Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Pendidikan Matematika SD

Yang diampu oleh Dr. Ria Fajrin Risqy Ana, M.Pd

Disusun oleh:

KELOMPOK 5 – PGSD 5A

1. Puput Adistya Ningrum (21186206007)


2. Aziza Sugesti Roqima (21186206015)
3. Dimas Suprayogo (21186206021)
4. Vania Icha Aprila (21186206043)
5. Reni Priliyanti (21186206057)
6. Nur Cholifah (21186206110)
7. Fajar Rasyid Armansyahrudin (21186206005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS BHINNEKA PGRI TULUNGAGUNG


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini
berjudul “Penilaian Pada Pembelajaran Matematika SD”. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu petunjuk, acuan maupun pedoman bagi
pembaca dalam mempelajari Mata Kuliah Pendidikan Matematika SD.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengalaman,


pengetahuan dan informasi bagi para pembaca. Kami sadar bahwa dalam makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu karena keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan kami sebagai penulis. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran
ataupun kritik yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita.

Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kesalahan.

Tulungagung, 29 Oktober 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

D. Metode Penelitian......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Definisi Penilaian ......................................................................................... 3

B. Penilaian Aspek Kognitif Pada Pembelajaran Materimatika SD ................. 4

C. Penilaian Aspek Afektif Pada Pembelajaran Matematika SD ..................... 7

D. Penilaian Aspek Psikomotorik Pada Pembelajaran Matematika SD ......... 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 16

A. Kesimpulan ................................................................................................ 16

B. Saran ........................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan khususnya dunia persekolahan di SD,


penilaian mempunyai makna ditijau dari berbagai segi. Penilaian merupakan
kegiatan sangat penting dalam pembelajaran matematika. Penilaian dapat
memberikan umpan balik yang konstuktif bagi guru maupun siswa.
Berdasarkan hasil penilaian, guru dapat mengambil keputusan secara tepat
untuk menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Guru juga dapat
mengetahui seberapa jauh keberhasilan belajar matematika siswa serta
ketepatan metode mengajar yang digunakan. Hasil penilaian juga dapat
memberikan motivasi kepada siswa untuk berprestasi lebih baik. Bahkan
penilaian dapat mempengaruhi perilaku belajar karena siswa cenderung
mengarahkan kegiatan belajar menuju muara penilaian yang dilakukan guru.
Oleh karena itu, pentingnya penilaian setiap guru matematika harus memiliki
pemahaman yang benar tentang berbagai aspek penilaian.
Menrut Nurfillaili (2016), salah satu tugas guru dalam proses belajar
adalah melakukan penilaian terhadap setiap kegiatan yang terselenggara dalam
proses pembelajaran. Aktivitas penilaian memiliki signifikasi dengan proses
pendidikan, khususnya yang berkenaan dengan pembelajaran. Salah satu tolak
ukur untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran
adalah evaluasi, sesuai dengan pendapat Ralph Tyler. Ahli ini mengatakan
bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk
menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagaimana tiujuan pendidikan
sudah tercapai.
Dalam penerapannya makalah ini menjelaskan tentang jenis
penilaian dalam penbelajaran matematika di Sekolah Dasar diantaranya
penilaian kognitif, penilaian afektif, dan penilaian psikomotor.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari penilaian?


2. Bagaimana penilaian aspek kognitif pada pembelajaran materimatika SD?
3. Bagaimana penilaian aspek afektif pada pembelajaran matematika SD?
4. Bagaimana penilaian aspek psikomotorik pada pembelajaran matematika
SD?

C. Tujuan

1. Untuk mendeskripsikan defisini dari penilaian.


2. Untuk mendeskripsikan penilaian aspek kognitif pada pembelajaran
materimatika SD
3. Untuk mendeskripsikan penilaian aspek afektif pada pembelajaran
matematika SD
4. Untuk mendeskripsikan penilaian aspek psikomotorik pada pembelajaran
matematika SD

D. Metode Penelitian

Dalam penulisan makalah ini, metode penelitian yang kami gunakan


adalah studi literatur atau kajian pustaka yaitu dengan mengkaji berbagai
informasi dari berbagai sumber dengan menggunakan jurnal, website, dan
sumber lain yang signifikan atau relevan. Penulisan makalah ini betujuan untuk
mengetahui hal yang berkaitan dengan “Penilaian Pada Pembelajaran
Matematika SD”. Sehingga dari kajian dari penelitian yang telah dilakukan,
kami berharap dapat menemukan jawaban dari berbagai rumusan masalah
diatas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Penilaian

Proses pendidikan adalah usaha menempuh suatu alternatif yang


telah ditentukan sebelumnya. Dimana dan kapan saja pendidikan dapat
diperolah. Pendidikan dapat diperoleh dilingkungan sekolah (formal),
lingkungan keluarga (informal) dan dilingkungan masyarakat (nonformal). Di
sekolah terjadi proses pembelajaran yang merupakan usaha sadar dan sengaja
dilakukan. Guru menjadi faktor utama keberhasilan di dalamnya. Namun, jika
tidak didukung oleh lingkungan keluarga (orang tua) dan masyarakat maka
keberhasilan pendidikan siswa tidak akan tercapai.

Dr. Bambang Subali, M.S. mengatakan bahwa dalam dunia


pendidikan, penilaian atau asesmen (assessment) diartikan sebagai prosedur
yang digunakan untuk mendapatkan informasi untuk mengukur taraf
pengetahuan dan keterampilan subjek didik yang hasilnya akan digunakan
untuk keperluan evaluasi. Informasi adalah data yang diperoleh melalui
pengukuran dan nonpengukuran termasuk di dalamnya dengan melakukan
observasi kelas, menggunakan tes yang standar atau tes buatan guru, proyek,
dan protofolio subjek belajar.

Penilaian adalah proses evaluasi atau penaksiran yang digunakan


untuk menilai atau mengukur kualitas, nilai, atau kinerja suatu objek, baik itu
individu, kelompok, produk, atau konsep. Penilaian dapat dilakukan dengan
berbagai metode, seperti pengukuran, penilaian kualitatif, atau pemberian skor,
dan tujuannya dapat bervariasi, seperti untuk mengukur pencapaian tujuan,
penilaian kecakapan, atau menilai efektivitas suatu program (Fachruddin
Azmi, Siti Halimah, Nurbiah Pohan).

Dari adanya kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa


assessment atau penilaian adalah suatu proses dalam pembelajaran yang
dilakukan oleh guru sebagai tolak ukur dalam menentukan peningkatan

3
kualitas peserta didik. Dalam kegiatan Assessment dapat menafsirkan data hasil
pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu. (Eko Putro
Widoyoko, 2012).

Sasaran pendidikan yang akan dikembangkan oleh guru dalam


proses pembelajaran adalah aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga
aspek ini merupakan tujuan pendidikan yang harus dicapai setelah menempuh
proses pendidikan. Pertama. Aspek kognitif yaitu aspek yang meliputi ilmu
pengetahuan (kecerdasan) siswa. Kedua. Aspek afektif yaitu aspek yang
meliputi sikap siswa. Ketiga. Aspek psikomotorik yaitu aspek yang meliputi
keterampilan (perbuatan) siswa.

B. Penilaian Aspek Kognitif Pada Pembelajaran Materimatika SD

Penilaian aspek kognitif pada pembelajaran matematika SD


merupakan penilaian yang dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat
pencapaian atau penguasaan siswa dalam aspek pengetahuan yang meliputi
ingatan atau hafalan, pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Aspek kognitif pada pembelajaran matematika SD merujuk pada
tujuan pendidikan yang berkaitan dengan kemampuan-kemampuan intelektual
dan kemampuan berfikir/nalar.

Berikut adalah beberapa contoh aktivitas yang dapat meningkatkan


aspek kognitif pada pembelajaran matematika, yang sesuai dengan klasifikasi
Bloom (1956):

1) Pengetahuan (knowledge)
Aktivitas yang dapat meningkatkan aspek pengetahuan pada
pembelajaran matematika adalah dengan memberikan materi-materi dasar
seperti tabel perkalian, rumus-rumus dasar, dan sebagainya.
2) Pemahaman (comprehension)
Aktivitas yang dapat meningkatkan aspek pemahaman pada
pembelajaran matematika adalah dengan memberikan contoh-contoh soal

4
dan memberikan penjelasan secara detail mengenai cara menyelesaikan
soal tersebut.
3) Aplikasi (application)
Aktivitas yang dapat meningkatkan aspek aplikasi pada
pembelajaran matematika adalah dengan memberikan soal-soal yang
mengharuskan siswa untuk menerapkan konsep-konsep matematika yang
telah dipelajari dalam situasi dunia nyata.
4) Analisis (analysis)
Aktivitas yang dapat meningkatkan aspek analisis pada
pembelajaran matematika adalah dengan memberikan soal-soal yang
mengharuskan siswa untuk menganalisis data dan informasi yang
diberikan dalam soal tersebut.
5) Sintesis (synthesis)
Aktivitas yang dapat meningkatkan aspek sintesis pada
pembelajaran matematika adalah dengan memberikan soal-soal yang
mengharuskan siswa untuk menggabungkan beberapa konsep matematika
yang telah dipelajari untuk menyelesaikan soal tersebut.
6) Evaluasi (evaluation)
Aktivitas yang dapat meningkatkan aspek evaluasi pada
pembelajaran matematika adalah dengan memberikan soal-soal yang
mengharuskan siswa untuk mengevaluasi jawaban mereka sendiri dan
memberikan alasan mengapa jawaban tersebut benar atau salah.

Penilaian aspek kognitif pada pembelajaran matematika SD


dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan
siswa dalam aspek pengetahuan yang meliputi ingatan atau hafalan,
pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Beberapa
hal yang dapat ditemukan dalam hasil pencarian terkait penilaian aspek
kognitif pada pembelajaran matematika SD antara lain penilaian kompetensi
pengetahuan atau kognitif, rubrik penilaian kognitif matematika, dan strategi
pembelajaran matematika SD yang berbasis Learning Skill. Dalam melakukan
penilaian aspek kognitif pada pembelajaran matematika SD, penting untuk

5
mempertimbangkan konteks sosial, politik, dan budaya di Indonesia serta
karakteristik siswa di SD. Selain itu, penilaian aspek kognitif juga harus dapat
mengukur pencapaian siswa secara akurat dan objektif, sehingga dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pencapaian siswa.
Beberapa hal yang dapat ditemukan dalam hasil pencarian terkait
penilaian aspek kognitif pada pembelajaran matematika SD:
a) Penilaian kompetensi pengetahuan atau kognitif yang dilakukan guru
untuk mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan siswa dalam aspek
pengetahuan yang meliputi ingatan atau hafalan, pemahaman, penerapan
atau aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b) Rubrik penilaian kognitif matematika yang dapat digunakan oleh guru
untuk memberikan skor pada butir-butir aspek penilaian kognitif dalam
pembelajaran.
c) Strategi pembelajaran matematika SD yang berbasis Learning Skill, yang
bertujuan untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa, seperti
keterampilan berpikir kritis, keterampilan berkomunikasi, dan
keterampilan bekerja sama.
d) Pendekatan kontekstual atau yang lebih dikenal dengan Contextual
Teaching and Learning (CTL) yang merupakan konsep belajar yang
mengaitkan materi dengan situasi dunia nyata.

Dalam melakukan penilaian aspek kognitif pada pembelajaran


matematika SD, penting untuk mempertimbangkan konteks sosial, politik, dan
budaya di Indonesia serta karakteristik siswa di SD. Selain itu, penilaian aspek
kognitif juga harus dapat mengukur pencapaian siswa secara akurat dan
objektif, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dan pencapaian siswa.
Beberapa contoh aktivitas yang dapat meningkatkan aspek kognitif
pada pembelajaran matematika:
1) Permainan angka
Salah satu contoh aktivitas yang dapat meningkatkan aspek
kognitif pada pembelajaran matematika adalah permainan angka.

6
Penelitian menunjukkan bahwa permainan angka dapat meningkatkan
kemampuan kognitif anak usia dini dalam berhitung dan memecahkan
masalah matematika.
2) Permainan ular tangga
Permainan ular tangga juga dapat menjadi salah satu contoh
aktivitas yang dapat meningkatkan aspek kognitif pada pembelajaran
matematika. Permainan ini dapat membantu anak untuk mengembangkan
kemampuan berhitung, strategi, dan pemecahan masalah.
3) Memancing ikan
Memancing ikan merupakan salah satu aktivitas yang menarik
dan seru untuk dilakukan bersama anak. Selain menyenangkan,
memancing ikan juga dapat mengembangkan aspek kognitif terhadap
anak. Contohnya, jika si kecil berhasil mendapatkan beberapa ikan, orang
tua bisa meminta anak untuk menghitung jumlah ikan tersebut.
4) Bermain detektif
Salah satu contoh kegiatan kognitif yang bisa dicoba pada anak
adalah bermain detektif. Kegiatan ini dapat membantu anak untuk
mengembangkan kemampuan berpikir logis, observasi, dan pemecahan
masalah.
5) Menggunakan model bermain sambil belajar
Pembelajaran matematika dengan menggunakan model
bermain sambil belajar dapat membantu anak untuk mengembangkan
kemampuan kognitifnya dalam matematika. Model ini dapat membantu
anak untuk memperoleh pengalaman belajar matematika dari yang konkret
menuju pemikiran abstrak.

C. Penilaian Aspek Afektif Pada Pembelajaran Matematika SD

Penilaian aspek afektif dalam pembelajaran matematika di Sekolah


Dasar (SD) adalah proses evaluasi yang fokus pada aspek emosional, sikap,
dan nilai siswa terhadap pembelajaran matematika. Penilaian ini penting

7
karena selain mengukur pemahaman konsep matematika, juga membantu
mengembangkan sikap positif terhadap mata pelajaran ini.

Berikut adalah beberapa cara untuk melakukan penilaian aspek


afektif dalam pembelajaran matematika di SD:

1) Observasi dan Catatan Guru


Guru dapat mengamati dan mencatat perilaku siswa selama
pembelajaran matematika. Hal ini mencakup sikap siswa terhadap tugas,
ketekunan dalam menyelesaikan soal-soal, dan tingkat keterlibatan mereka
dalam pembelajaran.
2) Pengamatan Kolaboratif
Siswa dapat bekerja sama dalam kelompok atau berpasangan.
Guru dapat mengamati bagaimana siswa berinteraksi dengan teman-
temannya, berbagi pengetahuan, dan bekerja sama dalam menyelesaikan
masalah matematika.
3) Portofolio
Guru dapat meminta siswa untuk membuat portofolio yang
berisi catatan harian atau jurnal mereka tentang pembelajaran matematika,
tugas-tugas yang diselesaikan, dan refleksi pribadi tentang perasaan dan
sikap terhadap matematika.
4) Penilaian Diri
Guru dapat meminta siswa untuk menilai diri mereka sendiri
terkait dengan pemahaman dan sikap mereka terhadap matematika. Ini
dapat melibatkan pertanyaan seperti "Bagaimana perasaan Anda tentang
matematika?" atau "Apa yang membuat Anda merasa percaya diri dalam
matematika?"
5) Kuesioner
Guru dapat memberikan kuesioner kepada siswa untuk
mengukur sikap mereka terhadap matematika, seperti apakah mereka
merasa nyaman atau tidak nyaman dengan mata pelajaran ini, atau sejauh
mana mereka merasa percaya diri.

8
6) Diskusi Kelas
Mengadakan diskusi kelas tentang aspek afektif matematika,
seperti pentingnya ketekunan, rasa percaya diri, dan cara mengatasi
ketakutan terhadap matematika, dapat membantu guru memahami lebih
baik perasaan dan sikap siswa.
7) Proyek Kreatif
Guru dapat memberikan tugas proyek kreatif yang melibatkan
aspek afektif, seperti membuat presentasi tentang sejarah matematika atau
mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.

Penilaian aspek afektif harus digunakan untuk membantu


meningkatkan pemahaman siswa tentang matematika dan mengembangkan
sikap positif terhadap mata pelajaran ini. Hasil dari penilaian aspek afektif
dapat membantu guru merancang pembelajaran yang lebih efektif dan
mendukung perkembangan sosial dan emosional siswa dalam pembelajaran
matematika.
Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap, watak,
karakter, emosi, dan perilaku. Pada kegiatan pembelajaran, ranah afektif
menjadi hal penting yang harus menjadi perhatian guru karena tujuan
pendidikan tidak hanya mencerdaskan peserta didik, melainkan juga
meningkatkan moralnya.
Ranah afektif ini dibagi ke dalam lima aspek afektif, yaitu sebagai
berikut:
a) Menerima atau memperhatikan (receiving atau attending)
Aspek ini merupakan aspek yang menekankan adanya
rangsangan atau stimulus dari luar. Rangsangan itu bisa berupa masalah,
situasi, atau gejala lain. Pada aspek ini, peserta didik diarahkan agar bisa
menerima nilai-nilai kebaikan yang diperoleh dari pembelajaran.
b) Menanggapi (responding)
Pada aspek ini, peserta didik bisa melibatkan dirinya secara
aktif dalam suatu kejadian dan memberikan reaksinya.

9
c) Menilai atau menghargai (valuing)
Pada aspek ini, peserta didik sudah mampu memberikan
penilaian suatu kejadian itu baik atau buruk. Tidak sampai situ, setelah
mereka bisa menilai sesuatu, mereka akan berusaha untuk
mengimplementasikan sisi baiknya dan menjauhi sisi buruknya.
d) Mengatur (organization)
Pada aspek ini, peserta didik sudah bisa mengombinasikan dua
nilai berbeda sehingga menjadi satu nilai baru yang bersifat universal,
sehingga terbentuk perbaikan nilai secara umum.
e) Karakteristik dengan suatu nilai (characterization)
Aspek ini merupakan aspek tertinggi di ranah afektif karena
peserta didik sudah mampu memadukan semua nilai, sehingga tercermin
dari kepribadian beserta tingkah lakunya. Artinya, pada aspek ini sudah
tertanam nilai-nilai yang secara konsisten membentuk kepribadian peserta
didik.

Bila kita ingin mengetahui afektif tertentu siswa terhadap proses


pembelajaran matematika maka kita perlu menilai afektif siswa selama ia
mengikuti mata pelajaran matematika dengan menggunakan instrumen tertentu
sesuai tujuannya. Instrumen tersebut misalnya lembar pengamatan dan skala
sikap.
Untuk mewujudkan instrumen tersebut dan agar penggunaan
instrumen dapat memberikan data yang optimal maka perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
1) Setelah aspek penilaian ditentukan sesuai tujuan guru melakukan penilaian
afektif, maka selanjutnya perlu dideskripsikan maksud dari aspek tersebut.
2) Perlu direncanakan kapan instrumen akan digunakan:
a. Apakah dalam setiap pertemuan pada proses pembelajaran satu KD,
ataukah tidak pada setiap pertemuan dalam proses pembelajaran satu
KD.

10
b. Apakah cukup digunakan pada proses belajar satu KD ataukah pada
beberapa KD dalam rentang belajar satu Standar Kompetensi (SK)
atau setengah semester atau bahkan satu semester.
3) Untuk penilaian afektif pada satu KD dengan satu atau lebih dari satu
aspek penilaian maka dapat dibuat kategori ’Ya’ dan ’Tidak’ atau Tinggi
(T), Sedang (S) dan Rendah (R). Sedangkan untuk penilaian afektif
beberapa KD disarankan agar aspek penilain yang dipilih satu macam saja,
agar tidak merepotkan proses pengamatan. Walaupun satu aspek namun
kemudian dapat dibuat kategori T, S atau R.
4) Perlu selalu diingat bahwa semakin sering dilakukan pengamatan
(sehingga data yang diperoleh juga semakin banyak), maka kesimpulan
hasil pengamatan akan cenderung semakin mencerminkan keadaan
sesungguhnya.

D. Penilaian Aspek Psikomotorik Pada Pembelajaran Matematika SD

Model mengajarkan maksudnya adalah dimana proses dan prosedur


pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kegiatan belajar siswa. Model-
model tersebut Penilaian merupakan salah satu tahap pembelajaran, termasuk
penilaian psikomotorik. Penilaian psikomotorik sendiri adalah cara mengukur
keterampilan seseorang dan masuk kedalam penilaian praktik. Sedangkan,
psikomotor adalah ranah yang menilai kemampuan seseorang setelah
menerima pelajaran tertentu. Hasil belajar dari motorik terlihat setelah
seseorang mendapat materi dan sudah dinilai secara kognitif.

Psikomotor juga merupakan latihan yang mengarah kepada


meningkatnya kemampuan anak adalah satu-satunya cara untuk membangun
keterampilan psikomotorik. Perkembangan ini membutuhkan stimulasi yang
tepat untuk perkembangan keterampilan psikomotorik anak secara optimal.
Salah satu variabel yang paling signifikan untuk keberhasilan pendidikan
adalah peningkatan kapasitas pengembangan keterampilan psikomotorik.
Peserta didik akan dapat menerima pengajaran sesuai kebutuhan
pendidikannya dengan meningkatkan kemampuan keterampilan motoriknya.

11
Perkembangan psikomotorik pada anak sangat penting untuk diingat bahwa,
walaupun semua anak melewati tahap perkembangan psikomotor yang sama,
namun rasio kecepatan perkembangan keterampilan ini akan bervariasi
tergantung pada berbagai faktor seperti faktor genetik, lingkungan.

Saat menilai perkembangan motorik, penting untuk


mempertimbangkan penilaian yang berorientasi pada produk dan proses.
Bentuk penilaian psikomotorik siswa adalah tes yang melihat perilakunya
secara langsung. Ujian yang melihat langsung perilakunya merupakan salah
satu jenis penilaian psikomotorik siswa. Evaluasi ini disebut juga dengan
Performance Assessment karena menuntut siswa untuk mendemonstrasikan
atau mempraktikkan pemahaman dan pengetahuannya dalam konteks pelajaran
dan sesuai dengan kriteria.

Menurut Buttler dalam (Nurwati, 2014) membagi tiga hasil belajar


psikomotorik yaitu:

1) Specific Responding
Pada tingkat specific responding, peserta didik dapat memberi
respon hal-hal yang bersifat fisik (yang dapat dilihat, diraba, atau
didengar) atau melakukan keterampilan yang bersifat tunggal seperti
memegang raket.
2) Motor Chaining
Pada tingkat motor chaining, peserta didik dapat
menggabungkan lebih dari dua keterampilan dasar, seperti memukul bola,
menggergaji, dan menggunakan jangka sorong, menjadi satu keterampilan
terpadu dalam rangkaian motorik.
3) Rule Using
Pada tingkat rule using, peserta didik sudah dapat
menggunakan pengalaman mereka untuk menyelesaikan keterampilan
kompleks. Seperti cara memukul bola dengan benar agar hasilnya lebih
baik dengan jumlah tenaga yang sama.

12
Aspek psikomotorik mencakup beberapa elemen yang
menggambarkan kemampuan fisik seseorang. Beberapa aspek utama dari
psikomotorik meliputi:
a) Menirukan
Menirukan merupakan salah satu kemampuan seseorang untuk
meniru gerakan atau tindakan yang mereka lihat. Kemampuan meniru
dapat menjadi sempurna jika mampu memodifikasi dengan baik.
b) Memanipulasi
Kemampuan memanipulasi melibatkan kemampuan untuk
mengambil apa yang telah dipelajari dan menggunakannya dengan
berbagai cara yang mungkin berbeda dari apa yang telah dipelajari.
c) Ketepatan (persisi)
Kemampuan ini berkaitan dengan sejauh mana seseorang
dapat melakukan suatu tindakan dengan benar dan tepat. Ketepatan dalam
pelaksanaan tugas penting dalam penilaian psikomotorik.
d) Pengalamiahan
Kemampuan pengalamiahan mengacu pada kemampuan
seseorang untuk menguasai keterampilan atau gerakan yang telah
dipelajari dan bahkan mampu mengubah atau mengadaptasi mereka dalam
berbagai situasi.
e) Artikulasi
Artikulasi adalah sebuah kemampuan yang melibatkan
penciptaan gerakan atau tindakan baru berdasarkan pada apa yang telah
dipelajari sebelumnya. Seseorang dapat menciptakan gerakan kreatif
berdasarkan pemahaman mereka.

Berikut ini merupakan beberapa contoh konkret dari penilaian psikomotorik:


1) Penilaian berdasarkan tingkah laku
Guru atau pendidik mengamati tindakan fisik peserta didik
saat menerapkan apa yang telah dipelajari dalam pelajaran tertentu.

13
2) Observasi selama proses pembelajaran.
Guru dapat melihat tingkah laku siswanya selama proses
pembelajaran. Siswa yang dapat bertanya dan menjawab pertanyaan secara
aktif, memiliki keberanian untuk mengungkapkan pemikiran, merespon
dengan cepat, dan sebagainya. Hal ini dapat menunjukkan kemampuan
psikomotorik siswa yang kuat. Selanjutnya, selama pengajaran, guru
mungkin memberikan tugas-tugas praktis secara teratur untuk menilai dan
mengevaluasi kemampuan siswa sebelum ujian akhir. Siswa harus
memahami apa yang baik dan apa yang perlu ditingkatkan agar dapat
melaksanakan tanggung jawabnya dengan tujuan yang lebih besar.
3) Melakukan tugas portofolio
Tugas portofolio adalah bagian dari penilaian psikomotorik di
sekolah. Setelah menyelesaikan tugas kognitif, peserta didik diberikan
tugas portofolio yang melibatkan penggunaan keterampilan yang telah
mereka pelajari.
4) Tugas
Guru memberikan tugas singkat yang harus diselesaikan oleh
peserta didik, seperti membuat sesuatu berdasarkan materi pelajaran yang
telah diberikan, dan lain sebagainya.
5) Kemampuan menulis
Kemampuan menulis adalah salah satu contoh awal dari
penilaian psikomotorik ketika seseorang memasuki pendidikan formal.
Kemampuan ini melibatkan penggunaan keterampilan tangan dan kognitif
untuk menghasilkan tulisan yang baik.
6) Hasil tes setelah belajar
Harus ada tes atau ujian di akhir proses pembelajaran untuk
mengukur hasil belajar. Guru dapat melihat secara pribadi bagaimana
siswa tampil ketika mereka dipaksa untuk melakukan apa yang telah
mereka pelajari sendiri melalui penilaian praktis. Karena siswa pada
umumnya melakukan latihannya sendiri, maka guru dapat melihat dan
membedakan bakat psikomotorik setiap siswa selama latihan. Bahkan

14
ketika siswa bekerja dalam kelompok, guru dapat melihat perbedaan di
antara mereka dan menemukan siapa yang melakukan pekerjaan terbesar.
7) Melihat kemampuan beberapa waktu setelah pembelajaran selesai
Meskipun siswa berubah setiap tahun, melihat kemajuan
mereka bahkan jika mereka belum mempelajari materi tertentu dapat
mengungkapkan kemampuan psikomotorik mereka. Guru dapat melihat
apakah kemampuan siswa telah meningkat atau tetap sama setelah belajar,
atau jika mereka menurun karena tidak lagi belajar. Bakat psikomotor
adalah efek yang dapat dilihat dari waktu ke waktu, tidak hanya ketika
siswa menyelesaikan studinya. Besarnya keefektifan proses pembelajaran
sebelumnya dapat ditunjukkan dengan keberhasilan dalam
mempertahankan keterampilan ini. Beginilah cara seorang guru dapat
mengukur kemampuan psikomotorik seorang siswa. Kemampuan
psikomotor sama pentingnya dengan kemampuan kognitif.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Assessment atau penilaian adalah suatu proses dalam pembelajaran yang


dilakukan oleh guru sebagai tolak ukur dalam menentukan peningkatan
kualitas dan pemahaman peserta didik. Dalam kegiatan Assessment dapat
menafsirkan data hasil pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-
aturan tertentu.
2. Penilaian aspek kognitif pada pembelajaran matematika SD merupakan
penilaian yang dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian
atau penguasaan siswa dalam aspek pengetahuan yang meliputi ingatan
atau hafalan, pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
Contoh aktivitas yang dapat meningkatkan aspek kognitif pada
pembelajaran matematika, yang sesuai dengan klasifikasi Bloom (1956):
a) Pengetahuan (knowledge)
b) Pemahaman (comprehension)
c) Aplikasi (application)
d) Analisis (analysis)
e) Sintesis (synthesis)
f) Evaluasi (evaluation)
3. Penilaian aspek afektif dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar
(SD) adalah proses evaluasi yang fokus pada aspek emosional, sikap, dan
nilai siswa terhadap pembelajaran matematika. Ranah Afektif dibagi
menjadi 5 yaitu:
a) Menerima atau memperhatikan (receiving atau attending)
b) Menanggapi (responding)
c) Menilai atau menghargai (valuing)
d) Mengatur (organization)
e) Karakter dengan suatu nilai (characterization

16
4. Penilaian psikomotorik adalah salah satu tahap pembelajaran yang
bertujuan untuk mengukur keterampilan seseorang dan masuk kedalam
penilaian praktik setelah penyampaian pembelajaran. Bentuk penilaian
psikomotorik siswa adalah tes yang melihat perilakunya secara langsung.
Aspek utama penilaian psikomotorik:
a. Menilai
b. Memanipulasikan
c. Ketepatan
d. Pengalamiahan
e. artikulasi
Contoh penilaian psikomotorik:
a. Penilaian berdasarkan tingkah laku
b. Observasi selama proses pembelajaran
c. Melakukan tugas portofolio
d. Tugas
e. Kemampuan menulis
f. Hasil tes setelah belajar
g. Melihat kemampuan beberapa waktu setelah pembelajaran selesai.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan makalah ini, penting bagi guru maupun


calon guru untuk mengetahui serta memahami penilaian-penilaian dalam
kegiatan pembelajaran. Guru maupun mahasiswa dapat menerapkan penilaian
afektif, kognitif, dan psikomotorik dalam proses pembelajaran di sekolah.
.

17
DAFTAR PUSTAKA

Azmi, F., Halimah, S., & Pohan, N. (2017, Juli-Desember 1). Pelaksanaan
Bimbingan Belajar Aspek Kognitif, Afektif , dan Psikomotorik. 1.

Nurjanah, D. (2021, Juli 22). Analisis Pemahaman Kognitif. Retrieved Oktober 28,
2023, from
https://repository.ump.ac.id/13573/3/DEWI%20NURJANAH%20BAB%2
0II.pdf

Pengertian dan Contoh Penilaian Psikomotorik. (2023, Sebtember 16). Retrieved


Oktober 28, 2023, from Info Psikologi: https://kumparan.com/info-
psikologi/pengertian-dan-contoh-penilaian-psikomotorik-
21CVaX0FdxD/full

Psikologi, I. (2023, Sebtember 16). Mengenal Penilaian Psikomotorik, Aspek, dan


Contohnya. Retrieved Oktober 28, 2023, from https://kumparan.com/info-
psikologi/mengenal-penilaian-psikomotorik-aspek-dan-contohnya-
21CVHcFd1le

Subali, B. (n.d.). Prinsip Penilaian dan Evaluasi Pendidikan. Retrieved Oktober 29,
2023

Widayanti, F. F. (n.d.). Pembelajaran dan Penilaian Matematika di SD. Retrieved


Oktober 29, 2023, from My Little Word:
https://pinksgarden.blogspot.com/2016/06/pembelajaran-dan-penilaian-
matematika_4.html

Pramesti, W. N. A. (2013). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui


Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match pada Pokok Bahasan
Bangun Datar Siswa Kelas 5 SD Negeri Salatiga 01 (Doctoral dissertation,
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP-UKSW).

18

Anda mungkin juga menyukai