Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

MENGEMBANGKAN PENILAIAN PEMBELAJARAN IPS SD/MI


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu :
Maftucha, M.Pd.I

Kelas PGMI 5D
Kelompok 6 :
1. Indrayanti Prameswari 12205183038/11
2. Sabrina Aisyah Wulandari 12205183040 /12
3. Elvin Saputri 12205183041 /13
4. Rodhina Putri Mawadah 12205183202/33

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
NOVEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah “Pengembangan Kurikulum
MI/SD” ini dapat dikerjakan sesuai dengan arah, tujuan, dan orientasi yang telah
direncanakan. Makalah ini dikerjakan berdasarkan kajian yang ada dalam kegiatan
perkuliahan Pengembangan Kurikulum MI/SD.
Makalah ini disusun dengan maksud untuk menjelaskan kepada pembaca
tentang macam-macam model dalam pembelajaran dan penjelasannya.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada dosen pembimbing
kami yaitu Maftucha M.Pd.Iyang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
tentang pembuatan makalah yang baik dan benar. Ucapan terima kasih tak lupa
kami ucapkan kepada orang tua dan pihak-pihak yang telah membantu penulis
dalam penyusunan makalah ini. Dan juga terima kasih kepada teman-teman yang
telah membantu dalam memberikan semangat serta dorongan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dalam menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tak luput dari kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan
demi penyempurnaan dan perbaikan makalah ini.

Tulungagung, November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Penilaian Pengertian Pembelajaran IPS SD/MI 3
B. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPS SD/MI 4
C. Prinsip-prinsip Penilaian Pembelajaran IPS SD/MI 6
D. Jenis Evaluasi Pembelajaran………………………………… 9
BAB III STUDI KASUS 12
BAB IV PENUTUP…………………………………………………... 14
A. Simpulan 14
B. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA iii

3
4
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, menafsirkan, baik proses maupun hasil belajar peserta didik
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Informasi
tersebut dapat di manfaatkan untuk menentukan tingkat keberhasilan
proses pembelajaran, tingkat kesulitan belajar peserta didik, menentukan
tindak lanjut pembelajaran laporan hasil belajar peserta didik dan
pertanggungjawaban (accountability) terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan.
Ketepatan penilaian yang dilakukan sekolah, terutama yang
berkaitan dengan penilaian kelas, memperlihatkan pencapaian hasil belajar
siswa. Penilaian tersebut mempengaruhi pendekatan, kegiatan, dan sumber
belajaran yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran.
Penilaian dan kegiatan pembelajaran bermuara pada penugasan
kompetensi yang diharapkan. Selama ini pelaksanaan penilaian di kelas
kurang mampu menggambarkan kemempuan siswa yang beragam karena
cara dan alat yang digunakan kurang sesuai dan kurang bervariasi. Karena
keterbatasan kemampuan dan waktu, penilaian cenderung dilakukan
dengan menggunakan cara dan alat yang lebih memyederhanakan tuntutan
perolehan siswa. Hasil evaluasi pelaksanaan Kurikulum menunjukkan
bahwa penilaian yang dilakukan di kelas kurang mampou memperlihatkan
tuntutan hasil belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dengan?
2. Bagaimana?
3. Bagaimana ?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui tentang

5
2. Dapat mengetahui tentang
3. Dapat mengetahui tentang

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Pembelajaran IPS SD/MI


Berdasarkan lampiran Permendikbud no. 66 tahun 2013 tentang standar
penilaian pendidikan, penilaian pendidikan merupakan proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta
didik. Penilaian merupakan rangkaian kegiatanuntuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta
didik.1
Istilah evaluasi (evaluation) menunjuk pada suatu proses untuk
menentukan nilai dari suatau kegiatan tertentu. Evaluasi bearti penentuan
sampai seberapa jauh sesuatu berharga, bermutu, atau benilai. Evalusi
terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa dan terhadap proses belajar-
mengajar mengandung penilaian terhadap hasil belajar atau proses belajar itu,
sampai seberapa jauh keduanyta dapat dinilai baik. Sebenarnya yang dinilai
hanyalah proses belajar mengajar. Tetapi penilaian atau evaluasi itu diadakan
melalui peninjauan terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti
proses belajar mengajar dan melalui peninjauan terhadap perangkat
komponen yang sama-sama membentuk proses belajar mengajar.2
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1), evaluasi dilakukan
dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk
akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, diantaranya terhadap peserta didik, lembaga dan progam
pendidikan.
Dalam arti luas, evaluasi adalah suatu proses merencanalan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk
membuat alternative-alternatif keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut

1
Dr. Sunarti, M.Pd & Selly Rahmawati, M.Pd, Penilaian Dalam Kurikulum 2013 Membantu Guru
Dan Calon Guru Mengetahui Langkah-Langkah Penilaian Pembelajaran, (Yogyakarta : C.V
ANDI OFFSET, 2014) Hlm. 8
2
W.S Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004) Hlm. 72

7
maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang
sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data, berdasarkan
sata tersebut kemudian di coba membuat suatu keputusan. Evalusi hasil
belajar seseorang setelah ia mengalami proses belajar selama satu periode
tertentu.3
Jadi, dari beberapa pengertian dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian
itu merupakan suatu proses atau suatu kegiatan yang dilakukan untuk
membandingkan, mengumpulkan, atau menerapkan hail pengukuran untuk
memberikan nilai kepada objek penilaian.
B. Fungsi Dan Tujuan Pembelajaran IPS SD/MI
Ada beberapa fungsi penilaian pembelajaran IPS, diantaranya adalah :
1. Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan instruksional. Dengan
fungsi ini maka penilaian pembelajaran IPS harus mengacu kepada
rumusan-rumusan tujuan intruksional.
2. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan mungkin
dilakukan dalam hal tujuan intstruksional, kegiatan belajar mahasiswa,
strategi mengajar dosen dll.
3. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar mahasiswa kepada
orangtuanya.4
Ada tokoh yang berpendapat bahwa fungsi penilaian pembelajaran IPS
adalah sebagai berikut :5
1. Penilaian berfungsi seletif
Dengan cara mengadakan penilaian, guru mempunyai cara untuk
mengadakan seleksi atauy penilaian terhadap siswanya. Penilaian tersebut
mempunya berbagai tujuan yaitu :
a. Untuk memilih siswa yang diterima disekolah tertentu
b. Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas berikutnya
c. Untuk memilih siswa yangseharusnya mendapatkan beasiswa
d. Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah

3
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: Pt. Remaja
Rosdakarya. 1994) Hlm. 45
4
Eka, Yusnaldi, Potret Baru Pembelajaran IPS, (Medan: Perdana Publishing, 2019) Hlm. 111
5
Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) Hlm. 10

8
2. Penilaian berfungsi diagnostik
Dengan mengadakan penilaian guru dapat melakukan diagnosis
pada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya sehingga dapat diketahui
sebab-sebab kelemahan dan cara untuk mengatasinya.
Penilaian semacam ini berfungsi untuk kepentingn bimbingan
belajar, dan pengejaran remedial, dan menemukan kesulitan-kesulitan
siswa. Soal-soalnya disusun sedemikian rupa agar dapat ditemuakn jenis
kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
3. Penilian bersifat sebagai penempatan
Dalam menentukan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan
kelompok dapat diakukan penilaian. Penilaian dapat digunakan untuk
menentukan posisi pasti dikelompok mana seorang siswa harus
ditempatkan. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaian sama
akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
4. Fungsi keempat dari penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana suatu progam berhasil diterapkan. Sebagai contoh adalah raport di
setiap semester di sekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah dapat
dipakai untuk mengetahui apakah progam pendidikan yang diterapkan
berhasil atau tidak pada siswa.
Secara umum tujuan penilaian adalah memberikan penghargaan terhadap
pencapaian belajar siswa dan memperbaiki progam serta kegiatan
pembelajaran.
Secara rinci, tujuan penilaian untuk memberikan :
1. Informasi tentang kemajuan belajar siswa secara individual dalam
mencapai tujuan belajar sesuai dengan kegiatan belajar yang telah
dilakukan.
2. Informasi yang dapat digunakan guru dan siswa untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa, tingkat kesulitan, kemudahan untuk melaksanakan
kegiatan remidi, pendalaman atau pengayaan.

9
3. Informasi yang dapat digunakan guru dan siswa untuk membina kegiatan
belajar lebih lanjut, baik terhadap masing-masing siswa maupun terhadap
seluruh siswa di kelas.
4. Motivasi belajar siswa dengan cara memberikan informasi tentang
kemajuan dan merangsangnya untuk melakukan usaha pemantapan dan
perbaikan.
5. Bimbingan yang tapt untuk memlih sekolah atau jabatan yang sesuai
dengan keterampilan, minat, dan kemampuannya.6
Jadi tujuan penilaian ini dilakukan adalah untuk melihat seberapa jauh
proses perkembangan siswa yang terjdi selama proses belajar mengajar yang telah
dilaluinya. Hal ini dilakukan guna untuk mengembangkan perbaikan mutu
pendidikan di sekolah agar mengetahui sejauh mana kualitas peserta didik
sehingga akan tahu untuk memperbaikinya labih lanjut dimasa yang akan datang.
C. Prinsip-Prinsip Penilaian Pembelajaran SD/MI
Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar, pendidik perlu
memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut :
1. Valid
Penilaian valid bearti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan
menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi, sehingga
penilaian tersebut menghasilkan informasi yang akurat tentang
aktivitas belajar. Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur
pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi (standar
kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan.
Misalnya apabila pembelajaran menggunakan pendekatan eksperimen
maka kegiatan eksperimen harus menjadi salah satu obyek yang
dinilai.
2. Obyektif
Penilaian yang bersifat objektif tidak memandang dan membeda-
bedakan latar belakang peserta didik, namun melihat kompetensi yang
dihasilkan oleh peserta didik tersebut, bukan atas dasar siapa dirinya.

Ibid., Penilaian Dalam Kurikulum 2013 Membantu Guru Dan Calon Guru Mengetahui Langkah-
6

Langkah Penilaian Pembelajaran. hlm 10

10
Penilaian harus dilaksanakan secara objektif dan tidak dipengaruhi
oleh subjektivitas penilai.
3. Adil
Peserta didik berhak memperoleh nilai secara adil, penilaian hasil
belajar tidak menggantungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status social, ekonomi, fisik, dan gender.
4. Terbuka
Penilaian harus bersifat transparan dan pihak yang terkait harus tau
bagaiaman pelaksanaan penilaian tersebut., dari aspek apa saja nilai
tersebut didapat, dasar pengambilan keputusan, dan bagaimana
pengolahan nilai tersebut sampai hasil akhirnya tertera, dan dapat
diterima.
5. Bermakna
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki arti, makna, dan manfaat
yang dapat ditindaklanjuti oleh pihak lain, terutama pendidik, peserta
didik, orangtua dan masyarakat.
6. Mendidik
Penialian hasil belajar harus dapat mendorong dan membina peserta
didik maupun pendidik untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya
dengan cara memperbaiki kualitas belajar mengajar.
7. Menyeluruh
Penilaian diambil dengn mencakup seluruh aspek kompetensi peserta
didik dan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai,
termasuk mengumpulkan berbagai bukti ativitas belajar peserta didik.
Penilaian meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
8. Berkesinambungan
Pelaksanaan penilaian hasil belajar dilakukan secaraterencana,
bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan belajar peserta didik.
9. Akuntabel

11
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat dipertanggungjawabkan,
baik darinsegi teknik, prosedur, maupun hasilnya. 7
Sedangkan menurut Purwanto ada 5 prinsip penilaian, yaitu:
1. Prinsip keobjektifan
Penilaian hasil belajar harus dilaksanakan secara objektif atau apa adanya
dan sedapat mungkin menjahui unsur-unsur subjektif atau berdasarkan
pendapat pribadi.
2. Prinsip keadilan
Keputusan yang dibuat sebagai tindak lanjut kegiatan penilaian hendaknya
adil bagi semua siswa tanpa memandang siapa mereka. Semua siswa
diperlakukan sama, rasa tidak seneng atau bahkan benci, rasa tidak sukia
karena jasa dan sebagainya tidak boleh mempengaruhi pembuatan
keputusan.
3. Prinsip keberlanjutan
Penilaian belajar harus dilakukan secara berkelanjutan selama kegiatan
pembelajaran.
4. Prinsip keseluruhan
Semua kompetensi yang telah dirumuskan diukur pencapaiannya. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui kompetensi mana yang telah dikuasai dan
mana yang belum.
5. Prinsip kependidikan
Penilaian tidak sekedar digunakan sebagai dasar untuk menghakimi siswa,
melainkan harus bermanfaat untuk mendidik mereka, terutama untuk
membangkitkan motivasi, berdisiplin dalam belajar, meminati materi
pelajaran, dan sebagainya.
Adanya implikasi dengan diterapkannya standar kompetensi dalam
proses penilaian yang dilakukan guru, baik yang bersifat formatif maupun
sumatif harus menggunakan acuan kriteria. Maka guru dalam
menggunakan standar kompetensi diharapkan dapat: (1) mengembangkan
matriks kompetensi belajar yang menjamin pengalaman belajar yang
terarah, dan (2) mengembangkan penilaian otentik berkelnajutan yang

Anas, S. Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2005), Hlm 32


7

12
menjamin pencapaian dan penugasan komptensi. Dan dengan adanya
penerapan dari penilaian ini diharapkan guna dapat dilaksanakan guru
dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mengetahui seberapa jauih
perkembangan siswa ia belajar.
D. Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran
evaluasi merupakan suatu kegiatan dalam menempatkan evaluasi.
Evaluasi pembelajaran mempunyi dua sudut pandang, dimana sudut ini
akan menjadi batasan dalam melakukan evaluasi pembelajaran, Antara
lain:
a) Evaluasi Berdasaran Lingkup Kegiatan Pembelajaran
Selain ditinjau dari tujuan, evaluasi pembelajaran dapat ditinjau
berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran, yang mana dalam lingkup
ini mempuyai tiga jenis evaluasi, Antara lain:
1) Evaluasi progam pembelajaran
Evaluasi progam proses pembelajaran merupakan kegiatan evaluasi
yang melingkupi tujuan pembelajaran, isi progam pembelajaran,
strategi pembelajaran, dan semua aspek pembelajaran yang lain.
2) Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi ini dilakukan untuk pembelajaran yang mencakup
kesesuaian Antara proses pembelajaran dengan progam
pembelajaran secara garis beras, kemampuan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran, dan kemampuan peserta didik
dalam mengikuti proses pembelajaran.
3) Evaluasi hasil pembelajaran
Jenis evaluasi ini berorientasi pada tingkat penguasaan peserta
didik dalam tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, baik umum
maupun khusus, yang ditinjau dalam aspek kognitif efektif, dan
psikomotorik yang menjadi patokan akhir dari kegiatan belajar
mengajar dalam kurikulum 2013.
b) Evaluasi Berdasarkan Tujuan
Evaluasi pembelajaran berdasarkan tujuannya dibedakan
menjadi atas lima jenis evaluasi pembelajaran, yaitu:

13
1) Evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah kegiatan evaluasi yang
dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses
pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan pada akhir proses
pembelajaran, hal ini bertujuan untuk memantau tingkat
keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan.8
2) Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan
untuk menentukan nilai akhir dalam pembelajaran dengan
waktu tertentu. Artinya, evaluasi sumatif dilaksanakan untuk
menentukan satu (angka) yang selanjutnya dicantumkan dalam
laporan akhir perjalanan dalam rapor sebagai gambaran akhir
dalam melihat perkembangan peserta didik.9
3) Evaluasi diagnostic
Kegiatan evaluasi untuk menelaah suatu kekurangan
peserta didik dalam proses pembelajaran yang disertai dengan
factor penyebabnya. Hal ini dilakukan guru untuk mengetahui
kesulitan siswa dalam proses pembelajaran.
4) Evaluasi selektif
Evaluasi yang dilakukan untuk memilih peserta didik yang
tepat dengan menyesuaikan kriteria progam tertentu yang tealh
direncanakan. Artinya, kegiatan ini dilakukan untuk
menyeleksi peserta didik menjadi syarat yang diperlukan untuk
suatu progam.
5) Evaluasi penempatan
Evaluasi yang dilakukan progam pendidikan untuk
menempatkan peserta didik yang sesuai dengan
karakteristiknya. Artinya, kegiatan ini dilakukan untuk menjadi
memilih dan menempatkan peserta didik sesuai dengan
kemampuan kompetensi yang dimilikinya.

8
Amirono & Daryanto, Evaluasi Dan Penilaian Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Gava Media, 2016)
Hal. 53
9
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Cet. IX, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017), Hal. 268

14
Berikut diagaram jenis-jenis evaluasi pembelajaran:

Dari beberapa jenis evaluasi di atas baik berdasarkan tujuan


maupun berdasarkan lingkupnya, sebagai batasan dalam melakukan kegiatan
evaluasi pembelajaran yang diharapkan akan mempunyai keuntungan tersendiri
baik bagi murid, guru, kepala sekolah, dan bagi sekolah itu sendiri. Sehingga,
sekolah yang bersangkutan akan memiliki pandangan tersendiri dalam
menentukan keputusan untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar yang
dilaksanakannya.

15
BAB III
STUDI KASUS

1. Perencanaan Pembelajaran IPS di SDN Caturtunggal I

Di sekolah ini, guru yang mengajar di kelas IV, V, dan VI, sudah
bukan lagi guru kelas, tetapi semi bidang studi. Sebelum melaksanakan
kegiatan pembelajaran, guru kelas IV menyiapkan dan menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP untuk mata pelajaran IPS dibuat
setiap pertemuan. Hal ini diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan
guru IPS di kelas IV. RPP disusun untuk setiap kompetensi dasar. Isi RPP
tersebut terdiri dari beberapa komponen, yaitu identitas, standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, metode, langkah-
langkah pembelajaran, alat dan sumber belajar, serta penilaian. Penyusunan
rencana pembelajaran secara umum perlu memperhatikan beberapa hal
komponen-komponen pembelajaran yang berupa tujuan pembelajaran
(kompetensi) isi atau materi yang harus diberikan untuk mencapai
kompetensi, strategi pelaksanaan, penilaian yang digunakan untuk mengukur
tingkat keberhasilan pembelajaran. Komponen tersebut tidaklah berdiri
sendiri, tetapi saling berinteraksi, saling mempengaruhi sehingga
membentuk satu kesatuan. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
oleh guru kelas IV dilakukan hanya dengan ditulis tangan.
a. Perencanaan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar adalah
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah
sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif
terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil
mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa
dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakatnya. Tujuan umum
tersebut diterjemahkan guru melalui kompetensi dasar yang dijabarkan
menjadi indikator-indikator pada setiap pertemuan. Selanjutnya, guru
merumuskan tujuan pembelajaran tiap pertemuan berdasarkan

16
indikator tersebut.
Sebelum mengajar IPS, guru kelas IV SDN Caturtunggal I telah
merencanakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada hari itu
yang dituliskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan
tujuan pembelajaran tersebut merupakan target atau hasil yang akan
dicapai. Keberadaan target tersebut akan mengawal arah pembelajaran
sehingga dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan tidak
menyimpang.

Berdasarkan tujuan yang tertulis dalam RPP, nampak bahwa guru


kelas IV SDN Caturtunggal I hanya menekankan pada aspek
pengetahuan saja. Keduaaspek yang lain, yaitu sikap dan keterampilan
belum dimunculkan secara tertulis. Hal ini bertolak belakang dengan
tujuan pembelajaran IPS yang dirumuskan oleh Pusat Kurikulum, yang
antara lain adalah bahwa melalui pembelajaran IPS, siswa diharapkan
memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan
yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi
sehari-hari.

b. Penentuan Materi dan Pemilihan Strategi Pembelajaran


Penentuan materi dan pemilihan strategi pembelajaran
merupakan dua aspek yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain
dalam proses pembelajaran. Materi pembelajaran harus diajarkan dan
dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen
penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian hasil belajar.
Berkaitan dengan hal tersebut, penyampaian informasi untuk
mencapai kompetensi erat kaitannya dengan strategi pembelajaran
yang dipilih. Banyak strategi belajar yang dapat digunakan dalam
proses belajar di kelas tinggi sekolah dasar, di antaranya ceramah,
tanya jawab, belajar kelompok, observasi, pemecahan masalah.

Guru kelas IV di SDN Caturtunggal I telah merencanakan pemilihan


strategi atau metode mengajar sebelum proses pembelajaran IPS

17
dilaksanakan. Beberapa metode yang direncanakan guru meliputi
ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, dan pemberian tugas.
Metode tersebut digunakan secara bervariasi. Metode ceramah dan
tanya jawab direncanakan untuk menjelaskan materi pelajaran dan
menyampaikan informasi. Metode diskusi dan demonstrasi digunakan
ketika siswa sudah bekerja dalam kelompok dan menyajikan hasil
kerja atau laporannya. Sementara itu, metode pemberian tugas
digunakan di akhir pembelajaran setelah pemberian umpan balik
terhadap materi pembelajaran hari itu. Dengan demikian, perencanaan
penggunaan metode tersebut telah dilakukan guru dengan tepat.
Guru kelas IV juga merencanakan materi pembelajaran IPS.
Materi tentang Masalah Sosial dan Perkembangan Teknologi Produksi,
Komunikasi, dan Transportasi bersumber dari buku terbitan
Depdiknas, Erlangga, dan Platinum. Penyampaian materi tersebut
dilakukan secara kontekstual, yaitu dengan mengaitkan kejadian atau
fenomena di lingkungan sekitar siswa. Hal ini telah sesuai dengan
standar kompetensinya, yaitu Mengenal Sumber Daya Alam, Kegiatan
Ekonomi, dan Kemajuan Teknologi di Lingkungan Kabupaten/Kota,
dan Propinsi.
c. Perencanaan Penilaian

Penilaian hasil belajar perlu dilakukan untuk mengetahui


perkembangan dan kemajuan belajar siswa. Dalam RPP yang disusun
guru, juga dituliskan rencana penilaian yang akan dilakukan. Penilaian
dilakukan secara tertulis dan lisan. Penilaian tertulis dilakukan dalam
bentuk tes pilihan ganda, sedangkan penilaian lisan dilakukan dalam
bentuk jawaban singkat. Penilaian direncanakan dilakukan pada setiap
akhir kegiatan pembelajaran. Jadi, jika satu kompetensi dasar
disampaikan dalam dua kali tatap muka, maka penilaian pun juga
dilakukan guru sebanyak dua kali.
Mata pelajaran IPS di kelas IV SDN Catur Tunggal dilaksanakan
pada hari Selasa dan Jumat. Dalam seminggu mata pelajaran ini
mendapatkan jatah waktu selama 4 jam pelajaran. Pada hari Selasa,

18
pembelajaran IPS dimulai pada pukul 11.50 sampai pukul 13.00.
Sementara itu, pada hari Jumat mata pelajaran ini dipelajari siswa mulai
pukul 07.00 dan berakhir pukul 08.10. Kegiatan guru dalam mengawali
pembelajaran
Mata pelajaran IPS di kelas IV sesuai dengan jadwal pelajaran
yang sudah dituliskan di atas, dilaksanakan pada jam ke 1-2 untuk hari
Jumat dan jam ke 7-8 untuk hari Selasa. Jika pembelajaran dimulai
pada jam pertama, sebelum membuka pelajaran guru mengajak siswa
untuk berdoa bersama-sama terlebih dahulu. Seperti biasa, guru
menugaskan ketua kelas untuk memimpin doa. Akan tetapi, hal ini
berbeda jika pembelajaran dilakukan pada jam ke 7-8. Guru langsung
membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, “selamat siang,
anak-anak!”. Salam tersebut kemudian dijawab dengan antusias oleh
para siswa “selamat siang, Bu! Guru kemudian menanyakan kabar
kepada siswa, “Apa kabar anak-anak?” “Kabar baik ya? Luar biasa.
Tetap semangat dan siap belajar! Setelah itu, guru mengecek kehadiran
siswa melalui presensi.
Sapaan dari guru untuk membangkitkan semangat siswa
tersebut kemudian dilanjutkan dengan penyampaian tujuan
pembelajaran. Pada saat observasi tanggal 27 Mei 2011 dan 31 Mei
2011, para siswa di SD ini sedang

mempelajari IPS dengan kompetensi dasar “Mengenal permasalahan


sosial di daerahnya.” Berdasarkan RPP, tujuan pembelajaran yang
dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 27 Mei 2011 adalah:
1. Melalui metode ceramah bervariasi, siswa dapat menyebutkan
bentuk- bentuk masalah sosial.
2. Melalui metode diskusi, siswa dapat menjelaskan adanya dampak
permasalahan sosial.

Tujuan pembelajaran IPS pada pertemuan berikutnya masih dengan


kompetensi dasar yang sama, adalah:
1. Melalui metode diskusi, siswa dapat mendeskripsikan upaya

19
mengatasi permasalahan sosial yang berupa rusak atau buruknya
fasilitas umum, perilaku tidak disiplin, penyalahgunaan narkoba
dan alkohol, pemborosan energi, dan kelangkaan barang-barang
kebutuhan.
2. Melalui metode diskusi, siswa dapat menunjukkan peran
pemerintah dalam mengatasi permasalahan sosial seperti yang
sudah dituliskan di atas.

Pada tanggal 3 Juni 2011, kompetensi dasarnya sudah berganti, yaitu


“Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan
transportasi serta pengalaman menggunakannya.” Tujuan
pembelajarannya adalah:
Setelah memperhatikan penjelasan materi, siswa dapat
(1) membandingkan jenis teknologi produksi yang digunakan
masyarakat pada masa lalu dan masa kini,
(2) membuat diagram alur tentang proses produksi dari kekayaan
alam yang tersedia,
(3) menyebutkan alat-alat teknologi komunikasi pada masa lalu,
(4) menyebutkan alat-alat teknologi komunikasi pada masa
kini,
(5) membandingkan alat-alat teknologi komunikasi pada masa lalu
dan masa kini,
(6) menunjukkan cara-cara penggunaan alat teknologi komunikasi
masa lalu,
(7) menunjukkan cara-cara penggunaan alat teknologi komunikasi
masa kini,
(8) menyebutkan jenis-jenis teknologi transportasi masa lalu dan
masa kini,
(9) membandingkan jenis-jenis teknologi transportasi masa lalu dan
masa kini.

20
Selanjutnya, guru melaksanakan apersepsi. Berdasarkan
observasi yang telah dilakukan, apersepsi disampaikan dengan
tanya jawab materi yang akan dipelajari, yaitu tentang
permasalahan sosial dan perkembangan teknologi. Uraian
kegiatan awal dalam pembelajaran IPS yang dilakukan guru
tersebut sesuai dengan pendapat Hamid Darmadi (2009: 145),
bahwa kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk
membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti
pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas tentang batas-
batas tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan
menunjukkan hubungan antara pengalaman siswa dengan materi
yang akan dipelajari.

d. Kegiatan guru dalam mengelola proses belajar mengajar


Guru melanjutkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
materi yang akan dipelajari, yaitu tentang permasalahan sosial dan
perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi.
Media yang digunakan untuk materi permasalahan sosial adalah peta
Indonesia. Peta ini digunakan untuk menunjukkan perbandingan
wilayah Indonesia dengan penduduk yang menempati wilayah
tersebut. Hal ini dilakukan guru untuk menunjukkan kepada siswa
permasalahan social kepadatan penduduk. Guru juga mengajak siswa
menyanyikan lagu “Dari Sabang sampai Merauke” yang dihubungkan
dengan pulau-pulau di Indonesia yang berjajar sesuai judul lagu
tersebut.
Guru menjelaskan materi dengan disertai contoh-contoh riil
permasalahan sosial yang terjadi. Contoh-contoh yang diberikan
merupakan contoh-contoh nyata yang dapat ditemui di lingkungan
sekitar, misalnya saja tindak kejahatan, pencopetan, rampok, sampah
yang berserakan di sekolah, kebakaran karena puntung rokok, dan
penggunaan kompor gas. Sementara itu, untuk materi perkembangan
teknologi, guru menggunakan media yang berupa skema tentang

perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi yang

21
dibuat dalam bentuk mind map.
Selama menyampaikan materi, komunikasi dengan siswa
dilakukan dengan cara memberikan selingan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi. Dengan cara semacam ini, guru sudah
melibatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran. Melalui pertanyaan-
pertanyaan sederhana yang dilontarkan guru, siswa berlatih untuk
mengungkapkan pendapat. Guru memberikan penguatan verbal pada
siswa yang sudah berperan aktif dalam pembelajaran, yang berupa
pujian seperti, “bagus sekali pendapatmu!”. Sementara itu, guru
memberikan teguran pada siswa yang ramai. Guru meminta siswa
yang ramai tersebut untuk menggantikan posisi guru mengajar di
depan.
Guru kelas IV di SDN Caturtunggal I telah mengelola proses
belajar mengajar IPS dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan
pembelajaran yang diawali dengan menggali pengetahuan awal siswa
melalui tanya jawab dan mengaitkan materi yang akan dipelajari
dengan lingkungan sekitar siswa. Selain itu, selama proses
pembelajaran, guru juga telah melontarkan pertanyaan yang terkait
dengan materi dan memberikan umpan balik terhadap jawaban siswa,
perlu diperhatikan guru dalam penyampaian materi pelajaran, yang
antara lain adalah pertanyaan yang dilontarkan cukup merangsang
untuk berpikir, mendidik, dan mengenai sasaran dan memberikan
pujian atau penghargaan terhadap jawaban-jawaban tepat yang
diberikan siswa dan sebaliknya, mengarahkan jawaban yang kurang
tepat.

e. Kegiatan guru dalam pengorganisasian siswa, waktu, dan sarana


Dalam materi permasalahan sosial, guru menggunakan metode
ceramah, demonstrasi, tanya jawab, pemberian tugas, dan diskusi.
Siswa dibagi menjadi lima kelompok. Pembagian kelompok dilakukan
dengan cara meminta siswa untuk berhitung 1 sampai 5. Siswa yang
menyebut angka 1, bergabung dengan siswa yang berangka sama,
begitu seterusnya. Siswa dalam satu kelompok duduk berhadapan

22
mengelilingi meja. Pada saat itu, keadaan kelas cukup gaduh. Hal ini
terjadi karena siswa yang mencari temannya dalam satu kelompok
membawa kursi masing-masing. Pengelompokan dengan cara seperti
ini terlihat kurang efisien karena kondisi kelas menjadi sangat ramai.
Setelah siswa tenang kembali, guru mulai membagikan kertas.
Masing- masing kelompok menerima lembar kerja yang berisi tentang
permasalahan sosial yang harus didiskusikan dengan pembagian
sebagai berikut:
1) Kelompok 1
mendeskripsikan upaya mengatasi permasalahan rusak atau
buruknya fasilitas umum dan menunjukkan peran pemerintah
dalam mengatasi permasalahan tersebut.
2) Kelompok 2
mendeskripsikan upaya mengatasi permasalahan perilaku tidak
disiplin dan menunjukkan peran pemerintah dalam mengatasi
permasalahan tersebut.
3) Kelompok 3
mendeskripsikan upaya mengatasi permasalahan penyalahgunaan
narkoba dan menunjukkan peran pemerintah dalam mengatasi
permasalahan tersebut.
4) Kelompok 4
mendeskripsikan upaya mengatasi permasalahan pemborosan
energi dan menunjukkan peran pemerintah dalam mengatasi
permasalahan tersebut.
5) Kelompok 5
mendeskripsikan upaya mengatasi permasalahan kelangkaan
barang-barang kebutuhan dan menunjukkan peran pemerintah
dalam mengatasi permasalahan tersebut.

Selama siswa bekerja dalam kelompok dan berdiskusi, guru


memantau dan memberikan bimbingan sehingga diskusi bisa berjalan
lancar. Siswa dilarang

23
membuka buku selama proses diskusi. Harapannya, dengan cara
semacam ini hasil diskusi nantinya murni pendapat masing-masing
siswa itu. Setelah waktu yang disediakan untuk berdiskusi habis, siswa
kembali pada tempat duduk masing-masing. Siswa kembali ke tempat
duduk semula dengan membawa kursi masing-masing sehingga
suasana kelas terlihat gaduh dan berantakan lagi. Guru menenangkan
siswa dengan mengetukkan penghapus ke meja.
Kegiatan belajar dilanjutkan dengan presentasi hasil diskusi.
Masing- masing wakil kelompok diberi kesempatan untuk
membacakan hasil diskusinya dan dibahas bersama-sama. Akibat dari
kegaduhan itu, siswa menjadi kurang begitu siap untuk menyampaikan
hasil diskusinya. Banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat
penyampaian hasil diskusi yang disampaikan oleh salah satu
kelompok. Bahkan sampai giliran kelompok terakhir menyampaikan
hasil diskusinya, keadaan siswa di kelas juga masih kurang bisa
terkondisikan. Umpan balik dari guru untuk memberikan tanggapan
pada masing-masing kelompok pun tidak langsung diberikan, sehingga
siswa kurang mampu memperhatikan permasalahan yang dibahas dan
tanggapan yang diberikan guru.
Sementara itu, untuk materi perkembangan teknologi, guru
menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.
Materi ini sudah pernah dibahas pada pertemuan sebelumnya,
sehingga pada saat observasi dilakukan, kegiatan siswa adalah
mengulang dan mengingat materi tersebut.

Untuk mencapai tujuan yang telah ditargetkan, guru kelas IV di SDN


Caturtunggal I mengorganisasi waktu yang tersedia dengan baik.
Langkah pertama yang dilakukan guru adalah menyampaikan materi
yang bersifat informatif dengan ceramah. Selanjutnya, guru membagi
siswa dalam kelompok kecil untuk mendiskusikan materi
pembelajaran pada hari itu. Pembentukan kelompok ini bertujuan agar
siswa berlatih untuk mengemukakan pendapatnya dan menghargai
pendapat temannya. Selain itu, siswa yang memiliki kemampuan lebih

24
dapat membantu temannya dalam memahami materi.
f. Kegiatan guru dalam mengakhiri pembelajaran
Di akhir pembelajaran, guru tidak lupa menyimpulkan
pembelajaran, memberikan evaluasi, dan pesan moral kepada siswa-
siswanya. Guru kemudian menutup pembelajaran dengan
menyampaikan salam.

Kegiatan guru kelas IV di SDN Caturtunggal I dalam mengakhiri


pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan soal evaluasi. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi
yang diharapkan. Kegiatan yang biasa dilakukan guru adalah
memberikan tes, baik lisan maupun tertulis, dan juga meninjau
kembali penguasaan siswa. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini, guru
bisa mengetahui kompetensi yang sudah dan belum dikuasai oleh
siswa.

25
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Penilaian pendidikan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian merupakan rangkaian kegiatanuntuk memperoleh, menganalisis,
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik.
Ada beberapa fungsi penilaian pembelajaran IPS, diantaranya adalah
1. Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan instruksional.
2. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar.
3. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar mahasiswa kepada
orangtuanya.
Tujuan penilaian ini dilakukan adalah untuk melihat seberapa jauh
proses perkembangan siswa yang terjdi selama proses belajar mengajar
yang telah dilaluinya. Hal ini dilakukan guna untuk mengembangkan
perbaikan mutu pendidikan di sekolah agar mengetahui sejauh mana
kualitas peserta didik sehingga akan tahu untuk memperbaikinya labih
lanjut dimasa yang akan datang.
Prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:
1. Valid
2. Obyektif
3. Adil
4. Terbuka
5. Bermakna
6. Mendidik
7. Menyeluruh
8. Berkesinambungan
9. Akuntabel
Jenis-jenis evaluasi pembelajaran
- Evaluasi Berdasaran Lingkup Kegiatan Pembelajaran
- Evaluasi Berdasarkan Tujuan

26
B. Saran
Makalah yang kami buat merupakan makalah yang bersumber dari
materi-materi yang ada dalam buku. Kekurangan dan kesalahan ketik
merupakan murni kesalahan kami, maka dari itu kami meminta kritik dan
masukan agar makalah kami selanjtnya menjadi lebih baik

27
28
DAFTAR PUSTAKA
Amirono & Daryanto. (2016). Evaluasi Dan Penilaian Kurikulum 2013,
Yogyakarta: Gava Media
Arifin, Zainal. (2017).Evaluasi Pembelajaran Cet. IX. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Eka dan Yusnaldi. (2019).Potret Baru Pembelajaran IPS. Medan: Perdana
Publishing
Purwanto, M. Ngalim. (1994). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran
Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya.
S, Anas. (2005).Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Grafindo Persada
Sunarti dan Rahmawati, Selly. (2014). Penilaian Dalam Kurikulum 2013
Membantu Guru Dan Calon Guru Mengetahui Langkah-Langkah
Penilaian Pembelajaran,Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET
Winkel, W.S. (2004). Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi, 2004

29

Anda mungkin juga menyukai