikan alasan mengapa jawaban tersebut benar atau salah.
5
mempertimbangkan konteks sosial, politik, dan budaya di Indonesia serta
karakteristik siswa di SD. Selain itu, penilaian aspek kognitif juga harus dapat
mengukur pencapaian siswa secara akurat dan objektif, sehingga dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pencapaian siswa.
Beberapa hal yang dapat ditemukan dalam hasil pencarian terkait
penilaian aspek kognitif pada pembelajaran matematika SD:
a) Penilaian kompetensi pengetahuan atau kognitif yang dilakukan guru
untuk mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan siswa dalam aspek
pengetahuan yang meliputi ingatan atau hafalan, pemahaman, penerapan
atau aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b) Rubrik penilaian kognitif matematika yang dapat digunakan oleh guru
untuk memberikan skor pada butir-butir aspek penilaian kognitif dalam
pembelajaran.
c) Strategi pembelajaran matematika SD yang berbasis Learning Skill, yang
bertujuan untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa, seperti
keterampilan berpikir kritis, keterampilan berkomunikasi, dan
keterampilan bekerja sama.
d) Pendekatan kontekstual atau yang lebih dikenal dengan Contextual
Teaching and Learning (CTL) yang merupakan konsep belajar yang
mengaitkan materi dengan situasi dunia nyata.
6
Penelitian menunjukkan bahwa permainan angka dapat meningkatkan
kemampuan kognitif anak usia dini dalam berhitung dan memecahkan
masalah matematika.
2) Permainan ular tangga
Permainan ular tangga juga dapat menjadi salah satu contoh
aktivitas yang dapat meningkatkan aspek kognitif pada pembelajaran
matematika. Permainan ini dapat membantu anak untuk mengembangkan
kemampuan berhitung, strategi, dan pemecahan masalah.
3) Memancing ikan
Memancing ikan merupakan salah satu aktivitas yang menarik
dan seru untuk dilakukan bersama anak. Selain menyenangkan,
memancing ikan juga dapat mengembangkan aspek kognitif terhadap
anak. Contohnya, jika si kecil berhasil mendapatkan beberapa ikan, orang
tua bisa meminta anak untuk menghitung jumlah ikan tersebut.
4) Bermain detektif
Salah satu contoh kegiatan kognitif yang bisa dicoba pada anak
adalah bermain detektif. Kegiatan ini dapat membantu anak untuk
mengembangkan kemampuan berpikir logis, observasi, dan pemecahan
masalah.
5) Menggunakan model bermain sambil belajar
Pembelajaran matematika dengan menggunakan model
bermain sambil belajar dapat membantu anak untuk mengembangkan
kemampuan kognitifnya dalam matematika. Model ini dapat membantu
anak untuk memperoleh pengalaman belajar matematika dari yang konkret
menuju pemikiran abstrak.
7
karena selain mengukur pemahaman konsep matematika, juga membantu
mengembangkan sikap positif terhadap mata pelajaran ini.
8
6) Diskusi Kelas
Mengadakan diskusi kelas tentang aspek afektif matematika,
seperti pentingnya ketekunan, rasa percaya diri, dan cara mengatasi
ketakutan terhadap matematika, dapat membantu guru memahami lebih
baik perasaan dan sikap siswa.
7) Proyek Kreatif
Guru dapat memberikan tugas proyek kreatif yang melibatkan
aspek afektif, seperti membuat presentasi tentang sejarah matematika atau
mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
9
c) Menilai atau menghargai (valuing)
Pada aspek ini, peserta didik sudah mampu memberikan
penilaian suatu kejadian itu baik atau buruk. Tidak sampai situ, setelah
mereka bisa menilai sesuatu, mereka akan berusaha untuk
mengimplementasikan sisi baiknya dan menjauhi sisi buruknya.
d) Mengatur (organization)
Pada aspek ini, peserta didik sudah bisa mengombinasikan dua
nilai berbeda sehingga menjadi satu nilai baru yang bersifat universal,
sehingga terbentuk perbaikan nilai secara umum.
e) Karakteristik dengan suatu nilai (characterization)
Aspek ini merupakan aspek tertinggi di ranah afektif karena
peserta didik sudah mampu memadukan semua nilai, sehingga tercermin
dari kepribadian beserta tingkah lakunya. Artinya, pada aspek ini sudah
tertanam nilai-nilai yang secara konsisten membentuk kepribadian peserta
didik.
10
b. Apakah cukup digunakan pada proses belajar satu KD ataukah pada
beberapa KD dalam rentang belajar satu Standar Kompetensi (SK)
atau setengah semester atau bahkan satu semester.
3) Untuk penilaian afektif pada satu KD dengan satu atau lebih dari satu
aspek penilaian maka dapat dibuat kategori ’Ya’ dan ’Tidak’ atau Tinggi
(T), Sedang (S) dan Rendah (R). Sedangkan untuk penilaian afektif
beberapa KD disarankan agar aspek penilain yang dipilih satu macam saja,
agar tidak merepotkan proses pengamatan. Walaupun satu aspek namun
kemudian dapat dibuat kategori T, S atau R.
4) Perlu selalu diingat bahwa semakin sering dilakukan pengamatan
(sehingga data yang diperoleh juga semakin banyak), maka kesimpulan
hasil pengamatan akan cenderung semakin mencerminkan keadaan
sesungguhnya.
11
Perkembangan psikomotorik pada anak sangat penting untuk diingat bahwa,
walaupun semua anak melewati tahap perkembangan psikomotor yang sama,
namun rasio kecepatan perkembangan keterampilan ini akan bervariasi
tergantung pada berbagai faktor seperti faktor genetik, lingkungan.
1) Specific Responding
Pada tingkat specific responding, peserta didik dapat memberi
respon hal-hal yang bersifat fisik (yang dapat dilihat, diraba, atau
didengar) atau melakukan keterampilan yang bersifat tunggal seperti
memegang raket.
2) Motor Chaining
Pada tingkat motor chaining, peserta didik dapat
menggabungkan lebih dari dua keterampilan dasar, seperti memukul bola,
menggergaji, dan menggunakan jangka sorong, menjadi satu keterampilan
terpadu dalam rangkaian motorik.
3) Rule Using
Pada tingkat rule using, peserta didik sudah dapat
menggunakan pengalaman mereka untuk menyelesaikan keterampilan
kompleks. Seperti cara memukul bola dengan benar agar hasilnya lebih
baik dengan jumlah tenaga yang sama.
12
Aspek psikomotorik mencakup beberapa elemen yang
menggambarkan kemampuan fisik seseorang. Beberapa aspek utama dari
psikomotorik meliputi:
a) Menirukan
Menirukan merupakan salah satu kemampuan seseorang untuk
meniru gerakan atau tindakan yang mereka lihat. Kemampuan meniru
dapat menjadi sempurna jika mampu memodifikasi dengan baik.
b) Memanipulasi
Kemampuan memanipulasi melibatkan kemampuan untuk
mengambil apa yang telah dipelajari dan menggunakannya dengan
berbagai cara yang mungkin berbeda dari apa yang telah dipelajari.
c) Ketepatan (persisi)
Kemampuan ini berkaitan dengan sejauh mana seseorang
dapat melakukan suatu tindakan dengan benar dan tepat. Ketepatan dalam
pelaksanaan tugas penting dalam penilaian psikomotorik.
d) Pengalamiahan
Kemampuan pengalamiahan mengacu pada kemampuan
seseorang untuk menguasai keterampilan atau gerakan yang telah
dipelajari dan bahkan mampu mengubah atau mengadaptasi mereka dalam
berbagai situasi.
e) Artikulasi
Artikulasi adalah sebuah kemampuan yang melibatkan
penciptaan gerakan atau tindakan baru berdasarkan pada apa yang telah
dipelajari sebelumnya. Seseorang dapat menciptakan gerakan kreatif
berdasarkan pemahaman mereka.
13
2) Observasi selama proses pembelajaran.
Guru dapat melihat tingkah laku siswanya selama proses
pembelajaran. Siswa yang dapat bertanya dan menjawab pertanyaan secara
aktif, memiliki keberanian untuk mengungkapkan pemikiran, merespon
dengan cepat, dan sebagainya. Hal ini dapat menunjukkan kemampuan
psikomotorik siswa yang kuat. Selanjutnya, selama pengajaran, guru
mungkin memberikan tugas-tugas praktis secara teratur untuk menilai dan
mengevaluasi kemampuan siswa sebelum ujian akhir. Siswa harus
memahami apa yang baik dan apa yang perlu ditingkatkan agar dapat
melaksanakan tanggung jawabnya dengan tujuan yang lebih besar.
3) Melakukan tugas portofolio
Tugas portofolio adalah bagian dari penilaian psikomotorik di
sekolah. Setelah menyelesaikan tugas kognitif, peserta didik diberikan
tugas portofolio yang melibatkan penggunaan keterampilan yang telah
mereka pelajari.
4) Tugas
Guru memberikan tugas singkat yang harus diselesaikan oleh
peserta didik, seperti membuat sesuatu berdasarkan materi pelajaran yang
telah diberikan, dan lain sebagainya.
5) Kemampuan menulis
Kemampuan menulis adalah salah satu contoh awal dari
penilaian psikomotorik ketika seseorang memasuki pendidikan formal.
Kemampuan ini melibatkan penggunaan keterampilan tangan dan kognitif
untuk menghasilkan tulisan yang baik.
6) Hasil tes setelah belajar
Harus ada tes atau ujian di akhir proses pembelajaran untuk
mengukur hasil belajar. Guru dapat melihat secara pribadi bagaimana
siswa tampil ketika mereka dipaksa untuk melakukan apa yang telah
mereka pelajari sendiri melalui penilaian praktis. Karena siswa pada
umumnya melakukan latihannya sendiri, maka guru dapat melihat dan
membedakan bakat psikomotorik setiap siswa selama latihan. Bahkan
14
ketika siswa bekerja dalam kelompok, guru dapat melihat perbedaan di
antara mereka dan menemukan siapa yang melakukan pekerjaan terbesar.
7) Melihat kemampuan beberapa waktu setelah pembelajaran selesai
Meskipun siswa berubah setiap tahun, melihat kemajuan
mereka bahkan jika mereka belum mempelajari materi tertentu dapat
mengungkapkan kemampuan psikomotorik mereka. Guru dapat melihat
apakah kemampuan siswa telah meningkat atau tetap sama setelah belajar,
atau jika mereka menurun karena tidak lagi belajar. Bakat psikomotor
adalah efek yang dapat dilihat dari waktu ke waktu, tidak hanya ketika
siswa menyelesaikan studinya. Besarnya keefektifan proses pembelajaran
sebelumnya dapat ditunjukkan dengan keberhasilan dalam
mempertahankan keterampilan ini. Beginilah cara seorang guru dapat
mengukur kemampuan psikomotorik seorang siswa. Kemampuan
psikomotor sama pentingnya dengan kemampuan kognitif.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
4. Penilaian psikomotorik adalah salah satu tahap pembelajaran yang
bertujuan untuk mengukur keterampilan seseorang dan masuk kedalam
penilaian praktik setelah penyampaian pembelajaran. Bentuk penilaian
psikomotorik siswa adalah tes yang melihat perilakunya secara langsung.
Aspek utama penilaian psikomotorik:
a. Menilai
b. Memanipulasikan
c. Ketepatan
d. Pengalamiahan
e. artikulasi
Contoh penilaian psikomotorik:
a. Penilaian berdasarkan tingkah laku
b. Observasi selama proses pembelajaran
c. Melakukan tugas portofolio
d. Tugas
e. Kemampuan menulis
f. Hasil tes setelah belajar
g. Melihat kemampuan beberapa waktu setelah pembelajaran selesai.
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Azmi, F., Halimah, S., & Pohan, N. (2017, Juli-Desember 1). Pelaksanaan
Bimbingan Belajar Aspek Kognitif, Afektif , dan Psikomotorik. 1.
Nurjanah, D. (2021, Juli 22). Analisis Pemahaman Kognitif. Retrieved Oktober 28,
2023, from
https://repository.ump.ac.id/13573/3/DEWI%20NURJANAH%20BAB%2
0II.pdf
Subali, B. (n.d.). Prinsip Penilaian dan Evaluasi Pendidikan. Retrieved Oktober 29,
2023
18